Anda di halaman 1dari 20

KONSEP CARING SERTA APLIKASI KONSEP CARING

DI LINGKUNGAN KOMUNITAS

Disusun Oleh:

KELOMPOK 3

Atiek .F
Edi Masrur
Irma Yanuar Kristi
Mahzunatul Aini
Saeful Hidayat
Suhartono
Widi Astuti
Haryanto
Abu Muslim

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES NGESTI WIDYA HUSADA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, kelompok 5 diberikan kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Konsep Caring Dalam Komunitas Serta
Aplikasi Konsep Caring Di Lingkungan Komunitas”. Meskipun dalam
pembuatannya banyak hambatan yang penulis alami, akhirnya laporan ini dapat
terselesaikan tepat waktu.

Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbng yang telah
memberikan arahan serta motivasi dalam proses pembuatan makalah ini. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang senantiasa mengucap
doa, keluarga yang telah memberikan kontribusi ide yang baik, dan teman-teman
yang telah memberikan dukungannya kepada penulis dalam menyelesaikan tugas
pembuatan makalah ini.

Tentunya ada hal-hal yang menunjang penulis untuk membuat makalah ini
dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang lebih luas
mengenai kegunaan ilmu filsafat di dalam bidang keperawatan. Oleh karena itu
penulis berharap makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pembaca.
Penulis mohon maaf apabila makalah ini memiliki kekurangan dan penulis
menyadari masih perlu ditingkatkan lagi mutunya. Karena itu, penulis sangat
mengharapkan akan pemberian saran dan kritik yang membangun.

Kendal, Oktober 2019


Penyusun

(Kelompok 3 KDK LJ)

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................. ii


Daftar Isi ...................................................................................................... iii
Abstrak ......................................................................................................... iv
Bab I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 1
1.3. Tujuan Penulisan ............................................................................. 2
Bab II Isi
2.1. Konsep Caring
2.1.1. Pengertian Caring secara Umum .................................. 3
2.1.2. Persepsi Klien tentang Caring ....................................... 4
2.1.3. Beberapa Teori Caring .................................................. 6
2.1.4. Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan ................ 9
2.1.5. Perbedaan Caring dan Curing ....................................... 10
2.2. Konsep Komunitas
2.2.1. Pengertian Komunitas secara Umum dan Teoritis ...........11
2.2.2. Konsep Keperawatan Komunitas .......................................11
2.3. Aplikasi Konsep Caring di Lingkungan Komunitas.............................12
Bab III Penutup
3.1. Kesimpulan ...................................................................................... 14
3.2. Saran ................................................................................................. 15
Daftar Pustaka .............................................................................................. 16

iii
ABSTRAK

Keperawatan membutuhkan konsep caring dan komunitas untuk membantu


penemuan solusi dari masalah-masalah yang tidak pernah luput sekalipun. Guna
konsep caring dan komunitas pada bidang ilmu keperawatan ini adalah untuk
membantu perawat dalam memperhatikan dan memenuhi kebutuhan klien, seperti
fisik, psikis, spiritual, dan sosial klien tersebut dimulai dari yang sederhana hingga
sampai ke kompleks. Konsep caring dan komunitas dijadikan pedoman oleh banyak
klien atau pasien dalam membuat persepsi mengenai keperawatan.

Kata kunci : konsep caring, caring, konsep komunitas, keperawatan

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di era globalisasi ini, segala bidang kehidupan sedang mengalami


dinamika perkembangan dan kemajuan. Bidang pelayanan kesehatan salah
satunya, tidak hanya sarana dan prasarana saja yang mengalami kemajuan,
tetapi juga profesionalisme dari tenaga kesehatan.

Ketika berada di rumah sakit, perawat akan berhadapan dengan klien


dan tenaga kesehatan lainnya. Oleh karena itu, wajib bagi perawat untuk terus
meningkatkan profesionalismenya. Dengan meningkatkan perilaku caring
saja, klien akan merasa puas, dan bagi perawat sendiri kepuasan klien tersebut
adalah kepuasan untuk dirinya juga karena telah sukses memberi pelayanan
dengan baik. Caring adalah cara yang memiliki makna dan memotivasi
tindakan. Caring juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan
memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi tanpa mengabaikan rasa
aman dan keselamatan klien. (Carruth et all, 1999).

