OLEH :
NIM : PO5303203200698
TINGKAT : 2A
DOSEN PEMBIMBING
2021/2002
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,yang telah memberikan
rahmat dan hidaya-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah Caring dalam
keprawatan" tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
dosen pada mata kuliah "Caring dalam keperawatan. Selain itu,makalah ini juga bertujuan
untuk menambahkan wawasan bagi para pembaca dan juga penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membagikan sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah
yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Waingapu, 08 oktober
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………...
C. Tujuan……………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian caring
C.Manfaat caring
A. Kesimpulan……………………………………………………………………...
B. Saran…………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Caring merupakan inti dari keperawatan (julia,1995).Caring membantu klien meningkatkan perubahan
positif dalam aspek fisik, psikologis, spiritual, dan sosial.Setiap perawat berbeda dalam memberikan
sikap asuhan kepada klien.Sikap keperawatan yang berhubungan dengan caring adalah kehadiran,
sentuhan kasih sayang, mendengarkan, memahami klien, caring dalam spiritual, dan perawatan
tindakan kepedulian,sedangkan curing merupakan tindakan pengobatan.
Di era globalisasi ini,segala bidang kehidupan sedang mengalami perkembangan bahkan kemajuan.Salah
satunya adalah bidang pelayanan kesehatan.bidang pelayanan kesehatan tidak hanya sarana dan
prasarana yang mengalami kemajuan,tetapi juga profesionalisme dari tenaga kesehatan.
Lingkungan kesehatan seperti rumah sakit,perawat akan berhadapan dengan klien dan tenaga kesehatn
lainnya.Oleh karena itu,Perawat harus terus meningkatkan profesionalismenya,yaitu meningkatkan
perilaku caring.Caring bukan semata-mata perilaku. Caring adalah cara yang memiliki makna dan
memotivasi tindakan. Caring juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan asuhan
fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien (Carruth et all,
1999).
Apakah pengertian caring secara umum?Bagaimana persepsi klien tentang caring?Bagaiman pandangan
Watson tentang caring?Bagaiman perilaku caring dalam praktik keperawatan ?Apa perbedaan caring
dan curing?Makalah ini akan memebahas masalah – masalah tersebut.
1.3.Tujuan
Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan I,
menambah wawasan tentang Konsep Caring di Sepanjang Rentang Kehidupan, agar mahasiswa mengerti
tentang bagaimana perilaku caring dalam proses dan praktik keperawatan, dan sebagai salah satu
sarana belajar mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Konsep Caring
Pengertian caring berbeda dengan care. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan orang
berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku kepada individu, keluarga, kelompok
dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan aktual maupun potensial untuk meningkatkan
kondisi dan kualitas kehidupan manusia. Sedangkan caring adalah tindakan nyata dari care yang
menunjukkan suatu rasa kepedulian.
b.Delores gaut (1984) : caring tidak mempunyai pengertian yang tegas, tetapi ada tiga makna
dimana ketiganya tidak dapat dipisahkan, yaitu perhatian, bertanggung jawab, dan ikhlas.
c.Crips dan Taylor (2001) : caring merupakan fenomena universal yang mempengaruhi
bagaimana seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku dalam hubungannya dengan orang
lain.
d.Rubenfild (1999) : caring yaitu memberikan asuhan, tanggunggung jawab, dan ikhlas.
e.Crips dan Taylor (2001) : caring merupakan fenomena universal yang mempengaruhi
bagaimana seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku dalam hubungannya dengan orang
lain.
f.Rubenfild (1999) : caring yaitu memberikan asuhan, dukungan emosional pada klien,
keluarga, dan kerabatnya secara verbal maupun nonverbal.
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat dipersingkat bahwa pengertian caring secara umum adalah
suatu tindakan moral atas dasar kemanusiaan, sebagai suatu cerminan perhatian, perasaan empati dan
kasih sayang kepada orang lain, dilakukan dengan cara memberikan tindakan nyata kepedulian, dengan
tujuan untuk meningkatkan kualitas dan kondisi kehidupan orang tersebut. Caring merupakan inti dari
keperawatan.
2.1.2.Persepsi Klien Tentang Caring
Penelitian tentang persepsi klien penting karena pelayanan kesehatan merupakan fokus terbesar
dari tingkat kepuasan klien. Jika klien merasakan penyelenggaraan pelayanan kesaehatan bersikap
sensitif, simpatik, merasa kasihan, dan tertarik terhadap mereka sebagai individu, mereka biasanya
menjadi teman sekerja yang aktif dalam merencanakan perawatan ( Attree, 2001 ). Klien dalam
penelitian ini menunjukkan bahwa mereka semakin puas saat perawat melakukan caring.
