Anda di halaman 1dari 12

JURNAL KESEHATAN

Vol. (8) No. (2) Bulan (7) Tahun (2022)


e-ISSN : 2777-1083 p-ISSN: 2442-4013
LPPM Akademi Keperawatan YPIB Majalengka

IMPLEMENTASI LATIHAN NAFAS DALAM TERHADAP


POLA NAFAS PASIEN PADA PNEUMONIA DI DUSUN
SILEGOK DESA PASEH KIDUL KECAMATAN PASEH
KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2021

Windri Dewi Ayu*1 Lesi Monika *2


1,2,3
Akper ypib majalengka, Jalan kasokandel timur no.63 kasokandel majalengka
e-mail: Windri.ners@gmail.com

Abstrak
Pneumonia adalah suatu penyakit peradangan parenkim paru yang biasa terjadi pada sistem
pernafasan. Disebabkan oleh bakteri, virus, jamur. Berdasarkan data penelitian di Wilayah
Sumedang pada bulan Januari-Maret 2021 yang mengalami pneumonia 6,2% yang menyebabkan
sesak nafas khususnya di Kecamatan Paseh Di desa Paseh kidul yang mengalami pneumonia
sebanyak 10 orang di antaranya 4 orang di Dusun Silegok. Tujuan penelitian agar mampu
melaksanakan implementasi latihan nafas dalam terhadap pola nafas pasien pada pneumonia untuk
mengetahui pola nafas sebelum dan sesudah dilakukan latihan nafas dalam serta mengetahui
implementasi latihan nafas dalam. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif
kuantitatif yang berupa studi kasus dengan teknik pengumpulan data melalui lembar observasi dan
dokumentasi. Hasil penelitian bahwa sebelum dilakukan tindakan latihan nafas dalam (50%)
responden mengalami sesak nafas berat dengan skala IV hal tersebut disebabkan karena
mengalami infeksi peradangan parenkim paru dan sesudah dilakukan tindakan latihan nafas dalam
(75%) responden mengalami sesak nafas sedang dengan skala III. Dalam pencapaian hasil tidak
secara optimal maka latihan nafas dalam dilakukan secara berturut-turut sesuai dengan keadaan
responden dan adanya kerjasama dari responden, masyarakat dan institusi pendidikan dengan
adanya persetujuan terlebih dahulu.

Kata Kunci : Pneumonia, Pola Nafas, Latihan Nafas Dalam

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume VIII Nomor 2 Juli 2022
1
Abstract

Pneumonia is an inflammatory disease of the lung parenchyma that usually occurs in the
respiratory system. Caused by bacteria, viruses, fungi. Based on research data in the Sumedang
Region in January-March 2021 who experienced 6.2% pneumonia which caused shortness of
breath, especially in Paseh Subdistrict. The purpose of the study was to be able to carry out the
implementation of deep breathing exercises on the patient's breathing pattern in pneumonia to
determine the breathing pattern before and after deep breathing exercises and to know the
implementation of deep breathing exercises. The type of research used is descriptive quantitative
research in the form of case studies with data collection techniques through observation sheets
and documentation. The results showed that before deep breathing exercises (50%) of respondents
experienced severe shortness of breath with a scale of IV this was due to infection with lung
parenchyma inflammation and after deep breathing exercises (75%) respondents experienced
moderate shortness of breath on a scale of III. In achieving results that are not optimal, deep
breathing exercises are carried out successively according to the condition of the respondent and
the cooperation of the respondent, the community and educational institutions with prior approval.
Keywords: Pneumonia, Breathing Pattern, Deep Breathing Exercise

