CARING
Oleh :
BAURU MALA
2016610016
Puji Syukur yang sedalam - dalamnya kami panjatkan kehadirat Allah Yang
Maha Kuasa karena hanya dengan rahmat dan petunjuk-Nya lah kami dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini.
Menyadari akan keterbatasan kemampuan kami, maka dalam hal ini kami mengharap
kritik dan saran membangun.
Besar harapan kami semoga penulisan makalah ini dapat memenuhi syarat.
Mudah-mudahan hasil dari tugas makalah ini dapat menjadi referensi yang
bermanfaat bagi kita sekalian, Amin.
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar.................................................................................................................... i
Daftar
Isi............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 .Latar
Belakang............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan
Masalah........................................................................................................ 1
1.3
Tujuan .............................................................................................................................
.. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Caring Secara
Umum........................................................ ……………………2
2.2 Perbedaan Caring dan
Curing............................................................................................. 5
2.3 Perilaku Caring Yang Dapat Ditemui Dalam Tatanan
Keperawatan.. ………………..7
2.4 Pengertian Transcultural
Nursing................................................................................. 9
2.5 contoh-contoh aplikasi traskultural nursing pada beberapa
masalah kesehatan............................................................................... ………………
….11
BAB III PENUTUP
3.1.
Kesimpulan......................................................................................... ………………18
3.2 Saran.................................................................................................... ……………
…18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Konsep Dasar
Keperawatan I, menambah wawasan tentang Konsep Caring di Sepanjang Rentang
Kehidupan, agar kami mahasiswa mengerti tentang bagaimana perilaku caring dalam
proses dan praktik keperawatan, dan sebagai salah satu sarana belajar mahasiswa
BAB II
PEMBAHASAN
Etika Pelayanan
Watson ( 1988 ) menyarankan agar caring sebagai suatu sikap moral yang ideal,
memberikan sikap pendirian terhadap pihak yang melakukan intervensi seperti
perawat. Sikap pendirian ini perlu untuk menjamin bahwa perawat bekerja sesuai
standar etika untuk tujuan dan motivasi yang baik. Kata etika merujuk pada kebiasaan
yang benar dan yang salah. Dalam setiap pertemuan dengan klien, perawat harus
mengetahui kebiasaan apa yang sesuai secara etika. Etika keperawatan bersikap unik,
sehingga perawat tidak boleh membuat keputusan hanya berdasarkan prinsip
intelektual atau analisis.
Etika keperawatan berfokus pada hubungan antara individu dengan karakter dan
sikap perawat terhadap orang lain. Etika keperawatan menempatkan perawat sebagai
penolong klien, memecahkan dilema etis dengan cara menghadirkan hubungan dan
memberikan prioritas kepada klien dengan kepribadian khusus.
Nurse Caring Behavior
1. Persepsi klien wanita ( Riemen, 1986 )
v Berespon terhadap keunikan klien
v Memahami dan mendukung perhatian klien
v Hadir secara fisik
v Memiliki sikap dan menunjukkan prilaku yang membuat klien merasa dihargai
sebagai manusia
v Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta
v Menunjukkan perhatian yang memberi kenyamanan dan merelaksasi klien
v Bersuara halus dan lembut
v Memberi perasaan nyaman
2. Persepsi klien pria ( Riemen, 1986 )
v Hadir secara fisik sehingga klien merasa dihargai
v Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta
v Membuat klien merasa nyaman, relaks, dan aman
v Hadir untuk memberi kenyamanan dan memenuhi kebutuhan klien sebelum
diminta
v Menggunakan suara dan sikap yang baik, halus, lembut dan menyenangkan
3. Persepsi klien kanker dan keluarga ( Mayer, 1986 )
v Mengetahui bagaimana memberikan injeksi dan mengelola peralatan
v Bersikap ceria
v Mendorong klien untuk menghubungi perawat bila klien mempunyai masalah
v Mengutamakan atau mendahulukan kepentingan klien
v Mengantisipasi pengalaman pertama adalah yang terberat
1. Kehadiran
Kehadiran adalah suatu pertemuan antara seseorang dengan seseorang lainnya yang
merupakan sarana untuk mendekatkan diri dan menyampaikan manfaat caring.
Menurut Fredriksson (1999), kehadiran berarti “ada di” dan “ada dengan”. “Ada di”
berarti kehadiran tidak hanya dalam bentuk fisik, melainkan juga komunikasi dan
pengertian. Sedangkan “ada dengan” berarti perawata selalu bersedia dan ada untuk
klien (Pederson, 1993). Kehadiran seorang perawat membantu menenangkan rasa
cemas dan takut klien karena situasi tertekan.
2. Sentuhan
Sentuhan merupakan salah satu pendekatan yang menenangkan dimana perawat dapat
mendekatkan diri dengan klien untuk memberikan perhatian dan dukungan. Ada dua
jenis sentuhan, yaitu sentuhan kontak dan sentuhan non-kontak. Sentuhan kontak
merupakan sentuhan langsung kullit dengan kulit. Sedangkan sentuhan non-kontak
merupakan kontak mata. Kedua jenis sentuhan ini digambarkn dalam tiga kategori :
a) Sentuhan Berorientasi-tugas
Saat melaksanakan tugas dan prosedur, perawat menggunakan sentuhan ini.
Perlakuan yang ramah dan cekatan ketika melaksanakan prosedur akan memberikan
rasa aman kepada klien. Prosedur dilakukan secara hati-hati dan atas pertimbangan
kebutuhan klien.
b) Sentuhan Pelayanan (Caring)
Yang termasuk dalam sentuhan caring adalah memegang tangan klien, memijat
punggung klien, menempatkan klien dengan hati-hati, atau terlibat dalam
pembicaraan (komunikasi non-verbal). Sentuhan ini dapat mempengaruhi keamanan
dan kenyamanan klien, meningkatkan harga diri, dan memperbaiki orientasi tentang
kanyataan (Boyek dan Watson, 1994).
c) Sentuhan Perlindungan
Sentuhan ini merupakan suatu bentuk sentuhan yang digunakan untuk melindungi
perawat dan/atau klien (fredriksson, 1999). Contoh dari sentuhan perlindungan adalah
mencegah terjadinya kecelakaan dengan cara menjaga dan mengingatkan klien agar
tidak terjatuh.
Sentuhan dapat menimbulkan berbagai pesan, oleh karena itu harus digunakan secara
bijaksana.
3. Mendengarkan
Untuk lebih mengerti dan memahami kebutuhan klien, mendengarkan merupakan
kunci, sebab hal ini menunjukkan perhatian penuh dan ketertarikan perawat.
Mendengarkan membantu perawat dalam memahami dan mengerti maksud klien dan
membantu menolong klien mencari cara untuk mendapatkan kedamaian.
4. Memahami klien
Salah satu proses caring menurut Swanson (1991) adalah memahami klien.
Memahami klien sebagai inti suatu proses digunakan perawat dalam membuat
keputusan klinis. Memahami klien merupakan pemahaman perawat terhadap klien
sebagai acuan melakukan intervensi berikutnya (Radwin,1995). Pemahaman klien
merupakan gerbang penentu pelayanan sehingga, antara klien dan perawat terjalin
suatu hubungan yang baik dan saling memahami.
6. Perawatan Keluarga
Keluarga merupakan sumber daya penting. Keberhasilan intervensi keperawatan
sering bergantung pada keinginan keluarga untuk berbagi informasi dengan perawat
untuk menyampaikan terapi yang dianjurkan. Menjamin kesehatan klien dan
membantu keluarga untuk aktif dalam proses penyembuhan klien merupakan tugas
penting anggota keluarga. Menunjukkan perawatan keluarga dan perhatian pada klien
membuat suatu keterbukaan yang kemudian dapat membentuk hubungan yang baik
dengan anggota keluarga klien.
2.4 Pengertian Transcultural Nursing
Transcultural Nursing adalah suatu keilmuwan budaya pada proses belajar dan
praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara
budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya
manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan
asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia
(Leininger, 2002).
b.Analisis kasus
Ditinjau dari keadaan fisik :
- Kegemukan
- Kadar gula darah di atas normal
Ditinjau dari pola hidup :
- Kurang aktivitas fisik
- Banyak mengkonsumsi makanan mengandung gula
c. Peran perawat
o Memberi interferensi berupa konsultasi, penyuluhan komunitas dan pasien,bantuan
dalam menjaga pola makan dan melakukan implementasi independent dari dokter
berupa pemberian obat dan aturan pemakaian.
o Memberikan pelayanan kesehatan selama medikasi di rumah sakit dan menjaga
kondisi kesehatan pasien agar tidak menurun bahkan meningkatkan kondisi
kesehatannya.
3.1. KESIMPULAN
Pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga ,
kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Keperwatan adalah suatu bentuk pelayanan
professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan
biologi, psikologi, social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada
individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup
manusia.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental,
keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan
melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam
upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta
pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama
(Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan
hidup sehat dan produktif.
3.2 SARAN
Dalam penyusunan kurikulum pendidikan perawatan seyogyanya memasukkan
unsur caring dalam setiap mata kuliah. Penekanan pada humansitik, kepedulian dan
kepercayaan, komitmen membantu orang lain dan berbagai unsur caring yang lain
harus sudah dibangun sejak perawat dalam masa pendidikan. Selain itu perlu
dilakukan sosialisasi konsep caring pada perawat guna memberikan pemahaman yang
mendalam tentang apa yang harus dilakukan perawat agar bersikap caring dalam
setiap kontak dengan pasien. Indikator-indikator caring harus dikenal dan
diaplikasikan dalam perawatan serta dievaluasi secara terus menerus
DAFTAR PUSTAKA
http://andaners.wordpress.com/2009/04/28/konsep-keperawatan-komunitas/
Watson, Jean. (2004). Theory of human Caring. Http: //www2.uchse.edu/son/caring
Meidiana Dwidiyanti. 2008. Keperawatan Dasar. Semarang. Hasani
http://usfinit-engky.blogspot.com/2011/12/makalah-konsep-caring.html
http://teguhyudi-teguhyudi.blogspot.com/2011/07/aplikasi-konsep-caring-dalam-
praktek.html
MAKALAH SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
Oleh :
BAURU MALA
2016610016
KATA PENGANTAR
Puji Syukur yang sedalam - dalamnya kami panjatkan kehadirat Allah Yang
Maha Kuasa karena hanya dengan rahmat dan petunjuk-Nya lah kami dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini.
Menyadari akan keterbatasan kemampuan kami, maka dalam hal ini kami mengharap
kritik dan saran membangun.
Besar harapan kami semoga penulisan makalah ini dapat memenuhi syarat.
Mudah-mudahan hasil dari tugas makalah ini dapat menjadi referensi yang
bermanfaat bagi kita sekalian, Amin.
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar.................................................................................................................... i
Daftar
Isi............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 .Latar
Belakang............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan
Masalah........................................................................................................ 1
1.3
Tujuan .............................................................................................................................
.. 1
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
3.1.
Kesimpulan......................................................................................... ………………17
3.2 Saran.................................................................................................... ……………
…17
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Oleh Sebab Itu, Dalam Makalah Ini Kami Akan Membahas Mengenai “Sistem
Pelayanan Kesehatan”
1.2. Rumusan Masalah
1.3.1. Tujuan Umum
1.3.2. Tujuan Khusus
1.4. Manfaat
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
Jadi Pelayanan Kesehatan Adalah Sub Sistem Pelayanan Kesehatan Yang Tujuan
Utamanya Adalah Promotif (Memelihara Dan Meningkatkan Kesehatan), Preventif
(Pencegahan),Kuratif (Penyembuhan), Dan Rehabilitasi (Pemulihan) Kesehatan
Perorangan, Keluarga, Kelompok Atau Masyarakat, Lingkungan. Yang Dimaksud
Sub Sistem Disini Adalah Sub Sistem Dalam Pelayanan Kesehatan Yaitu Input ,
Proses, Output, Dampak, Umpan Balik.
1. Input
2. Proses
3. Output
Merupakan Hasil Yang Diperoleh Dari Sebuah Proses. Output Pelayanan
Kesehatan Dapat Berupa Pelayanan Yang Berkualitas Dan Terjangkau Sehingga
Masyarakat Sembuh Dan Sehat.
4. Dampak
Merupakan Akibat Dari Output Atau Hasil Suatu Sistem, Terjadi Dalam Waktu
Yang Relatif Lama. Dampak Sistem Pelayanan Kesehatan Adalah Masyarakat Sehat,
Angka Kesakitan Dan Kematian Menurun.
5.Umpan Balik
3. Early Diagnosis And Prompt Treatment (Diagnosis Dini & Pengobatan Segera)
1. Rawat Jalan
Pusat Pelayanan Rawat Jalan, Sama Dengan Klinik, Memberi Pelayanan
Kesehatan Dengan Cara Rawat Jalan. Pusat Tersebut Mungkin Bergabung Dengan
Rumah Sakit Atau Berfungsi Secara Mandiri Dibawah Suatu Yayasan Atau Dibawah
Pengawasan Seorang Dokter Atau Sekelompok Dokter. Pusat Pelayanan Rawat Jalan
Mungkin Dapat Berlokasi Dalam Suatu Fasilitas Rawat Inap; Tetapi Sebagian Besar
Berdiri Sendiri Dan Berlokasi Jauh Dari Institusi Rawat Inap Yang Besar. “Pusat-
Bedah” Merupakan Salah Satu Contoh Dari Pusat Pelayanan Rawat Jalan Dimana
Klien Datang Untuk Melakukan Prosedur Oprasi Minor Seperti Pengangkatan
Katarak, Bedah Plastik, Dan Prosedur Endoskopi. “Pusat Perawatan Darurat” Yang
Memberikan Pelayanan 24 Jam Bagi Klien Dengan Cedera Minor Atau Penyakit
Seperti Laserasi Dan Influenza. Pusat Perawatan Darurat Menawarkan Alternatif
Pelayanan Seperti Yang Diberikan Pada Ruang Kedaruratan Rumah Sakit.
2. Institusi
3. Hospice
Adalah Suatu Sistem Perawatan Yang Berpusat Pada Keluarga Yang Bertujuan
Agar Klien Dapat Tinggal Dirumahnya Dengan Aman, Mandiri, Dan Penuh Harga
Diri, Sambil Meringankan Penderitaan Yang Disebabkan Oleh Penyakit Terminal
Yang Dideritanya. Fokus Perawatan Hospice Adalah Perawatan Paliatif, Bukan
Pengobatan Kuratif. Hospice Dapat Bermanfaat Untuk Klien Yang Berada Pada
Tahap Terminal Dengan Penyakit Apapun, Seperti Kardiomiopati, Sklerosis
Multiple, Aids, Kanker, Emfisema, Atau Penyakit Ginjal.
5. Politik
Kebijakan Pemerintah Melalui Sistem Politik Yang Ada Akan Sangat
Berpengaruh Sekali Dalam Sistem Pemberian Pelayanan Kesehatan. Kebijakan-
Kebijakan Yang Ada Dapat Memberikan Pola Dalam Sistem PelayanaN
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Oleh :
BAURU MALA
2016610016
Kata Pengantar
Puji Syukur Kita Ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa Yang Telah Melimpahkan
Rahmat Dan Karunia-Nya Sehingga Kami Bisa Menyelesaikan Makalah “Sejarah
Perkembangan Keperawatan Di Dunia Dan Di Indonesia”, Dengan Tepat Pada
Waktunya. Banyak Rintangan Dan Hambatan Yang Kami Hadapi Dalam Penyusunan
Makalah Ini. Namun Berkat Bantuan Dan Dukungan Dari Teman-Teman Serta
Bimbingan Dari Dosen Pembimbing, Sehingga Kami Bisa Menyelesaikan
Makalah Ini. Dengan Adanya Makalah Ini Di Harapkan Dapat Membantu Dalam
Proses Pembelajaran Dan Dapat Menambah Pengetahuan Para Pembaca. Penulis Juga
Tidak Lupa Mengucapkan Banyak Terima Kasih Kepada Semua Pihak Yang Telah
Memberikan Bantuan, Dorongan Dan Doa.
Tidak Lupa Pula Kami Mengharap Kritik Dan Saran Untuk Memperbaiki Makalah
Kami Ini, Di Karenakan Banyak Kekurangan Dalam Mengerjakan Makalah Ini.
Daftar Isi
Halaman
Judul …………………………………………………………………………. I
Kata
Pengantar……………………………………………………………………………….
. Ii
Daftar
Isi ……………………………………………………………………………………. Ii
i
Pendahuluan
…………………………………………………………………………………. Iv
Bab I Pendahuluan
Latar Belakang ………………………………………………………………………..
1
Tujuan…………………………………………………………………………………
………. 1
Bab Iii Penutup
Kesimpulan……………………………………………………………………………
…….10
Saran-
Saran……………………………………………………………………………………
…10
Daftar Pustaka
Bab I
PENDAHULUAN
Di Dunia Ini, Setiap Orang Pasti Pernah Merasakan Sakit. Bukan Hanya, Dokter Saja
Yang Mampu Mengobati, Dokter Juga Pastinya Membutuhkan Rekan Kerja Yang
Dapat Membantunya ,Yang Dapat Mengerti Tentang Masalah Medis. Perawatan Bagi
Individu Yang Sehat Ataupun Sakit, Dari Segala Umur, Latar Belakang, Budaya
,Emosi, Psikologis, Intelektual, Social, Dan Kebutuhan Rohani.
Pada Masalah Lalu, Pasang Surut Keperawatan Selalu Berkaitan Dengan Peperangan,
Serta Kemakmuran. Perkembangan Keperawatan Di Indonesia Dipengaruhi Oleh
Kondisi Social Ekonomi Yaitu Pada Saat Penjajahan Belanda, Inggris, Dan Jepang.
Pada Umumnya Pelayanan Orang-Orang Sakit Tersebut Dipandang Sebagai Suatu
Tindakan Amal.
1.2. Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
PEMBAHASAN
A.Definisi Keperawatan
Merawat Orang Sama Tuanya Dengan Keberadaan Umat Manusia. Oleh Karena Itu
Perkembangan Keperawatan, Termasuk Yang Kita Ketahui Saat Ini, Tidak Dapat
Dipisahkan Dan Sangat Dipengaruhi Oleh Perkembangan Struktur Dan Kemajuan
Peradaban Manusia. Kepercayaan Terhadap Animisme, Penyebaran Agama-Agama
Besar Dunia Serta Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat.
Perkembangan Keperawatan Masa Sebelum Masehi
Pada Permulaan Masehi, Agama Kristen Mulai Berkembang. Pada Masa Itu,
Keperawatan Mengalami Kemajuan Yang Berarti, Seiring Dengan Kepesatan
Perkembangan Agama Kristen. Ini Dapat Di Lihat Pada Masa Pemerintahan Lord
Constantine, Yang Mendirikan Xenodhoeum Atau Hospes (Latin), Yaitu Tempat
Penampungan Orang Yang Membutuhkan Pertolongan Terutama Bagi Orang-Orang
Sakit Yang Memerlukan Pertolongan Dan Perawatan.
Florence Nightingle, Lahir Dari Keluarga Kaya Dan Terhormat Pada Tahun 1820 Di
Flronce (Italia). Setahun Setelah Kelahirannya, Keluarga Florence Kembali Ke
Inggris. Di Inggris Florence Mendapatkan Pendidikan Sekolah Yang Baik Sehingga
Ia Mampu Menguasai Bahasa Perancis, Jerman, Dan Italia. Pada Usia 31 Tahun
Florence Mengikuti Kursus Pendidikan Perawat Di Keiserwerth (Italia) Dan
Liefdezuster Di Paris, Dan Setelah Pendidikan Ia Kembali Ke Inggris.
Pada Saat Perang Krim (Crimean War) Terjadi Di Turki Tahun 1854, Florence
Bersama 38 Suster Lainnya Di Kirim Ke Turki. Berkat Usaha Florence Dan Teman-
Teman, Telah Terjadi Perubahan Pada Bidang Hygiene Dan Keperawatan Dengan
Indikator Angka Kematian Turun Sampai 2%. Kontribusi Florence Nightingle Bagi
Perkembangan Keperawatan Adalah Menegaskan Bahwa Nutrisi Merupakan Satu
Bagian Penting Dari Asuhan Keperawatan, Meyakinkan Bahwa Okupasional Dan
Rekreasi Merupakan Suatu Terapi Bagi Orang Sakit, Mengidentifikasi Kebutuhan
Personal Klien Dan Peran Perawat Untuk Memenuhinya, Menetapkan Standar
Manajemen Rumah Sakit, Mengembangkan Suatu Standar Okupasi Bagi Klien
Wanita, Mengembangkan Pendidikan Keperawatan, Menetapkan 2 (Dua) Komponen
Keperawatan, Yaitu: Kesehatan Dan Penyakit. Meyakinkan Bahwa Keperawatan
Berdiri Sendiri Dan Berbeda Dan Berbeda Dengan Profesi Kedokteran Dan
Menekankan Kebutuhan Pendidikan Berlanjut Bagi Perawat.
A) Mesir
Bangsa Mesir Pada Zaman Purba Telah Menyembah Banyak Dewa. Dewa Yang
Terkenal Antara Lain Isis. Mereka Beranggapan Bahwa Dewa Ini Menaruh Minat
Terhadap Orang Sakit Dan Memberikan Pertolongan Pada Waktu Si Sakit Sedang
Tidur. Didirikanlah Kuil Yang Merupakan Rumah Sakit Pertama Di Mesir. Ilmu
Ketabiban Terutama Ilmu Bedah Telah Dikenal Oleh Bangsa Mesir Zaman Purba (±
4800 Sm). Dalam Menjalankan Tugasnya Sebagai Tabib Ia Menggunakan Bidai
(Spalk), Alat-Alat Pembalut, Ia Mempunyai Pengetahuan Tentang Anatomi, Hygienr
Umum Serta Tentang Obat-Obatan. Didalam Buku-Buku Tertulis Dalam Kitab
Papyrus Didalamnya Memuat Kurang Lebih 700 Macam Resep Obat-Obatan Dari
Mesir.
C ) Yahudikuno
Pada Masa Pemerintahan Kolonial Belanda, Perawat Berasal Dari Penduduk Pribumi
Yang Disebut “Velpleger” Dengan Dibantu “Zieken Oppaser” Sebagai Penjaga
Orang Sakit. Mereka Bekerja Pada Rumah Sakit Binnen Hospital Di Jakarta Yang
Didirikan Tahun 1799.
Pada Masa Voc Berkuasa, Gubernur Jendral Inggris Raffles (1812-1816), Telah
Memiliki Semboyan “Kesehatan Adalah Milik Manusia” Pada Saat Itu Raffles Telah
Melakukan Pencacaran Umum, Membenahi Cara Perawatan Pasien Dengan
Gangguan Jiwa Serta Memperhatikan Kesehatan Dan Perawatan Tahanan.
Dalam Kurun Waktu 1816-1942 Telah Berdiri Beberapa Rumah Sakit Swasta Milik
Misionaris Katolik Dan Zending Protestan Seperti: Rs. Persatuan Gereja Indonesia
(Pgi) Cikini-Jakarta Pusat, Rs. St. Carolos Salemba-Jakarta Pusat. Rs. St Bromeus Di
Bandung Dan Rs. Elizabeth Di Semarang. Bahkan Pada Tahun 1906 Di Rs. Pgi Dan
Tahun 1912 Di Rscm Telah Menyelenggarakan Pendidikan Juru Rawat. Namun
Kedatangan Jepang (1942-1945) Menyebabkan Perkembangan Keperawatan
Mengalami Kemunduran.
A)Periode1945-1962
Baru Kemudian Tahun 1953 Dibuka Sekolah Pengatur Rawat Dengan Tujuan
Menghasilkan Tenaga Perawat Yang Lebih Berkualitas. Pada Tahun 1955, Dibuka
Sekolah Djuru Kesehatan (Sdk) Dengan Pendidikan Sr Ditambah Pendidikan Satu
Tahun Dan Sekolah Pengamat Kesehatan Sebagai Pengembangan Sdk, Ditambah
Pendidikan Lagi Selama Satu Tahun.
Pada Tahun 1962 Telah Dibuka Akademi Keperawatan Dengan Pendidikan Dasar
Umum Sma Yang Bertempat Di Jakarta, Di Rs. Cipto Mangunkusumo. Sekarang
Dikenal Dengan Nama Akper Depkes Di Jl. Kimia No. 17 Jakarta Pusat.
B)Periode1963-1983
Periode Ini Masih Belum Banyak Perkembangan Dalam Bidang Keperawatan.
Pada Tahun 1972 Tepatnya Tanggal 17 April Lahirlah Organisasi Profesi Dengan
Nama Persatuan Perawat Nasional Indonesia (Ppni) Di Jakarta. Ini Merupakan Suatau
Langkah Maju Dalam Perkembangan Keperawatan. Namun Baru Mulai Tahun 1983
Organisasi Profesi Ini Terlibat Penuh Dalam Pembenahan Keperawatan Melalui
Kerjasama Dengan Chs, Depkes Dan Organisasi Lainnya.
Fokus Peran Dan Fungsi Perawat Bergeser Dari Penekanan Aspek Kuratif Kepada
Peran Aspek Preventif Dan Promotif Tanpa Meninggalkan Peran Kuratif Dan
Rehabilitatif. Kondisi Ini Menuntut Uapaya Kongkrit Dari Profesi Keperawatan,
Yaitu Profesionalisme Keperawatan. Proses Ini Meliputi Pembenahan Pelayanan
Keperawatan Dan Mengoptimalkan Penggunaan Proses Keperawatan, Pengembangan
Dan Penataan Pendidikan Keperawatan Dan Juga Antisipasi Organisasi Profesi
(Ppni).
A) Wawasan Keilmuan
B) Orientasi Pendidikan
C) Kerangka Konsep
Berpikir Ilmiah Pembiasaan Sikap Dan Tingkah Laku Profesional, Belajar
Aktif, Pendidikan Di Lingkungan Masyrakat Serta Penguasaan Iptek Keperawatan
Merupakan Karakteristik Dari Pendidikan Profesional Keperawatan.
Perubahan Adat Pelayanan Dari Fokasional Menjadi Perawat Dengan Fokus Asuhan
Keperawatan Dengan Peran Prefentif Dan Promotif Tanpa Melupakan Peran Kreatif
Dan Rehabilitatif Harus Didukung Dengan Peningkatan Sumber Daya Manusia
Dibidang Keperawatan. Sehingga Pada Pelaksaan Pemberian Sumber Keperawatan
Dapat Terjadinya Pelayanan Yang Efisien, Efektif, Serta Berkualitas. Selanjtunya,
Saat Ini Jug Atelah Berkembangan Berbagai Model Prektis Keperawatan Profesional,
Seperti :
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran
Dari Kesimpulan Yang Ada Maka Kita Sebagai Perawat Atau Calon Perawat Harus
Terus Meningkatkan Kompetensi Dirinya, Salah Satunya Melalui Pendidikan
Keperawatan Yang Berkelanjutan, Sehingga Kita Tidak Mengalami Ketertinggalan
Dari Keperawatan Internasional.
Daftar Pustaka
Stevens, P.J.M, Et Al. (1999) Ilmu Keperawatan. Jilid I, Ed. 2. Egc: Jakarta
MAKALAH FALSAFAH KEPERAWATAN
Oleh :
BAURU MALA
2016610016
B. Pentingnya Paradigma
Mengapa paradigma ini begitu penting ? dalam hal ini paradigma akan sangat
membantu seseorang ataupun masyarakat luas untuk memahami dunia kepada kita
dan membantu kita untuk memahami setiap fenomena yang terjadi di sekitar kita.
Fenomena dalam keperawatan adalah prilaku klien dalam menghadapi ketidakpastian
kondisinya atau menghadapi ketidaknyamanan dari sebagian atau seluruh anggota
tubuhnya atau masalah – masalah yang yang muncul dalam bidang keilmuan tertentu.
C. Tujuan Makalah
Untuk mengetahui falsafah paradigma keperawatan.
D. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud falsafah dan paradigma keperawatan perkembangan ilmu?
Bagaimana falsafah dan paradigma keperawatan?
BAB II
PEMBAHASAN
Hall (1968) memberikan gambaran tentang suatu profesi yaitu suatu pekerjaan
yang harus melalui proses empat tahapan antara lain :
http://www.slideshare.net/IyounkMandalahi/makalah-falsafah-dan-paradigma-
keperawatan
http://beequinn.wordpress.com/nursing/kdk-konsep-dasar-keperawatan/falsafah-dan-
paradigma-keperawatan-perkembangan-ilmu-keperawatan/
http://dickysatman.blogspot.co.id/2012/08/peran-dan-fungsi-perawat.html
http://oktavia-nurse.blogspot.co.id/2012/04/makalah-keperawatan-sebagai-
profesi.html
MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN
Oleh :
BAURU MALA
2016610016
Bab i
Pendahuluan
1.1 latar belakang
Perawat sebagai tenaga professional bertanggung jawab dan berwenang
memberikan pelayanan keperawanan secara mandiri dan berkolaborasi dengan tenaga
kesehatan sesuai dengan kewenangannya, terutama terkait dengan lingkup praktik
dan perawat.
Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat professional melalui kerjasma
bersifat kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan
asuhan keperawatan sesuai lingkupwewenang dan tanggung jawabnya.
Lingkup kewenangan perawat dalam praktik
keperawatan professional meliputi sistem klien (individu, keluarga, kelompok khusus
dan masyarakat) dalam rentang sehat dan sakit, sepanjang daur kehidupan.
Untuk penerapan praktik keperawatan tersebut perlu ketetapan (legislasi) yang
mngatur hak dan kewajiban perawat yang terkait, dengan pekerjaan profesi. Legislasi
dimaksudkan untuk memberikan perlindungan hukum bagi masyarakat, dan perawat.
Dalam rangka perlindungan hukum tersebut, perawat perlu diregistrasi, disertifikasi
dan memperoleh ijin praktik (lisensi).
Departemen kesehatan ri telah mengeluarkan kepmenkes no
1239/2001 tentang “registrasi dan praktik perawat”, ketetapan ini perlu dijabarkan
lebih lanjut, maka direktorat pelayanan keperawatan bekerjasama dengan bagian
hukmas departemen kesehatan dan organisasi profesi persatuan perawat nasional
indonesia (ppni) menyusun petunjuk pelaksanaan kepmenkes no 1239/2001 yang
meliputi hak, kewajiban dan wewenang, tindakan keperawatan, persyaratan praktik
keperawatan, mekanisme pembinaan dan pengawasan.
1.2 rumusan masalah
Bagaimana keperawata sebagai profesi itu?
Bagaimana peran dan fungsi perawat itu ?
1.3 tujuan
Makalah ini di buat dengan tujuan agar mahasiswa, tenaga kesehatan atau
tenaga medis dapat memahami keperawatan sebagai profesi,peran dan fungsi
perawat.
1.4 manfaat
Makalah ini di buat oleh kami agar kami dapat memahami dan
mengaplikasikan langsung dalam praktik di lapangan mengenai keperawatan sebagai
profesi,peran dan fungsi perawat.
Bab ii
Pembahasan
2.1 pengertian dan kriteria profesi.
Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa inggris “profess”,
yang dalam bahasa yunani adalah “επαγγελια”, yang bermakna: “janji untuk
memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap/permanen”.
Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan
terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi
profesi, kode etik, serta proses sertifikasidan lisensi yang khusus untuk bidang profesi
tersebut. Contoh profesi adalah pada
bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer,teknikdan desainer.
Seseorang yang memiliki suatu profesi tertentu, disebut profesional.
Walaupun begitu, istilah profesional juga digunakan untuk suatu aktivitas yang
menerima bayaran, sebagai lawan kata dariamatir. Contohnya adalah petinju
profesional menerima bayaran untuk pertandingan tinju yang dilakukannya,
sementara olahraga tinju sendiri umumnya tidak dianggap sebagai suatu profesi.
Menurut muchtar luthfi dari universitas riau (lihat mimbar,3, 1984:44), seseorang
disebut memiliki profesi bila ia memenuhi 8 (delapan) kriteria dan selanjutnya
ditambah 2 (dua) kriteria lainnya oleh finn (1953, lihat miarso, 1986:28-29) sebagai
berikut:
1. Profesi harus mengandung keahlian.
Artinya, suatu profesi itu mesti ditandai oleh suatu keahlian yang khusus untuk
profesi itu. Keahlian itu tidak dimiliki oleh profesi lain. Keahlian itu diperoleh
dengan cara mempelajarinya secara khusus; profesi bukan diwarisi.
2. Profesi dipilih karena panggilan hidup dan dijalani sepenuh waktu.
Artinya, profesi dipilih karena dirasakan sebagai kewajiban; sepenuh waktu
maksudnya dijalani dalam jangka yang panjang bahkan seumur hidup; bukan part-
time, melainkan full-time; bukan dilakukan sebagai pekerjaan sambilan atau
pekerjaan sementara yang akan ditinggalkan bila ditemukan pekerjaan lain yang
dirasakan lebih menguntungkan.
3. Profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal.
Artinya, profesi itu dijalani menurut aturan yang jelas, dikenal umum, teorinya
terbuka. Secara universal pegangannya itu diakui.
4.profesi adalah untuk masyarakat, bukan untuk diri sendiri.
Maksudnya ialah profesi itu merupakan alat dalam mengabdikan diri kepada
masyarakat, bukan untuk kepentingan diri sendiri seperti untuk mengumpulkan uang
atau mengejar kedudukan.
Apakah dengan demikian pemegang profesi tidak boleh menerima uang. Atau
dilarang menduduki jabatan? Kiranya tidaklah demikian. Pemegang profesi boleh
menerima uang, kedudukan, tetapi hal itu hanyalah sebagai penghargaan masyarakat
atau negara terhadap profesi. Penghargaan itu layak diterimanya, dan masyarakat
memang wajar memberinya.
5. Profesi harus dilengkapi dengan kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikasi.
Kompetensi dan kecakapan itu diperlukan untuk meyakinkan peran profesi itu
terhadap kliennya.
Kecakapan diagnostik sudah jelas kelihatan pada profesi kedokteran. Akan tetapi,
kadang kala ada profesi yang kurang jelas kecakapan diagnostiknya; ini tentu
disebabkan oleh belum berkembangnya teori dalam profesi itu. Kompetensi aplikatif
adalah kewenangan menggunakan teori-teori yang ada dalam keahliannya.
Penggunaan itu harus didahului oleh diagnosis. Seseorang yang tidak mampu
mendiagnosis tentu tidak berwenang melakukan apa-apa terhadap kliennya.
6. Pemegang profesi memiliki otonomi dalam melakukan tugas profesinya.
Otonomi ini hanya dapat dan boleh diuji atau dinilai oleh rekan-rekan seprofesinya.
Tegasnya, tidak boleh semua orang berbicara dalam semua bidang yang bukan
keahliannya.
7. Profesi mempunyai kode etik, disebut kode etik profesi.
Gunanya ialah untuk dijadikan pedoman dalam melakukan tugas profesi. Kode etik
itu tidak akan bermanfaat bila tidak diakui oleh pemegang profesi dan juga oleh
masyarakat.
8. Profesi harus mempunyai klien yang jelas, yaitu orang yang membutuhkan
layanan.
Klien disini maksudnya ialah pemakai jasa profesi. Pemakai profesi kedokteran
adalah orang sakit atau orang yang tidak ingin sakit. Klien guru adalah murid. Klien
tukang las adalah pemilik barang yang perlu dilas. Demikian selanjutnya.
9. Profesi memerlukan organisasi profesi yang kuat.
Gunanya adalah untuk keperluan meningkatkan mutu dan memperkuat profesi itu
sendiri.
10. Profesi harus mengenali dengan jelas hubungannya dengan profesi lain.
Pengenalan ini terutama diperlukan karena ada kalanya suatu garapan
melibatkan lebih dari satu profesi dan bahkan sebenarnya tidak ada asfek kehidupan
yang hanya ditangani oleh satu profesi saja. Misalnya, profesi pengobatan
bersangutan erat dengan masalah-masalah kemasyarakatan, ekonomi, agama bahkan
politik.oleh karena itu dokter harus juga mengetahui sangkutan profesinya dengan
profesi lain tersebut.
Kecenderungan spesialisasi hendaknya dibatasi pada pendalaman untuk
meningkatkan teori-teori dalam profesinya. Ini tidak diartikan “hanya berkewajiban
mengetahui teori-teori dalam profesinya”. Spesialisasi yang tidak mengenal apa-apa
yang ada di lingkungannya bukanlah profesi, karena spesialisasi seperti itu tidak akan
mampu melayani kliennya. Kliennya adalah objek yang tidak terlepas dari
lingkungannya.
Keperawatan bisa dikatakan sebagai sebagai sebuah profesi karena memiliki beberapa
hal. Beberapa hal yang menjadikan keperawatan sebagai profesi adalah sebagai
berikut :
Jenis data:
1.data objektif,yaitu data yang diperoleh melalui suatu pengukuran,pemeriksaan,dan
pengamatan, misalnya suhu tubuh,tekanan darah,serta warna kulit.
2.data subjektif,yaitu data yang di peroleh dari keluhan yang dirasakan pasien,atau
dari keluarga pasien/saksi lain misalnya kepala pusing,nyeri dan mual.
Sumber data:
1.sumber data primer,yaitu data yang di kumpulkan dari pasien yang berdasarkan
hasil pemeriksaan.
2.sumber data sekunder,yaitu data yang di peroleh dari orang lain,misalnyakeluarga
atau orang terdekat pasien.
3.sumber lain yang dapat di percaya,misalnya rekam medic dan catatan riwayat
perawatan pasien.
Pengelompokan data
1.data fisiologis/biologis
A.riwayat kesehatan dan penyakit
B.masalah kesehatan saat ini
C.masalah ganggun fungsi sehari-hari
D.masalah resiko tinggi
E.pengaruh perkembangan terhadap kehidupan
2.data psikologis
A.perilaku
B.pola emosional
C.konsep diri
D.gambaran diri
E.penampilan intelektual
F.tingkat pendidikan
G.daya ingat
3.data social
A.status ekonomi
B.kegiatan rekreasi
C.bahasa dan komunikasi
D.pengarah kebudayaan
E.sumber-sumber masyarakat
F.faktor risiko lingkungan
G.hubungan sosisal
H.hubungan dengan keluarga
I.pekerjaan
4.data spiritual
A.nilai-nilai/norma
B.kepercayaan
C.keyakinan
D.moral
2.11 fungsi perawat.
Organisasi keperawatan sedunia icn (1973) berpendapat bahwa, ”the unique
function of the nurse is to assist individual, sick or well in the performance of those
activities contributing to health or its recovery (or to a peaceful death) he would
perform unaided of he had necessary strength will or knowledge” yang artinya fungsi
unik perawat yaitu melakukan pengkajian pada individu sehat maupun sakit, dimana
segala aktivitas yang dilakukan berguna untuk kesehatan dan pemulihan kesehatan
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki. Aktivitas ini dilakukan dengan berbagai cara
untuk mengembalikan kemandirian pasien secepat mungkin”.
Dalam menjalan kan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi
diantaranya:
A. Fungsi independent
Merupan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat
dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri
dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti
pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan
aktifitas dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan keamanan dan kenyamanan,
pemenuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
B. Fungsi dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatan atas pesan atau
instruksidari perawat lain. Sehingga sebagian tindakan pelimpahan tugas yang di
berikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum atau
dari perawat primer ke perawat pelaksana.
C. Fungsi interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan
di antara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk
pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam
memberikan asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit
kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga
dari dokter ataupun yang lainnya.
Bab iii
Penutup
3.1 kesimpulan.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral
dari pelayanan kesehatan yang meliputi aspek bio-psilo-sosio-spiritual yang
komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga atau masyarakat yang sehat
maupun sakit yang mencangkup siklus hidup manusia. Keperawatan dapat dipandang
sebagai suatu profesi karena mempunyai body of knowledge, pendidikan berbasis
keahlian pada jenjang pendidikan tinggi, memberikan pelayanan kepada masyarakat
melalui praktik dalam bidang profesi, memiliki perhimpunan atau organisasi profesi,
memberlakukan kode etik keperawatan, otonomi dan motivasi bersifat altruistik.
Peran perawat profesional adalah pemberi asuhan keperawatan, pembuat
keputusan klinis, pelindung dan advokat klien, manager khusus, rehabilitator,
pemberi kenyamanan, komunikator, kolaborator, educator dan konsultan pembaharu.
3.2 saran.
Bagi mahasiswa keperawatan diharapakan mampu memahami dan
menerapkan keperawatan sebagai profesi,peran dan fungsi perawat dalam kehidupan
sehari-hari maupun nanti pada saat praktek lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Perkembangan perawat
Oleh :
BAURU MALA
2016610016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat Ini Dunia Keperawatan Semakin Berkembang. Hampir Dua Dekade Profesi Ini
Menyerukan Perubahan Paradigma. Perawat Yang Semula Tugasnya Hanyalah
Semata – Mata Menjalankan Perintah Dokter Kini Berupaya Meningkatkan Perannya
Sebagai Mitra Kerja Dokter Seperti Yang Sudah Dilakukan Di Negara – Negara
Maju. Perawat Dianggap Sebagai Salah Satu Profesi Kesehatan Yang Harus
Dilibatkan Dalam Pencapaian Tujuan Pembangunan Kesehatan Baik Di Dunia
Maupun Di Indonesia.
Sebagai Sebuah Profesi Yang Masih Berusaha Menunjukkan Jati Diri, Profesi
Keperawatan Dihadapkan Pada Banyak Tantangan. Tantangan Ini Bukan Hanya Dari
Eksternal Tapi Juga Dari Internal Profesi Ini Sendiri. Untuk Itu Perawat Dituntut
Memiliki Skill Yang Memadai Untuk Menjadi Seorang Perawat Profesional.
Seiring Dengan Berjalannya Waktu Dan Bertambahnya Kebutuhan Pelayanan
Kesehatan Menuntut Perawat Saat Ini Memiliki Pengetahuan Dan Keterampilan Di
Berbagai Bidang. Saat Ini Perawat Memiliki Peran Yang Lebih Luas Dengan
Penekanan Pada Peningkatan Kesehatan Dan Pencegahan Penyakit, Juga Memandang
Klien Secara Komprehensif.
B. Tujuan
Tujuan Umum : Adapaun Tujuan Penulisan Makalah Ini Adalah Agar Kita Dapat
Mengetahui Dan Memahami Perawat Sebagai Peran Dan Fungsi Perawat Profesional.
Tujuan Khusus Penulisan Makalah Ini Adalah:
1. Mengetahui Dan Memahami Pengertian Dari Perawat Sebagai Profesi.
2. Mengetahui Dan Memahami Pengertian Perawat Profesional.
3. Mengetahui Dan Memahami Peran Perawat Profesional.
4. Mengetahui Dan Memahami Fungsi Perawat Professional.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Perawat Adalah Seseorang Yang Telah Lulus Pendidikan Keperawatan, Baik Di
Dalam Maupun Di Luar Negeri Sesuai Dengan Perundang Undangan Yang Berlaku. (
Permenkes Ri No.1239 Tahun 2001 Tentang Registrasi Dan Praktek Perawat)
Keperawatan Adalah Suatu Bentuk Pelayanan Profesional Sebagai Bagian Integral
Dari Pelayanan Kesehatan Yang Meliputi Aspek Bio-Psilo-Sosio-Spiritual Yang
Komprehensif, Ditujukan Kepada Individu, Keluarga Atau Masyarakat Yang Sehat
Maupun Sakit Yang Mencangkup Siklus Hidup Manusia. ( Seminar Nasional
Keperawatan 1983 )
Perawat Profesional Adalah Perawat Yang Bertanggungjawab Dan Berwewenang
Memberikan Pelayanan Keparawatan Secara Mandiri Dan Atau Berkolaborasi
Dengan Tenaga Kesehatan Lain Sesuai Dengan Kewenanganya.(Depkes Ri,2002).
B. Peran Perawat Profesional
Peran Adalah Seperangkat Tingkah Laku Yang Diharapkan Oleh Orang Lain
Terhadap Seseorang Sesuai Kedudukannya Dalam Suatu System. Peran Dipengaruhi
Oleh Keadaan Sosial Baik Dari Dalam Maupun Dari Luar Dan Bersifat Stabil. Peran
Adalah Bentuk Dari Perilaku Yang Diharapkan Dari Seseorang Pada Situasi Sosial
Tertentu.
1. Pemberi Asuhan Keperawatan
Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan, Perawat Membantu Klien Mendapatkan
Kembali Kesehatannya Melalui Proses Penyembuhan. Perawat Memfokuskan
Asuhan Pada Kebutuhan Kesehatan Klien Secara Holistic, Meliputi Upaya Untuk
Mengembalikan Kesehatan Emosi, Spiritual Dan Sosial. Pemberi Asuhan
Memberikan Bantuan Kepada Klien Dan Keluarga Klien Dengan Menggunakan
Energy Dan Waktu Yang Minimal. Selain Itu, Dalam Perannya Sebagai Pemberi
Asuhan Keperawatan, Perawat Memberikan Perawatan Dengan Memperhatikan
Keadaan Kebutuhan Dasar Manusia Yang Dibutuhkan Melalui Pemberian Pelayanan
Keperawatan Dengan Menggunakan Proses Keperawatan Sehingga Dapat Ditentukan
Diagnosis Keperawatan Agar Bisa Direncanakan Dan Dilaksanakan Tindakan Yang
Tepat Dan Sesuai Dengan Tingkat Kebutuhan Dasar Manusia, Kemudian Dapat
Dievaluasi Tingkat Perkembangannya. Pemberian Asuhan Keperawatannya
Dilakukan Dari Yang Sederhana Sampai Yang Kompleks.
2. Pembuat Keputusan Klinis
Membuat Keputusan Klinis Adalah Inti Pada Praktik Keperawatan. Untuk
Memberikan Perawatan Yang Efektif, Perawat Menggunakan Keahliannya Berfikir
Kritis Melalui Proses Keperawatan. Sebelum Mengambil Tindakan Keperawatan,
Baik Dalam Pengkajian Kondisi Klien, Pemberian Perawatan, Dan Mengevaluasi
Hasil, Perawat Menyusun Rencana Tindakan Dengan Menetapkan Pendekatan
Terbaik Bagi Klien. Perawat Membuat Keputusan Sendiri Atau Berkolaborasi
Dengan Klien Dan Keluarga. Dalam Setiap Situasi Seperti Ini, Perawat Bekerja
Sama, Dan Berkonsultasi Dengan Pemberi Perawatan Kesehatan Professional
Lainnya (Keeling Dan Ramos,1995).
3. Pelindung Dan Advokat Klien
Sebagai Pelindung, Perawat Membantu Mempertahankan Lingkungan Yang Aman
Bagi Klien Dan Mengambil Tindakan Untuk Mencegah Terjadinya Kecelakaan Serta
Melindungi Klien Dari Kemungkinan Efek Yang Tidak Diinginkan Dari Suatu
Tindakan Diagnostic Atau Pengobatan. Contoh Dari Peran Perawat Sebagai
Pelindung Adalah Memastikan Bahwa Klien Tidak Memiliki Alergi Terhadap Obat
Dan Memberikan Imunisasi Melawat Penyakit Di Komunitas. Sedangkan Peran
Perawat Sebagai Advokat, Perawat Melindungi Hak Klien Sebagai Manusia Dan
Secara Hukum, Serta Membantu Klien Dalam Menyatakan Hak-Haknya Bila
Dibutuhkan. Contohnya, Perawat Memberikan Informasi Tambahan Bagi Klien Yang
Sedang Berusaha Untuk Memutuskan Tindakan Yang Terbaik Baginya. Selain Itu,
Perawat Juga Melindungi Hak-Hak Klien Melalui Cara-Cara Yang Umum Dengan
Menolak Aturan Atau Tindakan Yang Mungkin Membahayakan Kesehatan Klien
Atau Menentang Hak-Hak Klien. Peran Ini Juga Dilakukan Perawat Dalam
Membantu Klien Dan Keluarga Dalam Menginterpetasikan Berbagai Informasi Dari
Pemberi Pelayanan Atau Informasi Lain Khususnya Dalam Pengambilan Persetujuan
Atas Tindakan Keperawatan Yang Diberikan Kepada Pasien, Juga Dapat Berperan
Mempertahankan Dan Melindungi Hak-Hak Pasien Yang Meliputi Hak Atas
Pelayanan Sebaik-Baiknya, Hak Atas Informasi Tentang Penyakitnya, Hak Atas
Privasi, Hak Untuk Menentukan Nasibnya Sendiri Dan Hak Untuk Menerima Ganti
Rugi Akibat Kelalaian.
4. Manager Kasus
Dalam Perannya Sebagai Manager Kasus, Perawat Mengkoordinasi Aktivitas
Anggota Tim Kesehatan Lainnya, Misalnya Ahli Gizi Dan Ahli Terapi Fisik, Ketika
Mengatur Kelompok Yang Memberikan Perawatan Pada Klien. Berkembangnya
Model Praktik Memberikan Perawat Kesempatan Untuk Membuat Pilihan Jalur
Karier Yang Ingin Ditempuhnya.
Dengan Berbagai Tempat Kerja, Perawat Dapat Memilih Antara Peran Sebagai
Manajer Asuhan Keperawatan Atau Sebagai Perawat Asosiat Yang Melaksanakan
Keputusan Manajer (Manthey, 1990). Sebagai Manajer, Perawat Mengkoordinasikan
Dan Mendelegasikan Tanggung Jawab Asuhan Dan Mengawasi Tenaga Kesehatan
Lainnya.
5. Rehabilitator
Rehabilitasi Adalah Proses Dimana Individu Kembali Ke Tingkat Fungsi
Maksimal Setelah Sakit, Kecelakaan, Atau Kejadian Yang Menimbulkan
Ketidakberdayaan Lainnya. Seringkali Klien Mengalami Gangguan Fisik Dan Emosi
Yang Mengubah Kehidupan Mereka. Disini, Perawat Berperan Sebagai Rehabilitator
Dengan Membantu Klien Beradaptasi Semaksimal Mungkin Dengan Keadaan
Tersebut.
6. Pemberi Kenyamanan
Perawat Klien Sebagai Seorang Manusia, Karena Asuhan Keperawatan Harus
Ditujukan Pada Manusia Secara Utuh Bukan Sekedar Fisiknya Saja, Maka
Memberikan Kenyamanan Dan Dukungan Emosi Seringkali Memberikan Kekuatan
Bagi Klien Sebagai Individu Yang Memiliki Perasaan Dan Kebutuhan Yang Unik.
Dalam Memberi Kenyamanan, Sebaiknya Perawat Membantu Klien Untuk Mencapai
Tujuan Yang Terapeutik Bukan Memenuhi Ketergantungan Emosi Dan Fisiknya.
7. Komunikator
Keperawatan Mencakup Komunikasi Dengan Klien Dan Keluarga, Antar Sesama
Perawat Dan Profesi Kesehatan Lainnya, Sumber Informasi Dan Komunitas. Dalam
Memberikan Perawatan Yang Efektif Dan Membuat Keputusan Dengan Klien Dan
Keluarga Tidak Mungkin Dilakukan Tanpa Komunikasi Yang Jelas. Kualitas
Komunikasi Merupakan Factor Yang Menentukan Dalam Memenuhi Kebutuhan
Individu, Keluarga Dan Komunitas.
8. Penyuluh
Sebagai Penyuluh, Perawat Menjelaskan Kepada Klien Konsep Dan Data-Data
Tentang Kesehatan, Mendemonstrasikan Prosedur Seperti Aktivitas Perawatan Diri,
Menilai Apakah Klien Memahami Hal-Hal Yang Dijelaskan Dan Mengevaluasi
Kemajuan Dalam Pembelajaran. Perawat Menggunakan Metode Pengajaran Yang
Sesuai Dengan Kemampuan Dan Kebutuhan Klien Serta Melibatkan Sumber-Sumber
Yang Lain Misalnya Keluarga Dalam Pengajaran Yang Direncanakannya.
9. Kolaborator
Peran Perawat Disini Dilakukan Karena Perawat Bekerja Melalui Tim Kesehatan
Yang Terdiri Dari Dokter, Fisioterapi, Ahli Gizi Dan Lain-Lain Dengan Berupaya
Mengidentifikasi Pelayanan Keperawatan Yang Diperlukan Termasuk Diskusi Atau
Tukar Pendapat Dalam Penentuan Bentuk Pelayanan Selanjutnya.
10. Edukator
Peran Ini Dilakukan Dengan Membantu Klien Dalam Meningkatkan Tingkat
Pengetahuan Kesehatan, Gejala Penyakit Bahkan Tindakan Yang Diberikan,
Sehingga Terjadi Perubahab Perilaku Dari Klien Setelah Dilakukan Pendidikan
Kesehatan.
11. Konsultan
Peran Disini Adalah Sebagai Tempat Konsultasi Terhadap Masalah Atau Tindakan
Keperawatan Yang Tepat Untuk Diberikan. Peran Ini Dilakukan Atas Permintaan
Klien Tehadap Informasi Tentang Tujuan Pelayanan Keperawatan Yang Diberikan.
12. Pembaharu
Peran Sebagai Pembaharu Dapat Dilakukan Dengan Mengadakan Perencanaan,
Kerjasama, Perubahan Yang Sistematis Dan Terarah Sesuai Dengan Metode
Pemberian Pelayanan Keperawatan.
C. Fungsi Perawat
Definisi Fungsi Itu Sendiri Adalah Suatu Pekerjaan Yang Dilakukan Sesuai Dengan
Perannya. Fungsi Dapat Berubah Disesuaikan Dengan Keadaan Yang Ada. Dalam
Menjalankan Perannya, Perawat Akan Melaksanakan Berbagai Fungsi Diantaranya:
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Keperawatan Adalah Suatu Bentuk Pelayanan Profesional Sebagai Bagian
Integral Dari Pelayanan Kesehatan Yang Meliputi Aspek Bio-Psilo-Sosio-Spiritual
Yang Komprehensif, Ditujukan Kepada Individu, Keluarga Atau Masyarakat Yang
Sehat Maupun Sakit Yang Mencangkup Siklus Hidup Manusia. Keperawatan Dapat
Dipandang Sebagai Suatu Profesi Karena Mempunyai Body Of Knowledge,
Pendidikan Berbasis Keahlian Pada Jenjang Pendidikan Tinggi, Memberikan
Pelayanan Kepada Masyarakat Melalui Praktik Dalam Bidang Profesi, Memiliki
Perhimpunan Atau Organisasi Profesi, Memberlakukan Kode Etik Keperawatan,
Otonomi Dan Motivasi Bersifat Altruistik.
Peran Perawat Profesional Adalah Pemberi Asuhan Keperawatan, Pembuat
Keputusan Klinis, Pelindung Dan Advokat Klien, Manager Khusus, Rehabilitator,
Pemberi Kenyamanan, Komunikator, Kolaborator, Educator Dan Konsultan
Pembaharu.
Adapun Fungsi Perawat Profesional Adalah Sebagai Fungsi Independen, Dependen
Dan Interdependen.
Untuk Menunjang Keperawatan Professional Maka Di Perlukan Peningkatan Kualitas
Organisasi Profesi Keperawatan Dengan Berbagai Cara, Pendekatan Serta Kiat Kiat
Yang Lebih Difokuskan Pada Kemampuan Perawat Untuk Memberikan Asuhan
Keperawatan Secara Komprehensif Dengan Sentuhan Seni Dalam Arti Menggunakan
Kiat – Kiat Tertentu Dalam Upaya Memberikan Kenyaman Dan Kepuasan Pada
Klien
Saran
Kami Sadar Bahwa Penyusunan Makalah Ini Jauh Dari Sempurna. Untuk Itu Kami
Mengharapkan Kritik Dan Saran Yang Membangun.
Untuk Terakhir Kalinya Kami Berharap Pembuatan Makalah Ini Dapat Bermanfaat
Bagi Kita Semua Khususnya Bagi Perawat Sehingga Dapat Meningkatkan Kualitas
Kerja Dan Mampu Menjadi Perawat Profesional Dibidangnya.
Perkembangan perawat
Oleh :
BAURU MALA
2016610016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat Ini Dunia Keperawatan Semakin Berkembang. Hampir Dua Dekade Profesi Ini
Menyerukan Perubahan Paradigma. Perawat Yang Semula Tugasnya Hanyalah
Semata – Mata Menjalankan Perintah Dokter Kini Berupaya Meningkatkan Perannya
Sebagai Mitra Kerja Dokter Seperti Yang Sudah Dilakukan Di Negara – Negara
Maju. Perawat Dianggap Sebagai Salah Satu Profesi Kesehatan Yang Harus
Dilibatkan Dalam Pencapaian Tujuan Pembangunan Kesehatan Baik Di Dunia
Maupun Di Indonesia.
Sebagai Sebuah Profesi Yang Masih Berusaha Menunjukkan Jati Diri, Profesi
Keperawatan Dihadapkan Pada Banyak Tantangan. Tantangan Ini Bukan Hanya Dari
Eksternal Tapi Juga Dari Internal Profesi Ini Sendiri. Untuk Itu Perawat Dituntut
Memiliki Skill Yang Memadai Untuk Menjadi Seorang Perawat Profesional.
Seiring Dengan Berjalannya Waktu Dan Bertambahnya Kebutuhan Pelayanan
Kesehatan Menuntut Perawat Saat Ini Memiliki Pengetahuan Dan Keterampilan Di
Berbagai Bidang. Saat Ini Perawat Memiliki Peran Yang Lebih Luas Dengan
Penekanan Pada Peningkatan Kesehatan Dan Pencegahan Penyakit, Juga Memandang
Klien Secara Komprehensif.
B. Tujuan
Tujuan Umum : Adapaun Tujuan Penulisan Makalah Ini Adalah Agar Kita Dapat
Mengetahui Dan Memahami Perawat Sebagai Peran Dan Fungsi Perawat Profesional.
Tujuan Khusus Penulisan Makalah Ini Adalah:
1. Mengetahui Dan Memahami Pengertian Dari Perawat Sebagai Profesi.
2. Mengetahui Dan Memahami Pengertian Perawat Profesional.
3. Mengetahui Dan Memahami Peran Perawat Profesional.
4. Mengetahui Dan Memahami Fungsi Perawat Professional.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Perawat Adalah Seseorang Yang Telah Lulus Pendidikan Keperawatan, Baik Di
Dalam Maupun Di Luar Negeri Sesuai Dengan Perundang Undangan Yang Berlaku. (
Permenkes Ri No.1239 Tahun 2001 Tentang Registrasi Dan Praktek Perawat)
Keperawatan Adalah Suatu Bentuk Pelayanan Profesional Sebagai Bagian Integral
Dari Pelayanan Kesehatan Yang Meliputi Aspek Bio-Psilo-Sosio-Spiritual Yang
Komprehensif, Ditujukan Kepada Individu, Keluarga Atau Masyarakat Yang Sehat
Maupun Sakit Yang Mencangkup Siklus Hidup Manusia. ( Seminar Nasional
Keperawatan 1983 )
Perawat Profesional Adalah Perawat Yang Bertanggungjawab Dan Berwewenang
Memberikan Pelayanan Keparawatan Secara Mandiri Dan Atau Berkolaborasi
Dengan Tenaga Kesehatan Lain Sesuai Dengan Kewenanganya.(Depkes Ri,2002).
B. Peran Perawat Profesional
Peran Adalah Seperangkat Tingkah Laku Yang Diharapkan Oleh Orang Lain
Terhadap Seseorang Sesuai Kedudukannya Dalam Suatu System. Peran Dipengaruhi
Oleh Keadaan Sosial Baik Dari Dalam Maupun Dari Luar Dan Bersifat Stabil. Peran
Adalah Bentuk Dari Perilaku Yang Diharapkan Dari Seseorang Pada Situasi Sosial
Tertentu.
1. Pemberi Asuhan Keperawatan
Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan, Perawat Membantu Klien Mendapatkan
Kembali Kesehatannya Melalui Proses Penyembuhan. Perawat Memfokuskan
Asuhan Pada Kebutuhan Kesehatan Klien Secara Holistic, Meliputi Upaya Untuk
Mengembalikan Kesehatan Emosi, Spiritual Dan Sosial. Pemberi Asuhan
Memberikan Bantuan Kepada Klien Dan Keluarga Klien Dengan Menggunakan
Energy Dan Waktu Yang Minimal. Selain Itu, Dalam Perannya Sebagai Pemberi
Asuhan Keperawatan, Perawat Memberikan Perawatan Dengan Memperhatikan
Keadaan Kebutuhan Dasar Manusia Yang Dibutuhkan Melalui Pemberian Pelayanan
Keperawatan Dengan Menggunakan Proses Keperawatan Sehingga Dapat Ditentukan
Diagnosis Keperawatan Agar Bisa Direncanakan Dan Dilaksanakan Tindakan Yang
Tepat Dan Sesuai Dengan Tingkat Kebutuhan Dasar Manusia, Kemudian Dapat
Dievaluasi Tingkat Perkembangannya. Pemberian Asuhan Keperawatannya
Dilakukan Dari Yang Sederhana Sampai Yang Kompleks.
2. Pembuat Keputusan Klinis
Membuat Keputusan Klinis Adalah Inti Pada Praktik Keperawatan. Untuk
Memberikan Perawatan Yang Efektif, Perawat Menggunakan Keahliannya Berfikir
Kritis Melalui Proses Keperawatan. Sebelum Mengambil Tindakan Keperawatan,
Baik Dalam Pengkajian Kondisi Klien, Pemberian Perawatan, Dan Mengevaluasi
Hasil, Perawat Menyusun Rencana Tindakan Dengan Menetapkan Pendekatan
Terbaik Bagi Klien. Perawat Membuat Keputusan Sendiri Atau Berkolaborasi
Dengan Klien Dan Keluarga. Dalam Setiap Situasi Seperti Ini, Perawat Bekerja
Sama, Dan Berkonsultasi Dengan Pemberi Perawatan Kesehatan Professional
Lainnya (Keeling Dan Ramos,1995).
3. Pelindung Dan Advokat Klien
Sebagai Pelindung, Perawat Membantu Mempertahankan Lingkungan Yang Aman
Bagi Klien Dan Mengambil Tindakan Untuk Mencegah Terjadinya Kecelakaan Serta
Melindungi Klien Dari Kemungkinan Efek Yang Tidak Diinginkan Dari Suatu
Tindakan Diagnostic Atau Pengobatan. Contoh Dari Peran Perawat Sebagai
Pelindung Adalah Memastikan Bahwa Klien Tidak Memiliki Alergi Terhadap Obat
Dan Memberikan Imunisasi Melawat Penyakit Di Komunitas. Sedangkan Peran
Perawat Sebagai Advokat, Perawat Melindungi Hak Klien Sebagai Manusia Dan
Secara Hukum, Serta Membantu Klien Dalam Menyatakan Hak-Haknya Bila
Dibutuhkan. Contohnya, Perawat Memberikan Informasi Tambahan Bagi Klien Yang
Sedang Berusaha Untuk Memutuskan Tindakan Yang Terbaik Baginya. Selain Itu,
Perawat Juga Melindungi Hak-Hak Klien Melalui Cara-Cara Yang Umum Dengan
Menolak Aturan Atau Tindakan Yang Mungkin Membahayakan Kesehatan Klien
Atau Menentang Hak-Hak Klien. Peran Ini Juga Dilakukan Perawat Dalam
Membantu Klien Dan Keluarga Dalam Menginterpetasikan Berbagai Informasi Dari
Pemberi Pelayanan Atau Informasi Lain Khususnya Dalam Pengambilan Persetujuan
Atas Tindakan Keperawatan Yang Diberikan Kepada Pasien, Juga Dapat Berperan
Mempertahankan Dan Melindungi Hak-Hak Pasien Yang Meliputi Hak Atas
Pelayanan Sebaik-Baiknya, Hak Atas Informasi Tentang Penyakitnya, Hak Atas
Privasi, Hak Untuk Menentukan Nasibnya Sendiri Dan Hak Untuk Menerima Ganti
Rugi Akibat Kelalaian.
4. Manager Kasus
Dalam Perannya Sebagai Manager Kasus, Perawat Mengkoordinasi Aktivitas
Anggota Tim Kesehatan Lainnya, Misalnya Ahli Gizi Dan Ahli Terapi Fisik, Ketika
Mengatur Kelompok Yang Memberikan Perawatan Pada Klien. Berkembangnya
Model Praktik Memberikan Perawat Kesempatan Untuk Membuat Pilihan Jalur
Karier Yang Ingin Ditempuhnya.
Dengan Berbagai Tempat Kerja, Perawat Dapat Memilih Antara Peran Sebagai
Manajer Asuhan Keperawatan Atau Sebagai Perawat Asosiat Yang Melaksanakan
Keputusan Manajer (Manthey, 1990). Sebagai Manajer, Perawat Mengkoordinasikan
Dan Mendelegasikan Tanggung Jawab Asuhan Dan Mengawasi Tenaga Kesehatan
Lainnya.
5. Rehabilitator
Rehabilitasi Adalah Proses Dimana Individu Kembali Ke Tingkat Fungsi
Maksimal Setelah Sakit, Kecelakaan, Atau Kejadian Yang Menimbulkan
Ketidakberdayaan Lainnya. Seringkali Klien Mengalami Gangguan Fisik Dan Emosi
Yang Mengubah Kehidupan Mereka. Disini, Perawat Berperan Sebagai Rehabilitator
Dengan Membantu Klien Beradaptasi Semaksimal Mungkin Dengan Keadaan
Tersebut.
6. Pemberi Kenyamanan
Perawat Klien Sebagai Seorang Manusia, Karena Asuhan Keperawatan Harus
Ditujukan Pada Manusia Secara Utuh Bukan Sekedar Fisiknya Saja, Maka
Memberikan Kenyamanan Dan Dukungan Emosi Seringkali Memberikan Kekuatan
Bagi Klien Sebagai Individu Yang Memiliki Perasaan Dan Kebutuhan Yang Unik.
Dalam Memberi Kenyamanan, Sebaiknya Perawat Membantu Klien Untuk Mencapai
Tujuan Yang Terapeutik Bukan Memenuhi Ketergantungan Emosi Dan Fisiknya.
7. Komunikator
Keperawatan Mencakup Komunikasi Dengan Klien Dan Keluarga, Antar Sesama
Perawat Dan Profesi Kesehatan Lainnya, Sumber Informasi Dan Komunitas. Dalam
Memberikan Perawatan Yang Efektif Dan Membuat Keputusan Dengan Klien Dan
Keluarga Tidak Mungkin Dilakukan Tanpa Komunikasi Yang Jelas. Kualitas
Komunikasi Merupakan Factor Yang Menentukan Dalam Memenuhi Kebutuhan
Individu, Keluarga Dan Komunitas.
8. Penyuluh
Sebagai Penyuluh, Perawat Menjelaskan Kepada Klien Konsep Dan Data-Data
Tentang Kesehatan, Mendemonstrasikan Prosedur Seperti Aktivitas Perawatan Diri,
Menilai Apakah Klien Memahami Hal-Hal Yang Dijelaskan Dan Mengevaluasi
Kemajuan Dalam Pembelajaran. Perawat Menggunakan Metode Pengajaran Yang
Sesuai Dengan Kemampuan Dan Kebutuhan Klien Serta Melibatkan Sumber-Sumber
Yang Lain Misalnya Keluarga Dalam Pengajaran Yang Direncanakannya.
9. Kolaborator
Peran Perawat Disini Dilakukan Karena Perawat Bekerja Melalui Tim Kesehatan
Yang Terdiri Dari Dokter, Fisioterapi, Ahli Gizi Dan Lain-Lain Dengan Berupaya
Mengidentifikasi Pelayanan Keperawatan Yang Diperlukan Termasuk Diskusi Atau
Tukar Pendapat Dalam Penentuan Bentuk Pelayanan Selanjutnya.
10. Edukator
Peran Ini Dilakukan Dengan Membantu Klien Dalam Meningkatkan Tingkat
Pengetahuan Kesehatan, Gejala Penyakit Bahkan Tindakan Yang Diberikan,
Sehingga Terjadi Perubahab Perilaku Dari Klien Setelah Dilakukan Pendidikan
Kesehatan.
11. Konsultan
Peran Disini Adalah Sebagai Tempat Konsultasi Terhadap Masalah Atau Tindakan
Keperawatan Yang Tepat Untuk Diberikan. Peran Ini Dilakukan Atas Permintaan
Klien Tehadap Informasi Tentang Tujuan Pelayanan Keperawatan Yang Diberikan.
12. Pembaharu
Peran Sebagai Pembaharu Dapat Dilakukan Dengan Mengadakan Perencanaan,
Kerjasama, Perubahan Yang Sistematis Dan Terarah Sesuai Dengan Metode
Pemberian Pelayanan Keperawatan.
C. Fungsi Perawat
Definisi Fungsi Itu Sendiri Adalah Suatu Pekerjaan Yang Dilakukan Sesuai Dengan
Perannya. Fungsi Dapat Berubah Disesuaikan Dengan Keadaan Yang Ada. Dalam
Menjalankan Perannya, Perawat Akan Melaksanakan Berbagai Fungsi Diantaranya:
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Keperawatan Adalah Suatu Bentuk Pelayanan Profesional Sebagai Bagian
Integral Dari Pelayanan Kesehatan Yang Meliputi Aspek Bio-Psilo-Sosio-Spiritual
Yang Komprehensif, Ditujukan Kepada Individu, Keluarga Atau Masyarakat Yang
Sehat Maupun Sakit Yang Mencangkup Siklus Hidup Manusia. Keperawatan Dapat
Dipandang Sebagai Suatu Profesi Karena Mempunyai Body Of Knowledge,
Pendidikan Berbasis Keahlian Pada Jenjang Pendidikan Tinggi, Memberikan
Pelayanan Kepada Masyarakat Melalui Praktik Dalam Bidang Profesi, Memiliki
Perhimpunan Atau Organisasi Profesi, Memberlakukan Kode Etik Keperawatan,
Otonomi Dan Motivasi Bersifat Altruistik.
Peran Perawat Profesional Adalah Pemberi Asuhan Keperawatan, Pembuat
Keputusan Klinis, Pelindung Dan Advokat Klien, Manager Khusus, Rehabilitator,
Pemberi Kenyamanan, Komunikator, Kolaborator, Educator Dan Konsultan
Pembaharu.
Adapun Fungsi Perawat Profesional Adalah Sebagai Fungsi Independen, Dependen
Dan Interdependen.
Untuk Menunjang Keperawatan Professional Maka Di Perlukan Peningkatan Kualitas
Organisasi Profesi Keperawatan Dengan Berbagai Cara, Pendekatan Serta Kiat Kiat
Yang Lebih Difokuskan Pada Kemampuan Perawat Untuk Memberikan Asuhan
Keperawatan Secara Komprehensif Dengan Sentuhan Seni Dalam Arti Menggunakan
Kiat – Kiat Tertentu Dalam Upaya Memberikan Kenyaman Dan Kepuasan Pada
Klien
Saran
Kami Sadar Bahwa Penyusunan Makalah Ini Jauh Dari Sempurna. Untuk Itu Kami
Mengharapkan Kritik Dan Saran Yang Membangun.
