Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

Konsep Dan Prosedur Audit Dalam Keperawatan

Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Manejemen Keperawatan dosen
pengampu Diwa Agus Sudrajat,Ns.,M.Kep

Anisa nur fitriana 219051

Armia husni hidayati 219053

Cica rositasari 219055

Deni ramdani 219057

Imelda dinesti 219065

Indri ramadanti 219067

Levya Afriliza P 219068

Shinta nurjanah 219083

Wineu nuraini 219090

Yuki Fanie N 219092

Zaki arif sholeh 219094

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN 3B

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JABAR

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami masih
diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah Manejemen Keperawatan yang
berjudul “Konsep dan prosedur audit keperawatan” dengan tepat waktu.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan
saran yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Bandung, 22 Juni 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................. ii

BAB I TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 1


1.1 Konsep dan prosedur audit dalam keperawatan............................. 1
1.2 ..........................................................................................................1
BAB II ANALISA JURNAL......................................................................... 3
2.1
BAB III PENUTUP.................................................................................... 21
3.1 Kesimpulan...................................................................................... 21
3.2 Saran............................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Audit adalah pemeriksaan pembukuan hingga pemeriksaan fisik untuk
memastikan suatu departemen dalam organisasi atau perusahaan sudah
mengikuti sisten pencatatan yang terdokumentasi yang dilakukan oleh karyawan
internal atau pihak eksternal perusahaan. Dalam keperawatan juga diperlukan
untuk melakukan audit, audit keperawatan adalah upaya evaluasi secara
profesional terhadap mutu pelayanan keperawatan yang diberikan kepada klien
karena jika terjadi kekurangan dalam keperawatan dapat mengancam jiwa dan
kehilangan nyawa klien. Audit secara khusus merujuk ada pengkajian kualitas
keperawatan klinis.
Audit keperawatan atau proses analisa data yang memiliki tujuan untuk
menilai tentang keefektifan asuhan keperawatan dan untuk menetapkan
kelemgkapan dan keakuratan pencatatan asuhan keperawatan disuatu tempat
pelayanan kesehatan. Audit juga perlu dilakukan untuk menghindari tuntuan
akan pelayanan keperawatan, perawat dituntut untuk memberikan pelayanan
kepada klien sesuai dengan standar dan profesi yang berlaku serta memuaskan
klien.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi audit keperawatan?
2. Apa tujuan audit keperawatan?
3. Apa saja jenis audit?
4. Bagaimana tahap pelaksanaan audit keperawatan?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi audit keperawatan
2. Mengetahui tujuan audit keperawatan
3. Mengetahui jenis jenis audit
4. Mengetahui tahap pelaksanaan audit keperawatan
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Audit Dokumentasi


2.1.1 Pengertian Audit Dokumentasi
Menurut Keliat dan Akemat (2009) audit dokumentasi adalah
kegiatan mengevaluasi dokumen asuhan keperawatan yang telah
dilaksanakan oleh perawat pelaksana. Dalam Model Praktik

Keperawatan Profesional (MPKP), kegiatan audit dilakukan oleh


kepala ruangan dengan memeriksa rekam medik setiap pasien yang
telah pulang atau meninggal. Hasil audit tersebut direkapitulasi
dalam satu bulan. Pada akhir penilaian, rekapitulasi nilai dibuat
sebagai laporan hasil pelaksanaan evaluasi.
2.1.1 Tujuan Audit
Menurut Suandi (dalam Novitarum, 2015) tujuan audit yaitu :
2.1.1.1 Tujuan Internal
Tujuan internal adalah untuk melihat dan mengevaluasi
kekurangan yang ditemukan, menilai kesiapan audit oleh
pihak kedua dan ketiga serta mendorong pemeliharaan dan
perbaikan secara terus menerus.
2.1.1.2 Tujuan Eksternal
Tujuan eksternal adalah untuk memenuhi persyaratan
sesuai standar mutu yang sudah ditetapkan oleh suatu
badan yang bersertifikasi, pelanggan maupun pemerintah.
2.1.2 Jenis Audit
Menurut Suardi (dalam Novitarum, 2015) ada tiga jenis audit
berdasarkan pihak yang melakukan yaitu :
2.1.2.1 Audit Sistem
Audit sistem bertujuan untuk mengevaluasi apakah suatu
perusahaan sudah menggunakan standar yang sudah
ditetapkan. Audit sistem digunakan untuk memeriksa
kelengkapan dokumentasi yang sudah dilakukan dengan
standar prosedur yang sudah ditetapkan oleh suatu
institusi.

2.1.2.2 Audit Kesesuaian


Audit kesesuaian digunakan untuk melihat apakah suatu
prosedur, instruksi kerja dan rencana dilaksanakan. Audit
kesesuaian lebih banyak digunakan untuk mengaudit
rumah sakit secara internal. Contoh dari audit kesesuaian
adalah supervisi kepala ruang kepada perawat
pelaksanan, apabila

kepala ruang mendapatkan kesalahan perawat pelaksana


dalam melaksanakan tindakan keperawatan, maka segera
dilakukan perbaikan untuk meminimalkan efek pada
pasien.
2.1.1.1 Audit Produk
Audit produk digunakan untuk melihat apakah hasil sesuai
dengan permintaan pelanggan atau sudah memenuhi
kepuasan pelanggan. Audit produk dalam pelayanan
kesehatan di rumah sakit dapat berupa penyebaran
kuesioner kepuasan pasien atas pelayanan keperawatan
pada saat pasien keluar dari rumah sakit.
2.1.2 Tahap Pelaksanaan Audit Dokumentasi
Menurut Novitarum (2015) tahap pelaksanaan audit dokumentasi
dengan cara memantau dan mengevaluasi kegiatan terkait
dokumentasi keperawatan yaitu :
2.1.2.1 Tersedia formulir audit dokumentasi. Formulir digunakan
untuk mengisi kegiatan yang dilakukan saat audit
dokumentasi dilaksanakan.
2.1.2.2 Audit dokumentasi dilakukan oleh kepala ruangan yang
bertugas untuk menilai dokumentasi asuhan keperawatan
di ruang rawat inap.
2.1.2.3 Ada standar audit dokumentasi. Standar adalah aspek
pelayanan yang dapat diukur, yang selalu didasarkan pada
kriteria yang telah ditetapkan. Standar audit dokumentasi
yang digunakan sesuai dengan ketetapan rumah sakit,
yaitu berupa Standar Operasional Prosedur (SOP).
2.1.2.4 Audit dokumentasi dilakukan dengan cara memeriksa dan
mengevaluasi rekam medik pasien yang pulang atau pindah
ke ruang rawat inap yang lain.
2.1.2.5 Adanya format evaluasi dokumentasi asuhan keperawatan
sesuai standar meliputi :

a. Pengkajian.
b. Diagnosis Keperawatan.
c. Perencanaan.
d. Pelaksanaan.
e. Evaluasi.
2.1.2.6 Mengumpulkan data dan melakukan penilaian.
Untuk menjamin pengumpulan data yang tepat dan teliti,
dan informasi penting yang dikumpulkan, tentunya perlu
hal-hal detail yang akan diaudit dan ditetapkan sejak awal.
Data dapat diperoleh dari kelompok pengguna pelayanan,
tenaga kesehatan dan periode penerapan dari kriteria.
Setelah data terkumpul dapat dilakukan penilaian sesuai
dengan yang telah ditetapkan di rumah sakit.
2.1.2.7 Membandingkan hasil pengumpulan data dan standar.
Tahap ini merupakan tahap analisis yang dimana hasil
dari pengumpulan data dibandingkan dengan kriteria dan
standar. Hasil akhir dari analisis adalah apakah standar
sudah sesuai, dapat diaplikasikan atau adanya
ketidaksesuaian standar dengan kasus yang ditemukan di
rumah sakit.
2.1.2.8 Mengidentifikasi kekurangan dan menentukan langkah
perbaikan.
Setelah ada penilaian audit, lakukan identifikasi
kekurangan jika ada kasus yang tidak sesuai dengan
standar dan kriteria. Setelah hasil audit dipublikasikan dan
didiskusikan, kesepakatan sebaiknya dibuat sebagai
rekomendasi perbaikan.
2.1.3 Metode audit keperawatan
1. Retrospektive :
a. pengkajian mendalam terhadap kualitas pelayanan
keperawatan setelah pasien pulang
b. Metode mengevaluasi kualitas pelayanan keperawatan
dengan menilai pelayanan keperawatan yang di
refleksikan dalam rekam medis pasien yang sudah pulang
c. Pada tipe ini, perilaku khusus dideskripsikan melalui
pertanyaan dan penilai akan mencari jawabannya di dalam
rekam medis.
Contoh :
a. Apakah proses pemecahan masalah menggunakan renpra?
b. Apakah pengumpulan data dilakukan secara sistematis?
c. Apakah ada deskripsi kegiatan rutin pasien sebelum masuk rs ?
d. Apakah hasil tes lab digunakan dalam perencanaan keperawatan
e. Apakah perawat melakukan pengkajian fisik?
f. Apakah hasilnya digunakan?
g. Apakah diagnosa keperawatan dibuat?

2. Concurrent review:
Evaluasi dilakukan mewakili pasien-pasien yang masih dilakukan perawatan.
Termasuk mengkaji pasien langsung sebelum kriteria ditetapkan, melakukan interview
pada perawat yang bertanggungjawab terhadap pelayanan pasien dan melakukan
review catatan dan rencana keperawatan pasien.

3. yang terlibat dalam audit :


 Komite Keperawatan (Sub-Komite MutuProfesi)
 Tim Ad-hoc Audit medik (Tim Kerja),mitrabestari/peergroup
 Asisten Audit medik (Rekam Medik)

ANALISA JURNAL
Judul Pendahuluan Metode Hasil Kesimpulan
Pelaksana Kualitas asuhan Metode yang Pelaksanaan telah terlaksananya
an Audit keperawatan digunakan peningkatan penyusunan
Mutu telah menjadi adalah metode mutu di pedoman audit mutu
Pelayanan fokus utama pilotstudy rumah sakit
Keperawa dalampemberia dengan masih kurang keperawatan di RS A,
tan di RS n pelayanan pengkajian memuaskan. terbentuknatim
A Jakarta kesehatan. yang dilakukan Masalah ini auditor dan telah
Barat Komponen di 10 Ruangan disebabkan tersusunnya tools
kualitas asuhan RS A, Jakarta salah satunya dalam pelaksanaan
keperawatan BaratIdentifika adalah audit keperawatan.
seperti si data awal dengan Telah dilakukan
perawatan fisik, dilakukan belum pelaksanaan audit
perawatan pengkajian terlaksana mutu profesi
emosional, dengan teknik dengan baik keperawatan dengan
hubungan pengumpulan pelaksanaan topik serah terima
perawat data secara audit antar
dengan dokter, observasi, keperawatan shift dan hasilnya
pengajaran dan wawancara,Foc oleh komite bahwa serah terima
persiapanpera us Group keperawatan. antar shift
watan dirumah, Disscussion Studi ini berpotensi untuk
dan danpenyebara bertujuan dioptimalkan.Rekom
administrasi n kuesioner untuk endasi
keperawatan. terkait dengan mengidentifi pengesahanpedoma
Salah satu persepsi kasi n audit
model perawat pelaksanaan keperawatan,
perbaikan yang tentang audit audit mutu pelaksanaan audit
dapat di keperawatan. profesi keperawatan dengan
terapkan pada keperawatan topik sesuai dengan
upaya di Rumah kebutuhan
peningkatan Sakit A, komitekeperawatan
mutu Jakarta Barat dan re-audit secara
keperawatan Pelaksanaan berkala.
adalah dengan audit telah
melakukan dilaksanakan
audit pelayanan dengan
keperawatan, penentuan
Auditkeperawat topic adalah
an adalah alat serah terima
manajemen antar shift.
yang Belum
mampumemba optimalnya
ntu dalam pelaksanaan
peningkatan serah terima
kualitasperawat antar shift
an dan efisiensi menjadi hasil
biaya rumah daripelaksan
sakit aan audit
keperawatan.
Audit Mutu Penelitian ini Hasil Perencanaan dalam
Implemen merupakan menggunakan pengukuran audit implementasi
clinical pathway
tasi gambaran dari pendekatan menunjukan
terdiri dari
Clinical sifat suatu jasa kuantitatif kelengkapan menentukan topik,
Pathway pelayanan atau dengan telaah pengisian menetapkan tujuan
dan menetapkan
Diare Akut kinerja yang dokumen dan clinical
standar. Topik audit
di Rumah merupakan dilanjutkan pathway ditentukan
Sakit Anak bagian dari dengan sebanyak berdasarkan
highvolume. Yaitu
dan strategiperusah kualitatif 25%.
audit implementasi
Bunda aan tahun 2009 dengan Berdasarkan clinical pathway
Harapan tentang rumah menggunakan hasil diareakut. Setelah
menentukan topik,
Kita sakit metode wawancara
selanjutnya
menjelaskan wawancara diketahui dilanjutkan dengan
bahwa untuk mendalam. bahwa menetapkan tujuan.
meningkatkan Jenis Penelitian rendahnya Tujuan pada auditi
mutu ini adalah kelengkapan adalah menilai
kelengkapan
pelayanan, penelitian dalam
pengisian clinical
rumah sakit operasional. pengisian ini pathway, menilai
harus memiliki Penelitian disebabkan kepatuhan DPJP,
PPJP, Gizidan
peraturan operasional oleh dokter
Farmasi terhadap
internal rumah adalah metode yang merasa clinical pathway dan
sakit (hospital ilmiah yang terbebani menilai kesesuaian
lama hari rawat
by laws) dan digunakan dengan
terhadap clinical
peraturan staf untuk adanya pathway serta
medis rumah pemecahan formulir penentuan kriteria
ditentukan
sakit (medical masalah, clinical
berdasarkan tujuan
staff by law). dimulai dengan pathwayyang dan standar
Peraturan merumuskan mengharuska penilaian yang
tersebut masalah n dokter digunakan dalam
audit implementasi
disusun dalam sampai menulis lebih
clinical pathway
rangka kesimpulan banyak pada adalah standar KARS.
menyelenggara untuk rekam medis.
kan tata kelola memberikan Selain beban
perusahaan solusi terhadap dokter
yang baik (good masalah ketidaklengk
corporate tersebut (Kulej, apan
governance) 2011).Penelitia pengisian
dan tata kelola n dilakukan di disebabkan
klinis yang baik RSAB Harapan karena
(good clinical Kita yang kurangnya
governance) dilaksanakan sosialisasi
Clinical pada bulan sehingga
governance April sampai beberapa
merupakan Juni 2017. tenaga
pendekatan Populasi kesehatan
secara penelitian masih
sistematis adalah semua bingung dan
untuk formulir clinical tidak betul-
pengelolaan pathway kasus betulmenget
jaminan dan diare akut yang ahui adanya
pengendalian terintegrasi formulir
mutu dengan rekam clinical
pelayanan medis di RSAB pathway
klinis. Clinical Harapan Kita
governance pada bulan
memiliki 4 Januari sampai
komponen Desember
penting yaitu 2016 yaitu 163
clinical kasus.
effectiveness, Berdasarkan
patient safety, perhitungan
patient focus sampel di atas
dan continuing didapatkan
professional jumlah sampel
development maksimum
(Connell L, adalah
2014). Bentuk 61kasus.
pelaksanaan
clinical
effectiveness
adalah clinical
pathway.
Clinical
pathway
berfungsi untuk
standarisasi
proses
perawatan
sehingga
mengurangi
variasi
pelayanan dan
efisiensi
sumber daya.
Clinical
pathway juga
merupakan
salah satu
elemen yang
dinilai pada
akreditasi
rumah sakit.
RSAB Harapan
Kita sudah
menerapkan
komponen
dalam clinical
governance,
yaitu clinical
effectiveness.
Adapun clinical
effectiveness
mencakup
evidenceinfome
d practice,
clinical
guideline, dan
clinical audit.
RSAB Harapan
Kita sudah
memiliki tujuh
Clinical
pathway, salah
satunya yaitu
Diare Akut
Field Proses Diawali dengan Kegiatan IHT Berdasarkan kajian
Experienc manajemen dilakukan SP2KP situasional diperoleh
e : keperawatan kajian berfokus data proses
Manajem adalah situasional pada pelayanan kesehatan
en kelompok tanggal 5 - 14 perawat malalui alur
Strategis manajer dari Nopember ruang rawat
pada tingkat 2018, meliputi inap dimana pasien dari mulai
Proses pengelola area dalam hal ini pasien masuk hingga
Manajem keperawatan keluar meliputi
en tertinggi lingkungan metode Tim kualitas pelayanan
Keperawa sampai ke rumah sakit yang pasien
tan perawat rawat inap, dilakukan di
pelaksana yang rawat jalan dan ruang rawat berdasarkan peran
mempunyai IGD, dengan inap. Metode dan fungsi
tugas dan nara sumber keperawatan keperawatan.
wewenang bidang yang sering Berfokus pada pilar
untuk digunakan tata kelola klinis,
melakukan keperawatan, adalah pilar
perencanaan, komite asuhan
pengorganisasi keperawatan keperawatan kedua sistem
an, pengarahan dan perawat metode tim. penjaminan mutu
dan yang bertugas. Asuhan dan audit klinis dan
pengawasan Metode keperawatan pilar ketiga staffing
dalam pengumpulan metode tim dan
pelaksanaan data
pelayanan dikenal di pengembangan
keperawatan. sebagai berikut Indonesia profesional (CPD).
Untuk : pada tahun Perencanaan
melaksanakan 1996 yang perbaikan strategis
proses 1. Observasi telah berdasarkan
manajemen dengan diterapkan prioritas
diperlukan instrumen dibeberapa
keterampilan kualitas rumah sakit. rawat inap RSUD dr.
teknik, pelayanan Slamet Garut yang
keterampilan Metode ini berfokus pada
hubungan antar 2. Indepth merupakan quality improvement
manusia,dan interview suatu meliputi 5M
keterampilan dengan nara metode
konseptual sumber pemberian man, material,
(Sumijatun, asuhan money, method dan
2010). Output 3. Telaah keperawatan machine.
adalah asuhan dokumen dan pada Berdasarkan plan of
keperawatan, dokumentasi sekelompok action intervensi
pengembangan
staf dan riset. Instrumen klien melalui dilakukan terhadapa
Kontrol yang kualitas upaya peningkatan man
digunakan pelayanan kooperatif melalui knowledge,
dalam proses memuat proses dan skill dan attitude.
manajemen alur pelayanan kolaboratif
keperawatan dari mulai (Douglas, Kegiatan yang
termasuk pasien masuk 1984 dalam dilakukan yang
budget dari Simamora, pertama kegiatan In
bagian sampai pasien 2013). House Training (IHT)
keperawatan, pulang dimana SP2KP
evaluasi observasi Keuntungan
penampilan dilakukan pada menggunaka Dan Role Play Teknik
kerja perawat, tenaga n metode tim Komunikasi SBAR
prosedur yang kesehatan yang adalah Dan TBAK dengan
standar dan bertugas memfasilitasi hasil tingkat
akreditasi. pelayanan Pengetahuan
Mekanisme diruang rawat keperawatan
timbal balik inap yang yang dari 57 % naik
(feedback) dijadikan ruang menjadi 69 % (12 %).
berupa laporan model, tenaga komprehensi Disepakati untuk
finansial, audit kesehatan f dan ruang model SP2KP
keperawatan, disini adalah memungkink adalah ruang
survey kendali perawat, an
mutu dan pencapaian Marjan Bawah dan
penampilan dokter jaga, proses Agate Atas.
kerja perawat. petugas gizi, keperawatan. Peningkatan kualitas
Berdasarkan dan petugas Kerugiannya pelayanan yang
prinsip-prinsip farmasi. adalah berfokus pada 5M,
tersebut maka Wawancara
para manajer dilakukan pada rapat tim selama rangkaian
dan kepala ruang memerlukan kegiatan yang
administrator waktu, dilakukan
bekerjasama dan petugas sehingga peningkatan akan
dalam ruangan untuk mengganggu pengetahuan,
perencanaan mengkonfirmas komunikasi kemampuan
dan i mengenai dan
pengorganisasi pelayanan yang koordinasi terhadap pelayanan
an serta fungsi- telah anggota terutama
fungsi diberikan. keperawatan.
manajemen tim dalam Outcome utama
lainnya untuk Alur proses memberikan yaitu menyusun
mencapai pelayanan asuhan perangkat
tujuan yang kesehatan di keperawatan
telah ruang rawat pada pasien kebutuhan sumber
ditetapkan inap meliputi (Simamora, daya manusia
sebelumnya. input, proses, 2013). dengan melihat
dan output. tingkat
Pelaksanaan ketergantungan, dan
Input adalah metode tim yang kedua
karakteristik menggunaka
pasien di ruang n tim yang menyusun prototype
rawat inap. terdiri dari pelayanan
Proses anggota yang keperawatan pasien
pelayanan sebagai revenue
kesehatan center.
berbeda-
meliputi beda dalam Melalui dua ruangan
pelayanan memberikan yang dijadikan
perawatan dan asuhan sebagai room
medis pasien keperawatan models dapat
(Sitorus, 2011). terhadap dianalisis dan
Output dari kelompok
proses ini pasien. memberikan
gambaran untuk
adalah Perawat rencana tindak lanjut
pelayanan ruangan sebagai berikut perlu
berkualitas dibagi ada kebijakan dari
untuk pasien menjadi 2-3 bidang pelayanan
rawat inap. tim/group keperawatan terkait
Kepuasan yang terdiri dengan sistem
pasien akan dari perawat pemberian asuhan
terpenuhi profesional, keperawatan

sesuai dengan teknikal, dan di ruang rawat inap.


kualitas pembantu Kemudian perlu
pelayanan yang dalam satu dilakukan kajian
diberikan tim kecil yang berkesinambungan
(Anjaryani, saling kebutuhan
2009). membantu.
Dilakukan Metode ini SDM berdasarkan
kajian tingkat
didasarkan ketergantungan
strategis pada pasien. Membangun
dimana keyakinan sebuah komitmen
bertujuan bahwa setiap untuk
untuk melihat anggota
sejauh mana kelompok pelaksanaan hand
kondisi rumah mempunyai over dan didukung
sakit dari sisi kontribusi dengan sebuah
dalam kebijakan oleh
manajemen bidang keperawatan.
strategis merencanaka
dengan n dan
indikator visi memberikan Dalam mendukung
dan misi asuhan pelayanan
(where are we keperawatan keperawatan yang
going to) dan sehingga optimal perlu
analisis timbul dibuatkan panduan
motivasi dan
lingkungan rasa praktek klinis (PPK)
(where are we keperawatan untuk
now) sehingga tanggung 10 diagnosa
hasil dari jawab terbanyak dan perlu
analisa SWOT perawat yang di inisiasi
rumah sakit dr. tinggi
Slamet (Tussaleha, dengan profesi
2014). medis terkait clinical
Garut berada Menurut pathway (CP)
pada Kuadran Arwani dan terintegrasi. Selain
II (Diversifikasi) Supriyatno itu perlu ada
menggambarka
n situasi bahwa (2006) kebijakan dari
meskipun pemberian bidang pelayanan
metode tim keperawatan terkait
rumah sakit pada asuhan dengan sistem
menghadapi keperawatan pemberian asuhan
ancaman, bertujuan
namun ada untuk keperawatan di
kekuatan yang memberikan ruang rawat inap.
dapat Perlu dilakukan
diandalkan. asuhan kajian
Untuk itu keperawatan berkesinambungan
sesuai kebutuhan
organisasi dengan
dapat kebutuhan SDM berdasarkan
menggunakan objektif tingkat
alternatif pasien ketergantungan
strategi 2 yakni sehingga pasien. Rumah sakit
strategi pasien dalam
diversifikasi merasa mengefektifkan
atau
puas. dan
strategi mengefisiesnikan
inovasi. Metode tim perlu mulai
Melakukan juga dapat menghitung revenue
inovasi dalam meningkatka centre pelayanan
peningkatan n keperawatan
kualitas pengetahuan
pelayanan , berdasarkan tingkat
kepada pasien. ketrampilan, ketergantungan.
dan motivasi
Hasil kajian
kualitas perawat
pelayanan karena dalam
rawat inap 65% metode ini
cukup baik dan ada
35% baik. kerjasama
Kualitas antar sesama
perawat dan
pelayanan transfer of
keperawatan
berdasarkan knowledge.U
flow of care ntuk
(alur tercapainya
pelayanan) tujuan
dengan melihat tersebut
tingkat maka tugas
dan tanggung
ketergantunga jawab dari
n diperoleh tim
hasil
ketergantunga keperawatan
n ringan harus
kurang baik diarahkan
5%, cukup baik dan benar-
60% benar
direncanakan
serta
memiliki
ketua tim

yang
profesional.
Menurut
Huber
(2010),
Marquis &
Huston
(2012)
dikutip dalam

Rusmianingsi
h (2012) dan
Swansbrug
(2000) Faktor
yang
mempengaru
hi dari
metode

tim yaitu
kepemimpina
n,
komunikasi,
koordinasi,
penugasan,
motivasi dan
supervisi.

