Anda di halaman 1dari 14

Bagaimana tanda melahirkan normal?

Melahirkan normal adalah proses ketika wanita mengeluarkan janin yang telah
berkembang di dalam rahimnya melalui vagina.
Biasanya, proses melahirkan normal ini optimalnya akan terjadi sejak usia
kandungan 38 minggu.
Maka itu, ketika memasuki masa akhir kehamilan, yakni di trimester ketiga,
dokter biasanya akan menyarankan Anda untuk lebih berhati-hati dan peka
dengan tanda-tanda melahirkan.
Tanda-tanda melahirkan normal setiap wanita bisa berbeda-beda antara satu
dan lainnya. Berikut tanda-tanda ibu mau melahirkan.
 Kontraksi yang teratur.

 Keluar lendir dan/atau darah.


 Pembukaan atau dilatasi jalan lahir atau serviks.
Dilansir dari laman American Pregnancy, Anda akan mengalami sakit atau
ketidaknyamanan di sekitar bagian punggung, perut bagian bawah, ada
tekanan pada panggul.
Berbeda dengan kontraksi persalinan palsu, kontraksi persalinan yang
sesungguhnya tidak akan hilang ketika Anda berganti posisi, bersantai, atau
bahkan berjalan-jalan.

Persalinan normal berbeda dengan


persalinan spontan

Penting untuk dipahami bahwa persalinan normal berbeda dengan persalinan


spontan.
Persalinan spontan adalah proses persalinan lewat vagina yang berlangsung
tanpa menggunakan alat maupun obat tertentu, baik itu induksi, vakum, atau
metode lainnya.
Jadi, persalinan ini benar-benar hanya mengandalkan tenaga dan usaha ibu
untuk mendorong keluarnya bayi tanpa bantuan obat.
Pada persalinan spontan, persalinan dapat terjadi pada persentasi belakang
kepala (kepala janin lahir terlebih dahulu) maupun persentasi bokong
(sungsang).
Sementara dengan proses lahir bayi secara normal, persalinan biasanya lebih
kepada persentasi belakang kepala.
Proses ibu melahirkan dengan cara normal umumnya dilakukan di rumah
sakit.
Meski kebanyakan ibu hamil melahirkan di rumah sakit, ada juga ibu yang
lebih memilih melahirkan di rumah.
Selain dengan cara medis, ibu juga mengupayakan kelancaran melahirkan
nantinya dengan cara induksi alami.
Bila dibutuhkan nantinya dokter mungkin memberikan induksi persalinan
medis tergantung kondisi ibu dan bayi.
Jangan lupa, persiapkan juga berbagai persiapan persalinan beserta
perlengkapan melahirkan sejak jauh-jauh hari sebelumnya.