Untuk Terakhir Kalinya Kami Berharap Pembuatan Makalah Ini Dapat Bermanfaat
Bagi Kita Semua Khususnya Bagi Perawat Sehingga Dapat Meningkatkan Kualitas
Kerja Dan Mampu Menjadi Perawat Profesional Dibidangnya.
MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN
CARING
Oleh :
STEFANUS NDARA KAKA
(2016610086)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang maha Esa
limpahan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Perawatan cering”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Konsep dasar keperawatan. Tujuan yang lebih khusus dari penulisan makalah
ini ialah untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana cara perawatan cering
yang baik dalam kehidupan sehari-hari, yang kami sajikan berdasarkan berbagai
sumber informasi, referensi, dan berita.
Kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen yang telah memberikan
tugas untuk menulis makalah ini, serta kepada teman-teman mahasiswa yang juga
sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan
makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang
penulis hadapi teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Akademi
Keperawatan unitri. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari sempurna. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
kami harapkan.
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar.................................................................................................................... i
Daftar
Isi............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 .Latar
Belakang............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan
Masalah........................................................................................................ 2
1.3
Tujuan .............................................................................................................................
.. 3
BAB II PEMBAHASAN
1. Apakah Pengertian caring consept secara umum dalam keperawatan ?
……………….4
3. Apasaja prilaku caring yang dapat ditemui dalam tatanan pelayanan kesehatan?
…….6
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Florence nightingale lahir pada tanggal 12 Mei 1820 di Florence Italia dan
meninggal dunia pada tanggal 13 Agustus 1910 di London Inggris pada usiannya
yang ke-90 tahun. Florence nightingale dibesarkan dalam keluarga yang berada,
namanya diambil dari kota tempat ia lahir. Semasa kecilnya ia tinggal di lea hurst
sebuah rumah besar dan mewah milik ayahnya yang brenama William nightingale
yang merupakan seorang tuan tanah terkaya di Derbishire dan ibunya adalah
keturunan ningrat dan terpandang.
Florence nightingale memiliki seorang saudara perempuan yang bernama parthenope.
Pada masa remajanya Florence nightingale lebih banyak keluar rumah dan membantu
warga sekitar yang membutuhkan. Ia jatuh cinta pada pekerjaan sosial keperawatan,
hingga akhirnya pada usianya yang cukup muda ia hanya menghabiskan waktu untuk
merawat orang-orang yang sakit, Florence nightingale menghidupkan konsep
penjagaan kebersihan rumah sakit dan kiat-kiat juru keperawatan. Kemudian,
Florence nightingale dikenal dengan nama “bidadari berlampu (the lady with the
lamp) atas jasanya yang tanpa kenal takut mengumpulkan korban perang pada perang
krimea.
Florence nightingale adalah perawat pertama kali ada di dunia dan beliau
dikenal sebagai wanita yang pantang menyerah dalam merawat pasien dan memiliki
jiwa penolong serta sangat berperan penting dalam perkembangan ilmu keperawatan.
Teori Florence nightingale lebih mengemukakan tentang lingkungan. Pandangan
model konsep dan teori ini merupakan gambaran dari bentuk pelayanan keperawatan
yang akan diberikan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia berdasarkan tindakan
dan lingkup pekerjaan dengan arah yang jelas dalam pelayanan keperawatan.pada
masa remaja mulai terlihat perilaku mereka yang kontras daan parthenope hidup
sesuai dengan martabatnya sebagai putri,seorang tuan tanah.pada masa itu wanita
ningrat,kaya,dan berpendidikan aktifitasnya cenderung bersenag-senang saja dan
malas,sementara florance lebih banyak keluar rumah dan membantu warga sekitar
yang membutuhkan.perawat pada masa itu perawat dianggap pekerjaan hina karena
Perawat disamakan dengan wanita tuna susila atau “buntut” (keluarga tentara
yang miskin ) Yng mwngikuti kemana tentara pergi.
Profesi perawat banyak berhadapan langsung dengan tubuh dalam keadaan
terbuka,sehingga dianggap profesi ini bukan profesi sopan wanita baik-baik dan
bnayak pasien memperlakukan wanita tidak berpendidikan yang berada dirumah
sakit dengan tidak senonoh perawat inggris pada masa itu lebih banyak laki-laki
dripada perempuan karena alasan-alasan tersebut di atas.
Perawat masa itu lebih sering berfungsi sebagai tukang masak.nama harum
florance melejit saat pecah perang krim antara inggris,peranci,dan turki melawan
rusia pada tahun 1854-1856. Saat itu banyak sekali tentara inggris yang terluka
dan dibiarkan terlantar dirumah sakit darurat dimedan perang karena tak
cukupnya tenaga perawat ditempat itu.florance dengan tulus dan berani
membawa 38 orang perawat kerumah sakit itu.selama 21 bulan
12 Rumusan Masalah
3. Apasaja prilaku caring yang dapat ditemui dalam tatanan pelayanan kesehatan?
13 Tujuan Masalah
Tujuan Umum :
Untuk memenuhi salah satu tugas Caring Manajemen Keperawatan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
3. Rubenfild (1999):
caring yaitu memberikan asuhan, tanggung jawab, dan ikhlas. Crips dan Taylor
(2001): caring merupakan fenomena universal yang mempengaruhi bagaimana
seorang berpikir, merasakan dan berperilaku, dalam hubungannya dengan orang lain.
4. Jean watson (1985):
caring merupakan komitmen moral untuk melindungi , mempertahankan, dan
meningkatkan martabat manusia.
Kebudayaan
Kebudayaan juga mempunyai pengaruh dalam perkembangan teori-teori
keperawatan diantaranya dengan adanya pandangan bahwa dalam memberikan
pelayanan keperawatan akan lebih baik dilakukan wanita karena wanita mempunyai
jiwa yang sesuai dengan kebutuhan perawat, akan tetapi perubahan identitas dalam
proses telah berubah seiring dengan perkembangan keperawatan.
Sistem pendidikan
Pada sistem pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan
besar dalam teori keperawatan dahulu pendidikan keperawatan beliau mempunyai
sistem dan kurikulum keperawatan yang jelas, akan tetapi keperawatan telah memiliki
sistem pendidikan keperawatan yang terarah sesuai dengan kebutuhan RS sehingga
teori-teori keperawatan juga berkembang dengan orientasi pada pelayanan
keperawatan.
ilmu Perkembangan keperawatan
Perkembangan ilmu keperawatan ditandai dengan adanya pengelompokan
ilmu keperawatan dasar ilmu menjadi ilmu keperawatan klinik dan ilmu keperawatan
komunitas yang merupakan cabang ilmu keperawatan yang khusus atau
subspesialisasi yang diakui sebagai bagian ilmu keperawatan.
BAB III
PENUTUP
31 Kesimpulan
Caring merupakan fenomena yang berhubungan dengan orang berhubungan
dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku kepada individu, keluarga, kelompok
dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan actual maupun potensial untuk
meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia.Model konseptual
keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi pekerjaan
yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan
memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi
agar mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dan tahu apa yang harus
perawat kerjakan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu
model konsep dalam suatu keperawatan, dan model konsep keperawatan digunakan
dalam menentukan model praktek keperawatan. Ada beberapa yang mempengarauhi
teori keperawatan yaitu, filosopi Nightingale, kebudayaan, pendidikan, dan ilmu
keperawan.
32 Saran
Dalam penyusunan makalah sebaiknya mahasiswa menggunakan minimal tiga
literatur untuk menghasilkan makalah yang isinya lengkap dan sebaiknya perlu
ditambahkan lagi buku-buku kesehatan lainnya yang belum tersedia di perpustakaan
untuk menunjang penyelesaian tugas mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
http://usfinit-engky.blogspot.com/2011/12/makalah-konsep-caring.html
http://teguhyudi-teguhyudi.blogspot.com/2011/07/aplikasi-konsep-caring-dalam-
praktek.html
MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN
Oleh :
(2016610086)
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
MALANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang maha Esa limpahan
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Sistem
pelayanan kesehatan”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Konsep dasar keperawatan. Tujuan yang lebih khusus dari penulisan makalah
ini ialah untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana cara ,Sistem pelayanan
kesehatan .yang baik dalam kehidupan sehari-hari, yang kami sajikan berdasarkan
berbagai sumber informasi, referensi, dan berita.
Kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen yang telah memberikan tugas
untuk menulis makalah ini, serta kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah
memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah
ini.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun
kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis
hadapi teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Akademi
Keperawatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, saran dan kritik
yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar.................................................................................................................... i
Daftar
Isi............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 .Latar
Belakang........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah...................................................................................................... 2
1.3
Tujuan ........................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian system
Kesehatan………………………………………………………….4
2. Pengertian Pelayanan
Kesehatan……………………………………………………….5
3. Sistem Pelayanan
Kesehatan…………………………………………………………...6
4. Tingkat Pelayanan
Kesehatan……………………………………………………….....7
3.2 Saran....................................................................................................
……………..14
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………15
BAB 1
LANDASAN TEORI
1.1. Latar belakang
Menurut Adisasmito(2007) sistem kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari
pembangunan kesehatan. Intinya sistem kesehatan merupakan seluruh aktifitas yang
mempunyai tujuan utama untuk mempromosikan, mengembalikan dan memelihara
kesehatan. Sistem kesehatan memberi manfaat kepada mayarakat dengan distribusi
yang adil. Sistem kesehatan tidak hanya menilai dan berfokus pada “tingkat manfaat”
yang diberikan, tetapi juga bagaimana manfaat itu didistribusikan.
Menurut Nototmodjo(2001) pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah
satu bentuk pelayanan yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu
sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai peran sangat penting lainnya dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah rumah sakit. Rumah
sakit sebagai suatu lembaga sosial yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, memiliki sifat sebagai suatu lembaga yang tidak ditujukan untuk mencari
keuntungan atau non profit organization. Walaupun demikian kita dapat menutup
mata bahwa dibutuhkan sistem informasi di dalam rumah sakit.
Menurut Wiku(2007) rumah sakit merupakan lembaga dalam mata rantai
Sistem Kesehatan Nasional dan mengemban tugas untuk memberikan pelayanan
kesehatan kepada seluruh masyarakat, karena pembangunan dan penyelenggaraan
kesehatan di rumah sakit perlu diarahkan pada tujuan nasional dibidang
kesehatan.Tidak mengherankan apabila bidang kesehatan perlu untuk selalu dibenahi
agar bisa memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk masyarakat. Untuk
mempertahankan pelanggan, pihak rumah sakit dituntut selalu menjaga kepercayaan
konsumen secara cermat dengan memperhatikan kebutuhan konsumen sebagai upaya
untuk memenuhi keinginan dan harapan atas pelayanan yang diberikan.
Menurut Nototmodjo(2001) tercantumnya pelayanan kesehatan sebagai hak
masyarakat dalam konstituisi, menempatkan status sehat dan pelayanan kesehatan
merupakan hak masyarakat. Fenomena demikian merupakan keberhasilan pemerintah
selama ini dalam kebijakan politik di bidang kesehatan (heath politics), yang
menuntut pemerintah maupun masyarakat untuk melakukan upaya kesehatan secara
tersusun, menyeluruh dan merata.
Oleh sebab itu, dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “Sistem
Pelayanan Kesehatan” .
1.2. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem pelayanan kesehatan?
2. Bagaimana sistem pelayanan kesehatan?
3. Apa saja tingkat pelayanan kesehatan?
4. Bagaimana lembaga pelayanan kesehatan?
5. Apa saja lingkup sistem pelayanan kesehatan?
6. Bagaimana pelayanan keperawatan dalam pelayanan kesehatan
7. Faktor apa saja yang mempengaruhi pelayanan kesehatan?
1.3. Tujuan
Tujuan umum
Mengetahui system pelayanan kesehatan di Indonesia. Mulai dari pelayanan,
tingkat, lembaga, ruang lingkup, hingga faktor yang mempengaruhi pelayanan
kesehatan.
Tujuan khusus
Untuk memenuhi tugas Konsep Dasar Keperawatan II tentang Sistem
Pelayanan Kesehatan.
Untuk menambah wawasan pengetahuan bagi mahasiswa (i) Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Darul Azhar Batulicin.
1.4. Manfaat
Bagi Penulis
Bagi Pembaca
1 Input
Merupakan sistem yang akan memberikan segala masukan untuk
berfungsinya sebuah sistem. Input pelayanan kesehatan meliputi: potensi
masyarakat, tenaga dan sarana kesehatan, dan sebagainya.
2 .Proses
Merupakan kegiatan merubah sebuah masukan menjadi sebuah hasil yang
diharapkan dari sistem tersebut. Proses dalam pelayanan kesehatan meliputi
berbagai kegiatan dalam pelayanan kesehatan.
3.Output
Merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah proses. Output pelayanan
kesehatan dapat berupa pelayanan yang berkualitas dan terjangkau sehingga
masyarakat sembuh dan sehat.
4.Dampak
Merupakan akibat dari output atau hasil suatu sistem, terjadi dalam waktu yang
relatif lama. Dampak sistem pelayanan kesehatan adalah masyarakat sehat, angka
kesakitan dan kematian menurun.
5.Umpan balik
Merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadi masukan. Terjadi dari sebuah
sistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Umpan balik dalam
pelayanan kesehatan dapat berupa kualitas tenaga kesehatan.
6.Lingkungan
Adalah semua keadaan diluar sistem tetapi dapat mempengaruhi pelayanan
kesehatan.
2.4. Tingkat Pelayanan Kesehatan
Menurut Leavel & Clark(2005) tingkat pelayanan kesehatan merupakan
bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan pada masyarakat. Dalam
memberikan pelayanan kesehatan harus memandang pada tingkat pelayanan
kesehatan yang akan diberikan, yaitu:
Health Promotion (Promosi Kesehatan)
Merupakan tingkat pertama dalam memberikan pelayanan melalui peningkatan
kesehatan. Bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat. Contoh:
kebersihan perorangan, perbaikan sanitasi lingkungan, dan sebagainya.
Specific Protection (Perlindungan Khusus)
Adalah masyarakat terlindung dari bahaya atau penyakit-penyakit tertentu. Contoh:
Imunisasi, perlindungan keselamatan kerja.
Early Diagnosis And Prompt Treatment (Diagnosis Dini & Pengobatan Segera)
Sudah mulai timbulnya gejala penyakit. Dilakukan untuk mencegah penyebaran
penyakit. Contoh: survey penyaringan kasus.
2.5. Lembaga Pelayanan Kesehatan
Menurut Hidayat(2008) lembaga pelayanan kesehatan merupakan tempat pemberian
pelayanan kesehatan pada masyarakat untuk meningkatkan status kesehatan.
Bervariasi berdasarkan tujuan pemberian pelayanan kesehatan.
Rawat Jalan
Pusat pelayanan rawat jalan, sama dengan klinik, memberi pelayanan kesehatan
dengan cara rawat jalan. Pusat tersebut mungkin bergabung dengan rumah sakit atau
berfungsi secara mandiri dibawah suatu yayasan atau dibawah pengawasan seorang
dokter atau sekelompok dokter. Pusat pelayanan rawat jalan mungkin dapat berlokasi
dalam suatu fasilitas rawat inap; tetapi sebagian besar berdiri sendiri dan berlokasi
jauh dari institusi rawat inap yang besar. “Pusat-Bedah” merupakan salah satu contoh
dari pusat pelayanan rawat jalan dimana klien datang untuk melakukan prosedur
oprasi minor seperti pengangkatan katarak, bedah plastik, dan prosedur endoskopi.
“Pusat perawatan darurat” yang memberikan pelayanan 24 jam bagi klien dengan
cedera minor atau penyakit seperti laserasi dan influenza. Pusat perawatan darurat
menawarkan alternatif pelayanan seperti yang diberikan pada ruang kedaruratan
rumah sakit.
Institusi
Lembaga institusional terdiri dari rumah sakit, fasilitas perawatan yang diperluas,
fasilitas psikiatri, dan pusat rehabilitasi. Semuanya menawarkan bentuk pelayanan
kesehatan rawat inap (klien diterima masuk dan tingga;l di suatu institusi untuk
penentuan diagnosa, menerima pelayanan pengobatan dan rehabilitasi). Sebagian
besar institusi juga menawarkan pelayanan rawat jalan (klien berkunjung ke suatu
institusi untuk menerima suatu episode diagnosa atau pengobatan yang akan selesai
dalam beberapa jam).
Hospice
Adalah suatu sistem perawatan yang berpusat pada keluarga yang bertujuan agar
klien dapat tinggal dirumahnya dengan aman, mandiri, dan penuh harga diri,
sambil meringankan penderitaan yang disebabkan oleh penyakit terminal yang
dideritanya. Fokus perawatan hospice adalah perawatan paliatif, bukan
pengobatan kuratif. Hospice dapat bermanfaat untuk klien yang berada pada tahap
terminal dengan penyakit apapun, seperti kardiomiopati, sklerosis multiple,
AIDS, kanker, emfisema, atau penyakit ginjal.
Community Based Agency
Merupakan bagian dari lembaga pelayanan kesehatan yang dilakukan pada klien pada
keluarganya, sebagaimana pelaksanaan perawatan keluarga seperti praktek perawat
keluarga dan lain-lain.
2.6. Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan
Menurut Perry(2009) dalam sistem pelayanan kesehatan dapat mencakup
pelayanan dokter, pelayanan keperawtan, dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Dokter merupakan subsistem dari pelayanan kesehatan. Subsistem pelayanan
kesehatan tersebut memiliki tujuan masing-masing dengan tidak meninggalkan tujuan
umum dari pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang ada sekarang ini dapat
diselenggarakan oleh pihak pemerintah maupun swasta. Dalam pelayanan kesehatan
terdapat 3 bentuk, yaitu:
Primary Health Care (Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama)
Pelayanan kesehatan ini dibutuhkan atau dilaksanakan pada masyarakat yang
memiliki masalah kesehatan yang ringan atau masyarakat sehat tetapi ingin
mendapatkan peningkatan kesehatan agar menjadi optimal dan sejahtera sehingga
sifat pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan dasar. Pelayanan kesehatan ini
dapat dilaksanakan oleh puskesmas atau balai kesehatan masyarakat dan lain-lain.
Secondary Helath Care (Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua)
Untuk pelayanan kesehatan ini diperlukan bagi masyarakat atau klien yang
membutuhkan perawatan dirumah sakit atau rawat inap dan tidak dilaksanakan di
pelayanan kesehatan utama. Pelayanan kesehatan ini dilaksanakan di rumah sakit
yang tersedia tenaga spesialis atau sejenisnya.
Tertiary Health Services (Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga)
Palayanan kesehatan ini merupakan tingkat pelayanan yang tertinggi dimana tingkat
pelayanan ini apabila tidak lagi dibutuhkan pelayanan pada tingkat pertama dan
kedua. Biasanya pelayanan ini membutuhkan tenaga-tenaga yang ahli atau spesialis
dan sebagai rujukan utama seperti rumah sakit yang tipe A atau B.
Oleh :
2016610067
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
MALANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang maha Esa limpahan
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Sistem
pelayanan kesehatan”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Konsep dasar keperawatan. Tujuan yang lebih khusus dari penulisan makalah
ini ialah untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana cara ,Sistem pelayanan
kesehatan .yang baik dalam kehidupan sehari-hari, yang kami sajikan berdasarkan
berbagai sumber informasi, referensi, dan berita.
Kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen yang telah memberikan tugas
untuk menulis makalah ini, serta kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah
memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah
ini.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun
kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis
hadapi teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Akademi
Keperawatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, saran dan kritik
yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar.................................................................................................................... i
Daftar
Isi............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 .Latar
Belakang........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah...................................................................................................... 2
1.3
Tujuan ........................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian system
Kesehatan………………………………………………………….4
2. Pengertian Pelayanan
Kesehatan……………………………………………………….5
3. Sistem Pelayanan
Kesehatan…………………………………………………………...6
4. Tingkat Pelayanan
Kesehatan……………………………………………………….....7
5. Lembaga Pelayanan Kesehatan……………………………………………..
………....8
6. Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan……………………………………...
………....9
7. Pelayanan Keperawatan Dalam Pelayanan
Kesehatan……………………................10
8. Faktor Yang Mempengaruhi Pelayanan
Kesehata…………………………..............11
masalah kesehatan...............................................................................
………………..12
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………15
BAB 1
LANDASAN TEORI
1.1. Latar belakang
Menurut Adisasmito(2007) sistem kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari
pembangunan kesehatan. Intinya sistem kesehatan merupakan seluruh aktifitas yang
mempunyai tujuan utama untuk mempromosikan, mengembalikan dan memelihara
kesehatan. Sistem kesehatan memberi manfaat kepada mayarakat dengan distribusi
yang adil. Sistem kesehatan tidak hanya menilai dan berfokus pada “tingkat manfaat”
yang diberikan, tetapi juga bagaimana manfaat itu didistribusikan.
Menurut Nototmodjo(2001) pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah
satu bentuk pelayanan yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu
sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai peran sangat penting lainnya dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah rumah sakit. Rumah
sakit sebagai suatu lembaga sosial yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, memiliki sifat sebagai suatu lembaga yang tidak ditujukan untuk mencari
keuntungan atau non profit organization. Walaupun demikian kita dapat menutup
mata bahwa dibutuhkan sistem informasi di dalam rumah sakit.
Menurut Wiku(2007) rumah sakit merupakan lembaga dalam mata rantai
Sistem Kesehatan Nasional dan mengemban tugas untuk memberikan pelayanan
kesehatan kepada seluruh masyarakat, karena pembangunan dan penyelenggaraan
kesehatan di rumah sakit perlu diarahkan pada tujuan nasional dibidang
kesehatan.Tidak mengherankan apabila bidang kesehatan perlu untuk selalu dibenahi
agar bisa memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk masyarakat. Untuk
mempertahankan pelanggan, pihak rumah sakit dituntut selalu menjaga kepercayaan
konsumen secara cermat dengan memperhatikan kebutuhan konsumen sebagai upaya
untuk memenuhi keinginan dan harapan atas pelayanan yang diberikan.
Menurut Nototmodjo(2001) tercantumnya pelayanan kesehatan sebagai hak
masyarakat dalam konstituisi, menempatkan status sehat dan pelayanan kesehatan
merupakan hak masyarakat. Fenomena demikian merupakan keberhasilan pemerintah
selama ini dalam kebijakan politik di bidang kesehatan (heath politics), yang
menuntut pemerintah maupun masyarakat untuk melakukan upaya kesehatan secara
tersusun, menyeluruh dan merata.
Oleh sebab itu, dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “Sistem
Pelayanan Kesehatan” .
1.2. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem pelayanan kesehatan?
2. Bagaimana sistem pelayanan kesehatan?
3. Apa saja tingkat pelayanan kesehatan?
4. Bagaimana lembaga pelayanan kesehatan?
5. Apa saja lingkup sistem pelayanan kesehatan?
6. Bagaimana pelayanan keperawatan dalam pelayanan kesehatan
7. Faktor apa saja yang mempengaruhi pelayanan kesehatan?
1.3. Tujuan
✔ Tujuan umum
✔ Tujuan khusus
✔ Untuk memenuhi tugas Konsep Dasar Keperawatan II tentang Sistem
Pelayanan Kesehatan.
✔ Untuk menambah wawasan pengetahuan bagi mahasiswa (i) Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Darul Azhar Batulicin.
1.4. Manfaat
● Bagi Penulis
● Bagi Pembaca
1 Input
Merupakan sistem yang akan memberikan segala masukan untuk
berfungsinya sebuah sistem. Input pelayanan kesehatan meliputi: potensi
masyarakat, tenaga dan sarana kesehatan, dan sebagainya.
2 .Proses
Merupakan kegiatan merubah sebuah masukan menjadi sebuah hasil yang
diharapkan dari sistem tersebut. Proses dalam pelayanan kesehatan meliputi
berbagai kegiatan dalam pelayanan kesehatan.
3.Output
Merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah proses. Output pelayanan
kesehatan dapat berupa pelayanan yang berkualitas dan terjangkau sehingga
masyarakat sembuh dan sehat.
4.Dampak
Merupakan akibat dari output atau hasil suatu sistem, terjadi dalam waktu yang
relatif lama. Dampak sistem pelayanan kesehatan adalah masyarakat sehat, angka
kesakitan dan kematian menurun.
5.Umpan balik
Merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadi masukan. Terjadi dari sebuah
sistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Umpan balik dalam
pelayanan kesehatan dapat berupa kualitas tenaga kesehatan.
6.Lingkungan
Adalah semua keadaan diluar sistem tetapi dapat mempengaruhi pelayanan
kesehatan.
2.4. Tingkat Pelayanan Kesehatan
Menurut Leavel & Clark(2005) tingkat pelayanan kesehatan merupakan
bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan pada masyarakat. Dalam
memberikan pelayanan kesehatan harus memandang pada tingkat pelayanan
kesehatan yang akan diberikan, yaitu:
● Health Promotion (Promosi Kesehatan)
Merupakan tingkat pertama dalam memberikan pelayanan melalui peningkatan
kesehatan. Bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat. Contoh:
kebersihan perorangan, perbaikan sanitasi lingkungan, dan sebagainya.
● Specific Protection (Perlindungan Khusus)
Adalah masyarakat terlindung dari bahaya atau penyakit-penyakit tertentu. Contoh:
Imunisasi, perlindungan keselamatan kerja.
● Early Diagnosis And Prompt Treatment (Diagnosis Dini & Pengobatan Segera)
Sudah mulai timbulnya gejala penyakit. Dilakukan untuk mencegah penyebaran
penyakit. Contoh: survey penyaringan kasus.
2.5. Lembaga Pelayanan Kesehatan
Menurut Hidayat(2008) lembaga pelayanan kesehatan merupakan tempat pemberian
pelayanan kesehatan pada masyarakat untuk meningkatkan status kesehatan.
Bervariasi berdasarkan tujuan pemberian pelayanan kesehatan.
✔ Rawat Jalan
Pusat pelayanan rawat jalan, sama dengan klinik, memberi pelayanan kesehatan
dengan cara rawat jalan. Pusat tersebut mungkin bergabung dengan rumah sakit atau
berfungsi secara mandiri dibawah suatu yayasan atau dibawah pengawasan seorang
dokter atau sekelompok dokter. Pusat pelayanan rawat jalan mungkin dapat berlokasi
dalam suatu fasilitas rawat inap; tetapi sebagian besar berdiri sendiri dan berlokasi
jauh dari institusi rawat inap yang besar. “Pusat-Bedah” merupakan salah satu contoh
dari pusat pelayanan rawat jalan dimana klien datang untuk melakukan prosedur
oprasi minor seperti pengangkatan katarak, bedah plastik, dan prosedur endoskopi.
“Pusat perawatan darurat” yang memberikan pelayanan 24 jam bagi klien dengan
cedera minor atau penyakit seperti laserasi dan influenza. Pusat perawatan darurat
menawarkan alternatif pelayanan seperti yang diberikan pada ruang kedaruratan
rumah sakit.
✔ Institusi
Lembaga institusional terdiri dari rumah sakit, fasilitas perawatan yang diperluas,
fasilitas psikiatri, dan pusat rehabilitasi. Semuanya menawarkan bentuk pelayanan
kesehatan rawat inap (klien diterima masuk dan tingga;l di suatu institusi untuk
penentuan diagnosa, menerima pelayanan pengobatan dan rehabilitasi). Sebagian
besar institusi juga menawarkan pelayanan rawat jalan (klien berkunjung ke suatu
institusi untuk menerima suatu episode diagnosa atau pengobatan yang akan selesai
dalam beberapa jam).
✔ Hospice
Adalah suatu sistem perawatan yang berpusat pada keluarga yang bertujuan agar
klien dapat tinggal dirumahnya dengan aman, mandiri, dan penuh harga diri,
sambil meringankan penderitaan yang disebabkan oleh penyakit terminal yang
dideritanya. Fokus perawatan hospice adalah perawatan paliatif, bukan
pengobatan kuratif. Hospice dapat bermanfaat untuk klien yang berada pada tahap
terminal dengan penyakit apapun, seperti kardiomiopati, sklerosis multiple,
AIDS, kanker, emfisema, atau penyakit ginjal.
✔ Community Based Agency
Merupakan bagian dari lembaga pelayanan kesehatan yang dilakukan pada klien pada
keluarganya, sebagaimana pelaksanaan perawatan keluarga seperti praktek perawat
keluarga dan lain-lain.
2.6. Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan
Menurut Perry(2009) dalam sistem pelayanan kesehatan dapat mencakup
pelayanan dokter, pelayanan keperawtan, dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Dokter merupakan subsistem dari pelayanan kesehatan. Subsistem pelayanan
kesehatan tersebut memiliki tujuan masing-masing dengan tidak meninggalkan tujuan
umum dari pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang ada sekarang ini dapat
diselenggarakan oleh pihak pemerintah maupun swasta. Dalam pelayanan kesehatan
terdapat 3 bentuk, yaitu:
● Primary Health Care (Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama)
Pelayanan kesehatan ini dibutuhkan atau dilaksanakan pada masyarakat yang
memiliki masalah kesehatan yang ringan atau masyarakat sehat tetapi ingin
mendapatkan peningkatan kesehatan agar menjadi optimal dan sejahtera sehingga
sifat pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan dasar. Pelayanan kesehatan ini
dapat dilaksanakan oleh puskesmas atau balai kesehatan masyarakat dan lain-lain.
● Secondary Helath Care (Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua)
Untuk pelayanan kesehatan ini diperlukan bagi masyarakat atau klien yang
membutuhkan perawatan dirumah sakit atau rawat inap dan tidak dilaksanakan di
pelayanan kesehatan utama. Pelayanan kesehatan ini dilaksanakan di rumah sakit
yang tersedia tenaga spesialis atau sejenisnya.
● Tertiary Health Services (Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga)
Palayanan kesehatan ini merupakan tingkat pelayanan yang tertinggi dimana tingkat
pelayanan ini apabila tidak lagi dibutuhkan pelayanan pada tingkat pertama dan
kedua. Biasanya pelayanan ini membutuhkan tenaga-tenaga yang ahli atau spesialis
dan sebagai rujukan utama seperti rumah sakit yang tipe A atau B.
OLEH:
NIKODEMUS GAUKA RAWA
2016610067
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah SEJARAH
PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI DUNIA dengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam penyusunan makalah mungkin ada sedikit hambatan. Namun berkat
bantuan dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari Dosen pembimbing.
Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dengan adanya makalah ini, diharapakan dapat membantu proses
pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca. Tidak lupa pula saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, atas bantuan, dukungan, dan doa-
Nya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca
makalah ini dan dapat mengetahui tentang SEJARAH PERKEMBANGAN
KEPERAWATAN DI DUNIA. Makalah ini mungkin kurang sempurna, untuk itu
saya mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini.
MALANG, 27 2020
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR .........................................................................................................
DAFTAR
ISI ........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................................
C. Tujuan........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian..................................................................................................................
B. Sejarah Keperawatan di Dunia..................................................................................
C. Perkembangan Keperawatan di Inggris.....................................................................
D. Sejarah Keperawatan di Indonesia............................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................................................
B. Saran .........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah adalah setiap peristiwa atau kejadian di masa lampau yang
menyenangkan maupun memilukan. Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan
kesehatan professional, yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang
berdasarkan pada ilmu dan etika keperawatan.
Keperawatan lahir bersamaan dengan diciptakannya manusia oleh Tuhan,
sehingga tidak dapat di pungkiri bahwa setiap orang memerlukan asuhan keperawatan
dalam hidupnya. Pada awalnya perawat dianggap sebagai pemberian asuhan, dimana
pelaksanaanny dilakukan secara tradisional oleh kelompok, masyarakat, atau badan
sosial.
Perkembangan keperawatan yang kita ketahui saat ini tidak dapat dipisahkan
dan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan peradaban
manusia. Kepercayaan terhadap animisme, penyebaran agama-agama besar, dunia
serta kondisi sosial ekonomi masyarakat, terjadinya perang, renaissance serta gerakan
reformasi turut serta mewarnai perkembangan keperawatan. Dari sejarah kita dapat
mengetahui pengalaman tersebut untuk itu kita gunakan pada masa kini dan masa
yang akan dating.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan sejarah dan keperawatan ?
2. Bagaimana sejarah keperawatan di dunia ?
3. Bagaimana perkembangan keperawatan di Inggris ?
4. Bagaimana sejarah keperawatan di Indonesia ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui arti dari sejarah dan keperawatan.
2. Untuk mengetahui sejarah keperawatan di dunia.
3. Untuk mengetahui perkembangan keperawatan di Inggris.
4. Untuk mengetahui sejarah keperawatan di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sejarah adalah setiap peristiwa atau kejadian di masa lampau yang
menyenangkan maupun memilukan. Sejarah perkembangan keperawatan senantiasa
mengalami masa pasang surut dari zaman ke zaman. Perkembangan ini tidak lepas
dari proses perubahan peradaban manusia dan tingkat pemenuhan kebutuhan manusia
akan layanan kesehatan, khususnya layanan keperawatan, yang terus meningkat
sesuai taraf kehidupannya. Mengetahui masa lalu dan memahami keperawatan
terdahulu akan memberikan suatu kesempatan untuk menggunakan pengalaman dan
pelajaran yang dapat digunakan di masa kini dan masa yang akan dating.
Keperawatan sebagai suatu pekerjaan sudah ada sejak manusia ada di bumi
ini, keperawatan terus berkembang sesuai dengan kemajuan peradaban teknologi dan
kebudayaan. Konsep keperawatan dari abad kea bad terus berkembang
2. Zaman Masehi
Keperawatan di mulai pada saat perkembangan agama nasrani, dimana pada
saat itu banyak terbentuk Diakones yaitu suatu organisasi wanita yang bertujuan
untuk mengunjungi orang sakit, sedangkan laki-laki diberi tugas dalam memberikan
perawatan untuk mengubur bagi yang meninggal. Pada zaman pemerintahan Lord-
Constantine, ia mendirikan Xenodhoecim atau hospes yaitu tempat penampungan
orang-orang sakit yang membutuhkan pertolongan. Pada zaman ini berdirilah Rumah
Sakit di Roma yaitu Monastic Hospital
1. Pertengahan Abad VI Masehi
Keperawatan berkembang di Asia Barat Daya yaitu Timur Tengah, seiring
dengan perkembangan agama Islam. Pengaruh agama Islam terhadap perkembangan
keperawatan tidak lepas dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW menyebarkan
agama Islam. Abad VII Masehi, di Jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan
sperti Ilmu Pasti, Kimia, Hygiene, dan obat-obatan. Pada masa ini muncul prinsip-
prinsip dasar keperawatan kesehatan. Seperti, pentingnya kebersihan diri, kebersihan
makanan, dan lingkungan. Tokoh keperawatan yang dikenal dari Arab adalah
Rufaidah.
- Manajemen RS.
pendidikan.
Menulis berbagai tentang ilmu keperawatan.
2. Masa Kemerdekaan
Usaha-usaha dibidang kesehatan tahun 1949 mulai dibangun rumah sakit dan
balai kesehatan. Tahun 1952 mulai didirikan sekolah perawat yaitu sekolah guru
perawat dan sekolah perawat setingkat SLTP tahun 1962 mulai didirikan pendidikan
keperawatan professional.
3. Setelah Kemerdekaan
a. Priode 1945-1962
Tahun 1945-1950 merupakan masa transisi pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Pengembangan tenaga keperawatan yang masih menggunakan
sistem pendidikan yang telah ada, yaitu perawat lulusan pendidikan Belanda (MULO
+ 3 tahun pendidikan, untuk ijazah A (perawat umum) dan ijazah B untuk perawat
jiwa. Terdapat pula pendidikan perawat dengan dasar (SR + 4 tahun pendidikan) yang
lulusannya disebut mantra juru rawat.
Tahun 1953 di buka sekolah pengatur rawat dengan tujuan menghasilkan
tenaga perawat yang lebih berkualitas. Pada tahun 1955, dibuka Sekolah Djuru
Kesehatan (SDK) dengan pendidikan SR ditambah pendidikan 1 tahun dan sekolah
pengamat kesehatan sebagai pengembangan SDK, ditambah pendidikan lagi selama
setahun.
Pada tahun 1962telah dibuka Akademi Keperawatan dengan pendidikan dasar
umum SMA yang bertembat di Jakarta, di RS. Cipto Mangunkusumo. Sekarang
dikenal dengan nama Akper Depkes di Jl. Kimia No. 17 Jakarta Pusat.
b. Periode 1963-1983
Pada tahun 1972 tepatnya pada tanggal 17 Maret lahirlah organisasi profesi
dengan nama Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di Jakarta. Mulai tahun
1983 organisasi profesi ini terlibat penuh dalam pembenahan keperawatan melalui
kerjasama dengan CHS, Depkes dan organisasi lainnya.
Pada tahun 1983 melalui Lokakarya Nasional Keperawatan yang
diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen
Kehehatan RI, dan DPP PPNI, telah ditetapkan define mengenai tugas dan fungsi
perawat di Indonesia.
Dari hasil Lokakarya Nasional tersebut, dikembangkan pendidikan perawat
setingkat akademi (DIII), sarjana (S1), pasca sarjana (S2), serta DIV di Indonesia.
Sejak tahun 1992 melalaui UU No. 23 tentang kesehata, terutama pada pasal 32 yang
berbunyi :
berdasarkan atau ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat dipertanggung
jawababkan.
: Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu
keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian
dan kewenangan untuk itu maka keberadaan, profesionalisasi dan ilmu keperawatan
telah diakui oleh pemerintah. Dengan pengakuan ini, profesionalisasi dan pendidikan
keperawatan dapat berkembang sampai ke jenjang S3.
c. Periode 1984 sampai sekarang
Tahun 1985, resmi dibuka pendidikan S1 keperawatan dengan nama Program
Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di
Jakarta. Sejak saat itu PSIK-UI telah menghasilkan tenaga keperawatan tingkat
sarjana sehingga pada tahun 1992 di keluarkannya UU No. 23 tentang kesehatan yang
mengakui tenaga keperawatan sebagai profesi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejarah adalah setiap peristiwa atau kejadian di masa lampau yang
menyenangkan maupun memilukan. Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan
kesehatan professional, yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang
berdasarkan pada ilmu dan etika keperawatan. Keperawatan sudh ada sejak manusia
itu ada dan hingga saat ini Profesi keperawatan berkembang dengan pesat. Sejarah
perkembangan keperawatan di Indonesia tidak hanya berlangsung di tatanan praktik,
hal ini layanan keperawatan, tetapi juga di dunia pendidikan keperawatan. Pendidikan
keperawatan memberi pengaruh yang besar terhadap kualitas layanan keperawatan.
Karenanya perawat harus terus meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya
melalui pendidikan keperawatan yang berkelanjutan.
B. Saran
Dari kesimpulan yang ada maka kita sebagai perawat atau calon perawat harus
terus meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya melalui pendidikan
keperawatan yang berkelanjutan, sehingga kita tidak mengalami ketertinggalan dari
keperawatan internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Iskandar. (2013). Keperawatan Profesional. In Media: Jakarta
Budiono & Pertami, Sumira Budi. (2015). Konsep Dasar Keperawatan. Bumi
Medika: Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
MAKALAH FALSAFAH KEPERAWATAN
Di Susun Oleh:
NIKODEMUS GAUKA RAWA
2016610067
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu
bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada
perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain,
mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti
perkembangan zaman.
Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan
diharapkan harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara
profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang
kesehatan yang senantiasa berkembang. Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian
besar rumah sakit Indonesia umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui
proses keperawatan.
Dalam dunia keperawatan, masyarakat secara umum masih memandang
profesi keperawatan sebagai profesi asistensi dokter atau perkerja sosial yang sifatnya
membantu orang sakit atas instruksi – instruksi dokter bahkan dikalangan praktisi
perawat pun kadang – kadang masih memiliki pandangan yang tidak utuh terhadap
profesinya sendiri, hal ini dapat dilihat di beberapa pelayanan kesehatan, pelayanan
keperawatan masih bersifat vocasional belum sepenuhnya beralih ke pelayanan yang
profesional.
Untuk itulah paradigma dalam keperawatan sangat membantu masyarakat
secara umum maupun perawat khususnya dalam menyikapi dan menyelesaikan
berbagai persoalan yang melingkupi profesi keperawatan seperti aspek pendidikan
dan pelayanan keperawatan, praktik keperawatan dan organisasi profesi.
B. Pentingnya Paradigma
Mengapa paradigma ini begitu penting ? dalam hal ini paradigma akan sangat
membantu seseorang ataupun masyarakat luas untuk memahami dunia kepada kita
dan membantu kita untuk memahami setiap fenomena yang terjadi di sekitar kita.
Fenomena dalam keperawatan adalah prilaku klien dalam menghadapi ketidakpastian
kondisinya atau menghadapi ketidaknyamanan dari sebagian atau seluruh anggota
tubuhnya atau masalah – masalah yang yang muncul dalam bidang keilmuan tertentu.
C. Tujuan Makalah
Untuk mengetahui falsafah paradigma keperawatan.
D. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud falsafah dan paradigma keperawatan perkembangan ilmu?
Bagaimana falsafah dan paradigma keperawatan?
BAB II
PEMBAHASAN
D. Keperawatan
a. Memberikan layanan kesehatan
b. Memberikan bantuan yang paripurna dan efektif kepada klien
c. Membantu klien (dari level individu hingga masyarakat)
d. Melaksanakan intervensi keperawatan :
▪ Promotif
▪ Preventif
▪ Kuratif
▪ Rehabilitatif
B. Fungsi Perawat
1.Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat
dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam
melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan
kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrolit, pemenhuan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas, dan lain-lain),
pemenuhan kebutuhan keamanan dan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan cinta mencintai,
pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau
instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Hal
ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat
primer ke perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang ber sifat saling ketergantungan di
antara tam satu dengan lainya fungsa ini dapat terjadi apa bila bentuk pelayanan
membutuhkan kerjasama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan
keperawatan pada penderaita yang mempunyai penyskit kompleks keadaan ini tidak dapat
diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainya, seperti dokter
dalam memberikan tanda pengobatan bekerjasama dengan perawat dalam pemantauan reaksi
obat yang telah di berikan.
F.Keperawatan Sebagai Profesi
Hall (1968) memberikan gambaran tentang suatu profesi yaitu suatu pekerjaan yang
harus melalui proses empat tahapan antara lain :
1. Memperoleh badan pengetahuan dari institusi pendidikan tinggi
2. Menjadi pekerjaan utama
3. Adanya organisasi profesi
4. Terdapat kode etik
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan salah satu
faktor yang memenuhi tercapainya pembangunan nasional, oleh karena itu tenaga
keperawatan berada ditatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan kontak pertama
dan terlama dengan klien, yaitu selama 24 jam perhari dan 7 hari perminggu, maka
perawat perlu mengetahui dan memahami tentang paradigma keperawatan, peran,
fungsi dan tanggung jawab sebagai perawat profesional agar dapat memberikan
pelayanan keperawatan yang optimal dalam memberikan asuhan keperawata pada
klien. Perawat harus selalu memperhatikan keadaan secara individual dari segi bio,
psiko, sosial, spiritual dan cultural.
B. Saran
Kami sebagai penulis dapat berharap kepada para pembaca, setelah membaca
makalah ini. Para pembaca apalagi para mahasiswa keperawatan dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari - hari. Sehingga dapat
mengetahui tentang apa itu falsafah dan paradigm keperawatan dalam perkembangan
ilmu
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/IyounkMandalahi/makalah-falsafah-dan-paradigma-
keperawatan
http://beequinn.wordpress.com/nursing/kdk-konsep-dasar-keperawatan/falsafah-dan-
paradigma-keperawatan-perkembangan-ilmu-keperawatan/
http://dickysatman.blogspot.co.id/2012/08/peran-dan-fungsi-perawat.html
http://oktavia-nurse.blogspot.co.id/2012/04/makalah-keperawatan-sebagai-
profesi.html
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
PERAN DAN FUNGSI PERAWAT PROFESIONAL
MALANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang. Perawat dianggap sebagai
salah satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia.
Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan
pelayanan kesehatan menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan
keterampilan di berbagai bidang. Saat ini perawat memiliki peran yang lebih
luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit,
juga memandang klien secara komprehensif. Perawat menjalankan fungsi
dalam kaitannya dengan berbagai peran pemberi perawatan, pembuat
keputusan klinik dan etika, pelindung dan advokat bagi klien, manajer kasus,
rehabilitator, komunikator dan pendidik.
1.2 Tujuan Makalah
Untuk mengetahui/menjelaskan peran dan fungsi perawat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang
lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat
stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada
situasi sosial tertentu. (Kozier Barbara, 1995:21).
Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix
yang berarti merawat atau memelihara. Harlley Cit ANA (2000) menjelaskan
pengertian dasar seorang perawat yaitu seseorang yang berperan dalam
merawat atau memelihara, membantu dan melindungi seseorang karena
sakit, injury dan proses penuaan dan perawat Profesional adalah Perawat yang
bertanggungjawab dan berwewenang memberikan pelayanan Keparawatan
secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan tenaga Kesehatan lain sesuai
dengan kewenanganya.(Depkes RI,2002).
Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan
aktifitas perawat dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan
formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk
menjalankan tugas dan tanggung keperawatan secara professional sesuai
dengan kode etik professional.
Fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai
dengan perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang
ada.
Fungsi Perawat dalam melakukan pengkajian pada Individu sehat
maupun sakit dimana segala aktifitas yang di lakukan berguna untuk
pemulihan Kesehatan berdasarkan pengetahuan yang di miliki, aktifitas ini
di lakukan dengan berbagai cara untuk mengembalikan kemandirian Pasien
secepat mungkin dalam bentuk Proses Keperawatan yang terdiri dari tahap
Pengkajian, Identifikasi masalah (Diagnosa Keperawatan), Perencanaan,
Implementasi dan Evaluasi.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keperawatan profesional mempunyai peran dan fungsi sebagai berikut
yaitu : Melaksanakan pelayanan keperawatan profesional dalam suatu sistem
pelayanana kesehatan sesuai dengan kebijakan umum pemerintah khususnya
pelayanan atau asuhan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
komunitas.
Dengan demikian peran dan fungsi perawat itu sangat penting untuk
pelayanan kesehatan, demi meningkatkan dan melaksanakan kualitas
kesehatan yang lebih baik.
3.2 Saran
Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca
agar dapat mengetahui dan memahami peran dan fungsi perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Ansori, R. R., & Martiana, T. (2017). Hubungan faktor karakteristi individu dan
kondisi pekerjaan terhadap stres kerja pada perawat gigi Jurnal Of Public
Health, 12(1),75-84.
karakteristik individu dan intrinsik dengan stres kerja pada pekerja pada pekerja
Cipta.
Arruum, D., Sahar, J., & Gayatri, D. (2015). Kontribusi perbedean psikologis perawat
terhadap Pemberdayaan psikologia.Jurnal Keperawatan Indonesia, 18(1), 17-22.
Liberty.
terhadap standar asuhan keperawatan dan kepuasan kerja perawat si ruang rawat
14.
Astini, A., Sidin, A. I., & Kapalawi, I. (2013). Hubungan kepuasan kerja dengan
kinerja perawat di unit rawat inap rumah sakit universitas hasanuddin tahun
2013, 1–14.
TUGAS
MAKALAH
KONSEP DASAR KEPERAWATAN 1
Oleh :
SOLVINA PADU LEMBA
2016610084
KATA PENGANTAR
Besar harapan kami semoga penulisan makalah ini dapat memenuhi syarat.
Mudah-mudahan hasil dari tugas makalah ini dapat menjadi referensi yang
bermanfaat bagi kita sekalian, Amin.
Malang, Agustus 2020
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 .Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1
1.3 Tujuan ..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Caring Secara Umum..................................................................2
2.2 Perbedaan Caring dan Curing.......................................................................5
2.3 Perilaku Caring Yang Dapat Ditemui Dalam Tatanan Keperawatan......7
2.4 Pengertian Transcultural Nursing............................................................9
2.5 contoh-contoh aplikasi traskultural nursing pada beberapa
masalah kesehatan.........................................................................................11
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan.............................................................................................18
3.2 Saran.......................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
No. 1. Makalah Caring
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Konsep
Dasar Keperawatan I, menambah wawasan tentang Konsep Caring di Sepanjang
Rentang Kehidupan, agar kami mahasiswa mengerti tentang bagaimana perilaku
caring dalam proses dan praktik keperawatan, dan sebagai salah satu sarana belajar
mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN
Etika Pelayanan
Watson ( 1988 ) menyarankan agar caring sebagai suatu sikap moral yang ideal,
memberikan sikap pendirian terhadap pihak yang melakukan intervensi seperti
perawat. Sikap pendirian ini perlu untuk menjamin bahwa perawat bekerja sesuai
standar etika untuk tujuan dan motivasi yang baik. Kata etika merujuk pada kebiasaan
yang benar dan yang salah. Dalam setiap pertemuan dengan klien, perawat harus
mengetahui kebiasaan apa yang sesuai secara etika. Etika keperawatan bersikap unik,
sehingga perawat tidak boleh membuat keputusan hanya berdasarkan prinsip
intelektual atau analisis.
Etika keperawatan berfokus pada hubungan antara individu dengan karakter dan
sikap perawat terhadap orang lain. Etika keperawatan menempatkan perawat sebagai
penolong klien, memecahkan dilema etis dengan cara menghadirkan hubungan dan
memberikan prioritas kepada klien dengan kepribadian khusus.
Nurse Caring Behavior
1. Persepsi klien wanita ( Riemen, 1986 )
v Berespon terhadap keunikan klien
v Memahami dan mendukung perhatian klien
v Hadir secara fisik
v Memiliki sikap dan menunjukkan prilaku yang membuat klien merasa dihargai
sebagai manusia
v Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta
v Menunjukkan perhatian yang memberi kenyamanan dan merelaksasi klien
v Bersuara halus dan lembut
v Memberi perasaan nyaman
2. Persepsi klien pria ( Riemen, 1986 )
v Hadir secara fisik sehingga klien merasa dihargai
v Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta
v Membuat klien merasa nyaman, relaks, dan aman
v Hadir untuk memberi kenyamanan dan memenuhi kebutuhan klien sebelum
diminta
v Menggunakan suara dan sikap yang baik, halus, lembut dan menyenangkan
3. Persepsi klien kanker dan keluarga ( Mayer, 1986 )
v Mengetahui bagaimana memberikan injeksi dan mengelola peralatan
v Bersikap ceria
v Mendorong klien untuk menghubungi perawat bila klien mempunyai masalah
v Mengutamakan atau mendahulukan kepentingan klien
v Mengantisipasi pengalaman pertama adalah yang terberat.
1. Kehadiran
Kehadiran adalah suatu pertemuan antara seseorang dengan seseorang lainnya
yang merupakan sarana untuk mendekatkan diri dan menyampaikan manfaat caring.
Menurut Fredriksson (1999), kehadiran berarti “ada di” dan “ada dengan”. “Ada di”
berarti kehadiran tidak hanya dalam bentuk fisik, melainkan juga komunikasi dan
pengertian. Sedangkan “ada dengan” berarti perawata selalu bersedia dan ada untuk
klien (Pederson, 1993). Kehadiran seorang perawat membantu menenangkan rasa
cemas dan takut klien karena situasi tertekan.
2. Sentuhan
Sentuhan merupakan salah satu pendekatan yang menenangkan dimana
perawat dapat mendekatkan diri dengan klien untuk memberikan perhatian dan
dukungan. Ada dua jenis sentuhan, yaitu sentuhan kontak dan sentuhan non-kontak.
Sentuhan kontak merupakan sentuhan langsung kullit dengan kulit. Sedangkan
sentuhan non-kontak merupakan kontak mata. Kedua jenis sentuhan ini digambarkn
dalam tiga kategori :
a) Sentuhan Berorientasi-tugas
Saat melaksanakan tugas dan prosedur, perawat menggunakan sentuhan ini.
Perlakuan yang ramah dan cekatan ketika melaksanakan prosedur akan memberikan
rasa aman kepada klien. Prosedur dilakukan secara hati-hati dan atas pertimbangan
kebutuhan klien.
b) Sentuhan Pelayanan (Caring)
Yang termasuk dalam sentuhan caring adalah memegang tangan klien, memijat
punggung klien, menempatkan klien dengan hati-hati, atau terlibat dalam
pembicaraan (komunikasi non-verbal). Sentuhan ini dapat mempengaruhi keamanan
dan kenyamanan klien, meningkatkan harga diri, dan memperbaiki orientasi tentang
kanyataan (Boyek dan Watson, 1994).
c) Sentuhan Perlindungan
Sentuhan ini merupakan suatu bentuk sentuhan yang digunakan untuk melindungi
perawat dan/atau klien (fredriksson, 1999). Contoh dari sentuhan perlindungan adalah
mencegah terjadinya kecelakaan dengan cara menjaga dan mengingatkan klien agar
tidak terjatuh.
Sentuhan dapat menimbulkan berbagai pesan, oleh karena itu harus digunakan secara
bijaksana.
3. Mendengarkan
Untuk lebih mengerti dan memahami kebutuhan klien, mendengarkan merupakan
kunci, sebab hal ini menunjukkan perhatian penuh dan ketertarikan perawat.
Mendengarkan membantu perawat dalam memahami dan mengerti maksud klien dan
membantu menolong klien mencari cara untuk mendapatkan kedamaian.
4. Memahami klien
Salah satu proses caring menurut Swanson (1991) adalah memahami klien.
Memahami klien sebagai inti suatu proses digunakan perawat dalam membuat
keputusan klinis. Memahami klien merupakan pemahaman perawat terhadap klien
sebagai acuan melakukan intervensi berikutnya (Radwin,1995). Pemahaman klien
merupakan gerbang penentu pelayanan sehingga, antara klien dan perawat terjalin
suatu hubungan yang baik dan saling memahami.
5. Caring Dalam Spiritual
Kepercayaan dan harapan individu mempunyai pengaruh terhadap kesehatan fisik
seseorang. Spiritual menawarkan rasa keterikatan yang baik, baik melalui hubungan
intrapersonal atau hubungan dengan dirinya sendiri, interpersonal atau hubungan
dengan orang lain dan lingkungan, serta transpersonal atau hubungan dengan Tuhan
atau kekuatan tertinggi.
Hubungan caring terjalin dengan baik apabila antara perawat dan klien
dapat memahami satu sama lain sehingga keduanya bisa menjalin hubungan yang
baik dengan melakukan hal seperti, mengerahkan harapan bagi klien dan
perawat; mendapatkan pengertian tentang gejala, penyakit, atau perasaan yang
diterima klien; membantu klien dalam menggunakan sumber daya sosial, emosional,
atau spiritual; memahami bahwa hubungan caring menghubungkan manusia dengan
manusia, roh dengan roh.
6. Perawatan Keluarga
Keluarga merupakan sumber daya penting. Keberhasilan intervensi keperawatan
sering bergantung pada keinginan keluarga untuk berbagi informasi dengan perawat
untuk menyampaikan terapi yang dianjurkan. Menjamin kesehatan klien dan
membantu keluarga untuk aktif dalam proses penyembuhan klien merupakan tugas
penting anggota keluarga. Menunjukkan perawatan keluarga dan perhatian pada klien
membuat suatu keterbukaan yang kemudian dapat membentuk hubungan yang baik
dengan anggota keluarga klien.
2.4 Pengertian Transcultural Nursing
Transcultural Nursing adalah suatu keilmuwan budaya pada proses belajar dan
praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara
budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya
manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan
asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia
(Leininger, 2002).
Konsep Transcultural Nursing
Keperawatan transkultural adalah ilmu dan kiat yang humanis yang
difokuskan pada prilaku individu atau kelompok, serta proses untuk mempertahankan
atau meningkatkan perilaku sehat dan perilaku sakit secara fisik dan psikokultural
sesuai latar belakang budaya. (Leininger, 2002).
Konsep Utama Transcultural Nursing:
Care : perawat memberikan bimbingan dukungan kepada klien à untuk meningkatkan
kondisi klien
Caring : tindakan mendukung, berbentuk aksi atau tindakan
Culture : perawat mempelajari, saling share/berbagi pemahaman tentang kepercayaan
dan budaya klien
Cultural care : kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, norma/ kepercayaan
Nilai kultur : keputusan/kelayakan untuk bertindak
Perbedaan kultur : berupa variasi-variasi pola nilai yang ada di masyarakat mengenai
keperawatan
Cultural care university : hal-hal umum dalam sistem nilai, norma dan budaya
Etnosentris : keyakinan ide, nilai, norma, kepercayaan lebih tinggi dari yang lain
Cultural Imposion : kecenderungan tenaga kesehatan memaksakan kepercayaan
kepada klien
Peran dan Fungsi Transkultural
Budaya mempunyai pengaruh luas terhadap kehidupan individu . Oleh sebab itu ,
penting bagi perawat mengenal latar belakang budaya orang yang dirawat ( Pasien ) .
Misalnya kebiasaan hidup sehari – hari , seperti tidur , makan , kebersihan diri ,
pekerjaan , pergaulan social , praktik kesehatan , pendidikan anak ekspresi perasaan ,
hubungan kekeluargaaan , peranan masing – masing orang menurut umur . Kultur
juga terbagi dalam sub – kultur .
Subkultur adalah kelompok pada suatu kultur yang tidak seluruhnya mengaanut
pandangan keompok kultur yang lebih besar atau memberi makna yang berbeda .
Kebiasaan hidup juga saling berkaitan dengan kebiasaan cultural.
Nilai – nilai budaya Timur , menyebabkan sulitnya wanita yang hamil mendapat
pelayanan dari dokter pria . Dalam beberapa setting , lebih mudah menerima
pelayanan kesehatan pre-natal dari dokter wanita dan bidan . Hal ini menunjukkan
bahwa budaya Timur masih kental dengan hal – hal yang dianggap tabu.
Dalam tahun – tahun terakhir ini , makin ditekankan pentingknya pengaruh kultur
terhadap pelayanan perawatan . Perawatan Transkultural merupakan bidang yang
relative baru ; ia berfokus pada studi perbandingan nilai – nilai dan praktik budaya
tentang kesehatan dan hubungannya dengan perawatannya . Leininger ( 1991 )
mengatakan bahwa transcultural nursing merupakan suatu area kajian ilmiah yang
berkaitan dengan perbedaan maupun kesamaan nilai – nilai budaya ( nilai budaya
yang berbeda ras , yang mempengaruhi pada seseorang perawat saat melakukan
asuhan keperawatan kepada pasien. Perawatan transkultural adalah berkaitan dengan
praktik budaya yang ditujukan untuk pemujaan dan pengobatan rakyat (tradisional) .
Caring practices adalah kegiatan perlindungan dan bantuan yang berkaitan dengan
kesehatan.
Menurut Dr. Madelini Leininger , studi praktik pelayanan kesehatan transkultural
adalah berfungsi untuk meningkatkan pemahaman atas tingkah laku manusia dalam
kaitan dengan kesehatannya . Dengan mengidentifikasi praktik kesehatan dalam
berbagai budaya ( kultur ) , baik di masa lampau maupun zaman sekarang akan
terkumpul persamaan – persamaan . Lininger berpendapat , kombinasi pengetahuan
tentang pola praktik transkultural dengan kemajuan teknologi dapat menyebabkan
makin sempurnanya pelayanan perawatan dan kesehatan orang banyak dan berbagai
kultur.
3.1. KESIMPULAN
Pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga ,
kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Keperwatan adalah suatu bentuk pelayanan
professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan
biologi, psikologi, social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada
individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup
manusia.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental,
keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan
melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam
upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta
pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama
(Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan
hidup sehat dan produktif.
3.2 SARAN
Dalam penyusunan kurikulum pendidikan perawatan seyogyanya memasukkan
unsur caring dalam setiap mata kuliah. Penekanan pada humansitik, kepedulian dan
kepercayaan, komitmen membantu orang lain dan berbagai unsur caring yang lain
harus sudah dibangun sejak perawat dalam masa pendidikan. Selain itu perlu
dilakukan sosialisasi konsep caring pada perawat guna memberikan pemahaman yang
mendalam tentang apa yang harus dilakukan perawat agar bersikap caring dalam
setiap kontak dengan pasien. Indikator-indikator caring harus dikenal dan
diaplikasikan dalam perawatan serta dievaluasi secara terus menerus.
DAFTAR PUSTAKA
http://andaners.wordpress.com/2009/04/28/konsep-keperawatan-komunitas/
Watson, Jean. (2004). Theory of human Caring. Http: //www2.uchse.edu/son/caring
Meidiana Dwidiyanti. 2008. Keperawatan Dasar. Semarang. Hasani
http://usfinit-engky.blogspot.com/2011/12/makalah-konsep-caring.html
http://teguhyudi-teguhyudi.blogspot.com/2011/07/aplikasi-konsep-caring-dalam-
praktek.html
No.2. Makalah Sistem Pelayanan Kesehatan
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sistem pelayanan kesehatan merupakan suatu yang sangat penting di dalam dunia
kesehatan melalui sistem ini diharapkan kualitas kesehatan khususnya di Indonesia.
Melalui sistem ini tujuan pembangunan kesehatan dapat tercapai dengan cara efektif
dan tepat sasaran. Keberhasilan sistem pelayanan kesehatan tergantung dari berbagai
komponen yang masuk dalam pelayanan kesehatan diantaranya perawat, dokter, atau
tim kesehatan lain yang saling menunjang.
Definisi pelayanan kesehatan menurut Prof. Dr. Soekitjo Notoatmojo pelayanan
kesehatan adalah sebuah subsistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah
pelayanan prefentif (pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan
sasaran masyarakat.
Sistem ini akan memberikan kualitas pelayanan kesehatan yang efektif dengan
melihat nilai-nilai yang ada di masyarakat di harapkan perawat dapat memberikan
pelayanan dengan kualitas yang bagus.
Dalam mempelajari system, maka terlebih dahulu harus memahami teori
tentang system akan memudahkan dalam memecahkan persoalan yang ada da;lam
system. Sistem tersebut terdiri dari subsistem yang membentuk sebuah system yang
antara yang satu dengan yang lainnya harus saling mempengaruhi.
Dalam teori system disebutkan bahwa system itu terbentuk dari subsistem yang
saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Bagian tersebut terdiri dari input,
proses, output, dampak, umpan balik dan lingkungan yang semuanya saling
berhubungan dan saling mempengaruhi.
<!--[if !supportLists]-->1.2 <!--[endif]--> Rumusan Masalah
<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Bagaimana teori dari sistem pelayanan
kesehatan?
<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Bagaimana tingkat pelayanan kesehatan dari
sistem pelayanan kesehatan?
<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Apa saja lembaga pelayanan kesehatan?
<!--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Bagaimana lingkup sistem pelayanan
kesehatan?
<!--[if !supportLists]-->5. <!--[endif]-->Apakah faktor yang mempengaruhi pelayanan
kesehatan?
<!--[if !supportLists]-->1.3 <!--[endif]--> Tujuan
<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Mengetahui sistem-sistem dari pelayanan
kesehatan
<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Mengetahui tingkatan pelayanan kesehatan dari
sistem pelayanan kesehatan
<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Mengetahui beberapa lembaga yang terkait
dengan pelayanan kesehatan
<!--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Mengetahui ruang lingkup dari sistem
pelayanan kesehatan
<!--[if !supportLists]-->5. <!--[endif]-->Mengetahui faktor yang mempengaruhi
pelayanan kesehatan
BAB II
ISI
2.1 Definisi Sistem Pelayanan Kesehatan
Defini dari sistem pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep dimana konsep ini
memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Definisi pelayanan kesehatan
menurut Prof. Dr. Soekitjo Notoatmojo pelayanan kesehatan adalah sebuah subsistem
pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan prefentif (pencegahan)
dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat. Dan menurut
Level dan Loomba pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri
atau secara bersama-sama dalam waktu organisasi dalam memelihara dan
menigkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan.
2.8 VISI
Visi dan Misi ini akan diwujudkan melalui 6 Rencana Strategi Tahun 2010 – 2014,
yaitu:
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa sistem pelayanan kesehatan
adalah sebuah konsep dimana konsep ini memberikan layanan kesehatan kepada
masyarakat.Sistem pelayanan kesehatan juga memiliki beberapa teori seperti input,
proses, output, dampak, umpan balik dan lingkungan.Selain itu sistem pelayanan
kesehatan memiliki beberapa tingkatan seperti promosi kesehatan, perlindungan
khusus, diagnosa dini dan pengobatan segera, pembatasan cacat, dan rehabilitas.
Dalam sistem pelayanan kesehatan terdapat beberapa lembaga yang terkait
seperti rawat jalan, institusi, hospice, community based agency dalam rangka
meningkatkan status kesehatan. Sistem pelayanan kesehatan terbagi atas beberapa
lingkup yang berbeda yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama,pelayanan kesehatan
tingkat kedua, dan pelayanan kesehatan tingkat ketiga, subsistem pelayanan
kesehatan tersebut memiliki tujuan masing-masing dengan tidak meninggalkan tujuan
umum dari pelayanan kesehatan. Adapula pelayanan keperawatan merupakan bagian
dari pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan dasar dan pelayanan rujukan,
tetapi tidak segalanya tercapai sasaran akan tetapi membutuhkan suatu proses untuk
mengetahui masalah yang ditimbulkannya pelaksanaan pelayanan kuga akan lebih
berkembang atau sebaliknya akan terhambat karena dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti ilmu pengetahuan dan teknologi baru, pergeseran nilai masyarakat, aspek legal
dan etik, ekonomi dan politik.
3.2 Saran
Dalam sistem pelayanan kesehatan perlu terus di tingkatkannya mutu serta
kualitas dari pelayanan kesehatan agar sistem pelayanan ini dapat berjalan dengan
efektif, itu semua dapat dilakukan dengan melihat nilai-nilai yang ada di masyarakat,
dan di harapkan perawat dapat memberikan pelayanan dengan kualitas yang bagus
dan baik
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menurut kelompok kami, merawat orang sakit merupakan salah satu sifat
kemanusiaan yang terdapat dalam diri manusia. Politik, agama, serta keadaan
masyarakat selama ini memainkan perananan dalam timbulnya pekerjaan
keperawatan.
Di dunia ini, setiap orang pasti pernah merasakan sakit. Bukan hanya, dokter saja
yang mampu mengobati, dokter juga pastinya membutuhkan rekan kerja yang dapat
membantunya ,yang dapat mengerti tentang masalah medis. Perawatan bagi individu
yang sehat ataupun sakit, dari segala umur, latar belakang, budaya ,emosi, psikologis,
intelektual, social, dan kebutuhan rohani.
Pada masalah lalu, pasang surut keperawatan selalu berkaitan dengan peperangan,
serta kemakmuran. Perkembangan keperawatan di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi
social ekonomi yaitu pada saat penjajahan Belanda, Inggris, dan Jepang. Pada
umumnya pelayanan orang-orang sakit tersebut dipandang sebagai suatu tindakan
amal.
1. Tujuan
2. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan minat pembaca untuk mengetahui lebih
luas lagi tentang perkembangan keperawatan di Dunia dan di Indonesia.
BAB II
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN
A.Definisi Keperawatan
Merawat orang sama tuanya dengan keberadaan umat manusia. Oleh karena itu
perkembangan keperawatan, termasuk yang kita ketahui saat ini, tidak dapat
dipisahkan dan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan
peradaban manusia. Kepercayaan terhadap animisme, penyebaran agama-agama
besar dunia serta kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Pada permulaan Masehi, Agama Kristen mulai berkembang. Pada masa itu,
keperawatan mengalami kemajuan yang berarti, seiring dengan kepesatan
perkembangan Agama Kristen. Ini dapat di lihat pada masa pemerintahan Lord
Constantine, yang mendirikan Xenodhoeum atau hospes (latin), yaitu tempat
penampungan orang yang membutuhkan pertolongan terutama bagi orang-orang sakit
yang memerlukan pertolongan dan perawatan.
Florence Nightingle, lahir dari keluarga kaya dan terhormat pada tahun 1820 di
Flronce (Italia). Setahun setelah kelahirannya, keluarga Florence kembali ke Inggris.
Di Inggris Florence mendapatkan pendidikan sekolah yang baik sehingga ia mampu
menguasai bahasa Perancis, Jerman, dan Italia. Pada usia 31 tahun Florence
mengikuti kursus pendidikan perawat di Keiserwerth (Italia) dan Liefdezuster di
Paris, dan setelah pendidikan ia kembali ke Inggris.
Pada saat Perang Krim (Crimean War) terjadi di Turki tahun 1854, Florence
bersama 38 suster lainnya di kirim ke Turki. Berkat usaha Florence dan teman-teman,
telah terjadi perubahan pada bidang hygiene dan keperawatan dengan indikator angka
kematian turun sampai 2%. Kontribusi Florence Nightingle bagi perkembangan
keperawatan adalah menegaskan bahwa nutrisi merupakan satu bagian penting dari
asuhan keperawatan, meyakinkan bahwa okupasional dan rekreasi merupakan suatu
terapi bagi orang sakit, mengidentifikasi kebutuhan personal klien dan peran perawat
untuk memenuhinya, menetapkan standar manajemen rumah sakit, mengembangkan
suatu standar okupasi bagi klien wanita, mengembangkan pendidikan keperawatan,
menetapkan 2 (dua) komponen keperawatan, yaitu: kesehatan dan penyakit.
Meyakinkan bahwa keperawatan berdiri sendiri dan berbeda dan berbeda dengan
profesi kedokteran dan menekankan kebutuhan pendidikan berlanjut bagi perawat.
2. Penyebaran Keperawatan di Dunia
3. a) Mesir
Bangsa mesir pada zaman purba telah menyembah banyak dewa. Dewa yang
terkenal antara lain Isis. Mereka beranggapan bahwa dewa ini menaruh minat
terhadap orang sakit dan memberikan pertolongan pada waktu si sakit sedang tidur.
Didirikanlah kuil yang merupakan rumah sakit pertama di mesir. Ilmu ketabiban
terutama ilmu bedah telah dikenal oleh bangsa mesir zaman purba (± 4800 SM).
Dalam menjalankan tugasnya sebagai tabib ia menggunakan bidai (spalk), alat-alat
pembalut, ia mempunyai pengetahuan tentang anatomi, Hygienr umum serta tentang
obat-obatan. Didalam buku-buku tertulis dalam kitab Papyrus didalamnya memuat
kurang lebih 700 macam resep obat-obatan dari Mesir.
Ilmu pengetahuan tentang anatomi dan obat-obat ramuan telah diketahui oleh bangsa
Babylon sejak beberapa abad SM. Pada salah satu tulisan yang menyatakan bahwa
pada 680 SM orang telah mengetahui cara menahan darah yang keluar dari hidung
dan merawat jerawant pada muka. Bangsa Babylon menyembah dewa oleh karena itu
perawatan atau pengobatan berdasarkan kepercayaan tersebut.
c ) Yahudikuno
Ilmu pengetahuan bangsa Yahudi banyak di peroleh dari bangsa Mesir.
