Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

PRAKTIKUM PELAYANAN KEFARMASIAN

Disusun oleh :

Nurfadilah (191040400198)

Chofifah Hanum (191040400176)

Kelas : 05FARP003

PROGRAM STUDI D III FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA DHARMA HUSADA
TANGERANG 2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Batuk adalah masalah kesehatan yang paling umum pada anak-anak. Hasil
tersebut sebanding dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Soepardi Soedibyo
(2013) dimana 100% anak mengalami batuk (Soedibyo, 2013). Batuk adalah proses
ekspirasi eksplosif yang akan memberikan mekanisme pertahanan normal untuk
membersihkan saluran napas dari segala sekret atau benda asing yang menyumbat saluran
pernapasan. Batuk belum tentu penyakit, melainkan gejala obstruksi jalan napas, yang
mencegah benda asing memasuki saluran udara dan mengeluarkan benda asing atau
sekresi abnormal dari saluran oksigen.
Batuk juga terkadang merupakan gejala awal penyakit. Terapi obat yang biasa
digunakan untuk mengatasi gejala batuk adalah penekan batuk, ekspektoran, dan
mukolitik (Ikawati Zulies, 2008).
Batuk dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu batuk berdasarkan etiologi termasuk
batuk spesifik (batuk dengan penyebab) dan batuk non spesifik (batuk biasanya sembuh
sendiri tanpa pengobatan). batuk akut (8 minggu) dan batuk menurut ciri-cirinya antara
lain: batuk berdahak (cough with sputum) dan batuk yang tidak diketahui penyebabnya
(batuk tanpa dahak) (Chang AB, 2003).
Batuk merupakan gejala yang umumnya terkait dengan infeksi saluran pernapasan
virus dan bakteri dan menyebabkan ketidaknyamanan pada pasien. Oleh karena itu, batuk
adalah salah satu alasan paling umum orang tua mencari perhatian medis, terutama jika
batuk menyerang anak-anak (Schaefer et al., 2009).
Salah satu pelayanan kesehatan yang menjadi andalan masyarakat untuk
pengobatan batuk adalah apotek. Menurut Permenkes No. 35 Tahun 2014, apotek adalah
lembaga pelayanan kesehatan tempat seorang apoteker melakukan praktik kefarmasian.
Evaluasi resep merupakan salah satu pelayanan kefarmasian yang diberikan di apotek
(Anonim, 2014).
Langkah-langkah praktis yang dapat dilakukan apoteker untuk mencegah
kesalahan pengobatan antara lain melakukan review resep, termasuk studi administrasi,
farmasi, dan klinis (Anonim, 2014).
Peninjauan administrasi resep, termasuk nama pasien, usia, jenis kelamin dan
berat badan, nama dokter, nomor telepon, inisial dokter dan tanggal resep, pemeriksaan
obat resep, termasuk formulasi, dosis, stabilitas dan kompatibilitas, dan urutan penilaian,
termasuk ketepatan indikasi , ketepatan dosis, aturan pemberian, cara pemberian obat,
lama penggunaan, duplikasi/multi obat, reaksi obat yang merugikan, kontraindikasi dan
interaksi obat (Anonim, 2014).
Resep yang baik harus mengandung informasi yang cukup untuk memungkinkan
apoteker mendeteksi kesalahan sebelum menyiapkan atau memberikan obat. Kesalahan
ini termasuk menghilangkan informasi yang diperlukan, resep yang tidak tepat (yang
dapat mengakibatkan dosis atau waktu yang salah), dan penulisan obat yang tidak tepat
untuk situasi tertentu (Katzung, 2004).
Pencatatan nama pasien, umur, berat badan, nama obat, potensi, aturan pakai,
jumlah dan dosis obat yang tidak memadai dan tidak jelas dapat menyebabkan kesalahan
pengobatan. Akibat dari kesalahan pengobatan dapat berbahaya bagi pasien terutama
pada anak-anak, karena sistem enzim yang terlibat dalam metabolisme obat pada anak-
anak belum terbentuk atau ada tetapi dalam jumlah kecil, sehingga metabolisme tidak
optimal. Ginjal pada anak belum berkembang dengan baik, sehingga kemampuan
eliminasi obat tidak optimal (Aslam et al., 2003).

