Kelompok 1
Farmasi B
DOSEN PEMBIMBING
Dian Ermawati, M.Farm., Apt
Dra. UswatunChasanah, Apt., M.Kes
Raditya Weka Nugraheni, M.Farm., Apt
Dyah Rahmasari, M.Farm., Apt
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya atas
rahmat dan pentunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini. Laporan ini
kami susun berdasarkan praktikum yang telah kami kerjakan.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu menyelesaikan laporan praktikum Farmasetika Sediaan Semi Solida
Gel Aloe vera ini terutama para dosen yang membimbing kami pada saat
praktikum maupun dalam pembuatan laporan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan praktikum ini masih jauh dari
sempurna, oleh karenanya kami mohon dan sangat kami harapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun demi sempurnanya laporan berikutnya.
Penyusun
2
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB VIII RANCANGAN KEMASAN ............................................................. 31
8.1 Rancangan Kemasan Primer........................................................................ 31
8.2 Rancangan Kemasan Sekunder ................................................................... 32
8.3 Rancangan Brosur ....................................................................................... 32
BAB IX ................................................................................................................. 34
PEMBAHASAN .................................................................................................. 34
BAB X................................................................................................................... 37
PENUTUP ............................................................................................................ 37
10.1 Kesimpulan ................................................................................................ 37
10.2 Saran .......................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 39
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
dibuat dari makro molekul sintetik (misalnya karbomer) atau dari gom alam
(misalnya tragakan). Sediaan gel dapat digunakan secara topical dan
dimasukan ke dalam lubang tubuh.
Ada dua macam basis gel, yaitu:
Gel hidrofilik (oleogel) adalah sediaan dengan basis yang mengandung
paraffin cair dengan polietilen atau minyak lemak, membentuk gel dan
silika koloidal atau aluminium atau sabung seng.
Gel hidrofobik (hydrogel) adalah sediaan dengan basis gel yang biasanya
mengandung air, gliserol atau propilenglikol membentuk gel dengan
gelling agent (pembentuk gel) yang sesuai.
Zat pembentuk gel yang ideal untuk sediaan farmasi dan kosmetika
ialah inert, aman dan tidak bereaksi dengan komponen lain. Pada ekstrak aloe
vera dibuat sediaan gel. Sediaan yang digunakan secara topical. Dibuat
sediaan gel karena mudah pengaplikasiaanya pada kulit terutama sebagai
antiseptic dan penyembuhan luka. Selain itu proses penyembuhan akan
berlangsung relative cepat serta gel akan memberikan efek dingin pada kulit
6
BAB II
TINJAUAN BAHAN AKTIF
Lidah buaya (Aloe vera) adalah sejenis tumbuhan yang sudah dikenal
sejak ribuan tahun silam dan digunakan sebagai penyubur rambut,
penyembuh luka, dan untuk perawatan kulit. Tumbuhan ini dapat ditemukan
dengan mudah di kawasan kering di Afrika.
Salah satu zat yang terkandung dalam lidah buaya adalah aloe emodin,
sebuah senyawa organik dari golongan antrokuinon yang mengaktivasi
jenjang sinyal insulin seperti pencerap insulin-beta dan -substrat1, fosfatidil
inositol-3 kinase dan meningkatkan laju sintesisglikogen dengan
menghambat glikogen sintase kinase 3beta sehingga sangat berguna untuk
mengurangi rasio gula darah.
7
Di negara-negara Amerika, Australia, dan Eropa, saat ini lidah buaya
juga telah dimanfaatkan sebagai bahan baku industri makanan dan minuman
kesehatan.Aloe vera/lidah buaya mengandung semua jenis vitamin kecuali
vitamin D, mineral yang diperlukan untuk fungsi enzim, saponin yang
berfungsi sebagai anti mikroba dan 20 dari 22 jenis asam amino. Dalam
penggunaannya untuk perawatan kulit, Aloe vera dapat menghilangkan
jerawat, melembabkan kulit, detoksifikasi kulit, penghapusan bekas luka dan
tanda, mengurangi peradangan serta perbaikan dan peremajaan kulit. Aloe
vera juga mengandung asam folik yang melindungi sistem kekebalan tubuh
dan kesehatan tubuh yang seringkali terefleksi pada kulit. Dengan beragam
manfaat yang terkandung dalam lidah buaya, pemanfaatannya kurang optimal
oleh masyarakat yang hanya memanfaatkannya sebagai penyubur rambut.