Biasanya klien dan perawat melakukan persepsi yang berbeda tentang caring ( Mayer, 1987; Wolf,
Miller, dan Devine, 2003 ). Untuk alasan tersebut, fokuskan pada membangun suatu hubungan
yang membuat perawat mengetahui apa yang penting bagi klien. Contoh, perawat mempunyai
klien yang takut untuk dipasang kateter intravena, perawat tersebut adalah perawat yang belum
terampil dalam memasukkan kateter intravena. Perawat tersebut memutuskan bahwa klien akan
lebih diuntungkan jika dibantu oleh perawat yang sudah terampil daripada memberikan penjelasan
prosedur untuk mengurangi kecemasan. Dengan mengetahui siapa klien, dapat membantu perawat
dalam memilih pendekatan yang paling sesuai dengan kebutuhan klien.
Etika Pelayanan
Watson ( 1988 ) menyarankan agar caring sebagai suatu sikap moral yang ideal, memberikan sikap
pendirian terhadap pihak yang melakukan intervensi seperti perawat. Sikap pendirian ini perlu untuk
menjamin bahwa perawat bekerja sesuai standar etika untuk tujuan dan motivasi yang baik. Kata etika
merujuk pada kebiasaan yang benar dan yang salah. Dalam setiap pertemuan dengan klien, perawat
harus mengetahui kebiasaan apa yang sesuai secara etika. Etika keperawatan bersikap unik, sehingga
perawat tidak boleh membuat keputusan hanya berdasarkan prinsip intelektual atau analisis.
Etika keperawatan berfokus pada hubungan antara individu dengan karakter dan sikap perawat
terhadap orang lain. Etika keperawatan menempatkan perawat sebagai penolong klien, memecahkan
dilema etis dengan cara menghadirkan hubungan dan memberikan prioritas kepada klien dengan
kepribadian khusus.
4.Memiliki sikap dan menunjukkan prilaku yang membuat klien merasa dihargai sebagai manusia
4.Hadir untuk memberi kenyamanan dan memenuhi kebutuhan klien sebelum diminta
5.Menggunakan suara dan sikap yang baik, halus, lembut dan menyenangkan
2.Bersikap ceria
2.Memberikan informasi
6.Mempromosikan otonomi
1.Jujur
1. Menurut Watson
Dr.Jean Watson pencetus The Human Caring dikembangkan pada tahun 1975 – 1979.Menurut watson
ada tujuh asumsi yang mendasari konsep caring.ketujuh asumsi tersebut adalah
c.Caring merupakan respon yang di terima klien tidak saat itu saja,tapi dapat memengaruhi
keadaan klien selanjutnya
d.Lingkungan yang penuh caring sangat potensial untuk mendukung perkembangan klien
e.Caring terdiri dari faktor kuratif yang berasal darikepuasan dalam membantu memnuhi
kebutuhan klien
f.Caring lebih kompleks dari pada curing,karena praktek caring memadukan antara pengetahuan
biofisik dengan pengetahuan mengenai perilaku manusia yang berguna dalam meningkatkan
derajat kesehatan klien
j.Mengizinkan terjadinya tekanan yang bersifat fenolmenologis agar pertumbuhan diri dan
kematangan jiwa klien dapat dicapai
Caring bukanlah sesuatu yang dapat diajarkan, tetapi merupakan hasil dari kebudayaan, nilai-nilai,
pengalaman, dan dari hubungan dengan orang lain. Sikap keperawatan yang berhubungan dengan
caring adalah kehadiran, sentuhan kasih sayang, mendengarkan, memahami klien, caring dalam
spiritual, dan perawatan keluarga.
a.Kehadiran
Kehadiran adalah suatu pertemuan antara seseorang dengan seseorang lainnya yang merupakan sarana
untuk mendekatkan diri dan menyampaikan manfaat caring. Menurut Fredriksson (1999), kehadiran
berarti “ada di” dan “ada dengan”. “Ada di” berarti kehadiran tidak hanya dalam bentuk fisik, melainkan
juga komunikasi dan pengertian. Sedangkan “ada dengan” berarti perawata selalu bersedia dan ada
untuk klien (Pederson, 1993). Kehadiran seorang perawat membantu menenangkan rasa cemas dan
takut klien karena situasi tertekan.
b.Sentuhan
Sentuhan merupakan salah satu pendekatan yang menenangkan dimana perawat dapat mendekatkan
diri dengan klien untuk memberikan perhatian dan dukungan. Ada dua jenis sentuhan, yaitu sentuhan
kontak dan sentuhan non-kontak. Sentuhan kontak merupakan sentuhan langsung kullit dengan kulit.
Sedangkan sentuhan non-kontak merupakan kontak mata. Kedua jenis sentuhan ini digambarkn dalam
tiga kategori :
1)Sentuhan Berorientasi-tugas
Saat melaksanakan tugas dan prosedur, perawat menggunakan sentuhan ini. Perlakuan yang ramah dan
cekatan ketika melaksanakan prosedur akan memberikan rasa aman kepada klien. Prosedur dilakukan
secara hati-hati dan atas pertimbangan kebutuhan klien.
