Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kejadian Bendungan payudara yang disebabkan oleh pengeluaran air susu
yang tidak lancer, karena bayi tidak cukup sering menyusui pada ibu nya. Gangguan
ini dapat menjadi lebih parah apabila ibu jarang menyusukan bayinya, akibatnya bayi
tidak mendapatkan ASI secara ekslusif dan apabila tidak segera ditangani maka akan
menyebabkan bendungan asi pada payudara, pembendungan ASI dapat terjadi karena
penyempita duktus lakteferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan
sempurna atau karena kelainan pada putting susu sehingga terjadinya pembengkakan
pada payudara karena peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan
bendungan payudara dan rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan. Menurut
Pilitery(2012) masalah yang terjadi pada masa nifas adalah putting susu lecet dengan
insiden mencaoai 57% ibu menyusui. Selain itu menurut Soetjningsih adapun
masalah yang dapat terjadi akibat kurangnya perawatan payudara dalam masa nifas
adalah putting susu lecet, bendungan payudara dan pembengkakan payudara,dan ini
berawal dari pengetahuan ibu yang kurang tentang perawatan payudara .
Perempuan mendapatkan anugerah untuk dapat hamil, melahirkan dan
menyusui. Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu di dunia berhasil
menyusui bayinya tanpa membaca buku tentang cara menyusui, bahkan ibu yang buta
huruf mampu menyusui bayinya. Kebanyakan perempuan memilih untuk segera
menyusui bayinya setelah melahirkan dan pada minggu keenam masa nifas terdapat
kurang dari 60% perempuan yang masih menyusui bayinya.
Bendungan Air Susu Ibu adalah terjadinya pembengkakan pada payudara
karena peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan
rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan .Bendungan payudara dikarenakan
penyempitan duktus laktiferus atau oleh kelenjar-kelenjar yang tidak dikosongkan
dengan sempurna atau karena kelainan pada puting (Maryuni,2015).
Bendungan air susu dapat terjadi pada hari ke-2 atau ke-3 ketika payudara telah
memproduksi air susu. Bendungan disebabkan oleh pengeluaran air susu yang tidak
lancar, karena bayi tidak cukup sering menyusui, produksi meningkat, terlambat
menyusukan, hubungan dengan bayi yang kurang baik, dan dapat pula terjadi akibat
pembatasan waktu menyusui(Prawirohardjo 2011; .652). Pada kejadian bendungan
payudara angka kematian ibu dan angka kematian perinatal di Indonesia masih
tergolong sangat tinggi.
Menurut data WHO ( World Health Organication ) pada tahun 2013 di
Amerika Serikat presentase perempuan menyusui yang mengalami bendungan
payudara rata- rata mencapai 87,05% atau sebanyak 8242 ibu nifas dari 12.765 orang,
pada tahun2014 ibu mengalami bendungan payudara sebanyak 7189 orang dari
10.746 orang dan pada tahun 2015 terdapat ibu yang mengalami bendungan payudara
sebanyak 6543 orang 9.862 orang ( WHO,2015).
Menurut definisi WHO ( World Health Organication ) “ Kematian maternal
ialah kematian seorang wanita hamil atau dalam 42 hari sesudah bersalin. Akhirnya
kehamilan oleh sebab apapun “. Angka kematian ibu ( AKI ) sebagai salah satu
indicator kesehatan ibu. Penyebab kematian ibu tersebut adalah pendarahan 28 %,
infeksi 11%, persalinan macet / distosia 5 %, eklamsia 24%, komplikasi masa
ouerperium 8%, abortus 5%, emboli obat 3.
Menurut data ASEAN pada tahun 2013 disimpulkan bahwa presentase cakupan
kasus bendungan payudara pada ibu nifas tercatat 107.654 ibu nifas,pada tahun 2014
terdapat ibu nifas yang mengalami bendungan payudara sebanyak 95.698 orang,serta
pada tahun 2015 ibu yang mengalami bendungan payudara sebanyak 76.543 orang .
Hal ini disebabkan karena kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan
pemberian ASI masih relative rendah (Depkes RI,2014).
Menurut Data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2014
menyebutkan bahwa terdapat ibu nifas yang mengalami bendungan payudara
sebanyak 35.985 atau (15,60%) ibu nifas, serta pada tahun 2015 ibu nifas mengalami
bendungan payudara sebanyak 77.231 atau (37,12%) ibu nifas. (SDKI,2015).
Kejadian bendungan payudara di Indonesia terbanyak pada ibu-ibu pekerja,sebanyak
16% dari ibu yang menyusui. Dengan adanya kesibukan keluarga dan pekerjaan
menurunkan tingkat perawatan dan perhatian ibu dalam melakukan perawatan
payudara sehingga akan cenderung mengakibatkan terjadinya peningkatan angka
kejadian bendungan payudara (Depkes RI,2015).
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indicator untuk melihat
derajat kesehatan suatu Negara. Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2012 adalah 359 per 100.000 kelahiran hidup,sedangkan
target Milleunium Development Goals (MDGs) tahun 2015 AKI diharapkan turun
menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes RI,2015).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Sulawesi Selatan pada tahun 2013 sebanyak 115
per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan jumlah kematian maternal yang diperolehkan
oleh Dinas Kabupaten atau Kota di Sulawesi Selatan mengalami penurunan. Jumlah
kematian maternal pada tahun 2010 sebanyak 114 orang per 100.000 kelahiran
hidup,naik pada tahun 2012 naik sebanyak 116 orang per 100.000 kelahiran hidup.
Dan pada tahun 2012 naik sebanyak 160 orang per 100.000 kelahiran hidup, untuk
kota Makassar sendiri angka kematian ibu tahun 2013 mencapai 8 orang per 100.000
kelahiran hidup ( Profil Kesehatan Prov.SulSel,2014).
Masalah yang sering dijumpai pada masa post partum adalah masalah payudara
seperti putting lecet,bendungan payudara,Mastitis,Abses payudara. Bendungan
payudara adalah salah satu masalah yang sering terjadi. Hal inindapat diantisipasi
dengan perawatan dan menyusukan segera setelah persalinan karena apabila tidak
disusukan dengan baik dan tidak dikosongkan dengan sempurna maka akan terjadi
bendungan payudar (Vivian,dkk 2013).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fauziah yang menunjukan bahwa
sebagian besar responden berdasarkan sikap ibu nifas tentang waktu perawatan
payudara adalah dalam kategori cukup. Hal ini dikarenakan responden tanggap kapan
waktu yang tepat dalam melakukan perawatan payudara dan dapat
mengaplikasikannya. Dalam teori waktu melaksanakan perawatan payudara pasca
persalinan dimulai mungkin yaitu 1-2 hari sesudah bayi dilahirkan dilakukan 2 kali
sehari setelah mandi ( Faiziah,Masalah:2015)
Menyusui anak bagi setiap ibu dengan cara memberikan air susu ibu (ASI)
merupakan sesuatu penting bagi kehidupan dan kalangan hidup manusia di dunia ini.
ASI merupakan minuman dan makanan pokok bagi setiap anak yang baru lahir.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh pakar kesehatan menunjukan bahwa
anak-anak yang dimasa bayinya mengkomsumsi ASI jauh lebih cerdas,lebih sehat
dan lebih kuat daripada anak-anak yang dimasa kecilnya tidak menerima ASI.
Mengenai keharusan ibu untuk menyusui anak telah dijelaskan dalam firman Allah
surat al-Baqarah ayah 233 :“ Para ibu hendaklah manyusukan anak-anaknya selama
dua tahun penuh,Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan”. Ayat diatas
telah dijelaskan bahwa kewajiban seorang ibu untuk menyusui anaknya sampai
berumur 2 tahun.

