5. Membantu ibu melakukan teknik menyusui yang benar (posisi peletakan tubuh
bayi dan pelekatan mulut bayi pada payudara)
6. Hanya memberikan ASI saja tanpa minuman pralaktal sejak bayi lahir
7. Melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi
8. Melaksanakan pemberian ASI sesering dan semau bayi
9. Tidak memberikan dot/ kempeng
10. Menindak lanjuti ibu-bayi setelah pulang dari sarana pelayanan kesehatan
PERSIAPAN MENYUSUI: Apa-apa saja yang harus dipersiapkan ibu bekerja yang
sedang hamil agar sukses menyusui?
JAWAB:
Persiapan ketika hamil
1. Rencanakan agar porsi cuti melahirkan lebih lama ketika bayi sudah lahir. Masamasa ini sangat penting untuk mempererat kelekatan (bonding) antara ibu dan bayi
serta untuk memantapkan serta meningkatkan pasokan ASI.
2. Beritahu kantor Anda tentang rencana untuk memberikan ASI ketika sudah kembali
bekerja. Cek juga adakah ruangan memerah ASI, atau ada ruang kosong yang bisa
digunakan untuk memerah ASI di kantor Anda.
3. Cari organisasi atau kelompok pendukung ibu ASI baik di lingkungan rumah atau
kantor. Mintalah dukungan rekan kantor, atasan, dan serikat pekerja atas keputusan
Anda untuk tetap memberikan ASI ketika sudah kembali bekerja.
4.
Belajarlah
cara
memerah
ASI
dengan
tangan,
atau
mulailah
mencari breastpump (pompa ASI) yang sesuai. Cari juga perlengkapan menyusui yang
dibutuhkan nantinya seperti cooler bag, botol ASIP, icegel atau blue ice, apron
menyusui, dan sebagainya.
5. Jika masih ingin bekerja, pertimbangkan berbagai pilihan ide pekerjaan yang
tersedia. Misalnya bekerja paruh waktu, bekerja dari rumah, pulang-pergi untuk
menyusui, dan lain-lainnya, agar kegiatan menyusui tetap lancar.
6. Cari RS dan dokter yang benar-benar pro-ASI yang berkomitmen membantu Anda
untuk bisa menyusui
7. Kunjungi klinik laktasi idealnya dua kali pada masa kehamilan untuk berkonsultasi
tentang persiapan menyusui. Atau bisa juga mengikuti kelas-kelas edukasi menyusi
atau kelas-kelas kehamilan yang juga membahas tentang persiapan menyusui.
Persiapan pasca kelahiran
1. Segeralah lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) minimal satu jam setelah melahirkan,
atau mulailah menyusui bayi dalam dua jam setelah kelahiran. Jika bayi tidak
mengalami kondisi serius yang mengharuskannya dirawat terpisah, usahakan agar ibu
dan bayi dirawat gabung, dan menghindari pemberian cairan prelaktal (susu formula).
2. Perbanyak kontak kulit dengan bayi untuk meningkatkan bonding antara ibu dan
bayi selama di rumah sakit dan di rumah.
3. Istirahatlah yang cukup, relaks, dan fokuskan diri untuk memantapkan kegiatan
menyusui. Tingkatkan pasokan ASI dengan sering menyusui sesuai permintaan bayi
(minimal 8-12 kali sehari).
4. Hindari pemberian ASIP (ASI Perah) dengan menggunakan dot, karena bisa
membuat bayi mengalami bingung puting. Sebaiknya, belajarlah untuk memberikan
ASIP kepada bayi dengan menggunakan metode lain seperti cangkir, pipet, spuit,
sendok, dan lain-lain.
5. Mulailah untuk menabung ASIP kurang lebih dua minggu sebelum masuk bekerja.
Kemudian simpan ASIP dengan tata cara yang tepat agar kualitas dan nutrisinya tak
berkurang.
6. Jika memungkinkan, gunakan satu hari untuk praktik meninggalkan bayi, memerah
dan menyimpan ASIP di kantor, dan melakukan perjalanan dari dan ke kantor.
Persiapan ketika sudah kembali berkantor
1. Pertimbangkan untuk kembali bekerja pada hari Kamis. Karena ini bisa membantu
Anda agar tak mengalami "jetlag" saat kembali bekerja. Akan lebih mudah bagi Anda
untuk mulai kembali bekerja selama dua hari seminggu dibanding seminggu penuh.
2. Susui bayi sebelum berangkat ke kantor. Selain itu, usahakan agar saat berpisah dan
bertemu kembali (pulang ke rumah), dilakukan dalam suasana yang gembira.
3. Perah atau pompa ASI secara teratur sesuai dengan jadwal sebelum payudara
terasa penuh.
4. Jika menggunakan pengasuh bayi, pastikan bahwa mereka mengerti tata cara
pemberian ASIP yang benar. Minta juga agar mereka tak memberikan ASIP ketika
mendekati waktu Anda sampai di rumah setelah bekerja.
5. Susuilah bayi ketika Anda sudah kembali pulang, malam hari sebelum tidur, di akhir
pekan, dan setiap saat sedang bersama bayi.
6. Mintalah dukungan sesama ibu bekerja di kantor, untuk saling bertukar pendapat,
berbagi pengalaman, dan saling mendukung untuk tetap memberikan ASI.
supply dan demand. Selama masa kehamilan dan di dua hari pertama setelah
kelahiran, produksi ASI masih dikontrol oleh hormon. Saat ibu melahirkan dan plasenta
lepas dari rahim, kadar hormon progesteron menurun dan ini memicu meningkatnya
hormon prolaktin yang bekerja untuk memproduksi ASI. Jadi sebetulnya kolostrum
dihasilkan otomatis oleh tubuh ibu, tanpa terpengaruh oleh demand/kebutuhan bayi
karena adanya kontrol dari hormon ini. Inilah fase yang disebut sebagai Laktogenesis
Tahap Pertama. Jadi, masih ada yang mengatakan kalau ASI tidak keluar di hari-hari
pertama melahirkan? Itu tidak benar, karena hormon akan secara otomatis mengatur
keluarnya kolostrum yang diperlukan bayi di hari-hari awal kehidupannya. Jumlah
kolostrum memang sedikit, tetapi itulah jumlah yang diperlukan bayi pada hari-hari
awal kehidupannya dan cukup untuk membuat kenyang perutnya yang hanya
sebesar kelereng.
Laktogenesis Tahap II
Setelah jam-jam awal melahirkan, level hormon progesteron terus menurun dan
hormon prolaktin terus meningkat naik. Kondisi inilah yang memicu keluarnya ASI lebih
banyak. Fase ini disebut Laktogenesis Tahap Kedua. Laktogenesis tahap kedua mulai
terjadi pada 30-40 jam setelah melahirkan atau umumnya sekitar hari ke-3 dan ke-4
setelah melahirkan. Di fase ini biasanya ibu mulai panik karena merasa di hari pertama
dan kedua ASI belum keluar, tetapi tiba-tiba di hari ke-3 atau ke-4 payudara mulai
membengkak. Fase ini adalah fase kritis dalam produksi ASI. Mengapa? Di dalam
payudara terdapat yang namanya penerima prolaktin. Penerima prolaktin ini yang
beredar agar prolaktin dapat memproduksi ASI. Jika ibu tidak menyusui sesering
mungkin, maka penerima prolaktin ini tidak akan bekerja optimal sehingga hormon
prolaktin-nya akan kembali menurun. Jika hormon prolaktin terus menurun, maka
payudara secara perlahan dapat berhenti menghasilkan ASI matang (ASI yang keluar
sesudah kolostrum) Jika prolaktin tidak bekerja optimal, maka tahap berikutnya akan
terhambat. Tahap kedua ini biasanya terjadi hingga hari ke-8 setelah
melahirkan. Tahapan ini sebetulnya juga masih dikontrol oleh hormon, tetapi jika ibu
tidak menyusui sesering mungkin, kinerja hormon akan terhambat dan akan
mengalami kesulitan ketika memasuki tahap yang berikutnya.
Laktogenesis Tahap III
Tahap ini biasanya dimulai di hari ke-9 setelah melahirkan hingga bayi disapih.
Produksi ASI mulai sepenuhnya mengandalkan skema supply dan demand seperti yang
telah kita ketahui bersama. Semakin sering bayi menyusu, maka produksi ASI akan terus
meningkat.
4. Bidan atau dokter mendampingi dan membantu ibu menjaga posisi bayi agar
aman. Beri kesempatan ibu untuk memandang bayinya dan mendekap selama
operasi berjalan. Biarkan bayi mencari sendiri puting payudara ibu dan
menghisapnya.
Apa itu Rawat Gabung?
Kondisi dimana ibu dan bayi dirawat dalam ruang yang sama selama 24 jam, sehingga
bayi tidak diletakkan dalam ruang bayi yang terpisah dari ibu.
Apakah Manfaat Rawat Gabung?
1. Mempercepat mantapnya dan terus terlaksananya proses menyusui. Dengan
rawat gabung ibu dapat memberi ASI sedini mungkin, juga lebih mudah
memberikan ASI. Adanya kontak terus menerus antara ibu dan bayinya
memungkinkan ibu segera mengenali tanda-tanda bayinya ingin minum
sehingga ibu/bayi dapat menyusui/menyusu on demand. Ibu yang melakukan
rawat gabung menghasilkan ASI yang lebih banyak, lebih dini, menyusui lebih
lama, dan lebih besar kemungkinannya menyusui eksklusif dibandingkan ibu
yang tidak melakukan rawat gabung.
2. Memungkinkan proses bonding Rawat gabung akan meningkatkan ikatan batin
antara ibu dan bayinya. Makin banyak waktu ibu bersama bayinya, makin
cepat mereka saling mengenal. Ibu siap memberikan respon setiap saat. Rawat
gabung juga menurunkan hormon stres pada ibu dan bayi.
3. Menurunkan infeksi Adanya kontak kulit dengan kulit antara bayi dan ibunya
memungkinkan bayi terpapar pada bakteri-bakteri normal pada kulit ibu, yang
dapat melindungi bayi terhadap kuman-kuman berbahaya.
4. Keuntungan untuk bayi Bayi yang dirawat gabung akan lebih jarang menangis,
lebih mudah ditenangkan, lebih banyak tidur. Mereka minum lebih banyak dan
berat badannya lebih cepat naik. Bayi juga lebih hangat karena berada dalam
kontak terus menerus dengan kulit ibunya.
5. Melatih keterampilan ibu merawat bayinya sendiri Tindakan perawatan bayi
yang dilakukan di dekat ibunya akan membantu ibu untuk melatih ketrampilan
merawat bayinya sendiri, sehingga pada saat pulang ibu sudah tidak canggung
lagi merawat bayinya. Hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri ibu.
ASIP hanya boleh menjalani satu kali pembekuan, satu kali pencairan, dan satu
kali penghangatan. Sehingga, ASIP beku yang sudah mencair tidak boleh
dibekukan lagi, ASIP yang sudah dihangatkan tidak boleh dihangatkan lagi
Masukkan ke Freezer HANYA JIKA akan digunakan lebih dari 8 hari.
ASIP yang sudah diminum oleh bayi dari media yang sama, harus dibuang jika tidak
dihabiskan
MEDIA APA YANG PALING TEPAT UNTUK MENYIMPAN ASIP?
Beberapa pilihan yang baik untuk menyimpan ASIP adalah:
1. Botol Kaca (sisa ASI cenderung tidak menempel pada botol kaca)
2. Jika menggunakan botol plastik, pastikan yang food grade dan BPA Free (bebas
Bisphenol A)
3. Sudah dicuci bersih (pakai air, sabun, dibilas, direbus dan dikeringkan) sebelum
dipakai
4. Jangan isi botol sampai penuh, sebaiknya sampai batas leher botol, karena ASI
akan memuai
5. Takaran ASIP dibotol sebaiknya antara 60 120ml (sesuai dengan kebiasaan
banyaknya bayi minum, hal ini agar botol yang digunakan habis dalam sekali minum
dan tidak ada sisa). Biasakan untuk tidak mengisi botol terlalu penuh, karena selain bisa
membuat botol kaca mudah pecah (karena ASIP memuai saat dibekukan), mengisi
botol terlalu penuh bisa membuat tutup botol mudah terlepas, terutama mereka yang
menggunakan tutup karet.
6. . Plastik ASIP dengan mutu baik. Penggunaan plastik penyimpanan ASI disarankan
bukan untuk periode penyimpanan yang lama, maksimum adalah 3x24 jam atau 3 hari
dan disarankan untuk tidak dibekukan karena penyimpanan dengan plastik atau
bahan yang tidak solid cenderung membuat banyak nutrisi yang menempel atau
tertindar pada permukaan plastik. Literatur tentang penggunaan plastik ASIP untuk
penyimpanan jangka pendek dapat dilihat sebagai berikut:
Protokol 8 dari American Breastfeeding Medicine (ABM) ttg human milk storage yang
secara internasional memang dijadikan referensi atau acuan untuk berbagai masalah
medis terkait menyusui.
STORAGE CONTAINERS
1. Hard-sided containers, such as hard plastic or glass, are the preferred containers for
long-term humanmilk storage. These containers should have an airtight seal.
2. Plastic bags specifically designed for human milk storage can be used for short-term
(less than 72 hours)milk storage. Use of plastic bags is not recommended for long-term
storage as they may spill, leak, or become contaminated more easily than hard-sided
containers, and some important milk components mayadhere to the soft plastic and be
lost.
La Leche League, sebuah lembaga berastfeeding support internasional
(http://www.llli.org/faq/milkstorage.html) walaupun mengijinkan penggunaan plastic
bags juga tetap memberikan catatan: Bags are less durable and tend to leak, and
some types of plastic may destroy nutrients in milk.
Kalau mau pakai rekomendasi dari sumber non lembaga, ada juga yang
banyak jadi acuan seperti: http://www.askdrsears.com/.../storing-transporting-breast....
Di sana tertulis: Research has also shown a loss of antibodies and fat in milk that is
stored in plastic bags, but this information applies only to disposable plastic nurser bags,
the thin ones you can buy at most stores to use with baby bottles. If you do choose to
store your milk in these, use two bags to protect against breakage and "freezer burn."
Use twist ties to close the bags. Plastic bags specially designed for freezing expressed
human milk are available from many companies that specialize in products for
breastfeeding mothers and babies. These bags are sturdier than those used in baby
bottles and have self-closures that are easier to seal and label. They do a better job of
protecting milk components than nurser bags. Some types can be attached directly to
your pump. Plastic storage bags are available from The LLL Catalog.
