Anda di halaman 1dari 52

MAKALAH

PENERAPAN CARING DALAM LAYANAN

KEPERAWATAN

Mata Kuliah :

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

Disusun oleh :

Aris Dwi Wafa’ 222310101052

Muhammad Raffi Alauddin 222310101053

Reza Alan Adi Putra 222310101137

Amelia Juwitasari 222310101194

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulilah kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk pemenuhan mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan, dengan
judul “Penerapan Caring Dalam Keperawatan”.

Terima kasih kami ucapakan kepada Ns. Retno Purwandari, S.Kep., M.Kep. selaku
dosen pengampu mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan yang telah banyak membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Terima kasih kami juga ucapkan kepada teman-teman yang telah
mendukung dalam penyelesaian tugas makalah ini dengan tepat waktu.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan dalam
segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang akan membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis
bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat
untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Jember, 14 September 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 1
BAB I ...................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 3
1.3 Tujuan .................................................................................................................................... 3
BAB II .................................................................................................................................................... 4
TINJAUAN TEORI .............................................................................................................................. 4
2.1 Definisi Keperawatan ........................................................................................................... 4
2.2 Definisi Perawat .................................................................................................................... 4
2.3 Definisi Asuhan Keperawatan ............................................................................................. 4
2.4 Definisi Caring ...................................................................................................................... 4
BAB III................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 5
BAB IV ................................................................................................................................................... 9
PENUTUP .............................................................................................................................................. 9
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................................ 9
4.2 Saran ...................................................................................................................................... 9
Daftar Pustaka ...................................................................................................................................... 9

2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pelayanan asuhan keperawatan seorang perawat membutuhkan sifat care
untuk merawat klien ataupun pasien khususnya dalam memenuhi kebutuhan dasar
pasien. Asuhan keperawatan tidak dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan
apabila seorang perawat tidak menerapkan konsep caring kepada pasiennya. Maka dari
itu dapat terjadi kesenjangan antara perawat dan pasien dan proses penyembuhan pun
akan terhambat.
Dasar asumsi human science dan human care adalah hal utama yang
menyatukan tujuan keperawatan sebagai sains tentang human care. Sebagai human
science keperawatan berusaha menggabungkan pengetahuan empiris dengan estetis,
humanities, dan kiat/art (Watson, 1985). Watson (1985) mengatakan ‘human care is
the heart of nursing’, artinya pengetahuan tentang human care berfokus pada
pengembangan pengetahuan yang menjadi inti keperawatan.
Sebuah studi literatur adalah peninjauan dan pembahasan literatur dalam bidang
studi tertentu. Studi ini adalah ringkasan dari apa yang telah diteliti, dibahas, dan
ditetapkan tentang suatu topik. Sebuah studi literatur dibuat untuk menekankan
argumen atau ide tertentu dalam suatu bidang studi. Dengan mengamati sebuah
argumen, Anda telah berupaya untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari di
lapangan, dan juga kelemahan, kesenjangan, atau daerah yang memerlukan studi yang
lebih lanjut. Tinjauan tersebut harus juga menunjukkan kepada pembaca mengapa
penelitian Anda berguna, perlu, penting, dan valid (Saint Mary’s University).

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana perilaku perawat dalam melakukan asuhan keperawatan kepada pasien
1.2.2 Bagaimana pengaruh perilaku perawat terhadap kesehatan dan kepuasan pasien

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui perilaku perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien
1.3.2 Mengetahui pengaruh perilaku perawat terhadap kesehatan dan kepuasan pasien

3
BAB II

TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Keperawatan
Menurut UU no 38 tahun 2014 pasal 1 ayat 1, keperawatan adalah kegiatan
pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam
keadaan sakit maupun sehat. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional
yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan
kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif,
ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia (Kusnanto, 2003).

2.2 Definisi Perawat


Perawat (nurse) berasal dari bahasa latin yaitu nutrix yang berarti merawat atau
memelihara. Menurut UU no 38 tahun 2014 pasal 1 ayat 2, perawat adalah seseorang
yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri
yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundangan-
undangan. Sedangkan, menurut Kusnanto (2003), perawat adalah seseorang yang
mempunyai kemampuan, tanggung jawab, dan kewenangan melaksanakan
pelayanan/asuhan keperawatan pada berbagai jenjang pelayanan keperawatan.

2.3 Definisi Asuhan Keperawatan


Dalam UU no 38 tahun 2014 pasal 1 ayat 5, asuhan keperawatan adalah
rangkaian interaksi perawat dengan klien dan lingkungannya untuk mencapai tujuan
pemenuhan kebutuhan dan kemandirian klien dalam merawat dirinya.

2.4 Definisi Caring


Secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi
orang lain, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang lain dan perasaan
cinta atau menyayangi. Rubbenfeld (1999), mendefinisikan caring sebagai pemberian
asuhan, dukungan emosional pada klien, keluarga, dan kerabatnya secara verbal
maupun non verbal.

4
BAB III

PEMBAHASAN

Jurnal 1

Berdasar pada hasil penelitian yang telah dilakukan, perilaku caring perawat dinilai
cukup oleh 52,1% klien. Hal itu didasari dari presepsi klien tentang pandangan perawat, lalu
akhirnya perawat dinilai cukup dalam perilaku caring. Dampak dari perilaku caring cukup
adalah akan timbulnya presepsi yang baik terhadap perawat, selain itu juga meningkatkan
hubungan saling percaya, meningkatkan penyembuhan fisik, keamanan, memiliki banyak
energi, biaya perawatan lebih rendah serta menimbulkan perasaan nyaman (Watson,2012).
Caring bagi klien adalah ungkapan cinta dan ikatan, otoritas dan keberadaan, selalu bersama,
empati. Hal tersebut bisa dijadikan motivasi bagi perawat untuk memberikan pelayanan yang
maksimal, yang mana nantinya akan menjadikan klien dan keluarganya semakin senang
terhadap pelayanan.

Hasil penelitian Suryantini (2014) menunjukkan adanya hubungan yang positif antar
penerapan caring dengan kepuasan klien, yang mana semakin baik caring perawat akan
semakin banyak kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan, hal tersebut sangat
berpengaruh pada pelayanan Rumah Sakit, karena mayoritas pelayanan yang ada di rumah sakit
diberikan oleh perawat (Laschinger, Gilbert & Smith, 2011). Menurut Mcdaniel dalam Watson
(2012), perilaku caring mempunyai tiga hal yang tidak dapat terpisah yaitu perhatian, tanggung
jawab dan keikhlasan. Dengan adanya sikap caring yang meningkatkan kepercayaan dan
menurunkan kecemasan klien akan dapat memperkuat mekanisme koping klien sehingga
mengoptimalkan proses penyembuhan.

Jurnal 2

Pembahasan penerapan perilaku caring berdasarkan penelitian pada salah satu rumah sakit di
Kabupaten Indramayu di tahun 2017 adalah sebagai berikut:

1. Humanistic dan Altruistic


Perawat menerapkan perilaku caring seperti tidak pilih kasih terhadap pelayanan antar
pasien, berkata-kata sopan dengan disertai nada yang halus dan tidak menghiraukan
ucapan pasien maupun keluarga pasien, dan selalu menindaklanjuti proses
penyembuhan pasien.

5
2. Kepercayaan dan Harapan
Perawat memberikan harapan yang akan menjadikan pasien optimis dan mampu
terhadap kondisinya saat sakit. Penerapan perilaku caring pemberian harapan salah
satunya adalah dengan memberikan semangat atau antusiasme terhadap pasien yang
putus asa.
3. Kesensitifan Pada Diri dan Orang Lain
Penerapan perilaku caring akan menjadikan perawat mampu untuk peka terhadap
feeling dan kebutuhan pasien. Perawat akan mengetahui bahwa pasien juga butuh akan
perasaan atau anggapan bahwa perawat sudah seperti keluarganya sendiri.
4. Mengembangkan Hubungan Saling Percaya
Pasien telah percaya bahwa asuhan keperawatan yang telah diberikan oleh perawat
sudah baik dan pasien sepenuhnya percaya pada perawat. Penerapan perilaku caring ini
dapat dilakukan dengan cara memperkanalkan diri, menyebut nama pasien maupun
keluarga, memberi respons yang baik terhadap panggilan ataupun keluhan pasien atau
keluarga dan menjawab pertanyaan-pertanyaan pasien dengan baik.
5. Meningkatkan dan Menerima Ekspresi Perasaan Positif dan Negatif
Perawat membantu pasien untuk bersikap realistis terhadap pikiran dan perasaannya.
Perwujudan hal tersebut bisa dengan memberikan dorongan kepada pasien atau
keluarganya untuk mengungkapkan perasaannya, lalu siap untuk menerima perasaan
postif maupun negatif dan memberikan sikap yang menenangkan terhadap pasien atau
keluarganya.
6. Penyelesaian Masalah Untuk Pengambilan Keputusan
Pasien akan merasa puas apabila perawat telah menerapkan perilaku caring ini. Perawat
harus membahas masalah yang menyangkut pasien, memberi solusi yang tepat dan
segera menyelesaikan masalah.
7. Peningkatan Pembelajaran dan Pengajaran Interpersonal
Memiliki peran sebagai pendidik, perawat harus mampu untuk menjelaskan setiap
masalah dengan jelas dan mampu untuk menyelesaikannya. Sebagai contoh yaitu
perawat menjelaskan keluhan pasien dengan rasional dan ilmiah sesuai pemahaman
pasien, lalu bagaimana penyelesaiaannya, memberikan pendidikan kesehatan terhadap
pasien maupun keluarga, lalu mempersilahkan pasien atau keluarganya untuk bertanya
dan yang terakhir yaitu menyapa dan mengetuk pintu pasien.

6
8. Menciptakan Lingkungan Fisik, Mental, Sosio Kultular, dan Spiritual yang Mendukung
Perawat yang sudah bisa menerapkan poin ini akan memberikan harapan positif bagi
asuhan keperawatan yang tersedia. Aspek yang berkaitan dengan harapan individu
terhadap layanan kesehatan adalah aspek fisik, mental dan sosial, kepuasan dengan
lingkungan fasilitas perawatan kesehatan, suhu, udara, kenyamanan, kebersihan,
kecepatan layanan, keramahan, perhatian, dan privasi
9. Memberi Bimbingan Dalam Memuaskan Kebutuhan Manusiawi
Perawat yang sudah menerapkan perilaku ini dapat membantu pasien untuk pemenuhan
kebutuhan dasarnya. Perawat bisa membantu pasien dengan memberi tahu pasien kapan
waktu untuk melakukan tindakan, memastikan kebersihan terjaga, menjaga ketenangan
dan menanyakan kondisi yang dirsakan pasien.
10. Mengijinkan Terjadinya Tekanan yang Bersifat Fenomenologis
Perawat menerapkan karatif caring dengan menjelaskan efek samping apabila obat
tidak diminum sesuai aturan, menjelaskan tentang resiko yang bisa muncul apabila
makan makanan di luar dan menjelaskan mengenai pentingnya istirahat.
11. Secara Umum, Perilaku Caring Perawat Terhadap Pasien
Hasil penelitian Palese (2011) menunjukkan hubungan positif antara perilaku caring
perawat dan kepuasan pasien. Semakin baik kualitas perawat akan meningkatkan
proposi kepuasan pasien terhadap asuhan keperawatan. Secera keseluruhan, penerapan
caring oleh perawat sudah baik tetapi implementasinya masih belum optimal.

Jurnal 3

Dari analisis regresi linier berganda yang dilakukan, empat dimensi kepuasan kerja
(gaji, imbalan kontingen, supervisi, dan komunikasi) sangat berhubungan dengan perilaku
Caring perawat. Hasil dari analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa hanya gaji,
imbalan kontingen, supervisi dan komunikasi yang mempengaruhi perilaku caring perawat.
Perilaku caring perawat bisa direpresentasikan oleh gaji, imbalan kontingen, supervisi, dan
komunikasi sebesar 20,1%, atau dengan sebutan lain memberikan kontribusi sekitar 21,1%
terhadap perilaku caring perawat, sementara itu sisanya sebesar 79,9% merupakan kontribusi
dari faktor lain yang tidak ada dalam model regresi linier. Kepuasan kerja perawat bisa diukur
dari segi gaji, promosi, supervisi, tunjangan, imbalan kontingen, prosedur operasi, rekan kerja,
sifat pekerjaan, dan komunikasi. 15 Penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja perawat
berhubungan positif dengan perilaku caring mereka. Penelitian lain menyatakan bahwa
kepuasan kerja bisa meningkatkan kinerja perawat dan kualitas perawatan pasien. Dalam

7
penelitian ini, gaji dan imbalan yang diterima perawat diketahui berdampak pada perilaku
perawat. Gaji diakui sebagai alasan utama untuk meningkatkan upaya peningkatan kualitas
perawatan dan perawat. Perawat lebih memilih imbalan non-finansial, termasuk penghargaan
dan umpan balik dari masyarakat, manajemen waktu dan kerja, isi pekerjaan dan kesempatan
pengembangan, mempengaruhi dan partisipasi sangat erat berkaitan dengan pentingnya
imbalan. Supervisi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja perawat, seperti
perilaku caring. Semakin baik supervisi yang dilakukan di rumah sakit, maka semakin baik
pula kinerja perawat. Komunikasi merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap
perilaku caring perawat, semakin baik komunikasi yang dilakukan oleh perawat maka semakin
baik pula perilaku caring perawat. Kemampuan komunikasi yang dimiliki oleh perawat
mempengaruhi perilaku caring mereka dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.
Kepuasan perawat perlu dikelola dengan baik agar dapat meningkatkan kinerjanya, terutama
implementasi caring dalam pelayanan keperawatan. Penghargaan finansial memang penting,
namun penghargaan non finansial juga sangat penting untuk dikelola oleh rumah sakit.

8
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian ketiga jurnal, dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku
caring dalam keperawatan dapat mempengaruhi proses penyembuhan pasien dan
perilaku perawat tersebut antara lain, tidak pilih kasih, memberikan harapan, peka
terhadap feeling dan kebutuhan pasien, mengembangkan hubungan saling percaya,
menerima perasaan positif maupun negatif, memberi solusi, memberikan pendidikan
kesehatan, menciptakan lingkungan yang nyaman, memenuhi kebutuhan dasarnya,
memberikan tekanan yang bersifat fenomenologis. Semakin baik kualitas perawat akan
meningkatkan proposi kepuasan pasien terhadap asuhan keperawatan.

4.2 Saran
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari tulisan
maupun bahasan yang kami sajikan. Oleh karena itu, mohon untuk memberikan saran
dan kritik agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa
sebelumnya

Daftar Pustaka
Aeni, N. W., Winani., dan H. Sutioso. 2019. Perilaku Caring Perawat dalam Memberikan
Asuhan Keperawatan di Salah Satu RS di Kabupaten Indramayu. Jurnal Keperawatan
Profesional (JKP) 7(2).

Firmansyah, C. S., R. Noprianty., dan I. Karana. 2019. Perilaku Caring Perawat Berdasarkan
Teori Jean Watson di Ruang Rawat Inap. Jurnal Kesehatan Vokasional 4(1): 33 – 48.

Putra, K. R., T. Andayani, dan E. H. Ningrum. 2021. Job satisfaction and caring behavior
among nueses in a military hospital: A cross-section study. Journal of public health research.
10(2212).

Prasetyo, S. B. T. 2016. Factor-faktor yang mempengaruhi perilaku caring pada pasien di


IRNA RSUD Ajibarang. Purwokerto: Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

9
Jurnal Kesehatan Vokasional, Vol. 4 No. 1 (Februari 2019)
ISSN 2541-0644 (print), ISSN 2599-3275 (online)
DOI h ps://doi.org/10.22146/jkesvo.40957

Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson


di Ruang Rawat Inap

Cecep Solehudin Firmansyah¹ Richa Noprianty², Indra Karana³


Prodi Sarjana Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada, Bandung¹ ² ³
richanoprianty@stikesdhb.ac.id²

Submi ed 15 November 2018 Revised 12 Januari 2019 Accepted 22 Januari 2019

ABSTRAK

Latar Belakang: Caring merupakan bentuk kuesioner Behaviors Assessment Caring dari sepuluh
kepedulian perawat terhadap klien sebagai bentuk carative faktor Jean Watson. Analisis data berupa
perhatian, penghargaan dan mampu memenuhi distribusi frekuensi.
kebutuhannya. Fenemona yang ada empat dari Hasil: Hasil penelitian tentang perilaku caring
lima klien yang diwawancarai menyebutkan perawat 52,1% yaitu cukup, Pemenuhan kebutuhan
perawat kurang caring terhadap klien. Kurang manusia 73,2%, Sistem Nilai Humanistik Altruistik
caring-nya perawat ditandai dengan kurang 43,7%, Keyakinan dan harapan klien 47,9%,
pedulinya perawat terhadap klien, sehingga klien Kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain
mengeluh bahwa perawat pada ruangan tersebut 50,0%, Hubungan membantu rasa percaya 48,6%,
kurang memperhatikan kenyamanan klien. penerima ungkapan positif dan negatif 51,4%,
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Metode pemecahan masalah 47,2%, Proses
Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean pengajaran interpersonal 45,1%, Lingkungan
Watson di Ruang Rawat Inap RSAU DR. M. psikologis 60,6% perilaku caring perawat cukup dan
Salamun Bandung. Kekuatan eksistensial fenomenologis klien menilai
Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan 44,4% perilaku caring perawat yaitu baik.
pendekatan survey deskriptif. Sampel yang Kesimpulan: Klien menilai perilaku caring perawat
digunakan adalah Pasien rawat inap minimal lama memiliki kategori cukup, Oleh karena itu karena itu
rawat 3 hari dengan teknik total sampling yaitu 142 bagi rumah sakit untuk membuat program
orang. Pengumpulan data menggunakan data pelatihan tentang caring bagi perawat agar perilaku
primer dengan instrumen penelitian yaitu caring perawat menjadi lebih baik. .

Kata Kunci: caring; Jean Watson; perilaku

ABSTRACT

Background: Caring is a nurse's concern to clients was Results: Result of research on caring behavior of nurse
form of a ention, appreciation and able was meet their 52,1% that was enough, fulfillment of human need 73,2%,
needs. Phenomenon who had four out of five clients Altruistic Humanistic Value System 43,7%, Confidence
interviewed mentioned nurses less caring for clients. and expectation of client 47,9%, Sensitivity to self and
Objective: Less caring her nurses marked with less others 50,0% , Relationship helps confidence 48,6%,
caring nurses to clients, so clients complain that the recipient of positive and negative expression 51,4%,
nurses in the room less a ention to the convenience of Problem solving method 47,2%, Interpersonal teaching
clients. process 45,1%, Psychological environment 60,6%
Methods: The type was of quantitative research with sufficient nurse caring behavior and phenomenological
descriptive survey approach. The sample used was existential power client assess 44,4% caring behavior of
inpatient minimum patient duration of 3 days with total nurse that is good.
sampling technique was is 142 people. Data collection of Conclusion: It is concluded that the client assess the
primary data with research instrument that is caring behavior of the nurses have enough category,
questionnaire Behaviors Assessment Caring was of ten therefore therefore for the hospital can evaluate about
carative factor Jean Watson. Data analysis is frequency caring conducted by nurses in RSAU DR. M. Salamun
distribution. Bandung.

Keywords: anjungan mandiri posyandu; policy; mobile apps

33 h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019


Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...

PENDAHULUAN klien pada beberapa Rumah Sakit di Jakarta


Kemajuan teknologi di berbagai bidang menunjukan bahwa 14% klien tidak puas
telah memberikan banyak dampak bagi terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan,
kehidupan manusia salah satunya peningkatan disebabkan oleh perilaku caring kurang baik
masalah kesehatan yang berdampak pada (Kemenkes RI, dalam Abdul, 2015).
status kesehatan masyarakat. Hal ini Perilaku yang ditampilkan oleh perawat
mendorong peningkatan kebutuhan akan adalah dengan memberikan rasa nyaman,
pelayanan kesehatan, yang salah satunya perhatian, kasih sayang, peduli, pemeliharaan
adalah pelayanan keperawatan. Keperawatan kesehatan, memberi dorongan, empati, minat,
merupakan bagian dari sistem pelayanan cinta, percaya, melindungi, kehadiran,
kesehatan yang berhubungan dengan manusia, mendukung, memberi sentuhan dan siap
dan memberikan pelayanan komprehensif membantu serta mengunjungi klien (Watson,
terhadap seluruh aspek kehidupan yaitu bio- 2012). Perilaku seperti itu akan mendorong
psiko-sosial dan spiritual (Nursalam, 2014) klien dalam perubahan aspek fisik, psikologis,
Pelayanan keperawatan merupakan spiritual, dan sosial kearah yang lebih baik.
bentuk pelayanan kesehatan yang unik dan Watson (2012) dalam Theory of Human
berbeda dengan pelayanan kesehatan yang Care mengungkapkan bahwa ada sepuluh
diberikan oleh dokter ataupun profesi lain. carative factor yang dapat mencerminkan
Filosofi dari keperawatan adalah humanisme, perilaku caring dari seorang perawat. Sepuluh
holism dan care (Nursalam, 2014). faktor tersebut adalah membentuk sistem nilai
Keperawatan merupakan profesi yang humanistik-altruistik, menanamkan keyakinan
mengedepankan sikap “care”, atau kepedulian, dan harapan, mengembangkan sensitivitas
dan kasih sayang terhadap klien. (Perry, 2012). untuk diri sendiri dan orang lain, membina
(Watson, 2009) menempatkan caring h u b u n g a n s a l i n g p e r c a ya d a n s a l i n g
sebagai dasar dan sentral dalam praktek membantu, meningkatkan dan menerima
keperawatan. Caring memberikan ekspresi perasaan positif dan negatif,
kemampuan pada perawat untuk memahami menggunakan metode pemecahan masalah
dan menolong klien. Seorang perawat harus yang sistematis dalam pengambilan
memiliki kesadaran tentang asuhan keputusan, meningkatkan proses belajar
keperawatan, dalam memberikan bantuan bagi m e n g a j a r i n t e r p e r s o n a l , m e n ye d i a k a n
klien dalam mencapai atau mempertahankan lingkungan yang mendukung, melindungi,
kesehatan atau mencapai kematian dengan dan atau memperbaiki mental, sosiokultural
damai Linberg, dalam (Nursalam, 2014). dan spiritual, membantu dalam pemenuhan
Penelitian Aiken (2012) menunjukkan kebutuhan dasar manusia, mengembangkan
persentase perawat yang memiliki kualitas faktor kekuatan eksistensial fenomenologis.
pelayanan caring yang buruk terdapat pada Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Negara Irlandia 11%, dan Yunani 47%. Fikri (2017) di RSAU DR. M. Salamun
International Association of Human Caring Bandung menunjukkan hasil 77% perilaku
menjelaskan bahwa keperawatan selalu afektif kurang dan masih ada perilaku caring
meliputi empat konsep yaitu merawat adalah buruk. Hal tersebut karena observasi perawat
apa yang perawat lakukan, manusia adalah merupakan peran yang baik bagi persepsi
sasaran dari apa yang perawat lakukan, pasien itu sendiri dengan dilakukan observasi
kesehatan adalah tujuannya dan lingkungan terhadap pasien pemilihan di rumah sakit
adalah tempat dimana perawat merawat. RSAU DR. M. Salamun Bandung
Di Indonesia sendiri caring menjadi salah Berdasarkan studi pendahuluan di RSAU
satu penilaian bagi para pengguna pelayanan DR. M. Salamun Bandung bahwa pelayanan
kesehatan. Berdasarkan hasil survei kepuasan perawatan memiliki dua jenis pelayanan yaitu

h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019 34


Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...

pelayanan Rawat jalan dan pelayanan Rawat Selanjutnya perawat belum mampu
inap. Peneliti mengambil tempat penelitian di menunjukkan kesiapan dalam mengambil
pelayanan Rawat Inap yaitu di ruang Rajawali risiko, seperti perawat belum memahami
dan Gelatik. Berdasarkan observasi awal perasaan klien, sehingga perawat kurang
bahwa perawat dituntut untuk mampu merasa khawatir dengan klien yang
memberikan pelayanan yang maksimal salah berhubungan dengan penyakitnya atau
satunya dapat dilihat dari perilaku caring perawat kurang perilaku dalam penerimaan
perawat terhadap klien dalam pemberian ungkapan perasaan positif-negatif terhadap
asuhan keperawatan. klien.
Hasil observasi awal diketahui empat Berdasarkan fenomena dan latar
d a r i l i m a k l i e n ya n g d i wa wa n c a r a i belakang diatas bahwa kurangnya perilaku
menyebutkan perawat kurang caring terhadap c a r i n g p e r a wa t t e r h a d a p k l i e n d a l a m
klien ditandai dengan kurang pedulinya memberikan asuhan keperawatan, maka urian
perawat terhadap klien, sehingga klien dan paparan diatas peneliti tertarik untuk
mengeluh bahwa perawat pada ruangan melakukan penelitian tentang Perilaku Caring
tersebut kurang memperhatikan kenyamanan Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson Di
klien, tidak pernah memberikan sentuhan dan Ruang Rawat Inap RSAU DR. M. Salamun
kurangnya penjelasan dari perawat terkait Bandung.
prosedur dan tindakan yang akan dilakukan.
Selain itu pembagian tugas perawat tidak METODE
berjalan dengan baik serta jarang memberikan Jenis penelitian yang digunakan adalah
pujian dan sentuhan pada klien. deskriptif kuantitatif dengan pendekatan
Memperkuat fenomena penelitian ini survey deskriptif. Populasi dalam penelitian ini
kemudian peneliti melakukan wawancara adalah seluruh klien periode bulan Juni 2018
kepada klien di ruang Gelatik dan Rajawali. yang ada di ruangan 2 ruangan yaitu Gelatik
Berdasarkan survey data awal menemukan dua sebanyak 70 orang dan Rajawali sebanyak 72
dari sepuluh klien yang diwawancarai orang, sehingga jumlah populasi dalam
mengatakan bahwa perawat kurang terbuka penelitian ini yaitu sebanyak 142 orang.
terhadap klien dan kurang memberikan kasih Teknik pengambilan sampel dalam
sayang, sehingga perawat jarang komunikasi penelitian ini adalah menggunakan tehnik total
antara peribadi perawat-klien. Selain itu sampling. Instrumen penelitian adalah alat-alat
perawat kurang membantu klien ke toilet yang digunakan untuk pengumpulan data.
untuk BAK/BAB sedangkan klien butuh Kuesioner yang diunakan pada ini dilihat
kehadiran perawat untuk membatu klien berdasarkan Caring Behaviors Assessment (CBA)
dalam mobilitasnya dikarenakan keterbatasan Tools yang terdiri dari 63 pernyataan positif
klien dalam beraktifitas yang disebabkan berdasarkan teori caring dan sepuluh carative
kondisi yang dialaminya. factor menurut teori Watson (2012).
Selain itu dua klien menyatakan perawat Kuesioner ini telah melalui proses
kurang memberikan penjelasan kepada klien penterjemahan ke dalam bentuk bahasa
tentang penyakit yang dialaminya, sehingga Indonesia yang dikutip dari penelitian
keyakinan dan harapan klien kurang terjalin Tumaggor (2013). CBA terdiri dari 63 perilaku
dengan harmonis antara perawat-klien. Caring perawat yang dikelompokkan menjadi
Sedangkan enam dari sepuluh klien subskala yang disesuaikan 10 faktor karatif
menyatakan perawat kurang memahami Watson. Alat ukur ini menggunakan skala
dengan apa yang dirasakan kondisi klien saat Likert (5 poin) yang merefleksikan perilaku
ini, sehingga jalinan hubungan kepercayaan Caring perawat yaitu 5=sangat penting,
diri antara perawat-klien masih kurang. 4=penting, 3=sedikit penting, 2=tidak penting,

35 h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019


Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...

1=sangat tidak penting. diri sendiri dan orang lain 50,0% cukup,
Uji validitas telah diuji oleh Manogin, Bechtel, Hubungan membantu rasa percaya 48,6%
dan Rami dalam Watson, 2012) menggunakan cukup, Perilaku penerima ungkapan perasaan
CBA hasil uji validitas dalam tiap subskala positif dan negatif 51,4%, Metode pemecahan
berkisar dari 0,66 sampai 0. 90, sedangkan hasil masalah pada klien 47,2% cukup, Proses
uji reabilitas menunjukkan sebesar 0. 93 yang pengajaran interpersonal 45,1% cukup,
berarti sudah layak untuk melakukan Lingkungan psikologis 60,6% cukup,
penelitian. Pemenuhan kebutuhan manusia pada klien
yaitu 73,2% baik dan Kekuatan eksistensial
HASIL DAN PEMBAHASAN fenomenologis menunjukkan 44,4% yaitu baik.
Tabel 4.1 Perilaku caring perawat
A. Perilaku caring perawat di Ruang Rawat I
Perilaku caring Frekuensi Persentase
nap
Baik 17 12.0
Berdasarkan hasil penelitian
Baik 74 52.1
menunjukkan perilaku caring perawat
Baik 51 35.9
sebagian besar 52,1% klien menilai perilaku
Total 142 100.0
caring perawat cukup. Hal tersebut
Berdasarkan tabel 4. 1 dapat diketahui 52,1% dipengaruhi oleh persepsi klien terhadap
klien menilai perilaku caring perawat cukup. pandangan perawat, sehingga klien menilai
Adapun caring perawat diukur berdasarkan 10 perawat dalam perilaku caring masih cukup.
faktor caratif Jean Watson. Perilaku caring yang cukup dari pelayanan
yang di berikan oleh perawat, klien akan
Tabel 4. 2 Gambaran Perilaku caring perawat cenderung memiliki persepsi yang baik
berdasarkan Jean Watson terhadap perawat.
Baik Cukup Kurang Caring dipersepsikan oleh klien sebagai
Perilaku caring
f % f % f % ungkapan cinta dan ikatan, otoritas dan
1. Sistem Nilai Humanistik 56 39,4 62 43,7 24 16,9 keberadaan, selalu bersama, empati, dapat
Altruistik
memotivasi perawat untuk dapat lebih care
2. Keyakinan dan harapan 60 42,3 86 47,9 14 9,9
3. Kepekaan terhadap diri
pada klien dan mampu melakukan tindakan
58 40,8 71 50,0 13 9,2
sendiri dan orang lain sesuai kebutuhan klien. Semakin baik perilaku
4. Hubungan membantu caring perawat dalam memberikan pelayanan
rasa percaya 64 45,1 69 48,6 9 6,3

5. Perilaku penerima asuhan keperawatan, klien atau keluarga


ungkapan perasaan 58 40,8 73 51,4 11 7,7
positif dan negative semakin senang dalam menerima pelayanan,
6. Metode pemecahan berarti hubungan terapeutik perawat-klien
masalah pada klien 52 36,6 67 47,2 23 16,2
semakin terbina.
7. Proses pengajaran
interpersonal 62 43,7 64 45,1 16 11,3 Hal ini perawat yang memberikan caring
8. Lingkungan psikologis 43 30,3 86 60,6 13 9,2 terhadap klien yang berarti perawat sudah
9. Pemenuhan kebutuhan
104 73,2 31 21,8 7 4,9 dapat menunjukkan perhatian, tanggung
manusia pada klien
10.Kekuatan eksistensial
jawab atas perawatan yang diberikan terhadap
63 44,4 60 42,3 19 13,4
fenomenologis klien, dan juga merawat klien dilakukan
dengan tulus dan ikhlas.
Berdasarkan tabel 4. 2 dapat diketahui dari 142 Sejalan dengan hasil penelitian Fikri
klien yang menilai perilaku caring perawat (2017) menunjukkan hasil 77% perilaku afektif
didapatkan pada faktor Sistem Nilai kurang dan masih ada perilaku caring buruk.
Humanistik Altruistik klien menilai perilaku Hal sama dengan hasil penelitian yang telah
caring perawat cukup yaitu 43,7%, Keyakinan dilakukan oleh Tiara & Lestari (2013) tentang
dan harapan 47,9% cukup, Kepekaan terhadap Hubungan Antara Caring Perawat Dengan

h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019 36


Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...

Tingkat Kepuasan Klien Rawat Inap Di Rumah terhadap pelayanan keperawatan. Kepuasan
Sakit Umum Daerah Pringsewu Lampung. klien terhadap pelayanan keperawatan
Perawat dalam memberikan pelayanan (caring) merupakan indikator penting dari kualitas
terhadap klien mayoritas rendah yaitu pelayanan Rumah Sakit, karena sebagian besar
sebanyak 54 responden (56,3 %) dan yang pelayanan yang ada di rumah sakit diberikan
menilai pelayanan dengan caring yang tinggi oleh perawat (Laschinger, Gilbert & Smith,
sebanyak 42 responden (43,8 %). Nilai p : 0. 007 2011).
artinya ada hubungan antara caring perawat Penelitian tentang CBA yang dilakukan
dengan tingkat kepuasan klien di Ruang Hanan, et all (2013) menunjukkan hasil bahwa
Rawat Inap RSUD Pringsewu. Perawat dalam (91,1%) klien merasa puas dengan perilaku
memberikan pelayanan (caring) terhadap klien caring yang dilakukan oleh perawat. Penilaian
mayoritas rendah. Perilaku skala (CBA) terdiri dari 63 item
Perilaku caring merupakan manifestasi berdasarkan sepuluh faktor carative Watson
perhatian kepada orang lain, berpusat pada (Tumanggor, 2013).
orang, menghormati harga diri dan Menurut Mcdaniel dalam Watson (2012),
kemanusiaan. Caring mempunyai komitmen perilaku caring mempunyai tiga hal yang tidak
untuk mencegah terjadinya sesuatu yang dapat dipisahkan yaitu perhatian, tanggung
buruk, memberi perhatian dan konsen, jawab, dan dilakukan dengan iklas. Sikap
menghormati orang lain dan kehidupan caring juga akan meningkatkan kepercayaan
manusia. Caring juga merupakan ungkapan klien terhadap perawat dan mengurangi
cinta dan ikatan, otoritas dan keberadaan, kecemasan klien. Kedua hal tersebut dapat
selalu bersama, empati, dapat memotivasi memperkuat mekanisme koping klien
perawat untuk dapat lebih care pada klien dan sehingga memaksimalkan proses
mampu melakukan tindakan sesuai kebutuhan penyembuhaan. Kunci dari kualitas pelayanan
klien (Dwidiyanti, 2012). asuhan keperawatan adalah perhatian, empati
Caring menurut Watson (2012) dikutip dan kepedulian perawat. Aktifitas yang
dari Po er & Perry (2013) merupakan sentral Menunjukkan Caring Perawat.
praktek keperawatan dimana perawat bekerja
untuk lebih meningkatkan kepeduliannya Sistem nilai humanistik altruistic
terhadap klien. Aspek utama caring dalam Berdasarkan hasil penelitian
analisis meliputi : pengetahuan, penggantian menunjukkan perilaku caring perawat dilihat
irama (belajar dari pengalaman), kesabaran, dari Sistem Nilai Humanistik Altruistik klien
kejujuran, rasa percaya, kerendahan hati menilai perilaku caring perawat cukup yaitu
harapan dan keberaniannya. memberi 43,7%. Hal tersebut dipengaruhi oleh sikap
perhatian dan konsen, menghormati orang lain perawat yang kurang merespon terhadap
dan kehidupan manusia. tindakan yang diberikan terhadap klien,
Dampak perilaku caring bagi klien sehingga klien menggap bahwa perilaku caring
adalah meningkatkan hubungan saling cukup. Caring perawat cukup karena perawat
percaya, meningkatkan penyembuhan fisik, sudah memberikan kebaikan dan kasih sayang
keamanan, memiliki banyak energi, biaya serta membuka diri untuk melakukan tindakan
perawatan lebih rendah, serta menimbulkan terapi atau asuhan keperawatan dengan klien
perasaan lebih nyaman (Watson, 2012). Hasil secara terbuka.
penelitian Suryantini (2014) menunjukan hasil Hal ini dapat dilihat pada point
adanya hubungan yang positif antara perilaku pertanyaan pada pertanyaan No. 2 yaitu
caring perawat dengan kepuasan klien. perawat tidak melihat dari berbagai hal sudut
Semakin baik caring perawat akan pandang klien, sehingga caring perawat
meningkatkan proporsi kepuasan klien kurang. Menurut Novieastari (2012), perilaku

37 h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019


Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...

caring berfokus pada human science dan human dalam diri sendiri (Marriner & Tomey, 2012).
care yang dilaksanakan dalam pembentukan Sikap perawat yang mencerminkan nilai
nilai humanistic altruistik. Seorang klien yang H u m a n i s t i k - A l t r u i s t i k i a l a h p e r a wa t
pada masa sehat terbiasa hidup dengan memberikan kebaikan dan kasih sayang serta
pelayanan yang sepenuhnya dipusatkan pada membuka diri untuk melakukan tindakan
pemuasan semua keinginan, tentu sewaktu terapi dengan klien (Po er & Perry, 2012).
m e n d a p a t p e r a wa t a n a k a n m e n u n t u t
perlakuan yang sesuai dengan yang Keyakinan dan harapan
diperolehnya dalam hidup sehari-hari. Berdasarkan hasil penelitian
Hasil ini tidak sejalan dengan hasil menunjukkan perilaku caring perawat dilihat
penelitian Desima (2010) tentang Tingkat Stres dari keyakinan dan harapan klien menilai
Kerja Dan Perilaku Caring Perawat. Hasil perilaku caring perawat cukup yaitu 47,9%.
penelitianya menunjukkan perilaku caring Hal ini perawat harus mampu mendorong
tergolong kurang baik terjadi pada sekitar 18 klien untuk menemukan harapan. Keyakinan
(14,35%) perawat. Perilaku caring yang kurang dan harapan disini menggambarkan faktor
baik itu dipengaruhi adanya beban kerja yang kreatif perawat yang akan tercipta perasaan
terlalu banyak hal itu diperkuat dengan adanya lebih baik melalui kepercayaan dan atau
keluhan perawat di Instalasi Rawat Inap keyakinan yang sangat berarti bagi seseorang
Rumah Sakit Malang terhadap adanya beban secara individu yaitu klien. Perawat
kerja yang banyak, sehingga banyak keluhan menanamkan keyakinan dan harapan berarti
klien di Instalasi Rawat Inap tentang perawat menekankan pentingnya obat-obatan
keramahan, kesabaran, perhatian perawat yang untuk curative, perawat juga perlu memberi
masih kurang tahu individu alternatif pengobatan lain yang
Menurut Watson (2012) perawat yang tersedia (misal meditasi, relaksasi, atau
mempunyai nilai-nilai humanistik dan kekuatan penyembuhan oleh diri sendiri atau
altruistik dapat dilambangkan melalui secara spritual). Dengan mengembangkan
penilaian terhadap pandangan diri seseorang, hubungan perawat-klien yang efektif, perawat
kepercayaan, interaksi dengan berbagai memfasilitasi perasaan optimis, harapan, dan
kebudayaan dan pengalaman pribadi. Melalui rasa percaya.
sistem nilai humanistik dan altruistik ini Hal ini dapat dilihat pada point
perawat menumbuhkan rasa puas karena pertanyaan keyakinan dan harapan pada
mampu memberikan sesuatu pada klien. pertanyaan No. 6 yaitu perawat tidak
Selain itu, perawat juga memperlihatkan mendorong klien untuk percaya diri artinya
kemampuan diri dengan memberikan perawat kurang memberikan dukungan
pendidikan kesehatan kepada klien. terhadap klien, sehingga klien memiliki
Pembentukan sistem nilai humanistik dan pandangan yang kurang trehadap perilaku
altruistik mulai berkembang diusia dini caring.
dengan nilai-nilai yang berasal dari orang Hal ini berarti perawat yang ada sudah
tuanya. Sistem nilai ini pengalaman hidup cukup dalam memberikan perilaku caring
buat seseorang dan mengantarkan ke arah pada klien, seperti perilaku caring Perawat
kemanusiaan. meyakinkan klien atas perkembangan
Pembentukan sistem nilai humainistik- kesehatan yang dirasakan saat ini, Perawat
altruistik dibangun dari pengalaman hidup, mendorong klien agar percaya diri, Perawat
belajar dan juga dapat ditingkatkan selama menunjukkan hal-hal positif terhadap klien
masa pendidikan perawat. Humanistik- dan kondisi klien, serta perawat sudah dapat
Altruistik dapat didefinisikan sebagai memuji usaha-usaha yang klien lakukan dalam
kepuasan dalam memberi yang berasal dari hal pengobatan.

h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019 38


Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...

Penelitian Suliano, M & Sari, R (2016) cukup. Hal tersebut berarti perawat sudah
tentang hubungan perilaku caring perawat cukup dalam memahami klien, menghargai
dengan keyakinan dan harapan klien kanker di kepekaan perasaan klien sehingga perawat
Rumah Sakit. Hasil penelitianya menemukan sendiri dapat menjadi lebih sensitif, murni dan
dari jumlah 120 perawat yang diteliti, diperoleh bersikap wajar kepada orang lain terutama
64,1% responden mempersepsikan perilaku pada klien yang dirawatnya.
caring perawat baik, 51,3% responden Hal ini dapat dilihat pada point
mempunyai keyakinan baik, dan 61,5% pertanyaan kepekaan terhadap diri sendiri dan
responden mempunyai harapan baik. orang lain pertanyaan No. 9 yaitu perawat
Po er & Perry, (2012) menyatakan bahwa kurang memahami klien artinya perawat
Perawat memberikan keyakinan/ kepercayaan kurang memahami kondisi, perasaan dan
dengan cara memfasilitasi dan meningkatkan suasana hati klien saat ini sehingga perawat
asuhan keperawatan yang holistik. Dalam memiliki perilaku caring kurang. Hal tersebut
hubungan perawat klien yang efektif, perawat berarti perawat telah memahami kebutuhan
memfasilitasi perasaan optimis, harapan dan klien, seperti menanyakan kepada klien yang
kepercayaan. Disamping itu, perawat dilakukan saat ini dan menerima klien apa
meningkatkan Perilaku klien dalam mencari adanya serta perawat peka terhadap perasaan
pertolongan kesehatan. Kepercayaan dan dan suasana hati klien.
penghibur sangat penting bagi proses kreatif Sejalan dengan hasil penelitian
maupun kuratif. Dengan menggunakan faktor Manurung & Hutasoit (2013) tentang Persepsi
kreatif ini akan tercipta perasaan lebih baik Klien Terhadap Perilaku Caring Perawat di
melalui kepercayaan dan atau keyakinan yang Ruang Rawat Inap Rumah Sakit. Hasil
sangat berarti bagi seseorang secara individu. penelitiannya menunjukkan kebutuhan caring
Hal sama dengan apa yang diungkapkan (nilai p = 0,001) dan perilaku caring perawat
oleh Alligood & Tomey, (2012) secara teori (nilai p = 0,006). Terpenuhinya kebutuhan
b a h wa k e ya k i n a n d a n h a r a p a n ya i t u caring dan perbaikan perilaku caring perawat
menggambarkan peran perawat dalam akan menjadikan persepsi klien menjadi
meningkatkan hubungan antara perawat-klien positif selama rawat inap.
yang lebih efektif dalam meningkatkan Rego, Godinho, Mcqueen (2012)
kesehatan dan menolong klien beradaptasi m e n y e b u t k a n b a h wa p e r a wa t b e l a j a r
dengan keadaan sehat sakit. Faktor ini menghargai kepekaan atau kesensitifan dan
merupakan gabungan dari nilai humanistic- perasaan klien sehingga ia sendiri dapat
altruistik dalam memfasilitasi promosi menjadi lebih sensitif, murni dan bersikap
kesehatan melalui pemberian asuhan wajar kepada orang lain. Pengembangan
keperawatan secara holistik. Perawat harus kepekaan dengan diri dan orang lain,
mampu menjalin hubungan yang baik dengan mengeksplorasi kebutuhan perawat untuk
klien, memperoleh informasi klien yang mulai merasakan suatu emosi yang muncul
dibutuhkan selama merawat klien, dan dengan sendirinya. Hal itu hanya dapat
perawat harus mampu mendorong klien berkembang melalui perasaan diri seseorang
untuk menemukan harapan. yang pekadalam berintraksi dengan orang lain.
Jika perawat berusaha untuk meningkatkan
Kepekaan Terhadap Diri Sendiri dan Orang kepekaan dirinya, maka ia akan lebih autentik
Lain (tampil apa adanya). Autentik akan menambah
Berdasarkan hasil penelitian pertumbuhan diri dan aktualisasi diri baik bagi
menunjukkan perilaku caring perawat dilihat perawat sendiri maupun bagi orang-orang
dari Kepekaan Terhadap Diri Sendiri dan orang yang berinteraksi dengan perawat itu
lain klien menilai 50% perilaku caring perawat Perawat belajar meningkatkan kepekaan

39 h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019


Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...

sehingga bisa menerima keberadaan diri Menurut Cose e (2008) caring mencakup
sendiri dan orang lain. Adanya rasa sensitif upaya perawat untuk meningkatkan proses
dalam diri perawat, membuat perawat lebih pembelajaran interpersonal, menanamkan
ikhlas, lebih peka terhadap orang lain, dan konsep self care, menumbuhkan hubungan
tampil apa adanya. Perawat harus paham saling membantu, menggunakan metode
tentang kebutuhan psikologis dan spiritual penyelesaian masalah dengan lebih kreatif,
klien, meningkatkan rasa kepekaan sehingga menghargai kekuatan – kekuatan yang ada
mampu menemukan cara untuk menunjukkan dalam kehidupan, terbuka pada dimensi
Caring pada klien (Alligood & Tomey, 2012). spiritual caring serta penyembuhan yang tidak
dapat dijelaskan secara ilmiah, bertindak
Hubungan membantu rasa percaya berdasarkan sistem nilai yang manusiawi,
Berdasarkan hasil penelitian menanamkan harapan dan kepekaan terhadap
menunjukkan perilaku caring perawat dilihat diri sendiri atau orang lain serta memberikan
dari hubungan membantu rasa percaya klien kenyamanan kepada klien dalam bentuk
menilai 48,6% perilaku caring perawat cukup. memenuhi kebutuhan dasar klien dengan
Hal tersebut hubungan saling percaya antara penuh penghargaan.
klien dan perawat sudah terjalin dengan baik Wardhono (2012) menyatakan bahwa
dan kepercayaan perawat dapat menerapkan sebagai perawat professional, maka harus
bentuk komunikasi untuk menjalin hubungan menciptakan hubungan saling percaya antara
dalam keperawatan. perawat dan klien adalah sangat kursial bagi
Hal ini dapat dilihat pada point transpersonal caring. Hubungan saling
pertanyaan hubungan membantu rasa percaya percaya akan meningkatkan dan menerima
pertanyaan No. 14 yaitu Perawat kurang ekspresi perasaan positif dan negatif.
memahami dan perawat tidak membatasi Pengembangan hubungan saling percaya
pengunjung, sehingga klien kurang berisitirhat menerapkan bentuk komunikasi untuk
artinya kepedulian perawat terhadap klien menjalin hubungan dalam keperawatan.
masih kurang dan klien beranggapan perilaku Karakteristik faktor ini adalah kongruen,
caring perawat memiliki kategori cukup. Hal empati dan ramah. Kongruen berarti perawat
t e r s e b u t b e r a r t i p e r a wa t s u d a h d a p a t menanyakan apa adanya dalam berinteraksi
membantu klien dalam hal pemenuhan dan tidak menyembunyikan kesalahan.
kebutuhan, seperti Perawat baik dan penuh Perawat bertindak dengan cara yang
perhatian terhadap klien, Perawat memahami lebih terbuka dan jujur. Empati berarti perawat
dan membatasi pengunjung agar klien bisa memahami apa yang dirasakan klien. Ramah
beristirahat, serta perawat memperlakukan berarti penerimaan positif terhadap orang lain
klien dengan hormat. yang sering diekspresikan dengan bahasa
Hasil penelitian yang dilakukan oleh tubuh, ucapan tekanan orang lain yang sering
Juwariyah & Joyo (2014) tentang hubungan diekspresikan dengan bahasa tubuh, ucapan
perilaku caring perawat dengan tingkat tekanan suara, sikap terbuka, ekspresi wajah
kepuasan klien di Poli VCT RSUD Gambiran dan lain-lain.
Kota Kediri Berdasarkan Teori Watson. Hasil
penelitiannya menunjukkan perilaku caring Penerima ungkapan perasaan positif dan
perawat dalam kategori “care” yaitu 18 orang negatif
(36%). Perawat merupakan bagian dari tim Berdasarkan hasil penelitian
pelayanan kesehatan di rumah sakit, perilaku menunjukkan perilaku caring perawat dilihat
caring yang ditunjukkan perawat dalam dari Penerima ungkapan perasaan positif dan
memberikan pelayanannya menjadi salah satu negatif klien menilai 51,4% perilaku caring
indikator mutu pelayanan. perawat cukup. Hal tersebut perawat sudah

h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019 40


Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...

dapat menerima ungkapan dan mendengarkan Metode pemecahan masalah pada klien
semua keluhan dan perasaan klien. Perasaan Berdasarkan hasil penelitian
bagian dari pengalaman yang cukup berisiko menunjukkan perilaku caring perawat dilihat
baik bagi perawat maupun klien. Selain itu dari Metode pemecahan masalah pada klien
perawat memahaminya dengan ungkapan menilai 47,2% perilaku caring cukup. Hal
positif dengan emosional pada keadaan yang tersebut perawat sudah dapat menggunakan
berbeda. metode sistematis dalam pemecahan masalah
Hal ini dapat dilihat pada point dengan menumbuhkan kemampuan
pertanyaan penerima ungkapan perasaan pengambilan keputusan pada klien dan
positif dan negatif pertanyaan No. 22 yaitu keluarga.
Perawat tidak memperkenalkan diri terhadap Hal ini dapat dilihat pada point
klien. Hal tersebut bahwa perawat sudah dapat pertanyaan metode pemecahan masalah pada
memberikan interaksi antara perawat dan klien klien pertanyaan No. 30 yaitu Perawat kurang
dengan baik secara fisik, emosi dan spiritual membantu dalam memahami perasaan klien.
akan dipersepsikan oleh penerima pelayanan Artinya perawat kurang memahami dengan
asuhan keperawatan. Dengan adanya perilaku kondisi dan perasaan klien dan perawat hanya
caring yang baik, maka klien mengungkapkan melakukan tindakan asuhan keperawatan saja,
perasaannya tantang perawat sebagai pemberi tanpa perlu adanya pandangan dan
pelayanan asuhan keperawatan akan baik. pemahaman klien saat ini, serta dapat
Sehingga kepuasan akan pelayanan asuhan menumbuhkan sikap carenya terhadap klien,
keperawatan juga akan baik. Hal ini sudah sehingga pengembangan metode yang
dibuktikan di atas, bahwa semakin baik dilakukan perawat sudah sesuai dengan SPO.
perilaku caring perawat, maka semakin baik Berpikir kritis adalah suatu proses
pula kepuasan klien. pengujian yang menitikberatkan pendapat
Sejalan dengan hasil penelitian Arief, Y., tentang kejadian atau fakta yang mutakhir dan
Ertawati., & Laili, D (2016) tentang perilaku menginterpretasikannya serta mengevaluasi
caring perawat meningkatkan kepuasan ibu pendapat-pendapat tersebut untuk mendapat
klien. Hasil penelitiannya menunjukkan semua kesimpulan tentang adanya perspektif/
ibu yang memberikan penilaian perilaku caring pandangan baru (Strader dalam Maryam,
perawat dalam kategori kurang dapat Setiawati & Ekasari, 2008). Berpikir kritis
membentuk kepuasan tingkat sedang. merupakan komponen penting dari perawatan
Perilaku caring perawat tingkat sedang dapat karena perawat selalu dihadapkan dengan
membentuk kepuasan yang baik bagi ibu situasi yang kompleks, yang menuntut
sebesar 67,7 %. penilaian akurat, pengambilan keputusan yang
Penerimaan ungkapan perasaan positif tepat dan merupakan proses pembelajaran
dan negatif yaitu perawat harus terus menerus.
mempersiapkan diri untuk menerima ekspresi Morrison (2009) menyatakan bahwa
perasaan negatif ataupun positif dari klien. berpikir kritis dapat memberikan pengaruh
Dalam berhubungan dengan klien, perawat yang kuat dalam pengambilan keputusan dan
harus mampu menunjukkan kesiapan pemecahan masalah yang dihadapi oleh
mengambil resiko saat berbagi dengan klien manajer perawat setiap hari. Meskipun
(Po er & Perry 2012). Hal yang dapat perawat demikian, ternyata belum semua perawat
lakukan misalnya memahami setiap ekspresi mempunyai kemampuan berpikir kritis yang
kekhawatiran klien, cara klien menunjukkan baik. Perawat merupakan pemikir kritis yang
rasa sakitnya, nilai atau budaya yang dimiliki efektif, sehingga perawat diharapkan dapat
klien berhubungan dengan penyakitnya melakukan asuhan keperawatan dan mampu
(Alligood & Tomey, 2012). memecahkan masalah klinis, baik yang

41 h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019


Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...

bermanfaat bagi klien , perawat, dan lembaga. dan perawat sudah dapat memberikan
Karena itu, dalam proses pendidikan informasi kepada klien, serta dapat
hendaknya perawat didorong untuk bertanggung jawab akan kesejahteraan dan
mengembangkan keterampilan berpikir kritis kesehatan klien, sehingga tercipta hubungan
sehingga dapat mengambil keputusan yang antara klien-perawat terjalin harmonis. Hal ini
tepat (Wright, Causey, & Dienemann, 2013). dapat dilihat pada point pertanyaan metode
Kemampuan berpikir kritis dapat pemecahan masalah pada klien pertanyaan
ditingkatkan dengan perlakukan. Hasil No. 33 yaitu Perawat dapat berkomunikasi
penelitian Sumartini (2010) menunjukkan secara efektif lebih mampu membina
bahwa setelah diberikan coaching oleh kepala hubungan antar diri mereka sendiri dan orang
ruang maka perawat primer yang memiliki lain, termasuk klien dan keluarga. Artinya
kemampuan berpikir kritis baik, jumlahnya kedekatan antara perawat-klien masih kurang
lebih banyak dibanding kelmpok kontrol. dilihat dari komunikasi, baik antar personal
Hasil pengukuran kemampuan berpikir klien maupun pada kluarga, berarti sikap
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berpikir komunikasinya masih kurang. Perilaku caring
kritis dalam keperawatan sangat dipengaruhi perawat sangat diperlukan dalam membina
oleh sifat-sifat psikologis, fisiologis dan hubungan agar tercipta hubungan yang baik
lingkungan seperti usia, tingkat kepercayaan, antara perawat, klien dan keluarga.
bias, keterampilan, stress, kelelahan, dan rekan Sejalan dengan hasil penelitian Muhlisin,
kerja (Alasad Tabar & Aburuz, 2015). A & Ichsan, B (2017) tentang aplikasi model
Perawat menggunakan metode proses konseptual caring dari Jean Watson dalam
keperawatan sebagai pola pikir dan asuhan keperawatan. Hasil penelitian
pendekatan asuhan kepada klien, sehingga menunjukkan caring adalah ideal moral dari
akan mengubah gambaran tradisional perawat keperawatan. Manusia akan eksistensi bila
sebagai “pembantu” dokter. Proses dimensi spiritualnya meningkat ditunjukkan
keperawatan adalah proses yang sistematis dan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri
berstruktur. Perawat menerapkan proses yang tinggi, kekuatan dari dalam diri, intuitif.
keperawatan secara sistematis, membuat Caring sebagai esensi dari keperawatan berarti
keputusan pemecahan masalah secara ilmiah juga pertanggungjawaban hubungan antara
dalam menyelanggarakan pelayanan yang perawat-klien, dimana perawat membantu
berfokus pada klien (Po er & Perry 2012). partisipsi klien, membantu memperoleh
Perawat harus memahami bahwa setiap pengetahuan dan meningkatkan kesehatan.
individu adalah unik dan situasi dalam Perawat memfasilitasi proses belajar
menghadapi penyakit berbeda-beda, sehingga mengajar yang didesain untuk memampukan
dalam menerapkan metode pemecahan klien memenuhi kebutuhan pribadinya,
masalah perawat harus mampu menyesuaikan memberikan asuhan mandiri, menetapkan
teori keperawatan dengan setiap orang dan kebutuhan personal dan memberikan
situasi yang dihadapi (Alligood & Tomey, kesempatan untuk kebutuhan personal klien
2012). (Watson , 2012). Menekankan bahwa proses
keperawatan memiliki langkah-langkah yang
Proses pengajaran interpersonal sama dengan proses riset ilmiah, karena kedua
Berdasarkan hasil penelitian proses tersebut mencoba untuk menyelesaikan
menunjukkan perilaku caring perawat dilihat masalah dan menemukan solusi yang terbaik.
dari Proses pengajaran interpersonal klien Lebih lanjut Watson menggambarkan kedua
menilai 45,1% perilaku caring cukup. Hal proses tersebut sebagai berikut (tulisan yang
t e r s e b u t b e r a r t i p e r a wa t s u d a h d a p a t dimiringkan menandakan proses riset yang
mengaplikasikan sikap caren nya kepada klien, terdapat dalam proses keperawatan).

h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019 42


Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...

Sikap caring berarti perawat bersikap kerapihan dapat dilakukan oleh siapa saja,
empati, memberi dukungan, simpati serta termasuk oleh perawat.
perlindungan kepada klien . Sikap caring maka Penelitian Suarni, Hadji & Sja ar (2018)
dapat memberikan pengalaman yang baik tentang hubungan faktor psikologis dengan
untuk klien . Pendapat ini didukung oleh Wolf, kinerja perawat dalam pendokumentasian
Miller & Devine (2003) yang menyatakan asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap
bahwa kinerja staf perawat termasuk perilaku Rumah Sakit TK II Pelamonia Makassar. Hasil
caring dapat memberikan kontribusi besar penelitianya menunjukkan bahwa faktor
terhadap kualitas pengalaman klien selama p s i k o l o g i s ya n g b e r h u b u n g a n d e n g a n
dilakukan perawatan. motivasi, sikap dan persepsi, kepuasan kerja
Hal ini merupakan konsep penting yang terhadap kinerja kelompok perawat dalam
membedakan antara Caring dan curing. pendokumentasian asuhan keperawatan.
Perawat memberi informasi kepada klien, Faktor psikologis yang berhubungan
memfasilitasi proses belajar-mengajar yang dengan perilaku caring perawat merupakan
diciptakan agar klien dapat meningkatkan proses keperawatan merupakan sebuah cara
kemandiriannya, memenuhi kenutuhan secara yang penting untuk mengetahui kemampuan
mandiri dan memberikan kesempatan untuk kerja perawat dalam melaksanakan proses
pertumbuhan personal klien (Alligood & pendokumentasian keperawatan dengan
Tomey, 2012). menunjungjung sikap care perawat dalam
memberikan kenyamanan terhadap klien,
Lingkungan psikologis sehingga proses keperawatan dari segi
Berdasarkan hasil penelitian lingkungan psikologis sangat penting.
menunjukkan perilaku caring perawat dilihat Klien bisa mengalami perubahan baik
dari Lingkungan psikologis klien menilai 60,6% dari lingkungan internal maupun eksternal,
perilaku caring cukup. Hal tersebut maka perawat harus mengkaji dan
lingkungan psikologis dipengaruh lingkungan memfasilitasi kemampuan klien untuk
internal dan eksternal klien terhadap kesehatan beradaptasi dengan perubahan fisik, mental
dan kondisi penyakit klien. Saat ini lingkungan dan emosional (Watson, 2012). Perawat harus
internal klien yaitu mencakup kesejahteraan menyadari lingkungan internal dan eksternal
mental dan spiritual dan kepercayaan berpengaruh terhadap kondisi sehat-sakit
sosiokultural. Sedangkan lingkungan klien. Lingkungan internal meliputi keadaan
eksternal mencakup, kenyamanan, privasi, mental dan spiritual, keadaan sosiokultural,
keselamatan, kebersihan dan lingkungan di dan kepercayaan individu. Sedangkan
sekitar serta membuat kenyamanan klien lingkungan eksternal ialah kenyamanan,
terhadap kondisi lingkungan yang kondusif privasi, keamanan, kebersihan, lingkungan
dan perawat sudah dapat menjaga privasi klien yang astetik. Sehingga perawat harus mampu
saat ini, sehingga perawat sudah dapat membuat pemulihan suasana fisik dan non
mensejahterakan kondisi klien. fisik serta menciptakan kebersamaan,
Hal ini dapat dilihat pada point keindahan, kenyamanan (Alligood & Tomey,
pertanyaan lingkungan psikologis pertanyaan 2012).
No. 43 yaitu perawat kurang menjaga ruangan Pe l a ya n a n k e p e r a wa t a n m e m b e r i
tetap rapi dan bersih. Artinya perawat kurang konstribusi dalam menentukan kualitas
memperhatikan lingkungan kondisi klien pelayanan di rumah sakit. Sehingga setiap
diruangan, seperti kebersihan lingkungan dan upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan
alat medis yang tidak dirapihkan kembali, rumah sakit harus juga disertai upaya untuk
karena beranggapan perawat bukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
merapihkannya, tapi pada kenyataannya keperawatan salah satunya dengan

43 h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019


Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...

meningkatkan sikap kepedulian terhadap klien yang paling penting dengan skor tertinggi yaitu
dengan cara perawat melakukan sikap “care” tentang perawat memberikan suntikan, infus
t e r h a d a p k l i e n n ya . Pe r i l a k u c a r i n g dll. Perawat memberikan perawatan dan obat
dipengaruhi oleh faktor psikologis yang dapat tepat waktu, sehingga pemenuhan kebutuhan
m e m p e n g a r u h i c a r i n g p e r a wa t d a l a m klien dapat terpenuhi.
pendokumentasian asuhan keperawatan di Penelitian Purwaningsih, R.,
ruang rawat inap. Sikap yang baik adalah sikap Asmaningrum, N & Wantiyah (2017) tentang
dimana ia mau mengerjakan pekerjaan tersebut hubungan perilaku caring perawat dengan
tanpa terbebani oleh sesuatu hal yang menjadi pemenuhan kebutuhan spiritual pada Klien
konflik internal. Ambivalensi sering kali Rawat menunjukkan bahwa nilai p = 0,011 dan
muncul ketika konflik internal psikologis α = 0,05 ada hubungan antara perilaku caring
muncul. Perilaku caring perawat sangat perawat dengan pemenuhan kebutuhan
dipengaruhi oleh sikap dalam bekerja. spiritual. Perilaku caring perawat
Sedangkan sikap seseorang dalam dipersepsikan memuaskan (93,2%) dan
memberikan respon terhadap masalah kebutuhan spiritual dirasakan cukup (75,7%).
dipengaruhi oleh kepribadian seseorang. Secara teori oleh Asmuji dan Rohmah
Kepribadian ini dibentuk sejak lahir dan ( 2 0 1 0 ) m e n g u n g k a p k a n b a h wa d a l a m
berkembang sampai dewasa. Kepribadian pemenuhan kebutuhan dasar klien
seseorang sulit dirubah karena elemen memerlukan caring perawat, dimana perilaku
kepribadian (id, ego,super-ego) dibangun dari caring perawat salah satunya sebagai pemberi
hasil bagaimana dia belajar saat dikandungan asuhan keperawatan atau care provider harus
sampai dewasa. Perilaku ini dapat dirubah dilaksanakan secara komprehensif atau
dengan meningkatkan pengetahuan dan menyeluruh tetapi juga pada tindakan prevetif.
m e m a h a m i s i k a p ya n g p o s i t i f d a l a m Tindakan preventiv dalam upaya menjaga
mengembangkan sikap caring pada kliennya kesehatan yang bisa dilakukan adalah perawat
(Singgih & Yulia, 2012). memberi kebutuhan dasar manusia, dimana
unsur-unsur yang dibutuhkan manusia dalam
Pemenuhan kebutuhan manusia pada klien mempertahankan keseimbangan fisiologi
Berdasarkan hasil penelitian maupun pskologis seperti makan, minum
menunjukkan perilaku caring perawat dilihat berpakaian, istirahat, BAK, BAB dan rasa aman
Pemenuhan kebutuhan manusia pada klien dan perlindungan diri.
didapatkan 73,2% perilaku caring baik. Watson, (2012) berpendapat bahwa
Pelayanan kesehatan khususnya di bidang p e r a wa t p e r l u m e n g e n a l i k e b u t u h a n
keperawatan dituntut mampu memberikan komprehensif yaitu kebutuhan biofisik,
pelayanan kesehatan yang bermutu dan psikososial, psikolofisikal dan interpersonal
memberi kepuasan klien serta keluarganya klien. Pemenuhan kebutuhan yang paling
dalam batas standar pelayanan professional. mendasar perlu dicapai sebelum beralih
Hal tersebut sesuai dengan pertanyaan ketingkat selanjutnya. Nutrisi, eliminasi dan
No. 60 yaitu perawat kapan memanggil dokter. ventilasi adalah contoh dari kebutuhan biofisik
Artinya perawat kurang kolaborasi antara yang paling rendah, sementara aktivitas dan
perawat dengan dokter, sehingga klien seksualitas adalah kebutuhan psikofisik yang
memiliki pandangan yang kurang baik antara paling rendah. Pencapaian dan hubungan
perawat dan donker. Secara analisis pada merupakan kebutuhan psikososial yang tinggi
penelitian ini menunjukkan dilihat dari dan aktualisasi diri merupakan kebutuhan
Pemenuhan kebutuhan manusia pada klien interpersonal yang paling tinggi
didapatkan 73,2% perilaku caring baik. Hal Diperjelas oleh Alligood & Tomey, (2012)
tersebut jika diketahui dari hasil kuesioner bahwa memenuhi kebutuhan dasar klien

h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019 44


Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...

meliputi kebutuhan biofisik, psikofisik, Pada Mahasiswa Keperawatan Universitas


psikososial, dan kebutuhan intrapersonal klien Diponegoro Yang Telah Menjalani Praktik
dengan sepenuh hati. Pemenuhan kebutuhan Klinik Di Rumah Sakit. menunjukkan bahwa
yang paling mendasar perlu dicapai sebelum mahasiswa keperawatan Universitas
beralih ke tingkat yang selanjutnya. Pemberi Diponegoro sudah dapat menerapkan perilaku
pelayanan kesehatan berperan besar dalam caring pada klien selama menjalani praktik
pemenuhan kebutuhan klien terutama bagi klinik di rumah sakit namun belum optimal,
perawat. dari sepuluh faktor karatif Watson dengan
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang menunjukkan perilaku yang sesuai dengan
24 jam bersama klien penting kiranya tanggap masing-masing faktor karatif diantaranya
dan peduli terhadap kebutuhan klien , Kekuatan eksistensial fenomenologis klien 75%
kepedulian dalam pemenuhan kebutuhan kurang baik.
klien dapat dilakukan perawat dengan Secara teori Hegel (2012) mendefinisikan
menerapkan perilaku caring. Caring bahwa fenomenologi berkaitan dengan
merupakan tindakan konkrit yang muncul pengetahuan sebagaimana ia tampak kepada
dengan sendirinya dari keinginan, maksud, kesadaran, sebuah ilmu yang menggambarkan
atau komitmen sehingga dengan perawat apa yang dipikirkan, dirasa dan diketahui oleh
melakukan perilaku caring dapat seseorang dalam kesadaran dan
meningkatkan dan melindungi kemanusiaan pengalamannya saat itu. Proses tersebut
dengan membantu klien menemukan hikmah mengantarkan pada perkembangan kesadaran
dari penyakit, penderitaan, nyeri dan fenomenal melalui sains dan filsafat “menuju
keberadaan (Blais, et. al 2013). pengetahuan yang absolut tentang Yang
Absolut”.
Kekuatan eksistensial fenomenologis Menurut Watson, (2012) Kekuatan
Berdasarkan hasil penelitian Eksistensial Fenomenologis merupakan faktor
menunjukkan perilaku caring perawat dilihat bertujuan agar pertumbuhan diri dan
dari Kekuatan eksistensial fenomenologis klien kematangan jiwa klien dapat dicapai.
menilai 44,4% yaitu perilaku caring baik. Hal Terkadang klien perlu dihadapkan pada
tersebut perawat menunjukkan perilaku caring pangalaman/pemikiran yang bersifat proaktif.
dengan Kekuatan eksistensial fenomenologis Tujuannya adalah untuk meningkatkan
t e r h a d a p k l i e n ya n g b e r a r t i p e r a wa t pemahaman tentang diri sendiri. Diakuinya
memahami kliennya dengan kondisi saat ini, faktor kreatif ini dalam ilmu keperawatan
artinya perawat mengerti dengan keadaan membantu perawat untuk memahami jalan
kondisi yang dikeluhkan klien saat ini. hidup seseorang dalam menemukan arti
Sehingga perawat dapat membantu seseorang kesulitan hidup. Karena adanya irrasional
untuk memahami kehidupan klien di rumah tentang kehidupan, penyakit dan kematian,
sakit. Hal ini dapat dilihat pada point perawat menggunakan faktor kreatif ini untuk
pertanyaan Kekuatan eksistensial membantu memperoleh kekuatan daya uantuk
fenomenologis pertanyaan No. 63 yaitu menghadapi kehidupan atau kematian
Perawat membantu klien menjadi lebih baik Fenomenologis diuraikan sebagai suatu
dan sehat. Artinya perawat sudah membatu keadaan langsung yang dapat membuat
klien dalam pemenuhi kebutuhanya, namun seseorang mengerti tentang situasi yang terjadi.
belum keseluruhan klien memili pandangan Watson mempertimbangkan bahwa faktor ini
pada perawat tentang kebutuhan manusia memang sulit untuk dimengerti. Namun hal
terhadap klien. ini akan membawa perawat untuk memahami
Penelitian Arrohmah (2017) tentang dirinya sendiri dan orang lain. Sehingga
Gambaran Penerapan 10 Faktor Karatif Caring perawat dapat membantu seseorang untuk

45 h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019


Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...

memahami kehidupan dan kematian dengan Of Nursing Standart And Practice Fourt
melibatkan kekuatan spiritual (Alligood & Edition. USA : Dermar Chengage
Tomey, 2012). Learning.
Teori Watson dalam Kozier, menjelaskan Alligood & Tomey, 2012. Nursing Theorist And
bahwa praktik caring merupakan pusat Their Work. 6th Edition, St. Louis: Mosby
keperawatan. Watson menggambarkan caring Elsevier, Inc
sebagai dasar dalam kesatuan nilai – nilai Arief, Y., Ertawati., & Laili, D. 2016. Perilaku
kemanusiaan yang universal (kebaikan, Caring Perawat Meningkatkan Kepuasan
kepeduliaan, dan cinta terhadap diri sendiri Ibu Klien. Jurnal Ners Vol.4 No. 2: 144-148.
dan orang lain). Caring digambarkan sebagai D i a k s e s : h p s : / / e -
moral ideal keperawatan, hal tersebut meliputi journal.unair.ac.id/JNERS/article/downl
keinginan untuk merawat, kesungguhan untuk oad/5026/3268.
merawat, dan tindakan merawat (caring). Arrohmah, Munib & Sarah Ulliya. 2017.
Gambaran Penerapan 10 Faktor Karatif
PENUTUP Caring Pada Mahasiswa Keperawatan
KESIMPULAN Universitas Diponegoro Yang Telah
Sepuluh faktor karatif Watson dengan Menjalani Praktik Klinik Di Rumah Sakit.
menunjukkan perilaku yang sesuai dengan S k r i p s i . D i a k s e s :
masing-masing faktor karatif. Hasil penelitian h p://eprints.undip.ac.id/55003/.
ini menunjukkan bahwa klien menilai perilaku Asmuji Dan Rohmah, 2010. Perilaku Perawat
caring perawat sudah memiliki kategori cukup Pada Pemenuhan Kebutuhan Manusia.
dan perawat dapat menerapkan perilaku Jakarta.
caring pada klien selama menjalani praktik Barbara & Pryzby. 2005. Effect Of Nurse Caring
keperawatan di rumah sakit, namun belum Behaviours On Family Stress Responses
optimal. Perawat perlu meningkatkan perilaku In Critical Care. Journal Of Intensive And
caring pada setiap faktor karatif, sehingga Critical Care Nursing, Volume 21, Issue 1,
diharapkan dapat menjadi dasar dalam Feb 2005, Pages 16-23. Diakses:
membentuk pedoman perilaku caring perawat h ps://www.sciencedirect.com.
dan pedoman pemenuhan kebutuhan spiritual Blais, Et Al, 2013. Praktik Keperawatan
pada klien. Profesional. Jakarta: EGC
Cose e, 2008. Sikap Caring Dan Fungsi Profesi.
SARAN Jakarta
Penelitian ini bisa menjadi acuan untuk Desima, Riza. 2013. Tingkat Stres Kerja Perawat
penelitian selanjutnya. Peneliti selanjutnya Dengan Perilaku Caring Perawat. Jurnal
dapat mengembangkan dari penelitian ini Keperawatan, ISSN 2086-3071, Volume 4,
dengan menilai perilaku caring perawat N o m o r 1 . Ve r s i o n l i n e / U R L :
dengan instrumen yang lainnya, meneliti h p://ejournal.umm.ac.id/index.php/ke
faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan perawatan/article/view/2380
kebutuhan klien, dan persepsi klien mengenai Dwidiyanti, 2015. Caring Kunci Sukses
perilaku caring dan pemenuhan kebutuhan Perawatan Mengamalkan Ilmu.
klien secara kualitatif. Semarang: Hasani.
Fikri, 2017. Perilaku Caring Perawat Pelaksana
DAFTAR PUSTAKA Di Ruang Gelatik Dan Rajawali RSAU
Aiken, 2012. Psychological Testing And Dr.M.Salamun Bandung. Skripsi. Tidak
Assessment. Ninth Edition. Boston: Allyn dipublikasikan. Bandung : STIKes Dharma
And Bacon. Husada.
Alasad, Tabar, & Aburuz, 2015. Fundamental Hanan .A. M; Youssef1, Magda. A.M. Mansour,

h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019 46


Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...

Ibrahim R. A. Ayasreh and Nabeel A. A; Interpersonal Dalam Keperawatan.


Al- Mawajdeh. 2013. A Medical-Surgical Jakarta : EGC.
Nurse's Perceptions Of Caring Behaviors Muhlisin, A & Ichsan, B. 2017. Aplikasi Model
Among Hospitals In Taif City. Life Science Konseptual Caring Dari Jean Watson
Journal 2013;10(4). Diakses : Dalam Asuhan Keperawatan. Berita Ilmu
h p://www.lifesciencesite.com. Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol . 1 No.3,
Hegel, 2012. Philosophy Of History”, September 2008 :147-150. Diakses:
Yogyakarta: Pustaka Pelajar h p://journals.ums.ac.id/index.php/BIK/
Juwariyah, Titik & Joyo, Nanang. 2014. article/download/3752/2421.
Hubungan Perilaku Caring Perawat Novieastari, 2012 Dalam Prayuda 2014.
Dengan Tingkat Kepuasan Klien Di Poli Pengaruh Penerapan Perilaku Caring
VCT RSUD Gambiran Kota Kediri Perawat Anestesi Pada. Pelayanan Pre
Berdasarkan Teori Watson. Jurnal Ners Anestesi Di RSUD Kebumen. Poltekkes.
dan Kebidanan, Volume 1, No. 3, Nopember Yogyakarta.
2014, hlm.178-183. Diakses : Nursalam, 2014. Konsep Dan Penerapan
h ps://media.neliti.com/. Metodologi Penelitian Ilmu
Kemenkes RI, 2015. Rencana Dan Strategi Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : Salemba
Kementerian Kesehatan Tahun 2015- Medika
2019.Kemenkes RI. 2015. Po er & Perry, 2012. Buku Ajar Fundamental
Kemenkes RI, Dalam Abdul, 2015. Hubungan Keperawatan: Konsep, Proses Dan
Perilaku Caring Perawat Dengan Praktek. Volume II. Jakarta: EGC.
Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Po er & Perry, 2013. Buku Ajar Fundamental
Rumah Sakit. Keperawatan: Konsep, Proses Dan
Laschinger, Gilbert & Smith, 2011. Patient Praktek. Volume II. Edisi Revisi. Jakarta:
Satisfaction As A Nurse-Sensitive EGC.
Outcome. In D. M. Doran (Ed., Nursing Rego, Godinho, Mcqueen, 2012. Emotional
Outcome: The State Of The Science, 2nd Intelligence In Nursing Work. Journal Of
Ed. Pp.359. London: Jones&Bartle Advanced Nursing, 47(1), 101-108. Diakses:
Learning. h ps://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/
Leininger, 2010 Dan Benner, 2010. From Novice 15186473.
To Expert: Excellence And Power In Singgih & Yulia, 2012. Psikologi Keperawatan.
Nursing Practice, Addison-Wesley, Libri: Jakarta.
Menlo Park, California Sitorus, 2013. Manajemen Keperawatan:
Manurung, S & Hutasoit, M 2013. Persepsi Manajemen Keperawatan Di Ruang
Pasien Terhadap Perilaku Caring Perawat Rawat, Sagung Seto, Cetakan I , Jakarta.
di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit. Jurnal Suarni ; Hadji, V; & Sja ar, E. 2018. Hubungan
Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 8, No. 3, Faktor Psikologis Dengan Kinerja
Oktober 2013. Perawat Dalam Pendokumentasian
Marriner & Tomey, 2012. Nursing Theorist And Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat
Their Work. Copy Right 2012, Mosby Inc Inap Rumah Sakit TK II Pelamonia
Mcdaniel Dalam Watson, Jean. 2012. Assessing Makassar. Manuskrip Tesis. Diakses :
And Measuring Caring In Nursing And pasca.unhas.ac.id/jurnal/
Health Science 2nd Edition. New York : Suliano, M & Sari, R. 2016. Hubungan Perilaku
Springer Publishing Company Inc. Caring Perawat Dengan Keyakinan Dan
Harapan Klien Kanker Di Rumah Sakit.
Morrison & Burnard, 2009. Caring & Media Medika Muda.Volume 1, Nomor 1,
Communication Hubungan Januari – April 2016. Diakses :

47 h ps://jurnal.ugm.ac.id/jkesvo Published online February 18, 2019


Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson...

h ps://ejournal2.undip.ac.id. Pasien Kankar Payudara Di RSUP


Sumartini, B.T. 2010. Pengaruh Penerapan H.Adam Malik Medan. Skripsi. Diakses:
Panduan Coaching Kepala Ruang h p://repository.usu.ac.id/handle/12345
terhadap Kemampuan Berfikir Kritis 6789/45064.
dan Pengambilan Keputusan Perawat Wardhono, 2012. Menuju Keperawatan
Primer dalam Proses Keperawatan di Profesional. Semarang: Akper Depkes.
Ruang Rawat Inap PKSC. Tesis. Tidak Watson, 2012. Assessing And Measuring
dipublikasikan. FIK UI. Caring In Nursing And Health Science
Suryantini, P., Fahmi Nur, 2014. Hubungan 2nd Edition. New York : Springer
Perilaku Caring Perawat Dengan Publishing Company Inc.
Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap Wolf, Miller & Devine, 2003. Relationship
Interna Gunung Jati Dan Gunung Giri Nurse Caring And Patient Satisfaction In
RSI. Sakinah Mojokerto. Jurnal Patient Undergoing Invasive Cardiac
Keperawatan Sehat, Volume 11, No. 2. Procedures. Research for Practice.
Diakses: ejournal.stikes-ppni.ac.id. MEDSURG
Tiara & Lestari. 2013. Hubungan Antara Caring Wright, Causey, & Dienemann, 2013. Patient
Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Satisfaction With Nursing Care In An
Klien Rawat Inap Di Rumah Sakit Urban And Suburban Emergency
Umum Daerah Pringsewu Lampung. Department. JONA: The Journal of
Jurnal Keperawatan, Vol IX, No. 2, Oktober Nursing Administration. 43(10):502–508,
2013. ISSN 1907-0357. Hal 115-119. O C T 2 0 1 3 . D O I :
Diakses : h p://ejurnal.poltekkes- 10.1097/NNA.0b013e3182a3e821.
tjk.ac.id. d i a k s e s :
Tumanggor. Hubungan Perilaku Caring h ps://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/
Perawat Dengan Tingkat Kecemasan 24061582.

Cecep Solehudin Firmansyah, dkk 48


Jurnal Keperawatan Profesional (JKP)
Volume 7, Nomor 2 Agustus 2019
p-ISSN: 2355-679X; e-ISSN: 2685-1830

Perilaku Caring Perawat dalam Memberikan Asuhan


Keperawatan di Salah Satu RS di Kabupaten Indramayu

Wiwin Nur Aeni1, Winani2, Hendri Sutioso3


1Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indramayu
Email : wiwinnuraeni505@gmail.com
2Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indramayu

Email : winani12@yahoo.co.id
3RSUD Kabupaten Indramayu

Email : hendrisutioso1979@gmail.com

Abstract

Nurses are required to have sensitivity and ability to


support patients' trust and welfare through caring
behavior. Nurse caring behavior will have a significant
influence on the patient's care process in the hospital. The
aim of study was to determine the description of nurse’s
caring behavior in nursing services in one hospital in
Indramayu Regency 2017. The study used descriptive
methode. Population was patients in the Inpatient Room
of one hospital in Indramayu Regency. Samples were 96
respondents which selected by accidental sampling
technique. Humanistic and Altruistic caring behaviors of
nurses were 91.7%, provide trust were 82.3%, foster
sensitivity to themselves and others were 69.8%, develop
a relationship between mutual trust in patients were
77.1%, increase and receive expressions of positive and
negative feelings towards patients were 77.1%, solving
problems for decision making were 65.6%, increased
learning and interpersonal teaching were 71.9%, creating
supportive physical, mental, sociocultural, and spiritual
environments were 81.3%, provide guidance in satisfying
needs were 69.8%, and allowing for phenomenological
stress to patient mental-growth and maturity pressure
were 52.1%. Nursing caring behavior in the Inpatient
Room of one hospital in Indramayu Regency were 53.1%.

Jurnal Keperawatan Profesional, F.Kes, Unuja


Wiwin Nur Aeni: Perilaku Caring Perawat

Keywords: Caring Behavior, Nurses, Service


Jurnal Keperawatan Profesional (JKP)
Volume 7, Nomor 2 Agustus 2019
p-ISSN: 2355-679X; e-ISSN: 2685-1830

Abstrak

Perawat dituntut memiliki kepekaan dan kemampuan


untuk mendukung kepercayaan dan kesejahteraan
pasien melalui perilaku caring. Perilaku caring perawat
akan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
proses perawatan pasien di rumah sakit. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku caring
perawat di salah satu rumah sakit di Kabupaten
Indramayu pada tahun 2017. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif. Populasi adalah pasien
di Ruang Rawat Inap salah satu rumah sakit di
Kabupaten Indramayu. Sampel sebanyak 96 responden
yang dipilih dengan teknik accidental sampling. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perilaku caring perawat
dalam Humanistic dan Altruistic adalah 91,7%,
memberikan kepercayaan 82,3%, menumbuhkan
kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain 69,8%,
mengembangkan hubungan antara rasa saling percaya
pada pasien 77,1%, meningkatkan dan menerima
ekspresi perasaan positif dan negatif terhadap pasien
77,1%, pemecahan masalah untuk pengambilan
keputusan 65,6%, peningkatan pembelajaran dan
pengajaran interpersonal 71,9%, menciptakan
lingkungan fisik, mental, sosiokultural, dan spiritual
yang mendukung 81,3%, memberikan panduan dalam
memenuhi kebutuhan memuaskan 69,8%, dan
mengijinkan terjadinya tekanan yang bersifat
fenomenologis adalah 52,1%. Perilaku caring pada
perawat di salah satu rumah sakit di Kabupaten
Indramayu adalah 53,1%.

Kata kunci: Caring, Perilaku, Perawat

Jurnal Keperawatan Profesional, F.Kes, Unuja


Jurnal Keperawatan Profesional (JKP)
Volume 7, Nomor 2 Agustus 2019
p-ISSN: 2355-679X; e-ISSN: 2685-1830

Pendahuluan perawat memiliki


Perawat pengetahuan yang
diharapkan memiliki memadai tentang
peran dalam kondisi penyakit
memberikan asuhan sehingga perawat
keperawatan kepada dapat mengatasi
pasien dengan keluhan yang dialami
kepercayaan penuh oleh masing-masing
berdasarkan budaya pasien.
dan keyakinan pasien. Perilaku caring
Di sinilah perawat perawat akan memiliki
dituntut untuk pengaruh yang
memiliki kepekaan signifikan terhadap
dan kemampuan proses perawatan
mendukung pasien di rumah sakit.
kepercayaan dan Pasien akan
kesejahteraan pasien. menikmati kualitas
Seni yang digunakan yang baik saat
oleh perawat untuk mendapatkan layanan
dapat memberikan kesehatan. Pasien
perawatan sesuai mendapatkan
dengan sains dan pengalaman kompilasi
teknologi berkorelasi dengan perawat dan
dengan latar belakang tim kesehatan lainnya
pasien. yang menunjukkan
(Holland, 2017) kesopanan dan
Pasien menginginkan perhatian. Tim
perawat yang kesehatan termasuk
melayani mereka perawat memiliki
memiliki sikap yang tujuan untuk
baik, tersenyum, memenuhi kebutuhan
sabar, dapat berbicara pasien (Edvardsson et
dengan mudah al, 2017).
dimengerti, dan ingin Tingkat kepuasan
membantu yang tulus pasien akan
dan mampu meningkat sejalan
menghargai pasien dengan penerapan
dan pendapat mereka. perilaku caring
Mereka berharap perawat. Tiara dan

Jurnal Keperawatan Profesional, F.Kes, Unuja


Wiwin Nur Aeni: Perilaku Caring Perawat

Lestari (2013) akan mempengaruhi


menyatakan bahwa proses perawatan
ada hubungan antara yang mereka jalani,
caring perawat dan baik secara psikologis
tingkat kepuasan maupun fisik. Secara
pasien di Ruang psikologis, kecemasan
Rawat Inap. Ketika anak-anak akan
perawat belum mengurangi kekebalan
optimal dalam tubuh. Secara fisik,
memberikan anak berisiko menolak
perawatan kepada tindakan yang akan
pasien, pasien akan diberikan oleh tim
merasa kurang puas medis.
dengan layanan yang Watson juga
diberikan oleh menekankan bahwa
perawat. Hal ini dalam sikap caring ini,
diperkuat oleh Afriani sepuluh faktor
(2013) yang carative harus
menyatakan bahwa tercermin yang berasal
perilaku caring dari kombinasi nilai-
seorang perawat akan nilai humanistik dan
berdampak pada pengetahuan dasar.
pengurangan Caring juga
kecemasan anak usia menekankan harga
sekolah yang dirawat diri individu, yang
di rumah sakit. Ini berarti bahwa dalam
menunjukkan praktik keperawatan,
pentingnya peran perawat selalu menilai
perawat dalam pasien dengan
memberikan menerima kekuatan
perawatan bagi pasien dan kelemahan
dan keluarga. Seorang pasien. Watson juga
anak yang dirawat di menunjukkan bahwa
rumah sakit respon masing-masing
diharapkan dapat individu terhadap
menjalani perawatan masalah kesehatan
terbebas dari adalah unik, yang
hospitalisasi. Hal itu berarti bahwa perawat
Wiwin Nur Aeni: Perilaku Caring Perawat

harus dapat menunjukkan bahwa


memahami respon masih ada hal yang
masing-masing pasien belum sesuai dengan
yang berbeda tugas dan tanggung
terhadap penderitaan jawab perawat sebagai
yang mereka alami wujud profesionalitas.
dan memberikan Apabila hal itu tidak
layanan kesehatan segera ditangani, akan
yang sesuai dalam berdampak pada
setiap respon yang penurunan kualitas
berbeda (Watson, layanan, Dampak
2005). yang lebih besar tentu
Perawat masih saja pada penurunan
memiliki kelemahan jumlah kunjungan
dalam aspek carative yang berisiko
meningkatkan menurunkan citra
pembelajaran rumah sakit dan
mengajar kesejahteraan
interpersonal yakni perawat. Oleh karena
sebanyak 69,52%. itu peneliti ingin
Berdasarkan Data mengetahui gambaran
Rekapitulasi Hasil perilaku caring
Pengaduan Pelanggan perawat dalam
dari Rekam Medis memberikan asuhan
salah satu rumah keperawatan.
sakit di Kabupaten Penelitian ini
Indramayu tahun bertujuan untuk
2017, masih mengetahui gambaran
ditemukan keluhan perilaku caring
pelanggan termasuk perawat dalam
mengenai perilaku memberikan asuhan
caring perawat yang keperawatan pada
kurang waspada pasien di ruang rawat
dalam memberikan inap salah satu rumah
layanan, ada sakit di Kabupaten
keinginan agar Indramayu 2017.
layanan perawat Hasil penelitian ini
diperbaiki. Ini dapat digunakan
Wiwin Nur Aeni: Perilaku Caring Perawat

sebagai rekomendasi inap (7 ruangan)


kepada direktur sebanyak 1000
rumah sakit dalam pasien. Pemilihan
meningkatkan sampel menggunakan
kualitas dan citra teknik accidental
rumah sakit di mata sampling. Jumlah
masyarakat. Selain sampel ditentukan
itu, diharapkan dapat dengan rumus Z
meningkatkan sebanyak 96
pengetahuan perawat responden. Instrumen
tentang pentingnya adalah kuesioner
perilaku merawat berdasarkan teori
dalam memberikan Watson, yang berisi 30
asuhan keperawatan, pernyataan. Data
karena merawat dianalisis dengan
adalah dasar atau analisis Univariat.
landasan dalam
pelayanan kesehatan. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil
Metode penelitian,
Penelitian ini karakteristik
menggunakan metode responden
penelitian deskriptif berdasarkan usia,
dengan tujuan jenis kelamin,
menggambarkan pendidikan, dan
perilaku caring pekerjaan dapat
perawat dalam diamati pada tabel 1
memberikan asuhan dan 2 di bawah ini :
keperawatan pada
Pasien di ruang rawat
inap salah satu rumah
sakit yang telah
terakreditasi di
Kabupaten Indramayu
pada tahun 2017.
Populasi adalah
semua pasien yang
dirawat di ruang rawat
Wiwin Nur Aeni: Perilaku Caring Perawat

Tabel 1: Karakteristik dilihat pada tabel


Umur Responden Di berikut 3:
Salah Satu Rumah
Sakit di Kabupaten
Indramayu 2017
(N=96)
Stand
No Karakteristik N % Mean
Med ard
Min Max
CI (95
1 Jenis Kelamin ian Devia %)
tion
a. Laki-Laki 52 54,2 Lower
b. Perempuan 44 45,8 46,5 15.2 41,46
Total 96 100 44.56 15 74
0 99 Upper
2 Pendidikan 47,66
c. SD 42 43,8 Tabel 3: Gambaran
d. SMP 35 36,5
e. SMA 15 15,6 Perilaku Caring
f. PT 4 4,2 Perawat di Salah Satu
Total
3 Work
96 100
Rumah Sakit di
g. IRT 29 30,2 Kabupaten Indramayu
h. Petani 14 14,6 2017
i. Wirausaha 39 40,6 No. Gambaran Caring Not caring
j. Pelajar 7 7,3 Caring
k. PNS 7 7,3 N % N %
Total 96 100 1. Humanistic 88 91,7 8 8,3

Tabel 2: Jenis dan


Altruistic
Kelamin, Pendidikan 2. Kepercayaa 79 82,3 17 17,7
dan Karakteristik n dan
Harapan
Kerja Responden di 3. Kesensitifa 67 69,8 29 30,2
Salah Satu Rumah n pada diri
dan orang
Sakit di Kabupaten lain
Indramayu 2017 4. Mengemba
ngkan
74 77,1 22 22,9

(N=96) hubungan
saling
Percaya
Hasil penelitian 5. Meningkat 74 77,1 22 22,9
gambaran perilaku kan
menerima
dan

caring perawat dalam ekspresi


memberikan asuhan perasaan
positif dan
keperawatan pada Negative
pasien di ruang rawat 6. Penyelesai
an masalah
63 65,6 33 34,4

inap di satu rumah untuk


sakit di Kabupaten pengambil
an
Indramayu dapat Keputusan
Wiwin Nur Aeni: Perilaku Caring Perawat

No. Gambaran Caring Not caring tidak pilih kasih


Caring
N % N % dalam
7 Peningkata
n 69 71,9 27 28,1 memperlakukan
pembelajar satu pasien dengan
an dan
pengajaran pasien lain,
Interperso berbicara dengan
nal
8. Menciptak 78 81,3 18 18,8 suara sopan dan
an lembut dan tidak
lingkungan
fisik, mengabaikan
mental, ucapan atau
sosio
kultural, ucapan dari
dan keluarga lain selain
spiritual
yang
orang tua mereka
Mendukun dan setiap salam
g
9. Memberi 67 69,8 29 30,2
dari pasien dan
bimbingan keluarga selama
dalam
memuaska
berhubungan
n dengan proses
kebutuhan
manusiawi
penyembuhan
10 Mengijink pasien selalu
an
terjadinya
50 52,1 46 47,9
ditindaklanjuti.
tekanan Bentuk nyata dari
yang
bersifat
perilaku perawat
Fenomenol dalam membentuk
ogis
11 Secara
sistem nilai
umum 51 53,1 45 46,9 Humanistik dan
perilaku
caring
Altruistik meliputi
perawat memanggil pasien
terhadap
Pasien
ke panggilan favorit
mereka,
Pembahasan menyediakan waktu
1. Humanistic dan untuk pasien
Altruistic meskipun mereka
sibuk, dan
menghormati dan
Penerapan
menghormati
perilaku yang
pendapat pasien
dilakukan oleh
mengenai
perawat antara lain
Wiwin Nur Aeni: Perilaku Caring Perawat

perawatan mereka. untuk


Alavi et al (2017) meningkatkan
menyebutkan kesehatan pasien.
bahwa dalam Ini sesuai dengan
konsep caring, pendapat Watson
perawat akan (2005), kehadiran
bekerja secara seorang perawat
efisien dalam akan
memberikan memungkinkan dan
perawatan kepada mendukung sistem
pasien dan kepercayaan,
keluarga, termasuk kesadaran diri dan
anak-anak di harapan seseorang
dalamnya. dalam hal ini
Perawatan terpusat pasien dan
pada kebutuhan keluarganya.
pasien dan Penerapan
keluarga dengan perilaku caring
memperhatikan memberikan
fitur humanistik harapan perawat,
berdasarkan antara lain dengan
keyakinan mereka. memberikan
antusiasme kepada
2. Kepercayaan dan pasien ketika
harapan mereka putus asa.
Rortveit et al
Perawat yang (2015) mengatakan
memberi harapan bahwa kepercayaan
akan membuat antara pasien dan
pasien mampu dan perawat sangat
optimis tentang mendasar. Ketika
kondisi mereka saat tidak ada
ini. Kepercayaan kepercayaan pada
dan harapan pasien keduanya, proses
diperlukan untuk perawatan tidak
perubahan perilaku bisa berjalan secara
pasien ke arah yang optimal. Pasien
diinginkan perawat menggambarkan
Wiwin Nur Aeni: Perilaku Caring Perawat

arti kepercayaan dengan pendapat


dalam hubungan Watson (2005),
keperawatan yang mendorong
melalui sikap praktik hubungan
dengan transpersonal,
menunjukkan bekerja di luar ego
secara eksistensial, sendiri dan menjadi
berdasarkan peka terhadap diri
pengalaman sendiri dan orang
kepercayaan lain. Penerapan
sebelumnya sampai perilaku tercermin
kepercayaan yang melalui tindakan
dirasakan dapat tidak mengabaikan
dirasakan, menilai informasi apa pun
kualitas hubungan dari keluarga
orang yang pasien,
menciptakan memperhatikan
kepercayaan, dan pasien ketika
relevansi konteks mereka berbicara,
kepercayaan di dan membantu
mana pun itu pasien dalam
terjadi. memenuhi
kebutuhan sehari-
3. Kesensitifan pada hari mereka. Aspek
diri dan orang lain memahami perawat
kepada pasien
Perawat yang berarti bahwa
telah mampu perawat memahami
menerapkan pasien. Perawat
perilaku caring ini tahu bahwa pasien
akan peka terhadap tidak hanya
perasaan dan membutuhkan
kebutuhan pasien perawatan, tetapi
sehingga dengan membutuhkan
mudah merasakan perawat yang
kebutuhan dan menganggap pasien
perasaan orang sebagai keluarga
lain. Ini konsisten mereka sendiri.
Wiwin Nur Aeni: Perilaku Caring Perawat

Sikap ini dilakukan dengan


adalah bagian dari memperkenalkan
layanan tanpa diri, menyebutkan
pamrih perawat nama pasien atau
yang berarti caring keluarga,
sebenarnya. merespons dengan
(Prayitno, 2017) baik panggilan atau
keluhan pasien
4. Mengembangkan atau keluarga, dan
hubungan saling menjawab
percaya pertanyaan yang
diajukan oleh
Pasien memiliki pasien dengan baik.
persepsi yang baik Venus dan Nabilah
tentang perawatan (2016) mengatakan
yang diberikan oleh bahwa perawat
perawat sehingga menggunakan
pasien memandang komunikasi
bahwa apa pun terapeutik untuk
yang dilakukan lebih dekat dan
perawat adalah hal mendapatkan
yang baik dan kepercayaan dari
pasien percaya pasien.
pada asuhan Kepercayaan pasien
keperawatan yang pada perawat
diberikan. memberi
Hasil penelitian kenyamanan
ini sejalan dengan pasien.
penelitian
Hafdhallah (2010) 5. Meningkatkan dan
yang membahas menerima ekspresi
tentang hubungan perasaan positif
karakteristik dan negative
individu dengan
persepsi perilaku Pasien perlu
caring perawat. bersikap realistis
Penerapan perilaku berdasarkan
caring ini dapat kondisi penyakit
Wiwin Nur Aeni: Perilaku Caring Perawat

mereka. Perawat 6. Penyelesaian


dapat membantu masalah untuk
pasien untuk pengambilan
bersikap realistis keputusan
tentang pikiran dan
perasaan. Tindakan Perawat yang
ini dicerminkan telah menerapkan
melalui dorong perilaku caring ini
yang diberikan akan membuat
kepada pasien atau pasien merasa puas
keluarga untuk dengan asuhan
mengungkapkan yang diberikan.
perasaan mereka, Ini sesuai dengan
menerima ekspresi pendapat
perasaan positif Sabarguna dalam
dan negatif untuk Waluyo (2009),
pasien atau yang menjelaskan
keluarga dan bahwa pelanggan
menunjukkan sikap puas jika
yang membuat layanannya benar,
pasien tidak sedih kompeten, ramah,
atau marah. dan menanggapi
Seorang pasien semua keluhan
akan memberikan dengan bijak.
persepsinya sendiri Perawat perlu
tergantung pada membahas masalah
bagaimana strategi yang menyangkut
perawat atau pasien,
petugas kesehatan memberikan solusi
berkomunikasi untuk keluhan dan
dengan pasien. perasaan yang
(Baker dan Watson, diungkapkan oleh
2015) pasien dan
menyelesaikan
masalah dengan
segera. Sikap
kepedulian perawat
dengan
Wiwin Nur Aeni: Perilaku Caring Perawat

memberikan Bentuk nyata


kontribusi kepada diantaranya
pasien dalam perawat
bentuk menjelaskan
pertimbangan keluhan setiap
untuk mengambil pasien secara
keputusan rasional, dan secara
memberikan energi ilmiah sesuai
positif diberikan dengan tingkat
kepada pasien. pemahaman pasien,
Cara yang tepat dan bagaimana
diperlukan untuk cara mengatasinya,
melengkapi input memberikan
sesuai dengan pendidikan
harapan pasien. kesehatan kepada
(Johansen dan pasien atau
Obrein, 2015) keluarga, memberi
pasien dan
7. Peningkatan keluarga
pembelajaran dan kesempatan untuk
pengajaran mengajukan
Interpersonal pertanyaan dan
menyapa atau
Perawat mengetuk pintu
memiliki peran mereka. Kualitas
sebagai pendidik. pribadi seorang
Peran ini sesuai perawat diperlukan
dengan sikap caring untuk berinteraksi
yang dengan pasien. Ini
mengharuskan dapat ditingkatkan
perawat mampu dengan
menjelaskan setiap pengembangan
masalah yang profesional
dihadapi dengan berkelanjutan.
jelas dan (Puspitaningrum &
menemukan cara Hartiti, 2017)
untuk
mengatasinya.
Wiwin Nur Aeni: Perilaku Caring Perawat

8. Menciptakan keramahan,
lingkungan fisik, perhatian dan
mental, sosio privasi.
kultural, dan Perawat perlu
spiritual yang memberi waktu dan
mendukung mendengarkan
keluhan pasien,
Perawat yang mendorong pasien
menerapkan untuk terus berdoa
perilaku caring atau beribadah
dapat memberikan untuk
harapan positif penyembuhan
untuk asuhan penyakit mereka
keperawatan yang dan mengendalikan
disediakan. Faktor pasien secara
perawatan paling teratur pagi, siang,
karatif yang malam. Perawat
berkontribusi juga dalam
terhadap harapan memberikan
pasien adalah asuhan
faktor menciptakan keperawatan tidak
fisik, lingkungan dapat dipisahkan
mental dari aspek spiritual
sosiokultural, dan yang merupakan
spiritual. Aspek bagian integral dari
yang terkait dengan interaksi perawat-
harapan individu pasien. Perlunya
akan layanan perasaan
kesehatan adalah komplementer
aspek fisik, mental, spiritual bagi
dan sosial, pasien dalam
kepuasan dengan menghadapi cobaan
lingkungan fasilitas yang mereka alami
perawatan melalui penyakit
kesehatan, suhu, mereka. Pemberian
udara, kebersihan, perawatan yang
kenyamanan, belum optimal
kecepatan layanan, dimungkinkan
Wiwin Nur Aeni: Perilaku Caring Perawat

karena perawat serta munculnya


masih fokus pada semangat
tugas rutin asuhan pemulihan.
keperawatan yang Perawat dapat
tidak komprehensif memberi tahu
dengan pasien kapan
mempertimbangkan mereka akan
kebutuhan spiritual mengambil
pasien tindakan,
(Purwaningsih, menunjukkan
2013). bahwa lingkungan
tetap bersih dan
9. Memberi bimbingan tetap tenang dan
dalam memuaskan menanyakan
kebutuhan tentang kondisi
manusiawi atau kondisi yang
dirasakan pasien.
Perawat yang manusia memiliki
telah mampu kebutuhan dasar
menerapkan universal.
perilaku ini dapat kebutuhan akan
membantu pasien layanan, aktivitas,
memenuhi dan hubungan.
kebutuhan dasar Pasien memiliki
mereka. Hal ini kebutuhan selama
sesuai dengan periode perawatan
pendapat Watson yang diberikan oleh
(2005), bahwa perawat sebagai
perawat yang bentuk perawatan.
mampu membantu itu memberikan
memenuhi kepuasan pasien
kebutuhan dasar (Gough, 2015)
manusia dengan
tulus membantu
pasien
meningkatkan
kesejahteraan fisik
dan psikologisnya
Wiwin Nur Aeni: Perilaku Caring Perawat

10. Mengijinkan proses simultan


terjadinya tekanan fenomena
yang bersifat penghargaan diri,
fenomenologis kematangan emosi,
dan sosial.
Hasil penelitian
ini sejalan dengan 11. Secara umum,
penelitian yang perilaku caring
dilakukan oleh Sari perawat terhadap
(2009) tentang pasien
deskripsi perilaku
caring perawat Hasil penelitian
terhadap pasien. Palese (2011)
Perawat menunjukkan
menerapkan karatif hubungan positif
caring ini antara perilaku
diantaranya dengan caring perawat dan
menjelaskan efek kepuasan pasien.
samping jika pasien Perawat yang lebih
minum obat tidak baik akan
sesuai dengan meningkatkan
aturan, proporsi kepuasan
menjelaskan risiko pasien dengan
yang mungkin asuhan
timbul saat makan keperawatan.
makanan di luar Kepuasan
dan menjelaskan pasien dalam
pentingnya istirahat asuhan
terkait dengan keperawatan adalah
kedatangan indikator penting
pengunjung pada dari kualitas
waktu istirahat. layanan rumah
Fenomena sakit karena
dalam caring ini sebagian besar
sejalan dengan layanan yang
yang diungkapkan tersedia di rumah
Sinaga (2016) sakit disediakan
dengan mengaitkan oleh perawat.
Wiwin Nur Aeni: Perilaku Caring Perawat

Penerapan perilaku Simpulan


caring yang
dilakukan oleh Secara umum,
perawat meliputi di perawat telah
antaranya dengan menerapkan perilaku
mendengarkan caring dalam
dengan penuh memberikan asuhan
perhatian, keperawatan. Perawat
memberikan rasa diharapkan dapat
nyaman, jujur, meningkatkan
sabar dan perilaku caring
bertanggung jawab, mereka menjadi lebih
yang tentu saja baik. Pihak
akan berdampak managemen rumah
pada peningkatan sakit diharapkan
kualitas asuhan memberikan perhatian
keperawatan. dan upaya nyata
Secara dalam mewujudkan
keseluruhan, caring oleh perawat.
perawat telah Institusi pendidikan
menerapkan sikap pula diharapkan
caring tetapi dapat menumbuhkan
implementasinya sikap caring bagi
belum optimal. mahasiwa perawat.
Kondisi yang sama
pula terjadi pada
mahasiswa perawat
yang praktik di
rumah sakit.
Mereka belum
sepenuhnya dapat
menerapkan sikap
caring (Arrohmah,
2017).
Wiwin Nur Aeni: Perilaku Caring Perawat

Daftar Pustaka Diponegoroyang


Afriani, H. (2013). Telah Menjalani
Hubungan Praktik Klinik DI
Penerapan Rumah Sakit.
Perilaku Caring Skripsi: Universitas
Perawat Dengan Diponegoro
Tingkat Semarang
Kecemasan Pada Baker, S.C. and
Anak Usia Sekolah Watson, B.M.
Yang Dirawat di (2015). How
RS PKU Patients Perceive
Muhammadiyah Their Doctors’
Yogyakarta. Communication:
Skripsi: STIKes Implications for
Aisyiah Patient Willingness
Yogyakarta. to
Alavi, A., Boroujeni, Communicate.Jour
A.Z., Yousefy, A., nal of Language
and Bahrami, M. and Social
(2017). Altruism, Psychology.
The Values https://doi.org/10
Dimension of .1177/0261927X1
Caring Self- 5587015
Efficacy Concept in Edvardsson, D.,
Iranian Pediatric Elizabeth W., and
Nurses. J Educ Frances P. (2017).
Health Promot. Patient experiences
2017; Vol 6: 8.. of caring and
doi: 10.4103/jehp.j person centredness
ehp_142_14 are associated with
Arrohmah, M. (2017). perceived nursing
Gambaran care quality.
Penerapan 10 Journal of
Faktor Karatif Advanced Nursing
Caring Pada Volume73, Issue1
Mahasiswa Pages 217-227
Keperawatan https://doi.org/10
Universitas .1111/jan.13105
Wiwin Nur Aeni: Perilaku Caring Perawat

Gough, I. (2015). Forum an


Climate change Independent Voice
and sustainable for Nursing.
welfare: the https://doi.org/10
centrality of .1111/nuf.12119
human needs. Munir, Z. (2019).
Cambridge Journal Hubungan Pola
of Economics, Asuh Orang Tua
Volume 39, Issue dalam
5, Pages 1191– Menstimulasi
1214, Perkembangan
https://doi.org/10 Motorik Kasar dan
.1093/cje/bev039 Halus Usia Pra
Hafdhallah. (2010). Sekolah. Jurnal
Hubungan Keperawatan
Karakteristik Profesional,
Individu Dengan 7(Pediatric), 55–71.
Persepsi Perilaku Retrieved from
Caring Perawat Di https://ejournal.u
Ruang Rawat Inap nuja.ac.id/index.p
BLUD RSU hp/jkp/index
Meuraxa Kota Palese. 2011.
Banda Aceh Surgical Patient
Holland, K. (2017). Satisfaction As An
Cultural Outcome Of
Awareness In Nurses Caring
Nursing And Health Behaviors A
Care : An Descriptive And
Introductory Text Correlational
/.Description: Third Study In Six
Edition. New York: European
Routledge, Countries. Jurnal
Johansen, M.L. and Of Nursing
O'Brien, J.L. Scholarship. 43:4.
(2015). Decision Prayitno, S. (2017).
Making in Nursing Pengaruh
Practice: A Concept Pemahaman
Analysis. Nursing Budaya Organisasi
Wiwin Nur Aeni: Perilaku Caring Perawat

Terhadap Kinerja 9786024751753


Perawat Instalasi Rortveit, K., Hansen,
Rawat Inap. B.S., Leiknes, I.,
Volume VII Nomor Joa, I., Testad, I.
1. ISSN: 2089- and Severinsson,
4686. E. (2015). Patients’
http://2trik.jurnal Experiences of
elektronik.com. Trust in the
Purwaningsih, Patient-Nurse
A.M.E., Relationship-A
Asmaningrum, N., Systematic Review
dan Wantiyah. of Qualitative
(2013). Hubungan Studies. Open
Perilaku Caring Journal of Nursing,
Perawat dengan 5,195-209.
Pemenuhan http://dx.doi.org/
Kebutuhan 10.4236/ojn.2015.
Spiritual pada 53024
Pasien Rawat Inap Sari. 2009.
di Rumah Sakit Gambaran
Umum Kaliwates Perilaku Caring
PT Rolas Perawat Terhadap
Nusantara Medika Pasien di Instalasi
Jember. Artikel Bedah Sentral
Ilmiah RSUP Dr Kariadi
Puspitaningrum, I Semarang
dan Hartiti, T. Sinaga, H. (2016).
(2017). Pengaruh Self-
Peningkatan Esteem,
Kualitas Personal Kematangan
dan Profesional Emosi, Dan
Perawat melalui Kematangan Social
Pengembangan Perawat Dan
Keprofesian Tenaga Medis
Berkelanjutan Terhadap Kualitas
(PKB). Pelayanan Pasien
Deepublish, ISBN di RS SOS
6024751753, Tembagapura.
Wiwin Nur Aeni: Perilaku Caring Perawat

Tugas Akhir Watson, D. G.,


Program Magister. (2005). Assessing
Program Pasca and measuring
Sarjana caring in nursing
Universitas and health
Terbuka Jakarta. sciences. New
Tiara dan Lestari, A. York: Springer
(2013). Perilaku publishing
Caring Perawat company
Dalam
Meningkatkan
Kepuasan Pasien
Rawat Inap. Jurnal
Keperawatan,
Volume IX, No. 2,.
ISSN 1907 – 0357
Venus, A. dan
Nabilah, D. (2016).
Pengalaman
Komunikasi
Terapeutik Perawat
Orang Lanjut Usia.
Jurnal
Communicate
Volume 1 Nomor 2.
ISSN. 2477-1376
hh. 75–86
Waluyo, K. O.
2009. Hubungan
Kepuasan dan
Harapan Pasien
dengan Mutu
Pelayanan di
Instansi Rawat
Jalan RSU DR.
Soetomo Surabaya.
http://isjd.pdii.lipi
.go.id/
Journal of Public Health Research 2021; volume 10:2212

Article

Job satisfaction and caring behavior among nurses in a military hospital:


A cross-sectional study
Kuswantoro Rusca Putra, Tutut Andayani, Evi Harwiati Ningrum
School of Nursing, Faculty of Medicine, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia

care, as well as professional maturity and willingness to nurture


Abstract their moral foundation.3 In general, nurses perform sufficient
Background: Caring is the major focus of nursing practice, patient care, however they often less attentive to caring behavior
and their behavior has an impact on the quality of patient care, and aspects.4 Another studies showed that nurses are more focused on
it is very important that they are satisfied while working. The the application of skills or carrying out a task than on existing car-
strong relationship between job satisfaction and nurses caring ing behaviors that demonstrate compassion, love, kindness, and
behavior is well established, and therefore the managers can be relationships.5 Their work performance appearance is influenced
encouraged to provide better conditions for nurses’ satisfaction. by job satisfaction.6-8
The aim of this study was to investigate the relationship between Nurses believe that the quality of care provided by their work
job satisfaction and the caring behavior of nurses in the Military unit has a strong impact on job satisfaction, and believe that their
Hospital. work unit provides excellent quality of care that also provides the
Design and Methods: A survey with a self-assessment ques- highest level of satisfaction.9 Job satisfaction is a pleasant feeling
tionnaire was carried out from August to December 2019. or assessing the expression of positive emotion to an individual’s
Participants were 121 nurses working in a military hospital work or working experience.10 Interpersonal relationships in the
Malang, Indonesia. The data was collected using the Job working place are providing good patient care, physical working
Satisfaction Survey (JSS) and Caring Behavior Inventory (CBI- conditions, salary, promotion, job security, responsibilities, work-
24). The data were analyzed using rank Spearman and multiple ing hours, management, staffing and resources, which are predic-
linear regression. tors of job satisfaction.11,12 There was no difference in overall sat-
Results: Job satisfaction had a positive correlation with the isfaction between military vs civilian services, professional vs
caring behavior of nurses (p=0.003; r=0.266). Furthermore, there non-professional nurses, general vs specialized care in military
were four job satisfaction dimensions namely supervision, contin- hospitals.6,13 The four most preferred responses were staff interac-
gent rewards, co-workers, nature of work and communication tion, patient care, unit or specialization, learning environment,
dimensions were positively correlated with nurses’ caring behav- while the least preferred were the hospital’s military/political
ior (p<0.05) while salary, promotion, benefits, operating proce- structure, staff shortages, schedules, and unsupportive administra-
dure dimensions are not related to nurse’s caring behavior tion.6 Based on the results above, this study aims to examine the
(p>0.05). relationship between Nurses’ job satisfaction and caring behavior
Conclusions: Caring behavior of nurses is influenced by job who work in the Military Hospital.
satisfaction. Therefore, it is necessary to provide supervision, con-
tingent rewards, empowerment, collaboration program for the
nurses to reconstruct the nursing working environment to be
healthier and increase the caring behavior of nurses. Design and Methods
The research uses a descriptive quantitative design with a
cross-sectional approach and random sampling. Overall respon-
dents involved in this study were 121 nurses working in the inpa-
Introduction tient wards at the Military Hospital in Malang, East Java. The
Quality health care is the result of collaboration between instrument used in measuring the job satisfaction was the Job
patients and health care providers in a supportive environment.1 Satisfaction Survey (JSS), which consists of 36 items, divided into
Nurses as professionals are responsible for the provision of high 9 sub-dimensions, namely: salary (4 item), promotion (4 item),
quality nursing care for better patient outcomes and every effort is fringe benefits (4 item), contingent rewards (4 item), supervision
made through their caring behavior.2 Furthermore, caring is an (4 item), operation procedure (4 item), Co-worker (4 item), nature
interpersonal process with a specific context characterized by of work (4 item), and communication (4 item). This instrument
excellent nursing skills, interpersonal responsiveness, and inti- uses a 6-point Likert scale (1 =disagree very much, 2=disagree
mate relationships initiated by the nurse’s need and openness to moderately, 3=disagree slightly, 4=agree slightly, 5=agree moder-

Significance for public health


The nurses are group of health-care professionals that have the largest number of healthcare workforce in the world. Nurses practice independently and have
the ability in promoting and maintaining human health. However, their job satisfaction is rarely investigated, and there are several negative impacts that may
arise from unsatisfied nurses. The decreased motivation in providing care, leading to an increase in patient complaints as well as potential safety incidence.
These consequences indicated a red flag for the qualified healthcare services provided in the public health. This study examines the relationship between job
satisfaction and the caring behavior of nurses. The result is expected to identify specific factors of job satisfaction that can be modified to maintain caring
behavior in which the decreasing quality of care can be prevented.

[Journal of Public Health Research 2021; 10:2212] [page 313]


Article

ately, 6=agree very much). The instrument used for measuring car- ing behavior. In addition, the correlation of ten domains of job sat-
ing behavior was Caring Behavior Inventory (CBI-24).15 This isfaction to nurses’ caring behavior were also closely examined
instrument consists of 24 items, divided into 4 sub-scale, assurance using multivariate linear regression model was examine and all the
(8 item), knowledge and skill (5 item), respectful (5 item) and con- statistical analysis was performed using SPSS 16.
nectedness (5 item). 6-point Likert scale (1=never, 2=almost never,
3=occasionally, 4=usually, 5=almost always, 6=always). The
instrument was tested for validity and reliability with the results of
all valid question items (r >0.45) and Cronbach Alpha value Results and Discussions
(0.907) for JSS and (0.954) for CBI-24. This research was con- The respondents’ characteristic data includes gender, age, edu-
ducted after obtaining ethical clearance from the Health Research cation, and experience as described in Table 1, which shows that
Ethics Commission of the Faculty of Medicine, Universitas the majority of respondents were male (73.6%), age <40 years
Brawijaya, Indonesia. All respondents participated had previously (85.1%), education diploma (75%), and experience > 5 year
received informed consent. Participants fully understand the con- (60.3%). Based on Table 2, it can be predicted using 95% confi-
cept of the research and agreed to respond to the questionnaire. The dence interval total score of job satisfaction score ranges from
entire survey process used anonymity and all personal information 3.93-4.09 (salary score was between 3.64-3.90; promotion scores
was kept confidential. The data collection was carried out by using between 3.63-3.83; fringe benefits scores between 3.53-3.72; con-
paper-based questionnaire, which was distributed to nurses at the tingent rewards scores between 3.71-3.95; supervision of the
inpatient wards. All the eligible nurses were given informed con- scores were between 4.20-4.48; operation procedure scores
sent prior to the survey distribution, and the consent were earned between 3.06-3.25; co-worker scores between 4.64-4.88; nature of
when nurses signed the informed consent form and completed the work scores between 4.77-4.96; communication scores between
survey. In terms of statistical analysis, the frequency distribution 3.85 4.20), while the caring behavior scores ranged from 4.21-
was used to perform a univariate analysis in the characteristics of 5.75. The relationship between total score of job satisfaction and
the respondents. While job satisfaction and caring behavior were its dimensions (salary, promotion, fringe benefits, contingent
examined using descriptive statistic. The Spearman rank test were rewards, supervision, operation procedure, co-worker, nature of
used to examine the relationship between job satisfaction and car- work, communication) and caring behavior can be seen in Table 3.
The score of the total job satisfaction has a relationship with caring
behavior (p<0.05). Sub variable job satisfaction (contingent
rewards, supervision, co-worker, nature of work, and communica-
Table 1. Characteristics of respondents based on gender, age, edu-
tion) has a relationship with caring behavior (p<0.05).
cation and experience (n=121).
Characteristics of respondents Frequency Percentage
Gender Table 3. Analysis of the relationship between variables total score
Female 32 26.4% job satisfaction (salary, promotion, fringe benefits, contingent
Male 89 73.6% rewards, supervision, operation procedure, co-worker, nature of
Age work, communication) and caring behavior variables (n=121).
20-30 53 43.8% Variable Correlation coefficient p-value
31-40 50 41.3%
>40 18 14.9% Job satisfaction (total) 0.26 0.003
Education Salary 0.02 0.824
Diploma 92 76% Promotion -0.12 0.185
Bachelor 29 24%
Fringe benefits -0.01 0.871
Experiences (year)
≤5 48 39.7% Contingent rewards 0.21 0.019
>5 73 60.3% Supervision 0.34 0.000
Operation procedure 0.02 0.826
Table 2. Distribution of variables job satisfaction (salary, promo- Co-worker 0.24 0.006
tion, fringe benefits, contingent rewards, supervision, operation Nature of work 0.35 0.000
procedure, co-worker, nature of work, communication) and car- Communication 0.25 0.000
ing behavior (n=121).
Variables Mean Median Min-Max SD 95% CI
Table 4. Multiple linear regression analysis.
Job satisfaction (total) 4.01 3.88 3.17 - 4.83 0.45 3.93 - 4.09 Independent variable B t-value p-value Adjusted R square
Salary 3.77 3.75 2.00 - 5.25 0.73 3.64 - 3.90
Promotion 3.73 3.75 2.25 - 5.00 0.56 3.63 - 3.83 Constant 4.930 0.201
Fringe benefits 3.63 3.50 2.00 - 4.75 0.52 3.53 - 3.72 Salary -.184 -2.281 0.024
Contingent rewards 3.83 3.75 2.50 - 5.00 0.66 3.71 - 3.95 Promotion -.037 -.517 0.606
Supervision 4.34 4.25 2.50 - 6.00 0.77 4.20 - 4.48 Fringe benefits .013 .143 0.887
Operation procedure 3.16 3.25 2.00 - 5.00 0.52 3.06 - 3.25 Contingent rewards -.159 -2.107 0.037
Co-worker 4.76 5.00 3.50 - 5.75 0.67 4.64 - 4.88 Supervision .196 2.322 0.022
Nature of work 4.87 4.75 3.50 - 5.75 0.53 4.77 - 4.96 Operation procedure -.101 -1.333 0.185
Communication 4.03 3.75 1.50 - 6.00 0.97 3.85 - 4.20 Co-worker -.071 -1.032 0.304
Caring behavior 5.16 5.08 4.21 - 5.75 0.39 4.21 - 5.75 Nature of work .135 1.616 0.109
SD, standard deviation; Min, minimal; Max, maximal; CI, confidence interval. Communication .190 3.028 0.003

[page 314] [Journal of Public Health Research 2021; 10:2212]


Article

From the performed multiple linear regression analysis, four tal management. Another very important factor to consider is the
job satisfaction dimensions (salary, contingent rewards, supervi- management of the communication skills in caring behavior in
sion, and communication) are greatly associated with nurses’ car- providing nursing care for patients and their families.
ing behavior (Table 4). The results of the multicollinearity assump-
tion test (tolerance value >0.27 and VIF <4.4), autocorrelation
(Durbin Watson=1.468), normality (probability plot, residual
Correspondence: Kuswantoro Rusca Putra, School of Nursing,
observations spread around the diagonal line), heteroscedasticity
Faculty of Medicine, Universitas Brawijaya, Jl. Puncak Dieng, Kunci,
(scatter plot, randomly spread residual observations), showed that
Kalisongo, Kec. Dau, Malang, East Java 65151, Indonesia.
multiple linear regression analysis can be performed. The results of
Tel. +62.341569117 - Fax: +62.341564755. E-mail: torro.fk@ub.ac.id
multiple linear regression analysis showed that only the salary,
contingent rewards, supervision and communication affect nurses’ Key words: Caring behavior; job satisfaction; military hospital; nurs-
caring behavior. The caring behavior of the nurses can be repre- es; quality.
sented by salary, contingent rewards, supervision, and communica-
tion by 20.1%, or in other words it contributed about 21.1% to the Acknowledgment: The author expresses profound gratitude to the
caring behavior of the nurses, while the remaining 79.9% is a con- Military Hospital in Malang for all the support and opportunity during
tribution from other factors that are not in the model linear regres- this study and the active participation of all nurses.
sion. Caring is at the core of nursing and the nurse caring behavior
is a service provided to the patients.14 Nurse job satisfaction is very Contributions: KRP contributed to the design and implementation of
important in providing high quality service to patients.1 Nurse’s the study, to the analysis of the results; TA assisted with the technical
job satisfaction can be measured in terms of salary, promotion, details and implementation of the study; KRP and EHN wrote the
supervision, benefits, contingent reward, operating procedures, co- manuscript with input from all authors.
workers, nature of work, and communication.15 This research
shows that nurses’ job satisfaction are positively related to their Conflict of Interests: The author declares that there was no conflict
caring behavior. This study is in line with the results of several of interest in this study.
studies, which reported that nurse caring behavior is influenced by
Funding: This study was independently funded by the authors.
job satisfaction.2,16,17 Other studies suggest that job satisfaction
can improve the performance of nurses and the quality of patient
Ethics approval: This study has been approved by Health Research
care.9,18-20
Ethics Committee of Faculty of Medicine, Universitas Brawijaya,
In this study, the salary and reward nurses receive is known to Malang, Indonesia (n. 253/EC/KEPK-S1-PSIK/09/2019).
have an impact on the nurses’ behavior. Salary is recognized as the
main reason for increased efforts to improve the quality of care and Conference presentation: Part of this study was presented at the 1st
nurses.7,21 Nurses prefer non-financial rewards, including commu- International Nursing and Health Sciences Symposium, November
nity appreciation and feedback, time and working management, 13th to 15th 2020, Brawijaya University, Malang, Indonesia.
job content and development opportunities, influencing and partic-
ipation are closely related to the importance of rewards.22 The Received for publication: 16 January 2021.
Accepted for publication: 20 March 2021.
direction in this study is negative, meaning that the greater the
salary received by nurses, the lower the nurses’ caring behavior. ©Copyright: the Author(s), 2021

This condition is suspected because most of the respondents have Licensee PAGEPress, Italy
worked for more than five years, in such a way that the salary and Journal of Public Health Research 2021;10:2212
rewards is quite stable. doi:10.4081/jphr.2021.2212
Supervision is one of the influencing factors to nurses’ per- This work is licensed under a Creative Commons Attribution
formance, such as the caring behavior. The better the supervision NonCommercial 4.0 License (CC BY-NC 4.0).
carried out at the hospital, the better the nurse’s performance.
These results are similar with previous study finding that supervi-
sion has an effect on nurses’ performance.8,23,24 Clinical supervi-
sion has significant impact on self-assurance improvement, an
increased nurse supportive behavior to their patients, relationship
with the patient, and taking responsibility.25 References
Communication is a factor that has the greatest influence on 1. Mosadeghrad AM. Factors influencing healthcare service qual-
nurse caring behavior, the better communication performed by ity. Int J Heal Policy Manag 2014;3:77-89.
nurse, the better nurse’s caring behavior. Good communication 2. Oluma A, Abadiga M. Caring behavior and associated factors
will improve the quality of nursing care delivered to patients.26,27 among nurses working in Jimma University specialized hospi-
The communication skills possessed by nurses affects their caring tal, Oromia, Southwest Ethiopia, 2019. BMC Nurs 2020;19:1-
behavior in providing nursing care to patients.28 7.
3. Finfgeld-Connett D. Meta-synthesis of caring in nursing. J
Clin Nurs 2008;17:196-204.
4. Yau XC, Tam WSW, Seah HWV, et al. An exploration of fac-
Conclusions tors influencing inpatient nurses’ care behaviour in an acute
Nurses’ caring behavior is very important for high quality hospital setting. Int J Qual Heal Care 2019;31:473-9.
health services, in such a way that the hospital management must 5. Vujanić J, Prlić N, Lovrić R. Nurses’ self-assessment of caring
implement a program to improve the nurses’ ability and skills. behaviors in nurse-patient interactions: A cross-sectional study.
Nurse satisfaction needs to be managed properly in order to Int J Environ Res Public Health 2020;17:1-15.
improve their performance, especially the implementation of car- 6. Allgood C, O’Rourke K, VanDerslice J, Hardy MA. Job satis-
ing in nursing services. Financial rewards are important, but non- faction among nursing staff in a military health care facility.
financial rewards are also very important to be managed by hospi- Mil Med 2000;165:757-61.

[Journal of Public Health Research 2021; 10:2212] [page 315]


Article

7. Ali M, Qun W. Factors contributing job satisfaction and job 18. Dekoulou P, Trivellas P. Measuring the impact of learning
performance of nurses in the healthcare industry. Int J Humanit organization on job satisfaction and individual performance in
Soc Dev Res 2019;3:7-22. Greek advertising sector. Procedia Soc Behav Sci
8. Doloh N, Tamtomo D, Sulaeman ES. Factors affecting work 2015;175:367-75.
performance among nurses in delivering health service for the 19. Abbas A. Impact of job satisfaction on job performance of
national health insurance patients at Dr. Moewardi Hospital, nurses at Al-Suwaira. Iraqi Natl J Nurs Spec 2017;30:73-82.
Surakarta. J Heal Policy Manag 2018;3:20-25. 20. Rudasingwa M, Uwizeye MR. Physicians’ and nurses’ atti-
9. Kvist T, Mäntynen R, Partanen P, et al. The job satisfaction of tudes towards performance-based financial incentives in
Finnish nursing staff: The development of a job satisfaction Burundi: A qualitative study in the province of Gitega. Glob
scale and survey results. Nurs Res Pract 2012;2012:1-11. Health Action 2017;10:1-15.
10. Lambrou P, Kontodimopoulos N, Niakas D. Motivation and 21. Seitovirta J, Lehtimäki AV, Vehviläinen-Julkunen K, et al.
job satisfaction among medical and nursing staff in a Cyprus Registered nurses’ perceptions of rewarding and its signifi-
public general hospital. Hum Resour Health 2010;8:1-9. cance. J Nurs Manag 2018;26:457-66.
11. Choi SPP, Cheung K, Pang SMC. Attributes of nursing work 22. Snowdon DA, Leggat SG, Taylor NF. Does clinical supervi-
environment as predictors of registered nurses’ job satisfaction sion of healthcare professionals improve effectiveness of care
and intention to leave. J Nurs Manag 2013;21:429-39. and patient experience? A systematic review. BMC Health
12. van der Doef M, Mbazzi FB, Verhoeven C. Job conditions, job Serv Res 2017;17:1-11.
satisfaction, somatic complaints and burnout among East 23. Mohammadi F, Nikan A, Movasagh F, et al. The effect of clin-
African nurses. J Clin Nurs 2012;21:1763-75. ical supervision on clinical decision. Int J Pharm Res
13. Zangaro GA, Johantgen M. Registered nurses’ job satisfaction 2019;11:1761-5.
in navy hospitals. Mil Med 2009;174:76-81. 24. Berggren I, Severinsson E. The influence of clinical supervi-
14. Shalaby SA, Janbi NF, Mohammed KK, et al. Assessing the sion on nurses’ moral decision making. Nurs Ethics
caring behaviors of critical care nurses. J Nurs Educ Pract 2000;7:124-33.
2018;8:77. 25. Khodadadi E, Ebrahimi H, Moghaddasian S, et al. The effect
15. Spector PE. Measurement of human service staff satisfaction: of communication skills training on quality of care, self-effica-
Development of the job satisfaction survey. Am J Community cy, job satisfaction and communication skills rate of nurses in
Psychol 1985;13:693-713. hospitals of Tabriz, Iran. J Caring Sci 2013;2:27-37.
16. Amelework N, Sisay G. Factors associated with nurses percep- 26. Vermeir P, Vandijck D, Degroote S, et al. Communication in
tion about nurse caring behaviors (case at hospitals of Harar healthcare: A narrative review of the literature and practical
Town, Eastern Ethiopia). Int J Heal Nursing Med 2019;1:21-9. recommendations. Int J Clin Pract 2015;69:1257-67.
17. Xerri MJ. Examining the relationship between organisational 27. Kirca N, Bademli K. Relationship between communication
justice, job satisfaction and the innovative behaviour of nurs- skills and care behaviors of nurses. Perspect Psychiatr Care
ing employees. Int J Innov Manag 2014;18:1-22. 2019;55:624-31.

[page 316] [Journal of Public Health Research 2021; 10:2212]

Anda mungkin juga menyukai