Anda di halaman 1dari 48

Mengenal Persalinan, Penyebab, Tnda-tanda, dan Bagaimana Menghadapinya Saya hamil anak pertama nih, bagaimana mengetahui tanda-tanda

persalinan itu?" "Yang dimaksud gelombang rahim atau kontraksi itu rasanya kaya apa ya?" "Saya udah 40w nih, kok belum ada tanda-tanda juga?" Pertanyaan ini seringkali ya kita jumpai di GBUS? Mulainya persalinan adalah saat-saat yang paling diantisipasi di penghujung proses kehamilan. Banyak ibu hamil, terutama first time mom khawatir mereka telah melewatkan tanda-tanda ini atau tidak cukup persiapan untuk melakukan persalinan. Untungnya tubuh kita memberikan tanda-tanda bahwa awal persalinan sudah dekat. Penyebab Munculnya Tanda Persalinan Tanda-tanda pra-persalinan seringkali muncul antara minggu ke-37 hingga 42, meskipun persalinan juga dapat terjadi secara prematur. Sebab munculnya tanda persalinan hingga kini belum diketahui secara persis. Berbagai penelitian telah dilakukan dan kemungkinan besar hal ini merupakan hasil dari berbagai faktor. Ada beberapa teori yang menjelaskan pemicu awal persalinan [1]: Penuaan plasenta mungkin menyebabkan transfer nutrisi ke bayi makin berkurang o Serabut otot rahim telah mencapai titik peregangan maksimal sehingga memicu aktivitas kontraksi o Impuls yang dihasilkan rahim "ditangkap" oleh kelenjar Pituitary di otak. Selanjutnya kelenjar ini melepaskan hormon Oksitosin yang menyebabkan rahim berkontraksi Makin berkurangnya level hormon Progesteron yang mendukung kehamilan Dinding rahim melepaskan senyawa Prostaglandin yang menyebabkan kontraksi Penelitian terbaru mengungkap bahwa manusia memiliki 2 tipe hormon estrogen, Estradiol (E2) dan Estriol (E3). Jika jumlah E2 dan E3 kurang lebih sama dalam tubuh ibu, maka tidak ada dorongan untuk mulainya proses persalinan. Penelitian mengungkap bahwa rasio E3/ E2 yang naik pesat menjelang masa persalinan mengindikasikan bahwa jumlah E3 berlebih mungkin merupakan pemicu utamanya. Dr. Smith et. al meneliti tentang peranan senyawa Corticotrophin-Releasing Hormone (CRH) yang mengatur jam biologis kehamilan. Senyawa ini dihasilkan oleh plasenta,

jumlahnya terus meningkat seiring masa kehamilan dan mencapai puncaknya pada masa persalinan. Keterkaitan hormon antara ibu dan bayi sangatlah erat; CRH memicu kelenjar Adrenalin bayi untuk memproduksi Steroid, zat ini kemudian digunakan plasenta untuk memproduksi E3 dalam tubuh ibu hingga jumlahnya melebihi E2 [2]. Makin banyak kadar CRH, makin tinggi jumlah E3 yang diproduksi untuk memicu awal persalinan. Dari sini anda bisa memahami bahwa persalinan tidak semata-mata ditentukan oleh HPL, melainkan juga oleh keseimbangan interaksi berbagai hormon ibu dan bayi, kematangan organ-organ bayi, dan mungkin juga reaksi tubuh ibu sendiri. Perhatikan kata 'perkiraan' pada singkatan HPL, ingatlah bahwa tiap wanita dan bayi adalah unik dan individual. Mengingat betapa halus, rumit dan saling terkaitnya faktor-faktor pendorong persalinan, tidak ada yang tahu pasti kapan ia akan mulai. Tanda-tanda Persalinan 1. Lightening Atau disebut juga dengan "dropping", saat ini posisi bayi turun ke panggul - Nafas ibu tidak seberat atau terengah-engah seperti sebelumnya karena paru-paru kini tak lagi terdesak rahim - Tekanan pada panggul meningkat dan anda akan berkemih lebih sering. Ibu juga akan merasakan sensasi berat di panggul - Pada anak pertama lightening terjadi beberapa minggu pra persalinan. Makin sering anda melahirkan, makin dekat jarak antara lightening dengan persalinan [3,4]. 2. " Show " Yang dimaksud bukan pertunjukan ya, melainkan keluarnya lendir yang selama 9 bulan menutup mulut rahim (serviks) dan melindungi bayi kita dari infeksi luar. Ketika serviks menipis dan melebar untuk persiapan persalinan, lendir ini akan terlepas. Warnanya bisa jernih, pink atau bercampur sedikit darah. Sumbat lendir ini bisa keluar beberapa minggu hingga beberapa jam sebelum persalinan [3,4]. 3. Kontraksi atau gelombang rahim Saat kontraksi, perut akan mengencang. Di antara kontraksi, otot rahim mengendur dan perut akan terasa lebih lembek. Ada 2 macam kontraksi yang terjadi menjelang masa persalinan [3,4]: a. Kontraksi Braxton-Hicks/ False Labor Dikenal juga dengan kontraksi palsu. Kadang terjadi di trimester kedua, namun lebih sering di trimester ketiga. Kontraksi ini adalah indikasi tubuh mempersiapkan 'hari H.' Sensasinya digambarkan seperti keram saat menstruasi, perut terasa kencang namun frekuensinya tidak reguler. Kontraksi ini tidak menyebabkan pembukaan dan penipisan serviks [4].

b. Kontraksi sesungguhnya/ True Labor Terasa seperti gelombang yang bergerak dari puncak ke dasar rahim. Intensitas dan frekuensinya makin lama makin kuat dan sensasinya tidak berkurang saat ibu berganti posisi. Kontraksi ini menyebabkan serviks menipis meskipun pembukaan lengkap butuh beberapa jam hingga 1 hari [4]. Berikut adalah perbedaan karakteristik kedua jenis kontraksi [4]: - Frekuensi False labor: tidak teratur True labor: interval kontraksi teratur dan berlangsung selama 30-70 detik. Jika interval antar kontraksi sudah makin pendek (< 5menit) biasanya serviks sudah membuka 3 cm atau lebih. - Pengaruh gerakan ibu False labor: Kontraksi mereda jika ibu berjalan, bahkan berhenti jika ibu berganti posisi True labor: Kontraksi tetap berlanjut meskipun ibu berganti posisi - Intensitas False labor: Kontraksi tidak menguat, bisa juga terasa kuat di awal namun kemudian mereda True labor: Intensitas kontraksi makin lama kuat - Lokasi False labor: biasanya hanya terjadi di bagian depan perut atau area panggul True labor: biasanya mulai dari punggung belakang, menjalar ke bagian depan perut terus hingga ke dasar rahim. 4. Pecahnya selaput ketuban Ditandai dengan keluarnya cairan ketuban, bisa memancar 'byuurrr..' atau merembes perlahan-lahan. sebagian besar wanita mengalami kontraksi sebelum selaput ketubannya pecah, namun dalam beberapa kasus bisa jadi ketuban pecah dini (KPD) [3]. Kapan saya harus ke RS? Jika ibu yakin bahwa kontraksi sesungguhnya sudah datang, mulailah mencatat waktu kontraksi dan intervalnya (bisa juga meminta bantuan orang lain). Kontraksi ringan biasanya berlangsung selama 60-90 detik dengan interval antara kontraksi 15-20 menit. Jarak antar kontraksi akan makin teratur hingga intervalnya kurang dari 5 menit. Ibu sebaiknya mulai berangkat ke RS jika kontraksi kuat berlangsung selama 45-60 detik dan intervalnya 3-4 menit.[2]

Apa yang harus saya lakukan jika ketuban saya pecah duluan? Silakan me-refer ke dokumen ini: Pertolongan Pertama Saat Ketuban Pecah Dini https://www.facebook.com/groups/gentlebirthuntuksemua/doc/144105205683489/ Air Ketuban Anda Kurang? https://www.facebook.com/groups/gentlebirthuntuksemua/doc/167131656714177/ Apa yang harus saya lakukan untuk mengurangi rasa sakit? Di fase awal persalinan (fase laten, bukaan 1-4 cm) sebaiknya ibu lewatkan di rumah sendiri [3]. Semakin ibu merasa nyaman dan rileks maka kemajuan akan makin baik. Berikut adalah tips untuk mengurangi rasa sakit: - Lakukan relaksasi: mendengarkan CD, menyalakan lilin aromaterapi, atau pijat. Jika anda rileks, pelepasan hormon Endorphin yang bermanfaat mengurangi rasa sakit akan makin optimal. - Saatnya mempraktikkan teknik pernafasan perut yang anda dapatkan pada pre-natal class. - Bergeraklah: Lakukan pelvic rocking, goyang inul atau berjalan kaki. Goyang Inul mirip dengan gerakan dasar tari perut (belly dance). Nama asli dari tarian yang sangat feminin ini adalah Raqs Sharqi, ia sudah ada sebelum Islam lahir di Timur Tengah [6]. Sebelum menyebar ke seluruh dunia, hingga sekitar200 tahun lalu, tarian ini eksklusif hanya untuk wanita. Kostum yang digunakan pun pakaian biasa, tidak tipis dan terbuka seperti yang kita kenal sekarang. Seorang gadis mempelajari tarian ini dari ibu, kakak atau anggota keluarga wanita lain. Tarian yang menitikberatkan pada isolasi gerakan otot perut dan panggul ini ternyata identik dengan gelombang kontraksi yang dirasakan wanita saat bersalin. Gerakan ini dipercaya dapat membuat wanita lebih aware pada ritme tubuhnya menjelang persalinan. Konon di suku Badui padang pasir, ibu yang sedang memasuki persalinan akan memanggil perempuan-perempuan untuk menari di sekitarnya. Ritme perkusi membuat si ibu rileks dan gerakan tari perut akan mendorong dirinya untuk bekerja sama, alih-alih melawan gelombang kontraksi. Gerakan memutar panggul membantu meredakan rasa sakit, memosisikan bayi dan membantunya untuk keluar dari rahim. Di awal kontraksi, ibu akan merasa lebih rileks dengan menggerakkan panggul secara perlahan membentuk lingkaran atau angka 8. Ketika gelombang rahim makin intens, ibu akan menggerakkan panggul dengan cepat (shimmy). Seiring turunnya bayi ke jalan

lahir, ibu akan melakukan undulation (gerakan bergelombang) untuk mendorong bayi keluar secara alami [7]. Berikut contoh gerakannya:

Belly dance-figure 8 http://www.youtube.com/watch?v=I2kkh89xC84 Shimmy http://www.youtube.com/watch?v=Qn1uodvpzf0&feature=related Undulation http://www.youtube.com/watch?v=IT5z5uNoMpc&feature=related


Untuk tips yang lebih lengkap tentang cara mengurangi rasa sakit saat gelombang rahim tiba bisa dilihat di sini: Rahasia 1. Melahirkan Alami http://www.facebook.com/groups/gentlebirthuntuksemua/doc/128341727259837/ Rahasia 2. Melahirkan Alami http://www.facebook.com/groups/gentlebirthuntuksemua/doc/128341977259812/ Rahasia 3. Melahirkan Alami http://www.facebook.com/groups/gentlebirthuntuksemua/doc/128342170593126/ Rahasia 4. Melahirkan Alami http://www.facebook.com/groups/gentlebirthuntuksemua/doc/128342383926438/ 15 Cara Mengurangi Rasa Sakit Saat Persalinan https://www.facebook.com/groups/gentlebirthuntuksemua/doc/129323523828324/ Apa sih yang dimaksud dengan pembukaan? Saat bersalin, kontraksi rahim akan membuat serviks ibu memendek dan menipis, ia akan meregang dan membuka jalan untuk bayi anda. Penipisan dan peregangan serviks inilah yang disebut dengan pembukaan dan besarnya diukur dalam centimeter. Pembukaan lengkap apabila telah mencapai 10 cm [4]. Nah bundas, sekarang sudah makin paham seputar masalah persalinan ya..Semoga tidak lagi mudah khawatir dan tahu apa yang harus dipersiapkan untuk menyambut kelahiran sang buah hati. Referensi: [1] http://www.babies.sutterhealth.org/laboranddelivery/labor/ld_lbr-begins.html#top [2] http://www.news-medical.net/news/2009/04/01/47759.aspx [3] http://www.emedicinehealth.com/labor_signs/page2_em.htm#Labor Signs Symptoms [4] http://www.webmd.com/baby/labor-signs

[5] https://www.facebook.com/groups/gentlebirthuntuksemua/doc/227904103970265/ [6] http://en.wikipedia.org/wiki/Belly_dance [7] http://www.danceforthesoul.com/WallStreetJournal.html

Gentle Birth Apa sich sebenarnya Gentle bIrth? Mengapa kita memilih proses persalinan yang lembut (Gentlebirth)? kelahiran manusia adalah peristiwa yang paling ajaib, transformasional, dan misterius dalam kehidupan kita. Pengalaman melahirkan akan meninggalkan jejak sendiri yang dapat tak terhapuskan begitusaja pada kehidupan seorang ibu dan bayi. Dalam abad terakhir, manusia mulai menjelajahi dan bereksperimen dengan ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi tinggi. Sebuah kombinasi dari karakteristik manusia alam seperti rasa ingin tahu, keinginan untuk mengendalikan, takut yang tampaknya di luar kendali manusia, dan fokus terkonsentrasi pada penerapan teknologi, telah merayap ke dalam dan dialihkan dari perspektif budaya dan penghormatan terhadap kesucian dari pengalaman kelahiran. Hasilnya fokus terhadap teknologi dan eksperimen terlihat dalam budaya yang dominan, dalam bentuk seluruh populasi dengan berbagi tingkat stres yang tinggi, ketakutan, dan disfungsi emosional. Revolusi Industri di Amerika mempercepat tren untuk bereksplorasi dalam mengelola kelahiran. Lifestyles berubah, kota menjadi cepat padat tanpa memahami langsung pengendalian penyakit. Ibu dan angka kematian bayi dan rumah sakit naik. Mereka berpendapat bahwa rumah sakit dilihat sebagai tempat baru dan lebih aman bagi semua orang untuk melahirkan, bukan rumah. Didorong oleh persaingan pasar bebas Filosofi Gentle birth Gentle birth tidak menentukan daftar aturan yang harus diikuti. Ini adalah pendekatan untuk kelahiran yang menggabungkan nilai-nilai individu seorang wanita dan keyakinan. Setiap kelahiran adalah pengalaman yang kuat - kadang-kadang menyakitkan, selalu transformasional. Setiap kelahiran adalah sebuah pengalaman yang unik bagi ibu dan bayi mengalaminya.

