Disusun oleh :
Nurfadilah (191040400198)
Kelas : 05FARP003
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Batuk adalah masalah kesehatan yang paling umum pada anak-anak. Hasil
tersebut sebanding dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Soepardi Soedibyo
(2013) dimana 100% anak mengalami batuk (Soedibyo, 2013). Batuk adalah proses
ekspirasi eksplosif yang akan memberikan mekanisme pertahanan normal untuk
membersihkan saluran napas dari segala sekret atau benda asing yang menyumbat saluran
pernapasan. Batuk belum tentu penyakit, melainkan gejala obstruksi jalan napas, yang
mencegah benda asing memasuki saluran udara dan mengeluarkan benda asing atau
sekresi abnormal dari saluran oksigen.
Batuk juga terkadang merupakan gejala awal penyakit. Terapi obat yang biasa
digunakan untuk mengatasi gejala batuk adalah penekan batuk, ekspektoran, dan
mukolitik (Ikawati Zulies, 2008).
Batuk dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu batuk berdasarkan etiologi termasuk
batuk spesifik (batuk dengan penyebab) dan batuk non spesifik (batuk biasanya sembuh
sendiri tanpa pengobatan). batuk akut (8 minggu) dan batuk menurut ciri-cirinya antara
lain: batuk berdahak (cough with sputum) dan batuk yang tidak diketahui penyebabnya
(batuk tanpa dahak) (Chang AB, 2003).
Batuk merupakan gejala yang umumnya terkait dengan infeksi saluran pernapasan
virus dan bakteri dan menyebabkan ketidaknyamanan pada pasien. Oleh karena itu, batuk
adalah salah satu alasan paling umum orang tua mencari perhatian medis, terutama jika
batuk menyerang anak-anak (Schaefer et al., 2009).
Salah satu pelayanan kesehatan yang menjadi andalan masyarakat untuk
pengobatan batuk adalah apotek. Menurut Permenkes No. 35 Tahun 2014, apotek adalah
lembaga pelayanan kesehatan tempat seorang apoteker melakukan praktik kefarmasian.
Evaluasi resep merupakan salah satu pelayanan kefarmasian yang diberikan di apotek
(Anonim, 2014).
Langkah-langkah praktis yang dapat dilakukan apoteker untuk mencegah
kesalahan pengobatan antara lain melakukan review resep, termasuk studi administrasi,
farmasi, dan klinis (Anonim, 2014).
Peninjauan administrasi resep, termasuk nama pasien, usia, jenis kelamin dan
berat badan, nama dokter, nomor telepon, inisial dokter dan tanggal resep, pemeriksaan
obat resep, termasuk formulasi, dosis, stabilitas dan kompatibilitas, dan urutan penilaian,
termasuk ketepatan indikasi , ketepatan dosis, aturan pemberian, cara pemberian obat,
lama penggunaan, duplikasi/multi obat, reaksi obat yang merugikan, kontraindikasi dan
interaksi obat (Anonim, 2014).
Resep yang baik harus mengandung informasi yang cukup untuk memungkinkan
apoteker mendeteksi kesalahan sebelum menyiapkan atau memberikan obat. Kesalahan
ini termasuk menghilangkan informasi yang diperlukan, resep yang tidak tepat (yang
dapat mengakibatkan dosis atau waktu yang salah), dan penulisan obat yang tidak tepat
untuk situasi tertentu (Katzung, 2004).
Pencatatan nama pasien, umur, berat badan, nama obat, potensi, aturan pakai,
jumlah dan dosis obat yang tidak memadai dan tidak jelas dapat menyebabkan kesalahan
pengobatan. Akibat dari kesalahan pengobatan dapat berbahaya bagi pasien terutama
pada anak-anak, karena sistem enzim yang terlibat dalam metabolisme obat pada anak-
anak belum terbentuk atau ada tetapi dalam jumlah kecil, sehingga metabolisme tidak
optimal. Ginjal pada anak belum berkembang dengan baik, sehingga kemampuan
eliminasi obat tidak optimal (Aslam et al., 2003).
B. Landasan Teori
Penyebab flu biasa hampir selalu virus. Lebih dari dua ratus virus diketahui
menyebabkan pilek (termasuk hinovirus, virus parainfluenza, dan virus pernapasan
syncytial), dan diperkirakan 1.500 virus batuk dan pilek atau kombinasi virus. Karena
anak-anak tidak memiliki banyak kesempatan untuk memperkuat sistem kekebalan
mereka terhadap virus ini, mereka sangat rentan terhadap batuk dan pilek.
(Einsenberg, 1998: 636).
Batuk pilek memiliki gejala seperti pilek, batuk ringan, dan terkadang bersin.
