Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

SEDIAAN GEL“Aloe Vera”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Farmasetika Sediaan


Semisolida

Kelompok 1

Farmasi B

1. ABELIA MAYRASI ALHAMID (201410410311259)


2. TRI CHOIRUN NISSA (201610410311053)
3. MARITA INAN FAUZIA (201610410311057)
4. M. ARMAN BUDI HEDIANTO (201610410311065)
5. YUNIAR ANGGRAINI SETIA PUTRI (201610410311070)
6. SITI QAMARIYAH (201610410311091)
7. ALFRIDA IKA PUTRI (201610410311094)

DOSEN PEMBIMBING
Dian Ermawati, M.Farm., Apt
Dra. UswatunChasanah, Apt., M.Kes
Raditya Weka Nugraheni, M.Farm., Apt
Dyah Rahmasari, M.Farm., Apt

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya atas
rahmat dan pentunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini. Laporan ini
kami susun berdasarkan praktikum yang telah kami kerjakan.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu menyelesaikan laporan praktikum Farmasetika Sediaan Semi Solida
Gel Aloe vera ini terutama para dosen yang membimbing kami pada saat
praktikum maupun dalam pembuatan laporan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari
sempurna, oleh karenanya kami mohon dan sangat kami harapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun demi sempurnanya laporan berikutnya.

Malang, 19 Mei 2019

Penyusun

2
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2


DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 3
BAB I ...................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN .................................................................................................. 5
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 5
1.2 Tujuan Makalah ............................................................................................. 6
BAB II .................................................................................................................... 7
TINJAUAN BAHAN AKTIF ............................................................................... 7
2.1 Definisi Bahan Aktif ..................................................................................... 7
2.2 Karakteristik Bahan Aktif ............................................................................. 8
BAB III ................................................................................................................. 10
PERSYARATAN UMUM SEDIAAN ............................................................... 10
3.1 Definisi Gel ................................................................................................. 10
3.2 Keuntungan dan Kekurangan Sediaan Gel .................................................. 10
BAB IV ................................................................................................................. 12
PEMILIHAN BAHAN AKTIF .......................................................................... 12
BAB V................................................................................................................... 13
KARAKTERISTIK BAHAN TAMBAHAN .................................................... 13
5.1 Gelling Agent .............................................................................................. 13
5.2 Enhancer ...................................................................................................... 15
5.3 Pengawet ..................................................................................................... 16
5.4 Humektan .................................................................................................... 17
BAB VI ................................................................................................................. 18
RANCANGAN FORMULASI SEDIAAN ........................................................ 18
6.1 Rancangan Spesifikasi Sediaan ................................................................... 18
6.2 Formula Baku .............................................................................................. 18
6.3 Formulasi Skala Kecil ................................................................................. 19
6.4 Formulasi Skala Besar ................................................................................. 25

3
BAB VIII RANCANGAN KEMASAN ............................................................. 31
8.1 Rancangan Kemasan Primer........................................................................ 31
8.2 Rancangan Kemasan Sekunder ................................................................... 32
8.3 Rancangan Brosur ....................................................................................... 32
BAB IX ................................................................................................................. 34
PEMBAHASAN .................................................................................................. 34
BAB X................................................................................................................... 37
PENUTUP ............................................................................................................ 37
10.1 Kesimpulan ................................................................................................ 37
10.2 Saran .......................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 39

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lidah buaya merupakan tanaman sukulen berbentuk roset dengan
tinggi 30-60 cm dan diameter tajuk mencapai 60 cm (McVicar, 1994). Lidah
buaya terdiri dari batang, daun, bunga, dan akar. Namun yang paling sering
digunakan adalah bagian daunnya, karena kandungan nutrisi di dalamnya. Di
dalam lidah buaya terkandung zat saponin yang bersifat antiseptic dan
komple antrakuinon aloe emolin aloin, barbalain yang berfungsi sebagai
senyawa antibakteri (furnawanthi, 2004). Serta senyawa antrakuinondan
Kuinon sebagai antibiotik dan penghilang rasa sakit. Lidah buaya juga
merangsang pertumbuhan sel baru dalam kulit. Dalam gel lidah buaya
terkandung lignin yang mampu menembus dan meresap ke dalam
kulit,sehingga sel akan menahan cairan tubuh dari permukaan tubuh. Lidah
buaya dapat digunakan dalam sediaan kosmetika dan perlengkapan mandi
untuk pelembab. Untuk pengobatan seperti jerawat, psoriasis, luka bakar,
luka arthritis, diabetes hyperlipidemia.
Sediaan Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi
yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang
besar yang terpenetrasi oleh suatu cairan. Jika masa gel terdiri dari jaringan
partikel kecil yang terpisah, gel digunakan sebagai sistem dua fase (FI IV,
1995). Gel merupakan system semi padat terdiri dari suspense yang dibuat
dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organic yang besar,
terpenetrasi oleh suatu cairan. Gel kadang-kadang disebut sebagai jelli. Jika
masa gel terdiri dari jaringan kecil yang terpisah, gel digolongkan sebagai
system dua fase (misalnya Gel Aluminium Hidroksida). Dalam system dua
fase, jika ukuran partikel dari fase terdispersi relative besar, massa gel
kadang-kadang dinyatakan sebagai magma (misalnya Magma Bentonit). Baik
gel maupun magma dapat berupa tiksotropik, membentuk semi padat jika
dibiarkan dan akan menjadi cair pada pengocokan, gel fase tunggal dapat

