Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KEPERAWATAN TRANSKULTURAL DAN GLOBALISASI


DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN
Dosen Pengampu : Agus Hendra, S.Kp.,

Disusun oleh :
Kelompok 5

1. Armia husni (219053)


2. Firda Yunisa (219061)
3. Fitri Ramalia (219062)
4. Indri Ramadanti (219067)
5. Novita Anggie (219075)
6. Novita Isnaeni (219073)
7. Riska Aditia (219080)
8. Siti Nurbaeti (219084)
9. Tini Aprilia (219088)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN

PPNI JAWA BARAT

2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menjadi perawat bukanlah tugas yang mudah. Perawat terus
tertantang dengan perubahan yang ada, baik dari lingkungan maupun klien.
Dari perspektif lingkungan, perawat selalu dihadapkan pada globalisasi.
Globalisasi sangat mempengaruhi perubahan dunia, khususnya di bidang
kesehatan. Terjadinya perpindahan penduduk menuntut perawat untuk
beradaptasi dengan perbedaan budaya. Semakin banyak perpindahan
penduduk yang terjadi, semakin beragam budaya di suatu negara. Tuntutan
ini memaksa perawat untuk memberikan asuhan keperawatan yang fleksibel
di lingkungan yang tepat.
Peran perawat sangat komprehensif dalam menghadapi klien karena
peran perawat adalah memenuhi kebutuhan biologis, sosiologis, psikologis
dan spiritual klien. Namun peran spiritual ini seringkali diabaikan oleh
perawat. Faktanya, aspek spiritual ini sangat penting, terutama bagi pasien
terminal yang didiagnosis dengan harapan kesembuhan yang sangat kecil dan
mendekati kematian.
Agama dalam ilmu pengetahuan merupakan suatu spiritual
nourishment (gizi ruhani). Seseorang yang dikatakan sehat seutuhnya, tidak
hanya cukup gizi makanan tetapi juga gizi spiritualnya harus tercukupi.
Menurut hasil Penelitian Psycho Spiritual For AIDS Patient Research, Cancer,
dan Terminal Illness, disebutkan bahwa orang yang mengalami penyakit
terminal dan hampir meninggal dunia lebih banyak mengalami penyakit
mental, krisis spiritual, dan krisis spiritual sehingga perkembangan
spiritualnya ketika klien sekarat membutuhkan perhatian. khusus.
Sebelum mengetahui lebih banyak tentang keperawatan transkultural
dan globalisasi dalam perawatan kesehatan, kita perlu mengetahui terlebih
dahulu apa arti budaya. Kebudayaan adalah suatu sistem ide, tindakan, karya
manusia yang diperoleh dengan belajar dalam konteks kehidupan masyarakat.
(nutrisi spiritual).
Menurut Leinenger, sangat penting memperhatikan keragaman budaya
dan nilai-nilai dalam penerapan asuhan keperawatan pada klien. Jika hal ini
diabaikan oleh perawat, hal ini akan mengakibatkan guncangan budaya.
Cultural shock akan dialami klien dalam kondisi perawat tidak mampu
beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya.
Keperawatan transkultural adalah ilmu dengan kiat humanis yang
berfokus pada perilaku individu / kelompok dan proses memelihara atau
meningkatkan kesehatan fisik dan psikokultural atau perilaku penyakit sesuai
dengan latar belakang budaya. Sedangkan menurut Leinenger (1978),
keperawatan transkultural merupakan pelayanan keperawatan yang menitik
beratkan pada analisis dan studi komparatif perbedaan budaya. Tujuan
keperawatan transkultural adalah untuk mengidentifikasi, menguji, memahami
dan menggunakan norma pemahaman keperawatan transkultural dalam
meningkatkan budaya tertentu dalam asuhan keperawatan. Asumsinya
bersifat teoritis caring, caring adalah esensi dari, membedakan, mendominasi
serta mempersatukan tindakan keperawatan. Perilaku caring diberikan kepada
manusia sejak lahir hingga meninggal dunia. Human caring merupakan
fenomena universal dimana,ekspresi, struktur polanya bervariasi diantara
kultur satu tempat dengan tempat lainnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian keperawatan transkultural dan globalisasi dalam
pelayanan kesehatan?
2. Apa tujuan keperawatan transkultural dan globalisasi dalam pelayanan
kesehatan?
3. Apa penilaian mengenai keperawatan transkultural?
4. Apa konsep dan prinsip dalam asuhan keperawatan transkultural?
5. Apa prinsip-prinsip asuhan keperawatan transkultural?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian keperawatan transkultural dan globalisasi dalam
pelayanan kesehatan
2. Mengetahui tujuan keperawatan transkultural dan globalisasi dalam
pelayanan kesehatan.
3. Mengetahui penilaian mengenai keperawatan transkultural.
4. Mengetahui konsep dan prinsip dalam asuhan keperawatan transkultural.
5. Mengetahui prinsip-prinsip asuhan keperawatan transkultural.
BAB II

PEMBAHASAN

2. 1. Pengertian Keperawatan Transkultural dan Globalisasi Dalam


Pelayanan Kesehatan
Keperawatan Transkultural adalah suatu pelayanan keperawatan yang
berfokus pada analisis dan studi perbandingan tentang perbedaan budaya
(Leininger, 1978). Keperawatan transkultural adalah ilmu dan kiat yang
humanis, yang difokuskan pada perilaku individu atau kelompok, serta proses
untuk mempertahankan atau meningkatkan perilaku sehat atau perilaku sakit
secara fisik dan psikokultural sesuai latar belakang budaya (Leininger, 1984).
Pelayanan keperawatan transkultural diberikan kepada klien sesuai dengan
latar belakang budayanya.
Globalisasi dalam pelayanan kesehatan sangatlah penting. Maksudnya
adalah pada zaman yang serba maju ini, menuntut keperawatan semakin maju
pula mengikuti perkembangan zaman. Orang-orang akan menuntut asuhan
keperawatan yang berkualitas. Dengan adanya zaman globalisasi ini, banyak
orang yang melakukan perpindahan penduduk antar negara (imigrasi)
sehingga memungkinkan pergeseran tuntutan asuhan keperawatan.

2.2 Tujuan Keperawatan Transkultural dan Globalisasi Dalam Pelayanan


Kesehatan
Tujuan dari keperawatan transkultural adalah mengembangkan sains
dan pohon keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan
pada kultur yang spesifik dan universal. Kultur yang spesifik adalah kultur
yang dengan nilai-nilai norma spesifik yang tidak dimiliki oleh kelompok
lain, seperti bahasa. Sedangkan, kultur yang universal adalah nilai atau norma
yang diyakini dan dilakukan oleh hamper semua kultur, seperti budaya
olahraga dapar membuat badan sehat, bugar; budaya minum teh dapat
membuat tubuh sehat.
Keperawatan transkultural juga bertujuan untuk mengidentifikasi,
menguji, mengerti, dan menggunakan pemahaman perawatan transkultural
untuk meningkatkan kebudayaan yang spesifik dalam pemberian asuhan
keperawatan. Tujuan dari transcultural nursing adalah untuk mengidentifikasi,
menguji, mengerti dan menggunakan norma pemahaman keperawatan
transcultural dalam meningkatkan kebudayaan spesifik dalam asuhan
keperawatan.

2.3 Penilaian Mengenai Keperawatan Transkultural


1. Menurut budaya
a) Model non-keperawatan. Meskipun teori keperawatan transkultural
muncul dalam literatur (Alfonso, 1979 : Leininger, 1985a, 1985b),
metode keperawatan transkultural tidak selalu sesuai dengan teori
tersebut.
b) Model keperawatan spesifik Tujuan utamanya sebagai pengetahuan
yang relevan untuk mengetahui budaya keperawatan yang sesuai untuk
masyarakat.
c) Analisis model dan alat spesifik budaya Tripp-Reimer, Brink dan
Saunders (1984) menganalisa model dan alat dalam kebudayaan untuk
menentukan perbedaan signifikan yang ada dalam model
d) Diagnosa keperawatan Perawat harus memperhatikan budaya klien
dalam merumuskan diagnosa keperawatan.

2.4 Menurut Giger dan Davidhizar


a) Definisi keperawatan transklutural Merupakan kompetensi yang fokus
pada klien.
b) Perbedaan budaya keperawatan Variasi dalam pendekatan keperawatan
dibutuhkan untuk menyesuaikan budaya
c) Budaya individu yang unik Masing-masing individu mempunyai
budaya yang unik yang dibentuk dari pengalaman, budaya,
kepercayaan, dan norma.
d) Budaya lingkungan Budaya dalam lingkungan sangat berpengaruh
dalam proses keperawatan.

2.4. Konsep dan Prinsip dalam Asuhan Keperawatan Transkultural


Asuhan keperawatan transkultural adalah salah satu bentuk asuhan
keperawatan profesional yang secara kultural sensitif, sesuai, dan
berkompeten, merupakan penyelenggaraan asuhan keperawatan lintas budaya
dalam konteks pasien.
Konsep dalam Transcultural Nursing (Potter & Perry: 2009).
1. Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing,
mendukung dan mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada
keadaan yang nyata atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi
kehidupan manusia.
2. Cultural care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui
nilai, kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk membimbing,
mendukung atau memberi kesempatan individu, keluarga atau kelompok
untuk mempertahankan kesehatan, sehat, berkembang, dan bertahan
hidup, hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai.
3. Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap
bahwa budayanya adalah yang terbaik di antara budaya-budaya yang
dimiliki oleh orang lain.
4. Cultural imposition berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan
untuk memaksakan kepercayaan, praktik, dan nilai di atas budaya orang
lain karena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi
daripada kelompok lain.
5. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan,
dukungan perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya
kejadian untuk memenuhi kebutuhan baik aktual maupun potensial untuk
meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia.
6. Diskriminasi, perlakuan yang berbeda terhadap individu atau kelompok
berdasarkan ras, etnis, gender, kelas sosial.
7. Cultural Shock yaitu rasa ketidaknyamanan yang muncul pada pasien
sebagai akibat perawat tidak mampu beradaptasi dengan nilai budaya dan
kepercayaan.
8. Cultural pain dibagi menjadi dua, yaitu public pain (rasa sakit atau nyeri
yang dinyatakan oleh orang tersebut) dan private pain(pasien tidak
mengatakan mengenai rasa nyerinya).
9. Cultural variation yaitu perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan
merupakan bentuk yang optimal dari pemberian asuhan keperawatan,
mengacu pada kemungkinan variasi pendekatan keperawatan yang
dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya yang menghargai nilai
budaya individu, kepercayaan dan tindakan termasuk kepekaan terhadap
lingkungan dari individu yang datang dan individu yang mungkin kembali
lagi (Leininger: 1985).
10. Stereotyping menganggap semua anggota suatu kebudayaan atau etnis
sama. Contohnya, seorang perawat menganggap semua orang Itali bersifat
public pain. Stereotyping dapat disebabkan karena generalisasi hasil
penelitian, bisa juga tidak ada hubungannya dengan kenyataan, yang
biasanya merupakan bentuk diskriminasi.

2.5 Prinsip-Prinsip Asuhan Keperawatan Transkultural


1. Semua kebudayaan manusia mempunyai gaya hidup, asuhan
keperawatan, dan metode pengobatan yang berbeda, dan perawat harus
memahami untuk dapat bekerja secara efektif dengan orang lain.
2. Asuhan keperawatan adalah kebutuhan dasar manusia dan merupakan
fokus dominan pada keperawatan.
3. Memahami kebudayaan sendiri adalah langkah penting pertama untuk
dapat memahami kebudayaan lain.
4. Tiap orang memiliki hak untuk dihormati, dipahami, dikenal nilai
budayanya, dan mendapatkan asuhan keperawatan dan pelayanan
kesehatan yang lain.
5. Asuhan keperawatan trankultural berhubungan dengan kepercayaan,
perbandingan nilai, dan praktik kebudayaan tertentu untuk
menyediakan praktik layanan yang spesifik, aman, dan berarti.
6. Perawat menggunakan pengetahuan asuhan budaya humanis dan ilmiah
untuk menyediakan asuhan keperawatan pada klien dengan kebudayaan
yang berbeda- beda.
7. Memahami perbedaan asuhan budaya dan kesamaannya akan membuat
perawat menghormati dan membantu pasien untuk sembuh, mencegah
penyakit, dan menghindari kematian prematur.
8. Kemampuan perawat untuk berbicara bahasa klien akan mempermudah
pemahaman apa yang dialami oleh klien.
9. Jika gaya hidup, nilai, dan ekspresi budaya terasa mustahil, perawat
tetap harus atan mencoba untuk memahami klien tersebut.
10. Setiap budaya, asuhan, penyembuhan, dan praktik kesehatan
dipengaruhi oleh pandangan dunia, konteks lingkungan, dan struktur
sosial.
11. Budaya biasanya mempunyai dua tipe utama sistem asuhan
keperawatan, yaitu generik dan profesional.
12. Budaya mempunyai cara sendiri untuk memelihara kesehatan
menghadapi kematian, mengalami hal yang tidak menyenangkan, dan
krisis.
13. Praktik keperawatan di Barat dan non-Barat mempunyai perbedaan
utama yang perlu dipahami ketika merencanakan dan menyediakan
asuhan keperawatan.
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Keperawatan transkultural adalah ilmu dan kiat yang humanis, yang
difokuskan pada perilaku individu atau kelompok, serta proses untuk
mempertahankan atau meningkatkan perilaku sehat atau perilaku sakit
secara fisik dan psikokultural sesuai latar belakang budaya (Leininger,
1984).
3.2 Konsep dalam Transcultural Nursing (Potter & Perry: 2009) meliputi :
Caring, Cultural care, Etnosentris, Cultural imposition , Care ,
Diskriminasi, Cultural Shock , Cultural pain, Cultural variation , dan
Stereotyping .
DAFTAR PUSTAKA

Christian, Febri.2015. “Makalah Transkultural Nursing”, (online),


(https://.academia.edu/6525238/Makalah_transcultural_nursing, diakses 15 Maret
2021)

Rismala.2017.”Globalisasi dan Transkultural”, (online),


(https://www.scbrid.com/document/340783951/Globalisasi-dan-Transkultural,
diakses 15 Maret 2021)

Alghina,Mila.2015. “Transkultural dan Globalisasi”, (online),


(https://www.academia.edu/37940172/Transkultural_dan_globalisasi, diakses 15
Maret 2021)

Anda mungkin juga menyukai