Di Indonesia, kawasan konservasi perairan terbagi menjadi tiga basis, yaitu spasial,
konservasi habitat, dan konservasi spesies. Nah, salah satu contoh konservasi secara
spasial adalah Ekoregion Laut Indonesia (ELI). Lantas, apa itu ELI? ELI merupakan
perwilayahan laut Indonesia yang ditetapkan dalam Rencana Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH). Jadi, ekoregion ini berfungsi untuk menjaga
keseimbangan antara pemanfaatan dan pelestarian produktivitas sumber daya laut
secara berkelanjutan. Parameter yang digunakan meliputi morfologi dasar laut,
oseanografi, dan keanekaragaman hayati. Adapun pembagian wilayah ELI adalah
sebagai berikut.
EL 15 Laut Banda
Di wilayah ini memiliki tiga cekungan migas. Daerah ini rawan gempa bumi dan tsunami.
Laut Banda memiliki karakteristik oseanografi yang menarik karena dikelilingi pulau-
pulau dan juga selat sebagai jalur perlintasan Arlindo. Sirkulasi dan karakteristik massa air di
Laut Banda dipengaruhi kuat oleh angin monsun. Variasi nilai arah dan kecepatan angin
monsun berdampak terhadap kejadian coastal upwelling.
Palung Banda tercipta akibat adanya pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu lempeng
Eurasia, lempeng Indo – Australia, serta lempeng Pasifik. Tidak heran jika di wilayah ini
sering terjadi gempa bumi bahkan tercatat gempa bumi terbesar pernah terjadi pada tahun
1928 sebesar 8,5 Skala Richter dan mengakibatkan gelombang tsunami setinggi 1,5 meter.
Hingga saat ini masih belum ada penelitian untuk mengetahui dasar laut dari Palung Banda.
Kondisi di Palung Banda sangat gelap bahkan sinar matahari hanya sanggup menembus air
hanya sekitar 150 meter dari permukaan laut. Bahkan seorang penyelam profesional
sekalipun tidak akan sanggup berenang hingga mencapai kedalaman 7.000 meter sebab
tekanan yang terdapat di Palung Banda sangat besar yaitu sekitar 700 kg per centimer
persegi.
EL1 Samudera Hindia Sebelah Barat Sumatera
Ekoregion Samudera Hindia sebelah barat Sumatera.
Di ekoregion ini, ada empat cekungan sedimen dengan potensi migas, dua
diantaranya terbukti, namun belum berproduksi.
Karena dipengaruhi oleh kondisi geologi, daerah ini rawan gempa bumi dan
tsunami.
Berikut ini adalah beberapa karakteristik yang dimilki oleh samudera Hindia:
Samudera Hindia adalah samudera terbesar ketiga di dunia. Nama Hindia diambil dari
nama negara yaitu India. Samudera Hindia dalam bahasa Sansekerta disebut
Ratnakara yang berarti mine of gems (ladang permata). Samudera ini memiliki 20%
permukaan air bumi atau sekitar 68.556 juta km². Samudera Hindia mempunyai garis
pantai sepanjang 66.526 km dengan kedalaman rata- rata mencapai 3.890 m. Titik
terdalam dari samudera Hindia terletak di Palung Jawa yaitu sebelah selatan pulau
Jawa dengan kedalaman mencapai 7.725 m. Samudera Hindia juga mempunyai
volume air yang diperkirakan sekitar 292.131.000 km³. Terdapat lima punggung laut
besar di samudera Hindia yang berpusat di satu titik, yaitu punggung laut Hindia barat
daya, Hindia tenggara, Sicilia, Nikety timur, dan Chagos-Lachandive.
EL 3 Selat Malaka
Selat Malaka merupakan bagian dari Paparan Sunda yang relatif stabil
sehingga sedikit aktivitas tektonik yang terjadi.
Laut di ekoregion ini merupakan laut dangkal yang lebih bersifat sebagai
pesisir karena banyaknya sungai yang bermuara di ekoregion ini.