5
dibuat dari makro molekul sintetik (misalnya karbomer) atau dari gom alam
(misalnya tragakan). Sediaan gel dapat digunakan secara topical dan
dimasukan ke dalam lubang tubuh.
Ada dua macam basis gel, yaitu:
 Gel hidrofilik (oleogel) adalah sediaan dengan basis yang mengandung
paraffin cair dengan polietilen atau minyak lemak, membentuk gel dan
silika koloidal atau aluminium atau sabung seng.
 Gel hidrofobik (hydrogel) adalah sediaan dengan basis gel yang biasanya
mengandung air, gliserol atau propilenglikol membentuk gel dengan
gelling agent (pembentuk gel) yang sesuai.
Zat pembentuk gel yang ideal untuk sediaan farmasi dan kosmetika
ialah inert, aman dan tidak bereaksi dengan komponen lain. Pada ekstrak aloe
vera dibuat sediaan gel. Sediaan yang digunakan secara topical. Dibuat
sediaan gel karena mudah pengaplikasiaanya pada kulit terutama sebagai
antiseptic dan penyembuhan luka. Selain itu proses penyembuhan akan
berlangsung relative cepat serta gel akan memberikan efek dingin pada kulit

1.2 Tujuan Makalah


1. Untuk mengetahui formulasi dalam pembuatan sediaan gel aloe vera.
2. Untuk menentukan gelling agent dan bahan tambahan yang sesuai dengan
bahan aktifnya.
3. Untuk mengetahui cara melakukan evaluasi terhadap sediaan gel yang
telah dibuat.

6
BAB II
TINJAUAN BAHAN AKTIF

2.1 Definisi Bahan Aktif

Lidah buaya (Aloe vera) adalah sejenis tumbuhan yang sudah dikenal
sejak ribuan tahun silam dan digunakan sebagai penyubur rambut,
penyembuh luka, dan untuk perawatan kulit. Tumbuhan ini dapat ditemukan
dengan mudah di kawasan kering di Afrika.

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, manfaat


tanaman lidah buaya berkembang sebagai bahan baku industri farmasi dan
kosmetika, serta sebagai bahan makanan dan minuman kesehatan.Secara
umum, lidah buaya merupakan satu dari 10 jenis tanaman terlaris di dunia
yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai tanaman obat dan
bahan baku industri.

Berdasarkan hasil penelitian, tanaman ini kaya akan kandungan zat-


zat seperti enzim, asam amino, mineral, vitamin, polisakarida dan komponen
lain yang sangat bermanfaat bagi kesehatan.

Selain itu, menurut Wahyono E dan Kusnandar (2002), lidah buaya


berkhasiat sebagai anti inflamasi, anti jamur, anti bakteri dan membantu
proses regenerasi sel. Di samping menurunkan kadar gula dalam darah bagi
penderita diabetes, mengontrol tekanan darah, menstimulasi kekebalan tubuh
terhadap serangan penyakit kanker, serta dapat digunakan sebagai nutrisi
pendukung penyakit kanker, penderita HIV/AIDS.

Salah satu zat yang terkandung dalam lidah buaya adalah aloe emodin,
sebuah senyawa organik dari golongan antrokuinon yang mengaktivasi
jenjang sinyal insulin seperti pencerap insulin-beta dan -substrat1, fosfatidil
inositol-3 kinase dan meningkatkan laju sintesisglikogen dengan
menghambat glikogen sintase kinase 3beta sehingga sangat berguna untuk
mengurangi rasio gula darah.

7
Di negara-negara Amerika, Australia, dan Eropa, saat ini lidah buaya
juga telah dimanfaatkan sebagai bahan baku industri makanan dan minuman
kesehatan.Aloe vera/lidah buaya mengandung semua jenis vitamin kecuali
vitamin D, mineral yang diperlukan untuk fungsi enzim, saponin yang
berfungsi sebagai anti mikroba dan 20 dari 22 jenis asam amino. Dalam
penggunaannya untuk perawatan kulit, Aloe vera dapat menghilangkan
jerawat, melembabkan kulit, detoksifikasi kulit, penghapusan bekas luka dan
tanda, mengurangi peradangan serta perbaikan dan peremajaan kulit. Aloe
vera juga mengandung asam folik yang melindungi sistem kekebalan tubuh
dan kesehatan tubuh yang seringkali terefleksi pada kulit. Dengan beragam
manfaat yang terkandung dalam lidah buaya, pemanfaatannya kurang optimal
oleh masyarakat yang hanya memanfaatkannya sebagai penyubur rambut.

2.2 Karakteristik Bahan Aktif


1. Nama Bahan aktif : Aloe Vera (L) Burn.F
2. Sinonim : Aloe barbadensis Mill
3. Klasifikasi :
 Devisi : Spermatophyta
 Subdivisi : Angiosperma
 Kelas : Monocotylecloneae
 Bangsa : Liliales
 Suku : Liliaceae
 Marga : Aloe
 Jenis : Aloe vera (L) Burn F
4. Nama umum : Lidah Buaya
5. Nama daerah : Lidah Buaya (Melayu), Lidah Buaya (Jawa)
6. Deskripsi : Habistus semak, tahunan, tinggi 30-50cm. Batang
bulat, tidak berkayu, putih. Daun tunggal, ujung runcing, pangkal tumpul,
tepi bergerigi, panjang 30-50cm, lebar 3-5cm, berdaging tebal, bergetah
kuning, hijau. Bunga majemuk, bentuk malui, diujung batang, daun
pelindung batang 8-15mm, benang sari enam, putik menyembul keluar dan
melekat pada pangkal kepala sari, tangkai putik bentuk benang, kepala
putik kecil, hiasan bunga panjang 2,5-3,5cm, tabung panjang, ujung tajuk

