Disusun oleh :
1. TUJUAN
Mahasiswa mampu melakukan identifikasi senyawa golongan glikosida
saponin,triterpenoid dan steroid dalam tanaman.
2. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman (Sapindus rarak DC)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta,
Sub Divisi : Angiospermae,
Kelas : Dicotyledone,
Ordo : Sapindales,
Famili : Sapindaceae,
Genus : Sapindus,
Spesies : Sapindus rarak DC.
Morfologi Larek Semak, perdu, atau pohon, kadang-kadang liana dengan alat-
alat pembelit. Daun tunggal atau majemuk atau menyirip tunggal atau berganda,
duduknya tersebar, jarang berhadapan, dengan atau tanpa daun penumpu. Bunga
banci berkelamin tunggal, atau poligam, seringkali berumah 2, tersusun dalam
rangkaian yang bermacam-macam, biasanya berbentuk malai, zigomorf dengan
bidang simetri miring. Daun kelopak 5, bebas atau berlekatan, tersusun seperti
genting atau katup. Daun mahkota 3-5, sering tidak terdapat. Cakram biasanya
terdapat seringkali pada satu sisi saja di luar lingkaran benang sari. Benang sari 8,
kadang-kadang 5-10, atau banyak, tertanam di sebelah dalam cakram, tangkai sari
bebas, sering berambut. Kepala sari beruang 2. Bakal buah menumpang, dekat
pangkal berlekuk atau berbagi, biasanya sering beruang 3, sering hanya beruang
2, tiap ruang kebanyakan hanya berisi 1 bakal biji, adakalanya 2 atau lebih.
Buahnya buah kendaga, buah keras, buah batu atau buah berbagi, sering bersayap.
Biji mempunyai salut, tanpa endosperm, lembaga terlipat atau terpilin
(Citosupomo,2004).
Kandungan Senyawa Kimia Larek Pengujian secara kualitatif senyawa yang
terdapat pada daging buah diantaranya adalah triterpen, alkaloid, steroid,
antrakinon, tanin, fenol, flavonoid, dan minyak atsiri. Pada kulit buah, biji, kulit
batang dan daun lerak mengandung saponin dan flavonoid, sedangkan kulit buah
juga mengandung alkaloida dan polifenol. Kulit batang dan daun tanaman lerak
mengandung tanin. Senyawa aktif yang telah diketahui dari buah lerak adalah
senyawa -senyawa dari golongan saponin dan sesquiterpen (Sunaryadi, 1999).
B. Senyawa (Glikosida)
Glikosida terdapat pada tanaman tinggi. Dapat membentuk larutan
koloidal dalam air. Bila dikocok akan membuih. Glikosida dapat menurunkan
tegangan permukaan disebabkan oleh molekul saponin terdiri dari hidrofob
dan hidrofil. Bagian hidrofob adalah aglikonnya, bagian hidrofil adalah
glikonnya. Beberapa glikosida mengandung lebih dari satu jenis gula dalam
bentuk disakarida atau trisakarida. Pengelompokan glikosida berdasarkan
struktur bukan gula terbagi atas : glikosida jantung, glikosida antrakinon,
glikosida saponin, glikosida sianogenik, glikosida isotiosianat, glikosida
flavonol, glikosida alkohol, glikosida alkohol, glikosida aldehida, glikosida
lakton, glikosida fenol dan tanin.(Penuntun Fitokimia dalam Farmasi, 2007)
Saponin sebagian besar bereaksi netral (larut dalam air), beberapa ada
yang bereaksi asam (sukar larut dalam air), sebagian kecil bereaksi basa.
Aglikon dari saponin disebut sapogenin. Sapogenin sukar larut dalam air.
Saponin dapat berupa senyawa yang mempunyai satu rantai gula atau dua
rantai gula yang sebagian besar bercabang. Menurut Steinegger dan Hansel,
saponin dibagi menjadi 2 golongan :
1. Saponin sterol
Saponin ini bila terhidrolisis akan membentuk senyawa sterol.
2. Saponin triterpen
Saponin ini bila terhidrolisis akan membentuk senyawa triterpe
Menurut Tschsche, Wollf, dan Gerlach, saponin dibagi menjadi 3 golongan:
1. Saponin spirostanol
Disebut juga saponin netral. Contoh: sarsasapogenin.
2. Saponin triterpena
Disebut juga saponin asam. Contoh: asam oleanolat
3. Saponin sterol
Disebut juga saponin basa. Saponin golongan ini dibagi menjadi 2 tipe,
yaitu:
a. Tipe demisin atau solanin, contoh : solanidin, solatubin
b. Tipe tomatin, contoh : tomatidin
Saponin yang terdapat dalam tanaman merupakan prekursor kortison.
