Anda di halaman 1dari 13

BIOVAILABILITAS, BIOVAILABILITAS ABSOLUT DAN

RELATIF

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakokinetika Klinik

Di susun oleh :

Lingga Harlim 1943700245

Lusiana Sitorus 1943700270

Muhammad Farraz 1943700312

Lumora Sitorus 1943700365

Nursia 1943700374

PROGRAM STUDI APOTEKER KELAS SORE


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha
Pemurah, karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat penulis selesaikan sesuai
yang diharapkan. Dalam makalah ini penulis membahas “Bioavailabilitas ,
Bioavailabilitas absolut dan relatif’’yang meliputi penjelasan-penjelasan dan rumus-
rumus.

Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang


bioavailabilitas. Dimana dalam makalah ini saya mengambil sumber dari beberapa
buku yang berkaitan dengan pemahaman tentang bioavailabilitas. Selain itu, makalah
ini juga dibuat untuk memenuhi penugasan makalah dari mata kuliah
Farmakokinetika Klinik. Selanjutnya, penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu
Rahmi Hutabarat, S.Si., MSi., Apt. selaku dosen Farmakokinetika Klinik dan kepada
segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan
makalah ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan


dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 30 April 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i


KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………………… 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Biovailabilitas...................................................................................... 2
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bioavailabilitas......................................... 3
C. Tujuan Mempelajari Biovailabilitas .................................................................. 3
D. Penerapan Penelitian Biavailabilitas ................................................................. 3
E. Biovailabilitas Terbagi Menjadi ........................................................................ 4
1. Biovailabilitas Absolut ................................................................................ 4
2. Biavailabilitas Relatif .................................................................................. 5
F. Uji Biovailabilitas.............................................................................................. 6
G. Hal yang perlu diperhatikan dalam rancangan percobaan Biavailabilitas......... 6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan........................................................................................................ 8
B. Saran. ................................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 9

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Area Under Curve (AUC)................................................................... 2


Gambar 2 Kurva Biovailabilitas Absolut. ........................................................... 5
Gambar 3 Kurva Biovailabilitas Relatif. ............................................................. 6

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Beberapa obat dibuat dan dipasarkan oleh lebih dari satu pabrik farmasi.
Dari studi farmakokinetika klinik memberi fakta yang kuat bahwa metode
formulasi dengan nyata mempengaruhi bioavailabilitas obat tersebut.
Istilah ketersediaan hayati zat aktif suatu obat timbul sejak adanya
ketidaksadaran terapetik diantara sediaan bermerek dagang yang mengandung zat
aktif yang sama dan dalam bentuk sediaan yang sama, serta diberikan dengan
dosis yang sama. Berbagai kejadian (zat aktif menjadi tidak aktif atau menjadi
toksik ) merupakan sebab ketidaksetaraan tersebut. Dari data kadar zat aktif
dalam darah dapat diketahui ketersediaan hayati dan manfaat dari dosis obat yang
diberikan.

B. Rumusan masalah
1. .Apa yang dimaksud dengan bioavailabilitas?
2. .Apa saja yang perlu diperhatikan dalam uji bioavailabilitas?

C. Tujuan
1. Mengetahui penjelasan dari bioavailabilitas
2. Mengetahui hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam uji
bioavailabilitas
3. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Farmakokinetika Klinik pada Semester Genap Tahun Ajaran 2019/2020 yang
diampu oleh dosen ibu Rahmi Hutabarat, S.Si., MSi., Apt.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Biaovailabilitas
Bioavailabilitas adalah presentase obat yang diabsorbsi tubuh dari suatu dosis
yang diberikan dan tersedia, untuk melakukan efek terapeutiknya. Bioavailabilitas
suatu istilah yang menyatakan jumlah/proporsi (extent) obat yang diabsorbsi dan
kecepatan (rate) yang diabsorbsi itu terjadi. Extent biasanya dinyatakan dalam F. Hal
ini biasanya diukur dari perkembangan kadar obat (zat aktif) atau metabolit aktifnya
dalam darah dan eksresinya dalam urin terhadap waktu.
Bioavailabilitas jumlah obat yang terabsorpsi dari bentuk sediaan farmasetiknya
disebut sebagai bioavailablitas produk tersebut.

Gambar 1. Area Under Curve (AUC)

Penentuan bioavailabilitas suatu produk sangat penting untuk mengetahui


jumlah serta kecepatan suatu obat diabsorpsi. Hal ini akan menggambarkan besarnya
availabilitas sistemik dari suatu bentuk sediaan obat. Availabilitas sistemik suatu obat
dicerminkan oleh luasnya area di bawah kurva kadar obat (AUC).

2
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi bioavailabilitas :
1. Obat : Sifat fisiko-kimia zat aktif, formulasi, dan teknik pembuatan.
2. Subjek : Karakteristik subjek (umur, bobot badan), kondisi patologis, posisi,
dan aktivitas tubuh (pada subjek yang sama )
3. Rute pemberian
4. Interaksi obat/makanan : misalnya grisovulvin sukar larut dalam air. Apabila
diberikan bersama makanan berlemak jadi mudah larut. Di dalam tubuh,
digunakan surfaktan alami sehingga baik diabsorbsi. Pemberian vitamin B12
dengan coca cola menghasilkan absorbs yang lebih baik.