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume VIII Nomor 2 Juli 2022
2
PENDAHULUAN
Pneumonia sering ditemukan pada anak balita, pada orang dewasa dan pada
kelompok usia lanjut (Lasnsia). Pneumonia merupakan penyakit yang sering
banyak terjadi menginfeksi kira-kira 450 jiwa orang pertahun dan terjadi di
seluruh penjuru dunia. Penyakit ini merupakan penyebab utama kematian pada
semua kelompok yang menyebabkan jutaan kematian (7% dari kematian total
dunia) setiap tahun. Angka kematian ini paling besar terjadi pada anak usia
kuranng dari lima tahun, dan dewasa yang usia lebih dari 75 tahun. Penyakit
pneumonia dapat menyebabkan kematian jika tidak segera diobati.
Pneumonia adalah suatu penyakit peradangan akut pada parenkim paru yang
biasanya terjadi pada saluran pernafasan bawah akut, infeksi ini berupa radang
paru-paru yang ditandai dengan adanya produksi sputum dan disertai dengan
adanya gejala batuk dan sesak nafas, penyakit ini disebabkan oleh adanya agen
virus infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi) dan subtansi asing,
jamur, dan aspirasi (Nurarif, 2015).
Menurut World Health Organization (WHO, 2014) telah menyebutkan dari
10 macam penyakit penyebab angka kematian di dunia, tercatat bahwa infeksi
saluran pernafasan bawah merupakan penyakit infeksi terbesar ke- 4 yang
menyebabkan kematian di dunia selama dekade terakhir dengan jumlah kematian
mencapai 3,1 juta kematian pada tahun 2012. Kejadian pneumonia cukup tinggi di
dunia, yaitu sekitar 15%-20% penyebab utama pneumonia 50% adalah bakteri
streptococcus pneumoniae (Bakteri pneumokokus), 20% disebabkan oleh
haemophilus influenzaetype B (Hib), sisanya adalah virus dan penyebab lainnya.
Di Indonesia, prevelansi kejadian pneumonia pada tahun 2013 sebesar 4,5%
(Kementrian Kesehatan RI,2013). Selain itu, pneumonia merupakan salah satu
dari 10 besar penyakit rawat inap di rumah sakit. Dengan proporsi kasus 53,95%
laki- laki dan 46,05% perempuan. Pneumonia memiliki tingkat crude fatality rate
(CFR) yang tinggi, yaitu 7,6% (PDPI,2014). Berdasarkan data penelitian di
Wilayah Sumedang pada bulan Januari-Maret 2021 yang mengalami pneumonia
6,2% yang menyebabkan sesak nafas khususnya di Kecamatan Paseh Di desa
Paseh kidul yang mengalami pneumonia terdapat 4 diantaranya di Dusun Silegok
di RT.20 Rw.06.
Pneumonia biasanya mengakibatkan bersihan jalan nafas dan
ketidakefektifan pola nafas. Ketidakefektifan pola nafas merupakan inspirasi dan
ekspirasi yang tidak memberi ventilasi adekuat. Salah satu cara mengatasi
pneumonia dengan cara latihan nafas dalam. Latihan nafas dalam dapat mencapai
ventilasi yang lebih terkontrol dan efisiensi serta untuk mengurangi kerja
bernafas, meningkatkan inflasi alveolar maksimal, meningkatkan relaksasi otot,
menghilangkan ansietas, menyingkirkan pola aktifitas otot-otot pernafasan yang
tidak berguna, tidak terkoordinasi, melembabkan frekuensi pernafasan,
mengurangi udara yang terperangkap serta mengurangi kerja bernafas. Latihan
nafas dalam bukan merupakan bentuk dari latihan fisik, melainkan teknik jiwa dan
tubuh yang dapat dilakukan dalam berbagai rutinitas guna agar mendapatkan
pengaruh efek relaks.
Dari hasil penelitian Hafiizh, 2013 membuktikan bahwa Pursed Lips
Breathing (PLB) dapat meningkatkan tekanan persial oksigen dalam arteri
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume VIII Nomor 2 Juli 2022
3
(PaO2), yang menyebabkan penurunan tekanan terhadap kebutuhan oksigen
dalam proses

