Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

FAKTOR CARATIVE CARING JEAN WATSON


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Caring

Dosen Pengampu: Ibu Hj. Lisna Yupartini, SKM., M.Kes

Oleh:
Kelompok 6
Nama Anggota : Asih Nuraini 8801220008
Meyanda Alyzah Pratiwi 8801220036
Muhamad Ridho Wahyudi 8801220070

KELAS 1B
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Hj. Lisna Yupartini
SKM.,M.Kes sebagai dosen pengampu mata kuliah Caring yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Serang, 21 februari 2023

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

Hlm
COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 1
1.4 Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 1
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Caractive faktor caring teori jean watson.................................................. 2
2.1.1 Pembentukan sistem nilai humanistic dan altruistic …......………… 2
2.1.2 Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope)............................. 3
Dsb.
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………... 8
3.2 Saran……………………………………………………………………. 8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan keperawatan yang berkualitas, tidak hanya ditunjukkan melalui
pengetahuan perawat tentang penyakit pasien atau kemampuan perawat dalam
memberikan tindakan atau mengoperasikan alat-alat kesehatan saja. Menurut Hartono
(2017) menyebutkan bahwa salah satu faktor yang dapat menentukan kualitas
pelayanan keperawatan dan kepuasan pasien adalah perilaku caring.
Perilaku caring harus ditanamkan di dalam diri sejak dini dimulai dari masa
pendidikan.Perilaku caring tidak dapat terbentuk dalam waktu yang singkat karena
perilaku merupakan interaksi dari pengetahuan, persepsi dan motivasi dari individu
tersebut dalam melakukan caring.
Watson mengemukakan caring merupakan perwujudan dari semua faktor yang
digunakan perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan pada klien.Faktor-faktor
tersebut disebut dengan faktor karatif caring.
1.2 Rumusan Masalah
Apa saja faktor carative dalam caring teori jean watson?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan umum
Untuk memahami faktor carative dalam caring teori jean watson
1.3.2 Tujuan khusus
Mahasiswa mampu mengkaji dan mempraktikan faktor carative dalam caring
teori jean watson kepada pasien,keluarga dengan percaya diri

iv
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Clinical Caritas Processes Jean Watson


Watson mengembangkan Original Carative Factors menjadi Clinical Caritas
Processes (CCP) yang dianggapnya lebih cocok dengan ide ide dan era
perkembangan teorinya. CCP merupakan kompetensi caring dalam keperawatan yang
lebih dikenal sebagai representasi nilai, sikap dan perilaku perawat yang
menimbulkan perasaan dipedulikan yang dipersepsikan oleh klien. CCP merupakan
komponen caring yang intraktif di semua proses dengan pendekatan holistik untuk
pemahaman dan mempelajari asuhan keperawatan. CCP disini dapat menyatukan
tindakan fisik, interaksi, hubungan dan memahami antara perawat dan klien (Watson,
2008).
Caring yang diharapkan dalam keperawatan adalah sebuah perilaku perawatan yang
didasari dari CCP menurut Watson (2008) terdiri dari 10 (sepuluh) elemen
diantaranya :

2.2.1 Pembentukan sistem nilai humanistic dan altruistic - Perawat yang


mempraktikkan cinta-kebaikan ketenangan diri dan lainnya (practice loving kindness)

Watson (2008) menyebutkan bahwa perawat dapat menerapkan perilaku yang penuh
kasih sayang dan kebaikan dan ketenangan dalam konteks kesadaran terhadap caring.
Perilaku caring perawat berdasarkan pengertian humanistic dan altruistic dapat
dikembangkan melalui pemahaman nilai yang ada pada diri seseorang, keyakinan,
interaksi, kebudayaan dan pengalaman pribadi (Watson, 2008).
Contoh perilaku caring perawat pada pengertian humanistic dan altruistic seperti
memanggil nama pasien dengan nama yang paling disukai, memenuhi dan merespon
panggilan pasien dengan segera, menghormati dan melindungi privacy

