Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Masalah kesehatan pada ibu pasca persalinan menimbulkan dampak yang dapat
meluas keberbagai aspek kehidupan dan menjadi salah satu parameter kemajuan bangsa
dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang menyangkut dengan
angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Menurut WHO 81% AKI
akibat komplikasi selama hamil dan bersalin, dan 25% selama masa post partum.

Millenium Development Goals (MDGS) adalah hasil kesepakatan 189 negara


termasuk Indonesia yang mulai dijalankan pada September tahun 2000. Adapun program
pemerintah dalam rangka percepatan penurunan AKI guna mencapai target MDGs tahun
2015, telah dirumuskan skenario percepatan penurunan AKI yaitu, target MDGs  akan
tercapai apabila 50% kematian ibu per provinsi dapat dicegah/dikurangi.

AKI di Indonesia masih termasuk yang tinggi dibandingkan negara-negara di Asia


misalnya Thailand dengan AKI 130/100.000 Kelahiran Hidup (KH). Data SDKI tahun
2007 mencatat AKI di Indonesia mencapai 228 per 100.000 KH. Walaupun angka ini
dipandang mengalami perbaikan dibanding tahun tahun sebelumnya, Target MDGs 5 yaitu
menurunkan AKI menjadi 102/100.000 KH pada tahun 2015 masih memerlukan upaya
khusus dan kerja keras dari seluruh  pihak baik Pemerintah, sektor swasta maupun
masyarakat. AKI yang tinggi menunjukkan rawannya derajat kesehatan ibu. AKI
menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait
dengan gangguan kehamilan atau penanganan (tidak termasuk kecelakaan atau kasus
insidental) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah
melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilannya per 100.000 kelahiran hidup.
Penyebab utama terjadinya kematian ibu di Provinsi DKI Jakarta tahun 2012 yaitu
Hipertensi Dalam / Eklampsia (39 %), Pendarahan (31 %) disebabkan oleh faktor anemia
ibu hamil, Infeksi (6 %), Abortus (2 %), Partus lama (1 %) dan penyebab lainnya. Angka
kematian ibu dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama
kehamilan dan melahirkan. Sensitivitas AKI terhadap perbaikan pelayanan kesehatan
menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan. (Profil kesehatan
provinsi DKI Jakarta, 2012)

Masa nifas ini perupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan untuk
selalu melakukan pemantauan karena pelaksanan yang kurang maksimal dapat
menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut pada komplikasi
masa nifas, seperti sepsis puerperalis. Jika ditinjau dari penyebab kematian para ibu, infeksi
merupakan penyebab kematian terbanyak nomor dua setelah perdarahan sehingga sangat
tepat jika para tenaga kesehatan memberikan perhatian yang tinggi pada masa ini. Adanya
permasalahan pada ibu akan berimbas juga kepada kesejahteraan bayi yang dilahirkan
karena bayi tersebut tidak akan mendapatkan perawatan maksimal dari ibunya. Dengan
demikian, angka morbiditas dan mortalitas bayi pun akan meningkat (Sulistyawati, 2009;
h.1)

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika ala-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-
kira 6 minggu (Ambarwati dan Wulandari, 2009; h.1) 

Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan pada semua alat genitalia pada masa
nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu badan melebihi 38oC tanpa
menghitung hari pertama dan berturut-turut selama dua hari (Manuaba, 2010; h.313)

Macam-macam infeksi masa nifas diantaranya yaitu endometritis, parametritis,


peritonitis, infeksi saluran kemih, bendungan Asi, mastitis, abses payudara. Mastitis
merupakan peradangan payudara yang dapat disertai atau tidak disertai infeksi. Mastitis
adalah infeksi pada payudara yang terjadi pada 1-2% wanita yang menyusui. Mastitis
umumnya terjadi pada minggu 1-5 setelah melahirkan terutama pada primipara. Mastitis
juga ditandai dengan nyeri pada payudara, kemerahan area payudara yang membengkak,
demam, menggigil, dan penderita merasa lemah dan tidak nafsu makan. Mastitis biasanya
disebabkan oleh infeksi Staphylococus aureus dan sumbatan susu yang
berlanjut/bendungan ASI  (Rukiyah dan Yulianti, 2010; h.350)
Bendungan air susu dapat terjadi pada hari ke- 2 atau ke-3 ketika payudara telah
memproduksi air susu. Bendungan disebabkan oleh pengeluaran air susu yang tidak lancar,
karena bayi tidak cukup untuk menyusui, produksi meningkat, terlambat menyusukan,
hubungan dengan bayi (bounding) kurang baik, dan dapat pula karena adanya pembantasan
waktu menyusui (Prawirohardjo, 2011;hal 652). Salah satu penyebab bendungan ASI
yaitu putting susu yang terbenam.