Misalnya : cara-cara memberi pengobatan orang yang terkenal adalah Musa. Ia juga
dikenal sebagai seorang ahli hygiene. Dibawah pimpinannya bangsa Yahgudi
memajukan minatnya yang besar terhadap kebersihan umum dan kebersihan diri.
Undang-undang kesehatan bangsa Yahudi menjadi dasar bagi hygiene modern
dimana cara-cara dan peraturannya sesuai dengan bakteriologi zaman sekarang,
misalnya :
3. a)Periode1945-1962
Tahun 1945 s/d 1950 merupakan masa transisi pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Perkembangan keperawatan pun masih jalan di tempat. Ini dapat
dilihat dari pengembanagan tenaga keperawatan yang masih menggunakan system
pendidikan yang telah ada, yaitu perawat lulusan pendidikan Belanda (MULO + 3
tahun pendidikan), untuk ijazah A (perawat umum) dan ijazah B untuk perawat jiwa.
Terdapat pula pendidikan perawat dengan dasar (SR + 4 tahun pendidikan) yang
lulusannya disebut mantri juru rawat.
Baru kemudian tahun 1953 dibuka sekolah pengatur rawat dengan tujuan
menghasilkan tenaga perawat yang lebih berkualitas. Pada tahun 1955, dibuka
Sekolah Djuru Kesehatan (SDK) dengan pendidikan SR ditambah pendidikan satu
tahun dan sekolah pengamat kesehatan sebagai pengembangan SDK, ditambah
pendidikan lagi selama satu tahun.
Pada tahun 1962 telah dibuka Akademi Keperawatan dengan pendidikan dasar umum
SMA yang bertempat di Jakarta, di RS. Cipto Mangunkusumo. Sekarang dikenal
dengan nama Akper Depkes di Jl. Kimia No. 17 Jakarta Pusat.
Walupun sudah ada pendidikan tinggi namun pola pengembangan pendidikan
keperawatan belum tampak, ini ditinjau dari kelembagaan organisasi di rumah sakit.
Kemudian juga ditinjau dari masih berorientasinya perawat pada keterampilan
tindakan dan belum dikenalkannya konsep kurikulum keperawatan. Konsep-konsep
perkembangan keperawatan belum jelas, dan bentuk kegiatan keperawatan masih
berorientasi pada keterampilan prosedural yang lebih dikemas dengan perpanjangan
dari pelayanan medis.
1. b)Periode1963-1983
Periode ini masih belum banyak perkembangan dalam bidang keperawatan. Pada
tahun 1972 tepatnya tanggal 17 April lahirlah organisasi profesi dengan nama
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di Jakarta. Ini merupakan suatau
langkah maju dalam perkembangan keperawatan. Namun baru mulai tahun 1983
organisasi profesi ini terlibat penuh dalam pembenahan keperawatan melalui
kerjasama dengan CHS, Depkes dan organisasi lainnya.
Pada tahun 1985, resmi dibukanya pendidikan S1 keperawatan dengan nama Progran
Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesi di
Jakarta. Sejak saat itulah PSIK-UI telah menghasilkan tenaga keperawatan tingkat
sarjana sehingga pada tahun 1992 dikeluarkannya UU No. 23 tentang kesehatan yang
mengakui tenaga keperawatan sebagai profesi.
Pada tahun 1996 dibukanya PSIK di Universitas Padjajaran Bandung. Pada
tahun 1997 PSIK-UI berubah statusnya menjadi Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia (FIK-UI), dan untuk meningkatkan kualitas lulusan, pada tahun
1998 kurikulum pendidikan Ners disyahkan dan digunakan. Selanjutnya juga pada
tahun 1999 kurikulum D-III keperawatan mulai dibenahi dan mulai digunakan pada
tahun 2000 sampai dengan sekarang.
1. a) Wawasan Keilmuan
Pada tingkat pendidikan akademi, penggunaan kurikulum D III keperawatan 1999,
merupakan wujud dari pembenahan kualitas lulusan keperawatan. Wujud ini dapat
dilihat dengan adanya:
1. Mata Kuliah Umum (MKU), yaitu : Pendidikan agama, Pancasila.
2. Mata Kuliah Dasar Keahliah (MKDK), yaitu: Anatomi, Fisiologi.
1. c) Kerangka Konsep
Berpikir ilmiah pembiasaan sikap dan tingkah laku profesional, belajar aktif,
pendidikan di lingkungan masyrakat serta penguasaan iptek keperawatan merupakan
karakteristik dari pendidikan profesional keperawatan.
Perubahan adat pelayanan dari fokasional menjadi perawat dengan fokus asuhan
keperawatan dengan peran prefentif dan promotif tanpa melupakan peran kreatif dan
rehabilitatif harus didukung dengan peningkatan sumber daya manusia dibidang
keperawatan. Sehingga pada pelaksaan pemberian sumber keperawatan dapat
terjadinya pelayanan yang efisien, efektif, serta berkualitas. Selanjtunya, saat ini jug
atelah berkembangan berbagai model prektis keperawatan profesional, seperti :
Praktik keperawatan di rumah sakit kesehatan.
Praktik keperawatan di rumah (home caffe)
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Keperawatan merupakan sebuah ilmu dan profesi yang memberikan
pelayanan kesehatan guna untuk meningkatkan kesehatan bagi masyarakat.
Keperawatan sudah ada sejak manusia itu ada dan hingga saat ini Profesi
keperawatan berkembang dengan pesat. Sejarah perkembangan keperawatan di
Indonesia tidak hanya berlangsung di tatanan praktik, dalam hal ini layanan
keperawatan, tetapi juga di dunia pendidikan keperawatan. pendidikan keperawatan
memberi pengaruh yang besar terhadap kualitas layanan keperawatan. Karenanya,
perawat harus terus meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya melalui
pendidikan keperawatan yang berkelanjutan.
B.SARAN
Dari kesimpulan yang ada maka kita sebagai perawat atau calon perawat harus
terus meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya melalui pendidikan
keperawatan yang berkelanjutan, sehingga kita tidak mengalami ketertinggalan dari
keperawatan internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Stevens, P.J.M, et al. (1999) Ilmu keperawatan. Jilid I, Ed. 2. EGC: Jakarta
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai-nilai yang menjadi pedoman untuk
mencapai suatu tujuan dan di pakai sebagai pandangan hidup.
Falsafah keperawatan Merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia dan
esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktek keperawatan.
Hakekat manusia yang di maksud disini adalah manusia sebagai makhluk
biologis,psikologis,sosial,dan spiritual,sedangkan esensinya adalah falsafah
keperawatan
2.1 RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu falsafa?
2. Falsafa keperawatan
3. Falsafa menurut para ahli
4. Perawat sebagai profesi
2.2 TUJUAN MASALH
1. Mengetahui apa itu falsafa
2. Mengetahui apa itu falsafah keperawatan
3. Mengatahui falsafa keperawatan menurut para ahli
4. Mengetahui perawat sebagai profesi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN FALSAFAH.
Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai-nilai yang menjadi pedoman untuk
mencapai suatu tujuan dan di pakai sebagai pandangan hidup.
Falsafah keperawatan Merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia dan
esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktek keperawatan.
Hakekat manusia yang di maksud disini adalah manusia sebagai makhluk
biologis,psikologis,sosial,dan spiritual,sedangkan esensinya adalah falsafah
keperawatan yang meliputi:
1.memandang bahwa pasien sebagai manusia yang utuh (holistik)yang harus di
penuhui segala kebutuhannya baik kebutuhan biologis,psikologis,sosial dan spiritual
yang di berikan secara komprehensif dan tidak bisa di lakukan secara sepihak atau
sebagian dari kebutuhannya
2.bentuk pelayanan keperawatan yang di berikan harus secara langsung dengan
memperhatikan aspek kemanusiaan
3.setiap orang berhak mendapatkan perawatan tanpa memandang perbedaan
suku,kepercayaan,status sosial,agama,dan ekonomi
4.pelayanan keperwatan tersebut merupakan bagian integral dari sistem pelayanan
kesehatan mengingat perawat bekerja dalam lingkup tim kesehatan bukan sendiri-
sendiri
5.mitra yang selalu aktif dalam pelayanan kesehatan,bukan seorang penerima jasa
yang aktif
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Falsafah keperawatan adalah keyakinan perawat terhadap nilai-nilai
keperawatan yang menjadi pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan, kepada
individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat. Keyakinan ini terhadap nilai
keperawatan harus menjadi pegangan setiap perawat. Flsafah keperawatan menjadi
landasan bagi perawat dalam menjalankan profesinya. Esensi falsafah keperawatan
yaitu memandangh pasien sebagai mahluk yang holistik, yang harus dipenuhi segala
kebutuhannya, secara biologis, phisikologis, sosial, dan spiritual yang diberikan
secara komprehensif.
3.1 SARAN
Sebagai seorang perawat kita harus mengetahui apa itu falsafah keperawatan
yang menjadi dasar sebuah profesi keperawatan.
Bagi perawat diharpkan mampu memehami dan menerapkan falsafah keperawatan
dalam praktik lapangan bagi.
Daftar Pustaka
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC.
Kozier, Erb, Berman, & Snyder. 2011. Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses, dan Praktik, ed. 7, vol. 1. Jakarta : EGC
No. 5. Makalah Keperawatan Sebagai Profesi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan merupakan profesi yang membantu dan memberikan pelayanan
yang berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan individu. Keperawatan juga
diartikan sebagai konsekuensi penting bagi individu yang menerima pelayanan,
profesi ini memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh seseorang, keluarga
atau kelompok di komunitas. (Committee on Education American Nurses Association
(ANA), 1965).
WHO Expert Committee on Nursing dalam Aditama (2000) mengatakan
bahwa, pelayanan keperawatan adalah gabungan dari ilmu kesehatan dan seni
melayani/memberi asuhan (care), suatu gabungan humanistik dari ilmu pengetahuan,
filosofi keperawatan, kegiatan klinik, komunikasi dan ilmu sosial.
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan biopsikososial dan spiritual yang komprehensif, ditujukan
kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup
seluruh aspek kehidupan manusia. (Lokakarya Nasional, 1983).
Profesi berasal dari kata profession yang berarti suatu pekerjaan yang
membutuhkan dukungan body of knowledge sebagai dasar bagi perkembangan teori
yang sistematis meghadapi banyak tantangan baru, dan karena itu membutuhkan
pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, memiliki kode etik orientasi utamanya
adalah melayani (alturism).
Profesi adalah suatu pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat
dan bukan untuk kepentingan golongan atau kelompok tertentu. Profesi sangat
mementingkan kesejahteraan orang lain, dalam konteks bahasan ini konsumen
sebagai penerima jasa pelayanan keperawatan profesional. Menurut Webster, profesi
adalah pekerjaan yang memerlukan pendidikan yang lama dan menyangkut
keterampilan intelektual.
Kelly dan Joel (1995) menjelaskan, “Profesional sebagai suatu karakter, spirit
atau metode profesional yang mencakup pendidikan dan kegiatan di berbagai
kelompok okupasi yang anggotanya berkeinginan menjadi profesional”. Profesional
merupakan suatu proses yang dinamis untuk memenuhi atau mengubah karakteristik
kearah suatu profesi.
Sejak abad yang lalu keperawatan telah megalami perubahan yang drastis,
selain itu juga telah mengikuti perundang-undangan dan mendapatkan penghargaan
sebagai profesi penuh. Hugnes E.C (1963) mengatakan bahwa, “Profesi adalah
seorang ahli, mereka mengetahui lebih baik tentang sesuatu hal dari orang lain, serta
mengetahui lebih baik daripada kliennya tentang apa yang terjadi pada klien”. Dalam
konsep profesi ada tiga nilai penting yang perlu dipahami yakni:
1. Pengetahuan yang mendalam dan sistimatik.
2. Keterampilan teknis dan kiat yang diperoleh melalui latihan yang lama.
3. Pelayanan asuhan kepada yang memerlukan berdasarkan ilmu pengetahuan,
keterampilan teknis dan pedoman serta falsafah moral yang diyakini (etika profesi).
Menurut Hood L.J dan Leddy S.K (2006), “Perawat profesional akan
menggunakan pendekatan holistik dalam menemukan kebutuhan kesehatan bagi klien
yang dirawatnya, hal ini sesuai dengan pernyataan kebijakan yang disampaikan oleh
American Nurses Association (1995), ada empat ciri praktik profesional yang harus
dilakukan oleh perawat, yaitu:
1. Perawat menggunakan fokus orientasi pada masalah dengan memperhatikan
rangkaian seluruh respon manusia terhadap kesehatan dan penyakitnya.
2. Perawat terintegrasi dalam tenaga kesehatan yang menggunakan pengetahuannya
untuk membantu mencapai tujuan pasien dengan mengumpulkan data subjektif
maupun objektif pasien dan memahaminya baik secara individual atau secara
berkelompok.
3. Perawat mengaplikasikan ilmu pengetahuannya untuk menentukan diagnosa dan
melakukan treatment respon manusia.
4. Perawat melakukan asuhan keperawatan dengan melakukan hubungan terapeutik
dengan pasien untuk memfasilitasi kesehatan dan penyembuhan.
Ada tiga istilah penting yang berhubungan dengan profesi, yaitu profesionalisme,
profesionalisasi, dan profesi.
1. Profesionalisme
Merujuk pada karakter profesional, semangat atau metode. Merupakan suatu sifat
resmi, cara hidup yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Profesionalisme
keperawatan telah ada sejak zaman Florence Nightingale (1820-1910).
2. Profesionalisasi
Profesionalisasi adalah suatu proses untuk menjadikan profesional dengan cara
memenuhi beberapa kriteria yang telah ditentukan/disepakati.
3. Profesi
Jika dilihat di dalam kamus, sama dengan pekerjaan yang menghendaki pendidikan
yang lebih luas atau memiliki ilmu pengetahuan yang spesial, keterampilan serta
dipersiapkan dengan cara yang baik.
Dunia profesi keperawatan terus bergerak. Hampir dua dekade profesi ini
menyerukan perubahan paradigma. Perawat yang semula tugasnya hanyalah semata-
mata menjalankan perintah dokter kini berupaya meningkatkan perannya sebagai
mitra kerja dokter seperti yang sudah dilakukan di negara-negara maju.
Sebagai sebuah profesi yang masih berusaha menunjukkan jati diri, profesi
keperawatan dihadapkan pada banyak tantangan. Tantangan ini bukan hanya dari
eksternal tapi juga dari internal profesi ini sendiri.
1. Didukung oleh badan ilmu yang sesuai dengan bidangnya (antalogi), jelas
wilayah kerja keilmuannya (Epistomologi), dan aplikasinya (Axiologi).
2. Profesi diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang terencana, terus-
menerus dan bertahap.
3. Pekerjaan profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara legal melalui
perundang-undangan.
4. Peraturan dan ketentuan yang mengatur hidup dan kehidupan profesi (standar
pendidikan dan pelatihan, standar pelayanan, dan kode etik) serta pengawasan
terhadap pelaksanaan peraturan-peraturan tersebut dilakukan sendiri oleh
warga profesi (Winsley, 1964).
Kriteria Profesi
4. Pembinaan iptek.
Keperawatan sebagai profesi merupakan salah satu pekerjaan dimana dalam
menentukan tindakannya didasarkan pada ilmu pengetahuan serta memiliki
keterampilan yang jelas dalam keahliannya.
Dengan adanya perkembangan keperawatan dari kegiatan yang sifatnya rutin
yang menjadi pemenuhan kebutuhan berdasarkan ilmu, membawa suatu perubahan
yang sangat besar dalam dunia keperawatan karena pelayanan yang semula hanya
berdasarkan pada insting dan pengalaman menjadi pelayanan keperawatan
profesional berdasarkan ilmu dan teknologi keperawatan yang selalu berubah sesuai
dengan kemajuan zaman. Perawatan sebagai profesi mempunyai karakteristik sebagai
berikut:
3.2 Saran
Penyusun berharap agar semua perawat dapat meningkatkan kualitas kerjanya
dan mampu menjadi seseorang yang profesional dalam bidangnya.
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang. Hampir dua dekade profesi ini
menyerukan perubahan paradigma. Perawat yang semula tugasnya hanyalah semata –
mata menjalankan perintah dokter kini berupaya meningkatkan perannya sebagai
mitra kerja dokter seperti yang sudah dilakukan di negara – negara maju. Perawat
dianggap sebagai salah satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam
pencapaian tujuan pembangunan kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia.
Sebagai sebuah profesi yang masih berusaha menunjukkan jati diri, profesi
keperawatan dihadapkan pada banyak tantangan. Tantangan ini bukan hanya dari
eksternal tapi juga dari internal profesi ini sendiri. Untuk itu perawat dituntut
memiliki skill yang memadai untuk menjadi seorang perawat profesional.
Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan
menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai
bidang. Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara
komprehensif.
B. Tujuan
Tujuan Umum : Adapaun tujuan penulisan makalah ini adalah agar kita dapat
mengetahui dan memahami perawat sebagai peran dan fungsi perawat profesional.
Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui dan memahami pengertian dari perwata sebagai profesi
2. Mengetahui dan memahami pengertian perawat profesional
3. Mengetahui dan memahami peran profesional
4. Mengetahui dan memahami fungsi perawat profesional.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Perawat adalah mereka yang memiliki keamampuan dan kewenangan
melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh
melalui pendidikan keperawatan. Seseorang dikatakan perawat profesional jika
memiliki ilmu pengetahuan, ketrampilan keperawatan profesional serta memliki
sikap profesional sesuai kode etik profesi.
Seseorang dikatakan perawat profesional jika memiliki ilmu pengetahuan
ketrampilan keperawatan profesional serta memiliki sikap profesional sesuai kode
etik profesi.
B. Peran Perawat
Doheny (1982) mengidentifikasi beberapa elemen peran perawat profesional,
meliputi:
1. Care giver, sebagai pemberian asuhan keperawatan
2. Client advocate, sebagai pembela untuk melindungi klien
3. Consellor, sebagai pemberi bimbingan/konseling klien
4. Educator, sebagai pendidik klien
5. Collaborator, sebagai anggota tim kesehatan yang dituntut untuk dapat bekerja sama
dengan tenaga kesehatan lain
6. Coordinator, sebagai koordinator agar dapat memanfaatkan sumber-sumber dan
potensi klien.
7. Change agent, sebagai pembaru yang selalu dituntut untuk mengadakan perubahan-
perubahan.
8. Consultant, sebagai sumber informasi yang dapat membantu memecahkan masalah
klien.
1. Care giver/ pemberi asuhan
Sebagai pelaku/pemberi asuhan keperawatan , perawat dapat memberikan
pelayanan keperawatan secara langsung dan tidak langsung kepada klien,
menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi: melakukan pengkajian
dalam upaya mengumpulkan data dan informasi yang benar, menegakkan diagnosis
keperawatan berdasarkan hasil analisis dataa, merencakan intervensi keperawatan
sebagai upaya mengatasai masalah yang muncul dan membuat langkah atau cara
pemecahan masalah, melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana
yang ada, dan melakukan evaluasi berdasarkan respons klien terhadap tindakan
keperawatan yang telah dilakukannya.
Peran utamanya adalah memberikan asuhan keperawatan kepada klien yang meliputi
intervensi/tindakan keperawatan, observasi, pendidikan kesehatan dan menjalankan
tindakan medis sesuai dengan pendelegasian yang diberikan.
2. Client advocate
Sebagai advocat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien
dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien , membela
kepentingan klien, dan membantu klien memahami semua informasi dan upaya
kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun
profesional. Peran advokasi sekaligus mengharuskan perawat bertindak sebagai
narasumber dan fasilitator dalam tahap pengambilan keputusan terhadap upaya
kesehatan yang haarus dijalani oleh klien. Dalam menjalankan peran sebagai advocat
(pembela klien) perawat harus dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan
masyarakat dalam pelayanan keperawtatan.
3. Consellor
Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien
terhadap keadaan sehat sakitnya. Konseling diberikan kepada individu/keluarga
dalam mengintregasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu,
pemecahan masalah difokuskan pada masalah keperawatan, mengubah perilaku hidup
ke arah perilaku hidup sehat.
4. Educator
Sebagai pendidik klien, perawat membantu klien meningkatkan kesehatannya
melalui pemberian pengetahuan yang terkait dengan keperawtan dan tindakan medik
yang diterima sehingga klien/keluarga dapat menerima tanggung jawab terhadap hal-
hal yang diketahuinya. Sebagai pendidik, perawat juga dapat memberikan pendidikan
kesehatan kepada kelompok keluarga yang berisiko tinggi, kader kesehatan dan lain
sebagainya.
5. Collaborator
Perawat bekerja sama dengan tim kesehatan lain dan keluarga dalam
menentukan rencana maupun pelaksanaan asuhan keperawtan guna memenuhi
kebutuhan kesehatan klien.
6. Coordinator
Perawat memanfaatkan semua sumber-sumber dan potensi yang ada, baik
materi maupun kemampuan klien secara terkoordinasi sehingga tidak ada intervensi
yang terlewatkan maupun tumpang tindih.
Dalam menjalankan peran sebagai koordinator perawat dapat melakukan hal-hal
berikut.
1. Mengoordinasi seluruh pelayanan keperawatan
2. Mengatur tenaga keperawatan yang akan bertugas
3. Mengembangkan sistem pelayanan keperawatan
4. Memberikan informasi tentang hal-hal yang terkait dengan pelayanan keperawatan
pada sarana kesehatan
Hal ini mencerminkan manfaa pendidikan sepanjang hidup. Dalam hal keperawatan
profesional, lulusan perlu melanjutkan pendidikan untuk mempertahankan dan
memperluas tingkat kompetensi mereka agar memenuhi kreteria profesional,
mengantisipasi peran perawat pada masa yang akan datang, dan memperluas ilmu
pengetahuan profesional.
4. Otonomi
Hak menentukan diri sebagai profesi yang berarti para perawat haus memiliki
kebebasan untuk menggunakan pengetahuan dan ketrampilan mereka guna kemajuan
manusia dan otoritas serta kemampuan untuk melihat bahwa layanan keperawatan
diberikan secara aman dan efektif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang meliputi aspek bio-psilo-sosio-spiritual yang
komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga atau masyarakat yang sehat
maupun sakit yang mencangkup siklus hidup manusia. Keperawatan dapat dipandang
sebagai suatu profesi karena mempunyai body of knowledge, pendidikan berbasis
keahlian pada jenjang pendidikan tinggi, memberikan pelayanan kepada masyarakat
melalui praktik dalam bidang profesi, memiliki perhimpunan atau organisasi profesi,
memberlakukan kode etik keperawatan, otonomi dan motivasi bersifat altruistik.
Untuk menunjang keperawatan professional maka di perlukan Peningkatan
kualitas organisasi profesi keperawatan dengan berbagai cara, pendekatan serta kiat
kiat yang lebih difokuskan pada kemampuan perawat untuk memberikan asuhan
keperawatan secara komprehensif dengan sentuhan seni dalam arti menggunakan kiat
– kiat tertentu dalam upaya memberikan kenyaman dan kepuasan pada klien.
B. Saran
Kami sadar bahwa penyusunan makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Untuk terakhir kalinya kami
berharap pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi
perawat sehingga dapat meningkatkan kualitas kerja dan mampu menjadi perawat
profesional dibidangnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ns. Asmadi, S.Kep. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Buku Kedokteran EGC.
Jakarta
Kuswanto, S.Kep. M.Kes. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan
Profesional. Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Blais, Kathleen Koening, Jonice S. Hayes, dkk. 2007. Praktik Keperawatan
Profesional. Widya Medika. Jakarta
H. Zaidin Ali, SKM, MM. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Widya
Medika. Jakarta
http://kti-akbid.blogspot.com/2011/03/makalah-peran-dan-fungsi-perawat.html
http://nizaraharja92.blogspot.com
TUGAS
MAKALAH
KONSEP DASAR KEPERAWATAN 1
Oleh :
SOLVINA PADU LEMBA
2016610084
KATA PENGANTAR
Besar harapan kami semoga penulisan makalah ini dapat memenuhi syarat.
Mudah-mudahan hasil dari tugas makalah ini dapat menjadi referensi yang
bermanfaat bagi kita sekalian, Amin.
Malang, Agustus 2020
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 .Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1
1.3 Tujuan ..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Caring Secara Umum..................................................................2
2.2 Perbedaan Caring dan Curing.......................................................................5
2.3 Perilaku Caring Yang Dapat Ditemui Dalam Tatanan Keperawatan......7
2.4 Pengertian Transcultural Nursing............................................................9
2.5 contoh-contoh aplikasi traskultural nursing pada beberapa
masalah kesehatan.........................................................................................11
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan.............................................................................................18
3.2 Saran.......................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
No. 1. Makalah Caring
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Konsep
Dasar Keperawatan I, menambah wawasan tentang Konsep Caring di Sepanjang
Rentang Kehidupan, agar kami mahasiswa mengerti tentang bagaimana perilaku
caring dalam proses dan praktik keperawatan, dan sebagai salah satu sarana belajar
mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN
Etika Pelayanan
Watson ( 1988 ) menyarankan agar caring sebagai suatu sikap moral yang ideal,
memberikan sikap pendirian terhadap pihak yang melakukan intervensi seperti
perawat. Sikap pendirian ini perlu untuk menjamin bahwa perawat bekerja sesuai
standar etika untuk tujuan dan motivasi yang baik. Kata etika merujuk pada kebiasaan
yang benar dan yang salah. Dalam setiap pertemuan dengan klien, perawat harus
mengetahui kebiasaan apa yang sesuai secara etika. Etika keperawatan bersikap unik,
sehingga perawat tidak boleh membuat keputusan hanya berdasarkan prinsip
intelektual atau analisis.
Etika keperawatan berfokus pada hubungan antara individu dengan karakter dan
sikap perawat terhadap orang lain. Etika keperawatan menempatkan perawat sebagai
penolong klien, memecahkan dilema etis dengan cara menghadirkan hubungan dan
memberikan prioritas kepada klien dengan kepribadian khusus.
Nurse Caring Behavior
1. Persepsi klien wanita ( Riemen, 1986 )
v Berespon terhadap keunikan klien
v Memahami dan mendukung perhatian klien
v Hadir secara fisik
v Memiliki sikap dan menunjukkan prilaku yang membuat klien merasa dihargai
sebagai manusia
v Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta
v Menunjukkan perhatian yang memberi kenyamanan dan merelaksasi klien
v Bersuara halus dan lembut
v Memberi perasaan nyaman
2. Persepsi klien pria ( Riemen, 1986 )
v Hadir secara fisik sehingga klien merasa dihargai
v Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta
v Membuat klien merasa nyaman, relaks, dan aman
v Hadir untuk memberi kenyamanan dan memenuhi kebutuhan klien sebelum
diminta
v Menggunakan suara dan sikap yang baik, halus, lembut dan menyenangkan
3. Persepsi klien kanker dan keluarga ( Mayer, 1986 )
v Mengetahui bagaimana memberikan injeksi dan mengelola peralatan
v Bersikap ceria
v Mendorong klien untuk menghubungi perawat bila klien mempunyai masalah
v Mengutamakan atau mendahulukan kepentingan klien
v Mengantisipasi pengalaman pertama adalah yang terberat.
1. Kehadiran
Kehadiran adalah suatu pertemuan antara seseorang dengan seseorang lainnya
yang merupakan sarana untuk mendekatkan diri dan menyampaikan manfaat caring.
Menurut Fredriksson (1999), kehadiran berarti “ada di” dan “ada dengan”. “Ada di”
berarti kehadiran tidak hanya dalam bentuk fisik, melainkan juga komunikasi dan
pengertian. Sedangkan “ada dengan” berarti perawata selalu bersedia dan ada untuk
klien (Pederson, 1993). Kehadiran seorang perawat membantu menenangkan rasa
cemas dan takut klien karena situasi tertekan.
2. Sentuhan
Sentuhan merupakan salah satu pendekatan yang menenangkan dimana
perawat dapat mendekatkan diri dengan klien untuk memberikan perhatian dan
dukungan. Ada dua jenis sentuhan, yaitu sentuhan kontak dan sentuhan non-kontak.
Sentuhan kontak merupakan sentuhan langsung kullit dengan kulit. Sedangkan
sentuhan non-kontak merupakan kontak mata. Kedua jenis sentuhan ini digambarkn
dalam tiga kategori :
a) Sentuhan Berorientasi-tugas
Saat melaksanakan tugas dan prosedur, perawat menggunakan sentuhan ini.
Perlakuan yang ramah dan cekatan ketika melaksanakan prosedur akan memberikan
rasa aman kepada klien. Prosedur dilakukan secara hati-hati dan atas pertimbangan
kebutuhan klien.
b) Sentuhan Pelayanan (Caring)
Yang termasuk dalam sentuhan caring adalah memegang tangan klien, memijat
punggung klien, menempatkan klien dengan hati-hati, atau terlibat dalam
pembicaraan (komunikasi non-verbal). Sentuhan ini dapat mempengaruhi keamanan
dan kenyamanan klien, meningkatkan harga diri, dan memperbaiki orientasi tentang
kanyataan (Boyek dan Watson, 1994).
c) Sentuhan Perlindungan
Sentuhan ini merupakan suatu bentuk sentuhan yang digunakan untuk melindungi
perawat dan/atau klien (fredriksson, 1999). Contoh dari sentuhan perlindungan adalah
mencegah terjadinya kecelakaan dengan cara menjaga dan mengingatkan klien agar
tidak terjatuh.
Sentuhan dapat menimbulkan berbagai pesan, oleh karena itu harus digunakan secara
bijaksana.
3. Mendengarkan
Untuk lebih mengerti dan memahami kebutuhan klien, mendengarkan merupakan
kunci, sebab hal ini menunjukkan perhatian penuh dan ketertarikan perawat.
Mendengarkan membantu perawat dalam memahami dan mengerti maksud klien dan
membantu menolong klien mencari cara untuk mendapatkan kedamaian.
4. Memahami klien
Salah satu proses caring menurut Swanson (1991) adalah memahami klien.
Memahami klien sebagai inti suatu proses digunakan perawat dalam membuat
keputusan klinis. Memahami klien merupakan pemahaman perawat terhadap klien
sebagai acuan melakukan intervensi berikutnya (Radwin,1995). Pemahaman klien
merupakan gerbang penentu pelayanan sehingga, antara klien dan perawat terjalin
suatu hubungan yang baik dan saling memahami.
5. Caring Dalam Spiritual
Kepercayaan dan harapan individu mempunyai pengaruh terhadap kesehatan fisik
seseorang. Spiritual menawarkan rasa keterikatan yang baik, baik melalui hubungan
intrapersonal atau hubungan dengan dirinya sendiri, interpersonal atau hubungan
dengan orang lain dan lingkungan, serta transpersonal atau hubungan dengan Tuhan
atau kekuatan tertinggi.
Hubungan caring terjalin dengan baik apabila antara perawat dan klien
dapat memahami satu sama lain sehingga keduanya bisa menjalin hubungan yang
baik dengan melakukan hal seperti, mengerahkan harapan bagi klien dan
perawat; mendapatkan pengertian tentang gejala, penyakit, atau perasaan yang
diterima klien; membantu klien dalam menggunakan sumber daya sosial, emosional,
atau spiritual; memahami bahwa hubungan caring menghubungkan manusia dengan
manusia, roh dengan roh.
6. Perawatan Keluarga
Keluarga merupakan sumber daya penting. Keberhasilan intervensi keperawatan
sering bergantung pada keinginan keluarga untuk berbagi informasi dengan perawat
untuk menyampaikan terapi yang dianjurkan. Menjamin kesehatan klien dan
membantu keluarga untuk aktif dalam proses penyembuhan klien merupakan tugas
penting anggota keluarga. Menunjukkan perawatan keluarga dan perhatian pada klien
membuat suatu keterbukaan yang kemudian dapat membentuk hubungan yang baik
dengan anggota keluarga klien.
2.4 Pengertian Transcultural Nursing
Transcultural Nursing adalah suatu keilmuwan budaya pada proses belajar dan
praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara
budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya
manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan
asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia
(Leininger, 2002).
Konsep Transcultural Nursing
Keperawatan transkultural adalah ilmu dan kiat yang humanis yang
difokuskan pada prilaku individu atau kelompok, serta proses untuk mempertahankan
atau meningkatkan perilaku sehat dan perilaku sakit secara fisik dan psikokultural
sesuai latar belakang budaya. (Leininger, 2002).
Konsep Utama Transcultural Nursing:
Care : perawat memberikan bimbingan dukungan kepada klien à untuk meningkatkan
kondisi klien
Caring : tindakan mendukung, berbentuk aksi atau tindakan
Culture : perawat mempelajari, saling share/berbagi pemahaman tentang kepercayaan
dan budaya klien
Cultural care : kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, norma/ kepercayaan
Nilai kultur : keputusan/kelayakan untuk bertindak
Perbedaan kultur : berupa variasi-variasi pola nilai yang ada di masyarakat mengenai
keperawatan
Cultural care university : hal-hal umum dalam sistem nilai, norma dan budaya
Etnosentris : keyakinan ide, nilai, norma, kepercayaan lebih tinggi dari yang lain
Cultural Imposion : kecenderungan tenaga kesehatan memaksakan kepercayaan
kepada klien
Peran dan Fungsi Transkultural
Budaya mempunyai pengaruh luas terhadap kehidupan individu . Oleh sebab itu ,
penting bagi perawat mengenal latar belakang budaya orang yang dirawat ( Pasien ) .
Misalnya kebiasaan hidup sehari – hari , seperti tidur , makan , kebersihan diri ,
pekerjaan , pergaulan social , praktik kesehatan , pendidikan anak ekspresi perasaan ,
hubungan kekeluargaaan , peranan masing – masing orang menurut umur . Kultur
juga terbagi dalam sub – kultur .
Subkultur adalah kelompok pada suatu kultur yang tidak seluruhnya mengaanut
pandangan keompok kultur yang lebih besar atau memberi makna yang berbeda .
Kebiasaan hidup juga saling berkaitan dengan kebiasaan cultural.
Nilai – nilai budaya Timur , menyebabkan sulitnya wanita yang hamil mendapat
pelayanan dari dokter pria . Dalam beberapa setting , lebih mudah menerima
pelayanan kesehatan pre-natal dari dokter wanita dan bidan . Hal ini menunjukkan
bahwa budaya Timur masih kental dengan hal – hal yang dianggap tabu.
Dalam tahun – tahun terakhir ini , makin ditekankan pentingknya pengaruh kultur
terhadap pelayanan perawatan . Perawatan Transkultural merupakan bidang yang
relative baru ; ia berfokus pada studi perbandingan nilai – nilai dan praktik budaya
tentang kesehatan dan hubungannya dengan perawatannya . Leininger ( 1991 )
mengatakan bahwa transcultural nursing merupakan suatu area kajian ilmiah yang
berkaitan dengan perbedaan maupun kesamaan nilai – nilai budaya ( nilai budaya
yang berbeda ras , yang mempengaruhi pada seseorang perawat saat melakukan
asuhan keperawatan kepada pasien. Perawatan transkultural adalah berkaitan dengan
praktik budaya yang ditujukan untuk pemujaan dan pengobatan rakyat (tradisional) .
Caring practices adalah kegiatan perlindungan dan bantuan yang berkaitan dengan
kesehatan.
Menurut Dr. Madelini Leininger , studi praktik pelayanan kesehatan transkultural
adalah berfungsi untuk meningkatkan pemahaman atas tingkah laku manusia dalam
kaitan dengan kesehatannya . Dengan mengidentifikasi praktik kesehatan dalam
berbagai budaya ( kultur ) , baik di masa lampau maupun zaman sekarang akan
terkumpul persamaan – persamaan . Lininger berpendapat , kombinasi pengetahuan
tentang pola praktik transkultural dengan kemajuan teknologi dapat menyebabkan
makin sempurnanya pelayanan perawatan dan kesehatan orang banyak dan berbagai
kultur.
3.1. KESIMPULAN
Pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga ,
kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Keperwatan adalah suatu bentuk pelayanan
professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan
biologi, psikologi, social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada
individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup
manusia.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental,
keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan
melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam
upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta
pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama
(Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan
hidup sehat dan produktif.
3.2 SARAN
Dalam penyusunan kurikulum pendidikan perawatan seyogyanya memasukkan
unsur caring dalam setiap mata kuliah. Penekanan pada humansitik, kepedulian dan
kepercayaan, komitmen membantu orang lain dan berbagai unsur caring yang lain
harus sudah dibangun sejak perawat dalam masa pendidikan. Selain itu perlu
dilakukan sosialisasi konsep caring pada perawat guna memberikan pemahaman yang
mendalam tentang apa yang harus dilakukan perawat agar bersikap caring dalam
setiap kontak dengan pasien. Indikator-indikator caring harus dikenal dan
diaplikasikan dalam perawatan serta dievaluasi secara terus menerus.
DAFTAR PUSTAKA
http://andaners.wordpress.com/2009/04/28/konsep-keperawatan-komunitas/
Watson, Jean. (2004). Theory of human Caring. Http: //www2.uchse.edu/son/caring
Meidiana Dwidiyanti. 2008. Keperawatan Dasar. Semarang. Hasani
http://usfinit-engky.blogspot.com/2011/12/makalah-konsep-caring.html
http://teguhyudi-teguhyudi.blogspot.com/2011/07/aplikasi-konsep-caring-dalam-
praktek.html
No.2. Makalah Sistem Pelayanan Kesehatan
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sistem pelayanan kesehatan merupakan suatu yang sangat penting di dalam dunia
kesehatan melalui sistem ini diharapkan kualitas kesehatan khususnya di Indonesia.
Melalui sistem ini tujuan pembangunan kesehatan dapat tercapai dengan cara efektif
dan tepat sasaran. Keberhasilan sistem pelayanan kesehatan tergantung dari berbagai
komponen yang masuk dalam pelayanan kesehatan diantaranya perawat, dokter, atau
tim kesehatan lain yang saling menunjang.
Definisi pelayanan kesehatan menurut Prof. Dr. Soekitjo Notoatmojo pelayanan
kesehatan adalah sebuah subsistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah
pelayanan prefentif (pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan
sasaran masyarakat.
Sistem ini akan memberikan kualitas pelayanan kesehatan yang efektif dengan
melihat nilai-nilai yang ada di masyarakat di harapkan perawat dapat memberikan
pelayanan dengan kualitas yang bagus.
Dalam mempelajari system, maka terlebih dahulu harus memahami teori
tentang system akan memudahkan dalam memecahkan persoalan yang ada da;lam
system. Sistem tersebut terdiri dari subsistem yang membentuk sebuah system yang
antara yang satu dengan yang lainnya harus saling mempengaruhi.
Dalam teori system disebutkan bahwa system itu terbentuk dari subsistem yang
saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Bagian tersebut terdiri dari input,
proses, output, dampak, umpan balik dan lingkungan yang semuanya saling
berhubungan dan saling mempengaruhi.
<!--[if !supportLists]-->1.2 <!--[endif]--> Rumusan Masalah
<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Bagaimana teori dari sistem pelayanan
kesehatan?
<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Bagaimana tingkat pelayanan kesehatan dari
sistem pelayanan kesehatan?
<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Apa saja lembaga pelayanan kesehatan?
<!--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Bagaimana lingkup sistem pelayanan
kesehatan?
<!--[if !supportLists]-->5. <!--[endif]-->Apakah faktor yang mempengaruhi pelayanan
kesehatan?
<!--[if !supportLists]-->1.3 <!--[endif]--> Tujuan
<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Mengetahui sistem-sistem dari pelayanan
kesehatan
<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Mengetahui tingkatan pelayanan kesehatan dari
sistem pelayanan kesehatan
<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Mengetahui beberapa lembaga yang terkait
dengan pelayanan kesehatan
<!--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Mengetahui ruang lingkup dari sistem
pelayanan kesehatan
<!--[if !supportLists]-->5. <!--[endif]-->Mengetahui faktor yang mempengaruhi
pelayanan kesehatan
BAB II
ISI
2.1 Definisi Sistem Pelayanan Kesehatan
Defini dari sistem pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep dimana konsep ini
memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Definisi pelayanan kesehatan
menurut Prof. Dr. Soekitjo Notoatmojo pelayanan kesehatan adalah sebuah subsistem
pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan prefentif (pencegahan)
dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat. Dan menurut
Level dan Loomba pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri
atau secara bersama-sama dalam waktu organisasi dalam memelihara dan
menigkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan.
2.8 VISI
Visi dan Misi ini akan diwujudkan melalui 6 Rencana Strategi Tahun 2010 – 2014,
yaitu:
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa sistem pelayanan kesehatan
adalah sebuah konsep dimana konsep ini memberikan layanan kesehatan kepada
masyarakat.Sistem pelayanan kesehatan juga memiliki beberapa teori seperti input,
proses, output, dampak, umpan balik dan lingkungan.Selain itu sistem pelayanan
kesehatan memiliki beberapa tingkatan seperti promosi kesehatan, perlindungan
khusus, diagnosa dini dan pengobatan segera, pembatasan cacat, dan rehabilitas.
Dalam sistem pelayanan kesehatan terdapat beberapa lembaga yang terkait
seperti rawat jalan, institusi, hospice, community based agency dalam rangka
meningkatkan status kesehatan. Sistem pelayanan kesehatan terbagi atas beberapa
lingkup yang berbeda yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama,pelayanan kesehatan
tingkat kedua, dan pelayanan kesehatan tingkat ketiga, subsistem pelayanan
kesehatan tersebut memiliki tujuan masing-masing dengan tidak meninggalkan tujuan
umum dari pelayanan kesehatan. Adapula pelayanan keperawatan merupakan bagian
dari pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan dasar dan pelayanan rujukan,
tetapi tidak segalanya tercapai sasaran akan tetapi membutuhkan suatu proses untuk
mengetahui masalah yang ditimbulkannya pelaksanaan pelayanan kuga akan lebih
berkembang atau sebaliknya akan terhambat karena dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti ilmu pengetahuan dan teknologi baru, pergeseran nilai masyarakat, aspek legal
dan etik, ekonomi dan politik.
3.2 Saran
Dalam sistem pelayanan kesehatan perlu terus di tingkatkannya mutu serta
kualitas dari pelayanan kesehatan agar sistem pelayanan ini dapat berjalan dengan
efektif, itu semua dapat dilakukan dengan melihat nilai-nilai yang ada di masyarakat,
dan di harapkan perawat dapat memberikan pelayanan dengan kualitas yang bagus
dan baik
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menurut kelompok kami, merawat orang sakit merupakan salah satu sifat
kemanusiaan yang terdapat dalam diri manusia. Politik, agama, serta keadaan
masyarakat selama ini memainkan perananan dalam timbulnya pekerjaan
keperawatan.
Di dunia ini, setiap orang pasti pernah merasakan sakit. Bukan hanya, dokter saja
yang mampu mengobati, dokter juga pastinya membutuhkan rekan kerja yang dapat
membantunya ,yang dapat mengerti tentang masalah medis. Perawatan bagi individu
yang sehat ataupun sakit, dari segala umur, latar belakang, budaya ,emosi, psikologis,
intelektual, social, dan kebutuhan rohani.
Pada masalah lalu, pasang surut keperawatan selalu berkaitan dengan peperangan,
serta kemakmuran. Perkembangan keperawatan di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi
social ekonomi yaitu pada saat penjajahan Belanda, Inggris, dan Jepang. Pada
umumnya pelayanan orang-orang sakit tersebut dipandang sebagai suatu tindakan
amal.
3. Tujuan
4. Tujuan Umum
3. Tujuan Khusus
Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan minat pembaca untuk mengetahui lebih
luas lagi tentang perkembangan keperawatan di Dunia dan di Indonesia.
BAB II
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN
A.Definisi Keperawatan
Merawat orang sama tuanya dengan keberadaan umat manusia. Oleh karena itu
perkembangan keperawatan, termasuk yang kita ketahui saat ini, tidak dapat
dipisahkan dan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan
peradaban manusia. Kepercayaan terhadap animisme, penyebaran agama-agama
besar dunia serta kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Pada permulaan Masehi, Agama Kristen mulai berkembang. Pada masa itu,
keperawatan mengalami kemajuan yang berarti, seiring dengan kepesatan
perkembangan Agama Kristen. Ini dapat di lihat pada masa pemerintahan Lord
Constantine, yang mendirikan Xenodhoeum atau hospes (latin), yaitu tempat
penampungan orang yang membutuhkan pertolongan terutama bagi orang-orang sakit
yang memerlukan pertolongan dan perawatan.
Florence Nightingle, lahir dari keluarga kaya dan terhormat pada tahun 1820 di
Flronce (Italia). Setahun setelah kelahirannya, keluarga Florence kembali ke Inggris.
Di Inggris Florence mendapatkan pendidikan sekolah yang baik sehingga ia mampu
menguasai bahasa Perancis, Jerman, dan Italia. Pada usia 31 tahun Florence
mengikuti kursus pendidikan perawat di Keiserwerth (Italia) dan Liefdezuster di
Paris, dan setelah pendidikan ia kembali ke Inggris.
Pada saat Perang Krim (Crimean War) terjadi di Turki tahun 1854, Florence
bersama 38 suster lainnya di kirim ke Turki. Berkat usaha Florence dan teman-teman,
telah terjadi perubahan pada bidang hygiene dan keperawatan dengan indikator angka
kematian turun sampai 2%. Kontribusi Florence Nightingle bagi perkembangan
keperawatan adalah menegaskan bahwa nutrisi merupakan satu bagian penting dari
asuhan keperawatan, meyakinkan bahwa okupasional dan rekreasi merupakan suatu
terapi bagi orang sakit, mengidentifikasi kebutuhan personal klien dan peran perawat
untuk memenuhinya, menetapkan standar manajemen rumah sakit, mengembangkan
suatu standar okupasi bagi klien wanita, mengembangkan pendidikan keperawatan,
menetapkan 2 (dua) komponen keperawatan, yaitu: kesehatan dan penyakit.
Meyakinkan bahwa keperawatan berdiri sendiri dan berbeda dan berbeda dengan
profesi kedokteran dan menekankan kebutuhan pendidikan berlanjut bagi perawat.
4. Penyebaran Keperawatan di Dunia
5. a) Mesir
Bangsa mesir pada zaman purba telah menyembah banyak dewa. Dewa yang
terkenal antara lain Isis. Mereka beranggapan bahwa dewa ini menaruh minat
terhadap orang sakit dan memberikan pertolongan pada waktu si sakit sedang tidur.
Didirikanlah kuil yang merupakan rumah sakit pertama di mesir. Ilmu ketabiban
terutama ilmu bedah telah dikenal oleh bangsa mesir zaman purba (± 4800 SM).
Dalam menjalankan tugasnya sebagai tabib ia menggunakan bidai (spalk), alat-alat
pembalut, ia mempunyai pengetahuan tentang anatomi, Hygienr umum serta tentang
obat-obatan. Didalam buku-buku tertulis dalam kitab Papyrus didalamnya memuat
kurang lebih 700 macam resep obat-obatan dari Mesir.
Ilmu pengetahuan tentang anatomi dan obat-obat ramuan telah diketahui oleh bangsa
Babylon sejak beberapa abad SM. Pada salah satu tulisan yang menyatakan bahwa
pada 680 SM orang telah mengetahui cara menahan darah yang keluar dari hidung
dan merawat jerawant pada muka. Bangsa Babylon menyembah dewa oleh karena itu
perawatan atau pengobatan berdasarkan kepercayaan tersebut.
c ) Yahudikuno
Ilmu pengetahuan bangsa Yahudi banyak di peroleh dari bangsa Mesir.
Misalnya : cara-cara memberi pengobatan orang yang terkenal adalah Musa. Ia juga
dikenal sebagai seorang ahli hygiene. Dibawah pimpinannya bangsa Yahgudi
memajukan minatnya yang besar terhadap kebersihan umum dan kebersihan diri.
Undang-undang kesehatan bangsa Yahudi menjadi dasar bagi hygiene modern
dimana cara-cara dan peraturannya sesuai dengan bakteriologi zaman sekarang,
misalnya :
5. a)Periode1945-1962
Tahun 1945 s/d 1950 merupakan masa transisi pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Perkembangan keperawatan pun masih jalan di tempat. Ini dapat
dilihat dari pengembanagan tenaga keperawatan yang masih menggunakan system
pendidikan yang telah ada, yaitu perawat lulusan pendidikan Belanda (MULO + 3
tahun pendidikan), untuk ijazah A (perawat umum) dan ijazah B untuk perawat jiwa.
Terdapat pula pendidikan perawat dengan dasar (SR + 4 tahun pendidikan) yang
lulusannya disebut mantri juru rawat.
Baru kemudian tahun 1953 dibuka sekolah pengatur rawat dengan tujuan
menghasilkan tenaga perawat yang lebih berkualitas. Pada tahun 1955, dibuka
Sekolah Djuru Kesehatan (SDK) dengan pendidikan SR ditambah pendidikan satu
tahun dan sekolah pengamat kesehatan sebagai pengembangan SDK, ditambah
pendidikan lagi selama satu tahun.
Pada tahun 1962 telah dibuka Akademi Keperawatan dengan pendidikan dasar umum
SMA yang bertempat di Jakarta, di RS. Cipto Mangunkusumo. Sekarang dikenal
dengan nama Akper Depkes di Jl. Kimia No. 17 Jakarta Pusat.
Walupun sudah ada pendidikan tinggi namun pola pengembangan pendidikan
keperawatan belum tampak, ini ditinjau dari kelembagaan organisasi di rumah sakit.
Kemudian juga ditinjau dari masih berorientasinya perawat pada keterampilan
tindakan dan belum dikenalkannya konsep kurikulum keperawatan. Konsep-konsep
perkembangan keperawatan belum jelas, dan bentuk kegiatan keperawatan masih
berorientasi pada keterampilan prosedural yang lebih dikemas dengan perpanjangan
dari pelayanan medis.
3. b)Periode1963-1983
Periode ini masih belum banyak perkembangan dalam bidang keperawatan. Pada
tahun 1972 tepatnya tanggal 17 April lahirlah organisasi profesi dengan nama
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di Jakarta. Ini merupakan suatau
langkah maju dalam perkembangan keperawatan. Namun baru mulai tahun 1983
organisasi profesi ini terlibat penuh dalam pembenahan keperawatan melalui
kerjasama dengan CHS, Depkes dan organisasi lainnya.
Pada tahun 1985, resmi dibukanya pendidikan S1 keperawatan dengan nama Progran
Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesi di
Jakarta. Sejak saat itulah PSIK-UI telah menghasilkan tenaga keperawatan tingkat
sarjana sehingga pada tahun 1992 dikeluarkannya UU No. 23 tentang kesehatan yang
mengakui tenaga keperawatan sebagai profesi.
Pada tahun 1996 dibukanya PSIK di Universitas Padjajaran Bandung. Pada
tahun 1997 PSIK-UI berubah statusnya menjadi Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia (FIK-UI), dan untuk meningkatkan kualitas lulusan, pada tahun
1998 kurikulum pendidikan Ners disyahkan dan digunakan. Selanjutnya juga pada
tahun 1999 kurikulum D-III keperawatan mulai dibenahi dan mulai digunakan pada
tahun 2000 sampai dengan sekarang.
2. a) Wawasan Keilmuan
Pada tingkat pendidikan akademi, penggunaan kurikulum D III keperawatan 1999,
merupakan wujud dari pembenahan kualitas lulusan keperawatan. Wujud ini dapat
dilihat dengan adanya:
4. Mata Kuliah Umum (MKU), yaitu : Pendidikan agama, Pancasila.
5. Mata Kuliah Dasar Keahliah (MKDK), yaitu: Anatomi, Fisiologi.
2. c) Kerangka Konsep
Berpikir ilmiah pembiasaan sikap dan tingkah laku profesional, belajar aktif,
pendidikan di lingkungan masyrakat serta penguasaan iptek keperawatan merupakan
karakteristik dari pendidikan profesional keperawatan.
Perubahan adat pelayanan dari fokasional menjadi perawat dengan fokus asuhan
keperawatan dengan peran prefentif dan promotif tanpa melupakan peran kreatif dan
rehabilitatif harus didukung dengan peningkatan sumber daya manusia dibidang
keperawatan. Sehingga pada pelaksaan pemberian sumber keperawatan dapat
terjadinya pelayanan yang efisien, efektif, serta berkualitas. Selanjtunya, saat ini jug
atelah berkembangan berbagai model prektis keperawatan profesional, seperti :
Praktik keperawatan di rumah sakit kesehatan.
Praktik keperawatan di rumah (home caffe)
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Keperawatan merupakan sebuah ilmu dan profesi yang memberikan
pelayanan kesehatan guna untuk meningkatkan kesehatan bagi masyarakat.
Keperawatan sudah ada sejak manusia itu ada dan hingga saat ini Profesi
keperawatan berkembang dengan pesat. Sejarah perkembangan keperawatan di
Indonesia tidak hanya berlangsung di tatanan praktik, dalam hal ini layanan
keperawatan, tetapi juga di dunia pendidikan keperawatan. pendidikan keperawatan
memberi pengaruh yang besar terhadap kualitas layanan keperawatan. Karenanya,
perawat harus terus meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya melalui
pendidikan keperawatan yang berkelanjutan.
B.SARAN
Dari kesimpulan yang ada maka kita sebagai perawat atau calon perawat harus
terus meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya melalui pendidikan
keperawatan yang berkelanjutan, sehingga kita tidak mengalami ketertinggalan dari
keperawatan internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Stevens, P.J.M, et al. (1999) Ilmu keperawatan. Jilid I, Ed. 2. EGC: Jakarta
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai-nilai yang menjadi pedoman untuk
mencapai suatu tujuan dan di pakai sebagai pandangan hidup.
Falsafah keperawatan Merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia dan
esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktek keperawatan.
Hakekat manusia yang di maksud disini adalah manusia sebagai makhluk
biologis,psikologis,sosial,dan spiritual,sedangkan esensinya adalah falsafah
keperawatan
2.1 RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu falsafa?
2. Falsafa keperawatan
3. Falsafa menurut para ahli
4. Perawat sebagai profesi
2.2 TUJUAN MASALH
1. Mengetahui apa itu falsafa
2. Mengetahui apa itu falsafah keperawatan
3. Mengatahui falsafa keperawatan menurut para ahli
4. Mengetahui perawat sebagai profesi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN FALSAFAH.
Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai-nilai yang menjadi pedoman untuk
mencapai suatu tujuan dan di pakai sebagai pandangan hidup.
Falsafah keperawatan Merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia dan
esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktek keperawatan.
Hakekat manusia yang di maksud disini adalah manusia sebagai makhluk
biologis,psikologis,sosial,dan spiritual,sedangkan esensinya adalah falsafah
keperawatan yang meliputi:
1.memandang bahwa pasien sebagai manusia yang utuh (holistik)yang harus di
penuhui segala kebutuhannya baik kebutuhan biologis,psikologis,sosial dan spiritual
yang di berikan secara komprehensif dan tidak bisa di lakukan secara sepihak atau
sebagian dari kebutuhannya
2.bentuk pelayanan keperawatan yang di berikan harus secara langsung dengan
memperhatikan aspek kemanusiaan
3.setiap orang berhak mendapatkan perawatan tanpa memandang perbedaan
suku,kepercayaan,status sosial,agama,dan ekonomi
4.pelayanan keperwatan tersebut merupakan bagian integral dari sistem pelayanan
kesehatan mengingat perawat bekerja dalam lingkup tim kesehatan bukan sendiri-
sendiri
5.mitra yang selalu aktif dalam pelayanan kesehatan,bukan seorang penerima jasa
yang aktif
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Falsafah keperawatan adalah keyakinan perawat terhadap nilai-nilai
keperawatan yang menjadi pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan, kepada
individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat. Keyakinan ini terhadap nilai
keperawatan harus menjadi pegangan setiap perawat. Flsafah keperawatan menjadi
landasan bagi perawat dalam menjalankan profesinya. Esensi falsafah keperawatan
yaitu memandangh pasien sebagai mahluk yang holistik, yang harus dipenuhi segala
kebutuhannya, secara biologis, phisikologis, sosial, dan spiritual yang diberikan
secara komprehensif.
3.1 SARAN
Sebagai seorang perawat kita harus mengetahui apa itu falsafah keperawatan
yang menjadi dasar sebuah profesi keperawatan.
Bagi perawat diharpkan mampu memehami dan menerapkan falsafah keperawatan
dalam praktik lapangan bagi.
Daftar Pustaka
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC.
Kozier, Erb, Berman, & Snyder. 2011. Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses, dan Praktik, ed. 7, vol. 1. Jakarta : EGC
No. 5. Makalah Keperawatan Sebagai Profesi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan merupakan profesi yang membantu dan memberikan pelayanan
yang berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan individu. Keperawatan juga
diartikan sebagai konsekuensi penting bagi individu yang menerima pelayanan,
profesi ini memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh seseorang, keluarga
atau kelompok di komunitas. (Committee on Education American Nurses Association
(ANA), 1965).
WHO Expert Committee on Nursing dalam Aditama (2000) mengatakan
bahwa, pelayanan keperawatan adalah gabungan dari ilmu kesehatan dan seni
melayani/memberi asuhan (care), suatu gabungan humanistik dari ilmu pengetahuan,
filosofi keperawatan, kegiatan klinik, komunikasi dan ilmu sosial.
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan biopsikososial dan spiritual yang komprehensif, ditujukan
kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup
seluruh aspek kehidupan manusia. (Lokakarya Nasional, 1983).
Profesi berasal dari kata profession yang berarti suatu pekerjaan yang
membutuhkan dukungan body of knowledge sebagai dasar bagi perkembangan teori
yang sistematis meghadapi banyak tantangan baru, dan karena itu membutuhkan
pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, memiliki kode etik orientasi utamanya
adalah melayani (alturism).
Profesi adalah suatu pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat
dan bukan untuk kepentingan golongan atau kelompok tertentu. Profesi sangat
mementingkan kesejahteraan orang lain, dalam konteks bahasan ini konsumen
sebagai penerima jasa pelayanan keperawatan profesional. Menurut Webster, profesi
adalah pekerjaan yang memerlukan pendidikan yang lama dan menyangkut
keterampilan intelektual.
Kelly dan Joel (1995) menjelaskan, “Profesional sebagai suatu karakter, spirit
atau metode profesional yang mencakup pendidikan dan kegiatan di berbagai
kelompok okupasi yang anggotanya berkeinginan menjadi profesional”. Profesional
merupakan suatu proses yang dinamis untuk memenuhi atau mengubah karakteristik
kearah suatu profesi.
Sejak abad yang lalu keperawatan telah megalami perubahan yang drastis,
selain itu juga telah mengikuti perundang-undangan dan mendapatkan penghargaan
sebagai profesi penuh. Hugnes E.C (1963) mengatakan bahwa, “Profesi adalah
seorang ahli, mereka mengetahui lebih baik tentang sesuatu hal dari orang lain, serta
mengetahui lebih baik daripada kliennya tentang apa yang terjadi pada klien”. Dalam
konsep profesi ada tiga nilai penting yang perlu dipahami yakni:
1. Pengetahuan yang mendalam dan sistimatik.
2. Keterampilan teknis dan kiat yang diperoleh melalui latihan yang lama.
3. Pelayanan asuhan kepada yang memerlukan berdasarkan ilmu pengetahuan,
keterampilan teknis dan pedoman serta falsafah moral yang diyakini (etika profesi).
Menurut Hood L.J dan Leddy S.K (2006), “Perawat profesional akan
menggunakan pendekatan holistik dalam menemukan kebutuhan kesehatan bagi klien
yang dirawatnya, hal ini sesuai dengan pernyataan kebijakan yang disampaikan oleh
American Nurses Association (1995), ada empat ciri praktik profesional yang harus
dilakukan oleh perawat, yaitu:
1. Perawat menggunakan fokus orientasi pada masalah dengan memperhatikan
rangkaian seluruh respon manusia terhadap kesehatan dan penyakitnya.
2. Perawat terintegrasi dalam tenaga kesehatan yang menggunakan pengetahuannya
untuk membantu mencapai tujuan pasien dengan mengumpulkan data subjektif
maupun objektif pasien dan memahaminya baik secara individual atau secara
berkelompok.
3. Perawat mengaplikasikan ilmu pengetahuannya untuk menentukan diagnosa dan
melakukan treatment respon manusia.
4. Perawat melakukan asuhan keperawatan dengan melakukan hubungan terapeutik
dengan pasien untuk memfasilitasi kesehatan dan penyembuhan.
Ada tiga istilah penting yang berhubungan dengan profesi, yaitu profesionalisme,
profesionalisasi, dan profesi.
1. Profesionalisme
Merujuk pada karakter profesional, semangat atau metode. Merupakan suatu sifat
resmi, cara hidup yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Profesionalisme
keperawatan telah ada sejak zaman Florence Nightingale (1820-1910).
2. Profesionalisasi
Profesionalisasi adalah suatu proses untuk menjadikan profesional dengan cara
memenuhi beberapa kriteria yang telah ditentukan/disepakati.
3. Profesi
Jika dilihat di dalam kamus, sama dengan pekerjaan yang menghendaki pendidikan
yang lebih luas atau memiliki ilmu pengetahuan yang spesial, keterampilan serta
dipersiapkan dengan cara yang baik.
Dunia profesi keperawatan terus bergerak. Hampir dua dekade profesi ini
menyerukan perubahan paradigma. Perawat yang semula tugasnya hanyalah semata-
mata menjalankan perintah dokter kini berupaya meningkatkan perannya sebagai
mitra kerja dokter seperti yang sudah dilakukan di negara-negara maju.
Sebagai sebuah profesi yang masih berusaha menunjukkan jati diri, profesi
keperawatan dihadapkan pada banyak tantangan. Tantangan ini bukan hanya dari
eksternal tapi juga dari internal profesi ini sendiri.
3. Didukung oleh badan ilmu yang sesuai dengan bidangnya (antalogi), jelas
wilayah kerja keilmuannya (Epistomologi), dan aplikasinya (Axiologi).
4. Profesi diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang terencana, terus-
menerus dan bertahap.
3. Pekerjaan profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara legal melalui
perundang-undangan.
5. Peraturan dan ketentuan yang mengatur hidup dan kehidupan profesi (standar
pendidikan dan pelatihan, standar pelayanan, dan kode etik) serta pengawasan
terhadap pelaksanaan peraturan-peraturan tersebut dilakukan sendiri oleh
warga profesi (Winsley, 1964).
Kriteria Profesi
8. Pembinaan iptek.
Keperawatan sebagai profesi merupakan salah satu pekerjaan dimana dalam
menentukan tindakannya didasarkan pada ilmu pengetahuan serta memiliki
keterampilan yang jelas dalam keahliannya.
Dengan adanya perkembangan keperawatan dari kegiatan yang sifatnya rutin
yang menjadi pemenuhan kebutuhan berdasarkan ilmu, membawa suatu perubahan
yang sangat besar dalam dunia keperawatan karena pelayanan yang semula hanya
berdasarkan pada insting dan pengalaman menjadi pelayanan keperawatan
profesional berdasarkan ilmu dan teknologi keperawatan yang selalu berubah sesuai
dengan kemajuan zaman. Perawatan sebagai profesi mempunyai karakteristik sebagai
berikut:
3.2 Saran
Penyusun berharap agar semua perawat dapat meningkatkan kualitas kerjanya
dan mampu menjadi seseorang yang profesional dalam bidangnya.
DAFTAR PUSTAKA
MALANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris “Profess”,
yang bermakna Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas
khusus secara tetap/permanen. Profesi sendiri memiliki arti sebuah pekerjaan
yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan
dan keahlian khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode
etik, serta proses setrifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi
tersebut.
Profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang
merupakan ciri suatu profesi atau ciri orang yang profesional. Sementara kata
profesional sendiri berarti: bersifat profesi, memiliki keahlian dan
keterampilan karena pendidikan dan latihan, beroleh bayaran karena
keahliannya itu. Seseorang dapat dikatakan memiliki profesionalisme
manakala memiliki dua hal pokok tersebut, yaitu keahlian (kompetensi) yang
layak sesuai bidang tugasnya dan pendapatan yang layak sesuai kebutuhan
hidupnya.
Keperawatan sebagai suatu profesi, di Indonesia disepakati pada
Seminar Nasional keperawatan pada tahun 1983 yang diinisiasi oleh
kelompok kerja keperawatan Konsorsium Ilmu Kesehatan Direktorat
Pendidikan Tinggi. Berdasarkan kesepakatan tersebut pada tahun 1985 dibuka
Program Studi Ilmu Keperawatan pada Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Pada Program ini dasar-dasar keilmuan keperawatan dibekali
kepada mahasiswa sehingga setiap lulusan diharapkan mempunyai landasan
keilmuan yang kokoh dalam memberi pelayanankeperawatan. Sesuai dengan
hakekat profesi khususnya yang terkait dengan pendidikan dimana untuk
dapat memberikan pelayanan/asuhan keperawatan yang berkualitas dan
pengembangan ilmu keperawatan diperlukan pendidikan keperawatan pada
jenjang magister keperawatan.
BAB II
KEPERAWATAN SEBAGAI PROFESI
A. Pengertian profesi
Beberapa pendapat pandangan terhadap pengertian suatu profesi
menurut Schein EH (1962) Profesi merupakan sekumpulan pekerjaan yang
membangun suatu norma yang sangat khusus yang berasal dari peranannya di
masyarakat. Hughes (1963) mengungkapkan bahwa profesi merupakan
mengetahui yang lebih baik tentang sesuatu hal dari orang lain serta
mengetahui lebih baik dari kliennya tentang apa yang terjadi pada kliennya.
Dan Wilensky (1964) berpendapat bahwa profesi berasal dari perkataan
profession yang berarti suatu pekerjaan yang membutuhkan dukungan body of
knowlegde sebagai dasar bagi perkembangan teori yang sistematis meghadapi
banyak tantangan baru ,dan karena itu membutuhkan pendidikan dan
pelatihan yang cukup lama, memiliki kode etik orientasi utamanya adalah
melayani (alturism)
Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris
“Profess”, yang bermakna Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu
tugas khusus secara tetap/permanen. Profesi sendiri memiliki arti sebuah
pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu
pengetahuan dan keahlian khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi
profesi, kode etik, serta proses setrifikasi dan lisensi yang khusus untuk
bidang profesi tersebut.
Melihat pengertian tersebut, maka terdapat para tokoh yang
memandang bahwa profesi mempunyai beberapa kriteria :
1. Menurut Abraham Flexner (1915),Menyatakan bahwa suatu pekerjaan
dapat dikatakan suatu profesi apabila memenuhi syarat :
a. Aktivitas intelektual
b. Berdasarkan ilmu dan belajar
c. Untuk tujuan Praktek dan Pelayanan
d. Dapat diajarkan
e. Terorganisir secara internal
f. Altruistik (untuk kepentingan masyarakat)
2. Menurut Green Wood E (1957), Suatu Pekerjaan dikatakan profesi adalah
adanya teori yang sistemik, otoritas, wibawa (martabat) ,kode etik dan budaya
profesional.
3. Menurut Hall (1968) Memberikan gambaran tentang suatu profesi yaitu suatu
pekerjaan yang harus melalui proses 4 tahapan antara lain :
a. Memperoleh badan pengetahuan dari institusi pendidikan tinggi
b. Menjadi pekerjaan utama
c. Adanya organisasi profesi
d. Terdapat kode etik
4. Menurut Moore dan Rosenblum 1970, Memandang kriteria sebagai profesi
adalah apabila dasar pekerjaan memiliki teori yang sistematis , otoritas,
wibawa dan prestice, kode etik, budaya profesional dan menjadi sumber
utama dari penghasilan.
5. Menurut Edgar Schein (1974), Memberikan kriteria pekerjaan sebagai profesi
apabila pekerjaan tersebut :
a. Pekerjaan seumur hidup
b. Komitmen seumur hidup sebagai karier
c. Penghasilan utama
d. Motivasi kuat
e. Panggilan hidup
f. Pengetahuan dan keterampilan didapat melalui diklat
g. Pengetahuan dianggap khusus
h. Keputusan terhadap klien berdasarkan ilmu
i. Pelayanan berdasarkan keahlian dan obyektif
j. Mempertimbangkan otoritas
k. Ada batasan dalam profesi
l. Lebih tahu daripada klien yang dilayani
m. Perkumpulan profesi
n. Standart pendidikan
o. Uji kompetensi untuk masuk profesi
p. Tidak advertensi dalam mencari klien
Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi, keran profesi
memiliki karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan lainnya, berikut
adalah karateristik profesi secara umum:
1. Keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan teoritis : Professional
dapat diasumsikan mempunyai pengetahuan teoritis yang ekstensif dan
memiliki keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan tersebut dan bisa
diterapkan dalam praktik
2. Asosiasi professional : Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi
oleh para anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para
anggotanya. Organisasi tersebut biasanya memiliki persyaratan khusus untuk
menjadi anggotanya.
3. Pendidikan yang ekstensif : Profesi yang prestisius biasanya memerlukan
pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi
4. Ujian kompetensi : Sebelum memasuki organisasi professional, biasanya
ada persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan
teoritis.
5. Pelatihan institusional : Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk
mengikuti pelatihan istitusional dimana calon profesional mendapatkan
pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi. Peningkatan
keterampilan melalui pengembangan profesional juga dipersyaratkan.
6. Lisensi : Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi
sehingga hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.
7. Otonomi kerja : Profesional cenderung mengendalikan kerja dan
pengetahuan teoretis mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.
8. Kode etik : Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para
anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.
Menurut UU NO. 8 (POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN), Kode etik
profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan Kode etik :
a. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
d. Untuk meningkatkan mutu profesi.
e. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
f. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
g. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
h. Menentukan baku standarnya sendiri.
9. Mengatur Diri : Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya
sendiri tanpa campur tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang
lebih senior, praktisi yang dihormati, atau mereka yang berkualifikasi paling
tinggi
10. Layanan publik dan altruisme : Diperolehnya penghasilan dari kerja
profesinya dapat dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan publik,
seperti layanan dokter berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat
11. Status dan imbalan yang tinggi : Profesi yang paling sukses akan meraih
status yang tinggi, prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal
tersebut bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan yang mereka
berikan bagi masyarakat.
C. Profesionalisme
Dalam Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia,
karangan J.S. Badudu (2003), definisi profesionalisme adalah
mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi
atau ciri orang yang profesional. Sementara kata profesional sendiri
berarti: bersifat profesi, memiliki keahlian dan keterampilan karena
pendidikan dan latihan, beroleh bayaran karena keahliannya itu.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa profesionalisme
memiliki dua criteria pokok, yaitu keahlian dan pendapatan (bayaran).
Kedua hal itu merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan.
Artinya seseorang dapat dikatakan memiliki profesionalisme manakala
memiliki dua hal pokok tersebut, yaitu keahlian (kompetensi) yang
layak sesuai bidang tugasnya dan pendapatan yang layak sesuai
kebutuhan hidupnya.