Selat Malaka terletak di Asia Tenggara, tepatnya berada dalam wilayah perairan
Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Sesuai Konvensi PBB tentang Hukum Laut yang
mulai berlaku pada 1994, administrasi Selat Malaka, termasuk pemeliharaan alat
bantu navigasi, menjadi tanggung jawab ketiga negara tersebut.
Selat Malaka membentang sepanjang 805 kilometer dengan lebar 65 kilometer di sisi
selatan dan melebar di sisi utara sekitar 250 kilometer. Berdasarkan Organisasi
Hidrografi Internasional, batas-batas Selat Malaka yaitu:
Di sebelah barat, garis yang menghubungkan Pedropunt, titik paling utara
Sumatera, dan Lem Voalan, ujung selatan Goh Puket di Thailand.
Di sebelah timur, sebuah garis yang menghubungkan Tanjung Piai di Malaysia
dan Pulau Karimun Kecil di Provinsi Kepulauan Riau (Indonesia).
Di utara, pantai barat daya Semenanjung Melayu.
Di selatan, pesisir timur laut Sumatera hingga ke timur sampai Tanjung
Kedabu dan Pulau Karimun Kecil di Provinsi Kepulauan Riau.
Letak Selat Malaka tersebut menghubungkan Laut Andaman (Samudra Hindia) dan
Laut Cina Selatan (Samudera Pasifik). Sebagai jalur pelayaran utama antara samudra
Hindia dan Pasifik, peran Selat Malaka sebagai salah satu jalur pelayaran dan
perdagangan laut terpenting di dunia pun menjadi kenyataan yang tidak terbantahkan.
Sejak zaman kuno hingga sekarang, Selat Malaka merupakan salah satu jalur
perdagangan tersibuk di dunia yang menghubungkan orang Eropa, Timur Tengah dan
Asia Selatan, dengan Asia Tenggara dan Asia Timur.
Samudra Pasifik Bagian Utara
Luas dari Samudra ini mencapai kurang lebih 165 juta km persegi yang membentang dari sisi
Barat Amerika, pantai Cina hingga ke wilayah Australia. Panjang dari Samudra ini mencapai
15.500 km dan sangat lebar yang membentang dari kepulauan Indonesia hingga wilayah
Kolombia, lebarnya terhitung sekitar 19.800 km. Samudra ini juga memiliki bentuk reilef
dasar laut yang sangat beragam.
Adapun batas-batas tepi dari Samudra Pasifik antara lain; 1) disebelah timur dibatasi dengan
pantai Amerika, 2) disebelah barat dibatasi dengan antara Asia dan Australia, 3) disebelah
utara dibatasi oleh Samudra lainya yakni Samudra Artik, 4) disebelah selatan Benua
Antraktika.
Ciri selanjutnya dari Samudra Pasifik ini adalah letaknya palung terdalam dunia yang disebut
sebagai Palung Mariana. Palung laut sendiri secara sederhana diartikan sebagai jurang
berbentuk huruf V yang terletak di dasar laut yang merupakan zona laut dalam, palung
Mariana ini memiliki kedalaman yang sangat fenomenal yakni 10.911 dibawah permukaan
laut, bisa kita bayangkan betapa dalamnya palung ini jika kita bandingkan dengan ketinggian
gunung di atas permukaan laut.
Gunung tertinggi di Dunia saja tidak mencapai ketinggian tersebut. Palung ini merupakan
titik terdalam di bumi ini dan bisa dipastikan belum ada yang mampu mencapai kedalaman
tersebut. Sehingga di Samudra ini merupakan lokasi dari laut terdalam di dunia.
Teluk Cendrawasih
Laut Arafura
Terletak di bagian timur Indonesia dan memiliki tingkat keunikan tinggi, lokasinya yang
berbatasan langsung dengan Laut Banda serta bermuaranya sejumlah sungai besar membuat
kesuburan perairan di kawasan ini juga cukup tinggi
Laut Arafura atau laut Arafuru adalah laut yang terletak di antara wilayah Australia dan Pulau
Papua, tepatnya di sebelah selatan kepulauan Aru dan berada di wilayah samudera Pasifik.