8
melebar, jingga atau merah. Buah kotak, panjang 14-22cm, berkatup, hijau
keputih-putihan. Biji kecil, hitam. Akar serabut, kuning.
(Taksonomi,2008)
7. Kandungan : Lidah Buaya mengandung zat saponin yang
bersifat anti septik dan komplek antrakoinon antara lain oloe emodin, aloin
barbaloin yang berfungsi sebagai senyawa antibakteri (Furnawanthi,2004).
Serbuk lidah buaya dengan metode freeze dring mampu menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococus aureus (Lorenzetti et al.,2007) dan
dapat menghambat pertumbuhan bakteri pseudomonas aeruginosa (Al-
fatimi et al., 1953) kadar hambat minimal serbuk lidah buaya terhadap
bakteri Pseudomonas aeroginosa dengan pelarut air adalah mg/ml (Al-
fatimi et al.,2007)
8. Khasiat : Lidah buaya banyak digunakan dalam kosmetik
dan perlengkapan mandi,untuk pelembab, untuk pengobatan kondisi
seperti jerawat, luka bakar, luka, arthritis, diabetes, hiperlipidemia, tukak
peptik, dn herpes genital (Martindale)

9
BAB III
PERSYARATAN UMUM SEDIAAN

3.1 Definisi Gel


Gel kadang-kadang disebut jeli, merupakan system semipadat
terdiri dari suspense yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau
molekul organic yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan . Jika massa gel
terdiri dari jaringan partikel kecil yang terpisah, gel digolongkan sebagai
system dua fase (misalnya gel Alumunium Hidroksida). Dalam system dua
fase, jika ukuran partikel dari fase terdispersi relative besar, massa gel
kadang-kadang dinyatakan sebagai magma (misalnya magma Bentonit
baik gel maupun magma dapat berupa tiksotropik, membentuk semipadat
jika dibiarkan dan menjadi cair pada pengocokan, sediaan harus dikocok
dahulu sebelum digunakan unutk menjamin homogenitas dan hal ini
tertera pada etiket (lihat suspensi).
Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul organic yang tersebar
serba sama dalam suatu cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya
ikatan antara molekul makro yang terdispersi dan cairan gel fase tunggal
dapat dibuat dari makromolekul sintetik (misalnya karbomer) atau dari
gom alam (misalnya tragakan). Sediaan tragakan disebut juga musilago.
Walaupun gel-gel ini umumnya mengandung air, etanol dan minyak dapat
digunakan sebagai fase pembawa. Sebagai contoh, minyak mineral dapat
dikombinasi dengan resin polietilena untuk membentuk dasar salep
berminyak.
Gel dapat digunakan untuk obat yang diberikan secara topical atau
dimasukkan ke dalam lubang tubuh. (Kementrian Kesehatan RI, 2014)

3.2 Keuntungan dan Kekurangan Sediaan Gel


 Keuntungan sediaan gel
Untuk hidrogel:
1) efek pendinginan pada kulit saat digunakan
2) penampilan sediaan yang jernih dan elegan

10
3) pada pemakaian dikulit setelah kering meninggalkan film tembus
pandang, elastic, daya lekat tinggi yang tidak menyumbat pori sehingga
sediaanpernapasan pori tidak terganggu
4) Mudah dicuci dengan air
5) Pelepasan obatnya baik
6) Kemampuan penyebaranya pada kulit baik. (Lachman L,et al, 1989)

 Kekurangansediaan gel
1) Untuk hidrogel: harus menggunakan zat aktif yang larut dalam air
sehingga diperlukan penggunaan peningkat kelarutan seperti surfaktan
agar gel tetap jernih pada berbagai perubahan tenperatur, tetapi gel
tersebut sangat mudah dicuci atau hilang ketika berkeringat, kandungan
surfaktan yang tinggi dapat menyebabkan iritasi dan harga lebih mahal.
2) Penggunaan emolien golongan ester harus diminimalkan atau
dihilangkan untuk mencapai kejernihan yang tinggi.
3) Untuk hidroalkoholik : gel dengan kandungan alcohol yang tinggi dapat
menyebabkan pedih pada wajah dan mata, penampilan yang buruk pada
kulit bila terkena pemaparan cahaya matahari, alcohol akan menguap
dengan cepat dan meninggalkan film yang berpori atau pecah-pecah
sehingga tidak semua area tertutupi atau kontak dengan zat aktif (
Lachman L.et al,.1989)

11
BAB IV
PEMILIHAN BAHAN AKTIF

SenyawaAktif Khasiat
Aloe Vera Pengobatanjerawat, psoriasis,
lukabakar, lukaarthristis, diabetes,
hiperlipidemia, tukak peptic dan herpes
genital, antiradang, antitumor.

KarekteristikFisika Sifat Kimia


Kelarutan :jikadilarutkankedalam air pH : 4,5 – 8,0
akanmembentukkoloiddanmemiliki rasa
asamdansepat. Jikadicampurdengan
alkaloid dan gelatin akanterjadiendapan

Bahan terpilih :Ekstrak Aloe vera


Alasan :Karena berfungsi sebagai pengobatan jerawat, psoriasis, luka
bakar, luka arthristis, diabetes, hiperlipidemia, tukak peptik dan
herpes genital, antiradang, antitumor.