4. Nursing organization
Saat ini di indonesia memilki organisasi profesi keperawatan dengan nama
PPNI, dengan aggaran dasar dan anggaran rumah tangga, sedangkan
organisasi keperawatan di dunia dengan nama internasional Council Of Nurse
(ICN)
G Ciri-ciri keperawatan sebagai profesi (prof Mc. Rifin Husin)
1. Memberi pelayanan / asuhan keperawatan serta penelitian sesuai
dengan kaidah ilmu dan keterampilan keperawatan profesi serta kode etik
keperawatan
2. Telah lulus dari pendidikan pada jenjang perguruan tinggi (JPT) yang
mapan demikian tenaga tersebut dapat :
a. Bersikap profesi
b. Mempunyai pengetahuan dan keterampilan professional
c. Mampu memberi pelayanan asuhan keperawatan professional
d. Menggunakan etika keperawatan dalam memberi pelayanan
3. Pengelolaan keperawatan oleh tenaga keperawatan (NERS) sesuai dengan
kaidah-kaidah suatu profesi dalam bidang kesehatan
a. Sistem pelayanan / asuhan keperawatan
b. Pendidikan keperawatan / pelatihan keperawatan yang berjenjang
berlanjut
c. Perumusan standar keperawatan asuhan keperawatan , pendidikan
keperawatan registrasi / legislasi.
d. Riset keperawatan oleh Nersterlabsana secara terencana dan terarah
sesuai dengan pengembangan IPTEK dan dapat dikembangkan untuk
peningkatan keperawatan.
H . Analisa keperawatan di Indonesia
Situasi keperawatan di indonesia saat ini dikaitkan dengan definisi , ciri dan
kriteria profesi adalah sebagai berikut :
1. Keperawatan di indonesia telah memiliki paham ilmu pohon ilmu
(Body of Knowledge) dan telah diakui secara undang-undang oleh
pemerintah Indonesia melalui UU No. 23 Th.1992 tentang kesehatan.
2. Di indonesia telah ada institusi pendidikan jenjeng perguruan tinggi
yakni AKPER / DIII keperawatan , DIV keperawatan , fakultas ilmu
kesehatan keperawatan (SI) , program pasca sarjana keperawatan (S2)
3. Keperawatan di indonesia telah memiliki kode etik keperawatan ,
standar profesi , standar praktek keperawatan , standar pendidikan
keperawatan , standar asuhan keperawatan
4. Keperawatan di indonesia telah mempunyai legislasi keperawatan
(sedang di proses menjadi undang-undang)
5. Keperawatan di indonesia telah mempunyai organisasi profesi
keperawatan yakni persatuan perawat nasional indonesia (PPNI)
6. Telah memberikan asuhan keperawatan secara mandiri dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan
7. Telah melaksanakan riset keperawatan
BAB III
KESIMPULAN
TUGAS
MAKALAH
KONSEP DASAR KEPERAWATAN 1
Oleh :
Yohana billa rangga
2016610095
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2020
KATA PENGANTAR
Besar harapan kami semoga penulisan makalah ini dapat memenuhi syarat.
Mudah-mudahan hasil dari tugas makalah ini dapat menjadi referensi yang
bermanfaat bagi kita sekalian, Amin.
Malang, Agustus 2020
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 .Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1
1.3 Tujuan ..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Caring Secara Umum..................................................................2
2.2 Perbedaan Caring dan Curing.......................................................................5
2.3 Perilaku Caring Yang Dapat Ditemui Dalam Tatanan Keperawatan......7
2.4 Pengertian Transcultural Nursing............................................................9
2.5 contoh-contoh aplikasi traskultural nursing pada beberapa
masalah kesehatan.........................................................................................11
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan.............................................................................................18
3.2 Saran.......................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
No. 1. Makalah Caring
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Konsep
Dasar Keperawatan I, menambah wawasan tentang Konsep Caring di Sepanjang
Rentang Kehidupan, agar kami mahasiswa mengerti tentang bagaimana perilaku
caring dalam proses dan praktik keperawatan, dan sebagai salah satu sarana belajar
mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN
Etika Pelayanan
Watson ( 1988 ) menyarankan agar caring sebagai suatu sikap moral yang ideal,
memberikan sikap pendirian terhadap pihak yang melakukan intervensi seperti
perawat. Sikap pendirian ini perlu untuk menjamin bahwa perawat bekerja sesuai
standar etika untuk tujuan dan motivasi yang baik. Kata etika merujuk pada kebiasaan
yang benar dan yang salah. Dalam setiap pertemuan dengan klien, perawat harus
mengetahui kebiasaan apa yang sesuai secara etika. Etika keperawatan bersikap unik,
sehingga perawat tidak boleh membuat keputusan hanya berdasarkan prinsip
intelektual atau analisis.
Etika keperawatan berfokus pada hubungan antara individu dengan karakter dan
sikap perawat terhadap orang lain. Etika keperawatan menempatkan perawat sebagai
penolong klien, memecahkan dilema etis dengan cara menghadirkan hubungan dan
memberikan prioritas kepada klien dengan kepribadian khusus.
Nurse Caring Behavior
1. Persepsi klien wanita ( Riemen, 1986 )
v Berespon terhadap keunikan klien
v Memahami dan mendukung perhatian klien
v Hadir secara fisik
v Memiliki sikap dan menunjukkan prilaku yang membuat klien merasa dihargai
sebagai manusia
v Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta
v Menunjukkan perhatian yang memberi kenyamanan dan merelaksasi klien
v Bersuara halus dan lembut
v Memberi perasaan nyaman
2. Persepsi klien pria ( Riemen, 1986 )
v Hadir secara fisik sehingga klien merasa dihargai
v Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta
v Membuat klien merasa nyaman, relaks, dan aman
v Hadir untuk memberi kenyamanan dan memenuhi kebutuhan klien sebelum
diminta
v Menggunakan suara dan sikap yang baik, halus, lembut dan menyenangkan
3. Persepsi klien kanker dan keluarga ( Mayer, 1986 )
v Mengetahui bagaimana memberikan injeksi dan mengelola peralatan
v Bersikap ceria
v Mendorong klien untuk menghubungi perawat bila klien mempunyai masalah
v Mengutamakan atau mendahulukan kepentingan klien
v Mengantisipasi pengalaman pertama adalah yang terberat.
1. Kehadiran
Kehadiran adalah suatu pertemuan antara seseorang dengan seseorang lainnya
yang merupakan sarana untuk mendekatkan diri dan menyampaikan manfaat caring.
Menurut Fredriksson (1999), kehadiran berarti “ada di” dan “ada dengan”. “Ada di”
berarti kehadiran tidak hanya dalam bentuk fisik, melainkan juga komunikasi dan
pengertian. Sedangkan “ada dengan” berarti perawata selalu bersedia dan ada untuk
klien (Pederson, 1993). Kehadiran seorang perawat membantu menenangkan rasa
cemas dan takut klien karena situasi tertekan.
2. Sentuhan
Sentuhan merupakan salah satu pendekatan yang menenangkan dimana
perawat dapat mendekatkan diri dengan klien untuk memberikan perhatian dan
dukungan. Ada dua jenis sentuhan, yaitu sentuhan kontak dan sentuhan non-kontak.
Sentuhan kontak merupakan sentuhan langsung kullit dengan kulit. Sedangkan
sentuhan non-kontak merupakan kontak mata. Kedua jenis sentuhan ini digambarkn
dalam tiga kategori :
a) Sentuhan Berorientasi-tugas
Saat melaksanakan tugas dan prosedur, perawat menggunakan sentuhan ini.
Perlakuan yang ramah dan cekatan ketika melaksanakan prosedur akan memberikan
rasa aman kepada klien. Prosedur dilakukan secara hati-hati dan atas pertimbangan
kebutuhan klien.
b) Sentuhan Pelayanan (Caring)
Yang termasuk dalam sentuhan caring adalah memegang tangan klien, memijat
punggung klien, menempatkan klien dengan hati-hati, atau terlibat dalam
pembicaraan (komunikasi non-verbal). Sentuhan ini dapat mempengaruhi keamanan
dan kenyamanan klien, meningkatkan harga diri, dan memperbaiki orientasi tentang
kanyataan (Boyek dan Watson, 1994).
c) Sentuhan Perlindungan
Sentuhan ini merupakan suatu bentuk sentuhan yang digunakan untuk melindungi
perawat dan/atau klien (fredriksson, 1999). Contoh dari sentuhan perlindungan adalah
mencegah terjadinya kecelakaan dengan cara menjaga dan mengingatkan klien agar
tidak terjatuh.
Sentuhan dapat menimbulkan berbagai pesan, oleh karena itu harus digunakan secara
bijaksana.
3. Mendengarkan
Untuk lebih mengerti dan memahami kebutuhan klien, mendengarkan merupakan
kunci, sebab hal ini menunjukkan perhatian penuh dan ketertarikan perawat.
Mendengarkan membantu perawat dalam memahami dan mengerti maksud klien dan
membantu menolong klien mencari cara untuk mendapatkan kedamaian.
4. Memahami klien
Salah satu proses caring menurut Swanson (1991) adalah memahami klien.
Memahami klien sebagai inti suatu proses digunakan perawat dalam membuat
keputusan klinis. Memahami klien merupakan pemahaman perawat terhadap klien
sebagai acuan melakukan intervensi berikutnya (Radwin,1995). Pemahaman klien
merupakan gerbang penentu pelayanan sehingga, antara klien dan perawat terjalin
suatu hubungan yang baik dan saling memahami.
5. Caring Dalam Spiritual
Kepercayaan dan harapan individu mempunyai pengaruh terhadap kesehatan fisik
seseorang. Spiritual menawarkan rasa keterikatan yang baik, baik melalui hubungan
intrapersonal atau hubungan dengan dirinya sendiri, interpersonal atau hubungan
dengan orang lain dan lingkungan, serta transpersonal atau hubungan dengan Tuhan
atau kekuatan tertinggi.
Hubungan caring terjalin dengan baik apabila antara perawat dan klien
dapat memahami satu sama lain sehingga keduanya bisa menjalin hubungan yang
baik dengan melakukan hal seperti, mengerahkan harapan bagi klien dan
perawat; mendapatkan pengertian tentang gejala, penyakit, atau perasaan yang
diterima klien; membantu klien dalam menggunakan sumber daya sosial, emosional,
atau spiritual; memahami bahwa hubungan caring menghubungkan manusia dengan
manusia, roh dengan roh.
6. Perawatan Keluarga
Keluarga merupakan sumber daya penting. Keberhasilan intervensi keperawatan
sering bergantung pada keinginan keluarga untuk berbagi informasi dengan perawat
untuk menyampaikan terapi yang dianjurkan. Menjamin kesehatan klien dan
membantu keluarga untuk aktif dalam proses penyembuhan klien merupakan tugas
penting anggota keluarga. Menunjukkan perawatan keluarga dan perhatian pada klien
membuat suatu keterbukaan yang kemudian dapat membentuk hubungan yang baik
dengan anggota keluarga klien.
2.4 Pengertian Transcultural Nursing
Transcultural Nursing adalah suatu keilmuwan budaya pada proses belajar dan
praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara
budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya
manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan
asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia
(Leininger, 2002).
Konsep Transcultural Nursing
Keperawatan transkultural adalah ilmu dan kiat yang humanis yang
difokuskan pada prilaku individu atau kelompok, serta proses untuk mempertahankan
atau meningkatkan perilaku sehat dan perilaku sakit secara fisik dan psikokultural
sesuai latar belakang budaya. (Leininger, 2002).
Konsep Utama Transcultural Nursing:
Care : perawat memberikan bimbingan dukungan kepada klien à untuk meningkatkan
kondisi klien
Caring : tindakan mendukung, berbentuk aksi atau tindakan
Culture : perawat mempelajari, saling share/berbagi pemahaman tentang kepercayaan
dan budaya klien
Cultural care : kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, norma/ kepercayaan
Nilai kultur : keputusan/kelayakan untuk bertindak
Perbedaan kultur : berupa variasi-variasi pola nilai yang ada di masyarakat mengenai
keperawatan
Cultural care university : hal-hal umum dalam sistem nilai, norma dan budaya
Etnosentris : keyakinan ide, nilai, norma, kepercayaan lebih tinggi dari yang lain
Cultural Imposion : kecenderungan tenaga kesehatan memaksakan kepercayaan
kepada klien
Peran dan Fungsi Transkultural
Budaya mempunyai pengaruh luas terhadap kehidupan individu . Oleh sebab itu ,
penting bagi perawat mengenal latar belakang budaya orang yang dirawat ( Pasien ) .
Misalnya kebiasaan hidup sehari – hari , seperti tidur , makan , kebersihan diri ,
pekerjaan , pergaulan social , praktik kesehatan , pendidikan anak ekspresi perasaan ,
hubungan kekeluargaaan , peranan masing – masing orang menurut umur . Kultur
juga terbagi dalam sub – kultur .
Subkultur adalah kelompok pada suatu kultur yang tidak seluruhnya mengaanut
pandangan keompok kultur yang lebih besar atau memberi makna yang berbeda .
Kebiasaan hidup juga saling berkaitan dengan kebiasaan cultural.
Nilai – nilai budaya Timur , menyebabkan sulitnya wanita yang hamil mendapat
pelayanan dari dokter pria . Dalam beberapa setting , lebih mudah menerima
pelayanan kesehatan pre-natal dari dokter wanita dan bidan . Hal ini menunjukkan
bahwa budaya Timur masih kental dengan hal – hal yang dianggap tabu.
Dalam tahun – tahun terakhir ini , makin ditekankan pentingknya pengaruh kultur
terhadap pelayanan perawatan . Perawatan Transkultural merupakan bidang yang
relative baru ; ia berfokus pada studi perbandingan nilai – nilai dan praktik budaya
tentang kesehatan dan hubungannya dengan perawatannya . Leininger ( 1991 )
mengatakan bahwa transcultural nursing merupakan suatu area kajian ilmiah yang
berkaitan dengan perbedaan maupun kesamaan nilai – nilai budaya ( nilai budaya
yang berbeda ras , yang mempengaruhi pada seseorang perawat saat melakukan
asuhan keperawatan kepada pasien. Perawatan transkultural adalah berkaitan dengan
praktik budaya yang ditujukan untuk pemujaan dan pengobatan rakyat (tradisional) .
Caring practices adalah kegiatan perlindungan dan bantuan yang berkaitan dengan
kesehatan.
Menurut Dr. Madelini Leininger , studi praktik pelayanan kesehatan transkultural
adalah berfungsi untuk meningkatkan pemahaman atas tingkah laku manusia dalam
kaitan dengan kesehatannya . Dengan mengidentifikasi praktik kesehatan dalam
berbagai budaya ( kultur ) , baik di masa lampau maupun zaman sekarang akan
terkumpul persamaan – persamaan . Lininger berpendapat , kombinasi pengetahuan
tentang pola praktik transkultural dengan kemajuan teknologi dapat menyebabkan
makin sempurnanya pelayanan perawatan dan kesehatan orang banyak dan berbagai
kultur.
3.1. KESIMPULAN
Pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga ,
kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Keperwatan adalah suatu bentuk pelayanan
professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan
biologi, psikologi, social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada
individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup
manusia.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental,
keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan
melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam
upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta
pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama
(Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan
hidup sehat dan produktif.
3.2 SARAN
Dalam penyusunan kurikulum pendidikan perawatan seyogyanya memasukkan
unsur caring dalam setiap mata kuliah. Penekanan pada humansitik, kepedulian dan
kepercayaan, komitmen membantu orang lain dan berbagai unsur caring yang lain
harus sudah dibangun sejak perawat dalam masa pendidikan. Selain itu perlu
dilakukan sosialisasi konsep caring pada perawat guna memberikan pemahaman yang
mendalam tentang apa yang harus dilakukan perawat agar bersikap caring dalam
setiap kontak dengan pasien. Indikator-indikator caring harus dikenal dan
diaplikasikan dalam perawatan serta dievaluasi secara terus menerus.
DAFTAR PUSTAKA
http://andaners.wordpress.com/2009/04/28/konsep-keperawatan-komunitas/
Watson, Jean. (2004). Theory of human Caring. Http: //www2.uchse.edu/son/caring
Meidiana Dwidiyanti. 2008. Keperawatan Dasar. Semarang. Hasani
http://usfinit-engky.blogspot.com/2011/12/makalah-konsep-caring.html
http://teguhyudi-teguhyudi.blogspot.com/2011/07/aplikasi-konsep-caring-dalam-
praktek.html
No.2. Makalah Sistem Pelayanan Kesehatan
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sistem pelayanan kesehatan merupakan suatu yang sangat penting di dalam dunia
kesehatan melalui sistem ini diharapkan kualitas kesehatan khususnya di Indonesia.
Melalui sistem ini tujuan pembangunan kesehatan dapat tercapai dengan cara efektif
dan tepat sasaran. Keberhasilan sistem pelayanan kesehatan tergantung dari berbagai
komponen yang masuk dalam pelayanan kesehatan diantaranya perawat, dokter, atau
tim kesehatan lain yang saling menunjang.
Definisi pelayanan kesehatan menurut Prof. Dr. Soekitjo Notoatmojo pelayanan
kesehatan adalah sebuah subsistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah
pelayanan prefentif (pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan
sasaran masyarakat.
Sistem ini akan memberikan kualitas pelayanan kesehatan yang efektif dengan
melihat nilai-nilai yang ada di masyarakat di harapkan perawat dapat memberikan
pelayanan dengan kualitas yang bagus.
Dalam mempelajari system, maka terlebih dahulu harus memahami teori
tentang system akan memudahkan dalam memecahkan persoalan yang ada da;lam
system. Sistem tersebut terdiri dari subsistem yang membentuk sebuah system yang
antara yang satu dengan yang lainnya harus saling mempengaruhi.
Dalam teori system disebutkan bahwa system itu terbentuk dari subsistem yang
saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Bagian tersebut terdiri dari input,
proses, output, dampak, umpan balik dan lingkungan yang semuanya saling
berhubungan dan saling mempengaruhi.
<!--[if !supportLists]-->1.2 <!--[endif]--> Rumusan Masalah
<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Bagaimana teori dari sistem pelayanan
kesehatan?
<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Bagaimana tingkat pelayanan kesehatan dari
sistem pelayanan kesehatan?
<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Apa saja lembaga pelayanan kesehatan?
<!--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Bagaimana lingkup sistem pelayanan
kesehatan?
<!--[if !supportLists]-->5. <!--[endif]-->Apakah faktor yang mempengaruhi pelayanan
kesehatan?
<!--[if !supportLists]-->1.3 <!--[endif]--> Tujuan
<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Mengetahui sistem-sistem dari pelayanan
kesehatan
<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Mengetahui tingkatan pelayanan kesehatan dari
sistem pelayanan kesehatan
<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Mengetahui beberapa lembaga yang terkait
dengan pelayanan kesehatan
<!--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Mengetahui ruang lingkup dari sistem
pelayanan kesehatan
<!--[if !supportLists]-->5. <!--[endif]-->Mengetahui faktor yang mempengaruhi
pelayanan kesehatan
BAB II
ISI
2.1 Definisi Sistem Pelayanan Kesehatan
Defini dari sistem pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep dimana konsep ini
memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Definisi pelayanan kesehatan
menurut Prof. Dr. Soekitjo Notoatmojo pelayanan kesehatan adalah sebuah subsistem
pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan prefentif (pencegahan)
dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat. Dan menurut
Level dan Loomba pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri
atau secara bersama-sama dalam waktu organisasi dalam memelihara dan
menigkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan.
2.8 VISI
Visi dan Misi ini akan diwujudkan melalui 6 Rencana Strategi Tahun 2010 – 2014,
yaitu:
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa sistem pelayanan kesehatan
adalah sebuah konsep dimana konsep ini memberikan layanan kesehatan kepada
masyarakat.Sistem pelayanan kesehatan juga memiliki beberapa teori seperti input,
proses, output, dampak, umpan balik dan lingkungan.Selain itu sistem pelayanan
kesehatan memiliki beberapa tingkatan seperti promosi kesehatan, perlindungan
khusus, diagnosa dini dan pengobatan segera, pembatasan cacat, dan rehabilitas.
Dalam sistem pelayanan kesehatan terdapat beberapa lembaga yang terkait
seperti rawat jalan, institusi, hospice, community based agency dalam rangka
meningkatkan status kesehatan. Sistem pelayanan kesehatan terbagi atas beberapa
lingkup yang berbeda yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama,pelayanan kesehatan
tingkat kedua, dan pelayanan kesehatan tingkat ketiga, subsistem pelayanan
kesehatan tersebut memiliki tujuan masing-masing dengan tidak meninggalkan tujuan
umum dari pelayanan kesehatan. Adapula pelayanan keperawatan merupakan bagian
dari pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan dasar dan pelayanan rujukan,
tetapi tidak segalanya tercapai sasaran akan tetapi membutuhkan suatu proses untuk
mengetahui masalah yang ditimbulkannya pelaksanaan pelayanan kuga akan lebih
berkembang atau sebaliknya akan terhambat karena dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti ilmu pengetahuan dan teknologi baru, pergeseran nilai masyarakat, aspek legal
dan etik, ekonomi dan politik.
3.2 Saran
Dalam sistem pelayanan kesehatan perlu terus di tingkatkannya mutu serta
kualitas dari pelayanan kesehatan agar sistem pelayanan ini dapat berjalan dengan
efektif, itu semua dapat dilakukan dengan melihat nilai-nilai yang ada di masyarakat,
dan di harapkan perawat dapat memberikan pelayanan dengan kualitas yang bagus
dan baik
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menurut kelompok kami, merawat orang sakit merupakan salah satu sifat
kemanusiaan yang terdapat dalam diri manusia. Politik, agama, serta keadaan
masyarakat selama ini memainkan perananan dalam timbulnya pekerjaan
keperawatan.
Di dunia ini, setiap orang pasti pernah merasakan sakit. Bukan hanya, dokter saja
yang mampu mengobati, dokter juga pastinya membutuhkan rekan kerja yang dapat
membantunya ,yang dapat mengerti tentang masalah medis. Perawatan bagi individu
yang sehat ataupun sakit, dari segala umur, latar belakang, budaya ,emosi, psikologis,
intelektual, social, dan kebutuhan rohani.
Pada masalah lalu, pasang surut keperawatan selalu berkaitan dengan peperangan,
serta kemakmuran. Perkembangan keperawatan di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi
social ekonomi yaitu pada saat penjajahan Belanda, Inggris, dan Jepang. Pada
umumnya pelayanan orang-orang sakit tersebut dipandang sebagai suatu tindakan
amal.
1. Tujuan
2. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan minat pembaca untuk mengetahui lebih
luas lagi tentang perkembangan keperawatan di Dunia dan di Indonesia.
BAB II
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN
A.Definisi Keperawatan
Merawat orang sama tuanya dengan keberadaan umat manusia. Oleh karena itu
perkembangan keperawatan, termasuk yang kita ketahui saat ini, tidak dapat
dipisahkan dan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan
peradaban manusia. Kepercayaan terhadap animisme, penyebaran agama-agama
besar dunia serta kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Pada permulaan Masehi, Agama Kristen mulai berkembang. Pada masa itu,
keperawatan mengalami kemajuan yang berarti, seiring dengan kepesatan
perkembangan Agama Kristen. Ini dapat di lihat pada masa pemerintahan Lord
Constantine, yang mendirikan Xenodhoeum atau hospes (latin), yaitu tempat
penampungan orang yang membutuhkan pertolongan terutama bagi orang-orang sakit
yang memerlukan pertolongan dan perawatan.
Florence Nightingle, lahir dari keluarga kaya dan terhormat pada tahun 1820 di
Flronce (Italia). Setahun setelah kelahirannya, keluarga Florence kembali ke Inggris.
Di Inggris Florence mendapatkan pendidikan sekolah yang baik sehingga ia mampu
menguasai bahasa Perancis, Jerman, dan Italia. Pada usia 31 tahun Florence
mengikuti kursus pendidikan perawat di Keiserwerth (Italia) dan Liefdezuster di
Paris, dan setelah pendidikan ia kembali ke Inggris.
Pada saat Perang Krim (Crimean War) terjadi di Turki tahun 1854, Florence
bersama 38 suster lainnya di kirim ke Turki. Berkat usaha Florence dan teman-teman,
telah terjadi perubahan pada bidang hygiene dan keperawatan dengan indikator angka
kematian turun sampai 2%. Kontribusi Florence Nightingle bagi perkembangan
keperawatan adalah menegaskan bahwa nutrisi merupakan satu bagian penting dari
asuhan keperawatan, meyakinkan bahwa okupasional dan rekreasi merupakan suatu
terapi bagi orang sakit, mengidentifikasi kebutuhan personal klien dan peran perawat
untuk memenuhinya, menetapkan standar manajemen rumah sakit, mengembangkan
suatu standar okupasi bagi klien wanita, mengembangkan pendidikan keperawatan,
menetapkan 2 (dua) komponen keperawatan, yaitu: kesehatan dan penyakit.
Meyakinkan bahwa keperawatan berdiri sendiri dan berbeda dan berbeda dengan
profesi kedokteran dan menekankan kebutuhan pendidikan berlanjut bagi perawat.
2. Penyebaran Keperawatan di Dunia
3. a) Mesir
Bangsa mesir pada zaman purba telah menyembah banyak dewa. Dewa yang
terkenal antara lain Isis. Mereka beranggapan bahwa dewa ini menaruh minat
terhadap orang sakit dan memberikan pertolongan pada waktu si sakit sedang tidur.
Didirikanlah kuil yang merupakan rumah sakit pertama di mesir. Ilmu ketabiban
terutama ilmu bedah telah dikenal oleh bangsa mesir zaman purba (± 4800 SM).
Dalam menjalankan tugasnya sebagai tabib ia menggunakan bidai (spalk), alat-alat
pembalut, ia mempunyai pengetahuan tentang anatomi, Hygienr umum serta tentang
obat-obatan. Didalam buku-buku tertulis dalam kitab Papyrus didalamnya memuat
kurang lebih 700 macam resep obat-obatan dari Mesir.
Ilmu pengetahuan tentang anatomi dan obat-obat ramuan telah diketahui oleh bangsa
Babylon sejak beberapa abad SM. Pada salah satu tulisan yang menyatakan bahwa
pada 680 SM orang telah mengetahui cara menahan darah yang keluar dari hidung
dan merawat jerawant pada muka. Bangsa Babylon menyembah dewa oleh karena itu
perawatan atau pengobatan berdasarkan kepercayaan tersebut.
c ) Yahudikuno
Ilmu pengetahuan bangsa Yahudi banyak di peroleh dari bangsa Mesir.
Misalnya : cara-cara memberi pengobatan orang yang terkenal adalah Musa. Ia juga
dikenal sebagai seorang ahli hygiene. Dibawah pimpinannya bangsa Yahgudi
memajukan minatnya yang besar terhadap kebersihan umum dan kebersihan diri.
Undang-undang kesehatan bangsa Yahudi menjadi dasar bagi hygiene modern
dimana cara-cara dan peraturannya sesuai dengan bakteriologi zaman sekarang,
misalnya :
3. a)Periode1945-1962
Tahun 1945 s/d 1950 merupakan masa transisi pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Perkembangan keperawatan pun masih jalan di tempat. Ini dapat
dilihat dari pengembanagan tenaga keperawatan yang masih menggunakan system
pendidikan yang telah ada, yaitu perawat lulusan pendidikan Belanda (MULO + 3
tahun pendidikan), untuk ijazah A (perawat umum) dan ijazah B untuk perawat jiwa.
Terdapat pula pendidikan perawat dengan dasar (SR + 4 tahun pendidikan) yang
lulusannya disebut mantri juru rawat.
Baru kemudian tahun 1953 dibuka sekolah pengatur rawat dengan tujuan
menghasilkan tenaga perawat yang lebih berkualitas. Pada tahun 1955, dibuka
Sekolah Djuru Kesehatan (SDK) dengan pendidikan SR ditambah pendidikan satu
tahun dan sekolah pengamat kesehatan sebagai pengembangan SDK, ditambah
pendidikan lagi selama satu tahun.
Pada tahun 1962 telah dibuka Akademi Keperawatan dengan pendidikan dasar umum
SMA yang bertempat di Jakarta, di RS. Cipto Mangunkusumo. Sekarang dikenal
dengan nama Akper Depkes di Jl. Kimia No. 17 Jakarta Pusat.
Walupun sudah ada pendidikan tinggi namun pola pengembangan pendidikan
keperawatan belum tampak, ini ditinjau dari kelembagaan organisasi di rumah sakit.
Kemudian juga ditinjau dari masih berorientasinya perawat pada keterampilan
tindakan dan belum dikenalkannya konsep kurikulum keperawatan. Konsep-konsep
perkembangan keperawatan belum jelas, dan bentuk kegiatan keperawatan masih
berorientasi pada keterampilan prosedural yang lebih dikemas dengan perpanjangan
dari pelayanan medis.
1. b)Periode1963-1983
Periode ini masih belum banyak perkembangan dalam bidang keperawatan. Pada
tahun 1972 tepatnya tanggal 17 April lahirlah organisasi profesi dengan nama
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di Jakarta. Ini merupakan suatau
langkah maju dalam perkembangan keperawatan. Namun baru mulai tahun 1983
organisasi profesi ini terlibat penuh dalam pembenahan keperawatan melalui
kerjasama dengan CHS, Depkes dan organisasi lainnya.
Pada tahun 1985, resmi dibukanya pendidikan S1 keperawatan dengan nama Progran
Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesi di
Jakarta. Sejak saat itulah PSIK-UI telah menghasilkan tenaga keperawatan tingkat
sarjana sehingga pada tahun 1992 dikeluarkannya UU No. 23 tentang kesehatan yang
mengakui tenaga keperawatan sebagai profesi.
Pada tahun 1996 dibukanya PSIK di Universitas Padjajaran Bandung. Pada
tahun 1997 PSIK-UI berubah statusnya menjadi Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia (FIK-UI), dan untuk meningkatkan kualitas lulusan, pada tahun
1998 kurikulum pendidikan Ners disyahkan dan digunakan. Selanjutnya juga pada
tahun 1999 kurikulum D-III keperawatan mulai dibenahi dan mulai digunakan pada
tahun 2000 sampai dengan sekarang.
1. a) Wawasan Keilmuan
Pada tingkat pendidikan akademi, penggunaan kurikulum D III keperawatan 1999,
merupakan wujud dari pembenahan kualitas lulusan keperawatan. Wujud ini dapat
dilihat dengan adanya:
1. Mata Kuliah Umum (MKU), yaitu : Pendidikan agama, Pancasila.
2. Mata Kuliah Dasar Keahliah (MKDK), yaitu: Anatomi, Fisiologi.
1. c) Kerangka Konsep
Berpikir ilmiah pembiasaan sikap dan tingkah laku profesional, belajar aktif,
pendidikan di lingkungan masyrakat serta penguasaan iptek keperawatan merupakan
karakteristik dari pendidikan profesional keperawatan.
Perubahan adat pelayanan dari fokasional menjadi perawat dengan fokus asuhan
keperawatan dengan peran prefentif dan promotif tanpa melupakan peran kreatif dan
rehabilitatif harus didukung dengan peningkatan sumber daya manusia dibidang
keperawatan. Sehingga pada pelaksaan pemberian sumber keperawatan dapat
terjadinya pelayanan yang efisien, efektif, serta berkualitas. Selanjtunya, saat ini jug
atelah berkembangan berbagai model prektis keperawatan profesional, seperti :
Praktik keperawatan di rumah sakit kesehatan.
Praktik keperawatan di rumah (home caffe)
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Keperawatan merupakan sebuah ilmu dan profesi yang memberikan
pelayanan kesehatan guna untuk meningkatkan kesehatan bagi masyarakat.
Keperawatan sudah ada sejak manusia itu ada dan hingga saat ini Profesi
keperawatan berkembang dengan pesat. Sejarah perkembangan keperawatan di
Indonesia tidak hanya berlangsung di tatanan praktik, dalam hal ini layanan
keperawatan, tetapi juga di dunia pendidikan keperawatan. pendidikan keperawatan
memberi pengaruh yang besar terhadap kualitas layanan keperawatan. Karenanya,
perawat harus terus meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya melalui
pendidikan keperawatan yang berkelanjutan.
B.SARAN
Dari kesimpulan yang ada maka kita sebagai perawat atau calon perawat harus
terus meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya melalui pendidikan
keperawatan yang berkelanjutan, sehingga kita tidak mengalami ketertinggalan dari
keperawatan internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Stevens, P.J.M, et al. (1999) Ilmu keperawatan. Jilid I, Ed. 2. EGC: Jakarta
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai-nilai yang menjadi pedoman untuk
mencapai suatu tujuan dan di pakai sebagai pandangan hidup.
Falsafah keperawatan Merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia dan
esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktek keperawatan.
Hakekat manusia yang di maksud disini adalah manusia sebagai makhluk
biologis,psikologis,sosial,dan spiritual,sedangkan esensinya adalah falsafah
keperawatan
2.1 RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu falsafa?
2. Falsafa keperawatan
3. Falsafa menurut para ahli
4. Perawat sebagai profesi
2.2 TUJUAN MASALH
1. Mengetahui apa itu falsafa
2. Mengetahui apa itu falsafah keperawatan
3. Mengatahui falsafa keperawatan menurut para ahli
4. Mengetahui perawat sebagai profesi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN FALSAFAH.
Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai-nilai yang menjadi pedoman untuk
mencapai suatu tujuan dan di pakai sebagai pandangan hidup.
Falsafah keperawatan Merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia dan
esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktek keperawatan.
Hakekat manusia yang di maksud disini adalah manusia sebagai makhluk
biologis,psikologis,sosial,dan spiritual,sedangkan esensinya adalah falsafah
keperawatan yang meliputi:
1.memandang bahwa pasien sebagai manusia yang utuh (holistik)yang harus di
penuhui segala kebutuhannya baik kebutuhan biologis,psikologis,sosial dan spiritual
yang di berikan secara komprehensif dan tidak bisa di lakukan secara sepihak atau
sebagian dari kebutuhannya
2.bentuk pelayanan keperawatan yang di berikan harus secara langsung dengan
memperhatikan aspek kemanusiaan
3.setiap orang berhak mendapatkan perawatan tanpa memandang perbedaan
suku,kepercayaan,status sosial,agama,dan ekonomi
4.pelayanan keperwatan tersebut merupakan bagian integral dari sistem pelayanan
kesehatan mengingat perawat bekerja dalam lingkup tim kesehatan bukan sendiri-
sendiri
5.mitra yang selalu aktif dalam pelayanan kesehatan,bukan seorang penerima jasa
yang aktif
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Falsafah keperawatan adalah keyakinan perawat terhadap nilai-nilai
keperawatan yang menjadi pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan, kepada
individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat. Keyakinan ini terhadap nilai
keperawatan harus menjadi pegangan setiap perawat. Flsafah keperawatan menjadi
landasan bagi perawat dalam menjalankan profesinya. Esensi falsafah keperawatan
yaitu memandangh pasien sebagai mahluk yang holistik, yang harus dipenuhi segala
kebutuhannya, secara biologis, phisikologis, sosial, dan spiritual yang diberikan
secara komprehensif.
3.1 SARAN
Sebagai seorang perawat kita harus mengetahui apa itu falsafah keperawatan
yang menjadi dasar sebuah profesi keperawatan.
Bagi perawat diharpkan mampu memehami dan menerapkan falsafah keperawatan
dalam praktik lapangan bagi.
Daftar Pustaka
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC.
Kozier, Erb, Berman, & Snyder. 2011. Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses, dan Praktik, ed. 7, vol. 1. Jakarta : EGC
No. 5. Makalah Keperawatan Sebagai Profesi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan merupakan profesi yang membantu dan memberikan pelayanan
yang berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan individu. Keperawatan juga
diartikan sebagai konsekuensi penting bagi individu yang menerima pelayanan,
profesi ini memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh seseorang, keluarga
atau kelompok di komunitas. (Committee on Education American Nurses Association
(ANA), 1965).
WHO Expert Committee on Nursing dalam Aditama (2000) mengatakan
bahwa, pelayanan keperawatan adalah gabungan dari ilmu kesehatan dan seni
melayani/memberi asuhan (care), suatu gabungan humanistik dari ilmu pengetahuan,
filosofi keperawatan, kegiatan klinik, komunikasi dan ilmu sosial.
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan biopsikososial dan spiritual yang komprehensif, ditujukan
kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup
seluruh aspek kehidupan manusia. (Lokakarya Nasional, 1983).
Profesi berasal dari kata profession yang berarti suatu pekerjaan yang
membutuhkan dukungan body of knowledge sebagai dasar bagi perkembangan teori
yang sistematis meghadapi banyak tantangan baru, dan karena itu membutuhkan
pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, memiliki kode etik orientasi utamanya
adalah melayani (alturism).
Profesi adalah suatu pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat
dan bukan untuk kepentingan golongan atau kelompok tertentu. Profesi sangat
mementingkan kesejahteraan orang lain, dalam konteks bahasan ini konsumen
sebagai penerima jasa pelayanan keperawatan profesional. Menurut Webster, profesi
adalah pekerjaan yang memerlukan pendidikan yang lama dan menyangkut
keterampilan intelektual.
Kelly dan Joel (1995) menjelaskan, “Profesional sebagai suatu karakter, spirit
atau metode profesional yang mencakup pendidikan dan kegiatan di berbagai
kelompok okupasi yang anggotanya berkeinginan menjadi profesional”. Profesional
merupakan suatu proses yang dinamis untuk memenuhi atau mengubah karakteristik
kearah suatu profesi.
Sejak abad yang lalu keperawatan telah megalami perubahan yang drastis,
selain itu juga telah mengikuti perundang-undangan dan mendapatkan penghargaan
sebagai profesi penuh. Hugnes E.C (1963) mengatakan bahwa, “Profesi adalah
seorang ahli, mereka mengetahui lebih baik tentang sesuatu hal dari orang lain, serta
mengetahui lebih baik daripada kliennya tentang apa yang terjadi pada klien”. Dalam
konsep profesi ada tiga nilai penting yang perlu dipahami yakni:
1. Pengetahuan yang mendalam dan sistimatik.
2. Keterampilan teknis dan kiat yang diperoleh melalui latihan yang lama.
3. Pelayanan asuhan kepada yang memerlukan berdasarkan ilmu pengetahuan,
keterampilan teknis dan pedoman serta falsafah moral yang diyakini (etika profesi).
Menurut Hood L.J dan Leddy S.K (2006), “Perawat profesional akan
menggunakan pendekatan holistik dalam menemukan kebutuhan kesehatan bagi klien
yang dirawatnya, hal ini sesuai dengan pernyataan kebijakan yang disampaikan oleh
American Nurses Association (1995), ada empat ciri praktik profesional yang harus
dilakukan oleh perawat, yaitu:
1. Perawat menggunakan fokus orientasi pada masalah dengan memperhatikan
rangkaian seluruh respon manusia terhadap kesehatan dan penyakitnya.
2. Perawat terintegrasi dalam tenaga kesehatan yang menggunakan pengetahuannya
untuk membantu mencapai tujuan pasien dengan mengumpulkan data subjektif
maupun objektif pasien dan memahaminya baik secara individual atau secara
berkelompok.
3. Perawat mengaplikasikan ilmu pengetahuannya untuk menentukan diagnosa dan
melakukan treatment respon manusia.
4. Perawat melakukan asuhan keperawatan dengan melakukan hubungan terapeutik
dengan pasien untuk memfasilitasi kesehatan dan penyembuhan.
Ada tiga istilah penting yang berhubungan dengan profesi, yaitu profesionalisme,
profesionalisasi, dan profesi.
1. Profesionalisme
Merujuk pada karakter profesional, semangat atau metode. Merupakan suatu sifat
resmi, cara hidup yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Profesionalisme
keperawatan telah ada sejak zaman Florence Nightingale (1820-1910).
2. Profesionalisasi
Profesionalisasi adalah suatu proses untuk menjadikan profesional dengan cara
memenuhi beberapa kriteria yang telah ditentukan/disepakati.
3. Profesi
Jika dilihat di dalam kamus, sama dengan pekerjaan yang menghendaki pendidikan
yang lebih luas atau memiliki ilmu pengetahuan yang spesial, keterampilan serta
dipersiapkan dengan cara yang baik.
Dunia profesi keperawatan terus bergerak. Hampir dua dekade profesi ini
menyerukan perubahan paradigma. Perawat yang semula tugasnya hanyalah semata-
mata menjalankan perintah dokter kini berupaya meningkatkan perannya sebagai
mitra kerja dokter seperti yang sudah dilakukan di negara-negara maju.
Sebagai sebuah profesi yang masih berusaha menunjukkan jati diri, profesi
keperawatan dihadapkan pada banyak tantangan. Tantangan ini bukan hanya dari
eksternal tapi juga dari internal profesi ini sendiri.
1. Didukung oleh badan ilmu yang sesuai dengan bidangnya (antalogi), jelas
wilayah kerja keilmuannya (Epistomologi), dan aplikasinya (Axiologi).
2. Profesi diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang terencana, terus-
menerus dan bertahap.
3. Pekerjaan profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara legal melalui
perundang-undangan.
4. Peraturan dan ketentuan yang mengatur hidup dan kehidupan profesi (standar
pendidikan dan pelatihan, standar pelayanan, dan kode etik) serta pengawasan
terhadap pelaksanaan peraturan-peraturan tersebut dilakukan sendiri oleh
warga profesi (Winsley, 1964).
Kriteria Profesi
4. Pembinaan iptek.
Keperawatan sebagai profesi merupakan salah satu pekerjaan dimana dalam
menentukan tindakannya didasarkan pada ilmu pengetahuan serta memiliki
keterampilan yang jelas dalam keahliannya.
Dengan adanya perkembangan keperawatan dari kegiatan yang sifatnya rutin
yang menjadi pemenuhan kebutuhan berdasarkan ilmu, membawa suatu perubahan
yang sangat besar dalam dunia keperawatan karena pelayanan yang semula hanya
berdasarkan pada insting dan pengalaman menjadi pelayanan keperawatan
profesional berdasarkan ilmu dan teknologi keperawatan yang selalu berubah sesuai
dengan kemajuan zaman. Perawatan sebagai profesi mempunyai karakteristik sebagai
berikut:
3.2 Saran
Penyusun berharap agar semua perawat dapat meningkatkan kualitas kerjanya
dan mampu menjadi seseorang yang profesional dalam bidangnya.
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang. Hampir dua dekade profesi ini
menyerukan perubahan paradigma. Perawat yang semula tugasnya hanyalah semata –
mata menjalankan perintah dokter kini berupaya meningkatkan perannya sebagai
mitra kerja dokter seperti yang sudah dilakukan di negara – negara maju. Perawat
dianggap sebagai salah satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam
pencapaian tujuan pembangunan kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia.
Sebagai sebuah profesi yang masih berusaha menunjukkan jati diri, profesi
keperawatan dihadapkan pada banyak tantangan. Tantangan ini bukan hanya dari
eksternal tapi juga dari internal profesi ini sendiri. Untuk itu perawat dituntut
memiliki skill yang memadai untuk menjadi seorang perawat profesional.
Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan
menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai
bidang. Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara
komprehensif.
B. Tujuan
Tujuan Umum : Adapaun tujuan penulisan makalah ini adalah agar kita dapat
mengetahui dan memahami perawat sebagai peran dan fungsi perawat profesional.
Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui dan memahami pengertian dari perwata sebagai profesi
2. Mengetahui dan memahami pengertian perawat profesional
3. Mengetahui dan memahami peran profesional
4. Mengetahui dan memahami fungsi perawat profesional.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Perawat adalah mereka yang memiliki keamampuan dan kewenangan
melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh
melalui pendidikan keperawatan. Seseorang dikatakan perawat profesional jika
memiliki ilmu pengetahuan, ketrampilan keperawatan profesional serta memliki
sikap profesional sesuai kode etik profesi.
Seseorang dikatakan perawat profesional jika memiliki ilmu pengetahuan
ketrampilan keperawatan profesional serta memiliki sikap profesional sesuai kode
etik profesi.
B. Peran Perawat
Doheny (1982) mengidentifikasi beberapa elemen peran perawat profesional,
meliputi:
1. Care giver, sebagai pemberian asuhan keperawatan
2. Client advocate, sebagai pembela untuk melindungi klien
3. Consellor, sebagai pemberi bimbingan/konseling klien
4. Educator, sebagai pendidik klien
5. Collaborator, sebagai anggota tim kesehatan yang dituntut untuk dapat bekerja sama
dengan tenaga kesehatan lain
6. Coordinator, sebagai koordinator agar dapat memanfaatkan sumber-sumber dan
potensi klien.
7. Change agent, sebagai pembaru yang selalu dituntut untuk mengadakan perubahan-
perubahan.
8. Consultant, sebagai sumber informasi yang dapat membantu memecahkan masalah
klien.
1. Care giver/ pemberi asuhan
Sebagai pelaku/pemberi asuhan keperawatan , perawat dapat memberikan
pelayanan keperawatan secara langsung dan tidak langsung kepada klien,
menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi: melakukan pengkajian
dalam upaya mengumpulkan data dan informasi yang benar, menegakkan diagnosis
keperawatan berdasarkan hasil analisis dataa, merencakan intervensi keperawatan
sebagai upaya mengatasai masalah yang muncul dan membuat langkah atau cara
pemecahan masalah, melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana
yang ada, dan melakukan evaluasi berdasarkan respons klien terhadap tindakan
keperawatan yang telah dilakukannya.
Peran utamanya adalah memberikan asuhan keperawatan kepada klien yang meliputi
intervensi/tindakan keperawatan, observasi, pendidikan kesehatan dan menjalankan
tindakan medis sesuai dengan pendelegasian yang diberikan.
2. Client advocate
Sebagai advocat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien
dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien , membela
kepentingan klien, dan membantu klien memahami semua informasi dan upaya
kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun
profesional. Peran advokasi sekaligus mengharuskan perawat bertindak sebagai
narasumber dan fasilitator dalam tahap pengambilan keputusan terhadap upaya
kesehatan yang haarus dijalani oleh klien. Dalam menjalankan peran sebagai advocat
(pembela klien) perawat harus dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan
masyarakat dalam pelayanan keperawtatan.
3. Consellor
Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien
terhadap keadaan sehat sakitnya. Konseling diberikan kepada individu/keluarga
dalam mengintregasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu,
pemecahan masalah difokuskan pada masalah keperawatan, mengubah perilaku hidup
ke arah perilaku hidup sehat.
4. Educator
Sebagai pendidik klien, perawat membantu klien meningkatkan kesehatannya
melalui pemberian pengetahuan yang terkait dengan keperawtan dan tindakan medik
yang diterima sehingga klien/keluarga dapat menerima tanggung jawab terhadap hal-
hal yang diketahuinya. Sebagai pendidik, perawat juga dapat memberikan pendidikan
kesehatan kepada kelompok keluarga yang berisiko tinggi, kader kesehatan dan lain
sebagainya.
5. Collaborator
Perawat bekerja sama dengan tim kesehatan lain dan keluarga dalam
menentukan rencana maupun pelaksanaan asuhan keperawtan guna memenuhi
kebutuhan kesehatan klien.
6. Coordinator
Perawat memanfaatkan semua sumber-sumber dan potensi yang ada, baik
materi maupun kemampuan klien secara terkoordinasi sehingga tidak ada intervensi
yang terlewatkan maupun tumpang tindih.
Dalam menjalankan peran sebagai koordinator perawat dapat melakukan hal-hal
berikut.
1. Mengoordinasi seluruh pelayanan keperawatan
2. Mengatur tenaga keperawatan yang akan bertugas
3. Mengembangkan sistem pelayanan keperawatan
4. Memberikan informasi tentang hal-hal yang terkait dengan pelayanan keperawatan
pada sarana kesehatan
Hal ini mencerminkan manfaa pendidikan sepanjang hidup. Dalam hal keperawatan
profesional, lulusan perlu melanjutkan pendidikan untuk mempertahankan dan
memperluas tingkat kompetensi mereka agar memenuhi kreteria profesional,
mengantisipasi peran perawat pada masa yang akan datang, dan memperluas ilmu
pengetahuan profesional.
4. Otonomi
Hak menentukan diri sebagai profesi yang berarti para perawat haus memiliki
kebebasan untuk menggunakan pengetahuan dan ketrampilan mereka guna kemajuan
manusia dan otoritas serta kemampuan untuk melihat bahwa layanan keperawatan
diberikan secara aman dan efektif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang meliputi aspek bio-psilo-sosio-spiritual yang
komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga atau masyarakat yang sehat
maupun sakit yang mencangkup siklus hidup manusia. Keperawatan dapat dipandang
sebagai suatu profesi karena mempunyai body of knowledge, pendidikan berbasis
keahlian pada jenjang pendidikan tinggi, memberikan pelayanan kepada masyarakat
melalui praktik dalam bidang profesi, memiliki perhimpunan atau organisasi profesi,
memberlakukan kode etik keperawatan, otonomi dan motivasi bersifat altruistik.
Untuk menunjang keperawatan professional maka di perlukan Peningkatan
kualitas organisasi profesi keperawatan dengan berbagai cara, pendekatan serta kiat
kiat yang lebih difokuskan pada kemampuan perawat untuk memberikan asuhan
keperawatan secara komprehensif dengan sentuhan seni dalam arti menggunakan kiat
– kiat tertentu dalam upaya memberikan kenyaman dan kepuasan pada klien.
B. Saran
Kami sadar bahwa penyusunan makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Untuk terakhir kalinya kami
berharap pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi
perawat sehingga dapat meningkatkan kualitas kerja dan mampu menjadi perawat
profesional dibidangnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ns. Asmadi, S.Kep. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Buku Kedokteran EGC.
Jakarta
Kuswanto, S.Kep. M.Kes. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan
Profesional. Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Blais, Kathleen Koening, Jonice S. Hayes, dkk. 2007. Praktik Keperawatan
Profesional. Widya Medika. Jakarta
H. Zaidin Ali, SKM, MM. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Widya
Medika. Jakarta
http://kti-akbid.blogspot.com/2011/03/makalah-peran-dan-fungsi-perawat.html
http://nizaraharja92.blogspot.com
MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN
CARING
Oleh :
Eben Rido pandango
2016610027
Puji Syukur yang sedalam - dalamnya kami panjatkan kehadirat Allah Yang
Maha Kuasa karena hanya dengan rahmat dan petunjuk-Nya lah kami dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini.
Menyadari akan keterbatasan kemampuan kami, maka dalam hal ini kami mengharap
kritik dan saran membangun.
Besar harapan kami semoga penulisan makalah ini dapat memenuhi syarat.
Mudah-mudahan hasil dari tugas makalah ini dapat menjadi referensi yang
bermanfaat bagi kita sekalian, Amin.
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar.................................................................................................................... i
Daftar
Isi............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 .Latar
Belakang............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan
Masalah........................................................................................................ 1
1.3
Tujuan .............................................................................................................................
.. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Caring Secara
Umum........................................................ ……………………2
2.2 Perbedaan Caring dan
Curing............................................................................................. 5
2.3 Perilaku Caring Yang Dapat Ditemui Dalam Tatanan
Keperawatan.. ………………..7
2.4 Pengertian Transcultural
Nursing................................................................................. 9
2.5 contoh-contoh aplikasi traskultural nursing pada beberapa
masalah kesehatan............................................................................... ………………
….11
BAB III PENUTUP
3.1.
Kesimpulan......................................................................................... ………………18
3.2 Saran.................................................................................................... ……………
…18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian caring consept secara umum dalam keperawatan ?
2. Bagaimana perbedaan antara caring dan curing consept ?
3. Apasaja prilaku caring yang dapat ditemui dalam tatanan pelayanan kesehatan?
4. Apa pengertian transkultural nursing ?
5. Apasaja contoh-contoh aplikasi traskultural nursing pada beberapa masalah
kesehatan ?
1.3 Tujuan
Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Konsep Dasar
Keperawatan I, menambah wawasan tentang Konsep Caring di Sepanjang Rentang
Kehidupan, agar kami mahasiswa mengerti tentang bagaimana perilaku caring dalam
proses dan praktik keperawatan, dan sebagai salah satu sarana belajar mahasiswa
BAB II
PEMBAHASAN
Etika Pelayanan
Watson ( 1988 ) menyarankan agar caring sebagai suatu sikap moral yang ideal,
memberikan sikap pendirian terhadap pihak yang melakukan intervensi seperti
perawat. Sikap pendirian ini perlu untuk menjamin bahwa perawat bekerja sesuai
standar etika untuk tujuan dan motivasi yang baik. Kata etika merujuk pada kebiasaan
yang benar dan yang salah. Dalam setiap pertemuan dengan klien, perawat harus
mengetahui kebiasaan apa yang sesuai secara etika. Etika keperawatan bersikap unik,
sehingga perawat tidak boleh membuat keputusan hanya berdasarkan prinsip
intelektual atau analisis.
Etika keperawatan berfokus pada hubungan antara individu dengan karakter dan
sikap perawat terhadap orang lain. Etika keperawatan menempatkan perawat sebagai
penolong klien, memecahkan dilema etis dengan cara menghadirkan hubungan dan
memberikan prioritas kepada klien dengan kepribadian khusus.
Nurse Caring Behavior
1. Persepsi klien wanita ( Riemen, 1986 )
v Berespon terhadap keunikan klien
v Memahami dan mendukung perhatian klien
v Hadir secara fisik
v Memiliki sikap dan menunjukkan prilaku yang membuat klien merasa dihargai
sebagai manusia
v Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta
v Menunjukkan perhatian yang memberi kenyamanan dan merelaksasi klien
v Bersuara halus dan lembut
v Memberi perasaan nyaman
2. Persepsi klien pria ( Riemen, 1986 )
v Hadir secara fisik sehingga klien merasa dihargai
v Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta
v Membuat klien merasa nyaman, relaks, dan aman
v Hadir untuk memberi kenyamanan dan memenuhi kebutuhan klien sebelum
diminta
v Menggunakan suara dan sikap yang baik, halus, lembut dan menyenangkan
3. Persepsi klien kanker dan keluarga ( Mayer, 1986 )
v Mengetahui bagaimana memberikan injeksi dan mengelola peralatan
v Bersikap ceria
v Mendorong klien untuk menghubungi perawat bila klien mempunyai masalah
v Mengutamakan atau mendahulukan kepentingan klien
v Mengantisipasi pengalaman pertama adalah yang terberat
1. Kehadiran
Kehadiran adalah suatu pertemuan antara seseorang dengan seseorang lainnya yang
merupakan sarana untuk mendekatkan diri dan menyampaikan manfaat caring.
Menurut Fredriksson (1999), kehadiran berarti “ada di” dan “ada dengan”. “Ada di”
berarti kehadiran tidak hanya dalam bentuk fisik, melainkan juga komunikasi dan
pengertian. Sedangkan “ada dengan” berarti perawata selalu bersedia dan ada untuk
klien (Pederson, 1993). Kehadiran seorang perawat membantu menenangkan rasa
cemas dan takut klien karena situasi tertekan.
2. Sentuhan
Sentuhan merupakan salah satu pendekatan yang menenangkan dimana perawat dapat
mendekatkan diri dengan klien untuk memberikan perhatian dan dukungan. Ada dua
jenis sentuhan, yaitu sentuhan kontak dan sentuhan non-kontak. Sentuhan kontak
merupakan sentuhan langsung kullit dengan kulit. Sedangkan sentuhan non-kontak
merupakan kontak mata. Kedua jenis sentuhan ini digambarkn dalam tiga kategori :
a) Sentuhan Berorientasi-tugas
Saat melaksanakan tugas dan prosedur, perawat menggunakan sentuhan ini.
Perlakuan yang ramah dan cekatan ketika melaksanakan prosedur akan memberikan
rasa aman kepada klien. Prosedur dilakukan secara hati-hati dan atas pertimbangan
kebutuhan klien.
b) Sentuhan Pelayanan (Caring)
Yang termasuk dalam sentuhan caring adalah memegang tangan klien, memijat
punggung klien, menempatkan klien dengan hati-hati, atau terlibat dalam
pembicaraan (komunikasi non-verbal). Sentuhan ini dapat mempengaruhi keamanan
dan kenyamanan klien, meningkatkan harga diri, dan memperbaiki orientasi tentang
kanyataan (Boyek dan Watson, 1994).
c) Sentuhan Perlindungan
Sentuhan ini merupakan suatu bentuk sentuhan yang digunakan untuk melindungi
perawat dan/atau klien (fredriksson, 1999). Contoh dari sentuhan perlindungan adalah
mencegah terjadinya kecelakaan dengan cara menjaga dan mengingatkan klien agar
tidak terjatuh.
Sentuhan dapat menimbulkan berbagai pesan, oleh karena itu harus digunakan secara
bijaksana.
3. Mendengarkan
Untuk lebih mengerti dan memahami kebutuhan klien, mendengarkan merupakan
kunci, sebab hal ini menunjukkan perhatian penuh dan ketertarikan perawat.
Mendengarkan membantu perawat dalam memahami dan mengerti maksud klien dan
membantu menolong klien mencari cara untuk mendapatkan kedamaian.
4. Memahami klien
Salah satu proses caring menurut Swanson (1991) adalah memahami klien.
Memahami klien sebagai inti suatu proses digunakan perawat dalam membuat
keputusan klinis. Memahami klien merupakan pemahaman perawat terhadap klien
sebagai acuan melakukan intervensi berikutnya (Radwin,1995). Pemahaman klien
merupakan gerbang penentu pelayanan sehingga, antara klien dan perawat terjalin
suatu hubungan yang baik dan saling memahami.
6. Perawatan Keluarga
Keluarga merupakan sumber daya penting. Keberhasilan intervensi keperawatan
sering bergantung pada keinginan keluarga untuk berbagi informasi dengan perawat
untuk menyampaikan terapi yang dianjurkan. Menjamin kesehatan klien dan
membantu keluarga untuk aktif dalam proses penyembuhan klien merupakan tugas
penting anggota keluarga. Menunjukkan perawatan keluarga dan perhatian pada klien
membuat suatu keterbukaan yang kemudian dapat membentuk hubungan yang baik
dengan anggota keluarga klien.
2.4 Pengertian Transcultural Nursing
Transcultural Nursing adalah suatu keilmuwan budaya pada proses belajar dan
praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara
budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya
manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan
asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia
(Leininger, 2002).
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga ,
kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Keperwatan adalah suatu bentuk pelayanan
professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan
biologi, psikologi, social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada
individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup
manusia.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental,
keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan
melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam
upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta
pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama
(Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan
hidup sehat dan produktif.
3.2 SARAN
Dalam penyusunan kurikulum pendidikan perawatan seyogyanya memasukkan
unsur caring dalam setiap mata kuliah. Penekanan pada humansitik, kepedulian dan
kepercayaan, komitmen membantu orang lain dan berbagai unsur caring yang lain
harus sudah dibangun sejak perawat dalam masa pendidikan. Selain itu perlu
dilakukan sosialisasi konsep caring pada perawat guna memberikan pemahaman yang
mendalam tentang apa yang harus dilakukan perawat agar bersikap caring dalam
setiap kontak dengan pasien. Indikator-indikator caring harus dikenal dan
diaplikasikan dalam perawatan serta dievaluasi secara terus menerus
DAFTAR PUSTAKA
http://andaners.wordpress.com/2009/04/28/konsep-keperawatan-komunitas/
Watson, Jean. (2004). Theory of human Caring. Http: //www2.uchse.edu/son/caring
Meidiana Dwidiyanti. 2008. Keperawatan Dasar. Semarang. Hasani
http://usfinit-engky.blogspot.com/2011/12/makalah-konsep-caring.html
http://teguhyudi-teguhyudi.blogspot.com/2011/07/aplikasi-konsep-caring-dalam-
praktek.html
MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN
CARING
Oleh :
Eben Rido pandango
2016610027
Puji Syukur yang sedalam - dalamnya kami panjatkan kehadirat Allah Yang
Maha Kuasa karena hanya dengan rahmat dan petunjuk-Nya lah kami dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini.
Menyadari akan keterbatasan kemampuan kami, maka dalam hal ini kami mengharap
kritik dan saran membangun.
Besar harapan kami semoga penulisan makalah ini dapat memenuhi syarat.
Mudah-mudahan hasil dari tugas makalah ini dapat menjadi referensi yang
bermanfaat bagi kita sekalian, Amin.
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar.................................................................................................................... i
Daftar
Isi............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 .Latar
Belakang............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan
Masalah........................................................................................................ 1
1.3
Tujuan .............................................................................................................................
.. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Caring Secara
Umum........................................................ ……………………2
2.2 Perbedaan Caring dan
Curing............................................................................................. 5
2.3 Perilaku Caring Yang Dapat Ditemui Dalam Tatanan
Keperawatan.. ………………..7
2.4 Pengertian Transcultural
Nursing................................................................................. 9
2.5 contoh-contoh aplikasi traskultural nursing pada beberapa
masalah kesehatan............................................................................... ………………
….11
BAB III PENUTUP
3.1.
Kesimpulan......................................................................................... ………………18
3.2 Saran.................................................................................................... ……………
…18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian caring consept secara umum dalam keperawatan ?
2. Bagaimana perbedaan antara caring dan curing consept ?
3. Apasaja prilaku caring yang dapat ditemui dalam tatanan pelayanan kesehatan?
4. Apa pengertian transkultural nursing ?
5. Apasaja contoh-contoh aplikasi traskultural nursing pada beberapa masalah
kesehatan ?
1.3 Tujuan
Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Konsep Dasar
Keperawatan I, menambah wawasan tentang Konsep Caring di Sepanjang Rentang
Kehidupan, agar kami mahasiswa mengerti tentang bagaimana perilaku caring dalam
proses dan praktik keperawatan, dan sebagai salah satu sarana belajar mahasiswa
BAB II
PEMBAHASAN
Etika Pelayanan
Watson ( 1988 ) menyarankan agar caring sebagai suatu sikap moral yang ideal,
memberikan sikap pendirian terhadap pihak yang melakukan intervensi seperti
perawat. Sikap pendirian ini perlu untuk menjamin bahwa perawat bekerja sesuai
standar etika untuk tujuan dan motivasi yang baik. Kata etika merujuk pada kebiasaan
yang benar dan yang salah. Dalam setiap pertemuan dengan klien, perawat harus
mengetahui kebiasaan apa yang sesuai secara etika. Etika keperawatan bersikap unik,
sehingga perawat tidak boleh membuat keputusan hanya berdasarkan prinsip
intelektual atau analisis.
Etika keperawatan berfokus pada hubungan antara individu dengan karakter dan
sikap perawat terhadap orang lain. Etika keperawatan menempatkan perawat sebagai
penolong klien, memecahkan dilema etis dengan cara menghadirkan hubungan dan
memberikan prioritas kepada klien dengan kepribadian khusus.
Nurse Caring Behavior
1. Persepsi klien wanita ( Riemen, 1986 )
v Berespon terhadap keunikan klien
v Memahami dan mendukung perhatian klien
v Hadir secara fisik
v Memiliki sikap dan menunjukkan prilaku yang membuat klien merasa dihargai
sebagai manusia
v Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta
v Menunjukkan perhatian yang memberi kenyamanan dan merelaksasi klien
v Bersuara halus dan lembut
v Memberi perasaan nyaman
2. Persepsi klien pria ( Riemen, 1986 )
v Hadir secara fisik sehingga klien merasa dihargai
v Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta
v Membuat klien merasa nyaman, relaks, dan aman
v Hadir untuk memberi kenyamanan dan memenuhi kebutuhan klien sebelum
diminta
v Menggunakan suara dan sikap yang baik, halus, lembut dan menyenangkan
3. Persepsi klien kanker dan keluarga ( Mayer, 1986 )
v Mengetahui bagaimana memberikan injeksi dan mengelola peralatan
v Bersikap ceria
v Mendorong klien untuk menghubungi perawat bila klien mempunyai masalah
v Mengutamakan atau mendahulukan kepentingan klien
v Mengantisipasi pengalaman pertama adalah yang terberat
2. Sentuhan
Sentuhan merupakan salah satu pendekatan yang menenangkan dimana perawat dapat
mendekatkan diri dengan klien untuk memberikan perhatian dan dukungan. Ada dua
jenis sentuhan, yaitu sentuhan kontak dan sentuhan non-kontak. Sentuhan kontak
merupakan sentuhan langsung kullit dengan kulit. Sedangkan sentuhan non-kontak
merupakan kontak mata. Kedua jenis sentuhan ini digambarkn dalam tiga kategori :
a) Sentuhan Berorientasi-tugas
Saat melaksanakan tugas dan prosedur, perawat menggunakan sentuhan ini.
Perlakuan yang ramah dan cekatan ketika melaksanakan prosedur akan memberikan
rasa aman kepada klien. Prosedur dilakukan secara hati-hati dan atas pertimbangan
kebutuhan klien.
b) Sentuhan Pelayanan (Caring)
Yang termasuk dalam sentuhan caring adalah memegang tangan klien, memijat
punggung klien, menempatkan klien dengan hati-hati, atau terlibat dalam
pembicaraan (komunikasi non-verbal). Sentuhan ini dapat mempengaruhi keamanan
dan kenyamanan klien, meningkatkan harga diri, dan memperbaiki orientasi tentang
kanyataan (Boyek dan Watson, 1994).
c) Sentuhan Perlindungan
Sentuhan ini merupakan suatu bentuk sentuhan yang digunakan untuk melindungi
perawat dan/atau klien (fredriksson, 1999). Contoh dari sentuhan perlindungan adalah
mencegah terjadinya kecelakaan dengan cara menjaga dan mengingatkan klien agar
tidak terjatuh.
Sentuhan dapat menimbulkan berbagai pesan, oleh karena itu harus digunakan secara
bijaksana.
3. Mendengarkan
Untuk lebih mengerti dan memahami kebutuhan klien, mendengarkan merupakan
kunci, sebab hal ini menunjukkan perhatian penuh dan ketertarikan perawat.
Mendengarkan membantu perawat dalam memahami dan mengerti maksud klien dan
membantu menolong klien mencari cara untuk mendapatkan kedamaian.
4. Memahami klien
Salah satu proses caring menurut Swanson (1991) adalah memahami klien.
Memahami klien sebagai inti suatu proses digunakan perawat dalam membuat
keputusan klinis. Memahami klien merupakan pemahaman perawat terhadap klien
sebagai acuan melakukan intervensi berikutnya (Radwin,1995). Pemahaman klien
merupakan gerbang penentu pelayanan sehingga, antara klien dan perawat terjalin
suatu hubungan yang baik dan saling memahami.
6. Perawatan Keluarga
Keluarga merupakan sumber daya penting. Keberhasilan intervensi keperawatan
sering bergantung pada keinginan keluarga untuk berbagi informasi dengan perawat
untuk menyampaikan terapi yang dianjurkan. Menjamin kesehatan klien dan
membantu keluarga untuk aktif dalam proses penyembuhan klien merupakan tugas
penting anggota keluarga. Menunjukkan perawatan keluarga dan perhatian pada klien
membuat suatu keterbukaan yang kemudian dapat membentuk hubungan yang baik
dengan anggota keluarga klien.
2.4 Pengertian Transcultural Nursing
Transcultural Nursing adalah suatu keilmuwan budaya pada proses belajar dan
praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara
budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya
manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan
asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia
(Leininger, 2002).
Konsep Transcultural Nursing
Keperawatan transkultural adalah ilmu dan kiat yang humanis yang difokuskan pada
prilaku individu atau kelompok, serta proses untuk mempertahankan atau
meningkatkan perilaku sehat dan perilaku sakit secara fisik dan psikokultural sesuai
latar belakang budaya. (Leininger, 2002).
Konsep Utama Transcultural Nursing:
Care : perawat memberikan bimbingan dukungan kepada klien à untuk meningkatkan
kondisi klien
Caring : tindakan mendukung, berbentuk aksi atau tindakan
Culture : perawat mempelajari, saling share/berbagi pemahaman tentang kepercayaan
dan budaya klien
Cultural care : kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, norma/ kepercayaan
Nilai kultur : keputusan/kelayakan untuk bertindak
Perbedaan kultur : berupa variasi-variasi pola nilai yang ada di masyarakat mengenai
keperawatan
Cultural care university : hal-hal umum dalam sistem nilai, norma dan budaya
Etnosentris : keyakinan ide, nilai, norma, kepercayaan lebih tinggi dari yang lain
Cultural Imposion : kecenderungan tenaga kesehatan memaksakan kepercayaan
kepada klien
Peran dan Fungsi Transkultural
Budaya mempunyai pengaruh luas terhadap kehidupan individu . Oleh sebab itu ,
penting bagi perawat mengenal latar belakang budaya orang yang dirawat ( Pasien ) .
Misalnya kebiasaan hidup sehari – hari , seperti tidur , makan , kebersihan diri ,
pekerjaan , pergaulan social , praktik kesehatan , pendidikan anak ekspresi perasaan ,
hubungan kekeluargaaan , peranan masing – masing orang menurut umur . Kultur
juga terbagi dalam sub – kultur .
Subkultur adalah kelompok pada suatu kultur yang tidak seluruhnya mengaanut
pandangan keompok kultur yang lebih besar atau memberi makna yang berbeda .
Kebiasaan hidup juga saling berkaitan dengan kebiasaan cultural.
Nilai – nilai budaya Timur , menyebabkan sulitnya wanita yang hamil mendapat
pelayanan dari dokter pria . Dalam beberapa setting , lebih mudah menerima
pelayanan kesehatan pre-natal dari dokter wanita dan bidan . Hal ini menunjukkan
bahwa budaya Timur masih kental dengan hal – hal yang dianggap tabu.
Dalam tahun – tahun terakhir ini , makin ditekankan pentingknya pengaruh kultur
terhadap pelayanan perawatan . Perawatan Transkultural merupakan bidang yang
relative baru ; ia berfokus pada studi perbandingan nilai – nilai dan praktik budaya
tentang kesehatan dan hubungannya dengan perawatannya . Leininger ( 1991 )
mengatakan bahwa transcultural nursing merupakan suatu area kajian ilmiah yang
berkaitan dengan perbedaan maupun kesamaan nilai – nilai budaya ( nilai budaya
yang berbeda ras , yang mempengaruhi pada seseorang perawat saat melakukan
asuhan keperawatan kepada pasien. Perawatan transkultural adalah berkaitan dengan
praktik budaya yang ditujukan untuk pemujaan dan pengobatan rakyat (tradisional) .
Caring practices adalah kegiatan perlindungan dan bantuan yang berkaitan dengan
kesehatan.
