Oleh Kelompok 1:
2. Burhanuddin
4. Nirmalawati
5. Nurunniswati
6. Rian Zulkarnain
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulisan makalah “Sumbatan Jalan Nafas” dapat kami selesaikan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata ajar
berkaitan dengan judul makalah yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
makalah ini. Oleh karena itu, kami memohon keterbukaan dalam pemberian saran
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
B. Analisis Jurnal..........................................................................................11
C. Laporan Kasus..........................................................................................14
A. Kesimpulan..............................................................................................18
B. Saran.........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
LAMPIRAN JURNAL
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin cepat pasien ditemukan maka semakin cepat pula pasien tersebut
bersifat sekunder akibat dari gangguan sistem tubuh yang lain. Pasien dengan
kekurangan oksigen dapat jatuh dengan cepat ke dalam kondisi gawat darurat
oksigen 6-8 menit akan menyebabkan kerusakan otak permanen, lebih dari 10
pada penderita gawat darurat penting dilakukan secara efektif dan efisien.
B. Rumusan Masalah
1
2
C. Tujuan
PEMBAHASAN
1) Rongga Hidung
udara).
makanan).
3
4
dan pada keadaan tertentu akan bernapas melalui mulut. Udara yang
menyumbat airway.
suara, Epilotis, Glotis.
c. Alveoli
alveolar:
alveoli
menghasilkan surfactant.
d. Sirkulasi Paru
1) Otot-otot interkostalis
3) Otot- otot trapezius
4) Otot-otot seratus anterior/posterior
6) Kedua hemi diafragma.
adalah hidung dan mulut, faring, epiglotis, trakea, laring, bronkus dan
kali adalah:
c. Lindungi C-spin
a. Bagian atas
jatuh ke belakang.
b. Bagian bawah
1) Rales
di bronkusnya.
3) Stridor
3. Fisiologi Pernafasan
8
Menurut Nugroho, Putri, dan Putri (2015) fungsi utama paru adalah
a. Ventilasi
b. Respirasi eksternal
c. Transpor gas
sistem sirkulasi.
d. Respirasi internal
napas melalui mulut dan hidung. Gangguan jalan napas dapat terjadi
secara tiba - tiba dan lengkap atau perlahan. Bentuk gangguan napas
9
adalah sumbatan jalan napas dimana terbagi atas sumbatan jalan napas
total dan sebagian (parsial). Sumbatan jalan napas total terjadi pada
atau sekret dalam rongga mulut, kondisi pangkal lidah yang jatuh ke
belakang, sumbatan benda padat, odema laring, spasme laring dan odema
faring.
5. Etiologi
lain yang masuk dan mengobstruksi laring atau trakhea. Obtruksi saluran
napas juga dapat terjadi akibat dari adanya sekresi kental atau
gangguan napas akut, penyakit paru kronis dan bahkan kematian (Zuleika
6. Patofisiologi
mulut. Agar tidak terjadi salah masuk, maka diantara kerongkongan dan
menjadi:
dan sesak napas. Jika sumbatan ini berlangsung terus akan timbul
11
mulai terdengar.
tampak gelisah.
B. Analisis Jurnal
sampel.
therapy
sesak selama 3 hari dan tidak bisa melakukan aktifitas. Klien mengatakan
basal halus, hantaran positif, bunyi jantung S1 dan S2 dan retraksi dada
panik.
saja gula darah sewaktu pasien kasus I cenderung tinggi yaitu 190mg/dl.
13
kronis berhubungan dengan agen cedera biologis pada kasus II, ansietas
II.
inhaler yaitu uap air panas yang diberikan aroma terapi minyak kayu
hari. Intervensi dilakukan sehari satu kali, selama tiga hari berturut-turut.
mengukur jumlah sputum serta auskultasi paru pasien. Pada kasus I hari
2 cc dan hari ketiga 1 cc. Pengeluaran sputum rata-rata dalam tiga hari
pasien.
perbaikan yang dinilai dari bunyi suara nafas vesicular di hari ke 3 pada
pasien.
