PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas merupakan hal penting untuk diperhatikan guna menurunkan
angka kematian ibu dan bayi di Indonesia. Dan berbagai pengalaman dalam
menanggulangi kematian ibu dan bayi di banyak Negara, pelayanan nifas merupakan
pelayanan kesehatan yang sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai dengan 42
hari pasca melahirkan oleh tenaga kesehatan, asuhan masa nifas penting diberikan
pada ibu dan bayi, karena merupakan masa krisis baik ibu dan bayi. Enam puluh
persen (60%) kematian ibu terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian pada masa
nifas terjadi 24 jam pertama. Demikian halnya dengan masa neonates juga
merupakan masa krisis dari kehidupan bayi. Dua pertiga kematian bayi terjadi 4
minggu setelah melahirkan, dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi 7 hari setelah
lahir (1).
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat
reproduksi pulih seperti sebelum hamil normal masa nifas berlangsung selama 6
Untuk mencapai tingkat kesehatan yang sebaik mungkin bagi ibu nifas, bayi
dan keluarga khususnya, serta masyarakat umumnya, asuhan masa nifas merupakan
salah satu bidang pelayanan kesehatan yang harus mendapat perhatian baik oleh
petugas kesehatan seperti dokter obgyn, bidan dan perawat maupun ibu itu sendiri
(1).
1
2
nifas. Dari laporan WHO, di Indonesia angka kematian ibu tergolong tinggi yaitu
420 per 100.00 kelahiran hidup bila dibandingkan dengen Negara-negara ASEAN
lainnya. AKI di Singapura 14, Malaysia 62, Thailand 110, Vietnam 150, Filipina 230
menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menunjukan
penurunan menjadi 305 kematian ibu per 10.000 kelahiran hidup berdasarkan data
yang diperoleh dari hasil Survey Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2017.
Angka kematian ibu di Indonesia pada tahun 2022 yaitu 4.627 kasus. Angka tersebut
Diperkirakan sekitar 60% kematian ibu di Indonesia terjadi pada masa nifas atau
postpartum. Sekitar 50% kematian terjadi pada 24 jam pertama, terutama pada 6 jam
beberapa kali menilai serta memeriksa keadaan ibu dan bayi (3).
Angka Kematian Ibu melahirkan di Aceh tahun 2020 ini masuk dalam
kategori kurang. Angka Kematian Ibu melahirkan terus mengalami pergerakan tidak
138/100.000 LH. Pada tahun 2019 Angka Kematian Ibu melahirkan di Aceh kembali
ditahun 2020 yaitu 172/100.000 LH, kalau dibandingkan dengan tahun lalu (4).
3
fluktuasi, namun pada tahun 2021 mengalami peningkatan yang sangat signifikan
dari tahun sebelumnya yaitu 223 per 100,000 kelahiran hidup. Adapun jumlah
kematian ibu tertinggi tahun 2021 ada di kabupaten Aceh Utara sebanyak 28 orang.
Menurut laporan Dinas Kesehatan Aceh Barat Tahun 2022, jumlah ibu hamil K1
sebanyak 4.266 jiwa, K4 sebanyak 3.347 jiwa, jumlah ibu bersalin sebanyak 3.355
jiwa, jumlah ibu nifas sebanyak 3.177 jiwa, jumlah BBL sebanyak 2.845 jiwa.
hamil sebanyak1.131 jiwa, jumlah ibu bersalin dan nifas sebanyak 1.079 jiwa.
Menurut data dari Puskesmas Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat,
pada tahun 2022 tidak terdapat kasus kematian ibu di kecamatan Johan Pahlawan.
Menurut data dari Kemenkes, kematian ibu di Indonesia tahun 2017 masih
didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan sebesar 30,13%,
hipertensi dalam kehamilan sebesar 27,1% dan infeksi sebesar 7,3% yang terjadi
Masa 6 jam setelah persalinan merupakan masa yang sangat kritis untuk ibu
postpartum, infeksi masa nifas, lochea yang berbau busuk, subinvolusi uterus, nyeri
pada perut dan pelvis, pusing dan lemas yang berlebihan disertai sakit kepala, nyeri
epigastrik, dan penglihatan kabur, suhu tubuh > 38°C, infeksi pada payudara,
pembengkakan pada wajah maupun ekstremitas dan infeksi saluran kemih (5).