Yang termasuk dalam sentuhan caring adalah memegang tangan klien, memijat punggung klien,
menempatkan klien dengan hati-hati, atau terlibat dalam pembicaraan (komunikasi non-verbal).
Sentuhan ini dapat mempengaruhi keamanan dan kenyamanan klien, meningkatkan harga diri, dan
memperbaiki orientasi tentang kanyataan (Boyek dan Watson, 1994).
3)Sentuhan Perlindungan
Sentuhan ini merupakan suatu bentuk sentuhan yang digunakan untuk melindungi perawat dan/atau
klien (fredriksson, 1999). Contoh dari sentuhan perlindungan adalah mencegah terjadinya kecelakaan
dengan cara menjaga dan mengingatkan klien agar tidak terjatuh.
Sentuhan dapat menimbulkan berbagai pesan, oleh karena itu harus digunakan secara bijaksana.
c.Mendengarkan
Untuk lebih mengerti dan memahami kebutuhan klien, mendengarkan merupakan kunci, sebab hal ini
menunjukkan perhatian penuh dan ketertarikan perawat. Mendengarkan membantu perawat dalam
memahami dan mengerti maksud klien dan membantu menolong klien mencari cara untuk
mendapatkan kedamaian.
d.Memahami klien
Salah satu proses caring menurut Swanson (1991) adalah memahami klien. Memahami klien sebagai inti
suatu proses digunakan perawat dalam membuat keputusan klinis. Memahami klien merupakan
pemahaman perawat terhadap klien sebagai acuan melakukan intervensi berikutnya (Radwin,1995).
Pemahaman klien merupakan gerbang penentu pelayanan sehingga, antara klien dan perawat terjalin
suatu hubungan yang baik dan saling memahami.
Kepercayaan dan harapan individu mempunyai pengaruh terhadap kesehatan fisik seseorang. Spiritual
menawarkan rasa keterikatan yang baik, baik melalui hubungan intrapersonal atau hubungan dengan
dirinya sendiri, interpersonal atau hubungan dengan orang lain dan lingkungan, serta transpersonal atau
hubungan dengan Tuhan atau kekuatan tertinggi.
Hubungan caring terjalin dengan baik apabila antara perawat dan klien dapatmemahami satu sama lain
sehingga keduanya bisa menjalin hubungan yang baik dengan melakukan hal seperti, mengerahkan
harapan bagi klien dan perawat;mendapatkan pengertian tentang gejala, penyakit, atau perasaan yang
diterima klien; membantu klien dalam menggunakan sumber daya sosial, emosional, atau spiritual;
memahami bahwa hubungan caring menghubungkan manusia dengan manusia, roh dengan roh.
f.Perawatan Keluarga
Keluarga merupakan sumber daya penting. Keberhasilan intervensi keperawatan sering bergantung
pada keinginan keluarga untuk berbagi informasi dengan perawat untuk menyampaikan terapi yang
dianjurkan. Menjamin kesehatan klien dan membantu keluarga untuk aktif dalam proses penyembuhan
klien merupakan tugas penting anggota keluarga. Menunjukkan perawatan keluarga dan perhatian pada
klien membuat suatu keterbukaan yang kemudian dapat membentuk hubungan yang baik dengan
anggota keluarga klien.
Keperawatan sebagai suatu profesi dan berdasarkan pengakuan masyarakat adalah ilmu kesehatan
tentang asuhan atau pelayanan keperawatan atau The Health Science of Caring (Lindberg,1990:40).
Secara bahasa, caring dapat diartikan sebagai tindakan kepedulian dan curing dapat diartikan sebagai
tindakan pengobatan. Namun, secara istilah caring dapat diartikan memberikan bantuan kepada
individu atau sebagai advokasi pada individu yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya.
Sedangkan curing adalah upaya kesehatan dari kegiatan dokter dalam prakteknya untuk mengobati
klien. Dalam penerapannya, konsep caring dan curing mempunyai beberapa perbedaan, diantaranya:
1.Caring merupakan tugas primer perawat dan curing adalah tugas sekunder. Maksudnya seorang
perawat lebih melakukan tindakan kepedulian terhadap klien daripada memberikan tindakan medis.
Oleh karena itu, caring lebih identik dengan perawat.
2.Curing merupakan tugas primer seorang dokter dan caring adalah tugas sekunder. Maksudnya seorang
dokter lebih melibatkan tindakan medis tanpa melakukan tindakan caring yang berarti. Oleh karena itu,
curing lebih identik dengan dokter.
3.Dalam pelayanan kesehatan klien yang dilakukan perawat, ¾ nya adalah caring dan¼ nya adalah
curing.