5. Kesimpulan
C. Laporan Kasus
1. Pengkajian
sesak selama 3 hari dan tidak bisa melakukan aktifitas. Klien mengatakan
basal halus, hantaran positif, bunyi jantung S1 dan S2 dan retraksi dada
bunyi jantung S1 dan S2, retraksi negatif. Vital sign menunjukkan HR:
78 bpm; RR: 24 rpm; S: 36,7 0C; TD: 120/80 mmHg; SpO2 99% dan
laboratorium darah rutin kedua pasien adalah normal, hanya saja gula
2. Diagnosa Keperawatan
II.
inhaler yaitu uap air panas yang diberikan aroma terapi minyak kayu
hari. Intervensi dilakukan sehari satu kali, selama tiga hari berturut-turut.
4. Evaluasi
hari kedua adalah 2 cc dan hari ketiga 1 cc. Pengeluaran sputum rata-rata
dalam tiga hari adalah 1cc. Pemberian fisioterapi dada dan steem inhaler
kedua pasien.
perbaikan yang dinilai dari bunyi suara nafas vesicular di hari ke 3 pada
pasien.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
aliran udara masuk ke dalam saluran napas melalui mulut dan hidung.
Kesimpulan dari studi kasus tersebut adalah terapi inhalasi uap dengan aroma
B. Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
Daya, Daya, and Nury Sukraeny. 2020. “Fisioterapi Dada Dan Steem Inhaler
Aromatheraphy Dalam Mempertahankan Kepatenan Jalan Nafas Pasien
Penyakit Paru Obstruktif Kronis.” Ners Muda 1(2):100. doi:
10.26714/nm.v1i2.5770.
19
LAMPIRAN JURNAL
Ners Muda, Vol 1 No 2, Agustus 2020/ page 100-107 21
Studi Kasus
Fisioterapi Dada dan Steem Inhaler Aromatheraphy dalam Mempertahankan Kepatenan Jalan
Nafas Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Daya1, Nury Sukraeny2
1,2
Program Studi Pendidikan Profesi Ners, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Semarang
Abstra k
In
formasi Artikel
Riwayat Artikel: Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) ditandai dengan sesak
• Submit 12 Mei 2020 nafas dan produksi sputum berlebih. Produksi sputum berlebih
• Diterima 20 Agustus akan mengganggu kepatenan jalan nafas. Fisioterapi dada dan
2020 steem inhaler dapat mengurangi dahak dan sesak pada pasien
dengan sekret berlebih. Studi kasus ini bertujuan untuk
Kata kunci: mengetahui efektivitas fisioterapi dada dan steem inhaler dalam
Fisioterapi dada; Steem mempertahankan jalan napas. Metode studi kasus terhadap 2
inhaler; Secret; Jalan responden dengan pendekatan asuhan keperawatan pasien
napas penyakit paru obstruktif kronis yang diberikan intervensi
fisioterapi dada dan steem inhaler aroma therapy selama tiga
hari berturut-turut sebelum pasien makan. Pengukuran
kepatenan jalan nafas dinilai dari jumlah sputum yang keluar
serta mengobservasi adanya suara nafas tambahan. Adanya
penurunan jumlah sputum pada kasus I hari pertama yang
ditampung dalam penampung adalah 3 cc, kemudian dihari
kedua adalah 2 cc dan dihari ke 3 adalah 2 cc serta suara paru
ronchi berkurang. Sementara pada kasus II dihari pertama
didapatkan 2 cc, hari kedua adalah 2 cc dan hari ketiga 1 cc serta
suara paru normal (vesicular). Kombinasi fisioterapi dada dan
steem inhaler aromatheraphy terbukti efektif dalam
mempertahankan kepatenan jalan nafas.
