Anda di halaman 1dari 6

EFEKTIFITAS PERAWATAN TALI PUSAT DENGAN METODE

TERTUTUP DAN TERBUKA

DI RS PERTAMINA BALIKPAPAN

PROPOSAL PENELITIAN

DISUSUN OLEH :

MEGA NOVARIA LAMULITA SARAGIH

NIM. R220412010

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS

WIYATA HUSADA SAMARINDA

2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Kementrian Kesehatan RI (2019), neonatus merupakan bayi yang
baru lahir dari 0 sampai 28 hari. Perubahan yang terjadi pada neonatus sangatlah
besar, dari kehidupan yang sebelumnya berada di dalam rahim serba bergantung
pada ibu menjadi di luar rahim yang harus hidup secara mandiri untuk
menyempurnakan penyesuaian fisiologisnya (Rahyani, dkk, 2020). Pada Periode
ini, bayi juga mengalami kerentanan terhadap suatu infeksi yang menjadi
penyebab timbulnya suatu penyakit (Juwita & Prisusanti, 2020).
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) (2019),
diperkirakan sekitar 2,4 juta bayi meninggal pada usia 1 bulan kehidupannya di
seluruh dunia. Kematian neonatus tertinggi tahun 2019 dilaporkan terjadi di
Afrika Sub Sahara yaitu sekitar 27 kematian per 1.000 kelahiran hidup, diikuti
oleh Asia Tenggara dengan 24 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Sementara
itu, pada tahun 2019 Indonesia menduduki posisi ke tujuh dari sepuluh negara
dengan angka kematian neonatus tertinggi yaitu sekitar 60.000 kematian
neonatus. Sebagian besar dari semua kematian neonatal (75%) terjadi selama
minggu pertama kehidupan, dan sekitar 1 juta bayi baru lahir meninggal dalam
24 jam pertama. Kelahiran prematur, komplikasi terkait intrapartum (asfiksia
kelahiran atau kurang bernapas saat lahir), infeksi dan cacat lahir menyebabkan
sebagian besar kematian neonatal pada tahun 2017. Dari akhir periode neonatal
dan melalui 5 tahun kehidupan, penyebab utama kematian adalah pneumonia,
diare, cacat lahir, tetanus neonatorum dan malaria. Malnutrisi adalah faktor
yang mendasarinya, membuat anak-anak lebih rentan terhadap penyakit parah.
Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2018 untuk
angka kematian bayi (AKB) yang terjadi di DKI Jakarta sebesar 25
kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup. Jumlah kematian neonatal di Provinsi
DKI Jakarta Tahun 2018 yaitu di Kepulauan Seribu sebanyak 7 neonatal, di
Jakarta Timur sebanyak 39 neonatal, di Jakarta Selatan sebanyak 58 neonatal, di
Jakarta Barat sebanyak 110 neonatal, di Jakarta utara sebanyak 111 neonatal, di
Jakarta Pusat sebanyak 56 neonatal (Dinas Kesehatan DKI Jakarta, 2018).
Penyebab kematian neonatal di Indonesia pada tahun 2019 yang terbanyak
adalah kondisi berat badan lahir rendah (BBLR) sebanyak 35.3% (7.150
kematian). Kemudian diikuti oleh penyebab lainnya seperti asfiksia sebanyak
27.0% (5.464 kematian), penyakit bawaan sebanyak 12.5% (2.531 kematian),
sepsis 3.5% (703 kematian), tetanus neonatorium 21.4% (4.340 kematian), dan
lain-lainnya 0.3% (56 kematian) (Kementrian Kesehatan RI, 2019).
Menurut Simanungkalit & Sintya (2019), salah satu penyebab infeksi pada
bayi baru lahir adalah clostridium tetani yaitu kuman yang menyebabkan
terjadinya tetanus neonatorum yaitu menginfeksi bayi baru lahir melalui tali
pusat dengan alat yang tidak steril atau perawatan tali pusat dengan ramuan
tradisional yang terkontaminasi. Tali pusat atau funiculus umbilicus adalah
penghubung antara ibu hamil dengan janin di dalam rahim (Widiastini, 2018).
Melalui tali pusat inilah makanan, oksigen, serta nutrisi lain yang dibutuhkan
oleh bayi disalurkan dari peredaran darah sang ibu (Fatimah, 2017). Saat janin
telah dilahirkan, maka tali pusat tidak memiliki fungsi lagi sehingga harus
dipotong dan diikat sebagai tindakan yang harus diambil. Agar tidak terjadi
infeksi pada bagian tali pusat yang masih menempel pada perut dari bayi, maka
diperlukan perawatan pada bagian tali pusat dengan cara yang baik (Sari,
Nurdiati & Astuti, 2018).
Menurut Reni, dkk (2018), perawatan tali pusat merupakan tindakan
melakukan pengobatan dan pengikatan pada tali pusat bayi baru lahir, agar
terhindar dari infeksi maka tali pusat selalu dirawat dalam keadaan bersih. Tali
pusat yang menempel pada bayi baru lahir akan bisa lepas apabila dalam proses
perawatan tali pusat dilakukan dengan benar. Adapun macam-macam metode
yang digunakan dalam perawatan tali pusat, antara lain perawatan tali pusat
dengan memakai cairan alkohol 70%, kasa steril yang mengandung alkohol,
betadine, air susu ibu, dan tertutup dengan memakai kasa kering atau dibiarkan
terbuka tanpa dibungkus (Novridhatami & Rizona, 2021).