8
melebar, jingga atau merah. Buah kotak, panjang 14-22cm, berkatup, hijau
keputih-putihan. Biji kecil, hitam. Akar serabut, kuning.
(Taksonomi,2008)
7. Kandungan : Lidah Buaya mengandung zat saponin yang
bersifat anti septik dan komplek antrakoinon antara lain oloe emodin, aloin
barbaloin yang berfungsi sebagai senyawa antibakteri (Furnawanthi,2004).
Serbuk lidah buaya dengan metode freeze dring mampu menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococus aureus (Lorenzetti et al.,2007) dan
dapat menghambat pertumbuhan bakteri pseudomonas aeruginosa (Al-
fatimi et al., 1953) kadar hambat minimal serbuk lidah buaya terhadap
bakteri Pseudomonas aeroginosa dengan pelarut air adalah mg/ml (Al-
fatimi et al.,2007)
8. Khasiat : Lidah buaya banyak digunakan dalam kosmetik
dan perlengkapan mandi,untuk pelembab, untuk pengobatan kondisi
seperti jerawat, luka bakar, luka, arthritis, diabetes, hiperlipidemia, tukak
peptik, dn herpes genital (Martindale)
9
BAB III
PERSYARATAN UMUM SEDIAAN
10
3) pada pemakaian dikulit setelah kering meninggalkan film tembus
pandang, elastic, daya lekat tinggi yang tidak menyumbat pori sehingga
sediaanpernapasan pori tidak terganggu
4) Mudah dicuci dengan air
5) Pelepasan obatnya baik
6) Kemampuan penyebaranya pada kulit baik. (Lachman L,et al, 1989)
Kekurangansediaan gel
1) Untuk hidrogel: harus menggunakan zat aktif yang larut dalam air
sehingga diperlukan penggunaan peningkat kelarutan seperti surfaktan
agar gel tetap jernih pada berbagai perubahan tenperatur, tetapi gel
tersebut sangat mudah dicuci atau hilang ketika berkeringat, kandungan
surfaktan yang tinggi dapat menyebabkan iritasi dan harga lebih mahal.
2) Penggunaan emolien golongan ester harus diminimalkan atau
dihilangkan untuk mencapai kejernihan yang tinggi.
3) Untuk hidroalkoholik : gel dengan kandungan alcohol yang tinggi dapat
menyebabkan pedih pada wajah dan mata, penampilan yang buruk pada
kulit bila terkena pemaparan cahaya matahari, alcohol akan menguap
dengan cepat dan meninggalkan film yang berpori atau pecah-pecah
sehingga tidak semua area tertutupi atau kontak dengan zat aktif (
Lachman L.et al,.1989)
11
BAB IV
PEMILIHAN BAHAN AKTIF
SenyawaAktif Khasiat
Aloe Vera Pengobatanjerawat, psoriasis,
lukabakar, lukaarthristis, diabetes,
hiperlipidemia, tukak peptic dan herpes
genital, antiradang, antitumor.
12
BAB V
KARAKTERISTIK BAHAN TAMBAHAN
13
granul, higroskopi agent : 3,0-6,0% xanthagum,
setelah dikeringkan. membentuk komplek
Kelarutan : tidak coacervates dengan
larut dalam aseton, gelatin dan pektin.
etanol (95%), eter,
dan toluene, mudah
larut dalam air
membentuk larutan
jernih, koloidal.
Gelatin Pemerian : light Gelling agent dan Kelarutan gel dapat
(HPE edisi 6 amber tofaintly suspending agent. berkurang dengan
hal. 278) yellow cobred pemanasan 80°C
vitreas padatan selama 1 jam.
yang rapuh, tidak
berbau, tidak
berasa, terdapat
dalam bentuk
translucentsheet,
flakes, dan granul
atau bubuk kasar.
Kelarutan : tidak
larut dalam aseton,
kloroform, etanol
(95%), eter, dan
methanol; larut
dalam gliserin,
asam, basa, dalam
air mengembang
sampai 10 kali berat
air.