Daya - Fisioterapi Dada dan Steem Inhaler Aromatheraphy dalam Mempertahankan Kepatenan Jalan Nafas Pasien Penyakit
Paru Obstruktif Kronis
Ners Muda, Vol 1 No 2, Agustus 2020/ page 100-107 25
Tabel 1
Bunyi Suara Nafas dan Hemodinamik Kasus I dan II dengan PPOK yang diberikan Terapi
Fisioterapi Dada dan
Steem Inhaler
Kasus Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3
Kasus I Ronchi Basal : Nyaring Ronchi Basal : Nafas Vesicular
HR : 80 bpm berkurang HR : 78 bpm
RR : 25 rpm HR : 83 bpm RR : 22 rpm
SpO2 : 98% RR : 23 rpm SpO2 : 98 %
O2 : 3 Liter/Menit SpO2 : 98% O2 :1
O2 : 2 Liter/Menit Liter/Menit
Kasus II Ronchi Basal : Nyaring Ronchi Basal : Nafas Vesicular
HR : 78 bpm berkurang HR : 80 bpm
RR : 24 rpm HR : 72 bpm RR : 21 rpm
SpO2 : 99% RR : 24 rpm SpO2 : 97 %
O2 : 3 Liter/Menit SpO2 : 96 % O2 :1
O2 : 2 Liter/Menit Liter/Menit
3 3
2,5
2 2 2 2
1,5
1 1
0,5
0
Hari ke 1 Hari Ke 2 Hari ke 3
Kasus I Kasus II
Grafik 1
Produksi Sputum Pasien Kasus I dan II dengan PPOK yang diberikan Terapi Fisioterapi Dada
dan Steem Inhaler
PEMBAHASAN
Karakteristik kedua pasien pada studi kasus ini
secara umum adalah sama yaitu laki-laki, lansia
akhir. Hal ini sesuai dengan teori yang
Daya - Fisioterapi Dada dan Steem Inhaler Aromatheraphy dalam Mempertahankan Kepatenan Jalan Nafas Pasien Penyakit
Paru Obstruktif Kronis
Ners Muda, Vol 1 No 2, Agustus 2020/ page 100-107 26
menyebutkan bahwa PPOK lebih meningkat penyakit penyerta ataupun penyakit keturunan
pada laki-laki dibandingkan perempuan. Laki- seperti diabetes, hipertensi ataupun asthsma.
laki lebih tinggi insidensinya mengalami PPOK
karena kebiasaan merokok. Selain itu dilihat Sebagai langkah awal Intervensi supaya pasien
dari kelompok usia pada kedua pasien adalah merasa nyaman dengan perawat adalah
lansia akhir. Struktur dan fungsi paru selama membangun hubungan saling percaya kepada
proses penuaan menjadi terganggu dan pasien. Membina hubungan saling percaya
menyebabkan peningkatan kerentanan terhadap adalah suatu bentuk komunikasi terapeutik yang
PPOK. Penuaan merupakan penurunan nanti akan berdampak pada kepercayaan pasien
keadaaan homeostasis secara progresif setelah terhadap perawat sehingga akan memudahkan
fase reproduktif kehidupan tercapai sehingga dalam proses perawatan (Ningrum, 2019).
menimbulkan peningkatan risiko penyakit atau Setelah pasien sudah nyaman dilanjutkan pada
kematian. Kegagalan organ dalam memperbaiki tahap menghidup aroma terapi selama 15 menit
kerusakan DNA yang disebabkan stres kemudian dilakukan fisioterapi dada.
soksidatif dan pemendekan telomer akibat Hasil studi kasus ini menunjukan adanya
pembelahan sel yang berulang menyebabkan pengaruh steem inhaler dan fisioterapi dada
penuaan. Senescence selular merupakan dalam kebersihan/kepatenan jalan nafas. Pada
berhentinya pembelahan sel ireversibel yang kasus I hari pertama jumlah sputum yang
disebabkan oleh pemendekan telomer ditampung dalam penampung adalah 3 cc,
(senescence replikatif) atau sinyal yang tidak kemudian dihari kedua adalah 2 cc dan dihari ke
tergantung telomer (senescence prematur). 3 adalah 2 cc. Sementara kasus ke II dihari
Kerusakan sel yang disebabkan penuaan dan pertama didapatkan 2 cc, hari kedua adalah 2 cc
merokok mencetuskan apoptosis dan dan hari ketiga 1 cc yang diikuti dengan
meningkatkan penggantian siklus sel sebagai penurunan respiratory rate, kenaikan SpO2 dan
mekanisme kompensasi. Penuaan dan merokok suara nafas ronchi berkurang. Pengeluaran
juga menyebabkan senescence selular dan sputum rata-rata dalam tiga hari adalah 1cc. Eva
berhentinya proliferasi sel. Ketidakimbangan Fitriananda (2017), juga menyimpulkan bahwa
apoptosis-proliferasi (Kemenkes RI, 2018). Chest phisiotherapy (fisioterapi dada) yang
Dilihat dari riwayat penyakit yang dapat merupakan terapi kombinasi yang digunakan
mempengaruhi kondisi pasien, di temukan untuk memobilisasi sekresi yang meliputi
bahwa pasien kasus I memiliki riwayat DM serangkaian teknik postural drainase, perkusi,
tipe 2 yang berarti ada masalah pada endokrin dan vibrasi yang bertujuan membersihkan jalan
yaitu meningkatnya kadar gula dalam darah nafas dari mukus untuk melancarkan jalan nafas
yang lambat laun akan menyebabkan darah sehingga dapat mengurangi gejala bronkitis
menjadi kental. Karena konsentrasi darah lebih salah satunya adalah batuk berdahak
tinggi maka cairan dari ekstravaskular akan (Fitrinanda, 2017).