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian caring secara umum?
2. Bagaimana persepsi klien tentang caring?
3. Sebutkan beberapa teori dasar mengenai caring!
4. Bagaimana perilaku caring dalam praktik keperawatan?
5. Apa perbedaan caring dan curing?
6. Apa pengertian komunitas secara umum dan teoritis?
7. Bagaimana konsep keperawatan komunitas?
8. Bagaimana aplikasi dari konsep caring di Lingkungan komunitas?
1.3. Tujuan Penulisan

Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah


Konsep Dasar Keperawatan, serta menambah wawasan tentang konsep caring
dan komunitas di sepanjang rentang kehidupan, agar mahasiswa mengerti

1
serta memahami tentang bagaimana perilaku caring dalam proses dan praktik
keperawatan dan sebagai salah satu sarana penunjang pembelajaran,
khususnya kepada mahasiswa keperawatan.

2
BAB II
ISI

2.1. Konsep Caring

2.1.1. Pengertian Caring secara Umum

Pengertian caring secara umum merupakan suatu pengabdian diri


kepada orang lain yang berupa pengawasan, perhatian, rasa empati, maupun
rasa cinta dan kasih sayang yang merupakan kehendak keperawatan (Potter
& Perry, 2005). Caring dapat diartikan sebagai tindakan kepedulian. Caring
juga dapat diartikan sebagai rasa kepedulian kita untuk orang lain,
pengawasan kita terhadap orang lain, perasaan empati dan perasaan cinta
serta rasa menyayangi terhadap sesama makhluk hidup.

Caring bukan sesuatu yang harus diajarkan, melainkan hasil dari


tindakan dari rasa peduli yang kita miliki. Seorang perawat harus memiliki
sifat caring, karena seorang perawat sudah sepatutnya peduli terhadap
pasiennya dan juga kepada orang lain. Tindakan caring seorang perawat
tentunya bukan hanya kepada keluarga atau orang terdekatnya saja,
melainkan kepada siapapun.

Sikap dari seorang perawat yang berhubungan dengan caring adalah


kehadiran, sentuhan kasih sayang, mendengar keluh kesah seorang pasiennya,
memahami pasien, caring dalam spiritual dan juga dalam perawatan keluarga.
Keperawatan sebagai suartu profesi dan berdasarkan pengakuan masyarakat,
Keperawatan adalah ilmu kesehatan tentang asuhan atau pelayanan
keperawatan atau The Health Science of Caring (Lindbreg, 1990).

Caring adalah suatu tindakan yang dilakukan dalam memberi


dukungan kepada individu secara utuh. Tindakan dalam bentuk perilaku
caring diajarkan kepada manusia sejak lahir, masa pertumbuhan, masa
perkembangan, masa pertahanan, sampai meninggal. Perilaku caring
bertujuan dan berfungsi untuk mengubah struktur sosial, pandangan hidup
dan nilai dalam merawat diri sendiri dan orang lain, serta dalam prakteknya

3
akan berbeda pada setiap kultur dan etik serta pada sistem profesioanal
carenya (Leininger, 1991).

Proses keperawatan yang dilakukan oleh seorang perawat kepada


pasiennya dengan konsep caring ditunjukkan dengan memperkenalkan diri
kita kepada pasien kita serta membuat kontak hubungan yang baik,
memanggil klien kita dengan menyebutkan namanya secara halus, selalu
memotivasi klien kita, meyakinkan klien bahwa seorang perawat akan terus
membantunya jika terjadi masalah, memenuhi kebutuhan dasar seorang klien
dengan iklas, menjadi pendengar yang aktif, bersikap jujur, dapat
mengendalikan perasaan kita dengan baik, dan tentunya rasa empati kita
terhadap seorang klien.

Bentuk pelayanan kesehatan yang bekerja dengan terampil, cermat,


cepat, dan berdasarkan ilmu perawat yang benar dan sesuai akan membuat
klien kita senang dengan bentuk pelayanan yang profesional tentunya. Bentuk
dari sebuah caring dalam keperawatan merupakan inti dari profesi
keperawatan. Caring memliki banyak makna yang bersifat aktifitas, sikap
(emosional) dan kehati-hatian (Barnum, 1994). Caring di dalam suatu praktik
keperawatan juga termasuk dalam tidak menerima uang atau meminta uang
kepada seorang klien, kolaborasi dengan baik bersama anggota tim kesehatan
yang lain, dan dalam kegiatan jaminan mutu.

