Anda di halaman 1dari 18

AsuhanKeperawatan

Asuhan KeperawatanPada
Pada
Pasien Cedera Kepala
Pasien Cedera Kepala

  

KELOMPOK 3
KELOMPOK 3
1. Nur Avianti (18041)
1. Nur Avianti (18041)
3. Nurizakina (18042)
3. Nurizakina (18042)
3. Putri Nabila Sari (18044)
3. Putri Nabila Sari (18044)
4. Silvia Mayang Sari (18058)
4. Silvia Mayang Sari (18058)
PENGERTIAN
• Cedera kepala merupakan proses dimana terjadi trauma langsung
atau deselerasi terhadap kepala yang menyebabkan kerusakan
tengkorak dan otak. (Pierce Agrace & Neil R. Borlei, 2006)

• Cedera kepala atau cedera otak merupakan suatu gangguan


traumatik dari fungsi otak yang di sertai atau tanpa di sertai
perdarahan innterstiil dalm substansi otak tanpa di ikuti
terputusnya kontinuitas otak. (Arif Muttaqin, 2008)
Etiologi

• Penyebab dari cedera kepala adalah adanya trauma pada


kepala meliputi trauma oleh benda/serpihan tulang yang
menembus jaringan otak, efek dari kekuatan atau energi
yang diteruskan ke otak dan efek percepatan dan
perlambatan (ekselerasi-deselarasi) pada otak. (Arif
Muttaqin, 2008)
Macam-macam Pendarahan pada Otak

• Intraserebral hematoma (ICH)


Perdarahan intraserebral adalah perdarahan yang terjadi pada
jaringan otak biasanya akibat sobekan pembuluh darah yang ada
dalam jaringan otak.
• Subdural hematoma (SDH)
Subdural hematoma adalah terkumpulnya darah antara dura mater
dan jaringan otak, dapat terjadi akut kronis.
• Epidural hematoma (EDH)
Epidural hematoma adalah hematoma yang terletak antara dura
mater dan tulang, biasanya sumber perdarahannya adalah sobeknya
arteri meningica media(paling sering), vena diploica (oleh karena
adanya fraktur kalvaria), vena emmisaria, sinus venosus duralis
Patofisiologi
• Patofisiologis dari cedera kepala traumatic dibagi dalam proses
primer dan proses sekunder. Walaupun kontusio dan laserasi
yang terjadi pada permukaan otak, terutama pada kutub
temporal dan permukaan orbital dari lobus frontalis,
memberikan tanda-tanda jelas tetapi telah dianggap jejas akson
difus pada substasi alba subkortex adalah penyebab utama
kehilangan kesadaran berkepanjangan, gangguan respon
motorik dan pemulihan yang tidak komplit yang merupakan
penanda pasien yang menderita cedera kepala traumatik berat.
Tanda dan gejala

1.pada kontusio, segera terjadi kehilangan kesadaran. Pada hematom


kesadaran dapat hilang segera atau secara bertahap seiring dengan
membesarnya hematom atau edema interstisium.
2.Pola pernafasan dapat secara progresif menjadi abnormal
3.Respon pupil dapat lenyap atau secara progresif memburuk
4.Nyeri kepala dapat muncul segera atau bertahap seiring dengan
peningkatan TIK
5.Dapat timbul muntah-muntah akibat peningkatan TIK
MACAM-MACAM SHOCK
1. CT scan ( dengan/tanpa 1. Kadar elektrolit
kontras) 2. Screen toxicology
2. MRI  3. Rontgen thorahk 2 arah
3. Cerebral angiografi (PA/AP dan lateral)
4. Serial EEG 4. Toraksentesis
5. Sinar X 5. Analisa gas darah
6. BAER (A’GD/astrup)
7. PET
8. CSS
Komplikasi 

1.Kebocoran cairan serobospinal akibat fraktur pada fossa anterior


dekat sinus frontal atau dari fraktur tengkorak bagian petrous dari
tulang temporal.
2.Kejang-kejang pasca trauma dapat terjadi segera (dalam 24 jam
pertama dini , minggu pertama) atau selanjutnya (setelah satu
minggu).
3.Diabetes insipidus, Disebabkan oleh kerusakan traumatik pada
rangkai hipofisis menyulitkan penghentian sekresi hormon
antidiuretik
Penatalaksanaan Medis
• Penatalaksanaan saat awal trauma pada cedera kepala selain dari faktor
mempertahankan fungsi  ABC (airway, breathing, circulation) dan menilai status
neurologis (disability, exposure), maka faktor yang harus diperhitungkan pula
adalah mengurangi iskemia  serebri yang terjadi.

• Penatalaksanaan konservatif meliputi :

1.Bedrest total
2.Observasi tanda-tanda vital (GCS dan tingkat kesadaran)
3.Pemberian obat-obatan 

4.Makanan atau cairan

5.Pada trauma berat. Karena hari-hari pertama didapat klien mengalami penurunan
kesadaran dan cenderung terjadi retensi natrium dan elektrolit
KONSEP KEPERAWATAN TRAUMA KEPALA
A. Pengkajian
1.Riwayat kesehatan: waktu kejadian, penyebab trauma, posisi saat kejadian, status
kesadaran saat kejadian, pertolongan yang diberikan segera setelah kejadian.