4.Caring bersifat lebih “Healthogenic” daripada curing. Maksudnya caring lebih menekankan pada
peningkatan kesehatan daripada pengobatan. Di dalam praktiknya, caring mengintegrasikan
pengetahuan biofisik dan pengetahuan perilaku manusia untuk meningkatkan derajat kesehatan dan
untuk menyediakan pelayanan bagi mereka yang sakit.
5.Tujuan caring adalah membantu pelaksanaan rencana pengobatan/terapi dan membantu klien
beradaptasi dengan masalah kesehatan, mandiri memenuhi kebutuhan dasarnya, mencegah penyakit,
meningkatkan kesehatan dan meningkatkan fungsi tubuh sedangkan tujuan curing adalah menentukan
dan menyingkirkan penyebab penyakit atau mengubah problem penyakit dan penanganannya.
6.Diagnosa dalam konsep curing dilakukan dengan mengungkapkan penyakit yang diderita sedangkan
diagnosa dalam konsep caring dilakukan dengan identifikasi masalah dan penyebab berdasarkan
kebutuhan dan respon klien.
C.Manfaat caring.
Perilaku caring perawat tidak hanya mampu meningkatkan kepuasan klien, namun juga dapat
menghasilkan keuntungan bagi rumah sakit. Godkin dan Godkin (2004) menyampaikan bahwa perilaku
caring dapat mendatangkan manfaat finansial bagi industri pelayanan kesehatan.
Manfaat Caring sangat besar. Pemberian pelayanan keperawatan yang didasari oleh perilaku caring
perawat mampu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Penerapan caring yang diintegrasikan
dengan pengetahuan biofisikal dan pengetahuan mengenai perilaku manusia akan dapat meningkatkan
kesehatan individu dan memfasilitasi pemberian pelayanan kepada pasien.
Pada rumah sakit atau puskesmas tertentu kadang sering kita jumpai perawat yang judes". Pernah
juga terjadi pada saat ayah saya di rawat di rumah sakit. Saat itu di karena kan saya masih duduk di
bangku sekolah menengah atas dan saya tidak di ajarkan cara mengatur tetesan infus, saya selalu
memanggil seorang perawat tiap kali infus tidak menetes dan saat itu lah terlihat seorang perawat tadi
dengan wajah yang kesal serta tata cara bicara nya yang kurang baik menurut saya itulah salah satu
contoh suatu perawat yang kurang sadarnya akan penting nya caring. Jadi teman- teman jangan
dicontoh ya perbuatan tadi.
2.2.Konsep Keluarga
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya, 1978) , dikutip dari Setyowati,
2008)Dari pengertian keluarga diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa keluarga adalah seperangkat
bagian yang saling tergantung satu sama lain serta memiliki perasaan beridentitas dan berbeda dari
anggota dan tugas utama keluarga adalah memelihara kebutuhan psikososial anggota-anggotanya dan
kesejahteraan hidupnya secara umum.
2.2.2.Tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga dibagi menjadi 8 fase dengan tantangan yang berbeda-beda di setiap
tahapannya. Diawali dengan memulai hidup baru dalam jenjang pernikahan dan berakhir ketika
memasuki lanjut usia.Disadari atau tidak, setiap keluarga mengalami perkembangan kedewasaan seperti
halnya manusia secara individu. Kondisi ini dikenal juga dengan tahap perkembangan keluarga yang
secara garis besar dapat dibagi ke dalam delapan fase.
Tahap perkembangan keluarga adalah tantangan emosional dan intelektual yang harus dihadapi oleh
sebuah keluarga. Sebuah keluarga akan berkembang dari segi usia pernikahannya maupun penambahan
anggota keluarga baru lewat hadirnya keturunan.
Anggota keluarga harus mempelajari skill tertentu dalam setiap tahap perkembangan keluarga.
Masalahnya, tidak semua tahap keluarga dapat dilalui dengan mulus, terutama jika ada situasi yang
memberatkan keluarga, misalnya masalah finansial, penyakit kronis yang menyerang anggota keluarga,
hingga kematian.
Tahap perkembangan keluarga dimulai ketika pasangan memulai hidup baru dalam jenjang pernikahan
dan berakhir ketika mereka masuk kategori lanjut usia. Secara rinci, berikut tahap perkembangan
keluarga menurut Duvall (tokoh psikolog) yang dilalui nyaris setiap keluarga di dunia:
Tahap ini terjadi ketika pasangan suami-istri tengah menantikan kelahiran anak pertamanya. Tahap
perkembangan keluarga ini akan berlangsung hingga anak kemudian lahir dan berusia hingga 30 bulan.
Tahap perkembangan keluarga ini dimulai saat anak berusia 2,5 tahun hingga 5 tahun. Di fase ini,
beberapa keluarga juga mulai memiliki anak kedua sehingga orangtua harus membagi fokus antara
menyiapkan keperluan anak sekolah dengan kebutuhan anak kedua yang masih bayi.
