PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Masalah kesehatan pada ibu pasca persalinan menimbulkan dampak yang dapat
meluas keberbagai aspek kehidupan dan menjadi salah satu parameter kemajuan bangsa
dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang menyangkut dengan
angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Menurut WHO 81% AKI
akibat komplikasi selama hamil dan bersalin, dan 25% selama masa post partum.
Masa nifas ini perupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan untuk
selalu melakukan pemantauan karena pelaksanan yang kurang maksimal dapat
menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut pada komplikasi
masa nifas, seperti sepsis puerperalis. Jika ditinjau dari penyebab kematian para ibu, infeksi
merupakan penyebab kematian terbanyak nomor dua setelah perdarahan sehingga sangat
tepat jika para tenaga kesehatan memberikan perhatian yang tinggi pada masa ini. Adanya
permasalahan pada ibu akan berimbas juga kepada kesejahteraan bayi yang dilahirkan
karena bayi tersebut tidak akan mendapatkan perawatan maksimal dari ibunya. Dengan
demikian, angka morbiditas dan mortalitas bayi pun akan meningkat (Sulistyawati, 2009;
h.1)
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika ala-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-
kira 6 minggu (Ambarwati dan Wulandari, 2009; h.1)
Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan pada semua alat genitalia pada masa
nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu badan melebihi 38oC tanpa
menghitung hari pertama dan berturut-turut selama dua hari (Manuaba, 2010; h.313)
Menurut penelitian Lusiya Wijayanti 2010, dari 32 ibu yang mengalami bendungan
ASI di Jakarta, 12 orang (37,5%) mengatakan penyebab terjadinya bendungan asi
dikarenakan terlambat memberikan ASI, 19 orang (59,37%) mengatakan terjadi infeksi
pada payudara, dan sisanya 1 orang (3,12%) mengatakan bendungan ASI yang dialami
karena adanya penyakit seperti tuberculose.
2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang dapat diambil adalah
“Bagaimana Asuhan Kebidanan Ibu Nifas dengan bendungan ASI di Puskesmas
Kecamatan Pasar Rebo”
3. TUJUAN PENELITIAN
A. TUJUAN UMUM
Mampu memberikan asuhan kebidanan ibu nifas dengan bendungan ASI dengan
menggunakan managemen 7 langkah varney.
B. TUJUAN KHUSUS
1) Melaksanakan pengkajian ibu nifas normal khususnya pada Ny. X dengan
Bendungan ASI secara lengkap, tepat dan sistematis.
2) Menginterpretasi data dan masalah pada kasus Ny. X dengan Bendungan ASI.
3) Merumuskan diagnosa potensial yang terjadi pada ibu nifas khususnya pada Ny.
X dengan Bendungan ASI berdasarkan masalah atau diagnosa yang sudah
diidentifikasikan.
4) Mengidentifikasi tindakan antisipasi terhadap diagnosa potensial asuhan
kebidanan pada ibu nifas khususnya pada Ny. X dengan Bendungan ASI baik
secara langsung maupun kolaborasi sesuai dengan kondisi umum.
5) Menyusun rencana tindakan asuhan kebidanan pada ibu nifas khususnya pada Ny.
X dengan Bendungan ASI sesuai dengan masalah dan kebutuhan yang terjadi
sehingga dapat teratasi secara umum.
6) Melaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan pada ibu nifas khususnya pada
Ny. X dengan Bendungan ASI sesuai dengan kebutuhan dan masalah.
7) Mengevaluasi keefektifan asuhan kebidanan pada ibu nifas khususnya pada Ny. X
dengan Bendungan ASI.
4. MANFAAT PENELITIAN
A. Bagi institusi pendidikan
Sebagai masukkan dan bahan informasi untuk meningkatkan upaya pencegahan dan
penanganan kasus ASI sedikit pada ibu nifas di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo.
C. Bagi Pasien
D. Bagi Peneliti
Proposal penelitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang
perawatan masa nifas, dan sebagai bahan perbandingan antara teori yang diperoleh
dibangku kuliah dengan dilahan praktek.