Kendati berada di dekat pulau Papua, wilayah laut Arafuru terletak di provinsi Maluku bagian
tenggara dan berbatasan dengan pantai Irian Jaya di sebelah barat daya. Laut Arafura
memiliki luas wilayah yang mencapai 650.000 km² dengan kedalaman laut maksimal kurang
lebih sekitar 3,68 km dan merupakan laut transgresi di dangkalan Sahul. Laut Arafura
merupakan laut yang termasuk dalam zona Neritik. Laut Arafura sendiri berbatasan dengan
beberapa laut di sebelah barat, yaitu berbatasan dengan laut Banda atau kepulauan Maluku
dan laut Timur. Laut Arafura berbatasan dengan kepulauan Aru di sebelah utara dan pulau
Papua di sebelah timur. Selain itu, laut Arafura juga berbatasan dengan wilayah Australia di
sebelah selatan. Di sekitar wilayah laut Arafura sendiri terdapat beberapa pulau, yaitu pulau
Aru, pulau Kai, dan pulau Tanimbar.
EL 4 Laut Maluku
Laut Natuna
Laut Maluku terletak di barat Samudra Pasifik yang terletak di dekat
Provinsi Maluku, Indonesia. Laut ini membatasi Laut Sulawesi di utara dan Laut Banda di
selatan. Pulau pulau yang membatasi laut ini adalah kepulauan Indonesia
seperti Halmahera, Seram, Buru, dan Sulawesi (Celebes).
Laut ini merupakan area gempa bumi aktif. Gempa yang mencapai 6.3 SR terjadi pada 21
Desember 2005, yang berpusat di 190 km selatan Manado. Gempa berkekuatan 5.4 SR terjadi
di daerah yang sama pada 16 Mei 2006, dan gempa bumi 6.1 SR mengguncang laut itu pada
19 Mei 2006. Aktivitas saat ini adalah gempa 5.5 pada 14 Juni 2006. Gempa bumi yang baru-
baru ini terjadi mencapai 7.3 (PRE) yang terjadi pada 21 Januari 2007 dengan beberapa
gempa kecil dengan rata-rata 5.0 SR dalam 24 jam setelah gempa pertama. Gempa yang
belum lama terjadi terjadi pada 17 Maret 2007, yang mencapai 6.5 SR.[1] Sebuah gempa
mencapai 5.2 SR terjadi pada 21 November 2007. Aktivitas paling terkini merupakan gempa
yang mencapai 4.9 SR pada 1 Desember 2007
EL 5 Selat Karimata
Selat Karimata terbentang luas sehingga memisahkan antara Pulau Sumatra dengan
Pulau Kalimantan.
Panjang Selat Karimata pada sisi Pulau Sumatra dibatasi oleh Pulau Belitung (di bagian
barat) serta Kalimantan di sisi bagian timur.
Diperkirakan luas dari Selat Karimata sekitar 150 km atau 125 mil jika dihitung dari
sisi timur Pulau Belitung hingga sisi barat Pulau Kalimantan.
Pada Selat Karimata juga terdapat Kepulauan Karimata yang berada di bagian timur
atau tepatnya berada di bagian timur laut dari Pulau Belitung, di sisi barat daya Pulau
Maja dan berada dilepas pantai sisi barat Kalimantan.
Banyak sungai yang menjadikan Selat Karimata sebagai tempat bermuara seperti
Sungai Pawang, Sungai Kapuas, Sungai Kendawangan, dan Sungai Sambas di
Kalimatan serta Sungai Musi dan Sungai Barumun di Sumatra.
Kondisi cuaca serta kuat arus air laut yang terdapat di Selat Karimata, tergantung pada
angin yang berasal dari tenggara (tahunan) serta barat laut (musiman).
Selat Karimata yang terletak pada koordinat 2o05’S 108o40’E, akan mengalami musim
angin yang berasal dari tenggara sekitar bulan Mei. Angin ini cukup kencang yang
bergerak dari arah tenggara atau tenggara – selatan, kering, dan kabut yang dapat
menghalangi jarak pandang.
