Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Keperawatan Jiwa 1 dengan
dosen pengampu Heni Purnamasari,MNS
Oleh Kelompok 3 :
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan Rahmat
dan Karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan Tugas Keperawatan Jiwa 1 ini
sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami
berterimakasih kepada Dosen yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap Tugas Keperawatan Jiwa 1 ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Invaginasi, kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu kami harap adanya
kritik dan saran demi perbaikan di masa depan yang akan datang, meningat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
kompleks yaitu halusinasi yang akan terjadi oleh individu tersebut terhadap
lingkungannya, keluarga, orang lain , bahkan dirinya sendiri. Berdasarkan masalah-
masalah di atas, kami tertarik untuk membahas model konseptual keperawatan jiwa
secara lebih mendalam khususnya tentang model sosial.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Proses terapeutik Psikoanalisa memakai : Free association, analisa mimpi
dan transfer untuk membentuk kembali perilaku. Free association :
mencurahkan seluruh pikiran dan perasaan tanpa ada sensor. Terapist akan
mencari pola kata-kata dan area yang secara tidak sadar dihindari. Kemudian
dibandingkan dengan ilmu terapist tentang pengetahuan tentang jiwa dan
konflik. konflik yang dihindari klien dianggap hambatan dan harus
diselesaikan. Analisa mimpi : menjadi gambaran konflik intra psikis yang
menjadi hambatan klien dalam berperilaku. Simbol-simbol mimpi dianalisa
dan disimpulkan. Kedua proses ini dilengkapi dengan transfer yaitu terapist
menjadi sasaran perilaku atau perasaan klien.
2. Model interpersonal
Teori ini dikemukakan oleh Harri Stack Sullivan. Dia menganggap
perilaku itu merupakan bentukan karena adanya interaksi dengan orang lain
atau lingkungan sosial. Kecemasan disebabkan perilakunya tidak sesuai atau
tidak diterima orang lain sehingga akan ditolak oleh lingkungan. Perilaku
timbul karena adanya dorongan untuk kepuasan dan dorongan untuk
keamanan. Perilaku karena adanya dorongan untuk memuaskan diri
disebabkan karena adanya kelaparan, tidur, kenyamanan dan kesepian.
Keamanan berhubungan dengan penyesuaian diri terhadap nila-nilai
budayaseperti nilai-nilai masyarakat dan suku. Sulivan beranggapan bila
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan akan kepuasan dan keamanan
terganggu maka dia akan mengalami sakit mental.
3. Model sosial
Konsep ini dikemukan oleh Gerard Caplan, yang menyatakan bahwa
perilaku dipengaruhi lingkungan sosial dan budaya. Caplan percaya bahwa
situasi sosial dan menjadi faktor predisposisi klien mengalami gangguan
mental, seperti kejadian kemiskinan, masalah keluarga dan pendidikan yang
rendah. Karena kondisi ini akhirnya individu mengalami ketidakmampuan
mengkoping stes, ditambah lagi dukungan dari lingkungan sangat sedikit.
7
Individu mengembangkan koping yang patologis. Krisis juga bisa
menyebabkan klien mengalami perubahan perilaku. Koping yang selama ini
dipakai dan dukungan dari lingkungan tidak dapat dipakai lagi sehingga klien
mengalami penyimpangan perilaku.
4. Model eksistensi
Menurut teori model eksistensi ganguan prilaku atau ganguan jiwa
terjadi bila individu gagal menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya.
Individu tidak memiliki kebanggan akan dirinya. Membenci diri sendiri dan
mengalami ganguan dalam body image – nya.
5. Model komunikasi
Konsep ini dikemukan oleh Eric Berne. Dia mengatakan bahwa setiap
perilaku, baik verbal maupun non verbal adalah bentuk komunikasi. Ketidak
mampuan komunikasi mengakibatkan kecemasan dan frustasi.
6. Model behavioral
Konsep ini berdasarkan teori belajar, dan mengatakan bahawa semua
perilaku itu dipelajari. Perilaku seseorang karena dia belajar itu dari
lingkungannya. Fokus konsep ini terletak pada tindakan, bukan pada pikiran
atau perasaan individu. Perubahan perilaku membuat perubahan pada kognitif
dan afektif.
7. Model medical
Menurut konsep ini ganguan jiwa cendrung muncul akibat multi factor
yang kompleks meliputi aspek fisik, genetic, lingkungan dan factor sosial.
Sehingga focus penatalaksanaannya harus lengkap melalui pemeriksaan
diagnostic, terapi somatic, farmakologi, dan teknik interpersonal.
8. Model keperawatan
Konsep ini dikemukan oleh Dorethea, Orem, Joan Richi, Roy dan
Martha Rogers. Konsep ini berdasarkan teori sistem, teori perkembangan dan
teori interaksi yang bersifat holistik : bio-psiko-sosial spiritual. Perawat
8
mengarah pada perubahan perilaku, menyediakan waktu banyak, menciptakan
hubungan yang terapeutik dan sebagai pembela klien.
mencetuskan gangguan jiwa. Oleh karena itu situasi yang dapat menjadi
pencetus:
a. Kemiskinan, situasi keuangan tidak stabil, pendidikan tidak adekuat.
9
b. Kurang mampu mengatasi stress.
c. Kurang support system
10
5. Spiritual
Nilai – nilai agama yang terlalu kuat di dalam masyarakat dapat
menimbulkan deskriminasi terhadap agama minoritas. Potensi inilah yang
dapat berkembang di masyarakat terjadinya konflik dan berbagai masalah yang
tidak dapat terselesaikan.
11
2.4.2 Peran Terapis
Terapi yang dianjurkan adalah terapi sosial dan pasien tidak dianjurkan
untuk dirawat di rumah sakit. Terapis dianjurkan untuk ke mengunjungi pasien
di masyarakat. Dan aktivitas yang dilakukan adalah penyuluhan terhadap
kelompok masyarakat dan konseling.
Ketentuan hubungan pasien dan terapis (perawat) adalah terapi akan
dapat menolong pasien hanya apabila pasien meminta pertolongan. Pasien
datang ke terapis untuk menjelaskan masalahnya dan meminta untuk dibantu
menenyelesaikan masalahnya. Pasien juga mempunyai hak menolak intervensi
terapeutik yang diberikan. Terapi akan sukses jika pasien puasa dengan
perubahan yang terjadi dalam hidupnya. Terapis bersama-sama dengan pasien
meningkatkan perubahan. Perubahan tersebut menyangkut membuat
rekomendasi tentang arti yang mungkin dari apa elemen penyesuain diri yang
efektif, tidak termasuk beberapa elemen yang termasuk dalam paksaan terhadap
tindakan di rumah sakit jika pasien tidak setuju dengan rekomendasi yang
dianjurkan oleh terapis. Ketentuan dari terapi juga termasuk didalamnya
perlindungan pasien dari tuntutan sosial terhadap prilaku kekerasan di
lingkungan sosial (Caplan dalam Stuart & Laraia, 2005).
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesehatan jiwa merupakan aspek penting dalam indikator kesejahteraan
manusia. Dalam model konseptualsosial diharapakan perawat melakukan
pelayanan kesehatan jiwa secara holistic. Model sosial merupakan salah satu
contoh model konseptual khususnya dikeperawatan jiwa yang dapat diterapkan
kepada pasien. Fokus model ini adalah focus penanganan khususnya melalui
lingkungan sosial yang dapat berpengaruh terhadap individu dan pengalaman
hidupnya.
3.2 Saran
Didalam pelayanan kesehatan khususnya pelayanan kesehatan kepada
pasien dengan gangguan jiwa diharapakan perawat dapat memberikan pelayanan
secara holistic serta menerapkan semua model konsptual kesehatan jiwa.
Sehingga pasien dengan masalah gangguan kesehatan jiwa dapat bisa
mengurangi rasa cemas, ketaukan bahkan trauma
13
DAFTAR PUSTAKA
14
KONSEPTUAL MODEL KEPERAWATAN JIWA
Kelompok 4 :
15
Definisi Interpersonal Caring
Menurut model konsep ini adalah kelainan jiwa seseorang yang bisa
muncul akibat adanya suatu ancaman yang dimana ancaman tersebut
menimbulkan kecemasan (anxiety), yang timbul akibat adanya masalah saat
berhubungan dengan orang lain (interpersonal). Atau dapat diartikan
ketakutan seseorang didasari adanya ketakutan ditolak atau tidak diterima
oleh orang sekitarnya.
16
Melibatkan proses demokratis dimana perawat membantu pasien
menghadapi masalahnya dengan cara bekerjasama dan partisipasi aktif.
5. Peranan sebagai pengganti (Surrogate Role)
17
Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat sehingga pasien
tidak merasa bergantungan dengan perawat.
18
DAFTAR PUSTAKA