Sitorus
(2006)
mengatakan
ketua tim
sebagai
perawat
profesional,
harus
mampu

menggunaka
n berbagai
teknik
kepemimpina
n dan harus
dapat
membuat
keputusan

tentang
prioritas
perencanaan,
supervisi,
serta evaluasi
asuhan
keperawatan.
Ketua tim

harus
mampu
mengontrol
setiap
perkembanga
n pasien,
keberhasilan
asuhan
keperawatan

sangat
ditentukan
oleh ketua
tim yang
profesional.
Akreditasi Mutu pelayanan Rancangan yang Berdasarkan Dari hasil analisis
melalui keperawatan digunakan hasil diatas menunjukkan
audit sebagai indikator dalam penelitian penelitian bahwa terdapat
internal kualitas ini adalah jenis pelaksanaan hubungan yang
dalam pelayanan desain akreditasi di signifikan antara
meningkat kesehatan penelitian Puskesmas pelaksanaan akreditasi
kan seperti dirumah analitik korelasi dengan sistem dengan kepatuhan
kepatuhan sakit, klinik, dan dengan Audit Kurun petugas kesehatan
petugas puskesmas yang pendekatan Kabupaten melakukan kebersihan
kesehatan menjadi salah cross sectiona Gunung Mas tangan sebelum
melakukan satu faktor Provinsi memberikan tindakan
kebersihan penentu citra Kalimantan di Puskesmas Kurun
tangan institusi Tengah Kabupaten Gunung
sebelum pelayanan dengan Mas Provinsi
memberika kesehatan di persentase Kalimantan Tengah
n tindakan mata masyarakat tertinggi dengan sistem audit.
di diantaranya adalah Baik ≥
puskesmas adalah pelayanan 75% - 100% Berdasarkan hasil
di puskesmas. sebanyak 29 penelitian kepatuhan
Peningkatan orang petugas kesehatan
mutu pelayanan (94,55%) dan melakukan kebersihan
adalah kualifikasi persentase tangan sebelum
memberikan terendah memberikan tindakan
pelayanan secara adalah Kurang di Puskesmas Kurun
efisiensi dan baik < 75% Kabupaten Gunung
efektif sesuai sebanyak 2 Mas Provinsi
dengan standar orang (6,45%). Kalimantan Tengah
profesi, standar Terdapat dengan persentase
pelayanan yang hubungan tertinggi adalah Patuh
dilaksanakan yang signifikan ≥ 75% - 100%
secara antara sebanyak 25 orang
menyeluruh pelaksanaan (80,65%) dan
sesuai dengan akreditasi persentase terendah
keinginan pasien, dengan adalah Tidak patuh <
memanfaatkan kepatuhan 75% sebanyak 6 orang
teknologi dan petugas (19,35%).
hasil penelitian kesehatan
dalam melakukan
peningkatan kebersihan
pelayanan tangan
kesehatan atau sebelum
keperawatan memberikan
sehingga tercapai tindakan di
derajat Puskesmas
kesehatan yang Kurun
terbaik Kabupaten
(Nursalam, Gunung Mas
2011). Provinsi
Program Kalimantan
puskesmas Tengah
merupakan dengan nilai 
rencana = 0,000, nilai
komprehensif ini lebih kecil
yang meliputi dari nilai alpha
penggunaan () 0,05 dan
sumber daya nilai nilai
untuk masa yang korelasi yang
akan datang didapatkan
dalam bentuk adalah 0.755
yang yaitu termasuk
terintregrasi dan korelasi tinggi
program
kegiatan yang
diperlukan sesuai
jadwal dalam
mencapai tujuan
puskesmas salah
satunya yaitu
upaya
pencegahan dan
pennanganan
infeksi
(Satrianegara,
2014) Suatu
penelitian yang
dilakukan oleh
WHO (2009),
menunjukkan
bahwa sekitar
8,7% dari 55
rumah sakit dari
14 negara di
Eropa, Timur
Tengah, Asia
Tenggara, dan
Pasifik terdapat
infeksi
nosokomial,
khususnya di
Asia Tenggara
sebanyak 10%.
Survei prevalensi
yang terbaru
WHO (2014), di
55 rumah sakit di
14 negara yang
mewakili 4
kawasan WHO
menunjukka
rata-rata 8,7%
pasien rumah
sakit di dapati
infeksi
nosokomial.
Peran Audit internal Metode Audit Pada Rumah Sakit
Audit secara umum penelitian yang manajemen Islam Aisyiyah Malang)
Manajeme bertujuan untuk digunakan dapat menunjukkan bahwa
n Sumber memeriksa dalam penelitian dilakukan sepuluh fungsi sumber
Daya kesesuaian ini oleh daya manusia yang
Manusia antara aktivitas menggunakan manajemen. ada, sembilan
Terhadap yang dijalankan metode Audit diantaranya telah
Kinerja dengan deskriptif manajemen berjalan efektif, yaitu
Karyawan kebijakan atau analisis. Metode rumah sakit - Perencanaan SDM,
Instalasi prosedur yang deskriptif pada Prosedur dan Proses
Rawat Inap telah analisis umumnya - Rekrutmen, Seleksi
Di Rumah ditetapkan oleh merupakan dilakukan oleh SDM, Orientasi dan
Sakit (Studi manajemen. suatu cara auditor - Penempatan,
Kasus pada Menurut mengumpulkan internal atau Pelatihan dan
Rumah Zamzani (2017:2) dan dapat juga Pengembangan
Sakit Satuan Kerja menyajikan data dilakukan oleh - SDM, Penilaian
Umum Auditor yang disertai auditor Prestasi Kerja,
Daerah Dr. Internal (SKAI) dengan analisis eksternal yang Manajemen
Soedirman melakukan yang relevan ditunjuk untuk -Sistem Kompensasi,
Kebumen) pemeriksaan dan sehingga dapat memeriksa Perlindungan Tenaga
memperjelas kegiatan dari Kerja, dan
evaluasi atas gambaran rumah sakit. Perlindungan Tenaga
kecukupan dan mengenai objek Audit Kerja. Satu fungsi yang
efektivitas yang diteliti manajemen belum efektif adalah
pengendalian bertujuan fungsi
internal dengan untuk
tujuan untuk mengevaluasi - Perencanaan dan
menentukan efektivitas dan Pengembangan Karir
apakah sistem efisien operasi karena kebijakan yang
yang telah serta ada belum
ditetapkan dapat melaporkan direalisasikan.
diandalkan untuk hasilnya
memberikan kepada • Rezky Retno
keyakinan bahwa direktur dan Arvianita (2015) dalam
tujuan dan pihak yang
sasaran berkepentinga Pengaruh Audit
organisasi dapat n terhadap Operasional dan
dicapai secara tata kelola Pengendalian Internal
efektif dan rumah sakit Terhadap Efektivitas
efisien. disertai Pelayanan Kesehatan
Audit sumber dengan Pada Rumah Sakit
daya manusia rekomendasi (Studi Kasus Pada
menekankan maupun saran Rumah Sakit Umum
penilaian perbaikan.
terhadap segala Audit •Queen Latifa
aktivitas sumber manajemen Yogyakarta)
daya manusia dapat menunjukkan bahwa
yang terjadi dipandang audit operasional
dalam suatu sebagai suatu berpengaruh positif
organisasi, bentuk kritik dan signifikan
penilaian ini yang terhadap efektivitas
bertujuan untuk membangun pelayanan kesehatan,
memastikan disertai saran pengendalian internal
apakah dan berpengaruh positif
aktivitas di dalam rekomendasi dan signifikan
organisasi yang dapat terhadap efektivitas
tersebut diterapkan pelayanan kesehatan,
berjalan secara pada rumah audit
efektif dan sakit secara operasional dan
efisien. Oleh keseluruhan. pengendalian internal
karena itu, Penerapan secara simultan
penilaian dengan audit berpengaruh positif
melakukan audit manajemen dan signifikan
sumber daya juga bisa terhadap efektivitas
manusia dapat dilakukan pelayanan kesehatan
menilai proses pada bagian
atau aktivitas tertentu suatu
yang belum rumah sakit
sesuai dengan untuk
kebijakan meningkatkan
organisasi proses
dan persyaratan operasional
hukum, sehingga sesuai dengan
dapat kebutuhan.
meminimalisir Audit
proses internal manajemen ini
organisasi lebih
yang berpotensi ditekankan
melanggar pada kegiatan
hukum. pelayanan
Manfaat paling kesehatan
penting dari yang
audit sumber bertujuan
daya manusia untuk
adalah
membantu memeriksa
organisasi untuk apakah
mengidentifikasi kebijakan,
kondisi yang prosedur, dan
terjadi saat ini, kegiatan
serta langkah pelayanan
yang perlu kesehatan
dilakukan untuk sudah
meningkatkan mencapai
efektifitas fungsi tujuan yang
kerja karyawan diterapkan
dalam suatu manajemen
organisasi dan apakah
tersebut. Objek tujuan
penelitian yang tersebut
dijadikan dicapai
sebagai tolak dengan cara
ukur untuk yang terbaik
menilai aktivitas dan ekonomis.
sumber daya Pada laporan
manusia ini akhir audit
nantinya akan manajemen
dilakukan di akan
RSUD Dr. mencantumka
Soedirman n temuan dan
Kebumen. Alasan rekomendasi
untuk memilih sebagai
objek rumah masukan
sakit dikarenakan kepada
pada saat ini direktur untuk
bidang mengatasi
kesehatan terus kelemahan
mengalami yang ada,
peningkatan baik serta upaya
secara kualitas
maupun -upaya yang
kuantitas seiring dapat
dengan dilakukan
berkembangnya menuju
ilmu dan perbaikan
teknologi yang yang
semakin canggih. diharapkan.
Hal ini membuat Selain itu,
instansi atau audit
pihak yang manajemen
berhubungan dapat
dengan membantu
kesehatan salah manajemen
satunya rumah dalam
sakit tumbuh melaksanakan
dengan pesat. kegiatan
Begitu juga operasional
halnya dengan rumah sakit,
RSUD Dr. khususnya
Soedirman yang pelayanan
sampai saat ini kesehatan
belum pernah Rawat Inap
dilakukan dengan lebih
penelitian terkait efektif dan
audit efisien. RSUD
manajemen Dr. Soedirman
sumber daya mempunyai
manusia. audit internal
Penelitian atau audit
tentang audit manajemen
manajemen yang disebut
sumber daya Sistem
manusia ini akan Pengawasan
berfokus pada Internal (SPI)
aktivitas-aktivitas dimana audit
yang dilakukan internal ini
oleh sumber bertugas
daya manusia, mengawasi
implementasi dan
kebijakan yang mengevaluasi
sudah ditetapkan seluruh
oleh manajemen kegiatan
dan tingkat pelayanan
kepatuhan yang ada di
terhadap rumah sakit.
kebijakan Aktivitas lain
manajemen, yang dilakukan
sehingga dapat oleh Sistem
dilihat seberapa Pengawasan
besar peran Internal (SPI)
audit memberikan
manajemen saran atau
terhadap sumber masukan
daya manusia. kepada
Tujuannya direktur yang
adalah untuk berhubungan
mengetahui dengan
kinerja dari perkembanga
karyawan, n pelayanan
khususnya RSUD Dr.
Instalasi Rawat Soedirman.
Inap di RSUD Dr. RSUD Dr.
Soedirman Soedirman
juga diperiksa
oleh auditor
eksternal,
yaitu Badan
Pemeriksa
Keuangan
(BPK) terkait
dengan
pelayanannya

