Anda di halaman 1dari 41

KEGAWATDARURATAN INTRA RUMAH SAKIT

HIPGABI SUMSEL
SUBHAN
Tempat Tanggal Lahir : Pangkalan Balai, 2 Mei 1972
Alamat Komplek Bogenville blok CC no.7 RT.16/05
Kec. Alang alang lebar Palembang

Pekerjaan : ASN di RSUP dr.M.Hoesin Palembang


Pengajar di beberapa STIKES/AKPER
Pengajar BTCLS/PPGD/TKHI
HP/WA : 08127806737

Organisasi : Ketua DPW PPNI Sumsel periode 2016-2021


Ketua HIPGABI Sumsel 2017-2022

Koresponden : HP : 08127806737
e-mail : subhanhaikal@gmail.com
Pendahuluan

Penderita yang mengalami trauma berat atau multiple seringkali jatuh dalam
kondisi kritis dalam waktu yang cepat, bahkan mengarah kepada kematian

Diperlukan suatu metode penilaian dan penanganan yang sistematis

Tujuan mengenali secara cepat hal-hal yang mengancam nyawa serta


berpotensi mengancam nyawa.

Membantu secara cepat mengenali dampak trauma yang


mengancam nyawa

Initial Assessment
Konsep Initial Assessment

Serangkaian upaya untuk mengidentifikasi dan memahami trauma pada


penderita sehingga dapat memberikan tindakan resusitasi dan stabilisasi yang
cepat dan tepat

Fokus tujuan untuk mengenali ancaman nyawa dan potensi


ancaman nyawa serta langsung diikuti dengan tindakkan resusitasi
dan stabilisasi

Segala temuan dan informasi yang didapatkan digunakan


untuk upaya life saving, dan meminimalkan cedera
beserta dampaknya.
Pra Hospital

Sebagian besar penderita kasus trauma ditemukan dan dibawa ke rumah sakit
bukan oleh petugas medis yang menemukan atau menyaksikan kejadian.
Penanganan sebelum dibawa ke rumah sakit :

Masalah airway ( jalan nafas ) telah ditanggulangi, pengontrolan


servikal
Identifikasi dan penanggulangan awal breathing (pernapasan) dan
bantuan oksigen jika dibutuhkan.

Bila ada masalah Circulation ( perdarahan dan syok ) upayakan


penghentian secara cepat sambil memberikan tambahan cairan
untuk memperbaiki volume
Bila cedera dilakukan immobilisasi agar tidak menyebabkan
perluasan dan kerusakan lebih lanjut.

Transport ke rumah sakit terdekat, melalui mekanisme rujukan


dengan komunikasi yang baik
Intra Hospital

Prinsip pemindahan penderita dari alat transport ke brankar perlu dilakukan


pengamanan terhadap spinal /servikal dengan imobilisasi menggunakan neck
collar, dan long spinal board

Pemeriksaan dan penanganan di ruang tindakan IGD

Penanganan tanpa penundaan kecuali ada penderita lain yg lebih


darurat dan jumlah petugas tidak mencukupi

Bila ada masalah Circulation ( perdarahan dan syok )


upayakan penghentian secara cepat sambil memberikan
tambahan cairan untuk memperbaiki volume

TRIAGE
Konsep Tahapan Initial Assessment

Air Way Kontrol Cervical

Breathing Kontrol Ventilasi

Circulation Kontrol Pendarahan

Disability Evaluasi
Expossure
Foley cateter
Gastric tube
Heart monitor Re - Evaluasi
Pelaksanaan Initial Assessment

D anger

R espons

C all for help


Danger

Keamanan Diri

Keamanan Pasien

Keamanan Lingkungan
Respon

Verbal AVPU
Pain

Unresponse
Mengaktifkan SPGDT

Petugas wajib memanggil petugas


lain untuk membantu, termasuk
dokter jaga IGD dan mengaktifkan
sistem penanggulangan gawat
darurat terpadu (SPGDT )

Petugas lain yang datang membantu


Jelas harus selalu memulai dengan
memastikan keamanan diri
(menggunakan APD)
A Air Way + Kontrol Servikal
Curiga Fractur Servical ?
✔ Setiap trauma kapitis dengan penurunan
kesadaran
✔ Setiap multi trauma Lakukan
✔ Setiap ada luka (tumpul) diatas klavikula
✔ Biomekanik trauma mendukung

Fiksasi kepala secara manual


Pasang Cervical Collar
Bila perlu diikat (Head
Stabilizer)
Kaji Jalan napas
Ada sumbatan jalan napas ? ya Lakukan secara manual

Tidak ada fractur Cervikal


- Head Tilt (dorong kepala ke
belakang)
- Chin Lift Manuver ( perasat angkat
dagu)

Ada fractur Cervikal


- Jaw Thrust Manuver ( Perasat Tolak
Rahang )
Kaji Jalan napas………..

