Anda di halaman 1dari 65

Mari Mengenal Rahasia Lautan

Izzudin Irsam Mujib

1|Page
Prakata
Kita hidup di sebuah planet yang dipenuhi air. Lebih dari 70% dari
permukaan Bumi yang yang kita diami ini merupakan wilayah perairan
atau laut. Kita juga tinggal di sebuah negara kepulauan yang sebagian
besar wilayahnya berupa laut. Sekitar 60% dari wilayah Indonesia
adalah lautan. Karena itu, sepatutnya kita lebih banyak mengenal laut.
Ada banyak rahasia mengenai laut yang mungkin belum kamu
ketahui. Misalnya, mengapa air laut terlihat berwarna biru? Mengapa
air laut terasa asin? Bagaimana cara mengukur kedalaman laut? Apakah
dasar laut itu rata atau memiliki bentukan yang beragam seperti
daratan? Apa saja bentukan yang dapat dijumpai di dasar laut?
Mengapa air laut mengalami pasang surut? Semua pertanyaan tersebut
akan dijawab dalam buku ini.
Selain itu, kita juga akan diajak mengenal kekayaan laut
Nusantara. Karena letak wilayahnya yang unik, Indonesia dikenal sebagai
negara dengan kekayaan keanekaragaman hayati (biodiversity) laut
terbesar di dunia. Laut Indonesia memiliki ekosistem pesisir yang khas,
seperti hutan mangrove, terumbu karang (coral reefs), dan padang lamun
yang perlu dijaga kelestariannya. Mengapa kita perlu menjaga kelestarian
laut? Bagaimana caranya? Kalau kamu ingin mengetahui jawabannya,
segera saja baca buku ini.

2|Page
Daftar Isi
Prakata
Bab 1 Lautan Sebagai Bagian dari Planet Bumi
Bab 2 Kekayaan Laut Indonesia
Bab 3 Mengenal Rahasia Lautan
Bab 4 Agar Lautan tetap Lestari
Bab 5 Penutup
Glosarium
Indeks
Daftar Pustaka

3|Page
Bab 1 Lautan Sebagai Bagian dari
Planet Bumi
Kita hidup di Bumi yang dipenuhi dengan air. Kurang lebih 70,8% dari
permukaan Bumi yang luasnya sekitar 510 juta km2 merupakan wilayah
laut. Artinya, luas keseluruhan laut di Bumi ini kurang lebih 361 juta km2.
Jadi, lautan di permukaan Bumi ternyata jauh lebih luas daripada daratan.
Berikut ini tabel yang menunjukkan luas dan persentase permukaan bumi
yang berupa daratan dan lautan.
Permukaan Luas Persentase
Total Bumi 510.074.600 km2 100%
Daratan 148.940.540 km2 29,2%
Lautan 361.134.060 km2 70,8%

Sumber: wallpaperswide.com
Permukaan bumi yang tertutup air jauh lebih luas daripada daratan.
Sekitar 70% permukaan bumi tertutup oleh air. Akan tetapi,
penyebarannya di belahan bumi utara dan selatan tidak merata. Belahan
bumi utara terdiri atas 60% permukaan air dan 40% daratan. Sementara
belahan bumi selatan, 83% terdiri atas permukaan air dan 17% daratan. Di
Indonesia pun demikian, permukaan wilayah negara kita yang tertutupi air

4|Page
jauh lebih luas daripada yang berwujud daratan. Perbandingannya adalah
60% : 40%.
A. Samudra dan Laut
Ketika membicarakan laut, kita sering tidak bisa membedakannya dengan
samudra. Sebenarnya, pengertian laut dan samudra tidak sama. Samudra
adalah bentangan air asin yang menutupi cekungan yang sangat luas,
sedangkan laut adalah bagian dari samudra. Setiap samudra adalah laut,
tetapi tidak semua laut adalah samudra. Keduanya dapat dibedakan
berdasarkan Iuasnya. Laut yang sangat luas, itulah yang disebut samudra.
Dalam bahasa Inggris samudra disebut ocean. Sementara laut disebut sea.
Samudra yang ada di dunia adalah Samudra Pasifik, Samudra
Atlantik, Samudra Hindia, Samudra Arktik, dan Samudra Antartika. Di
antara samudra-samudra tersebut, Samudra Pasifik adalah samudra yang
terluas.
1. Samudra Pasifik
Nama Samudra Pasifik berasal dari bahasa Spanyol pacifico, yang artinya
tenang. Karena itu, Samudra Pasikfik juga dinamakan Lautan Teduh.
Samudra Pasifik merupakan kumpulan air terbesar di dunia. Batas sebelah
barat samudra ini berada di Selat Malaka. Titik terendah permukaan
Bumi—Palung Mariana—berada di Samudra Pasifik. Samudra ini terletak di
antara Asia dan Australia di sebelah barat, Amerika di sebelah timur,
Antartika di sebelah selatan dan Samudra Arktik di sebelah utara.
Dengan luas 179,7 juta km², Samudra Pasifik mencakup kira-kira
sepertiga permukaan Bumi. Adapun panjangnya sekitar 15.500 km, yakni
dari Laut Bering di Arktik hingga batasan es di Laut Ross di Antartika di
selatan. Samudra Pasifik mencapai lebar timur-barat terbesarnya, yakni
sekitar 19.800 km, dari Indonesia hingga pesisir Kolombia.
Palung Mariana di Samudra Pasifik merupakan palung terdalam di
Bumi. Palung ini terletak di dasar barat laut Samudra Pasifik, yakni di
sebelah timur Kepulauan Mariana di 11° 21' Lintang Utara dan 142° 12'

5|Page
Bujur Timur. Tempat ini dekat juga dengan Jepang. Jika diukur dari
permukaan laut, kedalaman Palung Mariana, yakni 10.924 m, lebih jauh
dari ketinggian Gunung Everest.

Sumber: commons.wikimedia.org
Meskipun memiliki nama lain Lautan Teduh, Samudra Pasifik tidak selalu tenang.
Samudra Pasifik juga mencakup banyak laut, yang terluas adalah
Laut Sulawesi, Laut Koral, Laut Cina Timur, Laut Jepang, Laut Cina
Selatan, Laut Sulu, Laut Tasman, dan Laut Kuning. Selat Malaka
menghubungkan Samudra Pasifik dengan Samudra Hindia di sebelah barat.
Sementara Selat Magelhaens menghubungkan Samudra Pasifik dengan
Samudra Atlantik di sebelah timur.
Di Samudra Pasifik terdapat sekitar 25.000 kepulauan. Jumlah ini
lebih banyak daripada jumlah seluruh kepulauan yang berada di lautan
yang lainnya. Sebagian besar kepulauan tersebut terletak di selatan
khatulistiwa.
2. Samudra Atlantik
Samudra Atlantik merupakan samudra terluas kedua di dunia. Luasnya
meliputi sekitar 1/5 permukaan Bumi. Nama Atlantik berasal dari mitologi
Yunani yang berarti "Laut Atlas".
Samudra Atlantik berbentuk huruf S, memanjang dari belahan bumi
utara ke belahan bumi selatan. Samudra ini terbagi dua oleh garis
khatulistiwa menjadi Atlantik Utara dan Atlantik Selatan. Samudra Atlantk

6|Page
dibatasi oleh Amerika Utara dan Amerika Selatan di bagian barat dan
Eropa dan Afrika di bagian timur.
Samudra Atlantik berhubungan dengan Samudra Pasifik, yakni di
bagian utara bumi melalui Samudra Arktik dan di bagian selatan bumi
melalui Lintasan Drake. Antara Samudra Atlantik dan Samudra Pasifik juga
dihubungkan dengan saluran buatan manusia, yaitu Terusan Panama. Di
bagian timur, Samudra Atlantik dan Samudera Hindia dibatasi garis 20°
Bujur Timur. Batas antara Samudra Atlantik dan Samudra Arktik adalah
garis dari Greenland ke Svalbard di sebelah utara Norwegia.
Jika dihitung dengan lautan di sekitarnya, Samudra Atlantik
mempunyai luas 106.450.000 km². Namun, jika lautan di sekitarnya tidak
dihitung, luasnya 82.362.000 km². Volume air yang mengalir ke Samudra
Atlantik lebih besar empat kali daripada Samudra Pasifik maupun Samudra
Hindia. Volume Samudra Atlantik dengan lautan sekitarnya adalah
354.700.000 km³. Jika volume lautan sekitarnya tidak dihitung, volume
Samudra Atlantik adalah 323.600.000 km³.
Dengan lautan di sekitarnya, kedalaman rata-rata Samudra Atlantik
adalah 3.332 m. Jika diukur tanpa memperhitungkan lautan di sekitarnya,
kedalaman rata-ratanya adalah 3.926 m. Tempat yang paling dalam, yaitu
8.605 m, berada di Palung Puerto Riko. Lebar Samudra Atlantik beragam,
dari 2.848 km di antara Brasil dan Liberia hingga sekitar 4.830 km antara
Amerika Serikat dan sebelah utara Afrika.

Sumber: thefiveoceans.com

7|Page
Lumba-lumba di Samudra Atlantik
Samudra Atlantik memiliki garis pantai sepanjang 111.866 km. Pesisir
pantainya tak beraturan, yang dibatasi berbagai teluk dan lautan,
termasuk Laut Karibia, Teluk Meksiko, Teluk St. Lawrence, Laut
Mediterania, Laut Hitam, Laut Utara, Laut Baltik, dan Laut Norwegia-
Greenland. Pulau-pulau yang berada di Samudra Atlantik antara lain
Svalbard, Greenland, Islandia, Rockall, Britania Raya, Irlandia, Fernando
de Noronha, Azores, Kepulauan Madeira, Kepulauan Canary, Tanjung
Verde, Bermuda, Hindia Barat, Ascension, St. Helena, Tristan da Cunha,
Kepulauan Falkland, dan Georgia Selatan dan Kepulauan Sandwich Selatan.
3. Samudra Hindia
Samudra Hindia merupakan kumpulan air terluas ketiga di dunia. Luasnya
meliputi sekitar 20% permukaan air Bumi. Di utara, Samudra Hindia
dibatasi oleh selatan Asia; di barat oleh Jazirah Arabia dan Afrika; di timur
oleh Semenanjung Malaya, Sumatra, Jawa, Kepulauan Sunda Kecil, dan
Australia; di selatan oleh Antartika. Samudra ini dipisahkan dengan
Samudra Atlantik oleh 20° Bujur Timur, dan dengan Samudra Pasifik oleh
147° Bujur Timur.