v
pasien,menghargai dan menghormati pendapat dan keputusan pasien, menghargai dan
mengakui sistem nilai pasien, melakukan pengakuan terhadap kebutuhan pasien,
berbicara dengan suara lembut dan kontak fisik seperti menyentuh pasien (Potter &
Perry, 2005).
Watson (2006) dalam Dinapoli, et al. (2010) menyebutkan bahwa caring dengan
penuh kasih sayang merupakan bagian paling penting bagi pasien dan keluarga. Suatu
analisis faktor menyediakan bukti empiris untuk mendukung pernyataan tersebut.
Perawat harus memulainya dengan menjalin komunikasi (dialog) dengan pasien
dengan penuh kasih sayang dan penuh kepedulian, jika hal tersebut berjalan maka
tingkat penyembuhan pasien akan berkembang dan meningkat.

2.2.2 Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope)

Perilaku ini menggambarkan peran perawat dalam meningkatkan kesehatan dengan


membantu meningkatkan perilaku pasien dalam mencari pertolongan kesehatan.
Perawat memfasilitasi pasien dalam membangkitkan perasaan optimis, harapan, dan
rasa percaya dan mengembangkan pengaruh perawat dengan pasien secara efektif.
Hal yang sangat penting dalam caratif dan curatif adalah positif thinking perawat
yang ditularkan kepada klien sehingga akan membantu meningkatkan kesembuhan
dan kesejahteraan klien.Faktor ini merupakan gabungan dari nilai humanistik dan
altruistik, dan juga memfasilitasi asuhan keperawatan yang holistik kepada pasien.

Hubungan perawat dengan klien yang efektif dapat diperoleh ketika perawat dapat
memfasilitasi perasaan pasien yang meliputi rasa optimis, harapan, dan rasa
percaya.Penerapan dari perilaku ini dapat ditunjukkan dengan memberi motivasi
kepada pasien untuk terus berusaha mencari pengobatan dan perawatan,
melaksanakan perawatan dengan kepedulian yang tinggi, menganjurkan pasien untuk

vi
terus berdoa demi kesembuhannya, menunjukkan sikap yang hangat, kesan mendalam
pada pasien.

2.2.3 Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain(Cultivation of


sensitivity to one self and to others)

Perawat belajar memahami perasaan pasien sehingga lebih peka, murni, dan tampil
apa adanya. Perawat juga harus mampu memberikan kesempatan kepada orang lain
untuk mengekspresikan perasaan mereka. Penerapan dari perilaku ini dapat
ditunjukkan melalui sikap tenang dan sabar, menemani atau mendampingi pasien,
menawarkan bantuan dan memenuhi kebutuhan pasien.

2.2.4 Membina pengaruh saling percaya dan saling bantu (helping-trust)

Menurut Alligood (2017) sikap ini merupakan hubungan saling menguntungkan dan
sangat penting bagi terbentuknya transcultural caring atau bersikap caring antara
perawat dan pasien yang dapat meningkatkan penerimaan perwujudan perasaan baik
positif maupun negative. Untuk membina pengaruh saling percaya dengan pasien
perawat menunjukkan sikap empati, harmonis, jujur, terbuka dan hangat serta perawat
harus dapat berkomunikasi terapeutik yang baik.

Manifestasi perilaku caring perawat berdasarkan pengertian mengembangkan


hubungan saling percaya dan membantu adalah mengucapkan salam dan
memperkenalkan diri serta menyepakati dan menepati kontrak yang dibuat bersama,
mempertahankan kontak mata, berbicara dengan suara lembut, posisi berhadapan,
menjelaskan prosedur, mengorientasikan klien baru, melakukan terminasi. Perawat
memberikan informasi dengan jujur, dan memperlihatkan sikap empati yaitu turut
merasakan apa yang dialami pasien.

vii
2.2.5 Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif (Expression
of positive and negative feelings)

Watson (2008) berbagi perasaan dapat dianggap sebagai pengalaman yang berisiko
bagi perawt ataupun pasien. Perawat harus siap menghadapai perasaan yang positif
atau negatif. Perawat harus menyadari pula bahwa pemahaman intelektual dan
emosional dari setiap situasi dapat berbeda-beda. Perilaku caring perawat berdasarkan
meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif klien adalah
memberi kesempatan pada pasien untuk mengekspresikan perasaannya, perawat
mengungkapkan penerimaannya terhadap pasien, mendorong pasien untuk
mengungkapkan harapannya, menjadi pendengar yang aktif.