HPMC(HPE Pemerian : serbuk Gelling agent dan
6 thed. page berserat atau serbuk suspending agent.
14
326) granul, putihatau
krem, tidak berbau
dan tidak berasa
Kelarutan : Larut
dalam air dingin,
membentuk larutan
koloidal yang kental,
praktis tidak larut
dalam air panas,
kloroform, etanol
(95%) dan eter, tetapi
larut dalam campuran
air dan alkohol
5.2 Enhancer
Bahan Karakteristik Fisika Kegunaan Keterangan Lain
Propilenglikol Pemerian : jernih tidak Konsentrasi sebagai Inkompatibilitas
(HPE hal. berwarna, viskus, larutan pengawet semisolida dengan oxidizing
592) gula praktis tidak berbau : 15 – 30% agent seperti
berasa sedikit pahit potassium
seperti trigliserin. permanganat.
Kelarutan : dapat
campur dengan aseton,
kloroform, alkohol
(95%), gliserin, dan air;
larut dalam eter (1 : 6)
tidak dapat campur
dengan minyak mineral
tapi larut dalam minyak
essential.
15
5.3 Pengawet
Bahan Karakteristik Fisika Kegunaan Keterangan Lain
Methyl Pemerian : kristal tidak Untuk topikal : Inkompatibilias
paraben / berwarna atau serbuk 0,02 – 0,3% dengan bentonit
Nipagin kristal putih, tidak magma trisilat, talk,
(HPE hal. berbau atau hampir tidak tragakan, sodium
441) berbau sedikit berasa alginat, minyak
terbakar. essensial, sorbitol
Kelarutan : air (1 : 400), atropin.
air 50°C (1 : 50), air
80°C (1 : 30), etanol (1 :
2), etanol 95% (1 : 3),
eter (1 : 10), gliserin (1 :
60).
Propil Pemerian : kristal putih, Untuk topikkal : Aktivitas antimikroba
paraben / tidak berbau, serbuk 0,01 – 0,6% dari propil paraben
Nipasol tidak berasa. berkurang jauh
(HPE hal. Kelarutan : air (1 : 1435 dengan adanya
596) pada suhu 15°C), air (1 : surfaktan non-ionik
2500), air 80°C (1 : sebagai akibat dari
225), etanol (1 : 1,1), micellization.
etanol 50% (1 : 5,6),
gliserin (1 : 250); mudah
larut dalam aseton.
16
5.4 Humektan
Bahan Karakteristik Fisik Kegunaan Keterangan Lain
Gliserin (HPE Pemerian : cairan jernih Humectant Inkompaktibilitas =
edisi 6 hal. 283) tidak higroskopis, manis topical oxidizing agent kuat.
Kelarutan : larut dalam air, formulation Dapat meledak black
praktis tidaklarut dalam = <30% discolorotion dengan
minyak, benzena, adanya cahaya zinc
kloroform, agak larut oxide atau nitrate.
dalam aseton.