Sumber: mi9.com
Pantai di Maladewa, negara kepulauan yang berada di Samudra Hindia.
Luas Samudra Hindia adalah 68.556 juta km². Ada beberapa laut,
selat, dan teluk yang termasuk ke dalam Samudra Hindia, antara lain Laut
Andaman, Laut Arab, Teluk Bengal, Teluk Aden, Teluk Oman, Teluk Persia,

8|Page
Laut Merah, dan Selat Malaka. Adapun panjang pantai yang termasuk
Samudra Hindia adalah 66.526 km. Titik terdalam samudra ini berada di
sebelah selatan Pulau Jawa sehingga disebut Palung Jawa. Palung ini
memiliki kedalaman 7.258 m.
4. Samudra Arktik
Samudra Arktik berada di belahan utara bumi dan sebagian besar berada di
wilayah Arktik Kutub Utara. Samudra Arktik merupakan samudra terkecil
dan terdangkal di antara lima samudra di dunia. Meskipun Organisasi
Hidrografik Internasional (IHO) menganggapnya sebagai samudra, beberapa
ahli oseanografi menyebutnya Laut Mediteranian Arktik atau Laut Arktik.
Mereka mengklasifikasikannya sebagai salah satu laut mediterania (laut
tengah) yang tergabung dalam Samudra Atlantik.
Beberapa bagian dari Samudra Arktik tertutup oleh es sepanjang
tahun. Bahkan pada musim dingin hampir seluruh bagian dari Samudra
Arktik tertutup es. Suhu dan kadar garam di Samudra Arktik bervariasi,
bergantung pada es yang menutupinya sedang mencair atau meleleh.
Kadar garam Samudra Arktik adalah yang terendah di antara
samudra-samudra yang lain. Penyebabnya antara lain rendahnya
penguapan, banyaknya air tawar yang mengalir dari sungai-sungai yang
bermuara di samudra tersebut, serta terbatasnya air yang keluar ke
wilayah perairan di sekitarnya yang kadar garamnya lebih tinggi.

Sumber: commons.wikimedia.org
Hampir seluruh bagian dari Samudra Arktik tertutup es pada musim dingin.

9|Page
Samudra Arktik menempati sebuah basin berbentuk bundar. Luasnya
sekitar 14.056.000 km2. Adapun panjang garis pantainya 45.389 km.
Samudra Arktik dikelilingi daratan Eurasia, Amerika Utara, Greenland, dan
beberapa pulau lainnya.
Samudra Arktik antara lain mencakup Teluk Baffin, Laut Barents,
Laut Beaufort, Laut Chukchi, Laut Siberia Timur, Laut Greenland, Teluk
Hudson, Selat Hudson, Laut Kara, Laut Laptev, dan Laut Putih. Dengan
Samudra Pasifik, Samudra Arktik terhubung melalui Selat Bering.
Sementara Samudra Arktik dan Samudra Atlantik terhubung melalui Laut
Greenland dan Laut Labrador.
5. Samudra Antartika
Samudra Antartika atau Lautan Selatan adalah massa air laut yang
mengelilingi Benua Antartika. Samudra ini telah disepakati untuk disebut
sebagai samudra oleh Organisasi Hidrografik Internasional (IHO) pada 2000.
Sebelumnya, Samudra Atlantik, Samudra Hindia, dan Samudra Pasifik
dianggap langsung berbatasan dengan bibir pantai Antartika.

Sumber: arcticfever.com
Samudra Antartika baru ditetapkan sebagai samudra pada 2000.
Dengan luas 20.327.000 km², Samudra Antartika merupakan samudra
terluas keempat. Sementara itu, garis pantai Samudra Antartika
panjangnya 17.968 km. Pada hampir semua penjuru samudra, Samudra

10 | P a g e
Antartika memiliki kedalaman rata-rata 4.000 - 5.000 m. Titik terdalam
berada di kedalaman 7.235 m di bawah permukaan laut, yakni di Palung
South Sandwich. Hanya sedikit tempat yang yang dangkal di samudra ini.
Dangkalan benua Antartika umumnya sempit dan lebih dalam (400 - 800 m)
dibanding kedalaman rata-rata dangkalan di samudra lainnya (133 m).
Adapun suhunya bervariasi, yakni antara -2°C hingga 10°C.
Selain samudra, kita juga mengenal selat dan teluk. Selat adalah
laut yang relatif sempit dan terletak di antara dua pulau. Misalnya, Selat
Sunda (di antara Pulau Sumatra dan Pulau Jawa), Selat Karimata (di antara
Pulau Sumatra dan Pulau Kalimantan), dan Selat Makassar (di antara Pulau
Kalimantan dan Pulau Sulawesi).
Sementara teluk adalah bagian laut yang menjorok (masuk) ke
daratan. Misalnya, Teluk Bone di Sulawesi, Teluk Cendrawasih di Pulau
Papua, dan Teluk Semangka di ujung selatan Pulau Sumatra. Perairan di
teluk lebih tenang dibandingkan dengan bagian laut yang lain. Karena itu,
banyak pelabuhan yang dibangun di daerah teluk.
B. Bentukan-Bentukan Laut

Beragam jenis bentukan yang biasa kita lihat di daratan, dapat ditemukan
pula di dasar laut. Bentukan tersebut mulai dataran, cekungan,
punggungan, gunung bawah air, terumbu karang, dan lain-lain. Demikian
juga dengan laut di negara kita. Tidak ada kawasan di Bumi yang memiliki
keunikan relief dasar laut seperti yang dimiliki perairan Indonesia.
Beragamnya bentukan yang terdapat di dasar laut negara kita dikarenakan
kawasan ini merupakan tempat bergesekannya empat lempeng Bumi, yaitu
Eurasia, Filipina, Pasifik, dan Samudra Hindia-Australia. Lempeng adalah
pecahan pembentuk bumi yang selalu bergerak.
Bentukan-bentukan yang dapat dijumpai di laut terlihat pada gambar
berikut.

11 | P a g e
Sumber: Aku Tahu tentang Laut, 2011
Bentukan-bentukan Laut
Keterangan:
 Paparan benua (continental shelf) adalah pinggiran benua yang
terendam air laut, mulai dari garis pantai hingga kedalaman 200 meter.
 Lereng benua (continental slope) adalah bagian yang curam dari
pinggiran benua yang terdapat di dalam air.
 Guyot adalah gunung laut yang berpuncak datar.
 Gunung laut adalah gunung yang berdiri sendiri di lantai samudra.
 Palung (trench atau trough) adalah bentukan dasar samudra yang
bentuknya menyerupai parit memanjang dan sangat dalam.
C. Kedalaman Laut
Seperti daratan, yang ketinggiannya tidak sama, kedalaman dasar laut
juga tidak rata. Di dasar laut juga terdapat topografi (persamaan dan
perbedaan ketinggian tempat). Biasanya, laut-laut di sekitar pinggiran
benua Iebih dangkal daripada di tengah Iautan atau samudra. Tingkat-
tingkat kedalaman dasar laut dibedakan ke dalam bagian-bagian wilayah
(zona) berikut.

12 | P a g e
1. Zona Literal (pesisir), yaitu daerah pantai yang terletak di antara garis
pasang naik dan pasang surut. Garis pasang naik adalah batas daratan
yang dicapai ketika terjadi kenaikan air laut. Garis pasang surut adalah
batas terendah surutnya air laut.
2. Zona Neritik (laut dangkal), yaitu bagian yang memiliki ciri-ciri berikut.
a. Bagian dasar laut sampai kedalaman 200 meter.
b. Sinar matahari masih tembus ke dasar laut.
Zona ini banyak dihuni hewan dan tumbuhan laut sehingga zona ini
sangat penting artinya bagi kehidupan manusia. Laut yang termasuk
zona ini antara lain Landas Kontinen Sunda, seperti Laut Jawa, Laut
Natuna, Selat Karimata dan Selat Malaka, dan Landas Kontinen Sahul,
yaitu Laut Arafuru.
3. Zona Batial (wilayah taut dalam), yaitu bagian yang ditandai dengan
ciri-ciri berikut.
a. Kedalamannya antara 200 - 2.000 meter.
b. Sinar matahari sudah tidak tembus sampai ke dasar laut. Oleh
karena itu, tumbuh-tumbuhan laut jumlahnya terbatas. Demikian
juga dengan hewan-hewan lautnya.
4. Zona Abissal (wilayah laut sangat dalam), yaitu zona yang memiliki ciri-
ciri berikut.
a. Kedalamannya antara 2.000 - 5.000 m.
b. Tekanan airnya sangat besar.
c. Suhu sangat rendah.
d. Tidak ada tumbuhan laut.
e. Binatang laut sangat terbatas.
5. Zona Hadal (wilayah laut yang paling dalam), yaitu zona yang
kedalamannya lebih dan 5.000 meter. Palung dan lubuk laut termasuk
ke dalam zona ini.
Secara umum, Zona 2, 3,dan 4 dikenal sebagai Zona Dasar Laut
Dalam. Karena temperatur air laut dan kadar garam hampir sama, sinar

13 | P a g e
matahari sudah tidak bisa menembus zona ini. Tekanan air di zona ini
sudah sangat besar dan keadaannya tidak lagi dipengaruhi oleh musim
kering dan letak lintang.

Sumber: Aku Tahu tentang Laut, 2011


Pembagian zona laut menurut kedalamannya.
Kedalaman laut dapat diukur dengan beberapa cara, antara lain
dengan menggunakan batu duga dan gema duga. Berikut ini perbedaan
cara mengukur kedalaman laut dengan menggunakan batu duga dan gema
duga.
1. Batu Duga
Pengukuran dengan menggunakan batu duga merupakan pengukuran
dengan cara yang sederhana dan telah lama dipergunakan. Prinsip dari
alat ini adalah sebuah tali yang dibebani dengan timah yang berat yang
diturunkan ke dasar laut. Setelah pemberat itu mencapai dasar laut, tali
itu diangkat dan diukur untuk mengetahui kedalamannya.

14 | P a g e
Sumber: www.oceanharvesting.com
Pengukuran kedalaman laut dengan menggunakan batu duga.
Keuntungan mengukur kedalaman laut dengan menggunakan cara ini
sebagai berikut.
a. Dapat mengetahui jenis organisme (makhluk hidup) di dasar laut.
b. Dapat mengetahui jenis sedimen dasar laut.
Sementara kerugian mengukur kedalaman laut dengan menggunakan
cara ini sebagai berikut.
a. Memerlukan waktu lama.
b. Tidak dapat mengetahui dalamnya laut secara tepat. Sebab, tali
yang digunakan tidak bisa berdiri tegak lurus akibat pengaruh air
laut.
c. Tidak bisa mengetahui relief dasar laut.
2. Gema Duga
Pengukuran dengan menggunakan gema duga mulai dipakai sejak 1920.
Prinsip kerjanya adalah menggunakan kecepatan rambatan suara/bunyi
dalam air, yaitu dengan menghitung waktu lepas dan waktu kembalinya
gema suara/bunyi. Dengan perhitungan tersebut, kedalaman laut dapat
diketahui.

15 | P a g e
Sumber: noaacoastsurvey.wordpress.com
Pengukuran kedalaman laut dengan menggunakan gema duga
Keuntungan mengukur kedalaman laut dengan menggunakan cara ini
sebagai berikut.
a. Waktunya singkat (praktis).
b. Kapal tidak perlu berhenti.
c. Dapat mengetahui kedalaman laut secara tepat.
d. Dapat mengetahui relief dasar laut.
Adapun kerugian mengukur kedalaman laut dengan menggunakan
cara ini sebagai berikut.
a. Tidak dapat mengetahui endapan atau sedimen dasar laut.
b. Tidak dapat mengetahui temperatur air laut pada kedalaman
tertentu.
c. Tidak dapat mengetahui perubahan suhu air laut, salinitas, dan
tekanan air.

16 | P a g e
Bab 2 Kekayaan Laut Indonesia
Dengan 13.847 pulau, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di
dunia, dengan panjang garis pantai sekitar 81.000 km. Luas seluruh
wilayah Indonesia dengan jalur laut 12 mil adalah 5 juta km2, yang terdiri
atas daratan seluas 1,9 juta km2 dan laut yang luasnya sekitar 3,1 juta
km2. Laut Indonesia terdiri atas laut teritorial seluas 0,3 juta km2 dan
perairan dalam atau perairan kepulauan seluas 2,8 juta km2. Dengan
demikian, wilayah laut Indonesia meliputi hampir 2/3 luas teritorialnya.
Karena itulah, Indonesia disebut sebagai negara bahari.