diserap menuju vaskular. Keadaan tersebut Dahak atau sputum merupakan materi yang
tentu sangat tidak baik untuk pembuluh darah dikeluarkan dari saluran nafas bawah oleh batuk.
perifer ataupun pembuluh darah vital baik Batuk dengan dahak menunjukkan adanya
dijantung ataupun di paru-paru dimana akan eksudat bebas dalam saluran pernapasan.
menambah gangguan perfusi dimana pasien Keadaan abnormal produksi mukus yang
sudah mengalami ketidakbersihan jalan nafas berlebihan (karena gangguan fisik, kimiawi, atau
karena secret karena penyakit PPOKnya. infeksi yang terjadi pada membran mukosa),
Kasus ke II pasien menyangkal adanya menyebabkan proses pembersihan tidak berjalan
secara adekuat, sehingga mukus ini banyak
Daya - Fisioterapi Dada dan Steem Inhaler Aromatheraphy dalam Mempertahankan Kepatenan Jalan Nafas Pasien Penyakit
Paru Obstruktif Kronis
Ners Muda, Vol 1 No 2, Agustus 2020/ page 100-107 27
tertimbun dan terjadi bersihan jalan napas tidak Nafas Pada Pasien ISPA Di Desa Pucung
efektif (Nugroho & Kristiani, 2011; Nur, 2015). Eromoko Wonogiri” juga menunjukkan 26
Keluar atau tidaknya sputum pada pasien asma responden yang sebelumnya dilakukan
bronkial setelah diberi intervensi saat pagi dan fisioterapi dada sebanyak 3 (11,53%)
siang hari dapat dipengaruhi oleh kekuatan menunjukkan kebersihan jalan nafas bersih dan
responden saat membatukkan, karena sebanyak 23 (88,47%) menunjukkan kebersihan
terdorongnya sputum keluar harus ada ekspirasi jalan nafas tidak bersih kemudian dilakukan
yang adekuat, kemudian kekuatan batuk yang fisioterapi dada dan sesudah dilakukan
kuat dari dinding otot dada bukan dari belakang fisioterapi dada, responden untuk katagori
mulut atau tenggorokan, karena sputum sangat kebersihan jalan nafas bersih sebanyak 18
kental dan lengket (Andani & Lhutvia, 2016). (69,23%), sedangkan untuk katagori kebersihan
jalan nafas tidak bersih berjumlah 8 (30,70%)
Bunyi ronchi disebabkan karena aliran udara dari hasil tersebut disimpulkan bahwa fisioterapi
melalui saluran nafas yang berisi sputum atau dada sangat berpengaruh terhadap kebersihan
eksudat. Sputum dijalan nafas dapat dimobilisasi jalan nafas pada pasien ISPA di Desa Pucung
keluar melalui fisioterapi dada dan batuk efektif Eromoko
(D Ariasti et al., 2014; Sitorus et al., 2018). Wonigiri (D Ariasti et al., 2014).