2.Pemeriksaan fisik head to toe


3.Sistem respirasi : suara nafas, pola nafas (kusmaull, cheyene stokes, biot,
hiperventilasi, ataksik)
4.Kardiovaskuler : pengaruh perdarahan organ atau pengaruh PTIK
5.Sistem saraf : Kesadaran klien (nilai GCS)
6.Fungsi saraf kranial : trauma yang mengenai/meluas ke batang otak akan
melibatkan penurunan fungsi saraf kranial.
7.Fungsi sensori-motor : adakah kelumpuhan, rasa baal, nyeri, gangguan
diskriminasi suhu, anestesi, hipestesia, hiperalgesia, riwayat kejang.
Lanjutan pengkajian
8. Sistem pencernaan : bagaimana sensori adanya makanan di mulut, refleks
menelan, kemampuan mengunyah, adanya refleks batuk, mudah tersedak.
Jika pasien sadar à tanyakan pola makan?
9.Waspadai fungsi ADH, aldosteron : retensi natrium dan cairan.

10.
Retensi urine, konstipasi, inkontinensia.

11.
Kemampuan bergerak : kerusakan area motorik, hemiparesis/plegia,
gangguan gerak volunter, ROM, kekuatan otot.
12.
Kemampuan komunikasi : kerusakan pada hemisfer dominan, disfagia atau
afasia akibat kerusakan saraf hipoglosus dan saraf fasialis.

13.
Psikososial : ini penting untuk mengetahui dukungan yang didapat pasien dari
keluarga.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.Pola napas tidak efektif b.d depresi pusat napas di otak


2.Bersihan jalan napas tidak efektif b.d penumpukan
sputum.

3.Gangguan perfusi jaringan cerebral b.d udem otak

4.Kerusakan mobilitas fisik b.d penurunan kesadaran

5.Resiko infeksi b.d luka, gangguan integritas kranium


Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan

Pola napas tidak Tujuan : Mempertahankan pola 1. Hitung pernapasan pasien dalam satu
efektif b.d depresi napas yang efektif melalui menit
2. Cek pemasangan tube.
pusat napas di ventilator
3. Observasi ratio inspirasi dan
otak
ekspirasi.
Kriiteria Hasil : Penggunaan 4. Perhatikan kelembaban dan suhu
otot bantu napas tidak ada, pasien
sianosis tidak ada atau tanda- 5. Cek selang ventilator setiap waktu
tanda hipoksia tidak ada dan (15 menit)
gas darah dalam batas-batas 6. Siapkan ambu bag tetap berada di
normal dekat pasien.
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Bersihan jalan napas Tujuan : Mempertahankan 1. Kaji dengan ketat (tiap 15
tidak efektif b.d jalan napas dan mencegah menit) kelancaran jalan
penumpukan
aspirasi napas
sputum.
2. Evaluasi pergerakan dada
Kriteria hasil: Suara napas dan auskultasi dada (tiap 1
bersih, tidak terdapat suara jam ).
sekret pada selang dan bunyi 3. Lakukan pengisapan
alarm karena peninggian lendir dengan waktu <15
suara mesin, sianosis tidak detik bila sputum banyak.
ada. 4. Lakukan fisioterapi dada
setiap 2 jam.
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
  Tujuan : a. Monitor dan catat status neurologis
Gangguan perfusi Mempertahankan dan menggunakan GCS.
jaringan cerebral b.d memperbaiki tingkat b. Monitor tanda-tanda vital tiap 30 menit.
udem otak kesadaran fungsi
c. Pertahankan posisi kepala yang sejajar
motorik.
dan tidak menekan

Kriteria Hasil : Tanda- d. Observasi kejang dan lindungi pasien


tanda vital stabil, tidak dari cedera akibat kejang
ada peningkatan
e. Berikan oksigen sesuai dengan kondisi
intrakranial.
pasien.

f. Berikan obat-obatan yang diindikasikan


dengan tepat dan benar (kolaborasi).
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Kerusakan mobilitas Tujuan : Kebutuhan dasar pasien a. Berikan penjelasan tiap kali
fisik b.d penurunan dapat terpenuhi secara adekuat melakukan tindakan pada
kesadaran pasien.
Kriteria Hasil : Kebersihan b. Beri bantuan untuk memenuhi
terjaga, kebersihan lingkungan kebersihan diri.
terjaga, nutrisi terpenuhi sesuai c. Berikan bantuan untuk
dengan kebutuhan, oksigen memenuhi kebutuhan nutrisi
adekuat dan cairan.
d. Jelaskan pada keluarga
tindakan yang dapat dilakukan
untuk menjaga lingkungan yang
aman dan bersih.
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Resiko infeksi b.d Tujuan : klien tidak mengalami a. Berikan perawatan dengan teknik steril
luka, gangguan infeksi b. Observasi daerah yang mengalami
luka, adanya peradangan.
integritas kranium
c. Berikan obat antibiotik sesuai program
Kriteria Hasil : tanda-tanda
d. Monitor suhu tubuh secara teratur
vital dalam batas normal, suhu
tubuh tidak meningkat

