Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH APLIKASI MODEL TEORI CARING MENURUT SARTIKA

DAN NANDA

Dosen Pembimbing :
Ns.Ria Ika Imelda, M.Kep

Di susun oleh kelompok 6 :

Miftahul Jannah
Rafika Dewi
Rusbi Sari Fitria
Waode Nur Salsabila (18063)
Yuni Wulan Sari

AKADEMI KEPERAWATAN HARUM JAKARTA


Jalan Cumi 36 Tanjung Priok
Jakarta Utara
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Yang mana telah memberikan kami
semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Caring
Management berjudul “Aplikasi model teori caring menurut Sartika dan Nanda”.
Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan
bantuan secara materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu dan
memberikan dorongan semangat agar makalah ini dapat di selesaikan.

Kelompok kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang telah
membimbing kami agar kami dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun
makalah ini. Dosen tersebut antara lain:

1. Ns. Ria Ika Imelda,M.Kep. selaku Dosen Pembimbing Caring Management yang telah
memberikan tugas mengenai masalah ini sehingga pengetahuan kami dalam penulisan makalah
ini semakin bertambah.

2. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa serta dukungannya.


Tak ada gading yang tak retak kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.

Jakarta, 20 Oktober 2020

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...........................................................................................i


Daftar Isi ....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN

a. Latar belakang .......................................................................


b. Rumusan masalah ..................................................................
c. Tujuan ....................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI

a. Konsep Caring ...................…………………………………1


b. Persepsi Klien Tentang Caring ........................................…..3
c. Teori Caring Menurut Watson .........................................…..4
d. Perilaku Caring Dalam Praktik
Keperawatan…………………………………………………8
e. Perbedaan Caring Dan Curing ........…………………………10

BAB IIIPENUTUP

a. Kesimpulan………………………………………………......13
b. Saran……………………………………………………...….13
Daftar Pustaka……………………………………………….......................15

ii
ABSTRAK

Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang
lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati pada orang lain dan
perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak keperawatan. (Potter, P. A. & Perry
A. G. (2005). Fundamentals of Nursing : Concepts, Process, and Practice. 6th Ed. St. Luois, MI :
Elsevier Mosby.). Caring juga mempelajari berbagai macam philosofi dan etis perspektif.
Perspektif klien mengenai caring juga perlu dipertimbangan untuk meningkatkan kemampuan
perawat dalam memberikan caring, selain itu untuk dijadikan penilaian kepuasaan terhadap
pelayanan kesehatan. Adapun nilai-nilai dalam konsep caring (Watson) diantaranya konsep
tentang manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan. Konsep tentang manusia meliputi
keinginan untuk dirawat, dihormati, mendapatkan asuhan, dipahami dan dibantu. Kesehatan
merupakan menekankan pada fungsi pemeliharaan dan adaptasi untuk meningkatkan fungsi
dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Lingkungan. Lingkungan mencakup pengaruh budaya
sebagai strategi untuk melakukan mekanisme koping terhadap lingkungan tertentu. Keperawatan
berfokus pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan caring ditujukan untuk klien baik
dalam keadaan sakit maupun sehat. Dalam hal melakukan caring, ada tiga aspek pendorong yang
membuat perawat melakukannya ialah aspek kontrak (keterikatan dengan pekerjaan), etika dan
spritualitas (keagamaan). Manfaat caring itu sendiri amat beragam, yang pada dasarnya betujuan
untuk meningkatkan status kesehatan klien.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini, segala hal dituntut untuk semakin maju dan
memenuhi kebutuhan masyarakat. Termasuk salah satunya merambah pada bidang kesehatan
terutama keperawatan. Kualitas pelayanan keperawatan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan
kesehatan, bahkan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan (rumah
sakit) di mata masyarakat. Hal ini terjadi karena keperawatan merupakan kelompok profesi
dengan jumlah terbanyak, paling depan dan terdekat dengan penderitaan orang lain, kesakitan,
kesengsaraan yang dialami masyarakat. Salah satu indikator mutu layanan keperawatan adalah
kepuasan pasien. Perilaku Caring perawat menjadi jaminan apakah layanan perawatan bermutu
apa tidak.
Perawat memerlukan kemampuan khusus saat melayani orang atau pasien yang sedang
menderita sakit. Kemampuan khusus tersebut mencakup keterampilan intelektual, teknikal, dan
interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring (Johnson, 1989). Dengan mengetahui
bagaimana caring yang sebenarnya, diharapkan perawat mampu melakukan pelayanan secara
totalitas terhadap kliennya.