Sumber: sujanayogi.wordpress.com
Minyak bumi merupakan salah satu sumber daya alam laut Indonesa.
Banyak sekali kekayaan laut yang dimiliki negara kita. Laut kita
mengandung banyak sumber daya yang beragam baik yang dapat
diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui. Sumber daya alam
uang dapat diperbaharui antara lain perikanan, terumbu karang, hutan
mangrove, rumput laut, dan plasma nutfah lainnya. Sementara sumber
daya alam yang tidak dapat diperbaharui antara lain minyak dan gas bumi,
barang tambang, mineral, serta energi kelautan, seperti gelombang,

17 | P a g e
angin, dan OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion) yang sedang giat
dikembangkan saat ini.
A. Laut-Laut di Di Indonesia
Di antara belasan ribu pulau di di Indonesia terdapat 13 pulau besar, yakni
Kalimantan, Sumatra, Papua, Sulawesi, Jawa, Madura, Halmahera, Seram,
Sumbawa, Timor, Flores, Bali, dan Lombok. Diperkirakan luas seluruh
pulau-pulau tersebut merupakan 87% dari seluruh luas daratan Indonesia.
Perairan laut Indonesia yang berada di antara dan di sekitar
Kepulauan Indonesia merupakan satu kesatuan wilayah nasional Indonesia,
dan disebut sebagai Laut Nusantara. Laut Nusantara merupakan aset
nasional yang berperan sebagai sumber kekayaan alam, sumber energi,
sumber bahan makanan, media lintas laut antarpulau, kawasan
perdagangan, dan wilayah pertahanan keamanan.
Batas wilayah laut Republik Indonesia telah ditetapkan dalam UU
No.4 Prp. Tahun 1960, yaitu jalur laut sampai 12 mil dari garis dasar atau
garis yang menghubungkan titik-titik terluar dari pulau-pulau Indonesia
pada saat surut rendah. Lebar jalur laut 12 mil tersebut merupakan batas
bagian terluar Indonesia dengan perairan negara lain sebagai laut
teritorial. Perairan lainnya yang terdapat di sebelah dalam merupakan
perairan kepulauan. Berikut ini laut-laut yang berada di wilayah perairan
Indonesia:
1. Laut Arafuru: Di sebelah selatan Kepulauan Aru;
2. Laut Banda: Di sebelah selatan Pulau Seram;
3. Laut Flores: Di sebelah utara Pulau Flores;
4. Laut Jawa: Di sebelah utara Pulau Jawa;
5. Laut Maluku: Di sebelah barat Pulau Halmahera;
6. Laut Sawu: Di sebelah selatan Pulau Flores;
7. Laut Seram: Di sebelah utara Pulau Seram;
8. Laut Sulawesi: Di sebelah utara Pulau Sulawesi;
9. Laut Timor: Di sebelah timur Pulau Timor;

18 | P a g e
10. Samudra Hindia: Membentang dari barat Pulau Sumatra sampai
selatan Pulau Jawa.

Sumber: petacitra.blogspot.com
Kepulauan Nusantara berada di antara dua samudra, yaitu Samudra Pasifik dan
Samudra Hindia.

Posisi geografis negara kita sangat unik. Sebab, negara kita terletak
di daerah tropis dalam posisi silang dua benua (Asia dan Australia) dan dua
samudra (Hindia dan Pasifik). Oleh karena itulah, rangkaian kepulauan
yang ada di negara kita disebut Nusantara yang berasal dari kata ‘nusa’
yang berarti pulau dan ‘antara’ yang berarti antara dua laut dan dua
benua. Karena letaknya yang berada di posisi silang inilah, kondisi laut-
laut yang ada di Indonesia sangat dipengaruhi oleh berbagai hal yang
berlangsung di kedua samudra yang mengapitnya.
Tidak ada kawasan di Bumi yang memiliki keunikan relief dasar laut
seperti yang dimiliki perairan negara kita. Semua jenis bentukan yang
biasa kita lihat di daratan, dapat ditemukan pula di dasar laut. Dari mulai
dataran, cekungan, punggungan, gunung bawah air, terumbu karang, dan
lain-lain. Beragamnya bentukan yang terdapat di dasar laut negara kita
dikarenakan kawasan ini merupakan tempat bergesekannya empat
lempeng Bumi, yaitu Eurasia, Filipina, Pasifik, dan Samudra Hindia-
Australia. Lempeng adalah pecahan pembentuk bumi yang selalu bergerak.

19 | P a g e
B. Kekayaan Sumber Daya Hayati Laut Indonesia
Karena letak wilayahnya yang unik, Indonesia dikenal sebagai negara
dengan kekayaan keanekaragaman hayati (biodiversity) laut terbesar di
dunia. Laut Indonesia memiliki ekosistem pesisir yang khas, seperti hutan
mangrove, terumbu karang (coral reefs), dan padang lamun. Berikut ini
uraian mengenai sumber daya hayati laut dengan ekosistem yang
menyusunnya tersebut.
1. Hutan Mangrove
Hutan mangrove merupakan ekosistem pendukung kehidupan yang penting
di wilayah pesisir dan lautan. Secara ekologis, hutan man-grove berfungsi
sebagai penyedia nutrien bagi biota perairan, tempat pemijahan dan
asuhan bagi berbagai macam biota, penahan abrasi, amukan angin topan
dan tsunami, penyerap limbah, pencegah intrusi air laut, dan lain
sebagainya. Secara ekonomis, hutan mangrove menghasilkan kayu, daun-
daunan sebagai bahan baku obat, dan lain sebagainya.

Sumber: balitbangda.kutaikartanegarakab.go.id
Hutan mangrove memiliki fungsi yang penting bagi berbagai biota laut.
Tidak kurang dari 70 macam kegunaan pohon mangrove bagi
kepentingan manusia telah diidentifikasi. Kegunaan tersebut meliputi
produk langsung maupun tidak langsung. Produk langsung dari pohon
mangrove, seperti bahan bakar kayu, bahan bangunan, alat penangkap

20 | P a g e
ikan, pupuk pertanian, bahan baku kertas, makanan, obat-obatan,
minuman, dan tekstil. Adapun produk tidak langsung antara lain tempat
rekreasi dan dan bahan makanan.
Penyebaran hutan mangrove di pesisir Indonesia meliputi daerah
pantai landai terutama dekat muara sungai. Ekosistem hutan mangrove di
Indonesia mempunyai keanekaragaman hayati tertinggi di dunia dengan
jumlah total spesies 89, terdiri dari 35 spesies pohon, 9 spesies perdu, 9
spesies liana, 29 spesies epifit, dan 2 spesies parasitik. Keanekaragaman
hayati hutan mangrove yang tinggi merupakan kekayaan yang sangat
berharga yang harus dilestarikan.
2. Terumbu Karang
Terumbu karang berfungsi sebagai penyedia nutrien bagi biota perairan,
pelindung fisik pantai, tempat pemijahan, serta tempat asuhan dan
mencari pakan bagi berbagai biota. Terumbu karang juga mempunyai
produk yang bernilai ekonomis penting, seperti berbagai jenis ikan karang,
udang karang, alga, teripang, serta berbagai jenis siput dan kerang.
Di beberapa tempat di Indonesia, karang batu (hard coral)
dipergunakan untuk berbagai kepentingan, seperti konstruksi jalan dan
bangunan, bahan baku industri, dan perhiasan. Dalam industri pembuatan
kapur, karang batu sering ditambang sangat intensif, seperti terjadi di
pantai-pantai Bali. Hal ini tentu saja mengancam kelestarian pantai.
Terumbu karang yang masih utuh menampilkan pemandangan yang
sangat indah, berbeda dengan ekosistem lainnya. Taman-taman laut yang
terdapat di pulau atau pantai yang mempunyai terumbu karang menjadi
terkenal, seperti Bunaken di Sulawesi Utara dan Wakatobi di Sulawesi
Tenggara. Keindahan yang dimiliki oleh terumbu karang merupakan salah
satu potensi wisata bahari di Indonesia.

21 | P a g e
Sumber: kwintaingratri.blogspot.com
Keindahan terumbu karang di Taman Nasional Wakatobi.
Ekosistem terumbu karang tersebar di seluruh wilayah pesisir dan
lautan di seluruh Nusantara. Terdapat beragam tipe terumbu karang di
dunia. Hebatnya, semua tipe terumbu karang, yang mencakup terumbu
karang tepi (fringing reefs), terumbu karang penghalang (barrier reefs),
terumbu karang cincin (atoll) dan terumbu tambalan (patch reefs)
terdapat di perairan laut Indonesia. Terumbu karang tepi terdapat di
sepanjang pantai dan mencapai kedalaman sekitar 40 meter. Terumbu
karang penghalang berada jauh dari pantai (mencapai puluhan atau
ratusan kilometer) dipisahkan oleh laguna yang dalam sekitar 40 - 75
meter. Di Indonesia tipe terumbu karang ini di antaranya tersebar di Selat
Makasar dan sepanjang tepian Paparan Sunda. Adapun terumbu karang
cincin tersebar di Kepulauan Seribu dan Taka Bone Rate.
Dengan luas total terumbu karang lebih kurang 50.000 km2, potensi
lestari sumber daya ikan karang di perairan laut Indonesia diperkirakan
sebesar 76.000 ton per tahun. Itu belum termasuk potensi ikan hias
sebesar 1,5 miliar ekor.
3. Padang Lamun
Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (Spermatophyta) yang sudah
sepenuhnya menyesuaikan diri untuk hidup di bawah permukaan air laut.

22 | P a g e
Lamun hidup di perairan dangkal agak berpasir. Namun, lamun sering juga
dijumpai di ekosistem terumbu karang. Lamun membentuk padang yang
luas dan lebat di dasar laut yang masih terjangkau oleh cahaya matahari.
Lamun tumbuh tegak, berdaun tipis yang bentuknya mirip pita dan
berakar jalar. Tunas-tunas tumbuh dari rhizoma, yaitu bagian rumput yang
tumbuh menjalar di bawah permukaan dasar laut. Lamun berbuah dan
menghasilkan biji.
Pertumbuhan padang lamun memerlukan sirkulasi air yang baik. Air
yang mengalir inilah yang menghantarkan zat-zat nutrien dan oksigen serta
mengangkut hasil metabolisme lamun, seperti karbon dioksida (CO2) keluar
daerah padang lamun. Secara umum semua tipe dasar laut dapat
ditumbuhi lamun. Namun, padang lamun yang luas hanya dijumpai di dasar
laut lumpur pasiran dan tebal. Padang lamun sering terdapat di perairan
laut antara hutan rawa mangrove dan terumbu karang.