2.1.2. Persepsi Klien tentang Caring

Pelayanan kesehatan merupakan fokus terbesar dari tingkat kepuasan


seorang klien atau pasien. Jika klien merasakan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan bersikap sensitif, simpatik, merasa kasihan, dan tertarik terhadap
mereka sebagai individu, mereka biasanya menjadi teman kerja yang aktif
dalam merencanakan perawatan (Attree, 2001). Dalam penelitian, klien
menunjukkan bahwa mereka semakin puas saat perawat melakukan aksi
sebuah caring.

Bagi seorang perawat, membangun suatu hubungan dengan klien


sangatlah penting. Seperti contohnya, perawat yang mempunyai klien yang

4
takut untuk dipasangkan kateter intravena. Kebetulan juga perawat ini masih
baru dan belum terampil dalam memasukkan kateter intravena. Perawat
tersebut pun memutuskan untuk dibantu oleh perawat yang sudah terampil
sehingga klien tidak akan cemas. Dengan mengetahui karakteristik klien,
seorang perawat akan terbantu dalam memilih pendekatan yang paling sesuai
dengan klien.

Etika keperawatan berfokus pada hubungan antara individu dengan


karakter dan sikap perawat terhadap orang lain. Etika keperawatan
menempatkan perawat sebagai seseorang yang menolong klien, memecahkan
dilematis dengan cara menghadirkan hubungan dan memberikan prioritas
kepada seorang klien. Kepuasan klien dapat diukur dengan kepuasan terhadap
akses layanan, mutu layanan kesehatan dan kepuasan terhadap proses layanan
kesehatan termasuk hubungan antar manusia (Pohan, 2006).

Persepsi klien wanita terhadap perilaku caring cenderung hadir secara


fisik. Karena itu perawat harus merespon keunikan klien, memahami dan
mendukung klien, memiliki sikap dan berperilaku yang membuat klien
merasa dihargai, kembali kepada klien dengan sukarela, menunjukkan
perhatian yang memberi kenyamanan dan relaksasi kepada klien, serta
bersuara halus dan lembut dan memberi perasaan yang nyaman untuk klien.
Dengan adanya tindakan-tindakan tersebut klien akan merasa dihargai dan
membuat klien tersebut merasa nyaman (Riamen, 1986).

Selain itu terdapat klien dewasa yang berpersepsi bahwa kehadiran


perawat dapat menentramkan hati, memberikan informasi,
mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan yang profesional, mampu
menangani rasa sakit, mengenali kualitas dan individual, serta
mempromosikan otonomi dan selalu mengawasi klien (Brown, 1986). Pada
dasarnya seorang perawat harus memiliki rasa caring terutama pada pasien
yang sedang dirawat agar pasien dapat segera pulih dan kembali sehat serta
bisa melakukan aktivitas seperti sedia kala.

5
2.1.3. Beberapa Teori Caring

Teori keperawatan didefinisikan oleh Stevens (1984) sebagai usaha


untuk menguraikan dan menjelaskan beberapa fenomena dalam keperawatan
(dikutip oleh Taylor C. Dkk, 1989). Teori keperawatan berperan dalam
rangka membedakan antara keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan
bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, dan mengontrol hasil asuhan
atau pelayanan keperawatan yang dilakukan.

Teori keperawatan pada dasarnya terdiri dari empat konsep yang


berpengaruh dan menentukan kualitas praktik keperawatan yaitu konsep
manusia, keperawatan, konsep sehat-sakit, dan konsep lingkungan. Meski
keempat konsep digunakan pada setiap teori keperawatan, akan tetapi
pengertian dan antara konsep ini berbeda antara teori yang satu dengan teori
yang lain.

Pada teori Watson (1978, 1988), caring adalah model holistik


keperawatan yang menyebutkan bahwa tujuan caring adalah untuk
mendukung proses penyembuhan secara total (Hoover, 2002). Watson (2002)
menggabungkan bahwa proses pelayanan manusia dengan lingkungan
pemulihan menyertakan proses generasi kehidupan, penerimaan kehidupan
dari pelayanan manusia, serta pemulihan untuk perawat dan kliennya.

