KEPERAWATAN
Mata Kuliah :
Disusun oleh :
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulilah kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk pemenuhan mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan, dengan
judul “Penerapan Caring Dalam Keperawatan”.
Terima kasih kami ucapakan kepada Ns. Retno Purwandari, S.Kep., M.Kep. selaku
dosen pengampu mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan yang telah banyak membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Terima kasih kami juga ucapkan kepada teman-teman yang telah
mendukung dalam penyelesaian tugas makalah ini dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan dalam
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang akan membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis
bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat
untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 1
BAB I ...................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 3
1.3 Tujuan .................................................................................................................................... 3
BAB II .................................................................................................................................................... 4
TINJAUAN TEORI .............................................................................................................................. 4
2.1 Definisi Keperawatan ........................................................................................................... 4
2.2 Definisi Perawat .................................................................................................................... 4
2.3 Definisi Asuhan Keperawatan ............................................................................................. 4
2.4 Definisi Caring ...................................................................................................................... 4
BAB III................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 5
BAB IV ................................................................................................................................................... 9
PENUTUP .............................................................................................................................................. 9
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................................ 9
4.2 Saran ...................................................................................................................................... 9
Daftar Pustaka ...................................................................................................................................... 9
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pelayanan asuhan keperawatan seorang perawat membutuhkan sifat care
untuk merawat klien ataupun pasien khususnya dalam memenuhi kebutuhan dasar
pasien. Asuhan keperawatan tidak dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan
apabila seorang perawat tidak menerapkan konsep caring kepada pasiennya. Maka dari
itu dapat terjadi kesenjangan antara perawat dan pasien dan proses penyembuhan pun
akan terhambat.
Dasar asumsi human science dan human care adalah hal utama yang
menyatukan tujuan keperawatan sebagai sains tentang human care. Sebagai human
science keperawatan berusaha menggabungkan pengetahuan empiris dengan estetis,
humanities, dan kiat/art (Watson, 1985). Watson (1985) mengatakan ‘human care is
the heart of nursing’, artinya pengetahuan tentang human care berfokus pada
pengembangan pengetahuan yang menjadi inti keperawatan.
Sebuah studi literatur adalah peninjauan dan pembahasan literatur dalam bidang
studi tertentu. Studi ini adalah ringkasan dari apa yang telah diteliti, dibahas, dan
ditetapkan tentang suatu topik. Sebuah studi literatur dibuat untuk menekankan
argumen atau ide tertentu dalam suatu bidang studi. Dengan mengamati sebuah
argumen, Anda telah berupaya untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari di
lapangan, dan juga kelemahan, kesenjangan, atau daerah yang memerlukan studi yang
lebih lanjut. Tinjauan tersebut harus juga menunjukkan kepada pembaca mengapa
penelitian Anda berguna, perlu, penting, dan valid (Saint Mary’s University).
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui perilaku perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien
1.3.2 Mengetahui pengaruh perilaku perawat terhadap kesehatan dan kepuasan pasien
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Keperawatan
Menurut UU no 38 tahun 2014 pasal 1 ayat 1, keperawatan adalah kegiatan
pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam
keadaan sakit maupun sehat. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional
yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan
kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif,
ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia (Kusnanto, 2003).
4
BAB III
PEMBAHASAN
Jurnal 1
Berdasar pada hasil penelitian yang telah dilakukan, perilaku caring perawat dinilai
cukup oleh 52,1% klien. Hal itu didasari dari presepsi klien tentang pandangan perawat, lalu
akhirnya perawat dinilai cukup dalam perilaku caring. Dampak dari perilaku caring cukup
adalah akan timbulnya presepsi yang baik terhadap perawat, selain itu juga meningkatkan
hubungan saling percaya, meningkatkan penyembuhan fisik, keamanan, memiliki banyak
energi, biaya perawatan lebih rendah serta menimbulkan perasaan nyaman (Watson,2012).
Caring bagi klien adalah ungkapan cinta dan ikatan, otoritas dan keberadaan, selalu bersama,
empati. Hal tersebut bisa dijadikan motivasi bagi perawat untuk memberikan pelayanan yang
maksimal, yang mana nantinya akan menjadikan klien dan keluarganya semakin senang
terhadap pelayanan.
Hasil penelitian Suryantini (2014) menunjukkan adanya hubungan yang positif antar
penerapan caring dengan kepuasan klien, yang mana semakin baik caring perawat akan
semakin banyak kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan, hal tersebut sangat
berpengaruh pada pelayanan Rumah Sakit, karena mayoritas pelayanan yang ada di rumah sakit
diberikan oleh perawat (Laschinger, Gilbert & Smith, 2011). Menurut Mcdaniel dalam Watson
(2012), perilaku caring mempunyai tiga hal yang tidak dapat terpisah yaitu perhatian, tanggung
jawab dan keikhlasan. Dengan adanya sikap caring yang meningkatkan kepercayaan dan
menurunkan kecemasan klien akan dapat memperkuat mekanisme koping klien sehingga
mengoptimalkan proses penyembuhan.
Jurnal 2
Pembahasan penerapan perilaku caring berdasarkan penelitian pada salah satu rumah sakit di
Kabupaten Indramayu di tahun 2017 adalah sebagai berikut:
5
2. Kepercayaan dan Harapan
Perawat memberikan harapan yang akan menjadikan pasien optimis dan mampu
terhadap kondisinya saat sakit. Penerapan perilaku caring pemberian harapan salah
satunya adalah dengan memberikan semangat atau antusiasme terhadap pasien yang
putus asa.
3. Kesensitifan Pada Diri dan Orang Lain
Penerapan perilaku caring akan menjadikan perawat mampu untuk peka terhadap
feeling dan kebutuhan pasien. Perawat akan mengetahui bahwa pasien juga butuh akan
perasaan atau anggapan bahwa perawat sudah seperti keluarganya sendiri.
4. Mengembangkan Hubungan Saling Percaya
Pasien telah percaya bahwa asuhan keperawatan yang telah diberikan oleh perawat
sudah baik dan pasien sepenuhnya percaya pada perawat. Penerapan perilaku caring ini
dapat dilakukan dengan cara memperkanalkan diri, menyebut nama pasien maupun
keluarga, memberi respons yang baik terhadap panggilan ataupun keluhan pasien atau
keluarga dan menjawab pertanyaan-pertanyaan pasien dengan baik.
5. Meningkatkan dan Menerima Ekspresi Perasaan Positif dan Negatif
Perawat membantu pasien untuk bersikap realistis terhadap pikiran dan perasaannya.
Perwujudan hal tersebut bisa dengan memberikan dorongan kepada pasien atau
keluarganya untuk mengungkapkan perasaannya, lalu siap untuk menerima perasaan
postif maupun negatif dan memberikan sikap yang menenangkan terhadap pasien atau
keluarganya.
6. Penyelesaian Masalah Untuk Pengambilan Keputusan
Pasien akan merasa puas apabila perawat telah menerapkan perilaku caring ini. Perawat
harus membahas masalah yang menyangkut pasien, memberi solusi yang tepat dan
segera menyelesaikan masalah.
7. Peningkatan Pembelajaran dan Pengajaran Interpersonal
Memiliki peran sebagai pendidik, perawat harus mampu untuk menjelaskan setiap
masalah dengan jelas dan mampu untuk menyelesaikannya. Sebagai contoh yaitu
perawat menjelaskan keluhan pasien dengan rasional dan ilmiah sesuai pemahaman
pasien, lalu bagaimana penyelesaiaannya, memberikan pendidikan kesehatan terhadap
pasien maupun keluarga, lalu mempersilahkan pasien atau keluarganya untuk bertanya
dan yang terakhir yaitu menyapa dan mengetuk pintu pasien.
6
8. Menciptakan Lingkungan Fisik, Mental, Sosio Kultular, dan Spiritual yang Mendukung
Perawat yang sudah bisa menerapkan poin ini akan memberikan harapan positif bagi
asuhan keperawatan yang tersedia. Aspek yang berkaitan dengan harapan individu
terhadap layanan kesehatan adalah aspek fisik, mental dan sosial, kepuasan dengan
lingkungan fasilitas perawatan kesehatan, suhu, udara, kenyamanan, kebersihan,
kecepatan layanan, keramahan, perhatian, dan privasi
9. Memberi Bimbingan Dalam Memuaskan Kebutuhan Manusiawi
Perawat yang sudah menerapkan perilaku ini dapat membantu pasien untuk pemenuhan
kebutuhan dasarnya. Perawat bisa membantu pasien dengan memberi tahu pasien kapan
waktu untuk melakukan tindakan, memastikan kebersihan terjaga, menjaga ketenangan
dan menanyakan kondisi yang dirsakan pasien.
10. Mengijinkan Terjadinya Tekanan yang Bersifat Fenomenologis
Perawat menerapkan karatif caring dengan menjelaskan efek samping apabila obat
tidak diminum sesuai aturan, menjelaskan tentang resiko yang bisa muncul apabila
makan makanan di luar dan menjelaskan mengenai pentingnya istirahat.
11. Secara Umum, Perilaku Caring Perawat Terhadap Pasien
Hasil penelitian Palese (2011) menunjukkan hubungan positif antara perilaku caring
perawat dan kepuasan pasien. Semakin baik kualitas perawat akan meningkatkan
proposi kepuasan pasien terhadap asuhan keperawatan. Secera keseluruhan, penerapan
caring oleh perawat sudah baik tetapi implementasinya masih belum optimal.
Jurnal 3
Dari analisis regresi linier berganda yang dilakukan, empat dimensi kepuasan kerja
(gaji, imbalan kontingen, supervisi, dan komunikasi) sangat berhubungan dengan perilaku
Caring perawat. Hasil dari analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa hanya gaji,
imbalan kontingen, supervisi dan komunikasi yang mempengaruhi perilaku caring perawat.