Sumber: bongsochicha.blogspot.com
Padang lamun antara lain berfunsi sebagai perangkap sedimen.
Di wilayah perairan Indonesia terdapat sedikitnya 7 marga dan 13
jenis lamun, antara lain jenis Enhalus acaroides dari suku
Hydrocharitaceae. Penyebaran ekosistem padang lamun di Indonesia
menliputi perairan Jawa, Sumatra, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku,
Nusa Tenggara, dan Irian Jaya. Secara geografis, di dunia lamun

23 | P a g e
tampaknya memang terpusat di dua wilayah yaitu di Indo-Pasifik Barat dan
Karibia.
Keberadaan padang lamun dapat menstabilkan dasar laut. Padang
lamun berfungsi sebagai perangkap sedimen. Padang lamun merupakan
daerah penggembalaan (grazing ground) bagi hewan- hewan laut, seperti
duyung, penyu laut, bulu babi, dan beberapa jenis ikan. Padang lamun
juga merupakan daerah asuhan (nursery ground) bagi larva-larva berbagai
jenis ikan. Selain itu, tumbuhan lamun dapat digunakan sebagai bahan
makanan dan pupuk. Misalnya, samo-samo (Enhalus acaroides) oleh
penduduk Kepulauan Seribu dimanfaatkan bijinya sebagai bahan makanan.
4. Rumput Laut
Potensi rumput laut (alga) di perairan Indonesia dapat diamati dari potensi
lahan budi daya rumput laut yang tersebar di 26 provinsi di Indonesia.
Potensi rumput laut di Indonesia mencakup areal seluas 26.700 ha dengan
potensi produksi sebesar 462.400 ton per tahun. Budi daya rumput laut
sudah sejak lama dilakukan oleh masyarakat di daerah pantai seperti, Bali,
Kepulauan Seribu, Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi
Utara, dan Maluku.
Secara tradisional rumput laut dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir
terutama sebagai bahan pangan, seperti untuk lalapan, sayur, acar,
manisan, kue, selain juga dimanfaatkan sebagai obat. Pada beberapa
dasawarsa terakhir ini, pemanfaatan rumput laut untuk industri dan
sebagai komoditas ekspor berkembang pesat.
Pemanfaatan rumput laut untuk industri terutama karena kandungan
senyawa kimia di dalamnya, khususnya karagenan, agar, dan algin.
Karagenan merupakan bahan kimia yang dapat diperoleh dari berbagai
jenis alga merah, seperti Gelidium, Gracilaria, dan Hypnea.
Sementara algin adalah bahan yang terkandung dalam alga coklat
seperti Sargassum. Algin banyak digunakan dalam industri kosmetika
sebagai bahan pembuat sabun, krim, losion, sampo. Dalam industri farmasi

24 | P a g e
algin digunakan untuk membuat emulsifier, stabilizer, tablet, salep,
kapsul, dan filter. Algin juga dipakai dalam industri tekstil, keramik,
fotografi, dan sebagai bahan aditif.

Sumber: cryptomonadales.net
Rumput laut memiliki aneka kegunaan dalam industri.
Adapun agar-agar merupakan bahan baku pokok pembuatan tepung
agar-agar, baik untuk industri skala besar maupun dalam industri rumah
tangga. Agar-agar dipakai dalam industri makanan sebagai thickener dan
stabilizer. Pada industri farmasi dan bidang mikrobiologi, agar digunakan
untuk kultur bakteri. Bidang industri kecantikan memanfaatkan agar- agar
untuk pembuatan bahan dasar salep, krim, sabun, losion, dan sebagainya.
Karagenan, yang kualitasnya jauh lebih bagus dari agar- agar, juga banyak
digunakan dalam berbagai industri.
Karena besarnya potensi pemanfaatan alga, terutama untuk ekspor,
saat ini usaha budi dayanya makin marak dilakukan masyarakat pesisir.
Usaha budi daya rumput laut ini berkembang di Kepulauan Seribu
(Jakarta), Bali, Pulau Samaringa (Sulawesi Tengah), Pulau Telang (Riau),
dan Teluk Lampung. Jenis rumput laut yang dibudidayakan antara lain
Kappaphychus alvarezii, yang sebelumnya dikenal sebagai Echeuma
alvarezii.

25 | P a g e
C. Sumber Daya Perikanan Laut
Sumber daya perikanan laut di Indonesia dibagi dalam beberapa kelompok,
yaitu pelagis besar, pelagis kecil, demersal, udang/ krustasea lainnya,
ikan karang, ikan hias, rumput laut, moluska teripang/ ubur-ubur, benih
alami, reptilia dan mamalia laut. Nama-nama jenis ikan yang termasuk di
dalam setiap kelompok dapat dilihat dalam tabel berikut.

No Kelompok Jenis
1 Pelagis besar Tuna mata besar, albakora, madidihang
(tuna sirip kuning), tuna strip biru
selatan, cakalang tongkol, setuhuk
(marlin), tenggiri, layaran, ikan
pedang, cucut (hiu), lemadang
2 Pelagis kecil Alu-alu, layang, selar, tetengkek, daun
bambu, sunglir, julung-julung, teri,
japuh, tembang, lemuru, parang-
parang, terubuk, kembung, ikan
terbang, belanak, karang-karang
3 Demersal Sebelah, lidah, nomei, peperek,
manyung, beloso, biji nangka, kurisi,
swanggi, gulamah, bawal, layur,
senangin (kuro), lencam, kakap merah,
kakap putih, pari, sembilang, bundal
landak, kue, gerot-gerot, bulu ayam,
kerong-kerong, payus (sillago), etelis,
remang
4 Ikan karang Ekor kuning, pisang-pisang, kerapu,
baronang, kakaktua, napoleon,
kerondong (morai)
5 Ikan hias Labridae, pomacanthidae,

26 | P a g e
chaetodontidae, acanthuridae,
ballistidae, serranidae, kuda laut, dan
lain-lain
6 Udang dan krustasea Peneid, kepiting, rajungan, rebon,
lainnya lobster, udang kipas, kepiting kenari,
udang laut dalam
7 Kekerangan (bivalvia) Kerang darah, kerang bulu, kerang
Moluska dan teripang hijau, kerang mutiara, abalone,
simping, lola, kupang, oyster, kima,
batu laga, tedong-tedong, kepak-
kepak, nautilus, remis, susu bundar,
gonggong, cumi-cumi, sotong, gurita,
teripang, ubur-ubur, bulu babi, terung
laut, nyale (cacing laut)
8 Mamalia dan reptilia Paus, lumba-lumba, duyung (dugong),
penyu laut, ular laut
9 Rumput laut Eucheuma, gracilaria, sargassum,
hypnea, caulerpa
10 Benih alam komersial Nener, benur, impun (elver sidat),
baronang, kakap putih, kerapu, dan
lain-lain

Sumber: budidayanews.blogspot.com
Cumi-cumi, salah satu jenis moluska yang hidup di perairan Indonesia.

27 | P a g e
Sementara itu, sebagai dasar perhitungan potensi sumber daya ikan
di Indonesia, perairan laut Indonesia dibagi dalam sebelas wilayah
pengelolaan perikanan (WPP). Kesebelas WPP tersebut sebagai berikut:
1. WPP-RI 571 meliputi perairan Selat Malaka dan Laut Andaman;
2. WPP-RI 572 meliputi perairan Samudra Hindia sebelah Barat
Sumatra dan Selat Sunda;
3. WPP-RI 573 meliputi perairan Samudra Hindia sebelah Selatan Jawa
hingga sebelah Selatan Nusa Tenggara, Laut Sawu, dan Laut Timor
bagian Barat;
4. WPP-RI 711 meliputi perairan Selat Karimata, Laut Natuna, dan
Laut Cina Selatan;
5. WPP-RI 712 meliputi perairan Laut Jawa;
6. WPP-RI 713 meliputi perairan Selat Makassar, Teluk Bone, Laut
Flores, dan Laut Bali;
7. WPP-RI 714 meliputi perairan Teluk Tolo dan Laut Banda;
8. WPP-RI 715 meliputi perairan Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut
Halmahera, Laut Seram dan Teluk Berau;
9. WPP-RI 716 meliputi perairan Laut Sulawesi dan sebelah Utara
Pulau Halmahera;
10. WPP-RI 717 meliputi perairan Teluk Cendrawasih dan Samudra
Pasifik;
11. WPP-RI 718 meliputi perairan Laut Aru, Laut Arafuru, dan Laut
Timor bagian Timur.

28 | P a g e
Sumber: menarakayu.blogspot.com
Laut Flores termasuk WPP-RI 713 bersama Selat Makassar, Teluk Bone dan Laut
Bali.
Setiap WPP memiliki potensi sumber daya perikanan yang berbeda.
Misalnya, potensi terbesar ikan pelagis kecil adalah di perairan Laut Cina
Selatan. Sementara potensi terbesar ikan pelagis besar ada di perairan
Selat Makassar dan Laut Flores. Berikut ini tabel estimasi potensi sumber
daya ikan di setiap wilayah pengelolaan perikanan.

Estimasi Potensi Sumber Daya Ikan di Setiap Wilayah Pengelolaan


Perikanan Republik Indonesia

(Dalam Ribu Ton/Tahun)

29 | P a g e
Sumber: www.wwf.or.id
Budi daya kerapu dapat memajukan taraf hidup nelayan di sekitar pesisir.
Selain potensi perikanan tangkap di laut, potensi perikanan lainnya
yang belum dimanfaatkan secara optimal adalah budi daya perikanan baik
budi daya pantai maupun budidaya laut. Dengan demikian peluang
pengembangan usaha budi daya masih terbuka luas. Usaha budi daya
mempunyai prospek yang baik pada masa yang akan datang dalam
memajukan taraf hidup para nelayan di sekitar pesisir laut. Beberapa
komoditas perikanan saat ini sudah mulai dikembangkan untuk
dibudidayakan dan mempunyai prospek baik, yaitu berbagai jenis ikan
kerapu, kakap putih, kakap merah, bandeng, lola, batu laga, kerang
mutiara, dan teripang.

30 | P a g e
Bab 3 Mengenal Rahasia Lautan
Seperti bentuk perairan lainnya, air laut memiliki ciri-ciri khusus yang bisa
menandakan perbedaannya dengan air di perairan lainnya. Perbedaannya
yaitu susunan kimiawi dan salinitas, suhu, dan warna air laut.
A. Susunan Kimia dan Salinitas
Air laut terasa asin karena mengandung garam. Kandungan garam air laut
inilah yang akan membuat badan terasa lengket jika kita mandi atau
berenang di sana. Air laut memiliki kadar garam karena bumi dipenuhi
garam mineral yang terdapat di batu-batuan dan tanah. Garam mineral ini
larut ke dalam air sungai. Kemudian, ketika mengalir ke lautan, air sungai
tersebut membawa garam. Ombak laut yang memukul pantai juga dapat
meluruhkan garam yang terdapat pada batu-batuan. Lama-kelamaan air
laut menjadi asin karena banyak mengandung garam.
Zat-zat yang ada dalam garam air laut, yaitu NaCI (77,75%), K2SO4
(2,46%), MgCI2 (10,78%), MgBr2 (0,21%), MgSO4 (4,73%), CaSO4 (3,69%),
CaCO3 dan garam-garaman lain (0,34%). Rata-rata kadar garam air laut
3,5%. Artinya, setiap 1 kg air laut mengandung 35 gram garam.
Menurut perkiraan para ahli kelautan, volume air laut adalah
1.500.000.000 km3. Oleh karena itu, volume garam padatnya adalah 20
juta km3 dan beratnya lebih dari 40.000.000.000.000.000 ton. Setiap saat,
kadar garam air laut terus bertambah. Sebab, sungai-sungai di seluruh
dunia setiap tahunnya mengangkut garam sebanyak 40 juta ton ke laut.
Kadar garam air laut tidak sama di setiap daerah, bergantung pada
faktor-faktor sebagai berikut.
1. Besar kecilnya penguapan
Makin besar penguapan air laut, kadar garamnya makin tinggi. Contohnya,
Laut Mati.

