Anda di halaman 1dari 5

Menyusui Pasca C-Section

 Cerita Sukses
 -

 6 comments
 -
 Lianita Prawindarti

Hampir semua ibu mengharapkan proses kelahiran yang normal tanpa intervensi medis. Namun
demikian, ada kalanya seorang ibu harus dihadapkan pada kenyataan bahwa ia harus menjalani
kelahiran melalui C-section atau operasi Caesar, baik yang diputuskan secara darurat ketika
proses kontraksi tidak berjalan sesuai yang diharapkan, maupun operasi yang sudah
direncanakan mengingat kondisi ibu atau bayi yang tidak mungkin menjalani proses kelahiran
yang normal.

Seringkali proses kelahiran dengan C-section menjadi penghambat sukses menyusui, terutama di
hari-hari awal setelah melahirkan. Artikel berikut ini ingin menggambarkan bahwa walaupun
seorang ibu harus menjalani C-section, awal proses menyusui bisa dapat dilakukan dengan baik
sehingga sukses menyusui juga dapat dicapai. Akan dijelaskan persiapan apa saja yang dapat
dilakukan untuk mengantisipasi sukses menyusui pasca C-section dan tips apa saja yang bisa
dilakukan agar dapat menyusui dengan nyaman pasca C-section.

Persiapan mental terkait proses kelahiran

1. Meskipun ingin melahirkan normal tetap siapkan mental untuk kemungkinan


dilakukannya tindakan C-section sebagai langkah emergency. Kesiapan mental ini dapat
membantu ibu untuk lebih siap menghadapi fase pemulihan yang juga berpengaruh ke
sukses menyusui.
2. Banyak ibu yang merasa karena mereka gagal melahirkan normal, itu berarti juga akan
gagal menyusui. Padahal faktanya tidaklah demikian. Melahirkan dengan prosedur
operasi atau normal tetap bisa sukses menyusui. Untuk mereka yang harus menjalani C-
section yang tidak direncanakan, menyusui adalah cara efektif untuk meningkatkan rasa
“keibuan” yang seringkali hilang pada ibu yang merasa diri mereka gagal melahirkan
dengan cara yang normal. Jika C-section dilakukan dengan rencana berarti Ibu bahkan
bisa lebih merencanakan dengan baik bagaimana proses menyusui setelah operasi.
3. Yakinlah bahwa apapun prosedur melahirkan yang Ibu alami, itu tidak akan
menghentikan pemberian ASI.

Persiapan teknis menjelang kelahiran

Ada berbagai persiapan teknis yang harus diperhatikan oleh semua pasangan agar dapat berhasil
menyusui.
1. Mencari dokter atau bidan pro-ASI dan klinik atau rumah sakit bersalin yang pro-ASI.
Kedua hal ini penting agar Ibu bisa memperoleh semua dukungan agar dapat menyusui
sejak hari pertama kelahiran. Untuk proses kelahiran lewat C-section proses pencarian
Ibu untuk mendapatkan semua dukungan agar sukses menyusui menjadi lebih krusial
karena tidak semua rumah sakit atau klinik melahirkan sudah memiliki protokol yang
jelas untuk melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) setelah kelahiran C-section. Banyak
RS di Indonesia yang masih menerapkan IMD hanya untuk proses kelahiran normal.
Konsultasikan semua dengan dokter Ibu bahwa Ibu ingin IMD, terlepas dari apapun
proses melahirkan yang akan Ibu jalani, tentu saja dengan catatan selama kondisi Ibu dan
bayi sama-sama stabil. Konsultasikan dengan detail di mana IMD akan dilaksanakan,
siapa yang akan ada di sana untuk mendampingi, dan sebagainya.
2. Jika Ibu menjalankan proses kelahiran C-Section yang direncanakan, pastikan Ibu
berkonsultasi juga mengenai pilihan anastesi yang akan diambil. IMD dapat dijalankan
segera setelah kelahiran apabila anastesinya bersifat lokal atau spinal. Sementara untuk
anastesi yang sifatnya total, maka IMD harus menunggu hingga ibu kembali
kesadarannya.
3. Beberapa RS masih menjalankan praktek observasi bayi di kamar bayi pada periode 24
jam setelah kelahiran dengan C-section. Jika kondisi bayi stabil, diskusikan dengan
dokter Ibu apabila memungkinkan untuk melakukan rooming-in segera setelah Ibu
kembali ke bangsal perawatan. Jika setelah C-section ternyata bayi memerlukan
intervensi medis, maka ibu harus tetap memerah ASI segera setelah melahirkan dan
melakukannya secara rutin. Hasil perahannya bisa diberikan kepada bayi dengan pipet
atau cup feeder. Memerah sejak awal selain untuk memastikan bayi tetap mendapatkan
kolostrum yang diperlukan, juga membantu ibu untuk tetap menstimulasi produksi ASI,
dan mencegah bengkak pada payudara.
4. Pastikan bahwa bayi tidak mendapatkan susu formula, botol dot dan empeng selama hari-
hari awal setelah kelahiran. Jika dalam kasus-kasus medis tertentu dimana dokter
menyarankan suplementasi susu formula, lakukan tanpa menggunakan botol dot agar
bayi terhindar dari bingung puting.