B.  Perumusan Masalah


1.    Apakah pengertian caring
2.    Bagaimana Aplikasi caring dalam kehidupan sehari-hari dan praktek keperawatan.
3.    Apa perbedaan caring dan curing

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
1.      Menjelaskan pengertian caring secara umum dan teori caring menurut Watson.
2.      Memahami persepsi klien tentang caring.
3.      Menjelaskan perilaku caring dalam praktik keperawatan.
4.      Memahami perbedaan caring dan curing.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Caring
1. Pengertian Caring Secara Umum
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi
orang lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati pada orang
lain dan perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak keperawatan. (Potter, P. A.
& Perry A. G. (2005). Fundamentals of Nursing : Concepts, Process, and Practice. 6th Ed. St.
Luois, MI : Elsevier Mosby.) Selain itu, caring mempengaruhi cara berpikir seseorang, perasaan
dan perbuatan seseorang. Caring juga mempelajari berbagai macam philosofi dan etis perspektif.
Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara
pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya
kepada klien. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting terutama dalam
praktik keperawatan. Saat ini, caring adalah isu besar dalam profesionalisme keperawatan.
Banyak ahli keperawatan yang mengungkapkan mengenai teori caring, antara lain sebagai
berikut:(Sartika,Nanda.(2011) Konsep Caring. Diambil dari http://www.pedoman.news.com).
1. Watson (1979), yang terkenal dengan Theory of Human Caring, mempertegas bahwa
caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima
asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian
mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.
2. Marriner dan Tomey (1994), menyatakan bahwa caring merupakan pengetahuan
kemanusiaan, inti dari praktik keperawatan yang bersifat etik dan filosofikal.Caring bukan
semata-mata perilaku. Caring adalah cara yang memiliki makna dan memotivasi tindakan.
Caring juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan
memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien (Carruth et all,
1999).

1
3. Griffin (1983), membagi konsep caring kedalam dua domain utama. Salah satu
konsep caring ini berkenaan dengan sikap dan emosi perawat, sementara konsep caring yang lain
terfokus pada aktivitas yang dilakukan perawat saat melaksanakan fungsi keperawatannya.
Griffin menggambarkan caring dalam keperawatan sebagai sebuah proses interpersonal esensial
yang mengharuskan perawat melakukan aktivitas peran yang spesifik dalam sebuah cara dengan
menyampaikan ekspresi emosi-emosi tertentu kepada resepien. Aktivitas tersebut menurut
Griffin meliputi membantu, menolong, dan melayani orang yang mempunyai kebutuhan khusus.
Proses ini dipengaruhi oleh hubungan antara perawat dengan pasien.
4. Lydia Hall (1969) , mengemukakan perpaduan tiga aspek dalam teorinya. Sebagai
seorang perawat, kemampuan care, core, dan cure harus dipadukan secara seimbang sehingga
menghasilkan asuhan keperawatan yang optimal untuk klien. Care merupakan komponen
penting yang berasal dari naluri seorang ibu. Core merupakan dasar dari ilmu sosial yang terdiri
dari kemampuan terapeutik, dan kemampuan bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain.
Sedangkan cure merupakan dasar dari ilmu patologi dan terapeutik. Dalam memberikan asuhan
keperawatan secara total kepada klien, maka ketiga unsur ini harus dipadukan (Julia, 1995).
5. Florence Nightingale (1860), caring adalah tindakan yang menunjukkan pemanfaatan
lingkungan pasien dalam membantu penyembuhan, memberikan lingkungan bersih, verifikasi
yang baik dan tenang kepada klien.
6. Leinginger (1981), caring merupakan aktifitas, proses dan pengambilan keputusan
yang bersifat memelihara baik secara langsung maupun tidak langsung untuk meningkatkan
status kesehatan.
7. Barnum (1994), caring memiliki mana yang bersifat aktivitas, sikap (emosional) dan
kehati-hatian. Secara garis besar, dapat dikatakan caring adalah sentral praktik keperawatan
berupa tindakan yang memperhatikan kesehatan klien dengan menunjukkan perhatian, empati
maupun rasa menyayangi yang berupaya untuk meningkatkan kesehatan klien.