31 | P a g e
Sumber: nature.new7wonders.com
Laut Mati memiliki kadar garam yang tertinggi di dunia.
2. Banyak sedikitnya curah hujan
Makin banyak curah hujan, makin rendah kadar garamnya. Contohnya,
laut-laut di Indonesia.
3. Banyak sedikitnya air tawar dan sungai yang masuk
Masuknya air tawar menyebabkan rendahnya salinitas. Contohnya, Laut
Jawa. Banyak sungai yang bermuara di laut ini, seperti Sungai Asahan,
Sungai Rokan, Sungai Kampar, Sungai Indragiri, Sungai Batanghari, Sungai
Musi, Sungai Kapuas, Sungai Barito, Sungai Citarum, Sungai Cimanuk,
Sungai Ciliwung, dan Bengawan Solo.
4. Banyak sedikitnya cairan es yang masuk ke dalam laut
Hal ini berlaku di daerah yang mengalami musim dingin. Contohnya, Laut
Baltik di Eropa Utara.

32 | P a g e
Sumber: greenfudge.org
Banyak sedikitnya cairan es yang masuk ke dalam laut juga memengaruhi kadar
garam, seperti di Laut Baltik ini.
5. Arus Laut
Dengan adanya arus laut terjadi percampuran kandungan garam sehingga
kadar garamnya lebih merata.
B. Suhu Air Laut
Suhu air laut adalah faktor yang sangat penting bagi kehidupan organisme
yang hidup di dalamnya. Suhu memang sangat berpengaruh terhadap
perkembangan berbagai jenis hewan dan tumbuhan.
Di manakah binatang karang bisa tumbuh dengan baik? Pada
umumnya, karang bisa hidup di perairan hangat, baik di daerah tropik
maupun subtropik. Zona laut yang hangat adalah zona laut dangkal karena
sinar matahari masih bisa menembus zona ini.

33 | P a g e
Sumber: karimunjawatrip.eventbrite.com
Hewan karang bisa tumbuh dengan baik di perairan yang hangat.
Mungkin banyak yang beranggapan bahwa suhu air laut di permukaan
bumi sama. Padahal, terdapat perbedaan-perbedaan meskipun tidak
dalam ukuran yang besar.
Perhatikanlah suhu rata-rata di tiga samudra berikut.
1. Suhu air di Samudra Atlantik rata-rata 16,9°C.
2. Suhu air di Samudra Hindia rata-rata 17,0°C.
3. Suhu air di Samudra Pasifik rata-rata 19,1°C.
Rata suhu air laut di dunia 17,4°C. Sementara suhu permukaan air
laut di Indonesia sekitar 26,3°C. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata
suhu air Indonesia Iebih tinggi daripada suhu rata-rata air laut di dunia.
Sebab, Indonesia terletak di daerah tropika (panas). Di daerah tropika
sinar matahari sepanjang tahun cenderung tetap. Suhu yang Iebih tinggi
menyebabkan tumbuhan laut tumbuh subur. Tumbuhan laut merupakan
makanan penting bagi berbagai jenis ikan. Sementara itu, semakin ke
dalam, suhu air laut semakin dingin karena pengaruh sinar matahari pun
semakin berkurang.
C. Warna Air Laut

34 | P a g e
Laut selalu identik dengan warna biru. Sebagian besar lautan memang
menampakkan warna itu. Warna biru air laut disebabkan oleh pantulan
warna biru dari sinar matahari yang memiliki gelombang pendek. Birunya
air laut juga merupakan pantulan warna langit.
Namun, warna laut tidak selalu biru. Air laut kadang terlihat
berwarna hijau. Ada juga laut yang airnya terlihat berwarna merah,
hitam, atau kuning. Berikut ini beberapa faktor yang memengaruhi warna
air laut.
1. Zat larutan organisme atau zat lain yang terdapat di dalam air
Misalnya, air Laut Merah kadang-kadang terlihat berwarna merah seperti
darah. Sebab, di laut ini banyak ganggang laut yang sifatnya memantulkan
warna merah dan sinar matahari. Sementara itu, Laut Kuning di Republik
Rakyat Cina berwarna kuning karena air lautnya mengandung butiran-
butiran tanah loss yang berwarna kuning. Butiran-butiran tanah tersebut
terbawa oleh air Sungai Hoang Ho di daratan Cina yang mengalir melalui
Gurun Gobi.

Sumber: commons.wikimedia.org
Air Laut Merah kadang-kadang terlihat berwarna merah karena banyak ganggang
laut yang sifatnya memantulkan warna merah.
2. Warna dasar laut

35 | P a g e
Laut Hitam, yang berada di sebelah utara Turki, air lautnya terlihat hitam
karena dasar laut itu berwarna hitam. Di laut dangkal (zona literal) air
laut berwarna hijau karena di daerah ini banyak tumbuhan laut yang
berwarna hijau.

Sumber: fiz-x.com
Air Laut Hitam terlihat berwarna hitam karena dasar lautnya berwarna hitam.

D.Cuaca di Lautan
Ketika berada di pinggir laut, kamu akan merasakan tiupan angin yang
kencang. Hal tersebut terjadi karena angin dan laut memiliki hubungan
yang sangat erat. Selain itu, angin merupakan salah satu faktor cuaca yang
sangat berpengaruh. Contohnya, faktor angin sangat menentukan pada
terjadinya gelombang dan arus permukaan laut. Sementara itu, jumlah
curah hujan akan dapat memengaruhi kadar garam air laut.
Bagi nelayan, angin di laut dapat menjadi sahabat yang dapat
membawa mereka berlayar. Namun, angin di laut juga dapat menimbulkan
bencana apabila berkekuatan sangat besar.
1. Angin Musim
Di Indonesia pola angin yang paling berpengaruh adalah angin musim
(monsoon). Angin musim bertiup ke arah tertentu dalam satu periode dan
bertiup ke arah berlainan pada periode lainnya.

36 | P a g e
Bulan Desember, Januari, dan Februari adalah musim angin di
belahan bumi utara sementara di belahan bumi selatan terjadi musim
panas. Angin ini dikenal sebagai angin musim barat. Sementara itu, bulan
Juli - Agustus adalah musim angin di belahan bumi selatan. Angin ini
dikenal sebagai angin musim timur. Dua kali dalam setahun, angin musim
ini berganti arah secara teratur.

Sumber: blogs.unpad.ac.id
Gerakan angin musim barat dan angin musim timur.

Adanya angin musim berpengaruh pada curah hujan. Pada umumnya,


angin musim barat banyak membawa curah hujan di daerah-daerah yang
berada di sebelah selatan garis khatulistiwa. Sementara angin musim timur
sedikit membawa hujan.
2. Angin Darat dan Angin Laut
Selain angin musim, dalam ukuran yang lebih kecil di pesisir pantai dapat
ditemukan pula angin laut dan angin darat. Proses terjadinya angin laut

37 | P a g e
dan angin darat karena adanya perbedaan pemanasan atau pendinginan
antara daratan dan lautan pada siang dan malam hari.

Sumber: www.noaanews.noaa.gov
Angin darat (A) dan angin laut (B)
Pada siang hari, permukaan daratan menjadi lebih cepat panas.
Akibatnya, udara di atas permukaan daratan menjadi panas dan memuai
serta lebih mudah naik ke atas. Kekosongan udara yang berada di dekat
permukaan daratan akan diisi oleh udara dari laut yang suhunya lebih
rendah. Udara yang naik di atas daratan kemudian menuju ke laut.
Selanjutnya, udara yang naik ini akan turun lagi di laut.
Angin laut adalah angin permukaan dari laut ke arah darat. Angin ini
terjadi pada siang hari. Sebaliknya, angin darat adalah angin permukaan
yang berembus dari darat ke arah laut. Angin ini terjadi pada malam hari.
Kekuatan embusan angin darat biasanya lebih lemah daripada angin laut.

38 | P a g e
E. Arus Laut
Laut merupakan badan air yang tidak pernah berhenti bergerak, baik di
permukaan maupun di bawahnya. Gerakan yang paling bisa diamati adalah
arus permukaan laut. Arus merupakan gerakan mengalir suatu massa air
yang dapat disebabkan oleh tiupan angin atau karena perbedaan
kekentalan air laut. Selain itu, arus laut dapat pula dipengaruhi oleh
pasang surutnya air laut.
Arus yang disebabkan oleh pasang surut biasanya lebih mudah
diamati di perairan pantai pada selat-selat yang sempit. Sementara di laut
terbuka, arah dan kekuatan arus permukaan lebih banyak dipengaruhi oleh
angin.

Sumber: staff.orecity.k12.or.us
Peta pola arus laut dunia
Perhatikan peta pola arus laut di atas. Berdasarkan peta pola arus
tersebut, terlihat bahwa permukaan laut Nusantara lebih banyak
mendapatkan airnya dari Samudra Pasifik.
Arah arus dinyatakan dengan arah ke mana arus itu bergerak.
Contohnya, arus timur adalah arus yang arahnya ke timur, sedangkan arus
utara adalah arus yang arahnya ke utara.
Menurut suhunya, arus laut dibedakan menjadi dua macam, yakni
sebagai berikut.

39 | P a g e
1. Arus panas, yaitu arus yang temperaturnya lebih tinggi daripada daerah
yang didatanginya. Contohnya, Arus Teluk, Arus Kuro Siwo, dan Arus
Brasilia.
2. Arus dingin, yaitu arus yang temperaturnya Iebih rendah daripada
daerah yang didatanginya. Contohnya, Arus Labrador dan Arus
Benguela.
Di Indonesia dikenal beberapa arus laut, yaitu arus laut angin muson,
arus konveksi, dan arus pasang surut.
1. Arus Laut Angin Muson
Arus laut angin muson dipengaruhi angin musim yang setiap setengah
tahun sekali berubah arah. Pada April-Oktober, di Indonesia berembus
angin musim tenggara yang datang dari arah Benua Australia menuju
Benua Asia. Setelah sampai ke garis khatulistiwa, angin berbelok ke arah
timur. Sebaliknya, pada bulan Oktober-April, untuk wilayah Indonesia di
sebelah utara khatulistiwa, angin berembus dari arah timur laut. Setelah
sampai di khatulistiwa, angin berhembus ke arah tenggara. Arah arus laut
searah dengan arah embusan angin, tetapi bentuk pantai pun dapat
memengaruhinya.
2. Arus Konveksi
Arus ini terjadi sebagai akibat adanya perbedaan suhu dasar dari
permukaan air laut. Perbedaan ini mennyebabkan peredaran air yang
mengalir dari daerah yang temperaturnya Iebih rendah ke daerah yang
temperaturnya lebih tinggi (panas).
3. Arus Pasang Surut
Arus pasang surut terjadi karena adanya pasang naik dan pasang surut air
laut di samudra-samudra di sekitar Indonesia. Jika Samudra Hindia
mengalami pasang naik, akan terjadi arus yang melewati Selat Sunda, Bali,
Lombok, menuju Laut Jawa dan demikian pula sebaliknya.