Unsur-unsur yang membentuk sebuah gentlebirth tentu tidak baru atau revolusioner. Banyak telah menjadi bagian dari melahirkan selama ribuan tahun. Sebuah gentlebirth bergantung pada pemahaman bahwa persalinan merupakan bagian dari sebuah kontinum misterius peristiwa fisiologis, dimulai dengan konsepsi dan berlanjut dengan baik pada tahun-tahun pertama kehidupan. Ibu dan bayi, tak terpisahkan dan saling bergantung, bekerja bersama sebagai dalam satu unit dari pembuahan telur sampai proses penyapihan dari pemberian ASI terjadi. Obligasi yang dihasilkan dibuat selama periode ini adalah dasar dalam kehidupan mereka. Kehamilan memberikan kesadaran berharga dan tinggi dari aspekseorang wanita sebagai wujud dirinya sendiri dan kehidupan. Dukungan dalam mengakses kebijaksanaan, bimbingan dengan pendidikan, dan pemodelan, memungkinkan dia untuk lebih mudah melepaskan resistensi yang dipelajari sebelumnya atau takut. Hal ini memudahkan pengalaman Gentle Lahir. Esensi dari Gentle birth Sebuah gentlebirth terjadi ketika seorang wanita didukung oleh orang-orang yang memilih untuk tinggal bersama selama waktu yang paling intim dalam persalinannya. Dia harus dicintai dan dipelihara oleh orang-orang di sekitarnya sehingga dia bisa merasa nyaman dan cukup aman untuk mengikuti naluri alaminya. Selama kelahiran, seorang wanita merasa dan merasakan kekuatan dan energi saat persalinan. Gentlebirth adalah proses persalinan yang lembut dan tidak terburu-buru.Bayi lahir dengan kecepatan sendiri dan dalam waktunya sendiri. lalu diterima ke dalam tangan orang-orang yang mencintai dan mengakuinya sebagai manusia dengan tujuan hidup sendiri, Berikut adalah saran untuk membantu seorang perempuan untuk menciptakan pengalaman persalinan mereka yang lembut. Elemen Kunci 1. Persiapan Sepanjang sejarah perempuan belajar untuk melahirkan secara intuitif. Mereka menyaksikan ibu mereka, anggota keluarga dan orang lain dalam masyarakat melahirkan saat mereka tumbuh sebagai anak-anak perempuan, siap untuk melanjutkan siklus reproduksi kehidupan. Keakraban yang tidak perlu dihilangkan ketakutan dan kecemasan. Biarkan Mereka terlibat dalam ritual budaya dan berbagi informasi serta mengamati dengan perasaan tak terlukiskan. Hal ini menciptakan pendidikan yang inspiratif dan ideal untuk memelihara pikiran dengan koneksi tubuh. Karena beberapa dekade eksperimen Technologic, beberapa generasi ibu-ibu di Amerika kehilangan kesempatan untuk belajar tentang kelahiran/proses persalinan secara intuitif. Memang, dalam hubungannya dengan munculnya lembaga kesehatan, dan mendiskreditkan mereka dengan nilai kebidanan, sikap terhadap kelahiran berubah

secara dramatis.Prioritas radikal dan sesat mulai mengatur perlakuan terhadap wanita mengalami aktivitas reproduksi. Prioritas berfokus pada menciptakan individu-individu independen yang didorong untuk berkembang dalam ekonomi pasar bebas. Persalinan mulai dipandang sebagai patologi, dan masyarakat medis datang untuk mengendalikan dan memodifikasi patologi tersebut. Luasnya penggunaan intervensi anestesi yang rutin dan tidak perlu, pemisahan antara ibu dan bayi, menjadi praktekpraktek yang aman dan modern. Orang tua didorong untuk menolak menunjukkan kasih sayang untuk anak-anak mereka, dan diarahkan untuk menunjukkan kepedulian melalui metode yang dikecualikan sentuhan fisik dan kontak. kampanye besar-besaran dan terus-menerus menggerogoti kepercayaan dalam tubuh, Pada tahun 1955, 95 persen dari semua kelahiran Amerika terjadi di rumah sakit dengan tujuan memikat dan mempromosikan proses persalinan tanpa rasa sakit dan aman melalui anestesi. Ketika seorang perempuan dipaksa menjadi menginginkan kelahiran tanpa rasa sakit, mereka juga melepaskan kekuatan mereka sendiri kepada para teknisi medis dan dokter. Konsep persalinan yang menyenangkan sering tampak asing bagi mereka karena mereka mendengar perubahan yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Pendidik dapat membantu ibu hamil belajar tentang proses kehidupan, desain kehamilan dan proses persalinan, dan cara terbaik untuk memelihara kesehatan yang baik dan sikap positif dan penuh harapan. Ketika seorang ibu hamil berikan dukungan, panduan informasi, dia akan mampu mengembangkan harga diri dan kepercayaan diri. Ketika seorang ibu hamil memiliki waktu untuk mempersiapkan diri secara emosional, akan lebih mudah baginya untuk menyerah pada kekuatan tubuh nya secara alami dalam proses melahirkan. Persiapan menggantikan rasa cemas dan takut dengan fokus, arah dan tenang yang lebih besar. Penelitian telah dengan jelas menunjukkan bahwa pendidikan melahirkan memiliki pengaruh kuat dan menguntungkan atas berlangsung pengalaman persalinan. Lingkungan meyakinkan Seorang wanita yang bersalin memiliki reseptor oxytocin 8 kali lebih tinggi/sensitif dari pada waktu lainnya dalam hidupnya.Hal ini dikombinasikan dengan endorfin, memberikan padanya dengan bantuan alami untuk meningkatkan proses peralinan dan pengalaman ikatan batin. Ketika dia merasa nyaman, bebas gangguan, dan percaya dirinya di lingkungan yang aman, dia dapat mengakses sifat primitif pada otak belakang nya, yang akan menuntun dia melalui proses persalinan ini dnegan sealami mungkin. persalinan adalah pengalaman simpatik. Relatif, pengalaman simpatik berkaitan dengan "fight or flight" respon dan produksi katekolamin yang meningkat. Katekolamin seperti epinefrin dan norepinefrin, akan melemahkan pengaruh dan menghentikan produksi oxytocin dan endorfin dibutuhkan untuk membantu persalinan.

Dalam modus parasimpatis, lingkungan yang remang/gelap dan tenang akan membantu seorang wanita untuk merasa aman dan untuk mengakses alam naluriah nya lebih mudah. Dia akan cenderung untuk menghemat energi lebih efisien, mempengaruhi durasi persalinan. Untuk dia menjadi tenang selama dan antara kontraksi, di banding apapun cara nya, akan mengizinkannya untuk mempertahankan keadaan fisiologis yang kompleks. hal ini akan disampaikan kepada bayi selama persalinan maupun saat lahir. Bayi bergantung pada reaksi ibunya terhadap proses persalinan dan kelahiran sebagai indikator keselamatan sendiri. Bahkan dalam kasus di mana seorang ibu memilih untuk mengejan dengan suara keras, bayi masih dapat merasakan perbedaan antara ibu telah memilih untuk mengikuti pola instingtual dan seorang ibu yang panik dan takut. ibu dan bayi adalah sebuah tim, bekerja melalui transformasi ini bersama-sama, dengan niat, mengurangi stres bayi dan memungkinkan untuk ikatan mudah dan proses fisiologis normal. dasar dari elemen inti dari kebutuhan fisiologis saat persalinan adalah memastikan ibu yang beristirahat, makan, terhidrasi, dan dalam lingkungan suhu yang nyaman. sediakan lingkungan yang meyakinkan, jadi dia tidak perlu khawatir tentang keselamatan dirinya, dan dapat membiarkan dirinya untuk fokus sepenuhnya pada proses persalinannya. berikan rasa cinta, memiliki dan dihargai . Dikelilingi oleh orang-orang yang peduli dan yang mencintainya, akan memfasilitasi produksi hormon yang diperlukan untuk kemajuan proses persalinannya. Kebebasan bergerak Perempuan harus dapat memilih setiap posisi yang mereka ingini dan membuat nyaman ke sebagai respon langsung terhadap komunikasi naluriah yang halus antara dia dan bayinya selama persalinan dan kelahiran. Sama seperti seorang wanita akan mendapatkan dorongan untuk makan atau tidur, dia akan mendapatkan dorongan untuk mengambil posisi tertentu yang akan membawa menghiburnya menjadi lebih baik dan kebetulan memungkinkan bayi untuk mereposisi dirinya sebagai bergerak ke bawah dan keluar. Bayi akan cenderung mengambil jalan perlawanan paling tidak dalam rotasi untuk turun dan keluar. Penting bagi ibu untuk menempatkan sebagai tekanan kontinyu kecil di bagian tulang panggul bergerakagar bayi yang memiliki kesempatan untuk mengambil posisi optimal untuk lahir. Selanjutnya, gravitasi dapat menjadi keuntungan luar biasa dalam membawa bayi turun ke bawah. Selain memungkinkan ruang yang optimal bagi bayi untuk bergerak ke bawah dan melalui panggul, kebebasan bergerak juga memungkinkan untuk membantu sirkulasi ibu yang lebih baik, yang akan membantu otot-ototnya bekerja lebih efisien.Kebebasan bergerak juga efektif sebagai teknik coping, sehingga cenderung untuk meningkatkan persepsi ibu pada pemberdayaan.

jadi di dalam gentlebirth Anda bisa memilih posisi persalinan apa saja, duduk, jongkok, atau bahkan berdiri.para bidan dan dokter gentlebirth akan siap memfasilitasi Anda. karena pada dasarnya posisi yang paling bagus adalah posisi yang dianggap ibu paling nyaman. Tenang Suasana sunyi dan tenang untuk bersalin dapat membantu dalam mengurangi stres bayi saat melewati perjalanan kelahiran.Ia mendukung syaraf parasimpatis dari insting mengatasi dan pengolahan. seorang ibu yang memilih untuk tidak menjerit dan memilih nada di oktaf lebih rendah daripada yang tinggi, maka bayi akan merasakan bahwa dia tidak panik. Cahaya Rendah /remang-remang kunci lain untuk menjaga ketenangan staraf parasimpatis adalah penerangan rendah. Selama proses kelahiran, cahaya yang rendah menyediakan lingkungan yang paling nyaman untuk ibu dan anak. cahaya rendah menciptakan suasana santai sehingga si ibu rileks begitu pulan dengan janin Anda Dukungan yang terus menerus selama persalinan Dalam studi ilmiah Dr Marshall Klaus mereka mereka dapat menentukan bahwa perbedaan dalam persalinan, antara ibu yang sendirian, dan ibu yang didukung, sangat signifikan. Dalam tiga kelompok kontrol, para ibu yang ditinggal sendirian untuk bersalin memiliki kejadian sebagian besar dengan hasil yang buruk, dan persepsi negatif dari pengalaman persalinan dan kelahiran. Ibu dengan orang yang duduk di ruang terusmenerus, tanpa dinyatakan berinteraksi, memiliki hasil jauh lebih baik. Para ibu yang memberikan dukungan tenaga kerja terus menerus interaktif menunjukkan perbedaan statistik tertinggi terhadap hasil dan persepsi. Kejadian SC 50% terkurangi dan persalinan dengan tindakan pun menjadi lebih sedikit. Percayai kekuatan alam Alam selalu memiliki kecepatan sendiri dalam serangkaian siklus. Dalam semua makhluk hidup, ada waktunya mengalamikenaikan dan waktu mengalami penurunan. Ada waktu tumbuh, mengalami puncak, dan penurunan. kejadian seperti keterlibatan penurunan kepala, kontraksi palsu, pelunakan leher rahim, peregangan otot dasar panggul, selama minggu-minggu terakhir kehamilan menggambarkan sebuah kebijaksanaan desain biologis. Meskipun sudah dilakukan berbagai penelitian yang luas dan dengan teknologi tinggi, namun masih ada misteri yang mendalam sekitarnya persis apa yang terjadi dalam proses ini. Hal ini masih sulit untuk menentukan saat pembuahan secara definitif, dan masih sulit untuk mentakdirkan saat

yang tepat sebuah persalinan akan dimulai. Metode yang digunakan untuk menentukan hari perkiraan lahir sering kali tidak bisa tepat. Hanya 15% yang benar-benar tepat per hitungannya, Lainnya kadang maju atau mundur sekitar satu atau dua minggu dari hari per kiraan lahir. Nafas Pertama Pada saat bayi mengambil napas pertama, sirkulasi janin dengan cepat diubah untuk sirkulasi bayi. Sementara nilai-nilai perubahan akan efektif pada bayi baru lahir yang sehat, dibutuhkan waktu bagi mereka untuk menyesuaikan diri. Ini akan memakan waktu untuk jalur baru untuk menjadi permanen. Bayi baru lahir harus menyesuaikan diri dengan bernapas pada tingkat yang berbeda, sedikit memperlambat denyut jantung, dan harus menyesuaikan diri dengan banyak sensasi baru yang kuat yang ia temui, termasuk sensasi udara dingin yang memasuki paru-paru. dalam persalinan gentlebirth, bayi yang lahir normal tidak perlu dilakukan invansif suction/ penyedotan lendir menggunakan suction yang terlalu dalam, dan megelap dan menggosok kulit bayi dengan kuat untuk erangsang reflek bernafas Karena tindakantindakan ini sangat menakutkan untuk bayi yang baru lahir. Indra bayi baru lahir sangat sensitif sekali dia bisa merasakan ada nya rasa ketakutan di balik praktek-praktek, rasa terburu-buru, takut kehilangan kendali, Sikap-sikap ini menunjukkan rasa kecemasan kekhawatiran bukanhya penyambutan yang lembut.. belaian / sentuhan Pertama Interaksi tidak tergesa-gesa dan tak terganggu antara ibu dan bayi merupakan salah satu momen paling puncak dalam kehidupan baru bagi seorang bayi. Adanya kontak kulit bayi dengan kulit ibu yang menyambutnya memiliki efek menenangkan yang kuat pada bayi yang baru lahir. Menyentuh dan memijat bayi baru lahir yang bermanfaat bagi ibu dan bayi. Reaksi dan insting ibu adalah mencium dan menyentuh ringan bayi dengan ujung jarinya. Dalam beberapa saat pertama dari kelahiran tubuh ibu akan mengalami kebahagiaan yang luar biasa. Bagaimana bayi diterima dan bagaimana pengalaman ini beberapa saat pertama kehidupan adalah benar-benar penting dan tercetak secara permanen pada memorinya. Bayi lahir dengan pengkodean genetik, ekspektasi yang terprogram, yang mengaktifkan area tertentu dari otak dan sistem saraf karena bertemu ibu nya. Inisiasi Menyusu Dini dalam gentle birth selalu dilakukan inisiasi menyusui dini. Karena dengan begitu ibu dan anak bebas untuk berkomunikasi satu sama lain tanpa hambatan. Hal ini tidak hanya memberikan peningkatan kenyamanan emosional bagi bayi, tetapi stimulasi dari puting susu ibu menyebabkan pelepasan oksitosin meningkat yang akan membuat kontraksi rahim menguntungkan. Kontraksi ini akan bekerja untuk membantu mengeluarkan plasenta dan menutup pembuluh darah di dalam rahim, sehingga mencegah kehilangan darah yang luas. kolostrum ini diekstraksi dengan bayi dari payudara akan mengisi saluran pencernaan bayi dengan bakteri menguntungkan cocok untuk meningkatkan pencernaan, melindungi bayi dengan semua antibodi yang

dikembangkan oleh ibu, dan memberikan bayi dengan kandunganprotein tinggi. Kedekatan bayi kepada ibu saat menyusui juga merupakan bagian dari desain dalam visi bayi cukup jelas untuk dapat melihat wajah ibunya dari posisi ini. nah....para bunda...mari mulai bersalin dengan metode gentlebirth. Salam hangat Yesie Aprillia www.bidankita.com

Pengalaman Gentle Birth

Dewi Lestari (Dee), seorang penulis novel bestseller, penyanyi, dan penulis lagu, berbagi kisah luar biasa tentang persalinan anak keduanya bersama Reza Gunawan, suaminya yang berprofesi sebagai praktisi penyembuhan holistik. Dari pernikahannya yang pertama, Dee melahirkan putera sulungnya, Keenan Avalokita Kirana (6 thn), melalui operasi Caesar di sebuah rumah sakit di Bandung. Saat hamil puteri keduanya, Atisha Prajna Tiara (9 bulan), Dee dan Reza mendambakan sebuah persalinan alami dengan metode Gentle Birth.Berikut percakapan Liz Sinclair dengan pasangan Dee dan Reza tentang persalinan Atisha yang akhirnya terjadi di rumah mereka sendiri, di dalam air, tanpa didampingi dokter atau bidan, dan bagaimana pengalaman Gentle Birth telah mengubah kehidupan dan hubungan mereka. LIZ: Bagaimana awalnya kalian bisa mengenal persalinan alami atau metode Gentle Birth ini? REZA: Saya sudah cukup lama berkecimpung di bidang penyembuhan alamiah hingga akhirnya mendirikan pusat penyembuhan holistik di Jakarta tahun 2003. Sebagian besar pekerjaan saya terkait dengan penyembuhan trauma; bagaimana trauma yang belum tersembuhkan bisa mempengaruhi hidup kita bertahun-tahun ke depan; dan bagaimana setiap pengalaman hidup membentuk masa depan seseorang. Saya juga banyak

mendampingi klien yang sedang hamil. Awalnya saya nggak tahu banyak tentang Gentle Birth, saya cuma tahu bagaimana mengajarkan teknik relaksasi dan self healing bagi ibu hamil, hingga akhirnya beberapa tahun lalu saya menonton film dokumenter tentang Gentle Birth yang berjudul Birth As We Know It. Saat itu, kebetulan saya sudah kenal dengan Mira, seorang bidan persalinan alami di Bali, yang sudah puluhan tahun berpengalaman melakukan water birth di berbagai negara di dunia. Saya juga sudah mengenal Yayasan Bumi Sehat, sebuah fasilitas Gentle Birth di Ubud, Bali. Januari 2009, kami melakukan cek USG untuk memastikan kehamilan Dewi. Selang dua hari, kami berangkat ke Ubud untuk retreat meditasi. Berhubung sudah di Ubud, kami pun mengunjungi Bumi Sehat. Di sana, Dewi memeriksakan kehamilan sambil melihatlihat fasilitas persalinan. Setelah kembali ke Jakarta, kami jadi bersemangat mempelajari lebih jauh tentang water birth dan Gentle Birth. Kami juga menonton film dokumenter yang dibuat Ricki Lake berjudul The Business of Being Born. Film itu banyak membuka mata kami tentang berbagai aspek proses persalinan modern yang selama ini luput dari pengamatan banyak orang. Kami semakin ingin menjalani proses Gentle Birth, tapi kesulitan mencari fasilitas pendukung di Jakarta. Meskipun setidaknya ada dua tempat di Jakarta yang bisa melakukan water birth, kami merasa fasilitas-fasilitas itu belum bisa memberikan suasana Gentle Birth yang ingin kami alami. Kami menginginkan suasana yang lebih sakral, personal, bahkan kalau bisa di rumah sendiri. Sempat juga kami mempertimbangkan untuk sewa rumah di Ubud, supaya Mira atau bidan Bumi Sehat bisa membantu persalinannya, tetapi setelah kami survei lebih lanjut, kok, ternyata nggak praktis. Kami jadi harus meninggalkan Jakarta terlalu lama. Akhirnya kami terpaksa mencari opsi lain. Di Bumi Sehat kami sempat berkenalan dengan bidan bernama Ibu Budi yang bersedia terbang ke Jakarta untuk membantu persalinan. Kami sempat lega karena minimal sudah punya pegangan. LIZ: Apakah kalian memang menyiapkan diri untuk melakukan persalinan tanpa pendampingan bidan atau dokter? REZA: Sekitar bulan ke-6, tiba-tiba Ibu Budi kirim SMS, beliau membatalkan kesanggupannya karena ada acara keluarga yang bertepatan dengan perkiraan waktu Dewi melahirkan. Perencanaan kami pun amblas kembali ke titik nol. Anehnya, walaupun saya nggak punya pengalaman sama sekali, saya merasa cukup tenang dan nyaman dengan kemungkinan harus membantu persalinan Dewi sendirian. Sempat saya membaca buku tipis tentang persalinan darurat, yang biasanya digunakan