Manfaat IMD pada ibu yang melahirkan dengan proses kelahiran melalui C-section pada
dasarnya sama saja dengan ibu yang melahirkan normal. Manfaatnya antara lain adalah:

Selain menjadi sumber bonding antara ibu dan bayi

1. IMD juga memancing keluarnya kolostrum yang sangat berguna untuk imunitas bayi dan
membantu proses transisi lancarnya ASI matang yang akan keluar pada sekitar hari
ketiga.
2. IMD juga memancing keluarnya hormon oksitosin yang membantu kontraksi rahim untuk
mengembalikan rahim ke kondisi sebelum kehamilan.
Bayi yang lahir dengan C-section biasanya cenderung lebih mengantuk. Apalagi jika si
ibu terkena anastesi dalam waktu yang panjang sejak periode kontraksi.
3. Ibu yang melahirkan dengan C-section umumnya memang mengalami sedikit kelambatan
dalam hal keluarnya ASI dibanding mereka yang melahirkan dengan cara yang normal.
Untuk itu, bayi membutuhkan lebih banyak stimulasi untuk lebih sering menyusu
meskipun mereka cenderung mengantuk. Untuk itu, IMD sangat diperlukan untuk
mengejar keterlambatan keluarnya ASI pada ibu yang melahirkan dengan C-section.
4. Ibu yang menjalani kelahiran dengan C-section biasanya akan berada di rumah
sakit/klinik lebih lama dari ibu yang melahirkan normal. Kesempatan ini dapat untuk
memulihkan kondisi sekaligus mendapatkan bantuan mengenai menyusui dari tenaga
medis atau dari konselor laktasi yang ada di RS. Sehingga saat kembali ke rumah, proses
menyusui sudah lebih berjalan mantap.

ASI yang “Lambat Keluar”

Ibu yang menjalani C-section sering mengeluhkan ASI yang lambat keluar. Pada dasarnya,
proses keluarnya ASI pada ibu yang menjalani kelahiran normal dengan kelahiran dengan C-
section sama saja. Ketika bayi dan palsentanya keluar, tubuh akan member sinyal pada hormon
untuk segera mengeluarkan ASI yang sudah diproduksi sejak trimester kedua kehamilan.
Sehingga,tubuh ibu yang melahirkan dengan cara normal maupun dengan cara C-section sama-
sama mendapatkan sinyal yang sama untuk mengeluarkan ASI. Kelambatan keluarnya ASI
sebetulnya bsia terjadi pada ibu yang melahirkan dengan cara normal atau C-section. Hal ini bisa
terjadi jika ibu menjalani proses melahirkan yang sulit, terlepas dari apapun metodenya. Tingkat
stress dan rasa sakit yang tinggi membuat ASI sering lambat keluar pada beberapa ibu. Jika ASI
lambat keluar, tidak perlu cemas. Lakukan hal-hal berikut:

1. Menyusui sesering mungkin. Rawat gabung bisa membantu proses ini. Namun jika bayi
tidak bisa bersama ibu setiap saat, tetap memerah sesering mungkin untuk memastikan
payudara tetap distimulasi.
2. Hindari pemberian susu formula sebagai suplementasi kecuali jika ada indikasi medis.
Suplementasi yang tidak perlu justru akan menghambat bayi menyusu langsung pada
ibunya.
3. Pastikan bahwa pelakatan selalu benar. Jika bayi tidak melekat dengan benar dalam
proses menyusui, maka ASI yang didapatkan juga tidak akan optimal