40 | P a g e
Dengan memahami sifat-sifat arus laut, manusia dapat mengambil
manfaat darinya. Arus laut telah digunakan untuk berbagai keperluan.
Arus laut antara lain dimanfatkan untuk hal-hal berikut.
1. Arus musim dimanfaatkan oleh nelayan untuk pergi melaut dan pulang
kembali, terutama oleh para nelayan yang masih menggunakan perahu
layar. Untuk mengetahui kapan waktu berlayar dan waktu pulang
(berlabuh) yang tepat, para nelayan tersebut harus mengenal ke mana
arus laut itu bergerak.
2. Arus konveksi menyebabkan peredaran (sirkulasi) air, yang
memengaruhi pengangkutan bahan makanan bagi organisme laut. Hal
ini tentu berpengaruh pula terhadap pengumpulan ikan. Di tempat yang
banyak tersedia makanan, ikan-ikan akan berkumpul sehingga nelayan
bisa lebih mudah menangkapnya.
3. Arus laut bisa dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga arus laut
(PLTAL). Pada waktu-waktu tertentu kecepatan arus laut pada
beberapa titik dapat mencapai kecepatan yang fenomenal. Arus laut
dengan kecepatan seperti itu menyimpan energi kinetik yang besar,
yang dapat diubah menjadi tenaga listrik.
4. Arus laut dapat membantu penyebaran tumbuhan tertentu. Misalnya,
buah kelapa yang jatuh ke laut dapat terbawa arus ke tempat lain,
terhempas ke pantai, dan kemudian tumbuh di tempat baru tersebut.

41 | P a g e
Sumber: pltal.wordpress.com
Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut di Selat Larantuka, Flores Timur.

F. Gelombang
Gelombang adalah gerakan yang tampak pada permukaan air. Gerakan
mengalun ini terjadi karena pengaruh angin. Embusan angin sepoi-sepoi
pun dapat menimbulkan riak gelombang. Badai atau tiupan angin yang
sangat kencang dapat menimbulkan gelombang besar. Demikian pula jika
terjadi gempa di dasar laut, gelombang besar dapat terlihat di permukaan.
Gempa bumi dengan kekuatan yang besar dapat menimbulkan
gelombang tsunami. Kamu tentu ingat ketika bencana tsunami terjadi di
Aceh pada 26 Desember 2004 dan Pangandaran pada 17 Juli 2006. Tsunami
yang terjadi di tempat-tempat tersebut diawali dengan terjadinya gempa
bumi. Selain gempa bumi, gelombang tsunami dapat juga dipicu oleh
letusan gunungapi yang ada di lautan. Contohnya, letusan Gunung
Krakatau di Selat Sunda pada 1883.
Setiap gelombang memiliki tiga unsur yang penting, yaitu panjang,
tinggi, dan periode. Panjang gelombang adalah jarak mendatar antara dua
puncak yang berurutan. Sementara tinggi gelombang adalah jarak
menengah antara puncak dan lembah. Adapun periode gelombang adalah
waktu yang diperlukan oleh dua puncak yang berurutan untuk melalui
suatu titik.

Sumber: Aku Tahu tentang Laut, 2011


Panjang gelombang adalah jarak mendatar antara dua puncak yang berurutan.
Ukuran besar kecilnya gelombang pada umumnya ditentukan
berdasarkan tinggi gelombang. Tinggi gelombang ini ukurannya bermacam-

42 | P a g e
macam. Ada gelombang yang tingginya hanya beberapa meter, tetapi ada
juga yang ukurannya sampai setinggi gedung berlantai 11.
Pada umumnya, gelombang yang tampak di laut disebabkan oleh
embusan angin. Besar kecilnya gelombang yang disebabkan angin
ditentukan oleh tiga faktor, yaitu kuatnya embusan, lamanya embusan,
dan jarak tempuh angin. Jarak tempuh angin adalah bentang air terbuka
yang dilalui angin.
Gelombang yang terempas ke pantai melepaskan energi. Makin tinggi
gelombang, makin besar tenaganya untuk memukul pantai. Secara garis
besar, gelombang atau ombak yang pecah dapat dibagi menjadi dua
macam, yaitu ombak terjun dan ombak landai.

Sumber: theatlantic.com
Ombak landai dimanfaatkan peselancar untuk meluncur dengan jarak paling jauh.
Ombak terjun sering terlihat di pantai yang dasar lautnya terjal.
Ombak jenis ini menggulung tinggi lalu jatuh dengan empasan yang hebat
dan bunyi gemuruh. Sementara ombak landai terbentuk di pantai yang
yang dasar lautnya landai. Ombak landai inilah yang digemari oleh para
peselancar karena memberi kesempatan untuk meluncur dengan jarak
paling jauh.
G. Pasang-Surut
Gerakan naik turunnya permukaan air laut secara berirama yang
disebabkan oleh gaya tarik-menarik bulan dan matahari dikenal dengan

43 | P a g e
istilah pasang-surut. Ketika permukaan air laut meninggi, kita
menyebutnya pasang naik. Sementara ketika permukaan air laut menyusut
(turun), kita menyebutnya pasang surut.

Sumber: sbr.gafatar.org
Saat pasang surut, permukaan air laut tampak menyusut.
Pasang naik dan pasang surut disebabkan oleh gravitasi (gaya tarik)
bulan dan matahari terhadap bumi. Walaupun bulan ukurannya jauh tebih
kecil dari matahari, pengaruhnya lebih besar. Sebab, jarak bulan ke bumi
jauh Iebih dekat daripada jarak matahari ke bumi.
Karena adanya gaya tarik bulan dan matahari, bagian yang terdekat
ke bulan akan tertarik membengkak hingga perairan samudra di situ akan
naik dan menimbulkan pasang. Pada saat yang sama, bagian bola bumi di
baliknya akan mengalami keadaan serupa atau pasang. Sementara itu,
pada sisi lainnya yang tegak lurus terhadap poros bumi-bulan, air samudra
akan bergerak ke samping sehingga menyebabkan surut.
Pasang naik dan pasang surut air laut terjadi dalam waktu yang
beraturan (periodik). Setiap 24 jam 50 menit, setiap tempat di bumi
mengalami dua kali pasang naik dan dua kali pasang surut.
Ada dua macam pasang, yaitu sebagai berikut.
1. Pasang Purnama

44 | P a g e
Pasang purnama terjadi saat posisi bulan dan matahari berada kurang
lebih pada satu garis lurus dengan bumi. Dengan demikian, gaya tarik
keduanya akan saling memperkuat. Pasang purnama terjadi pada awal
bulan dan pertengahan bulan (pada saat bulan purnama) dengan tinggi air
yang luar biasa melebihi tinggi air pasang pada umumnya. Sebaliknya,
surutnya air pun sangat rendah sehingga lokasi-lokasi tertentu dengan
pantai yang rendah bisa menjadi kering sampai jauh ke laut.

Sumber: www.atlantickayaktours.com
Proses terjadinya pasang purnama (spring tide)
2. Pasang Perbani
Pasang perbani yaitu pasang naik dan surut terendah. Keadaan ini terjadi
pada waktu bulan tampak seperempat dan tiga perempat bagian. Matahari
dan bulan terletak pada posisi yang membentuk sudut siku-siku (90°).
Dengan demikian, pada kedudukan ini gaya tarik gravitasi matahari
melemahkan gaya tarik bulan.

Sumber: www.atlantickayaktours.com
Proses terjadinya pasang perbani (neap tide)

45 | P a g e
Sementara itu, berdasarkan pola gerakan muka lautnya, pasang-surut
di Indonesia dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu pasang-surut harian
tunggal, harian ganda, dan dua jenis campuran.
1. Pasang-surut Harian Tunggal
Pada jenis harian tunggal, hanya terjadi satu kali pasang dan satu kali
surut setiap harinya. Misalnya, terjadi di perairan sekitar Selat Karimata
antara Sumatera dan Kalimantan.
2. Pasang-surut Harian Ganda
Pada jenis harian ganda, terjadi dua kali pasang dan dua kali surut yang
tingginya masing-masing sama. Misalnya, terjadi di perairan Selat
Karimata sampai Laut Andaman.
3. Pasang-surut Campuran Ganda
Pada pasang-surut campuran condong ke harian ganda terjadi dua kali
pasang dan dua kali surut dalam sehari, tetapi berbeda dalam tinggi dan
waktunya. Misalnya, terjadi di sebagian besar perairan Indonesia bagian
timur.
4. Pasang-surut Campuran Tunggal
Pada pasang-surut campuran condong ke harian tunggal setiap harinya
terjadi satu kali pasang dan satu kali surut, tetapi terkadang terjadi dua
kali pasang dan dua kali surut yang sangat berbeda tinggi dan waktunya.
Misalnya, terdapat di pantai selatan Kalimantan dan panti utara Jawa
Barat.

46 | P a g e
Sumber: hyugafauzi.blogspot.com
Pengetahuan tentang pasang-surut sangat penting bagi keselamatan pelayaran.
Pengetahuan tentang pasang-surut sangat penting bagi keselamatan
pelayaran. Agar kapalnya bisa dibawa masuk dan ke luar pelabuhan
dengan selamat, seorang nakhoda kapal harus mengetahui dengan tepat
waktu terjadinya pasang dan surut air laut.
Pengetahuan mengenai pasang-surut ini bisa menjadi panduan untuk
menjaga keselamatan kapal dari bahaya. Untuk itu, biasanya setiap kapal
biasanya sudah dilengkapi dengan buku ramalan pasang-surut. Selain
berguna untuk nakhoda kapal, buku ramalan ini juga dapat digunakan oleh
peneliti biologi laut dan petani tambak di pantai. Pengetahuan mengenai
pasang-surut juga berguna untuk keperluan militer.

47 | P a g e
Bab 4 Agar Lautan Tetap Lestari
Terumbu karang, mangrove, dan padang lamun adalah tiga ekosistem
kunci di kawasan pesisir dan laut. Secara ekologi, sosial ekonomi, dan
politik, seluruh bentuk ekosistem pesisir dan laut tersebut sangat penting.
Jasa lingkungan (environmental services) ekosistem tersebut sangat besar
untuk masyarakat Indonesia, antara lain asupan protein (hewani dan
nabati), keindahan bahari, air dan udara bersih di kawasan pesisir, dan
perlindungan kawasan pantai dari ancaman bencana alam seperti abrasi
dan tsunami.

Sumber: www.mongabay.co.id; agnazgeograph.wordpress.com;


nabilaarifannisa.blogspot.com
Terumbu karang, mangrove, dan padang lamun merupakan tiga ekosistem kunci di
kawasan pesisir dan laut.
Menjaga ketiga ekosistem kunci, yaitu terumbu karang, mangrove,
dan padang lamun tersebut artinya juga menjaga lautan tetap lestari.

48 | P a g e
Bagaimana caranya menjaga agar lautan tetap lestari? Sebelumnya, kita
perlu mengenali beberapa hal yang bisa mengancam kelestarian lautan.
A. Ancaman Terhadap Kelestarian Lautan
Dari 60.000 km2 ekosistem karang Indonesia, yang masih dalam kondisi
baik hanya tinggal 5,56%. Sementara itu, dari 9.361.957 ha hutan
mangrove, yang berada dalam kondisi baik hanya seluas 27%. Tentu saja,
kerusakan lingkungan perairan ini secara langsung menyebabkan semakin
terancamnya kelestarian laut kita. Mungkin kamu bertanya-tanya
bagaimana lingkungan perairan bisa rusak? Apa saja penyebabnya?
1. Pemanasan Global
Terumbu karang sering diibaratkan sebagai “hutan hujan tropis yang
berada di laut”. Dalam luasan kurang dari 1% dari dasar laut, terumbu
karang menjadi rumah bagi sekitar 25% spesies laut di dunia. Peneliti
memperkirakan ada sekitar satu juta spesies yang tinggal dalam
lingkungan terumbu karang. Namun, keberadaan terumbu karang saat ini
terancam, antara lain oleh pemanasan global.
Perubahan iklim menyebabkan peningkatan suhu permukaan air laut
dan perubahan kondisi oseanografi di seluruh dunia. Suhu permukaan laut
yang tinggi dapat membahayakan terumbu karang. Sebab, keadaan ini
memaksa Zooxanthellae meninggalkan polip karang yang ditempatinya.
Zooxanthellae adalah ganggang bersel tunggal yang memberikan warna,
makanan, dan tenaga ekstra untuk membentuk terumbu. Tanpa adanya
hubungan tersebut, warna karang akan berubah menjadi putih. Proses
tersebut disebut pemutihan karang (coral bleaching).
Karang yang mengalami pemutihan umumnya akan mati akibat
kekurangan makanan sehingga hanya menyisakan ganggang lumut di area
tesebut. Area tersebut kemudian berubah menjadi habitat yang sama
sekali tidak cocok untuk ikan-ikan. Kondisi tersebut bisa lebih buruk lagi
jika terjadi sedimentasi. Hal ini tentu akan menyebabkan terganggunya
keseimbangan ekosistem.

