Menyusui bisa dilakukan sejak bayi baru lahir atau dikenal dengan nama inisiasi
menyusui dini (IMD). Pemberian air susu ibu (ASI) sejak bayi baru lahir ini idealnya terus
dilanjutkan tanpa tambahan makanan dan minuman apapun alias ASI eksklusif, Ini karena ada
banyak manfaat ASI baik bagi bayi maupun ibu. Manfaat ASI untuk bayi di antaranya
memenuhi kebutuhan gizi, meningkatkan kecerdasan, menjaga sistem imun bayi, dan lainnya.
Persiapan jauh-jauh hari ini tentu sedikit banyak akan membantu diri Anda lebih
siap sehingga bisa menyusui dengan cara yang benar.
1) Banyak bertanya dan bertukar cerita mengenai cara yang benar dengan ibu
yang telah mulai menyusui bayinya lebih dahulu.
4) Bicarakan juga dengan dokter jika Anda mengalami depresi atau sedang
rutin minum suplemen maupun obat-obatan tertentu agar nantinya dapat
menyusui dengan cara yang benar.
Setelah bayi baru lahir, ini saat yang tepat untuk menerapkan segala hal yang
sudah Anda pelajari tentang cara menyusui. Dengan begitu, Anda tidak merasa
kaget karena sedikit banyak sudah cukup memahami mengenai cara menyusui
yang benar. Sebaiknya jangan ada yang terlewatkan karena mempersiapkan
segala halnya dengan baik tepat bisa menjadi salah satu indikator keberhasilan
menyusui.
Berikut persiapan yang sebaiknya bisa dilakukan :
1) Dekatkan bayi Anda dan terapkan interaksi langsung antara kulit (skin to
skin contact) tepat setelah bayi lahir.
3) Cari ruangan khusus menyusu atau sudut maupun ruangan yang tenang
bila Anda sedang berada di luar rumah.
5) Gunakan pakaian yang dilengkapi celah di bagian kanan dan kiri pada
area dekat payudara untuk memudahkan proses menyusu.
6) Pilih dan sediakan jenis bantal menyusui yang sekiranya nyaman untuk
Anda gunakan sesuai dengan kebutuhan.
Dokter dan tim medis juga tidak akan memberikan bayi air putih, susu
formula, maupun cairan lainnya. Terkecuali jika pemberian berbagai hal tersebut
memang diperlukan karena kondisi medis yang dialami bayi. Jika keseluruhan
proses IMD sudah dilakukan, artinya Ibu bisa menyusui bayi dengan langsung
menggendong dan mengarahkan bibir bayi pada puting payudara.
Cara atau teknik yang benar ini akan terus Ibu lakukan di sesi menyusui
selanjutnya dalam beberapa bulan ke depan, terutama selama masa pemberian
ASI eksklusif. Cara menyusui bayi yang baik dan benar bisa Anda lakukan
dengan menerapkan beberapa aturan, yakni:
Menerapkan perlekatan
atau latch on sebelum
menyusui dengan cara yang
benar
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), berikut ini tanda perlekatan
sudah benar dan tepat :
Ketika semua persiapan telah Anda lakukan dan paham mengenai cara latch
on, kini masuk ke saat utama untuk menyusui bayi yang benar. Secara
keseluruhan, berikut ini cara agar dapat menyusui dengan baik dan benar:
1) Bagi ibu, posisikan diri senyaman mungkin dan rilekskan diri Anda.
2) Setelah posisi ibu terasa nyaman, gendong dan pegang kepala bayi
dengan satu tangan sembari mempertahankan posisi payudara ibu
dengan tangan yang lainnya.
3) Kemudian dekatkan wajah bayi ke arah payudara ibu. Cara menyusui
yang benar bisa terlihat saat tubuh bayi menempel sepenuhnya dengan
tubuh ibu.
4) Beri rangsangan pada daerah bibir bawah bayi dengan menggunakan
puting susu ibu. Tujuannya agar mulut bayi terbuka lebar.
5) Biarkan bayi memasukkan areola (seluruh bagian gelap di sekitar
puting payudara ibu) ke dalam mulut bayi.
6) Bayi akan mulai menggunakan lidahnya untuk mengisap ASI. Ibu
tinggal mengikuti irama menyedot dan menelan yang dilakukan bayi.