(Penuntun Fitokimia dalam Farmasi, 2007)
Saponin dapat mempertinggi resorpsi berbagai zat oleh aktivitas
permukaan. Saponin juga dapat meregang partikel tak larut dan menjadikan
partikel tersebut tersebar dan terbagi halus dalam larutan. Saponin bisa juga
sebagai prekursor hormon steroid seperti Dioscorea Sp, Yucca Sp. emulgator
seperti Quiliaja saponaria. Tonika atau Roboransia seperti Panax gingseng,
Smilax Sp. Untuk bahan pencuci seperti Sapindus rarak. Untuk racun ikan
seperti Derris eliptica. Keracunan ini disebabkan kerusakan pada alat
pernafasan (ingsang). (Penuntun Fitokimia dalam Farmasi, 2007)
Triterpenoida berupa senyawa yang tidak berwarna dan berbentuk
kristal. Uji yang banyak digunakan adalah reaksi Liebermann-Burchard yang
dengan kebanyakan triterpena dan sterol memberikan warna hijau-biru.
Triterpenoida dapat dibagi menjadi empat golongan senyawa, yaitu triterpena
sebenarnya, steroida, saponin dan glikosida jantung. Kedua golongan terakhir
terutama terdapat sebagai glikosida. Steroida merupakan suatu senyawa yang
mengandung inti siklopentanoperhidrofenantren. Steroida memiliki berbagai
aktivitas biologic.(Harborne, 1996)
Alat Bahan
b. Reaksi Warna
a. Uji Buih
Identifikasi Saponin
Tinggi buih : 6,5 cm
Kestabilan : > 30 menit
Kesimpulan : Positif mengandung saponin
b. Uji Lieberman-Burchard
Identifikasi : Saponin triterpenoid
Warna : Merah-ungu
Warna yg muncul : merah-ungu pada bagian permukaan
Kesimpulan : positif mengandung saponin triterpenoid
c. Uji Salkowski
Identifiksi : Steroid tak jenuh
Ciri : terbentuk cincin
Pengamatan : terbentuk cincin
Kesimpulan : positif mengandung steroid tak jenuh
d. Identifikasi dengan KLT
Harga Rf
1,4 𝑐𝑚 4,6 𝑐𝑚
= 0,175 cm = 0,575
8 𝑐𝑚 8 𝑐𝑚
2,2 𝑐𝑚 5 𝑐𝑚
= 0,275 cm = 0,625
8 𝑐𝑚 8 𝑐𝑚
3,7 𝑐𝑚 6,8 𝑐𝑚
= 0,4625 cm = 0,85
8 𝑐𝑚 8 𝑐𝑚
4,2 𝑐𝑚
= 0,525 cm
8 𝑐𝑚
Total : 3,488 cm
Identifikasi saponin steroid/triterpenoid dengan KLT
Identifikasi : sapogenin steroid/triterpenoid
Penampakan noda : anisaldehid-asam sulfat
Warna noda : merah-ungu
Pengamatan : muncul noda warna merah-ungu
Kesimpulan : positif mengandung sapogenin steroid/triterpenoid
Identifikasi steroid/triterpenoid bebas dengan KLT
Identifikasi : steroid/triterpenoid bebas
Penampakan noda : anisaldehid-asam sulfat
Warna noda : merah-ungu
Pengamatan : muncul noda warna merah-ungu
Kesimpulan : positif mengandung steroid/triterpenoid bebas
NO Keterangan Gambar
1 Uji Buih
Reaksi Warna
Uji Liebermann-
Burchard
( Merah Ungu =
2 Saponin triterpenoid )
(Kuning Muda =
Saponin triterpenoid/
steroid jenuh)
Uji Salkowski
( Timbul cincin warna
merah)
Kiri : Identifikasi
terpenoid/steroid
bebas secara KLT
Kanan : Identifikasi
sapogenin steroid /
triterpenoid
UV 254 sebelum
dieluasi
Kiri : Identifikasi
terpenoid/steroid
bebas secara KLT
Kanan : Identifikasi
sapogenin steroid /
triterpenoid
UV 254 setelah
dieluasi
Kiri : Identifikasi
terpenoid/steroid
bebas secara KLT
Kanan : Identifikasi
sapogenin steroid /
triterpenoid
Setelah diberi
penampak noda
Kiri : Identifikasi
terpenoid/steroid
bebas secara KLT
Kanan : Identifikasi
sapogenin steroid /
triterpenoid
UV 365 setelah
dieluasi dan diberi
penampak noda
DAFTAR PUSTAKA