Keluarnya sputum membuat saluran nafas bebas
dari sputum sehingga tidak terdengar lagi ronchi. Pemanfaatan aromaterapi minyak kayu putih
Hal ini ditunjang dengan teori yang juga memberikan rasa nyaman dan segar
menyebutkan bahwa batuk efektif akan sehingga dapat menjadi pusat perhatian yang
membantu proses pengeluaran sekret yang mana otak di kelenjar pituari akan mengeluarkan
menumpuk pada jalan nafas sehingga tidak ada endorphine ataupun serotonin sehingga tubuh
lagi perlengketan pada jalan nafas sehingga jalan menjadi rileks, tidak cemas dan terasa
nafas paten dan sesak nafas berkurang (Tahir, mengantuk. Kondisi tubuh yang rileks juga
2019). dapat mempengaruhi perubahan hemodinamik
dimana tekanan darah dan nadi akan cenderung
Hasil tersebut sejalan dengan penelitian menurun. Penelitian sebelumnya menyebutkan
(Sitorus et al., 2018) yang menyebutkan bahwa bahwa intervensi sederhana mendengarkan
pasien yang mendapatkan fisioterapi dada dapat murrotal yang dikombinasi dengan relaksasi
mengeluarkan secret dengan efektif, dengan napas dalam sebagai bagian dari fisioterapi dada
hasil level dari kemampuan untuk mengeluarkan dapat mengurangi tingkat stress dan
secret, mayoritas responden berada pada level meningkatkan relaksasi sehingga mengurangi
severe deviation from normal range (43%). mual muntah pada pasien yang menjalani
Khasanah (2015) dalam penelitiannya juga kemoterapi (Suryono et al., 2020)
menyebutkan pengeluaran sputum pada
kelompok intervensi pagi hari keluaran sputum 4 Studi kasus yang dilakukan kepada dua
-< 6 ml diperoleh dari 7 responden (63,6%), responden tersebut membuahkan hasil dimana
sedangkan paling sedikit 2 <- 3 ml diperoleh kasus I dan ke II berkurang dalam produksi
dari 4 responden sekret, sesak berkurang, dan pasien sudah tidak
(36,4%). Kemudian pada kelompok intervensi cemas, nyeri serta dapat tidur dengan nyenyak.
siang hari keluaran sputum dari 11 responden Menurut Dornish dkk dalam Zulnely,
seluruhnya sebanyak 1 -< 2 ml (Nur, 2015). Gusmailina dan Kusmiati (2015) menyebutkan
bahwa minyak atsiri eucalyptus mengandung
Penelitian yang telah dilakukan oleh Ariasti 1,8sineol, α-terpineol, quinat, luteolin, dan
(2014) yang berjudul “Pengaruh Pemberian proantosianidin sehingga dapat dimanfaatkan
Fisioterapi Dada Terhadap Kebersihan Jalan sebagai obat herbal diantaranya untuk
Daya - Fisioterapi Dada dan Steem Inhaler Aromatheraphy dalam Mempertahankan Kepatenan Jalan Nafas Pasien Penyakit
Paru Obstruktif Kronis
Ners Muda, Vol 1 No 2, Agustus 2020/ page 100-107 28
mengurangi sesak nafas karena flu atau asma D Ariasti, Aminingsih, & Endrawati, S. (2014).
dengan cara mengoleskan pada dada, mengobati Pengaruh Pemberian Fisioterapi Dada
sinus dengan cara menghirup uap air hangat Terhadap Pasien ISPA Di Desa Pucung
yang telah diteteskan minyak eucalyptus serta Eromoko Wonogiri. Jurnal Keperawatan, 2(2).
melegakan hidung tersumbat dengan cara Fitrinanda, E. (2017). Pengaruh Chest
menghirup aroma minyak eucalyptus Phisiotherapy Terhadap Penurunan
(Zulnely et al., 2015). Frekuensi Batuk Pada Balita Dengan
Penggunaan minyak atsiri, salah satunya Bronkitis Akut Di Balai Besar Kesehatan
eucalyptus dengan metode inhalasi juga Paru Masyarakat Surakarta. Jurnal
dilakukan dalam sebuah uji klinik dengan Keperawatan, 7(3).
metode randomizeddouble-blind, GOLD. (2015). Global Initiative for Chronic
placebocontrolled pada obat semprot (spray) Obstructive Lung. A Guide for Health Care
menggunakan lima minyak atsiri Professionals.