Posisi Menyusui bagi Ibu yang Melahirkan dengan C-section

Untuk ibu yang melahirkan dengan C-section memang tidak semua posisi menyusui dirasakan
nyaman. Football hold dan posisi tidur miring seringkali menjadi favorit para ibu untuk
menyusui setelah C-section.
Posisi tidur miring (lying down)

Posisi ini adalah salah satu yang paling direkomendasikan karena ibu bisa tetap beristirahat saat
menyusui. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika menyusui dengan posisi ini:

1. Pastikan ada banyak bantal atau alat bantu lain seperti selimut atau handuk yang bisa
membantu men-support tubuh bayi agar bisa menyusu dengan nyaman
2. Miringkan tubuh Ibu perlahan dan letakkan handuk kecil di dekat bagian insisi atau bekas
luka C-section Ibu untuk melindunginya dari tendangan bayi
3. Pastikan tubuh bayi berbaring miring berhadapan dengan tubuh Ibu, dengan [perut bayi
diposisikan sedekat mungkin dengan perut Ibu. Letakkan bantal atau handuk di belakang
punggung bayi agar posisinya tidak bergeser
4. Letakkan bantal di belakang punggung ibu dan satu di lututnya untuk mengurangi
tekanan pada otot perutnya
5. Selalu minta perawat untuk membantu Ibu dan bayi mendapatkan posisi yang nyaman

Posisi football hold

Tubuh bayi diletakkan di atas bantal, sementara tangan kanan atau kiri ibu menyangga
kepalanya. Ibu bisa duduk bersandar di tempat tidur atau di kursi yang nyaman. Pastikan
punggung, perut dan kaki ibu berada di kondisi yang nyaman.

Ibu yang melahirkan dengan C-section umumnya harus menggunakan infus. Minta perawat
untuk memasang selang infus pada bagian lengan yang membuat ibu masih bisa menyusui
dengan mudah. Selalu minta bantuan perawat atau keluarga setiap kali ibu hendak mulai
menyusui bayi, terutama untuk membantu memposisikan bayi agar ibu bisa menyusui dengan
nyaman.

Pemberian Obat pasca C-Section


Meski secara umum obat yang dikonsumsi pasca C-section, baik pereda rasa sakit maupun
antibiotik biasanya aman untuk ibu menyusui, namun jangan lupa selalu memastikan pada dokter
atau bidan Ibu bahwa obat yang Ibu konsumsi pasca C-section aman untuk ibu menyusui. Tidak
perlu khawatir bila obat-obatan yang Ibu konsumsi aman, karena banyak jenis obat yang bisa
dikonsumsi oleh ibu menyusui. Jangan sampai menahan rasa sakit dan tidak mengkonsumsi obat
yang diberikan hanya karena Ibu khawatir itu akan mempengaruhi ASI Ibu. Rasa sakit justru bisa
menghambat kelancaran proses menyusui.

Bantuan Setelah Pulang ke Rumah

Ibu yang melahirkan dengan C-section umumnya membutuhkan waktu lebih lama untuk
memulihkan diri. Saat masih di rumah sakit, bicarakan dengan suami dan keluarga untuk
mengatur bantuan bagi ibu di rumah. Jangan enggan untuk minta bantuan. Walau merupakan
salah satu prosedur yang popular yang sering dilakukan di seluruh dunia, C-section termasuk
prosedur bedah besar. Pastikan ibu mendapatkan bantuan yang cukup setelah kembali ke rumah.
Tidak adanya support di rumah setelah kembali dari rumah sakit sering menjadi salah satu
penyebab ibu menjadi kelalahan, stress dan akhirnya juga mempengaruhi kelancaran menyusui.
Jika ibu mengalami masalah menyusui setelah pulang ke rumah, pastikan segera meminta
bantuan ahli seperti konselor laktasi atau bisa mendatangi klinik laktasi terdekat.

Selamat menyusui ya, moms.

Sumber bacaan:

 Breastfeeding after a caesarean birth


 Is it possible to breastfeed after a caesarean birth?
 C section breastfeeding
 Breastfeeding after a caesarean
 C-section recovery: what to expect?
 Slide show: breastfeeding positions
 Breastfeeding after a caesarean birth

http://aimi-asi.org/menyusui-pasca-c-section/

Anda mungkin juga menyukai