Rekomendasi
medis
lain
yang
bisa
dibaca
di:http://www.mayoclinic.com/health/breast-milk-storage/MY00926 . Di sini juga tertulis:
You can also use special plastic bags designed for milk collection and storage. Keep in
mind that breast milk storage bags aren't generally recommended for long-term
storage because they might spill, leak and become contaminated more easily than
hard-sided containers. For extra protection, you can place the bags in a hard plastic
food storage container with a tightly sealed lid. Also, certain components of breast milk
might adhere to the soft plastic bags during long-term breast milk storage, which could
deprive your baby of essential nutrients.
Di Amerika sudah ada kepedulian publik yang kuat, analisa dari lembaga2 klinis,
dan rekomendasi dari pemerintah yang mengatur tentang aspek2nya. Di Indonesia hal
ini belum ada . Kemenkes melalui BPOM belum melakukan kajian2 semacam ini.
Sementara produk2 pendukung menyusui beredar luas di pasaran secaara bebas.
Semua orang bisa punya online shop, bisa mendapatkan barang, selama dia kenal
dengan supplier atau importir.Banyak produk dari Cina yg juga beredar marak selain
produk2 yg sudah punya nama internasional. Ada kontrolkah terhadap masuknya
barang2 ini di Indonesia? Tidak. Bahkan ada kontrolkah bahwa produk2 yang dijual
adalah produk asli? Tidak. Adakah standar baku mana yang dikategorikan sturdy
atau heavy duty dan bisa mencegah freezer burn? Tidak ada. Dengan kondisi ini
berarti kita malah harus lebih hati2 dibanding negara2 yang sudah memiliki standar
baku dan regulasi yg lebih jelas. Karena saran umumnya tidak digunakan utk long term
use, makanya kita adopsi demikian
MENCAIRKAN DAN MENGHANGATKAN ASIP
ASIP beku sebaiknya dicairkan terlebih dahulu di dalam kulkas selama 12 jam,
letakkan wadah di kulkas (chiller/refrigerator) pada malam sebelum ASIP dibutuhkan.
Hindari membiarkan wadah pada suhu kamar untuk mencairkan ASIP. Jika diperlukan
cara pencairan yang lebih cepat, ASIP dapat dicairkan dengan cara dialiri atau
direndam dengan air hangat. Pegang wadah ASIP di bawah aliran air dengan suhu
ruang dan tingkatkan temperatur air secara bertahap hingga ASIP mencair. Atau
letakkan wadah ASIP di dalam mangkuk berisi air pada suhu ruang lalu ganti air
rendaman beberapa kali dengan air yang lebih hangat hingga ASIP mencair.
Perubahan suhu yang bertahap berguna untuk menjaga kandungan ASIP. ASIP yang
sudah dicairkan tidak dapat dibekukan kembali namun dapat disimpan di dalam
kulkas selama 4 jam. ASIP beku yang sudah dicairkan dapat dikonsumsi dalam waktu
max. 24 jam setelah sepenuhnya mencair.
Sebenarnya tidak ada aturan untuk menghangatkan ASIP. Selain karena
kebiasaan saja untuk menyajikan secara hangat, mungkin juga karena ASI dari
payudara memang selalu hangat pada suhu 37 C. Boleh disajikan dingin jika memang
bayi menyukainya. Penelitian juga menunjukkan bahwa temperatur ASIP yang
diberikan tidak mempengaruhi pengosongan ASIP.
Cara penghangatan yang lebih cepat dapat dilakukan dengan menggunakan
bottle warmer. Jika menggunakan alat ini perhatikan cara kerjanya, pastikan
perubahan suhu terjadi secara bertahap dan alat benar-benar telah diuji kepada ASIP.
Setelah ASIP hangat, segera keluarkan dari warmer dan jangan dibiarkan untuk
dihangatkan terus menerus. Bisa gunakan Bottle Warmer, naikkan suhu secara
bertahap namun tidak boleh lebih dari 40 C, komposisi ASI bisa rusak pada suhu 40 C.
ASI tidak boleh dipanaskan dengan microwave atau dipanaskan di atas
kompor (direbus). Kedua cara pemanasan ini selain mengubah kandungan ASI juga
dapat menimbulkan bintik panas di dalam ASI yang dapat menimbulkan luka bakar
pada mulut dan kerongkongan bayi.
MENGGABUNGKAN ASIP
Berikut cara menambahkan/menggabungkan ASIP segar yang baru diperah
dengan ASIP dingin di kulkas. ASIP yang lebih baru perlu didinginkan terlebih dahulu di
kulkas (bukan freezer), dalam wadah terpisah dengan ASIP yang pertama. Setelah
suhu ASIP pada kedua wadah sama dingin, maka ASIP dari jadwal perah yang
berbeda tersebut dapat digabungkan. Jarak perah tidak lebih dari 24 jam serta daya
simpan ASIP yang berlaku berdasarkan tanggal dan waktu perah ASIP yang pertama.
Jangan menggabungkan ASIP yang sudah beku dengan ASIP cair ataupun hangat.
APABILA MATI LISTRIK
Jika listrik di kawasan Anda sering mati, pastikan selalu memiliki stok es batu dalam
plastik yang jika listrik mati dapat diletakkan di sela-sela botol ASIP untuk membantu
menjaga suhu dalam freezer. Stk icegel/blue ice beku juga dapat dugunakan untuk
menjaga suhu freezer tetap rendah. Jangan buka tutup freeser selama listrik mati. ASIP
dalam kulkas juga dapat dinaikkan ke freezer agar tetap terjaga suhunya. Jika seluruh
bagian ASIP beku sudah mencair sepenuhnya karena mati listrik, maka harus habis
dikonsumsi dalam 24 jam setelah mencair semua. Jika masih ada titik bekunya, maka
masih dapat dibekukan kembali.
memerah bisa menjadi hal yg sangat membosankan. Wajar karena ibu juga manusia,
bukan robot :)
Yuk, jaga kualitas dan kuantitas ASIP Anda :) Koleksi ASIP di freezer boleh, tapi
terapkan juga strategi untuk menjaga kualitas ASIP yg diberikan pada bayi setiap
harinya agar perolehan gizinya juga optimal
ditemukan. Ketika tiba-tiba seorang ibu harus keluar rumah dan meninggalkan bayinya
dengan orang lain maka sendok adalah peralatan yang pasti ada di rumah.
Pemberian ASIP dengan sendok pada intinya sama dengan penggunaan gelas sloki.
Posisikan bayi agak tegak, kemudian tempelkan sendok yang telah diisi ASIP ke bibir
bayi, biarkan mulut bayi terbuka dan sendokkan ASIP ke dalam mulut bayi. Resiko ASIP
berceceran lebih banyak karena pemberi ASIP harus membawa sendok yang berisi
ASIP dari gelas ke bibir bayi.
3. PIPET dan SPUIT FEEDER.
Pipet yang digunakan adalah pipet yang terbuat dari plastik, hindari pipet yang
terbuat dari kaca karena khawatir akan melukai bayi. Cara penggunaan pipet adalah
masukkan ujung pipet ke mulut bayi kemudian teteskan beberapa tetes ASIP, tunggu
hingga bayi menelan ASIP nya kemudian ulangi lagi. Spuit yang digunakan adalah
spuit ukuran besar tanpa jarum suntiknya. Isi spuit dengan ASIP kemudian dekatkan
ujung spuit ke mulut bayi hingga mulut bayi terbuka, kemudian tuangkan sedikit-sedikit
ke mulut bayi dan bayi akan menelan ASIPnya.
4. SOFT CUP FEEDER
Bentuknya hanpir seperti spuit besar hanya saja ujungnya lebar seperti ujung gelas sloki.
Cara pemakaiannya, isi tabungnya dengan ASIP kemudian tekan ujung tabung yang
dekat mulut softcup hingga ASIP mengalir ke mulut softcupnya, kemudian sama seperti
cup feeder, tempelkan ke bibir bawah bayi dan biarkan dia menyeruput, jika ASIP
yang di mulut softcup sudah habis tekan kembali tabungnya hingga ASIP mengalir
kembali.
Yang perlu diingat ketika memberikan ASI Perah melalui media-media ini adalah:
1. Berikan ketika bayi dalam keadaan tidak terlalu haus atau lapar. Karena kalau bayi
sudah sangat lapar maka bayi menjadi tidak sabaran dan akhirnya menangis,
apalagi jika bayi dan pemberi ASIP masih sama-sama belajar.
2. Serahkan tugas memberi ASIP kepada orang lain selain ibu. Karena bayi memiliki
kecenderungan untuk mengenali sekali ibunya dan ia akan memilih untuk menyusu
langsung disbanding meminum ASIP.
3. Latih bayi sedini mungkin karena semakin sering latihan maka bayi akan semakin
mahir meminum ASIP dan yang memberikan ASIP juga mengetahui apa yang
nyaman dan tidak nyaman bagi dirinya.
4. Mintalah orang yang akan memberikan ASIP mencoba semua media yang ada,
cup, sendok, pipet ataupun spuit dan biarkan ia memutuskan media apa yang
paling nyaman buat dia dan bayi kita.
5. Masih banyak orang yang menganggap memberikan ASIP tanpa dot adalah
sesuatu yang ribet dan menyusahkan dan karena kita merasa tidak enak
meninggalkan bayi kita pada mereka kita akan mudah menyerah dan membiarkan
bayi diberi ASIP melalui dot, pada kasus saya, saya ajak ibu saya ke klinik laktasi dan
biarkan konselor laktasi menjelaskan panjang lebar mengenai keuntungan
memberikan ASIP tanpa dot dan ia lebih percaya (dibanding dengan anaknya
sendiri yang ngomong). Dan terbukti saat ini baik ibu saya maupun si mbak yang di
rumah menyatakan jauh lebih enak ketika anak terbiasa untuk minum dari gelas dari
bayi, di umur 1 tahun 5 bulan ini dia sudah bisa minum menggunakan gelas apapun
juga, tidak sibuk mensteril dan mencuci botol dan dot.
bangun tidur biasanya hasil perahan bisa banyak karena setelah beristirahat,
tubuh ibu terasa segar.
Jangan lupa bahwa stress dan kelelahan juga bisa mempengaruhi hasil
perahan. Usahakan saat memerah ibu dalam kondisi yang tenang dan rileks.
Ketidakmunculan LDR (Let Down Reflex) saat memerah juga bisa
mempengaruhi hasil perahan. Silakan baca dokumen tentang LDR untuk
mengetahui tips tips mendapatkan LDR saat memerah
Penggunaan dot seringkali menyebabkan menurunnya produksi ASI, termasuk
menurunnya hasil perahan. Pastikan pemberian ASIP tidak menggunakan dot
karena salah satu resiko bingung puting adalah membuat bayi tidak lagi
menghisap secara benar pada payudara dan membuat ASI tidak keluar secara
optimal. Jika ASI tidak keluar secara optimal, pengosongan payduara tidak
optimal dan akan membuat produksi ASI perlahan-lahan juga menurun.
PERAHAN SEDIKIT: Saya baru mulai memerah, kenapa hasil perahan saya sedikit sekali
ya?
JAWAB: memerah tidak bisa langsung menghasilkan volume yang banyak. Volume
perahan yang banyak dihasilkan setelah seorang ibu rajin memerah dengan frekeunsi
yang rutin setiap hari. Jika masa cuti belum berakhir, bisa memerah bersamaan
dengan menyusui. Boleh memerah dari payudara yang sama setelah menyusui
langsung. Atau bisa memerah payudara kiri saat sedang menyusui payudara kanan
(atau sebaiknya). Semakin rutin memerah, hasil yang diperoleh juga semakin banyak.
Setelah kembali kerja, frekuensi memerah yang ideal adalah sesering bayi menyusu
langsung. Untuk menjaga produksi, jangan lupa memerah saat malam hari pada saat
produksi ASI sedang optimal dan tetap memerah saat libur atau akhir pekan.
FREKUENSI PERAHAN: Berapa kali idealnya kita memerah saat tidak sedang bersama
bayi?
JAWAB: Idealnya, memerah dilakukan setidaknya 3 jam sekali. Bila kita jauh dari bayi
selama 9 jam, berarti kita harus memerah setidaknya 3 kali, atau bisa lebih jika kita
sedang mengejar peningkatan hasil perahan. Adalah penting untuk selalu menjaga
konsistensi waktu memerah dan interval atau jarak antar waktu memerah karena jika
tidak teratur akan mempengaruhi hasil perahan itu sendiri. Yang harus diingat adalah
bukan seberapa lama Anda memerah dalam satu sesi memerah, tetapi seberapa
sering Anda memerah. Jadi apapun yang terjadi, sempatkan untuk memerah sesuai
jadwalnya walau hanya 10-15 menit. Usahakan jangan sampai melewatkan sesi
memerah selama Anda jauh dari bayi. Lebih baik memerah sering dengan sesi yang
pendek, daripada memerah sampai sejam tapi jarang.
POWER PUMPING: Apakah itu power pumping? Apa manfaat dan ketentuannya?
JAWAB: saran untuk melakukan power pumping sering diberikan jika hasil produksi atau
perahan menurun. Atau bisa jadi alternatif jika pada suatu kurun waktu kita kesulitan
memerah dengan konsisten. Sebetulnya ada bbrp hal yang harus diketahui ttg power
pumping. PERTAMA, sesuai konsep penciptanya, Catherine Watson Genna IBCLC,
power pumping adalah upaya yg bisa membantu untuk meningkatkan produksi ASI
bila dalam suatu kurun waktu produksi atau perahan kita menurun. Mekanismenya
adalah sbb: kita memerah selama 5-10 menit dalam interval/jarak setiap 45 menit
sekali. Lakukan hingga mencapai jumlah memerah setidaknya 10 kali per hari. Berhenti
memerah jika payudara merasa sakit atau tidak nyaman. Jangan bangun tengah
malam khusus hanya untuk power pumping. Lakukan dalam waktu luang Anda, misal
saat akhir pekan atau hari libur. Tidak perlu memaksakan diri dan lakukan dengan
santai. KEDUA, power pumping dilakukan sebagai PELENGKAP/PENDUKUNG dari pola
pumping atau pola perah yang rutin. Maksudnya apa? Maksudnya, ketika Anda
melakukan power pumping Anda HARUS tetap memerah secara rutin saat tidak
bersama bayi, dengan jarak setidaknya 3 jam sekali dalam waktu yang sama. Jadi
kalau Anda biasa memerah jam 9,12,15 lakukan itu selalu di jam yang sama. Sebaiknya
tidak skip memerah. Lebih baik Anda memerah hanya 5 menit saja ketimbang Anda
skip memerah. Power pumping yang dilakukan tanpa pola memerah normal yang rutin
tidak akan optimal meningkatkan produksi. Power pumping pada prinsipnya adalah
upaya utk mengosongkan payudara secara lebih sering dengan harapan payudara
akan cepat terisi kembali dan produksi bisa meningkat. KETIGA, ingat bahwa hasil
power pumping di setiap orang bisa berbeda. Power pumping berfungsi layaknya
booster ASI. Ada yang berpengaruh secara signifikan, ada yang tidak. Semua
tergantung pada banyak faktor: pola memerah rutin, ketekunan Anda dalam power
pumping dan relaks atau tidaknya Anda. Ada yang hasilnya langsung kelihatan, ada
yang butuh beberapa hari baru terlihat hasilnya. KEEMPAT, jika ingin produksi dan hasil
perahan terjaga JAUHI inhibitor atau penghambat produksi ASI. Apa itu? penggunaan
dot Selama dot masih digunakan, kemungkinan Anda untuk mengalami penuruan
produksi akan semakin besar. KELIMA, relaks, santai, kelola stres dengan baik dan jaga
mood memerah Anda. Karena produksi ASI juga ditentukan bagaimana mindset kita.