Tidak sadar 🡪 Pangkal lidahnya akan jatuh dan menutup


akan terdengar Bunyi Snoring (mendengkur/ngorok)
Gunakan Oro pharyngeal (OPA)

Jangan digunakan OPA jika reflex muntah masih (+) / GCS > 10
Kaji Jalan napas………..

Sadar ? / tdk sadar dgn reflek muntah / GCS > 10 🡪


Gunakan Naso pharyngeal (NPA)

Jangan digunakan NPA jika dicurigai “ fraktur Basis Cranii “


Kaji Jalan napas………..

Curiga Fractur Basis Cranii ?

1. Keluarnya cairan otak


dari hidung ( Rhinorrhea )
/ telinga (Otorrhea ) .

2. Racoon Eyes
(Lebam dan bengkak
pada sekeliling mata)

3. Battle sign
(Lebam/memar pada
bagian belakang telinga).
Kaji Jalan napas………..

Sumbatan karena cairan / darah 🡪 jalan nafas


tertutup akan terdengar bunyi Gurgling
(kumur-kumur)
Lakukan Suction

Sumbatan karena edema laring 🡪 jalan nafas


tertutup akan terdengar bunyi stridor
perlu dilakukan surgical airway oleh Dokter ,
Airway definitif intubation and needle
cricothyroidotomy
B Breathing + Kontrol Ventilasi
Pernapasan yang baik
1. Frekwensi Dewasa : 10 -20
Menghitung frekuensi napas penderita x/mnt
2. Tidak ada gejala Dispnea dll
3. Pemeriksaan fisik baik

Dilakukan bantuan napas dengan


Henti napas atau napas tidak adekuat bagging (napas buatan) sebanyak
( < 10 x/mnt ) 10-12 x / mnt dan dievaluasi setiap
2 menit.

Diberikan bantuan oksigen dengan


Jika ditemukan nafas > 20 kali/menit
jumlah dan jenis media yang sesuai.
(hiperventilasi)
Jumlah dan jenis media pemberian oksigen

Nasal Canul 2 -4
lpm

Face mask 4 - 6 lpm

Rebreathing Mask ( RM ) 6 - 10 lpm

Non Rebreathing Mask ( NRM ) 10 - 15 lpm

Jika NRM tidak membuat sesak berkurang cari penyebab


sesaknya dengan cara pemeriksaan fisik IAPP (Inspeksi,
Auskultasi, Perkusi dan Palpasi) di area dada penderita
Cara melakukan pemeriksaan fisik IAPP
(Insfeksi, Auskultasi, Perkusi dan Palpasi)

Teknik Pemeriksaan Item Pemeriksaan Temuan Normal


Inspeksi (melihat) Kondisi Vena Jugularis dan Tidak ditemukan distensi
Posisi Trakea vena jugularis, posisi trakea
*sebaiknya dilakukan saat
memasang neck collar
Bentuk permukaan dada Cembung (Rasio AP 2:1),
warna kulit merata, tidak
*jika terdapat luka terbuka, terdapat jejas/bekas
langsung didengarkan benturan; memar, bengkak,
tanpa stetoskop apakah ada dan luka.
bunyi menghisap (sucking
chest wound).
Pergerakan dada Pergerakan simetris dada
kiri dan kanan, tidak
terdapat pergerakan
paradoxal.
Auskultasi (dengan Mendengarkan suara napas Suara napas Vesikular pada
stetoskop) lapang paru kiri dan kanan
Mendengarkan suara Suara jantung “lup dup”
jantung terdengar jelas
Perkusi Ketuk interkosta pada titik Terdengar sonor pada area
yang sama dengan paru, dan dullness pada
auskultasi area jantung
Palpasi Pengurutan tulang klavikula Tidak terdapat nyeri,
Pengurutan seluruh tulang perubahan bentuk dan
iga/costa bunyi krepitasi
Dampak trauma pada dada yang mengancam
keselamatan nyawa

Inspeksi, Auskultasi, Perkusi dan Palpasi

TRAUMA THORAX ??