B. Ruang Lingkup Pembahasan


Dengan menggunakan manajemen asuhan kebidanan dapat memperoleh informasi
dan pelayanan nyata tentang proses. Asuhan kebidanan pada Ny”X” dengan
bendungan payudara.

C. Tujuan Penuisan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan manajemen asuhan kebidanan Postnatal Care pada Ny”X”
dengan bendungan payudara ,sesuai dengan kompetensi dan wewenang bidan.
2. Tujuan Khusus
a. Dilaksanakan pengkajian pada Ny”X” dengan Bendungan payudaradi
Puskesmas “X” Tahun 2017.
b. Dirumuskan untuk menganalisa dan menginterpretasikan data untuk
menegakan diagnose atau masalah actual yang terjadi pada Ny”X” dengan
Bendungan payudara di Puskesmas “X” Tahun 2017.
c. Dirumuskan untuk menganalisa dan menginterpretasikan data untuk
menegakan diagnose atau masalah yang terjadi pada Ny”X” dengan
Bendungan payudara di Puskesmas “X” Tahun 2017.
d. Diidentifikasi perlunya tindakan segera atau kolaborasi pada Ny”X” dengan
Bendungan payudara di Puskesmas “X” Tahun 2017.
e. Ditetapkan rencana tindakan asuhan kebidanan pada Ny”X” dengan
Bendungan payudara di Puskesmas “X” Tahun 2017.
f. Dilaksanakannya tindakan asuhan kebidanan pada Ny”X” dengan Bendungan
payudara di Puskesmas “X” Tahun 2017.
g. Dilakukannya evaluasi hasil asuhan kebidanan pada Ny”X” dengan
Bendungan payudara di Puskesmas “X” Tahun 2017.
h. Didokumentasikannya semua hasil temuan dan tindakan asuhan kebidanan
pada Ny”X” dengan Bendungan payudara di Puskesmas “X” Tahun 2017.