KEENAM, tetap utamakan menyusui langsung saat bersama bayi, karena hisapan yang
paling efektif untuk mengosongkan payudara adalah hisapan si kecil.
berbeda beda di setiap ibu. Dengan mengenal lokasi pabrik ASI-nya dengan lebih
baik, maka pengosongan payudara juga dapat lebih optimal.
Tangan selalu dalam keadaan bersih. Siapkan cangkir, gelas, atau mangkok
yang sangat bersih. Cucilah mangkok dengan air sabun. Tuangkan air panas ke
dalam cangkir dan biarkan selama beberapa menit. Apabila sudah siap untuk
memerah ASI, buang air dari cangkir.
Badan condong ke depan dan sangga payudara dengan tangan.
Bentuk huruf C dengan jari telunjuk dan jempol,, tempelkan di payudara tepat
diatas garis aerola/ di dalam lingkaran aerola. Tergantung diameter aerola juga,
jika cukup lebar, maka taruh tangan posisi C itu di dalam lingkaran aerola
Posisi tangan huruf C itu diletakkan di titik jam 12 dan 6 lalu gantian di titik jam 3
dan 9
Tekan ke arah rongga dada (tekan ke dalam) lalu tarik sambil dorong ke arah
puting
Lakukan berulang, lalu pindah posisi (mengikuti posisi jam-jam di atas) atau
pindah tangan. Setelah dirasa cukup, pindah payudara
Jika dirasa ada bagian dari payudara mengeras/ grenjel2, berhenti memerah,
ganti dengan pijatan. Pijat dari pangkal ke puting
Usahakan memijat seluruh bagian payudara (memutar) karena biasanya
bagian dekat ketiak sering tak terpegang
Setelah memijat, kembali lakukan memerah dengan tehnik yang sama.
Beberapa menit kemudian pijat lagi lalu perah, dst. Ini biasanya lebih bisa
memaksimalkan keluarnya ASI karena bisa dirasakan bagian-bagian yang keras.
Jangan memijat puting susu itu sendiri. Jangan menggerakkan jari sepanjang
puting. Menekan atau menarik puting susu tidak dapat memerah ASI. Ini
merupakan hal yang sama terjadi bila bayi mengisap dari puting susu saja.
Jika sudah terbiasa, biasanya memerah dengan tangan menjadi lebih simpel dan
mudah dan biasanya juga lebih cepat. Memerah dengan tangan juga sering kali lebih
maksimal untuk menstimulasi payudara daripada menggunakan breastpump. Inti dari
memerah dengan tangan adalah payudara tidak merasa sakit saat diperah. Jika sakit,
ada yg salah dari cara memerahnya. Jika tipe kulit kering, keluarkan sedikit ASI-nya lalu
oleskan pada kulit puting agar kulit payudara tidak mudah luka.
tergolong normal. Jika perbedaannya rasa dan aromanya tajam, berarti memang ASinya berlipase tinggi.
D. Apa yang Sebenarnya Terjadi Dengan ASI Lipase Tinggi?
ASI berlipase tinggi sebetulnya layakuntuk diminum, baik dalam bentuk ASI segar
maupun ASIP yang didinginkan atau dibekukan, tentu saja dengan manajemen ASIP
yang benar. Tetapi karena kadar lipase yang tinggi ini membuat proses pemecahan
lemaknya berlangsung sangat cepat, ASIP berlipase tinggi bisa cepat berubah bau
dan rasa menjadi tengik. Jika bayi tetap mau meminum ASIP yang tengik ini,
sebetulnya tidak masalah. Masalahnya adalah ketika bayi menolak untuk minum.
Akibatnya, ibu dengan ASI lipase tinggi sering mengalami kesulitan menyimpan ASIPnya. Beberapa ASIP berlipase tinggi bisa tahan selama beberapa hari di kulkas, tapi
umumnya jika dibekukan dalam freezer bau dan rasanya berubah menjadi tengik. Jika
ASI Bunda tergolong yang berlipase tinggi ada baiknya dites berapa lama ASIP-nya
bisa disimpan di kulkas bawah tanpa berubah bau dan rasa. Ini berarti
penyimpanannya hanya bisa maksimum 8 hari, karena ASIP hanya bisa bertahan
maksimum 8 hari di kulkas bawah. Beberapa ASIP bahkan hanya bisa bertahan tidak
berubah bau dan rasa hanya dalam waktu 2-3 hari atau bahkan dalam 24 jam saja.
E. Bagaimana Menyiasati ASI Berlipase Tinggi?
Jika ASI Bunda ternyata berlipase tinggi, sayangnya solusinya hanya 3:
Pertama, menyusui langsung. Karena ASI segar tidak berubah rasa dan bau meskipun
lipasenya tinggi.
Kedua, kalau memang harus membuat ASIP (misalnya karena ibu bekerja), berarti
harus dengan sistem kejar tayang. Tips-nya dalah sebagai berikut:
1. Tes dulu seberapa lama ASIP Bunda bisa bertahan di kulkas bawah tanpa berubah
rasa dan bau. Berarti itu waktu maksimal ASIP-nya bisa disimpan di kulkas.
2. Setelah itu manajemen ASIP memang harus diatur sesuai batas maksimum
penyimpanan. Perah ASI sesering mungkin, terutama saat Bunda jauh dari anak. Jika
sedang bersama anak, maksimalkan setiap kesempatan untuk menyusui secara
langsung.
3. Tetap optimis, karena walaupun harus kejar tayang, Bunda pasti mampu melewati
tantangan ini.
Ketiga, dengan teknik pemanasan (scalding) di atas kompor. Pemanasan memang
membuat kadar nutrisi dalam ASI berkurang, terutama beberapa zat anti-infeksi dan
Vitamin C. Tetapi opsi ini tetap masih lebih baik daripada pemberian sufor. Pemanasan
ASI dapat menghambat pecahnya kadar lemak dalam ASI sehingga mencegah
terjadinya perubahan rasa dan aroma ASIP.
Cara-cara pemanasan untuk ASIP berlipase tinggi adalah sebagai berikut:
ASI segar yang baru saja diperah dan belum dimasukkan ke dalam kulkas dipanaskan
terlebih dahulu diatas kompor sampai hampir mendidih (kurang lebih 70-80C saja).
Indikatornya adalah sampai Bunda melihat gelembung (bubble) di tepi panci (ingat,
hanya di tepi panci, jangan menunggu sampai seluruh bagian bergelembung).
Setelah itu langsung diangkat/ didinginkan sebelum dimasukkan ke dalam lemari es/
kulkas atau dimasukkan ke freezer. Dengan memanaskan terlebih dahulu seperti ini,
maka penguraian lemak oleh lipase akan diperlambat.
Tips Menyusui/Memerah dalam Perjalanan
Jika dapat bepergian bersama bayi, tentunya peralatan menyusui yang harus
disiapkan tidaklah banyak. Ibu cukup menyediakan apron (celemek menyusui),
pashmina atau kerudung untuk menutupi payudara ketika menyusui. Peralatan yang
lain yang harus dibawa tentu saja perlengkapan bayi, seperti popok ganti, baju ganti,
selimut, dll.
Agar kegiatan menyusui dapat berlangsung lancar dan nyaman, akan lebih
baik jika ibu menyusui menggunakan bra dan baju menyusui yang mudah
dibuka/tutup selama bepergian. Gunakan baju yang dapat melindungi bagianbagian privasi tubuh kita agar tetap merasa nyaman meski ketika terpaksa harus
menyusui/memerah ASI di tempat umum sekalipun.
Jika ibu bepergian bersama bayi menggunakan pesawat terbang, akan baik
sekali jika ibu menyusui selama take off dan landing. Hal ini akan membuat bayi
nyaman terhadap perubahan tekanan udara di kabin yang sering menyebabkan
telinga sakit/berdengung.
Ketika ibu tidak bersama bayi ketika bepergian menggunakan pesawat
terbang, kegiatan memerah ASI dapat tetap dilakukan di tempat duduk dengan
menggunakan apron, atau menggunakan kabin pramugari untuk memerah ASI.
section dilakukan dengan rencana berarti Ibu bahkan bisa lebih merencanakan
dengan baik bagaimana proses menyusui setelah operasi.
3. Yakinlah bahwa apapun prosedur melahirkan yang Ibu alami, itu tidak akan
menghentikan pemberian ASI.
Persiapan teknis menjelang kelahiran
Ada berbagai persiapan teknis yang harus diperhatikan oleh semua pasangan agar
dapat berhasil menyusui.
1. Mencari dokter atau bidan pro-ASI dan klinik atau rumah sakit bersalin yang proASI. Kedua hal ini penting agar Ibu bisa memperoleh semua dukungan agar
dapat menyusui sejak hari pertama kelahiran. Untuk proses kelahiran lewat Csection proses pencarian Ibu untuk mendapatkan semua dukungan agar sukses
menyusui menjadi lebih krusial karena tidak semua rumah sakit atau klinik
melahirkan sudah memiliki protokol yang jelas untuk melakukan Inisiasi Menyusu
Dini (IMD) setelah kelahiran C-section. Banyak RS di Indonesia yang masih
menerapkan IMD hanya untuk proses kelahiran normal. Konsultasikan semua
dengan dokter Ibu bahwa Ibu ingin IMD, terlepas dari apapun proses melahirkan
yang akan Ibu jalani, tentu saja dengan catatan selama kondisi Ibu dan bayi
sama-sama stabil. Konsultasikan dengan detail di mana IMD akan dilaksanakan,
siapa yang akan ada di sana untuk mendampingi, dan sebagainya.
2. Jika Ibu menjalankan proses kelahiran C-Section yang direncanakan, pastikan
Ibu berkonsultasi juga mengenai pilihan anastesi yang akan diambil. IMD dapat
dijalankan segera setelah kelahiran apabila anastesinya bersifat lokal atau
spinal. Sementara untuk anastesi yang sifatnya total, maka IMD harus menunggu
hingga ibu kembali kesadarannya.
3. Beberapa RS masih menjalankan praktek observasi bayi di kamar bayi pada
periode 24 jam setelah kelahiran dengan C-section. Jika kondisi bayi stabil,
diskusikan dengan dokter Ibu apabila memungkinkan untuk melakukan
rooming-in segera setelah Ibu kembali ke bangsal perawatan. Jika setelah Csection ternyata bayi memerlukan intervensi medis, maka ibu harus tetap
memerah ASI segera setelah melahirkan dan melakukannya secara rutin. Hasil
perahannya bisa diberikan kepada bayi dengan pipet atau cup feeder.
Memerah sejak awal selain untuk memastikan bayi tetap mendapatkan
kolostrum yang diperlukan, juga membantu ibu untuk tetap menstimulasi
produksi ASI, dan mencegah bengkak pada payudara.
4. Pastikan bahwa bayi tidak mendapatkan susu formula, botol dot dan empeng
selama hari-hari awal setelah kelahiran. Jika dalam kasus-kasus medis tertentu
dimana dokter menyarankan suplementasi susu formula, lakukan tanpa
menggunakan botol dot agar bayi terhindar dari bingung puting.
Manfaat IMD pada ibu yang melahirkan dengan proses kelahiran melalui C-section
pada dasarnya sama saja dengan ibu yang melahirkan normal. Manfaatnya antara
lain adalah:
1. Selain menjadi sumber bonding antara ibu dan bayi
2. IMD juga memancing keluarnya kolostrum yang sangat berguna untuk imunitas
bayi dan membantu proses transisi lancarnya ASI matang yang akan keluar
pada sekitar hari ketiga.
3. IMD juga memancing keluarnya hormon oksitosin yang membantu kontraksi
rahim untuk mengembalikan rahim ke kondisi sebelum kehamilan.
4. Bayi yang lahir dengan C-section biasanya cenderung lebih mengantuk.
Apalagi jika si ibu terkena anastesi dalam waktu yang panjang sejak periode
kontraksi.
5. Ibu yang melahirkan dengan C-section umumnya memang mengalami sedikit
kelambatan dalam hal keluarnya ASI dibanding mereka yang melahirkan
dengan cara yang normal. Untuk itu, bayi membutuhkan lebih banyak stimulasi
untuk lebih sering menyusu meskipun mereka cenderung mengantuk. Untuk itu,
IMD sangat diperlukan untuk mengejar keterlambatan keluarnya ASI pada ibu
yang melahirkan dengan C-section.
6. Ibu yang menjalani kelahiran dengan C-section biasanya akan berada di rumah
sakit/klinik lebih lama dari ibu yang melahirkan normal. Kesempatan ini dapat
untuk memulihkan kondisi sekaligus mendapatkan bantuan mengenai menyusui
dari tenaga medis atau dari konselor laktasi yang ada di RS. Sehingga saat
kembali ke rumah, proses menyusui sudah lebih berjalan mantap.
ASI yang Lambat Keluar
Ibu yang menjalani C-section sering mengeluhkan ASI yang lambat keluar. Pada
dasarnya, proses keluarnya ASI pada ibu yang menjalani kelahiran normal dengan
kelahiran dengan C-section sama saja. Ketika bayi dan palsentanya keluar, tubuh
akan member sinyal pada hormon untuk segera mengeluarkan ASI yang sudah
diproduksi sejak trimester kedua kehamilan. Sehingga,tubuh ibu yang melahirkan
dengan cara normal maupun dengan cara C-section sama-sama mendapatkan sinyal
yang sama untuk mengeluarkan ASI. Kelambatan keluarnya ASI sebetulnya bsia terjadi
pada ibu yang melahirkan dengan cara normal atau C-section. Hal ini bisa terjadi jika
ibu menjalani proses melahirkan yang sulit, terlepas dari apapun metodenya. Tingkat
stress dan rasa sakit yang tinggi membuat ASI sering lambat keluar pada beberapa ibu.
Jika ASI lambat keluar, tidak perlu cemas. Lakukan hal-hal berikut:
1. Menyusui sesering mungkin. Rawat gabung bisa membantu proses ini.
Namun jika bayi tidak bisa bersama ibu setiap saat, tetap memerah sesering
mungkin untuk memastikan payudara tetap distimulasi.