2
2. Persepsi Klien Tentang Caring
Penilaian terhadap seorang perawat dapat terlihat dari perilaku Caring yang dimiliki
perawat. Teori Caring Swanson menyajikan permulaan yang baik untuk memahami kebiasaan
dan proses karakteristik pelayanan. Teori Caring Swanson (1991) menjelaskan tentang proses
Caring yang terdiri dari bagaimana perawat mengerti kejadian yang berarti di dalam hidup
seseorang, hadir secara emosional, melakukan suatu hal kepada orang lain sama seperti
melakukan terhadap diri sendiri, memberi informasi dan memudahkan jalan seseorang dalam
menjalani transisi kehidupan serta menaruh kepercayaan seseorang dalam menjalani hidup.
(Potter & Perry, 2005 : 110).
Mengenali kebiasaan perawat yang dirasakan klien sebagai Caring menegaskan apa yang
klien harapkan dari pemberi pelayanan. Kemudian, klien menilai efektivitas perawat dalam
menjalankan tugasnya. Klien juga menilai pengaruh dari pelayanan keperawatan. Sikap
pelayanan yang dinilai klien terdiri dari bagaimana perawat menjadikan pertemuan yang
bermakna bagi klien, menjaga kebersamaan, dan bagaimana memberikan perhatian penuh.
Perbedaan persepsi klien dapat terlihat dari contoh berikut. Contoh pertama, perawat
masuk ke kamar klien dengan memberi salam dan senyuman, lalu melakukan kontak mata,
kemudian duduk, menyentuh klien dan bertanya tentang apa yang ada dipikiran klien lalu
mendengarkannya, kemudian memeriksa cairan intravena, mengkaji, dan memeriksa rangkuman
tanda vital klien sebelum meninggalkan ruangan. Contoh kedua, perawat masuk ke kamar klien
kemudian memeriksa cairan intravena, memeriksa rangkuman tanda vital, melakukan salam
tanpa duduk dan menyentuh klien, perawat bertanya tentang keadaan klien kemudian pergi.
Pada contoh pertama terlihat kepedulian dan keramahan perawat sehingga klien merasa
nyaman. Contoh kedua mengekspresikan ketidakpedulian terhadap masalah klien sehingga klien
merasa kurang nyaman. Persepsi klien dapat berbeda-beda karena semua klien memiliki ciri
khas. Persepsi klien menjadi hal yang penting bagi perawat dalam meningkatkan kemampuan
Penelitian terhadap persepi klien penting karena pelayanan merupakan fokus terbesar dari tingkat
kepuasan klien. Tingkat kepuasan klien dapat dinilai dari bagaimana klien menggunakan sistem
pelayanan kesehatan. Apa keuntungan yang klien dapat juga sebagai indikator tingkat kepuasan
klien.

3
Jika perawat memili sikap sensitif, simpatik, melindungi klien, memberi kenyamanan,
menunjukkan kemampuan, maka klien merasa lebih dekat serta mudah berbagi perasaan yang
dimilikinya. Klien merasa semakin puas saat perawat melakukan tindakan Caring. Pelayanan
keperawatan yang baik terdiri dari perhatian yang penuh, hubungan kerja yang baik, serta
perilaku Caring. Kepuasan klien tidak hanya terlihat dari kepuasan pelayanan kesehatan tetapi
juga kepuasan terhadap tindakan keperawatan yang dilakukan.
Kepuasan klien juga merupakan faktor penting dalam memutuskan kembali untuk
berobat atau menjalani tindakan keperawatan. Tindakan Caring membangun kepercayaan klien
terhadap kemampuan perawat dalam memberikan pelayanan. Kepercayaan pada tindakan
keperawatan juga memunculkan kepercayaan terhadap institusi kesehatan.
Hal yang penting adalah mengetahui bagaimana klien menerima Caring dan pendekatan
apa yang paling baik dalam menyelenggarakan pelayanan. Sikap Caring merupakan permulaan
yang baik. Hal ini juga penting untuk menjelaskan persepsi dan harapan khusus klien.
Membangun suatu hubungan yang baik terhadap klien dapat membantu perawat mengetahui apa
yang penting bagi klien. Sikap ini juga membantu perawat mengatasi perbedaan antara persepsi
perawat dan klien tentang Caring. Perawat harus mengetahui siapa klien dan mengenali klien
agar suatu hubungan yang baik terwujud dan perawat mampu memilih pendekatan yang sesuai
dengan kebutuhan klien.