Hidung berair jernih. Jika ada infeksi sekunder dengan kokus, selaput lendir menjadi
menebal dan bernanah. Gejala ini sangat memprihatinkan bagi anak-anak. Hidung
tersumbat menyebabkan bayi bernapas dengan mulut dan membuat mereka merasa
tidak nyaman. Anak yang lebih besar terkadang mengeluh nyeri otot dan pusing.
(Ngastiya, 1997:13)
a. Metode farmakologi :
Terapi farmakologi. Pilihan pengobatan obat harus disesuaikan dengan
jenis batuk. Obat batuk adalah obat yang bekerja pada susunan saraf pusat dengan
cara menghambat pusat batuk seperti dekstrometorfan HBr, noskapin dan
butamirat sitrat (ASHSP, 2011; Tjay, 2008: 661663).
Mukolitik bekerja dengan cara mengurangi kekentalan sputum dengan
cara memotong serat mukopolisakarida agar sputum lebih encer dan mudah
dikeluarkan melalui kerja empedu seperti Ambroxol HCl, Bromhexine,
Acetylcysteine, Erdosteine, dan Carbocysteine (ASHSP, 2011; Sweetman, 2009:
1571560; Tjay , 2008: 66).
Ekspektoran bekerja dengan merangsang reseptor di mukosa lambung
sebagai refleks untuk meningkatkan sekresi dari kelenjar saluran pernapasan,
sehingga mengurangi kekentalan sputum seperti Amonium Cl dan Glyceryl
Guaiacolate (ASHSP). , 2011; Tjay, 2008: 660665) .
Pengobatan sendiri adalah proses pengobatan yang dilakukan sendiri
mulai dari munculnya gejala hingga pemilihan dan penggunaan obat. Pengobatan
sendiri biasanya disediakan untuk penyakit ringan yang tidak memerlukan
perhatian medis. Obat yang dapat digunakan untuk pengobatan sendiri adalah
obat bebas dan resep terbatas, obat tradisional (Rikomah, 2016:159160).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan n. 919/Menkes/Per/X/1993
Golongan obat yang mengobati sendiri meliputi obat bebas, obat resep terbatas,
dan obat resep (OWA) (Menkes RI, 1993).
Subscriptio
17 Tanda tangan/paraf dokter
Kesimpulan
Resep tersebut lengkap/tidak lengkap*
Dosis
No Nama Obat Dosis resep Dosis literatur Kesimpulan Rekomendasi
1 Alco drop 3 x sehari Ds: Tts anak 2-5 Sudah Perlu
0,6 ml thn 3x 0,8 ml. Sir sesuai/belum diubah/tidak
Plus/Sir plus. sesuai* perlu diubah*
DMP Dws dan
anak >12 thn
sehari 3x sehari 5
ml, anak 6-12 thn
sehari 3x 2,5 ml,
2-5 tahun sehari
3x sehari 1,25 ml
2 Mucopect 3 x sehari Ds: sirup dan anak Sudah Perlu
Drop 0,6 ml >12 tahun: 30 sesuai/belum diubah/tidak
mg/5 ml: sehari 2- sesuai* perlu diubah*
3 ml. Anak 6-
12thn sehari 2-3x
2,5 ml. sirup anak
< 2 thn: sehari 2x
1 ml (20 tts)
3 Lasal syrp 3 x sehari Ds: sirup:sehari 2- Sudah Perlu
1,5 ml 3 x; dws 5-10 ml; sesuai/belum diubah/tidak
anak 6-12 th, 5 sesuai* perlu diubah*
ml; anak <6
thn,2,5-5 ml.
inj:dws 0,5-1 ml;
anak 0,2-0,3 ml
disuntikkan tiap 4
jam jika perlu.
4 Colergis 3 x sehari 2 Dws dan anak >12 Sudah Perlu
syrp ml thn:1tab (1sdt) sesuai/belum diubah/tidak
setiap 4-6 jam, sesuai* perlu diubah*
sehari tidak lebih
dari 6 tab (6 sdtk);
anak 6-12thn:1/2
tab (1/2 sdtk)
setiap 4-6 jam,
sehari tidak lebih
dari 3 tab (3sdtk);
anak 2-6 thn;1/4
tab (1/4 sdtk)
setiap 4-6 jam,
sehari tidak lebih
dari 1 ½ tab (1 ½
sdtk).