2. Hindari pemberian susu formula sebagai suplementasi kecuali jika ada indikasi
medis. Suplementasi yang tidak perlu justru akan menghambat bayi menyusu
langsung pada ibunya.
3. Pastikan bahwa pelakatan selalu benar. Jika bayi tidak melekat dengan benar
dalam proses menyusui, maka ASI yang didapatkan juga tidak akan optimal
Posisi Menyusui bagi Ibu yang Melahirkan dengan C-section
Untuk ibu yang melahirkan dengan C-section memang tidak semua posisi
menyusui dirasakan nyaman. Football hold dan posisi tidur miring seringkali menjadi
favorit para ibu untuk menyusui setelah C-section.
Posisi tidur miring (lying down)
Posisi ini adalah salah satu yang paling direkomendasikan karena ibu bisa tetap
beristirahat saat menyusui. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika menyusui
dengan posisi ini:
1. Pastikan ada banyak bantal atau alat bantu lain seperti selimut atau handuk
yang bisa membantu men-support tubuh bayi agar bisa menyusu dengan
nyaman
2. Miringkan tubuh Ibu perlahan dan letakkan handuk kecil di dekat bagian insisi
atau bekas luka C-section Ibu untuk melindunginya dari tendangan bayi
3. Pastikan tubuh bayi berbaring miring berhadapan dengan tubuh Ibu, dengan
[perut bayi diposisikan sedekat mungkin dengan perut Ibu. Letakkan bantal atau
handuk di belakang punggung bayi agar posisinya tidak bergeser
4. Letakkan bantal di belakang punggung ibu dan satu di lututnya untuk
mengurangi tekanan pada otot perutnya
5. Selalu minta perawat untuk membantu Ibu dan bayi mendapatkan posisi yang
nyaman
Posisi football hold
Tubuh bayi diletakkan di atas bantal, sementara tangan kanan atau kiri ibu
menyangga kepalanya. Ibu bisa duduk bersandar di tempat tidur atau di kursi yang
nyaman. Pastikan punggung, perut dan kaki ibu berada di kondisi yang nyaman.
Ibu yang melahirkan dengan C-section umumnya harus menggunakan infus.
Minta perawat untuk memasang selang infus pada bagian lengan yang membuat ibu
masih bisa menyusui dengan mudah. Selalu minta bantuan perawat atau keluarga
setiap kali ibu hendak mulai menyusui bayi, terutama untuk membantu memposisikan
bayi agar ibu bisa menyusui dengan nyaman.
Pemberian Obat pasca C-Section
Meski secara umum obat yang dikonsumsi pasca C-section, baik pereda rasa
sakit maupun antibiotik biasanya aman untuk ibu menyusui, namun jangan lupa selalu
memastikan pada dokter atau bidan Ibu bahwa obat yang Ibu konsumsi pasca Csection aman untuk ibu menyusui. Tidak perlu khawatir bila obat-obatan yang Ibu
konsumsi aman, karena banyak jenis obat yang bisa dikonsumsi oleh ibu menyusui.
Jangan sampai menahan rasa sakit dan tidak mengkonsumsi obat yang diberikan
hanya karena Ibu khawatir itu akan mempengaruhi ASI Ibu. Rasa sakit justru bisa
menghambat kelancaran proses menyusui.
kesehatan tidak bisa setiap saat memantau kondisi bayi yang sudah mulai
menunjukkan tanda lapar, sehingga orang tua disarankan memberi ASI tiap 2 jam.
2. Saat bayi baru lahir hingga usianya kurang lebih 2 minggu, perut bayi yang kecil
memang akan kosong dalam periode 2-3 jam, sehingga secara umum rata- rata
bayi yang sehat memang akan menyusu tiap 2-3 jam di hari-hari pertama
kehidupannya.
3. Untuk memastikan bahwa si bayi tidak akan kekurangan asupan karena bayi baru
lahir beresiko kuning.
Tidak ada yang salah dengan rutinitas menyusui bayi setiap dua jam sekali. TETAPI,
yang lebih penting untuk dilakukan orang tua adalah mengetahui tanda-tanda kapan
bayinya lapar dan mengetahui bagaimana kecukupan ASI hariannya. Bayi mulai lapar
ketika dia mulai suka menggeleng-gelengkan kepalanya, mulai gelisah, dan mulai
membuka buka mulutnya seakan mencari puting. Jika bayi sudah menangis,
sebetulnya itu adalah senjata terakhirnya memberi tahu bawah dia sudah sangat
lapar. Kecukupan ASI harian sudah bisa dilihat sejak hari pertama kelahiran.
Indikatornya adalah sebagai berikut: 1 kali BAK di hari pertama, 2 kali BAK di hari
kedua, 3 kali BAK di hari ke-3, dan 4 kali BAK di hari ke-4, dan 6 kali BAK sejak hari ke-5
hingga masa ASIX berakhir.
Tanda-tanda bayi mulai lapar
Berikut adalah tahapan tanda-tanda bayi mulai lapar:
1. Mulai terbangun
2. Mengeluarkan suara-suara pelan
3. Mouthing (mengeluarkan lidahnya dan menjilat-jilat bibirnya)
4. Rooting (menggeleng-gelengkan kepalanya seperti mencari payudara dan
mulai membuka mulutnya)
5. Mulai memasukkan tangannya ke mulut
6. Menangis pelan dan kemudian semakin meningkat intensitasnya. perhatikan
bahwa menangis adalah tanda paling akhir dari bayi yang lapar. Jadi pastikan
untuk mengenali tanda-tanda bayi yang lapar sejak awal
Cara membangunkan bayi untuk menyusu
Di hari-hari awal biasanya bayi tidak akan tidur lebih dari 6 jam sekali tidur. Jika bayi
tidur dalam waktu lama ada beberapa cara untuk membangunkan bayi agar mau
menyusu:
1. Perah sedikit ASI, oleskan pada bibirnya
2. Ganggu bibirnya dengan puting
3. Buka selimutnya
4. Buka pakaiannya dan biarkan bayi hanya menggunakan popok, coba susui
sambil skin-to-skin
Posisi menyusui yang benar
Apapun posisi menyusui yang digunakan pastikan empat poin ini diperhatikan:
1. Kepala dan badan bayi dalam satu garis lurus
2. Badan bayi didekap dekat dengan badan ibu hingga menempel. Kalau
menggunakan posisi tidur miring, berarti indikatornya di perut dimana perut bayi
menempel di perut ibu
3. Tangan ibu harus menopang seluruh badan bayi, bukan hanya kepala dan
bahu
4. Bawa bayi menghadap ke payudara, dengan hidung bayi berhadapan
dengan puting.
Kunci pelekatan menyusui (latch-on) yang baik (silakan cek juga dokumen
tentang posisi dan pelekatan dan album foto grup tentang posisi dan pelekatan)
Ada empat tanda-tanda pelekatan menyusui yang tepat:
1. Mulut terbuka lebar. Jangan buru-buru memasukkan payudara ke mulut bayi
jika mulutnya belum terbuka lebar.
2. Daerah gelap di sekitar puting (aerola) masuk banyak ke mulut bayi, terutama
yang terletak di bagian bibir bawah bayi. Dengan kata lain, Areola yang masih
nampak (setelah payudara masuk mulut), lebih banyak di bagian atas daripada
bagian bawah
3. Bibir bawah bayi harus melengkung keluar. Jangan sampai mulut bayi
berbentuk kuncup (mecucu).
4. Dagu bayi menyentuh payudara ibu
Tanda-tanda bayi menyusu dengan baik:
Ada beberapa tanda yang dapat diperhatikan sebagai petunjuk bahwa bayi
menyusu dengan baik:
1. Pelekatan menyusui benar
2. Ibu dapat mendengar dan melihat bayinya menelan ASI
3. Payudara terasa lebih empuk, tidak lagi keras setelah beberapa saat menyusu
4. Bayi terlihat menghisap dengan kuat dengan gerakan yang jelas pada rahang
5. Terkadang ibu dapat melihat adanya susu pada mulut bayi
6. Merasakan LDR (Let Down Reflex), untuk lengkapnya tentang LDR silakan lihat
dokumen tentang LDR
7. Bayi biasanya akan menyusu antara 20-45 menit, tergantung kebutuhan.
Pastikan bayi menyusu pada satu payudara hingga kosong, baru tawarkan
payudara yang satunya jika ia masih lapar.
Ciri-ciri bayi yang kenyang menyusu:
Bayi biasanya kenyang menyusu jika menunjukkan tanda-tanda berikut ini:
1. Melepaskan payudara dengan sendirinya
2. Mengantuk
3. Bayi kelihatan relaks, tangan dan bahu keliahatn relaks, dan tangan yang
biasanya mengepal saat lapar juga tidak lagi mengepal
4. Tertidur hingga dia merasa lapar kembali
Menyendawakan bayi
Sejak awal menyusui, usahakan untuk selalu menyendawakan bayi setelah selesai
menyusui, umumnya untuk mencegah gumoh yang sering terjadi apda bayi muda.
Berikut berbagai cara menyendawakan bayi:
Posisikan tubuh bayi secara vertikal (tegak), dengan dagu menyandarkan ke
bahu ibu. Wajah bayi menghadap ke belakang ibu. Sangga leher dan
punggung bayi dengan tangan sambil menepuk-nepuk punggung dengan
lembut punggung bagian tengah
Telungkupkan bayi di pangkuan Anda. Letakkan bagian perut bayi di pangkuan
dan sangga bagian badannya. Usap lembut bagian punggungnya dan tunggu
sampai ia bersendawa
Dudukkan bayi pada pangkuan, kepala bersandar miring ke depan sementara
dada ditahan oleh tangan bunda. Beri tepukan atau usapan lembut pada
punggung dan pastikan kepala bayi tidak terdongak ke belakang
Mengapa bayi muda mudah sekali gumoh
Gumoh sangat umum terjadi pada bayi muda, meski sudah disendawakan sekalipun.
Biasanya ini sering terjadi sampai sekitar usia 4-6 bulan, setelah itu akan berkurang
ketika bayi mulai sering tengkurap atau bahkan duduk.
Sebab gumoh ini antara lain: Pertama, volume lambung bayi masih kecil sementara
susu yang ditelan bayi kadang melebihi kapasitas lambungnya. Hanya dengan bayi
bergerak sedikit, kadang susu tadi dgn mudahnya keluar lagi. Kedua, karena organ
pencernaannya belum sempurna, termasuk klep penutup lambungnya. Ini yang
menyebabkan susu yang sudah diminum mudah utk keluar. Sejalan dengan
bertambahnya usia, gumohnya akan semakin jarang krn organ pencernaannya makin
sempurna. Ketiga, posisi dan pelekatan menyusui yang kurang tepat sehingga ada
kemungkinan udara ikut masuk dan tertelan selama menyusu. Sendawa tidak selalu
menjadi jaminan bayi tidak akan gumoh. Kadang bayi tidak disendawakan juga tidak
gumoh. Tapi tetap lebih baik disendawakan jika dimungkinkan. Kalau bayi ibu
termasuk yang sering gumoh, sendawakan di tengah2 menyusui. Susui bayi 5-10 menit,
sendawakan sebentar, lalu lanjutkan lagi menyusuinya. Keempat, gumoh bisa terjadi
karena kekenyangan atau produksi ASI ibu sedang banyak, terutama banyaknya
produksi foremilk atau asi awal. Cek dokumen grup ttg foremilk dan hindmilk untuk
lebih lengkapnya.
Frekuensi minimum Buang Air Kecil (BAK) sebagai tanda kecukupan ASI
1. Hari pertama setelah kelahiran: 1 kali BAK
2. Hari kedua: dua kali BAK
3. Hari ketiga: 3 kali BAK
4. Hari keempat: 4 kali BAK
5. Hari kelima dan seterusnya hingga masa ASI eksklusif berakhir: 6 kali BAK
Bayi akan membuka mulutnya lebar untuk mencakup puting dan lingkaran
gelap di sekitar puting (areola), puting ibu sebaiknya berada pada langit-langit
mulut bayi
2. Daerah gelap di sekitar puting (aerola) masuk banyak ke mulut bayi, terutama
yang terletak di bagian bibir bawah bayi. Dengan kata lain, Areola yang masih
nampak (setelah payudara masuk mulut), lebih banyak di bagian atas daripada
bagian bawah. Jadi ketika memasukkan payudara ke dalam mulut, lakukan
dari bagian bawah mulut bayi agar areola bagian bawah banyak yang masuk.
3. Bibir bawah bayi harus melengkung keluar. Jangan sampai mulut bayi
berbentuk kuncup (mecucu).
4. Dagu bayi menyentuh payudara ibu
Apakah benar menyusui dengan posisi tidur miring (side-lying tidak diperbolehkan?
Jika tidak diperbolehkan mengapa, jika diperbolehkan bagaimana caranya?
Menyusui sambil tidur miring (side-lying) DIPERBOLEHKAN. Bayi baru lahir ke dunia
saja sudah diajari menyusu dengan posisi tidur tengkurap ala posisi IMD. Di berbagai
literatur, posisi menyusui side lying atau tidur miring bahkan dianjurkan utk mereka yang
baru saja menjalani operasi cesar. Sebagaimana SEMUA posisi menyusui, tetap ada
syaratnya: pelekatan menyusui harus tepat. Apapun posisi menyusuinya, yg penting
pelekatan harus tepat. Itu yang SELALU kami tekankan ke semua member. Untuk posisi
menyusui tidur miring, posisi pelekatan yg tepat berarti perut ibu harus menempel pada
perut bayi, badan bayi seluruhnya menghadap ke badan Ibu (saling berhadapan),
dan jangan lupa posisi tubuh ibu dan bayinya sama tinggi, kalau tidak ya tidak bisa
melekat dengan baik. Dengan pelekatan yg benar, itu akan mencegah hidung bayi
tertutup payudara ibu, meminimalisir bayi tersedak, dan mencegah ASI mengalir ke
mana2 termasuk ke telinga, dan sebagainya. Kuncinya, APAPUN POSISI MENYUSUINYA,
PELEKATANNYA HARUS SELALU PAS. Kalau aliran tidak pas, posisi apapun bisa membuat
aliran ASI-nya ke mana2, membuat bayi tersedak. Coba Anda bayangkan ketika
menyusui dengan posisi duduk yang cradle hold atau mendekap. Sebetulnya posisi
bayi sama saja kok dengan yg menyusui dengan tidur miring, seluruh badan bayi harus
menghadap ke ibu, berarti bayi sepenuhnya miring kan? Sama dengan posisi menyusui
sambil tiduran. Tidak ada bedanya. Bedanya hanya kalau cradle, tubuh bayi disangga
tangan dan lengan ibu. Kalau di posisi tidur miring coba cari ganjal bantal atau selimut
misalnya biar posisi sama tinggi. Tangan ibu juga tetap bisa menyangga tubuh bayi jika
ingin. Jadi kalau argumennya menyusui dengan tidur miring ASI bisa masuk telinga
atau bisa membuat tersedak ya dengan posisi cradle yang biasa digunakan dalam
posisi dudukpun bisa demikian.
