Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Air susu ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein laktosa,
dan garam organik yang disekresi oleh kedua kelenjar payudara ibudan
merupakan makanan terbaik bayi. Selain memenuhi segala kebutuhan makanan
bayi baik gizi, imunologi,atau lainnya pemberian ASI memberi kesempatan bagi
ibu mencurahkan cinta kasih serta perlindungan pada anaknya. ASI ekslusif
diberikan sejak umur 0 hari sampai 6 bulan (Bahiyatun, 2009)

Post partum disebut juga masa pasca salin adalah masa atau waktu sejak bayi
dilahirkan dan plasenta keluar dari rahim sampai enam minggu berikutnya, serta
pulihnya kembali organ-organ kandungan (Sulistyowati, 2009). Salah satu
diantara macam infeksi pada ibu post partum adalah infeksi payudara. Dengan
jumlah angka kejadian sekitar 30 - 40%. Infeksi ini terjadi akibat kurang
perawatan sewaktu hamil dan kurangnya perhatian tenaga medis tentang
perawatan payudara yang dapat berakibat mastitis. Mastitis adalah infeksi dan
peradangan pada mammae terutama pada primipara yang infeksi terjadi melalui
luka pada putting susu. Biasanya muncul gejala pada ibu demam, payudara
bengkak, kemerahan dan terasa nyeri (Prawirohardjo, 2010).

Peran yang sangat penting bagi perawat yaitu memberi tahu ibu untuk
memberikan ASI kepada bayinya karena ASI bisa memberi kekebalan tubuh, serta
sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi karena dalam penelitian
dijumpai kenyataan bahwa terjadi banyak penyulit pada bayi yang sejak awal
mempergunakan susu formula yaitu terjadinya penyakit diare dan tumbuh-
kembang yang kurang memuaskan. Dan peran ibu maupun masyarakat bisa
mencegah terjadinya infeksi payudara, karena yang selama ini terjadi masyarakat
masih menganggap bahwa perawatan payudara itu kurang penting. Masyarakat
menganggap bahwa bendungan ASI ini perlu di teliti karena selama ini

1
masyarakat menganggap bahwa bendungan ASI hanya masalah biasa pada ibu
yang sedang menyusui atau dalam bahasa jawa di sebut ngrangkai (Manuaba,
2009).

Bendungan ASI terjadi Karena proses menyusui yang dilakukan dengan cara
yang salah sehingga menyebabkan terjadinya air susu tidak keluar dengan
sempurna. Bendungan ASI kebanyakan terjadi pada hari kedua sampai dengan
hari kesepuluh post partum (Prawirohardjo, 2009)

Terjadinya bendungan ASI dapat menyebabkan terjadinya payudara bengkak.


Payudara bengkak adalah pembengkakan payudara yang jadi karena ASI tidak
diisap bayi secara adekuat, sehingga sisa ASI terkumpul pada system duktus yang
mengakibatkan terjadinya pembengkakan (Bahiyatun,2009)

Pencegahan terjadinya bendungan ASI perlu ditegakkan, walaupun pada


kasus bendungan ASI tidak didapatkan angka kematian ibu, namun harus tetap
memerlukan perhatian dan penanganan , mengingat bahwa bendungan ASI yang
tidak tertangani dengan baik akan berkelanjutan menjadi Mastitis . Untuk dapat
mencegah bendungan ASI yang benar, sehingga nantinya ibu lebih mempunyai
kesadaran dalam berperilaku untuk melakukan praktik pencegahan dari masalah
bendungan ASI.

Asuhan keperawatan berupa standar operasional pelayanan yang diberikan


kepada ibu post partum di Klinik Pratama ‘Aisyiyah Wiradesa adalah dengan
mendeteksi masalah /mengobati dan memberi rujukan bila terjadi komplikasi pada
ibu maupun bayi. Memberikan konseling tentang perawatan kesehatan dini,
nutrisi kb, menyusui ASI ekslusif, pemberian imunisasi pada bayi dan perawatan
bayi sehat.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis mengambil judul


“Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum Dengan Bendungan ASI di Klinik
Pratama ‘Aisyiyah Wiradesa.

2
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis memperoleh pengalaman nyata dengan melaksanakan Asuhan
keperawatan pada ibu post partum dengan bendungan asi di Klinik Pratama
Aisyiyah Wiradesa.