Watson (1988) juga menambahkan, teori ini menggambarkan suatu


kesadaran perawat untuk mengetahui apa itu perawat, sakit, caring, serta
pulih. Oleh karena itu, caring transpersonal menolak tempat maupun
pelayanan kesehatan yang berorientasi pada penyakit sebelum pengobatan
sebab harus dilihat apa penyebab penyakit klien dan bagaimana
pengobatannya terlebih dahulu. Selain itu juga harus mencari sumber
pemulihan dari dalam untuk menjaga, meningkatkan, dan melindungi diri
secara menyeluruh.

Teori Watson juga berhubungan erat dengan spiritual dan


transformatif yang berarti keperawatan pemulihan itu mendukung proses
penyembuhan dari dalam diri (batin). Terdapat sepuluh faktor karatif, yaitu
sifat dari karakter perawat yang menjelaskan bagaimana caring

6
dimanifestasikan sebagai esensi dan inti keperawatan. Teori Watson sebagai
pembangun struktur ilmu caring, yaitu :

1. Membentuk sistem nilai humanistik dan altruistik yang dapat


dipraktikkan dengan menggunakan kebaikan hati dan kasih sayang
untuk memperluas diri dan juga sikap membuka diri untuk
mempromosikan persetujuan terapi dengan klien. Jadi, dari kata
altruistik dapat diartikan bahwa perawat harus memiliki nilai
mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingan pribadi.

2. Menciptakan kepercayaan, keyakinan, dan harapan, yaitu dengan cara


menciptakan suatu hubungan baik dengan klien yang menawarkan
maksud dan petunjuk saat mencari arti dari suatu penyakit.

3. Meningkatkan rasa sensitif terhadap diri sendiri dan sesama, yaitu


dengan cara belajar menerima keberadaan diri sendiri dan orang lain,
atau menempatkan kedudukan diri dengan orang lain secara merata.

4. Membangun pertolongan hingga memperoleh kepercayaan. Caranya


dengan belajar, membangun, mendukung pertolongan, dan lain-lain
melalui komunikasi yang efektif dengan klien.

5. Mempromosikan dan mengungkapkan perasaan positif dan negatif


dengan cara mendukung dan menerima perasaan klien.

6. Menggunakan proses caring yang kreatif dalam penyelesaian masalah


dengan cara menerapkan proses keperawatan secara sistematis dalam
membuat keputusan pemecahan masalah secara ilmiah dalam
menyelenggarakan pelayanan berfokus pada klien.

7. Mempromosikan transpersonal belajar-mengajar dengan cara belajar


bersama kepada klien guna mendapatkan keterampilan perawatan diri
yang dapat diimplementasikan pada kehidupan klien ke depan.

8. Menyediakan dukungan, perlindungan, dan atau perbaikan suasana


mental, fisik, sosial, serta spiritual dengan cara membuat pemulihan
suasana pada semua tingkatan, fisik maupun non-fisik. Juga dengan

7
meningkatkan kebersamaan, keindahan, kenyamanan, kepercayaan,
dan kedamaian.

9. Mendapatkan kebutuhan manusia dengan cara membantu klien


mendapatkan kebutuhan dasar dengan caring yang disengaja atau
disadari.

10. Mengizinkan adanya kekuatan-kekuatan fenomenal yang bersifat


spiritual dengan cara memberikan pengertian yang lebih baik mengenai
diri dan klien.

Adapun teori caring menurut Swanson dapat dibedakan menjadi lima


proses pelayanan, yaitu :

1. Mengetahui, dengan cara berusaha mengerti kejadian yang berarti


dalam kehidupan seseorang akan menghindari asumsi, fokus pada
pelayanan seseorang, penilaian menyeluruh, mencari petunjuk dan
mengikat diri atau keduanya.

2. Melakukan bersama, dengan hadir secara emosional akan berakibat


berada di sana menunjukkan kemampuan berbagi perasaan dengan
tidak marah-marah.

3. Sebisa mungkin melakukan sesuatu kepada orang lain seperti


melakukannya terhadap diri sendiri yang berakibat timbulnya
kenyamanan dan antisipasi dengan cara menunjukkan kepercayaan dan
keterampilan.

4. Kemampuan memudahkan jalan seseorang dalam menjalani transisi


kehidupan seperti kelahiran dan kematian atau kejadian tak terduga.
Caranya dengan memberi tahu, menjelaskan, mendukung, atau
mengizinkan fokus membuat alternatif, membenarkan, dan
memberikan umpan balik.