Bagaimana tahapan selama proses


melahirkan normal?
Melahirkan, termasuk dengan metode normal atau melalui vagina, merupakan
pengalaman yang unik dan menarik.
Pengalaman menarik ini bisa berlaku bagi Anda yang baru pertama kali akan
menjalaninya atau sudah beberapa kali melahirkan.
Ketika usia kehamilan sudah dekat dengan waktu persalinan, Anda dan orang
sekeliling Anda akan bersiap-siap menunggu waktu melahirkan yang
sesungguuhnya.
Jangan cemas, karena tubuh memiliki kemampuan alami untuk memberikan
jalan keluar bagi bayi menjelang waktu melahirkan normal.
Otot-otot di sekitar jalan keluarnya bayi biasanya akan meregang dan melebar
sehingga bisa dilalui bayi dengan mudah saat proses melahirkan normal.
Ada beberapa tahapan yang dijalani ibu dalam proses persalinan atau
melahirkan bayi dengan normal.
1. Tahap pertama: pembukaan leher rahim (serviks)
Tahap pertama dalam melahirkan atau persalinan normal dimulai ketika Anda
merasakan munculnya kontraksi secara teratur sehingga membuat serviks
terbuka.
Dibandingkan tahapan yang lain, tahap persalinan normal pertama ini yang
cenderung memakan waktu yang paling lama dan panjang.
Tahap melahirkan atau persalinan normal pertama ini dibagi menjadi 3 fase
(kala) utama, yakni:
Fase atau kala laten (awal)
Pada fase (kala) laten persalinan atau melahirkan normal, kontraksi muncul
bervariasi dan dapat berkisar dari ringan hingga kuat serta tidak teratur.
Di tahap awal ini, kontraksi tersebut akan memicu penipisan dan
pelebaran leher rahim (serviks) kira-kira 3-4 cm.
Kondisi ini bisa dimulai dari beberapa hari atau jam sebelum melahirkan
normal.
Lama waktu berlangsungnya fase awal ini tidak bisa diprediksi bisa terjadi
sekitar 8-12 jam lamanya.
Namun, rentang waktu tersebut tidaklah mutlak. Kadang dapat berlangsung
sangat cepat, bahkan terkadang juga bisa cukup lama untuk beralih ke fase
selanjutnya.
Jika kontraksi menjelang melahirkan normal yang muncul tidak lagi hilang dan
timbul, tapi terasa teratur, segera periksakan diri ke dokter.
Dokter nantinya akan melakukan pemeriksaan panggul guna mengetahui
sudah seberapa lebar kondisi serviks untuk persalinan.
Namun, sebenarnya Anda masih bisa merilekskan diri dan lebih santai dulu di
rumah. Usahakan untuk tetap santai dan rileks selama fase ini berlangsung.
Demi membuat tubuh merasa lebih nyaman, cobalah untuk tetap aktif
bergerak selama mengalami kontraksi persalinan palsu.
Hal ini bertujuan untuk membantu pelebaran serviks agar proses persalinan
atau melahirkan normal menjadi lebih mudah.
Kalkulator Hari Perkiraan Lahir-Hello Sehat
Ditinjau oleh dr. Damar Upahita pada 01/04/2022
Metode kalkulasi