B. Landasan Teori

1. Definisi Batuk Pilek


Batuk dan pilek adalah infeksi terutama pada nasofaring dan hidung yang sering
menyerang bayi dan anak-anak. Batuk dan pilek pada anak-anak cenderung
diperburuk oleh infeksi yang menutupi sinus, telinga bagian bawah, dan nasofaring
dengan demam tinggi. Penyakit ini pada dasarnya adalah penyakit self-limiting yang
sembuh dengan sendirinya dalam 56 hari tanpa adanya kuman lain. (Ngastiya,
1997:12).
Batuk pilek adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas
(hidung dan tenggorokan) dan menimbulkan gejala pilek atau hidung tersumbat,
batuk sering disertai demam dan sakit kepala (Arifianto, 2018 : 93).

2. Patofisiologi Batuk Pilek


Inisiasi pembengkakan lapisan submukosa hidung disertai dengan vasodilatasi
pembuluh darah. Ada infiltrasi leukosit, pertama monosit dan kemudian leukosit
polimorfonuklear. Banyak sel epitel superfisial dilepaskan, dan setelah melewati fase
akut, terjadi regenerasi sel epitel lebih lanjut. (Ngastiya, 2005: 31).
Banyak virus yang dapat menyebabkan pilek, tetapi yang paling umum adalah
hinovirus (ada 100 virus berbeda yang dapat menginfeksi manusia, diikuti oleh
respiratory syncytial virus (RSV) dan adenovirus. Virus yang masuk ke dalam tubuh
dan masuk ke saluran pernapasan dari hidung ke tenggorokan kita akan mengaktifkan
serangkaian respon sistem imun (pertahanan tubuh) dan terwujud dalam gejala yang
dirasakan. (Arifianto, 2018: 93).

3. Penyebab Batuk Pilek

Penyebab flu biasa hampir selalu virus. Lebih dari dua ratus virus diketahui
menyebabkan pilek (termasuk hinovirus, virus parainfluenza, dan virus pernapasan
syncytial), dan diperkirakan 1.500 virus batuk dan pilek atau kombinasi virus. Karena
anak-anak tidak memiliki banyak kesempatan untuk memperkuat sistem kekebalan
mereka terhadap virus ini, mereka sangat rentan terhadap batuk dan pilek.
(Einsenberg, 1998: 636).

4. Tahapan Batuk Pilek


Batuk dan pilek adalah respon tubuh terhadap pengeluaran benda asing, termasuk
virus, bakteri, debu, lendir, dan partikel kecil lainnya yang mencoba mencemari
saluran udara dari leher ke tenggorokan hingga ke paru-paru. Batuk membantu
membuka jalan napas agar penderita tidak sesak napas. Keputihan atau lendir yang
dihasilkan saat seseorang batuk atau pilek merupakan upaya tubuh untuk
mengeluarkan benda asing, termasuk partikel virus dan bakteri, dari saluran
pernapasan bagian atas seseorang. (Arifianto, 2018: 92).

5. Tanda Gejala Batuk Pilek

a. Hidung berair (pengeluaran bersifat cair dan bening).


b. Hidung tersumbat.
c. Bersin.
d. Panas tidak lebih dari 380C.
(Einsenberg,1998:635).