17
BAB VI
RANCANGAN FORMULASI SEDIAAN
BentukSediaan Spesifikasi
Kadar BahanAktif 10 %
Dosis -
pH sediaan 4,5 – 8,0
Kemasanterkecil 20 g
Warna Tidakberwarna
Aroma -
Rasa -
Wadahpenyimpanan Pot gel
SasaranUsia Dewasa
18
6.3 Formulasi Skala Kecil
a. Formulasi 1
Perhitungan Bahan
10
1. Ekstrak Aloe vera = 100 x 20 g = 2 g
5
2. CMC-Na = 100 x 20 g = 1 g
15
3. Propilenglikol = x 20 g = 3 g
100
0,2
4. Nipagin = x 20 g = 0,04 g
100
10
5. Gliserin = x 20 g = 2 g
100
59,8
6. Aquades = x 20 g = 11,96 g
100
19
Uraiaan prosedur :
20
b. Formulasi 2
Perhitungan Bahan
10
1. Ekstrak Aloe vera =100 x 20 g = 2 g
1
2. Carbomer = 100 x 20 g = 0,2 g
1
3. TEA = 100 x 20 g = 0,2 g
0,2
4. Nipagin = 100 x 20 g = 0,04 g
14
5. Propilenglikol = 100 x 20 g = 2,8 g
13,0
6. Gliserin = x 20 g = 2,6 g
100
60,9
7. Aquades = x 20 g = 12,16 g
100
21
Uraian Prosedur :
22
c. Formulasi 3
Perhitungan Bahan
10
1. Ekstrak Aloe vera = 100 x 20 g = 2 g
7
2. HPMC = 100 x 20 g = 1,4 g
13
3. Propilenglikol = x 20 g = 2,6g
100
12
4. Gliserin = 100 x 20 g = 2,4 g
0,3
5. Nipagin = 100 x 20 g = 0,06 g
57,7
6. Aquades = x 20 g = 11,54 g
100
23
Uraian prosedur :
24
6.4 Formulasi Skala Besar
Perhitungan Bahan
10
1. Ekstrak Aloe vera = 100 x 200 g = 20 g
1
2. Carbomer = 100 x 200 g = 2 g
1
3. TEA = 100 x 200 g = 2g
0,2
4. Nipagin = 100 x 200 g = 0,4 g
14
5. Propilenglikol = x 200 g = 28 g
100
13
6. Gliserin = 100 x 200 g = 26 g
60,9
7. Aquades = x 200 g = 121,6 ml
100
25
Uraian Prosedur Produksi
26
BAB VII
EVALUASI
1. Uji Organoleptis
Pengamatan yang dilakukan adalah dengan melihat warna, tekstur dan bau
dari sediaan
Hasil
Warna : Transparan
Tekstur : Halus
Bau : Mawar
2. Uji Penetapan pH
Alat : pH meter
Prosedur :
a. Ambil pH meter, buka penutup KCl jenuh
b. Bilas elektrode dengan aquadest, lalu keringkan dengan kertas tisu
halus.
c. Kalibrasi pH meter dengan larutan pH standar
d. Bilas elektrode dengan aquadest, lalu keringkan dengan kertas tisu
halus.
e. Tuang sediaan dalam gelas beker ± 50 ml
f. Celupkan elektrode kedalam sediaan ad terbenam
g. Baca pH yang tertera pada alat
Hasil
pH yang direncanakan : 4,5 – 8,0
pH terbaca : 5,38
pH standar : 6,45
27
Perhitungan :
pH kalibrasi – pH standar
6,45 – 6,85 = 0,40
pH = 5,38 + 0,40
= 5,78
3. Uji Viskositas
Alat : Viskometer Brookfield
Prosedur :
a. Cuci alat viskometer brookfield dengan aquadest dan keringkan
menggunakan tisu
b. Masukkan zat uji sebanyak 100 ml ke dalam viskometer.
c. Pasang pengaduk (spindel 64) pada rotor viskometer.
d. Pastikan jarum pembaca skala pada posisi nol.
e. Pilih skala terkecil yang ada pada alat.