Perilaku caring perawat bisa direpresentasikan oleh gaji, imbalan kontingen, supervisi, dan
komunikasi sebesar 20,1%, atau dengan sebutan lain memberikan kontribusi sekitar 21,1%
terhadap perilaku caring perawat, sementara itu sisanya sebesar 79,9% merupakan kontribusi
dari faktor lain yang tidak ada dalam model regresi linier. Kepuasan kerja perawat bisa diukur
dari segi gaji, promosi, supervisi, tunjangan, imbalan kontingen, prosedur operasi, rekan kerja,
sifat pekerjaan, dan komunikasi. 15 Penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja perawat
berhubungan positif dengan perilaku caring mereka. Penelitian lain menyatakan bahwa
kepuasan kerja bisa meningkatkan kinerja perawat dan kualitas perawatan pasien. Dalam
7
penelitian ini, gaji dan imbalan yang diterima perawat diketahui berdampak pada perilaku
perawat. Gaji diakui sebagai alasan utama untuk meningkatkan upaya peningkatan kualitas
perawatan dan perawat. Perawat lebih memilih imbalan non-finansial, termasuk penghargaan
dan umpan balik dari masyarakat, manajemen waktu dan kerja, isi pekerjaan dan kesempatan
pengembangan, mempengaruhi dan partisipasi sangat erat berkaitan dengan pentingnya
imbalan. Supervisi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja perawat, seperti
perilaku caring. Semakin baik supervisi yang dilakukan di rumah sakit, maka semakin baik
pula kinerja perawat. Komunikasi merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap
perilaku caring perawat, semakin baik komunikasi yang dilakukan oleh perawat maka semakin
baik pula perilaku caring perawat. Kemampuan komunikasi yang dimiliki oleh perawat
mempengaruhi perilaku caring mereka dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.
Kepuasan perawat perlu dikelola dengan baik agar dapat meningkatkan kinerjanya, terutama
implementasi caring dalam pelayanan keperawatan. Penghargaan finansial memang penting,
namun penghargaan non finansial juga sangat penting untuk dikelola oleh rumah sakit.
8
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian ketiga jurnal, dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku
caring dalam keperawatan dapat mempengaruhi proses penyembuhan pasien dan
perilaku perawat tersebut antara lain, tidak pilih kasih, memberikan harapan, peka
terhadap feeling dan kebutuhan pasien, mengembangkan hubungan saling percaya,
menerima perasaan positif maupun negatif, memberi solusi, memberikan pendidikan
kesehatan, menciptakan lingkungan yang nyaman, memenuhi kebutuhan dasarnya,
memberikan tekanan yang bersifat fenomenologis. Semakin baik kualitas perawat akan
meningkatkan proposi kepuasan pasien terhadap asuhan keperawatan.
4.2 Saran
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari tulisan
maupun bahasan yang kami sajikan. Oleh karena itu, mohon untuk memberikan saran
dan kritik agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa
sebelumnya
Daftar Pustaka
Aeni, N. W., Winani., dan H. Sutioso. 2019. Perilaku Caring Perawat dalam Memberikan
Asuhan Keperawatan di Salah Satu RS di Kabupaten Indramayu. Jurnal Keperawatan
Profesional (JKP) 7(2).
Firmansyah, C. S., R. Noprianty., dan I. Karana. 2019. Perilaku Caring Perawat Berdasarkan
Teori Jean Watson di Ruang Rawat Inap. Jurnal Kesehatan Vokasional 4(1): 33 – 48.
Putra, K. R., T. Andayani, dan E. H. Ningrum. 2021. Job satisfaction and caring behavior
among nueses in a military hospital: A cross-section study. Journal of public health research.
10(2212).
9
Jurnal Kesehatan Vokasional, Vol. 4 No. 1 (Februari 2019)
ISSN 2541-0644 (print), ISSN 2599-3275 (online)
DOI h ps://doi.org/10.22146/jkesvo.40957
ABSTRAK
Latar Belakang: Caring merupakan bentuk kuesioner Behaviors Assessment Caring dari sepuluh
kepedulian perawat terhadap klien sebagai bentuk carative faktor Jean Watson. Analisis data berupa
perhatian, penghargaan dan mampu memenuhi distribusi frekuensi.
kebutuhannya. Fenemona yang ada empat dari Hasil: Hasil penelitian tentang perilaku caring
lima klien yang diwawancarai menyebutkan perawat 52,1% yaitu cukup, Pemenuhan kebutuhan
perawat kurang caring terhadap klien. Kurang manusia 73,2%, Sistem Nilai Humanistik Altruistik
caring-nya perawat ditandai dengan kurang 43,7%, Keyakinan dan harapan klien 47,9%,
pedulinya perawat terhadap klien, sehingga klien Kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain
mengeluh bahwa perawat pada ruangan tersebut 50,0%, Hubungan membantu rasa percaya 48,6%,
kurang memperhatikan kenyamanan klien. penerima ungkapan positif dan negatif 51,4%,
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Metode pemecahan masalah 47,2%, Proses
Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean pengajaran interpersonal 45,1%, Lingkungan
Watson di Ruang Rawat Inap RSAU DR. M. psikologis 60,6% perilaku caring perawat cukup dan
Salamun Bandung. Kekuatan eksistensial fenomenologis klien menilai
Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan 44,4% perilaku caring perawat yaitu baik.
pendekatan survey deskriptif. Sampel yang Kesimpulan: Klien menilai perilaku caring perawat
digunakan adalah Pasien rawat inap minimal lama memiliki kategori cukup, Oleh karena itu karena itu
rawat 3 hari dengan teknik total sampling yaitu 142 bagi rumah sakit untuk membuat program
orang. Pengumpulan data menggunakan data pelatihan tentang caring bagi perawat agar perilaku
primer dengan instrumen penelitian yaitu caring perawat menjadi lebih baik. .
ABSTRACT
Background: Caring is a nurse's concern to clients was Results: Result of research on caring behavior of nurse
form of a ention, appreciation and able was meet their 52,1% that was enough, fulfillment of human need 73,2%,
needs. Phenomenon who had four out of five clients Altruistic Humanistic Value System 43,7%, Confidence
interviewed mentioned nurses less caring for clients. and expectation of client 47,9%, Sensitivity to self and
Objective: Less caring her nurses marked with less others 50,0% , Relationship helps confidence 48,6%,
caring nurses to clients, so clients complain that the recipient of positive and negative expression 51,4%,
nurses in the room less a ention to the convenience of Problem solving method 47,2%, Interpersonal teaching
clients. process 45,1%, Psychological environment 60,6%
Methods: The type was of quantitative research with sufficient nurse caring behavior and phenomenological
descriptive survey approach. The sample used was existential power client assess 44,4% caring behavior of
inpatient minimum patient duration of 3 days with total nurse that is good.
sampling technique was is 142 people. Data collection of Conclusion: It is concluded that the client assess the
primary data with research instrument that is caring behavior of the nurses have enough category,
questionnaire Behaviors Assessment Caring was of ten therefore therefore for the hospital can evaluate about
carative factor Jean Watson. Data analysis is frequency caring conducted by nurses in RSAU DR. M. Salamun
distribution. Bandung.
pelayanan Rawat jalan dan pelayanan Rawat Selanjutnya perawat belum mampu
inap. Peneliti mengambil tempat penelitian di menunjukkan kesiapan dalam mengambil
pelayanan Rawat Inap yaitu di ruang Rajawali risiko, seperti perawat belum memahami
dan Gelatik. Berdasarkan observasi awal perasaan klien, sehingga perawat kurang
bahwa perawat dituntut untuk mampu merasa khawatir dengan klien yang
memberikan pelayanan yang maksimal salah berhubungan dengan penyakitnya atau
satunya dapat dilihat dari perilaku caring perawat kurang perilaku dalam penerimaan
perawat terhadap klien dalam pemberian ungkapan perasaan positif-negatif terhadap
asuhan keperawatan. klien.
Hasil observasi awal diketahui empat Berdasarkan fenomena dan latar
d a r i l i m a k l i e n ya n g d i wa wa n c a r a i belakang diatas bahwa kurangnya perilaku
menyebutkan perawat kurang caring terhadap c a r i n g p e r a wa t t e r h a d a p k l i e n d a l a m
klien ditandai dengan kurang pedulinya memberikan asuhan keperawatan, maka urian
perawat terhadap klien, sehingga klien dan paparan diatas peneliti tertarik untuk
mengeluh bahwa perawat pada ruangan melakukan penelitian tentang Perilaku Caring
tersebut kurang memperhatikan kenyamanan Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson Di
klien, tidak pernah memberikan sentuhan dan Ruang Rawat Inap RSAU DR. M. Salamun
kurangnya penjelasan dari perawat terkait Bandung.
prosedur dan tindakan yang akan dilakukan.
Selain itu pembagian tugas perawat tidak METODE
berjalan dengan baik serta jarang memberikan Jenis penelitian yang digunakan adalah
pujian dan sentuhan pada klien. deskriptif kuantitatif dengan pendekatan
Memperkuat fenomena penelitian ini survey deskriptif. Populasi dalam penelitian ini
kemudian peneliti melakukan wawancara adalah seluruh klien periode bulan Juni 2018
kepada klien di ruang Gelatik dan Rajawali. yang ada di ruangan 2 ruangan yaitu Gelatik
Berdasarkan survey data awal menemukan dua sebanyak 70 orang dan Rajawali sebanyak 72
dari sepuluh klien yang diwawancarai orang, sehingga jumlah populasi dalam
mengatakan bahwa perawat kurang terbuka penelitian ini yaitu sebanyak 142 orang.
terhadap klien dan kurang memberikan kasih Teknik pengambilan sampel dalam
sayang, sehingga perawat jarang komunikasi penelitian ini adalah menggunakan tehnik total
antara peribadi perawat-klien. Selain itu sampling. Instrumen penelitian adalah alat-alat
perawat kurang membantu klien ke toilet yang digunakan untuk pengumpulan data.
untuk BAK/BAB sedangkan klien butuh Kuesioner yang diunakan pada ini dilihat
kehadiran perawat untuk membatu klien berdasarkan Caring Behaviors Assessment (CBA)
dalam mobilitasnya dikarenakan keterbatasan Tools yang terdiri dari 63 pernyataan positif
klien dalam beraktifitas yang disebabkan berdasarkan teori caring dan sepuluh carative
kondisi yang dialaminya. factor menurut teori Watson (2012).