Haid Terakhir

Hari Pertama dari Haid Terakhir Anda

Durasi siklus haid

28

Hitung

Fase atau kala aktif


Memasuki fase aktif melahirkan normal, pembukaan lahiran dari leher rahim
atau serviks lebih lebar lagi.
Jika sebelumnya hanya sekitar 3-4 cm, kini seviks bisa melebar kira-kira 4-9
cm. Salah satu faktornya karena kekuatan kontraksi di fase ini juga bertambah
besar.
Selain sensasi dari kontraksi asli melahirkan yang bertambah kuat, gejala lain
selama fase ini bisa meliputi sakit punggung, kram, dan perdarahan.
Kemungkinan Anda juga akan merasakan seperti ada air yang menetes karena
ketuban yang pecah.
Lama waktu fase aktif menjelang melahirkan normal biasanya berlangsung
sekitar 3-5 jam.
Jika masih berada di rumah atau belum mengunjungi dokter, dalam kondisi ini
Anda disarankan untuk segera pergi ke rumah sakit.
Dokter nantinya akan melakukan pemeriksaan panggul guna mengetahui
sudah seberapa lebar serviks terbuka.
Dengan begitu, waktu melahirkan atau persalinan normal bisa segera
diprediksi.
Tiba di waktu melahirkan, kini kekuatan kontraksi akan meningkat pesat
sehingga terasa sangat hebat, kuat, dan menyakitkan.
Frekuensi kontraksi juga terasa cukup intens, yang bisa muncul setiap 30 detik
hingga 4 menit sekali dan berlangsung selama 60-90 detik.
2. Tahap kedua: mengejan dan melahirkan bayi
Ketika dokter telah menyatakan pembukaan serviks ke-10, tandanya Anda
sudah siap untuk menjalani proses melahirkan normal.
Beberapa wanita kerap mengalami adanya dorongan untuk mengejan karena
seperti ada sesuatu di dalam tubuh yang hendak keluar.
Pastikan Anda menerapkan cara mengejan saat melahirkan yang tepat.
Sebelum benar-benar timbul keinginan untuk mengejan, efek kontraksi yang
kuat seharusnya sudah mendorong posisi bayi.
Kepala bayi biasanya telah berada di posisi cukup rendah alias sudah sangat
siap untuk keluar melalui vagina.
Ketika serviks sudah terbuka sepenuhnya, dokter biasanya menganjurkan
Anda untuk mengejan.
Kemudian tubuh bayi akan bergerak menuju vagina yang merupakan jalan
lahir bayi dengan cara normal.
Proses mengejan selama melahirkan normal ini bertujuan untuk mendorong
bayi keluar.
Dokter dan tim medis yang membantu proses persalinan Anda, biasanya juga
akan memberikan instruksi kapan Anda harus menarik napas dan kapan harus
membuangnya.
Tahapan persalinan normal bayi keluar melalui vagina
Lama waktu proses melahirkan normal ini bisa berbeda-beda, mulai dari
hitungan menit sampai jam.
Jika ini merupakan kali pertama Anda melahirkan, tahapan persalinan normal
melalui vagina ini bisa berlangsung sekitar 3 jam.
Sementara bagi Anda yang sudah pernah melalui tahapan persalinan
sebelumnya, proses ini biasanya bisa berlangsung lebih singkat sekitar 2 jam
lamanya.
Akan tetapi, kembali lagi, waktu ini tergantung dari kondisi tubuh masing-
masing ibu.
Ketika kepala bayi sudah mulai menyentuh vagina, dokter akan melihat kepala
bayi dan meminta Anda untuk berhenti mendorong dan mengambil napas.
Hal ini akan memberikan waktu bagi otot perineum (otot di antara vagina dan
anus) untuk merenggang sehingga kemudian Anda akan melahirkan dengan
perlahan.
Terkadang, dokter juga dapat melakukan prosedur episiotomi atau gunting
vagina untuk mempercepat jalannya proses kelahiran.
Episiotomi adalah bedah kecil di mana kulit dan otot perineum disayat untuk
memperlebar vagina sehingga memudahkan jalan keluarnya bayi saat lahir.
Supaya tidak merasakan sakit, Anda akan diberikan bius lokal. Setelah bayi
lahir, sayatan ini kemudian akan dijahit kembali seperti semula.
3. Tahap ketiga: mengeluarkan plasenta
Lega dan bahagia saja rasanya mungkin tidak cukup untuk mengungkapkan
rasa haru setelah berhasil melahirkan bayi dengan normal.
Namun, perjuangan Anda belum selesai sampai di sini.
Kini, Anda memasuki tahap akhir persalinan, di mana Anda masih harus
berusaha untuk mengeluarkan plasenta.
Plasenta adalah organ yang melindungi dan menjaga kehidupan bayi selama
berada di dalam kandungan.
Dalam kondisi ini, rahim masih terus berkontraksi sehingga memicu plasenta
untuk keluar melalui vagina.
Ada dua cara yang bisa dilakukan untuk mengeluarkan plasenta dari dalam
rahim. Pertama, dengan melibatkan tindakan guna mempercepat proses
kelahiran normal tahap ini.
Ibu akan disuntikkan obat sehingga tidak perlu mengejan dan berusaha lebih
keras.
Di sini, obat yang akan merangsang munculnya kontraksi, kemudian dokter
akan menarik plasenta keluar secara perlahan.
Sedangkan yang kedua, berlangsung secara alami atau tanpa tindakan medis.
Hanya saja, Anda harus tetap berusaha mengejan sehingga plasenta lama-
lama akan memisahkan diri dari dinding rahim.
Terakhir, plasenta keluar sendirinya melalui vagina.
Di samping itu, melakukan kontak antara kulit dan mulai melakukan inisiasi
menyusui dini (IMD) dapat membantu mempercepat pengeluaran plasenta.

Bolehkah melahirkan normal setelah


miomektomi?