Tahap keluarga ini bisa dibilang sebagai tahap perkembangan dengan aktivitas paling sibuk. Saat ini,
anak tertua akan berusia 6-12 tahun dengan aktivitas yang padat, begitu pula orangtua yang harus
bekerja atau beraktivitas dengan agendanya sendiri.
Tugas orangtua pada fase ini mirip dengan tahap keempat, misalnya membantu anak beradaptasi
dengan lingkungan dan menjaga keintiman dengan pasangan. Sedangkan tugas tambahan lainnya
adalah menyiapkan kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat.
Remaja di sini adalah anak yang berusia mulai dari 13 tahun hingga 19-20 tahun. Tahap perkembangan
keluarga ini bisa lebih singkat jika anak pertama yang beranjak remaja memutuskan hidup terpisah
dengan orangtua, misalnya mengenyam pendidikan di luar kota.
Selain bertugas menjaga keharmonisan keluarga, tahap perkembangan keluarga ini juga menantang
orangtua untuk membangun komunikasi yang baik dengan anak. Orangtua wajib memberi kebebasan
pada anak, namun juga memberi tanggung jawab sesuai usia dan kemampuan anak.
Tahap perkembangan keluarga ini dimulai saat anak pertama memutuskan keluar dari rumah orangtua.
Oleh karena itu, orangtua bertugas membantu anak untuk mandiri sambil menata kembali peran
mereka di dalam rumah tangga dengan anggota keluarga yang masih ada.
Tahap keluarga ini memasuki masa-masa akhir ketika anak terakhir telah meninggalkan rumah atau
orangtua menjelang waktu pensiun. Pada fase ini, tugas utama Anda adalah menjaga kesehatan dengan
pola hidup sehat, diet seimbang, olahraga rutin, menikmati hidup, sambil tetap menjaga keharmonisan
dengan pasangan.
Terakhir, tahap perkembangan keluarga akan masuk kategori usia lanjut saat suami-istri telah pensiun
hingga salah satunya meninggal dunia. Di saat inilah suami-isteri bertugas untuk saling merawat dan
mempertahankan hubungan baik dengan anak dan sosial masyarakat.
Ketika tahap perkembangan keluarga belum terpenuhi, cari tahu mengenai tugas perkembangan
keluarga yang belum terpenuhi serta kendala mengapa tugas tersebut belum terpenuhi.
Dalam melalui tahapan perkembangan keluarga tentu tidak selalu mudah. Mungkin ada berbagai konflik
yang terjadi. Untuk menjaga keluarga harmonis, berikut yang harus dilakukan:
Berkomunikasi
Prioritaskan keluarga
Saling menghormati
Bertukar cerita
Meluangkan waktu bersama
Saling memberi apresiasi
Tolong-menolong
Hadapi masalah dengan baik.
Memiliki keluarga yang harmonis dapat menciptakan kebahagiaan bersama sehingga hidup pun akan
terasa lebih indah.
2.2.3.Jenis/Tipe keluarga
Tipe Keluarga
1.Nuclear family atau keluarga inti merupakan keluarga yang terdiri atassuami,istri dan anak.
2.Dyad family merupakan keluarga yang terdiri dari suami istri namuntidak memiliki anak
3.Single parent yaitu keluarga yang memiliki satu orang tua dengan anakyang terjadi akibat peceraian
atau kematian.
4.Single adult adalah kondisi dimana dalam rumah tangga hanya terdiridari satu orang dewasa yang
tidak menikah
5.Extended family merupakan keluarga yang terdiri dari keluarga intiditambah dengan anggota keluarga
lainnya
6.Middle-aged or erdely couple dimana orang tua tinggal sendiridirumah dikarenakan anak-anaknya
telah memiliki rumah tanggasendiri.
7.Kit-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersamaan danmenggunakan pelayanan Bersama.
1.Unmaried parent and child family yaitu keluarga yang terdiri dariorang tua dan anak tanpa adanya
ikatan pernikahan.
2.Cohabitating couple merupakan orang dewasa yang tinggal bersamatanpa adanya ikatan perkawinan.
3.Gay and lesbian family merupakan seorang yang memiliki persamaan jenis kelamin tinggal satu rumah
layaknya suami-istri
5.Faster family, keluarga menerima anak yang tidak memilikihubungan darah dalam waktu sementara
(Widagdo,2016).
