Fase-fase pada persalinan normal terdiri atas kala 1 sampai 3. Kala 1 persalinan
dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi
dan kekuatannya) sehingga serviks membuka lengkap. 1
Persalinan Kontraksi tidak progesif teratur Lakukan tata laksana persalinan lama
kecepatan pembukaan serviks < 1
cm/jam, serviks tidak dipenuhi
bagian bawah janin
Kondisi bayi DJJ < 100 atau > 180 x/menit Curigai gawat janin
posisi selain oksiput anterior Lakukan tata laksana
dengan fleksi sempurna malpresentasi/malposisi
Fase Persalinan Kala dua dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap
yaitu 10 cm dan berakhir dengan lahirnya bayi. Selain itu terdapat 3 faktor
yang sangat berperan dalam proses kelahiran bayi. Pertama, power yaitu His
Ibu dan kekuatan ibu pada saat mengedan, kedua, Passage yaitu jalan lahir
yang cukup luas untuk dilewati bayi dan ketiga, passanger yaitu ukuran bayi,
posisi dan presentasi bayi. Kemudian terdapat 7 cardinal movement2,3
1. Engagement, yaitu kepala bayi melayang sebelum masuk pada pintu atas
panggul
2. Descent, yaitu kepala masuk Pintu atas panggul kemudian mengalami
penurunan dan fleksi
3. Fleksi, yaitu kepala bayi menurun lebih dalam dan menjauhi uterus
4. Putaran paksi dalam
5. Ekstensi, yaitu kepala bayi bagian belakang mendekati punggung, dan
menurun hingga melewati serviks maupun vagina
6. Putaran paksi luar
7. Ekspulsi, leher bahu anterior dan posterior dari bayi mulai keluar lengkap
melalui vagina.
Fase Persalinan Kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban, pada kala tiga persalinan, miometrium
berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya
bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran perlekatan
plasenta. Karena tempat perlekatan menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran
plasenta tidak berubah maka plasenta akan terlipat, menebal dan kemudian
lepas dari dinding uterus3 Tanda lepasnya plasenta yaitu terjadi perubahan
bentuk tinggi uterus, tali pusat memanjang dan ada semburan darah
mendadak dan singkat. Pada kala tiga perlu dilakukan prinsip manajemen
aktif kala tiga yaitu4 :
1. Pemberian suntikan oksitosin dalam satu menit pertama setelah bayi lahir
yaitu 10 IU Intramuskular pada 1/3 bagian atas paha luar
2. Melakukan penegangan tali pusat terkendali
3. Masase fundus uteri segera setelah plasenta lahir.
Fase Empat dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah
itu. Selama 2 jam post partum maka sebaiknya dilakukan pemantauan
tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih dan darah yang keluar
tiap 15 menit selama satu jam pertama dan setiap 30 menit selama 1 jam
kedua, kemudian masase uterus untuk membuat kontraksi menjadi baik dan
pantau temperature tubuh setiap jam dalam dua jam pertama pasca persalinan
nilai perdarahan.5
Gambar 1. Cardinal Movement
Sumber :
https://classconnection.s3.amazonaws.com/230/flashcards/796230/jpg/picture51360703273106.
jpg
Referensi
1. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjo. Ed 4th. Penerbit : PT Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2014
2. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Ed 2th. Prof. Dr. Rustam Mochtar. MPH.
Penerbit: EGC, 2013
3. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Ed 2th. Prof. dr. Ida Bagus
Gede Manuaba dkk. Penerbit : EGC, 2013
4. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
5. Buku Acuan pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal Oleh Jaringan
Nasional Pelatihan Klinik – Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR) Depkes
RI. 2009.