Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN APPENDICITIS DI RUANG

INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RUMAH SAKIT


LABUANG BAJI MAKASSAR

ARPAN DOE
4120004

CI LAHAN CI INSTITUSI

(....................................) (....................................)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2021
BAB I

A. KONSEP MEDIS APPENDICITIS


1. Pengertian

Appenditits merupakan keadaan inflamasi dan obstruksi pada


vermiforis. Sehingga merupakan penyakit yang paling sering memerlukan
pembedahan kedaruratan. Apabila tidak ditangani dengan segera maka
akan berakibat fatal (Tangkilisan, Adrian. 2016).

Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau


umbai cacing. Infeksi ini bisa mengakibatkan peradangan akut sehingga
memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang
umumnya berbahaya (Tangkilisan, Adrian. 2016).

2. Etiologi

Apendisitis merupakan infeksi bakteria. Berbagai hal berperan


sebagai faktor pencetusnya, namun sumbatan lumen apendiks
merupakan faktor yang diajukan sebagai pencetus disamping hyperplasia
jaringan limfoid, tumor apendiks, dan cacing askaris dapat menyebabkan
sumbatan. Penyebab lain yang diduga dapat menimbulkan apendisitis
adalah erosi mukosa apendiks karena parasit seperti E.histolytica.
Penelitian epidemiologi menunjukan peran kebiasaan makan makanan
rendah serat mempengaruhi terjadinya konstipasi yang mengakibatkan
timbulnya apendisitis. Konstipasi akan menaikan tekanan intrasekal, yang
berakibat timbulnya sumbatan fungsional apendiks dan meningkatnya
pertumbuhan kuman flora kolon biasa (Adhar, Arifuddin. 2017).

3. Patofisiologi
Appendicitis disebabkan oleh penyumbatan lumen pendiks oleh
hyperplasia folikel limfoit atau neoplasma. obstruksi tersebut
menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa mengalami bendungan.
semakin lama mukus tersebut semakin banyak, namun elastisitas dinding
apendiks memiliki keterbatasan sehingga menyebabkab peningkatan
tekanan intralumen. tekanan yang meningkat tersebut akan menghambat
aliran limfe yang mengakibatkan edema, diapedesis bakteri, dan ulserasi
mukosa. pada saat terjadi apendisitis akut lolak yang ditandai oleh nyeri
epigastrium. bila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus
meningkat. hal tersebut akan menyebabkan obstruksi vena, edema
bertambah, dan bakteri akan menembus dinding. peradangan yang timbul
akan meluas dan mengenai peritoneum setempat sehingga menimbulkan
nyeri didaerah abdomen kuadran kanan bawah (Adhar, Arifuddin. 2017).
4. Pathway/PenyimpanganKDM

Makan tidak teratur Kerja fisik yang keras

Massa keras feses

Obstruksi lumen

Supali aliran darah


menurun, mukosa
terkikis

Peradangan pada
Perforasi, abses, peritonitis Distensi abdomen
apendiks

appendiktomy Menekan gaster


APPENDISITIS

Insisi bedah Peningkatan produksi


NYERI HCL

Resiko infeksi
Pembatasan intake cairan
Mual muntah

Resiko kekurangan
volume cairan
5. Manisfestasi Klinis

Pasien yang menderita apendisitis umumnya akan


mengeluhkan nyeri pada perut kuadran kanan bawah. Gejala yang
pertama kali dirasakan pasien adalah berupa nyeri tumpul di
daerah epigastrium atau di periumbilikal yang akan menyebar ke
kuadran kanan bawah abdomen. Selain itu, mual dan muntah
sering terjadi beberapa jam setelah muncul nyeri, yang berakibat
pada penurunan nafsu makan sehingga dapat menyebabkan
anoreksia. Demam dengan derajat ringan juga sering
terjadi(Fransisca,2019).

6. Komplikasi

Komplikasiyangterjadipadaapendisitis, yaitu(Hanifah, 2019):

a. Perforasi

Perforasi berupa massa yang terdiri dari kumpulan apendiks,


sekum, dan letak usushalus. Perforasi terjadi 70% pada kasus
dengan peningkatan 11 suhu 39,50C
tampaktoksik,nyeritekanseluruhperutdanleukositosismeningkatakib
atperforasidanpembentukanabses.
b. Peritonitis

Peritonitis yaitu infeksi pada sistem vena portaditandai dengan


panas tinggi 39°C–40°C, menggigil danikterus merupakan
penyakityang jarangterjadi.
7. PemeriksaanPenunjang
Pemeriksaanpenunjangpostoperasiapendiktomi, yaitu(Amalina,
2018):

a. Laboratorium

Padapemeriksaaninileukositmeningkatrentang10.000–
hingga18.000/mm3,kemudianneutrofilmeningkat75%,danWBCmeni
ngkatsampai20.000mungkinindikasiterjadinya perforasi (jumlah sel
darah merah).

b. DataPemeriksaanDiagnostik

Radiologi yaitu pada pemeriksaan ini foto colon menunjukkan


adanya batu feses padakatup. Kemudian pada pemeriksaan
barium enema :menunjukkan apendiks terisi bariumhanyasebagian.
8. Penatalaksanaan

Pada apendisitis akut, pengobatan yang paling baik adalah


operasi appendiks. Dalam waktu 48 jam harus dilakukan. Penderita
di obsevarsi, istirahat dalam posisi fowler, diberikan antibiotik dan
diberikan makanan yang tidak merangsang peristaltik, jika terjadi
perforasi diberikan drain diperut kanan bawah (Hanifah, 2019).
a. Tindakan pre operatif, meliputi penderita di rawat, diberikan
antibiotik dan kompres untuk menurunkan suhu penderita,
pasien diminta untuk tirah baring dan dipuasakan
b. Tindakan operatif : appendiktomi
c. Tindakan post operatif, satu hari pasca bedah klien dianjurkan
untuk duduk tegak di tempat tidur selama 2 x 30 menit, hari
berikutnya makanan lunak dan berdiri tegak di luar kamar, hari
ketujuh luka jahitan diangkat, klien pulang.
9. Prognosis

Prognosis appendicitis akan membaik dengan diagnosis dan


penanganan dini
karenajikaterlambatakanmeningkatkanrisikokomplikasi,bahkandapa
tberakhirdengankematian (Hanifah, 2019).
B. KONSEP KEPERAWATAN
I. Data Umum
Data umum pengkajian pada pasien dengan apendisitis (Surya, B.
2016).
a. Identitas Pasien

Anamnesa merupakan data mayor yang harus didapatkan dari


pasien. Data ini meliputi
:namapasien,alamat,umur,tempat/tanggallahir,jeniskelamin,statusp
erkawinan,agama, pendidikan terakhir, suku, pekerjaan, lama
bekerja, nomor telepon, tanggal masukRS,ruangan, golongan
darah dan sumber info.
b. PenanggungJawab/Pengantar

Meliputi : nama, umur, pendidikan terakhir, pekerjaan,


hubungan dengan pasien, alamat,dannomor telepon yangbisa
dihubungi.
II. RiwayatKesehatanSaatIni

a. KeluhanUtama

Berisikan informasi yang diperolah dari pasien atau dari


keluarga pasien tentang keluhan atau masalah keperawatan yang
sedangdialami pasien.Biasanya,pasien Diabetes mellitus mengeluh
lemas, diikuti dengan Polidipsia (Rasa haus terus-menerus),
Poliuria (Produksi urine berlebihan) dan Polifagia (Rasa lapar
berkelanjutan).
b. Alasan masuk RS

Penyebab sehingga pasien atau keluarga pasien mambawa


pasien ke rumah sakit untuk melakukan perawatan oleh tenaga
medis yang berpengalaman dan professional dibidangnya (Surya,
B. 2016).
III. KebutuhanDasar/PolaKebiasaanSehari-Hari

a. Makan

Sebelum MRS: meliputi


frekwensi,polamakan/komposisi,makanan yangdisukai,makanan
pantangan, nafsu makan.
SetelahMRS: meliputi
frekwensi,polamakan/komposisi/dietRS,nafsu makan.

b. Minum

Sebelum MRS:meliputi frekwensi,volume,minuman yang


disukai,minuman pantangan
Setelah MRS :meliputi frekwensi, volume,diet RS.
c. Tidur

Sebelum MRS : meliputi kebiasaan tidur malam/siang,


kesulitan tidur, lama tidur, cara mengatasinya
Setelah MRS : meliputi kebiasaan tidur malam/siang, kesulitan
tidur, lama tidur, cara mengatasinya.
d. Eliminasi fekal/BAB

Sebelum MRS : meliputi frekwensi, volume, konsistensi,


warna, penggunaan pencahar,bau,dan lain-lain.
Setelah MRS : meliputi frekwensi, volume, konsistensi, warna,
penggunaan pencahar,bau,dan lain-lain.
e. Eliminasiurine/BAK

Sebelum MRS : meliputi frekwensi, volume, kejernihan, warna,


bau, penggunaan alatbatumiksi dan lain-lain.
Setelah MRS : meliputi frekwensi, volume, kejernihan, warna,
bau, Penggunaan alat batumiksidan lain-lain.
f. Aktifitasdan Latihan

Sebelum MRS : meliputi pengalaman kerja, lama kerja, lama


jam kerja, jadwal kerja,jarak tempat kerja dengan rumah, jenis
olahraga dan pelaksanaanya, jenis rekreasi danpelaksanaanya.
Setelah MRS: aktivitas yang klien lakukan selama dirawat di
Rumah Sakit.

g. Personal Hygiene

Sebelum MRS : meliputi kebiasaan mandi, mencuci rambut,


memotong kuku, kerapian,penampilan,dan hambatan dalam
personal hygiene
Setelah MRS : meliputi aktifitas yang pasien lakukan selama
dirawat, meliputi kebiasaanmandi, mencuci rambut, memotong
kuku, kerapian, penampilan, dan hambatan dalam personal
hygiene.
IV. PemeriksaanFisik

(Hari/Tanggal Pemerikasaan,jam dilakukanya pemeriksaan)

1. Keadaan Umum

Meliputi : kehilangan BB, kelemahan, perubahan mood, vital


sign, tingkat kesadaran,danciri-ciri tubuh.
2. Headto toe

a) Kulit/integument : (meliputi textur, kelembaban, lesi,


perubahan warna,
krepitasi,Sensasi,mobilitas,suhu,turgor,edema,keluhan
yang berhubungan dan cara mengatasinya).
b) Kepala dan Rambut : meliputi bentuk, ukuran, posisi, warna
dan bentuk rambut,Peradangan,kebersihan,keluhan yang
berhubungan dan cara mengatasinya.
c) Kuku : meliputi warna bantalan kuku, konsistensi, kontur,
ketebalan, kebersihan,keluhanyang berhubungan dan cara
mengatasinya.
d) Mata/penglihatan:meliputi bentuk,refleks cahaya,lapangan
pandang,fungsi
Sclera,konjungtiva,pupil;akomodasi,ketajaman,pemakaian
alat bantu,Peradangan,keluhan yang berhubungan dancara
mengatasinya.
e) Hidung/penghiduan: meliputi bentuk dan
posisi,peradangan,perdarahan,polip/sumbatan, reaksi
alergi, pemakaian alat bantu, fungsi penghiduan, keluhan
yang berhubungan dan cara mengatasinya.
f) Telinga/pendengaran : meliputi bentuk dan posisi,
peradangan, perdarahan, cairan,ketajaman pendengaran,
pemakaian alat bantu, keluhan yang berhubungan dan cara
mengatasinya.

g) Mulut dan gigi:meliputi bibir,mukosa,gusi,lidahdanfungsi


pengecapan,peradangan,perdarahan,kebersihan,gangguan
menelan,rumusan gigi dan kelainannya,keluhan yang
berhubungan dan cara mengatasinya.
h) Leher : meliputi pembengkakan kelenjar, tiroid, tekanan
vena jugularis, kekakuan,gerakan,keluhan yang
berhubungan dan cara Mengatasinya.
i) Dada : meliputi pernafasan : bentuk, pola, posisi,
bunyi,danirama;jantung :
bunyi,irama,nyeri,letak/posisi,capillaryrefill,suara
tambahan,CVP;keluhan yang berhubungan dan cara
mengatasinya.
j) Abdomen : meliputi bentuk, turgor, massa, cairan; hepar;
lien; ginjal; Bising usus,keluhanyang berhubungan dan cara
mengatasinya.
k) Perineum dan genitalia:meliputi
kebersihan,peradangan,perdarahan,pembengkakan,keluha
n yang berhubungan dan cara mengatasinya.
l) Extremitas atas dan bawah : meliputi bentuk, kekakuan,
rentang gerak, refleks,tonus,keluhan yang berhubungan
dan cara mengatasinya.
3. Pemeriksaan Diagnostik

Meliputi:tanggal dan hasil pemeriksaan

4. Penatalaksanaan Medis

Diuraikan sesuai dengan anjuran medis yang telah diresepkan


oleh Dokter.
V. Diagnosis Keperawatan

Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan


Apendesitis menurut NANDA(2018) adalah sebagai berikut :
1. Nyeri berhubungan dengan luka insisi pada abdomen kuadran
kanan bawah post operasi appenditomi.
2. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan
pembatasan intake cairan ditandai dengan kehilangan volume
cairan aktif,kehilangan cairan melalui rutenormal.
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur invasi
apendiktomi.
DAFTAR PUSTAKA

Adhar, Arifuddin. 2017. Faktor Risiko Kejadian Apendisitis Di Bagian


Rawat Inap Rumah Sakit Umum Anutapura. Palu : Fakultas
Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Tadulako

Amalina , Annisa. 2018. Hubungan Jumlah Leukosit Pre Operasi dengan


Kejadian Komplikasi Pasca Operasi Apendektomi pada Pasien
Apendisitis Perforasi di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Padang :
Universitas Andalas Padang

Fransisca, Cathleya. 2019. Karakteristik Pasien Dengan Gambaran


Histopatologi Apendisitis. Denpasar : Profesi Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana

Hanifah, Evi. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Klien Post Operasi


Apendektomi dengan Masalah Nyeri Akut. Jombang: Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika.

Herdman,T.H.
(2018).NANDAInternationalNursingDiagnoses:definitionsandclassifi
cation2018-2020.Jakarta: EGC

Nurarif, Amin H., Kusuma H. 2018. Aplikasi Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa MedisdanNandaNic-Noc. Jilid 3.
Jogjakarta: Mediaction.
Surya, B., 2016, Peran C-Reactive Protein (CRP) dalam Menentukan
Diagnosa Apendisitis Akut, Majalah Kedokteran Nusantara, 39 (3),
208.

Tangkilisan , Adrian. 2016. Angka kejadian apendisitis di RSUP Prof. Dr.


R. D. Kandou. Manado : Universitas Sam Ratulangi Manado

Anda mungkin juga menyukai