4
Beberapa penyebab kematian ibu, yaitu pada saat kehamilan sebesar 23,89%,
persalinan sebesar 26,99%, dan nifas sebesar 40,12%. Penyebab kematian ibu paling
banyak adalah pada masa nifas, yaitu karena perdarahan persalinan, eklamsia,
kasus bendungan ASI pada ibu post partum tercatat sebanyak 107.654 ibu post
partum dan pada tahun 2015 ibu yang mengalami bendungan ASI sebanyak 76.543
ibu post partum. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran ibu post partum dalam
memberikan ASI kepada bayinya (7). Menurut WHO Tahun 2013 di Amerika
presentase wanita yang menyusui dan mengalami bendungan ASI rata-rata mencapai
87,5% atau sebanyak 8242 ibu nifas dari 12.765 orang. Pada tahun 2015 yang
Menurut SDKI 2015, Ibu nifas yang mengalami Bendungan ASI sebanyak
35.985 atau (15,60 %) ibu nifas. Serta pada tahun 2015 ibu nifas yang mengalami
pada jaringan payudara yang membuat bayi merasa tidak nyaman dan tidak
menyukai proses menyusu (laktasi) pada ibu. Keadaan ini juga mengakibatkan
perlukaan pada putting susu. Keadaan yang tidak nyaman tersebut mengakibatkan
makin dalamnya proses stress yang dialami oleh ibu, sehingga maternity blues akan
sangat sukar disusu oleh bayi karena payudara lebih menonjol, puting lebih datar,
dan sukar di hisap oleh bayinya.Gejala yang sering muncul pada saat terjadi
bendungan ASI antara lain payudara bengkak, payudara terasa panas dan keras dan
suhu tubuh ibu sampai 38OC. Apabila keadaan ini berlanjut maka dapat
Salah satu upaya untuk mencegah bendungan ASI yaitu dengan perawatan
ASI (7).
payudara, merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya (5).
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Dengan Bendungan ASI Di PMB Tety Rosmeli
B. Rumusan Masalah
Masa nifas merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan untuk
komplikasi masa nifas seperti sepsis puerperalis dan bahkan bisa menyebabkan
kematian pada ibu nifas. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan
Di PMB Tety Rosmeli Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat 2023”.
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
Barat.
1. Secara Teoritis
7
2. Secara Praktis/Klinik
a. Kesehatan dan kesejahteraan ibu dan bayi khususnya pada masa nifas.
KAJIAN TEORI
A. Teori
1. Asuhan Kebidanan
hamil, persalinan, nifas, bayi baru lahir serta keluarga berenca, kesehatan
sendiri
7
8
a.) Membantu klien untuk mendapatkan rasa nyaman dan aman dalam
kesehatannya.
a. Pra konsepsi
b. Remaja
c. Kehamilan/antenatal
d. Persalinan/intranatal
e. Nifas/postnatal
f. BBL
g. KB
h. Pra Menopause
i. Menopause
j. Postmenopause
k. Kespro (9).
9
c. Palpasi abdominal
f. Persiapan persalinan
kelahiran)
kelahiran)
keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau disebut puerperium dimulai sejak
2 jam setelah lahirnya plasenta hingga dengan 6 minggu (42 hari) setelah
itu (2).
tertentu setelah melahirkan anak ini disebut kata “puer” yang berarti bayi
bayinya
perawatan bayi
masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian
masa nifas terjadi selama 24 jam. Maka itu peran dan tanggung jawab
mencegah beberapa kematian ini. Peran bidan antara lain sebagai berikut
nyaman
13
administrasi
24 jam postpartum).
tubuhnya
melahirkan
melahirkan)
kritikan pribadi
3) Periode Leting Go
dilakukan 4 kali kunjungan masa nifas. Hal ini untuk menilai status ibu
uteri
16
bayi baru lahir serta hubungan bayi dengan ayah serta keluarga
abnormal
istirahat
hari.
f. Kunjungan Nifas
penting dilakukan untuk mengevaluasi keadaan ibu dan bayi baru lahir
terjadi (10).
psikologis.
a. Uterus
19
progesterone.
berikut :
1. Involusi uteri
3. Berat uterus
4. Diameter uterus
5. Plasenta lahir
6. Setinggi pusat
7. 1000 gram
8. 12,5 cm
9. 7 hari (minggu 1)
12. 7,5 cm
16. 5 cm
17. 6 minggu
18. Normal
19. 60 gram
b. Lochea
kuman penyakit.
postpartum
minggu postpartum
1) Nafsu makan
2) Motilitas
2. Pengosongan Usus
kembali normal.
Beberapa cara agar ibu dapat buang air besar kembali teratur, antara
lain :
dilahirkan.
setelah persalinan.
1. Suhu
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 derajat Celcius.
Sesudah partus dapat naik kurang lebih 0,5 derajat celcius dari
2. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit.
lebih cepat. Denyut nadi yang melebihi 100 kali per menit, harus
3. Tekanan Darah
jarang terjadi.