Pertimbangan Klinis
No Kriteria Permasalahan Keterangan
1 Indikasi - Sesuai/tidak sesuai*
2 Kontraindikasi - Sesuai/tidak sesuai*
3 Interaksi - Sesuai/tidak sesuai*
4 Duplikasi/polifarmasi - Sesuai/tidak sesuai*
5 Alergi - Sesuai/tidak sesuai*
6 Efek samping - Sesuai/tidak sesuai*
7 Reaksi obat yang merugikan - Sesuai/tidak sesuai*
(ADR/Adverse Drug Reaction)
1. Alco drop :
10
x 0,8 ml = 0,053 ml x 20 tetes = 1,06 ml
150
2. Mucopect drop :
10
x 2 ml = 0,133 ml x 20 tetes = 2,6 ml
150
3. Lasal sirup :
10
x 2,5 ml = 0,166 ml x 20 tetes = 3,3 ml
150
4. Colergis sirup :
10
x 2 ml = 0,13 ml x 20 tetes = 2,6 ml
150
2. Mucopect Drop
HNA = 20 ml X 1 = Rp. 88.000
HJA = 𝐻𝑁𝐴 + ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑝𝑛 10% + 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 (25%)
HJA = 88.000 + 8.800 + 22.000 = 118.800
3. Lasal Sirup
HNA = 100 ml x 1 = 35.000
HJA = 𝐻𝑁𝐴 + ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑝𝑛 10% + 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 (25%)
HJA = 35.000 + 3.500 + 8.750 = 47.250
4. Colergis Sirup
HNA = 60 ml x 1 = 37.000
HJA = 𝐻𝑁𝐴 + ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑝𝑛 10% + 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 (25%)
HJA = 37.000 + 3.700 + 9.250 = 49.950
Total harga yang dibayar oleh pasien = Alco drop 108.000, Mucopect Drop 118.800,
Lasal sirup 47.250, Colergis sirup 49.950
1. Alco Drop
APOTEK
STIKES KHARISMA PERSADA
JL.SURYA KENCANA NO.1, PAMULANG
APOTEKER : MELIZSA, S.Si., MM., Apt
STRA: 03-0205-8306
No. 1 13-06-2015
3. Lasal Sirup
APOTEK
STIKES KHARISMA PERSADA
JL.SURYA KENCANA NO.1, PAMULANG
APOTEKER : MELIZSA, S.Si., MM., Apt
STRA: 03-0205-8306
No. 3 13-06-2015
APOTEK
STIKES KHARISMA PERSADA
JL.SURYA KENCANA NO.1, PAMULANG
APOTEKER : MELIZSA, S.Si., MM., Apt
STRA: 03-0205-8306
No. 4 13-06-2015
KOCOK DAHULU
X. PIO
5. Alco drop : 3 x sehari 0,6 ml
6. Mucopect drop : 3 x sehari 0,6 ml
7. Lasal sirup : 3 x sehari 1,5 ml
8. Colergis sirup : 3 x sehari 2 ml
Melizsa. 2019. Buku Panduan Praktikum Farmasetika dasar. STIKes Kharisma Persada.
Pamulang. Hal 6; 13-15; 62-64.
Ikatan Apoteker Indonesia. 2016.ISO Informasi Spesialite Obat Indonesia, Volume 49
2015 s/d 2016. Jakarta: PT ISFI Penerbitan. Hal 462; Hal 454; Hal 435; Hal 69.
Soedibyo, S. Arie, Yulianto. Wardhana. 2013. Profil Penggunaan Obat Batuk Pilek Bebas pada
Pasien Anak di Bawah Umur 6 tahun. Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia/RS Dr. Cipto MangunKusumo. Jakarta.
Anonim. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan republik Indonesia no 35 tahun 2014, tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di apotek. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta
Taketomo. Carol K. Jane H. Hoding. Donna M.Kraus, 2009, Pediatric Dossage Handbook, 13th
edition, Lexi-Comp for the American Pharmacists Association.
Fradgley, S. 2003. Interaksi Obat Dalam Farmasi Klinis (Clinical Pharmacy) Menuju pengobatan
Rasional dan Penghargaan Pilihan Pasien, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo
Gramedia.
Arifianto, 2018. Virus yang Dapat Menyebabkan Batuk Pilek. Gagas Media. Jakarta.
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Raharja. (2008). Obat-Obat Penting dan Khasiatnya, Edisi VI,
Gramedia, Jakarta.
Sweetman, S.C. (2009). Martindale The Complete Drug Reference, 39th Edition, Pharmaceutical
Press, New York.
American Society of Health-System Pharmacists. (2011). ASHSP Drug Information, American
Society of Health System Pharmacist, Bethesda.
Ikawati, Zullies. (2011). Farmakoterapi Penyakit Sistem Saraf Pusat, Bursa Ilmu, Yogyakarta.
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Raharja. (2008). Obat-Obat Penting dan Khasiatnya, Edisi VI,
Gramedia, Jakarta.
Melizsa. 2019. Buku Panduan Praktikum Farmasetika dasar. STIKes Kharisma Persada.
Pamulang. Hal 6; 13-15; 62-64.
Ikatan Apoteker Indonesia. 2016.ISO Informasi Spesialite Obat Indonesia, Volume 49 2015 s/d
2016. Jakarta: PT ISFI Penerbitan. Hal 462; Hal 454; Hal 435; Hal 69.
LAMPIRAN