49 | P a g e
Sumber: globalwarmingart.com
Peningkatan suhu permukaan laut akan menyebabkan pemutihan karang.

2. Penangkapan Destruktif
Penangkapan destruktif juga mengancam kelestarian laut. Penangkapan
destruktif ialah jenis kegiatan pengambilan ikan dengan cara atau metode
yang berdampak negatif pada populasi ikan dan habitat atau lingkungan
tempat tinggal ikan. Penangkapan destruktif disebut juga dengan istilah
unfriendly fishing methods (penangkapan tidak ramah lingkungan).
Peledak (bom ikan dan dinamit) dan racun ikan (potasium sianida,
tuba, akar bore, dan deris) ialah dua jenis metode penangkapan di
Indonesia yang sangat terkenal. Keduanya tergolong dalam metode
destruktif. Penggunaan bom dan racun ikan akan merusak terumbu karang.
Trawl atau pukat harimau juga dikategorikan sebagai alat destruktif.
Selain itu, penangkapan dengan menggunakan setrum listrik, atau
electrofishing juga termasuk penangkapan destruktif.

50 | P a g e
Sumber: beritaiklim.com
Penangkapan destruktif akan merusak terumbu karang.
Penangkapan dengan alat tangkap atau metode yang tidak ramah
lingkungan mengancam keberlanjutan sumber daya dan keanekaragaman
hayati laut. Ancaman tersebut terjadi dalam bentuk tingginya hasil
samping dan kerusakan habitat yang ditimbulkan oleh penggunaan cara
penangkapan yang tidak ramah lingkungan. Alat tangkap destruktif juga
menyebabkan terjadinya penangkapan berlebih. Jadi, alat tangkap
destruktif memiliki efek negatif ganda, yaitu penangkapan berlebih dan
pada saat yang sama juga menyebabkan kerusakan habitat potensial bagi
ikan.
3. Polusi
Polusi atau pencemaran merupakan salah satu penyebab menurunnya
jumlah organisme di laut. Polusi di laut dapat berupa tumpahan minyak,
polusi sedimen, pestisida, logam berat, sampah, dan sebagainya.
Tampaknya, kejadiannya makin sering di perairan Indonesia. Data
menunjukkan bahwa hampir semua muara sungai besar di Indonesia
memiliki kualitas air yang jauh melebihi ambang batas aturan.
Pencemaran laut umumnya disebabkan oleh penggunaan bahan kimia
dalam penangkapan ikan, pembuangan limbah oleh kapal-kapal, serta
kiriman limbah dari darat yang terbawa oleh aliran sungai. Pencemaran
yang bersumber dari darat cenderung meningkat. Penyebabnya antara lain

51 | P a g e
rusaknya sebagian hutan mangrove dan kawasan rawa-rawa pantai yang
berfungsi sebagai penyaring (filter) zat kimia beracun yang terbawa aliran
air dari darat ke laut.

Sumber: www.beritalingkungan.com
Minyak tumpah di Laut Timor
Pencemaran laut ini terjadi hampir di seluruh pesisir lautan di
Indonesia. Teluk Jakarta salah satu kawasan dengan pencemaran laut
terparah. Warna air laut di teluk ini semakin menghitam dan sampah yang
rapat mengambang di permukaan air. Pencemaran itu berasal dari limbah
domestik dan industri yang dibawa 13 sungai yang bermuara di sana.
Pencemaran juga terjadi di Taman Nasional Pulau Seribu. Gumpalan
minyak bahkan ditemukan di 78 pulau di kawasan tersebut sejak 2003.
Pencemaran juga terjadi di pantai utara Jawa Tengah. Perairan Kota
Tegal, Pati, dan Semarang menjadi muara sungai-sungai yang tercemar
logam berat. Sementara itu, di Pulau Lombok dan Sumbawa sedikitnya 110
ribu ton tailing (limbah tambang) dibuang tiap harinya oleh sebuah
perusahaan tambang multinasional.
Di Kalimantan, pencemaran laut juga terjadi. Salah satunya terjadi
di Pulau Sebuku. Di sana beroperasi perusahaan tambang batu bara. Air
pencucian batu bara, tumpahan minyak, serta oli saat pengapalan
mencemari sungai dan akhirnya ke laut.

52 | P a g e
Catatan pencemaran akibat limbah tambang terus berlanjut hingga
wilayah timur Indonesia. Saat ini sekitar 110 km2 wilayah Papua tercemar
akibat pertambangan emas. Selain wilayah-wilayah ini, masih banyak lagi
kasus pencemaran laut akibat aktivitas di darat.
B. Upaya untuk Menjaga Kelestarian Laut
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati dan ekosistem laut paling
tinggi sekaligus paling rentan di dunia. Jika tidak dilakukan upaya untuk
menjaga kelestariannya, bukan tidak mungkin generasi mendatang hanya
akan mewarisi laut yang tercemar dan ekosistemnya rusak.
Keanekaragaman hayati di dalamnya juga mungkin hanya tinggal cerita.
Akibatnya, mereka tidak akan lagi bisa mendapatkan aneka manfaat dari
laut. Untuk itu, pemerintah bersama masyarakat perlu melakukan
berbagai upaya untuk melestarikannya. Caranya antara lain sebagai
berikut.
1. Menetapkan Kawasan Konservasi Laut
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia didaulat menjadi
pusat Segitiga Karang Dunia (Coral Triangle). Kawasan Segitiga Karang
(Coral Triangle) meliputi wilayah perairan tropis yang luasnya mencapai
5,7 juta kilometer persegi. Kawasan ini terbentang luas dari Indonesia,
Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon hingga Timor Leste.
Luas total kawasan Coral Triangle tidak mencapai 2% dari luas laut dunia.
Namun, kawasan ini menampung 76% spesies karang dan 52% spesies ikan
karang yang ada di dunia. Karena itu, kawasan Segitiga Karang dianggap
sebagai pusat keragaman hayati laut dunia.
Namun, karena lokasinya berada di wilayah dengan pertumbuhan
penduduk serta perkembangan ekonomi dan perdagangan internasional
yang cepat, sumber daya di kawasan Segitiga Karang mengalami ancaman
yang serius. Karena itu, sudah sepatutnya Indonesia memastikan
kelestarian sumber daya laut tersebut. Sebab, sumber daya di kawasan
tersebut merupakan sumber penghidupan bagi lebih dari 100 juta jiwa

53 | P a g e
penduduk yang tinggal di wilayah pesisir. Untuk itu, pemerintah telah
menetapkan beberapa wilayah sebagai kawasan konservasi laut (KKL).
Kawasan konservasi laut (KKL) merupakan kawasan perairan yang
dilindungi, dikelola melalui sistem zonasi, untuk mewujudkan pengelolaan
sumber daya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan. Pemerintah
Indonesia telah menetapkan target pencapaian kawasan konservasi
perairan seluas 20 juta hektare pada 2020. Hingga 2012, Indonesia telah
berhasil menetapkan kawasan konservasi laut seluas 15,5 juta ha. Itu
berarti 77,5 persen dari yang luas total kawasan konservasi laut yang
ditargetkan.

Sumber: kanglintas.blogspot.com
Kawasan konservasi laut (KKL) dikelola melalui sistem zonasi.
2. Rehabilitasi Lingkungan Perairan
Hutan mangrove merupakan habitat penting bagi hewan-hewan laut,
seperti ikan, udang, kepiting, kerang, zooplankton, dan invertebrata yang
lain. Secara umum ekosistem mangrove cukup tahan terhadap berbagai
gangguan dan tekanan lingkungan. Namun, kondisinya sangat dipengaruhi
oleh pengendapan atau sedimentasi, ketinggian rata-rata permukaan laut,
dan pencemaran perairan. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya
penurunan oksigen dengan cepat yang selanjutnya akan menyebabkan
kerusakan. Kerusakan mangrove juga disebabkan oleh kegiatan
penebangan ataupun konversi lahan untuk keperluan lain.

54 | P a g e
Selain mangrove, lingkungan perairan lain yang terancam adalah
terumbu karang. Secara alami, terumbu karang merupakan habitat bagi
banyak spesies laut. Berbagai jenis ikan pelagis bergantung pada
ekosistem terumbu karang, baik sebagai lokasi memijah, membesarkan
anak, maupun makan. Selain itu, terumbu karang juga menjadi habitat
bagi fauna laut yang lain, seperti Gastropoda, Bivalvia, Krustasea,
Cephalopoda, Ekhinodermata, dan Coelenterata. Berbagai jenis reptil juga
hidup di habitat ini, misalnya ular laut dan penyu.
Untuk mengembalikan fungsinya, rehabilitasi perlu dilakukan untuk
memulihkan ekosistem mangrove. Caranya yaitu dengan penanaman
kembali mangrove di kawasan pesisir yang lingkungannya telah rusak.
Kegiatan rehabilitasi hutan mangrove yang telah kritis kondisinya ini akan
mengembalikan fungsi perlindungan, pelestarian, dan fungsi produksinya.

Sumber: wwf.or.id; isuenergi.com


Penanaman mangrove dan transplantasi karang bertujuan memulihkan lingkungan
perairan yang rusak.
Demikian juga dengan ekosistem terumbu karang. Rehabilitasi untuk
memulihkan fungsi dan peranan ekosistem terumbu karang dapat
dilakukan dengan pembuatan terumbu karang buatan dan transplantasi
karang. Terumbu karang buatan (artificial reef) dibuat untuk meniru
terumbu karang alami. Sementara transplanstasi karang adalah usaha
mengembalikan terumbu karang melalui pencangkokan atau pemotongan
karang hidup untuk ditanam di tempat lain atau di tempat yang karangnya

55 | P a g e
telah mengalami kerusakan. Tujuannya untuk pemulihan atau
pembentukan terumbu karang alami.
3. Melestarikan Kearifan Lokal Masyarakat Pesisir
Perairan di Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat, memiliki keindahan yang
memukau. Air lautnya jernih, bagaikan lapisan kristal yang berkilau
diterpa cahaya matahari. Kita tidak perlu menyelam ke dalam untuk
melihat keindahan bawah laut Raja Ampat. Cukup dengan memandang dari
dekat permukaan laut, ikan warna-warni terlihat berenang ke sana ke mari
di antara karang cantik beraneka warna.
Kepulauan Raja Ampat memiliki koleksi habitat laut yang sangat kaya
dan lengkap. Hal ini tidak mengherankan karena Raja Ampat berada di
wilayah yang disebut segitiga koral dunia. Segitiga koral dunia, Filipina-
Indonesia-Papua Nugini tersebut merupakan jantung kekayaan terumbu
karang dunia yang dilindungi dan ditetapkan berdasarkan konservasi
perlindungan alam internasional.
Sangat disayangkan jika keindahan alam bawah laut Raja Ampat
rusak karena ulah manusia. Untungnya, masyarakat sekitar Raja Ampat
memiliki kearifan lokal untuk menjaga keseimbangan alam lautnya.
Masyarakat setempat menerapkan aturan adat yang disebut dengan sasi
dalam menjaga alam bawah laut Raja Ampat. Sasi merupakan suatu adat
turun-temurun Raja Ampat untuk menjaga alam, termasuk menjaga laut.
Adat sasi melarang masyarakat untuk menangkap ikan, kerang,
lobster, dan hasil bawah laut lainnya selama masa yang ditentukan. Sesuai
dengan adat sasi, masyarakat Raja Ampat tidak boleh menangkap hasil
laut selama enam bulan. Setelah itu, warga baru boleh memanen ikan.
Namun, waktu memanen ikan hanya berlangsung selama dua hingga tiga
minggu. Warga juga tidak menangkap ikan secara berlebihan. Dalam masa
panen tersebut, warga hanya mengambil ikan secukupnya, sebanyak yang
diperlukan untuk kebutuhan sehari-hari.