2.2.6 Meningkatkan pembelajaran dan pengajaran interpersonal - memberikan


pengajaran dan pendidikan transpersonal (teaching and learning)

Watson (2008) menyebutkan faktor ini merupakan konsep yang penting dalam
keperawatan karena membedakan caring dan curing. Melalui proses pengajaran dan
pembelajaran interpersonal, pasien dapat terinformasikan, sehingga dapat
bertanggungjawab untuk mencapai kesejahteraan dan kesehatan dirinya. Perilaku
caring akan lebih efektif bila dilakukan melalui hubungan interpersonal sehingga
dapat memberikan asuhan mandiri, menetapkan kebutuhan personal, dan memberikan
kesempatan untuk pertumbuhan personal pasien. Perilaku caring perawat berdasarkan
meningkatkan pembelajaran dan pengajaran interpersonal adalah dengan menciptakan
lingkungan yang kondusif untuk pemberian pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan
pasien, meyakinkan pasien tentang kesediaan perawat untuk memberikan informasi.
Perawat memfasilitasi proses ini dengan teknik mengajar-belajar yang dirancang
untuk memampukan pasien merawat dirinya, menentukan kebutuhan dirinya, dan
memberikan kesempatan bagi dirinya untuk tumbuh (Watson, 2008).

viii
2.2.7 Menggunaan metode sistematis dalam penyelesaian masalah untuk pengambilan
keputusan (problem solving)

Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan pemecahan masalah secara


ilmiah dalam keperawatan, memupuskan citra perawat sebagai pembantu dokter.
Proses keperawatan sama dengan proses penelitian yang sistematis dan tertata.
Perilaku caring perawat berdasarkan menggunaan metode secara sistematis dalam
penyelesaian masalah untuk pengambilan keputusan adalah dengan melakukan proses
keperawatan sesuai masalah pasien, memenuhi kebutuhan pasien, melibatkan pasien
dalam pengambilan keputusan, menetapkan rencana keperawatan bersama dengan
pasien, melibatkan pasien dan keluarga dalam setiap tindakan dan evaluasi tindakan
(Watson, 2008).

2.2.8 Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan memperbaiki


mental, sosiokultural, dan spiritual ( Provition for a supportive, protective, and/or
corrective mental, physical, and spiritual environment)

Watson (2008) menyebutkan perawat perlu mengenali pengaruh lingkungan internal


dan eksternal pasien terhadap kesehatan kondisi penyakit pasien. Perilaku caring
perawat berdasarkan menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, dan spritual
yang mendukung adalah dengan menyetujui keinginan dan memfasilitasi klien untuk
bertemu dengan pemuka agama dan menghadiri pertemuannya, bersedia mencarikan
alamat atau menghubungi keluarga yang ingin ditemui oleh pasien, menyediakan
tempat tidur yang selalu rapih dan bersih, menjaga kebersihan dan ketertiban ruang
perawatan.

ix
2.2.9 Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia (assistance with
gratification of human needs)

Watson (2008) Pemenuhan kebutuhan paling dasar perlu dicapai terlebih dahulu
sebelum beralih ketingkat selanjutnya. Perawat menyadari adanya kebutuhan biofisik,
psikofisik, psikososial, dan interpersonal dari dirinya sendiri dan juga pasien.
Kebutuhan pasien yang paling rendah adalah biofisikal misalnya makan, minum,
eliminasi, dan lain-lain. Kebutuhan aktualisasi yang tertinggi dari kebutuhan intra dan
interpersonal. Manifestasi perilaku caring perawat berdasarkan memenuhi kebutuhan
dasar manusia dengan penuh penghargaan dalam rangka mempertahankan keutuhan
dan martabat manusia adalah bersedia memenuhi kebutuhan pasien dengan tulus dan
menyatakan perasaan bangga dapat menolong pasien, menghargai dan menghormati
privacy pasien, menunjukkan kepada pasien bahwa pasien orang yang pantas
dihormati dan dihargai.

2.2.10 Mengijinkan untuk terbuka pada eksistensial fenomonological agar


pertumbuhan diri dan kematangan jiwa pasien dapat dicapai – perawat meningkatkan
kebutuhan spiritual pada pasien.

Fenomenologi yaitu tentang data serta situasi yang membantu pemahaman pasien
terhadap fenomena. Psikologi esksistensial adalah keberadaan ilmu tentang manusia
yang digunakan untuk menganalisis fenomenologi. Manifestasi perilaku caring
perawat berdasarkan mengijinkan untuk terbuka pada eksistensial fenomonological
agar pertumbuhan diri dan kematangan jiwa pasien dapat dicapai adalah memberi
kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk melakukan hal-hal yang bersifat ritual,
memfasilitasi pasien dan keluarga dalam keinginannya untuk melakukan terapi
alternatif sesuai pilihannya, memotivasi pasien dan keluarga, menyiapkan pasien dan
keluarga saat mengahadapi fase berduka.

x
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesepuluh proses karatif ini sangat penting untuk selalu dilakukan oleh setiap
perawat dalam memberikan perawatan dengan tujuan agar semua aspek dalam diri
pasien dapat tertangani sehingga asuhan keperawatan yang profesional dan bermutu
dapat diwujudkan. Selain itu, melalui penerapan faktor karatif ini perawat juga dapat
belajar untuk lebih memahami diri sebelum mamahami orang lain.
Watson percaya bahwa perawat memiliki tanggung jawab untuk melakukan
lebih dari 10 Proses karatif tersebut untuk membantu pasien dalam area promosi
kesehatan melalui tindakan preventif. Tujuan ini dapat dicapai dengan mengajarkan
pasien perubahan diri untuk meningkatkan kesehatan, memberikan dukungan sesuai
situasi, mengajarkan cara menyelesaikan masalah, dan mengetahui kemampuan
adaptasi dan koping terhadap kehilangan (Watson, 2008).
3.2 Saran
Dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan , baik
dari segi bahasa maupun dari seri penyusunan kalimatnya. Dari segi isi juga masih
terdapat banyak kekurangan dan kurang lengkapnya penjelasan dan pemaparan dari
segi isi tersebut. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kepada para pembaca
makalah ini agar dapat memberikan kritk dan saran yang bersifat membangun untuk
masa depan yang cerah bagi generasi muda saat ini.

xi
DAFTAR PUSTAKA
Dinapoli, P. P., John N., Marian T. & Jean W. (2010). Measuring the Caritas
Processes: Caring Factor Survey. International Journal for Human
Caring. Vol. 14, No. 3, p. 17.
Firmansyah, C. S., Noprianty, R., & Karana, I. (2019). Perilaku caring perawat
berdasarkan teori jean watson di ruang rawat inap. Jurnal Kesehatan
Vokasional, 4(1), 33-48.
Dinapoli, P. P., John N., Marian T. & Jean W. (2010). Measuring the Caritas
Processes: Caring Factor Survey. International Journal for Human
Caring. Vol. 14, No. 3, p. 17.
Rusyanti, Wenny . (2019). HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CARING PERAWAT
BERDASARKAN CLINICAL CARITAS PROCESSES (CCP) DENGAN
KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI
RUANG RAWAT INAP RSUD H. DAMANHURI BARABAI. Tesis,
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.
Potter, P. A & Perry, A. G. (2005). Fundamental of Nursing 4th Edition. USA:
Mosby.
Watson, J. (2008). Nursing: The Philosophy and Science of Caring. University of
Colorado-Denver, Anschutz Medical Center.

http://eprints.undip.ac.id/55003/1/PROPOSAL.pdf
https://www.google.com/url?q=https://osf.io/xf4q6/
download&usg=AOvVaw3Rm1XnXST3PyIDKkc4RtcA diakses
tanggal 21 februari 2023 jam 19.00

xii

Anda mungkin juga menyukai