(Eucalyptus citriodora, Eucalyptus globulus, https://doi.org/10.2147/copd.2006.1.3.261
Mentha piperita, Origanum syriacum, and Kemenkes RI. (2018). Profil Kesehatan
Rosmarinus officinalis) dilakukan pada pasien Indonesia
dengan masalah infeksi saluran pernafasan atas 2017. Data dan Informasi. Kementrian
di enam klinik di Israel. Aromatic spray atau Keseahtan RI; 2018. In Jurnal Ilmu
placebo digunakan sebanyak lima kali sehari Kesehatan.
selama tiga hari dengan dosis empat semprotan
setiap kalinya yang diarahkan pada bagian Ningrum, H. (2019). Penerapan Fisioterapi
belakang tenggorokan. Evaluasi terhadap gejala Dadaterhadap Ketidakefektifan Bersihan
menunjukkan bahwa aromaticspray lebih efektif Jalan Nafas pada Pasien Bronkitis Usia
mengurangi gejala dibandingkan dengan Pra Sekolah. Media Publikasi Penelitian.
placebo (Zulfa, 2017). Nugroho, Y. A., & Kristiani, E. E. (2011). Batuk
Efektif Dalam Pengeluaran Dahak Pada
SIMPULAN Pasien Dengan Ketidakefektifan Bersihan
Kesimpulan dari studi kasus tersebut adalah Jalan Napas di Instalasi 20 Rehabilitasi
terapi inhalasi uap dengan aroma terapi yang Medik Rumah Sakit Baptis Kediri. Jurnal
dikombinasikan dengan fisioterapi dada terbukti Stikes RS Baptis Kediri, 4(2).
mengurangi sekret dan melonggarkan jalan Nur, W. K. (2015). Efektifitas Batuk Efektif dan
nafas. Fisioterapi Dada Pagi dan Siang Hari
terhadap Pengeluaran Sputum Pasien Asma
UCAPAN TERIMAKASIH
Bronkial Di RS Paru dr.Ario Wirawan
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada
Salatiga. Jurnal Keperawatan.
semua pasien yang telah bersedia menjadi
subjek studi kasus. Peneliti juga mengucapkan PPDI. (2010). Penyakit Paru Obstruktif Kronis
terimakasih kepada semua pihak yang telah (PPOK) Pedoman Diagnosis &
membantu dalam penyelesaian artikel ini. Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta:
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
REFERENSI
Putri, A. P. (2016). Pengaruh Chest Therapy
Andani, & Lhutvia, R. (2016). Penatalaksanaan Terhadap Penurunan Respiratory Rate Pada
Penyakit Paru Obstruktif Kronis pada Balita Dengan Bronkitis Di RS Trihars
Lansia Pekerja Konstruksi. Jurnal Medula Surakarta. Jurnal Keperawatan, 2(1).
UNILA, 4(4).
Daya - Fisioterapi Dada dan Steem Inhaler Aromatheraphy dalam Mempertahankan Kepatenan Jalan Nafas Pasien Penyakit
Paru Obstruktif Kronis
Ners Muda, Vol 1 No 2, Agustus 2020/ page 100-107 29
Sitorus, Lubis, & Kristiani. (2018). Penerapan
batuk efektif dan fisioterapi dada pada
pasien TB Paru yang mengalami
ketidakefektifan bersihan jalan napas di
RSUD Koja Jakarta Utara. JAKHKJ, 4(2).
Soyingbe, O. S., Makhafola, T. J., Mahlobo, B.
P., Salahdeen, H. M., Lawal, O. A., &
Opoku, A. R. (2017). Antiasthma activity
of Eucalyptus grandis essential oil and its
main constituent: Vasorelaxant effect on
aortic smooth muscle isolated from
nomotensive rats. Journal of Experimental
and Applied Animal Sciences.
https://doi.org/10.20454/jeaas.2017.1287
Suryono, A., Nugraha, F. S., Akbar, F., &
Armiyati, Y. (2020). Combination of Deep
Breathing Relaxation and Murottal
Reducing Post Chemotherapy Nausea
Intensity in Nasopharyngeal Cancer (NPC)
Patients. Media
Keperawatan Indonesia, 3(1), 24.
https://doi.org/10.26714/mki.3.1.2020.24-31
Tahir, R. (2019). isioterapi Dada Dan Batuk
Efektif Sebagai Penatalaksanaan
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Pada
Pasien TB Paru Di RSUD Kota Kendari.
Health Information, 11(1).
Daya - Fisioterapi Dada dan Steem Inhaler Aromatheraphy dalam Mempertahankan Kepatenan Jalan Nafas Pasien Penyakit
Paru Obstruktif Kronis