Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium adalah masa

atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim,

sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ-

organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti

perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan (Suherni, 2018).

Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi.

Perdarahan post partum merupakan penyebab utama kematian ibu di

Indonesia.Setiap tahun sekitar 830 ibu meninggal akibat komplikasi pada

saat kehamilan dan persalinan (Alkema, 2016).

Atonia uteri dapat menyebabkan perdarahan, dampak dari perdarahan

adalah kematian,terjadinya atonia uteri ini disebabkan karena serabut

miometrium yang mengelilingi pembuluh darah yang memvaskularisasi

daerah implantasi plasenta tidak berkontraksi. Sekitar (75-80%) perdarahan

yang terjadi pada masa nifas diakibatkan atonia uteri (Nurchairina, 2017).

Berdasarkan Gabbe dan Wetta, faktor risiko perdarahan post partum

terdiri dari tiga faktor, yaitu faktor ibu, faktor kehamilan dan faktor

persalinan. Beberapa penelitian menjelaskan mengenai faktor risiko atonia

uteri meliputi overdistensi uterus (kehamilan ganda, polihidramnion,

makrosomia janin), induksi persalinan, persalinan lama, usia ibu, paritas,

110 Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .7, No.3, 2019, hal 108-117

preeklamsi, dan kala dua memanjang (Wetta, 2017).

1
2

Berdasarkan data World Health Organization (WHO),terdapat AKI

diseluruh dunia sebesar 585.000 jiwa pertahun.Menurut Kemenkes RI

(2020),perdarahan post partum adalah penyebab utama kematian ibu

diindonesia. Perdarahan post partum disebabkan antara lain atonia uteri

(50%),robekan jalan lahir (23%), sisa plasenta (16%), retensio

plasenta(7%), kelainan darah (4%).

Berdasarkan Association Of Southeast Asian Nations

(ASEAN) Statistical Report On Millennium Development Goals

tahun 2017, AKI di Indonesia tahun 2015 adalah 305/100.000

kelahiran hidup. Angka tersebut masih diatas angka kematian ibu di

negara -negara ASEAN sebesar 197/100.000 penduduk hidup. Angka

tersebut menempatkan Indonesia tertinggi ke-2 di kawasan asia tenggara

setelah laos.

Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2018 menunjukkan bahwa secara nasional Angka Kematian Ibu (AKI) di

Indonesia adalah 228/100.000 kelahiran hidup, menyajikan bahwa Angka

Kematian Bayi (AKB) adalah 34/1000 kelahiran hidup. Angka Kematian

Neonatal adalah 20/1000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian ibu

di Indonesia adalah perdarahan (60-70%), per-eklamsi dan eklamsi (10-

20%), dan infeksi (10-20%). Sedangkan penyebab tidak langsung kematian

ibu adalah tidak terjangkaunya ke tenaga kesehatan disuatu daerah,

kemiskinan, terjadinya anemia, dan keterlambataan memberi pertolongan

(Manuaba, 2019).
3

Pada tahun 2019 menunjukkan bahwa angka kematian ibu sebesar

202 dari 302.555 kelahiran hidup. Hasil Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) Provinsi Sumatera Utara tahun 2019 menyatakan bahwa

penyebab kematian terbesar ibu adalah perdarahan sebesar 31%,

hipertensi 24%, infeksi 3%, gangguan sistem peredaran darah 3%,

gangguan metabolik 2% serta lain-lain (unsafe abortion, kurang gizi,

anemia, penyakit-penyakit lain seperti tuberculosis, penyakit jantung,

hepatitis, asma, HIV dsb)37% (Dinas Kesehatan Kota Medan, 2019)

Berdasarkan Laporan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2018,

jumlah kematian ibu yang tertinggi tercatat di kabupaten labuhan

batu dan kabupaten deli serdang sebanyak 15 kematian, disusul

kabupaten langkat dengan 13 kematian serta kabupaten batubara sebanyak

11 kematian. Jumlah kematian terendah tahun 2017 tercatat di kota

pematangsiantar dan gunungsitoli masing-masing 1 kematian. Bila

jumlah kematian ibu di konversi ke angka kematian ibu, maka

AKI Sumatera Utara adalah sebesar 35,76/100.000 kelahiran hidup (Dinas

Kesehatan Kota Medan, 2021)(Dinkes Provsu, 2021).