Menyusui dengan posisi tidur miring (side lying) direkomendasikan di berbagai
literatur tentang menyusui di seluruh dunia. Bagi mereka yang tidak mendapatkan
pelatihan khusus tentang menyusui dan berbagai detailnya memang banyak yg tidak
memahami ini. Silakan Anda cek berbagai literatur tentang menyusui yang dibuat oleh
berbagai lembaga internasional, baik lembaga formal negara (yang kami contohkan
di sini adalah: American Acedemy of Pediatrics atau Asosiasi Dokter Anak Amerika
Serikat
yang
menyarankan
posisi
ini
setelah
kelahiran
cesarian:
http://www.healthychildren.org/English/ages
stages/baby/breastfeeding/pages/Breastfeeding After-Cesarean-Delivery.aspx. Atau
sumber dari support grup menyusui yang sudah mendunia yaitu La Leche League
(LLL): http://www.llli.org/faq/positioning.html. Atau coba cek sumber dari asosiasi
menyusui
di
berbagai
negara,
salah
satunya
Australia: https://www.breastfeeding.asn.au/bf-info/early-days/breastfeeding-whilelying-down. Atau silakan baca website medis yang sangat banyak dijadikan referensi
di
AS: http://www.askdrsears.com/topics/feeding-eating/breastfeeding/rightstarttechniques/best-breastfeeding-positions. Terakhir, dan juga referensi utama para
konselor menyusui yaitu modul pemberian asupan bayi yang jadi standar modul
pelatihan konselor menyusui standar 40 jam sertifikasi WHO/UNICEF :
http://whqlibdoc.who.int/publications/2009/9789241597494_eng.pdf
(silakan cek
Session 2: The Physiological Basis of Breastfeeding, halaman 15, Figure 9), di sana ada
gambarnya juga dan ada catatan ttg bagaimana memposisikan ibu dan bayi agar
tercipta pelekatan yang benar. Jika ibu masih baru dalam keadaan habis melahirkan,
masih lemas, masih kelelahan, menyusui dalam posisi apapun harus dengan
pendampingan ya atau pastikan posisi bayi dalam keadaan yang aman. Posisi
menyusui apapun itu harus aman dan nyaman baik untuk ibu dan untuk bayinya Jadi
sekali lagi, jangan salahkan posisinya ya, selama dilakukan dengan pelekatan yang
benar.
Lalu benarkah menyusui dengan tidur miring bisa menyebabkan infeksi telinga?
TIDAK. Asumsi ini sering muncul karena banyak orang menyamakan minum susu
dengan dot dengan menyusu dari payudara. Menyusu dari botol rentan membuat
susu masuk ke dalam tuba Eustachia dan telinga bagian tengah dan bisa
menyebabkan infeksi karena dua hal. Pertama, ASI dan formula tidak sama. ASI justru
berperan menghambat perkembangan bakteri sementara formula justru sebaliknya.
Kedua, menyusu dari payduara dan menyusu dari botol dot sangat berbeda
mekanismenya. ketika menyusu dari botol maka akan banyak fase dimana terjadi
pengumpulan susu di dalam mulut, sementara ketika menyusu dari payudara tidaklah
demikian karena ada pola yang berkesinambungan anta hisap-telan-hisap-telanhisap-telan...lalu pause..lalu lanjut kembali. ASI tidak akan keluar jika bayi tidak
menghisap, dan setelah menghisap akan langsung ditelan, begitu selanjutnya.
Bayi baru lahir (BBL) yang mengalami sakit kuning atau jaundice biasanya
disebabkan oleh salah satu dari 4 hal dibawah ini:
1. Physiologic Jaundice, atau sakit kuning yang umumnya memang dialami oleh
banyak sekali BBL (lebih dari 50%), termasuk BBL prematur dan BBL yang ibunya
menderita diabetes. Kondisi ini dimulai pada usia bayi 2-3 hari, dan biasanya
berlangsung selama 1-2 minggu. Sesungguhnya penyebabnya adalah simpel,
yaitu BBL mempunyai lebih banyak sel-sel darah merah yang terkandung dalam
1 ml darah dibandingkan dengan orang dewasa. Ketika sel-sel darah merah
yang terdapat dalam tubuh BBL tersebut mati (suatu proses yang normal dialami
oleh manusia), maka hemaglobin yang terkandung didalamnya mulai pecah.
Bilirubin, yang larut dalam lemak (fat soluble), merupakan salah satu komponen
pecahan hemaglobin tersebut, dan harus dibikin larut dalam air (water soluble)
untuk dapat dibuang dari tubuh bayi melalui BAB-nya. Hati atau lever bayi
bertugas untuk menjadikan Bilirubin larut dalam air. Normalnya, hati atau lever
bayi seringkali belum matang atau dapat berfungsi secara sempurna ketika dia
baru lahir, sehingga Bilirubin tersebut tidak dapat terbuang semua dari tubuh
bayi. Kuning seperti ini adalah normal, dan sering sekali dijumpai pada BBL.
Sebenarnya penangannya hanya 1, yaitu HARUS SERING MINUM ASI, minimal 812 kali dalam 24 jam untuk membantu pembuangan Bilirubin melalui BAB bayi.
Kolostrum, yaitu ASI yang pertama kali keluar setelah persalinan dan memang
jumlahnya sangat sedikit sehingga harus sering-sering diberikan, mengandung
zat laksatif, sehingga bayi cenderung lebih sering BAB dan Bilirubin yang
terdapat dalam BAB-nya dapat dikeluarkan.
2. Pathologic Jaundice, seperti Blood Group Incompatibility yaitu sakit kuning yang
disebabkan oleh ketidakcocokan rhesus (Rh) atau golongan darah antara ibu
dan bayi. Dalam kondisi seperti ini, jumlah sel-sel darah merah yang mati
melebihi jumlah rata-rata, sehingga mengakibatkan terbentuknya lebih banyak
lagi Bilirubin atau dalam hal ketidakcocokan golongan darah, kandangkala
golongan darah ibu yang berbeda dapat membentuk antibodi yang justru
bersifat menghancurkan sel-sel darah merah BBL. Sekarang ini, jarang sekali
ditemukan kasus Rh incompatability (yang biasanya juga disertai oleh
permasalahan seputar metabolisme bayi, gagal jantung dan anemia), yang
mungkin lebih sering adalah kasus ketidakcocokan golongan darah antara ibu
dan bayi. Beberapa penyebab Pathologic Jaundice lainnya adalah:
(a) gangguan metabolik seperti galaktosemia,
(b) gangguan medis seperti kekurangan glukosa-6-fosfat,
(c) kelenjar tiroid yang kurang aktif,
(d) infeksi saluran kencing, dan
(e) gangguan fungsi lever.
3. BBL sering menyusu tetapi TIDAK MINUM ASI alias HANYA NGEMPENG saja pada
puting/payudara ibu. Hal ini disebabkan karena posisi badan bayi dan
pelekatan mulut bayi pada payudara ibu belum tepat, sehingga bayi
mengalami kesulitan untuk mengeluarkan ASI/KOLOSTRUM dari payudara ibu.
Jadi, dalam hal ini, justru TIDAK PERLU untuk berhenti menyusui dan minum ASI untuk
mengetahui apakah kuningnya disebabkan oleh ASI, karena setelah kita baca,
kuningnya justru akan menjadi semakin parah apabila KURANG MINUM ASI.
Yang terakhir sering disebut-sebut adalah: Breastmilk Jaundice. Kondisi ini
biasanya timbul setelah bayi berusia sekitar 1 minggu dan memuncak pada hari ke-10
sampai ke-21, namun dapat berlangsung selama 2-3 bulan. Selama kurun waktu
tersebut, walaupun bayi banyak minum ASI, pertambahan BB-nya bagus, BAB sering,
BAK berwarna bening, bayi sehat, aktif, lincah dan responsif, namun Bilirubin-nya tetap
tinggi dan bayi tetap kelihatan kuning. Belum diketahui secara pasti apa yang
menyebaban kondisi ini, namun kalangan medis mencurigai bahwa Beta
Glucuronidase, suatu zat yang terdapat dalam ASI mengurangi kemampuan lever bayi
untuk mengatasi kadar Bilirubin dalam tubuhnya. Breastmilk Jaundice adalah normal.
Tidak perlu untuk berhenti menyusui dalam rangka melakukan diagnosa atas kondisi
ini. Apabila bayi dalam kondisi sehat seperti disebutkan diatas, maka tidak ada alasan
untuk berhenti menyusui dan memberikan ASI.
Konsultasikan dengan DSA bayi mengenai kondisi kuning-nya, masuk ke golongan
manakah? Pastikan bahwa CARA MENYUSUI SUDAH TEPAT dan BAYI MINUM ASI sesering
mungkin.
Bayi mengalami percepatan pertumbuhan pada usia 7-10 hari, 2-3 minggu, 4-6
minggu, 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan atau lebih, atau bisa juga di waktu-waktu yang
lainnya. Percepatan pertumbuhan pun terjadi pada tahapan usia anak sampai
remaja. Ingatkah kita pernah mengalami saat-saat dimana kita ingin makan terus
pada usia menjelang remaja? Itu pun merupakan bagian dari fase percepatan
pertumbuhan.
Saat mengalami percepatan pertumbuhan, bayi menyusu lebih sering dan lebih
lama dari biasanya, misalnya bayi minta menyusu setiap 1 jam dan tidak mau
dilepaskan dari payudara ibu. Tidak jarang juga bayi akan menjadi sangat rewel meski
telah disusui. Pola tidur bayi yang sedang mengalami percepatan pertumbuhan GS
dapat berubah, bisa jadi semalaman dia tidak mau tidur karena ingin menyusu,
sedangkan pada siang hari, dia menjadi tidur sangat lama. Ini semua terjadi karena
bayi sedang memaksimalkan proses tumbuh kembangnya.
Berikut tips yang bisa ibu lakukan ketika bayi sedang mengalami fase
percepatan pertumbuhan:
1. Percayalah bahwa ASI anda cukup dan pasti cukup untuk memenuhi kebutuhan
bayi , meskipun bayi saat ini sedang mengalami fase percepatan pertumbuhan.
Singkirkan pikiran negative: ASI anda tidak cukup, berkurang, hanya sedikit,
sehingga bayi menjadi rewel atau menangis terus walaupun telah disusui.
2. Ingatlah prinsip produksi ASI: Semakin sering disusukan/dikeluarkan, semakin
banyak produksinya. Pada fase percepatan pertumbuhan, bayi sedang
membantu ibu untuk mempersiapakn sejumlah ASI yang diperlukan untuk usianya,
karena itu bayi memancing payudara ibu untuk terus berproduksi. Ayo, berfikirlah
secara positif!
3. Susuilah bayi kapanpun dan semau bayi. Biarkan bayi anda menyusu sebanyak
dan selama yang diinginkannya. Dengan terus menerus menyusui bayi maka
payudara anda akan terstimulasi untuk menghaslkan (memproduksi) ASI yang lebih
banyak lagi.
4. Tetaplah menjaga asupan makanan dengan gizi seimbang, dan perbanyak
asupan cairan untuk membantu menjaga produksi ASI dan stamina ibu menyusui.
Selain kolik yang mungkin dapat dialami setiap bayi, ada tiga situasi yang
diketahui pada bayi ASI yang dapat mengakibatkan kerewelan atau kolik. Sekali lagi,
diasumsikan bahwa bayi memiliki pertambahan berat badan yang baik dan sehat.
Menyusu pada kedua payudara di setiap menyusui atau menyusu hanya satu
payudara pada setiap menyusui
ASI berubah-ubah saat menyusui. Salah satu yang paling umum adalah
perubahan jumlah lemak yang terus meningkat saat bayi mengosongkan atau
menghisap ASI pada payudara. Jika ibu memindahkan bayi secara otomatis dari satu
payudara ke payudara yang lainnya saat menyusui, sebelum si bayi selesai menyusu
pada payudara sebelumnya, bayi mungkin saja mendapatkan jumlah lemak yang
relatif kurang saat menyusu. Hal ini mengakibatkan bayi kurang mendapatkan kalori,
sehingga jadi lebih sering menyusu. Jika bayi minum terlalu banyak ASI (untuk
menggantikan kalori yang kurang), ia bisa muntah. Karena jumlah lemak yang relatif
sedikit akan diserap lambung begitu cepat, perut cepat kosong, dan jumlah gula susu
(laktosa) yang cukup banyak akan tiba di usus sekaligus. Enzim yang berfungsi untuk
mencerna gula (laktase) tersebut kemungkinan tidak dapat menangani sekian banyak
gula susu sehingga bayi mengalami gejala intoleransi laktosa (bayi menangis, buang
angin, kembung, BAB hijau dan berair). Hal ini dapat terjadi bahkan saat menyusu.
Bayi-bayi ini tidak sedang mengalami intoleransi laktosa. Mereka memiliki masalah
dengan laktosa karena kurangnya informasi yang ibu dapat mengenai menyusui. Ini
bukan alasan untuk beralih ke susu formula bebas laktosa.
Juga sangat penting untuk Anda sadari bahwa bayi tidak selalu sedang
menyusu saat ia melakukan gerakan menghisap pada payudara. Ia mungkin saja
sedang mengempeng tapi tidak sedang minum dan oleh karena itu ia tidak
mendapatkan cukup lemak walau dia sedang menghisap payudara.
1. Jangan menentukan jadwal pemberian ASI. Ibu di seluruh dunia sukses menyusui
tanpa perlu menentukan waktu. Masalah menyusui sering terjadi di masyarakat
dimana semua orang menggunakan jam dan masalah paling sedikit pada
masyarakat dimana tidak ada yang menggunakan jam.
2. Ibu harus menyusui bayi pada satu payudara, selama mereka benar-benar
mendapatkan ASI dari payudara (lihat video pada nbcionling.org) hingga bayi
melepas dengan sendirinya, atau ia tertidur pada payudara karena merasa
kenyang atau sedang mengempeng walaupun dengan menekan payudara.
Lakukan penekanan pada payudara (lihat lembar informasi Penekanan
Payudara/Breast Compression) untuk membuat bayi tetap menyusu dan tidak
hanya sekedar menghisap. Ikuti Protokol untuk Mengatur Asupan ASI (protokal
dapat ditemukan pada situs berikut videonya di situs nbconling.org untuk
membantu penggunaan Protokol). Harap diingat bahwa bayi bisa saja
menghisap payudara selama dua jam tapi sebenarnya hanya menyusu
beberapa menit saja. Jika begitu maka ASI yang diterima bayi masih berkadar
lemak relatif rendah. Ini adalah saat yang tepat untuk menekan payudara. Jika,
setelah selesai pada payudara pertama, dan bayi masih lapar, tawarkan
payudara berikutnya. Jangan mencegah atau melarang bayi untuk menyusu
pada payudara berikutnya jika ia masih lapar.