3. Teori Caring Menurut Watson


Caring merupakan sentral praktik keperawatan, tetapi hal ini lebih penting dalam
kekacauan lingkungan pelayanan kesehatan saat ini. Kebutuhan, tekanan, batas waktu dalam
waktu pelayanan kesehatan saat ini. Kebutuhan, tekanan, batas waktu dalam lingkungan
pelayanan kesehatan berada dalam ruang kecil praktik caring yang membuat perawat dan profesi
kesehatan klien (Watson, 2006 a). (Potter dan Perry edisi 7 : P.140). Watson menjelaskan bahwa
konsep dia didefinisikan untuk membawa arti baru untuk paradigma keperawatan adalah “berasal
dari pengalaman empiris klinis dilantik dikombinasikan dengan latar belakang filsafat saya,
intelektual dan experiental :

4
dengan demikian pekerjaan awal saya muncul dari nila sendiri-sendiri, keyakinan, dan
persepsi tentang kepribadian, kehidupan, kesehatan, dan persepsi tentang kepribadian,
kehidupan, kesehatan, dan penyembuhan. ( Watson, 1997, P.49). (Tomey, AM, Alligood,
MR.2006).
Dalam pandangan keperawatan Jean Watson, manusia diyakini sebagai person as a
whole, as a fully functional integrated self. Jean Watson mendefinisikan sehat sebagai kondisi
yang utuh dan selaras antara badan, pikiran, dan jiwa, ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian
antara diri yang dipersepsikan dan diri yang diwujudkan. Dari beberapa konsep sehat sakit di
atas dapat dikemukakan beberapa hal prinsip, antara lain:
1. Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya multidimensional,
yang dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi.
2. Kondisi sehat dapat dicapai, karena adanya kemampuan seseorang untuk beradaptasi terhadap
lingkungan baik internal maupun eksternal.
3. Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang terhenti pada titik tertentu, tetapi
berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada lingkungan yang dinamis.

Fokus keperawatan ditujukan pada promosi kesehatan dan penyembuhan penyakit dan
dibangun dari sepuluh faktor carativ, yang meliputi :
a. Pembentukan sistem humanistic dan altruistic
Nilai-niai humanistic dan altruistic dipelajari sejak awal kehidupan tetapi dapat dipengaruhi
dengan sangat oleh para pendidik perawat. Faktor ini dapat didefinisikan sebagai kepuasan
melalui pemberian dan perpanjangan dari kesadaran diri.

b. Penanaman (melalui pendidikan) Faith-Hope


Merupakan hal yang sangat penting dalam caratif dan curatif. Perawat perlu selalu memiliki
positif thingking sehingga dapat menularkan kepada klien yang akan membantu meningkatkan
kesembuhan dan kesejahteraan klien.
5

c. Pengembangan sensisitifitas atau kepekaan diri kepada orang lain


Karena pikiran dan emosi seseorang adalah jendela jiwa.

