Laporan BPOM Surabaya sebuah Rumah Sakit dengan Kepala Instalasi adalah Apoteker
X ditemukan:
Pengadaan Narkotika dan Psikotropika dari PBF dengan surat pesanan yang
ditandatangani Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK)
Arsip surat pesanan disimpan berdasarkan surat pesanan
Faktur dari PBF diarsipkan oleh bagian pengadaan dan tidak dapat ditunjukkan pada
saat pemeriksaan
Pencatatan mutasi obat narkotika dan psikotropika tidak dikerjakan dengan tertib
Terdapat selisih antara kartu stock dengan fisik barang
Pertanyaan:
a. Sebutkan peraturan yang mengatur tentang pelanggaran tersebut
b. Bagaimana bentuk bimbingan teknis yang dilakukan kepada petugas Dinas
Kesehatan Kab/Kota tersebut? Jelaskan!
Jawaban 1.a
Pengadaan Narkotika dan Psikotropika dari PBF dengan surat pesanan yang
ditandatangani Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK)
Menurut Buku Pedoman Pengelolaan Narkotika dan Psikotropika di Rumah Sakit pada 2.3
Pengadaan
Membuat surat pesanan Narkotika dan Psikotropika dengan kriteria sebagai berikut:
1) Asli
2) Ditanda tangani oleh Apoteker kepala Instalasi Farmasi
3) Dilengkapi dengan nama dan nomor Surat Izin Praktek Apoteker sesuai peraturan
perundangan, tanggal dan nomor surat, alamat lengkap dan stempel Rumah sakit.
4) Surat pesanan Narkotika dibuat setiap lembar untuk satu item Narkotika dan dibuat
rangkap empat.
5) Surat pesanan Psikotropika dibuat minimal rangkap dua.
Faktur dari PBF diarsipkan oleh bagian pengadaan dan tidak dapat ditunjukkan pada
saat pemeriksaan
Menurut Buku Pedoman Pengelolaan Narkotika dan Psikotropika di Rumah Sakit 2.9
Dokumentasi
Tujuan dokumentasi untuk menjamin ytertib dokumen pengelolaan Narkotika dan
Psikotropika yang harus disimpan secara khusus.
Dokumen yang dimaksud meliputi:
a. Dokumen pengadaan, dapat berupa:
1) Surat permintaan atau pesanan
2) Berita acara penyerahan Narkotika dan Psikotropika dari Pembri sumbangan
dan /atau
3) Faktur penjualan dari PBF. Untuk Rumah Sakit Pemerintah disesuaikan
dengan peraturan yang berlaku.
b. Dokumen pendistribusian ke Satelit Farmasi pelayanan
c. Dokumen Pelayanan dan penyerahan, berupa resep dokter
d. Dokumen pencatatan
e. Dokumen pelaporan
f. Dokumen pemusnahan, berupa berita acara pemusnahan.
Dokumentasi tersebut diatas disimpan di tempat khusus minimal selam 3 tahun, untuk
selanjutnya dapat dimusnahkan dengan dilengkapi berita acara.
Pencatatan mutasi obat narkotika dan psikotropika tidak dikerjakan dengan tertib
Menurut Buku Pedoman Pengelolaan Narkotika dan Psikotropika di Rumah Sakit pada 2.7.1
Pencatatan
Tujuan pencatatan untuk menjamin tertib administrasi mutasi Narkotika dan Psikotropika.
Tahap:
a. Mencatat setiap mutasi pada kartu stok di ruang penyimpanan, sedangkan di
pelayanan dicatat di kartu stelling.
b. Mencatat setiap mutasi Narkotika pada buku mutasi harian.
Pencatatan dilakukan di ruang penyimpanan dan seluruh satelit farmasi/pelayanan.
Terdapat selisih antara kartu stock dengan fisik barang
PerMenKes RI Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan
Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi Bab V Pencatatan dan Pelaporan
Pasal 43
(1) Industri Farmasi, PBF, Instalasi Farmasi Pemerintah, Apotek, Puskesmas, Instalasi
Farmasi Rumah Sakit, Instalasi Farmasi Klinik, Lembaga Ilmu Pengetahuan, atau dokter
praktik perorangan yang melakukan produksi, Penyaluran, atau Penyerahan Narkotika,
Psikotropika, dan Prekursor Farmasi wajib membuat pencatatan mengenai pemasukan
dan/atau pengeluaran Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi.
(2) Toko Obat yang melakukan penyerahan Prekursor Farmasi dalam bentuk obat jadi wajib
membuat pencatatan mengenai pemasukan dan/atau pengeluaran Prekursor Farmasi
dalam bentuk obat jadi.
(3) Pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) paling sedikit terdiri atas:
a. nama, bentuk sediaan, dan kekuatan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi;
b. jumlah persediaan;
c. tanggal, nomor dokumen, dan sumber penerimaan
d. jumlah yang diterima;
e. tanggal, nomor dokumen, dan tujuan penyaluran/penyerahan;
f. jumlah yang disalurkan/diserahkan;
g. nomor batch dan kadaluarsa setiap penerimaan atau penyaluran/penyerahan; dan
h. paraf atau identitas petugas yang ditunjuk.
(4) Pencatatan yang dilakukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus
dibuat sesuai dengan dokumen penerimaan dan dokumen penyaluran termasuk dokumen
impor, dokumen ekspor dan/atau dokumen penyerahan.