oleh polisi dan pemadam kebakaran. Mira juga senantiasa mengingatkan, Kalau ternyata kamu harus mendampingi Dewi sendiri, ingat bahwa proses ini milik alam. Yang paling penting, kamu harus hadir penuh perhatian dan menunggu proses itu terjadi dengan sendirinya. Setelah saya dan Dewi berpasrah, tiba-tiba pada akhir kehamilan, Mira sendiri menyatakan kesediaannya untuk terbang ke Jakarta pada hari H persalinan. Padahal Mira sudah lama pensiun menjadi bidan. Kesediaan Mira membuat kami berdua jadi lebih tenang. Sembilan hari sebelum persalinan, kami berdua mengungsi ke rumah orang tua saya. Kami memang merencanakan melahirkan di sana karena fasilitas air panasnya bagus. Sembilan hari pula saya berhenti praktek di klinik. Dan setiap hari, kami selalu bertanyatanya, Malam ini bukan, ya? Lama-lama kegelisahan itu mulai mengganggu. Kami menelepon Mira, dan beliau menasihati, Ada pepatah dalam Bahasa Inggris: a watched pot never boils. Artinya, sesuatu kalau terlalu ditunggu-tunggu malah rasanya nggak kejadian-kejadian. Mira menyarankan kami pulang lagi ke rumah sendiri, saya dan Dewi juga disuruh kembali berkegiatan. Eh, besok paginya, tahu-tahu bayi kami lahir. LIZ: Dee, bisa ceritakan bagaimana persalinan pertama Anda dan bagaimana perbedaannya dengan proses persalinan anak kedua? DEE: Dulu pemahaman saya tentang kehamilan dan persalinan sangatlah simpel. Sedikit sekali yang saya tahu. Saya cuma berpatokan pada Mama saya almarhum yang melahirkan lima orang anak secara normal, padahal badannya lebih kecil dari saya. Jadi saya selalu merasa pasti bisa seperti Mama. Tahunya, kakak perempuan saya, yang paling pertama kali punya anak di antara kami bersaudara, ternyata harus operasi Caesar. Agaknya itu membuat saya mulai ragu, kok, ternyata nggak semudah yang saya kira. Waktu saya hamil Keenan, saya masih termotivasi untuk melahirkan normal, tapi pengetahuan saya saat itu beda banget kalau dibandingkan sekarang. Hari itu, air ketuban saya pecah subuh-subuh, dan saya langsung pergi ke rumah sakit. Begitu sampai di sana, otomatis kami harus mengikuti prosedur rumah sakit. Pukul 9 pagi, perawat menawarkan induksi. Waktu itu, saya nggak kebayang bagaimana efeknya, jadi saya setujui. Saya pikir itulah yang terbaik dan teraman bagi saya dan bayi. Kontraksi saya malah semakin kuat dan intens. Sakit sekali. Tapi ternyata bukaan saya belum cukup juga. Selama proses kontraksi, suasana di ruang itu sangat nggak nyaman. Orang-orang datang keluar masuk. Memang banyak teman dan keluarga saya yang hadir, dan bukannya saya nggak bersyukur dengan kehadiran mereka, tapi saya benar-benar nggak mendapatkan privasi. Dan itu ternyata membuat proses persalinan terasa makin

sulit. Pukul 12.30, dokter menawarkan operasi Caesar karena tidak ada bukaan lebih lanjut. Jujur, saat itu saya sudah nggak merasakan lagi koneksi dengan tubuh saya sendiri. Yang saya ingat cuma rasa sakit luar biasa yang penginnya cepat-cepat lewat. Karena sudah nggak kuat menahan nyeri, saya setuju untuk operasi Caesar. Apa pun yang penting sakit itu lewat, pikir saya waktu itu. Bahkan saya minta dibius total. Bangun-bangun, saya sudah menggigil kedinginan di ruang operasi. Baru di kamar, dalam keadaan setengah sadar, saya sempat melihat Keenan sekilas. Lalu saya tertidur lagi, dan Keenan pun dibawa ke ruang bayi. Rasanya sangat janggal. Ketika saya melihat Keenan, saya tidak merasakan koneksi batin yang kuat dengannya. Saat itu saya nggak tahu bahwa proses kelahiran yang sarat intervensi itu sudah mengacaukan hormon saya yang berfungsi untuk menciptakan bonding dengan bayi. Saya pikir, semua itu wajar. Pernah satu malam di rumah sakit, payudara saya bengkak karena kepenuhan ASI, dan saya minta tolong perawat untuk membawa Keenan supaya bisa saya susui. Bukannya Keenan yang dibawa, perawat itu malah memberikan botol kosong dan saya disuruh untuk memompa ASI yang katanya nantinya akan diberikan ke Keenan. Saya cuma bisa bengong. Saya belum pernah menyusui sebelumnya, boro-boro tahu cara memompa. Mati-matian saya berusaha memerah dengan tangan dan akhirnya cuma dapat satu sendok teh. Ketika kami pulang dari rumah sakit, petugas pun memberikan paket susu formula dan bilang Ini merk susu yang selama ini kami berikan untuk bayi Anda. Dan akhirnya saya lanjut memberikan susu formula itu pada Keenan, meski terus diselingi ASI. Saya menyusui Keenan sampai dua setengah tahun, tapi kami tidak pernah mengalami ASI eksklusif karena Keenan sudah diberi formula dari hari pertama dia lahir, tanpa persetujuan saya. Namun, sekali lagi, saya pikir itu wajar, dan semua ibu mengalaminya. Karena lahir di rumah sakit, dalam 24 jam Keenan juga langsung divaksinasi. Selama masa kecilnya, Keenan sering mengalami reaksi alergi dan kesulitan bernapas. Hingga sekarang gejala itu masih ada, dan pelan-pelan kami mengobatinya memakai terapi homeopati. Berbekal semua pengalaman itu, ketika hamil anak kedua, saya bilang sama Reza, Kali ini, saya mau melakukan persalinan yang benar-benar berbeda. Waktu persalinan Atisha, sejujurnya saya agak kaget karena ternyata rasa nyerinya tidak sehebat yang saya alami dulu. Barangkali karena saya tidak diinduksi, jadi meski ada rasa nyeri, tetap masih dalam batas yang bisa saya tahan. Dan karena saya melahirkan di

rumah, saya bisa berekspresi penuh. Nggak ada ketegangan karena infus, orang hilir mudik, dan intervensi ini-itu. Saya bisa jongkok, nungging, teriak, membenamkan kepala di bantal, pokoknya gaya apa pun yang saya mau. Saya juga sudah sepakat sama Reza, kalau saat persalinan kami nggak mau ada orang lain di kamar. Hanya saya berdua dengan Reza. Saya ingin bebas menjadi diri sendiri, mengalami proses melahirkan dengan sepenuh-penuhnya tanpa perlu menahan diri. LIZ: Saat melahirkan Keenan di rumah sakit, apakah kamu merasa ada tekanan untuk diam dan nggak menjadi diri sendiri?

DEE: Waktu itu saya ditempatkan di ranjang, jadi saya harus menahan semua rasa nyeri dalam posisi statis. Apalagi sesudah diinduksi di lengan saya ada jarum infus, jadi saya makin nggak bisa bergerak. Saya juga merasa nggak bebas berekspresi karena banyak orang di sekeliling saya. Mereka nggak secara langsung menahan atau menyuruh saya diam, tapi akhirnya terkondisikan untuk demikian. LIZ: Dan saat melahirkan Atisha, kamu merasa bisa berekspresi sepenuhnya? DEE: Ya, saya bahkan bisa berfungsi normal seperti biasa, malah sempat buang air kecil di tengah-tengah kontraksi. Saya bisa jalan sendiri ke toilet. LIZ: Apa yang kira-kira memicu perubahan persepsi Anda tentang persalinan? DEE: Jauh sebelum hamil, kami memutar video dokumenter Birth As We Know It untuk pertama kalinya, dan saya cuma sanggup menonton lima menit. Di video itu, baru kali itulah saya menyaksikan seorang perempuan melahirkan dengan alami. Saya nggak sanggup melanjutkan. Saya cuma menangis tersedu-sedu. Saat itu, saya baru menyadari trauma yang selama ini saya simpan. REZA: Adegannya itu tentang perempuan yang melahirkan di tengah danau. Dia jongkok dan bayinya keluar begitu saja di dalam air. DEE: Dipandu oleh Reza, saat itu juga kami melakukan proses penyembuhan trauma. Setelah itu, saya baru berani melanjutkan menonton. Begitu banyak perasaan yang bermunculan. Saya nggak sadar bahwa ternyata saya menyimpan kekecewaan pada diri sendiri karena tidak bisa memberikan persalinan yang saya inginkan, dan yang paling utama adalah: saya merasa bersalah pada Keenan. Ia lahir tanpa merasakan pelukan ibunya terlebih dulu, tanpa mengalami proses menyusui yang seharusnya menjadi insting

setiap bayi. Saya ingat, pada malam yang sama, Keenan sedang batuk cukup parah. Keesokan harinya, setelah trauma saya sudah dibersihkan, seketika batuknya sembuh begitu saja tanpa diobati. Saya nggak menyangka betapa eratnya koneksi energi antara saya dan Keenan. Antara seorang ibu dan anak. Pengalaman itu seperti membangunkan saya. Pemahaman dan pendekatan saya tentang kehamilan dan persalinan berubah total. LIZ: Bagaimana dengan persiapan selama kehamilan, apakah ada yang khusus atau yang berbeda dibandingkan dengan apa yang Dee jalankan dulu saat hamil pertama kali? REZA: Proses kehamilan ini seluruhnya berjalan alami. Kami berdua tekun berlatih meditasi dan self healing. Dewi juga rajin berlatih Tai Chi untuk ibu hamil. Kalau diperlukan, kadang saya membuatkan racikan air bunga (Bach Flower Remedies) untuk Dewi, yang berguna untuk penyembuhan dan penyeimbangan mental. Kalau ada masalah selama kehamilan, kami hanya menelepon para bidan di Bali untuk konsultasi. Biasanya, kami dapat saran sederhana dari Mira seperti Istirahat saja yang cukup, ya. Nggak usah khawatir, percaya sama alam. Kami hanya ke dokter sebanyak 2 kali, pertama di awal kehamilan dan sekali lagi di minggu ke-37 untuk USG. DEE: Pada kehamilan kedua, saya nggak minum obat apa pun, hanya multivitamin organik khusus untuk kehamilan, Bach Flower Remedies, tai chi, meditasi, Jin Shin Jyutsu (terapi dari Jepang yang menggunakan sentuhan ringan, semacam akupunktur tanpa jarum RED), dan latihan self healing. Meski sempat mengalami mual-mual dan gatal hamil (prurigo), saya bertahan dengan penyembuhan alamiah. Dan semua itu memang akhirnya lewat dengan sendirinya. Pernah juga dua kali saya pendarahan ringan, saya berusaha nggak panik dan hanya istirahat total. Kalau di kehamilan pertama, hal-hal seperti itu sudah langsung membuat saya daftar opname ke rumah sakit. LIZ: Apakah Anda pernah merasa ragu untuk menjalankan persalinan Gentle Birth? DEE: Tentu saja saya pernah dihinggapi keraguan. Bisa nggak ya saya mengalami persalinan alami? Kedua kakak perempuan saya melahirkan dengan operasi Caesar. Salah satu bahkan bilang, Sekali Caesar, kamu harus Caesar lagi supaya aman. Udah, terima nasib aja. Tapi, sekarang saya sudah banyak riset dan membaca. Meski anggapan semacam itu populer, tapi saya tahu itu nggak sepenuhnya benar. Sebaliknya, dengan jarak persalinan yang cukup, kehamilan yang nggak bermasalah, saya malah merasa lebih aman untuk melahirkan secara alami ketimbang harus Caesar lagi.

LIZ: Lalu bagaimana akhirnya proses persalinan Atisha, bisa diceritakan? REZA: Dewi mulai kontraksi pukul 4.30 pagi. Tapi karena selama dua minggu terakhir dia sering mengalami Braxton Hicks (kontraksi palsu RED), kami memutuskan untuk menunggu sejam sebelum akhirnya menelepon Mira. Pukul 6.30 WITA, Mira mulai bersiap berangkat dari rumahnya. Setiap puncak kontraksi, saya berikan akupresur untuk meringankan nyerinya Dewi. Di sekian menit antar kontraksi, saya melakukan segala persiapan, dari mulai mengurus tiket Mira ke travel agent, memompa kolam untuk melahirkan, mengisi air, dan seterusnya. Pokoknya saya mondar-mandir terus. Sayang, Mira nggak berhasil kebagian pesawat yang paling pagi, dan baru dapat pesawat yang pukul 11.30. DEE: Ketika dikasih tahu Mira nggak berhasil berangkat dengan pesawat pagi, saya pun tahu kami akan menjalankan persalinan itu sendiri. Sebagai rencana darurat, kami memang terdaftar di rumah sakit yang cuma lima menit dari rumah. Tapi kontraksi saya sudah sangat kuat dan jaraknya sudah pendek-pendek. Saya nggak punya waktu untuk berpikir ini-itu. Saya bahkan nggak punya waktu untuk merasa takut. Satu yang saya ingat, Mira selalu mengajarkan untuk jangan mengejan, biarkan bayi keluar dengan sendirinya. Tepat pukul 9, nyeri kontraksi mendadak hilang, bergeser menjadi sensasi lain. Seolah di dalam tubuh saya ada yang ingin mendorong keluar. Saya ingat, ketika saya lagi jalan di pinggir kolam, tiba-tiba saja lutut saya menekuk seperti mau jongkok. Saya langsung bilang ke Reza, OK, kita harus masuk ke kolam. Sekarang. Benar-benar instingtif. Ketika berada dalam air, sensasi mendorong itu nggak terasa menyakitkan. Rasanya lebih seperti tubuh saya merekah terbuka, seperti bunga mau mekar. Spontan dan nggak bisa ditahan, saya pun membuat bebunyian, seperti teriakan, tapi bunyinya beda. Suara saya mirip lenguhan sapi, pokoknya kayak binatang. Sangat primal. Rasanya saya kebelah jadi dua: Dewi yang berpikir dan Dewi yang melakukan persalinan. Sisi saya yang berpikir sibuk komentar: Ini kok nggak kayak suara kamu, sih,; Ini kok rasanya gini, sih, dsb, dsb. Sementara sisi yang satunya lagi begitu tenang, pasrah, mengalir bersama proses persalinan. Ketika Atisha keluar, saya kaget sendiri. Lho, kok udah selesai lagi? REZA: 30 menit dari kami masuk kolam, Atisha meluncur keluar, mendarat di tangan saya, dan saya langsung berikan ke Dewi. DEE: Dari tangan Reza, saya mengambil Atisha, memeluknya di dada. Setengah jam kemudian Atisha sudah menyusui. Ajaib sekali rasanya seluruh perjalanan itu: dari