d. Pengembangan hubungan yang bersifat membantu dan saling percaya


Sebuah hubungan saling percaya digambarkan sebagai hubungan yang memfasilitasi untuk
penerimaan perasaan positif dan negatif yang termasuk dalam hal ini, kejujuran, empati,
kehangatan dan komunikasi efektif

e. Meningkatkan dan saling menerima pengungkapan ekspresi perasaan baik ekpresi perasaan
positif maupun negatif

f.Menggunakan metode ilmiah dan menyelesaikan masalah dan pengambilan keputusan


g. Meningkatkan dan memfasilitasi proses belajar mengajar yang bersifat interpersonal
h. Menciptakan lingkungan yang mendukung, melindungi dan meningkatkan atau memperbaiki
keadaan mental, sosial, kultural dan lingkungan spiritual
i. Membantu pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan antusias (kebutuhan-kebutuhan
survival, fungsional, integratif dan grup)
j. Mengembangkan kekuatan faktor excistensial phenomenologic

Dalam praktek keperawatan “caring” ditujukan untuk perawatan kesehatan yang holistik
dalam meningkatkan kontrol, pengetahuan dan promosi kesehatan..

Asumsi dasar teori watson terletak pada 7 asumsi dasar yang menjadi kerangka kerja dalam
pengembangan teori; yaitu:
Caring dapat dilakukan dipraktekkan secara interpersonal.
Caring meliputi faktor-faktor caratif yang dihasilkan dari kepuasan terhadap pemenuhan
kebutuhan dasar manusia.
6
Caring yang efektif akan menigkatkan status kesehatan dan perkembangan individu dan
keluarga.
Respon caring adalah menerima seseorang tidak hanya sebagai seseorang berdasarkan saat ini tetapi
seperti apa dia mungkin akan menjadi dimasa depannya.
Caring environment, menyediakan perkembangan potensi dan memberikan keluasan memilih
kegiatan yang terbaik bagi diri seseorang dalam waktu yang telah ditentukan.
Caring bersifat healthogenic” daripada sekedar curing. Praktek caring mengitegrasikan pengetahuan
biopisikal dan perilaku manusia untuk meningkatkan kesehatan. Dan untuk membantu pasien
yang sakit, dimana caring melengkapi curing.
Caring merupakan inti dari keperawatan.
(Tomey, AM, Alligood, MR.2006).

Nilai-nilai yang mendasari konsep caring menurut Jean Watson meliputi:


1. Konsep tentang manusia
Manusia merupakan suatu fungsi yang utuh dari diri yang terintegrasi (ingin dirawat, dihormati,
mendapatkan asuhan, dipahami dan dibantu) Manusia pada dasarnya ingin merasa dimiliki oleh
lingkungan sekitarnya merasa dimiliki dan merasa menjadi bagian dari kelompok atau
masyarakat, dan merasa dicintai dan merasa mencintai.
2. Konsep tentang kesehatan
Kesehatan merupakan keutuhan dan keharmonisan pikiran fungsi fisik dan fungsi sosial.
Menekankan pada fungsi pemeliharaan dan adaptasi untuk meningkatkan fungsi dalam
pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Kesehatan merupakan keadaan terbebas dari keadaan
penyakit, dan Jean Watson menekankan pada usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai hal
tersebut.

3. Konsep tentang lingkungan


Berdasarkan teori Jean Watson, caring dan nursing merupakan konstanta dalam setiap keadaan di
masyarakat. Perilaku caring tidak diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya, akan tetapi
hal tersebut diwariskan dengan pengaruh budaya sebagai strategi untuk melakukan mekanisme
koping terhadap lingkungan tertentu.
7
4. Konsep tentang keperawatan
Keperawatan berfokus pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan caring ditujukan untuk
klien baik dalam keadaan sakit maupun sehat.

4. Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan


Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi
orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta
atau menyayangi. Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan
suatu cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan
kepeduliannya kepada klien. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting
terutama dalam praktik keperawatan (Nanda Sartika, 2010).
Tindakan caring bertujuan untuk memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi
sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien. Kemudian caring juga menekankan
harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu
menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien sehingga bisa
memberikan pelayanan kesehatan yang tepat.
Mengapa perawat harus care? Pertanyaan ini dapat dijawab dalam beberapa cara, tetapi terdapat
tiga aspek penting yang mendasari keharusan perawat untuk care terhadap orang lain. Aspek ini
adalah aspek kontrak, dan aspek spiritual dalam caring terhadap orang lain yang sakit (Fry,
1988).