6. Tahapan Batuk Pilek

Batuk pilek memiliki gejala seperti pilek, batuk ringan, dan terkadang bersin.
Hidung berair jernih. Jika ada infeksi sekunder dengan kokus, selaput lendir menjadi
menebal dan bernanah. Gejala ini sangat memprihatinkan bagi anak-anak. Hidung
tersumbat menyebabkan bayi bernapas dengan mulut dan membuat mereka merasa
tidak nyaman. Anak yang lebih besar terkadang mengeluh nyeri otot dan pusing.
(Ngastiya, 1997:13)

7. Pencegahan Batuk Pilek


a. Menerapkan gaya hidup sehat.
b. Hindari asap rokok.
c. Hindari penggunaan tungku kayu yang mencemari udara karena asap dari kayu
bakar dapat menurunkan daya tahan tubuh anak sehingga lebih mudah terkena
batuk dan pilek.
d. Jauhkan anak-anak di bawah usia lima tahun yang menderita batuk dan pilek
e. Sebisa mungkin, Anak-anak harus dibiasakan untuk mencuci tangan sebelum dan
sesudah bersentuhan dengan apa pun yang disentuh orang yang terinfeksi batuk
pilek. (Einsenberg, 1998:637).
8. Batuk klasifikasi pilek
a. Batuk ringan : bila batuk tidak mengganggu tidur, dahak berdahak, lendir bening,
lakrimasi, tidak demam tinggi atau tidak lebih dari 380 c. Batuk dan pilek
berlangsung 5-6 hari. (Ngastiya, 1997:12).
b. Batuk sedang : lendir kental kuning-hijau, konsistensi kehijauan, demam tinggi di
atas 380 C, sakit tenggorokan saat menelan.
c. Batuk berat yang parah: demam tinggi, kesulitan bernapas, mendengkur, bicara
cadel, terkadang kesadaran menurun (misalnya, pneumonia).
(Departemen Kesehatan RI, 1998).

9. Metode Pengobatan Batuk Pilek

a. Metode farmakologi :
Terapi farmakologi. Pilihan pengobatan obat harus disesuaikan dengan
jenis batuk. Obat batuk adalah obat yang bekerja pada susunan saraf pusat dengan
cara menghambat pusat batuk seperti dekstrometorfan HBr, noskapin dan
butamirat sitrat (ASHSP, 2011; Tjay, 2008: 661663).
Mukolitik bekerja dengan cara mengurangi kekentalan sputum dengan
cara memotong serat mukopolisakarida agar sputum lebih encer dan mudah
dikeluarkan melalui kerja empedu seperti Ambroxol HCl, Bromhexine,
Acetylcysteine, Erdosteine, dan Carbocysteine (ASHSP, 2011; Sweetman, 2009:
1571560; Tjay , 2008: 66).
Ekspektoran bekerja dengan merangsang reseptor di mukosa lambung
sebagai refleks untuk meningkatkan sekresi dari kelenjar saluran pernapasan,
sehingga mengurangi kekentalan sputum seperti Amonium Cl dan Glyceryl
Guaiacolate (ASHSP). , 2011; Tjay, 2008: 660665) .
Pengobatan sendiri adalah proses pengobatan yang dilakukan sendiri
mulai dari munculnya gejala hingga pemilihan dan penggunaan obat. Pengobatan
sendiri biasanya disediakan untuk penyakit ringan yang tidak memerlukan
perhatian medis. Obat yang dapat digunakan untuk pengobatan sendiri adalah
obat bebas dan resep terbatas, obat tradisional (Rikomah, 2016:159160).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan n. 919/Menkes/Per/X/1993
Golongan obat yang mengobati sendiri meliputi obat bebas, obat resep terbatas,
dan obat resep (OWA) (Menkes RI, 1993).

b. Metode non farmakologi :


Terapi non farmakologi dapat dilakukan dengan minum air putih, menghirup uap
panas, emolien seperti madu, tablet hisap, dan menghindari pemicu batuk seperti
debu dan asap rokok. , makanan berlemak, minuman dingin (Ikawati, 2011) .
STUDI KASUS