✔Tension Pneumothorax
✔Massive Hematothorax
✔Tamponade Jantung
✔Open Preumothorax
✔Flaill Chest + Kontusio Paru
TRAUMA THORAX

No Trauma Thorax Pengkajian Penanganan


1. Tension pneumothorax Inspeksi - Berikan oksigen.
•Sesak dan nyeri dada - Tindakan needle
•Ekspansi dada tdk thoracocentesis pada
simetris sisi dada yg terdengar
•Jejas pada dada hypersonor, tepatnya
•Distensi vena jugularis pada ICS-2 sejajar
•Posisi Trakea bergeser ke garis Mid-Clavicula.
arah sisi dada yang sehat - Kolaborasi dengan
Auskultasi: Dokter dalam
•Suara napas menjauh/ pemasangan Chest
samar
tube (selang dada)
Perkusi:
•Hipersonor ( lebih
nyaring ) pada sisi yang
sakit
TRAUMA THORAX

No Trauma Thorax Pengkajian Penanganan


2. Massive hematothorax Inspeksi - Berikan oksigen
•Sesak dan nyeri dada - Resusitasi cairan
•Ekspansi dada tdk - Kolaborasi dengan
simetris Dokter dalam
•Jejas pada dada pemasangan Chest
•Distensi vena jugularis Tube (selang dada)
•Deviasi trakea - Thoracotomy jika
•Syok perdarahan aktif dan
masif (output darah
Auskultasi: lebih dari 1500 cc, / >
•Suara napas menjauh/ 200cc/jam selama 2
samar jam berturut-turut).

Perkusi:
•Dullness/ redup pada
sisi yg sakit
TRAUMA THORAX

No Trauma Thorax Pengkajian Penanganan


3. Tamponade Jantung Inspeksi - Berikan oksigen.
-Peningkatan tekanan - Pemasangan monitor
vena jugularis tanpa EKG.
deviasi trakea - Kolaborasi dengan
- Penurunan tekanan dokter dalam tindakan
arteri Needle
Pericardiocentesis
Auskultasi:
-Suara jantung
menjauh/ samar
TRAUMA THORAX

No Trauma Thorax Pengkajian Penanganan


4. Open Pneumothorax Inspeksi - Berikan oksigen.
- Luka terbuka pada dada - Tutup luka dengan
- Ekspansi dada tidak Oclusive dressing (
simetris balutan kedap udara
yang diplester pada
Auskultasi: 3 sisi)
- Terdengar bunyi - Kolaborasi dengan
menghisap (sucking chest Dokter dalam
wound) pada luka di dada pemasangan Chest
Tube (selang dada)
Perkusi:
- hypersonor (lebih nyaring)
TRAUMA THORAX

No Trauma Thorax Pengkajian Penanganan


5 Flail Chest dan Kontusio Inspeksi - Berikan oksigen.
Paru - Pergerakan dada - Kolaborasi
paradoxal pemberian blok
- Ekspansi dada tidak analgetik pada
simetris bagian ICS yang
- Nyeri saat bernapas fraktur
- Tampak adanya usaha - Lakukan
bernapas pembebatan pada
area fraktur untuk
membatasi gerak
(perlukaan lebih
lanjut)
C Circulation + kontrol pendarahan

No Pengkajian Penanganan

1. Pengecekan tanda – tanda syok ; Memperbaiki replacement volume


cairan dengan cairan resusitasi yang
- Nadi lemah dan cepat
sesuai;
- Akral Dingin - Infus 2 jalur (IV catheter cukup
- Kesadaran mulai menurun besar/14 G) + cross match + ukur
kadar hb
- Tekanan darah menurun
- Cairan kristaloid (RL) hangat 39⁰c
- Nafas semakin cepat 1-2 L (dws),/20 ml (anak)/kgBB
- kocor / guyur.
kontrol pendarahan

No Pengkajian Penanganan
2. Pengecekan perdarahan - Balut tekan.
a. Eksternal ( yang dapat - Titik tekan.
dilihat ) - Elevasi bagian yang keluar darah (kecuali
ditandai dengan adanya jejas fraktur).
(luka) dan keluarnya darah - Hindari penggunaan tourniquet, kecuali
untuk luka amputasi yang bersifat
crushing (hancur).

. b. Internal ( tidak dapat - Rongga thorak, dihentikan dengan


dilihat ) chest-tube dan thoracotomy
- Rongga Toraks - Rongga Abdomen dan Retro-Peritoneal,
dihentikan dengan laparatomy
- Rongga Abdominal - Rongga Pelvis, dihentikan dengan
- Rongga Pelvis pemasangan PASG, C-Clamp, Gurita dan
pembedahan
- Femur ( Tulang Panjang )
- Femur (Tulang panjang), dihentikan
- Retro - peritoneal dengan pemasangan bidai dan/atau
pembedahan
D Disability
1. Glascow Coma Scale (GCS)
) 4 Membuka mata tanpa rangsangan (spontan)
3 Membuka mata dengan perintah suara
Eye
2 Membuka mata ketika diberikan rangsangan nyeri * Skor
1 Tidak membuka mata dijumlahkan
dari setiap
5 Berbicara dengan orientasi baik komponen
4 Berbicara namun bingung, orientasi tidak sesuai (GCS = E + V
3 Hanya mampu mengeluarkan kata (bukan kalimat) + M)
Verbal
2 Hanya suara tapi bukan kata (mengerang)
1 Tidak ada suara yang keluar