Menurut Dr. Madelini Leininger , studi praktik pelayanan kesehatan transkultural
adalah berfungsi untuk meningkatkan pemahaman atas tingkah laku manusia dalam
kaitan dengan kesehatannya . Dengan mengidentifikasi praktik kesehatan dalam
berbagai budaya ( kultur ) , baik di masa lampau maupun zaman sekarang akan
terkumpul persamaan – persamaan . Lininger berpendapat , kombinasi pengetahuan
tentang pola praktik transkultural dengan kemajuan teknologi dapat menyebabkan
makin sempurnanya pelayanan perawatan dan kesehatan orang banyak dan berbagai
kultur.
b.Analisis kasus
Ditinjau dari keadaan fisik :
- Kegemukan
- Kadar gula darah di atas normal
Ditinjau dari pola hidup :
- Kurang aktivitas fisik
- Banyak mengkonsumsi makanan mengandung gula
c. Peran perawat
o Memberi interferensi berupa konsultasi, penyuluhan komunitas dan pasien,bantuan
dalam menjaga pola makan dan melakukan implementasi independent dari dokter
berupa pemberian obat dan aturan pemakaian.
o Memberikan pelayanan kesehatan selama medikasi di rumah sakit dan menjaga
kondisi kesehatan pasien agar tidak menurun bahkan meningkatkan kondisi
kesehatannya.
3.1. KESIMPULAN
Pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga ,
kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Keperwatan adalah suatu bentuk pelayanan
professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan
biologi, psikologi, social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada
individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup
manusia.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental,
keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan
melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam
upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta
pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama
(Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan
hidup sehat dan produktif.
3.2 SARAN
Dalam penyusunan kurikulum pendidikan perawatan seyogyanya memasukkan
unsur caring dalam setiap mata kuliah. Penekanan pada humansitik, kepedulian dan
kepercayaan, komitmen membantu orang lain dan berbagai unsur caring yang lain
harus sudah dibangun sejak perawat dalam masa pendidikan. Selain itu perlu
dilakukan sosialisasi konsep caring pada perawat guna memberikan pemahaman yang
mendalam tentang apa yang harus dilakukan perawat agar bersikap caring dalam
setiap kontak dengan pasien. Indikator-indikator caring harus dikenal dan
diaplikasikan dalam perawatan serta dievaluasi secara terus menerus
DAFTAR PUSTAKA
http://andaners.wordpress.com/2009/04/28/konsep-keperawatan-komunitas/
Watson, Jean. (2004). Theory of human Caring. Http: //www2.uchse.edu/son/caring
Meidiana Dwidiyanti. 2008. Keperawatan Dasar. Semarang. Hasani
http://usfinit-engky.blogspot.com/2011/12/makalah-konsep-caring.html
http://teguhyudi-teguhyudi.blogspot.com/2011/07/aplikasi-konsep-caring-dalam-
praktek.html
MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN
CARING
Oleh :
Eben Rido pandango
2016610027
Puji Syukur yang sedalam - dalamnya kami panjatkan kehadirat Allah Yang
Maha Kuasa karena hanya dengan rahmat dan petunjuk-Nya lah kami dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini.
Menyadari akan keterbatasan kemampuan kami, maka dalam hal ini kami mengharap
kritik dan saran membangun.
Besar harapan kami semoga penulisan makalah ini dapat memenuhi syarat.
Mudah-mudahan hasil dari tugas makalah ini dapat menjadi referensi yang
bermanfaat bagi kita sekalian, Amin.
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar.................................................................................................................... i
Daftar
Isi............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 .Latar
Belakang............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan
Masalah........................................................................................................ 1
1.3
Tujuan .............................................................................................................................
.. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Caring Secara
Umum........................................................ ……………………2
2.2 Perbedaan Caring dan
Curing............................................................................................. 5
2.3 Perilaku Caring Yang Dapat Ditemui Dalam Tatanan
Keperawatan.. ………………..7
2.4 Pengertian Transcultural
Nursing................................................................................. 9
2.5 contoh-contoh aplikasi traskultural nursing pada beberapa
masalah kesehatan............................................................................... ………………
….11
BAB III PENUTUP
3.1.
Kesimpulan......................................................................................... ………………18
3.2 Saran.................................................................................................... ……………
…18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian caring consept secara umum dalam keperawatan ?
2. Bagaimana perbedaan antara caring dan curing consept ?
3. Apasaja prilaku caring yang dapat ditemui dalam tatanan pelayanan kesehatan?
4. Apa pengertian transkultural nursing ?
5. Apasaja contoh-contoh aplikasi traskultural nursing pada beberapa masalah
kesehatan ?
1.3 Tujuan
Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Konsep Dasar
Keperawatan I, menambah wawasan tentang Konsep Caring di Sepanjang Rentang
Kehidupan, agar kami mahasiswa mengerti tentang bagaimana perilaku caring dalam
proses dan praktik keperawatan, dan sebagai salah satu sarana belajar mahasiswa
BAB II
PEMBAHASAN
Etika Pelayanan
Watson ( 1988 ) menyarankan agar caring sebagai suatu sikap moral yang ideal,
memberikan sikap pendirian terhadap pihak yang melakukan intervensi seperti
perawat. Sikap pendirian ini perlu untuk menjamin bahwa perawat bekerja sesuai
standar etika untuk tujuan dan motivasi yang baik. Kata etika merujuk pada kebiasaan
yang benar dan yang salah. Dalam setiap pertemuan dengan klien, perawat harus
mengetahui kebiasaan apa yang sesuai secara etika. Etika keperawatan bersikap unik,
sehingga perawat tidak boleh membuat keputusan hanya berdasarkan prinsip
intelektual atau analisis.
Etika keperawatan berfokus pada hubungan antara individu dengan karakter dan
sikap perawat terhadap orang lain. Etika keperawatan menempatkan perawat sebagai
penolong klien, memecahkan dilema etis dengan cara menghadirkan hubungan dan
memberikan prioritas kepada klien dengan kepribadian khusus.
Nurse Caring Behavior
1. Persepsi klien wanita ( Riemen, 1986 )
v Berespon terhadap keunikan klien
v Memahami dan mendukung perhatian klien
v Hadir secara fisik
v Memiliki sikap dan menunjukkan prilaku yang membuat klien merasa dihargai
sebagai manusia
v Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta
v Menunjukkan perhatian yang memberi kenyamanan dan merelaksasi klien
v Bersuara halus dan lembut
v Memberi perasaan nyaman
2. Persepsi klien pria ( Riemen, 1986 )
v Hadir secara fisik sehingga klien merasa dihargai
v Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta
v Membuat klien merasa nyaman, relaks, dan aman
v Hadir untuk memberi kenyamanan dan memenuhi kebutuhan klien sebelum
diminta
v Menggunakan suara dan sikap yang baik, halus, lembut dan menyenangkan
3. Persepsi klien kanker dan keluarga ( Mayer, 1986 )
v Mengetahui bagaimana memberikan injeksi dan mengelola peralatan
v Bersikap ceria
v Mendorong klien untuk menghubungi perawat bila klien mempunyai masalah
v Mengutamakan atau mendahulukan kepentingan klien
v Mengantisipasi pengalaman pertama adalah yang terberat
1. Kehadiran
Kehadiran adalah suatu pertemuan antara seseorang dengan seseorang lainnya yang
merupakan sarana untuk mendekatkan diri dan menyampaikan manfaat caring.
Menurut Fredriksson (1999), kehadiran berarti “ada di” dan “ada dengan”. “Ada di”
berarti kehadiran tidak hanya dalam bentuk fisik, melainkan juga komunikasi dan
pengertian. Sedangkan “ada dengan” berarti perawata selalu bersedia dan ada untuk
klien (Pederson, 1993). Kehadiran seorang perawat membantu menenangkan rasa
cemas dan takut klien karena situasi tertekan.
2. Sentuhan
Sentuhan merupakan salah satu pendekatan yang menenangkan dimana perawat dapat
mendekatkan diri dengan klien untuk memberikan perhatian dan dukungan. Ada dua
jenis sentuhan, yaitu sentuhan kontak dan sentuhan non-kontak. Sentuhan kontak
merupakan sentuhan langsung kullit dengan kulit. Sedangkan sentuhan non-kontak
merupakan kontak mata. Kedua jenis sentuhan ini digambarkn dalam tiga kategori :
a) Sentuhan Berorientasi-tugas
Saat melaksanakan tugas dan prosedur, perawat menggunakan sentuhan ini.
Perlakuan yang ramah dan cekatan ketika melaksanakan prosedur akan memberikan
rasa aman kepada klien. Prosedur dilakukan secara hati-hati dan atas pertimbangan
kebutuhan klien.
b) Sentuhan Pelayanan (Caring)
Yang termasuk dalam sentuhan caring adalah memegang tangan klien, memijat
punggung klien, menempatkan klien dengan hati-hati, atau terlibat dalam
pembicaraan (komunikasi non-verbal). Sentuhan ini dapat mempengaruhi keamanan
dan kenyamanan klien, meningkatkan harga diri, dan memperbaiki orientasi tentang
kanyataan (Boyek dan Watson, 1994).
c) Sentuhan Perlindungan
Sentuhan ini merupakan suatu bentuk sentuhan yang digunakan untuk melindungi
perawat dan/atau klien (fredriksson, 1999). Contoh dari sentuhan perlindungan adalah
mencegah terjadinya kecelakaan dengan cara menjaga dan mengingatkan klien agar
tidak terjatuh.
Sentuhan dapat menimbulkan berbagai pesan, oleh karena itu harus digunakan secara
bijaksana.
3. Mendengarkan
Untuk lebih mengerti dan memahami kebutuhan klien, mendengarkan merupakan
kunci, sebab hal ini menunjukkan perhatian penuh dan ketertarikan perawat.
Mendengarkan membantu perawat dalam memahami dan mengerti maksud klien dan
membantu menolong klien mencari cara untuk mendapatkan kedamaian.
4. Memahami klien
Salah satu proses caring menurut Swanson (1991) adalah memahami klien.
Memahami klien sebagai inti suatu proses digunakan perawat dalam membuat
keputusan klinis. Memahami klien merupakan pemahaman perawat terhadap klien
sebagai acuan melakukan intervensi berikutnya (Radwin,1995). Pemahaman klien
merupakan gerbang penentu pelayanan sehingga, antara klien dan perawat terjalin
suatu hubungan yang baik dan saling memahami.
6. Perawatan Keluarga
Keluarga merupakan sumber daya penting. Keberhasilan intervensi keperawatan
sering bergantung pada keinginan keluarga untuk berbagi informasi dengan perawat
untuk menyampaikan terapi yang dianjurkan. Menjamin kesehatan klien dan
membantu keluarga untuk aktif dalam proses penyembuhan klien merupakan tugas
penting anggota keluarga. Menunjukkan perawatan keluarga dan perhatian pada klien
membuat suatu keterbukaan yang kemudian dapat membentuk hubungan yang baik
dengan anggota keluarga klien.
2.4 Pengertian Transcultural Nursing
Transcultural Nursing adalah suatu keilmuwan budaya pada proses belajar dan
praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara
budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya
manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan
asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia
(Leininger, 2002).
b.Analisis kasus
Ditinjau dari keadaan fisik :
- Kegemukan
- Kadar gula darah di atas normal
Ditinjau dari pola hidup :
- Kurang aktivitas fisik
- Banyak mengkonsumsi makanan mengandung gula
c. Peran perawat
o Memberi interferensi berupa konsultasi, penyuluhan komunitas dan pasien,bantuan
dalam menjaga pola makan dan melakukan implementasi independent dari dokter
berupa pemberian obat dan aturan pemakaian.
o Memberikan pelayanan kesehatan selama medikasi di rumah sakit dan menjaga
kondisi kesehatan pasien agar tidak menurun bahkan meningkatkan kondisi
kesehatannya.
3.1. KESIMPULAN
Pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga ,
kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Keperwatan adalah suatu bentuk pelayanan
professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan
biologi, psikologi, social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada
individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup
manusia.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental,
keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan
melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam
upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta
pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama
(Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan
hidup sehat dan produktif.
3.2 SARAN
Dalam penyusunan kurikulum pendidikan perawatan seyogyanya memasukkan
unsur caring dalam setiap mata kuliah. Penekanan pada humansitik, kepedulian dan
kepercayaan, komitmen membantu orang lain dan berbagai unsur caring yang lain
harus sudah dibangun sejak perawat dalam masa pendidikan. Selain itu perlu
dilakukan sosialisasi konsep caring pada perawat guna memberikan pemahaman yang
mendalam tentang apa yang harus dilakukan perawat agar bersikap caring dalam
setiap kontak dengan pasien. Indikator-indikator caring harus dikenal dan
diaplikasikan dalam perawatan serta dievaluasi secara terus menerus
DAFTAR PUSTAKA
http://andaners.wordpress.com/2009/04/28/konsep-keperawatan-komunitas/
Watson, Jean. (2004). Theory of human Caring. Http: //www2.uchse.edu/son/caring
Meidiana Dwidiyanti. 2008. Keperawatan Dasar. Semarang. Hasani
http://usfinit-engky.blogspot.com/2011/12/makalah-konsep-caring.html
http://teguhyudi-teguhyudi.blogspot.com/2011/07/aplikasi-konsep-caring-dalam-
praktek.html
MAKALAH KONSEP DASAR
KEPERAWATAN 1 DENGAN SEJARAH
PERKEMBANGAN KEPERAWATAN
DUNIA
OLEH:
Eben Rido pandango
2016610027
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah SEJARAH
PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI DUNIA dengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam penyusunan makalah mungkin ada sedikit hambatan. Namun berkat
bantuan dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari Dosen pembimbing.
Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dengan adanya makalah ini, diharapakan dapat membantu proses
pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca. Tidak lupa pula saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, atas bantuan, dukungan, dan doa-
Nya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca
makalah ini dan dapat mengetahui tentang SEJARAH PERKEMBANGAN
KEPERAWATAN DI DUNIA. Makalah ini mungkin kurang sempurna, untuk itu
saya mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini.
MALANG, 27 2020
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR .........................................................................................................
DAFTAR
ISI ........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................................
C. Tujuan........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian..................................................................................................................
B. Sejarah Keperawatan di Dunia..................................................................................
C. Perkembangan Keperawatan di Inggris.....................................................................
D. Sejarah Keperawatan di Indonesia............................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................................................
B. Saran .........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah adalah setiap peristiwa atau kejadian di masa lampau yang
menyenangkan maupun memilukan. Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan
kesehatan professional, yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang
berdasarkan pada ilmu dan etika keperawatan.
Keperawatan lahir bersamaan dengan diciptakannya manusia oleh Tuhan,
sehingga tidak dapat di pungkiri bahwa setiap orang memerlukan asuhan keperawatan
dalam hidupnya. Pada awalnya perawat dianggap sebagai pemberian asuhan, dimana
pelaksanaanny dilakukan secara tradisional oleh kelompok, masyarakat, atau badan
sosial.
Perkembangan keperawatan yang kita ketahui saat ini tidak dapat dipisahkan
dan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan peradaban
manusia. Kepercayaan terhadap animisme, penyebaran agama-agama besar, dunia
serta kondisi sosial ekonomi masyarakat, terjadinya perang, renaissance serta gerakan
reformasi turut serta mewarnai perkembangan keperawatan. Dari sejarah kita dapat
mengetahui pengalaman tersebut untuk itu kita gunakan pada masa kini dan masa
yang akan dating.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan sejarah dan keperawatan ?
2. Bagaimana sejarah keperawatan di dunia ?
3. Bagaimana perkembangan keperawatan di Inggris ?
4. Bagaimana sejarah keperawatan di Indonesia ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui arti dari sejarah dan keperawatan.
2. Untuk mengetahui sejarah keperawatan di dunia.
3. Untuk mengetahui perkembangan keperawatan di Inggris.
4. Untuk mengetahui sejarah keperawatan di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sejarah adalah setiap peristiwa atau kejadian di masa lampau yang
menyenangkan maupun memilukan. Sejarah perkembangan keperawatan senantiasa
mengalami masa pasang surut dari zaman ke zaman. Perkembangan ini tidak lepas
dari proses perubahan peradaban manusia dan tingkat pemenuhan kebutuhan manusia
akan layanan kesehatan, khususnya layanan keperawatan, yang terus meningkat
sesuai taraf kehidupannya. Mengetahui masa lalu dan memahami keperawatan
terdahulu akan memberikan suatu kesempatan untuk menggunakan pengalaman dan
pelajaran yang dapat digunakan di masa kini dan masa yang akan dating.
Keperawatan sebagai suatu pekerjaan sudah ada sejak manusia ada di bumi
ini, keperawatan terus berkembang sesuai dengan kemajuan peradaban teknologi dan
kebudayaan. Konsep keperawatan dari abad kea bad terus berkembang
2. Zaman Masehi
Keperawatan di mulai pada saat perkembangan agama nasrani, dimana pada
saat itu banyak terbentuk Diakones yaitu suatu organisasi wanita yang bertujuan
untuk mengunjungi orang sakit, sedangkan laki-laki diberi tugas dalam memberikan
perawatan untuk mengubur bagi yang meninggal. Pada zaman pemerintahan Lord-
Constantine, ia mendirikan Xenodhoecim atau hospes yaitu tempat penampungan
orang-orang sakit yang membutuhkan pertolongan. Pada zaman ini berdirilah Rumah
Sakit di Roma yaitu Monastic Hospital
1. Pertengahan Abad VI Masehi
Keperawatan berkembang di Asia Barat Daya yaitu Timur Tengah, seiring
dengan perkembangan agama Islam. Pengaruh agama Islam terhadap perkembangan
keperawatan tidak lepas dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW menyebarkan
agama Islam. Abad VII Masehi, di Jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan
sperti Ilmu Pasti, Kimia, Hygiene, dan obat-obatan. Pada masa ini muncul prinsip-
prinsip dasar keperawatan kesehatan. Seperti, pentingnya kebersihan diri, kebersihan
makanan, dan lingkungan. Tokoh keperawatan yang dikenal dari Arab adalah
Rufaidah.
- Manajemen RS.
pendidikan.
Menulis berbagai tentang ilmu keperawatan.
Mengadakan latihan P3K dan palang merah untuk para prajurit.
Memperbaiki praktik keperawatan di beberapa rumah sakit di Inggris.
Menyelenggarakan kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat dan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejarah adalah setiap peristiwa atau kejadian di masa lampau yang
menyenangkan maupun memilukan. Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan
kesehatan professional, yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang
berdasarkan pada ilmu dan etika keperawatan. Keperawatan sudh ada sejak manusia
itu ada dan hingga saat ini Profesi keperawatan berkembang dengan pesat. Sejarah
perkembangan keperawatan di Indonesia tidak hanya berlangsung di tatanan praktik,
hal ini layanan keperawatan, tetapi juga di dunia pendidikan keperawatan. Pendidikan
keperawatan memberi pengaruh yang besar terhadap kualitas layanan keperawatan.
Karenanya perawat harus terus meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya
melalui pendidikan keperawatan yang berkelanjutan.
B. Saran
Dari kesimpulan yang ada maka kita sebagai perawat atau calon perawat harus
terus meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya melalui pendidikan
keperawatan yang berkelanjutan, sehingga kita tidak mengalami ketertinggalan dari
keperawatan internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Iskandar. (2013). Keperawatan Profesional. In Media: Jakarta
Budiono & Pertami, Sumira Budi. (2015). Konsep Dasar Keperawatan. Bumi
Medika: Jakarta
NIM :2016610026
TUGAS : KDK 1
Pertemuan ke 1
ABSTRAK
BAB 1
PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG
2. PERUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN PENULISAN
Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Konsep Dasar
Keperawatan I, menambah wawasan tentang Konsep Caring di Sepanjang Rentang
Kehidupan, agar mahasiswa mengerti tentang bagaimana perilaku caring dalam
proses dan praktik keperawatan, dan sebagai salah satu sarana belajar mahasiswa.
4. JENIS PEMBAHASAN
5. SISTEMATIKA PENULISAN
a.Judul,
b.Nama penulis,
c.Abstrak,
d.Kata kunci,
e.Pendahuluan,
i.Daftar pustaka.
BAB II
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat dipersingkat bahwa pengertian caring secara
umum adalah suatu tindakan moral atas dasar kemanusiaan, sebagai suatu cerminan
perhatian, perasaan empati dan kasih sayang kepada orang lain, dilakukan dengan
cara memberikan tindakan nyata kepedulian, dengan tujuan untuk meningkatkan
kualitas dan kondisi kehidupan orang tersebut. Caring merupakan inti dari
keperawatan.
Biasanya klien dan perawat melakukan persepsi yang berbeda tentang caring ( Mayer,
1987; Wolf, Miller, dan Devine, 2003 ). Untuk alasan tersebut, fokuskan pada
membangun suatu hubungan yang membuat perawat mengetahui apa yang penting
bagi klien. Contoh, perawat mempunyai klien yang takut untuk dipasang kateter
intravena, perawat tersebut adalah perawat yang belum terampil dalam memasukkan
kateter intravena. Perawat tersebut memutuskan bahwa klien akan lebih diuntungkan
jika dibantu oleh perawat yang sudah terampil daripada memberikan penjelasan
prosedur untuk mengurangi kecemasan. Dengan mengetahui siapa klien, dapat
membantu perawat dalam memilih pendekatan yang paling sesuai dengan kebutuhan
klien.
Etika Pelayanan
Watson ( 1988 ) menyarankan agar caring sebagai suatu sikap moral yang ideal,
memberikan sikap pendirian terhadap pihak yang melakukan intervensi seperti
perawat. Sikap pendirian ini perlu untuk menjamin bahwa perawat bekerja sesuai
standar etika untuk tujuan dan motivasi yang baik. Kata etika merujuk pada kebiasaan
yang benar dan yang salah. Dalam setiap pertemuan dengan klien, perawat harus
mengetahui kebiasaan apa yang sesuai secara etika. Etika keperawatan bersikap unik,
sehingga perawat tidak boleh membuat keputusan hanya berdasarkan prinsip
intelektual atau analisis.
Etika keperawatan berfokus pada hubungan antara individu dengan karakter dan
sikap perawat terhadap orang lain. Etika keperawatan menempatkan perawat sebagai
penolong klien, memecahkan dilema etis dengan cara menghadirkan hubungan dan
memberikan prioritas kepada klien dengan kepribadian khusus.
4.Hadir untuk memberi kenyamanan dan memenuhi kebutuhan klien sebelum diminta
5.Menggunakan suara dan sikap yang baik, halus, lembut dan menyenangkan
2.Bersikap ceria
2.Memberikan informasi
6.Mempromosikan otonomi
1.Jujur
c.Caring merupakan respon yang di terima klien tidak saat itu saja,tapi dapat
memengaruhi keadaan klien selanjutnya
e.Caring terdiri dari faktor kuratif yang berasal darikepuasan dalam membantu
memnuhi kebutuhan klien
f.Caring lebih kompleks dari pada curing,karena praktek caring memadukan antara
pengetahuan biofisik dengan pengetahuan mengenai perilaku manusia yang berguna
dalam meningkatkan derajat kesehatan klien
a.Kehadiran
Kehadiran adalah suatu pertemuan antara seseorang dengan seseorang lainnya yang
merupakan sarana untuk mendekatkan diri dan menyampaikan manfaat caring.
Menurut Fredriksson (1999), kehadiran berarti “ada di” dan “ada dengan”. “Ada di”
berarti kehadiran tidak hanya dalam bentuk fisik, melainkan juga komunikasi dan
pengertian. Sedangkan “ada dengan” berarti perawata selalu bersedia dan ada untuk
klien (Pederson, 1993). Kehadiran seorang perawat membantu menenangkan rasa
cemas dan takut klien karena situasi tertekan.
b.Sentuhan
Sentuhan merupakan salah satu pendekatan yang menenangkan dimana perawat dapat
mendekatkan diri dengan klien untuk memberikan perhatian dan dukungan. Ada dua
jenis sentuhan, yaitu sentuhan kontak dan sentuhan non-kontak. Sentuhan kontak
merupakan sentuhan langsung kullit dengan kulit. Sedangkan sentuhan non-kontak
merupakan kontak mata. Kedua jenis sentuhan ini digambarkn dalam tiga kategori :
1)Sentuhan Berorientasi-tugas
3)Sentuhan Perlindungan
Sentuhan ini merupakan suatu bentuk sentuhan yang digunakan untuk melindungi
perawat dan/atau klien (fredriksson, 1999). Contoh dari sentuhan perlindungan adalah
mencegah terjadinya kecelakaan dengan cara menjaga dan mengingatkan klien agar
tidak terjatuh.
Sentuhan dapat menimbulkan berbagai pesan, oleh karena itu harus digunakan secara
bijaksana.
c.Mendengarkan
d.Memahami klien
Hubungan caring terjalin dengan baik apabila antara perawat dan klien
dapatmemahami satu sama lain sehingga keduanya bisa menjalin hubungan yang baik
dengan melakukan hal seperti, mengerahkan harapan bagi klien dan
perawat;mendapatkan pengertian tentang gejala, penyakit, atau perasaan yang
diterima klien; membantu klien dalam menggunakan sumber daya sosial, emosional,
atau spiritual; memahami bahwa hubungan caring menghubungkan manusia dengan
manusia, roh dengan roh.
f.Perawatan Keluarga
BAB III
PENUTUP
1.KESIMPULAN
2.SARAN
3.UCAPAN TERIMAKASIH
Segala puji bagi allah yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini.Kami berterima kasih kepada ayah ibu yang
selalu mendoakan anak – anaknya agar sukses dunia dan akhirat.Kami juga berterima
kasih kepada Ibu Murtiwi,orang tua kedua kami yang selalumencurahkan
ilmunya.Dan terimakasih kepada teman – teman atas bantuan dan doanya ,sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
NIM:2016610026
TRI NISWATI UTAMI, M.KES Definisi suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan Sistem
kesehatan
1.(supply side) & orang yang menggunakan pelayanan tersebut di setiap wilayah (WHO,
1996). setiap upaya yg diselelnggarakan sendiri atau Pelayanan kesehatan
a.secara bersama dlm suatu organisasi utk memelihara, meningkatkan, mencegah &
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, kelompok dan
masyarakat (Depkes RI, 2009). Sebuah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan
utamanya adalah :
1) Dokter
2) Ahli gizi
3) Fisioterapi
4) Perawat
5) Fasilitas
• Early diagnosis and promotion treatment (diagnosis dini & pengobatan segera). Pelayanan
dimulai dari timbulnya gejala suatu penyakit. Pelayanan dilaksanakan mencegah survey
meluasnya penyakit. Bentuk tingkat pelayanan pencarian kasus.
• Disability limitation (pembatasan cacat). Dilakukan utk mencegah agar masyarakat tdk
mengalami dampak perawatan utk menghentikankecacatan. Bentuk kegiatan penyakit,
mencegah komplikasi & kematian
• Preventif sekunder membatasi kecacatan, dgn cara menghindari akibat yg timbul dari
perkembangan penyakit. pembuatan diagnosa ditujukan utk
1. Rawat Jalan. Tingkat pelayanan kesehatan & pengobatan: (klinik, praktek spisialis)
1. Ilmu pengetahuan & teknologi; pelayanan kesehatan utk mengatasi penyakit yang sulit
mis: laser. 2. Pergeseran nilai masyarakat
3. Aspek legal dan etik. Tuntutan hukum dan etik, pelayanan profesionalisme. kesehatan
4. Ekonomi.
• Potensi masyarakat. Partisipasi mengadakan dana sehat, iuran PMT utk balita, kader
kesehatan dan lainnya. LSM
• Menggalang masyarakat
3. Mudah dicapai
4. Mudah dijangkau
• Sistem yang saling berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan primer tdk dapat
melakukan tindakan medis tingkat primer, ia menyerahkan “RUJUKAN” tanggung jawab
pada pelayanan kesehatan lain Sistem rujukan
DD
STIKES
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah SEJARAH
PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI DUNIA dengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam penyusunan makalah mungkin ada sedikit hambatan. Namun berkat
bantuan dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari Dosen pembimbing.
Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dengan adanya makalah ini, diharapakan dapat membantu proses
pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca. Tidak lupa pula saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, atas bantuan, dukungan, dan doa-
Nya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca
makalah ini dan dapat mengetahui tentang SEJARAH PERKEMBANGAN
KEPERAWATAN DI DUNIA. Makalah ini mungkin kurang sempurna, untuk itu
saya mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini.
MALANG, 27 2020
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR .........................................................................................................
DAFTAR
ISI ........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................................
C. Tujuan........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian..................................................................................................................
B. Sejarah Keperawatan di Dunia..................................................................................
C. Perkembangan Keperawatan di Inggris.....................................................................
D. Sejarah Keperawatan di Indonesia............................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................................................
B. Saran .........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah adalah setiap peristiwa atau kejadian di masa lampau yang
menyenangkan maupun memilukan. Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan
kesehatan professional, yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang
berdasarkan pada ilmu dan etika keperawatan.
Keperawatan lahir bersamaan dengan diciptakannya manusia oleh Tuhan,
sehingga tidak dapat di pungkiri bahwa setiap orang memerlukan asuhan keperawatan
dalam hidupnya. Pada awalnya perawat dianggap sebagai pemberian asuhan, dimana
pelaksanaanny dilakukan secara tradisional oleh kelompok, masyarakat, atau badan
sosial.
Perkembangan keperawatan yang kita ketahui saat ini tidak dapat dipisahkan
dan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan peradaban
manusia. Kepercayaan terhadap animisme, penyebaran agama-agama besar, dunia
serta kondisi sosial ekonomi masyarakat, terjadinya perang, renaissance serta gerakan
reformasi turut serta mewarnai perkembangan keperawatan. Dari sejarah kita dapat
mengetahui pengalaman tersebut untuk itu kita gunakan pada masa kini dan masa
yang akan dating.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan sejarah dan keperawatan ?
2. Bagaimana sejarah keperawatan di dunia ?
3. Bagaimana perkembangan keperawatan di Inggris ?
4. Bagaimana sejarah keperawatan di Indonesia ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui arti dari sejarah dan keperawatan.
2. Untuk mengetahui sejarah keperawatan di dunia.
3. Untuk mengetahui perkembangan keperawatan di Inggris.
4. Untuk mengetahui sejarah keperawatan di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sejarah adalah setiap peristiwa atau kejadian di masa lampau yang
menyenangkan maupun memilukan. Sejarah perkembangan keperawatan senantiasa
mengalami masa pasang surut dari zaman ke zaman. Perkembangan ini tidak lepas
dari proses perubahan peradaban manusia dan tingkat pemenuhan kebutuhan manusia
akan layanan kesehatan, khususnya layanan keperawatan, yang terus meningkat
sesuai taraf kehidupannya. Mengetahui masa lalu dan memahami keperawatan
terdahulu akan memberikan suatu kesempatan untuk menggunakan pengalaman dan
pelajaran yang dapat digunakan di masa kini dan masa yang akan dating.
Keperawatan sebagai suatu pekerjaan sudah ada sejak manusia ada di bumi
ini, keperawatan terus berkembang sesuai dengan kemajuan peradaban teknologi dan
kebudayaan. Konsep keperawatan dari abad kea bad terus berkembang
2. Masa Kemerdekaan
Usaha-usaha dibidang kesehatan tahun 1949 mulai dibangun rumah sakit dan
balai kesehatan. Tahun 1952 mulai didirikan sekolah perawat yaitu sekolah guru
perawat dan sekolah perawat setingkat SLTP tahun 1962 mulai didirikan pendidikan
keperawatan professional.
3. Setelah Kemerdekaan
a. Priode 1945-1962
Tahun 1945-1950 merupakan masa transisi pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Pengembangan tenaga keperawatan yang masih menggunakan
sistem pendidikan yang telah ada, yaitu perawat lulusan pendidikan Belanda (MULO
+ 3 tahun pendidikan, untuk ijazah A (perawat umum) dan ijazah B untuk perawat
jiwa. Terdapat pula pendidikan perawat dengan dasar (SR + 4 tahun pendidikan) yang
lulusannya disebut mantra juru rawat.
Tahun 1953 di buka sekolah pengatur rawat dengan tujuan menghasilkan
tenaga perawat yang lebih berkualitas. Pada tahun 1955, dibuka Sekolah Djuru
Kesehatan (SDK) dengan pendidikan SR ditambah pendidikan 1 tahun dan sekolah
pengamat kesehatan sebagai pengembangan SDK, ditambah pendidikan lagi selama
setahun.
Pada tahun 1962telah dibuka Akademi Keperawatan dengan pendidikan dasar
umum SMA yang bertembat di Jakarta, di RS. Cipto Mangunkusumo. Sekarang
dikenal dengan nama Akper Depkes di Jl. Kimia No. 17 Jakarta Pusat.
b. Periode 1963-1983
Pada tahun 1972 tepatnya pada tanggal 17 Maret lahirlah organisasi profesi
dengan nama Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di Jakarta. Mulai tahun
1983 organisasi profesi ini terlibat penuh dalam pembenahan keperawatan melalui
kerjasama dengan CHS, Depkes dan organisasi lainnya.
Pada tahun 1983 melalui Lokakarya Nasional Keperawatan yang
diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen
Kehehatan RI, dan DPP PPNI, telah ditetapkan define mengenai tugas dan fungsi
perawat di Indonesia.
Dari hasil Lokakarya Nasional tersebut, dikembangkan pendidikan perawat
setingkat akademi (DIII), sarjana (S1), pasca sarjana (S2), serta DIV di Indonesia.
Sejak tahun 1992 melalaui UU No. 23 tentang kesehata, terutama pada pasal 32 yang
berbunyi :
berdasarkan atau ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat dipertanggung
jawababkan.
: Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu
keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian
dan kewenangan untuk itu maka keberadaan, profesionalisasi dan ilmu keperawatan
telah diakui oleh pemerintah. Dengan pengakuan ini, profesionalisasi dan pendidikan
keperawatan dapat berkembang sampai ke jenjang S3.
c. Periode 1984 sampai sekarang
Tahun 1985, resmi dibuka pendidikan S1 keperawatan dengan nama Program
Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di
Jakarta. Sejak saat itu PSIK-UI telah menghasilkan tenaga keperawatan tingkat
sarjana sehingga pada tahun 1992 di keluarkannya UU No. 23 tentang kesehatan yang
mengakui tenaga keperawatan sebagai profesi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejarah adalah setiap peristiwa atau kejadian di masa lampau yang
menyenangkan maupun memilukan. Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan
kesehatan professional, yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang
berdasarkan pada ilmu dan etika keperawatan. Keperawatan sudh ada sejak manusia
itu ada dan hingga saat ini Profesi keperawatan berkembang dengan pesat. Sejarah
perkembangan keperawatan di Indonesia tidak hanya berlangsung di tatanan praktik,
hal ini layanan keperawatan, tetapi juga di dunia pendidikan keperawatan. Pendidikan
keperawatan memberi pengaruh yang besar terhadap kualitas layanan keperawatan.
Karenanya perawat harus terus meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya
melalui pendidikan keperawatan yang berkelanjutan.
B. Saran
Dari kesimpulan yang ada maka kita sebagai perawat atau calon perawat harus
terus meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya melalui pendidikan
keperawatan yang berkelanjutan, sehingga kita tidak mengalami ketertinggalan dari
keperawatan internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Iskandar. (2013). Keperawatan Profesional. In Media: Jakarta
Budiono & Pertami, Sumira Budi. (2015). Konsep Dasar Keperawatan. Bumi
Medika: Jakarta
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu
bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada
perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain,
mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti
perkembangan zaman.
Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan
diharapkan harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara
profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang
kesehatan yang senantiasa berkembang. Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian
besar rumah sakit Indonesia umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui
proses keperawatan.
Dalam dunia keperawatan, masyarakat secara umum masih memandang
profesi keperawatan sebagai profesi asistensi dokter atau perkerja sosial yang sifatnya
membantu orang sakit atas instruksi – instruksi dokter bahkan dikalangan praktisi
perawat pun kadang – kadang masih memiliki pandangan yang tidak utuh terhadap
profesinya sendiri, hal ini dapat dilihat di beberapa pelayanan kesehatan, pelayanan
keperawatan masih bersifat vocasional belum sepenuhnya beralih ke pelayanan yang
profesional.
Untuk itulah paradigma dalam keperawatan sangat membantu masyarakat
secara umum maupun perawat khususnya dalam menyikapi dan menyelesaikan
berbagai persoalan yang melingkupi profesi keperawatan seperti aspek pendidikan
dan pelayanan keperawatan, praktik keperawatan dan organisasi profesi.
B. Pentingnya Paradigma
Mengapa paradigma ini begitu penting ? dalam hal ini paradigma akan sangat
membantu seseorang ataupun masyarakat luas untuk memahami dunia kepada kita
dan membantu kita untuk memahami setiap fenomena yang terjadi di sekitar kita.
Fenomena dalam keperawatan adalah prilaku klien dalam menghadapi ketidakpastian
kondisinya atau menghadapi ketidaknyamanan dari sebagian atau seluruh anggota
tubuhnya atau masalah – masalah yang yang muncul dalam bidang keilmuan tertentu.
C. Tujuan Makalah
Untuk mengetahui falsafah paradigma keperawatan.
D. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud falsafah dan paradigma keperawatan perkembangan ilmu?
Bagaimana falsafah dan paradigma keperawatan?
BAB II
PEMBAHASAN
D. Keperawatan
a. Memberikan layanan kesehatan
b. Memberikan bantuan yang paripurna dan efektif kepada klien
c. Membantu klien (dari level individu hingga masyarakat)
d. Melaksanakan intervensi keperawatan :
Promotif
Preventif
Kuratif
Rehabilitatif
B. Fungsi Perawat
1.Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat
dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam
melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan
kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrolit, pemenhuan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas, dan lain-lain),
pemenuhan kebutuhan keamanan dan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan cinta mencintai,
pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau
instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Hal
ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat
primer ke perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang ber sifat saling ketergantungan di
antara tam satu dengan lainya fungsa ini dapat terjadi apa bila bentuk pelayanan
membutuhkan kerjasama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan
keperawatan pada penderaita yang mempunyai penyskit kompleks keadaan ini tidak dapat
diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainya, seperti dokter
dalam memberikan tanda pengobatan bekerjasama dengan perawat dalam pemantauan reaksi
obat yang telah di berikan.
F.Keperawatan Sebagai Profesi
Hall (1968) memberikan gambaran tentang suatu profesi yaitu suatu pekerjaan yang
harus melalui proses empat tahapan antara lain :
1. Memperoleh badan pengetahuan dari institusi pendidikan tinggi
2. Menjadi pekerjaan utama
3. Adanya organisasi profesi
4. Terdapat kode etik
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan salah satu
faktor yang memenuhi tercapainya pembangunan nasional, oleh karena itu tenaga
keperawatan berada ditatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan kontak pertama
dan terlama dengan klien, yaitu selama 24 jam perhari dan 7 hari perminggu, maka
perawat perlu mengetahui dan memahami tentang paradigma keperawatan, peran,
fungsi dan tanggung jawab sebagai perawat profesional agar dapat memberikan
pelayanan keperawatan yang optimal dalam memberikan asuhan keperawata pada
klien. Perawat harus selalu memperhatikan keadaan secara individual dari segi bio,
psiko, sosial, spiritual dan cultural.
B. Saran
Kami sebagai penulis dapat berharap kepada para pembaca, setelah membaca
makalah ini. Para pembaca apalagi para mahasiswa keperawatan dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari - hari. Sehingga dapat
mengetahui tentang apa itu falsafah dan paradigm keperawatan dalam perkembangan
ilmu
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/IyounkMandalahi/makalah-falsafah-dan-paradigma-
keperawatan
http://beequinn.wordpress.com/nursing/kdk-konsep-dasar-keperawatan/falsafah-dan-
paradigma-keperawatan-perkembangan-ilmu-keperawatan/
http://dickysatman.blogspot.co.id/2012/08/peran-dan-fungsi-perawat.html
http://oktavia-nurse.blogspot.co.id/2012/04/makalah-keperawatan-sebagai-
profesi.html
NAMA:DORKAS DENGI WALU
NIM:2016610026
TUGAS:KDK 1(PERTEMUAN KE 5)
7. Komunikator
Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar
sesama perawat dan profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan
komunitas. Dalam memberikan perawatan yang efektif dan membuat
keputusan dengan klien dan keluarga tidak mungkin dilakukan tanpa
komunikasi yang jelas. Kualitas komunikasi merupakan factor yang
menentukan dalam memenuhi kebutuhan individu, keluarga dan komunitas.
8. Penyuluh
Sebagai penyuluh, perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data-data
tentang kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan
diri, menilai apakah klien memahami hal-hal yang dijelaskan dan
mengevaluasi kemajuan dalam pembelajaran. Perawat menggunakan
metode pengajaran yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan klien
serta melibatkan sumber-sumber yang lain misalnya keluarga dalam
pengajaran yang direncanakannya.
9. Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi
atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
10. Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan
tingkatpengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang
diberikan sehingga terjadi perubahab perilaku dari klien setelah dilakukan
pendidikan kesehatan.
11. Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau
tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan
klien
tehadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
12. Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan
perencanaan,
kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode
pemberian pelayanan keperawatan.
B. Fungsi perawat
Definisi fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai
dengan perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang
ada. dalam menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai
fungsi diantaranya:
1. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana
perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan
keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi
kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis
(pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas dan
lain-lain), pemenuhan kebutuhan dan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan
cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan
atau instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas
yang diberikan. Hal ini biasanya silakukan oleh perawat spesialis kepada
perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan
di antara satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk
pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti
dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai
penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja
melainkan juga dari dokter ataupun lainnya, seperti dokter dalam
memberikan tindakan pengobatan bekerjasama dengan perawat dalam
pemantauan reaksi obat yang telah diberikan.
C. Profil Perawat Profesional
1. Profesionalisme , mengandung pengertian menjalankan suatu profesi
untuk meuntungan atau sebagai sumber penghidupan. Disamping istilah
profesionalisme, ada istilah profesi. Profesi sering di artikan dengan
pekerjaan atau job sehari-hari.
2. Ciri Profesionalisme, Profesionalisme menghendaki sifat mengejar
kesempurnaan hasil (perfect result), sehingga Anda di tuntut untuk selalu
mencari peningkatan mutu. Profesionalisme memerlukan kesungguhan dan
ketelitian kerja yang hanya dapatdiperoleh melalui pengalaman dan
kebiasaan. Profesionalisme menuntut ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat
tidak mudah puasatau putus asa sampai hasil tercapai.
3. Profesionalisme memerlukan integritas tinggi yang tidak tergoyahkan
oleh“keadaan terpaksa” atau godaan iman seperti harta dan kenikmatan
hidup. Profesionalisme memerlukan adanya kebulatan fikiran dan perbuatan,
sehingga terjaga efektivitas kerja yang tinggi. Ciri di atas menunjukkan bahwa
tidaklah mudah menjadi seorang pelaksana profesi yang profesional, harus
ada kriteria-kriteria tertentu yang mendasarinya Ciri Profesionalisme.
Kompetensi Sosial. Kompetensi Individu. Kompetensi Metodik. Kompetensi
Spesialis. 4. Kompetensi Profesional Ada 4 Kompetensi Yang Harus Dimiliki
Untuk Seorang Profesional :
Mampu menangani masalah atau problem solver. Mempunyai kemampuan
mengorganisasikan. Mampu menggunakan perkakas dan peralatan dengan
sempurna. Memiliki keterampilan dan pengetahuan
.– Kompetensi Spesialis Kemampuan yang diperlukan agar memiliki
kompetensi spesialis adalah sebagai berikut :
Bekerja secara sistematis. Kompetensi Metodik Berorientasi tujuan kerja.
Memempunyai kemampuan mengevaluasi informasi. Mampu
mengumpulkan dan menganalisa informasi.
– Kemampuan yang diperlukan agar memiliki kompetensi metodik adalah
sebagai berikut :
Kreatif. Kompetensi Individu Memiliki motivasi diri yang kuat. Menjadi pribadi
yang dapat dipercaya. Memiliki inisiatif.
– Kemampuan yang diperlukan agar memiliki kompetensi individu adalah
sebagai berikut :
Mampu bekerjasama dengan orang lain. Kompetensi Sosial Memiliki
kemampuan untuk bekerja kelompok. Mampu berkomunikasi dengan baik.
Nama:DORKAS DENGI WALU
Nim:2016610026
Tugas:kdk 1(pertemuan ke 6)
Disusun oleh:
MALANG
2018
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Florence nightingale lahir pada tanggal 12 Mei 1820 di Florence Italia dan meninggal
dunia pada tanggal 13 Agustus 1910 di London Inggris pada usiannya yang ke-90
tahun. Florence nightingale dibesarkan dalam keluarga yang berada, namanya
diambil dari kota tempat ia lahir. Semasa kecilnya ia tinggal di lea hurst sebuah
rumah besar dan mewah milik ayahnya yang brenama William nightingale yang
merupakan seorang tuan tanah terkaya di Derbishire dan ibunya adalah keturunan
ningrat dan terpandang.
Florence nightingale adalah perawat pertama kali ada di dunia dan beliau dikenal
sebagai wanita yang pantang menyerah dalam merawat pasien dan memiliki jiwa
penolong serta sangat berperan penting dalam perkembangan ilmu keperawatan.
Teori Florence nightingale lebih mengemukakan tentang lingkungan. Pandangan
model konsep dan teori ini merupakan gambaran dari bentuk pelayanan
keperawatan yang akan diberikan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia
berdasarkan tindakan dan lingkup pekerjaan dengan arah yang jelas dalam
pelayanan keperawatan.pada masa remaja mulai terlihat perilaku mereka yang
kontras daan parthenope hidup sesuai dengan martabatnya sebagai putri,seorang
tuan tanah.pada masa itu wanita ningrat,kaya,dan berpendidikan aktifitasnya
cenderung bersenag-senang saja dan malas,sementara florance lebih banyak keluar
rumah dan membantu warga sekitar yang membutuhkan.perawat pada masa itu
perawat dianggap pekerjaan hina karena
a. Perawat disamakan dengan wanita tuna susila atau “buntut” (keluarga tentara
yang miskin ) Yng mwngikuti kemana tentara pergi.
c. Perawat masa itu lebih sering berfungsi sebagai tukang masak.nama harum
florance melejit saat pecah perang krim antara inggris,peranci,dan turki melawan
rusia pada tahun 1854-1856. Saat itu banyak sekali tentara inggris yang terluka dan
dibiarkan terlantar dirumah sakit darurat dimedan perang karena tak cukupnya
tenaga perawat ditempat itu.florance dengan tulus dan berani membawa 38 orang
perawat kerumah sakit itu.selama 21 bulan
B. Tujuan Masalah
Tujuan Umum :
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Secara bahasa, istilah caring diartikan sebagai tindakan kepedulian. Caring secara
umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain,
pengawasan dengan waspada serta suatu perasaan empati pada orang lain dan
perasaan cinta atau menyayangi.
Pengertian caring berbeda dengan care. Care adalah fenomena yang berhubungan
dengan orang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku kepada
individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan
actual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan
manusia. Sedangkan caring adalah tindakan nyata dari care yang menunjukan suatu
rasa kepedulian. Terdapat beberapa pengertian caring menurut beberapa ahli,
antara lain :.
caring tidak mempunyai pengertian yang tegas, tetapi ada tiga makna dimana
ketiganya tidak dapat dipisahkan, yaitu perhatian, bertangung jawab dan ikhlas.
Rubenfild (1999):
caring yaitu memberikan asuhan, tanggung jawab, dan ikhlas. Crips dan Taylor
(2001): caring merupakan fenomena universal yang mempengaruhi bagaimana
seorang berpikir, merasakan dan berperilaku, dalam hubungannya dengan orang
lain.
Caring merupakan tugas primer perawat dan curing adalah tugas sekunder.
Maksudnya seorang perawat lebih melakukan tidakan kepedulian pada klien dari
pada memberikan tindakan medis. Oleh karena itu, caring lebih identik dengan
perawat.
Curing merupakan tugas primer seorang dokter dan caring adalah tugas sekunder.
Maksudnya seorang dokter lebih melibatkan tindakan medis tanpa melakukan
tindakan caring yang berarti. Oleh karena itu, curing lebih identik dengan dokter.
Dalam pelayanan kesehatan klien yang dilakukan perawat, adalah caring dan ¼ nya
adalah curing.
Florence Nightingale membuat sebuah teori yang dikenal sebagai teori Keperawatan
modern (modern nursing).Titik berat teori ini adalah pada aspek
lingkungan.Nightingale meyakini bahwa kondisi lingkungan yang sehat penting
untuk penanganan perawatan yang layak.Komponen lingkungan yang berpengaruh
pada kesehatan, antara lain:
Udara segar
Air bersih
Saluran pembuangan yang efesien
Kebersihan
Cahaya
Florence merupakan salah satu pendiri dasar-dasar teori keperawatan yang melalui
filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran perawat dalam
menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta penting pengaruh
lingkungan dalam perawatan orang sakit dikenal dengan teori lingkungannya. Selain
florence juga membuat standar pada pendidikan keperawatan serta standar
pelaksanaan asuhan keperawatan yang efesien. Beliau juga membedakan praktik
keperawatan dengan kedokteran dan perbedaan perawatan yang sakit dengan yang
sehat.
b. Kebudayaan
Kebudayaan juga mempunyai pengaruh dalam perkembangan teori-teori
keperawatan diantaranya dengan adanya pandangan bahwa dalam memberikan
pelayanan keperawatan akan lebih baik dilakukan wanita karena wanita mempunyai
jiwa yang sesuai dengan kebutuhan perawat, akan tetapi perubahan identitas dalam
proses telah berubah seiring dengan perkembangan keperawatan.
c. Sistem pendidikan
Pada sistem pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan besar
dalam teori keperawatan dahulu pendidikan keperawatan beliau mempunyai sistem
dan kurikulum keperawatan yang jelas, akan tetapi keperawatan telah memiliki
sistem pendidikan keperawatan yang terarah sesuai dengan kebutuhan RS sehingga
teori-teori keperawatan juga berkembang dengan orientasi pada pelayanan
keperawatan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
MALANG
2018
BAB 1
LANDASAN TEORI
A. Latar belakang
Menurut Adisasmito(2007) sistem kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari
pembangunan kesehatan. Intinya sistem kesehatan merupakan seluruh aktifitas yang
mempunyai tujuan utama untuk mempromosikan, mengembalikan dan memelihara
kesehatan. Sistem kesehatan memberi manfaat kepada mayarakat dengan distribusi
yang adil. Sistem kesehatan tidak hanya menilai dan berfokus pada “tingkat manfaat”
yang diberikan, tetapi juga bagaimana manfaat itu didistribusikan.
Menurut Nototmodjo(2001) pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu
bentuk pelayanan yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana
pelayanan kesehatan yang mempunyai peran sangat penting lainnya dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah rumah sakit. Rumah
sakit sebagai suatu lembaga sosial yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, memiliki sifat sebagai suatu lembaga yang tidak ditujukan untuk mencari
keuntungan atau non profit organization. Walaupun demikian kita dapat menutup
mata bahwa dibutuhkan sistem informasi di dalam rumah sakit.
Menurut Wiku(2007) rumah sakit merupakan lembaga dalam mata rantai Sistem
Kesehatan Nasional dan mengemban tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan
kepada seluruh masyarakat, karena pembangunan dan penyelenggaraan kesehatan di
rumah sakit perlu diarahkan
pada tujuan nasional dibidang kesehatan.Tidak mengherankan apabila bidang
kesehatan perlu untuk selalu dibenahi agar bisa memberikan pelayanan kesehatan
yang terbaik untuk masyarakat. Untuk mempertahankan pelanggan, pihak rumah sakit
dituntut selalu menjaga kepercayaan konsumen secara cermat dengan memperhatikan
kebutuhan konsumen sebagai upaya untuk memenuhi keinginan dan harapan atas
pelayanan yang diberikan.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem pelayanan kesehatan?
2. Bagaimana sistem pelayanan kesehatan?
3. Apa saja tingkat pelayanan kesehatan?
4. Bagaimana lembaga pelayanan kesehatan?
5. Apa saja lingkup sistem pelayanan kesehatan?
6. Bagaimana pelayanan keperawatan dalam pelayanan kesehatan?
7. Faktor apa saja yang mempengaruhi pelayanan kesehatan?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengetahui system pelayanan kesehatan di Indonesia. Mulai dari pelayanan, tingkat,
lembaga, ruang lingkup, hingga faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan.
2. Tujuan khusus
Untuk memenuhi tugas Konsep Dasar Keperawatan II tentang Sistem
Pelayanan Kesehatan.
Untuk menambah wawasan pengetahuan bagi mahasiswa (i) Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Darul Azhar Batulicin.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Sistem Kesehatan
Merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadi masukan. Terjadi dari sebuah
sistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Umpan balik
dalam pelayanan kesehatan dapat berupa kualitas tenaga kesehatan.
Lingkungan
Adalah semua keadaan diluar sistem tetapi dapat mempengaruhi pelayanan
kesehatan.
Menurut Leavel & Clark(2005) tingkat pelayanan kesehatan merupakan bagian dari
sistem pelayanan kesehatan yang diberikan pada masyarakat. Dalam memberikan
pelayanan kesehatan harus memandang pada tingkat pelayanan kesehatan yang akan
diberikan, yaitu:
Health Promotion (Promosi Kesehatan)
Merupakan tingkat pertama dalam memberikan pelayanan melalui
peningkatan kesehatan. Bertujuan untuk meningkatkan status
kesehatan masyarakat. Contoh: kebersihan perorangan, perbaikan
sanitasi lingkungan, dan sebagainya.
Untuk pelayanan kesehatan ini diperlukan bagi masyarakat atau klien yang
membutuhkan perawatan dirumah sakit atau rawat inap dan tidak
dilaksanakan di pelayanan kesehatan utama. Pelayanan kesehatan ini
dilaksanakan di rumah sakit yang tersedia tenaga spesialis atau sejenisnya.
3. Tertiary Health Services (Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga)
Politik
Kebijakan pemerintah melalui sistem politik yang ada akan sangat
berpengaruh sekali dalam sistem pemberian pelayanan kesehatan.
Kebijakan-kebijakan yang ada dapat memberikan pola dalam sistem
pelayanan.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam sistem pelayanan kesehatan perlu terus di tingkatkannya mutu serta kualitas
dari pelayanan kesehatan agar sistem pelayanan ini dapat berjalan dengan efektif, itu
semua dapat dilakukan dengan melihat nilai-nilai yang ada di masyarakat, dan
diharapkan perawat dapat memberikan pelayanan dengan kualitas yang bagus dan
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI., (2009) Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta
Hidayat, A.A. A., (2008) Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Edisi 2, Jakarta:
Salemba Medika.
Notoatmodjo Soekidjo., (2001) Peran Pelayanan Kesehatan Swasta dalam
Menghadapi Masa Krisis. Jakarta:Suara Pembaruan Daily.
Perry, Potter., (2009) Fundamental Keperawatan,Buku 1, Edisi 7. Jakarta: Salemba
Medika.
Potter,Patricia.Perry,Anne Griffin., (2005) Buku Ajar Fundamental Keperawatan,
Edisi 4, Volume 1. EGC: Jakarta
Satrianegara, M. Fais., (2009) Buku Ajar Organisasi Dan Manajemen Pelayanan
Kesehatan Serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
MATER 111 : SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN
Disusun oleh:
MALANG
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan atas kehadirat Allah SWT, dimana atas rahmat
dan karuniaNya kami telah dapat menyusun makalah ini yang berjudul Sejarah
Perkembangan Keperawatan di Dunia dan di Indonesia.
Dalam proses penyusunan makalah ini, tim penyusun mengalami banyak
permasalahan. Namun berkat arahan dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini, dengan
segala kerendahan hati, penyusun mengucapkan terima kasih kepada pembimbing
kami dalam proses penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari makalah ini masih belum sempurna, baik dari isi
maupun sistematika penulisannya, maka dari itu penyusun berterima kasih apabila
ada kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan memiliki dan akan selalu memiliki jawaban terhadap
kebutuhan kliennya. Pada masa perang, respon keperawatan akan menjawab
kebutuhan korban pada saat peperangan. Saat terjadi krisis pelayanan
kesehatan dimasyarakat seperti wabah penyakit atau sumber daya pelayanan
kesehatan yang tidak memenuhi syarat, para perawat akan menyelenggarakan
imunisasi yang berbasis masyarakat.
Para perawat mempelajari dan menguji cara baru dan lebih baik untuk
menolong kliennya. Perawat peneliti merupakan pemimpin dalam perluasan
pengetahuan keperawatan dan disiplin ilmu pelayanan kesehatan lainnya. Pada
awal sejarah keperawatan saat Perang Crimean, Florence Nightingale
mempelajari dan memperbaiki metode sanitasi lingkungan perang. Dan
berhasil mengurangi angka kematian dan infeksi berbagai penyakit.
Pengetahuan mengenai sejarah profesi perawat akan meningkatkan
kemampuan anda untuk memahami sisi social dan intelektual dari disiplin
ilmu ini. Walaupun tidak dapat dijelaskan secara praktis untuk menjabarkan
seluruh aspek sejarah dari keperawatan professional.
B. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana sejarah keperawatan dalam ruang lingkup
Internasional
2. Mengetahui bagaimana sejarah keperawatan dalam ruang lingkup nasional
3. Mengetahui sejarah profesi keperawatan dalam ruang lingkup nasional.
BAB II
MATERI
2. Florence Nightingale
Florence Nightingale lahir di Florence, Italia, pada tanggal 12 May, 1820.
Selama perang Crimean, ia dan tim perawat meningkatkan kondisi yang
tidak sehat di sebuah rumah sakit di pangkalan Inggris. Tulisannya
memicu reformasi perawatan kesehatan diseluruh dunia. Pada tahun 1860
ia mendirikan Rumah Sakit St Thomas dan Sekolah Pelatihan Nightingale
untuk Perawat. Dia meninggal 13 Agustus 1910, di London.
3. Betty Neuman
Betty Neuman lahir pada tahun 1924 disebuah pemukiman pertanian
tidak jauh dari Lowell, Ohio.Ayahnya seorang petani dan ibunya
seorang rumah tangga. Dengan rasa cintanya pada tanah kelahirannya
ia bermaksud untuk membangun desanya Ohio dan menjadikan latar
belakang pada rasa pada kebutuhan penduduk desanya. Betty Neuman
pertama kali memperoleh pendidikan pada
People Hospital School of Nursing sekarang General Hospital Akron di
Akron, Ohio tahun 1947. kemudian ia pindah ke Los Angles untuk
tinggal dengan keluarganya di California. Di California ia memegang
jabatan penting di Staff Keperawatan Rumah Sakit. Kemudian ia
melanjutkan pendidikan di Universitas of california di Los Angles
dengan jurusan Psikologi. Dia menyelesaikan gelar sarjana mudanya
pada tahun 1957. Pada tahun 1966 dia mendapat gelar Master dibidang
Kesehatan Mental, konsultan kesehatan masyarakat pada University of
California ia melanjutkan Program Administrasi Pendidikan Tinggi di
Ohio University. Dr. Neuman terus menjalankan tugasnya dengan
menjadi wakil tingkat international untuk sekolah keperawatan dan
sebagai perwakilan latihan pengangkatan model keperawatan.
4. Gardner Sewall Maria
Lahir 5 Februari 1871, Newton, Massachusetts; meninggal 20
Februari 1961, Providence, Rhode Island. Sebagai seorang gadis,
Maria Sewall Gardner pindah dengan dia baik-untuk-melakukan
keluarga dari Massachusetts ke Providence, di mana dia tinggal dan
bekerja sepanjang hidupnya. Gardner dikreditkan ayahnya dan saudara
tiri, keduanya pengacara dan hakim, dengan mengajar dia untuk
berpikir jernih dan merasa rasa tanggung jawab kewarganegaraan. Pada
tahun 1890, Gardner lulus dari Miss Porter's School di Farmington,
Connecticut. Dia memasuki Newport Rumah Sakit Pelatihan Sekolah
Perawat ketika ia lebih dari tiga puluh. Pada tahun 1905, segera setelah
lulus, Gardner menjadi direktur
Providence Kabupaten Keperawatan Dasar, yang ia menuju hingga
pensiun di tahun 1931
5. Faye glenn abdellah
Faye glenn abdellah lahir tanggal 13 maret 1919 di new York city.
bertahun-tahun kemudian,pada tanggal 6 mei 1937 pesawat berbahan
bakar hydrogen jerman Hindenburg meledak diatas Lakehurst,New Jesey,
di mana abdellah 18 tahun dan keluarganya kemudian hidup, dan abdellah
dan adiknya berlari ke tempat kejadian untuk membantu dalam
sebuah wawancara dengan seorang penulis untuk wajah perawat,
Abdellah bercerita : “saya bisa melihat orang melompat dari zepellin
dan saya tidak tahu bagaimana merawat mereka,sehingga itulah aku
bersumpah bahwa saya akan belajar merawat .”
Abdellah memperoleh ijazah keperawatan dari fiktin memorial
hospital school of nursing.sekarng ann mei school of nursing.pada tahun
1940.
Disusun oleh:
MALANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan
suatu bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan.
Pada perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan
ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu
berubah mengikuti perkembangan zaman.
Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan
diharapkan harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara
profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi
bidang kesehatan yang senantiasa berkembang. Pelaksanaan asuhan
keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya telah
menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan.
Dalam dunia keperawatan, masyarakat secara umum masih memandang
profesi keperawatan sebagai profesi asistensi dokter atau perkerja sosial yang
sifatnya membantu orang sakit atas instruksi – instruksi dokter bahkan
dikalangan praktisi perawat pun kadang – kadang masih memiliki pandangan
yang tidak utuh terhadap profesinya sendiri, hal ini dapat dilihat di beberapa
pelayanan kesehatan, pelayanan keperawatan masih bersifat vocasional belum
sepenuhnya beralih ke pelayanan yang profesional.
Untuk itulah paradigma dalam keperawatan sangat membantu
masyarakat secara umum maupun perawat khususnya dalam menyikapi dan
menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi profesi keperawatan
seperti aspek pendidikan dan pelayanan keperawatan, praktik keperawatan
dan organisasi profesi.
B. Pentingnya Paradigma
Mengapa paradigma ini begitu penting ? dalam hal ini paradigma akan
sangat membantu seseorang ataupun masyarakat luas untuk memahami dunia
kepada kita dan membantu kita untuk memahami setiap fenomena yang
terjadi di sekitar kita. Fenomena dalam keperawatan adalah prilaku klien
dalam menghadapi ketidakpastian kondisinya atau menghadapi
ketidaknyamanan dari sebagian atau seluruh anggota tubuhnya atau masalah –
masalah yang yang muncul dalam bidang keilmuan tertentu.
C. Tujuan Makalah
Untuk mengetahui falsafah paradigma keperawatan.
D. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud falsafah dan paradigma keperawatan perkembangan
ilmu?
Bagaimana falsafah dan paradigma keperawatan?
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan salah satu
faktor yang memenuhi tercapainya pembangunan nasional, oleh karena itu tenaga
keperawatan berada ditatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan kontak pertama
dan terlama dengan klien, yaitu selama 24 jam perhari dan 7 hari perminggu, maka
perawat perlu mengetahui dan memahami tentang paradigma keperawatan, peran,
fungsi dan tanggung jawab sebagai perawat profesional agar dapat memberikan
pelayanan keperawatan yang optimal dalam memberikan asuhan keperawata pada
klien. Perawat harus selalu memperhatikan keadaan secara individual dari segi bio,
psiko, sosial, spiritual dan cultural.
B. Saran
Kami sebagai penulis dapat berharap kepada para pembaca, setelah membaca
makalah ini. Para pembaca apalagi para mahasiswa keperawatan dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari - hari. Sehingga dapat
mengetahui tentang apa itu falsafah dan paradigm keperawatan dalam perkembangan
ilmu.
DAFTAR PUSTAKA
sebagai-profesi.htmlhttp://www.slideshare.net/IyounkMandalahi/makalah-falsafah-
dan-paradigma-keperawatan
http://beequinn.wordpress.com/nursing/kdk-konsep-dasar-keperawatan/falsafah-dan-
paradigma-keperawatan-perkembangan-ilmu-keperawatan/
http://dickysatman.blogspot.co.id/2012/08/peran-dan-fungsi-perawat.html
http://oktavia-nurse.blogspot.co.id/2012/04/makalah-keperawatan-
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
MATER 5 : KEPERAWATAN SEBAGAI PROFESI
Disusun oleh:
BELA WAWO 2016610018
MALANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris “Profess”,
yang bermakna Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas
khusus secara tetap/permanen. Profesi sendiri memiliki arti sebuah pekerjaan
yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan
dan keahlian khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode
etik, serta proses setrifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi
tersebut.
Profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang
merupakan ciri suatu profesi atau ciri orang yang profesional. Sementara kata
profesional sendiri berarti: bersifat profesi, memiliki keahlian dan
keterampilan karena pendidikan dan latihan, beroleh bayaran karena
keahliannya itu. Seseorang dapat dikatakan memiliki profesionalisme
manakala memiliki dua hal pokok tersebut, yaitu keahlian (kompetensi) yang
layak sesuai bidang tugasnya dan pendapatan yang layak sesuai kebutuhan
hidupnya.
Keperawatan sebagai suatu profesi, di Indonesia disepakati pada
Seminar Nasional keperawatan pada tahun 1983 yang diinisiasi oleh
kelompok kerja keperawatan Konsorsium Ilmu Kesehatan Direktorat
Pendidikan Tinggi. Berdasarkan kesepakatan tersebut pada tahun 1985 dibuka
Program Studi Ilmu Keperawatan pada Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Pada Program ini dasar-dasar keilmuan keperawatan dibekali
kepada mahasiswa sehingga setiap lulusan diharapkan mempunyai landasan
keilmuan yang kokoh dalam memberi pelayanankeperawatan. Sesuai dengan
hakekat profesi khususnya yang terkait dengan pendidikan dimana untuk
dapat memberikan pelayanan/asuhan keperawatan yang berkualitas dan
pengembangan ilmu keperawatan diperlukan pendidikan keperawatan pada
jenjang magister keperawatan.
BAB II
KEPERAWATAN SEBAGAI PROFESI
A. Pengertian profesi
Beberapa pendapat pandangan terhadap pengertian suatu profesi
menurut Schein EH (1962) Profesi merupakan sekumpulan pekerjaan yang
membangun suatu norma yang sangat khusus yang berasal dari peranannya di
masyarakat. Hughes (1963) mengungkapkan bahwa profesi merupakan
mengetahui yang lebih baik tentang sesuatu hal dari orang lain serta
mengetahui lebih baik dari kliennya tentang apa yang terjadi pada kliennya.
Dan Wilensky (1964) berpendapat bahwa profesi berasal dari perkataan
profession yang berarti suatu pekerjaan yang membutuhkan dukungan body of
knowlegde sebagai dasar bagi perkembangan teori yang sistematis meghadapi
banyak tantangan baru ,dan karena itu membutuhkan pendidikan dan
pelatihan yang cukup lama, memiliki kode etik orientasi utamanya adalah
melayani (alturism)
Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris
“Profess”, yang bermakna Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu
tugas khusus secara tetap/permanen. Profesi sendiri memiliki arti sebuah
pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu
pengetahuan dan keahlian khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi
profesi, kode etik, serta proses setrifikasi dan lisensi yang khusus untuk
bidang profesi tersebut.
Melihat pengertian tersebut, maka terdapat para tokoh yang
memandang bahwa profesi mempunyai beberapa kriteria :
1. Menurut Abraham Flexner (1915),Menyatakan bahwa suatu pekerjaan
dapat dikatakan suatu profesi apabila memenuhi syarat :
a. Aktivitas intelektual
b. Berdasarkan ilmu dan belajar
c. Untuk tujuan Praktek dan Pelayanan
d. Dapat diajarkan
e. Terorganisir secara internal
f. Altruistik (untuk kepentingan masyarakat)
2. Menurut Green Wood E (1957), Suatu Pekerjaan dikatakan profesi adalah
adanya teori yang sistemik, otoritas, wibawa (martabat) ,kode etik dan budaya
profesional.
3. Menurut Hall (1968) Memberikan gambaran tentang suatu profesi yaitu suatu
pekerjaan yang harus melalui proses 4 tahapan antara lain :
a. Memperoleh badan pengetahuan dari institusi pendidikan tinggi
b. Menjadi pekerjaan utama
c. Adanya organisasi profesi
d. Terdapat kode etik
4. Menurut Moore dan Rosenblum 1970, Memandang kriteria sebagai profesi
adalah apabila dasar pekerjaan memiliki teori yang sistematis , otoritas,
wibawa dan prestice, kode etik, budaya profesional dan menjadi sumber
utama dari penghasilan.
5. Menurut Edgar Schein (1974), Memberikan kriteria pekerjaan sebagai profesi
apabila pekerjaan tersebut :
a. Pekerjaan seumur hidup
b. Komitmen seumur hidup sebagai karier
c. Penghasilan utama
d. Motivasi kuat
e. Panggilan hidup
f. Pengetahuan dan keterampilan didapat melalui diklat
g. Pengetahuan dianggap khusus
h. Keputusan terhadap klien berdasarkan ilmu
i. Pelayanan berdasarkan keahlian dan obyektif
j. Mempertimbangkan otoritas
k. Ada batasan dalam profesi
l. Lebih tahu daripada klien yang dilayani
m. Perkumpulan profesi
n. Standart pendidikan
o. Uji kompetensi untuk masuk profesi
p. Tidak advertensi dalam mencari klien
Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi, keran profesi
memiliki karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan lainnya, berikut
adalah karateristik profesi secara umum:
1. Keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan teoritis : Professional
dapat diasumsikan mempunyai pengetahuan teoritis yang ekstensif dan
memiliki keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan tersebut dan bisa
diterapkan dalam praktik
2. Asosiasi professional : Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi
oleh para anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para
anggotanya. Organisasi tersebut biasanya memiliki persyaratan khusus untuk
menjadi anggotanya.
3. Pendidikan yang ekstensif : Profesi yang prestisius biasanya memerlukan
pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi
4. Ujian kompetensi : Sebelum memasuki organisasi professional, biasanya
ada persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan
teoritis.
5. Pelatihan institusional : Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk
mengikuti pelatihan istitusional dimana calon profesional mendapatkan
pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi. Peningkatan
keterampilan melalui pengembangan profesional juga dipersyaratkan.
6. Lisensi : Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi
sehingga hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.
7. Otonomi kerja : Profesional cenderung mengendalikan kerja dan
pengetahuan teoretis mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.
8. Kode etik : Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para
anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.
Menurut UU NO. 8 (POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN), Kode etik
profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan Kode etik :
a. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
b. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
d. Untuk meningkatkan mutu profesi.
e. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
f. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
g. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
h. Menentukan baku standarnya sendiri.
9. Mengatur Diri : Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya
sendiri tanpa campur tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang
lebih senior, praktisi yang dihormati, atau mereka yang berkualifikasi paling
tinggi
10. Layanan publik dan altruisme : Diperolehnya penghasilan dari kerja
profesinya dapat dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan publik,
seperti layanan dokter berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat
11. Status dan imbalan yang tinggi : Profesi yang paling sukses akan meraih
status yang tinggi, prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal
tersebut bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan yang mereka
berikan bagi masyarakat.