56 | P a g e
Sumber: oceanicliveaboard.com
Keindahan alam bawah laut Raja Ampat ini terjaga kelestariannya berkat adat
sasi.
Aturan adat sasi ini tidak sembarangan. Masyarakat memulai adat
sasi dengan berdoa di masjid maupun gereja. Mereka percaya, musibah
akan datang jika aturan adat yang berlaku turun-temurun tersebut
dilanggar.
Budaya masyarakat sasi telah menjaga keseimbangan alam di Raja
Ampat. Dengan budaya itu, ikan dan hewan laut yang lain terjaga
kelestariannya. Demikian juga dengan habitat mereka, yaitu terumbu
karang. Kearifan lokal seperti sasi ini membangun teladan tentang
pemanfaatan sumber daya pesisir dan laut yang berkelanjutan. Karena itu,
kita perlu menjaga agar budaya ini tetap lestari.

57 | P a g e
Bab 5 Penutup
Sebagai bangsa Indonesia, kita harus bangga dan bersyukur karena
memiliki wilayah laut yang amat luas dan kaya dengan berbagai sumber
daya. Anugerah yang sangat besar ini harus kita manfaatkan dan jaga
dengan sebaik-baiknya. Dengan menjaga kelestarian laut dan habitatnya,
kita bisa memanfaatkan sumber daya yang ada di laut secara
berkelanjutan.

Sumber: fenomena2.blogspot.com
Jika kelestarian laut terjaga, kita bisa melihat pemandangan yang menakjubkan di
laut, seperti penyu yang berenang bersama ikan-ikan ini.
Jika laut terjaga kelestariannya, kita masih bisa melihat
pemandangan yang menakjubkan di laut. Ikan-ikan dan penyu berenang di
sela terumbu karang yang beraneka warna. Lumba-lumba berlompatan di
permukaan air laut yang biru. Ikan-ikan terbang berkejaran dengan perahu
nelayan.
Sebaliknya, jika laut kita rusak, bencana dan kesengsaraan akan
menimpa kita, terutama para nelayan yang mencari nafkah dengan
menangkap ikan di laut. Pencemaran laut oleh tumpahan minyak dan
bahan beracun akan secara langsung merusak populasi ikan. Ikan dan
hewan-hewan laut lain banyak yang mati. Bahkan, tidak hanya itu. Burung-
burung yang hidup di lingkungan pantai pun akan menderita dan mati

58 | P a g e
karena terkena tumpahan minyak. Air laut juga tidak lagi jernih dan
berubah menjadi kehitaman.
Penggunaan racun dan bom dalam kegiatan menangkap ikan hanya
akan mendatangkan kerugian. Sebab, selain membunuh ikan, penangkapan
destruktif tersebut juga merusak habitat tempat hidup ikan.
Untuk menjaga kelestarian laut, pemerintah telah melakukan
berbagai upaya. Misalnya, menetapkan kawasan knservasi laut dan
merehabilitasi lingkungan perairan yang rusak. Namun, upaya pelestarian
laut Indonesia tentu bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Kita juga
mesti turut serta menjaganya. Sebab, kelestarian laut juga berkaitan erat
dengan kelangsungan hidup kita. Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk
membantu menjaga kelestarian laut Indonesia? Berikut ini beberapa cara
sederhana untuk bisa membantu mengonservasi lingkungan perairan dan
penghuninya.
1. Menerapkan prinsip 3R (reduce-reuse-recycle) dan hemat energi.
Terumbu karang adalah ekosistem yang sangat peka terhadap perubahan
iklim. Kenaikan suhu sedikit saja dapat memicu pemutihan karang (coral
bleaching). Jadi, apa pun yang dapat kita lakukan untuk mengurangi
dampak global warming, akan sangat membantu terumbu karang.
Demikian juga dengan padang lamun dan hutan mangrove.
2. Membuang sampah pada tempatnya.
Jangan membuang sampah sembarangan ketika sedang berada di pantai.
Hewan laut sering terkait pada sampah-sampah sehingga mengganggu
gerakannya. Sampah plastik yang transparan juga sering termakan oleh
penyu karena tampak seperti ubur-ubur. Di banyak lokasi terumbu juga
dijumpai karang dan biota laut lainnya yang mati akibat tertutup
lembaran-lembaran plastik.
Kita juga tidak boleh membuang sampah ataupun limbah ke sungai.
Hampir semua sungai bermuara ke laut. Polutan yang dibuang ke sungai

59 | P a g e
pada akhirnya akan terakumulasi di laut. Jika sungai tercemar, laut pun
akan tercemar juga.
3. Tidak merusak terumbu karang.
Jangan memegang, mengukir, menginjak, atau membawa pulang karang
sebagai hiasan ketika menyelam. Ingat bahwa terumbu karang merupakan
habitat bagi banyak fauna laut. Jika terumbu karang rusak, kelangsungan
hidup fauna laut yang lain juga akan terganggu.

Sumber: rewallmaterials.com
Penerapan prinsip 3R (reduce-reuse-recycle) akan membantu menjaga kelestarian
ekosistem laut.
Hanya dengan kesadaran kitalah, laut yang mahaluas ini dapat
dijaga kelestariannya. Dengan demikian, kita dapat mendapatkan manfaat
yang tidak terbatas dari laut. Laut akan memberikan semua kekayaannya,
tetapi dengan syarat tidak merusak ekosistem yang ada di sana. Jadi,
perlakukanlah laut seperti halnya keluarga kita sendiri. Jaga dan
lindungilah kelestarian laut kita.

60 | P a g e
Glosarium
antartika daerah atau kontinen yang 95% ditutupi salju, seluruh benua
dikelilingi oleh samudra; daerah Kutub Selatan
arktika daerah di seputar Kutub Utara yang mencakupi Samudra Arktik dan
daratan pada garis 70° Lintang Utara
basin relief permukaan bumi berbentuk baskom atau belanga; depresi
yang berukuran besar; cekungan; lembah; lubuk
dangkalan bagian (tempat) yang dangkal (di sungai, danau, laut)
ekosistem keanekaragaman suatu komunitas dan lingkungannya yang
berfungsi sebagai suatu satuan ekologi dalam alam; komunitas organik
yang terdiri atas tumbuhan dan hewan, bersama habitatnya; keadaan
khusus tempat komunitas suatu organisme hidup dan komponen organisme
tidak hidup dari suatu lingkungan yang saling berinteraksi
konservasi pemeliharaan dan perlindungan sesuatu secara teratur untuk
mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan jalan mengawetkan;
pengawetan; pelestarian
palung tanah yang berlekuk dalam dan berisi air; paluh;
perbani 1 dalam keadaan setinggi-tingginya atau serendah-rendahnya
(tentang pasang surutnya air laut); 2 dalam keadaan bertambah besar
(tentang bulan muda yang sehari demi sehari bertambah penuh)
pukat harimau jaring (jala) besar dan panjang untuk menangkap ikan
salinitas tingkat kandungan garam air laut, danau, sungai dihitung dalam
‰ (perseribu)
yang digerakkan oleh mesin sehingga dapat menangkap ikan secara besar-
besaran
zonasi pembagian atau pemecahan suatu areal menjadi beberapa bagian,
sesuai dengan fungsi dan tujuan pengelolaan
zooxanthellae alga bersel tunggal yang hidup bersimbiosis dengan karang
keras dan banyak membantu kehidupan karang

61 | P a g e
Indeks
Antartika

Arktik

Atlantik

arus

bentukan

dangkalan

ekosistem

gelombang

Hindia

konservasi

lamun

mangrove

palung

pasang

Pasifik

perbani

rumput laut

salinitas

samudra

selat

teluk

terumbu karang

62 | P a g e
Daftar Pustaka
Ambarjaya, Beni S. 2011. Aku Tahu tentang Laut. Solo: Tiga Serangkai.
Carter, E., Soemodinoto, A. & White, A. 2010. Panduan untuk
Meningkatkan Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Laut di
Indonesia. Bali, Indonesia: Program Kelautan The Nature
Conservancy Indonesia.
Dahuri, Rokhmin. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Denny, Mark. 2008. How the Ocean Works: An Introduction to
Oceanography. Princeton: Princeton University Press.
Haryani, Eny Budi Sri, dkk. 2008. Konservasi Sumberdaya Ikan di Indonesia.
Jakarta: Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut, Direktorat
Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, Departemen
Kelautan dan Perikanan dan Japan International Cooperation Agency.
Huffard, Christine L., Mark V. Erdmann, dan Tiene Gunawan (ed.). 2012.
Prioritas Geografi Keanekaragaman Hayati Laut untuk
Pengembangan Kawasan Konservasi Perairan di Indonesia. Jakarta:
Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan, Direktorat Jenderal
Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan
Perikanan dan Marine Protected Areas Governance Program.
Hutabarat, S. dan Evans, S.M. 2003. Pengantar Oseanografi. Jakarta: UIP.
McKay, Sindy. 2001. About the Ocean. San Anselmo, CA: Treasure Bay.
Nontji, Anugerah. 2002. Laut Nusantara. Jakarta: Djambatan.

63 | P a g e
Blurb
Kita hidup di sebuah planet yang dipenuhi air. Lebih dari 70% dari
permukaan Bumi yang yang kita diami ini merupakan wilayah perairan
atau laut. Namun, mungkin banyak rahasia mengenai laut yang belum
kamu ketahui. Misalnya, mengapa air laut terlihat berwarna biru?
Mengapa air laut terasa asin? Bagaimana cara mengukur kedalaman
laut? Apakah dasar laut itu rata atau memiliki bentukan yang beragam
seperti daratan? Apa saja bentukan yang dapat dijumpai di dasar laut?
Mengapa air laut mengalami pasang-surut?
Jika kamu penasaran, temukan jawaban semua pertanyaan
tersebut dalam buku ini. Selain itu, kita juga akan diajak mengenal
kekayaan laut di negara kita sendiri, Indonesia. Karena letak wilayahnya
yang unik, Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan
keanekaragaman hayati (biodiversity) laut terbesar di dunia. Laut
Indonesia memiliki ekosistem pesisir yang khas, seperti hutan mangrove,
terumbu karang (coral reefs), dan padang lamun yang perlu dijaga
kelestariannya.

64 | P a g e
65 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai