Anda di halaman 1dari 12

KASUS I

Contoh Komunikasi Terapeutik

1. Tahap Pre-Interaksi
2. Mengumpulkan data tentang klien : Ditinjau dari catatan medis/catatan keperawatan

 Kondisi klien adalah post operasi caesar


 Diagnosa Keperawatan gangguan rasa nyama nyeri
 Tujuan khusus adalah setelah dilakukan perawatan nyeri berkurang
 Tindakan keperawatannya adalah perawatan luka post partum
 DS : klien mengatakan lemas
 Klien mengatakan nyeri pada luka operasinya

 DO: Klien tampak lemas


 Perban tampak lembab
 Luka tampak basah, dan terdapat kemerahan
 TTV: suhu: 375 oC
 Nadi: 74x/menit
 TD : 120/70 mmhg

1. Mengeskplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan

 Saya siap berinteraksi dengan klien (Ny. X) dengan tindakan perawatan luka post

Operasi Caesar

1. Membuat rencana pertemuan dengan klien

 Saya telah membuat kontrak untuk melakukan perawatan luka hari ini pukul 8 pagi

2. Tahap Orientasi

(dialog)

Perawat : “Assalamualaikum ibu/selamat pagi”

Klien : “Walaikum salam/pagi juga suster”


Perawat : “Saya Ners Mia , apakah benar ini dengan ibu X ?”

Klien : “iya suster”

Perawat : “Ibu X, ibu lebih suka saya panggil apa ibu?”

Klien : “ibu Ibet saja supaya lebih akrab suster”

Perawat : “baik ibu Ibet, saya Mia, hari ini saya yg akan merawat
ibu dari pukul 07.00 -14.00 siang nanti bu, jadi kalau ada masalah atau
keluhan ibu dapat menginformasikannya kepada saya”

Klien : “Oke baik suster Mia”

Perawat : “Baiklah, ibu bagaimana keadaannya hari ini setelah


operasi caesar kemarin?”

Klien : “Alhamdulillah suster saya senang sekali dengan


kelahiran anak peratama saya, Tapi saya masih merasa sakit pada luka
operasinya dan sulit bergerak”

Perawat : “alhamdulillah saya turut senang atas kelahiran anak


pertama ibu, karna ibu caesar jd wajar kalau ibu sakit dan sulit bergerak
karna ada luka operasi yg masih rentan, apakah ada keluhan lain yang di
rasakan?”

Klien : “oh begitu ya suster, tidak suster hanya nyeri dan sulit
bergerak saja”

Perawat : “baik bu, sesuai dengan perjanjian kita kemarin, saya akan
mengganti perban luka ibu, supaya tidak terjadi infeksi dan supaya ibu bisa
segara beraktivitas kembali”

Klien : “baik suster, berapa lama?”

Perawat : “hanya sekitar 15 menit ibu Ibet”

Klien : “iya suster”

3. Tahap kerja

(dialog)

Perawat : “baiklah bu, sebelumnya ada yang ingin ibu tanyakan?


Klien : “apakah perawatan luka ini penting sus? dan berapa frekuensi
penggantian perbannya?

Perawat : “iya ibu, perawatan luka ini sangat penting karna jika luka kotor akan
menimbulkan infeksi dan dapat menyebabkan kematian, perban itu harus
diganti minimal 1x sehari bu”.

Klien : “baik suster”

Perawat : ”oke ibu Ibet, pertama maaf ibu bajunya saya buka ya bu, nanti jika
sudah dirumah atau saat ibu sudah merasa tidak nyaman. Ibu atau dengan
bantuan keluarga dapat melakukan secara mandiri”.

Klien : ” alat-alatnya apa saja suster?”

Perawat : ” sarung tangan, pinset, gunting, plester, kasa steril, cairan


pembersih. Ibu dapat menggunakan NaCl,,

Klien : ”lalu caranya bagaimana sus?

Perawat : ”pertama-tama kita buka balutan yang lama namun jangan memegang
dengan tangan telanjang, kita harus memakai sarung tangan, lalu kita bersihkan
luka dengan NaCl yang dicelupkan ke kasa dan dikeringkan dengan kasa kering.

Klien : “apakah kasa tidak boleh dipakai berulang-ulang sus?

Perawat : ”benar sekali ibu, setiap kali kita membersihkannya kita tukar
dengan kasa yang baru dan jangan lupa ibu kita harus membersihkan luka dari
daerah yang bersih kedaerah yang kotor”.

Klien : “lalu apa lagi sus ?

Perawat : “lalu bu, kita tutup luka dengan kasa steril , dan direkatkan dengan
plester, lalu ditutup dengan pakaian ibu kembali dan semua bekas balutan
dibuang ketempat sampah medis”.

Klien : “saya rasa saya sudah bisa melakukannya sus”.

4. Tahap terminasi

(dialog)

Perawat : ”baik ibu Ibet, perawatan lukanya sudah selesai dan ibu pun sudah
mengerti bagaimana cara melakukan perawatan luka. Sekarang bagaimana rasannya
bu, apakah sudah lebih nyaman sekarang ?
Klien : “iya suster sudah lebih nyaman,”

Perawat : “baik ibu kalau begitu, besok saya akan ganti lagi lukanya ya” .

Klien : “ iyah suster, terimakasih”,

Perawat : “ iyah ibu Ibet, apakah ada yang ingin ibu tanyakan?

Klien : “tidak sus,saya rasa cukup dan saya sudah paham pentingnya
mengganti luka”

Perawat :” baik ibu sekarang ibu dapat beristirahat kembali”

Klien :” iyah suster, terimakasih ya sus,,

Perawat : “sama-sama ibu Ibet, semoga rasa sakitnya terus berkurang.

KASUS 2
Fase Prainteraksi

Pada Rumah sakit X di kamar Y terdapat seorang pasien yang bernama Odilia Dewi dacosta
umur 21 tahun dimana ia sekarang sedang menempuh pendidikan tinggi di salah satu Universitas
swasta yang berada di daerah Z, di rumah sakit tersebut ia ditemani oleh ibunya yang bernama
Rika, dimana Odilia tersebut sedang menjalani perawatan luka paca kecelakaan, disana dia
dirawat oleh Ns.Risty

Fase Orientasi

Pagi hari pukul 07.30 ..

Perawat : “Selamat pagi... “(tersenyum)

Keluarga : “ ia selamat pagi mbak..”(tersenyum)

Perawat : “ Permisi ibu.. apa betul ibu ini, keluarga dari pasien atas nama sdr.odilia dewi
dacosta”..

Keluarga : “Iya benar, saya ibu dari Sdr.odilia dewi dacosta ”

Perawat : “emmm baik kalau gitu saya akan memeriksa sdr,odilia dewi dacosta, sebelumnya
apakah sdr.odilia dewi dacosta sering mengeluhkan sesuatu di ibu....?

Keluarga :”selama saya disini anak saya tidak mengeluhkan sesuatu di saya, mungkin lebih
jelasnya lagi mbak bisa langsung meriksa keadaan anak saya.

Perawat : “ohh, baaik lah ibu klaw begitu saya akan langsung memeriksa keadaan anak ibu
sekarang.

Keluarga :”ia silahkan”

Perawat : Permisi “ selamat pagi Mbak ..”(tersenyum)

Pasien : “ ia selamat pagi mbak ..”(tersenyum)

Perawat : “ perkenalkan Mbak nama saya risty dian puspita, saya mahasiswa dari STIKES dr.
Soebandi, mulai pagi ini saya akan merawat mbak dari pukul 07.00 sampai 14.00 siang. Kalau
boleh saya tau nama Mbak siapa? Dan senangnya dipanggil apa Mbak ?”

Pasien : “ iya salam kenal juga Mbak, nama saya odilia dewi dacosta, Mbak bisa
panggil saya dengan panggilan mbak odel.”

Perawat : “baik mbk odel, bagaimana keadaan mbk odel sekarang? Apa yang mbak odel
rasakan ?“

Pasien : “sejak kecelakaan kemarin luka dibagian lutut saya masih agak sedikit nyeri
mbak.”(menyentuh lutut dan merenung)

Perawat : “mm..” (menganggukkan kepala) ”iya mbakodel itu memang efek dari luka yang
mbak odel alami,karena pada luka mbak odel terjadi respon peradangan.

Pasien : “apa itu berbahaya mbak?.”(sedikit cemas)

Perawat : “tidak mbak odel, peradangan itu merupakan gejala yang menguntungkan dan
merupakan pertahanan tubuh yang bekerja untuk menetralisir dan menghancurkan agen
pencedera dalam persiapan penyembuhan luka.Jadi mbak odel tidak usah begitu
khawatir.”(menjelaskan)

Pasien : “ohhh..begitu.”(sedikit lega)

Perawat : “iya mbak odel, baiklah saya permisi dulu, silakan mbak odel beristirahat kembali,
nanti saya akan datang lagi sekitar jam 08.00 siang untuk melakukan tindakan perawatan
luka,mengganti perban yang mebalut luka mbak odel dengan yang baru,tidak lama mbak odel
kira-kira 5menit dan kita melakukannya disini saja, apakah mbak odel bersedia?.”

Pasien : “iya mbak.”(menganggukkan kepala)


Perawat :”mbak odel tenang saja,kerahasiaan tentang apa yang mbak odel alami juga tetap
saya jaga,“

Pasien :iya mbak,terima kasih(merasa lega)

Perawat : “apabila mbak odel memerlukan bantuan saya silakan mbak panggil saya, selamat
pagi.”(tersenyum)

Pasien : “iya, selamat pagi.”(tersenyum)

Keluarga : (Masuk menghampiri pasien) “menanyakan keadaan anaknya”

Fase Kerja

Tidak lama kemudian perawat menghampiri Pasien kembali.

Perawat : “selamat pagi,?.”(tersenyum)

Mbak odel.

Pasien : “pagi mbak.”(tersenyum)

Perawat : “mbak odel, sesuai perjanjian yang telah disepakati tadi sekarang saya akan
melakukan tindakan perawatan luka, apakah mbak odel bersedia?.”

Pasien : “iya saya bersedia mbak

Perawat : “baiklah saya akan menyiapkan alat-alatnya dahulu.”

Disaat perawat melakukan tindakan perawatan luka tiba-tiba pasien teriak kesakitan”disaat
perawat membuka pebalut luka Pasien

Pasien : “adooooohhhh.......sakitt”(dengan meringis kesakitan)

Keluarga : “tiba-tiba masuk dengan marah ke perawat untuk bekerja dengan hati”

Perawat :terus bekrja sambil menjelaskan kepada pihak keluarga dan pasien (denagan tenang
dan sabar)

Setelah proses tindakan perawatan luka ..

Fase Terminasi

Perawat : “mbak odel saya sudah selesai melakukan tindakan perawatan luka, dijaga
kesehatannya ya mbak odel,semoga cepat sembuh.”(tersenyum)

Pasien : “iya, terimah kasih mbak.”(tersenyum)

Perawat : “sama-sama, selamat pagi sampai jumpa kembali!.”

Jangan lupa membereskan alkes dan cuci tangan,,,,,,,

Perawat : menjelaskan kepada keluarga(dengan interaksi yamg baik)

Keluarga : menerima penjelasan perawat.

Perawat : baik ibu saya permisi untuk kembali ke ruangan perawat dan nanti jika butuh
bantuan bisa langsung hubungi saya di ruang perawat yang ada di sana (sambil menujuk ke arah
ruangan perawat)

Keluarga : iya mbak( tersenyum)

KASUS 3
DRAMA KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Suatu hari di Jln. Adam pedolot terjadi kecelakaan, seorang remaja laki - laki yang
mengendarai sepeda motor menabrak tiang pembatas jalan. Remaja itu mengalami luka pada
daerah tangan dan kaki nya dan ia langsung di larikan ke Rumah Sakit dotoe’ binang kang sambil
meraung-raungkesakitan.

Pasien lukman : aduh....aduh sakit sekali.

Perawat : sabar... ya de’.Sakit nya hanya sebentar nanti setelah diobati


Pasti sakit nya hilang.

Selang beberapa menit kemudian, keluarga remaja itu datang dengan wajah yang cemas dan
tegang.

Komang : amal dimana lukman...?


Amal : m.... aku juga nggak tahu. Coba kita cari di ruang UGD mungkin
Dia di sana.

Sesampainya di ruang UGD, amal dan komang melihat lukman yang masih meraung-raung
kesakitan, lalu mereka menghampiri lukman.
komang : lukman....gimana keadaanmu? Apanya yang sakit dan luka?
Pasien lukman : Aduh...semua badan ku terasa sakit dari tangan, siku, lutut,
kaki... aduh sakit sekali.

Perawat : tolong ya mas - mba’ ini,tunggu diluar biar kami bisa mengobati

Pasien dengan cepat.

Amal & komang : Baik lah brur.....

Setelah lukman, selesai diobati ia dipindah kan keruangan perawatan. Setelah tiga hari kemudian
perawat datang keruangan lukman dirawat untuk mengganti balutan lukanya.

Perawat : Selamat siang de’, saya perawat jefiska akan mengganti balutan
lukanya. Oh ya de’gimana rasanya setelah beberapa hari
dirawatdisini?

lukman : Rasanya nyaman kok... udah agak mendingan rasa sakitnya, tapi
saya pingin cepet pulang soalnya udah kangen rumah.

komang : Iya nih brur... kapan adik saya bisa pulang? Soalnya biaya nya tidak

mendukung nih.... udahkeregitudeh...

perawat : Kalau soal itu tergantung dari kesembuhan adik nya mbak......
baik lah mbak saya akan mulai mengganti balutan luka nya mbak.

lukman : Nggak sakit kan brur... ih aku takut....

amal : Udah...udah nggak apa-apa kok.

komang : kok pakai diganti segala balutan nya? Biarin aja brur kan nggak

usah repot-repot jadinya.


Perawat : Tujuan dari penggantian balutan luka untuk mencegah terjadinya
Infeksi serta memberikan rasa nyaman pada adik mba’
.
Amal : : oh...begitutoh...hahaha aku baru tahu nih

Perawat kemudian melakukan prosedur pelaksanaan penggantian balutan


luka sambil menjelaskan langkah demi langkahkepada pasien.

Perawat : de’ balutan luka de’akan dibuka terus dibersih kan setelah itu
Diberi betadine dan ditutup kembali dengan has kemudian

diplester.

lukman : Udah selesai ya brur... aduh udah bosen nih.....

Perawat : Udah...udah selesai kok de’ perawatannya.Jadi de’bisa


istirahat.

komang : Kok cepet banget sih..... kayak kilat

amal : Iyanih kayak kilat... cepet banget....

Perawat : Baiklah mas dan mbak perawatan luka nya telah selesai. Jadi
De’bisa istirahat agar lekas sembuh.

Setelah perawatan selesai, perawat meninggal kan ruangan itu dan drama kami
pun berakhir.Terima kasih atas perhatian nya.