pengalaman persalinan di meja operasi hingga akhirnya mengalami persalinan spontan, natural, di rumah, di dalam air. Atisha bahkan ditangkap oleh tangan ayahnya sendiri. Mimpi besar kami jadi kenyataan. REZA: Persalinan Atisha terjadi begitu indah sekaligus alamiah. Kami nggak merasa kehidupan normal kami terinterupsi karena harus melakukan perjalanan ke rumah sakit, harus menginap di tempat asing, dst. Proses hadirnya Atisha terasa seperti bagian dari kehidupan kami sehari-hari. DEE: Oh ya, di balik pintu kamar, sebetulnya ada adiknya Reza, Sharena, yang berjagajaga kalau kami butuh air panas, handuk, dsb. Sementara orang tua Reza dan Keenan menunggu di ruangan lain. Ketika kami sudah masuk kolam, Reza sudah nggak kepikir untuk merekam video. Nggak mungkin kan dia menangkap bayi sambil pegang handycam. Di tengah kontraksi, tiba-tiba saja saya terpikir untuk mengajak Sharena masuk dan mengambil video. Jadi, pada saat Atisha lahir, akhirnya ada tiga orang di kamar. Dan kami bersyukur sekali karena kami jadi punya dokumentasi. LIZ: Bagaimana suasana di rumah saat itu? REZA: Februari 2010 lalu, saya mengikuti workshop di Singapura bersama Elena TonettiVladimirova, pembuat film dokumenter Birth as We Know It. Elena menjelaskan konsep medan energi persalinan. Ketika seorang perempuan berproses untuk melahirkan, ada semacam medan energi yang mengelilinginya, dan semua orang yang berada di dalam medan energi tersebut akan terpengaruh, seolah masuk ke dalam kesadaran yang berbeda. Saya rasa medan energi ini lebih mungkin terasa ketika persalinan terjadi di rumah dibanding di rumah sakit. Saya sendiri merasakan bagaimana seisi rumah orang tua saya waktu itu seperti masuk ke frekuensi kesadaran yang lain. Adik saya nggak biasanya setenang itu. Saya sendiri merasa seperti punya kesadaran dan energi seorang bidan. Saya menjalani proses persalinan dengan begitu tenang dan sabar. Setelah selesai, barulah meledak kebahagiaan yang meluap-luap, sampai saya nggak berhenti-berhenti keluar air mata. Dewi juga mengalami hal yang sama. Bisa merasakan energi sekuat itu, dan bagaimana satu rumah bisa ikut bertransformasi, benar-benar pengalaman yang luar biasa. LIZ: Seperti tercipta ruang sakral REZA: Ya, dan ruang sakral itu mampu menggeser frekuensi batin dan perilaku kita

sehari-hari. Benar-benar kuat pengaruhnya. Menakjubkan. LIZ: Di praktek persalinan zaman Mesir kuno, perempuan-perempuan biasanya memakai kursi jongkok berkaki rendah dengan lubang di tengahnya. Saat itu, posisi jongkok lazim dilakukan untuk persalinan. DEE: Saya pernah lihat instruktur senam hamil di rumah sakit menjelaskan posisi-posisi perempuan melahirkan dari zaman ke zaman, salah satunya ada ilustrasi perempuan yang melahirkan sambil jongkok. Waktu itu saya nyeletuk dalam hati, Aduh, primitif banget. Gimana bisa perempuan melahirkan kayak begitu? Yang saya tahu, semua perempuan modern melahirkan dalam posisi berbaring dengan kaki diangkat ke atas. Tapi ternyata, waktu proses persalinan Atisha, saya mengalami sendiri bagaimana lutut saya spontan menekuk. Dorongan itu rasanya begitu natural. Saya jadi berpikir, barangkali memang sudah sedemikian jauhnya praktek persalinan modern dengan proses yang alami. REZA: Dari riset, kami sempat tahu juga bahwa posisi bersalin sambil berbaring itu baru diterapkan ketika persalinan mulai bergeser dari rumah tinggal ke rumah sakit di mana para bidan tidak lagi diikutsertakan. Para dokter obstetri saat itu tidak merasa nyaman untuk jongkok dan menangkap bayi di bawah, jadi para perempuan akhirnya diminta untuk berbaring dan mengangkat kaki. Banyak sekali hal mengejutkan yang kami dapati selama riset tentang persalinan, terutama mengenai betapa jauhnya persalinan alamiah dengan persalinan modern yang kita kenal sekarang. Seorang teman saya melakukan penelitian di Papua. Dia menemukan sebagian suku di sana ternyata melakukan water birth. Ibu yang sudah siap melahirkan akan pergi ke danau dengan perahu kecil, ditemani anak lelakinya. Ketika si ibu merasa kontraksinya sudah kuat dan bukaannya cukup, dia akan turun ke air sambil berpegangan pada perahu, lalu anak lelakinya menyelam untuk menangkap adiknya yang keluar di dalam air. Luar biasa, kan? LIZ: Sangat luar biasa. Manfaat atau berkah apa saja yang sudah kalian rasakan dari pengalaman persalinan alami ini? REZA: Dewi nggak mengalami sobekan. Jadi nggak ada yang perlu dijahit. Untuk pemulihan, Dewi hanya minum obat homeopati. DEE: Atisha juga tidak divaksinasi, dan belum pernah diberi obat kimia apapun sejak lahir. Sejauh yang saya amati, kesehatan dan daya tahan tubuhnya jauh berbeda dengan

Keenan. REZA: Kami mempraktekkan co-sleeping dengan Atisha, yakni tidur di ranjang yang sama. Atisha pun tidur dengan baik sejak hari pertama. Kami sama sekali nggak kurang tidur karena tak harus bangun setiap sekian jam sebagaimana yang umumnya terjadi. DEE: Sejak lahir, Atisha belum pernah berpisah dari saya. Saya memutuskan untuk merawat dia sepenuhnya dan menggeser pekerjaan saya jadi prioritas ke-5, bahkan ke10 kalau perlu. Saya nggak merasa kehilangan apa pun. Mengasuh dia sudah membuat saya merasa tercukupi setiap harinya. Dulu, saya nggak seperti itu. Dulu, saya kehilangan sekali sisi Dewi yang bekerja, yang berkarier, dan pengin cepat-cepat kembali aktif seperti sebelum punya anak. Sekarang, setelah Atisha lahir, saya malah merasa lebih utuh. Rasanya peran ibu dan istri benar-benar menyatu dengan diri saya secara keseluruhan. LIZ: Bagaimana Gentle Birth mempengaruhi hubungan kalian berdua? REZA: Ketika saya mengawali hubungan dengan Dewi, dia sudah punya seorang anak. Saya mengamati Dewi dari berbagai sisi: sebagai dirinya sendiri, sebagai seorang pasangan, dan sebagai ibu bagi Keenan. Saya merasa kelahiran Atisha telah membuat semua sisi Dewi tadi semakin terintegrasi. Saya menyaksikan Dewi berkembang penuh dan utuh ke dalam peran seorang ibu. Berbeda sekali dibandingkan sebelumnya. Bukan berarti selama ini cintanya pada Keenan ada yang kurang, tapi saya merasa ada sosok ibu yang tidak berkesempatan mekar secara penuh saat persalinan yang pertama. Sekarang, Dewi punya koneksi yang lebih baik dengan tubuhnya sendiri, lebih grounded. Ketika dia berinteraksi dengan saya, saya merasa dia lebih jujur tentang dirinya, kebutuhannya, dan intuisinya. Kalau dibandingkan antara sebelum hamil dan masa sekarang, saya nggak merasa kekurangan apa pun dalam hubungan kami, baik keintiman fisik maupun emosional. DEE: Waktu kami baru menikah, saya sempat memperingatkan Reza, Kalau nanti kita punya anak, semua bakal berubah. Siap-siap aja. Saya udah pernah ngalamin. Saya juga sudah siap-siap akan kehilangan diri saya selama minimal dua tahun, individualitas saya, karier saya, semua bakal berubah lagi. Tapi ternyata enggak. Justru kehadiran anak kedua ini menambah kualitas hubungan kami, bukannya mengurangi. Sejak hari pertama, saya menyaksikan keterlibatan Reza yang begitu penuh dengan Atisha. Sekarang Atisha sudah hampir 10 bulan, dan sampai hari ini Reza masih berkaca-kaca setiap kali Atisha bikin sesuatu yang lucu atau ngegemesin. Kadang-kadang, dia malah lebih keibuan dari saya, ha-ha-ha

REZA: Cuma melihat Dewi bersama Atisha saja, saya sering tiba-tiba menangis terharu. Waktu saya mengedit video kelahiran Atisha selama tiga malam, tiga malam juga saya berlinangan air mata. Dalam pengamatan saya, Atisha itu bayi yang penuh kesadaran. Ada yang istimewa pada Atisha dan bagaimana ia menjalin konektivitas dengan Dewi, saya, Keenan. Kehadirannya membuat keluarga kami menjadi semakin erat dan hangat. Kebahagiaan seperti terus-terusan mengalir setiap hari. Saya merasa sangat penuh. DEE: Saya jadi bertanya-tanya, apakah mungkin salah satu faktor mengapa banyak pasangan mengalami rasa keterpisahan pasca persalinan adalah karena pengalaman persalinan yang tidak utuh? Begitu juga dengan baby blues, yang katanya normal terjadi. Memang betul saya merasa adanya perubahan hormon sekian hari setelah melahirkan, dan memang terasa pengaruhnya pada mood, fisik, dan emosi. Tapi rasanya nggak ada yang ekstrem. Saya hanya menyadari dan memperhatikan bahwa ada perubahan saja. Bukan sesuatu yang jadi membebani. REZA: Fenomena lain yang biasanya terjadi setelah anak lahir adalah munculnya jarak antara suami dan istri. Saya sering mengamati hal itu terjadi pada klien dan juga temanteman sendiri. Biasanya suami merasa tersisih karena perhatian sang istri tercurah penuh pada anaknya. Saya nggak mengalami itu. Saya sama sekali nggak keberatan kalau Dewi memberikan seluruh perhatiannya untuk mengasuh anak. Malah, saya merasa berat kalau meninggalkan rumah. Bahkan sebulan setelah persalinan, saya masih sulit kembali bekerja. Sampai sekarang pun, setiap saya berangkat ke klinik, wajah Atisha selalu terbayang-bayang. Bagi saya, menangkap anak sendiri dan memberikannya langsung pada sang ibu adalah pengalaman yang penuh keajaiban. Kelahiran Atisha ikut melahirkan ayah dalam diri saya. Andaikan semua ayah merasakan keajaiban ini, barangkali tidak perlu ada suami yang merasa tersisih oleh kehadiran anaknya. LIZ: Setelah mengalami semua yang kalian ceritakan, apa yang ingin kalian sampaikan bagi mereka yang mempertimbangkan untuk menjalankan Gentle Birth? REZA: Selama enam tahun terakhir, saya mengajar kelas self healing. Dan setiap ada ibu hamil yang datang ke klinik, saya selalu rekomendasikan untuk belajar self healing. Saya juga sedang membuat program lanjutan dari kelas self healing yang dikhususkan untuk kehamilan dan persalinan. Saya sih nggak mungkin menjadi bidan, tapi rasanya saya masih bisa memberikan kontribusi bagi berkembangnya Gentle Birth melalui kisah persalinan Atisha serta menyajikan berbagai keterampilan self healing bagi ibu hamil dan menyusui. Setelah Atisha lahir, saya punya beberapa klien yang mengalami persalinan Gentle Birth

dengan cukup baik. Jadi, meski perlahan-lahan, saya perhatikan kesadaran itu mulai muncul. Saya akan selalu mendukung siapa pun yang mempertimbangkan Gentle Birth. Bila waktu hari H ternyata pelaksanaannya berbeda, atau Gentle Birth hanya dipraktekkan secara parsial saja; seperti menunda pemotongan tali pusat, atau menunggu di rumah lebih lama sebelum berangkat ke rumah sakit, atau mengurangi jumlah USG yang tidak perlu selama masa hamil, atau tekun berlatih self healing selama hamil dan bersalin, itupun sudah cukup membantu menciptakan pengalaman melahirkan yang lebih baik. Secara statistik, komplikasi persalinan yang membutuhkan intervensi medis sebenarnya hanya terjadi di 5% persalinan. Di tempat seperti Bumi Sehat, bahkan hanya sekitar 45% klien yang harus ditransfer ke rumah sakit untuk operasi Caesar. Angka itu sangat rendah jika dibandingkan dengan rata-rata fasilitas persalinan modern di Indonesia. Jujur, saat ini saya merasa situasi persalinan secara umum di Indonesia cukup menyedihkan. D Jakarta juga belum ada cukup informasi maupun layanan yang mendukung Gentle Birth. Kami terus berdoa semoga suatu hari fasilitas Gentle Birth bisa ada di Jakarta. Apalagi selalu ada kecenderungan perilaku di daerah lain untuk mengikuti tren yang di Jakarta. Gentle Birth adalah perjalanan panjang yang saling berkaitan; dimulai dengan seks yang sadar dan sakral (sacred sexuality), kehamilan alami, persalinan yang ramah jiwa, hingga mengasuh anak dengan penuh kesadaran. Tidaklah cukup untuk sekadar menekankan pada proses lahir di hari H saja. Dalam praktek saya, bahkan jauh sebelum lahirnya Atisha, saya sudah sering melihat betapa kualitas kehamilan dan persalinan bisa mempengaruhi perilaku dan tingkat kekerasan seseorang saat ia beranjak dewasa. Sementara, kita lihat sendiri betapa memprihatinkannya problem perilaku dan tingkat kekerasan yang terjadi di dunia saat ini. Bagi saya pribadi, Gentle Birth adalah pendekatan yang perlu kita kenal dan coba jalani. LIZ: Apa kira-kira yang paling penting untuk dipahami oleh calon ibu dan ayah mengenai Gentle Birth ini? REZA: Yang sering kita tidak disadari adalah, momen persalinan bisa memicu trauma saat kita sendiri dilahirkan dulu. Kalau trauma itu tidak dibersihkan, efeknya bisa macammacam, dari mulai komplikasi, baby blues, sampai disintegrasi hubungan suami-istri. Sebaliknya, jika sempat dilakukan pembersihan trauma, persalinan bisa menjadi gerbang transformasi dan penyembuhan, bukan hanya bagi ibu, tapi siapa pun yang terlibat, termasuk suami/ayah. Proses kehamilan Atisha telah mendorong kami menghadapi segala hal dalam diri kami yang perlu disembuhkan. Sebagai seorang terapis, saya sudah

terbiasa menyaksikan keajaiban. Namun keajaiban saat melahirkan benar-benar nggak ada bandingannya. DEE: Kalau saya perhatikan, saat ini pendekatan persalinan yang populer cenderung fokus pada bagaimana membuat ibu lebih nyaman secara fisik saat bersalin. Jadi hanya sekadar mengurangi rasa sakit saja. Tapi, pengalaman bayi itu sendiri saat dilahirkan, kebutuhan utamanya, seperti terlupakan. Bahkan diabaikan. Seolah-olah bayi dianggap nggak bisa merasa atau merekam pengalamannya saat lahir. Selama bayi bernapas, selamat, dan kelihatan tubuhnya fungsional, dianggap sudah cukup. Belum ada respek dan pemahaman yang mendalam tentang apa yang sebenarnya bayi butuhkan. Bagi saya, Gentle Birth adalah hadiah bagi Atisha. Fokusnya bukan pada saya, atau Reza, atau bidan, melainkan pada Atisha. Gentle Birth dengan pendekatannya yang ramah jiwa dan minim trauma akan mempengaruhi kualitas sepanjang hidup bayi. Nggak ada kebisingan, lampu menyilaukan, tempat yang asing dan dingin, ditangani orang-orang yang tidak ia kenal. Tidak ada pemisahan dengan ibu. Atisha langsung disusui sesuai dengan insting naluriahnya. Dan saat persalinan, yang kami dengarkan dan turuti adalah isyarat kesiapan si bayi di perut, bukan semata-mata apa yang saya mau, bukan mengikuti aba-aba dokter atau orang luar. Inilah pemahaman yang ingin saya bagikan bagi para calon ibu. Sadari pentingnya kebutuhan dan kualitas pengalaman bayi saat dilahirkan. Melahirkan adalah persembahan bagi bayi Anda. Bukan cuma perkara mengurangi rasa nyeri atau mencari kenyamanan ekstra. Ketika saya dibius saat persalinan Keenan, tentu itu lebih nyaman karena saya nggak merasakan nyeri, saya tinggal berbaring dan seseorang mengambil bayi keluar dari tubuh saya. Tapi apa yang seharusnya menjadi hak bayi, haknya untuk langsung disusui dan didekap oleh ibunya, haknya untuk mengalami masa transisi yang tenang dan damai, tidak ia dapatkan. LIZ: Jadi, maksud Anda, nyeri sebenarnya adalah bagian integral dari pengalaman persalinan, dan jika kita cuma fokus pada menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri, kita malah mengacaukan spektrum proses persalinan yang utuh? DEE: Orang masa kini sudah jarang sekali melihat proses persalinan secara langsung, kecuali mereka yang memang kerjanya di klinik bersalin. Jadi apa yang kita tahu tentang persalinan biasanya hanya dari film, teve, dsb. Umumnya persalinan digambarkan sebagai peristiwa yang menyeramkan, penuh kesakitan, histeris, orang-orang panik, dsb. Jarang sekali kita melihat gambaran persalinan sebagai sesuatu yang indah, yang sakral, yang damai. Akhirnya kita selalu punya gambaran bahwa melahirkan itu mengerikan dan

berbahaya. Kalau kita bisa mengubah persepsi tersebut, perempuan akan lebih mampu bersentuhan dengan energi femininnya yang sejati, menggunakan kearifan dalam tubuhnya yang sudah tahu bagaimana melahirkan secara alami. Saya dan Reza bahkan pernah menonton dokumenter perempuan yang mengalami persalinan orgasmik. Banyak yang nggak tahu bahwa persalinan sebetulnya bisa menjadi puncak pengalaman seksual seorang perempuan. Tapi, lagi-lagi, kita hanya fokus pada risiko dan rasa sakitnya saja. LIZ: Bisa dibilang, persiapan mental dan emosional merupakan salah satu langkah penting dalam Gentle Birth? REZA: Di film Birth As We Know It, Elena belajar pada Igor Charkovsky, seorang perintis water birth di Rusia. Charkovsky bukan seorang bidan, profesinya aslinya adalah seorang penyembuh atau healer. Pada awal eksperimennya, Charkovsky melakukan proses penyembuhan energi bagi para ibu hamil. Dia membersihkan segala trauma dalam hidup ibu hamil tersebut, dari mulai trauma cinta, seksual, maupun kelahiran. Ternyata para ibu hamil itu mengalami persalinan yang lebih lancar, minim trauma maupun komplikasi. Dari sanalah Charkovsky mengemukakan prinsip bahwa komplikasi persalinan di hari H berbanding lurus dengan jumlah trauma kehidupan yang belum sembuh. Selama Dewi hamil, kami sering berlatih bersama, menyembuhkan trauma saya maupun Dewi, dan akhirnya kami mengalami proses persalinan yang indah dan relatif lancar. Jadi kami sendiri mengalami langsung apa yang Charkovsky bilang. Menurut saya, proses persiapan Gentle Birth harus meliputi perjalanan pembersihan diri, agar semua bagian dalam diri kita yang sebelumnya kita tunda, tolak dan hindari, bisa dihadapi dan disembuhkan. Saya rasa aspek ini belum mendapatkan penekanan yang cukup dalam pendekatan persalinan saat ini. Sebagai contoh, praktek hypnobirthing juga menekankan pada relaksasi, komunikasi dengan janin, serta penggunaan sugesti untuk mengendalikan nyeri. Tapi belum menyentuh lapisan yang lebih dalam. Saya merasa perempuan perlu lebih menyadari bahwa proses hamil sembilan bulan itu bagaikan masuk ke lajur cepat pertumbuhan kesadaran dan pencerahan batin. Bila ini dipahami dan dijalankan, maka di hari H persalinan, mereka lebih bisa mendengar intuisi tubuhnya, berserah dan mengizinkan proses alam, bagaimana pun itu. LIZ: Sejalan juga dengan analogi bahwa bagaimana kita mati ditentukan oleh bagaimana kita hidup.