5. Mengatasi kepercayaan dengan menaruh kepercayaan menjalani hidup


atau transisi dalam menghadapi masa depan. Caranya dengan
mempercayai dan mempertahankan sikap penuh pengharapan
menawarkan keyakinan yang realistik.

8
2.1.4. Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan

Caring merupakan sikap peduli terhadap semua makhluk hidup,


misalnya keluarga, teman, orang-orang di sekitar, bahkan terhadap makhluk
hidup lain, seperti hewan dan tumbuhan. Caring bukan hanya sekedar sikap
peduli saja tetapi juga menunjukkan perhatian, rasa empati, kasih sayang, dan
lain-lain. Tindakan caring bertujuan untuk memberikan pelayanan, asuhan,
dan memperhatikan emosi sang pasien. Pelaksaan caring dapat meningkatkan
mutu asuhan keperawatan dan memperbaiki image perawat di kalangan
masyarakat.

Sikap keperawatan yang berhubungan dengan caring yaitu kehadiran,


sentuhan kasih sayang, selalu mendengarkan, serta memahami klien atau
pasien. Itu semua merupakan tindakan caring dalam keperawatan. Caring
dilakukan pada saat pendekatan pelayanan dalam setiap pertemuan dengan
klien atau pasien.

Kehadiran bertujuan untuk lebih mendekatkan dan menyampaikan


manfaat-manfaat caring pada suatu pertemuan. Kehadiran seorang perawat
sangat penting bagi pasien ataupun orang-orang yang ada di sekitarnya.
Dalam kehadirannya, perawat dapat memberikan dukungan, kenyamanan,
dan menenangkan hati seorang klien atau pasien. Bentuk kehadiran juga
merupakan suatu keadaan dimana seorang perawat dapat selalu ada dan
bersedia untuk sang pasien. Dengan adanya kehadiran perawat, pasien juga
dapat merasakan dan mengerti tentang keadaan dirinya sendiri.

Sentuhan merupakan kegiatan dimana perawat dapat mendekatkan


diri dengan klien untuk memberikan perhatian dan dukungan dalam situasi
yang dapat memalukan, menakutkan, ataupun menyakitkan klien tersebut.
Perlakuan yang ramah dan cekatan akan memberikan rasa aman. Sentuhan
dapat dilakukan dengan cara memegang tangan klien, memberikan pijatan
pada punggung, menempatkan klien dengan hati-hati, atau ikut serta dalam
pembicaraan. Sentuhan dapat memberikan beragam pesan, oleh karena itu
harus digunakan secara bijaksana.

9
Mendengarkan merupakan suatu tindakan caring yang membantu kita
untuk memahami dan mengerti maksud klien serta memberikan respon balik.
Dalam melakukan tindakan tersebut, perawat dapat membangun kepercayaan,
membuka topik pembicaraan, dan mendengarkan apa yang klien katakan.
Dengan begitu perawat akan terlibat dalam kehidupan klien, sehingga
perawat lebih bisa memahami dan mengerti apa yang klien rasakan.
Mendengarkan klien mungkin saja sulit tetapi dengan mendengarkan,
perawat dapat memperkuat hubungan yang baik dengan pasien atau klien.

Memahami klien berarti fokus pada klien tersebut dan ikut serta dalam
hubungan caring dengan klien yang memberikan informasi dan petunjuk
untuk dapat berpikir kritis dan memberikan penilaian klinis. Dengan
memahami klien, perawat dapat memperkuat suatu hubungan yang baik
dengan klien dan membuat klien lebih merasa nyaman dan aman.

2.1.5. Perbedaan Caring dan Curing

Perbedaan caring dan curing yaitu, caring merupakan


mengidentifikasi masalah dan penyebab berdasarkan kebutuhan dan respon
klien, membantu klien memenuhi masalah klien baik fisik, psikologis, sosial,
dan spiritual, membantu pelaksanaan rencana pengobatan atau terapi, serta
membantu pasien atau klien beradaptasi dengan masalah kesehatan. Intinya
caring lebih menitikberatkan pada kebutuhan dan respon klien untuk
ditanggapi dengan pemberian perawatan. Sedangkan curing merupakan suatu
bentuk kinerja yang mengungkapkan penyakit yang diderita klien, melakukan
tindakkan pengobatan dengan obat, serta menentukan dan menyingkirkan
penyebab penyakit atau mengubah masalah penyakit dan penanganannya.