2. Tujuan Khusus
1. Penulis mampu melakukan Pengkajian data pada Asuhan keperawatan ibu
post partum dengan bendungan asi di Klinik Pratama Aisyiyah Wiradesa.
2. Penulis mampu merumuskan Diagnosa keperawatan pada Asuhan
keperawatan ibu post partum dengan bendungan asi di Klinik Pratama
Aisyiyah Wiradesa.
3. Penulis mampu menyusun Rencana Keperawatan pada Asuhan
keperawatan ibu post partum dengan bendungan asi di Klinik Pratama
Aisyiyah Wiradesa
4. Penulis mampu melakukan Implementasi keperawatan pada Asuhan
keperawatan ibu post partum dengan bendungan asi di Klinik Pratama
Aisyiyah Wiradesa.
5. Penulis mampu melakukan Evaluasi keperawatan pada ibu post partum
dengan bendungan asi di Klinik Pratama Aisyiyah Wiradesa

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI

Bendungan ASI adalah terjadinya pembengkakan pada payudara karena


peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan
rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan .(prawirohardjo,2005:700).

Bendungan ASI adalah pembendungan ASI karena penyempitan duktus


laktiferus atau oleh kelenjer-kelenjer yang tidak di kosongkan dengan sempurna
atau karena kelainan pada puting susu.keluhan nya adalah payudara
bengkak,keras,panas,dan nyeri.(yetti angraini,ST.,SKM)

Sesudah bayi dan plasenta lahir,kadar estrogen dan progesteron turun dalam
2-3 hari.dengan ini faktor dari hipotalamus yang menghalangi keluarnya prolaktin
waktu hamil,dan sangat di pengaruhi oleh estrogen,tidak di keluarkan lagi,dan
terjadi sekresi prolaktin oleh hypopisis.hormon ini menyebabkan alveolus-
alveolus kelenjer mamma terisi dengan air susu,tetapi untuk mengeluarkan nya di
butuhkan reflek yang menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitelial yang
mengelilingi alveolus dan duktus kecil kelenjer-kelenjer tersebut.(ai yeyeh
rukiyah,S,Si.T,MKM)

B. PREVALENSI

Pemerintah telah membuat kebijakan pada masa pasca bersalin. Pada kebijakan
program nasional pasca bersalin paling sedikit empat kali kunjungan yang
dilakukan. Dalam Kepmenkes RI. No. 369/ MENKES/SK/III/2007, Mengingat
pentingnya pemberian ASI, maka perlu adanya perhatian dalam proses laktasi
agar terlaksana dengan benar. Sehubungan dengan hal tersebut telah ditetapkan
dengan Kepmenkes RI. No. 450/MENKES/IV/2004 tentang pemberian Air Susu

4
Ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi Indonesia (Stikes kusuma
husada,2010,http://www.google.com/stikeskusumahusada.ac.id.penelitianbendung
anASI.com, diperoleh pada tanggal 9 Desember 2019).

ASI eksklusif merupakan salah satu program yang cukup sulit dikembangkan
karena berkaitan dengan berbagai permasalahan sosial di masyarakat. Sampai
dengan tahun 2009 cakupan ASI ekslusif di Indonesia mencapai 32,3%, menurun
pada tahun 2009 yaitu sebesar 34,56% dan meningkat menjadi 40,03% pada tahun
2010. Sedangkan pada tahun 2011, cakupan ASI eksklusif kembali menunjukkan
peningkatan menjadi 49,5%. Capaian ASI eksklusif tahun 2012 menunjukan
kondisi yang sedikit menurun yaitu sebesar 48% (Dinas Kesehatan Jawa Tengah,
2012)

Dinas Kesehatan Jawa Tengah melaporkan bahwa cakupan ASI eksklusif


tahun 2014 sebesar 60,7 %. Kabupaten Pekalongan berada pada peringkat
terendah dengan cakupan sebesar 37,3% (Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2014).
Pada tahun 2015 cakupan ASI eksklusif di kabupaten Pekalongan kembali
menurun dengan cakupan 30,3% (Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan, 2015).

Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan di Klinik Pratama Aisyiyah


Wiradesa pada bulan Januari – Juli 2018, jumlah ibu post partum 22 orang dengan
jumlah ibu post partum normal 8 orang (36%) dan ibu post partum dengan
bendungan ASI 14 orang (64%). Ini menunjukkan angka kejadian ibu post partum
dengan bendungan ASI masih cukup tinggi.