7) Ketika ibu ingin menyudahi atau berpindah ke payudara yang lain,
letakkan satu jari ibu ke sudut bibir bayi supaya bayi melepaskan
isapannya.
8) Hindari melepaskan mulut bayi atau menggeser payudara Anda secara
tiba-tiba karena akan membuat bayi rewel dan sulit menyusu lagi
nantinya.
9) Biarkan bayi mengatur sendiri kecepatannya saat menyusu.
10) Perpindahan payudara saat menyusu bisa Anda lakukan ketika
payudara terasa lebih lunak setelah bayi menyusu. Ini karena ASI di
dalam payudara tersebut telah diminum oleh bayi sehingga terasa tidak
lagi penuh.
Ingat, tindakan menyusu secara bergantian dapat mencegah
payudara yang belum dikeluarkan ASI-nya menjadi nyeri karena penuh
terisi oleh ASI. Sebaliknya, menyusui dengan cara atau teknik yang
benar harus dilakukan dengan bergantian menggunakan kedua sisi
payudara.
Biasanya, bayi tidak cukup menyusu hanya pada satu payudara. Jika masih
menunjukkan tanda lapar, bayi akan terlihat masih ingin menyusu. Untuk
memastikan dengan benar kalau bayi masih ingin menyusui, berbagai cara
yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
Kini semakin banyak ibu menyusui yang beraktivitas di luar rumah. Memerah
ASI pun menjadi pilihan agar asupan gizi anak tetap terpenuhi. Itu sebabnya penting
untuk mengetahui bagaimana penyimpanan ASI perah yang benar.
Ada berbagai pilihan tempat untuk menyimpan ASI perah, seperti botol kaca,
botol plastik dengan label bebas bahan berbahaya, ataupun kemasan plastik khusus
untuk ASI. Sebaiknya hindari menyimpan ASI perah dalam kemasan botol atau
plastik yang biasa digunakan untuk keperluan umum. Hal ini karena tempat
penyimpanan ASI turut memengaruhi kualitas ASI yang disimpan.
utin memompa ASI diyakini dapat melancarkan produksi ASI pada payudara Ibu.
Selanjutnya, hal yang perlu Ibu perhatikan, yakni cara menyimpan ASI perah yang
benar agar tetap awet dan tidak mudah basi sampai saatnya diminum si Kecil.
Bagaimana caranya?
Sibuk bekerja maupun banyak melakukan aktivitas di luar rumah sebenarnya bukan
menjadi halangan untuk tetap memberikan ASI eksklusif. Bahkan, ketika ada
tantangan menyusui dan masalah ibu menyusui, Anda masih memungkinkan untuk
memberikan ASI. Hal ini tergantung kondisi yang Anda alami, termasuk mastitis atau
infeksi payudara. Bagaimana pun juga ada banyak manfaat ASI yang bisa diperoleh
oleh bayi maupun ibu.
Pompa ASI juga harus dibersihkan sesaat setelah dipakai supaya tetap bersih. Ibu
bisa membersihkan semua bagian peralatan dengan air hangat dan sabun. Jangan
lupa dibilas sampai bersih dan dikeringkan. Baru setelah itu Ibu boleh menyimpan
kembali peralatan pompa dan penyimpan ASI si Kecil di tempatnya. Sebisa
mungkin, usahakan untuk selalu menjaga kebersihan semua benda yang bersentuhan
langsung ASI. Tujuannya untuk mencegah agar bakteri tidak mudah berkembang
biak di peralatan yang digunakan untuk memompa dan menyimpan ASI.
Ibu dapat menggunakan wadah dalam bentuk botol kaca atau kantung khusus
penyimpan ASI. Kantung penyimpan ASI biasanya dilengkapi dengan pelindung
ekstra agar tertutup rapat, sehingga memastikan ASI di dalamnya tidak mudah bocor
atau tumpah.
Hindari menyimpan ASI di dalam botol bekas pakai atau kantung plastik yang
seharusnya digunakan untuk menyimpan bermacam-macam kebutuhan rumah
tangga.
Ibu harus menggunakan ASI yang sudah disimpan lebih lama dan mengeluarkannya
berurutan sesuai tanggal.
Cara menyimpan ASI yang satu ini dikenal dengan nama first in first out (FIFO).