12
BAB V
KARAKTERISTIK BAHAN TAMBAHAN

5.1 Gelling Agent


Bahan Karakteristik Fisika Kegunaan Keterangan Lain
Carbomer  Pemerian :  Emulsifying  Stabilitas suhu
(HPE edisi 6 berwarna putih, agent : 0,1-0,5% 104°C selama 2
halaman 110) lembut acidic,  Gelling agent : jam tidak
serbuk higroskopis 0,5-1,0% berpengaruh
dengan bau lemah  Suspending terhadap
yang khas. agent : 0,5-1,0% thickening agent
 Kelarutan : dapat efficiency.
mengembang dalam  Cahaya :
air dan gliserin dan dapatmenurunkan
setelah dinetralisasi dispersion
dalam etanol (95%) viscosity maka
karbomer tidak perlu ditambahkan
melarut tetapi water. Soluble UV
mengembang. absorber 0,05-0,1%
edetic acid 0,05-
0,1%
 Incompatible
dengan : phenol,
cationic polimer,
asam kuat,
elektrolit dengan
kadar besar,
antimikroba.
CMC-Na /  Pemerian : putih  Emulsifying Incompatible dengan
Carboxymeth atau hampir putih, agent : 0,25- : asam kuat, larutan
yl cellulose- tidak berbau, tidak 1,0% dari garam Fe, dan
sodium berasa, serbuk  Gel-forming beberapa logam,

13
granul, higroskopi agent : 3,0-6,0% xanthagum,
setelah dikeringkan. membentuk komplek
 Kelarutan : tidak coacervates dengan
larut dalam aseton, gelatin dan pektin.
etanol (95%), eter,
dan toluene, mudah
larut dalam air
membentuk larutan
jernih, koloidal.
Gelatin  Pemerian : light Gelling agent dan Kelarutan gel dapat
(HPE edisi 6 amber tofaintly suspending agent. berkurang dengan
hal. 278) yellow cobred pemanasan 80°C
vitreas padatan selama 1 jam.
yang rapuh, tidak
berbau, tidak
berasa, terdapat
dalam bentuk
translucentsheet,
flakes, dan granul
atau bubuk kasar.
 Kelarutan : tidak
larut dalam aseton,
kloroform, etanol
(95%), eter, dan
methanol; larut
dalam gliserin,
asam, basa, dalam
air mengembang
sampai 10 kali berat
air.
HPMC(HPE Pemerian : serbuk Gelling agent dan
6 thed. page berserat atau serbuk suspending agent.

14
326) granul, putihatau
krem, tidak berbau
dan tidak berasa
Kelarutan : Larut
dalam air dingin,
membentuk larutan
koloidal yang kental,
praktis tidak larut
dalam air panas,
kloroform, etanol
(95%) dan eter, tetapi
larut dalam campuran
air dan alkohol

5.2 Enhancer
Bahan Karakteristik Fisika Kegunaan Keterangan Lain
Propilenglikol  Pemerian : jernih tidak Konsentrasi sebagai Inkompatibilitas
(HPE hal. berwarna, viskus, larutan pengawet semisolida dengan oxidizing
592) gula praktis tidak berbau : 15 – 30% agent seperti
berasa sedikit pahit potassium
seperti trigliserin. permanganat.
 Kelarutan : dapat
campur dengan aseton,
kloroform, alkohol
(95%), gliserin, dan air;
larut dalam eter (1 : 6)
tidak dapat campur
dengan minyak mineral
tapi larut dalam minyak
essential.

15
5.3 Pengawet
Bahan Karakteristik Fisika Kegunaan Keterangan Lain
Methyl  Pemerian : kristal tidak Untuk topikal : Inkompatibilias
paraben / berwarna atau serbuk 0,02 – 0,3% dengan bentonit
Nipagin kristal putih, tidak magma trisilat, talk,
(HPE hal. berbau atau hampir tidak tragakan, sodium
441) berbau sedikit berasa alginat, minyak
terbakar. essensial, sorbitol
 Kelarutan : air (1 : 400), atropin.
air 50°C (1 : 50), air
80°C (1 : 30), etanol (1 :
2), etanol 95% (1 : 3),
eter (1 : 10), gliserin (1 :
60).
Propil  Pemerian : kristal putih, Untuk topikkal : Aktivitas antimikroba
paraben / tidak berbau, serbuk 0,01 – 0,6% dari propil paraben
Nipasol tidak berasa. berkurang jauh
(HPE hal.  Kelarutan : air (1 : 1435 dengan adanya
596) pada suhu 15°C), air (1 : surfaktan non-ionik
2500), air 80°C (1 : sebagai akibat dari
225), etanol (1 : 1,1), micellization.
etanol 50% (1 : 5,6),
gliserin (1 : 250); mudah
larut dalam aseton.

16
5.4 Humektan
Bahan Karakteristik Fisik Kegunaan Keterangan Lain
Gliserin (HPE  Pemerian : cairan jernih Humectant  Inkompaktibilitas =
edisi 6 hal. 283) tidak higroskopis, manis topical oxidizing agent kuat.
 Kelarutan : larut dalam air, formulation Dapat meledak black
praktis tidaklarut dalam = <30% discolorotion dengan
minyak, benzena, adanya cahaya zinc
kloroform, agak larut oxide atau nitrate.
dalam aseton.