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume VIII Nomor 2 Juli 2022
4
metabolisme tubuh. Sesudah dilakukan latihan Pursed Lips Breathing selama 10
menit sebanyak 2 kali sehari pagi dan sore dalam waktu 3 hari berturut-turut,
adanya pengaruh dari tindakan Pursed Lips Breathing yaitu mengalami penurunan
sesak nafas dan Respiratory Rate (RR) atau frekuensi pernafasan. Terdapat
perbedaan antara sebelum dan sesudah dilakukan latihan Pursed Lips Breathing
pada pasien pneumonia di RSUB Lawang.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode
deskriptif dan kuantitatif untuk melihat hasil dari variabel dan sampel. Dalam
penelitian ini dilakukan latihan nafas dalam terhadap pola nafas pasien pada
pneumonia Di Dusun Paseh Desa paseh Kidul Kecamatan Paseh Kabupaten
Sumedang Tahun 2021.
Populasi dalam penelitian ini adalah yang menderita Pneumonia dengan
jumlah 4 orang Di Dusun Silegok Desa Paseh Kidul Kecamatan Paseh Kabupaten
Sumedang. Sample dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling dengan
jumlah 4 orang Di Dusun Silegok Desa Paseh Kecmatan paseh Kidul Kabupaten
Sumedang.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen berupa lembar
observasi yang sesuai dengan klasifikasi sesak nafas dan SOP.
Pengolahan data pada penelitian ini yaitu data yang telah terkumpul akan
dimasukan ke lembar observasi.
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan melakukan
penilaian terhadap respon klien dari pre dan post latihan nafas dalam. Sebab
sebelum dilakukan tindakan atau prettest latihan nafas dalam, terlebih dahulu
klien di kaji untuk mengetahui kodisinya atau skala dispnea. Kemudian
mengevaluasi setelah diberikan tindakan latihan nafas dalam.

HASIL PENELITIAN
Tabel 4.1 Klasifikasi Sesak Nafas Sebelum dilakukan Latihan Nafas Dalam

No. Nama Responden Hasil/ Keterangan


Skala
1. Ny. E V Sangat Berat
2. Ny. E IV Berat
3. Tn. I III Sedang
4. Nn. W IV Berat

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa hasil sebelum dilakukan latihan


nafas dalam responden 1 Ny. E mengalami sesak nafas sangat berat dengan skala
V, responden 2 Ny. E mengalami sesak nafas berat dengan skala IV, responden 3
Tn. I mengalami sesak nafas sedang dengan skala III, responden 4 Nn. W
mengalami sesak nafas berat dengan skala IV

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume VIII Nomor 2 Juli 2022
5
Tabel 4.2 Klasifikasi Sesak Nafas Sesudah dilakukan Latihan Nafas Dalam

No. Nama Responden Hasil/Skala Keterangan


1. Ny. E III Sedang
2. Ny. E III Sedang
3. Tn. I II Ringan
4. Nn. W III Sedang

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa hasil sesudah dilakukan latihan nafas
dalam responden 1 Ny. E mengalami sesak nafas sedang dengan skala III,
responden 2 Ny. E mengalami sesak nafas sedang dengan skala III, responden 3
Tn. I mengalami sesak nafas ringan dengan skala II, responden 4 Nn. W
mengalami sesak nafas sedang dengan skala III.

Tabel 4.3 Klasifikasi Sesak Nafas Sebelum dan Sesudah dilakukan Latihan
Nafas Dalam
No. Nama Nilai/Skala Keterangan Nilai/Skala Keterangan
Responden Sebelum Sebelum Sesudah Sesudah
1. Ny. E V Sangat III Sedang
Berat
2. Ny. E IV Berat III Sedang
3. Tn. I III Sedang II Ringan
4. Nn. W IV Berat III Sedang

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan hasil penelitian pada responden 1 Ny. E


mengalami sesak nafas sangat berat dengan skala V dan sesudah dilakukan latihan
nafas dalam terdapat adanya penurunan pola nafas yaitu sesak nafas sedang
dengan skala III, responden 2 Ny. E mengalami sesak nafas berat dengan skala IV
dan sesudah dilakukan latihan nafas dalam terdapat adanya penurunan pola nafas
yaitu sesak nafas sedang dengan skala III, responden 3 Tn. I mengalami sesak
nafas sedang dengan skala III dan sesudah dilakukan latihan nafas dalam terdapat
adanya penurunan pola nafas yaitu sesak nafas ringan dengan skala II, responden
4 Nn. W mengalami sesak nafas berat dengan skala IV dan sesudah dilakukan
latihan nafas dalam terdapat adanya penurunan pola nafas yaitu sesak nafas
sedang dengan skala III.