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penyusunan pada kasus Ny”X” dengan Bendungan payudara di
Puskesmas “X” Tahun 2017,adalah :
1. Manfaat praktis
Menjadikan sumber informasi untuk penentuan kebijakan dan pengelolah
program pada Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan maupun pihak
Puskesmas “X” dalam mencegah dan penangaan Bendungan payudara pada Masa
Nifas.
2. Manfaat Penggembangan Ilmu Pengetahuan
a. Diharapkan karya tulis ilmiah yang dalam bentuk asuahan kebidanan ini dapat
menjadi sumber informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
sebagai acuan bagi penulis karya tulis ilmiah berikutnya yang berkaitan
dengan bendungan payudara.
b. Pelaksanaan asuhan kebidanan ini merupakan pengalaman ilmiah yang
berharga yang dapat meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan
tentanng Bendungan Payudara pada Masa Nifas.
3. Manfaat institusi
Sebagai bahan yang dapat dijadiakan sebagai acuan dan masukan bagi institusi
pendidikan dan rekan-rekan mahasiswa kebidanan dalam penerapan proses
manajemen asuhan kebidanan dengan bendungan payudara.khususnya dalam
penyusunan kaya tulis ilmiah berikutnya yang relavan dengan sumber pustakan
dan karya tulis ilmiah ini.
4. Manfaat pembaca
Diharapkan karya tulis ilmiah ini dapat menjadi informasi dan menambah
wawasan serta pengetahuan bagi para pembaca tentang Bendungan Payudara pada
Masa Nifas.
5. Manfaat bagi penyusun
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tambahan khususnya dalam
penerapan manajemen asuahan kebidanan dengan bendungan payudara.

E. Metode Penuisan
Penulisan ini memnggunakan beberapa metode,yaitu :
1. Studi kepustakaan
Yakni penyusun mempelajari literature-literatur yang relavan dengan profil
kesehatan diantaranya buku,artikel,teskbook serta jurnal danmengakses data
melaliu internet dalam pembahasan karya tulis ilmiah ini.
2. Studi kasus
Melaksanakan studi kasus dengan menggunakan metode pendekatan manajemen
asuhan kebidanan yang meliputi pengkajian data, analisis data, rumusan diagnose
atau masalah, perencanaan tindakan, implementasi, evaluasi dan dokumentasi
untuk menentukan masalah actual dan potensial, merencanakan tindakan
pelaksanaan asuhan kebidanan dengan bendungan payudara untuk menghimpun
data yang akurat dengan menggunakan teknik :
a. Anamnesa
Penulis melakukan tanya jawab atau diskusi dengan klien,suami,keluarga dan
bidan, yang dapat membantu memberikan informasi yang dibutuhkan.
b. Pemeriksaan fisik
Dilakukan secara sistematis mulai dari kepala sampai kaki ( head to toe )
yang meliputi pemeriksaan inspeksi,palpasi,perkusi dan auskultasi dan
pemeriksaan penunjang (laboraturium).
c. Pengkajian psikososial
Pengkajian psikosiosial meliputi pengkajian status emosional, kondisi yang
dialami serta pola interaksi ibu terhadap keluarganya,petugas kesehatan
lingkungannya/kehidupan betetangga dan pengetahuan tentang kesehatan dan
keyakinan atau kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
d. Studi dokumentasi
Studi ini dilakuakn dengan membaca dan mempelajari status kesehatan klien
yang bersumber dari catatan dokter,bidan,perawat,petugas laboraturium dan
hasil pemeriksaan penunjang lainnya yang dapat memberi kontribusi dan
penyelesaian karya tulis ilmiah ini.
e. Diskusi
Penulis melakukann tanya jawab langsung dengan tenaga kesehatan yakni
dokter dan bidan yang menangani langsung klien dan dosen pembimbing baik
dilahan maupun di institusi yang membantu untuk kelancaran penyusunan
karya tulis ilmiah ini.
F. Sistematika penulisan
Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan karya tulis
ilmiah ini adalah terdiri dari bab 1 pendahuluan yang akan menguraikan tentang latar
belakang,ruang lingkup pembahasan,tujuan penulisan,manfaat penulisan,metode
penulisan serta sistematika penulisan.
Pada bab II tinjauaan pustaka yang akan menguraikan mengenai tinjauan umum
tentang masa nifas, tinjauan umum postnatal care, tinjauan khusus tentang Bendungan
Payudara,tinjauan masa nifas menurut pandangan islam, proses manajemen asuahan
kebidanan hingga pendokumentasian asuaha kebidanan.
Kemudian pada bab III yaitu studi kasus, dengan menggunakan metode
pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang meliputi pengkajian data, analisis
data, rumusan diagnose atau masalah, perencanaan tindakan, implementasi, evaluasi
dan pendokumentasi (SOAP).
Pada bab IV yaitu pembahasan,akan membahas tentang perbandingan
kesenjangan antara teori dan asuhan kebidanan serta praktek yang dilaksanakan di
puskesmas “X” dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan
Bendungan Payudara .
Pada bab V yaitu penutup,akan memberikan kesimpulan dan saran dari asuhan
yang telah dilakukan, semua temuan serta pengetahuan yang didapatkan dari hasil
asuhan. Kemudian selanjutnya daftar pustaka. Bagian ini memuat daftar literature
ilmiah yang telah ditelaah dan dijadikan rujukan dalam penulisan.

Anda mungkin juga menyukai