4. Pernapasan
dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu nadi tidak
tanda syok.
volume plasma kembali pada proporsi normal. Aliran ini terjadi dalam
2-4 jam pertama pasca kelahiran bayi. Selama masa ini, ibu
pada pasien dengan vitum cardio. Keadaan ini dapat di atasi dengan
putih akan tetap bisa naik lagi sampai 25.000 hingga 30.000 tanpa
lama.
29
Tingkatan ini dipengaruhi oleh status gizi dan hidrasi dari wanita
tersebut. Jika hematokrit pada hari pertama atau kedua lebih rendah
dari titik 2 persen atau lebih tinggi daripada saat memasuki persalinan
500 ml darah.
a. Hormon Plasenta
b. Hormon Pituitari
30
progesterone.
d. Kadar Estrogen
a. Perubahan Peran
dan asuhan sudah mulai diberikan oleh si ibu kepada bayinya saat
bayi belajar mengenal orang tuanya lewat suara, bau badan, dan
perlindungan
anak-anak).
muncul dan kebiasaan lama perlu diubah atau ditambah dengan yang
baru. Ibu dan ayah, orang tua harus mengenali hubungan mereka
Periode ini ditandai oleh masa pembelajaran yang intensif dan tuntutan
bayi dan menjadi lebih sensitive terhadap makna perilaku bayi. Periode
menyebabkan orang tua kurang melibatkan diri secara penuh dan utuh.
waktu yang lama untuk dapat menerima kehadiran anak yang tidak
tanda tersebut.Berikut ini adalah tugas dan tanggung jawab orang tua
tentang figur anak idealnya. Hal ini berarti orang tua harus
33
fisik anaknya.
2. Orang tua harus yakin bahwa bayinya yang baru lahir adalah
3. Orang tua harus bisa menguasai cara merawat bayinya. Hal ini
4. Orang tua harus menetapkan kriteria evaluasi yang baik dan dapat
5. Orang tua harus menetapkan suatu tempat bagi bayi baru lahir di
dalam keluarga. Baik bayi ini merupakan yang pertama atau yang
Pada masa nifas ibu mengalami kebahagian yang luar biasa menjalani
ibu merasa mempunyai tanggung jawab yang luar biasa pada dirinya. Tidak
tubuh dan sesekali mengelus pipi bayinya, dan menggerakkan jari-jari bayi
sebelum menatap kembali ke wajah bayi. Namun ada beberapa ibu yang
merasa tidak nyaman dengan bayi dikarenakan ada alasan tertentu (2).
Hal-hal yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi dalam masa nifas adalah
sebagai berikut :
Pada ibu nifas perubahan emosi dapat berupa kekecewaan emosional, rasa
sakit pada masa nifas, kelelahan karena kurang tidur selama persalinan,
Ada beberapa ibu yang mengalami perasaan sedih dan takut sehingga
coping kurang baik maka ibu akan jatuh pada fase postpartum depression
a.) Definisi
hari ketiga sampai kelima dan berlangsung dalam rentang waktu 14 hari
Tanda dan gejala ibu nifas mengalami postpartum blues antara lain :
c. Mudah menangis
dari 2 tahun juga memiliki risiko lebih besar mengalami baby blues
syndrome (14).
Faktor risiko postpartum blues yang lain adalah : usia kurang dari
rendah (15).
syndrome. Salah satu budaya pada masa nifas yaitu larangan keluar
rumah selama 40 hari, yang membuat ibu merasa bosan dengan hal-
2. Postpartum Depression
a.) Definisi
adalah perasaan sedih yang dibawa ibu sejak hamil yang berkaitan
dengan sikap ibu yang sulit menerima kehadiran bayinya”. Ibu dengan
39
bersalah, lelah, cemas, dan tidak mampu merawat dirinya dan bayinya.
melahirkan, dalam kasus yang lebih parah depresi dapat di alami ibu
kehilangan identitas diri, bahkan kontrol diri yang rendah dan stress
gangguan nafsu makan dan tidur, adanya rasa takut untuk menyakiti
adalah ibu yang punya riwayat depresi, hidup dengan keluarga yang
bahkan pada masa nifas dan ibu yang jarang kontrol atau
lain karena adanya kekecewaan emosi yang diikuti rasa tidak puas,
persalinan dan rasa sakit pada masa nifas. Faktor lain juga karena
(19).
tidak menjadi lebih parah. Dukungan support sistem dan sosial dari
Disampingb itu ibu juga perlu istirahat yang cukup dapat membuat
susunan air susu. Kebutuhan gizi ibu saat menyusui adalah sebagai berikut
2. Ambulasi
Ibu post partum sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-
persalinan usai. Aktivitas tersebut amat berguna bagi semua sistem tubuh,
aktivitas dan istirahat. Dalam 2 jam setelah bersalin ibu harus sudah bisa
Dapat dilakukan dengan miring kanan atau kiri terlebih dahulu, kemudian
3. Eliminasi
Setelah 6 jam post partum diharapkan ibu dan dapat berkemih, jika
kandung kemih penuh atau lebih dari 8 jam belum berkemih disarankan
d.) Ibu post partum diharapkan bisa defekasi atau buang air besar setelah
hari kedua post partum, jika hari ketiga belum defekasi bisa diberi
a. Miksi
kepala janin dan spasme oleh iritasi musculus spinchter ani selama
selama persalinan. Bila dalam 3 hari ibu tidak dapat berkemih, dapat
urinaria dengan air hangat, jika ibu belum bisa melakukan maka
ajarkan ibu untuk berkemih sambil membuka kran air, jika tetap
b. Defekasi
Buang air besar akan biasa setelah sehari, kecuali bila ibu
takut dengan luka epiotomi bila sampai 3-4 hari belum buang air
Oleh karena itu, kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan
b.) Mengajarkan ibu cara membersihkan alat kelamin dengan sabun dan
d.) Membersihkan tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
e.) Jika mempunyai luka episiotomy atau laserasi/luka jahit pada alat
kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur minimal 2 kali sehari,
mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan di mana ibu
tinggal. Ibu harus tetap bersih, segar dan wangi. Merawat perineum
1.) Pakaian
45
tidak tertekan dan kering. Demikian juga dengan pakaian dalam, agar
2.) Rambut
yang lembut.
dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan jaga agar kulit tetap
kering.
setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah
disetrika.
c. sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum
Perawatan payudara :
puting lemas, tidak keras, dan kering sebagai persiapan untuk menyusui
bayinya.
3. Ibu menyusui harus menjaga payudaranya untuk tetap bersih dan kering
5. Apabila putting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar
b. Demam tinggi >38 derajat celcius, apabila ibu memiliki suhu tubuh yang
tinggi harus memikirkan apakah ada infeksi atau dehidrasi ibu. Mencari
c. Kontraksi uterus kurang baik, disebabkan ibu multipara dan bayi besar,
merangsang kerja baik uterus missal massage fundus, injeksi oksitosin bila
yang tidak baik, adanya laserasi jalan lahir, rest plasenta serta perdarahan
diluruskan dan telapak kaki ditekuk. Bila terdapat tanda kemerahan pada
tungkai maka ibu memiliki tanda human. Langkah yang bisa dilakukan
g. Bendungan ASI, terjadi pada ibu yang tidak mau menyusui bayinya. Atau
ibu menyusui tidak efektif dan perlekatan/posisi menyusu yang salah. Hal
ini diberi penyuluhan tentang keuntungan pemberian ASI dan ajarkan ibu
teknik menyusui yang benar, perawatan payudara agar putting tidak lecet
pada bayi dan konseling pemberian ASI awal, konseling KB, dan
faktor psikologis, faktor hisapan bayi, faktor istirahat, faktor nutrisi, dan
ekslusif antara lain aspek pemahaman dan pola pikir, aspek gizi, aspek
oleh anatomi payudara. Terdapat factor lain yang ikut berkontribusi pada
bayi untuk mengkonsumsi ASI juga menjadi determinan produksi ASI (21).
Areola, dan papilla (puting). Sedangkan struktur payudara terdiri dari kulit,
terdiri dari parenkim dan stroma, lalu parenkim terbagi kembali menjadi
dan duktus akan berpusat kepada putting susu yang nantinya menjadi
ikat dan jaringan lemak. Selama proses laktasi, jaringan lemak mengalami
selama laktasi. Kelenjar payudara terdiri dari 15-20 bagian, yang dikenal
sebagai lobus. Diantara lobus tersusun oleh alveolus yang mebjadi sumber
diproduksi dari alveolus menuju duktus kecil dan bersatu kedalam duktus
besar serta menuju putting susu. Duktus yang berada dalam area alveolus
m. Proses Laktasi
perkembangan bayi. Tidak ada susu formula yang dapat menyamai ASI baik
52
imunitas. Karena imunitas bayi hanya bisa didapatkan dari ASI (22).
ASI belum keluar karena pengaruh hormone estrogen yang masih tinggi.
Kadar estrogen dan progesterone akan menurun pada saat hari kedua atau
ketiga pasca persalinan, sehingga terjadi sekresi ASI. Pada proses laktasi
terdapat dua reflek yang berperan, yaitu refleks prolaktin dan refleks aliran
isapan bayi, juga oleh reseptor yang terletak pada duktus. Bila duktus
3. Bendungan ASI
payudara dalam rangka mempersiapkan diri untuk laktasi. Hal ini bukan
sehingga sisa ASI terkumpul pada daerah duktus. Hal ini dapat terjadi
pada hari ketiga setelah melahirkan. Selain itu, penggunaan bra yang
ketat serta keadaan puting susu yang tidak bersih dapat menyebabkan
dan mungkin juga menyebabkan edema di sekitar areola dan puting susu.
postpartum, lebih dari dua pertiga wanita mengalami nyeri pada hari ke
oleh bayi, rasa penuh tersebut pulih dengan cepat. Bendungan ASI yang
c. Diagnosis
d. Faktor predisposisi
b) Membatasi menyusui
suplai berlebih
e. Penatalaksanaan
1.) Sanggah payudara ibu dengan bebat atau bra yang pas.
5 menit.
4.) Keluarkan ASI dari bagian depan payudara sehingga puting menjadi
lunak.
5.) Susukan bayi 2-3 jam sekali sesuai keinginan bayi (o demand
feeding) dan pastikan bahwa perlekatan bayi dan payudara ibu sudah
benar.
56
6.) Pada masa-masa awal atau bila bayi yang menyusu tidak mampu
nyeri.
1.) Sebelum menyusui, pijat payudara dengan lembut, dimulai dari luar
2.) Susui bayi sesering mungkin dengan jangka waktu selama mungkin,
susui bayi dengan payudara yang sakit jika ibu kuat menahannya
karena bayi akan menyusu dengan penuh semangat pada awal sesi
3.) Lanjutkan mengeluarkan ASI dari payudara yang sakit setiap selesai
4.) Tempelkan handuk halus yang sudah dibasahi air hangat pada
payudara yang sakit beberapa kali dalam sehari (atau mandi dengan
6.) Bila diperlukan, berikan paracetamol 500 mg per oral setiap 4 jam
(26).
Berikut ini penanganan bendungan ASI pada ibu yang tidak menyusui :
f. Breast care
sehingga produksi ASI menjadi lancar dan bayi dapat menyusu dengan
menonjol. Kontrak indikasi breast care adanya luka terbuka, ada penyakit
g. Kompres hangat
payudara pada ibu post partum dapat diberikan kompres hangat sebelum
cukup lama guna mengatasi bendungan ASI. Sebenarnya saat ini sudah
B. Kerangka Konseptual
Kerangka konsep adalah suatu ur\ aian dari visualisasi hubungan atau
kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lain atau antara variable yang
satu dengan variable yang lain dari masalah yang ingin diteliti (29).
Memberikan
Ibu Nifas dengan Ibu Nifas
Asuhan Kebidanan
bendungan ASI normal
Pada Ibu Nifas
dengan bendungan
ASI
METODE PENELITIAN
1. Rancangan penelitian
akan meneliti suatu kondisi objek alamiah dan peneliti menjadi instrument
nantinya bertujuan memperoleh data utama yang berasal dari wawancara dan
observasi (30).
2. Kerangka Kerja
Dalam metodologi penelitian ada urutan kerangka kerja yang harus diikuti,
urutan kerangka kerja ini merupakan gambaran dari langkah-langkah yang harus
aktivitas ilmiah, mulai dari penetapan populasi, sampel dan seterusnya, yaitu
48
49
Persetujuan
Pembimbing
Terhadap Subjek
Asuhan
Pemilihan
Kebidanan
subjek Pengumpulan Data Masa Nifas
penelitian
Nifas
Dokumentasi
asuhan
Pemberian Asuhan kebidanan
Kebidanan
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dapat disebut juga sebagai responden, yaitu pihak yang
2. Subjek bersedia untuk bekerjasama dalam proses asuhan masa nifas selama 4
kali asuhan
3. Subjek dalam studi kasus ini adalah Ibu Nifas di PMB Teti Rosmeli
C. Pengumpulan Data
data (33).
Dalam pengumpulan data studi kasus ini digunakan berbagai pengumpulan data
antara lain :
1. Data primer ialah jenis dan sumber data penelitian yang diperoleh secara
Data primer yang dikumpulkan oleh penulis diperoleh secara langsung dari
berikut :
secara langsung
2. Data sekunder
dicatat oleh pihak lain). Data sekunder itu berupa bukti catatan atau laporan
historis yang telah tersusun dalam arsip atau data dokumenter (30).