17
BAB VI
RANCANGAN FORMULASI SEDIAAN

6.1 Rancangan Spesifikasi Sediaan

BentukSediaan Spesifikasi
Kadar BahanAktif 10 %
Dosis -
pH sediaan 4,5 – 8,0
Kemasanterkecil 20 g
Warna Tidakberwarna
Aroma -
Rasa -
Wadahpenyimpanan Pot gel
SasaranUsia Dewasa

6.2 Formula Baku

R/ Aloe vera extract 200x 4,0 g


Propylene glycol 50,0 g
Preservative q.s
Water 736,0 g
Cremophor RH 40 11,0 g
Perfume q.s
Lutrol F 127 200,0 g
(Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulation, page. 100)

18
6.3 Formulasi Skala Kecil
a. Formulasi 1

NamaBahan Fungsi %Rentang % Jumlah


Pemakaian Pemakaian dalam 20g
Ekstrak Aloe Bahanaktif 10 % 10% 2g
vera
CMC-Na Gelling agent 3,0%-6,0% 5% 1g
Propilenglikol Enhancer 15 % 15% 3g
Nipagin Pengawet 0,02%–0,3% 0,2% 0,04 g
Gliserin Humektan 5,0%-15,0% 10% 2g
Aquades Solven - 59,8% 11,96 g

 Perhitungan Bahan
10
1. Ekstrak Aloe vera = 100 x 20 g = 2 g
5
2. CMC-Na = 100 x 20 g = 1 g
15
3. Propilenglikol = x 20 g = 3 g
100
0,2
4. Nipagin = x 20 g = 0,04 g
100
10
5. Gliserin = x 20 g = 2 g
100
59,8
6. Aquades = x 20 g = 11,96 g
100

19
 Uraiaan prosedur :

Ditimbang CMC-Na sebanyak 1 g, ditaburkan kedalam mortir berisi


aquades panas sebanyak 10 ml, dibiarkan ad mengembang (Camp.1)

Ditimbang nipagin sebanyak 0,4 g, propilenglikol sebanyak 3 g dan


gliserin sebanyak 2 g,dimasukkan kedalam beaker glass diaduk ad
homogen (Camp.2)

Dimasukkan campuran 2 ke dalam mortir yang berisi campuran 1,


diaduk ad homogen

Ditambahkan ekstrak aloe vera sebanyak 2 g ke dalam campuran


tersebut, tambahkan sedikit demi sedikit sisa aquadest diaduk ad
homogen

Masukkan sediaan ke dalam wadah

20
b. Formulasi 2

NamaBahan Fungsi %Rentang % Jumlah


Pemakaian Pemakaian dalam 20 g
Ekstrak Aloe Bahanaktif 10 % 10 % 2g
vera
Carbomer Gelling agent 0,5%-2% 1% 0,2 g
TEA Pembasa 2%-4% 1% 0,2 g
Nipagin Pengawet 0.02%–0.3% 0,2 % 0,04 g
Propilenglikol Enhancer 15% 14% 2,8 g
Gliserin Humektan 5%-15% 13% 2,6 g
Aquades Solven - 60,9% 12,16 g

 Perhitungan Bahan
10
1. Ekstrak Aloe vera =100 x 20 g = 2 g
1
2. Carbomer = 100 x 20 g = 0,2 g
1
3. TEA = 100 x 20 g = 0,2 g
0,2
4. Nipagin = 100 x 20 g = 0,04 g
14
5. Propilenglikol = 100 x 20 g = 2,8 g
13,0
6. Gliserin = x 20 g = 2,6 g
100
60,9
7. Aquades = x 20 g = 12,16 g
100

21
 Uraian Prosedur :

Ditimbang Carbomer sebanyak 0,2 g, dimasukkan kedalam mortir


berisi aquades sebanyak 10 ml. Lalu tambahkan TEA kedalam mortir
sebanyak 0,2 g aduk ad membentuk massa gel (Camp.1)

Ditimbang nipagin sebanyak 0,04 g, lalu tambahkan propilenglikol


sebanyak 2,8 g dan gliserin sebanyak 2,6 g, kedalam beaker glass
diaduk ad homogen (Camp.2)

Dimasukkan campuran 2 ke dalam mortir yang berisi campuran 1,


diaduk ad homogen

Ditambahkan ekstrak aloe vera sebanyak 2 g ke dalam campuran


tersebut, tambahkan sedikit demi sedikit sisa aquadest diaduk ad
homogen

Masukkan sediaan ke dalam wadah

22
c. Formulasi 3

NamaBahan Fungsi %Rentang % Jumlah


Pemakaian Pemakaian dalam 20g
Ekstrak Aloe Bahanaktif 10 % 10% 2g
vera
HPMC Gelling agent 1%-10% 7% 1,4 g
Propilenglikol Enhancer 15 % 13 % 2,6 g
Gliserin Humektan 5%-15% 12 % 2,4 g
Nipagin Pengawet 0.02%–0.3% 0,3 % 0,06 g
Aquades Solven - 57,7 % 11,54 g

 Perhitungan Bahan
10
1. Ekstrak Aloe vera = 100 x 20 g = 2 g
7
2. HPMC = 100 x 20 g = 1,4 g
13
3. Propilenglikol = x 20 g = 2,6g
100
12
4. Gliserin = 100 x 20 g = 2,4 g
0,3
5. Nipagin = 100 x 20 g = 0,06 g
57,7
6. Aquades = x 20 g = 11,54 g
100

23
 Uraian prosedur :

Ditimbang HPMC sebanyak 2 g, dimasukkan kedalam mortir berisi


aquades panas sebanyak 10 ml. Dibiarkan ad mengembang (Camp.1)

Ditimbang nipagin sebanyak 0,064 g, propilenglikol sebanyak 28 g dan


gliserin sebanyak 2,6 g,dimasukkan kedalam beaker glass diaduk ad
homogen (Camp.2)