TEMPELKAN RESEP DISINI

I. Membaca resep dokter dengan ditulis kembali


R/ Alco drop
3 ISINI
x sehari 0,6 ml
R/ Mucopect drop
3 x sehari 0,6 ml
R/ Lasal syr
3 x sehari 1,5 ml
R/ Colergis syr
3 x sehari 2 ml

II. Mengenali Riwayat pasien


No Kriteria Keterangan
1 Data pasien An. Daffandra Ramadhan Furqon, 0
tahun 10 bulan, Laki-laki
2 Riwayat penyakit Penyakit yang pernah diderita : -
Keluhan sekarang : Pilek, Batuk
berdahak, Sesak pada saluran
pernapasan.
3 Riwayat pengobatan Alco drop
Mucopect drop
Lasal syr
Colergis syr
4 Keadaan khusus pasien Asma

III. Skrining Resep


Administratif (Kelengkapan Resep)
Pada Resep
No Uraian
Ada Tidak
Inscriptio
Identitas dokter
1 Nama dokter 
2 SIP dokter - 
3 Alamat dokter 
4 Nomor telepon 
5 Tempat dan tanggal penulisan resep 
Invocatio
6 Tanda resep diawal penulisan resep (R/) 
Prescriptio
7 Nama obat 
8 Kekuatan obat 
9 Jumlah obat 
Signatura
10 Nama pasien 
11 Jenis kelamin 
12 Umur pasien 
13 Berat badan 
14 Alamat pasien 
15 Aturan pakai obat 
16 Iter/tanda lain 

Subscriptio
17 Tanda tangan/paraf dokter 
Kesimpulan
Resep tersebut lengkap/tidak lengkap*

Resep tidak lengkap karena tidak mencantumkan informasi mengenai SIP


dokter, alamat dokter, dan nomer telepon dokter

Cara penyelesaian: SIP, alamat dan nomer telepon dokter dapat


ditanyakan langsung kepada dokter/bagian administrasi
Kesesuaian Farmasetis
No Kriteria Permasalahan Keterangan
1 Bentuk sediaan - Sesuai/tidak sesuai*
2 Stabilitas obat - Sesuai/tidak sesuai*
3 Inkompabilitas - Sesuai/tidak sesuai*
4 Cara pemberian - Sesuai/tidak sesuai*
5 Jumlah dan aturan pakai - Sesuai/tidak sesuai*

Dosis
No Nama Obat Dosis resep Dosis literatur Kesimpulan Rekomendasi
1 Alco drop 3 x sehari Ds: Tts anak 2-5 Sudah Perlu
0,6 ml thn 3x 0,8 ml. Sir sesuai/belum diubah/tidak
Plus/Sir plus. sesuai* perlu diubah*
DMP Dws dan
anak >12 thn
sehari 3x sehari 5
ml, anak 6-12 thn
sehari 3x 2,5 ml,
2-5 tahun sehari
3x sehari 1,25 ml
2 Mucopect 3 x sehari Ds: sirup dan anak Sudah Perlu
Drop 0,6 ml >12 tahun: 30 sesuai/belum diubah/tidak
mg/5 ml: sehari 2- sesuai* perlu diubah*
3 ml. Anak 6-
12thn sehari 2-3x
2,5 ml. sirup anak
< 2 thn: sehari 2x
1 ml (20 tts)
3 Lasal syrp 3 x sehari Ds: sirup:sehari 2- Sudah Perlu
1,5 ml 3 x; dws 5-10 ml; sesuai/belum diubah/tidak
anak 6-12 th, 5 sesuai* perlu diubah*
ml; anak <6
thn,2,5-5 ml.
inj:dws 0,5-1 ml;
anak 0,2-0,3 ml
disuntikkan tiap 4
jam jika perlu.
4 Colergis 3 x sehari 2 Dws dan anak >12 Sudah Perlu
syrp ml thn:1tab (1sdt) sesuai/belum diubah/tidak
setiap 4-6 jam, sesuai* perlu diubah*
sehari tidak lebih
dari 6 tab (6 sdtk);
anak 6-12thn:1/2
tab (1/2 sdtk)
setiap 4-6 jam,
sehari tidak lebih
dari 3 tab (3sdtk);
anak 2-6 thn;1/4
tab (1/4 sdtk)
setiap 4-6 jam,
sehari tidak lebih
dari 1 ½ tab (1 ½
sdtk).