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari Bidan Desa, Puskesmas
D. Analisa Data
Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
E. Masalah Etika
etika penelitian harus diperhatikan. Hal-hal ataupun etika penelitian yang harus
1. Informed Choice
bidan, karena itu berkaitan dengan aspek hukum Yang memberikan otoritas
untuk semua prosedur yang dilakukan oleh bidan. Sedangkan pilihan (choice)
lebih penting dari sudut pandang wanita (pasien) sebagai konsumen penerima
memenuhi kriteria inklusi dan disertai dengan judul penelitian dan manfaat
penelitian, bila subjek menolak maka penelitian tidak memaksa dan tetap
4. Confidentiality (kerahasiaan)
dan tidak disampaikan pada pihak lain yang tidak terkait dengan peneliti (30).
54
DAFTAR PUSTAKA
et al. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas [Internet]. Yayasan Kita Menulis;
id=dTY4EAAAQBAJ
2. Lina Fitriani SSTMK, Sry Wahyuni SSTMK. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
https://books.google.co.id/books?id=8RRIEAAAQBAJ
peronal hygiene selama masa nifas di RB mulia sungai raya dalam. J Heal Res
4. Dinas Kesehatan Aceh. Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh Tahun 2020.
VBKEAAAQBAJ
10. Ni Made DM, I Gusti Agung AAN dewi. Edukasi Masa Nifas Berbasis
11. Rini S, Kumala F. Panduan Asuhan Nifas & Evidence Based Practice.
www.freepik.com
13. Aritonang J, Oktavia Simajuntak YT. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada
14. Aji SP, Wardani EK, Susanto YPP, Laili AN, Ani M, Purnamasari D, et al.
Asuhan Nifas [Internet]. Sahara rantika maida, editor. Get Press; 2022. 218 p.
18. Wurisastuti T, Mubasyiroh R. Peran Dukungan Sosial pada Ibu dengan Gejala
2020;23(3):161–8.
19. Janiwarty B, Pieter HZ. Pendidikan psikologi untuk bidan suatu teori dan
https://books.google.co.id/books?id=yYOiEAAAQBAJ
https://books.google.co.id/books?id=0Jb7DwAAQBAJ
Pada Maternal [Internet]. cetakan ke. Jawa Tengah: Penerbit CV. SARNU
id=NI-kEAAAQBAJ
24. Ulya N, Ningsih DA, Yunadi FD, Retnowati M. Buku Ajar Asuhan
from: https://books.google.co.id/books?id=luVcEAAAQBAJ
25. wahyuni sri T. Bendungan ASI pada Ibu Postpartum Tengku Sri Wahyuni.
2019;9:208–11.
26. DR. Dr. H. Imam Rasjidi SOGO. Panduan Kehamilan Muslimah: Panduan
Ibu Hamil, Melahirkan, dan Perawatan Bayi Secara Medis dan Islam
[Internet]. Dian Indriani AK, editor. Jakarta: Noura Books; 2015. 256 p.
Care terhadap Pencegahan Bendungan Air Susu Ibu (Asi) pada Ibu Nifas. J
https://www.e-journal.akesrustida.ac.id/index.php/jikr/article/view/166
29. Hafny Lubis W. Panduan Penulisan Proposal dan Skripsi. Cetakan pe. Qiara
58
Indonesia; 2020.
31. Yuliani E. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas & Menyusui. cetakan
ke. Widyawaty ED, editor. Malang: CV. Rena Cipta Mandiri; 2021. 356 p.
34. Achmad RW. Metodologi Penelitian Sosial. Batam: CV. Rey Media Grafika;
2022. 208 p.
35. Riyanti. Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan. Malang: Wineka Media; 2019.
467 p.
59
Lampiran 1
SURAT PERMOHONAN
Nama :
NIM :
Mengajukan ibu nifas berikut ini sebagai target untuk penyusunan Laporan Tugas
Akhir (LTA) Tahun Ajaran 2022/2023.
Nama ibu :
Umur :
Alamat :
Riwayat kehamilan :
HPHT :
TTP :
Memohon pertimbangan Ibu untuk menjadi pembimbing pada saat saya melakukan
penyusunan LTA ini dengan ibu nifas yang tersebut diatas.
Tanda Tangan
Demikian surat permohonan ini saya perbuat, untuk dapat digunakan sebagaimana
mestinya.
Lampiran
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN
PEMBERIAN ASUHAN KEBIDANAN
Nama :
Umur :
Alamat :
Riwayat kehamilan :
HPHT :
TTP :
Nama :
NIM :
Selama masa pemberian asuhan kebidanan tersebut, saya tidak akan meninggalkan
tempat tinggal saya atau berada diluar kota, sehingga asuhan yang diberikan dapat
berjalan dengan baik. Saya mengetahui bahwa asuhan yang diberikan ini sangat
besar manfaatnya bagi saya. Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat, semoga
dapat dipergunakan seperlunya.
( )
61
Lampiran 3
INFORMED CONSENT
Nama :
Umur/Kelamin :
Alamat :
Bukti dari/KTP :
Saya juga telah mengatakan dengan sesungguhnya tanpa paksaan bahwa saya :
1. Telah diberikan informasi dan penjelasan mengenai Bendungan Asi dan Asuhan
2. Telah saya pahami sepenuhnya informasi penjelasan yang diberikan oleh petugas
Demikian pernyataan ini saya buat dengen penuh kesadaran dan tanpa paksaan.
62
PENGKAJIAN
1. DATA SUBJEKTIF
Tanggal Pengkajian :
Pukul :
Tempat :
Nomor Rekam Medik :
a. Identitas Klien
Nama Klien : Nama Klien :
Suku : Umur :
Agama : Suku :
Pedidikan : Agama :
Pekerjaan : Pedidikan :
Penghasilan : Pekerjaan :
Alamat : Penghasilan :
Alamat :
b. Keluhan Utama
......................................................................................................................................
c. Riwayat Menstruasi
1. Menarche :
2. Siklus menstruasi :
3. Lama :
4. Banyak darah :
5. Konsistensi :
6. Dysmenorhoe :
7. Flour Albus :
8. HPHT :
9. Taksiran persalinan :
d. Status Perkawinan
63
Pola Nutrisi
- Sebelum hamil :
- Selama hamil :
- Selama nifas :
- Masalah yang dirasakan :
Pola Eliminasi
- Sebelum hamil : BAB....................kali
/BAK..................kali
- Selama hamil : BAB....................kali
/BAK..................kali
- Selama nifas : BAB....................kali
/BAK..................kali
- Masalah yang dirasakan :
Pola Istirahat Tidur
- Sebelum hamil :
- Selama hamil :
- Selama nifas :
- Masalah yang dirasakan :
Pola Aktivitas
- Sebelum hamil :
- Selama hamil :
- Selama nifas :
k. Masalah yang dirasakan : ‘
l. Riwayat Psikologi Spiritual
Kelahiran ini : diinginkan ( ) tidak
diinginkan ( )
Penerimaan ibu terhadap bayinya :
Tinggal serumah dengan :
Orang terdekat ibu :
Tanggapan keluarga terhadap kelahiran bayinya :
Pengetahuan ibu tentang masa nifas dan perawatan bayi :
Rencana perawatan bayi :
66
2. DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran :
b. Tekanan Darah : ......... mmHg
c. Suhu : ......... OC axial/oral/rektal
d. Pernapasan : ......... x/m
e. Nadi : x/menit(teratur/tidakteratur;
dalam/dangkal)
f. BB (saat hamil) : ......... kg
g. BB (sekarang) : ......... kg
h. TB : ......... cm
Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
- Kepala : Rambut : rontok/tidak rontok
Kebersihan :
- Muka : Wajah : pucat/sianosis
Chloasma gravidarum : ada/tidak
- Mata : Kelompok Mata :
Pupil :
isokor/anisokor/miosis/midriasis
Conjungtiva : pucat/merah muda/
Sklera : putih/ikterus/merah
- Mulut dan gigi : Karies/trismus/stomatis/pendarahan gusi
Lidah : bersih/kotor
- Hidung Simetris : Ya/tidak
Secret : Ada/tidak
Kebersihan :
- Telinga : Simetris : Ya/tidak
Serumen : Ada/tidak
Perdarahan : Ada/tidak
67
Kebersihan :
- Leher : Pembesaran Vena Jugularis : Ada/tidak ada
Pembesaran Kelenjar Tiroid : Ada/tidak ada
Pembesaran Getah Bening : Ada/tidak ada
Struma : Ada/tidak ada
Dada : Pembesaran Payudara : Ada/tidak ada
Tarikan : Ada/tidak ada
Hyperpigmentasi : Ada/tidak ada
Puting Susu :
menonjol/datar/ma
suk/bersih/ kotor
Benjolan/Tumor : Ada/tidak ada
Keluaran (colostrum) : keluar/belum
Perut : Linea alba/striae albicans/striae livide
Pembesaran :
Bekas luka operasi :
Pembesaran liver :
Anogenetal : Warna vulva vagina :
Luka parut : Ada/tidak ada
Varises : Ada/tidak ada
Oedema : Ada/tidak ada
Lochea :
Perenium :
Kelainan : Ada/tidak ada
Kebersihan :
- Ekstremitas atas dan bawah : Simetris/asimetris
Oedema :
Varises :
Kekakuan sendi :
68
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR (SOP)
PERAWATAN MASA
NIFAS
3. Referensi Fitriani, Lina dkk. 2021. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa
Nifas. Yogyakarta : Deepublish.
