GANGGUAN
JIWA
Disusun Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang " PENERAPAN CARING
PADA PASIEN GANGGUAN JIWA” Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Sri Atun W.,Ns.Sp.Kep.J yang telah turut memberikan kontribusi dalam
penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima sarandan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
karya ilmiah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.
Kelompok 5
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya keperawatan dalam pencegahan primer, sekunder dan tertier terhadap klien
dengan masalah psikososial dan spiritual serta gangguan kesehatan jiwa pada semua tingkat
perkembangan manusia dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, termasuk
hubungan terapeutik secara individu dan dalam koteks keluarga. Pengalaman belajar ini
akan berguna dalam memberikan pelayanan/asuhan keperawatan jiwa dan integrasi
keperawatan jiwa pada area keperawatan lainnya. Praktik klinik keperawatan jiwa
merupakan kegiatan belajar studi kasus yang akan memungkinkan peserta didik
memperoleh kesempatan untuk melaksanakan praktik pada situasi sebenarnya.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Pembelajaran
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Caring
Caring adalah sikap atau perilaku sepenuh hati yang diberikan perawat kepada klien
dengan rasa peduli, perhatian dan memperhatikan emosi pasien untuk menciptakan
hubungan terapeutik.
B. Tujuan Caring
3
C. Sifat dan Karakteristik Caring
1. Sifat Caring
Faktor karatif yang dikemukakan oleh Watson merupakan 10 sifat dari karakter perawat
yang menjelaskan bagaimana caring dimanifestasikan sebagai esensi dan inti
keperawatan. Kesepuluh faktor karatif tersebut ialah sebagai berikut :
2. Karakteristik
Menurut Meidiana (2007), karakteristik caring adalah sebagai berikut:
a. Be ourself : Sebagai manusia harus jujur, dapat dipercaya, tergantung pada orang
lain.
b. Clarity : Keinginan untuk terbuka dengan orang lain
c. Respect : Selalu menghargai orang lain
d. Separateness : dalam caring perawat tidak terbawa dalam depresi atau ketakutan
dengan oranglain
e. Freedom : Memberi kebebasan kepada orang lain untuk mengekspresikan
perasaannya.
f. Empathy : Mengalami emosi yang serupa dengan emosi orang lain,
mengetahui apa yangorang lain rasakan dan pikirkan
g. Communicative : Komunikasi verbal dan non verbal harus menunjukan
kesesuaian dan evaluasi dilakukan secara bersama-sama
4
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku caring
Gibson, James, & John (2000) mengemukakan 3 faktor yang berpengaruh terhadap
kinerja individu meliputi faktor individu, psikologis, dan organisasi.
1. Faktor Individu
Variabel individu dikelompokkan pada sub variabel kemampuan dan keterampilan, latar
belakang, dan demografis. Sub variabel kemampuan dan keterampilan merupakan faktor
utama yang mempengaruhi perilaku individu. Sub variabel demografis mempunyai efek
tidak langsung padaperilaku dan kinerja individu.
2. Faktor Psikologis
Variabel psikologis merupakan hal yang kompleks dan sulit diukur. Variabel ini terdiri
atas sub variabel sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi. Faktor ini banyak
dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman, dan karakteristik demografis
(Gibson, James, & John,2000).
3. Faktor Organisasi
Organisasi adalah suatu sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungannnya.
Variabel organisasi yang mempengaruhi kinerja karyawan meliputi; sumber daya,
kepemimpinan, imbalan, struktur, dan desain pekerjaan (Gibson, James, & John, 2000).
1. Pengkajian
Pada tahapan ini tugas perawat adalah mengumpulkan data yang menyeluruh, akurat,
dan sistematis secara berkesinambungan. Untuk melakukan pengkajian, perawat
diharapkan dapat membina hubungan saling percaya dengan pasien.
Menurut Hamid (2009), penggunaan diri secara terapeutik sangat penting dalam
menciptakan lingkungan ketika melakukan pengkajian. Ketepatan pengumpulan data
bergantung pada kemampuan perawat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung
wawancara. Berikut ini pedoman wawancara yang baik dalam mengumpulkan data
mengenai pasien gangguan jiwa meliputi:
5
a. menggunakan pendekatan yang jujur dan berdasarkan fakta yang menyadari
bahwa pasien sedangmempunyai masalah.
b. mempertahankan kontak mata dan duduk dekat pasien.
c. memberi waktu yang memadai untuk membahas masalah pasien dan jangan
terburu-buru.
d. menggunakan pertanyaan terbuka, umum dan luas untuk mendapatkan informasi
tentang pasien.
Beberapa hal yang perlu dikaji oleh perawat antara lain: identitas demografi
pasien, alasan masuk, faktor predisposisi, konsep diri, hubungan sosial, spiritual,
status mental, kebutuhan persiapan pulang, mekanisme koping, aspek medik
(Keliat, 2008; Soeroyo, 2009).