Sedangkan musim angin yang berasal dari barat laut dimulai dari bulan Oktober yang
bisa dicirikan dari munculnya kilat petir, hujan dan terkadang beberapa hari akan
tenang dengan cuaca yang baik.
Sedangkan hujan lebat akan terjadi antara bulan November sampai dengan bulan
Februari. Di bulan Februari sendiri cuaca sangat sulit untuk diprediksi akibat adanya
perubahan musim hingga pada akhirnya berakhir sekitar akhir bulan Mei.
Untuk kuat arus yang terdapat di Selat Karimata sangat tergantung dari angin muson.
Pada puncak angin muson, arus laut bisa memiliki kecepatan hingga 3 mil per jam.
Akan tetapi ketika angin muson mereda, yaitu arus laut tidak besar atau tidak ada sama
sekali, arah arus dapat menjadi arus tidal.
Arus Selat Karimata mengalir dari arah utara tepatnya Laut China Selatan hingga ke
arah selatan ke Laut Jawa.
Kedalaman dari Selat Karimata sendiri mencapai sekitar 50 meter di bawah permukaan
laut, sehingga tidak heran jika kuat arus yang terdapat di Selat Karimata cukup kecil.
EL 6 Laut Jawa
Laut Jawa adalah perairan dangkal dengan luas kira-kira 310.000 km2 di
antara Pulau Kalimantan, Jawa, Sumatra, dan Sulawesi di gugusan kepulauan Indonesia. Laut
ini relatif muda, terbentuk pada Zaman Es[1] terakhir (sekitar 12.000 tahun Sebelum Masehi)
ketika dua sistem sungai bersatu. Di barat lautnya, Selat Karimata yang menghubungkannya
dengan Laut Tiongkok Selatan.
Dalam sejarah Perang Dunia II, Laut Jawa merupakan lokasi naas bagi pasukan Sekutu. Pada
bulan Februari dan Maret 1942, angkatan Laut Belanda, Britania, Australia, dan Amerika
Serikat nyaris dihancurkan oleh serangan Jepang.
Laut Jawa juga pernah menjadi jalur utama dalam perdagangan Dunia dan mencapai masa
keemasannya pada abad ke-17. Pada masa itu Laut Jawa sering disinggahi banyak pedagang
dari berbagai penjuru dunia guna mencari rempah-rempah, bersama dengan Selat Malaka.
Dari sinilah muncul beberapa bandar atau kota pelabuhan di pesisir yang akhirnya
berkembang pesat, seperti Jakarta, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang, Lasem, Tuban,
dan Surabaya.
Tempat ini juga menjadi lokasi jatuhnya pesawat Lion Air Penerbangan 610 yang
menewaskan 189 penumpang dan awak pesawat pada 29 Oktober 2018.
EL- 10 Teluk Tomini
Sulawesi, Indonesia. Teluk ini merupakan teluk terbesar di Indonesia dengan luas perairan
sebesar ± 137.700 km2, serta memiliki garis pantai sepanjang ± 1.350 km.[4]
Teluk ini mempunyai peran penting bagi dunia karena letaknya yang persis berada di jantung
segitiga karang dunia (heart of the coral triangle).[5] Tepat berada di garis khatulistiwa dan
memiliki ekosistem laut semi tertutup, teluk ini menyimpan sumber daya perikanan yang
besar, terumbu karang endemik, hamparan mangrove yang luas, serta sumber daya pesisir
yang melimpah.
Laut Halmahera adalah laut yang terletak timur bagian tengah Laut Mediterania Australia.
Pusat laut ini terletak di 1°S dan 129°E dan berbatasan dengan Samudra Pasifik di
utara, Pulau Halmahera di barat, Waigeo dan Irian Jaya di timur, serta Laut Seram di selatan.
Laut Halmahera merupakan salah satu perairan yang memiliki peranan yang sangat penting
bagi perkembangan iklim Indonesia. Wilayah perairan Laut Halmahera merupakan jalur
ARLINDO yang menjadi bagian dari sirkulasi arus global.