C. Profesionalisme
Dalam Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia,
karangan J.S. Badudu (2003), definisi profesionalisme adalah
mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi
atau ciri orang yang profesional. Sementara kata profesional sendiri
berarti: bersifat profesi, memiliki keahlian dan keterampilan karena
pendidikan dan latihan, beroleh bayaran karena keahliannya itu.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa profesionalisme
memiliki dua criteria pokok, yaitu keahlian dan pendapatan (bayaran).
Kedua hal itu merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan.
Artinya seseorang dapat dikatakan memiliki profesionalisme manakala
memiliki dua hal pokok tersebut, yaitu keahlian (kompetensi) yang
layak sesuai bidang tugasnya dan pendapatan yang layak sesuai
kebutuhan hidupnya.
4. Nursing organization
Saat ini di indonesia memilki organisasi profesi keperawatan dengan nama
PPNI, dengan aggaran dasar dan anggaran rumah tangga, sedangkan
organisasi keperawatan di dunia dengan nama internasional Council Of Nurse
(ICN)
G Ciri-ciri keperawatan sebagai profesi (prof Mc. Rifin Husin)
1. Memberi pelayanan / asuhan keperawatan serta penelitian sesuai
dengan kaidah ilmu dan keterampilan keperawatan profesi serta kode etik
keperawatan
2. Telah lulus dari pendidikan pada jenjang perguruan tinggi (JPT) yang
mapan demikian tenaga tersebut dapat :
a. Bersikap profesi
b. Mempunyai pengetahuan dan keterampilan professional
c. Mampu memberi pelayanan asuhan keperawatan professional
d. Menggunakan etika keperawatan dalam memberi pelayanan
3. Pengelolaan keperawatan oleh tenaga keperawatan (NERS) sesuai dengan
kaidah-kaidah suatu profesi dalam bidang kesehatan
a. Sistem pelayanan / asuhan keperawatan
b. Pendidikan keperawatan / pelatihan keperawatan yang berjenjang
berlanjut
c. Perumusan standar keperawatan asuhan keperawatan , pendidikan
keperawatan registrasi / legislasi.
d. Riset keperawatan oleh Nersterlabsana secara terencana dan terarah
sesuai dengan pengembangan IPTEK dan dapat dikembangkan untuk
peningkatan keperawatan.
H . Analisa keperawatan di Indonesia
Situasi keperawatan di indonesia saat ini dikaitkan dengan definisi , ciri dan
kriteria profesi adalah sebagai berikut :
1. Keperawatan di indonesia telah memiliki paham ilmu pohon ilmu
(Body of Knowledge) dan telah diakui secara undang-undang oleh
pemerintah Indonesia melalui UU No. 23 Th.1992 tentang kesehatan.
2. Di indonesia telah ada institusi pendidikan jenjeng perguruan tinggi
yakni AKPER / DIII keperawatan , DIV keperawatan , fakultas ilmu
kesehatan keperawatan (SI) , program pasca sarjana keperawatan (S2)
3. Keperawatan di indonesia telah memiliki kode etik keperawatan ,
standar profesi , standar praktek keperawatan , standar pendidikan
keperawatan , standar asuhan keperawatan
4. Keperawatan di indonesia telah mempunyai legislasi keperawatan
(sedang di proses menjadi undang-undang)
5. Keperawatan di indonesia telah mempunyai organisasi profesi
keperawatan yakni persatuan perawat nasional indonesia (PPNI)
6. Telah memberikan asuhan keperawatan secara mandiri dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan
7. Telah melaksanakan riset keperawatan
BAB III
KESIMPULAN
Disusun oleh:
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang. Perawat dianggap sebagai
salah satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia.
Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan
pelayanan kesehatan menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan
keterampilan di berbagai bidang. Saat ini perawat memiliki peran yang lebih
luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit,
juga memandang klien secara komprehensif. Perawat menjalankan fungsi
dalam kaitannya dengan berbagai peran pemberi perawatan, pembuat
keputusan klinik dan etika, pelindung dan advokat bagi klien, manajer kasus,
rehabilitator, komunikator dan pendidik.
1.2 Tujuan Makalah
Untuk mengetahui/menjelaskan peran dan fungsi perawat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang
lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat
stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada
situasi sosial tertentu. (Kozier Barbara, 1995:21).
Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix
yang berarti merawat atau memelihara. Harlley Cit ANA (2000) menjelaskan
pengertian dasar seorang perawat yaitu seseorang yang berperan dalam
merawat atau memelihara, membantu dan melindungi seseorang karena
sakit, injury dan proses penuaan dan perawat Profesional adalah Perawat yang
bertanggungjawab dan berwewenang memberikan pelayanan Keparawatan
secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan tenaga Kesehatan lain sesuai
dengan kewenanganya.(Depkes RI,2002).
Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan
aktifitas perawat dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan
formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk
menjalankan tugas dan tanggung keperawatan secara professional sesuai
dengan kode etik professional.
Fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai
dengan perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang
ada.
Fungsi Perawat dalam melakukan pengkajian pada Individu sehat
maupun sakit dimana segala aktifitas yang di lakukan berguna untuk
pemulihan Kesehatan berdasarkan pengetahuan yang di miliki, aktifitas ini
di lakukan dengan berbagai cara untuk mengembalikan kemandirian Pasien
secepat mungkin dalam bentuk Proses Keperawatan yang terdiri dari tahap
Pengkajian, Identifikasi masalah (Diagnosa Keperawatan), Perencanaan,
Implementasi dan Evaluasi.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keperawatan profesional mempunyai peran dan fungsi sebagai berikut
yaitu : Melaksanakan pelayanan keperawatan profesional dalam suatu sistem
pelayanana kesehatan sesuai dengan kebijakan umum pemerintah khususnya
pelayanan atau asuhan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
komunitas.
Dengan demikian peran dan fungsi perawat itu sangat penting untuk
pelayanan kesehatan, demi meningkatkan dan melaksanakan kualitas
kesehatan yang lebih baik.
3.2 Saran
Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca
agar dapat mengetahui dan memahami peran dan fungsi perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Ansori, R. R., & Martiana, T. (2017). Hubungan faktor karakteristi individu dan
kondisi pekerjaan terhadap stres kerja pada perawat gigi Jurnal Of Public
Health, 12(1),75-84.
karakteristik individu dan intrinsik dengan stres kerja pada pekerja pada pekerja
Arruum, D., Sahar, J., & Gayatri, D. (2015). Kontribusi perbedean psikologis perawat
Liberty.
terhadap standar asuhan keperawatan dan kepuasan kerja perawat si ruang rawat
14.
Astini, A., Sidin, A. I., & Kapalawi, I. (2013). Hubungan kepuasan kerja dengan
kinerja perawat di unit rawat inap rumah sakit universitas hasanuddin tahun
2013, 1–14.
TUGAS
Nurse Caring Behavior
1. Persepsi klien wanita ( Riemen, 1986 )
v Berespon terhadap keunikan klien
v Memahami dan mendukung perhatian klien
v Hadir secara fisik
v Memiliki sikap dan menunjukkan prilaku yang membuat klien merasa dihargai
sebagai manusia
v Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta
v Menunjukkan perhatian yang memberi kenyamanan dan merelaksasi klien
v Bersuara halus dan lembut
v Memberi perasaan nyaman
2. Persepsi klien pria ( Riemen, 1986 )
v Hadir secara fisik sehingga klien merasa dihargai
v Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta
v Membuat klien merasa nyaman, relaks, dan aman
v Hadir untuk memberi kenyamanan dan memenuhi kebutuhan klien sebelum
diminta
v Menggunakan suara dan sikap yang baik, halus, lembut dan menyenangkan
3. Persepsi klien kanker dan keluarga ( Mayer, 1986 )
v Mengetahui bagaimana memberikan injeksi dan mengelola peralatan
v Bersikap ceria
v Mendorong klien untuk menghubungi perawat bila klien mempunyai masalah
v Mengutamakan atau mendahulukan kepentingan klien
v Mengantisipasi pengalaman pertama adalah yang terberat
1. Kehadiran
Kehadiran adalah suatu pertemuan antara seseorang dengan seseorang lainnya yang
merupakan sarana untuk mendekatkan diri dan menyampaikan manfaat caring.
Menurut Fredriksson (1999), kehadiran berarti “ada di” dan “ada dengan”. “Ada di”
berarti kehadiran tidak hanya dalam bentuk fisik, melainkan juga komunikasi dan
pengertian. Sedangkan “ada dengan” berarti perawata selalu bersedia dan ada untuk
klien (Pederson, 1993). Kehadiran seorang perawat membantu menenangkan rasa
cemas dan takut klien karena situasi tertekan.
2. Sentuhan
Sentuhan merupakan salah satu pendekatan yang menenangkan dimana perawat dapat
mendekatkan diri dengan klien untuk memberikan perhatian dan dukungan. Ada dua
jenis sentuhan, yaitu sentuhan kontak dan sentuhan non-kontak. Sentuhan kontak
merupakan sentuhan langsung kullit dengan kulit. Sedangkan sentuhan non-kontak
merupakan kontak mata. Kedua jenis sentuhan ini digambarkn dalam tiga kategori :
a) Sentuhan Berorientasi-tugas
Saat melaksanakan tugas dan prosedur, perawat menggunakan sentuhan ini.
Perlakuan yang ramah dan cekatan ketika melaksanakan prosedur akan memberikan
rasa aman kepada klien. Prosedur dilakukan secara hati-hati dan atas pertimbangan
kebutuhan klien.
b) Sentuhan Pelayanan (Caring)
Yang termasuk dalam sentuhan caring adalah memegang tangan klien, memijat
punggung klien, menempatkan klien dengan hati-hati, atau terlibat dalam
pembicaraan (komunikasi non-verbal). Sentuhan ini dapat mempengaruhi keamanan
dan kenyamanan klien, meningkatkan harga diri, dan memperbaiki orientasi tentang
kanyataan (Boyek dan Watson, 1994).
c) Sentuhan Perlindungan
Sentuhan ini merupakan suatu bentuk sentuhan yang digunakan untuk melindungi
perawat dan/atau klien (fredriksson, 1999). Contoh dari sentuhan perlindungan adalah
mencegah terjadinya kecelakaan dengan cara menjaga dan mengingatkan klien agar
tidak terjatuh.
Sentuhan dapat menimbulkan berbagai pesan, oleh karena itu harus digunakan secara
bijaksana.
3. Mendengarkan
Untuk lebih mengerti dan memahami kebutuhan klien, mendengarkan merupakan
kunci, sebab hal ini menunjukkan perhatian penuh dan ketertarikan perawat.
Mendengarkan membantu perawat dalam memahami dan mengerti maksud klien dan
membantu menolong klien mencari cara untuk mendapatkan kedamaian.
4. Memahami klien
Salah satu proses caring menurut Swanson (1991) adalah memahami klien.
Memahami klien sebagai inti suatu proses digunakan perawat dalam membuat
keputusan klinis. Memahami klien merupakan pemahaman perawat terhadap klien
sebagai acuan melakukan intervensi berikutnya (Radwin,1995). Pemahaman klien
merupakan gerbang penentu pelayanan sehingga, antara klien dan perawat terjalin
suatu hubungan yang baik dan saling memahami.
6. Perawatan Keluarga
Keluarga merupakan sumber daya penting. Keberhasilan intervensi keperawatan
sering bergantung pada keinginan keluarga untuk berbagi informasi dengan perawat
untuk menyampaikan terapi yang dianjurkan. Menjamin kesehatan klien dan
membantu keluarga untuk aktif dalam proses penyembuhan klien merupakan tugas
penting anggota keluarga. Menunjukkan perawatan keluarga dan perhatian pada klien
membuat suatu keterbukaan yang kemudian dapat membentuk hubungan yang baik
dengan anggota keluarga klien.
Penyakit kronik adalah penyakit yang timbul bukan secara tiba-tiba, melainkan
akumulasi dari sesuatu penyakit hingga akhirnya menyebabkan penyakit itu sendiri.
(Kalbe medical portal) Penyakit kronik ditandai banyak penyebab. Contoh penyakit
kronis adalah diabetes, penyakit jantung, asma, hipertensi dan masih banyak lainnya.
Ada hubungan antara penyakit kronis dengan depresi. Depresi adalah kondisi kronis
yang mempengaruhi pikiran seseorang, perasaan dan perilaku sehingga sulit untuk
mengatasi peristiwa kehidupan sehari-hari. (Andres Otero-Forero, Queensland Transcultural Mental Health
Centre).
Seseorang yang menderita depresi memiliki kemungkinan lebih tinggi menderita
penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung atau asma. Penyebab depresi itu
sendiri kompleks, terkait dengan lingkungan interaksi seseorang maupun
kepribadiaannya sendiri. Beberapa faktor penyebab umum adalah:
b.Analisis kasus
Ditinjau dari keadaan fisik :
- Kegemukan
- Kadar gula darah di atas normal
Ditinjau dari pola hidup :
- Kurang aktivitas fisik
- Banyak mengkonsumsi makanan mengandung gula
c. Peran perawat
o Memberi interferensi berupa konsultasi, penyuluhan komunitas dan pasien,bantuan
dalam menjaga pola makan dan melakukan implementasi independent dari dokter
berupa pemberian obat dan aturan pemakaian.
o Memberikan pelayanan kesehatan selama medikasi di rumah sakit dan menjaga
kondisi kesehatan pasien agar tidak menurun bahkan meningkatkan kondisi
kesehatannya.
A.Definisi Keperawatan
Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan
melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh
melalui pendidikan keperawatan (UU Kesehatan No. 23, 1992).
Menurut Effendy (1995), perawatan adalah pelayanan essensial yang diberikan oleh
perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat. Pelayanan yang diberikan
adalah upaya mencapai derajat kesehatan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi
yang dimiliki dalam menjalankan kegiatan di bidang promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan.
Merawat orang sama tuanya dengan keberadaan umat manusia. Oleh karena itu
perkembangan keperawatan, termasuk yang kita ketahui saat ini, tidak dapat
dipisahkan dan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan
peradaban manusia. Kepercayaan terhadap animisme, penyebaran agama-agama
besar dunia serta kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Pada permulaan Masehi, Agama Kristen mulai berkembang. Pada masa itu,
keperawatan mengalami kemajuan yang berarti, seiring dengan kepesatan
perkembangan Agama Kristen. Ini dapat di lihat pada masa pemerintahan Lord
Constantine, yang mendirikan Xenodhoeum atau hospes (latin), yaitu tempat
penampungan orang yang membutuhkan pertolongan terutama bagi orang-orang sakit
yang memerlukan pertolongan dan perawatan.
Florence Nightingle, lahir dari keluarga kaya dan terhormat pada tahun 1820 di
Flronce (Italia). Setahun setelah kelahirannya, keluarga Florence kembali ke Inggris.
Di Inggris Florence mendapatkan pendidikan sekolah yang baik sehingga ia mampu
menguasai bahasa Perancis, Jerman, dan Italia. Pada usia 31 tahun Florence
mengikuti kursus pendidikan perawat di Keiserwerth (Italia) dan Liefdezuster di
Paris, dan setelah pendidikan ia kembali ke Inggris.
Pada saat Perang Krim (Crimean War) terjadi di Turki tahun 1854, Florence bersama
38 suster lainnya di kirim ke Turki. Berkat usaha Florence dan teman-teman, telah
terjadi perubahan pada bidang hygiene dan keperawatan dengan indikator angka
kematian turun sampai 2%. Kontribusi Florence Nightingle bagi perkembangan
keperawatan adalah menegaskan bahwa nutrisi merupakan satu bagian penting dari
asuhan keperawatan, meyakinkan bahwa okupasional dan rekreasi merupakan suatu
terapi bagi orang sakit, mengidentifikasi kebutuhan personal klien dan peran perawat
untuk memenuhinya, menetapkan standar manajemen rumah sakit, mengembangkan
suatu standar okupasi bagi klien wanita, mengembangkan pendidikan keperawatan,
menetapkan 2 (dua) komponen keperawatan, yaitu: kesehatan dan penyakit.
Meyakinkan bahwa keperawatan berdiri sendiri dan berbeda dan berbeda dengan
profesi kedokteran dan menekankan kebutuhan pendidikan berlanjut bagi perawat.
a) Mesir
Bangsa mesir pada zaman purba telah menyembah banyak dewa. Dewa yang
terkenal antara lain Isis. Mereka beranggapan bahwa dewa ini menaruh minat
terhadap orang sakit dan memberikan pertolongan pada waktu si sakit sedang tidur.
Didirikanlah kuil yang merupakan rumah sakit pertama di mesir. Ilmu ketabiban
terutama ilmu bedah telah dikenal oleh bangsa mesir zaman purba (± 4800 SM).
Dalam menjalankan tugasnya sebagai tabib ia menggunakan bidai (spalk), alat-alat
pembalut, ia mempunyai pengetahuan tentang anatomi, Hygienr umum serta tentang
obat-obatan. Didalam buku-buku tertulis dalam kitab Papyrus didalamnya memuat
kurang lebih 700 macam resep obat-obatan dari Mesir.
Ilmu pengetahuan tentang anatomi dan obat-obat ramuan telah diketahui oleh
bangsa Babylon sejak beberapa abad SM. Pada salah satu tulisan yang menyatakan
bahwa pada 680 SM orang telah mengetahui cara menahan darah yang keluar dari
hidung dan merawat jerawant pada muka. Bangsa Babylon menyembah dewa oleh
karena itu perawatan atau pengobatan berdasarkan kepercayaan tersebut.
c ) Yahudikuno
Pada masa VOC berkuasa, Gubernur Jendral Inggris Raffles (1812-1816), telah
memiliki semboyan “Kesehatan adalah milik manusia” Pada saat itu Raffles telah
melakukan pencacaran umum, membenahi cara perawatan pasien dengan gangguan
jiwa serta memperhatikan kesehatan dan perawatan tahanan.
Setelah pemerintah kolonial kembali ke tangan Belanda, di Jakarta pada tahun 1819
didirikan beberapa rumah sakit. Salah satunya adalah rumah sakit Sadsverband yang
berlokasi di Glodok-Jakarta Barat. Pada tahun 1919 rumah sakat tersebut dipindahkan
ke Salemba dan sekarang dengan nama RS. Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Dalam kurun waktu 1816-1942 telah berdiri beberapa rumah sakit swasta milik
misionaris katolik dan zending protestan seperti: RS. Persatuan Gereja Indonesia
(PGI) Cikini-Jakarta Pusat, RS. St. Carolos Salemba-Jakarta Pusat. RS. St Bromeus
di Bandung dan RS. Elizabeth di Semarang. Bahkan pada tahun 1906 di RS. PGI dan
tahun 1912 di RSCM telah menyelenggarakan pendidikan juru rawat. Namun
kedatangan Jepang (1942-1945) menyebabkan perkembangan keperawatan
mengalami kemunduran.
2. Sejarah Perkembangan Keperawatan Setelah Kemerdekaan
a)Periode1945-1962
Tahun 1945 s/d 1950 merupakan masa transisi pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Perkembangan keperawatan pun masih jalan di tempat. Ini dapat
dilihat dari pengembanagan tenaga keperawatan yang masih menggunakan system
pendidikan yang telah ada, yaitu perawat lulusan pendidikan Belanda (MULO + 3
tahun pendidikan), untuk ijazah A (perawat umum) dan ijazah B untuk perawat jiwa.
Terdapat pula pendidikan perawat dengan dasar (SR + 4 tahun pendidikan) yang
lulusannya disebut mantri juru rawat.
Baru kemudian tahun 1953 dibuka sekolah pengatur rawat dengan tujuan
menghasilkan tenaga perawat yang lebih berkualitas. Pada tahun 1955, dibuka
Sekolah Djuru Kesehatan (SDK) dengan pendidikan SR ditambah pendidikan satu
tahun dan sekolah pengamat kesehatan sebagai pengembangan SDK, ditambah
pendidikan lagi selama satu tahun.
Pada tahun 1962 telah dibuka Akademi Keperawatan dengan pendidikan dasar umum
SMA yang bertempat di Jakarta, di RS. Cipto Mangunkusumo. Sekarang dikenal
dengan nama Akper Depkes di Jl. Kimia No. 17 Jakarta Pusat.
b)Periode1963-1983
Pada tahun 1996 dibukanya PSIK di Universitas Padjajaran Bandung. Pada tahun
1997 PSIK-UI berubah statusnya menjadi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia (FIK-UI), dan untuk meningkatkan kualitas lulusan, pada tahun 1998
kurikulum pendidikan Ners disyahkan dan digunakan. Selanjutnya juga pada tahun
1999 kurikulum D-III keperawatan mulai dibenahi dan mulai digunakan pada tahun
2000 sampai dengan sekarang.
D.TREND KEPERAWATAN SEKARANG DAN MASA DEPAN
Pergeseran akan fenomena tersebut, telah mengubah sifat pelayanan keperawatan dari
pelayanan fokasional yang hanya berdasarkan keterampilan belaka kepada pelayanan
profesional yang berpija pada penguasaan iptek keperawatan dan spesialisasi dalam
pelayanan keperawatan.
Fokus peran dan fungsi perawat bergeser dari penekanan aspek kuratif kepada peran
aspek preventif dan promotif tanpa meninggalkan peran kuratif dan
rehabilitatif. Kondisi ini menuntut uapaya kongkrit dari profesi keperawatan, yaitu
profesionalisme keperawatan. Proses ini meliputi pembenahan pelayanan
keperawatan dan mengoptimalkan penggunaan proses keperawatan, pengembangan
dan penataan pendidikan keperawatan dan juga antisipasi organisasi profesi (PPNI).
a) Wawasan Keilmuan
Pada tingkat pendidikan akademi, penggunaan kurikulum D III keperawatan
1999, merupakan wujud dari pembenahan kualitas lulusan keperawatan. Wujud ini
dapat dilihat dengan adanya:
b) Orientasi Pendidikan
c) Kerangka Konsep
Berpikir ilmiah pembiasaan sikap dan tingkah laku profesional, belajar aktif,
pendidikan di lingkungan masyrakat serta penguasaan iptek keperawatan merupakan
karakteristik dari pendidikan profesional keperawatan.
Perubahan adat pelayanan dari fokasional menjadi perawat dengan fokus asuhan
keperawatan dengan peran prefentif dan promotif tanpa melupakan peran kreatif dan
rehabilitatif harus didukung dengan peningkatan sumber daya manusia dibidang
keperawatan. Sehingga pada pelaksaan pemberian sumber keperawatan dapat
terjadinya pelayanan yang efisien, efektif, serta berkualitas. Selanjtunya, saat ini jug
atelah berkembangan berbagai model prektis keperawatan profesional, seperti :
Dari hal tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwasannya esensi dari falsafah
keperawatan meliputi hal sebagai berikut :
Memandang bahwa pasien sebagai manusia yang utuh (holistik) yang harus
dipenuhi segala kebutuhannya baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial, dan
spritual yang diberikan secara komprehensif dan tidak bisa dilakukan secara
sepihak atau sebagian dari kebutuhannya.
Bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan harus secara langsung
memperhatikan aspek kemanusiaan.
Setiap orang berhak mendapatkan perawatan tanpa memandang perbedaan
suku, kepercayaan, status, sosial, agama, dan ekonomi.
Pelayanan keperawatan tersebut merupakan bagian integral dari sistem
pelayanan kesehatan mengingat perawat bekerja dalam lingkup tim kesehatan
bukan sendiri-sendiri.
Pasien adalah mitra yang selalu aktif dalam pelayanan kesehatan, bukan
seorang penerima jasa yang pasif.
Semoga dengan kita para perawat khususnya dengan kita lebih mengenal akan falsafah
keperawatan ini kita bisa lebih baik lagi dalam melayani pemberian asuhan
keperawatan kepada para pasien dan klien.
E.KEPERAWATAN SEBAI PRFESI
Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang
menjadi haknya.
Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di beri
kebebasan dalam menjalankan profesinya.
C. Profesionalisme
Dalam Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia, karangan
J.S. Badudu (2003), definisi profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk
yang merupakan ciri suatu profesi atau ciri orang yang profesional. Sementara kata
profesional sendiri berarti: bersifat profesi, memiliki keahlian dan keterampilan
karena pendidikan dan latihan, beroleh bayaran karena keahliannya itu.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa profesionalisme memiliki dua
criteria pokok, yaitu keahlian dan pendapatan (bayaran). Kedua hal itu merupakan
satu kesatuan yang saling berhubungan. Artinya seseorang dapat dikatakan memiliki
profesionalisme manakala memiliki dua hal pokok tersebut, yaitu keahlian
(kompetensi) yang layak sesuai bidang tugasnya dan pendapatan yang layak sesuai
kebutuhan hidupnya.
Di Susun OLEH:
GEOVANIA PUTRI A.VERSACE PEREIRA
2016610033
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah SEJARAH
PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI DUNIA dengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam penyusunan makalah mungkin ada sedikit hambatan. Namun berkat
bantuan dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari Dosen pembimbing.
Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dengan adanya makalah ini, diharapakan dapat membantu proses
pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca. Tidak lupa pula saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, atas bantuan, dukungan, dan doa-
Nya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca
makalah ini dan dapat mengetahui tentang SEJARAH PERKEMBANGAN
KEPERAWATAN DI DUNIA. Makalah ini mungkin kurang sempurna, untuk itu
saya mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini.
MALANG, 27 2020
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR .........................................................................................................
DAFTAR
ISI ........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................................
C. Tujuan........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian..................................................................................................................
B. Sejarah Keperawatan di Dunia..................................................................................
C. Perkembangan Keperawatan di Inggris.....................................................................
D. Sejarah Keperawatan di Indonesia............................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................................................
B. Saran .........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah adalah setiap peristiwa atau kejadian di masa lampau yang
menyenangkan maupun memilukan. Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan
kesehatan professional, yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang
berdasarkan pada ilmu dan etika keperawatan.
Keperawatan lahir bersamaan dengan diciptakannya manusia oleh Tuhan,
sehingga tidak dapat di pungkiri bahwa setiap orang memerlukan asuhan keperawatan
dalam hidupnya. Pada awalnya perawat dianggap sebagai pemberian asuhan, dimana
pelaksanaanny dilakukan secara tradisional oleh kelompok, masyarakat, atau badan
sosial.
Perkembangan keperawatan yang kita ketahui saat ini tidak dapat dipisahkan
dan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan peradaban
manusia. Kepercayaan terhadap animisme, penyebaran agama-agama besar, dunia
serta kondisi sosial ekonomi masyarakat, terjadinya perang, renaissance serta gerakan
reformasi turut serta mewarnai perkembangan keperawatan. Dari sejarah kita dapat
mengetahui pengalaman tersebut untuk itu kita gunakan pada masa kini dan masa
yang akan dating.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan sejarah dan keperawatan ?
2. Bagaimana sejarah keperawatan di dunia ?
3. Bagaimana perkembangan keperawatan di Inggris ?
4. Bagaimana sejarah keperawatan di Indonesia ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui arti dari sejarah dan keperawatan.
2. Untuk mengetahui sejarah keperawatan di dunia.
3. Untuk mengetahui perkembangan keperawatan di Inggris.
4. Untuk mengetahui sejarah keperawatan di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sejarah adalah setiap peristiwa atau kejadian di masa lampau yang
menyenangkan maupun memilukan. Sejarah perkembangan keperawatan senantiasa
mengalami masa pasang surut dari zaman ke zaman. Perkembangan ini tidak lepas
dari proses perubahan peradaban manusia dan tingkat pemenuhan kebutuhan manusia
akan layanan kesehatan, khususnya layanan keperawatan, yang terus meningkat
sesuai taraf kehidupannya. Mengetahui masa lalu dan memahami keperawatan
terdahulu akan memberikan suatu kesempatan untuk menggunakan pengalaman dan
pelajaran yang dapat digunakan di masa kini dan masa yang akan dating.
Keperawatan sebagai suatu pekerjaan sudah ada sejak manusia ada di bumi
ini, keperawatan terus berkembang sesuai dengan kemajuan peradaban teknologi dan
kebudayaan. Konsep keperawatan dari abad kea bad terus berkembang
2. Zaman Masehi
Keperawatan di mulai pada saat perkembangan agama nasrani, dimana pada
saat itu banyak terbentuk Diakones yaitu suatu organisasi wanita yang bertujuan
untuk mengunjungi orang sakit, sedangkan laki-laki diberi tugas dalam memberikan
perawatan untuk mengubur bagi yang meninggal. Pada zaman pemerintahan Lord-
Constantine, ia mendirikan Xenodhoecim atau hospes yaitu tempat penampungan
orang-orang sakit yang membutuhkan pertolongan. Pada zaman ini berdirilah Rumah
Sakit di Roma yaitu Monastic Hospital
1. Pertengahan Abad VI Masehi
Keperawatan berkembang di Asia Barat Daya yaitu Timur Tengah, seiring
dengan perkembangan agama Islam. Pengaruh agama Islam terhadap perkembangan
keperawatan tidak lepas dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW menyebarkan
agama Islam. Abad VII Masehi, di Jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan
sperti Ilmu Pasti, Kimia, Hygiene, dan obat-obatan. Pada masa ini muncul prinsip-
prinsip dasar keperawatan kesehatan. Seperti, pentingnya kebersihan diri, kebersihan
makanan, dan lingkungan. Tokoh keperawatan yang dikenal dari Arab adalah
Rufaidah.
- Manajemen RS.
pendidikan.
Menulis berbagai tentang ilmu keperawatan.
2. Masa Kemerdekaan
Usaha-usaha dibidang kesehatan tahun 1949 mulai dibangun rumah sakit dan
balai kesehatan. Tahun 1952 mulai didirikan sekolah perawat yaitu sekolah guru
perawat dan sekolah perawat setingkat SLTP tahun 1962 mulai didirikan pendidikan
keperawatan professional.
3. Setelah Kemerdekaan
a. Priode 1945-1962
Tahun 1945-1950 merupakan masa transisi pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Pengembangan tenaga keperawatan yang masih menggunakan
sistem pendidikan yang telah ada, yaitu perawat lulusan pendidikan Belanda (MULO
+ 3 tahun pendidikan, untuk ijazah A (perawat umum) dan ijazah B untuk perawat
jiwa. Terdapat pula pendidikan perawat dengan dasar (SR + 4 tahun pendidikan) yang
lulusannya disebut mantra juru rawat.
Tahun 1953 di buka sekolah pengatur rawat dengan tujuan menghasilkan
tenaga perawat yang lebih berkualitas. Pada tahun 1955, dibuka Sekolah Djuru
Kesehatan (SDK) dengan pendidikan SR ditambah pendidikan 1 tahun dan sekolah
pengamat kesehatan sebagai pengembangan SDK, ditambah pendidikan lagi selama
setahun.
Pada tahun 1962telah dibuka Akademi Keperawatan dengan pendidikan dasar
umum SMA yang bertembat di Jakarta, di RS. Cipto Mangunkusumo. Sekarang
dikenal dengan nama Akper Depkes di Jl. Kimia No. 17 Jakarta Pusat.
b. Periode 1963-1983
Pada tahun 1972 tepatnya pada tanggal 17 Maret lahirlah organisasi profesi
dengan nama Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di Jakarta. Mulai tahun
1983 organisasi profesi ini terlibat penuh dalam pembenahan keperawatan melalui
kerjasama dengan CHS, Depkes dan organisasi lainnya.
Pada tahun 1983 melalui Lokakarya Nasional Keperawatan yang
diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen
Kehehatan RI, dan DPP PPNI, telah ditetapkan define mengenai tugas dan fungsi
perawat di Indonesia.
Dari hasil Lokakarya Nasional tersebut, dikembangkan pendidikan perawat
setingkat akademi (DIII), sarjana (S1), pasca sarjana (S2), serta DIV di Indonesia.
Sejak tahun 1992 melalaui UU No. 23 tentang kesehata, terutama pada pasal 32 yang
berbunyi :
berdasarkan atau ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat dipertanggung
jawababkan.
: Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu
keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian
dan kewenangan untuk itu maka keberadaan, profesionalisasi dan ilmu keperawatan
telah diakui oleh pemerintah. Dengan pengakuan ini, profesionalisasi dan pendidikan
keperawatan dapat berkembang sampai ke jenjang S3.
c. Periode 1984 sampai sekarang
Tahun 1985, resmi dibuka pendidikan S1 keperawatan dengan nama Program
Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di
Jakarta. Sejak saat itu PSIK-UI telah menghasilkan tenaga keperawatan tingkat
sarjana sehingga pada tahun 1992 di keluarkannya UU No. 23 tentang kesehatan yang
mengakui tenaga keperawatan sebagai profesi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejarah adalah setiap peristiwa atau kejadian di masa lampau yang
menyenangkan maupun memilukan. Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan
kesehatan professional, yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang
berdasarkan pada ilmu dan etika keperawatan. Keperawatan sudh ada sejak manusia
itu ada dan hingga saat ini Profesi keperawatan berkembang dengan pesat. Sejarah
perkembangan keperawatan di Indonesia tidak hanya berlangsung di tatanan praktik,
hal ini layanan keperawatan, tetapi juga di dunia pendidikan keperawatan. Pendidikan
keperawatan memberi pengaruh yang besar terhadap kualitas layanan keperawatan.
Karenanya perawat harus terus meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya
melalui pendidikan keperawatan yang berkelanjutan.
B. Saran
Dari kesimpulan yang ada maka kita sebagai perawat atau calon perawat harus
terus meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya melalui pendidikan
keperawatan yang berkelanjutan, sehingga kita tidak mengalami ketertinggalan dari
keperawatan internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Iskandar. (2013). Keperawatan Profesional. In Media: Jakarta
Budiono & Pertami, Sumira Budi. (2015). Konsep Dasar Keperawatan. Bumi
Medika: Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
2016610033
MALANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang maha Esa limpahan
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Sistem
pelayanan kesehatan”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Konsep dasar keperawatan. Tujuan yang lebih khusus dari penulisan makalah
ini ialah untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana cara ,Sistem pelayanan
kesehatan .yang baik dalam kehidupan sehari-hari, yang kami sajikan berdasarkan
berbagai sumber informasi, referensi, dan berita.
Kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen yang telah memberikan tugas
untuk menulis makalah ini, serta kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah
memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah
ini.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun
kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis
hadapi teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Akademi
Keperawatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, saran dan kritik
yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar.................................................................................................................... i
Daftar
Isi............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 .Latar
Belakang........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah...................................................................................................... 2
1.3
Tujuan ........................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian system
Kesehatan………………………………………………………….4
2. Pengertian Pelayanan
Kesehatan……………………………………………………….5
3. Sistem Pelayanan
Kesehatan…………………………………………………………...6
4. Tingkat Pelayanan
Kesehatan……………………………………………………….....7
5. Lembaga Pelayanan Kesehatan……………………………………………..
………....8
6. Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan……………………………………...
………....9
7. Pelayanan Keperawatan Dalam Pelayanan
Kesehatan……………………................10
8. Faktor Yang Mempengaruhi Pelayanan
Kesehata…………………………..............11
masalah kesehatan...............................................................................
………………..12
3.2 Saran....................................................................................................
……………..14
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………15
BAB 1
LANDASAN TEORI
1.1. Latar belakang
Menurut Adisasmito(2007) sistem kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari
pembangunan kesehatan. Intinya sistem kesehatan merupakan seluruh aktifitas yang
mempunyai tujuan utama untuk mempromosikan, mengembalikan dan memelihara
kesehatan. Sistem kesehatan memberi manfaat kepada mayarakat dengan distribusi
yang adil. Sistem kesehatan tidak hanya menilai dan berfokus pada “tingkat manfaat”
yang diberikan, tetapi juga bagaimana manfaat itu didistribusikan.
Menurut Nototmodjo(2001) pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah
satu bentuk pelayanan yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu
sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai peran sangat penting lainnya dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah rumah sakit. Rumah
sakit sebagai suatu lembaga sosial yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, memiliki sifat sebagai suatu lembaga yang tidak ditujukan untuk mencari
keuntungan atau non profit organization. Walaupun demikian kita dapat menutup
mata bahwa dibutuhkan sistem informasi di dalam rumah sakit.
Menurut Wiku(2007) rumah sakit merupakan lembaga dalam mata rantai
Sistem Kesehatan Nasional dan mengemban tugas untuk memberikan pelayanan
kesehatan kepada seluruh masyarakat, karena pembangunan dan penyelenggaraan
kesehatan di rumah sakit perlu diarahkan pada tujuan nasional dibidang
kesehatan.Tidak mengherankan apabila bidang kesehatan perlu untuk selalu dibenahi
agar bisa memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk masyarakat. Untuk
mempertahankan pelanggan, pihak rumah sakit dituntut selalu menjaga kepercayaan
konsumen secara cermat dengan memperhatikan kebutuhan konsumen sebagai upaya
untuk memenuhi keinginan dan harapan atas pelayanan yang diberikan.
Menurut Nototmodjo(2001) tercantumnya pelayanan kesehatan sebagai hak
masyarakat dalam konstituisi, menempatkan status sehat dan pelayanan kesehatan
merupakan hak masyarakat. Fenomena demikian merupakan keberhasilan pemerintah
selama ini dalam kebijakan politik di bidang kesehatan (heath politics), yang
menuntut pemerintah maupun masyarakat untuk melakukan upaya kesehatan secara
tersusun, menyeluruh dan merata.
Oleh sebab itu, dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “Sistem
Pelayanan Kesehatan” .
1.2. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem pelayanan kesehatan?
2. Bagaimana sistem pelayanan kesehatan?
3. Apa saja tingkat pelayanan kesehatan?
4. Bagaimana lembaga pelayanan kesehatan?
5. Apa saja lingkup sistem pelayanan kesehatan?
6. Bagaimana pelayanan keperawatan dalam pelayanan kesehatan
7. Faktor apa saja yang mempengaruhi pelayanan kesehatan?
1.3. Tujuan
2. Tujuan umum
3. Tujuan khusus
4. Untuk memenuhi tugas Konsep Dasar Keperawatan II tentang Sistem
Pelayanan Kesehatan.
5. Untuk menambah wawasan pengetahuan bagi mahasiswa (i) Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Darul Azhar Batulicin.
1.4. Manfaat
1. Bagi Penulis
2. Bagi Pembaca
1 Input
Merupakan sistem yang akan memberikan segala masukan untuk
berfungsinya sebuah sistem. Input pelayanan kesehatan meliputi: potensi
masyarakat, tenaga dan sarana kesehatan, dan sebagainya.
2 .Proses
Merupakan kegiatan merubah sebuah masukan menjadi sebuah hasil yang
diharapkan dari sistem tersebut. Proses dalam pelayanan kesehatan meliputi
berbagai kegiatan dalam pelayanan kesehatan.
3.Output
Merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah proses. Output pelayanan
kesehatan dapat berupa pelayanan yang berkualitas dan terjangkau sehingga
masyarakat sembuh dan sehat.
4.Dampak
Merupakan akibat dari output atau hasil suatu sistem, terjadi dalam waktu yang
relatif lama. Dampak sistem pelayanan kesehatan adalah masyarakat sehat, angka
kesakitan dan kematian menurun.
5.Umpan balik
Merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadi masukan. Terjadi dari sebuah
sistem yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Umpan balik dalam
pelayanan kesehatan dapat berupa kualitas tenaga kesehatan.
6.Lingkungan
Adalah semua keadaan diluar sistem tetapi dapat mempengaruhi pelayanan
kesehatan.
2.4. Tingkat Pelayanan Kesehatan
Menurut Leavel & Clark(2005) tingkat pelayanan kesehatan merupakan
bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan pada masyarakat. Dalam
memberikan pelayanan kesehatan harus memandang pada tingkat pelayanan
kesehatan yang akan diberikan, yaitu:
2. Health Promotion (Promosi Kesehatan)
Merupakan tingkat pertama dalam memberikan pelayanan melalui peningkatan
kesehatan. Bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat. Contoh:
kebersihan perorangan, perbaikan sanitasi lingkungan, dan sebagainya.
3. Specific Protection (Perlindungan Khusus)
Adalah masyarakat terlindung dari bahaya atau penyakit-penyakit tertentu. Contoh:
Imunisasi, perlindungan keselamatan kerja.
4. Early Diagnosis And Prompt Treatment (Diagnosis Dini & Pengobatan
Segera)
Sudah mulai timbulnya gejala penyakit. Dilakukan untuk mencegah penyebaran
penyakit. Contoh: survey penyaringan kasus.
2.5. Lembaga Pelayanan Kesehatan
Menurut Hidayat(2008) lembaga pelayanan kesehatan merupakan tempat pemberian
pelayanan kesehatan pada masyarakat untuk meningkatkan status kesehatan.
Bervariasi berdasarkan tujuan pemberian pelayanan kesehatan.
1. Rawat Jalan
Pusat pelayanan rawat jalan, sama dengan klinik, memberi pelayanan kesehatan
dengan cara rawat jalan. Pusat tersebut mungkin bergabung dengan rumah sakit atau
berfungsi secara mandiri dibawah suatu yayasan atau dibawah pengawasan seorang
dokter atau sekelompok dokter. Pusat pelayanan rawat jalan mungkin dapat berlokasi
dalam suatu fasilitas rawat inap; tetapi sebagian besar berdiri sendiri dan berlokasi
jauh dari institusi rawat inap yang besar. “Pusat-Bedah” merupakan salah satu contoh
dari pusat pelayanan rawat jalan dimana klien datang untuk melakukan prosedur
oprasi minor seperti pengangkatan katarak, bedah plastik, dan prosedur endoskopi.
“Pusat perawatan darurat” yang memberikan pelayanan 24 jam bagi klien dengan
cedera minor atau penyakit seperti laserasi dan influenza. Pusat perawatan darurat
menawarkan alternatif pelayanan seperti yang diberikan pada ruang kedaruratan
rumah sakit.
2. Institusi
Lembaga institusional terdiri dari rumah sakit, fasilitas perawatan yang diperluas,
fasilitas psikiatri, dan pusat rehabilitasi. Semuanya menawarkan bentuk pelayanan
kesehatan rawat inap (klien diterima masuk dan tingga;l di suatu institusi untuk
penentuan diagnosa, menerima pelayanan pengobatan dan rehabilitasi). Sebagian
besar institusi juga menawarkan pelayanan rawat jalan (klien berkunjung ke suatu
institusi untuk menerima suatu episode diagnosa atau pengobatan yang akan selesai
dalam beberapa jam).
3. Hospice
Adalah suatu sistem perawatan yang berpusat pada keluarga yang bertujuan agar
klien dapat tinggal dirumahnya dengan aman, mandiri, dan penuh harga diri,
sambil meringankan penderitaan yang disebabkan oleh penyakit terminal yang
dideritanya. Fokus perawatan hospice adalah perawatan paliatif, bukan
pengobatan kuratif. Hospice dapat bermanfaat untuk klien yang berada pada tahap
terminal dengan penyakit apapun, seperti kardiomiopati, sklerosis multiple,
AIDS, kanker, emfisema, atau penyakit ginjal.
4. Community Based Agency
Merupakan bagian dari lembaga pelayanan kesehatan yang dilakukan pada klien pada
keluarganya, sebagaimana pelaksanaan perawatan keluarga seperti praktek perawat
keluarga dan lain-lain.
2.6. Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan
Menurut Perry(2009) dalam sistem pelayanan kesehatan dapat mencakup
pelayanan dokter, pelayanan keperawtan, dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Dokter merupakan subsistem dari pelayanan kesehatan. Subsistem pelayanan
kesehatan tersebut memiliki tujuan masing-masing dengan tidak meninggalkan tujuan
umum dari pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang ada sekarang ini dapat
diselenggarakan oleh pihak pemerintah maupun swasta. Dalam pelayanan kesehatan
terdapat 3 bentuk, yaitu:
3. Primary Health Care (Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama)
Pelayanan kesehatan ini dibutuhkan atau dilaksanakan pada masyarakat yang
memiliki masalah kesehatan yang ringan atau masyarakat sehat tetapi ingin
mendapatkan peningkatan kesehatan agar menjadi optimal dan sejahtera sehingga
sifat pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan dasar. Pelayanan kesehatan ini
dapat dilaksanakan oleh puskesmas atau balai kesehatan masyarakat dan lain-lain.
4. Secondary Helath Care (Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua)
Untuk pelayanan kesehatan ini diperlukan bagi masyarakat atau klien yang
membutuhkan perawatan dirumah sakit atau rawat inap dan tidak dilaksanakan di
pelayanan kesehatan utama. Pelayanan kesehatan ini dilaksanakan di rumah sakit
yang tersedia tenaga spesialis atau sejenisnya.
5. Tertiary Health Services (Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga)
Palayanan kesehatan ini merupakan tingkat pelayanan yang tertinggi dimana tingkat
pelayanan ini apabila tidak lagi dibutuhkan pelayanan pada tingkat pertama dan
kedua. Biasanya pelayanan ini membutuhkan tenaga-tenaga yang ahli atau spesialis
dan sebagai rujukan utama seperti rumah sakit yang tipe A atau B.
Di Susun Oleh:
GEOVANIA PUTRI
A.VERSACE PEREIRA
2016610033
B. Pentingnya Paradigma
Mengapa paradigma ini begitu penting ? dalam hal ini paradigma akan sangat
membantu seseorang ataupun masyarakat luas untuk memahami dunia kepada kita
dan membantu kita untuk memahami setiap fenomena yang terjadi di sekitar kita.
Fenomena dalam keperawatan adalah prilaku klien dalam menghadapi ketidakpastian
kondisinya atau menghadapi ketidaknyamanan dari sebagian atau seluruh anggota
tubuhnya atau masalah – masalah yang yang muncul dalam bidang keilmuan tertentu.
C. Tujuan Makalah
Untuk mengetahui falsafah paradigma keperawatan.
D. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud falsafah dan paradigma keperawatan perkembangan ilmu?
Bagaimana falsafah dan paradigma keperawatan?
BAB II
PEMBAHASAN
D. Keperawatan
a. Memberikan layanan kesehatan
b. Memberikan bantuan yang paripurna dan efektif kepada klien
c. Membantu klien (dari level individu hingga masyarakat)
d. Melaksanakan intervensi keperawatan :
▪ Promotif
▪ Preventif
▪ Kuratif
▪ Rehabilitatif
B. Fungsi Perawat
1.Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat
dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam
melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan
kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrolit, pemenhuan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas, dan lain-lain),
pemenuhan kebutuhan keamanan dan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan cinta mencintai,
pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau
instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Hal
ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat
primer ke perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang ber sifat saling ketergantungan di
antara tam satu dengan lainya fungsa ini dapat terjadi apa bila bentuk pelayanan
membutuhkan kerjasama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan
keperawatan pada penderaita yang mempunyai penyskit kompleks keadaan ini tidak dapat
diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainya, seperti dokter
dalam memberikan tanda pengobatan bekerjasama dengan perawat dalam pemantauan reaksi
obat yang telah di berikan.
F.Keperawatan Sebagai Profesi
Hall (1968) memberikan gambaran tentang suatu profesi yaitu suatu pekerjaan yang
harus melalui proses empat tahapan antara lain :
1. Memperoleh badan pengetahuan dari institusi pendidikan tinggi
2. Menjadi pekerjaan utama
3. Adanya organisasi profesi
4. Terdapat kode etik
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan salah satu
faktor yang memenuhi tercapainya pembangunan nasional, oleh karena itu tenaga
keperawatan berada ditatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan kontak pertama
dan terlama dengan klien, yaitu selama 24 jam perhari dan 7 hari perminggu, maka
perawat perlu mengetahui dan memahami tentang paradigma keperawatan, peran,
fungsi dan tanggung jawab sebagai perawat profesional agar dapat memberikan
pelayanan keperawatan yang optimal dalam memberikan asuhan keperawata pada
klien. Perawat harus selalu memperhatikan keadaan secara individual dari segi bio,
psiko, sosial, spiritual dan cultural.
B. Saran
Kami sebagai penulis dapat berharap kepada para pembaca, setelah membaca
makalah ini. Para pembaca apalagi para mahasiswa keperawatan dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari - hari. Sehingga dapat
mengetahui tentang apa itu falsafah dan paradigm keperawatan dalam perkembangan
ilmu
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/IyounkMandalahi/makalah-falsafah-dan-paradigma-
keperawatan
http://beequinn.wordpress.com/nursing/kdk-konsep-dasar-keperawatan/falsafah-dan-
paradigma-keperawatan-perkembangan-ilmu-keperawatan/
http://dickysatman.blogspot.co.id/2012/08/peran-dan-fungsi-perawat.html
http://oktavia-nurse.blogspot.co.id/2012/04/makalah-keperawatan-sebagai-
profesi.html
No. 6. Makalah Peran dan fungsi perawat profesional
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang. Hampir dua dekade profesi ini
menyerukan perubahan paradigma. Perawat yang semula tugasnya hanyalah semata –
mata menjalankan perintah dokter kini berupaya meningkatkan perannya sebagai
mitra kerja dokter seperti yang sudah dilakukan di negara – negara maju. Perawat
dianggap sebagai salah satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam
pencapaian tujuan pembangunan kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia.
Sebagai sebuah profesi yang masih berusaha menunjukkan jati diri, profesi
keperawatan dihadapkan pada banyak tantangan. Tantangan ini bukan hanya dari
eksternal tapi juga dari internal profesi ini sendiri. Untuk itu perawat dituntut
memiliki skill yang memadai untuk menjadi seorang perawat profesional.
Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan
menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai
bidang. Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara
komprehensif.
B. Tujuan
Tujuan Umum : Adapaun tujuan penulisan makalah ini adalah agar kita dapat
mengetahui dan memahami perawat sebagai peran dan fungsi perawat profesional.
Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui dan memahami pengertian dari perwata sebagai profesi
2. Mengetahui dan memahami pengertian perawat profesional
3. Mengetahui dan memahami peran profesional
4. Mengetahui dan memahami fungsi perawat profesional.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Perawat adalah mereka yang memiliki keamampuan dan kewenangan
melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh
melalui pendidikan keperawatan. Seseorang dikatakan perawat profesional jika
memiliki ilmu pengetahuan, ketrampilan keperawatan profesional serta memliki
sikap profesional sesuai kode etik profesi.
Seseorang dikatakan perawat profesional jika memiliki ilmu pengetahuan
ketrampilan keperawatan profesional serta memiliki sikap profesional sesuai kode
etik profesi.
Hal ini mencerminkan manfaa pendidikan sepanjang hidup. Dalam hal keperawatan
profesional, lulusan perlu melanjutkan pendidikan untuk mempertahankan dan
memperluas tingkat kompetensi mereka agar memenuhi kreteria profesional,
mengantisipasi peran perawat pada masa yang akan datang, dan memperluas ilmu
pengetahuan profesional.
4. Otonomi
Hak menentukan diri sebagai profesi yang berarti para perawat haus memiliki
kebebasan untuk menggunakan pengetahuan dan ketrampilan mereka guna kemajuan
manusia dan otoritas serta kemampuan untuk melihat bahwa layanan keperawatan
diberikan secara aman dan efektif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang meliputi aspek bio-psilo-sosio-spiritual yang
komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga atau masyarakat yang sehat
maupun sakit yang mencangkup siklus hidup manusia. Keperawatan dapat dipandang
sebagai suatu profesi karena mempunyai body of knowledge, pendidikan berbasis
keahlian pada jenjang pendidikan tinggi, memberikan pelayanan kepada masyarakat
melalui praktik dalam bidang profesi, memiliki perhimpunan atau organisasi profesi,
memberlakukan kode etik keperawatan, otonomi dan motivasi bersifat altruistik.
Untuk menunjang keperawatan professional maka di perlukan Peningkatan
kualitas organisasi profesi keperawatan dengan berbagai cara, pendekatan serta kiat
kiat yang lebih difokuskan pada kemampuan perawat untuk memberikan asuhan
keperawatan secara komprehensif dengan sentuhan seni dalam arti menggunakan kiat
– kiat tertentu dalam upaya memberikan kenyaman dan kepuasan pada klien.
B. Saran
Kami sadar bahwa penyusunan makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Untuk terakhir kalinya kami
berharap pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi
perawat sehingga dapat meningkatkan kualitas kerja dan mampu menjadi perawat
profesional dibidangnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ns. Asmadi, S.Kep. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Buku Kedokteran EGC.
Jakarta
Kuswanto, S.Kep. M.Kes. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan
Profesional. Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Blais, Kathleen Koening, Jonice S. Hayes, dkk. 2007. Praktik Keperawatan
Profesional. Widya Medika. Jakarta
H. Zaidin Ali, SKM, MM. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Widya
Medika. Jakarta
http://kti-akbid.blogspot.com/2011/03/makalah-peran-dan-fungsi-perawat.html
http://nizaraharja92.blogspot.com
CARING
Oleh :
ARDIANSYAH ADE PEDRI WULA
2016610012
Besar harapan kami semoga penulisan makalah ini dapat memenuhi syarat.
Mudah-mudahan hasil dari tugas makalah ini dapat menjadi referensi yang
bermanfaat bagi kita sekalian, Amin.
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar.................................................................................................................... i
Daftar
Isi............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 .Latar
Belakang............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan
Masalah........................................................................................................ 1
1.3
Tujuan .............................................................................................................................
.. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Caring Secara
Umum........................................................ ……………………2
2.2 Perbedaan Caring dan
Curing............................................................................................. 5
2.3 Perilaku Caring Yang Dapat Ditemui Dalam Tatanan
Keperawatan.. ………………..7
2.4 Pengertian Transcultural
Nursing................................................................................. 9
2.5 contoh-contoh aplikasi traskultural nursing pada beberapa
masalah kesehatan............................................................................... ………………
….11
BAB III PENUTUP
3.1.
Kesimpulan......................................................................................... ………………18
3.2 Saran.................................................................................................... ……………
…18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian caring consept secara umum dalam keperawatan ?
2. Bagaimana perbedaan antara caring dan curing consept ?
3. Apasaja prilaku caring yang dapat ditemui dalam tatanan pelayanan kesehatan?
4. Apa pengertian transkultural nursing ?
5. Apasaja contoh-contoh aplikasi traskultural nursing pada beberapa masalah
kesehatan ?
1.3 Tujuan
Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Konsep Dasar
Keperawatan I, menambah wawasan tentang Konsep Caring di Sepanjang Rentang
Kehidupan, agar kami mahasiswa mengerti tentang bagaimana perilaku caring dalam
proses dan praktik keperawatan, dan sebagai salah satu sarana belajar mahasiswa
BAB II
PEMBAHASAN
Etika Pelayanan
Watson ( 1988 ) menyarankan agar caring sebagai suatu sikap moral yang ideal,
memberikan sikap pendirian terhadap pihak yang melakukan intervensi seperti
perawat. Sikap pendirian ini perlu untuk menjamin bahwa perawat bekerja sesuai
standar etika untuk tujuan dan motivasi yang baik. Kata etika merujuk pada kebiasaan
yang benar dan yang salah. Dalam setiap pertemuan dengan klien, perawat harus
mengetahui kebiasaan apa yang sesuai secara etika. Etika keperawatan bersikap unik,
sehingga perawat tidak boleh membuat keputusan hanya berdasarkan prinsip
intelektual atau analisis.
Etika keperawatan berfokus pada hubungan antara individu dengan karakter dan
sikap perawat terhadap orang lain. Etika keperawatan menempatkan perawat sebagai
penolong klien, memecahkan dilema etis dengan cara menghadirkan hubungan dan
memberikan prioritas kepada klien dengan kepribadian khusus.
Nurse Caring Behavior
1. Persepsi klien wanita ( Riemen, 1986 )
v Berespon terhadap keunikan klien
v Memahami dan mendukung perhatian klien
v Hadir secara fisik
v Memiliki sikap dan menunjukkan prilaku yang membuat klien merasa dihargai
sebagai manusia
v Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta
v Menunjukkan perhatian yang memberi kenyamanan dan merelaksasi klien
v Bersuara halus dan lembut
v Memberi perasaan nyaman
2. Persepsi klien pria ( Riemen, 1986 )
v Hadir secara fisik sehingga klien merasa dihargai
v Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta
v Membuat klien merasa nyaman, relaks, dan aman
v Hadir untuk memberi kenyamanan dan memenuhi kebutuhan klien sebelum
diminta
v Menggunakan suara dan sikap yang baik, halus, lembut dan menyenangkan
3. Persepsi klien kanker dan keluarga ( Mayer, 1986 )
v Mengetahui bagaimana memberikan injeksi dan mengelola peralatan
v Bersikap ceria
v Mendorong klien untuk menghubungi perawat bila klien mempunyai masalah
v Mengutamakan atau mendahulukan kepentingan klien
v Mengantisipasi pengalaman pertama adalah yang terberat
1. Kehadiran
Kehadiran adalah suatu pertemuan antara seseorang dengan seseorang lainnya yang
merupakan sarana untuk mendekatkan diri dan menyampaikan manfaat caring.
Menurut Fredriksson (1999), kehadiran berarti “ada di” dan “ada dengan”. “Ada di”
berarti kehadiran tidak hanya dalam bentuk fisik, melainkan juga komunikasi dan
pengertian. Sedangkan “ada dengan” berarti perawata selalu bersedia dan ada untuk
klien (Pederson, 1993). Kehadiran seorang perawat membantu menenangkan rasa
cemas dan takut klien karena situasi tertekan.
2. Sentuhan
Sentuhan merupakan salah satu pendekatan yang menenangkan dimana perawat dapat
mendekatkan diri dengan klien untuk memberikan perhatian dan dukungan. Ada dua
jenis sentuhan, yaitu sentuhan kontak dan sentuhan non-kontak. Sentuhan kontak
merupakan sentuhan langsung kullit dengan kulit. Sedangkan sentuhan non-kontak
merupakan kontak mata. Kedua jenis sentuhan ini digambarkn dalam tiga kategori :
a) Sentuhan Berorientasi-tugas
Saat melaksanakan tugas dan prosedur, perawat menggunakan sentuhan ini.
Perlakuan yang ramah dan cekatan ketika melaksanakan prosedur akan memberikan
rasa aman kepada klien. Prosedur dilakukan secara hati-hati dan atas pertimbangan
kebutuhan klien.
b) Sentuhan Pelayanan (Caring)
Yang termasuk dalam sentuhan caring adalah memegang tangan klien, memijat
punggung klien, menempatkan klien dengan hati-hati, atau terlibat dalam
pembicaraan (komunikasi non-verbal). Sentuhan ini dapat mempengaruhi keamanan
dan kenyamanan klien, meningkatkan harga diri, dan memperbaiki orientasi tentang
kanyataan (Boyek dan Watson, 1994).
c) Sentuhan Perlindungan
Sentuhan ini merupakan suatu bentuk sentuhan yang digunakan untuk melindungi
perawat dan/atau klien (fredriksson, 1999). Contoh dari sentuhan perlindungan adalah
mencegah terjadinya kecelakaan dengan cara menjaga dan mengingatkan klien agar
tidak terjatuh.
Sentuhan dapat menimbulkan berbagai pesan, oleh karena itu harus digunakan secara
bijaksana.
3. Mendengarkan
Untuk lebih mengerti dan memahami kebutuhan klien, mendengarkan merupakan
kunci, sebab hal ini menunjukkan perhatian penuh dan ketertarikan perawat.
Mendengarkan membantu perawat dalam memahami dan mengerti maksud klien dan
membantu menolong klien mencari cara untuk mendapatkan kedamaian.
4. Memahami klien
Salah satu proses caring menurut Swanson (1991) adalah memahami klien.
Memahami klien sebagai inti suatu proses digunakan perawat dalam membuat
keputusan klinis. Memahami klien merupakan pemahaman perawat terhadap klien
sebagai acuan melakukan intervensi berikutnya (Radwin,1995). Pemahaman klien
merupakan gerbang penentu pelayanan sehingga, antara klien dan perawat terjalin
suatu hubungan yang baik dan saling memahami.
6. Perawatan Keluarga
Keluarga merupakan sumber daya penting. Keberhasilan intervensi keperawatan
sering bergantung pada keinginan keluarga untuk berbagi informasi dengan perawat
untuk menyampaikan terapi yang dianjurkan. Menjamin kesehatan klien dan
membantu keluarga untuk aktif dalam proses penyembuhan klien merupakan tugas
penting anggota keluarga. Menunjukkan perawatan keluarga dan perhatian pada klien
membuat suatu keterbukaan yang kemudian dapat membentuk hubungan yang baik
dengan anggota keluarga klien.
2.4 Pengertian Transcultural Nursing
Transcultural Nursing adalah suatu keilmuwan budaya pada proses belajar dan
praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara
budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya
manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan
asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia
(Leininger, 2002).
Konsep Transcultural Nursing
Keperawatan transkultural adalah ilmu dan kiat yang humanis yang difokuskan pada
prilaku individu atau kelompok, serta proses untuk mempertahankan atau
meningkatkan perilaku sehat dan perilaku sakit secara fisik dan psikokultural sesuai
latar belakang budaya. (Leininger, 2002).
Konsep Utama Transcultural Nursing:
Care : perawat memberikan bimbingan dukungan kepada klien à untuk meningkatkan
kondisi klien
Caring : tindakan mendukung, berbentuk aksi atau tindakan
Culture : perawat mempelajari, saling share/berbagi pemahaman tentang kepercayaan
dan budaya klien
Cultural care : kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, norma/ kepercayaan
Nilai kultur : keputusan/kelayakan untuk bertindak
Perbedaan kultur : berupa variasi-variasi pola nilai yang ada di masyarakat mengenai
keperawatan
Cultural care university : hal-hal umum dalam sistem nilai, norma dan budaya
Etnosentris : keyakinan ide, nilai, norma, kepercayaan lebih tinggi dari yang lain
Cultural Imposion : kecenderungan tenaga kesehatan memaksakan kepercayaan
kepada klien
Peran dan Fungsi Transkultural
Budaya mempunyai pengaruh luas terhadap kehidupan individu . Oleh sebab itu ,
penting bagi perawat mengenal latar belakang budaya orang yang dirawat ( Pasien ) .
Misalnya kebiasaan hidup sehari – hari , seperti tidur , makan , kebersihan diri ,
pekerjaan , pergaulan social , praktik kesehatan , pendidikan anak ekspresi perasaan ,
hubungan kekeluargaaan , peranan masing – masing orang menurut umur . Kultur
juga terbagi dalam sub – kultur .
Subkultur adalah kelompok pada suatu kultur yang tidak seluruhnya mengaanut
pandangan keompok kultur yang lebih besar atau memberi makna yang berbeda .
Kebiasaan hidup juga saling berkaitan dengan kebiasaan cultural.
Nilai – nilai budaya Timur , menyebabkan sulitnya wanita yang hamil mendapat
pelayanan dari dokter pria . Dalam beberapa setting , lebih mudah menerima
pelayanan kesehatan pre-natal dari dokter wanita dan bidan . Hal ini menunjukkan
bahwa budaya Timur masih kental dengan hal – hal yang dianggap tabu.
Dalam tahun – tahun terakhir ini , makin ditekankan pentingknya pengaruh kultur
terhadap pelayanan perawatan . Perawatan Transkultural merupakan bidang yang
relative baru ; ia berfokus pada studi perbandingan nilai – nilai dan praktik budaya
tentang kesehatan dan hubungannya dengan perawatannya . Leininger ( 1991 )
mengatakan bahwa transcultural nursing merupakan suatu area kajian ilmiah yang
berkaitan dengan perbedaan maupun kesamaan nilai – nilai budaya ( nilai budaya
yang berbeda ras , yang mempengaruhi pada seseorang perawat saat melakukan
asuhan keperawatan kepada pasien. Perawatan transkultural adalah berkaitan dengan
praktik budaya yang ditujukan untuk pemujaan dan pengobatan rakyat (tradisional) .
Caring practices adalah kegiatan perlindungan dan bantuan yang berkaitan dengan
kesehatan.
Menurut Dr. Madelini Leininger , studi praktik pelayanan kesehatan transkultural
adalah berfungsi untuk meningkatkan pemahaman atas tingkah laku manusia dalam
kaitan dengan kesehatannya . Dengan mengidentifikasi praktik kesehatan dalam
berbagai budaya ( kultur ) , baik di masa lampau maupun zaman sekarang akan
terkumpul persamaan – persamaan . Lininger berpendapat , kombinasi pengetahuan
tentang pola praktik transkultural dengan kemajuan teknologi dapat menyebabkan
makin sempurnanya pelayanan perawatan dan kesehatan orang banyak dan berbagai
kultur.
Centre).
b.Analisis kasus
Ditinjau dari keadaan fisik :
- Kegemukan
- Kadar gula darah di atas normal
Ditinjau dari pola hidup :
- Kurang aktivitas fisik
- Banyak mengkonsumsi makanan mengandung gula
c. Peran perawat
o Memberi interferensi berupa konsultasi, penyuluhan komunitas dan pasien,bantuan
dalam menjaga pola makan dan melakukan implementasi independent dari dokter
berupa pemberian obat dan aturan pemakaian.
o Memberikan pelayanan kesehatan selama medikasi di rumah sakit dan menjaga
kondisi kesehatan pasien agar tidak menurun bahkan meningkatkan kondisi
kesehatannya.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga ,
kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Keperwatan adalah suatu bentuk pelayanan
professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan
biologi, psikologi, social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada
individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup
manusia.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental,
keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan
melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam
upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta
pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama
(Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan
hidup sehat dan produktif.
3.2 SARAN
Dalam penyusunan kurikulum pendidikan perawatan seyogyanya memasukkan
unsur caring dalam setiap mata kuliah. Penekanan pada humansitik, kepedulian dan
kepercayaan, komitmen membantu orang lain dan berbagai unsur caring yang lain
harus sudah dibangun sejak perawat dalam masa pendidikan. Selain itu perlu
dilakukan sosialisasi konsep caring pada perawat guna memberikan pemahaman yang
mendalam tentang apa yang harus dilakukan perawat agar bersikap caring dalam
setiap kontak dengan pasien. Indikator-indikator caring harus dikenal dan
diaplikasikan dalam perawatan serta dievaluasi secara terus menerus
DAFTAR PUSTAKA
http://andaners.wordpress.com/2009/04/28/konsep-keperawatan-komunitas/
Watson, Jean. (2004). Theory of human Caring. Http: //www2.uchse.edu/son/caring
Meidiana Dwidiyanti. 2008. Keperawatan Dasar. Semarang. Hasani
http://usfinit-engky.blogspot.com/2011/12/makalah-konsep-caring.html
http://teguhyudi-teguhyudi.blogspot.com/2011/07/aplikasi-konsep-caring-dalam-
praktek.html
MAKALAH
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. yang mana
atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya penulis dapat menyusun makalah yang berjudul
“SISTEM PELAYANAN KESEHATAN”, untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Konsep Dasar Keperawatan 1.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak lepas dari hambatan yang penulis hadapi,
namun penulis menyadari kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat
dorongan, bantuan, dan bimbingan semua pihak, sehingga kendala-kendala yang
penulis hadapi dapat teratasi.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini tentunya masih banyak
kekurangan, mengingat akan keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh penulis.
Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan penyusunan
makalah yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................2
C. Tujuan Penulisan...............................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. DefinisiSistemPelayananKesehatan..............................3
B. Ciri-ciriSistemPelayananKesehatan..............................5
C. Jenis-jenisSistemPelayananKesehatan..........................6
D. Tingkat SistemPelayananKesehatan..............................8
E. LingkupSistemPelayananKesehatan..............................9
F. SyaratPokokSistemPelayananKesehatan.......................9
G. LembagaSistemPelayananKesehatan..........................10
H. SistemPelayananPrima................................................11
I. SistemPelayananRujukan(Referal System)..................17
J. Faktor yang MempengaruhiPelayananKesehatan........24
K. MasalahSistemPelayananKesehatan............................25
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................27
B. Saran ..............................................................................28
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan
yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana pelayanan
kesehatan yang mempunyai peran sangat penting dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat adalah rumah sakit. Rumah sakit merupakan
lembaga dalam mata rantai SKN (Sistem Kesehatan Nasional) dan mengemban
tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat, karena
pembangunan dan penyelenggaraan kesehatan di rumah sakit perlu diarahkan
pada tujuan nasional dibidang kesehatan. Tidak mengherankan apabila bidang
kesehatan perlu untuk selalu dibenahi agar bisa memberikan pelayanan kesehatan
yang terbaik untuk masyarakat. Pelayanan kesehatan yang dimaksud tentunya
adalah pelayanan yang cepat, tepat, murah dan ramah. Mengingat bahwa sebuah
negara akan bisa menjalankan pembangunan dengan baik apabila didukung oleh
masyarakat yang sehat secara jasmani dan rohani.
Untuk mempertahankan pelanggan, pihak rumah sakit dituntut selalu
menjaga kepercayaan konsumen secara cermat dengan memperhatikan
kebutuhan konsumen sebagai upaya untuk memenuhi keinginan dan harapan atas
pelayanan yang diberikan. Konsumen rumah sakit dalam hal ini pasien yang
mengharapkan pelayanan di rumah sakit, bukan saja mengharapkan pelayanan
medis dan keperawatan tetapi juga mengharapkan kenyamanan, akomodasi yang
baik dan hubungan harmonis antara staf rumah sakit dan pasien, dengan
demikian perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit,
begitu pula denganlembagapelayanankesehatanlainnyasepertipuskesmas,
posyandumaupunklinik.
Salah satu hal yang harus dilakukan oleh mahasiswa keperawatan saat ini
adalah melakukan sebuah revolusi secara menyeluruh dan detail dalam setiap
aspeknya. Sehingga mahasiswa keperawatn akan mampu membentuk sebuah
revolusioner dalam dunia keperawatan itu sendiri terutama dalam pelayanan
kesehatan yang prima.
Dalam penulisan makalah ini akan dijelaskan bagaimanabentukserta proses
pelayanankesehatan yang prima, sistemrujukansertapermasalahan yang
terdapatdidalamnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang akan
diangkat dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksuddengan sistem pelayanan kesehatan?
2. Apa saja lembaga pelayanan kesehatan?
3. Bagaimana lingkup sistem pelayanan kesehatan?
4. Apa yang dimaksuddengansistemrujukan?
5. Apa yang dimaksuddenganpelayanankesehatan prima?
6. Apakah faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan?
C. Tujuan Penulisan
1. MemenuhitugasmatakuliahManajemendanEkonomiKesehatan.
2. Mengetahui sistem-sistem dari pelayanan kesehatan.
3. Mengetahui tingkatan pelayanan kesehatan.
4. Mengetahui beberapa lembaga yang terkait dengan pelayanan kesehatan.
5. Mengetahui ruang lingkup dari sistem pelayanan kesehatan.
6. Mengetahuipelayanankesehatan prima.
7. Mengetahuisistemrujukan.
8. Mengetahui faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2. TujuanPelayanan Prima
Tujuan dari pelayan prima adalah memberikan kepuasan kepada
konsumen (masyarakat) sesuai dengan keinginan mereka. Untuk mencapai
tingkat kepuasan itu, diperlukan kualitas pelayanan yang sesuai dengan
kebutuhan atau keinginan konsumen, Zeithami at al. (1990).