Selain itu dua klien menyatakan perawat Kuesioner ini telah melalui proses
kurang memberikan penjelasan kepada klien penterjemahan ke dalam bentuk bahasa
tentang penyakit yang dialaminya, sehingga Indonesia yang dikutip dari penelitian
keyakinan dan harapan klien kurang terjalin Tumaggor (2013). CBA terdiri dari 63 perilaku
dengan harmonis antara perawat-klien. Caring perawat yang dikelompokkan menjadi
Sedangkan enam dari sepuluh klien subskala yang disesuaikan 10 faktor karatif
menyatakan perawat kurang memahami Watson. Alat ukur ini menggunakan skala
dengan apa yang dirasakan kondisi klien saat Likert (5 poin) yang merefleksikan perilaku
ini, sehingga jalinan hubungan kepercayaan Caring perawat yaitu 5=sangat penting,
diri antara perawat-klien masih kurang. 4=penting, 3=sedikit penting, 2=tidak penting,
1=sangat tidak penting. diri sendiri dan orang lain 50,0% cukup,
Uji validitas telah diuji oleh Manogin, Bechtel, Hubungan membantu rasa percaya 48,6%
dan Rami dalam Watson, 2012) menggunakan cukup, Perilaku penerima ungkapan perasaan
CBA hasil uji validitas dalam tiap subskala positif dan negatif 51,4%, Metode pemecahan
berkisar dari 0,66 sampai 0. 90, sedangkan hasil masalah pada klien 47,2% cukup, Proses
uji reabilitas menunjukkan sebesar 0. 93 yang pengajaran interpersonal 45,1% cukup,
berarti sudah layak untuk melakukan Lingkungan psikologis 60,6% cukup,
penelitian. Pemenuhan kebutuhan manusia pada klien
yaitu 73,2% baik dan Kekuatan eksistensial
HASIL DAN PEMBAHASAN fenomenologis menunjukkan 44,4% yaitu baik.
Tabel 4.1 Perilaku caring perawat
A. Perilaku caring perawat di Ruang Rawat I
Perilaku caring Frekuensi Persentase
nap
Baik 17 12.0
Berdasarkan hasil penelitian
Baik 74 52.1
menunjukkan perilaku caring perawat
Baik 51 35.9
sebagian besar 52,1% klien menilai perilaku
Total 142 100.0
caring perawat cukup. Hal tersebut
Berdasarkan tabel 4. 1 dapat diketahui 52,1% dipengaruhi oleh persepsi klien terhadap
klien menilai perilaku caring perawat cukup. pandangan perawat, sehingga klien menilai
Adapun caring perawat diukur berdasarkan 10 perawat dalam perilaku caring masih cukup.
faktor caratif Jean Watson. Perilaku caring yang cukup dari pelayanan
yang di berikan oleh perawat, klien akan
Tabel 4. 2 Gambaran Perilaku caring perawat cenderung memiliki persepsi yang baik
berdasarkan Jean Watson terhadap perawat.
Baik Cukup Kurang Caring dipersepsikan oleh klien sebagai
Perilaku caring
f % f % f % ungkapan cinta dan ikatan, otoritas dan
1. Sistem Nilai Humanistik 56 39,4 62 43,7 24 16,9 keberadaan, selalu bersama, empati, dapat
Altruistik
memotivasi perawat untuk dapat lebih care
2. Keyakinan dan harapan 60 42,3 86 47,9 14 9,9
3. Kepekaan terhadap diri
pada klien dan mampu melakukan tindakan
58 40,8 71 50,0 13 9,2
sendiri dan orang lain sesuai kebutuhan klien. Semakin baik perilaku
4. Hubungan membantu caring perawat dalam memberikan pelayanan
rasa percaya 64 45,1 69 48,6 9 6,3
Tingkat Kepuasan Klien Rawat Inap Di Rumah terhadap pelayanan keperawatan. Kepuasan
Sakit Umum Daerah Pringsewu Lampung. klien terhadap pelayanan keperawatan
Perawat dalam memberikan pelayanan (caring) merupakan indikator penting dari kualitas
terhadap klien mayoritas rendah yaitu pelayanan Rumah Sakit, karena sebagian besar
sebanyak 54 responden (56,3 %) dan yang pelayanan yang ada di rumah sakit diberikan
menilai pelayanan dengan caring yang tinggi oleh perawat (Laschinger, Gilbert & Smith,
sebanyak 42 responden (43,8 %). Nilai p : 0. 007 2011).
artinya ada hubungan antara caring perawat Penelitian tentang CBA yang dilakukan
dengan tingkat kepuasan klien di Ruang Hanan, et all (2013) menunjukkan hasil bahwa
Rawat Inap RSUD Pringsewu. Perawat dalam (91,1%) klien merasa puas dengan perilaku
memberikan pelayanan (caring) terhadap klien caring yang dilakukan oleh perawat. Penilaian
mayoritas rendah. Perilaku skala (CBA) terdiri dari 63 item
Perilaku caring merupakan manifestasi berdasarkan sepuluh faktor carative Watson
perhatian kepada orang lain, berpusat pada (Tumanggor, 2013).
orang, menghormati harga diri dan Menurut Mcdaniel dalam Watson (2012),
kemanusiaan. Caring mempunyai komitmen perilaku caring mempunyai tiga hal yang tidak
untuk mencegah terjadinya sesuatu yang dapat dipisahkan yaitu perhatian, tanggung
buruk, memberi perhatian dan konsen, jawab, dan dilakukan dengan iklas. Sikap
menghormati orang lain dan kehidupan caring juga akan meningkatkan kepercayaan
manusia. Caring juga merupakan ungkapan klien terhadap perawat dan mengurangi
cinta dan ikatan, otoritas dan keberadaan, kecemasan klien. Kedua hal tersebut dapat
selalu bersama, empati, dapat memotivasi memperkuat mekanisme koping klien
perawat untuk dapat lebih care pada klien dan sehingga memaksimalkan proses
mampu melakukan tindakan sesuai kebutuhan penyembuhaan. Kunci dari kualitas pelayanan
klien (Dwidiyanti, 2012). asuhan keperawatan adalah perhatian, empati
Caring menurut Watson (2012) dikutip dan kepedulian perawat. Aktifitas yang
dari Po er & Perry (2013) merupakan sentral Menunjukkan Caring Perawat.
praktek keperawatan dimana perawat bekerja
untuk lebih meningkatkan kepeduliannya Sistem nilai humanistik altruistic
terhadap klien. Aspek utama caring dalam Berdasarkan hasil penelitian
analisis meliputi : pengetahuan, penggantian menunjukkan perilaku caring perawat dilihat
irama (belajar dari pengalaman), kesabaran, dari Sistem Nilai Humanistik Altruistik klien
kejujuran, rasa percaya, kerendahan hati menilai perilaku caring perawat cukup yaitu
harapan dan keberaniannya. memberi 43,7%. Hal tersebut dipengaruhi oleh sikap
perhatian dan konsen, menghormati orang lain perawat yang kurang merespon terhadap
dan kehidupan manusia. tindakan yang diberikan terhadap klien,
Dampak perilaku caring bagi klien sehingga klien menggap bahwa perilaku caring
adalah meningkatkan hubungan saling cukup. Caring perawat cukup karena perawat
percaya, meningkatkan penyembuhan fisik, sudah memberikan kebaikan dan kasih sayang
keamanan, memiliki banyak energi, biaya serta membuka diri untuk melakukan tindakan
perawatan lebih rendah, serta menimbulkan terapi atau asuhan keperawatan dengan klien
perasaan lebih nyaman (Watson, 2012). Hasil secara terbuka.
penelitian Suryantini (2014) menunjukan hasil Hal ini dapat dilihat pada point
adanya hubungan yang positif antara perilaku pertanyaan pada pertanyaan No. 2 yaitu
caring perawat dengan kepuasan klien. perawat tidak melihat dari berbagai hal sudut
Semakin baik caring perawat akan pandang klien, sehingga caring perawat
meningkatkan proporsi kepuasan klien kurang. Menurut Novieastari (2012), perilaku
caring berfokus pada human science dan human dalam diri sendiri (Marriner & Tomey, 2012).
care yang dilaksanakan dalam pembentukan Sikap perawat yang mencerminkan nilai
nilai humanistic altruistik. Seorang klien yang H u m a n i s t i k - A l t r u i s t i k i a l a h p e r a wa t
pada masa sehat terbiasa hidup dengan memberikan kebaikan dan kasih sayang serta
pelayanan yang sepenuhnya dipusatkan pada membuka diri untuk melakukan tindakan
pemuasan semua keinginan, tentu sewaktu terapi dengan klien (Po er & Perry, 2012).
m e n d a p a t p e r a wa t a n a k a n m e n u n t u t
perlakuan yang sesuai dengan yang Keyakinan dan harapan
diperolehnya dalam hidup sehari-hari. Berdasarkan hasil penelitian
Hasil ini tidak sejalan dengan hasil menunjukkan perilaku caring perawat dilihat
penelitian Desima (2010) tentang Tingkat Stres dari keyakinan dan harapan klien menilai
Kerja Dan Perilaku Caring Perawat. Hasil perilaku caring perawat cukup yaitu 47,9%.