‘’ Di sini gunung di sana gunung di tengah- tengah nya ada pulau jawa wayang nya bingung
dalang nya pun bingung yang penting bisa persentasi”
KASUS 3
Suster Dessy : Apa boleh saya mengetahui apa saja yang menjadi beban pikiran ibu saat ini
karena penyakit tersebut ?
Ny. Tari : Begini Sus, saya sangat mengkhawatirkan keadaan anak saya. Saya bingung
apakah saya masih diperbolehkan untuk menyusui anak saya dengan keadaan saya
terkena kanker payudara seperti ini dan saya juga belum mengetahui apa itu
stadium 3b serta proses pengobatan seperti apa saja yang nantinya akan dilakukan
kepada saya? Jujur saya sangat khawatir akan terjadinya hal yang tidak diinginan
pada diri saya sus! (cemas).
Suster Dessy : Baiklah ibu. Saya akan menjelaskan kepada ibu apa itu stadium 3B. Stadium pada
kanker payudara itu ada 5 yaitu stadium 1,2,3a,3b,4. Dimana pada masing-masing
stadium memiliki tingkat keparahan yang berbeda-beda. Stadium 3b pada kanker
payudara itu adalah dimana sel kanker itu telah menyebar ke seluruh bagian
payudara. Selain itu juga penyebarannya sudah menyerang secara total pada kelenjar
limfa dan tindakan yang akan dilakukan itu tidak ada tindakan lain selain
pengangkatan pada payudara (mastektomi). Dan untuk masalah boleh atau
tidaknya ibu menyusui anak ibu itu sangat tidak diperbolehkan dengan alasan,
pasien dengan penyakit kanker payudara, ketika dia menyusui anaknya akan
dikhawatirkan sel-sel kanker yang terdapat pada si ibu akan terlepas ke tubuh si
anak yang akan beresiko sel kanker itu akan berkembang biak pada si anak.
Ny. Tari : Aduh, (cemas). Bagaimana ini Suster ? Saya takut tidak akan menjadi sempurna lagi
setelah menjalani operasi pengangkatan payudara!
Suster Dessy : (tersenyum), begini Ibu. Setiap manusia itu tidak ada yang sempurna, setiap
manusia itu sama pada umumnya, hanya saja ibu pada saat ini sedang diberi cobaan
oleh yang maha kuasa. Saat ini ibu sedang mengalami rasa takut yang berlebihan.
Sebaiknya rasa takut itu segera ibu hilangkan karena akan melemahkan ibu secara
psikis sehingga dapat menurunkan daya imunitas alamiah yang ada dalam tubuh
ibu. Ibu tidak maukan kalau si tembem Andrew nanti akan semakin sedih karena
kondisi mamanya yang semakin memburuk?
Ny. Tari : Iya Suster (tersenyum) terima kasih sekali atas support moral yang suster berikan
kepada saya, saya akan terus semangat dan berusah memahami penyakit saya ini
dengan tidak menjadikannya beban tetapi anugrah yang diberikan yang maha kuasa
kepada saya. Sehingga saya bisa cepat sembuh dan bertemu dengan suami dan anak
saya tercinta.
Suster Dessy : Iya, sama-sama Ibu. Ibu juga harus ingat vonis Kanker Payudara bukanlah akhir
dari segalanya. Dokter adalah manusia yang bisa mengatakan apa saja. Namun,
tetap yang maha kuasa lah yang menentukan segalanya termasuk umur manusia.
Ibu juga dapat mencari tahu apa yang dilakukan oleh para penderita dan mantan
penderita kanker payudara dengan bergabung pada organisasi Yayasan Kanker
Payudara Indonesia yang dapat menginspirasi ibu agar tidak terlalu tenggelam akan
kecemasan tentang penyakit ibu.
Ny. Tari : Baik lah suster. Saya sangat berterima kasih sekali karena suster telah mau
meluangkan waktunya untuk membantu saya mencari solusi dari permasalahan yang
sedang saya hadapi saat ini, serta terima kasih juga atas masukan-masukan,
pengharapan, serta informasi yang telah banyak suster berikan kepada saya. Saya
mohon doanya Sus agar operasi saya berjalan dengan lancar, saya dapat kembali
normal dan berkumpul kembali dengan keluarga saya.
Suster Dessy : (tersenyum) Iya ibu. Saya akan mendoakan yang terbaik bagi kelancaran operasi
ibu
sehingga ibu dapat segera kembali berkumpul bersama keluarga tercinta. Baiklah
ibu, sekarang saya harus menangani pasien di ruangan lainnya lagi. Saya mohon diri,
Selamat pagi (berjalan meninggalkan ruangan Anggrek).
~THE END

KASUS 4
Memberi salam kepada klien :
Assalamua’laikum Warahmatullahi Wabarakatu.
Perawat : “ Perkenalkan nama saya Yuyun Yuningsih, saya senang di panggil Rista. Boleh saya tahu nama
ibu dan ade siapa? Apa panggilan kesayangan ibu dan ade? “
Ibu Pasien : “ Nama saya Dessy, saya senang dipanggil bu Dessy. ”
Pasien Anak : “ Namaku Nissa, aku senangnya dipanggil Icha kak. ”
Perawat : “ Oh, baiklah kalau ibu senang dipanggil nama bu Dessy dan nama ade kecil yang lucu ini kakak
panggil ade Icha. ”
Ibu Pasien : “ Baiklah sus. ”
Perawat : “ Pertama saya akan membuat persetujuan dengan ibu, kita akan mulai komunikasi ini dengan
waktu juga tempat yang ibu sepakati. Bagaimana bu Dessy setuju kalau komunikasi terapeutiknya kita
mulai dimana dan kapan? “
Ibu Pasien : “ Saya pikir komunikasi terapeutiknya dilakukang sekarang dan diruangan ini saja supaya
situasinya kondusif. ”
Perawat : “ Oh...baiklah bu, menurut ibu sendiri waktu yang tepat untuk melakukan komunikasi ini
berapa lama? “
Ibu Pasien : “ Menurut saya lebih baik 10 menit ya sus supaya tidak terlalu lama karena saya takut anak
saya akan merasa bosan. “
Perawat : “ Iya bu Dessy tentu, dengan senang hati. ”
Ibu Pasien : “ Baiklah. “
Tahap ketiga : Tahap Kerja