2.2.4.Stuktur dan Fungsi
Struktur Keluarga
2.Struktur peranSerangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial yang diberikan.Jadi,
padastruktur peran bisa bersifat formal atau informal. Posisi/ statusadalah posisi individudalam
masyarakat misal status sebagai istri/ suami.
a) Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau tidakdapat mempersatukan annggota
keluarga..
b) Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkansistem nilaidalam keluarga.
c)Budaya, kumpulan daripada perilaku yang dapat dipelajari, dibagi danditularkandengan tujuan untuk
menyelesaikan masalah.Adapun Struktur Keluarga Lainnya:
a.Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudarasedarahdalam beberapa generasi, dimana
hubungan itu disusun melalui jalurayah
b.Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudarasedarahdalam beberapa generasi
dimana hubungan itu disusun melalui jalurgaris ibu
e.Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaankeluarga, dan beberapa sanak
saudara yang menjadi bagiankeluargakarena adanya hubungan dengan suami atau istri.
Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga adalah ukuran dari bagaimana sebuah keluarga beroperasisebagai unit dan bagaimana
anggota keluarga berinteraksi satu sama lain. Halini mencerminkan gaya pengasuhan, konflik keluarga,
dan kualitas hubungankeluarga. Fungsi keluarga mempengaruhi kapasitas kesehatan dankesejahteraan
seluruh anggota keluarga (Families, 2010).Fungsi keluarga menurut (Marilyn M. Friedman, 2010):
1)Fungsi Afektif
Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi kebutuhan psikologis anggota keluarga
2)Fungsi Sosialisasi
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan anaksebagai anggota masyarakat yang
produktif serta memberikan status padaanggota keluarga
3)Fungsi reproduksi
4)Fungsi ekonomi
Keperawatan keluarga adalah seni dan ilmu pengetahuan, filosofi dan cara berinteraksi dengan keluarga
tentang perawatan kesehatan. Keperawatan keluarga merupakan hal penting dalam unit perawatan
kesehatan dimana seorang perawat harus menganggap keluarga adalah sebagai sebuah unit.
Teori, praktik, dan penelitian keperawatan telah membuktikan bahwa keluarga memiliki dampak yang
signifikan terhadap kesehatan dan kesejahteraan setiap anggota keluarga dan juga dapat memiliki
pengaruh yang cukup besar terhadap masalah kesehatan yang dimiliki anggota keluarga. Perawat juga
harus mempertimbangkan perawatan yang berpusat pada keluarga sebagai bagian integral dari praktik
keperawatan.
Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik,
proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik keperawatan.
Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yang berhubungan dan berurutan yaitu penkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik,
pengumpulan data dalam proses keperawatandilakukan dengan cara :
1. Observasi
Metode pengumpulan data dimana data dikumpulkan melalui observasi visualmelalui indera yang
berlangsung terus-menerus, dimana data yang dikumpulkan harus obyektif dan harus dicatat apa
adanya (bukan penafsiran sendiri), diantaranya yang berkaitan dengan lingkungan fisik, misalnya
ventilasi, penerangan, kebersihan dan sebagainya.
2. Wawancara
Suatu pembicaraan terarah, percakapan dengan maksud pengumpulan data, dan dapat dilakukan secara
formal dan informal, dimana perlu tekhnik khusus, dan otoritas yang kita gunakan sesedikit mungkin,
misalnya pemeriksaan fisik, mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan, lingkungan dan sebagainya.
3. Studi dokumentasi
Mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan materi pembahasan seperti data dari puskesmas,
data perkembangan kesehatan anak (KMS), kartu keluarga dan catatan-catatan kesehatan lainnya.
4. Pemeriksaan fisik
Cara pengumpulan data melalui inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi serta pemeriksaan tanda-tanda
vital.
Proses keperawatan keluarga terdiri pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi yang selalu terdokumentasi. Secara terperinci, proses keperawatan yaitu :
1. Pengkajian
Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik
dinyatakan, pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien. Tahap pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan
asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu. Oleh karena itu pengkajian yang benar, akurat,
lengkap dan sesuai dengan kenyataan sangat penting dalam merumuskan suatu diagnosis keperawatan
dan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dari American Nursing Assosiation (ANA).
Menurut Suprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan Keperawatan Keluarga, menyatakan beberapa hal
yang perlu dilakukan pada pengkajian, yaitu:
a. Membina hubungan yang baik anatara perawat dan klien (keluarga) merupakan modal utama
untuk melaksanakan asuhan keperawatan. Hubungan tersebut dapat dibentuk dengan menerapkan
strategi perawat untuk memberikan bantuan kepada klien untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya.
1) Diawali dengan perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah.
3) Meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk membantu keluarga menyelsaikan
masalah kesehatan yang ada.
4) Menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan, dan menjelaskan kepada
keluarga tentang tim kesehatan lainnya yang menjadi jaringan perawat.
b. Pengkajian ini berfokus sesuai data yang diperoleh dari unit layanan kesehatan.
c. Pengkajian lanjutan, yaitu : tahap pengkajian untuk memperoleh data yang lebih lengkap sesuai
masalah kesehatan keluarga yang berorientasi pada pengkajian awal. Disini perawat mengungkapkan
keadaan keluarga hingga penyebab dari masalah kesehatan yang paling mendasar.