REZA: Tepat sekali. Pada hari kelahiran, konon terbukalah portal semesta yang menjembatani hidup dan mati. Ada pepatah lama juga yang bilang: sesaat sebelum ajal, seluruh perjalanan hidup kita berkelebat sekedip mata. Pada momen itu apa yang muncul biasanya adalah pengalaman hidup yang belum tuntas atau belum sembuh, karena itulah dia muncul, agar kita punya kesempatan untuk menyadarinya sebelum proses ajal bisa sempurna. Perempuan lebih beruntung dalam hal ini, karena mereka bisa mengalami terbukanya portal itu berkali-kali melalui pengalaman persalinan. LIZ: Seperti yang tadi diceritakan, di kebanyakan fasilitas medis konvensional, tidak ada cukup ruang yang mengizinkan Anda untuk percaya pada kemampuan tubuh Anda sendiri. Anda tidak diberikan cukup waktu. Anda juga tidak leluasa bergerak. REZA: Yang cenderung terjadi adalah putusnya hubungan antara ibu dengan inteligensi tubuhnya sendiri. Banyak orang yang setelah tahu proses persalinan Atisha lantas berkomentar, Terang aja, kan suaminya Dewi terapis, makanya dia bisa melakukan itu. Kalau suami lain sih pasti nggak mampu. Padahal, kenyataannya, saya hanya mengikuti aba-aba dari Dewi. Dan Dewi mengikuti aba-aba dari intuisi dalam tubuhnya, yang juga bersumber dari sang bayi. Intuisi itulah yang membimbing kami. Saya sendiri nggak pernah menduga kalau saya bakal sendirian mendampingi persalinan Dewi. Nggak ada keterampilan khusus yang saya punya untuk itu, kami hanya terus berserah dan mengalir dengan bimbingan intuitif tadi. DEE: Kalau saya ingat kembali, saya merasa nggak melakukan apa-apa. Persis seperti apa kata Mira, nggak usah memaksakan mengejan. Bayi dan tubuh saya bekerja sama untuk mendorongnya keluar. Saya hanya mengizinkan dan memberinya ruang. Mengizinkan adalah kuncinya. Bukan saya harus melakukan sesuatu, atau Reza harus punya keterampilan khusus. REZA: Kami cuma duduk dalam kolam, bernapas bersama, kadang tersenyum, bahkan sempat bercanda, berpegangan tangan, dan akhirnya menangkap bayi. Kalaupun dianggap ada keterampilan khusus, ya cuma di bagian menangkap bayi dalam air aja, haha-ha secara umum, semua orang bisa kok. LIZ: Jadi, menurut Anda, ada mispersepsi besar tentang persalinan di masyarakat modern sekarang ini?

REZA: Beberapa minggu lalu, saya menjadi salah satu di antara lima pembicara di sebuah seminar untuk ibu hamil. Ada dokter, ahli nutrisi, psikolog, pakar perencanaan keuangan,

dan saya sendiri. Si dokter sempat menyatakan di depan 500 peserta, bahwa melahirkan adalah peristiwa yang berbahaya. Dia memberikan contoh: per harinya, jumlah orang yang meninggal saat persalinan lebih banyak daripada yang meninggal akibat perang Irak. Untungnya saya kebagian berbicara terakhir, dan dokter itu pulang duluan. Jadi saya sempat mengoreksi opini itu ke para peserta, saya bilang: Itu analogi yang nggak pas nalarnya. Jumlah orang yang terlibat di perang Irak jelas jauh lebih kecil dari jumlah ibu hamil di dunia. Jadi, jangan dianggap perbandingan yang seimbang. Peristiwa itu adalah contoh betapa memprihatinkannya situasi saat ini. Banyak orang, bahkan pakar medis sekalipun, terkadang secara tidak sadar memperburuk persepsi persalinan bagi calon ibu. Tentu saja, risiko komplikasi persalinan itu ada, dan ada kehamilan berisiko tinggi yang perlu ditangani dengan hati-hati. Tapi, seringnya, karena mispersepsilah calon ibu jadi banyak rasa takut dan akhirnya kehilangan kemampuan kodratinya untuk melahirkan dengan alami. DEE: Dan karena ketakutan itu juga, para calon ibu secara tidak sadar menyerahkan kekuatan dan otonomi atas tubuhnya kepada pihak lain, yang dianggap lebih tahu. LIZ: Rumah sakit cenderung dirancang untuk bertindak, untuk melakukan sesuatu. Dan ini bukanlah lingkungan yang kondusif untuk Gentle Birth, karena Gentle Birth justru mensyaratkan kepasrahan, keberserahan pada proses alam. DEE: Rumah sakit memang tempat untuk memberi tindakan. Memang itu sudah fitrahnya. Mau nggak mau, persalinan di rumah sakit pun akhirnya tidak lepas dari modus intervensi. Saya merasa praktek persalinan umum yang banyak terjadi di rumah sakit itu sangat tunduk dan dibatasi oleh waktu. Di persalinan Keenan, misalnya, saya datang subuh, dan setelah sekian jam, bukaan dianggap belum cukup, protokol berikutnya adalah induksi, setelah sekian jam lewat, protokol berikutnya sudah menanti, entah itu induksi lagi, epidural, Caesar, dsb. Dan yang saya tahu, mayoritas persalinan di rumah sakit harus terjadi setidaknya dalam 24 jam. Sementara yang saya dengar dari Mira, cukup banyak perempuan mengalami tahap pertama persalinan antara 1 sampai 3 hari. Melahirkan bayi dengan batasan 24 jam sesungguhnya nggak bisa disamaratakan untuk semua perempuan. REZA: Yang juga kami dengar, saat ini di Indonesia, jumlah orang yang butuh fasilitas persalinan jauh lebih banyak dibanding ketersediaan jumlah fasilitasnya. Jadi begitu seorang calon ibu masuk ke rumah sakit, ada semacam kebutuhan untuk segera menuntaskan persalinan, supaya calon ibu berikutnya bisa dilayani. Terkadang kebutuhan ini membuat terjadinya intervensi yang nggak alamiah untuk mempercepat proses.

Orang-orang sekarang berlomba untuk mendapatkan fasilitas persalinan yang terbaik. Padahal, persalinan di rumah sakit modern dengan teknologi serba canggih dan mahal belum tentu tepat dengan kebutuhan lahir batin ibu dan bayi secara alami. LIZ: Apakah ada penyesalan tentang pengalaman kehamilan sebelumnya? DEE: Kalau saya boleh mengulangi kembali hidup saya, saya akan tetap menjalani kedua persalinan saya sebagaimana adanya. Melahirkan Keenan dengan cara yang sangat berbeda membuat saya paham betul perbedaan antara kedua persalinan itu. Dan itu memudahkan saya berbagi dengan perempuan lain. Seandainya kedua anak saya lahir spontan alami, saya nggak yakin bisa berempati dan berbagi banyak tentang pengalaman lahir melalui operasi Caesar di rumah sakit. Sekarang saya bisa berbagi dari kedua perspektif. Untuk itu, saya sangat bersyukur. LIZ: Apakah kalian berencana untuk punya anak lagi? REZA: Saat ini, enggak. Kita juga tidak merencanakannya. Sekarang rasanya lebih baik merawat dan mengasuh kedua anak kami dengan optimal, ketimbang menambah anak lagi. Saya hanya berharap semakin banyak yang sadar tentang pentingnya Gentle Birth, dan semoga semakin banyak orang tua dan bayi yang memperoleh manfaat dari pengalaman itu. Sumber: situs Gentle Birth Indonesia - http://gentlebirthindonesia.com Wawancara oleh: Liz Sinclair

30 Alasan Anda mampu melahirkan secara Alami

Akhir-akhir ini seringkali kita mendengar begitu banyak cerita negatif tentang proses persalinan. Ada yang di vaccum, di forceps juga di SC. Apalagi di Kota besar, persalinan normal alami sangatlah jarang terjadi. Dan jika Anda menginginkan untuk melahirkan secara normal alamipun seolah-olah ini sangat sulit di capai bagaikan pungguk merindukan bulan. Dan seolah-olah kodrat perempuan bahwa tubuh seorang perempuan/wanita secara ilahi dirancang untuk melahirkan bayi secara alami ini hilang entah kemana. Sebenarnya Tubuh kita adalah sebuah keajaiban, dan tubuh seorang wanita mempunyai pengetahuan yang sempurna untuk melahirkan secara alami. Asal Anda siapkan sebaikbaiknya maka mereka akan saling bersinergi dan berfungsi dengan normal. Berikut adalah beberapa pengingat dan alasan untuk Anda tentang kebenaran bahwa kita bisa melahirkan alami dan normal: 1. 2. 3. 4. Anda seorang wanita Ibu Anda adalah seorang wanita juga dan dia melahirkan Anda. Begitu juga dengan nenekmu dan semua ibu mereka Seorang Perempuan secara harfiah memiliki kemampuan untuk bertahan hidup dan berkembang biak dan sudah beribu-ribu tahun mereka melakukan ini (melahirkan alami) dan untuk untuk mempertahankan populasi generasi. Buktinya adalah bahwa kita semua SINI. 5. Dunia kedokteran mulai melayani atau membatu ibu melahirkan baru sekitar 100 tahun yang lalu. Sedangkan sejak beribu-ribu tahun yang lalu seorang ibu sudah mampu melahirkan. Jadi apa yang Anda takutkan? 6. Anda memiliki vagina dan vagina fungsinya untuk melahirkan. Ini yang harus Anda ingat! 7. Anda mampu hamil berarti Andapun mampu melahirkan secara alami 8. Semua ketidaknyamanan, rasa sakit dan nyeri, meskipun mungkin menjengkelkan, namun ini membuktikan bahwa tubuh Anda MELAKUKAN tugasnya. 9. Anda memiliki payudara berarti Anda pasti bisa menyusui dan memberikan ASi eksklusif kepada bayi Anda nanti. Mengapa Tuhan menciptakan payudara untuk Anda? satu alasan: untuk memberi makan terbaik bagi anak Anda. 10. Anda mengalami menstruasi setiap bulan 11. Saat hamil perut Anda bertambah besar, badan Anda bertambah ekstra berat, dan payudara Anda terasa penuh ini berarti tubuh Anda melakukan tugasnya dengan baik. 12. Anda ngidam makanan pertanda baik kan? 13. Anda mengalami masa pra-persalinan atau kontraksi Braxton-Hicks, ini menunjukkan bahwa tubuh Anda sedang mempersiapkan kelahiran. 14. Stretch mark mengindikasikan pertumbuhan dan kesuburan. 15. Epidural = penemuan baru dan banyak resiko serta efek sampingnya 16. Begitupula dnegan episiotomi = juga, baru. Jadi jika tidak ada indikasi mengapa harus dilakukan episiotomy? 17. Metode persalinan SC ini juga Metode baru tetap ada resikonya, dan melahirkan normal alami tetap yang terbaik karena tubuh kita diciptakan untuk melahirkan

alami. Jika SC adalah yang terbaik tentu sejak dahulu (sejak jaman Nabi) sudah ada SC? Lakukan SC jika ada indikasi saja. 18. Tulang dan ligament tubuh kita bergerak dan melakukan pelunakan untuk membuka jalan lahir untuk dilalui bayi. 19. Anda memiliki pinggul. 20. Anda memiliki panggul, dan sangat berbeda anatominya dengan pria. 21. Panggul Anda, meskipun terdiri dari tulang namun tetap bisa bergerak dan bergeser untuk mengakomodasi bayi lahir alami. 22. Memiliki pantat besar? Bagus berarti semakin luas jalan bayi Anda. Bagaimana kalau pantat Anda Kecil? Itu OK juga-karena Panggul Anda masih bisa bergerak. 23. Nenek moyang Anda sejak 1000 tahun yang lalu bisa melahirkan tanpa intervensi medis, dan mereka harus bertahan, karena itulah Anda disini dank arena itulah Anda pasti juga bisa! 24. Persalinan adalah akhir dan klimaks yang alami dari seksualitas 25. Khawatir tentang rasa sakit melahirkan? Jangan. Rasa sakit bukanlah bagian dari persalinan lhokarena rasa sakit hanyalah sebuah akumulasi dari pengaruh emosi, lingkungan, kecemasan. Nah orang bilang ketika Kontraksilah yang membuat timbulnya rasa nyeri. Padahal sebenarnya kontraksi adalah salah satu sinyal dari tubuh dan bayi Anda bahwa bayi Anda akan segera datang, jadi hilangkan kekhawatiran dan kecemasan Anda serta lakukan persiapan untuk menyambut kontraksi tersebut sehingga terasa nyaman. 26. Bayi anda bergerak- ketahuilah dia sedang mempersiapkan diri untuk dilahirkan. Ajak bicara bayi Anda 27. Gerakan bayi Anda juga menunjukkan dia tubumbuh dan berkembang dengan sempurna 28. Semua tes pranatal adalah penemuan baru. Nenek moyang Anda juga melahirkan tanpa ini. Jadi bijaklah memilih test prenatal. 29. 50 tahun yang lalu tingkat atau angka kejadian SC adalah sekitar 4%. Mengapa sekarang menjadi hampir 90%? Ayo waspada. Terutama waspadai unsure business being born. Jadilah klien yang SMART 30. Khawatir tentang proses persalinan? Proses kelahiran dan semua tahapannya juga membantu mempersiapkan Anda untuk bertransformasi menjadi ibu dengan percaya diri. Pelajaran yang Anda pelajari dalam persalinan adalah iman, semangat, kerja keras, rasa sakit, sukacita, menyerah, euphoria. semua akan diulang lagi saat Anda membesarkan anak-anak Anda. Ini adalah sifat persiapan untuk ibu jadi mengapa musti khawatir? Nah semoga 30 alasan di atas dapat menguatkan Anda untuk semakin percaya diri untuk bisa melahirkan secara normal alami. Ayo Semangat! Siapkan Body Mind and soul Anda untuk menyambut buah hati dengan penuh kedamaian dan kelembutan. Semoga bermanfaat

Salam Hangat Yesie Sumber: http://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=380:30alasan-bahwa-anda-mampu-lahir-secara-alami&catid=47:all-about-childbirth&Itemid=2