Dimasukkan campuran 2 ke dalam mortir yang berisi campuran 1,


diaduk ad homogen

Ditambahkan ekstrak aloe vera sebanyak 2 g ke dalam campuran


tersebut, tambahkan sedikit demi sedikit sisa aquadest diaduk ad
homogen

Masukkan sediaan ke dalam wadah

24
6.4 Formulasi Skala Besar

NamaBahan Fungsi %Rentang %Pemakaian Jumlah


Pemakaian dalam 200
g
Ekstrak Aloe Bahanaktif 10 % 10 % 20 g
vera
Carbomer Gelling agent 0,5%-2% 1% 2g
TEA Pembasa 2%-4% 1% 2g
Nipagin Pengawet 0,02%-0,3% 0,2 % 0,4 g
Propilenglikol Enhancer 15% 14% 28 g
Gliserin Humektan 5%-15% 13% 26 g
Aquades Solven - 60,9 % 121,6ml

 Perhitungan Bahan
10
1. Ekstrak Aloe vera = 100 x 200 g = 20 g
1
2. Carbomer = 100 x 200 g = 2 g
1
3. TEA = 100 x 200 g = 2g
0,2
4. Nipagin = 100 x 200 g = 0,4 g
14
5. Propilenglikol = x 200 g = 28 g
100
13
6. Gliserin = 100 x 200 g = 26 g
60,9
7. Aquades = x 200 g = 121,6 ml
100

25
 Uraian Prosedur Produksi

Ditimbang Carbomer sebanyak 2 g, dimasukkan kedalam mortir berisi


aquades sebanyak 100 ml. Lalu tambahkan TEA kedalam mortir
sebanyak 2 g aduk ad membentuk massa gel (Camp.1)

Ditimbang nipagin sebanyak 0,4 g, lalu tambahkan propilenglikol


sebanyak 28 g dan gliserin sebanyak 26 g, kedalam beaker glass diaduk
ad homogen (Camp.2)

Dimasukkan campuran 2 ke dalam mortir yang berisi campuran 1, diaduk


ad homogen

Ditambahkan ekstrak aloe vera sebanyak 20 g ke dalam campuran


tersebut, tambahkan sedikit demi sedikit sisa aquadest diaduk ad homogen

Masukkan sediaan ke dalam wadah

26
BAB VII

EVALUASI

1. Uji Organoleptis
Pengamatan yang dilakukan adalah dengan melihat warna, tekstur dan bau
dari sediaan

Hasil

 Warna : Transparan
 Tekstur : Halus
 Bau : Mawar
2. Uji Penetapan pH
Alat : pH meter
Prosedur :
a. Ambil pH meter, buka penutup KCl jenuh
b. Bilas elektrode dengan aquadest, lalu keringkan dengan kertas tisu
halus.
c. Kalibrasi pH meter dengan larutan pH standar
d. Bilas elektrode dengan aquadest, lalu keringkan dengan kertas tisu
halus.
e. Tuang sediaan dalam gelas beker ± 50 ml
f. Celupkan elektrode kedalam sediaan ad terbenam
g. Baca pH yang tertera pada alat

Hasil
pH yang direncanakan : 4,5 – 8,0
pH terbaca : 5,38
pH standar : 6,45

27
Perhitungan :
pH kalibrasi – pH standar
6,45 – 6,85 = 0,40
pH = 5,38 + 0,40
= 5,78
3. Uji Viskositas
Alat : Viskometer Brookfield
Prosedur :
a. Cuci alat viskometer brookfield dengan aquadest dan keringkan
menggunakan tisu
b. Masukkan zat uji sebanyak 100 ml ke dalam viskometer.
c. Pasang pengaduk (spindel 64) pada rotor viskometer.
d. Pastikan jarum pembaca skala pada posisi nol.
e. Pilih skala terkecil yang ada pada alat.
f. Tekan tombol on untuk memutar rotor, baca angka yang tertera pada
viscometer
g. Lakukan perhitungan sesuai factor pengali
Hasil
Terbaca : 83 cps
FaktorPengali : 4000 cps
Viskositas : 333,333 cps
4. UjiDayaSebar
Alat : 2 lempengkaca, pembeban
Prosedur :
a. Disiapkan kertas skala diameter, 2 lempeng kaca dan beban
b. Ditimbang sediaan sebanyak 2 gram
c. Diletakkan sediaan tepat diatas kaca yang di bawahnya disertai
dengan skala diameter
d. Ditutup kaca lain yang telah ditimbang dan dibiarkan selama satu
menit, setelah itu diukur diameter sebarnya
e. Ditambahkan beban 50 gram dan dibiarkan 1 menit, kemudian diukur
diameter sebarnya

28
f. Ditambahkan beban 100 gram dan dibiarkan 1 menit, kemudian
diukur diameter sebarnya
Hasil

Berat kaca atas = 145,69 g

Berat kaca bawah = 140,74 g

Sebelumdiberi beban =5,5 cm

Diberi beban 50 gram = 6 cm

Diberi beban 100 gram = 6,4 cm

5. UjiAkseptabilitas
Dipilih 10 orang secaraacakuntukdimintaipendapatmengenaiwarna, bau,
tekstur, sensasisaatdioleskan, kemudahan dioleskan, lengket dari sediaan
Hasil :
Parameter 1 2 3 4 5 Jumlah Jumlah %
hasil max
Warna - - - 3 7 47 50 94%
Bau - - - 1 9 49 50 98%
Tekstur - - 2 2 6 44 50 88%
Sensasi - - - 2 8 48 50 96%
saatdi
oleskan
Kemudahan - - - 1 9 49 50 98%

29
di oleskan
Lengket - - - 3 7 47 50 94%
Rata-Rata 94,67%

1 = TidakBaik
2 = Kurang Baik
3 = CukupBaik
4 = Baik
5 = SangatBaik

Dari data di atas dapat di ambil persentase nilai yang di berikan oleh
responden untuk warna mendapat 94%; aroma 98%; tekstur 88%; sensasi
saat di oleskan 96%; kemudahan dioleskan 98%; lengket 94%. Dan nilai
rata-ratanya adalah 94,67%