Menurut suprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan Keperawatan Keluarga, data yang dikajian dalam
asuhan keperawatan keluarga yaitu :
2) Data lingkungan
5) Perkembangan keluarga
1) Fisik
2) Mental
3) Emosi
4) Sosial
5) Spritual
2. Diagnosis Keperawatan
Menurut Sprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan Keperawatan Keluarga, perumusan diagnosis
keperawatan menggunakan aturan yang telah disepakati, terdiri dari :
a. Masalah (P) adalah menjelaskan status kesehatan atau masalah kesehatan klien secara jelas dan
sesingkat mungkin.
b. Penyebab (E) atau etiologi adalah faktor klinik dan personal yang dapat merubah status kesehatan
atau mempengaruhi perkembangan masalah.
c. Tanda atau gejala (S) adalah data-data subjektif dan objektif yang ditemukan sebagai komponen
pandukung terhadap diagnosis keperawatan actual dan risiko.
Diagnosis keperawatan menurut Nursalam (2001) adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon
manusia dari individu atau kelompok dimana perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan, membatasi, mencegah dan
merubah.
Pengertian
Caring merupakan aspek penting yang harus dilakukan oleh perawat dalam
praktikkeperawatan.Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi
bagi orang lain, pengawasan dengan waspada, menunjukkan perhatian, perasaan empati pada orang
lain dan perasaan cinta atau menyayangi yang merupakan kehendak keperawatan (Potter & Perry,
2005).Caring adalah sentral untuk praktik keperawatan karena merupakan suatu cara pendekatan yang
dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada klien (Sartika , 2011).
Caring mempengaruhi cara berpikir seseorang, perasaan dan perbuatan seseorang (Nindya, 2014).
Tomey (1994) menyatakan bahwa caring merupakan pengetahuan kemanusiaan, inti dari praktek
keperawatan yang bersifat etik dan filosofikal.Caring bukan sematamata perilaku. Caring adalah cara
yang memiliki makna dan memotivasi tindakan. Caring juga didefinisikan sebagai tindakan yang
bertujuan memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan
keselamatan pasien.
Dr.Jean Watson pencetus The Human Caring dikembangkan pada tahun 1975 – 1979. “Caring”
merupakan komitmen moral untuk melindungi, mempertahankan danmeningkatkan martabat manusia.
Menurut watson ada tujuh asumsi yang mendasari konsep caring. ketujuh asumsi tersebut adalah:
c. Caring merupakan respon yang di terima klien tidak saat itu saja,tapi dapat memengaruhi
keadaan klien selanjutnya
d. Lingkungan yang penuh caring sangat potensial untuk mendukung perkembangan klien
e. Caring terdiri dari faktor kuratif yang berasal dari kepuasan dalam membantu memenuhi
kebutuhan klien
f. Caring lebih kompleks dari pada curing,karena praktek caring memadukan antara pengetahuan
biofisik dengan pengetahuan mengenai perilaku manusia yang berguna dalam meningkatkan derajat
kesehatan klien
g. Caring merupakan inti dari keperawatan (Julia,1995) Watson menekankan sikap caring ini harus
tercemin sepuluh factor yang berasal dari perpaduan nilai nilai humanistik dengan ilmu pengetahuan
dasar, antara lain:
10. Mengizinkan terjadinya tekanan yang bersifat fenolmenologis agar pertumbuhan diri dan
kematangan jiwa klien dapat dicapai.
Konsep caring dibagi kedalam dua domain utama. Salah satu konsep caring berkenaan dengan sikap dan
emosi perawat, sementara konsep caring yang lain terfokus pada aktivitas yang dilakukan perawat saat
melakukan fungsi keperawatannya. Caring dalam keperawatan digambarkan sebagai proses
interpersonal esensial yang mengharuskan perawat melakukan aktivitas peran yang spesifik dalam
sebuah cara dengan menyampaikan ekspresi emosi-emosi tertentu kepada resepien. Aktivitas tersebut
meliputi membantu, menolong, dan melayani orang yang mempunyai kebutuhan khusus. Proses ini
dipengaruhi oleh hubungan antara perawat dengan pasien (Griffin, 1983 dalamSudarta, 2015).Teori
Anne Boykin menerangkan bahwa lingkungan caring yaitu membina hubungan keperawatan antara
pasien maupun keluarga dan perawat dengan penuh perhatian, nilai, dan tindakan profesional
(Kusmiran, 2015).
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat dipersingkat bahwa pengertian caring secara umum adalah
suatu cermin perhatian, perasaan empati dan kasih sayang kepada orang lain, dilakukan dengan cara
memberikan tindakan nyata kepedulian, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan kondisi
kehidupan orang tersebut. Caring merupakan inti dari keperawatan.