Melahirkan normal juga bisa dijalani bagi Anda yang pernah melakukan
prosedur miomektomi sebelumnya.
Miomektomi merupakan operasi pengangkatan fibroid rahim alias tumor
rahim jinak. Miomektomi sebenarnya tidak menutup peluang Anda untuk bisa
hamil.
Ini karena prosedur miomektomi hanya mengangkat sel dan jaringan tumor
pada rahim sehingga kondisi rahim masih tetap utuh.
Akan tetapi, operasi jenis ini menimbulkan kekhawatiran bagi para calon ibu
yang masih ingin melahirkan normal.
Faktanya, melahirkan normal usai miomektomi masih bisa dilakukan, tetapi
dengan risiko yang cukup besar.
Seperti yang dilansir dari laman Mayo Clinic, miomektomi dapat menimbulkan
risiko tertentu saat melahirkan.
Apabila dokter bedah perlu membuat sayatan yang cukup dalam pada
dinding rahim, kemungkinan besar dokter kandungan Anda akan
merekomendasikan operasi cesar.
Tindakan tersebut dilakukan untuk menghindari risiko rahim robek selama
proses kelahiran normal berlangsung.
Kondisi tersebut berisiko membahayakan kesehatan ibu dan bayi.

Normalkah BAB saat melahirkan?

Meski membayangkannya saja sudah bikin malu, BAB saat melahirkan


merupakan hal yang sangat wajar terjadi selama ibu menerapkan cara
melahirkan normal.
Sebenarnya tahap persalinan normal hampir sama seperti saat sedang BAB.
Otot-otot yang digunakan untuk mengejan adalah otot panggul dan perut
bawah yang sama.
Itu sebabnya, ketika perut Anda mulas karena sakit perut atau akan lahiran,
otot-otot tersebut berkontraksi.
Selain itu, ketika bayi sudah perlahan-lahan bergerak menuju lubang vagina, ia
akan menekan bagian usus dan rektum yang mungkin berisi sisa-sisa makanan
yang belum dikeluarkan.
Hal ini juga yang kemudian membuat Anda mengeluarkan feses ketika proses
lahiran atau kelahiran normal berlangsung.
Belum tentu juga rasa ingin BAB itu benar karena bisa saja efek bayi yang akan
lahir normal. Maka dari itu, ibu tak perlu mengkhawatirkan hal ini.

Lama waktu persalinan tiap wanita tidak


sama

Tentu ada alasan sendiri mengapa ada ibu yang lebih memilih proses
kelahiran normal atau melahirkan bayi dengan cara normal berbeda
dibandingkan dengan operasi caesar.
Alasan ibu memilih cara melahirkan atau lahiran normal yakni karena waktu
pemulihan yang cenderung lebih singkat. Ibu juga bisa langsung menyusui
bayinya setelah proses lahiran atau kelahiran ini selesai.
Setiap wanita memiliki kondisi tubuh yang berbeda-beda. Atas dasar itu pula,
lama waktu persalinan yang dihabiskan dari awal sampai akhir oleh masing-
masing wanita juga tidak akan sama.
Bahkan, lama waktu berlangsungnya setiap tahapan dari proses lahiran normal
juga akan berbeda.
Jika ini merupakan pengalaman melahirkan pertama Anda, proses ini dapat
memakan total waktu selama 12-14 jam.
Namun, total waktu tersebut biasanya akan jauh lebih pendek untuk proses
persalinan di kehamilan selanjutnya.
Terlebih lagi karena rasa sakit yang dirasakan ibu selama proses melahirkan
atau persalinan normal juga tidak selalu sama.
Hanya saja, rasa sakit dalam proses kelahiran normal berkisar dari kram otot
rahim, tekanan di beberapa bagian tubuh, hingga dampak pengobatan.
Itulah mengapa dokter biasanya memberikan anestesi kepada ibu untuk
membantu meredakan rasa sakit.
Rasa sakit saat proses kelahiran ini juga bisa dikelola dengan menerapkan
metode persalinan seperti water birth, gentle birth, dan hypnobirthing.

Anda mungkin juga menyukai