Perawat : “ Ibu bagaimana kalau anak ibu diberikan kesempatan untuk berbicara tanpa disertai oleh ibu
supaya saya lebih jelas untuk menggali permasalahan yang anak ibu hadapi. ”
Ibu Pasien : “ Oh, tentu sus silahkan. ”
Perawat : “ Terima kasih ibu. ”
Perawat : “ Salamat pagi, apa kabar ade Icha yang cantik. Bagaimana kabar ade sekarang? Coba ade bisa
ceritakan sama kakak apa yang ade rasakan saat ini? “
Pasien anak : “ Pagi juga kakak, keadaan ade saat ini sakit perut kak. “
Perawat : “ Perut yang sebelah mana? ”
Pasien Anak : “ Perut yang sebelah kiri. ”
Perawat : “ Coba ceritain sama kakak kira – kira kenapa perut ade Icha bisa sakit seperti itu ? ”
Pasien Anak : “ Aku sendiri gak tau kak, sebelumnya aku susah makan. “
Perawat : “ Hmm kenapa coba ade susah makan ? Apa penyebabnya? ”
Pasien Anak : “ Rasanya tuh mual kak kalo makan. ”
Perawat : “ Oh...kakak pikir ade ini ada gangguan pencernaan yah. ”
Pasien Anak : “ Sepertinya emang gitu kak, soalnya aku gak nafsu makan dan selalu mual – mual. ”
Perawat : “ Oh, sepertinya ade ini terkena gejala maag. Ade Icha sendiri tau gak apa itu penyakit maag? “
Pasien aanak : “ Gak tau kak, memangnya maag itu apa? ”
Perawat : “ Maag itu semacam penyakit yang menyerang lambung. Penyebabnya kebanyakan karena
sering makan yang pedas dan terutama jarang makan. “
Pasien Anak : “ Oh begitu ya kak, jadi aku sakit maag? ”
Perawat : “ Iya ade sayang, karena ini baru gejala saja jadi lebih baik ade Icha lebih menjaga pola makan
supaya penyakit maagnya bisa sembuh. ”
Pasien Anak : “ Iya kak kalo begitu Icha sekarang mau rutin makan yang teratur .”
Perawat : “ Bagus sekali ade Icha pinter, ini kakak bawa boneka untuk ade mau? ”
Pasien Anak : “ Mau sekali kakak  “

Tahap keempat : Terminasi

Perawat : “ Bagaimana perasaan ade sekarang? “


Pasien Anak : “ Baik kak, Icha merasa senang dan nyaman. ”
Perawat : “ Anak yang pintar. “
Perawat : “ Baiklah kalau begitu saya ucapakan terima kasih kepada ibu sudah memberikan kesempatan
kepada saya untuk melakukan komunikasi dengan anak ibu. Seperti waktu yang telah kita sepakati diawal
yaitu 15 menit dan sekarang waktunya sudah habis. Semoga cepat sembuh yah de Icha jangan lupa
obatnya diminum juga jangan telat makan lagi yah. Kita akan bertemu lagi kapan bu? Apakah ibu
bersedia untuk dilakukan komunikasi terapeutik kembali dengan saya? ”
Ibu Pasien : “ Iya terima kasih kembali, tentu sus saya sangat bersedia. “
Perawat : “ Dengan senang hati, mungkin untuk waktu dan tempatnya kita sepakati kembali disini atau
bagaimana menurut ibu? ”
Ibu Pasien : “ Iya sus saya setuju dengan pendapat suster. ”
Perawat : “ Baiklah, sampai jumpa besok yah ade Icha dan ibu Dessy. Assalamu’alakum. “
Ibu Pasien : “ Wa’alaikumsalam. “

Anda mungkin juga menyukai