Dampak bendungan ASI yaitu statis pada pembuluh limfe akan mengakibatkan


tekanan intraduktal yang akan mempengaruhi berbagai segmen pada payudara, sehingga
tekanan seluruh payudara meningkat, akibatnya payudara sering terasa penuh, tegang, dan
nyeri (WHO), walaupun tidak disertai dengan demam. Terlihat kalang payudara lebih lebar
sehingga sukar dihisap oleh bayi. Bendungan ASI yang tidak disusukan secara adekuat
akhinya terjadi mastitis.

Penelitian terjadinya bendungan ASI di Indonesia terbanyak adalah pada ibu-ibu


pekerja, sebanyak 16% dari ibu yang menyusui (Depkes RI, 2006). Adanya kesibukan
keluarga dan pekerjaan menurunkan tingkat perawatan dan perhatian ibu dalam melakukan
perawatan payudara sehingga akan cenderung mengakibatkan terjadinya peningkatan
angka kejadian bendungan ASI.

Menurut penelitian Lusiya Wijayanti 2010, dari 32 ibu yang mengalami bendungan
ASI di Jakarta, 12 orang (37,5%) mengatakan penyebab terjadinya bendungan asi
dikarenakan terlambat memberikan ASI, 19 orang (59,37%) mengatakan terjadi infeksi
pada payudara, dan sisanya 1 orang (3,12%) mengatakan bendungan ASI yang dialami
karena adanya penyakit seperti tuberculose.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik mengambil kasus nifas dengan


bendungan ASI sebagai proposal penelitian yang berjudul “Asuhan Kebidanan Ibu Nifas
dengan Bendungan ASI di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo”

2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang dapat diambil adalah
“Bagaimana Asuhan Kebidanan Ibu Nifas dengan bendungan ASI di Puskesmas
Kecamatan Pasar Rebo”
3. TUJUAN PENELITIAN
A. TUJUAN UMUM
Mampu memberikan asuhan kebidanan ibu nifas dengan bendungan ASI dengan
menggunakan managemen 7 langkah varney.

B. TUJUAN KHUSUS
1) Melaksanakan pengkajian ibu nifas normal khususnya pada Ny. X dengan
Bendungan ASI secara lengkap, tepat dan sistematis.
2) Menginterpretasi data dan masalah pada kasus Ny. X dengan Bendungan ASI.
3) Merumuskan diagnosa potensial yang terjadi pada ibu nifas khususnya pada Ny.
X dengan Bendungan ASI berdasarkan masalah atau diagnosa yang sudah
diidentifikasikan.
4) Mengidentifikasi tindakan antisipasi terhadap diagnosa potensial asuhan
kebidanan pada ibu nifas khususnya pada Ny. X dengan Bendungan ASI baik
secara langsung maupun kolaborasi sesuai dengan kondisi umum.
5) Menyusun rencana tindakan asuhan kebidanan pada ibu nifas khususnya pada Ny.
X dengan Bendungan ASI sesuai dengan masalah dan kebutuhan yang terjadi
sehingga dapat teratasi secara umum.
6) Melaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan pada ibu nifas khususnya pada
Ny. X dengan Bendungan ASI sesuai dengan kebutuhan dan masalah.
7) Mengevaluasi keefektifan asuhan kebidanan pada ibu nifas khususnya pada Ny. X
dengan Bendungan ASI.

4. MANFAAT PENELITIAN
A. Bagi institusi pendidikan

Propsal penelitian diharapkan dapat menjadi sumber bacaan bagi mahasiswi


Kebidanan Poltekes Kemenkes Jakarta 3 dalam menerapkan ilmu dan sebagai acuan
penelitian berikutnya.
B. Bagi lahan praktek

Sebagai masukkan dan bahan informasi untuk meningkatkan upaya pencegahan dan
penanganan kasus ASI  sedikit pada ibu nifas di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo.

C. Bagi Pasien

Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya Ny. X  tentang perawatan


kebidanan pada masa nifas pada kasus bendungan ASI

D. Bagi Peneliti

Proposal penelitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang
perawatan masa nifas, dan sebagai bahan perbandingan antara teori yang diperoleh
dibangku kuliah dengan dilahan praktek.

Anda mungkin juga menyukai