penelitianya menunjukkan perilaku caring Hal ini perawat harus mampu mendorong
tergolong kurang baik terjadi pada sekitar 18 klien untuk menemukan harapan. Keyakinan
(14,35%) perawat. Perilaku caring yang kurang dan harapan disini menggambarkan faktor
baik itu dipengaruhi adanya beban kerja yang kreatif perawat yang akan tercipta perasaan
terlalu banyak hal itu diperkuat dengan adanya lebih baik melalui kepercayaan dan atau
keluhan perawat di Instalasi Rawat Inap keyakinan yang sangat berarti bagi seseorang
Rumah Sakit Malang terhadap adanya beban secara individu yaitu klien. Perawat
kerja yang banyak, sehingga banyak keluhan menanamkan keyakinan dan harapan berarti
klien di Instalasi Rawat Inap tentang perawat menekankan pentingnya obat-obatan
keramahan, kesabaran, perhatian perawat yang untuk curative, perawat juga perlu memberi
masih kurang tahu individu alternatif pengobatan lain yang
Menurut Watson (2012) perawat yang tersedia (misal meditasi, relaksasi, atau
mempunyai nilai-nilai humanistik dan kekuatan penyembuhan oleh diri sendiri atau
altruistik dapat dilambangkan melalui secara spritual). Dengan mengembangkan
penilaian terhadap pandangan diri seseorang, hubungan perawat-klien yang efektif, perawat
kepercayaan, interaksi dengan berbagai memfasilitasi perasaan optimis, harapan, dan
kebudayaan dan pengalaman pribadi. Melalui rasa percaya.
sistem nilai humanistik dan altruistik ini Hal ini dapat dilihat pada point
perawat menumbuhkan rasa puas karena pertanyaan keyakinan dan harapan pada
mampu memberikan sesuatu pada klien. pertanyaan No. 6 yaitu perawat tidak
Selain itu, perawat juga memperlihatkan mendorong klien untuk percaya diri artinya
kemampuan diri dengan memberikan perawat kurang memberikan dukungan
pendidikan kesehatan kepada klien. terhadap klien, sehingga klien memiliki
Pembentukan sistem nilai humanistik dan pandangan yang kurang trehadap perilaku
altruistik mulai berkembang diusia dini caring.
dengan nilai-nilai yang berasal dari orang Hal ini berarti perawat yang ada sudah
tuanya. Sistem nilai ini pengalaman hidup cukup dalam memberikan perilaku caring
buat seseorang dan mengantarkan ke arah pada klien, seperti perilaku caring Perawat
kemanusiaan. meyakinkan klien atas perkembangan
Pembentukan sistem nilai humainistik- kesehatan yang dirasakan saat ini, Perawat
altruistik dibangun dari pengalaman hidup, mendorong klien agar percaya diri, Perawat
belajar dan juga dapat ditingkatkan selama menunjukkan hal-hal positif terhadap klien
masa pendidikan perawat. Humanistik- dan kondisi klien, serta perawat sudah dapat
Altruistik dapat didefinisikan sebagai memuji usaha-usaha yang klien lakukan dalam
kepuasan dalam memberi yang berasal dari hal pengobatan.
Penelitian Suliano, M & Sari, R (2016) cukup. Hal tersebut berarti perawat sudah
tentang hubungan perilaku caring perawat cukup dalam memahami klien, menghargai
dengan keyakinan dan harapan klien kanker di kepekaan perasaan klien sehingga perawat
Rumah Sakit. Hasil penelitianya menemukan sendiri dapat menjadi lebih sensitif, murni dan
dari jumlah 120 perawat yang diteliti, diperoleh bersikap wajar kepada orang lain terutama
64,1% responden mempersepsikan perilaku pada klien yang dirawatnya.
caring perawat baik, 51,3% responden Hal ini dapat dilihat pada point
mempunyai keyakinan baik, dan 61,5% pertanyaan kepekaan terhadap diri sendiri dan
responden mempunyai harapan baik. orang lain pertanyaan No. 9 yaitu perawat
Po er & Perry, (2012) menyatakan bahwa kurang memahami klien artinya perawat
Perawat memberikan keyakinan/ kepercayaan kurang memahami kondisi, perasaan dan
dengan cara memfasilitasi dan meningkatkan suasana hati klien saat ini sehingga perawat
asuhan keperawatan yang holistik. Dalam memiliki perilaku caring kurang. Hal tersebut
hubungan perawat klien yang efektif, perawat berarti perawat telah memahami kebutuhan
memfasilitasi perasaan optimis, harapan dan klien, seperti menanyakan kepada klien yang
kepercayaan. Disamping itu, perawat dilakukan saat ini dan menerima klien apa
meningkatkan Perilaku klien dalam mencari adanya serta perawat peka terhadap perasaan
pertolongan kesehatan. Kepercayaan dan dan suasana hati klien.
penghibur sangat penting bagi proses kreatif Sejalan dengan hasil penelitian
maupun kuratif. Dengan menggunakan faktor Manurung & Hutasoit (2013) tentang Persepsi
kreatif ini akan tercipta perasaan lebih baik Klien Terhadap Perilaku Caring Perawat di
melalui kepercayaan dan atau keyakinan yang Ruang Rawat Inap Rumah Sakit. Hasil
sangat berarti bagi seseorang secara individu. penelitiannya menunjukkan kebutuhan caring
Hal sama dengan apa yang diungkapkan (nilai p = 0,001) dan perilaku caring perawat
oleh Alligood & Tomey, (2012) secara teori (nilai p = 0,006). Terpenuhinya kebutuhan
b a h wa k e ya k i n a n d a n h a r a p a n ya i t u caring dan perbaikan perilaku caring perawat
menggambarkan peran perawat dalam akan menjadikan persepsi klien menjadi
meningkatkan hubungan antara perawat-klien positif selama rawat inap.
yang lebih efektif dalam meningkatkan Rego, Godinho, Mcqueen (2012)
kesehatan dan menolong klien beradaptasi m e n y e b u t k a n b a h wa p e r a wa t b e l a j a r
dengan keadaan sehat sakit. Faktor ini menghargai kepekaan atau kesensitifan dan
merupakan gabungan dari nilai humanistic- perasaan klien sehingga ia sendiri dapat
altruistik dalam memfasilitasi promosi menjadi lebih sensitif, murni dan bersikap
kesehatan melalui pemberian asuhan wajar kepada orang lain. Pengembangan
keperawatan secara holistik. Perawat harus kepekaan dengan diri dan orang lain,
mampu menjalin hubungan yang baik dengan mengeksplorasi kebutuhan perawat untuk
klien, memperoleh informasi klien yang mulai merasakan suatu emosi yang muncul
dibutuhkan selama merawat klien, dan dengan sendirinya. Hal itu hanya dapat
perawat harus mampu mendorong klien berkembang melalui perasaan diri seseorang
untuk menemukan harapan. yang pekadalam berintraksi dengan orang lain.
Jika perawat berusaha untuk meningkatkan
Kepekaan Terhadap Diri Sendiri dan Orang kepekaan dirinya, maka ia akan lebih autentik
Lain (tampil apa adanya). Autentik akan menambah
Berdasarkan hasil penelitian pertumbuhan diri dan aktualisasi diri baik bagi
menunjukkan perilaku caring perawat dilihat perawat sendiri maupun bagi orang-orang
dari Kepekaan Terhadap Diri Sendiri dan orang yang berinteraksi dengan perawat itu
lain klien menilai 50% perilaku caring perawat Perawat belajar meningkatkan kepekaan
sehingga bisa menerima keberadaan diri Menurut Cose e (2008) caring mencakup
sendiri dan orang lain. Adanya rasa sensitif upaya perawat untuk meningkatkan proses
dalam diri perawat, membuat perawat lebih pembelajaran interpersonal, menanamkan
ikhlas, lebih peka terhadap orang lain, dan konsep self care, menumbuhkan hubungan
tampil apa adanya. Perawat harus paham saling membantu, menggunakan metode
tentang kebutuhan psikologis dan spiritual penyelesaian masalah dengan lebih kreatif,
klien, meningkatkan rasa kepekaan sehingga menghargai kekuatan – kekuatan yang ada
mampu menemukan cara untuk menunjukkan dalam kehidupan, terbuka pada dimensi
Caring pada klien (Alligood & Tomey, 2012). spiritual caring serta penyembuhan yang tidak
dapat dijelaskan secara ilmiah, bertindak
Hubungan membantu rasa percaya berdasarkan sistem nilai yang manusiawi,
Berdasarkan hasil penelitian menanamkan harapan dan kepekaan terhadap
menunjukkan perilaku caring perawat dilihat diri sendiri atau orang lain serta memberikan
dari hubungan membantu rasa percaya klien kenyamanan kepada klien dalam bentuk
menilai 48,6% perilaku caring perawat cukup. memenuhi kebutuhan dasar klien dengan
Hal tersebut hubungan saling percaya antara penuh penghargaan.
klien dan perawat sudah terjalin dengan baik Wardhono (2012) menyatakan bahwa
dan kepercayaan perawat dapat menerapkan sebagai perawat professional, maka harus
bentuk komunikasi untuk menjalin hubungan menciptakan hubungan saling percaya antara
dalam keperawatan. perawat dan klien adalah sangat kursial bagi
Hal ini dapat dilihat pada point transpersonal caring. Hubungan saling
pertanyaan hubungan membantu rasa percaya percaya akan meningkatkan dan menerima
pertanyaan No. 14 yaitu Perawat kurang ekspresi perasaan positif dan negatif.
memahami dan perawat tidak membatasi Pengembangan hubungan saling percaya
pengunjung, sehingga klien kurang berisitirhat menerapkan bentuk komunikasi untuk
artinya kepedulian perawat terhadap klien menjalin hubungan dalam keperawatan.
masih kurang dan klien beranggapan perilaku Karakteristik faktor ini adalah kongruen,
caring perawat memiliki kategori cukup. Hal empati dan ramah. Kongruen berarti perawat
t e r s e b u t b e r a r t i p e r a wa t s u d a h d a p a t menanyakan apa adanya dalam berinteraksi
membantu klien dalam hal pemenuhan dan tidak menyembunyikan kesalahan.
kebutuhan, seperti Perawat baik dan penuh Perawat bertindak dengan cara yang
perhatian terhadap klien, Perawat memahami lebih terbuka dan jujur. Empati berarti perawat
dan membatasi pengunjung agar klien bisa memahami apa yang dirasakan klien. Ramah
beristirahat, serta perawat memperlakukan berarti penerimaan positif terhadap orang lain
klien dengan hormat. yang sering diekspresikan dengan bahasa
Hasil penelitian yang dilakukan oleh tubuh, ucapan tekanan orang lain yang sering
Juwariyah & Joyo (2014) tentang hubungan diekspresikan dengan bahasa tubuh, ucapan
perilaku caring perawat dengan tingkat tekanan suara, sikap terbuka, ekspresi wajah
kepuasan klien di Poli VCT RSUD Gambiran dan lain-lain.
Kota Kediri Berdasarkan Teori Watson. Hasil
penelitiannya menunjukkan perilaku caring Penerima ungkapan perasaan positif dan
perawat dalam kategori “care” yaitu 18 orang negatif
(36%). Perawat merupakan bagian dari tim Berdasarkan hasil penelitian
pelayanan kesehatan di rumah sakit, perilaku menunjukkan perilaku caring perawat dilihat
caring yang ditunjukkan perawat dalam dari Penerima ungkapan perasaan positif dan
memberikan pelayanannya menjadi salah satu negatif klien menilai 51,4% perilaku caring
indikator mutu pelayanan. perawat cukup. Hal tersebut perawat sudah
dapat menerima ungkapan dan mendengarkan Metode pemecahan masalah pada klien
semua keluhan dan perasaan klien. Perasaan Berdasarkan hasil penelitian
bagian dari pengalaman yang cukup berisiko menunjukkan perilaku caring perawat dilihat
baik bagi perawat maupun klien. Selain itu dari Metode pemecahan masalah pada klien
perawat memahaminya dengan ungkapan menilai 47,2% perilaku caring cukup. Hal
positif dengan emosional pada keadaan yang tersebut perawat sudah dapat menggunakan
berbeda. metode sistematis dalam pemecahan masalah
Hal ini dapat dilihat pada point dengan menumbuhkan kemampuan
pertanyaan penerima ungkapan perasaan pengambilan keputusan pada klien dan
positif dan negatif pertanyaan No. 22 yaitu keluarga.
Perawat tidak memperkenalkan diri terhadap Hal ini dapat dilihat pada point
klien. Hal tersebut bahwa perawat sudah dapat pertanyaan metode pemecahan masalah pada
memberikan interaksi antara perawat dan klien klien pertanyaan No. 30 yaitu Perawat kurang
dengan baik secara fisik, emosi dan spiritual membantu dalam memahami perasaan klien.
akan dipersepsikan oleh penerima pelayanan Artinya perawat kurang memahami dengan
asuhan keperawatan. Dengan adanya perilaku kondisi dan perasaan klien dan perawat hanya
caring yang baik, maka klien mengungkapkan melakukan tindakan asuhan keperawatan saja,
perasaannya tantang perawat sebagai pemberi tanpa perlu adanya pandangan dan
pelayanan asuhan keperawatan akan baik. pemahaman klien saat ini, serta dapat
Sehingga kepuasan akan pelayanan asuhan menumbuhkan sikap carenya terhadap klien,
keperawatan juga akan baik. Hal ini sudah sehingga pengembangan metode yang
dibuktikan di atas, bahwa semakin baik dilakukan perawat sudah sesuai dengan SPO.
perilaku caring perawat, maka semakin baik Berpikir kritis adalah suatu proses
pula kepuasan klien. pengujian yang menitikberatkan pendapat
Sejalan dengan hasil penelitian Arief, Y., tentang kejadian atau fakta yang mutakhir dan
Ertawati., & Laili, D (2016) tentang perilaku menginterpretasikannya serta mengevaluasi
caring perawat meningkatkan kepuasan ibu pendapat-pendapat tersebut untuk mendapat
klien. Hasil penelitiannya menunjukkan semua kesimpulan tentang adanya perspektif/
ibu yang memberikan penilaian perilaku caring pandangan baru (Strader dalam Maryam,
perawat dalam kategori kurang dapat Setiawati & Ekasari, 2008). Berpikir kritis
membentuk kepuasan tingkat sedang. merupakan komponen penting dari perawatan
Perilaku caring perawat tingkat sedang dapat karena perawat selalu dihadapkan dengan
membentuk kepuasan yang baik bagi ibu situasi yang kompleks, yang menuntut
sebesar 67,7 %. penilaian akurat, pengambilan keputusan yang
Penerimaan ungkapan perasaan positif tepat dan merupakan proses pembelajaran
dan negatif yaitu perawat harus terus menerus.
mempersiapkan diri untuk menerima ekspresi Morrison (2009) menyatakan bahwa
perasaan negatif ataupun positif dari klien. berpikir kritis dapat memberikan pengaruh
Dalam berhubungan dengan klien, perawat yang kuat dalam pengambilan keputusan dan
harus mampu menunjukkan kesiapan pemecahan masalah yang dihadapi oleh
mengambil resiko saat berbagi dengan klien manajer perawat setiap hari. Meskipun
(Po er & Perry 2012). Hal yang dapat perawat demikian, ternyata belum semua perawat
lakukan misalnya memahami setiap ekspresi mempunyai kemampuan berpikir kritis yang
kekhawatiran klien, cara klien menunjukkan baik. Perawat merupakan pemikir kritis yang
rasa sakitnya, nilai atau budaya yang dimiliki efektif, sehingga perawat diharapkan dapat
klien berhubungan dengan penyakitnya melakukan asuhan keperawatan dan mampu
(Alligood & Tomey, 2012). memecahkan masalah klinis, baik yang
bermanfaat bagi klien , perawat, dan lembaga. dan perawat sudah dapat memberikan
Karena itu, dalam proses pendidikan informasi kepada klien, serta dapat
hendaknya perawat didorong untuk bertanggung jawab akan kesejahteraan dan
mengembangkan keterampilan berpikir kritis kesehatan klien, sehingga tercipta hubungan
sehingga dapat mengambil keputusan yang antara klien-perawat terjalin harmonis. Hal ini
tepat (Wright, Causey, & Dienemann, 2013). dapat dilihat pada point pertanyaan metode
Kemampuan berpikir kritis dapat pemecahan masalah pada klien pertanyaan
ditingkatkan dengan perlakukan. Hasil No. 33 yaitu Perawat dapat berkomunikasi
penelitian Sumartini (2010) menunjukkan secara efektif lebih mampu membina
bahwa setelah diberikan coaching oleh kepala hubungan antar diri mereka sendiri dan orang
ruang maka perawat primer yang memiliki lain, termasuk klien dan keluarga. Artinya
kemampuan berpikir kritis baik, jumlahnya kedekatan antara perawat-klien masih kurang
lebih banyak dibanding kelmpok kontrol. dilihat dari komunikasi, baik antar personal
Hasil pengukuran kemampuan berpikir klien maupun pada kluarga, berarti sikap
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berpikir komunikasinya masih kurang. Perilaku caring
kritis dalam keperawatan sangat dipengaruhi perawat sangat diperlukan dalam membina
oleh sifat-sifat psikologis, fisiologis dan hubungan agar tercipta hubungan yang baik
lingkungan seperti usia, tingkat kepercayaan, antara perawat, klien dan keluarga.
bias, keterampilan, stress, kelelahan, dan rekan Sejalan dengan hasil penelitian Muhlisin,
kerja (Alasad Tabar & Aburuz, 2015). A & Ichsan, B (2017) tentang aplikasi model
Perawat menggunakan metode proses konseptual caring dari Jean Watson dalam
keperawatan sebagai pola pikir dan asuhan keperawatan. Hasil penelitian
pendekatan asuhan kepada klien, sehingga menunjukkan caring adalah ideal moral dari
akan mengubah gambaran tradisional perawat keperawatan. Manusia akan eksistensi bila
sebagai “pembantu” dokter. Proses dimensi spiritualnya meningkat ditunjukkan
keperawatan adalah proses yang sistematis dan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri
berstruktur. Perawat menerapkan proses yang tinggi, kekuatan dari dalam diri, intuitif.
keperawatan secara sistematis, membuat Caring sebagai esensi dari keperawatan berarti
keputusan pemecahan masalah secara ilmiah juga pertanggungjawaban hubungan antara
dalam menyelanggarakan pelayanan yang perawat-klien, dimana perawat membantu
berfokus pada klien (Po er & Perry 2012). partisipsi klien, membantu memperoleh
Perawat harus memahami bahwa setiap pengetahuan dan meningkatkan kesehatan.
individu adalah unik dan situasi dalam Perawat memfasilitasi proses belajar
menghadapi penyakit berbeda-beda, sehingga mengajar yang didesain untuk memampukan
dalam menerapkan metode pemecahan klien memenuhi kebutuhan pribadinya,
masalah perawat harus mampu menyesuaikan memberikan asuhan mandiri, menetapkan
teori keperawatan dengan setiap orang dan kebutuhan personal dan memberikan
situasi yang dihadapi (Alligood & Tomey, kesempatan untuk kebutuhan personal klien
2012). (Watson , 2012). Menekankan bahwa proses
keperawatan memiliki langkah-langkah yang
Proses pengajaran interpersonal sama dengan proses riset ilmiah, karena kedua
Berdasarkan hasil penelitian proses tersebut mencoba untuk menyelesaikan
menunjukkan perilaku caring perawat dilihat masalah dan menemukan solusi yang terbaik.
dari Proses pengajaran interpersonal klien Lebih lanjut Watson menggambarkan kedua
menilai 45,1% perilaku caring cukup. Hal proses tersebut sebagai berikut (tulisan yang
t e r s e b u t b e r a r t i p e r a wa t s u d a h d a p a t dimiringkan menandakan proses riset yang
mengaplikasikan sikap caren nya kepada klien, terdapat dalam proses keperawatan).
Sikap caring berarti perawat bersikap kerapihan dapat dilakukan oleh siapa saja,
empati, memberi dukungan, simpati serta termasuk oleh perawat.
perlindungan kepada klien . Sikap caring maka Penelitian Suarni, Hadji & Sja ar (2018)
dapat memberikan pengalaman yang baik tentang hubungan faktor psikologis dengan
untuk klien . Pendapat ini didukung oleh Wolf, kinerja perawat dalam pendokumentasian
Miller & Devine (2003) yang menyatakan asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap
bahwa kinerja staf perawat termasuk perilaku Rumah Sakit TK II Pelamonia Makassar. Hasil
caring dapat memberikan kontribusi besar penelitianya menunjukkan bahwa faktor
terhadap kualitas pengalaman klien selama p s i k o l o g i s ya n g b e r h u b u n g a n d e n g a n
dilakukan perawatan. motivasi, sikap dan persepsi, kepuasan kerja
Hal ini merupakan konsep penting yang terhadap kinerja kelompok perawat dalam
membedakan antara Caring dan curing. pendokumentasian asuhan keperawatan.
Perawat memberi informasi kepada klien, Faktor psikologis yang berhubungan
memfasilitasi proses belajar-mengajar yang dengan perilaku caring perawat merupakan
diciptakan agar klien dapat meningkatkan proses keperawatan merupakan sebuah cara
kemandiriannya, memenuhi kenutuhan secara yang penting untuk mengetahui kemampuan
mandiri dan memberikan kesempatan untuk kerja perawat dalam melaksanakan proses
pertumbuhan personal klien (Alligood & pendokumentasian keperawatan dengan
Tomey, 2012). menunjungjung sikap care perawat dalam
memberikan kenyamanan terhadap klien,
Lingkungan psikologis sehingga proses keperawatan dari segi
Berdasarkan hasil penelitian lingkungan psikologis sangat penting.
menunjukkan perilaku caring perawat dilihat Klien bisa mengalami perubahan baik
dari Lingkungan psikologis klien menilai 60,6% dari lingkungan internal maupun eksternal,
perilaku caring cukup. Hal tersebut maka perawat harus mengkaji dan
lingkungan psikologis dipengaruh lingkungan memfasilitasi kemampuan klien untuk
internal dan eksternal klien terhadap kesehatan beradaptasi dengan perubahan fisik, mental
dan kondisi penyakit klien. Saat ini lingkungan dan emosional (Watson, 2012). Perawat harus
internal klien yaitu mencakup kesejahteraan menyadari lingkungan internal dan eksternal
mental dan spiritual dan kepercayaan berpengaruh terhadap kondisi sehat-sakit
sosiokultural. Sedangkan lingkungan klien. Lingkungan internal meliputi keadaan
eksternal mencakup, kenyamanan, privasi, mental dan spiritual, keadaan sosiokultural,
keselamatan, kebersihan dan lingkungan di dan kepercayaan individu. Sedangkan
sekitar serta membuat kenyamanan klien lingkungan eksternal ialah kenyamanan,
terhadap kondisi lingkungan yang kondusif privasi, keamanan, kebersihan, lingkungan
dan perawat sudah dapat menjaga privasi klien yang astetik. Sehingga perawat harus mampu
saat ini, sehingga perawat sudah dapat membuat pemulihan suasana fisik dan non
mensejahterakan kondisi klien. fisik serta menciptakan kebersamaan,
Hal ini dapat dilihat pada point keindahan, kenyamanan (Alligood & Tomey,
pertanyaan lingkungan psikologis pertanyaan 2012).
No. 43 yaitu perawat kurang menjaga ruangan Pe l a ya n a n k e p e r a wa t a n m e m b e r i
tetap rapi dan bersih. Artinya perawat kurang konstribusi dalam menentukan kualitas
memperhatikan lingkungan kondisi klien pelayanan di rumah sakit. Sehingga setiap
diruangan, seperti kebersihan lingkungan dan upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan
alat medis yang tidak dirapihkan kembali, rumah sakit harus juga disertai upaya untuk
karena beranggapan perawat bukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
merapihkannya, tapi pada kenyataannya keperawatan salah satunya dengan
meningkatkan sikap kepedulian terhadap klien yang paling penting dengan skor tertinggi yaitu
dengan cara perawat melakukan sikap “care” tentang perawat memberikan suntikan, infus
t e r h a d a p k l i e n n ya . Pe r i l a k u c a r i n g dll. Perawat memberikan perawatan dan obat
dipengaruhi oleh faktor psikologis yang dapat tepat waktu, sehingga pemenuhan kebutuhan
m e m p e n g a r u h i c a r i n g p e r a wa t d a l a m klien dapat terpenuhi.
pendokumentasian asuhan keperawatan di Penelitian Purwaningsih, R.,
ruang rawat inap. Sikap yang baik adalah sikap Asmaningrum, N & Wantiyah (2017) tentang
dimana ia mau mengerjakan pekerjaan tersebut hubungan perilaku caring perawat dengan
tanpa terbebani oleh sesuatu hal yang menjadi pemenuhan kebutuhan spiritual pada Klien
konflik internal. Ambivalensi sering kali Rawat menunjukkan bahwa nilai p = 0,011 dan
muncul ketika konflik internal psikologis α = 0,05 ada hubungan antara perilaku caring
muncul. Perilaku caring perawat sangat perawat dengan pemenuhan kebutuhan
dipengaruhi oleh sikap dalam bekerja. spiritual. Perilaku caring perawat
Sedangkan sikap seseorang dalam dipersepsikan memuaskan (93,2%) dan
memberikan respon terhadap masalah kebutuhan spiritual dirasakan cukup (75,7%).
dipengaruhi oleh kepribadian seseorang. Secara teori oleh Asmuji dan Rohmah
Kepribadian ini dibentuk sejak lahir dan ( 2 0 1 0 ) m e n g u n g k a p k a n b a h wa d a l a m
berkembang sampai dewasa. Kepribadian pemenuhan kebutuhan dasar klien
seseorang sulit dirubah karena elemen memerlukan caring perawat, dimana perilaku
kepribadian (id, ego,super-ego) dibangun dari caring perawat salah satunya sebagai pemberi
hasil bagaimana dia belajar saat dikandungan asuhan keperawatan atau care provider harus
sampai dewasa. Perilaku ini dapat dirubah dilaksanakan secara komprehensif atau
dengan meningkatkan pengetahuan dan menyeluruh tetapi juga pada tindakan prevetif.
m e m a h a m i s i k a p ya n g p o s i t i f d a l a m Tindakan preventiv dalam upaya menjaga
mengembangkan sikap caring pada kliennya kesehatan yang bisa dilakukan adalah perawat
(Singgih & Yulia, 2012). memberi kebutuhan dasar manusia, dimana
unsur-unsur yang dibutuhkan manusia dalam
Pemenuhan kebutuhan manusia pada klien mempertahankan keseimbangan fisiologi
Berdasarkan hasil penelitian maupun pskologis seperti makan, minum
menunjukkan perilaku caring perawat dilihat berpakaian, istirahat, BAK, BAB dan rasa aman
Pemenuhan kebutuhan manusia pada klien dan perlindungan diri.
didapatkan 73,2% perilaku caring baik. Watson, (2012) berpendapat bahwa
Pelayanan kesehatan khususnya di bidang p e r a wa t p e r l u m e n g e n a l i k e b u t u h a n
keperawatan dituntut mampu memberikan komprehensif yaitu kebutuhan biofisik,
pelayanan kesehatan yang bermutu dan psikososial, psikolofisikal dan interpersonal
memberi kepuasan klien serta keluarganya klien. Pemenuhan kebutuhan yang paling
dalam batas standar pelayanan professional. mendasar perlu dicapai sebelum beralih
Hal tersebut sesuai dengan pertanyaan ketingkat selanjutnya. Nutrisi, eliminasi dan
No. 60 yaitu perawat kapan memanggil dokter. ventilasi adalah contoh dari kebutuhan biofisik
Artinya perawat kurang kolaborasi antara yang paling rendah, sementara aktivitas dan
perawat dengan dokter, sehingga klien seksualitas adalah kebutuhan psikofisik yang
memiliki pandangan yang kurang baik antara paling rendah. Pencapaian dan hubungan
perawat dan donker. Secara analisis pada merupakan kebutuhan psikososial yang tinggi
penelitian ini menunjukkan dilihat dari dan aktualisasi diri merupakan kebutuhan
Pemenuhan kebutuhan manusia pada klien interpersonal yang paling tinggi
didapatkan 73,2% perilaku caring baik. Hal Diperjelas oleh Alligood & Tomey, (2012)
tersebut jika diketahui dari hasil kuesioner bahwa memenuhi kebutuhan dasar klien
memahami kehidupan dan kematian dengan Of Nursing Standart And Practice Fourt
melibatkan kekuatan spiritual (Alligood & Edition. USA : Dermar Chengage
Tomey, 2012). Learning.
Teori Watson dalam Kozier, menjelaskan Alligood & Tomey, 2012. Nursing Theorist And
bahwa praktik caring merupakan pusat Their Work. 6th Edition, St. Louis: Mosby
keperawatan. Watson menggambarkan caring Elsevier, Inc
sebagai dasar dalam kesatuan nilai – nilai Arief, Y., Ertawati., & Laili, D. 2016. Perilaku
kemanusiaan yang universal (kebaikan, Caring Perawat Meningkatkan Kepuasan
kepeduliaan, dan cinta terhadap diri sendiri Ibu Klien. Jurnal Ners Vol.4 No. 2: 144-148.
dan orang lain). Caring digambarkan sebagai D i a k s e s : h p s : / / e -
moral ideal keperawatan, hal tersebut meliputi journal.unair.ac.id/JNERS/article/downl
keinginan untuk merawat, kesungguhan untuk oad/5026/3268.
merawat, dan tindakan merawat (caring). Arrohmah, Munib & Sarah Ulliya. 2017.
Gambaran Penerapan 10 Faktor Karatif
PENUTUP Caring Pada Mahasiswa Keperawatan
KESIMPULAN Universitas Diponegoro Yang Telah
Sepuluh faktor karatif Watson dengan Menjalani Praktik Klinik Di Rumah Sakit.
menunjukkan perilaku yang sesuai dengan S k r i p s i . D i a k s e s :
masing-masing faktor karatif. Hasil penelitian h p://eprints.undip.ac.id/55003/.
ini menunjukkan bahwa klien menilai perilaku Asmuji Dan Rohmah, 2010. Perilaku Perawat
caring perawat sudah memiliki kategori cukup Pada Pemenuhan Kebutuhan Manusia.
dan perawat dapat menerapkan perilaku Jakarta.
caring pada klien selama menjalani praktik Barbara & Pryzby. 2005. Effect Of Nurse Caring
keperawatan di rumah sakit, namun belum Behaviours On Family Stress Responses
optimal. Perawat perlu meningkatkan perilaku In Critical Care. Journal Of Intensive And
caring pada setiap faktor karatif, sehingga Critical Care Nursing, Volume 21, Issue 1,
diharapkan dapat menjadi dasar dalam Feb 2005, Pages 16-23. Diakses:
membentuk pedoman perilaku caring perawat h ps://www.sciencedirect.com.
dan pedoman pemenuhan kebutuhan spiritual Blais, Et Al, 2013. Praktik Keperawatan
pada klien. Profesional. Jakarta: EGC
Cose e, 2008. Sikap Caring Dan Fungsi Profesi.
SARAN Jakarta
Penelitian ini bisa menjadi acuan untuk Desima, Riza. 2013. Tingkat Stres Kerja Perawat
penelitian selanjutnya. Peneliti selanjutnya Dengan Perilaku Caring Perawat. Jurnal
dapat mengembangkan dari penelitian ini Keperawatan, ISSN 2086-3071, Volume 4,
dengan menilai perilaku caring perawat N o m o r 1 . Ve r s i o n l i n e / U R L :
dengan instrumen yang lainnya, meneliti h p://ejournal.umm.ac.id/index.php/ke
faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan perawatan/article/view/2380
kebutuhan klien, dan persepsi klien mengenai Dwidiyanti, 2015. Caring Kunci Sukses
perilaku caring dan pemenuhan kebutuhan Perawatan Mengamalkan Ilmu.
klien secara kualitatif. Semarang: Hasani.
Fikri, 2017. Perilaku Caring Perawat Pelaksana
DAFTAR PUSTAKA Di Ruang Gelatik Dan Rajawali RSAU
Aiken, 2012. Psychological Testing And Dr.M.Salamun Bandung. Skripsi. Tidak
Assessment. Ninth Edition. Boston: Allyn dipublikasikan. Bandung : STIKes Dharma
And Bacon. Husada.
Alasad, Tabar, & Aburuz, 2015. Fundamental Hanan .A. M; Youssef1, Magda. A.M. Mansour,
Email : winani12@yahoo.co.id
3RSUD Kabupaten Indramayu
Email : hendrisutioso1979@gmail.com
Abstract
Abstrak
(N=96) hubungan
saling
Percaya
Hasil penelitian 5. Meningkat 74 77,1 22 22,9
gambaran perilaku kan
menerima
dan
8. Menciptakan keramahan,
lingkungan fisik, perhatian dan
mental, sosio privasi.
kultural, dan Perawat perlu
spiritual yang memberi waktu dan
mendukung mendengarkan
keluhan pasien,
Perawat yang mendorong pasien
menerapkan untuk terus berdoa
perilaku caring atau beribadah
dapat memberikan untuk
harapan positif penyembuhan
untuk asuhan penyakit mereka
keperawatan yang dan mengendalikan
disediakan. Faktor pasien secara
perawatan paling teratur pagi, siang,
karatif yang malam. Perawat
berkontribusi juga dalam
terhadap harapan memberikan
pasien adalah asuhan
faktor menciptakan keperawatan tidak
fisik, lingkungan dapat dipisahkan
mental dari aspek spiritual
sosiokultural, dan yang merupakan
spiritual. Aspek bagian integral dari
yang terkait dengan interaksi perawat-
harapan individu pasien. Perlunya
akan layanan perasaan
kesehatan adalah komplementer
aspek fisik, mental, spiritual bagi
dan sosial, pasien dalam
kepuasan dengan menghadapi cobaan
lingkungan fasilitas yang mereka alami
perawatan melalui penyakit
kesehatan, suhu, mereka. Pemberian
udara, kebersihan, perawatan yang
kenyamanan, belum optimal
kecepatan layanan, dimungkinkan
Wiwin Nur Aeni: Perilaku Caring Perawat
Article
ately, 6=agree very much). The instrument used for measuring car- ing behavior. In addition, the correlation of ten domains of job sat-
ing behavior was Caring Behavior Inventory (CBI-24).15 This isfaction to nurses’ caring behavior were also closely examined
instrument consists of 24 items, divided into 4 sub-scale, assurance using multivariate linear regression model was examine and all the
(8 item), knowledge and skill (5 item), respectful (5 item) and con- statistical analysis was performed using SPSS 16.
nectedness (5 item). 6-point Likert scale (1=never, 2=almost never,
3=occasionally, 4=usually, 5=almost always, 6=always). The
instrument was tested for validity and reliability with the results of
all valid question items (r >0.45) and Cronbach Alpha value Results and Discussions
(0.907) for JSS and (0.954) for CBI-24. This research was con- The respondents’ characteristic data includes gender, age, edu-
ducted after obtaining ethical clearance from the Health Research cation, and experience as described in Table 1, which shows that
Ethics Commission of the Faculty of Medicine, Universitas the majority of respondents were male (73.6%), age <40 years
Brawijaya, Indonesia. All respondents participated had previously (85.1%), education diploma (75%), and experience > 5 year
received informed consent. Participants fully understand the con- (60.3%). Based on Table 2, it can be predicted using 95% confi-
cept of the research and agreed to respond to the questionnaire. The dence interval total score of job satisfaction score ranges from
entire survey process used anonymity and all personal information 3.93-4.09 (salary score was between 3.64-3.90; promotion scores
was kept confidential. The data collection was carried out by using between 3.63-3.83; fringe benefits scores between 3.53-3.72; con-
paper-based questionnaire, which was distributed to nurses at the tingent rewards scores between 3.71-3.95; supervision of the
inpatient wards. All the eligible nurses were given informed con- scores were between 4.20-4.48; operation procedure scores
sent prior to the survey distribution, and the consent were earned between 3.06-3.25; co-worker scores between 4.64-4.88; nature of
when nurses signed the informed consent form and completed the work scores between 4.77-4.96; communication scores between
survey. In terms of statistical analysis, the frequency distribution 3.85 4.20), while the caring behavior scores ranged from 4.21-
was used to perform a univariate analysis in the characteristics of 5.75. The relationship between total score of job satisfaction and
the respondents. While job satisfaction and caring behavior were its dimensions (salary, promotion, fringe benefits, contingent
examined using descriptive statistic. The Spearman rank test were rewards, supervision, operation procedure, co-worker, nature of
used to examine the relationship between job satisfaction and car- work, communication) and caring behavior can be seen in Table 3.
The score of the total job satisfaction has a relationship with caring
behavior (p<0.05). Sub variable job satisfaction (contingent
rewards, supervision, co-worker, nature of work, and communica-
Table 1. Characteristics of respondents based on gender, age, edu-
tion) has a relationship with caring behavior (p<0.05).
cation and experience (n=121).
Characteristics of respondents Frequency Percentage
Gender Table 3. Analysis of the relationship between variables total score
Female 32 26.4% job satisfaction (salary, promotion, fringe benefits, contingent
Male 89 73.6% rewards, supervision, operation procedure, co-worker, nature of
Age work, communication) and caring behavior variables (n=121).
20-30 53 43.8% Variable Correlation coefficient p-value
31-40 50 41.3%
>40 18 14.9% Job satisfaction (total) 0.26 0.003
Education Salary 0.02 0.824
Diploma 92 76% Promotion -0.12 0.185
Bachelor 29 24%
Fringe benefits -0.01 0.871
Experiences (year)
≤5 48 39.7% Contingent rewards 0.21 0.019
>5 73 60.3% Supervision 0.34 0.000
Operation procedure 0.02 0.826
Table 2. Distribution of variables job satisfaction (salary, promo- Co-worker 0.24 0.006
tion, fringe benefits, contingent rewards, supervision, operation Nature of work 0.35 0.000
procedure, co-worker, nature of work, communication) and car- Communication 0.25 0.000
ing behavior (n=121).
Variables Mean Median Min-Max SD 95% CI
Table 4. Multiple linear regression analysis.
Job satisfaction (total) 4.01 3.88 3.17 - 4.83 0.45 3.93 - 4.09 Independent variable B t-value p-value Adjusted R square
Salary 3.77 3.75 2.00 - 5.25 0.73 3.64 - 3.90
Promotion 3.73 3.75 2.25 - 5.00 0.56 3.63 - 3.83 Constant 4.930 0.201
Fringe benefits 3.63 3.50 2.00 - 4.75 0.52 3.53 - 3.72 Salary -.184 -2.281 0.024
Contingent rewards 3.83 3.75 2.50 - 5.00 0.66 3.71 - 3.95 Promotion -.037 -.517 0.606
Supervision 4.34 4.25 2.50 - 6.00 0.77 4.20 - 4.48 Fringe benefits .013 .143 0.887
Operation procedure 3.16 3.25 2.00 - 5.00 0.52 3.06 - 3.25 Contingent rewards -.159 -2.107 0.037
Co-worker 4.76 5.00 3.50 - 5.75 0.67 4.64 - 4.88 Supervision .196 2.322 0.022
Nature of work 4.87 4.75 3.50 - 5.75 0.53 4.77 - 4.96 Operation procedure -.101 -1.333 0.185
Communication 4.03 3.75 1.50 - 6.00 0.97 3.85 - 4.20 Co-worker -.071 -1.032 0.304
Caring behavior 5.16 5.08 4.21 - 5.75 0.39 4.21 - 5.75 Nature of work .135 1.616 0.109
SD, standard deviation; Min, minimal; Max, maximal; CI, confidence interval. Communication .190 3.028 0.003
From the performed multiple linear regression analysis, four tal management. Another very important factor to consider is the
job satisfaction dimensions (salary, contingent rewards, supervi- management of the communication skills in caring behavior in
sion, and communication) are greatly associated with nurses’ car- providing nursing care for patients and their families.
ing behavior (Table 4). The results of the multicollinearity assump-
tion test (tolerance value >0.27 and VIF <4.4), autocorrelation
(Durbin Watson=1.468), normality (probability plot, residual
Correspondence: Kuswantoro Rusca Putra, School of Nursing,
observations spread around the diagonal line), heteroscedasticity
Faculty of Medicine, Universitas Brawijaya, Jl. Puncak Dieng, Kunci,
(scatter plot, randomly spread residual observations), showed that
Kalisongo, Kec. Dau, Malang, East Java 65151, Indonesia.
multiple linear regression analysis can be performed. The results of
Tel. +62.341569117 - Fax: +62.341564755. E-mail: torro.fk@ub.ac.id
multiple linear regression analysis showed that only the salary,
contingent rewards, supervision and communication affect nurses’ Key words: Caring behavior; job satisfaction; military hospital; nurs-
caring behavior. The caring behavior of the nurses can be repre- es; quality.
sented by salary, contingent rewards, supervision, and communica-
tion by 20.1%, or in other words it contributed about 21.1% to the Acknowledgment: The author expresses profound gratitude to the
caring behavior of the nurses, while the remaining 79.9% is a con- Military Hospital in Malang for all the support and opportunity during
tribution from other factors that are not in the model linear regres- this study and the active participation of all nurses.
sion. Caring is at the core of nursing and the nurse caring behavior
is a service provided to the patients.14 Nurse job satisfaction is very Contributions: KRP contributed to the design and implementation of
important in providing high quality service to patients.1 Nurse’s the study, to the analysis of the results; TA assisted with the technical
job satisfaction can be measured in terms of salary, promotion, details and implementation of the study; KRP and EHN wrote the
supervision, benefits, contingent reward, operating procedures, co- manuscript with input from all authors.
workers, nature of work, and communication.15 This research
shows that nurses’ job satisfaction are positively related to their Conflict of Interests: The author declares that there was no conflict
caring behavior. This study is in line with the results of several of interest in this study.
studies, which reported that nurse caring behavior is influenced by
Funding: This study was independently funded by the authors.
job satisfaction.2,16,17 Other studies suggest that job satisfaction
can improve the performance of nurses and the quality of patient
Ethics approval: This study has been approved by Health Research
care.9,18-20
Ethics Committee of Faculty of Medicine, Universitas Brawijaya,
In this study, the salary and reward nurses receive is known to Malang, Indonesia (n. 253/EC/KEPK-S1-PSIK/09/2019).
have an impact on the nurses’ behavior. Salary is recognized as the
main reason for increased efforts to improve the quality of care and Conference presentation: Part of this study was presented at the 1st
nurses.7,21 Nurses prefer non-financial rewards, including commu- International Nursing and Health Sciences Symposium, November
nity appreciation and feedback, time and working management, 13th to 15th 2020, Brawijaya University, Malang, Indonesia.
job content and development opportunities, influencing and partic-
ipation are closely related to the importance of rewards.22 The Received for publication: 16 January 2021.
Accepted for publication: 20 March 2021.
direction in this study is negative, meaning that the greater the
salary received by nurses, the lower the nurses’ caring behavior. ©Copyright: the Author(s), 2021
This condition is suspected because most of the respondents have Licensee PAGEPress, Italy
worked for more than five years, in such a way that the salary and Journal of Public Health Research 2021;10:2212
rewards is quite stable. doi:10.4081/jphr.2021.2212
Supervision is one of the influencing factors to nurses’ per- This work is licensed under a Creative Commons Attribution
formance, such as the caring behavior. The better the supervision NonCommercial 4.0 License (CC BY-NC 4.0).
carried out at the hospital, the better the nurse’s performance.
These results are similar with previous study finding that supervi-
sion has an effect on nurses’ performance.8,23,24 Clinical supervi-
sion has significant impact on self-assurance improvement, an
increased nurse supportive behavior to their patients, relationship
with the patient, and taking responsibility.25 References
Communication is a factor that has the greatest influence on 1. Mosadeghrad AM. Factors influencing healthcare service qual-
nurse caring behavior, the better communication performed by ity. Int J Heal Policy Manag 2014;3:77-89.
nurse, the better nurse’s caring behavior. Good communication 2. Oluma A, Abadiga M. Caring behavior and associated factors
will improve the quality of nursing care delivered to patients.26,27 among nurses working in Jimma University specialized hospi-
The communication skills possessed by nurses affects their caring tal, Oromia, Southwest Ethiopia, 2019. BMC Nurs 2020;19:1-
behavior in providing nursing care to patients.28 7.
3. Finfgeld-Connett D. Meta-synthesis of caring in nursing. J
Clin Nurs 2008;17:196-204.
4. Yau XC, Tam WSW, Seah HWV, et al. An exploration of fac-
Conclusions tors influencing inpatient nurses’ care behaviour in an acute
Nurses’ caring behavior is very important for high quality hospital setting. Int J Qual Heal Care 2019;31:473-9.
health services, in such a way that the hospital management must 5. Vujanić J, Prlić N, Lovrić R. Nurses’ self-assessment of caring
implement a program to improve the nurses’ ability and skills. behaviors in nurse-patient interactions: A cross-sectional study.
Nurse satisfaction needs to be managed properly in order to Int J Environ Res Public Health 2020;17:1-15.
improve their performance, especially the implementation of car- 6. Allgood C, O’Rourke K, VanDerslice J, Hardy MA. Job satis-
ing in nursing services. Financial rewards are important, but non- faction among nursing staff in a military health care facility.
financial rewards are also very important to be managed by hospi- Mil Med 2000;165:757-61.
7. Ali M, Qun W. Factors contributing job satisfaction and job 18. Dekoulou P, Trivellas P. Measuring the impact of learning
performance of nurses in the healthcare industry. Int J Humanit organization on job satisfaction and individual performance in
Soc Dev Res 2019;3:7-22. Greek advertising sector. Procedia Soc Behav Sci
8. Doloh N, Tamtomo D, Sulaeman ES. Factors affecting work 2015;175:367-75.
performance among nurses in delivering health service for the 19. Abbas A. Impact of job satisfaction on job performance of
national health insurance patients at Dr. Moewardi Hospital, nurses at Al-Suwaira. Iraqi Natl J Nurs Spec 2017;30:73-82.
Surakarta. J Heal Policy Manag 2018;3:20-25. 20. Rudasingwa M, Uwizeye MR. Physicians’ and nurses’ atti-
9. Kvist T, Mäntynen R, Partanen P, et al. The job satisfaction of tudes towards performance-based financial incentives in
Finnish nursing staff: The development of a job satisfaction Burundi: A qualitative study in the province of Gitega. Glob
scale and survey results. Nurs Res Pract 2012;2012:1-11. Health Action 2017;10:1-15.
10. Lambrou P, Kontodimopoulos N, Niakas D. Motivation and 21. Seitovirta J, Lehtimäki AV, Vehviläinen-Julkunen K, et al.
job satisfaction among medical and nursing staff in a Cyprus Registered nurses’ perceptions of rewarding and its signifi-
public general hospital. Hum Resour Health 2010;8:1-9. cance. J Nurs Manag 2018;26:457-66.
11. Choi SPP, Cheung K, Pang SMC. Attributes of nursing work 22. Snowdon DA, Leggat SG, Taylor NF. Does clinical supervi-
environment as predictors of registered nurses’ job satisfaction sion of healthcare professionals improve effectiveness of care
and intention to leave. J Nurs Manag 2013;21:429-39. and patient experience? A systematic review. BMC Health
12. van der Doef M, Mbazzi FB, Verhoeven C. Job conditions, job Serv Res 2017;17:1-11.
satisfaction, somatic complaints and burnout among East 23. Mohammadi F, Nikan A, Movasagh F, et al. The effect of clin-
African nurses. J Clin Nurs 2012;21:1763-75. ical supervision on clinical decision. Int J Pharm Res
13. Zangaro GA, Johantgen M. Registered nurses’ job satisfaction 2019;11:1761-5.
in navy hospitals. Mil Med 2009;174:76-81. 24. Berggren I, Severinsson E. The influence of clinical supervi-
14. Shalaby SA, Janbi NF, Mohammed KK, et al. Assessing the sion on nurses’ moral decision making. Nurs Ethics
caring behaviors of critical care nurses. J Nurs Educ Pract 2000;7:124-33.
2018;8:77. 25. Khodadadi E, Ebrahimi H, Moghaddasian S, et al. The effect
15. Spector PE. Measurement of human service staff satisfaction: of communication skills training on quality of care, self-effica-
Development of the job satisfaction survey. Am J Community cy, job satisfaction and communication skills rate of nurses in
Psychol 1985;13:693-713. hospitals of Tabriz, Iran. J Caring Sci 2013;2:27-37.
16. Amelework N, Sisay G. Factors associated with nurses percep- 26. Vermeir P, Vandijck D, Degroote S, et al. Communication in
tion about nurse caring behaviors (case at hospitals of Harar healthcare: A narrative review of the literature and practical
Town, Eastern Ethiopia). Int J Heal Nursing Med 2019;1:21-9. recommendations. Int J Clin Pract 2015;69:1257-67.
17. Xerri MJ. Examining the relationship between organisational 27. Kirca N, Bademli K. Relationship between communication
justice, job satisfaction and the innovative behaviour of nurs- skills and care behaviors of nurses. Perspect Psychiatr Care
ing employees. Int J Innov Manag 2014;18:1-22. 2019;55:624-31.