Disusun Oleh:
Ami Umaka
1814401147
Tingkat 2 Reguler 3
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016) Menurut (Ambarwati & Wulandari, 2010) terdapat
beberapa masalah yang menyebabkan ibu enggan untuk menyusui bayinya yaitu :
a. Masalah menyusui pada masa antenatal
1) Kurang atau salah informasi Banyak ibu yang mengira bahwa susu formula
sama baiknya atau bahkan lebih baik dari ASI sehingga ibu lebih cepat untuk
memberikan susu formula kepada bayinya jika dianggap produksi ASI yang
dikeluarkan kurang. Petugas kesehatan masih banyak yang kurang memberikan
informasi pada saat pemeriksaan kehamilan ataupun saat pasien pulang, seperti
misalnya banyak ibu yang tidak mengetahui bahwa :
a) Bayi pada minggu-minggu pertama defekasinya encer dan sering sehingga
dikatakan bayi menderita diare dan seringkali petugas kesehatan menyuruh
untuk menghentikan menyusui.
b) ASI tidak keluar pada hari pertama sehingga bayi dianggap perlu untuk
diberikan minuman lain, padahal jika kondisi bayi yang lahir cukup bulan
dan sehat mempunyai persediaan kalori dan cairan yang dapat
mempertahankannya tanpa minum selama beberapa hari. Pemberian
minuman sebelum ASI keluar akan memperlambat pengeluaran ASI karena
bayi merasa kenyang sehingga malas untuk menyusu.
c) Payudara yang berukuran kecil dianggap kurang menghasilkan ASI padahal
ukuran payudara tidak menentukan banyak atau sedikitnya ASI yang
keluar, hal tersebut disebabkan kerena banyaknya lemak pada payudara.
2) Puting susu datar atau terbenam Jika puting susu ibu datar atau terbenam setelah
bayi lahir maka dapat dikeluarkan dengan cara sebagai berikut yaitu, susui bayi
segera setelah lahir saat bayi aktif dan ingin menyusu, susui bayi sesering
mungkin setiap dua sampai dua setengah jam hal ini dapat menghindarkan
payudara terisi penuh dan memudahkan bayi untuk menyusu, massage payudara
dan keluarkan ASI secara manual sebelum menyusui dapat membantu bila
terdapa bendungan payudara dan putting susu masuk ke dalam.
D. Patofisiologi
Pada masa nifas akan timbul masa laktasi akibat pengaruh hormon laktogen
(prolaktin) terhadap kelenjar payudara, kolostrum diproduksi mulai di akhir masa
kehamilan sampai hari ke 3 – 5 post partum dimana kolostrum mengandung lebih banyak
protein dan mineral tetapi gula dan lemak lebih sedikit. Produksi ASI akan meningkat saat
bayi menetek pada ibunya karena menetek merupakan suatu rangsangan terhadap
peningkatan produksi ASI.
F. Penatalaksanaan
Tindakan yang diberikan untuk asuhan keperawatan pada ibu post partum dengan
menyusui tidak efektif:
1. Kebersihan diri
a. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
b. Mengajarkan ibu bgaiman membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air ,
pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah sekitar vulva terlebih
dahulu dari depan ke belakang baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus
c. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya 2x sehari,
kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik, dan dikeringkan dibawah
matahari atau disetrika
d. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan abun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelaminnya
e. Jika ibu mempunyai luka episiotomy atau laserasi sarankan kepada ibu untuk
menghindari menyentuh daerah luka
2. Istirahat
a. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan
b. Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan - kegiatan rumah tangga biasa secara
perlahan – lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur
c. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam berbagai hal :
1) Mengurangi jumlah produksi ASI
2) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
3) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya
sendiri
3. Latihan
a. Diskusikan pentingnya mengembalikan otot – otot perut dan panggul kembali
normal. Ibu akan merasa lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya menjadi
kuat sehingga rasa sakit pada punggung
b. Jelaskan bahwa latihan – latihan tertentu beberapa menit setiap hari dapat
membantu mempercepat mengembalikan otot – otot perut dan panggul kembali
normal seperti :
1) Tidur terlentang dengan lengan samping, menarik nafas, tahan nafas ke dalam
dan angkat dagu ke dada, tahan satu hitungan sampai 5. Rieks dan ulangi 10 kali
2) Untuk memperkuat otot vagina, berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan
otot – otot pantat dan panggul tahan sampai 5 kali hitungan. Kendurkan dan
ulangi latihan sebanyak 5 kali
3) Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu
naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke – 6 setelah
persalinan ibu harus mengerjakkan latihan sebanyak 30 kali
4. Gizi
ibu menyusui harus :
a. Mengkonsumsi makanan tambahan 500 kalori setiap hari
b. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin
yang cukup
c. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali
menyusui)
d. Tablet zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin
5. Perawatan Payudara
a. Menjaga payudara tetap bersih dan kering
b. Menggunakan bra yang menyokong payudara
c. Apabila puting susu lecet, oleskan colostrum atau asi yang keluar pada sekitar
putting susu setiap kali menyusui. Menyusui tetap dilakukan dari puting susu
yang tidak lecet
d. Apabila lecet sangat berat, dapat diistirahatkan selama 24 jam. Asi di keluarkan
dan diminumkan dengan sendok
e. Apabila payudara bengkak, akibat bendungan asi, lakukan :
1) Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5
menit
2) Urut payudara dari arah pangkal menuju areola atau gunakan sisir untuk
mengurut payudara dengan arah “Z” menuju putting
3) Keluarkan asi sebagian dari bagian depan payudara sehingga puting susu
menjadi lunak
4) Susukan bayi setiap 2 – 3 jam sekali. Apabila tidak dapat menghisap seluruh
asi, keluarkan dengan tangan
5) Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui
6) Payudara dikeringkan
6. Hubungan Perkawinan atau Rumah Tangga
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa
nyeri. Begitu darah merah berhenti dan tidak merasakan ketidaknyamanan, aman
untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
Banyak budaya mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa
waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan
tergantung pada pasangan yang bersangkutan.