C. TANDA DAN GEJALA BENDUNGAN ASI

Tanda dan gejala bendungan asi adalah:

1. Mamae panas serta keras pada saat perabaan dan nyeri.


2. Puting susu bisa mendatar sehingga bayi sulit menyusu.
3. Pengeluaran air susu kadang terhalang oleh duktus laktifer menyempit.
4. Payudara bengkak,keras,panas.

5
5. Nyeri bila ditekan.
6. Warnanya kemerahan.
7. Suhu tubuh sampai 38°C

B. PATOFISIOLOGI

Faktor penyebab bendungan asi antara lain :

1. Pengosongan mamae yang tidak sempurna.

Dalam masa laktasi,terjadi peningkatan produksi ASI pada ibu yang


produksi ASI nya berlebihan,apabila bayi sudah kenyang dan selesai menyusu
dan payudara tidak dikosongkan ,maka masih terdapat sisa ASI didalam
payudara.sisa ASI tersebut yang menimbulkan bendungan ASI.

2. Hisapan bayi yang tidak aktif.

Bila ibu tidak menyusukan bayi nya sesering mungkin atau jika bayi tidak
aktif menghisap maka akan menimbulkan bendungan ASI.

3. Posisi menyusui bayi yang tidak benar.

Teknik yang salah dalam menyusui dapat mengakibatkan puting susu


menjadi lecet dan menimbulkan rasa nyeri pada saat bayi menyusu.akibat nya
ibu tidak mau menyusui bayinya dan terjadi bendungan ASI.

4. Puting susu terbenam.

Puting susu yang terbenam akan menyulitkan bayi dalam menyusu.karena


bayi tidak dapat menghisap puting dan areola,bayi tidak mau menyusu dan
akibatnya terjadi bendungan ASI.

5. Puting susu terlalu panjang.

Puting susu yang panjang menimbulkan kesilitan pada saat bayi menyusu
karena bayi tidak dapat menghisap areola dan merangsang sinus laktiferus

6
untuk mengeluarkan ASI.akibat nya ASI tertahan dan minimbulkan bendungan
ASI.

E. PENATALAKSANAAN MEDIK

Terapi dan Pengobatan pada bendungan ASI Menurut Prawirohardjo


(2007:700) adalah

1. Anjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya, dapat dilakukan pemijatan


ringan sebelum menyusui
2. Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara
3. Lakukan pengompresan dengan air hangat sebelum menyusui dan kompres
dingin sesudah menyusui untuk mengurangi rasa nyeri masing – masing
selama 5 menit
4. Gunakan BH yang menopang yang pas menopang payudara
5. Berikan analgesik dan antipiretik untuk mengurangi rasa nyeri dan
menurunkan panas.
6. Terkadang perlu diberikan stilbestol / lynoral 3 kali sehari 1 mg selama 2-3
hari (untuk mengurangi produksi ASI.
a. Jika ibu menyusui:
 Sebelum menyusui, pijat payudara dengan lembut, mulailah dari luar
kemudian perlahan-lahan bergerak ke arah puting susu dan lebih
berhati-hati pada area yang mengeras
 Menyusui sesering mungkin dengan jangka waktu selama mungkin,
susui bayi dengan payudara yang sakit jika ibu kuat menahannya,
karena bayi akan menyusui dengan penuh semangat pada awal sesi
menyususi, sehingga bisa mengeringkannya dengan efektif
 Lanjutkan dengan mengeluarkan ASI dari payudara itu setiap kali
selesai menyusui jika bayi belum benar-benar menghabiskan isi
payudara yang sakit tersebut

7
 Tempelkan handuk halus yang sudah dibasahi dengan air hangat pada
payudara yang sakit beberapa kali dalam sehari (atau mandi dengan air
hangat beberapa kali), lakukan pemijatan dengan lembut di sekitar area
yang mengalami penyumbatan kelenjar susu dan secara perlahan-lahan
turun ke arah puting susu
 Kompres dingin pada payudara di antara waktu menyusui.
 Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.
 Lakukan evaluasi setelah 3 hari untuk mengevaluasi hasilnya.
b. Jika ibu tidak menyusui:
 Gunakan bra yang menopang
 Kompres dingin pada payudara untuk mengurangi bengkak dan nyeri
 Berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam
 Jangan dipijat atau memakai kompres hangat pada payudara.
 Lakukan evaluasi setelah 3 hari untuk mengevaluasi hasilnya

Anda mungkin juga menyukai