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 1 responden
(25%) mengalami sesak nafas sangat berat dengan skala V, dan 2 responden
(50%) mengalami sesak nafas berat dengan skala IV, dan 1 responden (25%)
mengalami sesak nafas sedang dengan skala III. Hal ini disebabkan karena
responden mengalami infeksi peradangan parenkim paru, dan jika melakukan
aktivitas lebih akan mengakibatkan timbulnya sesak nafas.
Pneumonia merupakan suatu penyakit peradangan akut parenkim paru yang
biasanya terjadi pada infeksi saluran pernafasan bawah akut, yang disertai dengan

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume VIII Nomor 2 Juli 2022
6
gejala batuk dan dengan adanya sesak nafas yang disebabkan oleh agen infeksius
seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi) dan berupa radang paru paru yang
disertai eksudasi dan konsolidasi. (Sylvia A. Price 2015). Hal ini diungkapkan
oleh sriwijaya, 2014 bahwa kebiasaan merokok, pola hidup, aktivitas ada
hubungannya dengan pneumonia yaitu akan menyebabkan responden mengalami
sesak nafas dengan ketidakefektifan pola nafas.
Karena responden mengalami ketidakefektifan pola nafas sehingga
responden perlu diberikan tindakan latihan nafas dalam selama 3 hari berturut -
turut dengan waktu 10 menit untuk membantu meringankan sesak nafas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 1 responden (25%)
mengalami sesak nafas ringan dengan skala II dan 3 responden (75%) mengalami
sesak nafas sedang dengan skala III. Hal tersebut disebabkan karena ke-4
responden sudah melakukan tindakan latihan nafas dalam selama 3 hari berturut-
turut dengan waktu 10 menit sesuai dengan SOP latihan nafas dalam dan latihan
nafas dalam sangat membantu meringankan sesak nafas.
Terapi latihan yang dapat membantu meringankan sesak nafas yaitu latihan
nafas dalam. Latihan nafas dalam merupakan suatu bentuk terapi nonfarmakologi,
yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan
nafas dalam, nafas dalam (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana
menghembuskan nafas secara perlahan. Selain dapat menurunkan instensitas
nyeri, Teknik relaksasi nafas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan
meningkatkan oksigenasi darah. (Smeltzer & Bare 2002 dalam Trullyen 2013).
Berdasarkan hasil penelitian Sidabutar pada tahun 2013 di RSUD Lawang
Jawa Timur pada pasien pneumonia dengan ketidakefektifan pola nafas terdapat
adanya pengaruh dari latihan Pursed Lips Breathing dengan adanya penurunan
pola nafas karena latihan Pursed Lips Breathing dapat membantu meringankan
sesak nafas.
Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya ketidakefektifan pola nafas,
maka responden di anjurkan untuk melakukan latihan nafas dalam jika terjadi
kembali sesak nafas.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada penurunan pola nafas
terhadap seluruh responden sebelum dan sesudah dilakukan latihan nafas dalam,
terdapat 75% mengalami penurunan pola nafas sedang dengan skala III.
Perbandingan hasil penelitian selama 3 hari berturut-turut menunjukkan
bahwa seluruh responden sebelum dilakukan tindakan latihan nafas dalam
mengalami ketidakefektifan pola nafas dan sesudah dilakukan latihan nafas dalam
mengalami penurunan pola nafas, karena latihan nafas dalam hanya dapat
membantu meringankan sesak nafas bukan untuk menyembuhkan sehingga
responden percaya bahwa latihan nafas dalam dapat mencegah terjadinya sesak
nafas berat.
Penelitian yang dilakukan Mamik R & zainul pada tahun 2014 di RSUD
Jombang Jawa Timur pada pasien pneumonia dengan ketidakefektifan pola nafas
bahwa terdapat pengaruh latihan nafas dalam dengan adanya penurunan pola
nafas karena latihan nafas dalam dapat membantu meringankan sesak nafas.
Responden kebanyakan menurunkan sesak nafas dengan menggunakan obat
sedangkan latihan nafas dalam hanya membantu meringakan sesak nafas, maka
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume VIII Nomor 2 Juli 2022
7
dari

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume VIII Nomor 2 Juli 2022
8
itu jika terjadi sesak nafas tiba-tiba ketika melakukan aktivitas berat disarankan
responden melakukan latihan nafas dalam.

SIMPULAN
Sebelum dilakukan tindakan latihan nafas dalam pada pasien pneumonia di
Dusun Silegok Desa Paseh Kidul Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang, 50%
responden mengalami sesak nafas berat.
Sesudah dilakukan tindakan latihan nafas dalam pada pasien pneumonia di
Dusun Silegok Desa Paseh Kidul Kecamatan Paseh Kabupaten sumedang
menunjukkan adanya 75% mengalami sesak nafas sedang.
Di Dusun Silegok Desa Paseh Kidul Kecamatan paseh kabupaten Sumedang
bahwa latihan nafas dalam efektif dalam menurunkan ketidakefektifan pola nafas
ditandai dengan sebelum latihan nafas dalam responden mengalami sesak nafas
berat dan sesudah latihan nafas dalam responden mengalami sesak nafas sedang.