3. Unsur-unsurPelayanan Prima
Unsur-unsur pelayanan prima, sesuai keputusan Menpan No. 81/1993,
yaitu:
a. Kesederhanaan
b. Kejelasan dan kepastian
c. Keamanan
d. Keterbukaan
e. Efisien
f. Ekonomis
g. Keadilan yang merata
4. Dimensi KualitasPelayanan Prima
a. Kehandalan (Reliability)
Kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan secara akurat.
b. Kepercayaan (Assurance)
Pengetahuan dan keramahan serta kemampuan untuk menumbuhkan
kepercayaan.
c. Penampilan (Tangible)
Fasilitas fisik, peralatan dan tampilan dari staf.
d. Empati (Empathy)
Perhatian secara pribadi yang diberikan kepada penerimapelayanan.
e. Ketanggapan (Responsiveness)
Kemauan untuk menolong dan memberikan service yang tepat waktu.
1. PrinsipPelayanan Prima
Bentuk bentuk pelayanan prima yang seharusnya diberikan kepada
masyarakat yang berjumlah puluhanbahkan ratusan orang setiap hari oleh
lembagakesehatan, secara teknis berbeda satu sama lain. Dari sekian ribu
pelayanan itu, hanya sedikit yang terhitung sebagai pelayanan prima, karena
memenuhi beberapa prinsip, yaitu:
a. Mengutamakan Pelanggan (Pasien)
Pelanggan (pasien), sebenarnya adalah pemilik dari pelayanan yang
diberikan di lembagakesehatan. Tanpa pelanggan pelayanan tidak pernah
ada, dan pelanggan memiliki kekuatan untuk menghentikan atau
meneruskan pelayanan itu. Mengutamakan Pelanggan diartikan sebagai
berikut:
1) Prosedur pelayanan seharusnya disusun demi kemudahan dan
kenyamanan pelanggan (pasien), bukan untuk memperlancar
pekerjaan petugas lembagakesehatan.
2) Jika pelayanan ada pelanggan internal dan pelanggan eksternal, maka
harus ada prosedur yang berbeda dan terpisah keduanya. Pelayanan
bagi pelanggan eksternal harus diutamakan dari pada pelanggan
internal.
3) Jika pelayanan memiliki pelanggan tak langsung selain langsung,
maka dipersiapkan jenis-jenis layanan yang sesuai untuk keduanya.
Pelayanan bagi pelayan tak langsung perlu lebih diutamakan.
b. Sistem yang Efektif
Proses pelayanan perlu dilihat sebagai sebuah sistem yang nyata,
yaitu tatanan yg memadukan hasil-hasil kerja dari berbagai unit dalam
organisasi lembagakesehatan. Jika perpaduan itu cukup baik, pelanggan
(pasien) tidak merasakan bahwa mereka telah berhadapan dengan
beberapa unit yang berbeda. Dari segi design pengembangan, setiap
pelayanan selayaknya memiliki prosedur yang memungkinkan perpaduan
hasil kerja dapat mencapai batas maksimum.
Pelayanan juga perlu dilihat sebagai sebuah sistem lunak (soft
system), yaitu sebuah tatanan yang mempertemukan manusia yang satu
dengan yang lain. Pertemuan itu tentu melibatkan sentuhan-sentuhan
emosi, perasaan, harapan, keinginan, harga diri, nilai, sikap dan perilaku.
c. Nilai Semangat Melayani Dengan Hati
Kita akan melayani mereka dengan penuh cinta kasihdantulus.
Jangan melayani karena ada motif-motif tertentu. Memperoleh
keuntungan materi, biar lebih dikenal orang atau keinginan menonjolkan
diri. Jadi, ketika ada orang yang sedang membutuhkan sesuatu, kita
berusaha melayani orang tersebut dengan penuh keikhlasan sebisa kita,
bukan semau kita.
Pelayanan yang baik diberikan untuk semua orang tanpa memandang
tingkat ekonomi, jabatan, suku, agama atau jenis kelamin. Kita juga
diharapkan tidak pilih-pilih terhadap pelayanan yang kita lakukan.
d. Perbaikan Berkelanjutan
Konsumen juga pada hakikatnya belajar mengenali kebutuhan dirinya
dari proses pelayanan petugas lembagakesehatan. Berdasarkan catatan
petugas lembagakesehatan, semakin baik mutu pelayanan yang diberikan,
kadang-kadang akan menghasilkan konsumen yang semakin sulit untuk
dipuaskan, karena tuntutannya yang semakin tinggi dan meluas.
e. Memberdayakan Pelanggan
Memberdayakan pelanggan berarti menawarkan jenis-jenis layanan
yang dapat digunakan sebagai sumber daya atau perangkat tambahan oleh
pelanggan untuk menyelesaikan persoalan hidupnya sehari-hari. Ketiga
jenis pelayanan diatas memiliki peran yang sama penting dalam
menciptakan citra keprimaan dari seluruh rangkaian proses pelayanan.
2. Aspek-aspekPelayanan Prima
Berdasarkan pandangan beberapa ahli aspek-aspek kualitas pelayanan
prima adalah sebagai berikut :
a. Penerimaan
Meliputi sikap perawat yang selalu ramah, periang, selalu tersenyum,
menyapa semua pasien. Perawat perlu memiliki minat terhadap orang
lain, menerima pasien tanpa membedakan golongan, pangkat, latar
belakang sosial ekonomi dan budaya, sehingga pribadi utuh. Agar dapat
melakukan pelayanan sesuai aspek penerimaan perawat harus memiliki
minat terhadap orang lain dan memiliki wawasan luas.
b. Perhatian
Meliputi sikap perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan perlu
bersikap sabar, murah hati dalam arti bersedia memberikan bantuan dan
pertolongan kepada pasien dengan sukarela tanpa mengharapkan imbalan,
memiliki sensitivitas dan peka terhadap setiap perubahan pasien, mau
mengerti terhadap kecemasan dan ketakutan pasien.
c. Komunikasi
Meliputi sikap perawat yang harus bisa melakukan komunikasi yang baik
dengan pasien dan keluarga pasien. Adanya komunikasi yang saling
berinteraksi antara pasien dengan perawat, dan adanya hubungan yang
baik dengan keluarga pasien.
d. Kerjasama
Meliputi sikap perawat yang harus mampu melakukan kerjasama yang
baik dengan pasien dan keluarga pasien.
e. Tanggung Jawab
Meliputi sikap perawat yang jujur, tekun dalam tugas, mampu
mencurahkan waktu dan perhatian, sportif dalam tugas, konsisten serta
tepat dalam bertindak.
Namun, dalam perkembangan penelitian selanjutnya dirasakan adanya
dimensi mutu pelayanan yang saling tumpang tindih satu dengan yang
lainnya yang dikaitkan dengan kepuasan pelanggan. Selanjutnya oleh
Parasuraman et al. (1990) dimensi tersebut difokuskan menjadi 5 dimensi
(ukuran) kualitas jasa/ pelayanan, yaitu :
a. Tangible (Berwujud)
Meliputi penampilan fisik dari fasilitas, peralatan,karyawan dan alat-alat
komunikasi.
b. Realibility (Keandalan)
Yakni kemampuan untuk melaksanakan jasa yang telah dijanjikan secara
konsisten dan dapat diandalkan (akurat).
c. Responsiveness (Cepat Tanggap)
Yaitu kemauan untuk membantu pasien dan menyediakan jasa/ pelayanan
yang cepat dan tepat.
d. Assurance (Kepastian)
Mencakup pengetahuan dan keramah-tamahan para pasien dan
kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan,
kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari
bahaya, risiko atau keragu-raguan.
e. Empaty (Empati)
Meliputi pemahaman pemberian perhatian secara individual, kemudahan
dalam melakukan komunikasi yang baik, dan memahami kebutuhan
pasien.
I. SistemPelayananRujukan(Referal System)
1. DefinisiSistemRujukan
Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan
kesehata yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik
terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal (dari
unit yang lebih mampu menangani) atau secara horizontal (antar unit-unit
yang setingkat kemampuanya).
Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan yang
melaksanakan pelimpahan wewenang atau tanggung jawab timbal balik,
terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan, secara vertikal dalam
arti dari unit yang terkecil atau berkemampuan kurang kepada unit yang
lebih mampu atau secara horisontal atau secara horizontal dalam arti antar
unit-unit yang setingkat kemampuannya.
Salah satu bentuk pelaksanaan dan pengembangan upaya kesehatan
dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah rujukan upaya kesehatan.
Untuk mendapatkan mutu pelayanan yang lebih terjamin, berhasil guna
(efektif) dan berdaya guna (efesien), perlu adanya jenjang pembagian tugas
diantara unit-unit pelayanan kesehatan melalui suatu tatanan sistem rujukan.
2. Macam-macam Sistem Rujukan
a. Menurut Tata Hubungannya
1) Rujukan Internal
Rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam institusi
tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu) ke
puskesmas induk.
2) Rujukan Eksternal
Rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan
kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas
rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum
daerah).
b. Menurut Lingkup Pelayanannya
1) Rujukan Medik
Rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya penyembuhan
(kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya, merujuk pasien
puskesmas dengan penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi,
diabetes mellitus) ke rumah sakit umum daerah. Disamping itu juga
mencangkup rujukan pengetahuan (konsultasi medis) dan bahan-bahan
pemeriksaan.Rujukan medik dibagi menjadi :
a) Transfer of patient
Konsultasi penderita untuk keperluan diagnostik, pengobatan,
tindakan operatif dan lain-lain.
b) Transfer of specimen
Pengiriman bahan untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih
lengkap.
c) Transfer of knowledge / personal
Pengiriman tenaga-tenaga ahli ke daerah untuk memberikan
pengetahuan & keterampilan melalui ceramah, konsultasi
penderita, diskusi kasus, dan demonstrasi operasi.
Pengiriman petugas pelayanan kesehatan daerah untuk
menambah pengetahuan & keterampilan mereka ke rumah
sakit pendidikan, juga dengan mengundang tenaga medis
dalam kegiatan ilmiah yang diselenggarakan tingkat provinsi
atau institusi pendidikan.
2) RujukanKesehatanMasyarakat
Rujukan ini berkaitan dengan upaya pencegahan penyakit (preventif) dan
peningkatan kesehatan (promosi). Rujukan ini mencakup rujukan
teknologi, sarana dan operasional.Rujukan sarana berupa antara lain
bantuan laboratorium kesehatan, teknologi kesehatan.
POSYANDU
MASYARAKAT
A. Kesimpulan
Sistempelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang
tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan),
preventif (pencegahan),kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan)
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat.
Pelayanan yang baik (prima), khususnya menyangkut pelayanan
lembagakesehatan, juga akan menimbulkan kesan/kenangan yang menyenangkan
bagi konsumen (pasien dan keluarganya)yang selanjutnya dapat menjadi faktor
pendorong untuk bekerja sama, berperan aktif dalam kegiatan sosial
lembagakesehatan itu, bahkan dapat menjadi promotor lembagakesehatan
tersebut.
Sedangkansyarat-syaratpokok system pelayanankkesehatan yang prima yaitu
tersedia dan berkesinambungan, dapat diterima dan wajar, mudah dicapai/
accessible, mudah dijangkau/affortableda bermutu/quality.
Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan yang
melaksanakan pelimpahan wewenang atau tanggung jawab timbal balik, terhadap
suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan, secara vertikal dalam arti dari unit
yang terkecil atau berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau
secara horisontal atau secara horizontal dalam arti antar unit-unit yang setingkat
kemampuannya.
B. Saran
Dalam sistem pelayanan kesehatan perlu terus di tingkatkannya mutu serta
kualitas dari pelayanan kesehatan agar sistem pelayanan ini dapat berjalan
dengan efektif, itu semua dapat dilakukan dengan melihat nilai-nilai yang ada di
masyarakat, dan diharapkan perawat dapat memberikan pelayanan dengan
kualitas yang bagus dan baik.
Untukitu,
kitasebagaimahasiswakeperawatanhendaknyamempersiapkansecaramatangbaikd
arisegikemampuan, sikapmaupunpengetahuan yang optimal
gunamenjadigenerasitenagakeperawatanpenerus yang dapatdiandalkan yang
mampumeningkatkanderajatkesehatanmasyarakat
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH
Disusun Oleh :
2016610012
Malang
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dimana atas
rahmat dan karuniaNya kami telah dapat menyusun makalah ini yang berjudul “Sejarah
Perkembangan Keperawatan”. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar
Keperawatan I.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat dapat bermanfaat bagi rekan-rekan
seperjuangan khususnya Program Studi SI Keperawatan (PSSK) nantinya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................ 1
B. Tujuan..................................................................................................................... 1
C. Rumusan Masalah.................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 9
B. Saran........................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
C. Latar Belakang
Keperawatan memiliki dan akan selalu memiliki jawaban terhadap kebutuhan
kliennya. Pada masa perang, respon keperawatan akan menjawab kebutuhan korban pada
saat peperangan. Saat terjadi krisis pelayanan kesehatan dimasyarakat seperti wabah
penyakit atau sumber daya pelayanan kesehatan yang tidak memenuhi syarat, para
perawat akan menyelenggarakan imunisasi yang berbasis masyarakat.
Para perawat mempelajari dan menguji cara baru dan lebih baik untuk menolong
kliennya. Perawat peneliti merupakan pemimpin dalam perluasan pengetahuan
keperawatan dan disiplin ilmu pelayanan kesehatan lainnya. Pada awal sejarah
keperawatan saat Perang Crimean, Florence Nightingale mempelajari dan memperbaiki
metode sanitasi lingkungan perang. Dan berhasil mengurangi angka kematian dan infeksi
berbagai penyakit.
Pengetahuan mengenai sejarah profesi perawat akan meningkatkan kemampuan
anda untuk memahami sisi social dan intelektual dari disiplin ilmu ini. Walaupun tidak
dapat dijelaskan secara praktis untuk menjabarkan seluruh aspek sejarah dari keperawatan
professional.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan keperawatan dalam ruang lingkup Internasional ?
2. Bagaimana sejarah perkembangan keperawatan dalam ruang lingkup nasional ?
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan berespons dan beradaptasi terhadap tantangan baru secara
berkesinambungan. Evolusi keperawatan membuat profesi ini berada pada masa-masa
paling menantang dan mengagumkan selama perjalanan sejarah. Perawat berada pada
posisi unik, yaitu profesi untuk meningkatkan dan membentuk masa depan dari pelayanan
kesehatan. Keperawatan merupakan kombinasi pengetahuan, dari ilmu fisik,
kemanusiaan, dan social, bersama dengan kompetensi klinis yang dibutuhkan untuk
melayani kepentingan individual dari klien dan keluarganya.
B. Saran
Hendaknya sebagai seorang perawat, kita harus mampu mengembangkan
keterampilan yang kita miliki dengan mampu untuk menyesuaikan diri dengan evolusi-
evolusi yang terjadi pada dunia keperawatan itu sendiri. Dengan seringnya kita
melakukan pembaharuan-pembaharuan dalam setiap tindakan yang diambil, maka akan
mudah bagi kita untuk menjawab semua keluhan-keluhan klien dengan didasari critical
thinking yang memadai.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat A. Aziz Alimul. (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Eds 2. Jakarta:
Salemba Medika
https://www.academia.edu/30413405/Makalah_sejarah_keperawatan
MAKALAH
Disusun Oleh :
2016610012
Malang
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. yang mana atas
berkat, rahmat, dan karunia-Nya penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “Falsafah
dan Paradidma Keperawatan” untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Konsep Dasar
Keperawatan 1.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak lepas dari hambatan yang penulis hadapi,
namun penulis menyadari kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat
dorongan, bantuan, dan bimbingan semua pihak, sehingga kendala-kendala yang penulis
hadapi dapat teratasi.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan,
mengingat akan keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh penulis. Untuk itu kritik dan
saran sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan penyusunan makalah yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................
C. Tujuan .....................................................................................................
1. Tujuan umum....................................................................................
2. Tujuan khusus...................................................................................
D. Manfaat....................................................................................................
A. Falsafah Keperawatan.............................................................................
B. Paradigma Keperawatan.........................................................................
A. Falsafah Keperawatan............................................................................
B. Paradigma Keperawatan .....................................................................
C. Rentang Sehat.......................................................................................
D. Rentang Sakit.......................................................................................
E. Komponen dan perkembangan paradigma keperawatan........................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................11
B. Saran.........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktek keperawatan ditentukan dalam standar organisasi profesi dan system
pengaturanserta pengendaliannya melalui perundang-undangan keperawatan (Nursing
Act),dimanapun perawat itu bekerja (PPNI, 2000). Keperawatan hubungannya sangat
banyak keterlibatan dengan segmen manusia dan kemanusiaan, oleh karena berbagai
masalah kesehatan actual dan potensial. Keperawatan memandang manusia secara
utuh dan unik sehingga praktek keperawatan membutuhkan penerapan ilmu
Pengetahuan dan keterampilan yang kompleks sebagai upaya untuk memenuhi
kebutuhan objektif pasien/klien. Keunikan hubungan perawat dan klien harus
dipelihara interaksidinamikanya dan kontuinitasnya. Penerimaan dan pengakuan
keperawatan sebagai pelayanan professional diberikan dengan perawat professional
sejak tahun 1983, maka upaya perwujudannya bukanlah hal mudah di Indonesia.
Disisi lain keperawatan di Indonesia menghadapi tuntutan dan kebutuhan eksternal
dan internal yang kesemuanya membutuhkan upaya yang sungguh – sungguh dan
nyata keterlibatan berbagai pihak yang terkait dan berkepentingan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian Falsafah keperwatan ?
2. Bagaimana pengertian Paradigma keperawatan ?
3. Bagaimana Komponen dan perkembangan paradigma keperawatan ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui peran falsafah keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian Falsafah keperawatan.
b. Untuk mengetahui pengertian paradigma keperawatan.
c. Untuk mengetahui komponen dan perkembangan paradigma keperawatan.
D. Manfaat
1. Sebagai masukan, literature dan pengembangan bagi mahasiswa.
2. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang Program Promosi Kesehatan untuk
masyarakat.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Falsafah Keperawatan
Falsafah keperawatan merupakan cara pandang manusia dan keperawatan
sebagai kerangka dasar pelaksanaan perawatan baik kepada orang sehat maupun sakit.
Falsafah memiliki 4 komponen dasar yaitu manusia, lingkungan, kesehatan dan
keperawatan. Beberapa ahli memiliki pendekatan spesifik sesui dengan hasil
kesimpulan masing-masing terhadap keperawatan, berikut contohnya :
2. Jean Watson
Jean watson memandang manusia sebagai fokus sentral dan keperawatan
merupakan sains yang menggunakan pengetahuan, estetika, kemanusiaan dan seni
sebagai dasar dalam pengembangan ilmu keperawatan melalui human care. Dalam
hal ini, perawat dituntut untuk mampu memahami perilaku dan respon manusia
dalam menghadapi setiap masalah kesehatan baik yang bersifat aktual maupun
potensial.
3. Ida Jean Orlando
Orlando mengemukakan konsep disiplin proses keperawatan yang meliputi
komunikasi perawat klien, identifikasi permasalahan yang ditemui pada klien dan
validasi maupun perbaikan. Orlando lebih menekankan pada perilaku klien yang
kemudian akan menimbulkan reaksi perawatan yang muncul dalam bentuk
tindakan keperawatan . tindakan perawatan yang dilakukan oleh perawat tersebut
akan mempengaruhi tingkat kesehatan klien baik saat itu maupun jangka panjang
dimana setelah mendapatkan tindakan keperawatan klien akan berusaha
memenuhi kebutuhan untuk mengatasi stres yang timbul akibat adanya
ketimpangan kebutuhan dan lingkungan.
4. Callista Roy
Roy membuat simpulan bahwa setiap manusia pastimemilikipotensi dapat
beradaaptasi terhadap stimulus baik internal maupun eksternal yang berbeda pada
tingkatan usia. Dalam konsep Roy ini perawat dituntut untuk mampu membuat
analisa mengenai klien dalam hal kebutuhan fisiologis, konsep diri, peran sosial
maupun keseimbangan antara kemandirian dan ketergantungan sehingga dapat
melihat kemungkinan-kemungkinan yang ada pada klien dan melakukan
pengkajian yang lebih spesifik mengenai akibat yang ditimbulkan dan mekanisme
adaptasi yang dilakukan klien.
5. Betty Neumann
Neuman memandang manusia merupakan gabungan konsep holistik dan
pendekatan sistem terbuka dan fokus keperawatan adalah penurunan stres dengan
memperkuat garis pertahanan diri. Neuman melihat secara menyeluruh termasuk
dengan lingkungannya baik yang internal maupun eksternal. Pencegahan sebagai
respon terhadap tingkatan reaksi yang diberikan oleh klien terhadap stresor
menjadi perhatian utama dalam teori yang dikemukakan oleh Neuman.
6. Florence Nightingale
Manipulasi dari lingkungan eksternal membantu proses perbaikan atau pergantian
dan kesehatan klien merupakan pokok pikiran Florence Nightingale yang
memandang interaksi klien dengan lingkungan sebagai hhal yang pokok dalam
proses keperawatan. Nightingale menempatkan perawat sebagai agen penting
dalam memodifikasi lingkungan klien diluar medikasi tindakan medis lain.
Dengan melakukan intervensi terhadap lingkungan sebagaihasil observasi dan
pengumpulan data perawat akan mampu membuat peningkatan status kesehatan
klien.
7. Hildegard Peplau
Menurut Peplau individu/klien adalah manusia yang memiliki kebutuhan perasaan
dan perawatan hadir sebagai vasilitator baik bagi klien maupun keluarga. Dengan
kapasitas profesionalnya perawat harus mampu membangun proses yang sifatnya
interpersonal dan tarapeutik sebagai gagasan utama teori Peplau, mendampingi
asumsi bahwa setiap individu memiliki kebutuhan perasaan.
C. Paradigma Keperawatan
Paradigma keperawatan menurut Gaffar (1997) adalah cara pandang yang
mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan
memilih tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan. Dengan
demikian paradigma keperawatan berfungsi sebagai acuan atau dasar dasar dalam
melaksanakan praktek keperawatan yang bersifat profesional. Dengan dasar tersebut,
sesuatu yang mungkin terjadi dimana dua orang dengan paradigma yang berbeda
akan memandang suatu fenomena dengan cara yang berbeda sehingga menimbulkan
penarikan kesimpulan yang berbeda pula. Hal ini juga berlaku dalam keperawatan,
dengan objek observasi yang sama perawat dengan latar belakang atau bidang yang
berbeda mungkin akan melihat masalah yang timbul berbeda dan menuntun pada
perbedaan diagnosa serta perencanaan keperawatan.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Falsafah Keperawatan
Falsafah adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai
sebab-sebab, azas-azas, hukum dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam
semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti adanya sesuatu (WJS Poerwadarminta).
Falsafah keperawatan adalah pandangan dasar tentang hakikat manusia dan
esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan.
Falsafah Keperawatan bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang
dilakukan. Keperawatan menganut pandangan holistik terhadap manusia yaitu
kebutuhan manusia bio-psiko-sosial-spiritual. Kegiatan keperawatan dilakukan
dengan pendekatan humanistik, dalam arti menghargai dan menghormati martabat
manusia, memberi perhatian kepada klien serta, menjunjung tinggi keadilan bagi
sesama manusia. Keperawatan bersifat universal dalam arti tidak membedakan ras,
jenis kelamin, usia, warna kulit, etik, agama, aliran politik dan status sosial ekonomi.
Keperawatan falsafah adalah keperawatan yang mengkaji penyebab dan hukum-
hukum yang mendasari realitas, serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang
lebih berdasarkan pada alasan logis daripada metoda empiris.
Falsafah Keperawatan menurut Roy (Mc Quiston, 1995) adalah Roy memiliki
delapan falsafah, empat berdasarkan falsafah prinsip humanisme dan empat
berdasarkan prinsip falsafah veritivity. Falsafah humanisme/kemanusiaan “mengenali
manusia dan sisi subyektif manusia dan pengalamannya sebagai pusat rasa ingin tahu
dan rasa menghargai”. Sehingga ia berpendapat bahwa :
1. Saling berbagi dalam kemampuan untuk berpikir kreatif yang digunakan untuk
mengetahui masalah yang dihadapi, mencari solusi.
2. Bertingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu, bukan sekedar memenuhi hukum
aksi-reaksi.
3. Memiliki holism intrinsik
4. Berjuang untuk mempertahankan integritas dan memahami kebutuhan untuk
memiliki hubungan dengan orang lain veritivity. Berarti kebenaran yang
bermaksud mengungkap keyakinan Roy bahwa ada hal benar absolut. Ia
mendefinisikan veritivity sebagai “prinsip alamiah manusia yang mempertegas
tujuan umum keberadaan manusia”. Empat falsafah yang berdasarkan prinsip
veritivity adalahsebagai berikut :
Tujuan eksistensi manusia.
Gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia.
Aktifitas dan kratifitas untuk kebaikan-kebaikan umum.
Nilai dan arti kehidupan.
Bagian integral dari pelayanan kesehatan. Keperawatan menganggap
klien sebagai partner aktif, dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien
dalam pemberian asuhan keperawatan.
B. Paradigma Keperawatan
Banyak ahli yang membahas pengertian paradigma seperti Masterman (1970)
yang mendefinisikan paradigma sebagai pandangan fundamental tentang persoalan
dalam suatu cabang ilmu pengetahuan. Poerwanto (1997) mengartikan paradigma
sebagai suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan
bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar khas dalam
melihat, memikir, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan mengenai suatu
kenyataan atau fenomena kehidupan manusia.
Paradigma keperawatan menurut Gaffar, 1997, adalah cara pandang yang
mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan
memilih tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan. Dengan
demikian paradigma keperawatan berfungsi sebagai acuan atau dasar dalam
melaksanakan praktek keperawatan yang bersifat professional.
Keperawatan sebagai ilmu juga memiliki paradigma sendiri dan sampai saat
ini paradigma keperawatan masih berdasarkan empat komponen yang diantaranya
manusia, keperawatan, kesehatan dalam rentang sehat-sakit dan lingkungan. Sebagai
disiplin ilmu, keperawatan akan selalu berkembang untuk mencapai profesi yang
mandiri seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan sehingga
paradigma keperawatan akan terus berkembang.
1. Konsep Manusia
Komponen ini merupakan komponen pertama sebagai salah satu fokus dari
pelayanan keperawatan. Manusia bertindak sebagai klien dalam konteks
paradigma keperawatan ini bersifat individu, kelompok dan masyarakat dalam
suatu sistem tersebut dapat meliputi :
Sistem terbuka, manusia dapat mempengaruhi dan pengaruhi oleh
lingkungan baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual sehingga proses
perubahan pada manusia akan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan
kebutuhan dasar.
Sistem adaptif, manusia akan merespon terhadap perubahan yang ada di
lingkungannya yang akan selalu menunjukkan perilaku adaptif dan
maladaftif.
Sistem personal, interpersonal dan social, manusia memeiliki persepsi, pola
kepribadian dan tumbuh kembang yang berbeda.
2. Konsep Keperawatan
Konsep ini adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat profesional
dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia yang dapat ditunjukkan kepada
individu, keluarga atau masyarakat dalam rentang sehat sakit. Dengan demikian
konsep ini memamng bahwa bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan pada
klien dalam bentuk pemberian asuhan keperawatan adalah dalam keadaan tidak
mampu, tidak mau dan tidak tahu dalam proses pemenuhan kebutuhan dasar.
3. Konsep Sehat Sakit
D. Rentang Sakit
Rentang ini dimulai dari keadaan setengah sakit,sakit,sakit kronis dan kematian.
Tahapan proses sakit
1. Tahap gejala
Merupakan tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan ditandai adanya
perasaan tidak nyaman terhadap dirinya karena timbulnya suatu gejala.
2. Tahap asumsi terhadap sakit
Pada tahap ini seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang di
alaminya dan akan merasakan keraguan pada kelainan atau gangguan yang di
rasakan pada tubuhnya.
3. Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
Tahap ini seorang mengadakan hubungan dengan pelayanan kesehatan dengan
meminta nasehat dari profesi kesehatan.
4. Tahap penyembuhan
Tahap ini merupakan tahapan terakhir menuju proses kembalinya kemampuan
untuk beradaptasi,di mana seseorang akan melakukan proses belajar untuk
melepaskan perannya selama sakit dan kembali berperan seperti sebelum sakit.
E. Komponen dan perkembangan paradigma keperawatan
Dalam memahami komponen dan perkembangan teori keperawatan tetap
berpedoman pada paradigma keperawatan, mengingat paradigma merupakan cara
pandang dari sebuah ilmu dan keperawatan itu adalah ilmu yang didasari atas teori-
teori yang ada. Dalam perkembangannya, teori keperawatan dapat bersifat dinamis
sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Di bawah ini adalah pandangan dari
berbagai ahli tentang perkembangan paradigma keperawatan diantaranya :
1. Johnson memandang manusia sebagai sistem perilaku yang terdiri dari dua sistem
mayor yaitu biologi dan perilaku yang merupakan fokus pelayanan keperawatan
dengan tujuan primernya adalah membantu keseimbangan individu khususnya
pada sistem perilaku ketika ia sakit, sehingga akan dicapai status kesehatan yang
berarti adanya respon adaptasi baik fisisk, mental, emosi maupun sosial terhadap
stimulasi internal dan eksternal untuk mempertahankan keseimbangan dan
kenyamanan.
2. King memandang manusia sebagai sistem terbuka yang sosial, rasional, perasa,
pengontrol, bertujuan, beraksi dan berorientasi pada waktu.
3. Leininger memandang manusia sebagai kepedulian akan kemampuan dalam
mempengaruhi minat atau rasa hormat terhadap kebutuhan orang lain, kesehatan
dan mempertahankan hidup.
4. Levine memandang kehidupan manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya
dan menyesuaikan diri terhadap perubahan.
5. Newman memandang manusia sebagai total person seperti sistem klien yang
terdiri dari biopsikososial, kultur dan selalu berkembang.
6. Orem memandang manusia sebagai gabungan dari komponen fisik, psikologis,
interpesonal dan sosial dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri sendiri melalui
belajar dari perilaku.
7. Roger memandang manusia secara keseluruhan dan terus-menerus terjadi
pertukaran energi dengan lingkunganny.
8. Roy memandang manusia sebagai mahluk biopsikososial yang merupakan dasar
bagi kehidupan yang baik.
9. Watson manusia membutuhkan proses kepedulian dalam mempertahankan
kesehatan atau meninggal dengan damai dan merupakan mekanisme personal,
internal dan mental spiritual untuk kesembuhan diri sendiri.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian-uraian yang telah disampaikan pada makalah ini dapat disimpulkan
beberapa beberapa hal sebagai berikut :
Falsafah keperawatan merupakan gagasan yang palin mendasar mengenai keperawatan
sebagai suatu proses, cara, perbuatan merawat membela orang sakit yang sesuai dengan
sifat sains dan akan dikembangkan dengan dasar hasil dari perawatan itu sendiri.
1. Ilmu keperawatan dapat dikatakan sains karena melalui suatu proses observasi,
eksperimen dan dapat dipertanggungjawabkan keilmuannya dalam pelaksanaan
pelayanan keperawatan itu sendiri.
B. Saran
1. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan bisa menambah pengetahuan
tentang falsafah dan paradikma keperawatan.
2. Semoga makalah kami ini, dapat dijadikan referensi bagi penulis selanjutnya.
3. Diharapkan para pembaca bisa memberikan kami kritik dan saran untuk dapat
menjadikan kami lebih baik lagi dalam penulisan makalah-makalah kami
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Disusun Oleh :
2016610012
Malang
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. yang mana atas berkat,
rahmat, dan karunia-Nya penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “ Perawat Sebagai Profesi”
untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan 1.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak lepas dari hambatan yang penulis hadapi,
namun penulis menyadari kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat
dorongan, bantuan, dan bimbingan semua pihak, sehingga kendala-kendala yang penulis
hadapi dapat teratasi.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan,
mengingat akan keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh penulis. Untuk itu kritik dan
saran sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan penyusunan makalah yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
Dunia profesi keperawatan terus bergerak. Hampir dua dekade profesi ini menyerukan
perubahan paradigma. Perawat yang semula tugasnya hanyalah semata-mata menjalankan
perintah dokter kini berupaya meningkatkan perannya sebagai mitra kerja dokter seperti yang
sudah dilakukan di negara-negara maju.
Sebagai sebuah profesi yang masih berusaha menunjukkan jati diri, profesi keperawatan
dihadapkan pada banyak tantangan. Tantangan ini bukan hanya dari eksternal tapi juga dari
internal profesi ini sendiri.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Berdasarkan definisi oleh para ahli diatas menganai profesi, mari kita lihat mengapa
keperawatan itu sebagai profesi.
Keperawatan dikembangkan sebagai bagian integral dari Sistem Kesehatan Nasional. Oleh
karena itu sistem pemberian askep dikembangkan sebagai bagian integral dari sistem pemberian
pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang terdapat di setiap tatanan pelayanan kesehatan.
6. Otonomi
Keperawatan memiliki kemandirian,wewenang, dan tanggung jawab untuk mengatur
kehidupan profesi,mencakup otonomi dalam memberikan askep dan menetapkan standar asuhan
keperawatan melalui proses keperawatan,penyelenggaraan pendidikan,riset keperawatan dan
praktik keperawatan dalam bentuk legislasi keperawatan ( KepMenKes No.1239 Tahun 2001 ).
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu
membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat
sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain.
Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan
tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan
individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat
menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.
Contoh:
Melakukan sesuatu tanpa memberi informasi relevan yang penting diketahui klien dalam
membuat suatu pilihan.
Memaksa klien memberi informasi tentang hal – hal yang mereka sudah tidak bersedia
menjelaskannya.
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan pencegahan
dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh
diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini
dengan otonomi.
Contoh : Perawat menasehati klien tentang program pelatihan utnuk memperbaiki kesehatan
secara umum, tetapi tidak seharusnya melakukannya apabila klien dalam keadaan resiko serangan
jantung.
Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang lain yang
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam prkatek
profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan
keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
Contoh: Seorang perawat sedang bertugas sendirian di suatu unit RS, kemudian ada seorang
klien baru masuk bersamaan dengan klien yang memerlukan bantuan perawat tersebut. Agar perawat
tidak menghindar dari satu klien ke klien yang lainnya maka perawat seharusnya dapat
mempertimbangkan faktor2 dalam situasi tersebut, kemudian bertindak pd prinsip keadilan.
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
Contoh: Seorang klien yang mempunyai kepercayaan bahwa pemberian tranfusi darah
bertentangan dengan keyakinannya, mengalami perdarahan hebat akibat penyakit hati yang kronis.
Sebelum kondisi klien bertambah berat, klien sudah memberikan pernyataan tertulis kepada dokter
bahwa ia tidak mau dilakukan tranfusi darah. Pada suatu saat, ketika kondisi klien bertambah buruk
dan terjadi perdarahan hebat, dokter seharusnya menginstruksikan untuk memberikan tranfusi darah.
Dalam hal ini, akhirnya tranfusi darah tidak diberikan karena prinsip beneficience, walaupun
sebenarnya pada saat yang bersamaan terjadi penyalahgunaan prinsip maleficience.
Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi pelayanan
kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien
sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan
kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi
pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan.
Walaupun demikian, terdapat beberapa argument mengatakan adanya batasan untuk kejujuran
seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk pemulihan atau adanya hubungan
paternalistik bahwa ”doctors knows best” sebab individu memiliki otonomi, mereka memiliki hak
untuk mendapatkan informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan dasar dalam
membangun hubungan saling percaya.
Contoh: Ny. Ita seorang wanita lansia usia 60 tahun, dirawat diRS dengan berbagai macam
fraktur karena kecelakaan mobil. Suaminya yang juga ada dalam kecelakaan tersebut masuk ke RS
yang sama dan meninggal. Ny. Ita bertanya berkali-kali kepada perawat tentang keadaan suaminya.
Dokter ahli bedah berpesan kepada perawatnya untuk tidak mengatakan kematian suami Ny. Ita
kepada Ny. Ita, perawat tidak diberi alasan apapun untuk petunjuk tersebut dan menyatakan
keprihatinannya kepada perawat kepala ruangan, yang mengatakan bahwa intruksi dokter harus
diikuti.
Menepati Janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap orang
lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia klien. Ketaatan,
kesetiaan, adalah kewajiban seseorang untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan,
menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab
dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan
kesehatan dan meminimalkan penderitaan.
Contoh :
Karahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien.
Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam
rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika
diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan,
menyampaikan pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain harus dihindari.
Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat dinilai
dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
Otoritas (autority) yaitu memiliki kewenangan sesuai dengan keahliannya yang akan
memengaruhi proses asuhan melalui peran professional.
Contoh:
1. Seorang perawat berhadapan dengan suatu pilihan antara pulang ke rumah karena
sudah berjanji dengan anaknya untuk pergi ke suatu tempat atau tetap berada di rumah
sakit untuk menolong klien memenuhi kebutuhannya dalam keadaan gawat.
2. Seorang ibu meminta perawat untuk melepas semua selang yang dipasang pada anaknya
yang telah koma delapan hari. Keadaan seperti ini, perawat menghadapi masalah
posisinya dalam menentukan keputusan secara moral.
3. Seorang klien berusia lanjut yang menolak untuk mengenakan sabuk pengaman waktu
berjalan, ia ingin berjalan dengan bebas. Pada situasi ini perawat menghadapi masalah
upaya menjaga keselamatan klien yang bertentangan dengan kebebasan klien
4. Seorang perawat yang mendapati teman kerjanya menggunakan narkotika. Dalam posisi ini
perawat tersebut beradadalam pilihan apakah akan mengatakan hal inisecara terbuka
atau diam karena diancamakan dibuka rahasia yg dimilikinya bila melaporkan pada orang
lain.
Kode etik adalah pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai pedoman perilaku
dan menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan. Aturan yang berlaku untuk seorang perawat
Indonesia dalam melaksanakan tugas/fungsi perawat adalah kode etik perawat nasional Indonesia,
dimana seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap kode etik sehingga kejadian pelanggaran
etik dapat dihindarkan. Kode etik keperawatan:
3) Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan asuhan
keperawatan.
4) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang dikehendaki sehubungan dengan tugas
yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku.
3) Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan
mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan konsultasi,
menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain.
4) Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan selalu
menunjukkan perilaku profesional.
c. Perawat dan Masyarakat
1) Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat maupun dengan
tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja
maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara keseluruhan.
2) Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan ilegal.
1) Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan pelayanan
keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan
keperawatan.
3) Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan memelihara
kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan mengetahui definisi, ciri profesi kita dapat menganalisis bahwa keperawatan di
indonesia dapat dikatakan sebagai suatu profesi. Karena memiliki ciri-ciri dari profesi yaitu
mempunyai body of knowledge, pendidikan berbasis keahlian pada jenjang pendidikan tinggi,
memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui praktik dalam bidang profesi, memiliki
perhimpunan/organisasi profesi, pemberlakuan kode etik keperawatan, otonomi, dan motivasi
bersifat altruistik.
B. Saran
Setelah mengetahui tentang keperawatan sebagai profesi perawat diharapka untuk lebih
meningkat kulitas kerja sebagai perawat dan mampu menjadi perawat yang profesional dibidangnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://gustinerz.wordpress.com/2011/01/23/keperawatan-sebagai-profesi-2/
http://www.g-excess.com/3264/kode-etik-dalam-keperawatan-indonesia/
MAKALAH
Disusun Oleh :
2016610012
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
Malang
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. yang mana atas berkat,
rahmat, dan karunia-Nya penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “Peran dan Fungsi
Perawat Sebagai Profesional” untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan
1.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak lepas dari hambatan yang penulis hadapi, namun
penulis menyadari kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat dorongan, bantuan,
dan bimbingan semua pihak, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini tentunya masih banyak kekurangan,
mengingat akan keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh penulis. Untuk itu kritik dan saran
sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan penyusunan makalah yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
D. Latar Belakang.............................................................................................1
E. Tujuan..........................................................................................................
F. Rumusan Masalah .......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
F. Pengertian Perawat......................................................................................
G. Peran Perawat Profesional..........................................................................
H. Fungsi Perawat............................................................................................
I. Faktor-faktor Penyebab Rendahnya Peran dan Fungsi Perawat...........
J. Solusi Rendahnya Peran dan Fungsi Perawat...........................................
BAB IV PENUTUP
C. Kesimpulan.................................................................................................
D. Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang. Hampir dua dekade profesi ini
menyerukan perubahan paradigma. Perawat yang semula tugasnya hanyalah semata – mata
menjalankan perintah dokter kini berupaya meningkatkan perannya sebagai mitra kerja
dokter seperti yang sudah dilakukan di negara – negara maju. Perawat dianggap sebagai
salah satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam pencapaian tujuan pembangunan
kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia.
Sebagai sebuah profesi yang masih berusaha menunjukkan jati diri, profesi
keperawatan dihadapkan pada banyak tantangan. Tantangan ini bukan hanya dari eksternal
tapi juga dari internal profesi ini sendiri. Untuk itu perawat dituntut memiliki skill yang
memadai untuk menjadi seorang perawat profesional.
B. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian dari perawat sebagai profesi.
2. Mengetahui dan memahami pengertian perawat profesional.
3. Mengetahui dan memahami peran perawat profesional.
4. Mengetahui dan memahami fungsi perawat professional.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaiman pengertian dari perawat sebagai profesi.
2. Apa pengertian perawat profesional.
3. Bagaimana peran perawat profesional.
4. Bagaimana fungsi perawat professional.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perawat
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan keperawatan, baik di dalam
maupun di luar negeri sesuai dengan perundang undangan yang berlaku. (PERMENKES RI
NO.1239 Tahun 2001 tentang Registrasi dan Praktek perawat)
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang meliputi aspek bio-psilo-sosio-spiritual yang komprehensif,
ditujukan kepada individu, keluarga atau masyarakat yang sehat maupun sakit yang
mencangkup siklus hidup manusia. (Seminar Nasional Keperawatan 1983)
Perawat profesional adalah Perawat yang bertanggungjawab dan berwewenang memberikan
pelayanan keparawatan secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan tenaga Kesehatan
lain sesuai dengan kewenanganya. (Depkes RI,2002).
B. Peran Perawat Profesional
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial
baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang
diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu.
1. Pemberi Asuhan Keperawatan
Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu klien mendapatkan
kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan. Perawat memfokuskan asuhan
pada kebutuhan kesehatan klien secara holistic, meliputi upaya untuk mengembalikan
kesehatan emosi, spiritual dan sosial. Pemberi asuhan memberikan bantuan kepada klien
dan keluarga klien dengan menggunakan energy dan waktu yang minimal. Selain itu,
dalam perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat memberikan perawatan
dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui
pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga
dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan
tindakan yang tepat dan sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian
dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatannya
dilakukan dari yang sederhana sampai yang kompleks.
C. Fungsi Perawat
Definisi fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan
perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada. dalam menjalankan
perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya:
1. Fungsi Independen Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain,
dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan
keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar
manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi,
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan
kebutuhan aktivitas dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan dan kenyamanan, pemenuhan
kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi
dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Hal ini
biasanya silakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat
primer ke perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di antara
satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan
membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan
asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini
tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya,
seperti dokter dalam memberikan tindakan pengobatan bekerjasama dengan perawat
dalam pemantauan reaksi obat yang telah diberikan.
D. Faktor-faktor Penyebab Rendahnya Peran dan Fungsi Perawat
Caring, menurut Watson (1979) ada sepuluh faktor dalam unsur – unsur karatif yaitu :
nilai – nilai humanistic – altruistik, menanamkan semangat dan harapan, menumbuhkan
kepekaan terhadap diri dan orang lain, mengembangkan ikap saling tolong menolong,
mendorong dan menerima pengalaman ataupun perasaan baik atau buruk, mampu
memecahkan masalah dan mandiri dalam pengambilan keputusan, prinsip belajar –
mengajar, mendorong melindungi dan memperbaiki kondisi baik fisik, mental ,
sosiokultural dan spiritual, memenuhi kebutuhan dasr manusia, dan tanggap dalam
menghadapi setiap perubahan yang terjadi.
Sharing, artinya perawat senantiasa berbagi pengalaman dan ilmu atau berdiskusi
dengan kliennya.
Laughing, artinya senyum menjadi modal utama bagi seorang perawat untuk
meningkatkan rasa nyaman klien.
Crying, artinya perawat dapat menerima respon emosional diri dan kliennya.
Touching, artinya sentuhan yang bersifat fisik maupun psikologis merupakan
komunikasi simpatis yang memiliki makna (Barbara, 1994)
Helping, artinya perawat siap membantu dengan asuhan keperawatannya
Believing in Others, artinya perawat meyakini bahwa orang lain memiliki hasrat dan
kemampuan untuk selalu meningkatkan derajat kesehatannya.
Learning, artinya perawat selalu belajar dan mengembangkan diri dan keterampilannya.
Respecting, artinya memperlihatkan rasa hormat dan penghargaan terhadap orang lain
dengan menjaga kerahasiaan klien kepada yang tidak berhak mengetahuinya.
Listening, artinya mau mendengar keluhan kliennya
Felling, artinya perawat dapat menerima, merasakan, dan memahami perasaan duka ,
senang, frustasi dan rasa puas klien.
Accepting, artinya perawat harus dapat menerima dirinya sendiri sebelum menerima
orang lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang meliputi aspek bio-psilo-sosio-spiritual yang komprehensif,
ditujukan kepada individu, keluarga atau masyarakat yang sehat maupun sakit yang
mencangkup siklus hidup manusia. Keperawatan dapat dipandang sebagai suatu profesi
karena mempunyai bodyofknowledge, pendidikan berbasis keahlian pada jenjang
pendidikan tinggi, memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui praktik dalam bidang
profesi, memiliki perhimpunan atau organisasi profesi, memberlakukan kode etik
keperawatan, otonomi dan motivasi bersifat altruistik.
B. Saran
Kami sadar bahwa penyusunan makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Untuk terakhir kalinya kami berharap
pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi perawat sehingga
dapat meningkatkan kualitas kerja dan mampu menjadi perawat profesional dibidangnya.
MAKALAH
OLEH:
ARINA:MIRIN(2016610014)
KELAS A
MALANG 2020
BAB 1 PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG
ingkungan kesehatan seperti rumah sakit,perawat akan berhadapan dengan klien dan tenaga
kesehatn lainnya.Oleh karena itu,Perawat harus terus meningkatkan profesionalismenya,yaitu
meningkatkan perilaku caring.Caring bukan semata-mata perilaku. Caring adalah cara yang
memiliki makna dan memotivasi tindakan. Caring juga didefinisikan sebagai tindakan yang
bertujuan memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman
dan keselamatan klien (Carruth et all, 1999).
2. PERUMUSAN MASALAH
Apakah pengertian caring secara umum?Bagaimana persepsi klien tentang caring?Bagaiman pandangan
Watson tentang caring?Bagaiman perilaku caring dalam praktik keperawatan ?Apa
perbedaan caring dan curing?Makalah ini akan memebahas masalah – masalah tersebut.
3. TUJUAN PENULISAN
Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan
I, menambah wawasan tentang Konsep Caring di Sepanjang Rentang Kehidupan, agar
mahasiswa mengerti tentang bagaimana perilaku caring dalam proses dan praktikk eperawatan,
d an sebagai salah satu sarana belajar mahasiswa
4. . JENIS PEMBAHASAN
D alam menyusun makalah ini, penulis melakukan metode belajar Collaborative Learning (CL). Pada
awal p enugasan, tiap anggota kelompok mendapatkan sub pokok bahasan masing-masing. Kemudian
tiap
a nggota kelompok melakukan belajar mandiri untuk mempelajari materi dan menyusun LTM,
untuk k emudian menyampaikan hasil belajarnya kepada anggota kelompok lainnya. Setelah semua
m enyampaikan hasil belajar mandirinya, semua materi dikumpulkan dan disusunlah makalah ini
5. . SISTEMATIKA PENULISAN
P engertian caring berbeda dengan care. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan orang
b erhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku kepada individu, keluarga, kelompok
d engan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan aktual maupun potensial untuk meningkatkan
k ondisi dan kualitas kehidupan manusia. Sedangkan caring adalah tindakan nyata dari care yang
b.Delores gaut (1984) : caring tidak mempunyai pengertian yang tegas, tetapi ada tiga makna
dimana ketiganya tidak dapat dipisahkan, yaitu perhatian, bertanggung jawab, dan ikhlas.
c.Crips dan Taylor (2001) : caring merupakan fenomena universal yang mempengaruhi
bagaimana seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku dalam hubungannya dengan orang
lain.
d.Rubenfild (1999) : caring yaitu memberikan asuhan, tanggunggung jawab, dan ikhlas.
e.Crips dan Taylor (2001) : caring merupakan fenomena universal yang mempengaruhi
bagaimana seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku dalam hubungannya dengan orang
lain.
f.Rubenfild (1999) : caring yaitu memberikan asuhan, dukungan emosional pada klien, keluarga,
dan kerabatnya secara verbal maupun nonverbal.
g.Jean watson (1985) : caring merupakan komitmen moral untuk melindungi, mempertahankan,
dan meningkatkan emosional pada klien, keluarga, dan kerabatnya secara verbal maupun
nonverbal.
h.Jean watson (1985) : caring merupakan komitmen moral untuk melindungi, mempertahankan,
dan meningkatkan martabat manusia.
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat dipersingkat bahwa pengertian caring secara umum
adalah suatu tindakan moral atas dasar kemanusiaan, sebagai suatu cerminan perhatian, perasaan
empati dan kasih sayang kepada orang lain, dilakukan dengan cara memberikan tindakan nyata
kepedulian, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan kondisi kehidupan orang tersebut.
Caring merupakan inti dari keperawatan
Biasanya klien dan perawat melakukan persepsi yang berbeda tentang caring ( Mayer, 1987;
Wolf, Miller, dan Devine, 2003 ). Untuk alasan tersebut, fokuskan pada membangun suatu
hubungan yang membuat perawat mengetahui apa yang penting bagi klien. Contoh, perawat
mempunyai klien yang takut untuk dipasang kateter intravena, perawat tersebut adalah perawat
yang belum terampil dalam memasukkan kateter intravena. Perawat tersebut memutuskan bahwa
klien akan lebih diuntungkan jika dibantu oleh perawat yang sudah terampil daripada
memberikan penjelasan prosedur untuk mengurangi kecemasan. Dengan mengetahui siapa klien,
dapat membantu perawat dalam memilih pendekatan yang paling sesuai dengan kebutuhan klien.
Etika Pelayanan
Watson ( 1988 ) menyarankan agar caring sebagai suatu sikap moral yang ideal, memberikan
sikap pendirian terhadap pihak yang melakukan intervensi seperti perawat. Sikap pendirian ini
perlu untuk menjamin bahwa perawat bekerja sesuai standar etika untuk tujuan dan motivasi
yang baik. Kata etika merujuk pada kebiasaan yang benar dan yang salah. Dalam setiap
pertemuan dengan klien, perawat harus mengetahui kebiasaan apa yang sesuai secara etika. Etika
keperawatan bersikap unik, sehingga perawat tidak boleh membuat keputusan hanya berdasarkan
prinsip intelektual atau analisis.
Etika keperawatan berfokus pada hubungan antara individu dengan karakter dan sikap perawat
terhadap orang lain. Etika keperawatan menempatkan perawat sebagai penolong klien,
memecahkan dilema etis dengan cara menghadirkan hubungan dan memberikan prioritas kepada
klien dengan kepribadian khusus.
4. Memiliki sikap dan menunjukkan prilaku yang membuat klien merasa dihargai
sebagai manusia
5.Menggunakan suara dan sikap yang baik, halus, lembut dan Menyenagkan
2.Bersikap ceria
2.Memberikan informasi
6.Mempromosikan otonomi
1.Jujur
nyaman
Dr.Jean Watson pencetus The Human Caring dikembangkan pada tahun 1975 – 1979.Menurut
watson ada tujuh asumsi yang mendasari konsep caring.ketujuh asumsi tersebut adalah
c.Caring merupakan respon yang di terima klien tidak saat itu saja,tapi dapat memengaruhi
keadaan klien selanjutnya
d.Lingkungan yang penuh caring sangat potensial untuk mendukung perkembangan klien
e.Caring terdiri dari faktor kuratif yang berasal darikepuasan dalam membantu memnuhi
kebutuhan klien
f.Caring lebih kompleks dari pada curing,karena praktek caring memadukan antara pengetahuan
biofisik dengan pengetahuan mengenai perilaku manusia yang berguna dalam meningkatkan
derajat kesehatan klien
Watson menekankan sikap caring ini harus tercemin sepuluh faktor kuratif yang berasal dari
perpaduan nilai nilai humanistik dengan ilmu pengetahuan dasar.
4. Perilaku Caring dalam Praktik
Keperawatan
Caring bukanlah sesuatu yang dapat diajarkan, tetapi merupakan hasil dari kebudayaan, nilai-
nilai, pengalaman, dan dari hubungan dengan orang lain. Sikap keperawatan yang berhubungan
dengan caring adalah kehadiran, sentuhan kasih sayang, mendengarkan, memahami klien, caring
dalam spiritual, dan perawatan keluarga.
a.Kehadiran
Kehadiran adalah suatu pertemuan antara seseorang dengan seseorang lainnya yang merupakan
sarana untuk mendekatkan diri dan menyampaikan manfaat caring. Menurut Fredriksson (1999),
kehadiran berarti “ada di” dan “ada dengan”. “Ada di” berarti kehadiran tidak hanya dalam
bentuk fisik, melainkan juga komunikasi dan pengertian. Sedangkan “ada dengan” berarti
perawata selalu bersedia dan ada untuk klien (Pederson, 1993). Kehadiran seorang perawat
membantu menenangkan rasa cemas dan takut klien karena situasi tertekan.
b.Sentuhan
Sentuhan merupakan salah satu pendekatan yang menenangkan dimana perawat dapat
mendekatkan diri dengan klien untuk memberikan perhatian dan dukungan. Ada dua jenis
sentuhan, yaitu sentuhan kontak dan sentuhan non-kontak. Sentuhan kontak merupakan sentuhan
langsung kullit dengan kulit. Sedangkan sentuhan non-kontak merupakan kontak mata. Kedua
jenis sentuhan ini digambarkn dalam tiga kategori :
1)Sentuhan Berorientasi-tugas
Saat melaksanakan tugas dan prosedur, perawat menggunakan sentuhan ini. Perlakuan yang
ramah dan cekatan ketika melaksanakan prosedur akan memberikan rasa aman kepada klien.
Prosedur dilakukan secara hati-hati dan atas pertimbangan kebutuhan klien.
Yang termasuk dalam sentuhan caring adalah memegang tangan klien, memijat punggung klien,
menempatkan klien dengan hati-hati, atau terlibat dalam pembicaraan (komunikasi non-verbal).
Sentuhan ini dapat mempengaruhi keamanan dan kenyamanan klien, meningkatkan harga diri,
dan memperbaiki orientasi tentang kanyataan (Boyek dan Watson, 1994).
3)Sentuhan Perlindungan
Sentuhan ini merupakan suatu bentuk sentuhan yang digunakan untuk melindungi perawat
dan/atau klien (fredriksson, 1999). Contoh dari sentuhan perlindungan adalah mencegah
terjadinya kecelakaan dengan cara menjaga dan mengingatkan klien agar tidak terjatuh.
Sentuhan dapat menimbulkan berbagai pesan, oleh karena itu harus digunakan secara bijaksana.
c.Mendengarkan
Untuk lebih mengerti dan memahami kebutuhan klien, mendengarkan merupakan kunci, sebab
hal ini menunjukkan perhatian penuh dan ketertarikan perawat. Mendengarkan membantu
perawat dalam memahami dan mengerti maksud klien dan membantu menolong klien mencari
cara untuk mendapatkan kedamaian.
d.Memahami klien
Salah satu proses caring menurut Swanson (1991) adalah memahami klien. Memahami klien
sebagai inti suatu proses digunakan perawat dalam membuat keputusan klinis. Memahami klien
merupakan pemahaman perawat terhadap klien sebagai acuan melakukan intervensi berikutnya
(Radwin,1995). Pemahaman klien merupakan gerbang penentu pelayanan sehingga, antara klien
dan perawat terjalin suatu hubungan yang baik dan saling memahami.
e.Caring Dalam Spiritual
Kepercayaan dan harapan individu mempunyai pengaruh terhadap kesehatan fisik seseorang.
Spiritual menawarkan rasa keterikatan yang baik, baik melalui hubungan intrapersonal atau
hubungan dengan dirinya sendiri, interpersonal atau hubungan dengan orang lain dan
lingkungan, serta transpersonal atau hubungan dengan Tuhan atau kekuatan tertinggi.
Hubungan caring terjalin dengan baik apabila antara perawat dan klien dapatmemahami satu
sama lain sehingga keduanya bisa menjalin hubungan yang baik dengan melakukan hal seperti,
mengerahkan harapan bagi klien dan perawat;mendapatkan pengertian tentang gejala, penyakit,
atau perasaan yang diterima klien; membantu klien dalam menggunakan sumber daya sosial,
emosional, atau spiritual; memahami bahwa hubungan caring menghubungkan manusia dengan
manusia, roh dengan roh.
f.Perawatan Keluarga
1. Caring merupakan tugas primer perawat dan curing adalah tugas sekunder.
Maksudnya seorang perawat lebih melakukan tindakan kepedulian terhadap klien
daripada memberikan tindakan medis. Oleh karena itu, caring lebih identik dengan
perawat.
2. Curing merupakan tugas primer seorang dokter dan caring adalah tugas sekunder.
Maksudnya seorang dokter lebih melibatkan tindakan medis tanpa melakukan tindakan caring
yang berarti. Oleh karena itu, curing lebih identik dengan dokter.
3. Dalam pelayanan kesehatan klien yang dilakukan perawat, ¾ nya adalah caring
dan¼ nya adalah curing.
BAB III
PENUTUP
1.KESIMPUL
AN
2.SARAN
Sikap caring harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari – hari,agar perilaku caring tumbuh
secara alami dalam jiwa perawat.ketika menghadapi klien,perawat dengan mudah
memberikan asuhan keperawatan.Klien yang sakitkadang hanya butuh perhatian dan empati
dari seseorang
yang merawatnya agar ia lebih semangat dalam menghadapi penyakitnya.Oleh karena itu sebagai
perawat disarankan agar benar – benar f
MAKALAH
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
OLEH:
ARINA MIRIN (2016610014)
FAKULTAS :ILMU
KESEHATAN PRODI:ILMU
KEPERAWATAN TAHUN
AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT. yang mana atas berkat,
rahmat, dan karunia-Nya penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “SISTEM
PELAYANAN KESEHATAN” untuk menyelesaikan tugas mata kuliah kdk 1
Dalam penyusunan makalah ini, tidak lepas dari hambatan yang penulis
hadapi, namun penulis menyadari kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak
lain berkat dorongan, bantuan, dan bimbingan semua pihak, sehingga kendala-
kendala yang penulis hadapi dapat teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Neni maemunah S.Kp.,M.MRS.
2. Orang tua yang senantiasa mendukung terselesaikannya makalah ini
3. Rekan kelompok yang telah bekerjasama dalam penyusunan makalah ini
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini tentunya masih banyak
kekurangan, mengingat akan keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh penulis.
Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan penyusunan
makalah yang akan datang.
Malang,juni 2020
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Sistem Pelayanan Kesehatan 3
B. Ciri-ciri Sistem Pelayanan Kesehatan 5
C. Jenis-jenis Sistem Pelayanan Kesehatan 6
D. Tingkat Sistem Pelayanan Kesehatan 8
E. Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan 9
F. Syarat Pokok Sistem Pelayanan Kesehatan 9
G. Lembaga Sistem Pelayanan Kesehatan 10
H. Sistem Pelayanan Prima 11
I. Sistem Pelayanan Rujukan (Referal System) 17
J. Faktor yang Mempengaruhi Pelayanan Kesehatan 24
K. Masalah Sistem Pelayanan Kesehatan 25
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 27
B. Saran 28
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan
yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana pelayanan
kesehatan yang mempunyai peran sangat penting dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat adalah rumah sakit. Rumah sakit merupakan
lembaga dalam mata rantai SKN (Sistem Kesehatan Nasional) dan mengemban
tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat, karena
pembangunan dan penyelenggaraan kesehatan di rumah sakit perlu diarahkan
pada tujuan nasional dibidang kesehatan. Tidak mengherankan apabila bidang
kesehatan perlu untuk selalu dibenahi agar bisa memberikan pelayanan kesehatan
yang terbaik untuk masyarakat. Pelayanan kesehatan yang dimaksud tentunya
adalah pelayanan yang cepat, tepat, murah dan ramah. Mengingat bahwa sebuah
negara akan bisa menjalankan pembangunan dengan baik apabila didukung oleh
masyarakat yang sehat secara jasmani dan rohani.
Untuk mempertahankan pelanggan, pihak rumah sakit dituntut selalu
menjaga kepercayaan konsumen secara cermat dengan memperhatikan
kebutuhan konsumen sebagai upaya untuk memenuhi keinginan dan harapan atas
pelayanan yang diberikan. Konsumen rumah sakit dalam hal ini pasien yang
mengharapkan pelayanan di rumah sakit, bukan saja mengharapkan pelayanan
medis dan keperawatan tetapi juga mengharapkan kenyamanan, akomodasi yang
baik dan hubungan harmonis antara staf rumah sakit dan pasien, dengan
demikian perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit,
begitu pula dengan lembaga pelayanan kesehatan lainnya seperti puskesmas,
posyandu maupun klinik.
Salah satu hal yang harus dilakukan oleh mahasiswa keperawatan saat ini
adalah melakukan sebuah revolusi secara menyeluruh dan detail dalam setiap
aspeknya. Sehingga mahasiswa keperawatn akan mampu membentuk sebuah
revolusioner dalam dunia keperawatan itu sendiri terutama dalam pelayanan
kkesehatan yang prima.
Dalam penulisan makalah ini akan dijelaskan bagaimana bentuk serta
proses pelayanan kesehatan yang prima, sistem rujukan serta permasalahan yang
terdapat didalamnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang akan
diangkat dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan sistem pelayanan kesehatan?
2. Apa saja lembaga pelayanan kesehatan?
3. Bagaimana lingkup sistem pelayanan kesehatan?
4. Apa yang dimaksud dengan sistem rujukan?
5. Apa yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan prima?
6. Apakah faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan?
C. Tujuan Penulisan
1. Memenuhi tugas mata kuliah Manajemen dan Ekonomi Kesehatan.
2. Mengetahui sistem-sistem dari pelayanan kesehatan.
3. Mengetahui tingkatan pelayanan kesehatan.
4. Mengetahui beberapa lembaga yang terkait dengan pelayanan kesehatan.
5. Mengetahui ruang lingkup dari sistem pelayanan kesehatan.
6. Mengetahui pelayanan kesehatan prima.
7. Mengetahui sistem rujukan.
8. Mengetahui faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
Kabupaten
RUMAH SAKIT TIPE C & D
Kecamatan
PUSKESMAS / BALKESMAS
Kelurahan
PUSKESMAS PEMBANTU
POSYANDU
MASYARAKAT
J. Faktor yang Mempengaruhi Sistem Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan akan lebih berkembang atau sebaliknya akan terhambat
karena dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti adanya peningkatan ilmu
pengetahuan dan teknologi baru, pergeseran nilai masyarakat, aspek legal dan
etik, ekonomi dan politik.
1. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Baru
Mengingat adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
akan diikuti oleh perkembangan pelayanan kesehatan atau juga sebagai
dampaknya pelayanan kesehatan jelas lebih mengikuti perkembangan dan
teknologi, seperti dalam pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah
penyakit-penyakit yang sulit penyembuhannya, maka digunakanlah alat
seperti laser, terapi peruahan gen dan lain-lain. Maka pelayanan kesehatan
ini membutuhkan biaya yang cukup besar dan butuh tenaga yang
professional di bidang tertentu.
2. Pergeseran Nilai Masyarakat
Masyarakat yang sudah maju dengan pengetahuan tinggi, maka akan
memiliki kesadaran yang lebih dalam penggunaan atau pemanfaatan
pelayanan kesehatan, demikian juga sebaliknya pada masyarakat yang
memiliki pengetahuan kurang akan memiliki kesadaran yang rendah
terhadap pelayanan kesehatan, sehingga kondisi demikian akan sangat
mempengaruhi system pelayanan kesehatan.
3. Aspek Legal dan Etik
Dengan tingginya kesadaarn masyarakat tehadap penggunaan atau
pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan, maka akan semakin tinggi pula
tuntunan hukum dan etik dalam pelayanan kesehatan, sehingga pelaku
memberi pelayanan kesehatan harus dituntut untuk memberikan pelayanan
kesehatan secra profesional dengan memperhatikan norma dan etik yang ada
dalam masyarakat
4. Ekonomi
Semakin tinggi ekonomi seseorang pelayanan kesehatan lebih mudah
diperoleh dan di jangkau dan begitu sebaliknya dengan orang yang tergolong
ekonomi rendah. Keadaan ekonomi ini akan mempengaruhi dalam sistem
pelayanan kesehatan.
5. Politik
Kebijakan pemerintah melalui sistem politik yang ada akan sangat
berpengaruh sekali dalam sistem pemberian pelayan kesehatan. Kebijakan-
kebijakan yang ada dapat memberikan pola dalam sistem pelayanan. Strategi
yang ada dalam visi Indonesia sehat diantanya pemahaman tentang
paradigma sehat, srategi professionalisme dalam segala tugas, adanya JPKM,
dan desentralisai. Dalam menggunakan strategi yang ada, pemerintah telah
menyusun misi yang akan di jalankan sebagaimana dalam sistem pelayanan
kesehatan, diantaranya :
a. Penggerak pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan.
b. Memelihara serta meningkatkan melindungi kesehatan individu,
keluarga, masyarat dan lingkungan.
c. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata
dan terjangkau.
d. Meningkatkan kemandirian masyatakat hidup sehat.
A. Kesimpulan
Sistem pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang
tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan),
preventif (pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan)
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat.
Pelayanan yang baik (prima), khususnya menyangkut pelayanan lembaga
kesehatan, juga akan menimbulkan kesan/kenangan yang menyenangkan bagi
konsumen (pasien dan keluarganya) yang selanjutnya dapat menjadi faktor
pendorong untuk bekerja sama, berperan aktif dalam kegiatan sosial lembaga
kesehatan itu, bahkan dapat menjadi promotor lembaga kesehatan tersebut.
Sedangkan syarat-syarat pokok system pelayanan kkesehatan yang prima
yaitu tersedia dan berkesinambungan, dapat diterima dan wajar, mudah dicapai/
accessible, mudah dijangkau/ affortable da bermutu/ quality.
Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan yang
melaksanakan pelimpahan wewenang atau tanggung jawab timbal balik, terhadap
suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan, secara vertikal dalam arti dari unit
yang terkecil atau berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau
secara horisontal atau secara horizontal dalam arti antar unit-unit yang setingkat
kemampuannya.
B. Saran
Dalam sistem pelayanan kesehatan perlu terus di tingkatkannya mutu serta
kualitas dari pelayanan kesehatan agar sistem pelayanan ini dapat berjalan
dengan efektif, itu semua dapat dilakukan dengan melihat nilai-nilai yang ada di
masyarakat, dan diharapkan perawat dapat memberikan pelayanan dengan
kualitas yang bagus dan baik.
Untuk itu, kita sebagai mahasiswa keperawatan hendaknya mempersiapkan
secara matang baik dari segi kemampuan, sikap maupun pengetahuan yang
optimal guna menjadi generasi tenaga keperawatan penerus yang dapat
diandalkan yang mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
Salemba Medika
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC
Aziz Alimul H. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika
Potter & Perry. 2005. Keperawatan Fundamental Vol. 1 Edisi terjemahan. Jakarta :
EGC
Dubois & Miley. 2005. Pelayanan Kesehatan Edisi terjemahan. Jakarta : EGC
MAKALAH
KESEHATAN PRODI:ILMU
KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT. yang mana atas berkat,
rahmat, dan karunia-Nya penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “SISTEM
PELAYANAN KESEHATAN” untuk menyelesaikan tugas mata kuliah KDK1 dan
Dalam penyusunan makalah ini, tidak lepas dari hambatan yang penulis
hadapi, namun penulis menyadari kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak
lain berkat dorongan, bantuan, dan bimbingan semua pihak, sehingga kendala-
kendala yang penulis hadapi dapat teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
4. Bapak H. Ns. Asep Rahmadiana, S.Kep, selaku dosen mata kuliah KDK
5. Orang tua yang senantiasa mendukung terselesaikannya makalah ini
6. Rekan kelompok yang telah bekerjasama dalam penyusunan makalah ini
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini tentunya masih banyak
kekurangan, mengingat akan keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh penulis.
Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan penyusunan
makalah yang akan datang.
MALANG, JULY 2020
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
D. Latar Belakang 1
E. Rumusan Masalah 2
F. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
L. Definisi Sistem Pelayanan Kesehatan 3
M. Ciri-ciri Sistem Pelayanan Kesehatan 5
N. Jenis-jenis Sistem Pelayanan Kesehatan 6
O. Tingkat Sistem Pelayanan Kesehatan 8
P. Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan 9
Q. Syarat Pokok Sistem Pelayanan Kesehatan 9
R. Lembaga Sistem Pelayanan Kesehatan 10
S. Sistem Pelayanan Prima 11
T. Sistem Pelayanan Rujukan (Referal System) 17
U. Faktor yang Mempengaruhi Pelayanan Kesehatan 24
V. Masalah Sistem Pelayanan Kesehatan 25
BAB III PENUTUP
C. Kesimpulan 27
D. Saran 28
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
D. Latar Belakang
Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan
yang paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana pelayanan
kesehatan yang mempunyai peran sangat penting dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat adalah rumah sakit. Rumah sakit merupakan
lembaga dalam mata rantai SKN (Sistem Kesehatan Nasional) dan mengemban
tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat, karena
pembangunan dan penyelenggaraan kesehatan di rumah sakit perlu diarahkan
pada tujuan nasional dibidang kesehatan. Tidak mengherankan apabila bidang
kesehatan perlu untuk selalu dibenahi agar bisa memberikan pelayanan kesehatan
yang terbaik untuk masyarakat. Pelayanan kesehatan yang dimaksud tentunya
adalah pelayanan yang cepat, tepat, murah dan ramah. Mengingat bahwa sebuah
negara akan bisa menjalankan pembangunan dengan baik apabila didukung oleh
masyarakat yang sehat secara jasmani dan rohani.