3. Ini bukanlah saran untuk menyusu hanya pada satu payudara saja setiap
menyusui. Anda boleh melakukannya, dan itu baik, tapi tidak semua ibu bisa
melakukannya. Anda mungkin merasa hal ini dapat dilakukan pada pagi hari
saat ASI Anda lebih banyak (seperti yang dialami kebanyakan ibu) tapi tidak
pada malam hari saat ASI Anda lebih sedikit (seperti yang dialami kebanyakan
ibu). Jika Anda berkeras untuk menyusui pada satu payudara saja, Anda
mungkin akan mendapatkan bayi Anda kolik pada malam hari karena
sebenarnya ia lapar.
4. Saat menyusui selanjutnya, lakukan pada payudara yang lain dengan proses
yang sama.
5. Tubuh Anda akan beradaptasi dengan cepat pada metode baru ini dan
payudara Anda tidak akan bengkak atau besar sebelah setelah beberapa
saat. Namun perlu diingat bahwa: menyusui pada satu payudara saja setiap kali
menyusui, jika Anda dapat melakukannya, dapat mengurangi pasokan ASI, jadi
apa yang berhasil dilakukan saat ini (menyusui pada satu payudara setiap kali
menyusui) mungkin tidak berhasil dilakukan saat pasokan ASI menurun. Oleh
karena itu jangan menyusui bayi pada satu payudara, tapi selesaikan satu sisi
dan jika bayi masih lapar, tawarkan sisi yang lain. Lihat bagian F.
6. Bukanlah ide yang baik untuk menyusui bayi hanya pada satu sisi, untuk
mengikuti aturan. Ya, pastikan bayi "selesai" sisi pertama sebelum menawarkan
payudara berikutnya dapat membantu menangani kenaikan berat badan
yang kurang atau kolik pada bayi, tetapi aturan dan menyusui tidak berjalan
dengan baik. Jika bayi tidak minum, atau benar-benar mendapat ASI, tidak ada
gunanya untuk membiarkan bayi menghisap payudara tanpa mendapatkan
ASI untuk waktu yang lama. Anda harus "menyelesaikan" satu sisi dan jika bayi
ingin lebih, tawarkan payudara yang satu lagi.
Bagaimana Anda tahu ketika bayi telah "selesai" menyusu pada sisi pertama? Bayi
tidak minum lagi, bahkan dengan penekanan (lihat klip video dan lembar informasi
Penekanan Payudara). Ini bukan berarti Anda harus melepaskan bayi dari payudara
segera setelah bayi tidak minum sama sekali selama satu atau dua menit (Anda
mungkin mendapatkan refleks pengaliran ASI, jadi berikanlah sedikit waktu), tetapi jika
jelas bayi tidak minum, lepaskan bayi dari payudara dan jika bayi masih ingin,
tawarkan sisi payudara yang lain. Bagaimana Anda tahu bayi minum atau tidak? Lihat
klip video pada situs di atas.
Jika bayi melepaskan payudara sendiri, apakah itu berarti bahwa bayi telah
"selesai" menyusu sisi tersebut? Belum tentu. Bayi sering melepaskan payudara ketika
aliran susu melambat, atau kadang-kadang ketika ibu mendapat refleks pengaliran ASI
dan bayi terkejut oleh aliran cepat yang tiba-tiba sehingga ia melepas payudara.
Coba lagi di sisi itu jika dia masih ingin, tetapi jika bayi jelas tidak minum bahkan
dengan menekan payudara, ganti sisi payudara berikutnya.
1. Dalam beberapa kasus, mungkin akan membantu untuk menyusui bayi dua kali
atau lebih pada satu sisi payudara sebelum beralih ke sisi lain, selama bayi telah
melepas payudara tersebut. Menaruh bayi kembali pada payudara yang telah
"kosong" dapat menyebabkan bayi rewel atau menarik payudara atau tertidur
tetapi tidak kenyang.
2. Masalah ini diperburuk jika bayi tidak melekat dengan baik pada payudara.
Pelekatan yang baik adalah kunci untuk mudah menyusui.
Reflek Pengaliran yang Berlebihan
Bayi yang mendapat ASI terlalu banyak dengan terlalu cepat, akan menjadi sangat
mudah rewel dan mudah marah pada payudara dan dapat dianggap "kolik".
Biasanya, kenaikan berat badan bayi sangat baik. Biasanya, juga, bayi mulai menyusu,
setelah beberapa detik atau menit, mulai batuk, tersedak atau meronta. Dia mungkin
akan melepas payudara, dan sering kali ASI akan menyemprot. Setelah ini, bayi sering
kembali ke payudara, tetapi mungkin rewel dan hal yang sama terulang kembali. Dia
mungkin tidak senang dengan aliran cepat dan tidak sabar ketika aliran melambat. Ini
bisa menjadi saat yang sangat melelahkan untuk semua orang. Pada kesempatan
yang langka, bayi bahkan mungkin mulai menolak payudara setelah beberapa
minggu, biasanya sekitar usia tiga bulan. Apa yang dapat Anda lakukan?
1. Lakukan pelekatan sebaik mungkin. Masalah ini bisa menjadi lebih buruk jika
bayi tidak melekat dengan baik pada payudara. Pelekatan yang baik adalah
kunci untuk mudah menyusui. Terlepas dari apa itu pelekatan yang baik yang
diberitahukan pada Anda, cobalah untuk memperbaikinya terus. Coba
bayangkan: jika dagu Anda menempel ke dada saat Anda mencoba untuk
minum Anda akan dengan mudah kewalahan oleh aliran yang cepat. Jika
Anda ingin minum dengan cepat Anda akan mengangkat kepala Anda ke
belakang, dagu ke atas, dan Anda akan mampu menangani aliran yang
cepat. Ini adalah posisi kepala bayi yang seharusnya di saat menyusu
dagunya menempel pada payudara Anda, kepalanya dalam posisi sedikit
mendongak, hidungnya menjauh dari payudara Anda, dan dagunya menjauh
dari dadanya sendiri. Posisi ini akan membantu dia untuk menangani aliran
cepat dari reflek pengaliran. Lihat lembar informasi Ketika Melekat dan klip
video.
2. Jika Anda belum melakukannya, cobalah untuk menyusui bayi satu payudara
setiap kali menyusui. Dalam beberapa situasi, menyusui dua atau tiga kali pada
satu payudara sebelum berpindah ke payudara yang lain mungkin bisa
membantu. Jika Anda mengalami pembengkakan pada payudara yang tidak
disusui, perahlah ASI secukupnya hingga ibu merasa nyaman. Ingat, jika bayi
ingin menyusu pada payudara yang kedua, ibu harus menawarkannya.
3. Susui bayi sebelum dia kelaparan. Jangan tunda menyusui dengan memberikan
air (bayi ASI tidak perlu air bahkan dalam cuaca sangat panas) atau empeng.
Bayi yang lapar akan "menyerang" payudara dan dapat menyebabkan reflek
ASI mengalir yang sangat aktif. Susui bayi segera setelah dia menunjukkan
tanda-tanda lapar. Lebih baik lagi jika Anda menempatkan bayi pada
payudara Anda dalam keadaan masih setengah tidur.
4. Jika memungkinkan, susui bayi pada suasana yang tenang dan rileks. Musik
yang keras, lampu yang terang tidak kondusif untuk menyusui dengan baik. Bayi
yang lebih besar cenderung menjadi sangat terganggu ketika aliran ASI
melambat. Gunakan tekanan lembut pada awalnya, dan kemudian lebih kuat
sesuai yang diperlukan untuk menjaga kecepatan aliran ASI menjadi konsisten,
hal ini seringkali dapat membuat bayi bertahan pada payudara lebih lama,
karena dia menyusu lebih baik.
5. Berbaring saat menyusui terkadang bekerja sangat baik. Jika sulit menyusui
dengan berbaring menyamping, cobalah berbaring datar, atau setengah
datar, pada punggung Anda dengan bayi berbaring di atas Anda untuk
menyusu, atau cobalah bersandar di kursi. Gravitasi dapat membantu
mengurangi laju aliran asi. Ingatlah bahwa bayi mungkin frustasi pada aliran
yang tidak konsisten, sehingga mungkin membantu jika berbaring di awal ketika
aliran cepat, dan duduk kembali ketika aliran ASI melambat. Bayi menyukai
posisi berbaring, mereka cenderung tidak rewel dengan aliran lambat, tapi
cenderung untuk tidur.
6. Bayi mungkin tidak menyukai aliran ASI yang terlalu cepat, tetapi juga menjadi
rewel saat aliran ASI terlalu lambat. Jika Anda berpikir bayi rewel karena aliran
yang terlalu lambat, melakukan penekanan pada payudara saat menyusui
akan dapat membantu untuk menjaga aliran, lihat bagian 'e'. (Lihat lembar
informasi Penekanan Payudara/Breast Compression).
3. Sebagai usaha terakhir, daripada beralih ke susu formula, berikan bayi ASI perah
Anda dengan cangkir atau botol jika bayi tidak mau minum dengan cangkir.
Menambahkan laktase ke dalam ASIP mungkin dapat membantu juga.
Protein Asing dalam ASI
Terkadang, protein yang terkandung dalam makanan ibu mungkin muncul
dalam ASI dan dapat mempengaruhi bayi. Yang paling umum di antaranya adalah
protein susu sapi. Protein lain juga bisa ikut terkandung dalam ASI. Kenyataan bahwa
protein dan zat lain muncul dalam ASI tidak selalu merupakan hal yang buruk. Justru
kebalikannya, karena membantu menurunkan pengaruh protein tersebut terhadap
bayi Anda. Tanyakan tentang ini jika Anda memiliki pertanyaan.
Oleh karena itu, dalam mengatasi kolik pada bayi ASI, salah satu langkah yang
harus dilakukan oleh ibu adalah berhenti mengkonsumsi produk susu atau makanan
lainnya, tetapi hanya satu jenis makanan pada satu waktu. Produk susu termasuk susu,
keju, yoghurt, es krim dan apa saja yang mungkin mengandung susu, seperti bumbu
salad dengan protein whey atau kasein. Periksa label pada makanan siap saji untuk
melihat apakah mengandung susu atau padatan susu. Ketika protein susu telah diubah
(didenaturasi), seperti dalam memasak misalnya, harusnya tidak ada masalah. Carilah
informasi lebih lanjut jika Anda memiliki pertanyaan.
Jika menghilangkan makanan tertentu dari yang dikonsumsi ibu tidak
berpengaruh, ibu dapat mengkonsumsi enzim pankreas (misalnya, Cotazyme,
Pancrease 4), dimulai dengan 1 kapsul setiap kali makan, untuk memecah protein di
dalam usus sehingga tidak bisa diserap ke dalam tubuhnya sebagai protein yang utuh
dan muncul di dalam ASI. Tentu saja, kemungkinan Anda tidak mampu menghasilkan
cukup enzim bagi diri Anda sendiri oleh pankreas sangatlah rendah (kecuali jika Anda
memiliki cystic fibrosis, misalnya), tetapi telah terbukti bahwa protein utuh dapat
diserap ke dalam tubuh ibu menyusui dan ke dalam ASInya dan dengan
menambahkan enzim dapat menurunkan jumlah protein utuh memasuki tubuh Anda
dan masuk ke ASI.
Harap perhatikan: Intoleransi terhadap protein susu tidak ada hubungannya dengan
intoleransi laktosa, ini adalah hal yang sama sekali berbeda. Juga, seorang ibu yang
intoleran laktosa sebaiknya tetap menyusui bayinya.
Metode yang disarankan:
Hilangkan semua produk susu untuk 7-10 hari.
Jika tidak ada perubahan pada bayi, ibu bisa memperkenalkan kembali
produk-produk susu.
Jika ada perubahan yang lebih baik, secara perlahan-lahan Anda dapat
memperkenalkan produk susu ke dalam makanan atau minuman Anda. (Tidak
perlu minum susu untuk menghasilkan susu, misalnya, jadi jika Anda tidak minum
susu secara rutin, jangan minum susu saat Anda sedang menyusui). Beberapa
bayi sama sekali tidak bisa mentolerir produk susu dalam makanan ibu.
Kebanyakan mentolerir beberapa. Anda akan mempelajari berapa jumlah
produk susu yang dapat Anda konsumsi tanpa menyebabkan reaksi apapun
pada bayi.
Jika Anda khawatir tentang asupan kalsium Anda, kalsium dapat diperoleh
tanpa mengkonsumsi produk susu. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi.
Tapi, 7-10 hari tanpa mengkonsumsi produk susu tidak akan menyebabkan Anda
mengalami masalah gizi. Bahkan, bukti menunjukkan bahwa menyusui dapat
melindungi wanita terhadap osteoporosis meski pun dia tidak mengkonsumsi
kalsium tambahan, dan bayi akan mendapatkan semua yang ia butuhkan.
Hati-hati untuk menghilangkan terlalu banyak makanan dari menu Anda
sekaligus. Semua orang mengenal seseorang yang bayinya menjadi lebih
tenang setelah ibunya menghentikan konsumsi brokoli, daging sapi, pisang, roti,
dll. Anda mungkin akan mendapati diri Anda hanya makan nasi putih saja.
Menu kita terlalu rumit untuk dapat dengan yakin memastikan, jika memang
ada, yang mempengaruhi bayi.
Satu informasi lagi. Beberapa bayi lapar walaupun pertambahan berat badan
mereka sangat baik. Hal ini dapat terjadi karena beberapa penyebab. Beberapa telah
disebutkan sebelumnya dalam lembar informasi ini. Satu lagi sebab bayi lapar
walaupun berat badan naik dengan baik adalah karena Anda membatasi pemberian
ASI; misalnya, Anda menyusui bayi Anda 10 atau 20 menit tiap sisi. Jika Anda memiliki
banyak ASI, berat badan bayi mungkin akan tetap naik dengan baik dan masih
merasa lapar. Jadi jangan membatasi lamanya menyusui. Bersabarlah,
bagaimanapun juga biasanya masalah ini akan selesai.
Susu formula bukan jawabannya, tetapi, karena aliran yang lebih teratur,
beberapa bayi menjadi lebih baik. Tetapi, susu formula bukanlah ASI dan menyusui
lebih dari sekedar ASI. Kenyataannya, bayi juga akan menjadi lebih baik jika diberi ASI
dari botol karena aliran yang teratur. Bahkan jika tidak ada yang berhasil, waktu
biasanya akan membantu. Hari demi hari, malam demi malam mungkin tampaknya
terasa panjang, tapi minggu demi minggu pasti akan terlewati.