Langkah-langkah :
1. Menutup ruangan/menjaga privasi klien
2. Mencuci tangan sebelum dan setelah tindakan serta
mengeringkan dengan handuk bersih
3. Memeriksa tanda vital sign (tensi, suhu, nadi dan
pernapasan)
4. Melakukan pemeriksaan pada wajah ibu (mata
conjungtiva pucat/tidak, sklera ikterik/tidak, muka
udema/tidak)
5. Melakukan pemeriksaan payudara
meminta klien berbaring dengan lengan kiri di
atas kepala, kemudian palpasi payudara kiri
sampai ke ketiak, raba adanya masa, benjolan
yang membesar, pembengkakan atau abses
ulangi prosedur pada lengan kanan dan
palpasi payudara kanan hingga ketiak
6. Melakukan pemeriksaan abdomen
Periksa bekas luka operasi (jika ada operasi)
Palpasi untuk mendeteksi ada atau tidaknya
uterus diatas pubis (involusi uteri)
Palpasi untuk mendeteksi adanya masa atau
kelembekan (konsistensi uterus)
7. Melakukan pemeriksaan pada kaki untuk mengetahui
adanya varises vena, kemerahan pada betis, tulang
kering, pergelangan kaki, jika adanya edema maka
perhatikan tingkat edema, titting jika ada
8. Memakai sarung tangan/handscoon
9. Memasang perlak dibawah bokong klien dan
mengatur posisi litotomi, melakukan vulva hygiene,
memperhatikan lochea (bau, warna, dan konsistensi),
dan perhatikan bekas luka jahitan perineum (rupture
atau episiotomi atas indikasi)
10. Melakukan dekontaminasi alat
70
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR (SOP)
PERAWATAN PAYUDARA
2. Bahan :
71
1. Kapas
2. Air dingin
3. Minyak kelapa/baby oil
3. Perlengkapan :
1. Kursi duduk
2. Ruangan
3. Wastafel
4. Sabun cuci tangan
5. Handuk/tisu pengering
6. Masker
7. Handscoon
5. Prosedur/Langkah- SIKAP DAN PRILAKU
langkah 1. Manyambut pasien, memberi salam dan
memperkenalkan diri
2. Membaca catatan medis dan memastikan identitas
pasien (nama, tanggal lahir, atau no rekam medis)
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilaksanakan, meminta persetujuan dan kontrak waktu
4. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya dan
memberikan perhatian pada setiap pertanyaan
5. Komunikasi dengan ibu/klien selama melakukan
tindakan.
6. Mengawali tindakan dengan lafal Basmalah dan
mengakhiri dengan Hamdalah
Langkah-langkah :
1. Menutup ruangan/menjaga privasi klien
2. Mencuci tangan sebelum dan setelah tindakan serta
mengeringkan dengan handuk bersih
- Lakukan sebelum tindakan dan keringkan
- Mencuci tangan dengan 6 langkah
- Gunakan teknik mencuci tangan yang efektif
- Buka semua perhiasan dan jam tangan
3. Siapkan posisi ibu
- Posisikan ibu untuk duduk di kursi dengan
menghadap ke depan
- Baju bagian atas dibuka
- Perhatikan privasi klien dalam setiap tindakan
Waktu : WIB
A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Media
- Leaflet
D. Metode
- Ceramah
E. Kegiatan Penyuluhan
F. Evaluasi
1. Proses, diharapkan :
76
G. Materi
Materi Penyuluhan
keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau disebut puerperium dimulai sejak
2 jam setelah lahirnya plasenta hingga dengan 6 minggu (42 hari) setelah
itu (2).
b. Perawatan payudara :
puting lemas, tidak keras, dan kering sebagai persiapan untuk menyusui
bayinya.
3. Ibu menyusui harus menjaga payudaranya untuk tetap bersih dan kering
5. Apabila putting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada
payudara oleh karena ekspansi dan tekanan dari produksi dan penampungan
ASI (23).
disebabkan oleh akumulasi cairan umum pada akhir kehamilan atau sebagai
akibat dari sejumlah besar cairan intravena selama persalinan dan mungkin
pembengkakan terjadi paling umum antara hari 3 dan 5 postpartum, lebih dari
d. Penatalaksanaan
1.) Sanggah payudara ibu dengan bebat atau bra yang pas.
menit.
4.) Keluarkan ASI dari bagian depan payudara sehingga puting menjadi
lunak.
78
5.) Susukan bayi 2-3 jam sekali sesuai keinginan bayi (o demand feeding)
dan pastikan bahwa perlekatan bayi dan payudara ibu sudah benar.
6.) Pada masa-masa awal atau bila bayi yang menyusu tidak mampu
nyeri.