6. UjiPemeriksaan Mikrobiologi
a) Prosedur Umum
Pengujian dilakukan pada kondisi aseptik sebagai tindakan
pencegahan untuk menghindari kontaminasi mikroba dari luar
produk, tetapi tidak mempengaruhi mikroba yang diuji. ( FI V :
1325)
Jika produk mempunyai aktifitas antimikroba sebelum diuji
lakukan netralisasi menggunakan inaktivator yang telah
dibuktikantidaktoksikterhadap mikroba yang diuji. ( FI V : 1325)
b) Metode Penghitungan
Pengujian dilakukan dengan metode Penyaringan Membran atau
salah satu Metode Angka Lempeng yang sesuai. Metode lain
adalah Angka Paling Mungkin (APM) yang umum digunakan
untuk produk dengan tingkat kontaminasi rendah. ( FI V : 1325)
Pemilihan metode pengujian berdasarkan beberapa faktor antara
lain jenis produk yang diuji, persyaratan yang ditentukan dan

30
ukuran sampel yang memadai untuk memperkirakan kesesuaian
secara spesifik. Kesesuaian metode yang dipilih harus ditetapkan. (
FI V : 1325)

BAB VIII
RANCANGAN KEMASAN

8.1 Rancangan Kemasan Primer


 Nama obat jadi
 Netto
 Komposisi
 Nama industri farmasi
 Nomor pendaftaran
 Nomor batch
 Tanggal kadaluarsa
 Cara penyimpanan
 Tanda peringatan OBT
 Harus dengan resep dokter
 Lingkaran tanda khusus obat keras
 Alamat industri farmasi

31
8.2 Rancangan Kemasan Sekunder
 Nama obat jadi
 Netto
 Komposisi
 Nama industri farmasi
 Alamat industri farmasi
 Nomor batch
 Nomor pendaftaran
 Tanggal kadaluarsa
 Cara penyimpanan
 Tanda peringatan OBT
 Harus dengn resep dokter
 Lingkaran tanda khusus

8.3 Rancangan Brosur


 Nama obat jadi
 Netto
 Dosis
 Indikasi dan kontraindikasi
 Interaksi obat
 Peringatan
 Nama industri farmasi
 Alamat industri farmasi
 Nomor batch
 Nomor pendaftaran
 Tanggal kadaluarsa
 Cara penyimpanan
 Harus dengan resep dokter

32
33
BAB IX
PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kelompok kami membuat sediaan gel yang
mengandung 10% aloe vera sebagai bahan aktif. Pembuatan sediaan gel aloe vera
ini ditujukan untuk orang dewasa. Gel ini juga ditujukan untuk pemakaian luar
sebagai pengobatan seperti jerawat, psoriasis, luka bakar, luka arthritisd dan
antiinflamasi. Volume sediaan yang dibuat pada optimasi skala kecil yaitu 20 g.
Selain menggunakan Untuk sediaan gel ini kami membuat 3 formulasi yang
berbeda, tetapi dalam pembuatan hanya 1 formula yang dipakai untuk pembuatan
skala besar yaitu formula 2.

Perbedaan dari ketiga formula yang dibuat dalam skala kecil yaitu dari
gelling agent yang digunakan. Untuk formula 1 dan 3 tidak dapat digunakan pada
skala besar karena sediaan gel yang terbentuk memliki tekstur atau bila dilihat
secara visual kurang menarik. Pada formula 1 yang menggunakan gelling agent
CMC-Na (Karboksimetil selulosa) tekstur gel yang terbentuk terlalu kental, hal ini
dapat disebabkan karena waktu yang dibutuhkan pada saat pengembangangelling
agent kurang. Sedangkan untuk formula 3 yang menggunakan gelling agent
HPMC (Hidroksil propil metilselulosa) sediaan gel yang dihasilkan terlalu kental
dan lengket, hal tersebut dapat terjadi karena persen penggunaan HPMC yang
lumayan tinggi yaitu 7% dari rentang pemakaian 1%-10% dan kurangnya air yang
digunakan dalam pembuatan. Sehingga, formula yang dipilih untuk pembuatan
sediaan gel aloe vera skala besar yaitu formula 2 yang menggunakan gelling agent
Carbomer sebanyak 1%. Pemilihan gelling agent carbomer karena carbomer tidak
mengiritasi kulit pada pemakaian berulang serta cocok untuk sediaan gel yang
didalamnya terdapat air. Pada saat pembuatan massa gel ditambahkan TEA
sebanyak 1% untuk menetralkan pH basa dari Carbomer.Sediaan gel yang
dihasilkan memiliki tekstur yang sesuai yaitu tidak terlalu encer dan tidak terlalu kental,
dan jika dilihat secara visual memiliki tampilan yang menarik (transparan dan memiliki
gelembung).

34
Setelah sediaan gel aloe vera yang dibuat sesuai formula, kemudian
dilakukan beberapa uji evaluasi, adapun evaluasi yang dilakukan meliputi
organoleptis, viskositas, pH, penentuan daya sebar, dan akseptabilitas. Pada
pengamatan organoleptis bentuk sediaan gel aloe vera tidak berwarna (bening),
berbau mawar, teksturnyalembut dan memberikan sensasi dingin yang
cukup,juga konsistensinya tidak berubah dalam penyimpanan selama satu minggu
lebih.