SARAN
1. Bagi Responden dan Masyarakat
Melakukan tindakan latihan nafas dalam bagi yang menderita
pneumonia di Dusun Silegok Desa Paseh Kidul Kecamatan Paseh
Kabupaten Sumedang dilakukan latihan nafas dalam agar dapat membantu
meringankan sesak nafas walaupun tidak optimal agar tidak terjadi
ketidakefektifan pola nafas.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Perlu adanya penambahan referensi yang lebih lengkap yang berkaitan
dengan tindakan latihan nafas dalam pada pasien pneumonia agar kelak
dapat menjadi referensi tambahan bagi mahasiswa dalam meneliti tindakan
latihan nafas dalam pada pasien pneumonia, dan diharapkan hasil penelitian
ini dapat menjadi bahan atau materi pembelajaran yang lebih baik di
kalangan mahasiswa untuk pendidikan diploma, sarjana, dan bagi profesi
dalam bidang keperawatan.
3. Bagi Peneliti selanjutnya
Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan dapat
menambah wawasan untuk dijadikan salah satu referensi penelitian yang
berkaitan dengan tindakan latihan nafas dalam yang bertujuan untuk
membantu meringankan sesak nafas pada pasien pneumonia. Penulis
menyarankan agar tidak menjadikan Karya Tulis Ilmiah ini sebagai acuan
atau rujukan utama dan untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat
melakukan penelitian yang lebih mendalam lagi yang berkaitan dengan
tindakan latihan nafas dalam yang bertujuan untuk membantu meringankan
sesak nafas sehingga dapat melengkapi hasil kekurangan dari penelitian ini
yang kurang lengkap dalam Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Bagi ilmu / Praktik Keperawatan
Hasil Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini berguna untuk membantu dalam
melakukan tindakan latihan nafas dalam yang bertujuan untuk meringankan
sesak nafas.