f. Tekan tombol on untuk memutar rotor, baca angka yang tertera pada
viscometer
g. Lakukan perhitungan sesuai factor pengali
Hasil
Terbaca : 83 cps
FaktorPengali : 4000 cps
Viskositas : 333,333 cps
4. UjiDayaSebar
Alat : 2 lempengkaca, pembeban
Prosedur :
a. Disiapkan kertas skala diameter, 2 lempeng kaca dan beban
b. Ditimbang sediaan sebanyak 2 gram
c. Diletakkan sediaan tepat diatas kaca yang di bawahnya disertai
dengan skala diameter
d. Ditutup kaca lain yang telah ditimbang dan dibiarkan selama satu
menit, setelah itu diukur diameter sebarnya
e. Ditambahkan beban 50 gram dan dibiarkan 1 menit, kemudian diukur
diameter sebarnya
28
f. Ditambahkan beban 100 gram dan dibiarkan 1 menit, kemudian
diukur diameter sebarnya
Hasil
5. UjiAkseptabilitas
Dipilih 10 orang secaraacakuntukdimintaipendapatmengenaiwarna, bau,
tekstur, sensasisaatdioleskan, kemudahan dioleskan, lengket dari sediaan
Hasil :
Parameter 1 2 3 4 5 Jumlah Jumlah %
hasil max
Warna - - - 3 7 47 50 94%
Bau - - - 1 9 49 50 98%
Tekstur - - 2 2 6 44 50 88%
Sensasi - - - 2 8 48 50 96%
saatdi
oleskan
Kemudahan - - - 1 9 49 50 98%
29
di oleskan
Lengket - - - 3 7 47 50 94%
Rata-Rata 94,67%
1 = TidakBaik
2 = Kurang Baik
3 = CukupBaik
4 = Baik
5 = SangatBaik
Dari data di atas dapat di ambil persentase nilai yang di berikan oleh
responden untuk warna mendapat 94%; aroma 98%; tekstur 88%; sensasi
saat di oleskan 96%; kemudahan dioleskan 98%; lengket 94%. Dan nilai
rata-ratanya adalah 94,67%
6. UjiPemeriksaan Mikrobiologi
a) Prosedur Umum
Pengujian dilakukan pada kondisi aseptik sebagai tindakan
pencegahan untuk menghindari kontaminasi mikroba dari luar
produk, tetapi tidak mempengaruhi mikroba yang diuji. ( FI V :
1325)
Jika produk mempunyai aktifitas antimikroba sebelum diuji
lakukan netralisasi menggunakan inaktivator yang telah
dibuktikantidaktoksikterhadap mikroba yang diuji. ( FI V : 1325)
b) Metode Penghitungan
Pengujian dilakukan dengan metode Penyaringan Membran atau
salah satu Metode Angka Lempeng yang sesuai. Metode lain
adalah Angka Paling Mungkin (APM) yang umum digunakan
untuk produk dengan tingkat kontaminasi rendah. ( FI V : 1325)
Pemilihan metode pengujian berdasarkan beberapa faktor antara
lain jenis produk yang diuji, persyaratan yang ditentukan dan
30
ukuran sampel yang memadai untuk memperkirakan kesesuaian
secara spesifik. Kesesuaian metode yang dipilih harus ditetapkan. (
FI V : 1325)
BAB VIII
RANCANGAN KEMASAN
31
8.2 Rancangan Kemasan Sekunder
Nama obat jadi
Netto
Komposisi
Nama industri farmasi
Alamat industri farmasi
Nomor batch
Nomor pendaftaran
Tanggal kadaluarsa
Cara penyimpanan
Tanda peringatan OBT
Harus dengn resep dokter
Lingkaran tanda khusus
32
33
BAB IX
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kelompok kami membuat sediaan gel yang
mengandung 10% aloe vera sebagai bahan aktif. Pembuatan sediaan gel aloe vera
ini ditujukan untuk orang dewasa. Gel ini juga ditujukan untuk pemakaian luar
sebagai pengobatan seperti jerawat, psoriasis, luka bakar, luka arthritisd dan
antiinflamasi. Volume sediaan yang dibuat pada optimasi skala kecil yaitu 20 g.
Selain menggunakan Untuk sediaan gel ini kami membuat 3 formulasi yang
berbeda, tetapi dalam pembuatan hanya 1 formula yang dipakai untuk pembuatan
skala besar yaitu formula 2.
Perbedaan dari ketiga formula yang dibuat dalam skala kecil yaitu dari
gelling agent yang digunakan. Untuk formula 1 dan 3 tidak dapat digunakan pada
skala besar karena sediaan gel yang terbentuk memliki tekstur atau bila dilihat
secara visual kurang menarik. Pada formula 1 yang menggunakan gelling agent
CMC-Na (Karboksimetil selulosa) tekstur gel yang terbentuk terlalu kental, hal ini
dapat disebabkan karena waktu yang dibutuhkan pada saat pengembangangelling
agent kurang. Sedangkan untuk formula 3 yang menggunakan gelling agent
HPMC (Hidroksil propil metilselulosa) sediaan gel yang dihasilkan terlalu kental
dan lengket, hal tersebut dapat terjadi karena persen penggunaan HPMC yang
lumayan tinggi yaitu 7% dari rentang pemakaian 1%-10% dan kurangnya air yang
digunakan dalam pembuatan. Sehingga, formula yang dipilih untuk pembuatan
sediaan gel aloe vera skala besar yaitu formula 2 yang menggunakan gelling agent
Carbomer sebanyak 1%. Pemilihan gelling agent carbomer karena carbomer tidak
mengiritasi kulit pada pemakaian berulang serta cocok untuk sediaan gel yang
didalamnya terdapat air. Pada saat pembuatan massa gel ditambahkan TEA
sebanyak 1% untuk menetralkan pH basa dari Carbomer.Sediaan gel yang
dihasilkan memiliki tekstur yang sesuai yaitu tidak terlalu encer dan tidak terlalu kental,
dan jika dilihat secara visual memiliki tampilan yang menarik (transparan dan memiliki
gelembung).
