Anda di halaman 1dari 4

Nama: Sri wulan lawani

Nim: 1220005

Soal
1. Tuliskan perbedaan antara inersia uteri hipotonik dan hipertonik yg di lihat
dari ;
a. Kejadiannya
b. Tingkat persalinan
C. Bagaimana nyerinya
d. Fetal distres/gawat janin
e. Reaksi terhadap oksitosin
f. Pengaruh sedatifa

Jawaban
1. Inersia uteri adalah his yang kekuatannya tidak adekuat untuk melakukan
pembukaan serviks atau mendorong janin keluar. Ditemukan pada
penderita keadaan umum kurang baik seperti anemia, uterus yang terlalu
teregang serta penderita dengan keadaan emosi yang kurang baik.

hipotonik adalah larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih kecil


dibandingkan larutan yang lain. Larutan hipotonik adalah larutan yang
memiliki tekanan osmotik lebih rendah. Tekanan osmotik yang rendah
adalah hasil dari konsentrasi zat terlarut yang rendah.

Hipertonik adalah larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih besar


dibandingkan larutan yang lain. Larutan hipertonik adalah larutan yang
memiliki tekanan osmotik lebih tinggi jika dibandingkan dengan larutan lain.

A. Salah satu penyebab tidak langsung dari kematian ibu ialah anemia.
Anemia dapat mengakibatkan metabolisme
energi di dalam otot terganggu dan terjadi penumpukkan asam laktat
yang menyebabkan rasa lelah dan
melemahnya kontraksi otot uterus pada saat persalinan. Kontraksi
uterus yang tidak adekuat yang disebut dengan
inersia uteri dan ditandai dengan perpanjangan fase persalinan, his yang
lemah, jarang dan durasi yang pendek.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan kejadian inersia
uteri antara persalinan disertai dan tanpa
disertai anemia di RSD dr. Soebandi Jember. Penelitian ini meupakan
analitik observasional dengan desain
penelitian crosssectional. Populasi penelitian adalah seluruh ibu hamil
yang telah mengalami persalinan dan
tercatat dalam rekam medis di RSD dr. Soebandi Jember periode 1
Januari 2017 – 31 Desember 2017. Sampel dari
penelitian ini yaitu ibu yang telah mengalami persalinan dan memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi yang telah
ditentukan sampai jumlah sampel dapat terpenuhi. Jumlah sampel pada
penelitian ini sebesar 76 sampel. Jenis
data yang digunakan pada penelitian ini ialah data sekunder yang
diperoleh peneliti dari rekam medis ibu hamil
yang telah mengalami persalinan. Data yang dicantumkan pada
penelitian ini meliputi data demografi berupa usia
ibu hamil dan paritas, data klinis berupa status inersia uteri dan data
laboratoris berupa status anemia. Pada
analisis data dengan uji Chi Square (X²), diperoleh nilai significancy
sebesar 0,011 sehingga dapat disimpulkan
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat perbedaan yang
signifikan pada kejadian inersia uteri
antara persalinan disertai dan tanpa disertai anemia di RSD dr. Soebandi
Jember.
B. Persalinan bisa jadi merupakan salah satu proses yang paling
mendebarkan dalam hidup wanita. Dalam tiap detik prosesnya,
wanita harus melakukan yang terbaik demi kelahiran bayi sehat,
nyawa ibu pun selamat.   Proses persalinan (dalam kondisi
normal) tidak terjadi begitu saja. Ada tahapan yang harus dilalui
sampai akhirnya jalan lahir terbuka dan persalinan berlangsung
sempurna.   “Proses persalinan terdiri atas empat tahap yang
disebut kala. Tiap kala memiliki jangka waktu yang tidak sama
bergantung pada kesiapan dan kesehatan ibu. Tiap kala juga
memiliki sensasi berbeda yang menandakan kemajuan
persalinan,” kata dokter ahli kandungan dan kebidanan
Kala 1 Fase ini disebut juga kala pembukaan. Pada tahap ini
terjadi pematangan dan pembukaan mulut rahim hingga cukup
untuk jalan keluar janin. Pada kala 1 terdapat dua fase yaitu :
Fase laten: pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung
sekitar delapan jam. 2.
Fase aktif: pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm),
berlangsung sekitar enam jam. Pada tahap ini ibu akan
merasakan kontraksi yang terjadi tiap 10 menit selama 20-30
detik. Frekuensi kontraksi makin meningkat hingga 2-4 kali tiap
10 menit, dengan durasi 60-90 detik. Kontraksi terjadi
bersamaan dengan keluarnya darah, lendir, serta pecah
ketuban secara spontan. Cairan ketuban yang keluar sebelum
pembukaan 5 cm kerap dikatakan sebagai ketuban pecah dini
* Kala 2 Pada fase ini janin mulai keluar dari dalam kandungan
yang membutuhkan waktu sekitar dua jam. Fase dimulai saat
serviks sudah membuka selebar 10cm hingga bayi lahir
lengkap. Pada kala 2, ketuban sudah pecah atau baru pecah
spontan, dengan kontraksi yang lebih sering terjadi yaitu 3-4
kali tiap 10 menit.   Refleks mengejan juga terjadi akibat
rangsangan dari bagian terbawah janin yang menekan anus
dan rektum. Tambahan tenaga mengejan dan kontraksi otot-
otot dinding abdomen serta diafragma, membantu ibu
mengeluarkan bayi dari dalam rahim
* Kala 3 Tahap ini disebut juga kala uri, yaitu saat plasenta ikut
keluar dari dalam rahim. Fase ini dimulai saat bayi lahir
lengkap dan diakhiri keluarnya plasenta. Pada tahap ini
biasanya kontraksi bertambah kuat, namun frekuensi dan
aktivitas rahim terus menurun. Plasenta bisa lepas spontan
atau tetap menempel dan membutuhkan bantuan tambahan.
* Kala 4 Tahap ini merupakan masa satu jam usai persalinan
yang bertujuan untuk mengobservasi persalinan. Pada tahap
ini plasenta telah berhasil dikeluarkan dan tidak boleh ada
pendarahan dari vagina atau organ. Luka-luka pada tubuh ibu
harus dirawat dengan baik dan tidak boleh ada gumpalan
darah.
C. Nyeri adalah suatu kondisi dimana seseorang merasakan perasaan
yang tidak nyaman atau tidak menyenangkan yang disebabkan oleh
kerusakan jaringan yang telah rusak atau yang berpotensi untuk
rusak. Sedangkan definisi saraf adalah serat serat yang
menghubungkan  organ tubuh dengan sistem saraf pusat (otak dan
sumsum tulang belakang). Sistem saraf merupakan jaringan sel saraf
yang bertanggung jawab untuk mentransfer impuls dari otak ke
seluruh tubuh agar bisa menjalankan fungsi organ. Sistim saraf
dibagi menjadi 2 yaitu sistim saraf pusat dan sistim saraf tepi. Sistim
saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak terdiri
dari bagian bagian yang memiliki fungsi berbeda, seperti mengatur
gerakan, bicara, sentuhan, rasa sakit, suhu, bahasa,
penglihatan,dsb. Di otak terdapat batang otak yang persyarafannya
terhubung langsung ke sumsum tulang belakang. Sumsum tulang
belakang mengeluarkan serabut saraf yang mempercabangi seluruh
bagian tubuh.Sistim saraf tepi adalah sistim saraf yang
menghubungkan sistim saraf pusat ke berbagai organ tubuh

D. Gawat janin atau fetal distress adalah kondisi yang menandakan


bahwa janin kekurangan oksigen selama masa kehamilan atau saat
persalinan. Kondisi ini dapat dirasakan ibu hamil dari gerakan janin
yang berkurang.

Janin yang mengalami fetal distress dapat dideteksi oleh dokter


melalui pemeriksaan detak jantung janin yang lebih cepat atau lebih
lambat, serta air ketuban yang keruh melalui USG kehamilan. Bayi
yang mengalami gawat janin juga akan memiliki pH darah yang
asam.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya


gawat janin adalah melakukan pemeriksaan kehamilan rutin ke
dokter kandungan. Dengan begitu, kesehatan janin dapat terpantau
dengan baik.

E. Mual dan muntah sakit kepala kontraksi rahim yang berlebihan

F. sedatif-hipnotik adalah mengantuk dan perasan tidak enak waktu


bangun. Kelebihan dosis dapat menimbulkan koma dan kematian
karena terjadi depresi pusat medula yang vital di otak.

Anda mungkin juga menyukai