Anda mungkin juga menyukai

  • Makalah Aplikasi Model Teori Caring Menurut Sartika Dan Nanda
    Makalah Aplikasi Model Teori Caring Menurut Sartika Dan Nanda
    Dokumen21 halaman
    Makalah Aplikasi Model Teori Caring Menurut Sartika Dan Nanda
    Muhammad Zanuar Aldi
    Belum ada peringkat
  • Pengkajian Luka
    Pengkajian Luka
    Dokumen16 halaman
    Pengkajian Luka
    Rid Wan
    Belum ada peringkat
  • Dokumen - Tips Askep-Sars
    Dokumen - Tips Askep-Sars
    Dokumen28 halaman
    Dokumen - Tips Askep-Sars
    Muhammad Zanuar Aldi
    Belum ada peringkat
  • Patofisiologi
    Patofisiologi
    Dokumen1 halaman
    Patofisiologi
    Muhammad Zanuar Aldi
    Belum ada peringkat
  • Dokumen - Tips Askep-Sars
    Dokumen - Tips Askep-Sars
    Dokumen28 halaman
    Dokumen - Tips Askep-Sars
    Muhammad Zanuar Aldi
    Belum ada peringkat
  • 0201 Tanggung Jawab Kapal
    0201 Tanggung Jawab Kapal
    Dokumen16 halaman
    0201 Tanggung Jawab Kapal
    Muhammad Zanuar Aldi
    Belum ada peringkat
  • STATISTIKA
    STATISTIKA
    Dokumen7 halaman
    STATISTIKA
    Muhammad Zanuar Aldi
    Belum ada peringkat
  • STATISTIKA
    STATISTIKA
    Dokumen7 halaman
    STATISTIKA
    Muhammad Zanuar Aldi
    Belum ada peringkat
  • STATISTIKA
    STATISTIKA
    Dokumen7 halaman
    STATISTIKA
    Muhammad Zanuar Aldi
    Belum ada peringkat
  • 13551768
    13551768
    Dokumen27 halaman
    13551768
    Muhammad Zanuar Aldi
    Belum ada peringkat
  • STATISTIKA
    STATISTIKA
    Dokumen7 halaman
    STATISTIKA
    Muhammad Zanuar Aldi
    Belum ada peringkat
  • STATISTIKA
    STATISTIKA
    Dokumen7 halaman
    STATISTIKA
    Muhammad Zanuar Aldi
    Belum ada peringkat
  • Patofisiologi
    Patofisiologi
    Dokumen1 halaman
    Patofisiologi
    Muhammad Zanuar Aldi
    Belum ada peringkat
  • Patofisiologi
    Patofisiologi
    Dokumen1 halaman
    Patofisiologi
    Muhammad Zanuar Aldi
    Belum ada peringkat
  • ELKTRONIK
    ELKTRONIK
    Dokumen3 halaman
    ELKTRONIK
    Muhammad Zanuar Aldi
    Belum ada peringkat
  • 13551768
    13551768
    Dokumen27 halaman
    13551768
    Muhammad Zanuar Aldi
    Belum ada peringkat
  • Makalah KMB Bu Ari
    Makalah KMB Bu Ari
    Dokumen13 halaman
    Makalah KMB Bu Ari
    Muhammad Zanuar Aldi
    Belum ada peringkat
  • Makalah KMB Bu Ari
    Makalah KMB Bu Ari
    Dokumen13 halaman
    Makalah KMB Bu Ari
    Muhammad Zanuar Aldi
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    Muhammad Zanuar Aldi
    Belum ada peringkat
  • Tugas Metologi Vicky
    Tugas Metologi Vicky
    Dokumen2 halaman
    Tugas Metologi Vicky
    Muhammad Zanuar Aldi
    Belum ada peringkat
  • Makalah KMB 1 Tuli Konduktif
    Makalah KMB 1 Tuli Konduktif
    Dokumen16 halaman
    Makalah KMB 1 Tuli Konduktif
    Muhammad Zanuar Aldi
    Belum ada peringkat
  • Makalah Kelistrikan Kapal
    Makalah Kelistrikan Kapal
    Dokumen6 halaman
    Makalah Kelistrikan Kapal
    Muhammad Zanuar Aldi
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    Muhammad Zanuar Aldi
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen8 halaman
    Bab Ii
    Muhammad Zanuar Aldi
    Belum ada peringkat
  • BAB I Pendahuluan
    BAB I Pendahuluan
    Dokumen1 halaman
    BAB I Pendahuluan
    Andik Ok
    Belum ada peringkat