Perdarahan pasca persalinan yang tidak ditangani dengan tepat bisa

mengakibatkan syok dan menurunnya kesadaran akibat .Banyaknya darah

yang keluar. Hal Ini dapat Menyebabkan gangguan sirkulasi darah ke

seluruh tubuh dan dapat menyebabkan hipovolemia berat. Bila hal ini

terus terjadi maka akan menyebabkan kematian ibu (Satriyandari and

Hariyati, 2017).
4

Berdasarkan latar belakang diatas, angka kejadiaan kematian akibat

perdarahan post partum pada urutan pertama dan didalam perdarahan post

partum terdapat atonia uteri, maka apabila tidak mendapatkan penanganan

yang tepat akan mengakibatkan komplikasi dan membahayakan ibu, maka

penulis tertarik untuk mengambil studi kasus dengan judul “Asuhan

Kebidanan Ibu Nifas pada Ny. K umur 28 tahun P2 A0 dengan Perdarahan

Post Partum karena Atonia Uteri di Klinik Hj.Halimah Sagala Pantai Johor,

Datuk Bandar, Kota Tanjung Balai tahun 2023.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada Ny. K

umur 28 tahun P2 A0 dengan Perdarahan Post Partum karena Atonia Uteri

di Klinik Hj.Halimah Sagala Pantai Johor, Datuk Bandar, Kota Tanjung

Balai tahun 2023.

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Memberikan Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada Ny. K umur 28

tahun P2 A0 dengan Perdarahan Post Partum karena Atonia Uteri di Klinik

Hj.Halimah Sagala Pantai Johor, Datuk Bandar, Kota Tanjung Balai tahun

2023 dengan menggunakan pendekatan Manajemen Kebidanan 7 Langkah

Helen Varney.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan dibuatnya Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada Ny. K umur 28

tahun P2 A0 dengan Perdarahan Post Partum karena Atonia Uteri di Klinik

Hj.Halimah Sagala Pantai Johor, Datuk Bandar, Kota Tanjung Balai tahun

2023 agar mahasiswa mampu :


5

a. Melakukan pengkajian secara lengkap dengan memngumpulkan

data yang meliputi data subyektif dan data obyektif pada Ny.K di

Klinik Hj.Halimah Sagala Pantai Johor, Datuk Bandar, Kota

Tanjung Balai.

b. Menginterpretasi data yang meliput diagnosa kebidanan, masalah

dan kebutuhan pada Ny.K di Klinik Hj.Halimah Sagala Pantai

Johor, Datuk Bandar, Kota Tanjung Balai.

c. Menentukan identifikasi diagnosa masalah dan potensial pada

Ny.K di Klinik Hj.Halimah Sagala Pantai Johor, Datuk Bandar,

Kota Tanjung Balai.

d. Menentukan identifikasi akan tindakan segera atau kolaborasi pada

Ny.K di Klinik Hj.Halimah Sagala Pantai Johor, Datuk Bandar,

Kota Tanjung Balai.

e. Menentukan perencanaan asuhan yang diberikan pada Ny.K di

Klinik Hj.Halimah Sagala Pantai Johor, Datuk Bandar, Kota

Tanjung Balai.

f. Menentukan pelaksanaan asuhan yang diberikan pada Ny.K di

Klinik Hj.Halimah Sagala Pantai Johor, Datuk Bandar, Kota

Tanjung Balai.

g. Melakukan evaluasi hasil tindakan asuhan kebidanan pada Ny.K di

Klinik Hj.Halimah Sagala Pantai Johor, Datuk Bandar, Kota

Tanjung Balai.
6

1.4 Ruang Lingkup


1.4.1 Sasaran
Sasaran dalam melaksanakan asuhan ini adalah Ny.K di Klinik

Hj.Halimah Sagala Pantai Johor, Datuk Bandar, Kota Tanjung Balai.

1.4.2 Tempat

Tempat dalam melaksanakan Asuhan ini yaitu Klinik Hj.Halimah

Sagala Pantai Johor, Datuk Bandar, Kota Tanjung Balai.

1.4.3 Waktu

Waktu pelaksanaan asuhan ini dimulai sejak pendahuluan studi kasus

yaitu pada bulan Februari tahun 2023 sampai bulan Juni tahun 2023.

1.5 Manfaat
1.5.1 Bagi Institusi
Hasil penulisan studi kasus dapat digunakan sebagai tambahan wacana

atau referensi sehingga dapat menambah pengetahuan tentang Asuhan

Kebidanan Ibu Nifas pada Ny. K umur 28 tahun P2 A0 dengan Perdarahan

Post Partum karena Atonia Uteri di Klinik Hj.Halimah Sagala Pantai Johor,

Datuk Bandar, Kota Tanjung Balai.

1.5.2 Bagi Lahan Praktik

Dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan kualitas pelayanan

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Khususnya dalam memberikan Asuhan

yang diberikan pada Ibu nifas.

1.5.3 Bagi Masyarakat

Sebagai penambah pengetahuan dan wawasan tentang Perdarahan Post

Partum khususnya Atonia Uteri.


7

1.5.4 Bagi Penulis

Bagi penulis menambah pengetahuan dan wawasan tentang

Perdarahan Post Partum khususnya Atonia Uteri sesuai dengan 7 langkah

Helen Varney.

Anda mungkin juga menyukai