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume VIII Nomor 2 Juli 2022
9
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, Muhamad. 2012. Medikal bedah untuk mahasiswa. Yogyakarta: Diva
Press
Arikunto. S. 2019. Pengembangan Instrumen Penelitian Dan Penilaian Program.
Jakarta: Rineka Cipta
Arifin Zainul, Ratnawati Mamik, 2014. Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Pneumonia Dengan Ketidakefektifan Pola Nafas di Paviliun Cempaka
RSUD Jombang, Jurnal Ilmial Keperawatan Volume 1 Nomor 2. (diakses
pada tanggal 31 Maret 2021, pukul 10.35 WIB)
Bararah, T dan Jauhar, M. 2013. Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap Menjadi
Perawat Profesional. Jakarta: Prestasi Pustakaraya
Brunner and Suddarth. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8
volume 2. Jakarta: EGC Hafiizh, ME. 2013. Pengaruh Pursed Lips
Breathing Terhadap Penurunan Respiratory Rate (RR) Dan Peningkatan
Pulse Oxygen Saturation (SPO2) Pada Penderita ppok, Program Studi
Sarjana Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Dikutip pada 22 November 2016. (diakses pada tangga 30 Maret
2021, pukul 10.15 WIB)
Carpenito, Lynda Juall. 2013. Buku Sa ku Diagnosa Keperawatan. Edisi 13.
(terjemahan). Jakarta: Kedokteran EGC.
Dahlan, Z, dkk. 2014. Buku Ajar Penyakit Dalam. 6Th ed. Jakarta: Pusat
Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI
Djojodibroto, Darmoto. 2014. Respirology. Jakarta, EGC
Kementerian Kesehatan, RI. 2013. Hasil Riset Kesehatan Daerah Tahun
2013.Dikutip dari www.depkes.go.id/article/view/18110200003/potret-
sehat-indonesia-dari-rikesda-2013.html. (diakses pada tanggal 28 Maret
2021, pukul 13.45 WIB)
Kementerian Kesehatan RI. 2012. Modul Tatalaksana Standar Pneumonia.
Jarkarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Dermawan, Deden. 2012. Proses Keperawatan. jakarta: ECG
Effendy, Imam, Markum. 2013. Buku Ajar Asuhan Keperawatan. Jakarta: CV.
Trans Info Media
Gysha. Puna. Temud 2013. Standar Operasional Prosedur untuk meningkatkan
vemtilasi paru pada Pasien Pneumonia. Jakarta: Bumi aksara
http://id.scribd.com/doc/188282408/SOP-Latihan-nafas-dalam (diakses pada
tanggal 3 April 2021, puku l12.30 WIB)
Gunawan, Rudi. 2011. Penelitian IPS Filosofi, Konsep dan Aplikasi. Bandung:
Alfabeta http://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://respitory.u
pi.edu/569/9/T_IPS_110565_BIBLIOGRAPHY.pdf&ved=2ahUKEwiu1L6
kwklxaHaq30KHnqBdoQFjAAegQIBBAC&usg=AOvVaw2ZigesBS5TK
WfzhR5n87T6 (diakses pada tanggal 3 April, pukul 18.88 WIB)
Hafiizh. 2013. Pengaruh Pursed Lips Breathing. Jurnal Ners Kebidanan vol. 5 no.
3 desember 2018. Malang. Fakultas Keperawatan Politekes.
http://www.researchgate.net/publication/330246500-
Pengaruh_Latihan_Pursed_Lips_Breathing_terhadap_Perubahan_RR_pasie
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume VIII Nomor 2 Juli 2022
10
n_pneumonia_di_RSUD_Lawang (diakses pada tanggal 9 April 2021 pukul
16.30 WIB)
Hidayat, Aziz Alimul. 2012. Pengantar Konsep dasar Keperawatan Edisi 2.
Jakarta: Salemba Medika.
Marunung. 2011. Buku Ajar Keperawatan maternitas. Jakarta: Trans Info Media
Marunung & Suratun, 2013. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Pernafasan
dan pathophysiology: Clinical Concepts of Disease Processes 6 th edition.
Elsevier Saunders.
http://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.
poltekes- denpasar.ac.id/4461/3/BAB%25520II%2520Tinjauan
%2520Pustaka.pdf&v ed=2ahUKEwjmibn5vqpPxAh (diakses pada tanggal
10 April, pukul 18.30 WIB)
Muttaqin, Arif 2012. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Pernafasan. Jakarta: Salemba Medika. Hal: 40
Moleong, J. Lexy. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
NANDA, 2015-2017. Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC.
Nurarif. A.H. dan Kusuma. H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. (3, Ed.). Yogyakarta: Mediaction
publishing.
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. 2014. Kerangka Penelitian Teori. Jakarta: Rineka Cipta
PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pengurus PPNI
Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 2012. Patofisiologi Konsep
Klinis proses-proses penyakit, E.6, volume 1&2, EGC, Jakarta: Nanda Nic-
Noc Edisi Revisi Jilid 3 Hal 65. 2015
WHO. 2014. Pneumonia. www.who.int (diakses pada tanggal 25 Maret 2021,
pukul 13.45 WIB)
Dewi, Aminasty, Siregar. 2014. Jurnal Ilmiah kohesi. Vol. 4 no. 2 april 2020
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. 2013. Patofisiologi proses penyakit pada sistem
pernafasan. (M. Ester & E. Panggabean, Eds.) (8th ed). Jakarta: EGC
http://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.
poltekes- denpasar.ac.id/4461/3/BAB%25520II%2520Tinjauan
%2520Pustaka.pdf&v ed=2ahUKEwjmibn5vqpPxAh (diakses pada tanggal
10 April, pukul 18.30 WIB)
Smeltzer, S.C. 2013. Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Suddarth. Edisi 12.
Jakarta: Kedokteran EGC
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan R&D. Bandung: CV Alfabeta
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif kualitatif
dan R&D. Bandung. Alfabeta
Sumijantun. 2012. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta: EGC
Sujarweni, W. 2014. Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume VIII Nomor 2 Juli 2022
11
Setiadi 2012. Konsep & Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Teori dan
Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Trullyen, V. L., 2013. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Ter had
Ketidakefektifan pola nafas pada pneumo ap
http://www.academia.edu/34709028/pola_nafas diakses pada tanggal 31
Maret 2021, pukul 13.15 WIB)

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan MEDISINA AKPER YPIB Majalengka#Volume VIII Nomor 2 Juli 2022
12

Anda mungkin juga menyukai