Evaluasi pH dilakukan dengan menggunakan pH meter. Hasil evaluasi pH


menggunakan pH meter didapatkan 5,38 sehingga dapat dikatakan bahwa sediaan
gel kami memasuki rentang pH kulit yaitu 4,5 – 6,5 (Effionora, 2012).
Uji viskositas dilakukan dengan alat viskometer brookfield, kelompok
kami melakukan uji viskositas dengan hasilyang didapat terbaca 83, faktor pengali
4000 dan hasilnya 333,333.
Pada uji daya sebar menggunakan 2 plat kaca yang berbeda beratnya.
Sediaan ditimbang sebanyak 0,5 gram di kertas perkamen kemudian di taruh
diatas plat kaca yang ringan. Kemudian di tutup dengan plat kaca yang lebih
berat. Ditunggu selama 1 menit, lalu di ukur diameter yang terbentuk. Kemudian
ditambahkan beban 50 g ditunggu 1 menit lalu ditambah 100 g sambil di ukur
diameternya. Hal ini dilakukan sampai sediaan yang terlihat dari atas kaca tidak
berubah diameternya. Hasil yang di dapat dalam waktu 5 menit tanpa beban
mendapatkan 5,5 cm, pada 1 menit beban 50 gram mendapatkan 6 cm, pada 1
menit beban 100 gram mendapatkan 6,4cm. Persyaratan daya sebar untuk 1 gram
diameter 5-7 cm, hasil yang di dapatkan masuk dalam persyaratan karena
sediaandapat menyebar dengan cepat dan merata ketika digunakan atau dioleskan
di kulit.
Pada uji akseptabilitas dilakukan pada sebanyak 10 responden dengan
berbagai kriteria yang diuji yaitu diantaranya adalah warna, bau, tekstur,
sensasisaatdioleskan, kemudahan dioleskan, dan lengket dari sediaan. Pada
kriteria warna didapatkan nilai rata-rata 4,7 hal ini mengindikasikan bahwa warna
dari sediaan gel yang dibuat sangat diterima oleh para responden. Kemudian pada
kriteria tekstur dan kelembutan didapatkan nilai rata-rata sebanyak 4,4 hal ini
mengindikasikan bahwa gel yang dioleskan lembut di kulit dan tekstur yang baik.

35
Kemudian pada kriteria aroma didapat nilai rata-rata 4,9 hal ini mengindikasikan
bahwa gel yang dibuat memiliki aroma yang cukup dapat diterima oleh para
responden. Kemudian pada kriteria sensasi saat dioleskan didapat nilai rata-rata
4,8 hal ini mengindikasikan bahwa gel yang dibuat memiliki sensasi dingin dan
segar yang baik saat di aplikasikan ke kulit. Pada kriteria kemudahan dioleskan di
kulit didapatkan nilai rata-rata 4,9 hal ini menunjukkan bahwa sediaan gel yang
dibuat ini mudah menyerap dan dioleskan pada kulit ketika digunakan. Sedangkan
untuk kemudahan dicuci dengan air didapat nilai rata-rata 5,0 hal ini menunjukkan
bahwa sediaan gel kami mudah dicuci dengan air.

36
BAB X
PENUTUP

10.1 Kesimpulan

1. Sediaan gel dengan bahan aktif ekstrak aloe vera 10% dan gelling agent
yang digunakan yaitu carbomer dengan konsentrasi 1 %.
2. Untuk evaluasi diperoleh hasil :
a. Organoleptis :
 Warna : tidak berwarna (transparan)
 Aroma : mawar
 Tekstur : lembut, halus, dingin
b. Viskositas :
Speed Faktor pengali Hasil
1,5 4000 82
83
85
3 2000 39
38
38

c. pH :
pH : 5,38
d. Daya sebar :
Berat Kaca Bawah : 140,74
Berat Kaca Atas :145,69
Berat Sampel :5g
1 menit : 5,5 cm
50 mgram : 6 cm
100 gram : 6,4 cm

37
e. Untuk uji akseptabilitas, sediaan kami memenuhi syarat sediaan gel
yang baik, dari mulai warna, aroma, kelembutan, tekstur, tampilan
yang baik, mudah menyerap di kulit, mudah dicuci dengan air dan
nyaman dalam penggunaan.

10.2 Saran

1. Sebaiknya evaluasi dilakukan setelah sediaan disimpan dalam waktu


yang lebih lama, minimal 1 bulan agar evaluasi yang dilakukan lebih
merepresentasikan sediaan dalam kondisi penyimpanan.
2. Sebaiknya evaluasi dilakukan sebelum memilih formula, agar diperoleh
formula terbaik yang benar-benar memenuhi spesifikasi.
3. Lebih teliti dalam penggunaan presentase penggunaan dan dalam
memilih bahan tambahan serta gelling agent yang sesuai dengan literatur
agar didapatkan sediaan yang baik dan homogen.

38
DAFTAR PUSTAKA

Aspan, Ruslan. (2008). Taksonomi Koleksi Tanaman Obat Kebun Tanaman Obat
Citeureup LIPI. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan
Produk Komplemen.
Depkes RI, 2014, Farmakope Indonesia, Edisi V. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Furnawanthi, Irni. 2004; Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya Si Tanaman Ajaib.
Jakarta: AgroMedia Pustaka.
Goskonda S. R., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition,
Rowe R. C., Sheskey, P. J., Queen, M. E. (Editor), London,
Pharmaceutical Press and American Pharmacists Assosiation.
Lachman, L., Schwartz, J.B., and Lieberman H.A., 1989, Pharmaceutical Dosage
nd
Forms., Tablets, 2 Ed, 492, Marcell Dekker Inc., New York.
Niazi, S.K., 2004. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations
Semisolid Products, Vol.4, Boca Raton : CRC Press.

39

Anda mungkin juga menyukai