Jadi caring merupakan sikap kepedulian, perhatian, kasih sayang,


simpati yang kita berikan kepada siapapun. Caring dalam keperawatan juga
sangatlah penting bagi pasien atau klien karna seperti kehadiran, sentuhan,
mendengarkan, dan memahami klien sangat dibutuhkan klien dalam
menghadapi situasi yang sesulit apapun. Sedangkan curing merupakan lebih
memperhatikan penyakit yang diderita serta penanggulangannya.

10
2.2. Konsep Komunitas

2.2.1. Pengertian Komunitas secara Umum dan Teoritis

Komunitas adalah kelompok sosial yang tingga dalam suatu tempat,


saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat
dan interest yang sama. (WHO).
Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu
lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi
yang sama dimana mesekak tinggal, kelompok sosial yang mempunyai
interest yang sama (Linda Jarvis)

2.2.2. Konsep Keperawatan Komunitas

Komunitas dipandang sebagai target pelayanan kesehatan sehingga


diperlukan suatu kerjasama yang melibatkan secara aktif masyarakat untuk
mencapai peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, untuk itu
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang diberikan perawat komunitas
merupakan suatu upaya yang esensial atau sangat dibutuhkan oleh
komunitas, mudah dijangkau, dengan pembiayaan yang murah, lebih
ditekankan pada penggunaan teknologi tepat guna.
Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dimana individu, keluarga
maupun masyarakat sebagai pelaku kegiatan upaya peningkatan kesehatan
serta bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri berdasrkan azas
kebersamaan dan kemandirian.
Perawatan kesehatan masyarakat merupakan sintesa dari praktek
keperawatan dan praktek kesehatan masyarakat yang diaplikasikan untuk
meningkatkan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan dari masyarakat.
Perawatan kesehatan masyarakat mempunyai tujuan membantu masyarakat
dalam upaya meningkatkan kesehatan dan pencegahan terhadap penyakit
melalui:
1. Pemberian asuhan keperawatan secara langsung kepada individu,
keluarga, dan kelompok dalam masyarakat, dengan strategi intervensi

11
yaitu proses kelompok, pendidikan kesehatan serta kerjasama
(partnership).
2. Memperhatikan secara langsung terhadap status kesehatan seluruh
masyarakat secara komprehensive.

Pada Perawatan Kesehatan Masyarakat harus mempertimbangkan beberapa


prinsip, yaitu:

1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat
yang besar bagi komunitas.
2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas
sektoral.
3. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi,
klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta
fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan.
4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas
dari komunitas itu sendiri.
5. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan
beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan
yang ada.

Saling membantu dan memberikan dukungan, atau memfasilitasi


bagi orang atau kelompok lain untuk meningkatkan kesehatan, mencegah
penyakit, cedera, dan mempercepat penyembuhan. Komunitas perawat
kesehatan telah bekerja untuk membangun kemitraan dan peduli terhadap
keluarga dan masyarakat , mereka fokus pada pengembangan hubungan
mereka, layanan mereka berdasarkan pemberdayaan orang lain,saling

12
menghormati dan kerjasama. Memfasilitasi lingkungan yang manusiawi
dan penyembuhan adalah inti dari praktek keperawatan komunitas.

2.3. Aplikasi Konsep Caring di Lingkungan Komunitas

Caring berarti kita harus peduli dan mempunyai sikap empati terhadap
orang lain. Caring tidak hanya dilakukan dalam bidang keperawatan, tetapi
juga harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh
pengaplikasian konsep caring di lingkungan komunitas adalah caring
terhadap komunitas lingkungan tempat tinggalnya.

Dalam kehidupan berkomunitas, Perawat memanifestasikan


pandangan mereka melalui kerja murah hati mereka dengan individu,
keluarga dan kelompok serta partisipasi mereka dalam perumusan kebijakan
publik. Banyak perawat kesehatan masyarakat bekerja dengan populasi
terpinggirkan dan miskin. Menurut definisi kepedulian, mereka bekerja
mengembangkan hubungan saling percaya dengan keluarga dan masyarakat
untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit dan mempercepat
penyembuhan. Perawat kesehatan adalah instrumen kunci dari perawatan dan
dapat membantu mengubah sistem perawatan kesehatan saat ini dan masa
depan dengan menunjukkan tindakan yang berani, kompeten, penuh kasih,
dan kreatif lokal, regional, nasional dan internasional (E, Phyllis, & Thomas,
2003, p. 8).