Rahasia Melahirkan Alami Selamat pagi Semua..... hari ini Saya akan Share tentang Rahasia Untuk memiliki persalinan yang alami. ada beberapa, Nah salah satunya ya ini ^_* Goyang Inul Ketika beberapa ibu bertanya kepada saya bagaimana caranya agar kepala bayi segera turun kepanggul ibu? Atu biar persalinan berlangsung dengan lancar? Salah satu saran yang selalu saya ungkapkan dan tuliskan adalah LAKUKAN GOYANG INUL. Goyangan INUL memang member inspirasi tersendiri bagi saya. Karena ternyata dengan goyangan ini proses persalinan bisa berlangsung lebih singkat dan lebih lancar, bahkan juga mampu memberikan sensasi rasa nyaman pada tubuh ibu ketika memasuki proses persalinan. Mengapa Goyang Inul? Seperti kita ketahui (coba bayangkan dan visualisasikan) ketika inul bergoyang ala Goyang Ngebor ternyata gerakan itu merupakan gerakan spiral. Mengapa gerakan Spiral? Seorang ahli matematika terkenal bernama Leonardo Fibonacci baru menyadari tentang "Spiral Universal," ketika menemukan rumus matematika yang disebut Golden Ratio.. dan ternyata di dunia ini semua kejadian terhubung, Berikut adalah video yang menjelaskannya: http://www.youtube.com/watch?v=U2bAlIK4KkE&feature=player_embedded Jadi jika memang benar bahwa mungkin semua hal yang datang ke dunia melalui spiral ini maka akan tampak masuk akal bahwa kita akan mengikuti dengan gerakan pola yang sama ketika membawa bayi lahir ke dunia. Manfaat gerakan spiral (Goyang Inul) untuk Melahirkan Alami Mempraktekkan Gerakan Spiral selama persalinan alami adalah sebuah gerakan fisik yang sebenarnya sangat memberdayakan yang dapat membuka pintu untuk koneksi primordial yang ada antara tubuh Anda dan energi universal. Kurangnya gerakan selama melahirkan, memungkinkan energi yang kuat justru membuat blok energy negative dalam perut yang menyebabkan banyak rasa sakit yang tidak

perlu. Tapi jika Anda membiarkan tubuh Anda melakukan gerakan spiral atau goyang inul inii, maka intensitas rasa nyeri akan bergegas pergi. aktif bergerak dan berputar ke bawah dapat mencegah rasa sakit, memfokuskan energi yang bermanfaat, membuka panggul dan mendorong bayi Anda untuk melakukan perjalanan ke bawah (turun ke dasar panggul). Video Melahirkan Alami Ketika saya pertama kali menonton film dokumenter luar biasa ini di Singapura. Di sinilah saya pertama kali diperkenalkan dengan ide gerakan spiral selama proses kelahiran. Berikut ini videonya: http://www.youtube.com/watch?v=rR-SroU-Y2Y Wow! Saat itu saya langsung teringat dengan gerakan goyang ngebornya inul daratista. Jika gerakan spiral (goyang inul) akan memungkinkan seorang ibu untuk melahirkan secara alami Jadi mulailah berlatih dari sekarang sesering yang engkau bisa. Namun gerakan ini hanya boleh dilakukan pada umur kehamilan > 36 minggu. Latihan Persalinan alami: Praktik Menguasai Seni spiral/ Goyang Inul Anda pernah melihat gerakan panggul dan tubuhnya inul ketika melakukan goyang ngebornya? Nah persis seperti itu, namun tentu saja tidak sekencang dan sedasyat inul gerakannya? ^_* Anda mungkin bisa duduk pada bola kelahiran atau Anda dapat berdiri. Kemudian: Tutup mata Anda, dan mulai bawa kesadaran Anda ke napas Anda. rasakan tubuh Anda rileks dan napas terkendali. Hirup dan hembuskan napas yang panjang dan dalam. Rasakan aliran nafas spiral ke dalam diri Anda dan keluar dalam siklus yang mengalir terus menerus Pikiran Anda Masih berada di tempat yang paling damai dalam diri Anda, Sekarang mulai bergerak tubuh Anda dalam Lingkaran besar seperti Ada matahari besar di pinggul Anda. Lakukan gerakan memutar-putar pinggul Anda. Santai saja dan biarkan diri mengalir ke dalam gerakan ini. Rasakan sangat santai dan rileks. Ketika Anda melakukan ini, bayangkan Anda mengumpulkan energi dari langit, dan saat masuk ke tubuh Anda, energy tersebut mengisi tubuh Anda dengan cahaya putih indah yang mengalir kedalam tubuh dengan gerakan spiral. membayangkan semua kekuatan kosmos kuat mengalir melalui tubuh Anda. Ini adalah perasaan luar biasa Ini terasa sangat menyegarkan! Efek dari latihan ini dapat menghapus blok energy negative yang berbahaya dalam titik meridian tubuh Anda atau (pusat energi), dan untuk isi ulang dengan cahaya dan energi yang menyegarkan.

Apa yang membuat latihan ini sukses adalah kombinasi antara napas, gerakan dan imajinasi. Video Melahirkan Alami Berikut adalah video dari melahirkan alami, di mana Anda bisa melihat gerakan spiral yang di lakukan hampir sepanjang proses persalinan.

http://www.youtube.com/watch?v=0SDDhuhgYfc&feature=player_embedded Saya berharap bahwa Anda berlatih untuk menikmati dan mengeksplorasi gerakan spiral yang indah dan lembut, serta membuat perbedaan yang luar biasa dalam kualitas melahirkan alami Anda. http://www.youtube.com/watch?v=xhLdVc7Pd_s&feature=player_embedded Nah selamat Mencoba Keep Spirit Of Gentlebirth Salam Hangat Yesie Aprilliawww.bidankita.com Sambut Bayi Anda dengan Getaran Suaramu

There is power that comes to women when they give birth. They dont ask for it, it simply invades them. Accumulates like clouds on the horizon and passes through, carrying the child with it. ~ Sheryl Feldman
Ketika mengajarkan tentang tips dan triks nyaman saat melahirkan, salah satu yang saya ajarkan adalah tehnik mengerang. Mengerang namun tetap berirama. Mengapa mengerang? Sebenarnya sejak jaman dahulu ketika seorang wanita melahirkan, dia akan menciptakan suara selama persalinan alami. Dan ternyata mampu membuat harmoni tertentu dalam tubuh kita yang membantu untuk melepaskan rasa sakit, membuat kita tetap fokus, dan secara umum membuat kelahiran lebih mudah dan lebih mudah dikelola. kebanyakan dari kita tidak menyadari seberapa signifikan suara ini atau efek mereka pada proses kelahiran secara keseluruhan. Melalui vokalisasi yang tepat sebuah pintu yang indah akan membuka yang dapat menghubungkan kita dengan harmoni dari kelahiran dan kehidupan secara mendalam! Pada artikel ini saya akan berbagi dengan Anda bagaimana vokalisasi ternyata secara signifikan bermanfaat selama persalinan alami, dan memberikan tips dan teknik yang akan membantu Anda untuk menggunakan suara Anda untuk menciptakan kekuatan pribadi Anda dan menciptakan persalinan alami yang luar biasa untuk Anda dan bayi Anda! Untuk Memahami Pentingnya Suara di proses persalinan Alami, Anda Pertama Harus memahami Suara! In the beginning was the word or in Sanskrit, Nada Brahma, the world is sound

Saya telah mendengar hal ini disebutkan dalam referensi teks Alkitab, tetapi tidak pernah cukup mengerti artinya sampai saya secara sengaja menemukan ilmu Cymatics, yang mengacu pada prinsip-prinsip Heraclitus filsuf Yunani kuno, Pythagoras dan Plato, dan kosmolog Giordano Bruno dan Johannes Kepler teori bahwa semua materi terdiri dari suara. Cymatics, adalah studi tentang fenomena gelombang dan getaran, merupakan metodologi ilmiah yang menunjukkan sifat getaran materi dan sifat transformasional suara. Ini adalah ilmu suara, dan luar biasa keren! Cymatics menunjukkan bagaimana getaran berinteraksi untuk menciptakan dunia yang kita alami 'luar sana' dan membawa kepada prinsip-prinsip cahaya yang tersembunyi yang mendasari semua proses alam. Memahami prinsip-prinsip ini dapat membantu kita untuk 'membersihkan' dan melihat dunia kita, sehingga memperjelas pandangan kita terhadap kehidupan. Karena kita sendiri terbuat dari materi, dan begitu juga bayi kita maka ilmu Cymatic inilah yang menjadi jawaban mengapa ketika Anda mengerang atau bersuara semuanya dapat berefek pada reaksi tubuh bahkan janin Anda. "Setiap benda angkasa, pada kenyataannya masing-masing atom, menghasilkan suara ritme atau getaran tertentu. Semua suara-suara dan getaran membentuk keharmonisan universal di mana setiap elemen, sementara memiliki fungsi dan karakter itu sendiri, memberikan kontribusi untuk keseluruhan. " -Pythagoras (569-475 SM) "Apa yang membuat kita merasa tertarik pada musik adalah bahwa seluruh keberadaan kita pada musik: pikiran dan tubuh, sifat di mana kita hidup, alam yang telah membuat kita, semua yang di bawah dan di sekitar kita, itu semua adalah musik." Hazrat Inyat Khan (Guru Sufi) (1882-1927) Saya harus mengatakan bahwa video ini, meski agak JADUL namun cukup menakjubkan! Anda akan dapat melihat dengan mata Anda sendiri materi yang terbentuk dan dimanipulasi dari gelombang suara yang bergetar pada tingkat yang berbeda, frekuensi dan pulsa menciptakan ilusi benda padat dan mengungkapkan bahwa "Semua adalah getaran!" Novalis http://www.youtube.com/watch?v=JizccrBXOY8&feature=player_embedded http://www.youtube.com/watch?v=mgeB-nToRwA&feature=player_embedded Bagaimana Efek bersuara bagi Anda dan Bayi Anda Selama Melahirkan Alami? Suara yang dibuat selama kelahiran menyebabkan perubahan fisik dan molekul yang sangat nyata dalam tubuh kita. Ketika bersuara selama kelahiran, ingatlah bahwa bayi Anda hidup di dunia yang terdiri dari suara-suara. Jangan biarkan diri Anda lepas kendali

dan terjebak dalam suara ketakutan seperti menjerit atau berteriak yang dapat menakutnakuti bayi Anda dan dapat menyebabkan perubahan fisik pada detak jantung si bayi, tekanan darah dan stres. Sebuah suara kosong yang berbahaya yang dapat memicu nyeri seperti mengatakan OW, bukannya tetap fokus dan peka pada tubuh Anda. Gunakan suara-suara yang mendorong ketenangan dan kedamaian . Menggunakan suara sensual seperti yang kita lakukan ketika bercinta mendorong kita untuk melepaskan dan melebur ke dalam aliran energi intens persalinan, dan terdengar seperti OM, AH, atau WOW yang mengharuskan kita untuk membuka mulut kita lebar mendorong pembukaan terjadi pada tubuh kita . Sebenarnya Tidak ada aturan tertentu untuk menyuarakan suara saat melahirkan alami dan setiap wanita akan memiliki lagu kelahiran sendiri yang unik . Hal penting untuk diingat adalah untuk mencoba dan tetap berusaha tune in dengan energi dan harmoni persalinan dengarkan tubuh Anda dan melakukan apa yang terasa baik! Cara terbaik untuk menjadi nyaman dengan bersuara selama persalinan alami adalah sering praktek saat Anda masih hamil. Dalam hypnobirthing saya sering mengaajarkan kepada klien untuk bernafas dengan mengeluarkan suara-suara tertentu atau nyanyian, namun cukup banyak ibu-ibu yang merasa canggung dan tidak nyaman pada awalnya, tapi begitu kami masuk ke dalamnya biasanya mereka mulai menyadari bahwa ada kekuatan yang menakjubkan dan benar-benar kuat dalam dirinya! Dan saat itulah kita menjadi diberdayakan dan siap untuk melahirkan secara alami. Berikut adalah beberapa contoh besar menggunakan suara ketika proses persalinannya. Saya mendorong Anda untuk memanfaatkan video ini untuk inspirasi dalam praktek Anda dan selama proses kelahiran. Jika Anda ingin Anda bahkan dapat menggunakan video selama latihan, hanya bermain dan ikuti bersama vocal yang diucapkannya. Ada juga banyak video di youtube yang bisa Anda ikuti bersama. http://www.youtube.com/watch?v=zSWePNo7XJU&feature=player_embedded Dalam video ini anda dapat melihat efek yang luar biasa dan indah dari beberapa nada.Nikmati! http://www.youtube.com/watch?v=Yw13EAX3cZk&feature=player_embedded Kemegahan suara menumbuhkan kehidupan, dan akan mendatangkan bayi kita dalam keharmonisan yang sempurna! Jika kita bisa membiarkan diri kita untuk terhubung dengan kelahiran pada tingkat yang sangat primal memungkinkan getaran mengalir melalui kita maka persalinan alami akan terjadi seperti sebuah nyanyian pujian! Selamat Mencoba Salam Hangat Yesie Aprillia

Rahasia Ketiga untuk merasakan persalinan alami yang indah dan menakjubkan adalah melalui SENSUALITAS Anda. Sepertinya memang terlihat Aneh, namun ini adalah kebenaran. Bahwa proses persalinan adalah proses yang melibatkan sensasi sensualitas seorang wanita. Di kelas hypnobirthing, saya selalu mengajarkan kepada pasangan untuk tetap berhubungan intens saat masuk ke dalam proses persalinan bahkan memanfaatkan hormone yang mengalir didalam tubuh seorang wanita dengan cara semaksimal mungkin. Berpelukan, berciuman, rangsangan sensual adalah salah satu upaya untuk merangsang dan meningkatkan hormone oxytocin dan endorphin dalam tubuh seorang ibu. Memang bagi pasangan yang belum terbiasa akan merasakan canggung dan sungkan. Apalagi jika ini dilakukan di sebuah ruang bersalin dimana ada banyak bidan dan dokter serta orang asing di ruangan tersebut. Namun saya selalu memotivasi mereka untuk bisa melakukannya dengan sepenuh hati. Karena seperti kita tahu proses persalinan sangat dipengaruhi oleh kadar hormone oxytocin dalam tubuh dan hormone oxytocin adalah HORMON CINTA. Proses persalinan Adalah proses yang sacral antara Ibu, Bapak dan Bayi, jadi lakukan saja, Anggap dunia Ini milik Anda bertiga, yang lainnya Ngontrak heheheh. Kalimat itu yang selalu saya ucapkan kepada calon orang tua. Sekarang coba saja Anda bayangkan, dalam kondisi normal (tidak hamil-red) apa yang bisa menenangkan Anda ketika Anda gelisah, takut, dan cemas atau mungkin sakit? BERPELUKAN!!! Ketika Anda berpelukan dengan orang yang Anda cintai Secara otomatis semua beban, kekawatiran bahkan rasa sakit akan sangat terkurangi bahkan hilang. Nah apalagi ketika posisi Anda sedang hamil dan hendak melahirkan sekarang. Ketika Anda merasakan ketidaknyamanan dan Anda memeluk pasangan Anda dan Menciumnya ataupun memeluk bidan Anda, ketenangan dan kenyamanan secara otomatis akan mengalir kedalam tubuh dan pikiran Anda bahkan rasa sakit yang semestinya Ada, dapat berubah menjadi rasa kenikmatan yang luar biasa. ORGASME ketika Melahirkan (ORGASMIC BIRTH) Saya tahu, kedengarannya aneh, tapi itu bukan orgasme seperti kita berpikir, itu adalah sensual tetapi tidak seksual!!!! Melahirkan biasanya menyakitkan dan melelahkan. Tetapi banyak wanita yang tidak tahu bahwa secara biologis diciptakan suatu sistem dalam tubuh manusia yang dapat menimbulkan kesenangan, kenyamanan atau kepuasan saat bersalin. Pada pria, seksualitas terbatas pada hasratnya kepada wanita. Namun pada wanita, seksualitas meliputi saat bercinta, bahkan saat melahirkan. Salah satu contohnya adalah payudara yang membesar, puting susu menjadi lebih sensitif, aliran darah meningkat, lubrikasi pada vagina meningkat dan produksi hormon oxytocin membumbung tinggi.