Di hari ketiga hingga ke-6, ukuran lambung bayi adalah sebesar bola bekel
Di usia satu minggu, ukuran lambung bayi adalah sebesar bola pingpong
Sejak umur satu minggu, ukuran lambung bayi akan berkembang secara bertahap dari
ukuran bola pingpong hingga seukuran bola tenis.
Ketiga, payudara yang terasa lembek bukan berarti tidak ada ASI. Tapi itu tandanya
produksi ASI sudha mengikuti kebutuhan bayi. Masih ingat bahwa produksi ASI
mengikuti demand/kebutuhan bayi? Di awal-awal fase menyusui, payudara kita akan
sering terasa penuh dan kencang karena produksi ASI sedang mencari keseimbangan
dengan demand/kebutuhan bayi. Ketika demand dan produksi sudah bertemu,
payudara justru akan jarang terasa penuh dan kencang.
ASI Berlebih (Hiperlaktasi)
Yang harus dipahami adalah, jangan buru2 melabel Anda mengalami
hiperlaktasi. Produksi ASI yg berlebih biasanya umum terjadi di dua bulan pertama usia
bayi. Itu wajar karena produksi ASI sedang mencari keseimbangan supply dan
demand. Biasanya, begitu keseimbangan supply dan demand tercapai, maka tidak
lagi akan terjadi produksi berlebih. Kalau untuk para ibu yang masih di fase ini, cara
mengatasinya adalah dengan: perah dulu sblm menyusui langsung dan menyusui
dengan posisi IMD atau posisi semi rebahan. Tapi, kalau setelah bayi berusia dua bulan
produksi msh berlebih, ada kemungkinan ibu mengalami apa yg disebut hiperlaktasi.
Hiperlaktasi sebabnya bisa beragam. Bisa karena ketidakseimbangan hormon, ada yg
karena banyaknya jumlah kelenjar produksi ASI.
Cara Penanganan Hiperlaktasi
Untuk mereka yg mengalami hiperlaktasi, memang harus mengakali proses
menyusuinya.
Pertama, variasi posisi, dengan posisi IMD atau semi rebahan yang intinya melawan
gravitasi.
Kedua, beri kompres dingin atau beri lembar kol dingin pada saat menyusui. Kompres
dingin punya efek yang berseberangan dengan kompres hangat. Kalau kompres
hangat bisa melancarkan aliran, kompres dingin bisa membantu memperlambat
aliran.
Ketiga, metode block feeding. Hanya menyusui dari satu payudara di beberapa sesi
menyusu tanpa pindah payudara. Yang sebelahnya bisa diperah kalau mulai
bengkak, tidak usah sampai habis. Yang penting cukup untuk mengurangi rasa penuh
dan mencegah bengkak. Terkait point ketiga tentang block feeding yang sudah
jelaskan di atas, coba dulu untuk durasi 2-4 jam. Artinya dalam 2-4 jam itu hanya
menyusui di payudara yang sama, meski untuk beberepa sesi menyusui. Tujuannya
sebetulnya untuk menghambat produksi yang terlalu kencang sekaligus memastikan si
kecil dapat hindmilk yang cukup. Jadi sampai kurang lebih 4 jam, setiap bayi minta
menyusu susui dari payudara yang sama. Sementara yang satunya kalau penuh hanya
boleh diperah sedikit saja, max. 1 menit cuma untuk mengurangi penuh dan bengkak.
Nanti setelah 4 jam, baru pindah susui yang satunya dan lakukan hal yang sama untuk
yang ini, susui dengan payudara yg sama sampai 4 jam. Kalau ternyata masih
kencang juga, perpanjang sampai setengah hari.
Keempat, kalau block feeding tidak berhasil juga, masih ada cara terakhir. Sejam
sebelum menyusui, perah keduanya sampai habis. Sejam kemudian baru susui bayi.
Lalu terapkan metode block feeding utk bbrp jam pakai payudara yang sama utk
beberapa sesi menyusui,. Setelah sebelahnya mulai penuh, baru pindah payudara.
Kelima, jika mencoba strategi pertama yg modifikasi berbagai posisi menyusui,
pastikan ibu menggunakan jari ibu membentuk seperti gunting menekan areola untuk
membantu membatasi aliran ASI.
Ingat bahwa bayi kita TIDAK BUTUH ASI YANG BERLEBIHAN ATAU MELIMPAH. Kita
hanya butuh produksi ASI yg SESUAI DENGAN KEBUTUHAN BAYI. Hoperlaktasi bukanlah
sebuah kondisi yang menyenangkan, baik bagi ibu dan bayi. Ibu dengan hiperlaktasi
itu sangat rentan mastitis, sangat rentan mengalami payudara bengkak. Dan kalau
manajemen menyusuinya tidak benar, bayi yg ibunya mengalami hiperlaktasi juga
rentan mengalami ketidakseimbangan foremilk dan hindmilk. Bayi yang ibunya
menglamai hiperlaktasi juga cenderung kesulitan menyusu, selalu rewel saat menyusu
dan sering tersedak.
Disinilah salah satu manfaat dilakukannya IMD (inisiasi menyusu dini), ternyata
bayi akan berhenti menangis apabila langsung diletakkan diatas dada ibunya, dan
tingkat hormon stresnya akan menurun sebesar 50%. Bayangkan kita harus tinggal di
negara lain, belum pernah kesana, tidak kenal siapa-siapa, tidak bisa berbahasa
setempat, belum biasa (cocok) dengan makanan setempatbelum lagi terdapat
perbedaan musim dan waktu (disini siang, disana malam).
Begitulah kira-kira apa yang dialami seorang bayi baru lahir, semua serba asing, serba
baru, serba belum bisa. Satu-satunya usaha yang bisa dilakukan adalah dengan
berkomunikasimelalui tangisannya
DUA, Bayi Baru Lahir Butuh Rasa Aman dan Nyaman
Mama aku gak nyaman nih, aku abis pipis/pup panas bunda, kipas
anginnya kurang kencang ibu, AC-nya dikecilkan dong, aku kedinginan nih wah,
aku digigit nyamuk lagi bunda, gatal mama, bajuku kasar ibu, aku pegal tidur
diposisi ini terus aduh, sakit bunda, tanganku kepentok pinggiran tempat tidur
ummi, aku bosan disini terus, gendong ya ibu, perutku kembung nih mama, aku
lapaaaaarrr!!!
Semua itu dia komunikasikan melalui tangisan. Belum lagi seorang bayi baru lahir
sangat butuh perasaan aman, dan itu hanya dia dapatkan dari dekapan hangat
penuh cinta bundanya, terutama pada saat-saat menyusui. Wah, gak heran ya
seorang bayi sering menangis.
TIGA, Menyusui: Memenuhi Rasa Haus, Lapar dan Comfort
Hal yang seringkali tidak disadari oleh para orangtua adalah, bayi menyusu
bukan saja karena lapar tetapi terkadang bayi hanya haus, dan di lain waktu bayi
menyusu karena membutuhkan rasa nyaman dari dekapan sang bunda.
Bagaimana bila bayi sedang dalam fase tumbuh gigi, atau sedang dalam
proses pencapaian salah satu milestone-nya, atau bayi sedang sakit dan tidak enak
badan? Semua itu dia komunikasikan melalui tangisannya, dan semua itu dapat
menyebabkan seorang bayi menjadi sangat membutuhkan rasa nyaman yang
diperoleh pada saat sedang menyusu.
ASI transisi dan volumenya juga bertambah). Pada hari ke-7, lambung kembali
membesar seukuran bola pingpong, dan bayi mulai bisa minum 45-60ml setiap kali
menyusu. Hari ke-10, ukuran lambung bayi kurang lebih sama dengan telur ayam yang
besar, dan kapasitasnya bertambah menjadi sekitar 60-81ml sekali minum (makanya
pada usia sekitar 10-14 hari, bayi mengalami percepatan pertumbuhan yang pertama
lihat keterangan dibawah ini).
Kalau sudah tahu gini, jangan kaget ya kalau ternyata bayi anda menyusu
setiap 1-1,5 jam atau bahkan kurang dari itu. Ternyata ukuran lambung bayi memang
sangat kecil, jadi hanya bisa menampung sedikit setiap kali menyusu sehingga bayi
perlu SERING menyusu.
LIMA, ASI Sangat Mudah Diserap dan Dicerna
Selain faktor ukuran lambung bayi yang memang kecil, ternyata ASI sangat
mudah diserap dan dicerna oleh tubuh bayi. Semua nutrisi yang terkandung dalam ASI
sangat cocok dan mudah diserap oleh pencernaan seorang bayi manusia, dan ASI
mengandung enzim-enzim pencernaannya sendiri.
Jadi bayangkan, begitu masuk kedalam lambung, ASI langsung dicerna dan
diserap secara sempurna oleh tubuh bayi, ditambah dengan ukuran lambung bayi
yang masih sangat kecil. Tidak heran kan kalau bayi ASI lebih cepat dan mudah
merasa lapar kembali
ENAM, Produksi ASI: Supply and Demand
Memang betul, selama periode menyusui, produksi ASI sangat ditentukan oleh
prinsip supply and demand. Artinya, semakin sering payudara diisap dan dikosongkan,
maka semakin sering dan semakin banyak ASI akan diproduksi.
Namun, hal tersebut tidak berlaku pada hari 1-3 setelah kelahiran bayi. Pada
saat-saat tersebut produksi ASI lebih ditentukan oleh kerja hormon prolaktin. Tapi bayi
tetap perlu sering menyusu untuk mendapatkan kolostrum secara maksimal,
mengingat ukuran lambung bayi yang masih sangat kecil.
Pada saat kolostrum berubah menjadi ASI transisi (sekitar hari ke-2 atau ke-3),
maka mulailah prinsip supply and demand tersebut dan di masa-masa awal ini,
terkadang antara supply dandemand belum cocok. Misalnya: demand bayi sudah
besar, tetapi supply ASI masih sedikit sehingga bayi akan sangat sering menyusu
(karena sering lapar dan untuk meningkatkan produksi ASI) dan menangis karena
lapar.
Atau, supply ASI sudah sangat banyak, tetapi demand-nya masih sedikit.
Walhasil bayi sering menangis pada saat sedang menyusu karena aliran ASI sangat
banyak, atau menangis setelah selesai menyusu karena terlalu banyak menelan udara
sehingga kembung.
TUJUH, Percepatan Pertumbuhan (Growth Spurt)
Percepatan pertumbuhan tidak hanya terjadi pada bayi, tetapi hal ini akan
terus terjadi sampai dengan bayi menjadi seorang remaja. Namun pada bayi, kondisi
ini biasanya hanya berlangsung sekitar 3 hari dan terjadi di usia 10-14 hari, 3 minggu, 6
minggu, 3 bulan, 6 bulan dan 9 bulan.
Pada periode ini, bayi mengalami pertumbuhan dan perkembangan fisik dan
mental yang sangat cepat, sehingga membutuhkan ekstra kalori untuk
mengimbanginya. Pada bayi ASI, ekstra kalori tersebut didapat dengan cara
meningkatkan produksi ASI ibunya dan cara yang paling ampuh untuk meningkatkan
produksi ASI adalah dengan bayi lebih sering menyusu
DELAPAN, Faktor Psikis dan Kesehatan Fisik Ibu
Bayangkan skenario ini: seorang ibu baru saja selesai menyusui bayinya yang
berusia 10 hari kemudian secara perlahan-lahan (supaya tidak membangunkan)
meletakkan bayi tersebut di tempat tidurnya. 15 menit kemudian bayinya terbangun
lagi dan menangis, dan si ibu kembali menyusui bayinya selama setengah jam.
Selesai menyusui, ibu beringsut-ingsut ke kamar mandi karena dari pagi belum
mandi. Baru hendak melepaskan pakaian, terdengar lagi suara tangisan bayinya. Ibu
menjadi stres, cemas, takut dan khawatir ASI-nya pasti tidak cukup/hanya sedikit
sehingga bayinya jadi sering terbangun dan menangis karena lapar.
Belum lagi rasa capek, pegal, (sisa) sakit akibat persalinan, baby blues, dan pola
makan yang belum teratur karena terlalu sibuk mengurus sang buah hati.
Kombinasi dari beberapa faktor diatas bisa mempengaruhi kelancaran ASI,
mempengaruhi kerja hormon oksitosin sehingga Let Down Reflex (LDR) menjadi
terhambat dan bayi tidak dapat minum ASI dengan puas sampai kenyang. Akibatnya,
baru selesai disusui, bayi akan menangis lagi untuk minta disusui lagi karena
sebenarnya dia belum kenyang.
SEMBILAN, ASI Yang Diperah ASI Yang Diproduksi
Inilah kesalahan yang seringkali dilakukan oleh para ibu; memerah ASI untuk
melihat berapa banyak ASI yang mereka hasilkan. Jumlah ASI yang berhasil
diperah/dipompa
hanya
menunjukkan
seberapa
banyak
si
ibu
bisa
memerah/memompa ASInya, BUKAN seberapa banyak si ibu bisa memproduksi ASI.
Berapa banyak ASI yang bisa diperah/dipompa sangat tergantung pada
beberapa
hal,
misalnya:
apakah
LDR
berfungsi
pada
saat
sedang
memerah/memompa, seberapa lihai ibu memerah dengan tangan atau
menggunakan pompa ASI, apakah teknik yang digunakan sudah benar, apakah
pompa ASI dalam keadaan prima (tidak ada bagian yang rusak), dll.
Kemampuan ibu untuk memerah/memompa ASInya jauh dibawah kemampuan
si bayi untuk mengisap dan mengeluarkan ASI dari payudara. Itupun bayi rata-rata
hanya bisa mengosongkan payudara sekitar 70% dari kapasitas produksi.
SEPULUH, Posisi Menyusui dan Pelekatan
Mungkin salah satu hal yang paling menentukan apakah bayi dapat
mengeluarkan ASI secara efektif dari payudara ibunya, sehingga dapat minum ASI
sampai puas, adalah posisi menyusui serta pelekatan mulut bayi pada payudara si ibu.
Banyak faktor yang mempengaruhi posisi dan pelekatan ini, seperti anatomi
payudara (besar, kecil, dll) serta puting (besar, kecil, datar, dll) ibu dan anatomi mulut
bayi (celah bibir, lidah pendek, dll). Apabila posisi menyusui dan/atau pelekatan mulut
bayi masih kurang tepat, ada kemungkinan bayi tidak dapat mengeluarkan dan
minum ASI secara maksimal dari payudara ibunya. Akibatnya, walaupun bayi sering
dan lama menyusunya, dia akan cepat menangis dan lapar kembali karena
sebenarnya belum kenyang
SEBELAS, Produksi ASI Memang Sedikit (1 dari 1000 Wanita)
Pada akhirnya, dari 1000 wanita yang mengaku ASInya sedikit atau kurang, ada
1 yang memang betul-betul tidak dapat menghasilkan ASI untuk mencukupi
kebutuhan bayinya. Hal ini biasanya disebabkan oleh kelainan anatomi pada
payudara dan/atau gangguan hormon ASI pada si ibu.