Pertimbangan Klinis
No Kriteria Permasalahan Keterangan
1 Indikasi - Sesuai/tidak sesuai*
2 Kontraindikasi - Sesuai/tidak sesuai*
3 Interaksi - Sesuai/tidak sesuai*
4 Duplikasi/polifarmasi - Sesuai/tidak sesuai*
5 Alergi - Sesuai/tidak sesuai*
6 Efek samping - Sesuai/tidak sesuai*
7 Reaksi obat yang merugikan - Sesuai/tidak sesuai*
(ADR/Adverse Drug Reaction)

IV. Karakteristik Obat


1 Nama Obat di Resep  Alco drop 15 ml
 Mucopect drop 20 ml
 Lasal sirup 100 ml
 Colergis sirup 60 ml
Komposisi  Alco drop
Komposisi : Pseudoefidrin HCl 7,5 mg.
Sir plus pseudoefidrine HCl 30 mg,
bromfeniramine maleat 2 mg,
dekstrometorfan HBr 10 mg/0,8 ml
 Mucopect drop
Komposisi : Ambroxol-HCl 30 mg/tab;
75 mg/tab retard; 30 mg/5 ml eliksir; 15
mg/ ml sirup anak; 7.5 mg/ml solution.
 Lasal sirup :
Komposisi : Salbutamolsulfat 2 mg; 4
mg/ kap; 2 mg/5 ml sirup; 0,5 mg/ml
inj.
 Colergis sirup
Komposisi : betametason 0,25 mg,
deksklorfeniramin maleat 2 mg tiap tab
atau 5 ml sirup.
Pemberian obat  Alco drop diminum 3x sehari 0,6 ml
 Mucopect drop diminum 3x sehari 0,6
ml
 Lasal syrp diminum 3x sehari 1,5 ml
 Colergis syrp diminum 3x sehari 2 ml
Indikasi  Alco drop untuk menghilangkan gejala
bersin-bersin dan hidung tersumbat
karena Flu.
 Mucopect drop untuk agen mukolitik
penyakit saluran nafas akut dan kronis,
khususnya eksaserbasi bronkus kronis
dan asma bronkial.
 Lasal sirup untuk asma bronkial,
bronchitis kronik.
 Colergis sirup untuk pengobatan
penyakit seperti alergi pada saluran
pernafasan, kulit, dan mata.
Kontraindikasi -
Peringatan Alco drop : Tidak disarankan untuk
dikonsumsi yang memiliki tekanan darah
rendah.
Efek samping -
Kategori kehamilan -
Pabrik yang memproduksi  Alco drop : Interbat
 Mucopect drop : Boehringer Ingelhiam.
 Lasal sirup : Lapi
 Colergis sirup : Dexa medica
PBF yang mendistribusikan  Alco drop : PT. Enseval
 Mucopect drop : PT. Merapi Utama
Pharma
 Lasal sirup : PT. Combi
 Colergis sirup : PT. Anugrah Argon
Medika
Subsitusi obat  Alco : medifed, lafed, kontrabat
 Mucopect : nuvopec, silopect, mucos
 Lasal : salbutamol,azmacon,fartolin.
 Colergis : dextamine, dexteem,
celestamine.
V. Perhitungan Dosis Lazim/maksimal
𝑛
Rumus Bayi : 150 x dosis dewasa
Usul ml menjadi tetes dikali 20