Orgasmic birth merupakan sebuah revolusi dalam persalinan alami. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa secara teori, saat kita merasakan sakit maka merangsang keluarnya hormon strees. Dan ketika hormon strees tersebut mengalir melalui tubuh anda, maka tubuh secara alami akan mengeluarkan hormon endorphins. Endorphins adalah hormon penghilang rasa sakit atau natural pain killer, yang mampu membuat rasa nyaman dan santai. Dan kekuatan endorphin sangatlah besar, 200 kali lipat lebih ampuh dibandingkan dengan morphin. Dan ini sangat alami dan setiap manusia mempunyainya, tinggal bagaimana pandai-pandainya kita untuk merangsang keluarnya endorphin dalam tubuh saat ibu merasa kesakitan dalam proses persalinannya. Belaian, ciuman, sentuhan dan rangsangan seksual ternyata mampu merangsang keluarnya hormone endorphin bahkan Oksitosin yang dapat mengakibatkan Orgasme pada seorang ibu. Di antara film dokumenter persalinan alami saya pernah saya lihat, film ini adalah film yang paling tepat untuk menunjukkan pada Anda tentang pengalaman yang sangat seksual saat melahirkan secara alami buah hati kita: http://www.youtube.com/watch?v=siLbqthiTWo&feature=player_embedded The most common way people give up their power is by thinking they dont have any. ~ Alice Walker ~ Salah satu rahasia terbaik dan salah satu kebenaran terbesar di dunia ini adalah bahwa sebagai seorang wanita Anda mempunyai kekuatan yang menakjubkan di dunia ini, dan Tubuh Anda sebenarnya dirancang untuk melahirkan secara alami! Energi dari persalinan alami juga merupakan kekuatan yang menakjubkan dan sangat kuat di dunia ini. Untuk dapat merasakan persalinan Alami yang indah dan menaksubkan, Rahasianya adalah untuk memanfaatkan kekuatan pribadi Anda dan menyelaraskan energy Anda serta menggabungkan dengan energi kelahiran. Untuk melakukan ini, Anda harus terlebih dahulu memahami proses kelahiran secara alami.

Pahami tubuh Anda dan kenali semua sensasi di seluruh indra Anda. Kami adalah makhluk yang benar-benar ajaib dan kuat. Kami adalah wanita yang mempunyai sentuhan lembut dan sensual Kami adalah ibu yang memiliki cinta dengan kekuatan yang kekal Kami adalah wanita yang memiliki bergairah
Manfaatkan semua karunia dan potensi dalam tubuh Anda karena ini yang akan membantu Anda untuk melahirkan bayi Anda! Ingat melahirkan merupakan perpanjangan dari energi sensual yang dibuat bayi Anda pertama kali, persalinan alami adalah klimaks, ini adalah saat puncak energi dan mengalir kuat yang membawa bayi Anda ke dalam kehidupan

" Ketika melahirkan, Anda sendiri yang menentukan Apakah Anda akan merasakan orgasme atau tidak" Artinya Anda bertanggung jawab untuk pengalaman Anda sendiri. Bagaimana Anda Dapat merasakan Orgasme dengan Bantuan Pasangan Anda saat melahirkan? Jawabannya adalah dengan kasih dan cinta. Saya tidak berbicara seks, tapi ekspresi fisik dari cinta bisa sangat membantu! Mencium, memeluk, memberikan belaian sensual, pijat, dan stimulasi puting sesu semua dapat memiliki efek positif pada kemajuan persalinan. Ketika Anda dan pasangan dapat tetap sadar membiarkan cinta mengalir dengan bebas tanpa dibatasi, maka melahirkanpun akan lebih mungkin untuk mengalir bebas tanpa dibatasi. Berikut adalah video melahirkan alami simana seorang wanita dapat merasakan orgasme dalam persalinannya. http://www.youtube.com/watch?v=0SDDhuhgYfc&feature=player_embedded nah, silahkan bereksplorasi dengan pasangan Anda, dan rasakan kenikmatan saat melahirkan Selamat Mencoba Salam Hangat Yesie Aprillia (www.bidankita.com)

Kalau rahasia pertama untuk memiliki proses persalinan yang alami dan lancar adalah melakukan goyang inul saat proses persalinan (lihat link): http://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=340:rahasia1-melahirkan-alami&cati d=44:natural-childbirth&Itemid=56 Nah sekarang rahasia yang selanjutnya adalah ada di NAFAS ANDA. Tindakan yang sederhana dan setiap manusia pasti mempunyai pengalaman untuk bernafas. Saat mengajar di kelas ibu hamil, di tiap pertemuan selalu saya ajarkan bagaimana tehnik nafas pada saat kontraksi, pada saat relaksasi bahkan saat mengejan. Karena ini adalah sangat penting dan harus dikuasai oleh ibu. Ketika nafas digunakan dengan 'potensi penuh, maka napas Anda dapat membantu Anda untuk melahirkan alami, yang tidak hanya dapat bebas dari rasa takut dan rasa sakit, namun lebih dari itu Anda akan mendaatkan pengalaman yang luar biasa dan benarbenar menyenangkan! Dalam artikel ini saya akan berbagi bagaimana menggunakan kekuatan nafas untuk membantu Anda dalam kodisi tetap tenang, fleksibel dan rileks selama waktu melahirkan bayi Anda, untuk secara efektif fokus pada energi dari gelombang rahim, untuk meminimalkan ketidaknyamanan, dan memungkinkan Anda juga bayi Anda yang jauh lebih nyaman dan menyenangkan.

Karena kita selalu bernapas setiap saat, kita cenderung melakukannya sebagai rutinitas dengan spontan begitu saja, dan justru seringkali tidak bisa mengenali potensi besar yang terletak dalam kekuatan napas kita sendiri! Padahal sebenarnya melalui nafas, kita mendapatkan segala segala sesuatu yang kita butuhkan untuk membawa bayi kita lahir ke dunia: kekuasaan, cinta, kekuatan, keyakinan, gairah, kebijaksanaan dan tekad. Ketika Anda bernapas dengan kesadaran di dalam hati, Anda akan mengaktifkan semua system di dalam tubuh Anda yaitu, saat Anda menghirup dan mengumpulkan nafas, dan kemudian menghembuskan perlahan-lahan ketika Anda melahirkan. Aturlah Irama Nafas Anda untuk Melahirkan Alami Napas Anda akan memberikan efek positif ke seluruh tubuh Anda. Jika napas Anda rileks maka tubuh Anda rileks. Dengan nafas, Anda bisa mencapai keselarasan dan harmonisasi dalam tubuh dan pikiran selama proses melahirkan. Jadi dengan nafas, tubuh Anda bisa tetap rileks , dan menjadi terbuka dan luas , tetapi pada saat yang sama pikiran Anda tetap tenang dan kuat . Latihan Persalinan alami: Menguasai Nafas Persalinan Ketika Anda fokus dan dengan penuh kesadaran Anda mau meluangkan waktu untuk berlatih nafas dan memperhatikan kualitasnya, ini akan sangat memudahkan Anda untuk mengatasi semua rasa ketidaknyamanan yang bisa saja tercipta ketika pross persalinan berlangsung. Ketika berlatih prnafasan, tugas Anda adalah hanya membawa kesadaran Anda ke napas Anda dan menyadari kekuatan yang ada di dalamnya.

Pernapasan yang tepat untuk Melahirkan Alami Pertama, Anda harus mempelajari kembali cara untuk bernapas dengan benar: yaitu saat Anda menarik napas perut Anda naik atau menggembung, dan ketika Anda menghembuskan napas maka perut Anda mengecil/mengempes inilah yang disebut pernafasan perut. Pada dasarnya kita semua lahir dengan cara bernapas yang sempurna, tetapi adanya stress dalam kehidupan membuat kita secara otomatis belajar untuk mengambil napas pendek-pendek melalui dada kita (pernafasan dada). Cara pernapasan yang dangkal benar-benar membatasi potensi napas kita dan cenderung untuk memutuskan kita dari hubungan primordial dengan nafas atau aliran energy universal. Dalam rangka untuk menghimpun kekuatan waktu melahirkan sangatlah penting bagi Anda untuk berhubungan kembali dengan napas primal yang kuat, karena ini dapat memberikan kekuatan dan energi yang dapat mendorong proses persalinan berjalan sealami mungkin. kebanyakan ibu secara naluri sebenarnya akan menemukan pola nafas yang paling pas untuk mereka dan tidak ada cara yang benar atau salah untuk melakukannya. Tetapi seringkali mereka sudah terlanjur panik ketika merasakan ketidaknyamanan saat kontraksi sehingga pola nafas menjadi tidak beraturan dan tidak membantu mengurangi ketidaknyamanan tersebut. Nah untuk itu penting bagia Anda untuk belajar focus pada

nafas sejak Anda hamil dengan tujuan semakin sering dilatih sejak kehamilan maka ketika persalinan tiba Anda bisa secara otomatis melakukannya. Namun, ketika Anda tegang dan takut, secara otomatis pernapasan Anda menjadi dangkal dan cepat. Bahu Anda ditarik ke arah telinga, leher dan otot bahu terasa tegang dan kaku. Jika Anda beralih ke keadaan panik, Anda akan mulai bernapas secara cepat, berlebihan, nafas pendek, dangkal dan terengah-engah. Dan saat anda panik, maka jumlah oksigen yang mengalir ke tubuh anda juga bayi Anda akan sangat berkurang sehingga menyebabkan Anda merasa pusing dan tak terkendali. Nafas yang panik/ terengah-engah adalah reaksi umum untuk situasi yang sangat menegangkan atau menakutkan. Ini normal, namun tubuh anda tidak dapat bertoleransi dalam jangka waktu yang lama, karena tubuh Anda akan menjadi lelah. Dalam proses persalinan tujuan Anda adalah untuk menghemat energi Anda sebanyak mungkin, dan berikan bayi Anda banyak oksigen untuk membantunya mengatasi stres. pernapasan berirama dapat membantu Anda melakukan hal ini. Nafas Spiral Sepanjang Anda latihan cobalah untuk selalu menjaga rahang rileks dan mulut terbuka lebar. Tarik dan buang napas melalui mulut Anda, ini akan mendorong pembukaan sfingter di tubuh Anda. Ketika Anda menarik nafas Anda akan merasakan napas Anda mengalir ke dalam dan keluar dari tubuh Anda. Sekarang lakukan lagi, tapi kali ini tidak ada jeda antara menghirup dan menghembuskan napas, bayangkan nafas itu mengalir masuk dan keluar dari Anda seolah-olah seperti energi spiral yang mengalir terus menerus. Rahasia Menakjubkan Untuk Menggunakan Nafas Anda dalam persalinan adalah Mengumpulkan (Gather), Menahan (Compress), dan melepaskan (Disperse) Saat Anda menarik napas bayangkan Anda mengumpulkan energi atau "chi" seperti cahaya yang indah rasakan gambar itu mengalir ke tubuh Anda melalui napas Anda. karena mengalir ke tubuh Anda nafas ini akan mengumpulkan dan mengaktifkan semua potensi Anda: kekuatan pribadi Anda, cinta Anda, keyakinan, gairah, kebijaksanaan, dan seterusnya, kemudian tahan sejenak, dan ketika Anda menghembuskan napas biarkan energy tersebut mengalir melalui tubuh Anda dan mengeluarkan semua energy negative. Memfokuskan Energi Gelombang nafas da n menghilangkan semua rasa sakit saat melahirkan Selama waktu proses melahirkan Anda dapat menggunakan menggunakan tehnik Mengumpulkan (Gather), Menahan (Compress), dan melepaskan (Disperse) untuk menangani intensitas gelombang dan tekanan pada rahim. Mengumpulkan (Gather)- saat Anda menarik napas Anda mengumpulkan dan memungkinkan tekanan dan intensitas dari gelombang rahim mengalir ke tubuh Anda, mengumpulkan dan mengaktifkan semua kekuatan ketenangan batin Anda, cinta, keyakinan, dan kekuatan pribadi Menahan (Compress)- Anda kemudian memungkinkan menggabungkan dengan kekuatan pribadi Anda, dan karena kompres energi difokuskan ke tubuh Anda bagian bawah

Melepaskan (Disperse)- saat Anda menghembuskan napas Anda mengambil semua intensitas gelombang rahim, energy negatif, ketidaknyamanan dan lain lain yang memungkinkan untuk sepenuhnya melepaskan kembali ke bumi membersihkan jalan nafas Anda untuk mengumpulkan kembali energy positif di setiap gelombang rahim yang akan datang. Memperbaiki Nafas Pembersihan (Cleansing Breath) Mengatur dan focus pada napas adalah sebuah pilihan. Dengan Anda focus pada napas saat persalinan berarti Anda memilih untuk relaksasi. Dengan tetap focus pada napas Anda memilih kesenangan dan terbebas dari rasa sakit, merasakan cinta bukan rasa takut. Dengan tetap focus pada napas Anda memilih untuk mengumpulkan dan membawa kekuatan ketenangan batin Anda, dengan tetap focus pada napas setiap kali Anda bernafas anda akan mengumpulkan energy dan kekuatan.

Latihan Nafas Pembersihan (The Cleansing Breath)

Cara: Pada awal setiap kontraksi, ambil napas dalam dalam melalui hidung, lalu buang napas melalui mulut Anda dengan keras/ menyentak hingga orang lain dapat mendengar hembus Anda. Ketika kontraksi berakhir, ambil napas dalam, lalu perlahan hembuskan perlahan untuk melepaskan ketegangan yang Anda rasakan. Manfaat: napas ini akan memberikan ibu dan bayi ekstra oksigen, berfungsi sebagai sinyal pada tubuh untuk lebih bersantai dan fokus, serta dapat memberitahu secara tidak langsung kepada pendamping persalinan Anda bahwa kontraksi sudah mulai. Mengakhiri dengan nafas dalam dan perlahan berfungsi untuk meirilis dan menginformasikan kepada pendamping Anda bahwa kontraksi telah berlalu, dan berfungsi sebagai pengingat untuk bersantai antara kontraksi.

Light Breathing/ Hee-Hee Breathing

Cara: Tarik napas panjang melalui hidung dan menghembuskan napas melalui mulut. Bibir santai, sedikit terbuka, dengan senyum kecil. Pada saat membuang nafas atau menghembuskan nafas, buat suara "lunak/lembut" hee. Untuk menghindari hiperventilasi, fokus sebagian besar perhatian Anda pada napas ini membiarkan Anda menghirup nafas dengan mudah. Nafas dangkal namun lambat Sekitar satu napas per detik. Kapan menggunakan tehnik ini? Tehnik ini digunakan Ketika pernapasan dalam tampaknya tidak lagi cukup untuk membantu mengatasi rasa kurang nyaman saat kontraksi. Manfaat: Membantu ibu lebih rileks menghadapi kontraksi dan mengalihkan perhatian dari kontraksi.

Hee - Hee - Hoo Breathing/ Pernapasan Hee - Hee-Hoo

Cara: caranya hampir saman dengan tehnik hee hee breathing, namun dalam tehnik ini nafas pendek dengan hee-hee dilakukan sekitar 4 s.d 5 kali lalu nafas panjang dan dalam kemudian hembuskan dengan perlahan hingga seluruh udara di paru-paru keluar. Kapan menggunakan tehnik ini? Ini dilakukan ketika Anda masuk dalam fase transisi atau ketika Anda merasa pusing saat melakukan pola pernafasan yang ringan saja. Manfaat pola pernafasan hee - hee-blow: Membantu untuk menghindari hiperventilasi. Nafas pukulan /terakhir / blow akan membantu untuk melepaskan ketegangan.

Pernapasan Berirama dan bergantian (Slide Breathing)

Cara: Ambil napas dalam-dalam. Buang napas dalam empat nafas pendek, ringan, napas terengah-engah.. Jadi,tarik nafas panjang dan dalam, lalu huh-huh-huh-huh (pendek-pendek). Kapan menggunakan tehnik nafas ini?: kapan saja dalam kala I fase aktif Manfaat: hampir sama dengan manfaat Hee-Hee- Hoo terutama pada ibu penderita asma.