1.      Aspek kontrak


Telah diketahui bahwa, sebagai profesional, kita berada di bawah kewajiban kontrak untuk care.
Radsma (1994) mengatakan, “perawat memiliki tugas profesional untuk memberikan care”.
Untuk itu, kita sebagai perawat yang profesional diharuskan untuk bersikap care sebagai kontrak
kerja kita.
8
2. Aspek etika
Pertanyaan etika adalah pertanyaan tentang apa yang benar atau salah, bagaimana membuat
keputusan yang tepat, bagaimana bertindak dalam situasi tertentu. Jenis pertanyaan ini akan
memengaruhi cara perawat memberikan asuhan. Seorang perawat harus care karena hal itu
merupakan suatu tindakan yang benar dan sesuatu yang penting. Dengan care perawat dapat
memberikan kebahagiaan bagi orang lain.
3. Aspek spiritual
Di semua agama besar di dunia, ide untuk saling caring satu sama lain adalah ide utama. Oleh
karena itu, berarti bahwa perawat yang religious adalah orang yang care, bukan karena dia
seorang perawat tetapi lebih karena dia adalah anggota suatu agama atau kepercayaan, perawat
harus care terhadap klien.

Caring dalam praktik keperawatan dapat dilakukan dengan mengembangkan hubungan


saling percaya antara perawat dan klien. Pengembangan hubungan saling percaya menerapkan
bentuk komunikasi untuk menjalin hubungan dalam keperawatan. Perawat bertindak dengan cara
yang terbuka dan jujur. Empati berarti perawat memahami apa yang dirasakan klien. Ramah
berarti penerimaan positif terhadap orang lain yang sering diekspresikan melalui bahasa tubuh,
ucapan tekanan suara, sikap terbuka, ekspresi wajah, dan lain-lain (Nurachmah,2001;
Dwidiyanti,1998; Barnhart, etal, 1994, dalam Mariner-Tomey, 1994; Kozier & Erb, 1985).
Perawat perlu mengenali kebutuhan komprehensif yaitu kebutuhan biofisik, psikososial,
psikofisikal dan interpersonal klien. Pemenuhan kebutuhan yang paling mendasar perlu dicapai
sebelum beralih ke tingkat yang selanjutnya. Perawat juga harus memberikan informasi kepada
klien. Perawat bertanggungjawab akan kesejahteraan dan kesehatan klien.
Caring mempuyai manfaat yang begitu besar dalam keperawatan dan seharusnya
tercermin dalam setiap interaksi perawat dengan klien, bukan dianggap sebagai sesuatu yang
sulit diwujudkan dengan alasan beban kerja yang tinggi, atau pengaturan manajemen asuhan
keperawatan ruangan yang kurang baik. Pelaksanaan caring akan meningkatkan mutu asuhan
keperawatan, memperbaiki image perawat di masyarakat dan membuat profesi keperawatan
memiliki tempat khusus di mata para pengguna jasa pelayanan kesehatan.
9
5. Perbedaan Caring dan Curing
Perawat memerlukan kemampuan khusus saat melayani orang atau pasien yang sedang
menderita sakit. Kemampuan khusus tersebut mencakup ketrampilan intelektual, teknikal, dan
interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring (Johnson, 1989). Caring merupakan
fenomena universal yang berhubungan dengan bagaimana seseorang berpikir, berperasaan, dan
bersikap terhadap orang lain. Dalam teori caring, human care merupakan hal yang mendasar.
Human care terdiri dari upaya untuk melindungi, meningkatkan, dan menjaga atau
mengabdikan rasa kemanusiaan dengan membantu orang lain, mencari arti dalam sakit,
penderitaan, dan keberadaannya serta membantu orang lain untuk meningkatkan pengetahuan
dan pengendalian diri (Pasquali dan Arnold, 1989 dan Watson, 1979). Di samping itu, Watson
dalam Theory of Human Care mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi
yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi
pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.
Dari sini kita tahu, caring bukan semata-mata perilaku. Sikap caring dalam memberikan
asuhan keperawatan, perawat menggunakan keahlian, kata-kata yang lemah lembut, sentuhan,
memberikan harapan, selalu berada di samping klien, dan bersikap sebagai media pemberi
asuhan (Carruth, Steele, Moffet, Rehmeyer, Cooper & Burroughs, 1999).
Caring dalam asuhan keperawatan merupakan bagian dari bentuk kinerja perawat dalam
