Asuhan KeperawatanPada
Pada
Pasien Cedera Kepala
Pasien Cedera Kepala
KELOMPOK 3
KELOMPOK 3
1. Nur Avianti (18041)
1. Nur Avianti (18041)
3. Nurizakina (18042)
3. Nurizakina (18042)
3. Putri Nabila Sari (18044)
3. Putri Nabila Sari (18044)
4. Silvia Mayang Sari (18058)
4. Silvia Mayang Sari (18058)
PENGERTIAN
• Cedera kepala merupakan proses dimana terjadi trauma langsung
atau deselerasi terhadap kepala yang menyebabkan kerusakan
tengkorak dan otak. (Pierce Agrace & Neil R. Borlei, 2006)
1.Bedrest total
2.Observasi tanda-tanda vital (GCS dan tingkat kesadaran)
3.Pemberian obat-obatan
5.Pada trauma berat. Karena hari-hari pertama didapat klien mengalami penurunan
kesadaran dan cenderung terjadi retensi natrium dan elektrolit
KONSEP KEPERAWATAN TRAUMA KEPALA
A. Pengkajian
1.Riwayat kesehatan: waktu kejadian, penyebab trauma, posisi saat kejadian, status
kesadaran saat kejadian, pertolongan yang diberikan segera setelah kejadian.
10.
Retensi urine, konstipasi, inkontinensia.
11.
Kemampuan bergerak : kerusakan area motorik, hemiparesis/plegia,
gangguan gerak volunter, ROM, kekuatan otot.
12.
Kemampuan komunikasi : kerusakan pada hemisfer dominan, disfagia atau
afasia akibat kerusakan saraf hipoglosus dan saraf fasialis.
13.
Psikososial : ini penting untuk mengetahui dukungan yang didapat pasien dari
keluarga.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pola napas tidak Tujuan : Mempertahankan pola 1. Hitung pernapasan pasien dalam satu
efektif b.d depresi napas yang efektif melalui menit
2. Cek pemasangan tube.
pusat napas di ventilator
3. Observasi ratio inspirasi dan
otak
ekspirasi.
Kriiteria Hasil : Penggunaan 4. Perhatikan kelembaban dan suhu
otot bantu napas tidak ada, pasien
sianosis tidak ada atau tanda- 5. Cek selang ventilator setiap waktu
tanda hipoksia tidak ada dan (15 menit)
gas darah dalam batas-batas 6. Siapkan ambu bag tetap berada di
normal dekat pasien.
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Bersihan jalan napas Tujuan : Mempertahankan 1. Kaji dengan ketat (tiap 15
tidak efektif b.d jalan napas dan mencegah menit) kelancaran jalan
penumpukan
aspirasi napas
sputum.
2. Evaluasi pergerakan dada
Kriteria hasil: Suara napas dan auskultasi dada (tiap 1
bersih, tidak terdapat suara jam ).
sekret pada selang dan bunyi 3. Lakukan pengisapan
alarm karena peninggian lendir dengan waktu <15
suara mesin, sianosis tidak detik bila sputum banyak.
ada. 4. Lakukan fisioterapi dada
setiap 2 jam.
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
Tujuan : a. Monitor dan catat status neurologis
Gangguan perfusi Mempertahankan dan menggunakan GCS.
jaringan cerebral b.d memperbaiki tingkat b. Monitor tanda-tanda vital tiap 30 menit.
udem otak kesadaran fungsi
c. Pertahankan posisi kepala yang sejajar
motorik.
dan tidak menekan
Kerusakan mobilitas Tujuan : Kebutuhan dasar pasien a. Berikan penjelasan tiap kali
fisik b.d penurunan dapat terpenuhi secara adekuat melakukan tindakan pada
kesadaran pasien.
Kriteria Hasil : Kebersihan b. Beri bantuan untuk memenuhi
terjaga, kebersihan lingkungan kebersihan diri.
terjaga, nutrisi terpenuhi sesuai c. Berikan bantuan untuk
dengan kebutuhan, oksigen memenuhi kebutuhan nutrisi
adekuat dan cairan.
d. Jelaskan pada keluarga
tindakan yang dapat dilakukan
untuk menjaga lingkungan yang
aman dan bersih.
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Resiko infeksi b.d Tujuan : klien tidak mengalami a. Berikan perawatan dengan teknik steril
luka, gangguan infeksi b. Observasi daerah yang mengalami
luka, adanya peradangan.
integritas kranium
c. Berikan obat antibiotik sesuai program
Kriteria Hasil : tanda-tanda
d. Monitor suhu tubuh secara teratur
vital dalam batas normal, suhu
tubuh tidak meningkat