Oleh :
KELAS B
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………….………..…………..…..1
DAFTAR ISI……………………………………….…………………….………..…......2
BAB 1 PENDAHULUAN………………………..………………...................................3
1.1 LATAR BELAKANG……………………………...…...…………………..…..3
1.2 RUMUS MASALAH………………………………...………………………....4
1.3 TUJUAN PENULISAN……………………………...…………..…..................4
BAB 2 PEMBAHASAN…………………………………….……….………………….5
2.1 PENGERTIAN NUTRISI, METABOLISME DAN KESEIMBANGAN
ENERGI……………………………………………………………….…………5
2.2 MACAM – MACAM NUTRISI …………………..…………..………………..6
BAB 3 PENUTUP …...………….……………………………………...........................8
3.1 KESIMPULAN……………………………………………………………….....8
DAFTAR PUSTAKA ……………………………...…………………………………....9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan nutrisi adalah zat zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau
bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktifitas
penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai ilmu
tentang makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan
yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto danWartonah, 2006).
Tubuh memerlukan makanan untuk mempertahankan kelangsungan fungsinya. Kebutuhan
nutrisi ini diperlukan sepanjang kehidupan manusia, namun jumlah nutrisi yang diperlukan tiap
orang berbeda sesuai dengan karakteristik, seperti jenis kelamin, usia, aktivitas, dan lain-lain.
Nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Secara umum faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor
fisiologis untu kebutuhan metabolisme bassal,faktor patologis seperti adanya penyakit tertentu
yang menganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhan nutrisi, faktor sosio-ekonomi seperti
adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi. Nutrisi sangat penting bagi
manusia karena nutrisi merupakan kebutuhan fital bagi semua makhluk hidup, mengkonsumsi
nutrien (zat gizi) yang buruk bagi tubuh tiga kali sehari selama puluhan tahun akan menjadi
racun yang menyebabkan penyakit dikemudian hari.
Dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi ada sistem yang berperan didalamnya yaitu sistem
pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organasesoris, saluran pencernaan dimulai
dari mulut sampai usu halus bagian distal.Sedangkan organ asesoris terdiri dari hati, kantong
empedu dan pankreas. Nutrisisangat bermanfaat bagi tubuh kita karena apabila tidak ada nutrisi
maka tidak adagizi dalam tubuh kita. Sehingga bisa menyebabkan penyakit / terkena gizi
burukoleh karena itu kita harus memperbanyak nutrisi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
A. Nutrisi
Nutrisi adalah salah satu komponen penting yang menunjang kelangsungan proses tumbuh
kembang. Selama masa tumbuh kembang, anak sangat membutuhkan zat gizi seperti protein,
karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air. Apabila kebutuhan tersebut kurang terpenuhi,
maka proses tumbuh kembang selanjutnya dapat terhambat (Hidayat, 2006). Nutrisi
berfungsi menghasilkan energi bagi fungsi organ, gerak dan fungsi fisik, sebagai bahan dasar
untuk pembentukan dan perbaikan jaringan sel-sel tubuh dan sebagai pelindung dan pengatur
suhu tubuh (Tarwoto & Wartonah, 2006). Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk
proses dan fungsi tubuh. Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti:
karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan mineral (A. P. Potter & Perry, 2010).
B. Metabolisme
Metabolisme adalah proses pengolahan zat gizi dari makanan yang telah diserap oleh tubuh
untuk diubah menjadi energi. Energi selanjutnya digunakan dalam segala fungsi tubuh, dari
bernapas, berpikir, bertumbuh, hingga tiap gerakan Anda saat melakukan aktivitas sehari-
hari. Proses ini terdiri dari serangkaian reaksi kimia rumit yang terjadi pada sel-sel tubuh.
Setiap reaksi kimia bekerja secara serentak untuk menjaga sel-sel tetap sehat dan berfungsi.
Reaksi kimia yang terjadi disesuaikan dengan masing-masing organ tubuh manusia.
C. Keseimbangan Energi
Keseimbangan energi merupakan suatu kondisi antara energi yang masuk kedalam tubuh
sesuai dengan kebutuhan tubuh. Energi yang masuk kedalam tubuh dapat melalui makanan
yang dikonsumsi. Adapun energi yang dibutuhkan oleh tubuh meliputi kebutuhan basal
(kebutuhan dasar), energi karena melakukan olahraga dan aktifitas.
1. Karbohidrat
Sediaoetama,M.Sc. (2010) Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-
zat organik yang mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda meski terdapat
persamaan-persamaan dari sudut kimia dan fungsinya.
a. Jenis – jenis karbohidrat
Karbohidrat yang terdapat di dalam makanan pada umumnya hanya tiga jenis, ialah
monosakarida, disakarida, dan poliakarida. Mono dan disakarida terasa manis,
sedangkan polisakarida tidak mempunyai rasa (tawar)
b. Sumber karbohidrat
Sumber utama karbohidrat didalam makanan berasal dari tumbuh tumbuhan, dan
hanya sedikit saja yang termasuk bahan makanan hewani. Didalam tumbuhan
karbohidrat mempunyai dua fungsi utama, ialah sebagai simpanan energi dan sebagai
penguat struktur tumbuhan tersebut. Yang merupakan sumber energi terutama
terdapat dalam bentuk zat tepuntng (amylum) dan zat gula (mono dan disakarida).
Karbohidrat nabati didalam makanan manusia terutama berasal dari tumbuhan, yaitu
biji, batang dan akar. Sumber yang kaya akan karbohidrat umunya termasuk bahan
makanan pokok.
Proverawati & Kusuma wati (2011 ) Ilmu gizi untuk keperawatan & gizi kesehatan.
Hampir 50% karbohidrat yang berasal dari tumbuh- tumbuhan adalah selulosa,karena
selulosa merupakan bagian yang terpenting dari dinding sel tumbuh-tumbuhan.
Selulosa tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia,oleh karena tidak ada enzim untuk
memecah selulosa. Meskipun tidak dapat dicerna,selulosa berfungsi sebagai sumber
serat yang dapat memperbesar volume dari feses,sehingga akan memperlancar
defekasi.Sediaoetama,M.Sc. (2010) Karbohidrat hewani berbentuk glikogen,terutama
terdapat didalam otot (daging dan hati). Namun demikian jumlahnya terbatas,dan
setelah binatang mati,glikogen mengalami penguraian sehingga didalam daging
praktis menjadi nol,ketika sampai didapur untuk dimasak.
Proverawati & Kusuma wati (2011 ) Fungsi karbohidrat didalam tubuh
Sebagai sumber energi (1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori) bagi
kebutuhan sel-sel jaringan tubuh.
Melindungi protein agar tidak dibakar sebagai penghasil energi.
Apabila karbohidrat yang dikonsumsi tidak mencukupi untuk kebutuhan
energi tubuh dan jika tidak cukup terdapat lemak didalam makanan atau
cadangan lemak yang disimpan didalam tubuh,maka protein akan
menggantikan fungsi karbohidrat sebagai penghasil energi.
Membantu metabolisme lemak dan protein,sehingga dapat mencegah
terjadinya ketosis dan pemecahan protein yang berlebihan.
Beberapa jenis karbohidrat mempunyai fungsi khusus didalam tubuh. Laktosa
misalnya berfungsi membantu penyerapan kalsium. Ribosa merupakan
komponen yang penting dalam asam nukleat.
Bahan pembentuk asam amino esensial,metabolisme normal
lemak,menghemat protein,meningkatkan pertumbuhan bakteri
usus,mempertahankan gerak usus,meningkatkan konsumsi protein,mineral,dan
vitamin B.
c. Lipid
Hidayat & Uliyah (2015) Pencernaan lemak dimulai dalam lambung (walaupun hanya
sedikit), karena dalam mulut tidak ada enzim pemecah lemak. Lambung
mengeluarkan enzim lipase untuk mengubah sebagian kecil lemak menjadi asam
lemak dan gliserin, kemudian di angkut melalui getah bening dan selanjutnya masuk
kedalam peredaran darah untuk kemudian tiba di hati. Sintesis kembali terjadi dalam
salurangetah bening, mengubah lemak gliserin menjadi lemak seperti aslinya.
Penyerapan lemak dilakukan secara pasif setelah lemak diubah menjadi gliserol asam
lemak. Asam lemak mempunyai sifat empedu, asam lemak yang termulsi ini mampu
diserap melewati dinding usus halus. Penyerapan membutuhkan tenaga, lagi pula
tidak semua lemak dapat diserap, maka penyerapan lemak dikatakan dengan cara
aktif selektif.
d. Protein
Pudjiadi, 2001 Konsep Dasar Kebutuhan Nutrisi. Merupakan zat gizi dasar yang
berguna dalam pembentukan protoplasmasel, selain itu tersedianya protein dalam
jumlah yang cukup penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan dan
sebagai larutan untuk keseimbangan osmotik. Protein ini terdiri dari 24 asam amino
diantaranya 9 asam amino esensial diantaranyathrionin, valin, leusin, isoleusin, lisin,
triftofan, penilalanin, metionin dan histidin, selebihnya asam amino non esensial .
Jumlah protein dalam tubuh tersebut harus tersedia dalam jumlah yang cukup apabila
jumlahnya berlebih atau tinggi dapat memperburuk insufisiensi ginjal demikian juga
apabila jumlahnya kurang maka dapat menyebabkan kelemahan, edema,
dapat/whashiokor apabila kekurangan protein saja tetapi jika kekurangan protein dan
kalori menyebabkan marasmus.
e. Mineral
Mineral adalah unsur logam dalam jumlah yang sedikit yang sangat penting untuk
pertumbuhan gigi dan tulang yang sehat. Mineral juga membantu dalam aktifitas sel
yang berfungsi seperti enzim, kontraksi otot, reaksi dan transmisi syaraf, kekebalan
tubuh, dan pembekuan darah. Mineral-mineral utama, kecuali sulfur, berada dalam
tubuh dalam bentuk ion. Sodium, potasium, magnesium dan kalsium sebagai ion
positif sedangkan klorid dan fosfat sebagai ion negatif. Garam mineral terurai dalam
cairan tubuh dan membantu mengatur keseimbangan cairan tubuh, tekanan osmosis,
keseimbangan asam tubuh. Sulfur dan zat besi menjadi bagian dari molekul organik
dalam tubuh. Sulfur berfungsi sebagai bagian yang tak terpisahkan dari thiamin,
biotin, dan asam pantothenic dan asam amino jenis methionine, cysteine, dan cystine.
Zat besi yang merupakan bagian dari Hemoglobin, dan yodium yang menjadi
komponen dari hormon thyroid yang membantu mengatur proses metabolisme tubuh.
Mineral lain seperti phosphate menjadi phospolipid yang menyusun membran sel dan
bahan genetik (DNA dan RNA), serta molekul energi tinggi adenosin trifosfat (ATP).
Banyak orang mengonsumsi makananan sehat dan pola makan cleaning eating untuk
menjaga tubuh tetap sehat. Namun, hal itu akan menjadi sia-sia jika kandungan
nutrisinya tidak terserap secara optimal. Sebab, tak ada jaminan bahwa semua
kandungan mikronutrisi, vitamin dan mineral dalam makanan akan terserap secara
sempurna meski itu adalah makan sehat. Dilansir dari laman Times of India, Senin
(25/11), terdapat lima cara yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan penyerapan
nutrisi makanan.
1). makanlah dengan perlahan. Kunyahlah setiap makanan secara perlahan dan
hingga hancur sebelum menelannya Ketika makanan tidak dikunyah secara sempurna,
maka lambung harus melakukan kerja ekstra untuk menghancurkannya. Walhasil,
kadungan nutrisinya tidak diserap optimal.
2). Kedua, buat kombinasi makanan yang tepat. Kombinasi makanan secara tepat
akan mempermudah proses pencernaan dan penyerapan mikronutrisi. Sebab,
mencampur semua jenis makanan saat bersamaan, hanya akan membuat tubuh
kebingungan. Kombinasi makanan yang tepat di antaranya, makanan yang
mengandung lemak juga dengan makanan yang mengandung lemak. Sandingkan
makanan yang mengadung zat besi dengan vitamin C. Dan, makanan yang
mengadung zat besi dengan yang mengandung zinc dan sulfur.
3). Ketiga, perhatikan kesehatan usus. Sebab, usus memainkan peran vital dalam
proses penyerapan nutrisi. Konsumsilah makanan fermentasi dan probiotik untuk
meningkatkan kesehatan usus.
4). Keempat, jangan minum teh saat makan. Kandungannya memang bagus untuk
kesehatan, namun meminumnya saat makan bukanlah ide yang tepat. Sebab, teh dan
kopi mengandung zat yang dapat menghadang sejumlah vitamin dan nutrisi.
5). Kelima, perbanyak minum air putih. Ketika tubuh kekurangan air putih, maka
akan sulit bagi darah untuk membawa nutrisi ke setiap bagian tubuh
Zat gizi saling berinteraksi bahkan baru berada di dalam mulut. Setiap zat gizi yang
masuk ke mulut dan tubuh Anda akan langsung mengambil peran sebagai inhibitor
(penghambat), atau enhancer (pendukung) bagi zat gizi lainnya. Jika suatu zat gizi
mengambil peran inhibitor, ia akan menghambat proses penyerapan zat gizi lain
dalam makanan. Sebaliknya, zat gizi yang berperan sebagai enhancer akan
meningkatkan penyerapan zat gizi lainnya di dalam tubuh.Contohnya saat Anda
makan makanan sumber zat besi
Di dalam proses penyerapan makanan ternyata juga terjadi kompetisi antarzat gizi.
Beberapa zat gizi mungkin saling bersaing untuk bisa diserap lebih banyak oleh
tubuh. Hal ini dapat menurunkan tingkat bioavailabilitas dari setiap zat gizi yang
bersaing. Hal ini ditunjukkan dengan persaingan antara beberapa jenis mineral seperti
zat besi, tembaga, dan zinc. Jenis mineral ini harus diikat oleh zat yang sama di dalam
tubuh Anda. Alhasil, ketiganya bersaing agar dapat diserap lebih banyak. Tembaga
dan zinc sama-sama bersaing untuk memasuki tempat penyerapan dalam usus halus.
Jika ada lebih banyak zinc, tembaga cenderung akan kalah sehingga Anda berisiko
mengalami kekurangan tembaga.
Bentuk kimia dari zat gizi ikut memengaruhi proses penyerapan zat gizi dari
makanan. Contohnya, bentuk zat gizi yang berasal dari makanan nabati dan hewani
jelas berbeda walaupun jenis zat gizinya sama. Hal ini terjadi pada zat besi yang
memiliki dua bentuk. Bentuk pertama yaitu zat besi heme yang berasal dari sumber
makanan hewani. Sementara itu, zat besi pada sumber makanan nabati umumnya
berbentuk non-heme. Tubuh cenderung lebih mudah menyerap zat gizi heme dari
sumber hewani. Ini pula alasan mengapa pelaku diet vegan rentan kekurangan zat
besi meskipun sudah makan sayuran yang mengandung zat besi
Kondisi kesehatan Anda juga memengaruhi proses penyerapan zat gizi dari makanan.
Contohnya saat Anda kekurangan zat gizi yang berperan sebagai enhancer. Tanpa zat
gizi tersebut, proses penyerapan zat gizi lain bisa terkena imbasnya. Begitu pun jika
Anda memiliki gangguan kesehatan yang memengaruhi penyerapan zat gizi, misalnya
penyakit celiac. Penderita penyakit celiac akan mengalami peradangan usus bila
mengonsumsi makanan mengandung gluten Ketika terjadi peradangan, usus tidak
akan bisa menyerap zat gizi seperti seharusnya. Dampaknya, penderita penyakit
celiac rentan mengalami anemia defisiensi besi, osteoporosis akibat kekurangan
kalsium, serta malnutrisi. Proses penyerapan zat gizi suatu makanan dipengaruhi oleh
Hidayat & Uliyah (2015) Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi
dapat memengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebebkan oleh kurangnya
informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.
2. Prasangka
Hidayat & Uliyah (2015) Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan
bergizi tinggi dapat memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, dibeberapa daerah,
tempe yang merupakan sumber protein yang paling murah,tidak dijadikan bahan
makanan yang layak untuk dimakan karena masyarakat menganggap bahwa
mengonsumsi makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka.
3. kebiasaan
Hidayat & Uliyah (2015) Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap
makanan tertentu juga dapat memengaruhi status gizi. Misalnya, di beberapa daerah,
terdapat larangan makan pisang dan pepaya bagi para gadis remaja. Padahal, makan
tersebut merupakan sumber vitamin yang sangat baik. Ada pula larangan makan ikan
bagi anak-anak karena ikan dianggap dapat mengakibatkan cacingan, padahal ikan
merupakan sumber protein yang sangat baik bagi anal-anak.
4. kesukaan
Hidayat & Uliyah (2015) Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat
yang dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan merosotnya gizi pada
remaja bila nilai gizinya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Saat ini, para remaja di
kota-kota besar di negara kita memiliki kecenderungan menyenangi makanan tertentu
secara berlebihan, seperti makanan cepat saji ( junkfood) , bakso, dan lain-lain. Makanan-
makanan ini tentu saja dapat berdampak buruk bagi kesehatan mereka jika dikonsumsi
terlalu sering dan berlebihan karena tidak memiliki asupan gizi yang baik.
5.Ekonomi
Hidayat & Uliyah (2015) Status ekonomi dapat memenuhi perubahan status gizi karena
penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena
itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi
kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian
rendah.
2.6 Pengaruh psikososial dalam memilih diet
Setiap orang yang sedang melakukan diet tentunya memiliki berbagai alasan pemicu
dirinya untuk melakukan diet, misalnya karena masalah kesehatan, atau karena motivasi
dirinya yang merasa tidak percaya diri jika dekat dengan lawan jenis. Dari adanya factor
motivasi tersebut tentunya akan sangat mempengaruhi diri seseorang dalam melakukan
program diet tersebut. yang jadi pertimbangannya dalam hal ini adalah jenis program diet
yang akan dilakukan, apakah yang tanpa aturan atau yang sesuai dengan aturan dengan
mengkonsumsi makanan seimbang dan pola hidup sehat.
2. Faktor kesehatan
Salah satu factor tebesar yang biasanya menjadi alasan setiap orang memilih diet adalah
mengenai factor kesehatan yang ada pada dirinya, tentu setiap orang menginginkan
memiliki tubuh yang sehat, namun dengan berta badan yang cukup besar akan memicu
timbulnya berbagai penyakit. Sehingga solusi yang harus dilakukan adalah memilih diet
sebagai salah satu pemicu alasan kesehatan tersebut. dengan diet seimbang dan sesuai
dengan penyakit yang sedang diderita juga akan mempengaruhi kesehatan kita tentunya.
3. Faktor penyakit.
Yang dimaksud factor penyakit disini, adalah mengenai seseorang yang memiliki pola
makan atau kesalahan pengertian dalam melakukan program atau memilih diet yang tepat
untuk dirinya, misalkan saja pada pengidap tanda anoreksia, biasanya penyakit seperti ini
akan timbul karena pengaruh nafsu makan atau diet yang berlebihan, atau bisa juga pada
seseorang yang terkena penyakit bulimia, dimana melakukan diet ekstrem menjadi
pilihannya karena merasa sellau ada yang kurang dari dalam dirinya, padahal pilihan
terseut bukanlah cara yang tepat.
Faktor tersebut juga bisa jadi menjadi pemicu dari fakro psikososial yang terjadi dalam
pemilihan diet, karena ada agama tertentu yang melarang umatnya untuk mengkonsumsi
suatu makanan yang dilarang, speerti mislanya agama hindu yang dilarang memakan
daging sapi, aau dalam islam yang dilarang keras mengkonsumsi babi, minuman alcohol,
darah dan jenis lainnya.
Setiap orang memiliki keyakinan yang berbeda- beda mengenai pemilihan jenis diet yang
dilakukan, dari keyakinan tersebut lah akan sangat mempengaruhi jenis diet yang sedang
dilakukannya, untuk itu biasanya dengan adanya keslahan informasi ini akan sangat
mempengaruhi dari pemilihan jenis diet yang sedang dilakukan tersebut.
Dari adanya kesukaan atau ketidaksukaan terhadap suatu jenis makanan tentunya akan
sangat mempengaruhi seseorang dalam memilih diet yang akan dilakukannya. Misalnya
suatu makanan yang membuatnya merasa senang akan lebih difavoritkan daripada
makanan yang tidak disukainya, sehingga hal inilah juga yang akan sangat mempengarui
cara seseorang dalam memilih diet yang dilakukannya.
7. Faktor pendidikan
Faktor pendiidkan disini tentu akan sangat mempengaruhi penilaian seseorang dalam
memilih diet untuk dirinya karena pengetahuan yang dimiliki berbeda., misalnya saja
pada seseorang yang memiliki pendidikan rendah biasanya akan lebih memilih makanan
yang memang menurutnya lebih menyenangkan untuk dirinya, namun seseorang yang
memiliki pendidikan lebih tinggi akan memilih jenis makanan ynag menurutnya bisa
membantu dalam pemilihan program diet, dengan lebih banyak protein dari pada
karbohodirat, sehingga asupan yang masuk lebih seimbang.
8. Faktor lingkungan
Lingkungan juga menjadi pengaruh dalam memilih diet, dan mengenai pola makan
seseorang, misalnya saja kita yang bisa saja terengaruh dengan berbagai produk penurun
berat badan secara instan yang ditawarkan para sales di kantor, di lingkungan rumah atau
bahkan cara penurunan berat badan dan diet yang diektahui dari teman atau lingkungan
sekitar.
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id