merawat pasien. Perilaku caring perawat menjadi jaminan apakah perawat bermutu atau tidak.
Caring sebagai inti profesi keperawatan dan focus sentral dalam praktik keperawatan, bersifat
universal dan terdiri dari perilaku-perilaku khusus yang ditentukan oleh dan terjadi dalam
konteks budaya. Di dalamnya memiliki makna yang bersifat aktifitas, sikap (emosional) dan
kehati-hatian (Barnum, 1994).
Beberapa tokoh keperawatan seperti Watson (1979), Leininger (1984), Benner (1989)
menempatkan caring sebagai dasar dalam praktek keperawatan. Diperkirakan bahwa sekitar ¾
pelayanan kesehatan merupakan caring sedangkan ¼ -nya merupakan curing. Sebagai seorang
perawat, kemampuan care dan cure harus dipadukan secara seimbang sehingga menghasilkan
asuhan keperawatan yang optimal untuk klien.
10
Curing sendiri memiliki pengertian yaitu upaya kesehatan dari kegiatan dokter dalam
prakteknya untuk mengobati pasien. Selain itu juga dapat difahami bahwa curing merupakan
ilmu yang empirik, mengobati berdasarkan bukti/data dan mengobati dengan patofisiologi yang
bisa dipertanggungjawabkan.
Lydia Hall mengemukakan perpaduan kedua aspek tersebut. Menurutnya, care
merupakan komponen penting yang berasal dari naluri seorang ibu. Sedangkan cure merupakan
dasar dari ilmu patologi dan terapeutik. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara total
kepada klien, maka kedua aspek ini harus dipadukan (Julia, 1995). Namun, tetap ada perbedaan
yang jelas diantara keduanya. Dalam UU no. 23 tahun 1992 menyebutkan bahwa penyembuh
penyakit dilaksanakan oleh tenaga dokter dan perawat melalui kegiatan pengobatan dan/ atau
keperawatan berdasarkan ilmu keperawatan. Dari situ terlihat bahwa antara caring dan curing
terdapat perbedaan. Caring merupakan tugas primer perawat dan curing adalah tugas
sekundernya.Begitu pula curing, curing merupakan tugas primer dokter dan caring sebagai
sebagi tugas sekundernya. Curing merupakan komponen dalam caring. Karena di dalam caring
termasuk salah satunya adanya kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk membantu
penyembuhan klien. Jadi, tetap mempunyai hubungan yang saling melengkapi.
Perbedaan antara caring dan curing dapat lebih jelas jika dilihat dari diagnosis, intervensi,
dan tujuannya. Di dalam caring terdapat diagnosis keperawatan yang merupakan suatu kegiatan
mengidentifikasi masalah dan penyebab berdasarkan kebutuhan dan respon klien. Sedangkan di
dalam curing terdapat diagnosis medis yaitu suatu bentuk kinerja yang mengungkapkan penyakit
yang diderita klien. Dengan kata lain dapat disebut diagnosa penyakit. Dalam caring lebih dititik-
beratkan pada kebutuhan dan respon klien untuk ditanggapi dengan pemberian perawatan.
Berbeda dengan curing lebih memperhatikan penyakit yang diderita serta penanggulangannya.
Selain itu, dapat juga dilihat dari intervensinya. Intervensi keperawatan (caring) yaitu
membantu klien memenuhi masalah klien baik fisik, psikologis, sosial, dan spiritual dengan
tindakan keperawatan yang meliputi intervensi keperawatan, observasi, pendidikan kesehatan,
dan konseling. Sedangkan intervensi kedokteran (curing) lebih ke melakukan tindakan
pengobatan dengan obat (drug) dan tindakan operatif.
11
Dari sini dapat difahami bahwa caring memperhatikan klien dari aspek fisik, psikologi,
sosial, serta spiritualnya sedangkan curing menekankan pada aspek kesehatan dan fisik kliennya.
Satu hal lagi yang dapat difahami dari perbedaan caring dan curing yaitu dari aspek
tujuan. Tujuan dari perilaku caring, yaitu:
1. Membantu pelaksanaan rencana pengobatan atau terapi.
2. Membantu pasien/ klien beradaptasi dengan masalah kesehatan, mandiri memenuhi kebutuhan
dasarnya, mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan, dan meningkatkan fungsi dari tubuh
pasien. Sedangkan tujuan dari kegiatan curing adalah menentukan dan menyingkirkan penyebab
penyakit atau mengubah problem penyakit dan penanganannya.

