PERSALINAN
Difinisi
Kala 1 merupakan periode terlama dalam persalinan. Karena pada tahap ini terjadi kontraksi pada otot-
otot Rahim yang memanjang dan memendek. Serviks juga akan melunak, menipis, dan mendatar,
kemudian tertarik. Intensitas rasa nyeri dari pembukaan pertama sampai sepuluh akan bertambah tinggi
dan semakin sering sebanding dengan kekuatan kontraksi dan tekanan bayi terhadap struktur panggul,
diikuti regangan bahkan perobekan jalan lahir bagian bawah.
Kala 1 adalah mulai dari his teratur sampai pembukaan lengkap. Dimulai pada waktu serviks membuka
karena his, kontrkasi uterus yang teratur, makin lama, makin kuat, makin sering, makin terasa nyeri,
disertai pengeluaran darah-lendir yang tidak lebih banyak daripada darah haid. Berakhir pada waktu
pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam, bibir porsio serviks tidak dapat diraba lagi).
Kala 1 persalinan yaitu dimulainya proses persalinan yang ditandai dengan adanya kontraksi yang
teratur, adekuat dan menyebabkan perubahan pada serviks hingga mencapai pembukaan lengkap.
1. Fase Laten
Dimulai saat masuknya persalinan dan diakhiri dengan masuknya persalinan fase aktif. Durasi 6-
8 jam untuk primipara, dan 3-5 jam untuk multipara. Aktivitas uterine lembut, sering dan tidak
teratur, kontraksi setiap 5030 menit, durasi 10-30 detik. Serviks menjadi lembut dan cair pada
pembukaan 3-4 cm.
2. Fase Aktif
Dimulai dari masuknya fase aktif dan mengalami kemajuan sampai fase transisi. Pembukaan 4-7
cm, durasi 4-6 jam untuk primipara, 2-4 jam untuk multipara. Aktifitas uterine : sedang, 23
setiap 2-5 menit, dengan durasi 30-90 detik. Pembukaan serviks untuk primipara 1.2 cm/jam.
Untuk multipara 1.5 cm/jam, sama seperti fase transisi.
3. Fase Transisi
Pembukaan sudah mencapai 8-10 cm
Respon klien terhadap persalinan kala 1
1. Fase laten
Klien merasa senang dan sangat bersemangat menanti kelahiran bayinya, banyak bicara dan
ingin sekali mandiri, ingin mendapat informasi tentang dirinya sendiri, banyak ketakutan
pada sesuatu yang akan terjadi pada persalinan.
2. Fase aktif
Klien merasa gelisah, kontraksi semakin kuat menyebabkan kecemasan, menjadi lebih
mandiri sehingga klien tidak banyak meminta bantuan untuk memenuhi kebutuhannya,
klien lebih banyak menuntut ditemani oleh orang-orang terdekat, untuk mendapatkan
bimbingan atau takut saat kontraksi.
3. Fase Transisi
Klien mudah tersinggung, tidak terkontrol saat kontraksi, bersendawa, perasaan mual dan
ingin muntah, gemetar, kehilangan control pikiran dan takut akan kesendirian.
Perubahan fisiologis pada kala 1 yaitu :
1. Perubahan tekanan darah
Tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus dengan kenaikan sistolik rata-rata
sebesar 10-20 mmHg dan kenaikan diastolis rata-rata 5-10 mmHg.
2. Perubahan metabolism
Selama persalinan metabolism karbohidrat akan naik secara perlahan.
3. Perubahan suhu tubuh
Selama persalinan suhu badan akan sedikit meningkat, suhu mencapai tertinggi selama
persalinan dan segera turun setelah kelahiran.
4. Perubahan denyut jantung
Denyut jantung diantara kontraksi sedikit lebih tinggi disbanding selama periode
persalinan sebelum masuk persalinan.
5. Pernafasan
Pernafasan terjadi sedikit kenaikan dibanding dengan sebelum persalinan
Perubahan psikologis dalam kala 1
Perasaan tidak enak
Takut dan ragu-ragu akan persalinan yang akan dihadapi
Ibu dalam menghadapi persalinan sering memikirkan antara lain apakah persalinan akan
berjalan normal.