Perawatan tali pusat sebaiknya dilakukan menggunakan perawatan tali


pusat terbuka, meskipun ada juga yang menggunakan kasa kering untuk
perawatannya. Perawatan tali pusat terbuka ialah perawatan tali pusat yang
tidak diberikan perlakuan apapun. Tali pusat dibiarkan terbuka, tidak diberikan
kasa kering maupun antiseptik lainnya. Pelepasan tali pusat dengan bantuan
udara. Perawatan terbuka akan membantu pengeringan tali pusat lebih cepat
karena pada tali pusat terdapat Jeli Wharton yang banyak mengandung air
yang jika terkena udara akan berubah strukturnya dan secara fisiologis berubah
fungsi menjadi padat dan mengeklem tali pusat secara otomatis sehingga
menyebabkan aliran darah pada pembuluh darah didalam sisa tali pusat
terhambat atau bahkan tidak mengalir lagi yang membuat tali pusat kering dan
layu yang kemudian sisa tali pusat akan terlepas. Paparan udara menyebabkan
penguapan pada kandungan air dalam Jeli Wharton dan pembuluh darah,
sehingga kandungan air berkurang bahkan menghilang. Tali pusat mengalami
mumifikasi kemudian mengering dan mengalami perubahan (Asiyah, 2017).

Berdasarkan fenomena di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan


penelitian tentang Efektifitas perawatan tali pusat dengan metode tertutup dan
terbuka di RSPB.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam pengembangan protokol ini adalah “Efektifitas
perawatan tali pusat dengan metode tertutup dan terbuka di RSPB ”.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Penulisan ini bertujuan untuk mengembangkan protokol efektifitas
perawatan tali pusat dengan metode tertutup dan terbuka .
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan gambaran protokol efektifitas perawatan tali pusat dengan
metode tertutup dan terbuka.
b. Menentukan langkah-langkah yang tepat dalam memberikan efektifitas
perawatan tali pusat dengan metode tertutup dan terbuka pada bayi baru
lahir.
D. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
Hasil penulisan protokol ini diharapkan dapat memberikan informasi
dan dapat diterapkan dalam efektifitas perawatan tali pusat dengan metode
tertutup dan terbuka.
2. Bagi Tempat Penelitian
Diharapkan protokol efektifitas perawatan tali pusat dengan metode
tertutup dan terbuka pada bayi baru lahir diharapkan dapat digunakan
sebagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan
asuhan keperawatan dalam menangani masalah infeksi tali pusat pada bayi
baru lahir.
3. Bagi Penulis
Diharapkan dengan penyusunan protokol ini penulis mendapatkan
pengalaman dalam mengembangkan protokol efektifitas perawatan tali
pusat dengan metode tertutup dan terbuka pada bayi baru lahir.
E. Penelitian Terkait
Peneliti mengidentifikasi perbedaan penelitian terdahulu yang relevan
dengan penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh ( Dian Puspita Reni, 2018 ) dengan judul –
Perbedaan Perawatan Tali Pusat Terbuka Dan Kasa Kering Dengan Lama
Pelepasan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir metode penelitian ini secara
kualitatif. Peneliti mengukur waktu pelepasan tali pusat, teknik pengumpulan
data dengan menggunakan lembar observasi dan rekam medic responden.

2. Penelitian yang dilakukan oleh ( Djati Aji Nurbiantoro, 2022 ) dengan judul
– Perawatan Tali Pusat Neonatus Dan Manfaat Tali Pusat Terbuka metode
penelitian ini secara kuantitatif. Peneliti mengukur tingkat pengetahuan ibu
dalam melakukan perawatan tali pusat, teknik pengumpulan data dengan
melakukan penyuluhan zoom meeting dan kuesioner google form.

3. Penelitian yang dilakukan oleh ( Mela Santi, 2021 ) dengan judul –


Perawatan Tali Pusat Terbuka Pada Bayi Baru Lahir Di Klinik Pratama
Amanah Ayah Bunda Tahun 2021 metode penelitian ini secara kualitatif.
Peneliti mengukur waktu pelepasan tali pusat, teknik pengumpulan data
dengan melakukan teknik studi kasus kunjungan ke pasien.

Anda mungkin juga menyukai