Caring bukanlah sesuatu yang dapat diajarkan, tetapi merupakan hasil dari kebudayaan, nilai-nilai,
pengalaman, dan dari hubungan dengan orang lain. Sikap keperawatan yang berhubungan dengan
caring adalah kehadiran, sentuhan kasih saying, mendengarkan, memahami klien, caring dalam spiritual,
dan perawatan keluarga.
1. Kehadiran
Kehadiran adalah suatu pertemuan antara seseorang dengan seseorang lainnya yang merupakan sarana
untuk mendekatkan diri dan menyampaikan manfaat caring. Menurut Fredriksson (1999), kehadiran
berarti “ada di” dan “ada dengan”. “Ada di” berarti kehadiran tidak hanya dalam bentuk fisik, melainkan
juga komunikasi dan pengertian. Sedangkan “ada dengan” berarti perawata selalu bersedia dan ada
untuk klien (Pederson, 1993). Kehadiran seorang perawat membantu menenangkan rasa cemas dan
takut klien karena situasi tertekan.
2. Sentuhan
Sentuhan merupakan bentuk personal dari komunikasi verbal (fundamental keperawatan edisi 2 hal
386). Ada dua jenis sentuhan, yaitu sentuhan kontak dan sentuhan non-kontak. Sentuhan kontak
merupakan sentuhan langsung kullit dengan kulit. Sedangkan sentuhan non-kontak merupakan kontak
mata. Sentuhan adalah bagian penting dari hubungan perawat dan pasien, namun sentuhan harus di
gunakan sesuai batasan karena penggunaannya terbatas oleh norma sosial yang kuat.
3. Mendengarkan
Untuk lebih mengerti dan memahami kebutuhan klien, mendengarkan merupakan kunci, sebab hal ini
menunjukkan perhatian penuh dan ketertarikan perawat. Mendengarkan membantu perawat dalam
memahami dan mengerti maksud klien dan membantu menolong klien mencari cara untuk
mendapatkan kedamaian.
4. Memahami klien
Salah satu proses caring adalah memahami klien. Memahami klien sebagai inti suatu proses digunakan
perawat dalam membuat keputusan klinis. Memahami klien merupakan pemahaman perawat terhadap
klien sebagai acuan melakukan intervensi berikutnya. Pemahaman klien merupakan gerbang penentu
pelayanan sehingga, antara klien dan perawat terjalin suatu hubungan yang baik dan saling memahami
6. Perawatan keluarga
Keluarga merupakan sumber daya penting. Keberhasilan intervensi keperawatan sering bergantung
pada keinginan keluarga untuk berbagi informasi dengan perawat untuk menyampaikan terapi yang
dianjurkan. Menjamin kesehatan klien dan membantu keluarga untuk aktif dalam proses penyembuhan
klien merupakan tugas penting anggota keluarga. Menunjukkan perawatan keluarga dan perhatian pada
klien membuat suatu keterbukaan yang kemudian dapat membentuk hubungan yang baik dengan
anggota keluarga klien.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Caring merupakanfenomena universal yang berkaitan dengan cara seseorang berpikir, berperasaan dan
bersikap ketika berhubungan dengan orang lain.Caring merupakan inti dari keperawatan.Perawat
dituntut untuk bersikap care dan juga harung caring dengan sekitarnya.Tujuan caring adalah untuk
mendukung proses penyembuhan secara total(hoover,2002). Perilaku caring dan curing sangatlah
berbeda karena caring identik dengan tindakan asuhan keperawatan ,sedangkan curing adalah
pengobatan terhadap penyakit klien.Antar caring dan curing saling berhubungan satu sama lain.
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang di hubungkan oleh perkawinan, adopsi dan kelahiran yang
bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional dan social dari individu-individu yang ada di dalamnya terlihat dari pola interaksi yang
saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama (friedman, 1998)
B.Saran
Sikap caring harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari – hari,agar perilaku caring tumbuh secara alami
dalam jiwa perawat.ketika menghadapi klien,perawat dengan mudah memberikan asuhan
keperawatan.Klien yang sakitkadang hanya butuh perhatian dan empati dari seseorang yang
merawatnya agar ia lebih semangat dalam menghadapi penyakitnya.Oleh karena itu sebagai perawat
disarankan agar benar – benar faham tentang perilaku caring ini.
DAFTAR PUSTAKA
Potter, Patricia A, Anne G. Perry. 2009. Fundamental Of Nursing edisi 7. Jakarta: Penerbit Salemba
Medika.
D. Purwaningsih. 2018. “PERILAKU CARING PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP”, Jurnal
Ilmiah Kesehatan, vol. 9, no. 1, pp. 61-67, May 2018.
Amanda, Anasthasya, dkk. 2015. KONSEP CARING DAN KELUARGA SERTA PLIKASI KONSEP CARING
DALAM HUBUNGAN ANTARA MAHASISWA DENGAN ORANG YANG LEBIH MUDA. Jakarta: Universitas
Indonesia.