1. Alco drop :
10
x 0,8 ml = 0,053 ml x 20 tetes = 1,06 ml
150

2. Mucopect drop :
10
x 2 ml = 0,133 ml x 20 tetes = 2,6 ml
150

3. Lasal sirup :
10
x 2,5 ml = 0,166 ml x 20 tetes = 3,3 ml
150

4. Colergis sirup :
10
x 2 ml = 0,13 ml x 20 tetes = 2,6 ml
150

VI. Perhitungan Harga


1. Alco Drop
HNA = 15 ml X 1 = Rp. 80.000
HJA = 𝐻𝑁𝐴 + ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑝𝑛 10% + 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 (25%)
HJA = 80.000 + 8.000 + 20.000 = 108.000/fls

Rp. 108.000 X 1 fls = 108.000/fls

2. Mucopect Drop
HNA = 20 ml X 1 = Rp. 88.000
HJA = 𝐻𝑁𝐴 + ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑝𝑛 10% + 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 (25%)
HJA = 88.000 + 8.800 + 22.000 = 118.800

Rp. 118.800 X 1 fls = 118.800

3. Lasal Sirup
HNA = 100 ml x 1 = 35.000
HJA = 𝐻𝑁𝐴 + ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑝𝑛 10% + 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 (25%)
HJA = 35.000 + 3.500 + 8.750 = 47.250

Rp. 47.250 X 1 fls = 47.250

4. Colergis Sirup
HNA = 60 ml x 1 = 37.000
HJA = 𝐻𝑁𝐴 + ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑝𝑛 10% + 𝑚𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 (25%)
HJA = 37.000 + 3.700 + 9.250 = 49.950

Rp. 49.950 X 1 fls = 49.950/fls

Total harga yang dibayar oleh pasien = Alco drop 108.000, Mucopect Drop 118.800,
Lasal sirup 47.250, Colergis sirup 49.950

VII. Perhitungan Sediaan

1. Alco drop : 1 botol (15ml)


2. Mucopect drop : 1 botol (20 ml)
3. Lasal sirup : 1 botol (100 ml)
4. Colergis sirup : 1 botol (60 ml)

VIII. Perhitungan Pengenceran (jika ada)

IX. Label Resep, copy resep (jika ada)

1. Alco Drop

APOTEK
STIKES KHARISMA PERSADA
JL.SURYA KENCANA NO.1, PAMULANG
APOTEKER : MELIZSA, S.Si., MM., Apt
STRA: 03-0205-8306
No. 1 13-06-2015

An. Daffandra Ramadhan Furqon (10bln)


3 x sehari 0,6 ml tablet/kapsul
bungkus/tetes/ ml
sendok takar 5 ml/15 ml
2. Mucopect Drop

APOTEK
STIKES KHARISMA PERSADA
JL.SURYA KENCANA NO.1, PAMULANG
APOTEKER : MELIZSA, S.Si., MM., Apt
STRA: 03-0205-8306
No. 2 13-06-2015

An. Daffandra Ramadhan Furqon (10bln)


3 x sehari 0,6 ml tablet/kapsul
bungkus/tetes/ ml
sendok takar 5 ml/15 ml

3. Lasal Sirup

APOTEK
STIKES KHARISMA PERSADA
JL.SURYA KENCANA NO.1, PAMULANG
APOTEKER : MELIZSA, S.Si., MM., Apt
STRA: 03-0205-8306
No. 3 13-06-2015

An. Daffandra Ramadhan Furqon (10bln)


3 x sehari 1,5 ml tablet/kapsul
bungkus/tetes/ ml
sendok takar 5 ml/15 ml
4. Colergis sirup

APOTEK
STIKES KHARISMA PERSADA
JL.SURYA KENCANA NO.1, PAMULANG
APOTEKER : MELIZSA, S.Si., MM., Apt
STRA: 03-0205-8306
No. 4 13-06-2015

An. Daffandra Ramadhan Furqon(10bln)