Caring mempuyai manfaat yang begitu besar dalam keperawatan dan


seharusnya tercermin dalam setiap interaksi perawat dengan klien, bukan
dianggap sebagai sesuatu yang sulit diwujudkan dengan alasan beban kerja
yang tinggi, atau pengaturan manajemen asuhan keperawatan ruangan yang
kurang baik. Pelaksanaan caring akan meningkatkan mutu asuhan
keperawatan, memperbaiki image perawat di masyarakat dan membuat
profesi keperawatan memiliki tempat khusus di mata para pengguna jasa
pelayanan kesehatan.

13
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Caring merupakan sikap kepedulian, perhatian, kasih sayang, dan


simpati yang dapat kita berikan kepada siapapun. Sikap caring harus
dilakukan perawat karena dapat mempengaruhi persepsi klien akan perawat.
Beberapa ahli telah mengemukakan teori caring, contohnya Watson dan
Swanson. Sikap keperawatan yang berhubungan dengan caring adalah
kehadiran, sentuhan kasih sayang, selalu mendengarkan, serta memahami
klien atau pasien yang dilakukan dalam setiap pertemuan dengan pasien.

Dalam kesehatan selain ada caring juga ada curing. Perbedaan


antara caring dan curing dapat lebih jelas jika dilihat dari diagnosis,
intervensi, dan tujuannya. Di dalam caring terdapat diagnosis keperawatan
yang merupakan suatu kegiatan mengidentifikasi masalah dan penyebab
berdasarkan kebutuhan dan respon klien. Sedangkan di dalam curing
terdapat diagnosis medis yaitu suatubentuk kinerja yang mengungkapkan
penyakit yang diderita klien. Untuk itu sebagai seorang perawat kita harus
bangga karena kita melakukan tindakan yang mulia yaitu care, merawat.
Namun, sebagai professional, kita harus melakukan semua itu dengan penuh
rasa ikhlas. Curing lebih fokus sikap atau tindakan dalam pengobatan dan
penanggulangan yang didasarkan pada pemenuhan kebutuhan dan respon
pasien. Tujuan caring adalah untuk mendukung proses penyembuhan secara
total (Hoover, 2002), oleh karena itu perawat dituntut untuk selalu
menerapkan caring dan curing.

14
3.2. Saran

Sebagai seorang perawat atau calon perawat sikap caring harus


dipraktikkan dalam kehidupan sehari – hari, agar perilaku caring
tumbuh secara alami dalam jiwa perawat. Ketika menghadapi klien,
perawat dengan mudah memberikan asuhan keperawatan. Klien yang
sakit kadang hanya butuh perhatian dan empati dari seseorang yang
merawatnya agar ia lebih semangat dalam menghadapi penyakitnya.
Oleh karena itu sebagai perawat disarankan agar benar – benar paham
tentang perilaku caring ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ali, H. Z. (2006). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : Buku Kedokteran


EGC.
Efy Afifah, M.Kes. (n.d.). Konsep Caring. 12 September 2015. Diakses dari
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/afifah/material/konsepcaringef.pdf
pada pukul 20.19 WIB.
Friedman, M M. (1998). Family Nursing: Research, Theory and Practice.
Norwalck CT : Alpleton & Lange.
Kaakinen, J., et al. (2015). Family Health Care Nursing: Theory, Practice, and
Research Ed. 5. Amerika : F. A. Davis Company.
Nursalam, Efendi, F. (2008). Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.
Potter, P.A & Perry, A.G. (2005). Fundamentals of Nursing: Concepts, Process,
and Practice, 6th Ed. ST Louis, MI : Elsevier Mosby.
Potter, P. A & Perry, A. G. (2009). Fundamentals of Nursing Ed. 7th. (Terj. Tem
Salemba Medika bekerja sama dengan Dr. Adrina Ferderika). Jakarta :
Salemba Medika.
Potter, P.A & Perry, A.G. (2009). Fundamentals of Nursing: Concepts, Process,
and Practice, 7th Ed. New Jersey : Pearson Education, Inc.
Swanson, K. (1991). Emperical Development of a Middle Range Theory of Caring.
Nursing Research 40, 3.

16

Anda mungkin juga menyukai