7. Keluarga Berencana
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu
hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana
mereka ingin merencanakan tentang keluarganya. Namun, petugas kesehatan dapat
membantu merencanaka keluarganyadengan mengajarkan kepada mereka cara
mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Biasanya wanita tidak menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi
haidnya selama menyusui. Oleh karena itu, metode amenore laktasi dapat dipakai
sebelum haid pertama kembali untukmencegah terjadinya kehamilan baru. Resiko
cara ini adalah 2 % kehamilan. Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko,
menggunakan kontrasepsi tetap lebih aman, terutama apabila ibu telah haid lagi.
I. Diagnosa Keperawatan
1. Menyusui tidak efektif b/d ketidak adekuatan suplai ASI
2. Nyeri melahirkan b/d pengeluaran janin
3. Gangguan pola tidur b/d Tidak familiar dengan peralatan tidur
NO Tujuan Intervensi
Dx. Setelah dilakukan askep selama 2x24 jam - Ajarkan posisi menyusui dan
1 perlekatan dengan benar.
diharapkan menyusui tidak efektif teratasi
- kompres dengan kapas yang
dengan kriteria hasil: sudah diberi minyak kelapa
Perlekatan bayi pada payudara ibu - ajarkan teknik pijat payudara
- monitor ASI yang keluar
meningkat - anjurkan makan makanan
Tetesan/pancaran ASI meningkat yang dapat memperlancar ASI
(bayam, pepaya, wortel)
Suplai ASI adekuat
Kecemasan maternal menurun
Bayi tidak rewel
Dx. Setelah dilakukan askep selama 2x24 jam - Manajemen nyeri terapi
2 diharapkan Nyeri teratasi dengan kriteria relaksasi
hasil: - Pengaturan posisi
- Perawatan pasca persalinan
Skala nyeri 0
- Perawatan perineum
Nyeri berkurang atau hilang
- Edukasi latihan fisik
- Edukasi manajemen nyeri
teknik distraksi
- Edukasi tarik napas dalam
- Pemantauan nyeri
- Pemberian obat
NO Intervensi Rasional
Dx. - Ajarkan posisi menyusui dan - Agar klien dapat menyusui
1 perlekatan dengan benar. dengan posisi yang benar
- Kompres dengan kapas yang sudah - Agar ASI keluar dengan
diberi minyak kelapa lancar
- Ajarkan teknik pijat payudara - Agar ASI menjadi adekuat
- Monitor ASI yang keluar
- Anjurkan makan makanan yang dapat
memperlancar ASI (bayam, pepaya,
wortel)
Dx. - Manajemen nyeri terapi relaksasi - Untuk membuat relax
2 - Pengaturan posisi - Bantu klien dalam pengaturan
- Perawatan pasca persalinan posisi
- Perawatan perineum - Bantu pasien dalam perawatan
- Edukasi latihan fisik perineum
- Edukasi manajemen nyeri teknik - Bantu memulihkan otot2
distraksi - Bantu menghilangkan nyeri
- Edukasi tarik napas dalam - Bantu menghilangkan nyeri
- Pemantauan nyeri - Bantu pemulihan
- Pemberian obat
Bobak .I.M dan Jansen M.D 2000, Keperawatan Maternitas dan ginekologi, jilid I, yayasan
IAPKP, bandung
Bagian Obstetri Dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran UNPAD, 1993, Obstetri Fisiologi,
Elemen, Bandung
Manuaba, LB.G 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/2261/3/BAB%20II.pdf