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Audit adalah pemeriksaan pembukuan hingga pemeriksaan fisik untuk
memastikan suatu departemen dalam organisasi atau perusahaan sudah
mengikuti sisten pencatatan yang terdokumentasi yang dilakukan oleh karyawan
internal atau pihak eksternal perusahaan. Dalam keperawatan juga diperlukan
untuk melakukan audit, audit keperawatan adalah upaya evaluasi secara
profesional terhadap mutu pelayanan keperawatan yang diberikan kepada klien
karena jika terjadi kekurangan dalam keperawatan dapat mengancam jiwa dan
kehilangan nyawa klien.
Audit keperawatan merupakan serangkaian kegiatan yang terdiri
dari menentukan topik,menentukan kriteria dan standar,
mengumpulkan data, menganalisa data, menetapkan perubahan, dan
melaksanakan re audit. Rangkaian kegiatan ini disebut dengan siklus audit
keperawatan.siklus audit keperawatan harus dilaksanakan secara kontinyu
terhadap proses asuhan keperawatan komprehenship di rumah sakit. Siklus
audit ini diharapkan mampu memotret kualitas mutu profesi dan
pelayanan asuhan keperawatan, dengan demikian bias dilaksanakan perbaikan
Untuk melaksanakan audit keperawatan diperlukan wadah / struktur
yang diharapkan dapat mengorganisir kegiatan audit tersebut, wadah ini
bisa bidang keperawatan, komite keperawatan, gugus mutu, panitia
peningkatan mutu keperawatan, dll..
3.2 Saran
1. Bagi Perawat
a. Perawat perlu terus berupaya mengembangkan pengetahuan tentang
pemberian asuhan keperawatan, dalam pelaksanaan discharge planning.
b. Perawat diharapkan dapat meninjau ulang formulirdischarge planning,
sehingga dapat dilakukan perbaikan.
2. Bagi Rumah Sakit
a. Kepala Ruang Perawatan
- Kepala ruang sebaiknya membacakan kembali Panduan dan SPO
Pelaksanaan Discharge Planningsecara berkalauntuk
mengingatkankembali perawat tentang prosedur dan pelaksanaannya.
- Melakukan fungsi manajemen, pembinaan dan pengawasan kepada
setiap perawat terhadap pelaksanaan discharge planning sesuai dengan
Panduan dan SPO Discharge Planning.
b. Bagian Komite Keperawatan
1. Dalam melakukan audit pendokumentasian discharge planning,
sebaiknya dipisahkan menurut setiap disiplin ilmu yang menjadi
tanggungjawabnya. Hal ini untuk melihat disiplin ilmu mana yang belum
melaksanakan discharge planning dengan baik, sehingga tidak semua hasil
audit dibebankan kepada perawat.
2. Sebaiknya melakukan audit discharge planning bukan hanya
dalampendokumentasiannya saja, tetapi juga melakukan audit untuk
pelaksanaannya, apakah sudah sesuai dengan Panduan dan SPOdischarge
planning.
c. Bagian omite Medis
Sebaiknya melakukan audit discharge planning kepada Dokter Penanggung
Jawab Pasien (DPJP) rawat inap, sehingga dapat diketahui apakah dokter
sudah melaksanakan discharge planning yang menjadi tanggungjawabnya.
d. Bagian Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Sebaiknya dapat mengadakan pelatihan/seminar tentang discharge
planning agar perawat dapat terpapar dengan ilmu terbaru.
e. Bagi kelompok kerja Akreditasi Akses Ke Rumah Sakit dan Kontinuitas
Pelayanan (Pokja ARK) dan Semua Disiplin Ilmu Sebaiknyaduduk bersama
untuk merevisi formulir discharge planning sesuai dengan komponen
pelaksanaan discharge planning, sehingga tidak memberikan kesan bahwa
discharge planning hanya menjadi tanggungjawab dokter dan perawat.
3. Bagi Pendidikan
Hendaknya menjadikan discharge planning sebagai salah satu hal yang harus
disertakan dalam menyusun asuhan keperawatan, sehingga mahasiswa
keperawatan dapat mengetahui tentang pelaksanaan discharge planning sedini
mungkin.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat melakukan penelitian lebih lanjut terkait pengaruh pelaksanaan
discharge planning terhadap kualitas pelayanan keperawatan

5. Dengan makalah ini, diharapkan mahasiswa keperawatan dapat memahami


konsep tentang Audit Keperawatan dalam mata kuliah manajemen
keperawatan dan suatu saat dapat menerapkannya dengan baik dan benar.

Anda mungkin juga menyukai