Supaya lebih mudah, Ibu bisa meletakkan ASI yang sudah lama dipompa di bagian
depan, hingga di bagian belakang berisi ASI yang baru dipompa. Hal ini akan
memudahkan Ibu dalam pengambilan ASI yang paling lama disimpan.
Berikut tempat yang biasanya dijadikan ruangan penyimpan ASI beserta suhu
simpan idealnya:
Suhu kamar atau ruang, 25 derajat Celcius tahan selama sekitar 4 jam.
Kulkas, 4-10 derajat Celcius atau kurang dari 4 derajat Celcius, tahan selama
5-8 hari.
Freezer dengan kulkas, suhu -10 ℃ ttahan selama 2-4 bulan untuk freezer dan
kulkas 2 pintu, serta 2 minggu untuk freezer dan kulkas 1 pintu.
Freezer tanpa kulkas, 18 derajat Celcius atau di bawahnya, tahan selama 6-12
bulan.
Hanya saja perlu diingat, proses pembekuan ASI perah kemungkinan menghilangkan
beberapa zat yang penting untuk menghalau infeksi pada bayi. Semakin lama
penyimpanan ASI perah, baik didinginkan
maupun dibekukan, akan menghilangkan
kandungan vitamin C pada ASI. Meski
demikian, ASI perah yang sudah dibekukan
itu, nilai gizinya masih jauh lebih baik
dibandingkan susu formula.
Lebih baik Ibu simpan ASI yang baru diperah ke dalam wadah baru dari berbeda
dari ASI yang sudah disimpan. Menyimpan ASI dengan cara ini akan membantu
menjaga kualitasnya agar tetap awet.
ASI perah beku yang dicairkan kemungkinan akan mengalami perubahan pada warna, bau,
dan konsistensinya dibandingkan ASI segar. Oleh karena itu, wajar jika Bunda mendapati
ASI mengendap setelah disimpan di dalam kulkas. Kondisi ini normal dan cukup kocok
botol penyimpanan untuk mencampurnya lagi.
Sebagian bayi ada yang menolak ASI perah beku. Jika demikian, Bunda bisa mencoba
memperpendek masa simpan ASI atau menghangatkan ASI sebelum diberikan pada Si
Kecil.
Untuk mencairkan ASI perah yang dibekukan, dapat menggunakan penghangat ASI
elektrik yang bisa digunakan di rumah
atau di mobil. Jika tidak tersedia,
maka Anda dapat menempatkan botol
penyimpan ASI perah ke dalam panci
atau mangkuk berisi air hangat.
Diamkan beberapa saat. Ingat, jangan
menaruh panci atau baskom tersebut di
atas kompor yang menyala.
ASI perah yang dibekukan, sebaiknya tidak langsung dikeluarkan dalam suhu ruang.
Beberapa penelitian mengungkap perubahan suhu yang cepat dapat memengaruhi
kandungan antibodi dalam ASI yang bermanfaat bagi bayi. ASI perah beku
dari freezer dapat diletakkan terlebih dahulu di ruang pendingin pada kulkas,
kemudian hangatkan sebagaimana cara di atas.
Jika ASI perah dibutuhkan segera, maka Anda dapat menempatkannya di bawah air
mengalir dengan suhu biasa. Lalu lanjutkan mengalirinya dengan air hangat. Jika
belum cukup hangat, tempatkan botol di dalam mangkuk berisi air hangat. Untuk
memeriksa apakah suhu ASI sudah sesuai untuk Si Kecil, teteskan ke pergelangan
tangan. Jika suhu sudah sesuai, ASI bisa langsung diberikan pada Si Kecil.
Meski tampaknya mudah, hindari menghangatkan atau mencairkan ASI perah
menggunakan microwave. Alat ini dapat menciptakan bintik-bintik pada botol ASI
perah yang kemungkinan berbahaya bagi Si Kecil. Bintik ini muncul karena suhu
panas. Sekali lagi, perubahan susu yang terlalu cepat pada ASI perah bisa
menghilangkan kandungan antibodi yang dibutuhkan oleh bayi.
Cara menyimpan ASI di dalam botol dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
Botol bisa direbus atau direndam di dalam air dengan suhu panas
Lebih berat
Ariani, Karinta. 2021. Cara peyimpanan ASI yang baik dan benar.
https://hellosehat.com/parenting/bayi/menyusui/cara-menyimpan-asi/.
(tanggal akses 23 september 2021 pukul 22: 00)