Direncanakan pada awal tahun 2032, pemerintah Indonesia sudah mulai melakukan studi
kelayakan untuk pembangunan jembatan bersama Kereta Cepat atau LRT yang akan
melintasi bersama dengan selat ini, yaitu pembangunan Jembatan Laut Halmahera
antara Pulau Halmahera di barat, Waigeo dan Irian Jaya di timur.
El- 12 Laut Banda Sebelah Timur Sulawesi
Pulau Sulawesi juga merupakan pulau yang kaya akan potensi alam dan hasil rempahnya baik
dari daratan dan lautan. Pulau Sulawesi menyimpan 8 danau yang terdapat di pulau Sulawesi,
yaitu danau Poso, danau Matano, danau Sidenreng, danau Tempe, danau Towuti, danau
Matan, danau Dampelas dan danau Lindu. Selain itu, di pulau Sulawesi terdapat
beberapa provinsi dengan hutan terluas di Indonesia.
Di wilayah pulau Sulawesi terdapat laut yang luas dan paling dalam yaitu laut Sulawesi. Laut
Sulawesi merupakan laut terdalam di Indonesia. Tahukah kamu berapa kedalaman, luas, letak
dan batas-batas wilayah dari laut Sulawesi? Pada artikel kali ini akan dibahas mengenai laut
Sulawesi beserta penjelasannya. Berikut ini adalah penjabarannya:
Laut Sulawesi merupakan laut yang terletak di wilayah Sulawesi, tepatnya di sebelah
barat samudera Pasifik dan dibatasi oleh kepulauan Sulu, laut Sulu dan pulau Mindanao,
Filipina. Batas antara wilayah laut Sulawesi dengan kepulauan Sulu terdapat di Patahan
Sibutu-Basilan. Berikut ini adalah batas-batas wilayah dari laut Sulawei, sebagai berikut:
Sebelah utara berbatasan dengan Kepulauan Sulu, laut Sulu serta Pulau Mindanao di Filipina
Sebelah timur berbatasan dengan rantai kepulauan Sangihe
Sebalah barat berbatasan dengan pulau Kalimantan
Sebelah selatan berbatasan dengan pulau Sulawesi
Laut Sulawesi merupakan salah satu jenis laut di Indonesia yang memiliki bentuk basin
berbentuk besar dan memanjang hingga mencapai 420 mil atau sekitar 675 km jika diukur
dari arah utara ke arah selatan. Sementara jika diukur dari arah timur hingga arah barat,
panjang dari laut Sulawesi mencapai 520 mil atau sekitar 837 km. Luas permukaan dari laut
Sulawesi adalah kurang lebih sekitar 110.000 mil persegi atau sekitar 280.000 kilometer
persegi. Laut Sulawesi dikategorikan sebagai lau terdalam di Indonesia yang kedalamannya
mencapai 6,2 km atau setara dengan 20.300 kaki. Laut Sulawesi ini membuka jalur lautnya
ke barat daya melalui selat Makassar menuju ke laut Jawa.
Selat Makassar merupakan perairan yang relatif subur daripada perairan yang lainnya.
Suburnya selat Makassar terjadi sepanjang tahun baik pada musim barat maupun pada musim
timur. Pada musim barat penyuburan terjadi karena adanya run off dari
daratan Kalimantan maupun Sulawesi dalam jumlah besar dikarenakan curah hujan yang
cukup tinggi, sedangkan pada musim timur penyeburan terjadi karena adanya penaikan masa
air (upwelling) di Selat Makassar.
Selat ini juga menghubungkan Laut Sulawesi di bagian utara dengan Laut Jawa yang ada di
bagian selatan. Selat Makassar termasuk kategori laut dalam dan merupakan salah satu Alur
Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).
Kota pelabuhan utama di selat ini ialah Balikpapan, Makassar, dan Palu. Tempat ini juga
menjadi lokasi jatuhnya pesawat Adam Air Penerbangan 574 yang menewaskan 102
penumpang dan awak pesawat pada 1 Januari 2007.