6 Dapat bergerak mengikuti perintah


5 Dapat melokalisir lokasi nyeri
Motori 4 Hanya dapat menarik/menjauhi pusat nyeri
c 3 Fleksi Abnormal ketika diberikan nyeri
2 Ekstensi Abnormal ketika diberikan nyeri
1 Tidak ada pergerakan
Disability

2. Tanda Lateralisasi Pupil


- Isokor / Anisokor me
Mengindikasikan sedang terjadi peningkatan
tekanan intra-kranial / cedera (lesi) pada otak
- Reflek cahaya ( +/- )

3. Tanda Lateralisasi Motorik


- Kekuatan Tonus otot ( +/- )
E Exposure
- Kaji semua anggota tubuh, adakah perlukaan di tempat anggota
tubuh yang lain untuk mencari cedera / masalah lain dengan cara
memperhatikan dengan seksama apakah ada jejas ( luka atau
memar) lain
- Log Roll untuk Pemeriksaan bagian belakang (Harus diupayakan
hanya satu kali dilakukan log-roll )
- Pasang selimut bila pasien dibuka seluruh badan untuk mencegah
HIPOTERMI
Evaluasi

ABCD
Fokus perhatian ditujukan pada bagian yang belum diperiksa saat
melakukan penilaian pada poin A sampai D
F Foley kateter
Pemasangan folley chatheter untuk membantu eliminasi urin
dan menghitung keseimbangan antara cairan yang masuk
dan cairan yang keluar melalui urin

Jumlah Urin output normal:


✔Dewasa: 0,5 cc/ kgBB/jam
✔Anak : 1 cc/ kgBB/jam
✔Bayi : 2 cc/kgBB/jam

HATI – HATI jangan dilakukan pemasangan bila ada


tanda-tanda “ ruptur uretra “ ( kontra indikasi )
Tanda – Tanda RUPTUR URETRA

: Laki –laki : : Perempuan :

- Keluarnya darah dari Orifisium - Keluarnya darah dari alat


Uretra External (OUE) kelamin

- Hematoma pada skrotum - Hematoma pada perineum

- Tidak terabanya prostat atau


High riding prostat ( melayang,
bergesernya prostat ke
superior) saat dilakukan
pemeriksaan rectal toucher
(colok dubur)
G GASTRIC TUBE
Pemasangan Naso Gastric Tube ( NGT ) bagi penderita yg
tidak sadar untuk ;
• Mencegah aspirasi
• Mengurangi distensi lambung

Pada keadaan tertentu untuk :


▪ Pemberian nutrisi dan terapi
▪ Melakukan kuras lambung
▪ Persiapan operasi/pembedahan
-

Hati – hati Jika jika dicuriga fr. Basis cranii maka pemberian
harus melalui mulut ( Oro Gastric Tube ( OGT ))
H Heart Monitor dan pulse oxymetri
Monitoring fungsi jantung dan sirkulasi, perlu dilakukan
pemasangan EKG monitor dengan pulse oxymetri
Re – Evaluasi
ABCDEFGH
Secondary Survey
✔ Anamnesa,
K = Keluhan terkait Kesehatan.
O = Obat yg dikonsumsi.
M = Makanan terakhir.
P = Penyakit yg diderita.
A = Alergi ( obat dan makanan )
K = Kejadian penyebab cedera.
✔ Pemeriksaan tanda vital,
✔ Pemeriksaan fisik menyeluruh ( from head
to toe),
B = Bentuk
T = Tumor
L = Luka
S = Sakit
✔ Penjahitan luka,
✔ Pendokumentasian
✔ Persiapan transport ( jika diperlukan ).
Persiapan transport

TRANSFER KE PELAYANAN DEFINITIF


❑ Hubungi RS yg di tuju
❑ Indikasi rujukan
❑ Prosedur rujukan
❑ OK
❑ ICU
High Ligh
Seorang perawat dalam melakukan tindakan
kegawatdaruratan harus selalu ingat akan prinsip prinsip
sebagai berikut:
● Memperkenalkan diri , senyum dan sapa
● Melakukan Informed consent
● Melakukan edukasi pada pasien atau keluarga saat memberikan
terapi dan tindakan
● Melakukan komunikasi Terapeutik pada pasien atau keluarga
● Melakukan tindakan sesuai dengan Standar Prosedur
Operasional (SPO) dengan mengutamakan keselamatan pasien.
● Melakukan Monitoring dan pelaporan perkembangan kondisi
pasien secara berkala

Anda mungkin juga menyukai