34
Setelah sediaan gel aloe vera yang dibuat sesuai formula, kemudian
dilakukan beberapa uji evaluasi, adapun evaluasi yang dilakukan meliputi
organoleptis, viskositas, pH, penentuan daya sebar, dan akseptabilitas. Pada
pengamatan organoleptis bentuk sediaan gel aloe vera tidak berwarna (bening),
berbau mawar, teksturnyalembut dan memberikan sensasi dingin yang
cukup,juga konsistensinya tidak berubah dalam penyimpanan selama satu minggu
lebih.
35
Kemudian pada kriteria aroma didapat nilai rata-rata 4,9 hal ini mengindikasikan
bahwa gel yang dibuat memiliki aroma yang cukup dapat diterima oleh para
responden. Kemudian pada kriteria sensasi saat dioleskan didapat nilai rata-rata
4,8 hal ini mengindikasikan bahwa gel yang dibuat memiliki sensasi dingin dan
segar yang baik saat di aplikasikan ke kulit. Pada kriteria kemudahan dioleskan di
kulit didapatkan nilai rata-rata 4,9 hal ini menunjukkan bahwa sediaan gel yang
dibuat ini mudah menyerap dan dioleskan pada kulit ketika digunakan. Sedangkan
untuk kemudahan dicuci dengan air didapat nilai rata-rata 5,0 hal ini menunjukkan
bahwa sediaan gel kami mudah dicuci dengan air.
36
BAB X
PENUTUP
10.1 Kesimpulan
1. Sediaan gel dengan bahan aktif ekstrak aloe vera 10% dan gelling agent
yang digunakan yaitu carbomer dengan konsentrasi 1 %.
2. Untuk evaluasi diperoleh hasil :
a. Organoleptis :
Warna : tidak berwarna (transparan)
Aroma : mawar
Tekstur : lembut, halus, dingin
b. Viskositas :
Speed Faktor pengali Hasil
1,5 4000 82
83
85
3 2000 39
38
38
c. pH :
pH : 5,38
d. Daya sebar :
Berat Kaca Bawah : 140,74
Berat Kaca Atas :145,69
Berat Sampel :5g
1 menit : 5,5 cm
50 mgram : 6 cm
100 gram : 6,4 cm
37
e. Untuk uji akseptabilitas, sediaan kami memenuhi syarat sediaan gel
yang baik, dari mulai warna, aroma, kelembutan, tekstur, tampilan
yang baik, mudah menyerap di kulit, mudah dicuci dengan air dan
nyaman dalam penggunaan.
10.2 Saran
38
DAFTAR PUSTAKA
Aspan, Ruslan. (2008). Taksonomi Koleksi Tanaman Obat Kebun Tanaman Obat
Citeureup LIPI. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan
Produk Komplemen.
Depkes RI, 2014, Farmakope Indonesia, Edisi V. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Furnawanthi, Irni. 2004; Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya Si Tanaman Ajaib.
Jakarta: AgroMedia Pustaka.
Goskonda S. R., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition,
Rowe R. C., Sheskey, P. J., Queen, M. E. (Editor), London,
Pharmaceutical Press and American Pharmacists Assosiation.
Lachman, L., Schwartz, J.B., and Lieberman H.A., 1989, Pharmaceutical Dosage
nd
Forms., Tablets, 2 Ed, 492, Marcell Dekker Inc., New York.
Niazi, S.K., 2004. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations
Semisolid Products, Vol.4, Boca Raton : CRC Press.
39