C. Tujuan mempelajari bioavailabilitas :


1. Pengembangan ilmu
2. Pengembangan produk/formulasi
3. Pengembangan senyawa baru
4. Jaminan mutu produk (quality control)

D. Penerapan penelitian bioavailabilitas untuk :


1. Memilih satu dari alternatif dua atau lebih bentuk sediaan yang sama dengan
formulasi yang berbeda yang akan diproduksi oleh suatu pabrik, sehingga
diketahui pengaruh komponen formulasi terhadap bioavailabilitas.
2. Memilih bentuk sediaan yang mempunyai bioavailabilitas terbaik dari
beberapa alternatif bentuk sediaan yang akan dikembangkan.
3. Mengontrol variabilitas yang mungkin terjadi antar batch dari bentuk sediaan
yang sama dari batch yang berlainan.
4. Membandingkan secara komparatif produk pabrik mana yang mempunyai
bioavailabilitas terbaik.

Perbedaan dapat terjadi pada bioavailabilitas dan respon klinik apabila obat
dengan bentuk sediaan yang sama tetapi diproduksi oleh industri yang berbeda. Hal

3
ini dapat disebabkan oleh faktor bahan baku, formulasi, dan cara pembuatan yang
berbeda. Apabila terdapat perbedaan yang bermakna pada bioavailabilitas dari produk
obat yang diuji dengan produk obat pembanding, maka kedua produk itu dapat
dikatakan inekivalen secara terapetik. Dalam hal ini harus dilakukan reformulasi dan
uji bioavailabilitas harus dilakukan lagi.

E. Bioavailabilitas terbagi menjadi dua yaitu:


1. Bioavailabilitas absolut
Jumlah total obat yang diabsorpsi kadang-kadang menjadi lebih besar dari
yang diperkirakan pada pasien-pasien dengan penyakit kronik maupun
subkronik seperti diabetes dan hipertensi. Pada kondisi ini obat dengan
multiple dose diberikan dan pertambahan akumulasi obat merupakan faktor
yang penting pada penentuan dosis reginen yang diberikan pada pasien.
Bioavailabilitas absolut ditentukan dengan membandingkan kecepatan dan
pertambahan absorbsi obat darisuatu formulasi dibawah suatu pengujian
dibandingkan dengan data yang diambil mengikuti rute intra vena pada suatu
larutan obat. Penggunaan rute intra vena (IV) sebagai standar meminimalkan
adanya masalah-masalah saat proses absorbsi,sebab obat yang diberikan
langsung masuk ke sirkulasi sistemik sehingga tidakada fase lain sebelum
absorpsi (Abdou, 1989).
Bioavailabilitas absolut suatu obat dapat diukur dengan membandingkan
AUC produk yang bersangkutan setelah pemberian oral dan IV. Pengukuran d
apat dilakukan sepanjang Vd dan K tidak bergantung pada rute pemberian.
Data plasma setelah pemberial oral:
[ ]

F(absolut): [ ]

Data ekskresi urin:


[ ]

F (absolut): [ ]

4
Gambar 2. Kurva Biovailabilitas Absolut

2. Bioavailabilitas relatif
Menurut Abdou, bioavailabilitas relatif adalah bioavailabilitas dari suatu obat
dibandingkan dengan obat lain yang memiliki bahan aktif yang sama atau
dibandingkan pada suatu standar tertentu. Bioavailabilitas relatif adalah
ketersediaan dalam sistemik suatu produk obatdibandingkan terhadap suatu
standar yang diketahui. Bioavailabilitas relatif dari dua produk obat yang
diberikan pada dosis dan rute pemberian yang sama.

Jika dosis dan rute pemberian sama :


[ ]
F(relatif): [ ]

Jika dosis berbeda :


[ ]

F(relatif): [ ]

Jika data urin :


[ ]

F(relatif): [ ]

5
Gambar 3. Kurva Biovailabilitas Relatif

F. Uji Biovailabilitas
Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam uji bioavailabilitas :
1. Adanya pehaman terhadap farmakokinetik obat (adsorbs , distribusi,
metabolisme , dan eliminasi ).
2. Pemilihan metode analisis yang tepat : hal ini diperlukan untuk mengetahui
efek samping, efek toksik, dan penanganan terhadap efek- efek tersebut.
3. Stabilitas obat dalam sampel
4. Penyusunan percobaan protokol yang tepat : sebelum dilakukan uji sebaiknya
mendapat persetujuan dari BPOM dan dilakukan kajian etik terlebih dahulu.
Protokol harus lulus kajian ilmiah.

G. Hal yang perlu diperhatikan dalam rancangan percobaan bioavailabilitas


1. Sediaan pembanding
2. Subjek percobaan dan kriteria
3. Jumlah subjek
4. Desain percobaan

6
5. Interval waktu pemberian
6. Modalitas pengambilan sampel : tunggal, berulang jumlah dosis , dan lain
lain.
7. Senyawa yang akan dianalisis dan metodenya
8. Frekuensi dan waktu pengambilan sampel
9. Jenis sampel yang akan dikumpulkan : darah atau urin

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bioavailabilitas adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan jumlah obat
dalam persen terhadap dosis yang mencapai sirkulasi dalam bentuk aktif atau
utuh. Dan dapat disimpulkan bahwa bioavailabilitas adalah persentase obat yang
diabsorbsi tubuh dai suatu dosis yang diberikan dan tersedia, untuk melakukan
efek terapeutisnya.

B. Saran
Kami sebagai penyusun sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan karena
memiliki keterbatasan- keterbatasan yang tidak dapat dipungkiri, untuk itu
diharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.

8
DAFTAR PUSTAKA

Abdou, H. M. 1989, Dissolution, Bioavailability & Bioequivalence, Mack


Publishing, Easton, Pesnylvania. 481.

Shargel L., “Biofarmasetika dan farmakokinetika terapan”, edisi 5:2005'

Anda mungkin juga menyukai