APA YANG DAPAT ANDA LAKUKAN?
Untuk (1), (2) dan (3), terimalah secara ikhlas bahwa keadaan bayi memang
demikian, bayi tidak melakukan semua itu karena dia manja atau dengan tujuan
memanipulasi dan dengan sengaja menyusahkan orangtuanya, tetapi karena
memang bayi membutuhkannya. Untuk (4), (5), (6) dan (7), pelajari, waspadai dan
antisipasi keadaan.
Dengan tahu bahwa kapasitas lambung bayi sangat kecil, bahwa ASI sangat
mudah diserap, bahwa ASI diproduksi berdasarkan prinsip supply and demand dan
bahwa bayi akan beberapa kali mengalami periode percepatan pertumbuhan,
normal kan kalau bayi akan sering menyusu pada ibunya?
Untuk (8), hindari kondisi ini. Otak ibu bagaikan sebuah komputer, apabila sudah
terkena virus stres, cemas, khawatir, takut dan tidak percaya diri, maka kerja hormonhormon ASI akan terhambat. Untuk (9), wah, hindarilah. Tidak perlu melakukan ini,
salah-salah malah akan menambah virus di otak ibu.
Untuk (10), pelajari pelajari dan pelajari. Silahkan ikut Kelas Edukasi AIMI:
Breastfeeding Basics untuk mempraktekkan secara langsung berbagai posisi menyusui
serta pelekatan mulut bayi pada payudara. Jangan ragu untuk meminta bantuan
seorang konselor menyusui ataupun ke klinik laktasi apabila memang dirasakan ada
masalah seputar posisi menyusui dan pelekatan bayi.
Untuk (11), apabila segala permasalahan (1) sampai (10) sudah berhasil diatasi
namun ternyata produksi ASI memang sedikit, dan setelah dilakukan pengecekan dan
tes kesehatan bahwa memang ibu mengalami kelainan anatomi payudara ataupun
gangguan hormonal yang menyebabkan produksi ASI sedikit, maka dapat diberikan
suplementasi melalui ASI donor ataupun susu formula supaya bayi tidak terkena gejala
failure to thrive.
Pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) sebagai salah satu bentuk
suplementasi sangat tidak dianjurkan untuk bayi yang masih berusia dibawah 6 bulan.
So mom, ternyata karena ukuran lambung yang kecil serta komposisi ASI yang
sangat mudah diserap dan dicerna oleh bayi menyebabkan ia jadi sering menyusu.
Apalagi ditambah dengan faktorgrowth spurt serta ingin selalu mendapatkan rasa
aman dan nyaman, sepertinya bayi tidak pernah lepas dari dekapan kita ya?
Menangis merupakan satu-satunya cara bagi bayi untuk berkomunikasi, tapi
ingat, menangis tidak selalu berarti bayi sedang lapar. Pada saat bayi anda nanti
tumbuh dewasa, menjadi manusia sempurna yang sehat, cerdas dan berakhlak baik,
momen-momen berat ini dimana seolah-olah bayi tidak pernah lepas dari payudara
anda ternyata hanya merupakan sedetik dari perjalanan panjang hidupnya, dan
momen-momen itu akan berlalu dalam sekejap.
tekanan darahnya lebih normal, kadar gula darah serta suhu kulit mereka pun lebih
baik. Semua ini terjadi jika mereka dirawat dengan metode Kangguru (Kangaroo
Mother Care) yaitu melakukan kontak kulit antara ibu dan bayi hampir sepanjang hari.
Bahkan ibu yang melakukan metode Kangguru ini dapat memproduksi ASI lebih
banyak, ia dapat menyusui bayinya lebih segera dan bayi akan menyusu lebih baik.
Sebuah dokumen dari WHO mendiskusikan hal ini panjang lebar dengan berbagai
referensi.
Anda
dapat
mengunduhnya
secara
gratis
di
http://www.who.int/reproductive-health/publications/kmc/text.pdf. Anda dapat pula
menunjukkan dokumen ini kepada dokter anak sebagai bahan diskusi.
2. Semua bayi prematur perlu asupan tambahan susu formula khusus (HMF = human
milk fortifier)
Sebenarnya sebagian besar bayi prematur tidak membutuhkan asupan
tambahan. Jika ibu sudah dapat memerah ASI, bayi dengan berat sekitar 1500 gram
(bayi dengan usia kandungan 32 minggu memiliki berat di kisaran 1500 gram, meski
ada beberapa pengecualian) dapat tumbuh baik hanya dengan ASI saja, dengan
kemungkinan penambahan vitamin D atau fosfor, barangkali.
Banyak (kalau tidak bisa disebut mayoritas) NICU menerapkan kebijakan bahwa
semua bayi prematur harus tumbuh dalam tingkat dan kecepatan yang sama,
seakan-akan mereka bukan lahir lebih awal. Ada bukti-bukti kuat yang menunjukkan
bahwa bayi yang tumbuh lebih cepat (dengan tambahan asupan-editor) kelak akan
memiliki masalah seperti kadar kolesterol jahat lebih tinggi, tekanan darah lebih
tinggi, kekebalan terhadap insulin (yang mungkin merupakan gejala awal dari
diabetes tipe 2), dan kegemukan) dibanding dengan bayi prematur yang mendapat
ASI. Riset ini dilakukan terhadap 3 kelompok bayi prematur yaitu: kelompok yang
menyusu langsung, kelompok yang menyusu langsung dan mendapat donor ASI, dan
kelompok yang diberi asupan ASI dengan tambahan formula. Kelompok terakhir ini
memang tumbuh lebih cepat dan lebih besar, namun ada harga yang harus dibayar
mahal di kemudian hari.
Banyak NICU menerapkan aturan bahwa bayi hanya dapat menerima cairan
dalam jumlah tertentu dalam sehari. Biasanya ada di kisaran 150-180
ml/kg/hari,atau bahkan kurang. Jika bayi diinfus, cairan oral bahkan semakin
dikurangi. Pembatasan cairan ini masuk akal ketika misalnya si bayi menggunakan alat
bantu pernapasan (ventilator). Terlalu banyak cairan dapat menyebabkan gagal
jantung dan menutup jalur ventilatornya. Akibat dari pembatasan (asupan) cairan
ditambah dengan asumsi bayi masih harus tumbuh seakan berada di dalam rahim "
menghasilkan kebutuhan untuk asupan tambahan/fortifier.
Menurut dr Jack Newman, pakar laktasi internasional, satu cara menghindari
kebutuhan terhadap asupan tambahan pada bayi prematur ternyata adalah
dengan memberikan mereka lebih banyak ASI. Sebagai orang yang percaya kepada
hukum "bayi harus tumbuh seolah-olah ia masih dalam rahim" saat itu, dr. Jack
Newman meningkatkan jumlah ASI hingga diatas 150-180 ml/kg/hari, bahkan
terkadang 300 ml/kg/hari dan bayi-bayi itu baik-baik saja dan tumbuh dengan baik.
Agar pemberian ASI tidak terlalu banyak pada setiap waktunya, ASI diteteskan
langsung ke dalam mulutnya secara berkesinambungan, dengan cara meneteskan
beberapa kali dalam satu waktu.
Ada kemungkinan penambahan asupan selain ASI, tergantung kadar apa yang
kurang dalam darah bayi. Penambahan vitamin D, fosfor, kalsium, bahkan protein
manusia (albumin) dan lemak susu manusia (dari donor ASI) dimungkinkan tanpa harus
menggunakan fortifier. Bisa dikatakan fortifier merupakan pengencer, mengingat
menurunkan konsentrasi semua elemen (dalam ASI) yang membuat ASI khusus dan
unik.
3. Bayi prematur belum dapat menempel pada payudara bila belum berusia 34
minggu (masa kandungan)
Ini sama sekali tidak benar. Selama dr. Jack Newman bekerja di NICU ramah ASI,
khususnya di Swedia, bayi-bayi prematur dapat meraih payudara ibu bahkan bayi
yang lahir pada usia kandungan 28 minggu sekalipun. Pada bayi prematur yang lahir
di minggu ke 30 pun mereka dapat melekat dan menyusu langsung dari
payudara. Beberapa bayi (baru) yang lahir di minggu 32 bahkan dapat menyusu
penuh. Menyusu penuh artinya menyusu langsung pada payudara saja, tanpa
bantuan pemberian ASI melalui botol atau selang. Penggunaan Metode Kangguru,
dan mengenalkan payudara ibu sesegera mungkin setelah bayi lahir meningkatkan
kemungkinan bayi mendapat ASI penuh. Metode ini dapat dilakukan di mana pun
Tentu saja, setiap bayi unik dan berbeda. Beberapa bayi mungkin
membutuhkan waktu yang lebih lama, tergantung dari apakah mereka mengalami
masalah pada sistem pernafasan atau ada indikasi medis yang lain. Namun amat
disayangkan ada patokan bahwa pemberian asupan bagi bayi prematur dilakukan
melalui botol hingga bayi tersebut berusia 34 minggu (masa kandungan) baru
kemudian diperkenalkan dengan payudara ibunya.
Lihatlah artikel berikut, atau rujuklah dokter spesialis anak Anda pada artikel
berikut: Nyqvist K. The development of preterm infants breastfeeding behavior. Early
Human Development; 1999;55:247264 Nyqvist K. Early attainment of breastfeeding
competence in very preterm infants, Acta Pdiatrica 2008;97:776781
4. Ibu dari bayi prematur harus menggunakan pelindung puting agar bayinya dapat
melekat dengan baik dan dapat menyusu dengan baik
Ini tentu saja tidak benar. Kunci sebenarnya adalah sabar (dan meluangkan
waktu) untuk mengajarkan bayi mengenal payudara ibu dengan baik. Hal ini memang
membutuhkan waktu yang lebih lama daripada ibu menggunakan pelindung puting,
namun manfaat jangka panjangnya sepadan. Pelindung puting sebenarnya
mengakibatkan produksi ASI berkurang, yang membuat proses lepas dari pelindung
puting menjadi sangat sulit. Cara membantu bayi prematur melekat pada payudara
hampir sama dengan bayi yang cukup umur, yaitu dengan membantu ibu menyusui
dengan posisi dan pelekatan yang benar.
5. Bayi prematur harus (perlu) botol agar dapat belajar menghisap dengan baik
Bayi-bayi prematur dapat belajar menghisap secara alami, tidak perlu diajari
dengan botol. Dan ini, sekali lagi, berlaku di mana saja di seluruh dunia. Seringnya, ibu
dan bayi prematurnya disegerakan keluar dari Rumah Sakit dengan nasihat bahwa
bayi akan pulang lebih cepat jika bayi menggunakan botol. Ini bukan cara yang tepat
untuk menolong ibu dan bayinya. Dalam kasus manapun, bayi tidak memerlukan botol
untuk belajar menyusu. Melaksanakan Metode Kangguru dan mengenalkan bayi
kepada payudara ibunya segera dengan mengabaikan patokan ajaib 34 minggu
(masa kandungan) akan sangat membantu menghindarkan situasi ini. Selain itu,
karena proses menghisap botol dan menghisap payudara ibu menggunakan otot-otot
yang berbeda. menghisap botol mengajarkan bayi keahlian menghisap yang buruk
sehingga akan sangat sulit untuk mengoreksi kemampuan ini.
6. Bayi prematur lebih cepat lelah ketika melekat pada payudara
Ini diyakini merupakan mitos yang benar karena semua bayi,bukan hanya bayibayi prematur saja, cenderung tertidur di payudara ketika aliran ASI lambat, khususnya
di minggu-minggu pertama. Ketika bayi diberi susu dalam botol, karena alirannya
cepat, bayi terbangun dan menghisap dengan kuat. Kesimpulan keliru yang timbul?
Bayi kelelahan di payudara karena menyusu langsung adalah kerja keras sementara
minum dengan menggunakan botol jauh lebih mudah.
Bayi prematur sering tidak dapat melekat dengan baik, disebabkan sebagian
kita mengajarkan pelekatan yang demikian buruk. Melalui pelekatan yang baik,
menggunakan tekanan (atau kompresi) payudara, dan jika perlu, menggunakan alat
bantu menyusui pada payudara sebagai bantuan, bayi akan memperoleh aliran ASI
yang baik sehingga tidak tertidur ketika menyusu di payudara. Tingkatkan aliran ASI,
Anda akan melihat bahwa menyusu sama sekali tidak sulit dan tidak melelahkan bagi
bayi (prematur).
7. Uji berat badan (menimbang bayi sebelum dan sesudah menyusu/menerima
asupan) adalah cara yang baik untuk mengetahui seberapa banyak susu yang bayi
minum
Uji berat badan menganggap bahwa kita tahu apa yang seharusnya di dapat
oleh bayi ASI. Bagaimana kita bisa tahu, sedangkan aturan bahwa bayi berat sekian
dan usia sekian harus mendapatkan x jumlah susu, didasarkan pada bayi yang diberi
susu formula dalam botol?
Lalu bagaimana kita bisa mengatakan berapa banyak yang sudah diperoleh
bayi jika telah melekat dengan baik, dengan ibu menggunakan teknik kompresi pada
payudara, terutama jika menyusui dibatasi pada waktu tertentu atau terjadwal,
misalkan 10 atau 20 menit (karena kekhawatiran bahwa bayi kelelahan)?
Cara terbaik untuk mengetahui apakah bayi memperoleh ASI cukup dari
payudara adalah dengan memperhatikan bagaimana bayi ketika menyusu dari
payudara.
8. Bayi prematur harus tetap memperoleh tambahan asupan (fortifier) meskipun sudah
pulang dari rumah sakit
Ini adalah gagasan baru yang bisa mengganggu ibu yang sedang berusaha
menyusui bayi prematur. Barangkali seseorang pernah mempresentasikan sebuah
makalah pada konferensi yang menunjukkan bayi mempunyai berat badan lebih jika
asupan tambahan (non ASI) dilanjutkan bahkan setelah pulang dari Rumah Sakit.
Namun, sekali lagi, lebih banyak belum tentu lebih baik dan menyusu lebih penting
daripada penambahan berat badan lebih, yang belum tentu lebih baik. Lihat informasi
mengenai asupan tambahan (non ASI) di atas.
Bayi prematur dan ibunya mengalami masalah menyusui jauh lebih sering
daripada bayi yang lahir cukup bulan tapi hal ini bisa diperbaiki. Menyusu bagi bayi
merupakan proses belajar dan membutuhkan waktu untuk mempelajarinya, dan bayi
prematur perlu waktu yang lebih lama. Hal ini sering disebabkan karena bayi
prematur tidak dapat menempelkan mulutnya dan menghisap secara efektif.