Dari berbagai penjelasan tersebut, dapat kita tarik kesimpulan bahwa caring lebih
kompleks daripada curing. Karena caring memberikan pelayanan yang menyangkut seluruh
kebutuhan pasien baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. Curing hanya bagian dari caring.
Sebagai seorang perawat, kita harus mampu membedakannya dan melakukan caring dengan
sebaik-baiknya. Kesejahteraan klien didapat dari totalitas kita dalam melakukan caring. Caring
tidak akan pernah lepas dari profesi keperawatan. Karena caring merupakan esensi keperawatan
itu sendiri.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena caring merupakan suatu cara
pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya vb
kepada klien. Dalam caring terdapat tiga makna yang ketiganya tidak dapat dipisahkan yaitu
memberi perhatian, bertanggung jawab, dan ikhlas. Perawat, sebagai profesional, berada di
bawah kewajiban kontrak untuk care. Penilaian terhadap seorang perawat dapat terlihat dari
perilaku caring yang dimiliki perawat. Jika perawat memiliki sikap sensitif, simpatik,
melindungi klien, memberi kenyamanan, menunjukkan kemampuan, maka klien merasa lebih
dekat serta mudah berbagi perasaan yang dimilikinya.
Watson mengemukakan sepuluh faktor carativ yang menjadi fokus keperawatan dalam
promosi kesehatan dan penyembuhan penyakit klien. Di antaranya yaitu pembentukan sistem
humanistic dan altruistic, penanaman (melalui pendidikan) Faith-Hope, pengembangan
sensisitifitas atau kepekaan diri kepada orang lain, dan lain-lain. Caring dalam praktik
keperawatan dapat dilakukan dengan mengembangkan hubungan saling percaya antara perawat
dan klien. Pengembangan hubungan saling percaya menerapkan bentuk komunikasi untuk
menjalin hubungan dalam keperawatan. Selain itu caring juga dapat ditunjukan oleh perawat
melalui tindakan sebagai berikut:
1. Mengenalkan diri serta membuat kontrak hubungan
2. Menyebut klien dengan namanya
3. Menggunakan sentuhan
4. Meyakinkan klien, perawat akan membantu
5. Memenuhi kebutuhan dasar klien dengan ikhlas
6. Dan lain-lain
Dalam kesehatan selain ada caring juga ada curing. Perbedaan antara caring dan curing
dapat lebih jelas jika dilihat dari diagnosis, intervensi, dan tujuannya. Di dalam caring terdapat
diagnosis keperawatan yang merupakan suatu kegiatan mengidentifikasi masalah dan penyebab
berdasarkan kebutuhan dan respon klien.

13
Sedangkan di dalam curing terdapat diagnosis medis yaitu suatu bentuk kinerja yang
mengungkapkan penyakit yang diderita klien.
Untuk itu sebagai seorang perawat kita harus bangga karena kita melakukan
tindakanyang mulia yaitu care, merawat. Namun, sebagai professional, kita harus melakukan
semua itu dengan penuh rasa ikhlas.

14
DAFTAR PUSTAKA

Sartika, Nanda. (2011) Konsep Caring. Diambil dari http://www.pedoman.news.com.


Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005). Fundamental of Nursing : Concepts,
Potter, P.A & Perry, A.G. 2009. Fundamental Keperawatan Edisi 7 Buku I. Terjemahan.
Salemba Medika : Jakarta
Afifah, Efy. Konsep Caring. Diambil dari http://staff.ui.ac.id

15

Anda mungkin juga menyukai