Menganggap persalinan sebagai cobaan
Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam penolongnya
Apakah bayinya normal atau tidak
Apakah ibu sanggup merawat bayinya
Ibu merasa cemas
Etiologi
Penyebab partus belum diketahui benar yang ada hanyalah teori komplek, antara lain
Factor hormone
Struktur Rahim
Pengaruh tekanan pada syaraf dan nutrisi
Tahapan persalinan
Pada kala 1 serviks membuka sampai terjadinya pembukaan 10 cm, kala 1 dinamakan pula kala
pembukaan. Lender bersemu darah berasal dari lender kanalis servikalis karena serviks mulai membuka
dan mendatar. Proses membuka serviks dibagi menjadi 2 macam :
Fase laten
Berlangsungnya selama 7-8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3
cm.
Fase aktif
a. Fase akselerasi
Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
Fase dilatasi maksimal
Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari a4 cm menjadi 9 cm.
Fase deselerasi
Pembukaan menjadi lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
Ketuban akan pecah dengan sendirinya ketika pembukaan hamper lengkap atau telah lengkap.
Kala 1 selesai apabila pembukaan hamper lengkap atau telah lengkap. Pada primigravida kala 1
berlangsung kira-kira 13 jam dan pada multigravida kira-kira 7 jam.
Tanda-tanda persalinan
Menurut Yanti tanda-tanda seorang ibu yang memasuki masa persalinan adalah :
His persalinan
Timbulnya his persalinan ialah his pembukaan dengan sifat-sifat sebagai berikut :
Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut depan.
Makin lama makin pendek intervalnya dan makin kuat intensitasnya.
Kalua dibawa berjaan bertambah kuat.
Mempunyai pengaruh pada pembukaan serviks
Bloody show (lender disertai darah dari jalan lahir)
Dengan pembukaan, lender dari canalis servikalis keluar disertai dengan sedikit darah.
Perdarahan yang sedikit ini disebabkan karena lepasnya selaput janin pada bagian bawah
segmen bawah Rahim hingga beberapa kapiler darah terputus.
Premature Rupture of membrane
Adalah keluarnya cairan banyak dengan sekonyong-konyong dari jalan lahir. Hal ini terjadi akibat
ketuban pecah atau selaput janin robek. Ketuban biasanya pecah kalau pembukaan lengkap
atau hamper lengkap dan dalam hal ini keluarnya cairan merupakan tanda yang lambat sekali.
Tetapi kadang-kadang ketuban pecah pada pembukaan kecil, malahan kadang-kadang selaput
janin robek sebelum persalinan. Walau demikian persalinan diharapkan akan mulai dalam 24
jam setelah air ketuban keluar
Factor-faktor yang mempengaruhi persalinan
Factor-faktor yang mempengaruhi persalinan yaitu
Power (tenaga/kekuatan)
Kekuatan yang mendorong janin saat persalinan adalah his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi
diafragma, dan aksi dari ligament.
Passage (jalan lahir)
Jalan lahir terdiri atas bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul) dan bagian lunak
(otot-otot, jaringan-jaringan dan ligament-ligament)
Passenger (janin dan plasenta)
Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posis dan besar kepala dapat
mempengaruhi jalan persalinan. Kepala janin banyak mengalami cedera pada saat persalinan
sehingga dapat membahayakan kehidupan janin. Pada persalinan, karena tulang-tulang masih
dibatasi fontanel dan sutura yang belum keras, maka pinggir tulang dapat menyisip antara
tulang satu dengan tulang lain (molase ), sehingga kepala bayi bertambah kecil. Biasanya jika
kepala janin sudah lahir makan bagian-bagian lain janin akan dengan mudah menyusul.
NYERI
Definisi
Nyeri adalah suatu ketidaknyamanan rangsang subyektif dan pengalaman emosional yang dihubungkan
dengan kerusakan jaringan baik yang potensial maupun actual yang digambarkan dalam istilah-istilah
kerusakan.
Nyeri adalah rasa tidak enak akibat perangsangan ujung-ujung saraf khusus. Selama persalinan dan
kelahiran pervaginam, nyeri disebabkan oleh kontraksi Rahim, dilatasi serviks dan distensi perineum.
Penyebab Nyeri
Kimia
Apabila ada kerusakan pada jaringan akibat adanya kontinuitas jaringan yang terputus, maka histamin,
bradykinin, serotonin, dan prostaglandin akan diproduksi oleh tubuh. Zat-zat kimia ini akan
menimbulkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini diteruskan ke Central Nerve System (CNS) untuk kemudian
ditransmisikan pada serabut tipe C yang menghasilkan nyeri, seperti tertusuk.
Klasifikasi Nyeri
Klasifikasi nyeri dapat diklasifikasikan berdasarkan durasinya dibedakan menjadi dua, yaitu :
Nyeri Akut
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan
jaringan yang actual atau potensial dengan intensitas ringan sampai berat dengan akhir yang tepat
diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya kurang dari enam bulan.
Nyeri Kronik
Nyeri kronik adalah pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan
jaringan yang actual atau potensial dengan intensitas ringan sampai berat dengan akhir yang tepat
diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya lebih dari enam bulan.
Proses terjadinya nyeri merupakan suatu rangkaian yang rumit, dalam hal ini dibutuhkan pengetahuan
mengenai struktur dan fisiologis system persarafan karena system inilah yang memegang kendali dalam
terciptanya nyeri.
Sel saraf atau neuron terdiri dari badan sel dan dua sel tonjolan yang terutama bertanggung jawab
untuk transmisi impuls saraf, termasuk impuls nyeri. Menonjol dari badan sel adalah tonjolan pendek
bercabang yang dinamakan dendrit yang menerima rangsangan sensorik dari lingkungan luar sel dan
mentransmisikan menuju badan sel. Tonjolan ini disebut neuron atau serat aferen (sensorik), yaitu serat
saraf yang memantau masukan sensorik dan membawa informasi ini dari perifer ke susunan saraf pusat.
Terapi farmakologis
Terapi obat yang disuntikan ibu dengan tujuan untukmengurangi rasa nyeri ketika menghadapi
persalinan, baik itu anastesi umum yang disuntikan secara epidural, spinal ataupun sekedar regional.
Terapi yang tidak menggunakan obat-obatan, tetapi dengan memberikan berbagai Teknik yang dapat
mengurangi rasa nyeri saat persalinan tiba, yaitu :
a. Kompres panas
Tindakan ini akan meningkatkan aktivitas Rahim, kompres panas meningkatkan suhu kulit local,
mengurangi spasme otot, dan meningkatkan ambang nyeri.
Kompres dingin
Untuk mengurangi ketegangan nyeri sendi otot, mengurangi pembengkakan dan menyejukkan
kulit. Kompres dingin akan memperlambat transmisi nyeri melalui neuron-neuron sensorik.
Hidroterapi
Selain mengurangi ketegangan, nyeri otot, dan nyeri sendi, hidroterapi juga dapat mengurangi
efek gravitasi Bersama ketidaknyamanan yang berkaitan dengan struktur lainnya.
Counterpressure
Tekanan yang terus menerus selama kontraksi dilakukan pada tulang sacrum wanita atau
kepalan salah satu tangan atau peremasan pada kedua pinggul.
Cara 1
Melakukan tekanan kuat yang terus menerus selama kontraksi pada tulang sacrum wanita
dengan kepalan salah satu tangan.
Cara 2
Melakukan peremasan kedua pinggul kemudian menekan ke dalam arah titik tengah panggul
dengan seluruh telapak tangan secara terus menerus sepanjang kontraksi
Persalinan normal
Definisi
Persalinan normal adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir secara spontan dengan presentasi belakang
kepala dan tanpa komplikasi
Etiologi
Menjelang persalinan, progesterone tubuh menurun dan estrogen meningkat. Pada trimester ketiga,
progesterone dan prostaglandin banyak terdapat di myometrium. Progesterone menyebabkan relaksasi
pada myometrium, sedangkan estrogen menyebabkan kontraksi myometrium dan produksi
prostaglandin
Teori Oxytocin
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot Rahim.
Oksitosin merupakan hormone yang dihasilkan oleh kelenjar pituitary yang berperan penting yang
menyebabkan onset persalinan dan mempertahankan kontraksi uterus selama proses persalinan
Ketegangan otot-otot
Seperti halnya dengan kandung kemih dan lambung, bila dindingnya terenggang oleh karena isinya.
Cortisol
Hormone cortisol diproduksi dalam kelenjar adneral janin sebelum persalinan dan menyebabkan onset
persalinan dengan meningkatkan produksi estrogen dari plasenta. Hormone ini menyebabkan uterus
menjadi lebih sensitive terhadap oksitosin dan prostaglandin.
Plasenta menua
Penuaan plasenta menyebabkan insufisiensi nutrisi ke fetus
Teori prostaglandin
Prostaglandin menyebabkan jaringan serviks lebih lunak, tipis dan membuka saat persalinan. Hormone
ini banyak dijumpai pada darah ibu dan janin, dan cairan amnion pada akhirkehamilan dan selama
proses persalinan.
1. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek
2. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu :
- Pengeluaran lender
- Lender bercampur daraha
3. Dapat disertai ketuban pecah
4. Pada pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan serviks :
- Perlukaan cerviks
- Pendataran cerviks
- Pembukaan cerviks
Fase Partus
KALA 1
Batasan persalinan kala 1 (satu) dimulai dari pembukaan 1 cm sampai 10 cm (lengkap). Fase-fase
persalinan kala 1 :
Kala II
Batasan persalinan kala II dimulai ketika pembukaan lengkap sampai lahirnya seluruh tubuh janin. Tanda
dan gejala persalinan kala II didapatkan hal-hal berikut ini :
Kala III
Batasan persalinan kala III (tiga) dimulai setelah bayi lahir sampai plasenta lahir. Normalnya pelepasan
plasenta berkisar ± 15-30 menit setelah bayi lahir
Kala IV
Batasan persalinan kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta sampai 1 jam setelah itu, pemantauan pada
kala IV
Nyeri persalinan
Definisi
Nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait Bersama
proses penyakit atau bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostic atau pengobatan, demikian
juga dengan proses persalinan.
Fisiologi
Pada kala 1 persalinan, nyeri disebabkan oleh adanya kontraksi uterus yang mengakibatkan dilatasi dan
penipisan serviks dan iskemia pada uterus.
Nyeri akibat dilatasi serviks dan iskemia pada uterus ini adalah nyeri visceral yang dirasakan oleh ibu
pada bagian bawah abdomen dan menyebar ke daerah lumbar, punggung, dan paha.
Nyeri yang dirasakan ibu terjadi karena adanya transmisi impuls nyeri melalui saraf tertentu. Sumber
nyeri pada akhir kala 1 dan kala II berasal dari saluran genital bawah, antara lain perineum, anus, vulva
dan klitoris.
Birth Ball
Definisi
Birth Ball adalah terapi fisik atau latihan sederhana menggunakan bola.
Tujuan
Tujuan dilakukan terapi birthball adalah mengontrol, mengurangi dan menghilangkan nyeri pada
persalinan terutama kala 1
a. Indikasi
Ibu inpartu yang merasakan nyeri
Pembukaan yang lama
Penurunan kepala bayi yang lama
b. Kontraindikasi
Janin malpresentasi
Perdarahan antepartum
Ibu hamil dengan hipertensi
Penurunan kesadaran
Persiapan
a. Alat dan bahan
1. Bola
Ukuran bola disesuaikan dengan tinggi badan ibu. Ibu hamil dengan tinggi badan 16-170
cm dianjurkan menggunakan bola dengan diameter 55-56 cm. wanita dengan tinggi
badan diatas 170 cm cocok menggunakan bola dengan diameter 75 cm.
2. Matras
3. Kursi
4. Bantal atau pengalas yang empuk
b. Lingkungan
Lingkungan yang nyaman dan kondusif dengan penerangan yang cukup merangsang
turunnya atress pada ibu. Pastikan lantai yang digunakan untuk terapi birthball tidak licin
dan antiselip.
c. Peserta Latihan
Peserta latihan yang dimaksud adalah ibu yang akan melahirkan yang mengalami nyeri
menjelang persalinannya. Klien dipersiapkan latihan dengan kondisi yang tidak capek dan
tidak dalam keadaan gaduh gelisah akibat nyeri yang hebat.
Jenis Gerakan
a. Duduk di atas bola
1. Duduklah di atas bola seperti halnya duduk di kursi dengan kaki sedikit membuka
agar keseimbangan badan di atas bola terjaga
2. Dengan tangan di pinggang atau di lutut, gerakkan pinggung ke samping kanan dan
ke samping kiri mengikuti aliran gelinding bola. Lakukan secara berulang minimal 2 x
8 hitungan.
3. Tetap dengan tangan di pinggang, lakukan Gerakan pinggul ke depan dan
kebelakang mengikuti aliran menggelinding bola. Lakukan secara berulang minimal
2 x 8 hitungan.
4. Dengan tetap duduk di atas bola, lakukan Gerakan memutar pinggul searah jarum
jam dan sebaliknya seperti membentuk lingkaran atau hula hoop.
5. Kemudian lakukan Gerakan pinggul seperti spiral maju dan mundur
b. Duduk di atas bola bersandar ke depan
1. Setelah menggerakkan pinggul mengikuti aliran menggelinding bola, lakukan fase
istirahat dengan bersandar ke depan pada kursi atau pendamping (bias instruktur
atau salah satu anggota keluarga)
2. Sisipkan latihan tarikan nafas dalam.
3. Lakukan Teknik ini selama 5 menit.
c. Berdiri bersandar di atas bola
1. Letakkan bola di atas kursi
2. Berdiri dengan kaki sedikit dibuka dan bersandar ke depan pada bola seperti
merangkul bola
3. Lakukan Gerakan ini selama 5 menit.
d. Berlutut dan bersandar di atas bola
1. Letakkan bola di lantai
2. Dengan menggunakan bantal atau pengalas yang empuk lakukan posisi berlutut.
3. Kemudian posisikan badan bersandar ke depan diatas bola seperti merangkul bola
4. Dengan tetap pada posisi merangkul bola, gerakkan badan ke samping kanan dan
kiri mengikuti aliran menggelinding bola.
5. Dengan tetap merangkul bola, minta pendamping untuk memijat atau melakukan
tekanan halus pada punggung bawah. Lakukan tindakan ini selama 5 menit.
e. Jongkok bersandar pada bola
1. Letakkan bola menempel pada tembok atau papan sandaran.
2. Ibu duduk di lantai dengan posisi jongkok dan membelakangi atau menyandar pada
bola
3. Sisipkan latihan tarikan nafas dalam pada posisi ini
4. Lakukan selama 5-10 menit.
Mekanisme Efek Birth Ball
Persiapan Ibu
Ibu dianjurkan untuk mengetahui bagaimana proses persalinan tersebut berjalan. Dengan
mengetahui itu ibu akan jauh lebih siap menghadapi persalinan.
Persiapan perlengkapan bayi
Siapkan beberapa helai baju ganti mapun baju bersih untuk ibu dan calon bayi. Teliti kembali
kira-kira barang apa yang akan dibutuhkan saat proses persalinan. Masukkan barang-barang
tersebut dalam satu tas khusus ditempat yang terlihat, sehingga jika sewaktu-waktu kontraksi
persalinan dimulai, tas tersebut mudah dimobilisasikan
Persiapan keluarga
Persiapan pendampingan persalinan
Persiapan dana
Anjurkan keluarga menabung, sehingga jika diperlukan dapat diambil langsung, bidan
bekerjasama dengan masyarakat dan tokoh masyarakat atau mengadakan tubulin (tabungan ibu
bersalin)
Persiapan kendaraan
Kendaraan perlu ad ajika akan mendekati waktu persalinan, agar selalu siap jika ibu akan tiba
waktu melahirkan. Tempat melahirkan hendaknya disesuaikan dengan jarak tempuh dari rumah
untuk memperkirakan waktu sampai ke rumah sakit.
Persiapan tempat persalinan
Sebaiknya pilih tempat bersalin yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal untuk mengantisipasi
jam persalinan yang tak terduga
Persiapan donor darah