2. Diagnosa Keperawatan
3. Perencanaan Perawat
Membuat rencana asuhan keperawatan dengan tujuan yang spesifik untuk mengatasi
diagnosa keperawatan. Pada tahap perencanaan ini perawat bertugas untuk,
menetapkan prioritas masalah atau diagnosis, menetapkan tujuan yang realistis dan
dapat diukur, menentukan tindakan sesuai standar yang ada yang terdiri dari terapi
modalitas keperawatan dan tindakan kolaborasi, menentukan prioritas tindakan, dan
memodifikasi rencana sesuai dengan respon pasien (Soeroyo, 2009).
4. Implementasi
6
Kegiatan yang dilakukan oleh perawat pada tahap ini ialah: perawat memastikan
kebutuhan pasien terpenuhi melalui tindakan keperawatan mandiri atau kolaborasi,
perawat berperan sebagai advokat pasien jika diperlukan untuk memfasilitasi
pencapaian kesehatan, meninjau dan memodifikasi tindakan berdasarkan perkembangan
pasien, mendokumentasikan setiap tindakan keperawatan yang bersifat nursing order
(perintah keperawatan), dan tidak mendokumentasikan standart approach,Evaluasi
Perawat mengevaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan untuk meninjau
kembali data, diagnosis dan rencana keperawatan.
Tindakan yang dilakukan oleh perawat pada tahap ini ialah: mengidentifikasi
respon pasien setelah dilakukan tindakan keperawatan, baik subjektif maupun objektif,
membuat analisis dengan membandingkan respon pasien setelah tindakan dengan
kriteria evaluasi pada tujuan, membuat rencana tindak lanjut atau rencana tindakan
berikutnya sesuai analisis terhadap pencapaian tujuan, dan mendokumentasikan evaluasi
pada catatan keperawatan (Soeroyo, 2009). 2.2.2.6 Dokumentasi Dokumentasi adalah
segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang
bukti bagi individu yang berwenang (Soeroyo, 2009).
5. Evaluasi
6. Dokumentasi
Dokumentasi adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang dapat diandalkan
sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang (Soeroyo, 2009
7
G. Peran Perawat Jiwa
Perilaku caring sangat penting karena akan memberikan kepuasan pada klien sehingga
diharapkan setiap perawat memahami konsep caring dan mengaplikasikan dalam asuhan
keperawatan. Selain itu perilaku caring dapat mempengaruhi kualitas layanan kesehatan dan
kepuasan klien di rumah sakit, dimana kualitas pelayanan menjadi penentu citra institusi
pelayanan yang dapat meningkatkan kepuasan pasien dan mutu pelayanan (Saputri, 2010).
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran perilaku Caring perawat dalam
melakukan asuhan keperawatan di rumah sakit jiwa daerah surakarta. Dari hasil penelitian
ini didapatkan bahwa perilaku caring perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
dilakukan dengan baik. Dimana pada komponen mempertahankan keyakinan dapat
mengaktualisasikan diri untuk menolong pasien dengan tulus, dapat memberikan ketenangan
kepada pasien dan memiliki sikap yang positif.Pada komponen pengetahuan, perawat dapat
memberikan pemahaman klinis tentang kondisi pasien dan dalam menentukan diagnosa
perawat menentukannya berdasarkan pengkajian untuk proses tindakan keperawatan. Pada
komponen kebersamaan, perawat dapat menunjukkan sikap pedulinya dengan tulus dalam
memberikan kenyamanan kepada pasien, selain itu juga perawat dapat membina hubungan
saling percaya dengan pasien. Pada komponen tindakan, perawat lebih memperhatikan
proses komunikasi selama melakukan tindakan terapeutik terhadap pasien dengan tujuan
agar pasien tetap merasa nyaman selama menjalani proses pengobatan. Pada tahap
memungkinkan, perawat selalu melakukan kontrak dan kesepakatan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan asuhan keperawatan terhadap pasien.
8
Contoh perilaku Caring yang dapat diaplikasikan perawat:
1. Sikap peduli.
2. Bertanggung jawab.
3. Ramah.
4. Sikap tenang dan sabar.
5. Selalu siap sedia.
6. Memberi motivasi
7. Sikap empati.
Asuhan keperawatan isolasi sosial disadari perawat dapat memberikan manfaat baik untuk
pelayanan keperawatan maupun pasien dan keluarga, sehingga direkomendasikan kepada
pihak rumah sakit untuk meningkatkan keterlibatannya dalam mempertahankan
sustainability implementasi asuhan keperawatan isolasi sosial
9
DAFTAR PUSTAKA
Watson, J. 2007. Theory of Human Caring, Danish Clinical Nursing Journal. Available
from www.uchsc.edu/nursing/caring. Diakses pada tanggal 5 Januari 2019.
REFERENSI
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/4967/1/Wahyudi_opt.pdf
http://repository.uki.ac.id/5942/1/ModulBahanAjarCaring.pdfhttps://id.scribd.com/docu
ment/338211763/T
ujuan-Cari
10
11