3 x sehari 2 ml tablet/kapsul
bungkus/tetes/ ml
sendok takar 5 ml/15 ml

KOCOK DAHULU

Tidak boleh diulang tanpa R/ dokter

X. PIO
5. Alco drop : 3 x sehari 0,6 ml
6. Mucopect drop : 3 x sehari 0,6 ml
7. Lasal sirup : 3 x sehari 1,5 ml
8. Colergis sirup : 3 x sehari 2 ml

XI. Literatur (Daftar Pustaka)

Melizsa. 2019. Buku Panduan Praktikum Farmasetika dasar. STIKes Kharisma Persada.
Pamulang. Hal 6; 13-15; 62-64.
Ikatan Apoteker Indonesia. 2016.ISO Informasi Spesialite Obat Indonesia, Volume 49
2015 s/d 2016. Jakarta: PT ISFI Penerbitan. Hal 462; Hal 454; Hal 435; Hal 69.

Ket: * coret salah satu


DAFTAR PUSTAKA

Soedibyo, S. Arie, Yulianto. Wardhana. 2013. Profil Penggunaan Obat Batuk Pilek Bebas pada
Pasien Anak di Bawah Umur 6 tahun. Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia/RS Dr. Cipto MangunKusumo. Jakarta.

Ikawati, Zullies. 2008. Farmakoterapi Penyakit Sistem Pernafasan. Pustaka Adipura.


Yogyakarta. p.37-82.

Anonim. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan republik Indonesia no 35 tahun 2014, tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di apotek. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta

Taketomo. Carol K. Jane H. Hoding. Donna M.Kraus, 2009, Pediatric Dossage Handbook, 13th
edition, Lexi-Comp for the American Pharmacists Association.

Fradgley, S. 2003. Interaksi Obat Dalam Farmasi Klinis (Clinical Pharmacy) Menuju pengobatan
Rasional dan Penghargaan Pilihan Pasien, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo
Gramedia.

Allen, LV., 2003. Contemporary Pharmaceutical Coumpounding, The Annals of


Pharmacotherapy 37 (10), 1526- 1528.

Ngastiyah, 1977. Pengertian Batuk Pilek, Jakarta:EGC.

Ngastiyah, 2005. Patofisiologi Batuk Pilek, Jakarta:EGC.

Ngastiyah, 1997. Gambaran Klinis Batuk Pilek, Jakarta:EGC.

Arifianto, 2018. Virus yang Dapat Menyebabkan Batuk Pilek. Gagas Media. Jakarta.

Tjay, Tan Hoan dan Kirana Raharja. (2008). Obat-Obat Penting dan Khasiatnya, Edisi VI,
Gramedia, Jakarta.

Sweetman, S.C. (2009). Martindale The Complete Drug Reference, 39th Edition, Pharmaceutical
Press, New York.
American Society of Health-System Pharmacists. (2011). ASHSP Drug Information, American
Society of Health System Pharmacist, Bethesda.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (1993). Permenkes Nomor 919/Menkes/Per/X/1993


tentang Kriteria Obat yang Dapat Diserahkan Tanpa Resep, Depkes RI, Jakarta.

Ikawati, Zullies. (2011). Farmakoterapi Penyakit Sistem Saraf Pusat, Bursa Ilmu, Yogyakarta.

Tjay, Tan Hoan dan Kirana Raharja. (2008). Obat-Obat Penting dan Khasiatnya, Edisi VI,
Gramedia, Jakarta.

Melizsa. 2019. Buku Panduan Praktikum Farmasetika dasar. STIKes Kharisma Persada.
Pamulang. Hal 6; 13-15; 62-64.

Ikatan Apoteker Indonesia. 2016.ISO Informasi Spesialite Obat Indonesia, Volume 49 2015 s/d
2016. Jakarta: PT ISFI Penerbitan. Hal 462; Hal 454; Hal 435; Hal 69.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai