Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

DAN KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL

NURZALILLAH LISTIANA

323041

PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JAWA


BARAT

BANDUNG

2023
A. KONSEP DASAR INTRANATAL
1. DEFINISI

Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan ( 37 _ 42 minggu ), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin. Persalinan
dimulai ( inpartu ) pada saat uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada
serviks ( membuka dan menipis ) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara
lengkap ( Depkes RI, 2008 ).

Tujuan dari persalinan merupakan upaya kelangsungan hidup untuk mencapai


derajat kesehatan yang sangat tinggi untuk ibu dan bayinya melalui berbagai upaya
yang bisa terintegrasi dan lengkap serta intervi minimal dengan persalinan yang
adekuat sesuai dengan tahapan ibu persalinan sehingga prinsip keamanan dan kualitas
pelayanannya dapat terjaga pada tingkat yang sangat optimal. Bentuk persalinan
berdasarkan tekhnik :

a) Persalinan spontan, yaitu proses lahirnya bayi dengan e kekuatan ibu sendiri
tanpa bantuan alat – alat serta tidak melukai ibu dan bayi, umumnya berlangsung
<24 jam.
b) Partus luar biasa ( abnormal ) yaitu persalinan dengan alat – alat atau melalui
dinding perut dengan operasi SC.
c) Persalinan anjuran, bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan
dari luar dengan jalan rangsangan.

2. ETILOGI

Etiologi dipengaruhi oleh dua hormon yang dominan yaitu hormon estrogen
dan progesteron. Hormon estrogen menyebabkan peningkatan sensititas otot rahim
dan memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti oxytiksin, prostagladin,
dan rangsangan mekanisme. Sedangkan hormon progesteron menurunkan sensitifas
otot rahim, menghambat rangsangan dari luar yang menyebabkan relaksasi otot dan
otot polos.

Terdapat beberapa teori disebutkan yang dapat menimbulkan adanya


persalinan. Teori tersebut sebagai berikut :
a) Teori Penurunan Hormon
1 – 2 minggu sebelum partus dimulai, terjadi penurunan kadar estrogen dan
progesterone. Fungsi progesterone sebagai penenang otot- otot polos rahim akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga menimbulkan his (kontraksi)
bila kadar progesterone menurun.
b) Teori Plasenta Menjadi Tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan
pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi Rahim.
c) Teori Distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan menegang menyebabkan iskemik otot – otot
Rahim sehingga mengganggu uterus plasenta.
d) Teori Iritasi Mekanik
Di belakang serviks terlihat ganglion servikale. Bila ganglion itu digeser dan
ditekan misalnya oleh kepala janin maka akan menimbulkan kontraksi pada
Rahim.

3. PATOFISIOLOGI
Untuk menentukan pecahnya ketuban ditentukan dengan kertas lakmus. Pemeriksaan
Ph dalam ketuban adalah asam, dilihat apakah memang air ketuban keluar dari kanatis
serviks dan ada bagian yang pecah. Pengaruh terhadap ibu karena jalan janin terbuka
dapat terjadi infeksi intraportal. Peritonitis dan dry labour, ibu akan merasa lelah, suhu
naik dan tampak gejala infeksi intre uterin lebih dahulu sebelum gejala pada ibu
½
dirasakan. Jadi akan meninggikan mortalita dan morbiditas perinatal. Setelah jam
ketuban pecah tidak terjadi persalinan spontan ( partus lama ) maka persalinan
diinduksi. Persalinan dibagi menjadi 4 kala yaitu :
a) Kala I (kala pembukaan)
In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah, servik
mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya pembuluh darah
kapiler, kanalis servikalis. Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase :
1) Fase laten Pembukaan servik berlangsung lambat, sampai pembukaan
berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.
2) Fase aktif Berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 sub fase :
 Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
 Periode dilatasi maksimal (steady) selama 2 jam, pembukaan
berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.
 Periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan
menjadi 10 cm. Akhir kala I servik mengalami dilatasi penuh, uterus
servik dan vagina menjadi saluran yang continue, selaput amnio ruptur,
kontraksi uterus kuat tiap 2-3 menit selama 50-60 detik untuk setiap
kontraksi, kepala janin turun ke pelvis.
b) Kala II (pengeluaran janin)
His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala janin
telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot
dasar panggul yang secara reflek menimbulkan rasa ngedan karena tekanan pada
rectum sehingga merasa seperti BAB dengan tanda anus membuka. Pada waktu
his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang.
Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahir dan diikuti oleh seluruh badan
janin.
Kala II pada primi 1.5-2 jam, pada multi 0.5 jam.
c) Kala III (pengeluaran plasenta)
Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus teraba keras dengan
fundus uteri sehingga pucat, plasenta menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat
kemudian timbul his, dalam waktu 5-10 menit, seluruh plasenta terlepas,
terdorong kedalam vagina dan akan lahir secara spontan atau dengan sedikit
dorongan dari atas simpisis/fundus uteri, seluruh proses berlangsung 5- 30 menit
setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-
kira 100-200 cc.
d) Kala IV Pengawasan
Selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir, mengamati keadaan ibu terutama
terhadap bahaya perdarahan post partum. Dengan menjaga kondisi kontraksi dan
retraksi uterus yang kuat dan terus-menerus. Tugas uterus ini dapat dibantu
dengan obat-obat oksitosin.

4. FAKTOR PERSALINAN
a) Power (Tenaga/Kekuatan)
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau
kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga primer
atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot
rahim. Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari :
 His (kontraksi otot uterus) Adalah kontraksi uterus karena otot – otot polos
rahim bekerja dengan baik dan sempurna. Pada waktu kontraksi otot – otot
rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri
menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantung amneon ke arah
segmen bawah rahim dan serviks.
 Kontraksi otot-otot dinding perut
 Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
 Ketegangan dan ligmentous action terutama ligamentum rotundum

Kontraksi uterus/His yang normal karena otot-otot polos rahim bekerja dengan
baik dan sempurna mempunyai sifat-sifat :
 Kontraksi simetris
 Fundus dominan
 Relaksasi
 Involuntir: terjadi di luar kehendak
 Intermitten: terjadi secara berkala (berselang-seling)
 Terasa sakit
 Terkoordinasi
 Kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan psikis

Perubahan-perubahan akibat his :


 Pada uterus dan servik, Uterus teraba keras/padat karena kontraksi. Tekanan
hidrostatis air ketuban dan tekanan intrauterin naik serta menyebabkan
serviks menjadi mendatar (effacement) dan terbuka (dilatasi).
 Pada ibu Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga ada
kenaikan nadi dan tekanan darah.
 Pada janin Pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter kurang, maka
timbul hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat (bradikardi) dan
kurang jelas didengar karena adanya iskemia fisiologis.
Dalam melakukan observasi pada ibu-ibu bersalin hal-hal yang harus diperhatikan
dari his :
 Frekuensi his Jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau
persepuluh menit.
 Intensitas his Kekuatan his diukurr dalam mmHg. intensitas dan frekuensi
kontraksi uterus bervariasi selama persalinan, semakin meningkat waktu
persalinan semakin maju. Telah diketahui bahwa aktifitas uterus bertambah
besar jika wanita tersebut berjalan – jalan sewaktu persalinan masih dini.
 Durasi atau lama his Lamanya setiap his berlangsung diukurr dengan detik,
misalnya selama 40 detik.
 Datangnya his Apakah datangnya sering, teratur atau tidak.
 Interval Jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his datang tiap
2 sampe 3 menit
 Aktivitas his Frekuensi x amplitudo diukur dengan unit Montevideo.

His Palsu
His palsu adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasme usus, kandung
kencing dan otot-otot dinding perut yang terasa nyeri. His palsu timbul beberapa
hari sampai satu bulan sebelum kehamilan cukup bulan. His palsu dapat
merugikan yaitu dengan membuat lelah pasien sehingga pada waktu persalinan
sungguhan mulai pasien berada dalam kondisi yang jelek, baik fisik maupun
mental.

Kelainan kontraksi otot Rahim :


a. Inertia Uteri
 His yang sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang normal yang
terbagi menjadi : Inertia uteri primer : apabila sejak semula kekuatannya
sudah lemah
 Inertia uteri sekunder : His pernah cukup kuat tapi kemudian melemah
Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan, bagian
terendah terdapat kaput dan mungkin ketuban telah pecah. His yang lemah
dapat menimbulkan bahaya terhadap ibu maupun janin sehingga
memerlukan konsultasi atau merujuk penderita ke rumah sakit, puskesmas
atau ke dokter spesialis.
b. Tetania uteri
His yang terlalu kuat dan terlalu sering, sehingga tidak terdapat kesempatan
reaksi otot rahim. Akibat dari tetania uteri dapat terjadi:
 Persalinan Presipitatus
 Persalinan yang berlangsung dalam waktu tiga jam. Akibat mungkin fatal
 Terjadi persalinan tidak pada tempatnya - Terjadi trauma janin, karena
tidak terdapat persiapan dalam persalinanT - Tauma jalan lahir ibu yang
luas dan menimbulkan perdarahan inversion uteri - Tetania uteri
menyebabkan asfiksia intra uterin sampai kematian janin dalam rahim
c. Inkoordinasi Otot Rahim
Keadaan Inkoordinasi kontraksi otot rahim dapat menyebabkan sulitnya
kekuatan otot rahim untuk dapat meningkatkan pembukaan atau pengeluaran
janin dari dalam rahim. Penyebab inkoordinasi kontraksi otot rahim adalah:
 Faktor usia penderita relatif tua
 Pimpinan persalinan
 Karena induksi persalinan dengan oksitosin
 Rasa takut dan cemas
b) Passage (Jalan Lahir)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul,
dasar panggul, serviks, dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta dapat melalui
jalan lair tapa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal. Passage
terdiri dari :
1) Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul)
 Os. Coxae - Os illium - Os. Ischium - Os. Pubis
 Os. Sacrum = promotorium
 Os. Coccygis
2) Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen
3) Pintu Panggul
 Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh promontorium, linea
inominata dan pinggir atas symphisis.
 Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica, disebut midlet
 Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis, disebut
outlet
 Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet dan
outlet.
4) Bidang-bidang :
 Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas
symphisis dan promontorium
 Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah
symphisis.
 Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan
dan kiri.
 Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccyges
c) Passenger (Janin, Plasenta, dan Air Ketuban)
Passanger terdiri dari janin dan plasentaa, Janin merupakan passangge utama dan
bagian janin yang paling penting adalah kepala karena bagian yang paling besar
dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat
mempengaruhi jalan persalinan. Kelainan-kelainan yang sering menghambat dari
pihak passangger adalah kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti
hydrocephalus ataupun anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun
letak dahi, kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau letak
sungsang.
d) Factor Psikis (Psikologi)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar- benar
terjadi realitas, "kewanitaan sejati" yaitu munculnya rasa bangga bisa melahirkan
atau memproduksi anak.
 Psikologis meliputi : Kondisi psikologis ibu sendiri, emosi dan persiapan
intelektual, pengalaman melahirkan bayi sebelumnya, kebiasaan adat, dan
dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu.
 Sikap negative terhadap persalinan di pengaruhi oleh : Persalinan semacam
ancaman terhadap keamanan, persalinan semacam ancaman pada self-image,
medikasi persalinan, dan nyeri persalinan dan kelahiran
e) Pysician (Penolong)
Peran dari penolong persalinan dalam hal in adalah bidan, yang mengantisipasi
dan menangani Komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Tidak hanya
aspek tindakan yang di berikan, tetapi aspek konseling dan meberikan informasi
yang jelas dibutuhkan oleh ibu bersalin utuk mengurangi tingkat kecemasan ibu
dan keluarga (Ai Nursiah, dkk 2014:48).

5. TANDA PERSALINAN
Pada kebanyakan wanita, proses melahirkan dimulai antara minggu ke 39 dan
41 usia kehamilan. Namun karena lama kehamilan setiap orang berbeda-beda, tidak
sedikit bayi yang dilahirkan pada salah satu minggu tersebut tanpa menunjukkan
tanda-tanda premature. Pada bulam-bulan akhir kehamilan, tubuh akan memproduksi
progesteron yang bertujuan melunakkan jaringan disekitar serviks (leher Rahim
menghubungkan uterus dan vagina) dan pelvis atau panggul untuk persiapan
melahirkan. Berbeda dari persalinan dengan cara operasi Caesar, dapat direncanakan
waktu kelahiran, melahirkan secara normal memerlukan kejelian dalam memahami
tanda-tanda persalinan.
Berikut tanda-tanda persalinan yang bisa dijadikan rambu untuk
mempersiapkan sebuah kelahiran :
a) Turunnya kepala janin ke panggul
Ketika persalinan mendekat, kepala janin sudah mulai turun ke area tulang
panggul. Kejadian menurunnya kepala janin yaitu akibat dari melunaknya uterus.
Turunnya kepala janin dari bagian panggul terjadi sejak dua hingga empat
minggu sebelum janin benar-benar lahir. Beberapa ciri lain yang menunjukkan
janin masuk panggul sehingga ibu bisa siap untuk melahirkan , yaitu ibu akan
lebih sering buang air kecil, mengalami gangguan pencernaan, perubahan bentuk
ibu, sakit pinggang yang berat , serta sakit kepala area rectum, dan vagina
b) Tekanan panggul (pelvic)
Setelah kepala janin turun kebawah panggul , ibu mungkin akan merasa kurang
nyaman dengan posisinya. Sakit yang dirasakan ibu merupakan akibat dari
adanya tekanan panggul dan ibu akan lebih sering berkemih serta lebih sering
buang air besar karena itu tanda persalinan yang jelas. Adanya relaksi tulang
sendi beserta ikatan-ikatannya , dapat menyebabkan nyeri tiba-tiba karena bayi
menekan dasar panggul ibu. Selain itu juga yang dirasakan seorang ibu hamil
adalah kaki ibu membengkak sebagai akibat meningkatkan tekanan terhadap
pembuluh darah yang melewati panggul. Berbaring kiri, dapat membantu ibu
hamil untuk meringankan tanda-tanda awal persalinan ini.
c) Vaginal Discharge dan keputihan
Keputihan merupakan tanda proses persalinan untuk ibu hamil yang sudah dekat.
Terjadinya keputihan merupakan akibat dari melunaknya rahim. Cairan yang
keluar pada keputihan berwarna putih, dan kadang berwarna merah muda.
Keputihan yang berwarna kuning atau yang berbusa, biasanya merupakan tanda
terjadinya infeksi. Beritahukan kepada dokter apabila keputihan kepada ibu hamil
terjadi perubahan warananya. Keputihan atau cairan yang keluar dari vagina
terdiri dari sekresi leher Rahim, sel-sel dari dinding vagina , dan 10 flora pada
bakteri normal. Keputihan umumnya biasanya berwarna putih atau putih pudar,
dan volumenya akan meningkat menjelang tanggal taksiran persalinan
d) Nesing Intinct
Nesting instinct merupakan tanda awal persalinan, yang biasanya ditandai dengan
kegiatan membereskan lemari , membersihkan kamar mandi, serta kegiatan-
kegiatan membersihkan lainnya.
e) Menggigil
Tanda awal persalinan ini adalah menggigil tanpa sebab yang jelas. Menggil
dapat terjadi tanpa adanya perasaan dingin atau kondisi ibu hamil yang sedang
lemah
f) Diare
Pelepasan suatu unsur kimia dalam tubuh disebut dengan prostaglandin yang
terjadi pada proses awal suatu persalinan. Pemicu ini dapat mengakibatkan
meningkatnya aktivitas usus.
g) Pecah Membran atau Pecah Ketuban
Pecah ketuban merupakan tanda awal pada persalinan yang paling umum terjadi.
Jika ketuban telah pecah , maka dapat diduga bahwa persalinan akan terjadi
selama 24 jam. Ketika ketuban pecah , kontraksi biasnaya akan terjadi lebih
intensif, dan bayi yang akan semakin dekat kearah pelebaran Rahim. Cairan
ketuban pada umumnya berwaran bening dan tidak berbau, cairan ketuban akan
terus keluar sampai saat melahirkan.
h) Kontraksi Reguler
Tanda pada persalinan yang sering terjadi dan menjadi salah satu cara untuk
mengetahui bahwa persalinan akan segera terjadi adalah konsistensi kontraksi.
Leher Rahim yang telah melunak akan semakin melebar dan akan terus berlanjut
hingga proses pada persalinan selesai.

6. TANDA-TANDA GERAKAN JANIN MENJELANG PERSALINAN


a) Pada usia 36 minggu, janin yang ada di dalam kandungan sudah memiliki
kematangan dan ukuran yang siap di lahirkan. Selain itu juga, organ tubuh janin
dalam kandungan juga sudah mulai terbentuk dengan sempurna.beberpa organ
tubuh seperti hati,ginjal, dan paru-paru. Kehamilan tersebut sudah memasukin
minggu untuk persiapan menjelang persalinan.
b) Keadaan bayi dalam kandungan akan terus mengalami gerakan terlebih saat
melatih paru-parunya untuk mempersiapkan poernafasan setelah ia dilahirkan
nanti.
c) Pada usia kehamilan 37 minggu bayi akan mengubah posisinya untuk disesuaikan
dengan persalinan yang akan ibu hadapi.pada usia ini, gerakan janin menjelang
persalinan 12 ditandai dengan keadaan bayi yang turun ke panggul. Kepala bayi
normalnya akan menghadap jalan lahir saat menjelang persalinan.
d) Selanjutnya, gerakan di usia ini juga ditandai dengan rontokan bulu halus serta
vernic caseosa atau lapisan yang berperan untuk melindungi bayi.dalam
kandungan akan mulai menghilang. Kedua dalam bagian tersebut akan ditelan
oleh bayi yang nanti akan memengaruhi buang air besar bayi pertama kalinya
(berwarna kehitaman).
e) Pada usia kehamilan 39 minggu gerakan bayi sudah siap menghadapi jalan lahir.
Cairan amino yang semula jernih, pada usia ini akan berubah menjadi pucat
seperti susu.
f) Pada minggu terakhir kehamilan, kondisi Rahim ibu akan semakin sempit. Pada
usia kehamilan ini, bayi dalam kandungan juga akan menghasilkan hormone.
Hormone yang dihasilkan bayi disebut dengan kortison kelenjar adrenal
(Nurhayati, Eka, 2019).
7. PEMERIKSAAN INTRANATAL
a. Pemeriksaan Rectal Pemeriksaan rectal dalam persalinan mempunyai beberapa
kerugian :
1) Kurang akurat disbanding dengan pemeriksaan vagina dan jangan digunakan
untuk kasus-kasus yang sulit
2) Keadaan cervis dan pembukaan seringkali sukar ditentukan, terutama kalau
ketuban menonjol
3) Caput succadeneum dapat keliru dengan tengkorak kepala janin
mengakibatkan kesalahan dalam menentukan stasiun
4) Tidak dapat dipercaya presensi bokong
5) Pada pemeriksaan dinding posterior vagina didorong kedepan sampai
menyinggung cervix, menyebabkan kontaminasi cervix oleh bakteri-bakteri
vagina
6) Periksaan rectal menyakitkan dan memperberat hemorrhoids
b. Pemeriksaan Vaginal
1) Pemeriksaan vagina lebih akurat disbanding pemeriksaan rectal dalam
menentukan keadaan cervix dan pembkaannya, stasiun dan kedudukan
bagian terendah janin, serta hubungan antara janin dengan panggul.
2) Pemeriksaan vaginal menghabiskan waktu yang lebih singkat, memerlukan
manipulasu yang lebih sedikit dan memberikan lebih banyak informasi dari
pada pemeriksaan rectal.
3) Kultur yang diambil pada masa puerperium dari wanitawanita yang
vaginanya steril pada waktu masuk rumah sakit ternyata tidak menunjukkan
insidensi hasil positip yang lebih tinggi pada wanita-wanita yang diperiksa
vagina dalam persalinan disbanding dengan wanitawanita yang hanya
mendapatkan pemeriksaan rectal. Hasil yang sama diperoleh pada ketuban
yang telah pecah
4) Penelitian klinis telah membuktikan bahwa morbiditas ibu tidak lebih tinggi
dengan pemeriksaan vaginal disbanding dengan pemeriksaan rectal
5) Pemeriksaan vagina tidak begitu menyakitkan
6) Vaginophobia menyebabkan sikap berbahaya untuk selalu menunggu sedikit
lebih lama lagi sebelum melakukan pemeriksaan vagina yang perlu pada
persalinan
7) Tali pusat menumbung dapat di diagnosis awal, demikian pula presentasi
majemuk
8) Penting perlu diingat bahwa sarung –tangan yang bersih dan steril berbeda
dengan jari-jari yang terkontaminasi seperti pada jamannya.

8. KOMPLIKASI
a) Komplikasi Kala I

Komplikasi yang dialami ibu melahirkan kala I adalah:

 Partus lama, biasanya terkait kontraksi uterus yang tidak adekuat atau dilatasi
serviks yang tidak sempurna
 Ketuban pecah dini (KPD), yaitu pecahnya ketuban sebelum ada tanda
inpartu
 Risiko terjadinya infeksi
 Perdarahan pervaginam
 Plasenta previa

Komplikasi kala I juga dapat terjadi pada janin, sehingga penting bagi petugas
kesehatan untuk memastikan keselamatan dan kondisi janin. Komplikasi yang
dapat terjadi adalah:

 Asfiksia, yang dapat menyebabkan intrauterine fetal death (IUFD)


 Sepsis neonatorum, dapat terjadi karena infeksi akibat KPD
b) Komplikasi Kala II

Komplikasi pada ibu melahirkan kala Il adalah distosia atau persalinan kala Il
yang memanjang. Di mana waktu persalinan pada primipara lebih dari 2 jam, atau
pada multipara lebih dari 1 jam, tanpa anestesi epidural anestesi. Kondisi ini
dapat menyebabkan risiko korioamnionitis, endometritis, infeksi saluran kemih,
dan retensi urin. Distosia dapat terjadi akibat lilitan tali pusat atau bai
besar/makrosomia. Setelah lahir, kepala bayi perlu diperiksa apakah ada lilitan
tali pusat di leher, karena dapat menyebabkan komplikasi pada janin seperti
hipovolemia, anemia, syok hipoksik-iskemik, bahkan ensefalopati. Janin
makrosomia dapat menyebabkan distosia bahu.

c) Komplikasi Kala III

Pada kala IM, komplikasi yang dapat terjadi adalah retensio plasenta, yaitu
plasenta tidak lahir spontan dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir. Pada
keadaan ini, perlu dilakukan tindakan manual plasenta. Retensio plasenta dapat
menyebabkan perdarahan postpartum, selain itu ada atonia uteri dan inversion
plasenta.

d) Komplikasi Kala IV

Pada kala IV, komplikasi yang paling sering terjadi adalah perdarahan
postpartum, yaitu jumlah perdarahan pervaginam setelah bayi lahir lebih dari 500
cc atau dapat mempengaruhi hemodinamik pasien. Penyebab perdarahan
postpartum terdiri dari 4T, yaitu tone (atonia uteri), tissue (sisa jaringan plasenta),
trauma (ruptur uteri, serviks, atau vagina), dan thrombin (gangguan faktor
koagulopati).

 Atonia Uteri
Atonia uteri akan segera terlihat segera setelah bayi lahir. Tanda kontraksi
uterus tidak baik adalah uterus teraba lembek. Kondisi in dapat menyebabkan
perdarahan masif sehingga pasien mengalami syok hipovolemik.
 Sisa Jaringan Plasenta
Plasenta yang dikeluarkan tidak lengkap dan tertinggal di dalam uterus, dapat
menyebabkan perdarahan pervaginam hingga 6-10 hari setelah partus.

9. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 USG Kehamilan
 USG Doppler
 Cardiotocography
 Kadar air ketubah
 Pemeriksaan PH

10. PENATALAKSANAAN MEDIS


a) Pemberian Cairan
Karena 24 jam pertama penderita puasa pasca operasi, maka pemberian cairan per
intavena harus cukup banyak dan mengandung elektrolit agar tidak terjadi
hipotermi, dehidrasi, atau komplikasi pada organ tubuh lainnya. Cairan yang biasa
diberikan biasanya DS 10%, garam fisiologi dan RL secara bergantian dan jumlah
tetesan tergantung kebutuhan. Bila kadar Hb rendah diberikan transfusi darah
sesuai kebutuhan Mobilisasi dilakukan secara bertahap meliputi : Pemberian obat-
obatan Antibiotik cara pemilihan dan pemberian antibiotik sangat berbeda-beda
sesuai indikasi. Analgetik dan obat untuk memperlancar kerja saluran pencernaan
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL
1. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan langkahutama dan dasar utama dari proses keperawatan.
a) Anamnese Identitas penderita
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama,pendidikan, pekerjaan, alamat, status
perkawinan, suku bangsa,nomor register, tanggal masuk rumah sakit dan
diagnosa medis.
b) Keluhan Utama/Alasan MRS
 Keluhan Utama : Keluhan yang dirasakan paling mengganggu.Adanya rasa
kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba yangmenurun, adanya luka
yang tidak sembuh–sembuh dan berbau,adanya nyeri pada luka.
 Riwayat Penyakit Sekarang : Berisi tentang kapanterjadinya luka, penyebab
terjadinya luka sertaupaya yang telah dilakukan oleh penderita untuk
mengatasinya.
c) Riwayat kesehatan
 Riwayat kesehatan dahulu : Adanya riwayat penyakit– penyakit lain yang ada
kaitannya dengan defisiensi insulin misalnya penyakit pankreas. Adanya
riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis, tindakanmedis
yang pernah di dapat maupun obatobatan yang biasadigunakan oleh
penderita.
 Riwayat kesehatan keluarga : Dari genogram keluarga biasanya terdapat
salah satu anggotakeluarga yang juga menderita nyeri atau penyakit
keturunan yangdapat menyebabkan terjadinya defisiensi insulin misal
hipertensi,jantung.
d) Riwayat Psikososial Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi
yangdialami penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga
terhadap penyakit penderita
e) Riwayat Persalinan Sekarang
KALA I PERSALINAN

Kapan mulai kontraksi ?

Kapan mulai pengeluaran pervaginam ?

TB dan BB (sebelum dan sesudah kehamilan)


Tanda-tanda vital

Adakah edema pada ekremitas ?

Kontraksi saat ini durasi (x/menit) dan kekuatannya ?

DJJ (x/menit) dan kekuatannya ?

Observasi kontraksi /his dan DJJ per jam

Pemeriksaan Dalam

Ketuban : utuh/pecah (kapan pecahnya?)

Terapi yang diberikan

a) Perubahan Fisiologis Pada Kala I Persalinan


Beberapa perubahan –perubahan fisiologis yang terjadi pada kala I
persalinan, antara lain :
1) Keadaan Segmen Atas dan Segmen Bawah Rahim
Pada Persalinan Selama persalinan , uterus akan mengalami perubahan
bentuk menjadi perubahan yang berbeda , yaitu segmen atas dan segmen
bawah. Segmen atas memegang peranan yang aktif karena berkontraksi
dan dindingnya bertambah tebal dengan majunya persalinan. Sebaliknya
segmen bawah Rahim memegang peranan pasif dan makin tipis dengan
mejunya pesalinan karena diregangkan. Segmen bawah Rahim
dianalogikan dengan isthmus uterus yang melebar dan menipis pada
perempuan yang tidak hmil. Pembentukan segmen atas Rahim (SAR)
dan segmen bawah Rahim, terbentuk pada uterus bagian atas dengan
sifat otot yang lebih tebal dan kontraktif, pada bagian ini, terdapat
banyak otot serong dan memanjang . SAR terbentuk dari fundus sampai
isthmus uteri. Sedangkan segmen bawahrahim (SBR) terbentang di
uterus bagian bawah antara isthmus dengan serviks , dengan sifat otot
yang tipis dan elastis (Sumarah,dkk,2009)
2) Perubahan Bentuk Uterus
Saat ada his, uterus teraba sangat keras kerena seluruh ototnya
kontraksi . proses ini akan efektif hanya jika his bersifat fundal dominan,
yaitu kontraksi didominasi oleh otot fundus yang menarik otot bawah
Rahim ke atas sehingga akan menyebabkan pembukaan serviks dan
dorongan janin kebawah secara alamiah (Ari Sulistiawati, 2010)
3) Perubahan pada serviks
Pada akhir kehamilan otot yang mengelilingi Ostium Uteri Intrumen
(OUI) ditarik oleh SAR yang menyebabkan serviks menjadi pendek dan
menjadi bagian dari SBR. Bentuk serviks menghilang karena cenalis
servikalis memebesar dan atas membentuk Ostium Uteri Eksterna (OUE)
sebagai ujung an menjadi sempit (Sumarah, dkk, 2009)
4) Perubahan Vagina dan Dasar Panggul
Dalam kala I , ketuban ikut meregangkan bagian atas vagian ayang sejak
kehamilan mengalami perubahanperubahan sedemikian rupa, sehigga
dapat dilalui oleh janin. Setelah ketuban pecah, segala perubahan,
terutama dasar panggul ditimbulkan oleh tekanan dari bagian bawah
janin. Perubahan paling nyata terdiri atas peregangan serabut-serabut
mm levator ani dan penipisan bagian tengah perineum, yang berubah
bentuk dari masa jaringan berbentuk baji setabal 5 cm menjadi perineum
teregang maksimal anus menjadi jelas membuka dan terlihat sebagai
lubang berdiameter 2-3 cm dan disini dinding anterior menonjol.
Regangan yang kuat ini memungkinkan karena bertambah pembuluh
vagina dan dasar panggul (Saiffudin, 2009)
5) Perubahan Hematologi
Sebagian besar adaptasi pada kehamilan terjadi sebagai respon terhadap
rangsangan fisiologis yang ditimbulkan oleh janin . salah satu dari
perubahan yang terjadi selama kehamilan adalah perubahan hamatologis.
b) Perubahan Psikologis Pada Kala I Persalinan
Perubahan psikologis sering dialami oleh ibu bersalin dan merupakan
hal yang wajar. Apabila ibu bersalin tidak mampu beradaptasi dengan
perubahan psikologis , maka dapat memeberikan efek jangka panjang dan
berlanjut pada gangguan psikologi yang lebih berat.
Beberapa masalah psikologis yang mungkin terjadi pada trimester
kala I (Manuaba, 2012) :
1) Rasa Cemas Bercampur Bahagia Perubahan psikologis yang paling
menonjol pada usia kehamilan trimester pertama adalah timbulnya rasa
cemas dan ragu sekaligus disertai rasa bahagia. Munculnya rasa ragu dan
khawatir sangat berkaitan pada kualitas kemampuan untuk merawat dan
mangasuh bayi dan kandungannya, sedangkan rasa bahagia dikarenakan
dia merasa sudah sempurna sebagai wanita yang dapat hamil.
2) Perubahan Emosional Perubahan-perubahan emosi pada trimester
pertama menyebabkan adanya penurunan kemauan berhubungn seksual,
rasa letih dan mual, perubahan suasana hati, semas, depresi,
kekhawatiranpada bentuk penampilan diri yng kurang menarik dan
sebgainya.
3) Ketidakyakinan atau Ketidakpastian Awal minggu kehamilan , ibu
sering tidak merasa tidak yakin pada kemailannya. Dan hal ini
diperparah lagi jika ibu memiliki masalah emosi dan kepribadian.
Meskipun demikian pada kebananyakan ibu hamil terus berusaha untuk
mencari kepastia bahwa dirinya sedang hamil dan harus membutuhkan
perhatian dan perawatan khusus buat bayinya.
KALA II PERSALINAN
 Observasi DJJ, kontraksi uterus, janin tunggal/kembar, penggunaan alat
bantu persalinan/tidak, terdapat tali lilitan pusat/tidak, dll.
 Data bayi baru lahir
 Hari/tanggal dan waktu
 Jenis kelamin
 Lingkar kepala
 Berat badan
 Lingkar dada
 Panjang dada
 APGAR Score
a) Perubahan Fisiologis Pada Kala II Persalinan
Menurut Damayanti (2014), perubahan fisiologis pada kala II adalah
sebagai berikut :
1) Serviks
Serviks akan mengalami pembukaan yang biasanya didahului oleh
pendataran serviks, yaitu pemendekan dari knalis servikalis, yang semula
berupa sebuah saluran yang panjangnya 1-2 cm, menjadi satu lubang
saja dengan pinggiran tipis, lalu akan terjadi pembesaran dari ostium
eksternum yang tedinya berupa suatu lubang dengan diameter beberapa
milimeter menjadi lubang yang dilalui anak, kira-kira 10 cm. pada
pembukaan lengkap , tidak teapa lagi bibir portio, segmen bawah
Rahim , serviks dan vagina karena dudah menjadi satu saluran
2) Uterus
Pada persalinan kala II , Rahim akan terasa sangat keras saat diraba
karena aluran ototnya berkontraksi. Terjadi kontraksi oleh otot fundus
yang menarik otot bawah Rahim ke atas sehingga menyebabkan
pembukaan serviks dan dorongan janin kebawah secara alami.
3) Vagina
Selama kehamilan , vagina akan mengalami perubahan yang sedemikian
rupa sehingga dapat dilalui bayi. Setelah ketuban pecah , segala
perubahan , terutama pada dasar panggul diregang menjadi saluran
dengan dinding yang tipis ole bagian depan anak. Waktu kepala sampai
di vulva, lubang vulva menhgadapi ke depan atas
4) Organ Panggul
Tekanan pada otot dasar panggul oleh kepala janin akan menyebabkan
pasien ingin meneran, serta diikuti dengan perineum yang menonjol dan
menjadi lebar dengan anus terbuka . Labia mulai membuka dan tak lama
kemudian kepala janin , janin akan tampak pada vulva
5) Ekspulsi Janin
Dengan kemampuan yang maksimal , kepala bayi dengan suboskiput
dibawah simfesis , dahi,muka , serta dagu akan melewati perineum .
setelah istirahat , calon ibu akan mulai bersaha mengeluarkan tubuh dan
anggota tubuh bayi. Pada prigmigravida, kala II berlangsung kira-kira
satu setengah jam
b) Perubahan Psikologis Pada Kala II Persalinan
Selama fase trimester kedua, kehidupan psikologis ibu hamil tampak lebih
tenang , namun perhatian ibu mulai beralih pada perubahan bentuk
tubuh,kehidupan seks, keluarga dan hubungan batinlah dengan bayi yang
dikandungnya. Beberapa bentuk perubahan psikologis trimester kedua, yaitu:
1) Rasa Khawatir dan Cemas kekhawatiran yang mendasar pada ibu adalah
jika bayinya lahir sewaktu-waktu. Keadaan ini menyebabkan
peningkatan kewaspadaan terhadap datannya tanda-tanda persalinan. Hal
ini diperparah lagi dengan kekhawatiran jika bayi yang dilahirkan tidak
normal. Paradigm dan kegelisahan ini membuat kebanyakan ibu
berusaha mereduksi dengan cara melindungi bayi nya dengan meminum
vitamin , rajin control, dan konsultasi, serta menghindari orang atau
benda-benda yang dianggap membahayakan bayinya.
2) Perubahan Emosional perubahan emosional trimester II yang paling
menonjol yaitu periode bulan kelima kehamilan, karena bayi mulai
bergerak sehingga ibu mulai memerhatikan bayi dan memikirkan
apaakah bayinya akan dilahirkan sehat atau cacat. Rasa kecemasan ini
meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan.
KALA III PERSALINAN
Observasi kelahiran plasenta (Hari/tanggal dan waktu)
a) Perubahan Fisiologis Pada Kala III Persalinan
Kala III adalah bagian paling singkat dan paling tidak menyakitkan dari
semuanya. Dimulai dengan kelahiran bayi dan berkahir saat plasenta
dilahirkan, tahapan kala III berlangsing selama 10-30 menit. Sesudah bayi
lahir ,akan nada masa tenang lahirnya bayi. Penyusutan pengukuran ini
menyebabkan berkurangnya ukuran tempat pelekatan plasenta. Karena
tempat pelekatan menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak
berubah maka plasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari
dinding Rahim ke dalam vagina. Adapun tanda-tanda plasenta, yaitu :
1) Perubahan bentuk dan tinggi fundus
Setelah bayi lahir dan sebelum myometrium mulai berkontraksi, uterus
berbentuk bulat penuh dan tinggi fundus biasanya dibawah pusat.
Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong kebawah, uterus
berbentuk segitiga atau seperti buah pear dan fundus berada di atas
pusat.
2) Tali pusat memanjang.
Tali puasat terlihat menjulur keluar melalui vulva
3) Semburan darah mendadak dan singkat.
Darah yang terkumpul dibelakang plasenta akan membantu mendorong
plasenta keluar dibantu oleh gaya gravitasi. Apabila kumpulan darah
(retroplasental pooling) dalam ruang di antara dinding uterus dan
pembukaan dalam plasenta yang terlepas. Tanda ini kadang terlihat
dalam waktu satu menit setelah bayi lahir dan biaanya berlangsung
selam 5 menit.
b) Perubahan Psikologis Pada Kala III Persalinan
Pada bulan-bulan terakhir menjelang persalinan, perubahan emosi ibu
semakin berubah – ubah dan terkadang menjadi tak terkontrol. Perubahan
emosi ini bermuara dari adanya perasaan khawatir, cemas, takut, bimbang,
dan ragu jangan-jangan kondisi kehamilannya saat ini lebih buruk lagi saat
menjelang persalinan atau kekhawatiran dan kecemasan akibat
ketidakmampuannya dalam menjelankan tugas sebagai ibu pasca kelahiran
bayinya. Setelah proses kelahiran, perubahan psikologis yang didapat yaitu :
1) Ibu ingin melihat , menyentuh dan memeluk bayinya
2) Merasa gembira , lega dan bangga akan dirinya, ibu juga akan merasa
sangat lelah.
3) Memusatkan diri dan kerap bertanya apakah vagina perlu dijahit
Meneruh perhatian terhadap plasenta
2. KALA IV PERSALINAN
Pengawasan 2 jam post partum (TTV, TFU, Kontraksi Uterus, Kandung Kemih,
Pendarahan)
a) Perubahan Fisiologis Pada Kala IV Persalinan
Perubahan – perubahan fisisologis kala IV, yaitu :
1) Tanda Vital dalam dua ajam pertama setelah persalinan,tekanan
darah,nadi, dan pernapasan akan berangsur kembali normal. Suhu pasien
biasanya akan mengalami sedikit peningkatan tapi masih di bawah 38C,
hal ini disebabkan oelh kurangnya cairan dan kelelahan. Jika intake
cairan baik, maka suhu akan berangsur normal kembali setelah dua jam.
2) Gemetar kadang dijumpai pasien pascapersalinan mengalami gemetar,
hal ini normal sepanjang suhu kurang dari 38C dan tidak dijumpai tanda-
tanda infeksi lain. Gemetar terjadi karena hilangnya ketegangan dan
sejumlah energy selama melahirkan dan merupakan respon fisiologis
terhadap penurunan volume intraabdominal,serta pergeseran
hematologic.
3) Selama dua jam pasca persalinan kadang dijumpai pasien merasa mual
samapi muntah, atasi hal ini dengan posisi tubuh yang memungkinkan
dapat mencegah terjadinya aspirasi corpus aleanum ke seluruh
pernapasan dengan setengah duduk atau duduk ditempat tidur
b) Perubahan Psikologis pada kala IV persalinan
Beberapa perubahan psikologis ibu yang terjadi pada kala IV, yaitu :
1) Perasaaan lelah, karena energy psikis dan kemampuan jasmaninya
dikonsentrasikan pada aktivitas melahirkan
2) Dirasakan emosi – emosi kebahagiaan dan kenikmatan terlepas dari
ketakutan, kecemasan dan kesakitan. Meskipun sebenarnya rasa sakit masih
ada.
3) Rasa ingin tahu yang kuat akan bayi nya.

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
a) Ansietas b/d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhhi
b) Nyeri persalinan b/d tekanan mekanik dari bagian presentasi
c) Nyeri akut b/d trauma jaringan setelah melahirkan
d) Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d kurang masukan
e) Keletihan
f) Gangguan Mobilitas Fisik
g) Resiko Infeksi

Anda mungkin juga menyukai