Berlatih Teknik Pernapasan sebelum Persalinan Pernapasan perut dapat dilakukan setiap saat: saat mengemudi, membaca, atau menonton TV, di tempat kerja, pada waktu stres, dll . tehnik ini bukan hanya bermanfaat selama persalinan, tetapi dalam semua kehidupan. Penting juga untuk berlatih teknik-teknik lainnya sampai anda merasa nyaman dan terbiasa, dapat digunakan setiap selama dua menit tanpa merasa kehabisan napas. Jika Anda mulai merasa pusing atau pusing, ambil napas dalam dan pembersihan lalu mulai dari awal lagi. Jika perlu, bernafaslah dengan menangkupkan tangan di atas hidung dan mulut, atau pernapasan ke dalam kantong kertas. Praktekkan berbagai tehnik pernafasan tersebut dalam berbagai posisi: duduk, sisi-berbaring, berdiri, jongkok. Untuk membantu Anda ingat agar berlatih teknik pernafasan, Anda boleh menggunakan petunjuk, Misalnya, setiap kali Anda berada di lampu merah, lakukan- pernapasan hee hee. Selama iklan TV, lakukan pernafasan Hee-Hee-Hoo. dll Tip: jika mulut anda terasa kering, cobalah menyentuh ujung lidah Anda ke langit-langit mulut Anda. Anda harus mengizinkan diri Anda untuk bernapas dengan lega dan bebas. Meskipun tubuh bergerak, usahakan pikiran tetap terpusat dengan aliran nafas menciptakan dinamisasi karena ketenangan dan kekuatan internal. Nah Mari berlatih dan Rasakan Manfaatnya Selamat Mencoba Salam Hangat

Yesie Aprillia (www.bidankita.com)

TENTANG AIR KETUBAN Oligohidarmnion Pada kasus-kasus yang jarang, volume air ketuban dapat turun di bawah batas normal dan kadangkadang menyusut hingga hanya beberapa ml cairan kental. Penyebab keadaan ini belum sepenuhnya dipahami. Secara umum, oligohidramnion yang timbul pada awal kehamilan jarang dijumpai dan sering memiliki prognosis buruk. Marks dan Divon (1992) menemukan oligohidramnion pada 12% dari 511 kehamilan usia 41 minggu atau lebih pada 121 wanita yang diteliti secara longitudinal terjadi penurunan volume cairan ketuban sebesar 25% perminggu setelah 41 minggu. Akibat berkurangnya cairan, risiko kompresi tali pusat, dan pada gilirannya gawat janin, meningkat pada semua persalinan, terutama pada persalinan post term. Kebocoran kronik suatu defek di selaput ketuban dapat mengurangi volume cairan dalam jumlah bermakna, tetapi seringkali kemudian segera terjadi persalinan. Pajanan ke inhibitor enzim pengubah-angiotensin dilaporkan berkaitan dengan oligohidramnion Seba nyak 15 sampai 25 % kasus berkaitan dengan anomali janin. Namun pada dasarnya Oligohidramnion sangatlah jarang ditemukan. Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan oligohidramnion: 1. Faktor janin - Kelainan ginjal - Uropati obstruksi - Pecah selaput ketuban - Kehamilan lewat waktu 2. Faktor ibu - Penyakit hipertensi - Insufisiensi utero-plasenta - Sindrom antifosfolipid

- Dehidrasi-hipovolemi / Kurang minum Hasil luaran janin pada oligohidramnion di kehamilan usia dini adalah buruk. Bayi yang tadinya normal dapat mengalami akibat dari oligohidramnion awitan dini yang parah. Perlekatan antara amnion dan bagian-bagian janin dapat menyebabkan kecacatan serius termasuk amputasi. Selain,itu, akibat tekanan dari semua sisi, penampakan janin menjadi aneh, dan kelainan ototrangka, misalnya kaki gada (clubfoot) sering terjadi. Secara normal, volume cairan amnion secara normal berkurang setelah usia gestasi 35 minggu. Dengan menggunakan indeks cairan amnion kurang dari 5 cm, Casey dan kawankawan (2000) mendapatkan insidensi oligo hidramnion terjadi hanya 2,3 % dari 6400 kehamilan lebih yang menjalani sonografi setelah minggu ke-34 di Parkland Hospital. Jadi kejadian ini sangat jarang. Namun yang saya herankan adalah mengapa begitu banyak ibu yang inbok ke FB saya menyatakan bahwa harus di induksi atau di SC segera karena air ketubannya sudah kering padahal usia kandungannya masih 38 s.d 39 minggu. Dan ketika saya coba tanyakan diagnose itu didasari oleh pemeriksaan jenis apa, mereka tidak mengetahuinya. Apalagi ketika saya tanyakan indeks cairan ketubannya. Mereka sama sekali tidak tahu yang mereka ketahui adalah mereka harus segera dilakukan intervensi karena air ketuban berkurang. ini adalah beberapa lebih info dan link mengenai tingkat/kadar cairan ketuban: 1. Minum air akan meningkatkan kadar cairan ketuban. Berikut adalah abstrak dari sebuah studi yang menunjukkan bahwa minum banyak air selama seminggu dapat meningkatkan kadar air ketuban. Jadi, ketika bidan / dokter atau siapa pun yang menyuruh atau menganjurkan Anda untuk minum air lebih banyak dan tetap terhidrasi untuk meningkatkan tingkat cairan ketuban Anda, mereka tidak bercanda. Sebuah Review oleh Cochrane menemukan bahwa, "Penilaian akurat volume cairan ketuban dengan ultrasonografi dapat dipengaruhi oleh operator berpengalaman, posisi janin, kemungkinan perubahan sementara, dan kriteria diagnostik USG yang berbeda volume dari normal." Jadi, pembacaan yang Anda dapatkan, jika dilakukan melalui USG, dapat bervariasi tergantung pada keahlian yang melakukan USG ATAU perubahan yang terjadi sementara akibat kelalian Anda (seperti, Anda tidak minum cukup air hari itu). Dr Roger Harms di situs Mayo Clinic menyebutkan bahwa, "Cairan amniotik biasanya berkurang pada minggu-minggu terakhir kehamilan." Hal ini penting untuk Anda ketahui karena beberapa penurunan pada akhir kehamilan adalah normal dan tidak berbahaya. 2. Oligohidramnion terjadi pada 4% dari kehamilan, menurut Medscape. Ini berarti merupakan kondisi yang cukup langka. Namun, mengapa kita seringkali mendengar bahwa seorang ibu harus segera di lakukan induksi atau SC karena air ketubannya sudah berkurang banyak atau bahkan kering? Padahal kondisi ini sangat langka? Mengapa justru terlihat seperti kondisi yang umum terjadi? Rachel Reed, seorang bidan yang menulis Blog midwife thingking menyebutkan dalam postingnya bahwa, "Cairan ketuban terus-menerus diproduksi oleh tubuh dan selalu baru - Bayi menelan cairan, melainkan melewati usus ke dalam sirkulasi bayi; kemudian dikirim keluar melalui plasenta proses ini terus berlanjut bahkan jika selaput ketuban telah

pecah Jadi, bahkan ketika.. selaput ketuban telah 'pecah' masih ada cairan. Jadi tidak ada ketuban kering itu Jadi, pada dasarnya, beberapa hal yang perlu diingat: 1. Jumlah Cairan ketuban akan menurun di akhir kehamilan. Dan itu normal tinggal di ukur saja berapa indeks nya. 2. Banyak Minum air dapat meningkatkan kadar cairan ketuban, cairan elektrolit dan isotonik bisa membantu mempercepat peningkatan kadar ketuban. 3. Sesungguhnya penurunan cairan ketuban hingga drastis sehingga terdiagnosa oligohydramnion relatif jarang (sekitar 4%). 4. Tes untuk menentukan tin gkat cairan ketuban dalam rahim tidak sangat mudah. Tergantung dengan alat serta ketrampilan dokter 5. Cairan ketuban tetap diproduksi oleh tubuh jadi jangan khawatir 6. Yang terpenting adalah ayo berdayakan diri, bagaimana Anda peduli untuk diri sendiri dalam masalah kehamilan. 7. Siapa yang Anda pilih untuk merawat Anda selama kehamilan ini, ini sangatlah penting bunda. 8. Sangat penting untuk ANDA tahu apa berapa batas normal dan batas berbahaya setiap diagnosis selama kehamilan Anda. Ketuban Pecah Dini Disebut ketuban pecah dini atau premature rupture of membrane, jika ketuban pecah sebelum benar benar masuk dalam tahap persalinan. Ada juga yang disebut preterm premature rupture of membrane, yakni ketuban pecah saat usia kehamilan belum masa aterm atau kehamilan di bawah 38 42 minggu. Insidensi Insidensi KPD mendekati 10% dari semua persalinan, dan pada umur kehamilan kurang dari 34 minggu, angka kejadiannya sekitar 4%. Sebagian dari KPD mempunyai periode lama melebihi satu minggu. Ada beberapa faktor yang membuat ketuban pecah sebelum waktunya: 1. Serviks inkompetcn 2. Ketegangan rahim berlebihan seperti pada kehamilan ganda, hi-dramnion 3. Kelainan letak janin dalam rahim seperti letak sungsang, letak lintang 4. Kelainan bawaan dari selaput ketuban 5. Infeksi yang biasanya berawal dari kemaluan, lalu naik ke mulut rahim, leher rahim, dan dinding ketuban. Dinding ketuban paling bawah merupakan bagian yang paling rentan karena mendapat tekanan dari bobot janin, dan juga yang pertama mendapat infeksi dari kemaluan. 6. Gangguan pada leher rahim (cervix incompetence) sehingga dinding ketuban paling bawah mendapatkan tekanan yang semakin tinggi. 7. Posisi plasenta di bawah. Posisi plasenta yang baik di sebelah atas agak ke kiri atau kanan sedikit. 8. Tindakan invasif ke leher rahim, misalnya karena pemeriksaan medis atau upaya pengguguran. 9. Gangguan terhadap jaringan kolagen penyangga dinding amnion, misalnya kebiasaan merokok dan minum alkohol.

10. Tekanan di dalam rahim meningkat karena cairan ketuban berlebihan, kehamilan kembar, janin yang besar, atau adanya kelainan anatomis pada janin. Pada kasus ketuban pecah dini, jika ketubannya pecah sebelum umur kehamilan cukup bulan, dokter akan meminta ibu hamil beristirahat total. Dokter juga akan memberikan obat untuk mencegah kontraksi sehingga janin selama mungkin dipertahankan dalam rahim sampai menjelang datangnya waktu persalinan atau masa aterm. Janin diusahakan bertahan sampai minimal 36 minggu kehamilan dan diharapkan janin sudah siap bila terpaksa harus dilahirkan. Kehamilan dengan ketuban pecah dini biasanya berujung kepada persalinan dengan bantuan atau operasi cesar. Pada kasus ketuban pecah dini resiko terjadinya infeksi jauh lebih besar untuk itu, di usahakan untuk membatasi atau bahkan tidak melakukan pemeriksaan dalam. Apabila ketuban pecah dini di dalam persalinan pembukaan < 5cm beberapa dokter atau bidan menganjurkan kepada ibu untuk tetap bedrest dan membatasi gerak. Namun berdasarkan pengalaman dan beberapa penelitian serta referensi yang saya baca, asalkan si ibu tetap menjaga tubhnya terhidrasi dengam minum banyak air maka Active Birth atau metode persalinan aktif bisa dilakukan apalagi jika kepala janin sudah masuk panggul, akan lebih menguntungkan bagi ibu dan janin agar si ibu aktif, melakukan goyang inul, jalan-jalan karena ini akan membantu pembukaan jalan lahir lebih cepat. Hanya saja catatannya adalah si ibu yarus benar-benar banyak minum, dan tidak ada peningkatan suhu tubuh maupun tidak ada pengurangan gerakan janin, serta detak jantung janin tetap stabil. Induksi alami pun bisa dilakukan disini entah dengan relaksasi, akupresure, endorphin massage maupun pelvic rocking. Nah beberapa tips yang bisa Anda adaptasi untuk mengurangi kemungkinan terjadi ketuban pecah dini atau mengurangi resiko yang tidak diinginkan ketika ketuban pecah dini antara lain: 1. Makan yang tepat dan bergizi seimbang saat Anda sedang hamil. Dr Brewer mengklaim bahwa diet yang sehat tinggi protein (80-100 gram protein per hari) dan buah-buahan dan sayuran akan membantu ibu memiliki selaput dan kantung ketuban yang kuat 2. Hindari pemeriksaan vagina rutin saat hamil. 3. Hindari pemeriksaan vagina rutin dalam pesalinan, terutama jika air ketuban telah pecah. Pada saat itu juga menghindari semua hal yang masuk ke dalam vagina. 4. Jika ketuban sudah pecah dan pembukaan masih lambat lakukan induksi alami dan lakukan relaksasi hypnobirthing juga visualisasi ini akan sangat membantu memperlancar proses 5. Memiliki penyedia layanan yang dapat Anda percaya dan terampil 6. Ajukan pertanyaan. Membuat rencana kelahiran dan BICARA kepada tenaga kesehatan tentang hal itu. 7. Jangan panic karena panic tak akan membantu memperlancar persalinan Anda 8. Yang perlu di sadari adalah sadari dan percayakah bahwa Tubuh Anda bekerja dengan baik. Ini bukan buku teks atau penelitian. ingat tubuh manusia tidak bisa di teks book -kan. karena manusia itu unik. yang terpenting justru dengarkan intuisi Anda. Anda tidak dapat mendengarkan intuisi Anda jika semua yang Anda dengar adalah rasa takut Anda sendiri.. Nah bunda semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda.

Akhir-akhir ini di Fb banyak sekali bunda yang mengeluh cemas karena SpOG-nya mengatakan bahwa kehamilannya terjadi pengapuran plasenta... padahal umur kehamilannya masih tergolong muda ... saya juga heran sebenarnya ada apa..apa karena pengaruh makanan? secara sekarang cari makanan yang sehat aja susahnya minta ampun, atau ada penyebab lain? banyak bunda yang langsung cemas....stress....padahal dengan stres justru memicu timbulnya/memperluasnya pengapuran... nah kali ini ada informasi tentang pengapuran plasenta.. berharap ini bermanfaat bagi bunda.... So...gak perlu stres ya?

Pengapuran Plasenta = Depos it Kalsium Apa itu pengapuran plasenta? Pengapuran pada plasenta merupakan tanda menuanya plasenta yang bisa dilihat saat pemeriksaan USG. Akan tampak seperti bintik putih yang tersebar dari dasar plasenta hingga permukaannya. Pengapuran plasenta sebenarnya deposit kalsium, akibat pecahnya pembuluh darah kecil yang pecah sehingga terjadi penimbunan kalsium. Bila terjadi pada trimester ketiga usia kehamilan, pengapuran plasenta masih dianggap normal. Dapat berbahaya jika terjadi pengapuran pada awal kehamilan. Deposit ini bisa menyebabkan jaringan plasenta yang ditempatinya menjadi jaringan ikat. Deposit ini juga bisa menyumbat pembuluh darah di plasenta. Bukan tidak mungkin, malfungsi plasenta ke janin menjadi buruk. Pun asupan nutrisi dan oksigen yang semustinya diterima janin menjadi terhambat. Derajat Kematangan Pengapuran Pengapuran tersebut diklasifikasikan dengan derajat maturasi (kematangan) plasenta dan ini berkaitan dengan kondisi kesehatan ibu, janin, dan plasenta itu sendiri. Derajat maturasi ini tidak berkaitan dengan umur kehamilan. Pada kehamilan 41 minggu merupakan hal yang normal bila terdapat gambaran derajat maturasi III.

Jangan panik dulu, kalsifikasi plasenta sendiri secara USG dikategorikan menjadi 4 grade. Grade : 0 = tidak ditemukan kalsifikasi; 1 = terlihat sedikit gambaran kalsifiksisi; 2 = ditemukan dengan mudah kalsifikasi setengah lingkaran dan grade 3 = banyak ditemukan kalsifikasi berbentuk lingkaran. Jika terjadi kalsifikasi plasenta grade 3 pada trimester II, perlu mendapat perhatian. Biasanya untuk kasus seperti ini dilakukan pemantauan secara berkala terhadap pertumbuhan bayi untuk memastikan tidak adanya gangguan pertumbuhan. Penyebabnya? Penyebab pastinya belum diketahui, beberapa penelitian mendapatkan faktor penyebabnya adalah bumil yang merokok, sedangkan untuk menetralkan efeknya dengan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung antioksidan. (sayuran dan buah2an atau supelemen yang mengandung antioksidan). Akibat Rokok dan Stres? bunda yang memiliki kebiasaan merokok dapat memengaruhi timbulnya pengapuran plasenta. Pasalnya rokok mengandung nikotin dan dapat menyebabkan kerusakan dimana pembuluh darah akan menyempit. Akibatnya suplai oksigen ke janin menjadi terhambat. Perkembangan janin pun ikut terhambat. Apalagi, bila bunda mengalami stres karena ada hormon stres (cortisol) yang keluar yang bisa menyebabkan pembuluh darah menjadi kecil, menyempit, daya tahan tubuh (imunitas) juga menurun. Namun ini hanya kemungkinan, karena sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebabnya. Dampak yang Terjadi Bila aliran darah dan kondisi plasenta tidak berfungsi optimal sebagaimana mestinya tentu pertumbuhan janin jadi terhambat. Bila pertumbuhan janin terhambat di awal kehamilan, biasanya janin terlihat lebih kecil, jumlah sel juga tidak sebanyak jumlah sel pada bayi-bayi normal. Perlu diketahui, proses pertumbuhan bayi ada dua fase, yakni fase pembentukan sel (hiperfasi), kemudian fase pembesaran sel (hipertropi). Bila gangguan seperti pengapuran plasenta terjadi pada awal kehamilan, tentu fase pembentukan sel menjadi terhambat. Tip Sehat ala BuMil Pengapuran plasenta memang tak bisa diduga datangnya. Yang bisa bunda lakukan adalah menjaga kondisi kehamilan sebaik mungkin, antara lain: 1. Hindari makanan yang mengandung bahan pengawet atau penyedap rasa. 2. Makanlah makanan yang sehat seperti sup, sayur bayam atau masakan lainnya yang terbuat dari bahan-bahan pilihan. Pun saat mengonsumsi buah-buahan atau daging atau ikan, pilihlah yang masih segar. Makanan yang sehat tak harus mahal loh! 3. Lakukan olahraga meski tidak setiap hari. Bila perlu ikutilah program senam hamil. 4. Hindari rokok. 5. Hindari stres selama hamil. 6. Istirahat yang cukup. 7. Tak kalah pentingnya, rajin-rajinlah berkunjung ke dokter Anda selama hamil guna memantau ada gangguan atau kelainan selama hamil.

Anda mungkin juga menyukai