Untuk mempertahankan pelanggan, pihak rumah sakit dituntut selalu
menjaga kepercayaan konsumen secara cermat dengan memperhatikan
kebutuhan konsumen sebagai upaya untuk memenuhi keinginan dan harapan atas
pelayanan yang diberikan. Konsumen rumah sakit dalam hal ini pasien yang
mengharapkan pelayanan di rumah sakit, bukan saja mengharapkan pelayanan
medis dan keperawatan tetapi juga mengharapkan kenyamanan, akomodasi yang
baik dan hubungan harmonis antara staf rumah sakit dan pasien, dengan
demikian perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit,
begitu pula dengan lembaga pelayanan kesehatan lainnya seperti puskesmas,
posyandu maupun klinik.
Salah satu hal yang harus dilakukan oleh mahasiswa keperawatan saat ini
adalah melakukan sebuah revolusi secara menyeluruh dan detail dalam setiap
aspeknya. Sehingga mahasiswa keperawatn akan mampu membentuk sebuah
revolusioner dalam dunia keperawatan itu sendiri terutama dalam pelayanan
kkesehatan yang prima.
Dalam penulisan makalah ini akan dijelaskan bagaimana bentuk serta
proses pelayanan kesehatan yang prima, sistem rujukan serta permasalahan yang
terdapat didalamnya.
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang akan
diangkat dalam makalah ini adalah :
7. Apa yang dimaksud dengan sistem pelayanan kesehatan?
8. Apa saja lembaga pelayanan kesehatan?
9. Bagaimana lingkup sistem pelayanan kesehatan?
10. Apa yang dimaksud dengan sistem rujukan?
11. Apa yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan prima?
12. Apakah faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan?
F. Tujuan Penulisan
9. Memenuhi tugas mata kuliah Manajemen dan Ekonomi Kesehatan.
10. Mengetahui sistem-sistem dari pelayanan kesehatan.
11. Mengetahui tingkatan pelayanan kesehatan.
12. Mengetahui beberapa lembaga yang terkait dengan pelayanan kesehatan.
13. Mengetahui ruang lingkup dari sistem pelayanan kesehatan.
14. Mengetahui pelayanan kesehatan prima.
15. Mengetahui sistem rujukan.
16. Mengetahui faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
i. Assurance (Kepastian)
Mencakup pengetahuan dan keramah-tamahan para pasien dan
kemampuan mereka untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan,
kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari
bahaya, risiko atau keragu-raguan.
j. Empaty (Empati)
Meliputi pemahaman pemberian perhatian secara individual, kemudahan
dalam melakukan komunikasi yang baik, dan memahami kebutuhan
pasien.
Kabupaten
RUMAH SAKIT TIPE C & D
Kelurahan
PUSKESMAS PEMBANTU
POSYANDU
MASYARAKAT
U. Faktor yang Mempengaruhi Sistem Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan akan lebih berkembang atau sebaliknya akan terhambat
karena dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti adanya peningkatan ilmu
pengetahuan dan teknologi baru, pergeseran nilai masyarakat, aspek legal dan
etik, ekonomi dan politik.
1. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Baru
Mengingat adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
akan diikuti oleh perkembangan pelayanan kesehatan atau juga sebagai
dampaknya pelayanan kesehatan jelas lebih mengikuti perkembangan dan
teknologi, seperti dalam pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah
penyakit-penyakit yang sulit penyembuhannya, maka digunakanlah alat
seperti laser, terapi peruahan gen dan lain-lain. Maka pelayanan kesehatan
ini membutuhkan biaya yang cukup besar dan butuh tenaga yang
professional di bidang tertentu.
2. Pergeseran Nilai Masyarakat
Masyarakat yang sudah maju dengan pengetahuan tinggi, maka akan
memiliki kesadaran yang lebih dalam penggunaan atau pemanfaatan
pelayanan kesehatan, demikian juga sebaliknya pada masyarakat yang
memiliki pengetahuan kurang akan memiliki kesadaran yang rendah
terhadap pelayanan kesehatan, sehingga kondisi demikian akan sangat
mempengaruhi system pelayanan kesehatan.
3. Aspek Legal dan Etik
Dengan tingginya kesadaarn masyarakat tehadap penggunaan atau
pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan, maka akan semakin tinggi pula
tuntunan hukum dan etik dalam pelayanan kesehatan, sehingga pelaku
memberi pelayanan kesehatan harus dituntut untuk memberikan pelayanan
kesehatan secra profesional dengan memperhatikan norma dan etik yang ada
dalam masyarakat
4. Ekonomi
Semakin tinggi ekonomi seseorang pelayanan kesehatan lebih mudah
diperoleh dan di jangkau dan begitu sebaliknya dengan orang yang tergolong
ekonomi rendah. Keadaan ekonomi ini akan mempengaruhi dalam sistem
pelayanan kesehatan.
5. Politik
Kebijakan pemerintah melalui sistem politik yang ada akan sangat
berpengaruh sekali dalam sistem pemberian pelayan kesehatan. Kebijakan-
kebijakan yang ada dapat memberikan pola dalam sistem pelayanan. Strategi
yang ada dalam visi Indonesia sehat diantanya pemahaman tentang
paradigma sehat, srategi professionalisme dalam segala tugas, adanya JPKM,
dan desentralisai. Dalam menggunakan strategi yang ada, pemerintah telah
menyusun misi yang akan di jalankan sebagaimana dalam sistem pelayanan
kesehatan, diantaranya :
e. Penggerak pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan.
f. Memelihara serta meningkatkan melindungi kesehatan individu,
keluarga, masyarat dan lingkungan.
g. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata
dan terjangkau.
h. Meningkatkan kemandirian masyatakat hidup sehat.
C. Kesimpulan
Sistem pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang
tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan),
preventif (pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan)
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat.
Pelayanan yang baik (prima), khususnya menyangkut pelayanan lembaga
kesehatan, juga akan menimbulkan kesan/kenangan yang menyenangkan bagi
konsumen (pasien dan keluarganya) yang selanjutnya dapat menjadi faktor
pendorong untuk bekerja sama, berperan aktif dalam kegiatan sosial lembaga
kesehatan itu, bahkan dapat menjadi promotor lembaga kesehatan tersebut.
Sedangkan syarat-syarat pokok system pelayanan kkesehatan yang prima
yaitu tersedia dan berkesinambungan, dapat diterima dan wajar, mudah dicapai/
accessible, mudah dijangkau/ affortable da bermutu/ quality.
Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan yang
melaksanakan pelimpahan wewenang atau tanggung jawab timbal balik, terhadap
suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan, secara vertikal dalam arti dari unit
yang terkecil atau berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau
secara horisontal atau secara horizontal dalam arti antar unit-unit yang setingkat
kemampuannya.
D. Saran
Dalam sistem pelayanan kesehatan perlu terus di tingkatkannya mutu serta
kualitas dari pelayanan kesehatan agar sistem pelayanan ini dapat berjalan
dengan efektif, itu semua dapat dilakukan dengan melihat nilai-nilai yang ada di
masyarakat, dan diharapkan perawat dapat memberikan pelayanan dengan
kualitas yang bagus dan baik.
Untuk itu, kita sebagai mahasiswa keperawatan hendaknya mempersiapkan
secara matang baik dari segi kemampuan, sikap maupun pengetahuan yang
optimal guna menjadi generasi tenaga keperawatan penerus yang dapat
diandalkan yang mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
Salemba Medika
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC
Aziz Alimul H. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika
Potter & Perry. 2005. Keperawatan Fundamental Vol. 1 Edisi terjemahan. Jakarta :
EGC
Dubois & Miley. 2005. Pelayanan Kesehatan Edisi terjemahan. Jakarta : EGC
MAKALAH
sejarah perkembangan keperawatan
Arina mirin(2016610014)
FAKULTAS:ILMU KESEHTAN
PRODI:ILMU KEPERWATAN
MALANG 2020
DAFTAR ISI
Halaman judul
Kata pengantar
Daftar isi
Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN
A. Definisi Keperawatan
B. Sejarah Perkembangan Keperawatan di Dunia
C. Sejarah perkembangan Keperawatan di Indonesia
D. Trend Keperawatan Masa sekarang dan Masa Depan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Menurut saya, merawat orang yang sakit merupakan salah satu sifat kemanusiaan yang terdapat dalam
diri manusia. Di dunia ini Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional yang
merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang berdasarkan pada ilmu dan etika
keperawatan.Setiap orang pasti pernah merasakan sakit. Bukan hanya dokter saja yang mampu
mengobati, dokter juga pastinya membutuhkan rekan kerja yang dapat membantunya, yang dapat
mengerti tentang masalah medis.Pada masalah lalu, keperawatan selalu berkaitan dengan peperangan,
serta kemakmuran. Perkembangan keperawatan di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi
yaitu pada saat penjajahan Belanda,Inggris, dan Jepang. Pada umumnya pelayanan orang-orang sakit
tersebut dipandang sebagai suatu tindakan amal.
B.TUJUAN
1. Tujuan Umum
Makalah ini bertujuan untuk memperkenalkan aspek-aspek umum tentang berkembangnya kesehatan di
Dunia.
2. Tujuan Khusus
Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan minat pembaca untuk mengetahui lebih luas lagi tentang
perkembangan keperawatan di Dunia dan di Indonesia.
BAB II
A. Definisi Keperawatan
Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan
berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan.Merawat merupakan
suatu kegiatan dalam ruang lingkup yang luas yang dapat menyangkut diri kita sendiri, menyangkut
sesuatu yang lain dan menyangkut lingkungan. Jika kita merawat sesuatu, kita menginginkan hasil yang
dicapai akan memuaskan. Jadi kita selalu berusaha untuk mencapai sesuatu keseimbangan antara
keinginan kita dan hasil yang akan diperoleh.Menurut effendy (1995), perawatan adalah pelayanan
essensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat. Pelayanan yang
diberikan adalah upaya mencapai derajat kesehatan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang
dimiliki.
Perkembangan keperawatan termasuk yang kita ketahui saat ini, tidak dapat dipisahkan dan sangat
dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan peradaban manusia. Kepercayaan terhadap
animisme, penyebaran agama-agama besar dunia serta kondisi sosial ekonomi masyarakat.
a) Perkembangan Keperawatan Masa Sebelum Masehi
Pada masa sebelum masehi perawatan belum begitu berkembang, disebabkan masyarakat lebih
mempercayai dukun untuk mengobati dan merawat penyakit. Dukun dianggap lebih mampu untuk
mencari, mengetahui, dan mengatasi roh yang masuk ke tubuh orang sakit.
Kemajuan peradaban manusia dimulai ketika manusia mengenal agama.Penyebaran agama sangat
mempengaruhi perkembangan peradaban manusia, sehingga berdampak positif terhadap
perkembangan keperawatan.
Pada pertengahan abad VI Masehi, Agama Islam mulai berkembang. Pengaruh Agama Islam terhadap
perkembangan keperawatan tidak terlepas dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW menyebarkan
Agama Islam. Memasuki Abad VII Masehi Agama Islam tersebar ke berbagai pelosok Negara. Pada masa
itu di Jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti: ilmu pasti, ilmu kimia, hygiene dan
obat-obatan. Prinsip-prinsip dasar perawatan kesehatan seperti pentingnya menjaga kebersihan
makanan, air dan lingkungan berkembang secara pesat. Tokoh keperawatan yang terkenal dari dunia
Arab pada masa tersebut adalah “Rafida”.
Pada saat Perang Krim (Crimean War) terjadi di Turki tahun 1854, Florencebersama 38 suster lainnya di
kirim ke Turki. Berkat usaha Florence dan teman-teman,telah terjadi perubahan pada bidang hygiene
dan keperawatan dengan indikator angka,kematian turun sampai 2%. Kontribusi Florence Nightingle
bagi perkembangan keperawatan adalah menegaskan bahwa nutrisi merupakan satu bagian penting dari
asuhan keperawatan, meyakinkan bahwa okupasional dan rekreasi merupakan suatu terapi bagi orang
sakit, mengidentifikasi kebutuhan personal klien dan peran perawat untuk memenuhinya, menetapkan
standar manajemen rumah sakit.
A. Mesir
Bangsa mesir pada zaman purba telah menyembah banyak dewa. Dewa yang terkenal antara lain Isis.
Mereka beranggapan bahwa dewa ini menaruh minat terhadap orang sakit dan memberikan
pertolongan pada waktu si sakit sedang tidur. Di dirikanlah kuil yang merupakan rumah sakit pertama di
Mesir. Ilmu ketabiban terutama ilmu bedah telah dikenal oleh bangsa Mesir zaman purba ( 4800 SM).
Dalam menjalankan tugasnya sebagai tabib ia menggunakan bidai, alat-alat pembalut, ia mempunyai
pengetahuan tentang anatomi, Hygiene umum serta tentang obat-obatan. Di dalam buku-buku tertulis
dalam kitab Papyrus didalamnya memuat kurang lebih 700 macam resep obat-obatan dari Mesir.
B. Tiongkok
Bangsa tiongkok telah mengenal penyakit kelamin diantaranya gonorhoea dan syphilis. Pencacaran
juga telah dilakukan sejak 1000 SM ilmu urut dan psikoterapi. Orang-orang yang terkenal dalam
ketabiban:
1. Seng Lung dikenal sebagai “Bapak Pengobatan” yang ahli penyakit dalam dan telah menggunakan
obat-obat dari tumbuh-tumbuhan dan mineral.
C. Yahudi kuno
E. Roma
Rumah sakit Roma zaman purba disebut valentrumdinari Roma yang terdapat di Swiss ditemukan alat-
alat perawatan ex. Peralatan untuk huknah pot-pot tempat selep. Juga ditemukan instrument untuk
keperluan pembedahan ex: pisau, pincet, klem arteri, speculum. Tokoh terkenal Julius Caesar (101-44
SM). Seorang wali negara yang pertama-tama mengakui guru-guru hygiene dan menganjurkan tentang
kesehatan dan kebersihan.
F. Irlandia
Ilmu pengetahuan tentang pengobatan telah lama diketahui SM. Pada abad ke 3 seorang putri raja
bernama Macha mendirikan rumah sakit untuk orang-orang miskin yang sakit. Nama RS tersebut Broin
Beargh: rumah kesusahan
G. Amerika
Antara revolusi Amerika dan Perang Sipil, keperawatan di Amerika mungkin dapat disejajarkan dengan
keperawatan di Eropa. Rumah sakit umum yang awal didirikan dalam koloni termasuk Philadelphia
Almshouse dan Belleuveu Hospital di New York. “Rumah sakit” yang awal didirikan ini memberikan
perawatan bagi orang yang sakit, fakir miskin, gila, lemah, tahanan, dan anak yatim piatu. Pemberi
perawatan atau pemberi layanan digambarkan sebagai orang miskin atau tahanan yang sering mabuk.
Pada tahun 1639, Augustinian Sisters bermigrasi ke Kanada dan membangun rumah sakit pertama, Hotel
Dieu, di Quebec city. Pada tahun 1809di Amerika Serikat, Bunda Elizabeth Seton mendirikan
perkumpulan Sisters of Charity of st. Joseph yang pertama di Amerika, tepatnya di Maryland.
Membangun rumah sakit di New Orleans, Chicago, dan San Fransisco. Perkumpulan religious dari gereja
protestan, termasuk Episcopal Sisterhood of Holy Communiond a n English Lutheran Church, juga
membangun rumah sakit dan memberikan asuhan keperawatan.
2. Pada masa VOC berkuasa, Gubernur Jendral Inggris Raffles (1812-1816), telah memiliki semboyan
“Kesehatan adalah milik manusia” pada saat itu Raffles telah melakukan pencacaran umum, membenahi
cara perawatan pasien dengan gangguan jiwa serta memperhatikan kesehatan dan perawatan
tahanan.Setelah pemerintah kolonial kembali ke tangan Belanda, di Jakarta pada tahun 1819 didirikan
beberapa rumah sakit. salah satunya adalah rumah sakit Sadsverband yang berlokasi di Glodok-Jakarta
Barat. Pada tahun 1919 rumah sakit tersebut dipindahkan ke Salemba dan sekarang dengan nama RS.
Cipto Mangunkusumo (RSCM).
3. Dalam kurun waktu 1816-1942 telah berdiri beberapa rumah sakit swasta milik misionaris katolik
dan zending protestan seperti: RS. Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Cikini-Jakarta Pusat, RS. St. Carolos
Salemba-Jakarta Pusat. RS. St Bromeus di Bandung dan RS. Elizabeth di Semarang. Bahkan pada tahun
1906 di RS. PGI dan tahun 1912 di RSCM telah menyelenggarakan pendidikan juru rawat. Namun
kedatangan Jepang (1942-1945) menyebabkan perkembangan keperawatan mengalami kemunduran.
Kemudian tahun 1953 dibuka sekolah pengatur rawat dengan tujuan menghasilkan tenaga perawat yang
lebih berkualitas. Pada tahun 1955, dibuka Sekolah Djuru Kesehatan (SDK) dengan pendidikan SR
ditambah pendidikan satu tahun dan sekolah pengamat kesehatan sebagai pengembangan SDK,
ditambah pendidikan lagi selama satu tahun.
Pada tahun 1962 telah dibuka Akademi Keperawatan dengan pendidikan dasar umum SMA yang
bertempat di Jakarta, di RS. Cipto Mangunkusumo. Sekarang dikenal dengan nama Akper Depkes di Jl.
Kimia No. 17 Jakarta Pusat.
Pada tahun 1972 tepatnya tanggal 17 April lahirlah organisasi profesi dengan nama Persatuan Perawat
Nasional Indonesia (PPNI) di Jakarta. Ini merupakan suatu langkah maju dalam perkembangan
keperawatan. Namun baru mulai tahun 1983 organisasi profesi ini terlibat penuh dalam pembenahan
keperawatan melalui kerjasama dengan CHS, Depkes dan organisasi lainnya.
Pada tahun 1985, resmi dibukanya pendidikan S1 keperawatan dengan nama Program Studi Ilmu
Keperawatan (PSIK) di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Jakarta. Sejak saat itulah PSIK-UI
telah menghasilkan tenaga keperawatan tingkat sarjana sehingga pada tahun 1992 dikeluarkannya UU
No. 23 tentang kesehatan yang mengakui tenaga keperawatan sebagai profesi.Pada tahun 1996
dibukanya PSIK di Universitas Padjajaran Bandung. Pada tahun 1997 PSIK-UI berubah statusnya menjadi
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI), dan untuk meningkatkan kualitas lulusan,
pada tahun 1998 kurikulum pendidikan Ners disahkan dan digunakan. Selanjutnya juga pada tahun 1999
kurikulum D-III keperawatan mulai digunakan pada tahun 2000 sampai dengan sekarang.
D. Trend Keperawatan Sekarang dan Masa Depan Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di
segala bidang termasuk bidang kesehatan, peningkatan status ekonomi masyarakat, peningkatan
perhatian terhadap pelaksanaan hak asasi manusia, kesadaran masyarakat akan kebutuhan kesehatan
mengakibatkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya hidup sehat dan melahirkan tintutan akan
pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pergeseran akan fenomena tersebut, telah mengubah sifat
pelayanan keperawatan dari pelayanan fokasional yang hanya berdasarkan keterampilan belaka kepada
pelayanan profesional yang berpijak pada penguasaan iptek keperawatan dan spesialisasi dalam
pelayanan keperawatan.
Fokus peran dan fungsi perawat bergeser dari penekanan aspek preventif dan promotif tanpa
meninggalkan peran kuratif dan rehabilitatif. Kondisi ini menuntut upaya kongkrit dari profesi
keperawatan, yaitu profesionalisme keperawatan. Proses ini meliputi pembenahan pelayanan
keperawatan dan mengoptimalkan penggunaan proses keperawatan, pengembangan dan penataan
pendidikan keperawatan dan juga antisipasi organisasi profesi (PPNI).
1. Mata Kuliah Umum (MKU), yaitu Pendidikan Agama, Pancasila, Kewiraan dan Etika Umum
2.Mata Kuliah Dasar Keahlian (MKDK), yaitu Anatomi, Fisiologi dan Biokimia, Mikrobiologi dan
Parasitologi, Farmakologi, Ilmu Gizi dan Patologi.
3.Mata Kuliah Keahlian (MKK), yaitu KDK, KDM I dan II, Etika Keperawatan, Komunikasi Dalam
Keperawatan, KMB I,II,III,dan V, Keperawatan Anak I dan II, Keperawatan Maternitas I dan II,
Keperawatan Jiwa I dan II, Keperawatan Komunitas I, II dan III, Keperawatan Keluarga, Keperawatan
Gawat Darurat, Keperawatan Gerontik, Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Keperawatan
Profesional dan Pengantar Riset Keperawatan.
Demikian juga halnya dengan tingkat pendidikan S1 Keperawatan, yaitu dengan berlakunya kurikulum
Ners pada tahun 1998. Sementara itu di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI) telah
dibuka S2 Keperawatan untuk Studi Manajemen Keperawatan, Keperawatan Maternitas dan
Keperawatan Komunitas. Dan selanjutnya akan dibuka Studi S2 Keperawatan Jiwa dan Keperawatan
Medikal Bedah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan merupakan sebuah ilmu dan profesi yang memberikan pelayanan kesehatan yang berguna
untuk meningkatkan kesehatan bagi masyarakat. keperawatan sudah ada sejak manusia itu ada dan
hingga saat ini Profesi keperawatan berkembang dengan pesat. Sejarah perkembangan keperawatan di
indonesia tidak hanya berlangsung di tatanan praktik, dalam hal ini layanan keperawatan, tetapi juga di
dunia pendidikan keperawatan. Pendidikan memberi pengaruh yang besar terhadap kualitas layanan
keperawatan. Karenanya, perawat harus terus meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya melalui
pendidikan keperawatan yang berkelanjutan.
B. Saran
Dari kesimpulan yang ada maka kita sebagai perawat atau calon perawat harus terus meningkatkan
kompetensi dirinya, salah satunya melalui pendidikan keperawatan yang berkelanjutan, sehingga kita
tidak mengalami ketertinggalan dari keperawatan internasional.
MAKALAH
DISUSUN OLEH
ARINA MIRIN(2016610014)
FAKULTAS:ILMU KESEHTAN
PRODI:ILMU KEPERAWATAN
MALANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur panjatkan kepada ALLAH SWT. Atas segala taufik, hidayah serta inayah-Nya yang senantiasa
tercurah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Konsep Dasar Keperawatan ini tanpa adanya
halangan dan hambatan yang berarti. Sholawat serta salam tidak lupa juga penulis panjatkan kepada
junjungan kita Nabi MuhammadSAW.
Penulis berharap makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan menjadi gambaran
bagi pembaca mengenai ilmu pendidikan khususnya yang berkaitan dengan Paradigma Keperawatan.
Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis banyak menemui hambatan dan juga kesulitan namun,
berkat bimbingan, arahan, serta bantuan dari banyak pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan
dengan lancar dan tanpa melampaui batas waktu yang telah di tentukan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah inimasih jauh dari sempurna. Oleh karna itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi lebih sempurnanya hasil makalah ini.
Akhir kata, penulis hanya dapat berharap agar hasil makalah ini dapat berguna bagi semua pihak serta
menjadi sesuatu yang berarti dari usaha penulis selama ini.
malang, ....,........,2020
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk pelayanan
professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya ilmu keperawatan selalu
mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu
berubah mengikuti perkembangan zaman.
Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan harus mampu
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan
masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa berkembang. Pelaksanaan asuhan
keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah
melalui proses keperawatan.
Dalam dunia keperawatan, masyarakat secara umum masih memandang profesi keperawatan sebagai
profesi asistensi dokter atau perkerja sosial yang sifatnya membantu orang sakit atas instruksi – instruksi
dokter bahkan dikalangan praktisi perawat pun kadang – kadang masih memiliki pandangan yang tidak
utuh terhadap profesinya sendiri, hal ini dapat dilihat di beberapa pelayanan kesehatan, pelayanan
keperawatan masih bersifat vocasional belum sepenuhnya beralih ke pelayanan yang profesional.
Untuk itulah paradigma dalam keperawatan sangat membantu masyarakat secara umum maupun
perawat khususnya dalam menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi profesi
keperawatan seperti aspek pendidikan dan pelayanan keperawatan, praktik keperawatan dan organisasi
profesi.
1.2 Pentingnya Paradigma
Mengapa paradigma ini begitu penting ? dalam hal ini paradigma akan sangat membantu seseorang
ataupun masyarakat luas untuk memahami dunia kepada kita dan membantu kita untuk memahami
setiap fenomena yang terjadi di sekitar kita. Fenomena dalam keperawatan adalah prilaku klien dalam
menghadapi ketidakpastian kondisinya atau menghadapi ketidaknyamanan dari sebagian atau seluruh
anggota tubuhnya atau masalah – masalah yang yang muncul dalam bidang keilmuan tertentu.
1.3 Tujuan Makalah
1.4 Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
· Proses keperawatan
· Paradigma keperawatan : Merupakan suatu pandangan global yang dianut oleh perawat yang
mengatur hubungan di antara teori guna mengembangkan model konseptual dan teori-teori
keperawatan sebagai kerangka kerja keperawatan.
Keperawatan
o Promotif
o Preventif
o Kuratif
o Rehabilitatif
Manusia
· Manusia sebagai makhluk unik mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda
Kebutuhan Manusia
· Kebutuhan fisiologis
Sehat-Sakit
· Sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna baik fisik, mental, dan sosial, tidak hanya
bebas dari penyakit dan kelemahan (WHO)
· Sehat adalah kemampuan optimal individu untuk menjalankan peran dan tugasnya secara efektif
(parson)
· Sehat adalah keadaan sejahtera tubuh, jiwa, sosial, yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis (Undang – Undang Kesehatan RI No.23 Tahun 1992)
Sakit
· Sakit adalah ketidak seimbangan fungsi normal tubuh manusia, termasuk jumlah sistem biologis dan
kondisi kondisi penyesuaian ( parson).
· Sakit adalah adanya gejala, persepsi tentang keadan sakit yang dirasakan, dan kemampuan
beraktivitas sehari-hari yang menurun (Bauman).
· Sakit adalah suatu keadaan tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan
gangguan pada aktivitas jasmani maupun sosial (perkins).
· Pendidikan
· Adat istiadat
· Kepercayaan
· Kebiasaan
· Sosial ekonomi
Perilaku Sakit
· Perubahan Peran
· Masalah keungan
· Kesepian
Ilmu
Merupakan kumpulan pengetahuan yang padat dan proses mengetahui melalui penyelidikan yang
sistematis dan terkendali (metode ilmiah).
Karakteristik ilmu :
· Mempunyai alur pikir yang logis dan konsisten dengan pengetahuan yang telah ada
Apakah ilmu keperawatan memenuhi persyaratan untuk eksis sebagai sebuah disiplin ilmu yang
mandiri?
· Objek materia ilmu keperawatan adalah manusia yang tidak dapat berfungsi secara sempurna
dalam kaitannya dengan kondisi kesehatan dan proses penyembuhan.
· Titik fokus dalam keperawatan adalah respon manusia terhadap ketidakseimbangan yang dapat
ditangani dengan ASKEP.
· Objek formal : bantuan bagi individu dalam proses penyembuhan secara holistik.
· Objektif
· Abstraksi
· Konseptual
· Generalisasi
Untuk mengembangkan ilmu keperawatan dibutuhkan ilmu lain sebagia pembentuk body of knowledge
ilmu keperawatan antara lain:Kelompok ilmu humaniora, metodologi, hukum dan etika
· Aplikasi asas moral dari ilmu keperawatan adalah tanggung jawab profesional terhadap klien
masyarakat dan Tuhan YME.
· Asas moral yang terkandung dalam ilmu keperawatan dimanifestasikan kedalam kode etik
keperwatan
· Kode etik keperawatan : asas/moral tertulis yang harus dijadikan pedoman/prinsip bagi setiap
perawat dalam berinteraksi dengan klien agar perilaku perawat tetap dalam koridor kebenaran.
Kode Etik keperawatan Indonesia(PPNI)
o perawat dalam memberikan layanan keperawatan menghargai harkat dan martabat manusia
o Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yg diketahui dgn tugas yg dipercayakan kepadanya
o Perawat senantiasa memelihara mutu layanan keperawatan yang tinggi dan profesional
o Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dgn sesama perwat maupun tenaga kesehatan lain
o Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberi layanan yang tidak
kompeten, tidak etis, dan illegal
o Perawat mempunyai peran penting dlm menentukan standar pendidikan dan layanan keperawatan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perawatan merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dan salah satu faktor yang memenuhi
tercapainya pembangunan nasional, oleh karena itu tenaga keperawatan berada ditatanan pelayanan
kesehatan terdepan dengan kontak pertama dan terlama dengan klien, yaitu selama 24 jam perhari dan
7 hari perminggu, maka perawat perlu mengetahui dan memahami tentang paradigma keperawatan,
peran, fungsi dan tanggung jawab sebagai perawat profesional agar dapat memberikan pelayanan
keperawatan yang optimal dalam memberikan asuhan keperawata pada klien. Perawat harus selalu
memperhatikan keadaan secara individual dari segi bio, psiko, sosial, spiritual dan cultural.
3.2 Saran
Kami sebagai penulis dapat berharap kepada para pembaca, setelah membaca makalah ini. Para
pembaca apalagi para mahasiswa keperawatan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari -
hari. Sehingga dapat mengetahui tentang apa itu falsafah dan paradigm keperawatan dalam
perkembangan ilmu.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/IyounkMandalahi/makalah-falsafah-dan-paradigma-keperawatan
http://beequinn.wordpress.com/nursing/kdk-konsep-dasar-keperawatan/falsafah-dan-paradigma-
keperawatan-perkembangan-ilmu-keperawatan/
DI SUSUN OLEH
ARINA MIRIN(2016610014)
FAKULTAS:ILMU KESEHTAN
PRODI:ILMU KEPERAWATAN
MALANG
2020
ATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah kepada
penyusun untuk dapat menyusun makalah yang berjudul “Keperawatan Sebagai Profesi”.
Makalah ini disusun berdasarkan hasil data-data dari media elektronik berupa Internet dan
media cetak. Ucapan terima kasih kepada rekan-rekan kelompok delapan yang telah
memberikan partisipasinya dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua dalam menambah
pengetahuan atau wawasan mengenai keperawatan. Penyusun sadar makalah ini belumlah
sempurna maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar
makalah ini menjadi sempurna.
malang, juli 2020
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………………… i
Daftar Isi …………………………………………………………………………….. ii
BAB I Pendahuluan ………………………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………….. 4
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………………………. 5
BAB II Pembahasan ……………………………………………………………….. 6
3.1 Simpulan ………………………………………………………………………… 20
3.2 Saran ……………………………………………………………………………. 20
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan merupakan profesi yang membantu dan memberikan pelayanan yang berkontribusi pad
kesehatan dan kesejahteraan individu. Keperawatan juga diartikan sebagai konsekuensi penting bagi individu yang
menerima pelayanan, profesi ini memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh seseorang, keluarga atau
kelompok di komunitas. (Committee on Education American Nurses Association (ANA), 1965).
WHO Expert Committee on Nursing dalam Aditama (2000) mengatakan bahwa, pelayanan keperawatan adalah
gabungan dari ilmu kesehatan dan seni melayani/memberi asuhan (care), suatu gabungan humanistik dari ilmu
pengetahuan, filosofi keperawatan, kegiatan klinik, komunikasi dan ilmu sosial.
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan biopsikososial dan spiritual yang
komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup
seluruh aspek kehidupan manusia. (Lokakarya Nasional, 1983).
Profesi berasal dari kata profession yang berarti suatu pekerjaan yang membutuhkan dukungan body of
knowledge sebagai dasar bagi perkembangan teori yang sistematis meghadapi banyak tantangan baru, dan karena
itu membutuhkan pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, memiliki kode etik orientasi utamanya adalah
melayani (alturism).
Profesi adalah suatu pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat dan bukan untuk kepentingan
golongan atau kelompok tertentu. Profesi sangat mementingkan kesejahteraan orang lain, dalam konteks bahasan
ini konsumen sebagai penerima jasa pelayanan keperawatan profesional. Menurut Webster, profesi adalah
pekerjaan yang memerlukan pendidikan yang lama dan menyangkut keterampilan intelektual.
Kelly dan Joel (1995) menjelaskan, “Profesional sebagai suatu karakter, spirit atau metode profesional yang
mencakup pendidikan dan kegiatan di berbagai kelompok okupasi yang anggotanya berkeinginan menjadi
profesional”. Profesional merupakan suatu proses yang dinamis untuk memenuhi atau mengubah karakteristik
kearah suatu profesi.
Sejak abad yang lalu keperawatan telah megalami perubahan yang drastis, selain itu juga telah mengikuti
perundang-undangan dan mendapatkan penghargaan sebagai profesi penuh. Hugnes E.C (1963) mengatakan
bahwa, “Profesi adalah seorang ahli, mereka mengetahui lebih baik tentang sesuatu hal dari orang lain, serta
mengetahui lebih baik daripada kliennya tentang apa yang terjadi pada klien”. Dalam konsep profesi ada tiga nilai
penting yang perlu dipahami yakni:
2. Keterampilan teknis dan kiat yang diperoleh melalui latihan yang lama.
3. Pelayanan asuhan kepada yang memerlukan berdasarkan ilmu pengetahuan, keterampilan teknis dan
pedoman serta falsafah moral yang diyakini (etika profesi).
Menurut Hood L.J dan Leddy S.K (2006), “Perawat profesional akan menggunakan pendekatan holistik dalam
menemukan kebutuhan kesehatan bagi klien yang dirawatnya, hal ini sesuai dengan pernyataan kebijakan yang
disampaikan oleh American Nurses Association (1995), ada empat ciri praktik profesional yang harus dilakukan oleh
perawat, yaitu:
1. Perawat menggunakan fokus orientasi pada masalah dengan memperhatikan rangkaian seluruh respon
manusia terhadap kesehatan dan penyakitnya.
2. Perawat terintegrasi dalam tenaga kesehatan yang menggunakan pengetahuannya untuk membantu mencapai
tujuan pasien dengan mengumpulkan data subjektif maupun objektif pasien dan memahaminya baik secara
individual atau secara berkelompok.
3. Perawat mengaplikasikan ilmu pengetahuannya untuk menentukan diagnosa dan melakukan treatment respon
manusia.
4. Perawat melakukan asuhan keperawatan dengan melakukan hubungan terapeutik dengan pasien untuk
memfasilitasi kesehatan dan penyembuhan.
Ada tiga istilah penting yang berhubungan dengan profesi, yaitu profesionalisme, profesionalisasi, dan profesi.
1. Profesionalisme
Merujuk pada karakter profesional, semangat atau metode. Merupakan suatu sifat resmi, cara hidup yang
bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Profesionalisme keperawatan telah ada sejak zaman Florence Nightingale
(1820-1910).
2. Profesionalisasi
Profesionalisasi adalah suatu proses untuk menjadikan profesional dengan cara memenuhi beberapa kriteria yang
telah ditentukan/disepakati.
3. Profesi
Jika dilihat di dalam kamus, sama dengan pekerjaan yang menghendaki pendidikan yang lebih luas atau memiliki
ilmu pengetahuan yang spesial, keterampilan serta dipersiapkan dengan cara yang baik.
Dunia profesi keperawatan terus bergerak. Hampir dua dekade profesi ini menyerukan perubahan paradigma.
Perawat yang semula tugasnya hanyalah semata-mata menjalankan perintah dokter kini berupaya meningkatkan
perannya sebagai mitra kerja dokter seperti yang sudah dilakukan di negara-negara maju.
Sebagai sebuah profesi yang masih berusaha menunjukkan jati diri, profesi keperawatan dihadapkan pada banyak
tantangan. Tantangan ini bukan hanya dari eksternal tapi juga dari internal profesi ini sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
d) Bagaimana definisi dan analisis dari penyusun mengenai keperawatan sebagai profesi?
1.3 Tujuan Penulisan
d) Menjelaskan tentang definisi dan analisis penyusun mengenai keperawatan sebagai profesi.
BAB II
PEMBAHASAN
Hall (1968) memberikan gambaran tentang suatu profesi yaitu suatu pekerjaan yang harus melalui
proses empat tahapan antara lain :
Dilihat dari definisi profesi, jelas bahwa profesi tidak sama dengan okupasi (occupation) meskipun
keduanya sama-sama melakukan pekerjaan tertentu.
Didukung oleh badan ilmu yang sesuai dengan bidangnya (antalogi), jelas wilayah kerja keilmuannya
(Epistomologi), dan aplikasinya (Axiologi).
Profesi diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang terencana, terus-menerus dan bertahap.
3. Pekerjaan profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara legal melalui perundang-
undangan.
Peraturan dan ketentuan yang mengatur hidup dan kehidupan profesi (standar pendidikan dan
pelatihan, standar pelayanan, dan kode etik) serta pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan-
peraturan tersebut dilakukan sendiri oleh warga profesi (Winsley, 1964).
Kriteria Profesi
Pembinaan iptek.
Keperawatan sebagai profesi merupakan salah satu pekerjaan dimana dalam menentukan tindakannya
didasarkan pada ilmu pengetahuan serta memiliki keterampilan yang jelas dalam keahliannya.
Dengan adanya perkembangan keperawatan dari kegiatan yang sifatnya rutin yang menjadi pemenuhan
kebutuhan berdasarkan ilmu, membawa suatu perubahan yang sangat besar dalam dunia keperawatan
karena pelayanan yang semula hanya berdasarkan pada insting dan pengalaman menjadi pelayanan
keperawatan profesional berdasarkan ilmu dan teknologi keperawatan yang selalu berubah sesuai
dengan kemajuan zaman. Perawatan sebagai profesi mempunyai karakteristik sebagai berikut:
Perawat bekerja dalam kelompok dan dilandasi dengan teori yang spesifik dan sistematis yang
dikembangan melalui penelitian. Penelitian keperawatan yang dilakukan pada tahun 1940, merupakan
titik awal perkembangan keperawatan. Pada tahun 1950 dengan semakin berkembangnya penelitian
yang dilakukan mempunyai kontribusi yang cukup besar dalam dunia pendidikan keperawatan dan pada
tahun 1960 penelitian lebih banyak dilakukan pada praktik keperawatan. Sejak tahun 1970, penelitian
keperawatan lebih banyak dilakukan dengan memfokuskan diri pada praktik yang dihubungkan dengan
isu-isu yang ada pada saat itu.
Menurut Potter dan Perry (1997), perawat telah memperlihatkan diri sebagai profesi dan dapat terlihat
adanya pengetahuan keperawatan telah dikembangkan melalui teori-teori keperawatan. Model teori
memberikan kerangka kerja bagi kurikulum dan praktik klinis keperawatan. Teori keperawatan
mendorong ke arah penelitian yang meningkatkan dasar ilmiah untuk praktik keperawatan.
Kategori ini mendorong profesi untuk mendapatkan penghargaan yang cukup baik dari masyarakat.
Keperawatan telah diberi kepercayaan untuk menolong dan melayani orang lain/klien. Pada awalnya
perawat diharapkan dapat menyisihkan sebagian besar waktunya untuk melayani, tetapi dengan
semakin berkembangnya ilmu keperawatan tuntutan tersebut telah bergeser, perawat juga
mengharapkan kompensasi dan mempunyai kehidupan yang lain disamping perannya sebagai perawat.
Karakteristik keperawatan merupakan suatu bentuk yang relevan dengan nilai-nilai masyarakat, seperti
pentingnya kesehatan, kesembuhan dan keperawatan.
Masyarakat pada umumnya mengakui bahwa perawat mempunyai tugas untuk melawan klien dan juga
melakukan upaya-upaya dalam promosi kesehatan dan pencegahan penyakit tetapi masih ada sebagian
masyarakat yang belum mengetahui bahwa perawat adalah sebuah profesi. Untuk itu perlu adanya
usaha dari perawat itu sendiri agar dapat meyakinkan masyarakat guna mendapatkan pengakuan sesuai
dengan yang diinginkannya.
3. Masa pendidikan
Kategori ini mempunyai empat bagian tambahan yaitu isi pendidikan, lamanya pendidikan, penggunaan
simbol dan proses idealisme yang dituju serta tingkatan dari spesialisasi yang berhubungan dengan
praktik. Menurut Nightingale pendidikan keperawatan harus melibatkan dua area penting yaitu teori dan
praktik yang sampai saat ini masih dianut. Perkembangan pendidikan keperawatan dewasa ini sama
dengan bidang ilmu yang lain, yaitu pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi menimbulkan perubahan yang
sangat berarti bagi perawat terhadap cara pandang asuhan keperawatan secara bertahap keperawatan
beralih dari yang semulai berorientasi pada tugas menjadi berorientasi pada tujuan yang berfokus pada
asuhan keperawatan yang efektif serta menggunakan pendekatan holisitik dan proses keperawatan.
4. Motivasi
Motivasi untuk bekerja merupakan kategori keempat dari Pavalko. Motivasi bukan hanya secara individu
tetapi juga menyeluruh dalam kelompok. Motivasi diartikan sebagai suatu perhatian yang
mengutamakan pelayanan kelompok keperawatan kepada klien. Ada beberapa pendapat bahwa saat ini
anak-anak muda menginginkan menempuh pendidikan tinggi agar dapat mempunyai kehidupan yang
lebih baik seperti mendapatkan gaji lebih, kekuasaan, status disamping pekerjaan yang dilakukannya.
Biasanya karakteristik ini tidak diasosiasikan dengan profesi keperawatan, walaupun demikian banyak
perawat yang melakukan pelayanannya dengan berorientasikan kepada klien/pasien mereka dengan
baik.
5. Otonomi
Kategori kelima Pavalko adalah kebebasan untuk mengontrol dan mengatur dirinya sendiri. Profesi
mempunyai otonomi untuk regulasi dan membuat standar bagi anggotanya. Hak mengurus diri sendiri
merupakan salah satu tujuan dari asosiasi keperawatan, karena hal ini juga berarti keperawatan
mempunyai status dan dapat mengontrol seluruh kegiatan praktik anggotanya. Otonomi juga dapat
diartikan sebagai suatu kebebasan dalam bekerja dan pertanggungjawaban dari suatu tindakan yang
dilakukannya.
6. Komitmen
Kategori keenam adalah komitmen untuk bekerja. Manusia yang komitmen untuk bekerja menunjukkan
adanya suatu keunggulan, untuk melaksanakan pekerjaannya dengan baik, mencegah terjadinya
kemangkiran, menekuni pekerjaannya seumur hidup atau dalam periode waktu yang lama. Komitmen
perawat juga dapat menurun, hal ini terjadi karena kebanyakan dari perawat adalah wanita, yang harus
membagi perhatiannya dengan keluarga, sehingga mereka sering mengalami konflik yang
berkepanjangan dan kadang-kadang harus keluar dari pekerjaannya.
Orientasi karir juga merupakan salah satu ciri dari komitmen, karena dengan adanya pengembangan
karir melalui pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi membuat perawat dapat bekerja dengan lebih baik
dan bertanggung jawab dalam melakukan asuhan keperawatan.
7. Kesadaran bermasyarakat
Kesadaran bermasyarakat bagi perawat diartikan sebagai anggota kelompok yang ikut mengambil bagian
dalam persamaan pedoman, nasib serta memiliki kebudayaan tersendiri. Perawat mempunyai simbol-
simbol yang dikenal masyarakat sebagai ciri yang khas dari sebuah profesi seperti seragam putih, pin dan
cap. Walaupun akhir-akhir ini banyak yang mengubah identitas tersebut, tetapi perawat telah memiliki
perasaan yang kuat untuk tetap bersatu dalam kelompoknya.
8. Kode etik
Eksistensi kode etik merupakan kategori terakhir dari Pavalko. Etika keperawatan merujuk pada standar
etik yang membimbing perawat dalam praktik sehari-hari seperti jujur terhadap pasien, menghargai
pasien atas hak-hak yang dirahasiakannya dan beradvokasi atas nama pasien.
Mengingat pentingnya pembinaan bagi tenaga keperawatan agar dapat bekerja dengan baik maka perlu
adanya pemahaman tentang fungsi dari asosiasi keperawatan yang terdiri dari:
4. Menetapkan untuk ikut berinisiatif dalam legislasi, program pemerintah, kebijakan kesehatan
nasional dan internasional.
5. Mendukung adanya sistem pendidikan yang baik, evaluasi dan perhatian dalam keperawatan.
6. Adanya agensi sentral untuk mengoleksi, menganalisa dan desiminasi dari informasi yang relevan
dengan keperawatan.
8. Membina kepemimpinan bagi perawat baik untuk tingkat nasional maupun internasional.
15. Melindungi dan mempromosikan kemajuan kesejahteraan manusia yang terkait dengan perawat
kesehatan.
Melihat catatan sejarah tentang awal mula keberadaan perawat di Indonesia, yang diperkirakan baru
bermula pada awal abad ke 19, dimana disebutkan adanya perawat saat itu adalah dikarenakan adanya
upaya tenaga medis untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik sehingga diperlukan
tenaga yang dapat membantu atau tenaga pembantu. Tenaga tersebut dididik menjadi seorang perawat
melalui pendidikan magang yang berorientasi pada penyakit dan cara pengobatannya. Sampai dengan
perkembangan keperawatan di Indonesia pada tahun 1983 PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia)
melakukan Lokakarya Nasional Keperawatan di Jakarta, melalui lokakarya tersebut perawat bertekad
dan bersepakat menyatakan diri bahwa keperawatan adalah suatu bidang keprofesian.
Perkembangan pendidikan keperawatan dalam rangka menuju tingkat keprofesionalitasan tidak cukup
sampai di tingkat diploma saja, diilhami keinginan dari profesi keperawatan untuk terus
mengembangkan pendidikan maka berdirilah PSIK FK-UI (1985) dan kemudian disusul dengan pendirian
program paska sarjana FIK UI (1999).
Peningkatan kualitas organisasi profesi keperawatan dapat dilakukan melalui berbagai cara dan
pendekatan antara lain:
1. Mengembangkan sistem seleksi kepengurusan melalui penetapan kriteria dari berbagai aspek
kemampuan, pendidikan, wawasan, pandangan tentang visi dan misi organisasi, dedikasi serta
ketersediaan waktu yang dimiliki untuk organisasi.
2. Memiliki serangkaian program yang konkrit dan diterjemahkan melalui kegiatan organisasi dari
tingkat pusat sampai ke tingkat daerah. Prioritas utama adalah program pendidikan berkelanjutan bagi
para anggotanya.
3. Mengaktifkan fungsi collective bargaining, agar setiap anggota memperoleh penghargaan yang
sesuai dengan pendidikan dan kompensasi masing-masing.
5. Meningkatkan kegiatan bersama dengan organisasi profesi keperawatan di luar negeri, bukan hanya
untuk pengurus pusat saja tetapi juga mengikutsertakan pengurus daerah yang berpotensi untuk
dikembangkan.
1. Peran Perawat
Peran merupakan tingkah laku yang diharapakan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan
kedudukan dalam sistem, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi yang bersifat
konstan.
Peran perawat menurut konsorium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari peran sebagai pemberi
asuhan keperawatan, advokat pasien, pendidik, koordinator, kolaborator, konsultan dan peneliti.
2. Fungsi Perawat
Dalam menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya: fungsi
independen, fungsi dependen, dan fungsi interdependen.
a. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam menjalankan
tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam
memenuhi kebutuhan dasar manusia.
b. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat lain.
c. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di antara tim satu dengan
lain.
3. Tugas Perawat
Tugas perawat dalam menjalankan perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat
dilaksanakan sesuai dengan tahapan dalam proses keperawatan. Tugas perawat ini disepakati dalam
lokakarya tahun 1983 yang berdasarkan fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan adalah
sebagai berikut:
1. Mengkaji kebutuhan pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat serta sumber yang tersedia dan
potensi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Mengumpul data, menganilisis dan menginterpretasikan
data.
2. Merencanakan tindakan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
berdasarkan diagnosis keperawatan Mengembangkan rencana tindakan keperawatan.
4. Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan. Menentukan kriteria yang dapat diukur dalam menilai
rencana keperawatan. Menilai tingkat pencapaian tujuan. Mengidentifikasi perubahan-perubahan yang
diperlukan.
6. Mengidentifikasi hal-hal yang perlu diteliti atau dipelajari serta merencanakan studi kasus guna
meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan keterampilan dalam praktik keperawatan.
Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian dalam bidang keperawatan. Membuat usulan rencana
penelitian keperawatan. Menerapkan hasil penelitian dalam praktik keperawatan.
7. Berperan serta dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada klien keluarga kelompok serta
masyarakat. Mengidentifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan. Membuat rencana penyuluhan
kesehatan. Melaksanakan penyuluhan kesehatan. Mengevaluasi hasil penyuluhan kesehatan.
8. Bekerja sama dengan disiplin ilmu terkait dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada klien,
keluarga, kelompok, dan masyarakat. Berperan serta dalam pelayanan kesehatan kepada individu,
keluarga kelompok dan masyarakat. Menciptakan komunikasi yang efektif baik dengan tim keperawatan
maupun tim kesehatan lain.
9. Mengelola perawatan klien dan berperan sebagai ketua tim dalam melaksanakan kegiatan
keperawatan. Menerapkan keterampilan manajemen dalam keperawatan klien secara menyeluruh.
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan yang dilakukan oleh perawat dengan memberikan
asuhan keperawatan secara tepat kepada individu, kelompok dan masyarakat, yang bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta pemulihan kesehatan demi
tercapainya kesejahteraan umat manusia, dengan berpegang teguh pada kode etik yang melandasinya.
Sedangkan perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan studinya dan telah siap untuk
mengabdikan dirinya kepada masyarakat.
Perawat merupakan salah satu pekerjaan yang mulia dengan cara memberikan perawatan yang benar,
sesuai dengan ilmu yang telah didapatkannya. Ilmu tersebut diterapkannya dengan suatu metode yang
dikenal dengan “Proses Keperawatan”. Metode ini merupakan metode yang sistematis, meliputi tahap
pengkajian, diagnosa keperawatan, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi tindakan
keperawatan.
Dari tahapan metode ini, perawat sering menemukan hal-hal baru dari setiap kasus yang ditanganinya.
Oleh karena itu, mereka perlu meningkatkan wawasannya agar mampu menangani klien-kliennya
dengan benar. Hal inilah yang membawa perubahan besar bagi dunia keperawatan karena pelayanan
yang pada awalnya hanya berdasarkan pengalaman, kemudian berkembang menjadi pelayanan yang
didasarkan pada ilmu keperawatan yang selalu berubah sesuai dengan perkembangan zaman.
Profesi merupakan suatu keahlian yang membutuhkan ilmu pendidikan dan pelatihan sebagai dasar
pengembangan teori untuk menangani permasalahan yang sering muncul dalam bidangnya.
Dengan melihat definisi dan ciri-ciri dari profesi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa keperawatan
dianggap sebagai suatu profesi. Hal ini dikarenakan keperawatan memiliki ciri-ciri yang sama dengan
profesi.
Keperawatan sebagai suatu profesi adalah salah satu pekerjaan bagian dari tim kesehatan, yang ikut
bertanggung jawab dalam membantu klien sebagai individu, keluarga, maupun sebagai masyarakat, baik
dalam kondisi sehat ataupun sakit, yang bertujuan untuk tercapainya pemenuhan kebutuhan dasar
klien, dalam mempertahankan kondisi kesehatan yang optimal, dalam menentukan tindakan
keperawatan harus didasarkan pada ilmu pengetahuan, komunikasi interpersonal serta memiliki
keterampilan yang jelas dalam keahliannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dengan melihat definisi, ciri profesi yang telah disebutkan diatas dapat kita analisis bahwa keperawatan
di Indonesia dapat dikatakan sebagai suatu profesi. Karena memiliki ciri-ciri dari profesi yaitu
mempunyai body of knowledge, berhubungan dengan nilai-nilai sosial, masa pendidikan, motivasi,
otonomi, komitmen, kesadaran bermasyarakat, dan kode etik.
Keperawatan sebagai suatu profesi adalah salah satu pekerjaan bagian dari tim kesehatan, yang ikut
bertanggung jawab dalam membantu klien sebagai individu, keluarga, maupun sebagai masyarakat, baik
dalam kondisi sehat ataupun sakit, yang bertujuan untuk tercapainya pemenuhan kebutuhan dasar
klien, dalam mempertahankan kondisi kesehatan yang optimal, dalam menentukan tindakan
keperawatan harus didasarkan pada ilmu pengetahuan, komunikasi interpersonal serta memiliki
keterampilan yang jelas dalam keahliannya.
3.2 Saran
Penyusun berharap agar semua perawat dapat meningkatkan kualitas kerjanya dan mampu menjadi
seseorang yang profesional dalam bidangnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sumijatun. 2010. Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional. Jakarta: Trans Info Media
MAKALAH
OELH
ARINA MIRIN (2016610014)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang. Perawat dianggap sebagai salah satu profesi kesehatan yang
harus dilibatkan dalam pencapaian tujuan pembangunan kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia.
Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan menuntut perawat saat ini
memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang. Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas
dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara
komprehensif. Perawat menjalankan fungsi dalam kaitannya dengan berbagai peran pemberi perawatan, pembuat
keputusan klinik dan etika, pelindung dan advokat bagi klien, manajer kasus, rehabilitator, komunikator dan
pendidik.
Menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 peran perawat terdiri dari :
a. Sebagai pemberi asuhan keperawatan
Peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan
melalui pemberian pelayanan keperawatan. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana
sampai dengan kompleks.
b. Sebagai advokat klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien & kelg dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari
pemberi pelayanan khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan. Perawat juga berperan
dalam mempertahankan & melindungi hak-hak pasien meliputi :
Sebagai educator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit
bahkan tindakan yang diberikan sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan
kesehatan.
Sebagai coordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim
kesehatan sehingga pemberi pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.
Sebagai kolaborator
Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dll
dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan.
Sebagai konsultan
Perawat berperan sebagai tempat konsultasi dengan mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang
sistematis & terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan
Sebagai pembaharu
Perawat mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis & terarah sesuai dengan metode
pemberian pelayanan keperawatan
1.2 Fungsi Perawat
Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri & tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya
dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan untuk memenuhi KDM.
Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat lain sebagai
tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau
dari perawat primer ke perawat pelaksana.
Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan diantara tim satu dengan yang
lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerjasama tim dalam pemebrian
pelayanan. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya.
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko – sosial dan spiritual yang
komprehensif, ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup
seluruh daur kehidupan manusia.
Keperawatan merupakan ilmu terapan yang menggunakan keterampilan intelektual, keterampilan teknikal dan
keterampilan interpersonal serta menggunakan proses keperawatan dalam membantu klien untuk mencapai
tingkat kesehatan optimal.
Rumusan Masalah
1.2 Apakah Tugas dan fungsi serta tanggungjawab Perawat Kamar Operasi
Tujuan Makalah
UGD
Kamar Operasi
Anastesi
1.4 Untuk mengetahui/menjelaskan Tugas dan fungsi serta tanggungjawab Perawat
ICU
BAB II
PEMBAHASAN
Perawat UGD
Membantu tugas perawat lain bila ada perawat yang tidak masuk
Menjadi relawan sebagai perawat umum pada situasi tanggap darurat di lokasi bencana alam, kebakaran, dan
kecelakaan
1.4 Wewenang
Melimpahkan tugas bila meninggalkan tempat kerja atau ada pergantian shift
kerja
Memberikan rujukan kepada pasien untuk rawat inap atau ke spesialis tertentu.
1.5 Tanggung Jawab
Menjunjung tinggi harkat dan martabat, keunikan, dan tidak terpengaruh oleh
politik dan agama yang dianut serta kedudukan sosial dari pasien.
Wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas yang
kebutuhan klien.
perilaku profesional.
1.6 Fungsi Jabatan
Melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat lain sebagai
Peran perawat di kamar operasi berdasarkan fungsi dan tugasnya terbagi 3 yaitu :
Perawat administrative
Lama pengalaman
Lamanya pengalaman bertugas dikamar operasi, terutama pada kamar pembedahan khusus, seperti sebagai
perawat instrumen di kamar bedah saraf, onkologi, ginekologi, dan lain lain akan memberikan dampak yang besar
terhadap peran perawat dalam menentukan hasil pembedahan.
Beberapa jenis pembedahan, seperti bedah saraf, toraks, kardiovaskular, atau spina memerlukan waktu operasi
yang panjang. Pada kondisi tersebut, perawat instrumen harus berdiri dalam waktu lama dan dibutuhkan tingkat
konsentrasi yang tinggi. Oleh karena itu, agar mengikuti jalannya pembedahan secara optimal, dibutuhkan
kekuatan dan ketahanan fisik yang baik.
Keterampilan
Keterampilan terdiri atas keterampilan psikomotor, manual, dan interpersonal yang kuat. Agar dapat mengikuti
setiap jenis pembedahan yang berbeda-beda, perawat instrumen diharapkan mampu untuk mengintegrasikan
antara keterampilan yang dimiliki dengan keinginan dari operator bedah pada setiap tindakan yang dilakukan
dokter bedah dan asisten bedah. Hal ini akan memberikan tantangan tersendiri pada perawat untuk
mengembangkan keterampilan psikomotor mereka agar bisa mengikuti jalannya pembedahan.
Sikap professional
Pada kondisi pembedahan dengan tingkat kerumitan yang tinggi, timbul kemungkinan perawat melakukan
kesalahan saat menjalankan perannya. Perawat harus bersikap professional, dan mau menerima teguran.
Kesalahan yang dilakukan oleh salah satu peran akan berdampak pada keseluruhan proses dan hasilpempedahan.
Pengetahuan
Yaitu pengetahuan tentang prosedur tetap yang digunakan institusi. Perawat menyesuaikan peran yang akan
dijalankan dengan kebijakan dimana perawat tersebut bekerja. Pengetahuan yang optimal tentang prosedur tetap
yang berlaku akan memberikan arah pada peran yang dilaksanakan.
Perawat Anestesi
Perawat anestesi adalah perawat dengan pendidikan perawat khusus anestesi. Peran utama sebagai perawat
anestesi pada tahap praoperatif adalah memastikan identitas pasien yang akan dibius dan melakukan medikasi
praanestesi. Kemudian pada tahap intraoperatif bertanggung jawab terhadap manajemen pasien, instrumen dan
obat bius membantu dokter anestesi dalm proses pembiusan sampai pasien sadar penuh setelah operasi.
Pada pelaksanaannnya saat ini, perawat anestesi berperan pada hampir seluruh pembiusan umum. Perawat
anestesi dapat melakukan tindakan prainduksi, pembiusan umum, dan sampai pasien sadar penuh diruang
pemulihan.
Peran dan tanggung jawab perawat anestesi secara spesifik antara lain :
1) Menerima pasien dan memastikan bahwa semua pemeriksaan telah dilaksanakan sesuai
peraturan institusi
5) Memeriksa semua peralatan anestesi (mesin anestesi, monitor dan lainnya) sebelum memulai proses operasi.
6) Mempersiapkan jalur intravena dan arteri, menyiapkan pasokan obat anestesi, spuit, dan jarum yang akan
digunakan; dan secara umum bertugas sebagai tangan kanan ahli anestesi, terutama selama induksi dan ektubasi.
7) Membantu perawat sirkulasi memindahkan pasien serta menempatkan tim bedah setelah pasien ditutup duk
dan sesudah operasi berjalan.
8) Berada di sisi pasien selama pembedahan, mengobservasi, dan mencatat status tanda-tanda vital, obat-
obatan, oksigenasi, cairan, tranfusi darah, status sirkulasi, dan merespon tanda komplikasi dari operator bedah.
9) Memberikan segala sesuatu yang dibutuhkan ahli anestesi untuk melakukan suatu prosedur (misalnya
anestesi local, umum, atau regional)
10) Member informasi dan bantuan pada ahli anestesi setiap terjadi perubahan status tanda-tand vital
11) Menerima dan mengirim pasien baru untuk masuk ke kamar prainduksi dan menerima pasien di
ruang pemulihan .
Perawat ICU
Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang terpisah, dengan staf khusus dan perlengkapan
yang khusus, yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera
atau penyulit-penyulit yang mengancam jiwa atau potensial mengancam jiwa dengan prognosis dubia. ICU
menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana serta peralatan khusus untuk menunjang fungsifungsi vital
dengan menggunakan keterampilan staf medik, perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan
keadaan-keadaan tersebut.
Identifikasi masalah
Observasi 24 jam
Posisi ETT dikontrol setiap saat dan pengawasan secara kontinyu seluruh proses perawatan
TUGAS
MAKALAH
KONSEP DASAR KEPERAWATAN 1
Oleh :
Samuel kadi wanno
2016610079
Rasa Syukur Alhamdulillah yang sedalam - dalamnya kami panjatkan kehadirat Allah
Yang Maha Kuasa karena hanya dengan rahmat dan petunjuk-Nya lah kami dapat menyelesaikan
penulisan makalah ini.
Menyadari akan keterbatasan kemampuan kami, maka dalam hal ini kami mengharap kritik dan
saran membangun.
Besar harapan kami semoga penulisan makalah ini dapat memenuhi syarat.
Mudah-mudahan hasil dari tugas makalah ini dapat menjadi referensi yang bermanfaat bagi kita
sekalian, Amin.
Malang, Agustus 2020
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 .Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1
1.3 Tujuan ..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Caring Secara Umum..................................................................2
2.2 Perbedaan Caring dan Curing.......................................................................5
2.3 Perilaku Caring Yang Dapat Ditemui Dalam Tatanan Keperawatan......7
2.4 Pengertian Transcultural Nursing............................................................9
2.5 contoh-contoh aplikasi traskultural nursing pada beberapa
masalah kesehatan.........................................................................................11
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan.............................................................................................18
3.2 Saran.......................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
1.3 Tujuan
Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Konsep Dasar
Keperawatan I, menambah wawasan tentang Konsep Caring di Sepanjang Rentang Kehidupan,
agar kami mahasiswa mengerti tentang bagaimana perilaku caring dalam proses dan praktik
keperawatan, dan sebagai salah satu sarana belajar mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN
Etika Pelayanan
Watson ( 1988 ) menyarankan agar caring sebagai suatu sikap moral yang ideal, memberikan
sikap pendirian terhadap pihak yang melakukan intervensi seperti perawat. Sikap pendirian ini
perlu untuk menjamin bahwa perawat bekerja sesuai standar etika untuk tujuan dan motivasi
yang baik. Kata etika merujuk pada kebiasaan yang benar dan yang salah. Dalam setiap
pertemuan dengan klien, perawat harus mengetahui kebiasaan apa yang sesuai secara etika. Etika
keperawatan bersikap unik, sehingga perawat tidak boleh membuat keputusan hanya berdasarkan
prinsip intelektual atau analisis.
Etika keperawatan berfokus pada hubungan antara individu dengan karakter dan sikap
perawat terhadap orang lain. Etika keperawatan menempatkan perawat sebagai penolong klien,
memecahkan dilema etis dengan cara menghadirkan hubungan dan memberikan prioritas kepada
klien dengan kepribadian khusus.
Nurse Caring Behavior
1. Persepsi klien wanita ( Riemen, 1986 )
v Berespon terhadap keunikan klien
v Memahami dan mendukung perhatian klien
v Hadir secara fisik
v Memiliki sikap dan menunjukkan prilaku yang membuat klien merasa dihargai sebagai manusia
v Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta
v Menunjukkan perhatian yang memberi kenyamanan dan merelaksasi klien
v Bersuara halus dan lembut
v Memberi perasaan nyaman
2. Persepsi klien pria ( Riemen, 1986 )
v Hadir secara fisik sehingga klien merasa dihargai
v Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta
v Membuat klien merasa nyaman, relaks, dan aman
v Hadir untuk memberi kenyamanan dan memenuhi kebutuhan klien sebelum diminta
v Menggunakan suara dan sikap yang baik, halus, lembut dan menyenangkan
3. Persepsi klien kanker dan keluarga ( Mayer, 1986 )
v Mengetahui bagaimana memberikan injeksi dan mengelola peralatan
v Bersikap ceria
v Mendorong klien untuk menghubungi perawat bila klien mempunyai masalah
v Mengutamakan atau mendahulukan kepentingan klien
v Mengantisipasi pengalaman pertama adalah yang terberat.
1. Kehadiran
Kehadiran adalah suatu pertemuan antara seseorang dengan seseorang lainnya yang
merupakan sarana untuk mendekatkan diri dan menyampaikan manfaat caring. Menurut
Fredriksson (1999), kehadiran berarti “ada di” dan “ada dengan”. “Ada di” berarti kehadiran
tidak hanya dalam bentuk fisik, melainkan juga komunikasi dan pengertian. Sedangkan “ada
dengan” berarti perawata selalu bersedia dan ada untuk klien (Pederson, 1993). Kehadiran
seorang perawat membantu menenangkan rasa cemas dan takut klien karena situasi tertekan.
2. Sentuhan
Sentuhan merupakan salah satu pendekatan yang menenangkan dimana perawat dapat
mendekatkan diri dengan klien untuk memberikan perhatian dan dukungan. Ada dua jenis
sentuhan, yaitu sentuhan kontak dan sentuhan non-kontak. Sentuhan kontak merupakan sentuhan
langsung kullit dengan kulit. Sedangkan sentuhan non-kontak merupakan kontak mata. Kedua
jenis sentuhan ini digambarkn dalam tiga kategori :
a) Sentuhan Berorientasi-tugas
Saat melaksanakan tugas dan prosedur, perawat menggunakan sentuhan ini. Perlakuan yang
ramah dan cekatan ketika melaksanakan prosedur akan memberikan rasa aman kepada klien.
Prosedur dilakukan secara hati-hati dan atas pertimbangan kebutuhan klien.
b) Sentuhan Pelayanan (Caring)
Yang termasuk dalam sentuhan caring adalah memegang tangan klien, memijat punggung klien,
menempatkan klien dengan hati-hati, atau terlibat dalam pembicaraan (komunikasi non-verbal).
Sentuhan ini dapat mempengaruhi keamanan dan kenyamanan klien, meningkatkan harga diri,
dan memperbaiki orientasi tentang kanyataan (Boyek dan Watson, 1994).
c) Sentuhan Perlindungan
Sentuhan ini merupakan suatu bentuk sentuhan yang digunakan untuk melindungi perawat
dan/atau klien (fredriksson, 1999). Contoh dari sentuhan perlindungan adalah mencegah
terjadinya kecelakaan dengan cara menjaga dan mengingatkan klien agar tidak terjatuh.
Sentuhan dapat menimbulkan berbagai pesan, oleh karena itu harus digunakan secara bijaksana.
3. Mendengarkan
Untuk lebih mengerti dan memahami kebutuhan klien, mendengarkan merupakan kunci, sebab
hal ini menunjukkan perhatian penuh dan ketertarikan perawat. Mendengarkan membantu
perawat dalam memahami dan mengerti maksud klien dan membantu menolong klien mencari
cara untuk mendapatkan kedamaian.
4. Memahami klien
Salah satu proses caring menurut Swanson (1991) adalah memahami klien. Memahami klien
sebagai inti suatu proses digunakan perawat dalam membuat keputusan klinis. Memahami klien
merupakan pemahaman perawat terhadap klien sebagai acuan melakukan intervensi berikutnya
(Radwin,1995). Pemahaman klien merupakan gerbang penentu pelayanan sehingga, antara klien
dan perawat terjalin suatu hubungan yang baik dan saling memahami.
5. Caring Dalam Spiritual
Kepercayaan dan harapan individu mempunyai pengaruh terhadap kesehatan fisik seseorang.
Spiritual menawarkan rasa keterikatan yang baik, baik melalui hubungan intrapersonal atau
hubungan dengan dirinya sendiri, interpersonal atau hubungan dengan orang lain dan lingkungan,
serta transpersonal atau hubungan dengan Tuhan atau kekuatan tertinggi.
Hubungan caring terjalin dengan baik apabila antara perawat dan klien dapat memahami satu
sama lain sehingga keduanya bisa menjalin hubungan yang baik dengan melakukan hal seperti,
mengerahkan harapan bagi klien dan perawat; mendapatkan pengertian tentang gejala, penyakit,
atau perasaan yang diterima klien; membantu klien dalam menggunakan sumber daya sosial,
emosional, atau spiritual; memahami bahwa hubungan caring menghubungkan manusia dengan
manusia, roh dengan roh.
6. Perawatan Keluarga
Keluarga merupakan sumber daya penting. Keberhasilan intervensi keperawatan sering
bergantung pada keinginan keluarga untuk berbagi informasi dengan perawat untuk
menyampaikan terapi yang dianjurkan. Menjamin kesehatan klien dan membantu keluarga untuk
aktif dalam proses penyembuhan klien merupakan tugas penting anggota keluarga. Menunjukkan
perawatan keluarga dan perhatian pada klien membuat suatu keterbukaan yang kemudian dapat
membentuk hubungan yang baik dengan anggota keluarga klien.
2.4 Pengertian Transcultural Nursing
Transcultural Nursing adalah suatu keilmuwan budaya pada proses belajar dan praktek
keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan
menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan
tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau
keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002).
Konsep Transcultural Nursing
Keperawatan transkultural adalah ilmu dan kiat yang humanis yang difokuskan pada
prilaku individu atau kelompok, serta proses untuk mempertahankan atau meningkatkan perilaku
sehat dan perilaku sakit secara fisik dan psikokultural sesuai latar belakang budaya. (Leininger,
2002).
Konsep Utama Transcultural Nursing:
Care : perawat memberikan bimbingan dukungan kepada klien à untuk meningkatkan kondisi
klien
Caring : tindakan mendukung, berbentuk aksi atau tindakan
Culture : perawat mempelajari, saling share/berbagi pemahaman tentang kepercayaan dan budaya
klien
Cultural care : kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, norma/ kepercayaan
Nilai kultur : keputusan/kelayakan untuk bertindak
Perbedaan kultur : berupa variasi-variasi pola nilai yang ada di masyarakat mengenai
keperawatan
Cultural care university : hal-hal umum dalam sistem nilai, norma dan budaya
Etnosentris : keyakinan ide, nilai, norma, kepercayaan lebih tinggi dari yang lain
Cultural Imposion : kecenderungan tenaga kesehatan memaksakan kepercayaan kepada klien
Peran dan Fungsi Transkultural
Budaya mempunyai pengaruh luas terhadap kehidupan individu . Oleh sebab itu , penting
bagi perawat mengenal latar belakang budaya orang yang dirawat ( Pasien ) . Misalnya kebiasaan
hidup sehari – hari , seperti tidur , makan , kebersihan diri , pekerjaan , pergaulan social , praktik
kesehatan , pendidikan anak ekspresi perasaan , hubungan kekeluargaaan , peranan masing –
masing orang menurut umur . Kultur juga terbagi dalam sub – kultur .
Subkultur adalah kelompok pada suatu kultur yang tidak seluruhnya mengaanut pandangan
keompok kultur yang lebih besar atau memberi makna yang berbeda . Kebiasaan hidup juga
saling berkaitan dengan kebiasaan cultural.
Nilai – nilai budaya Timur , menyebabkan sulitnya wanita yang hamil mendapat pelayanan dari
dokter pria . Dalam beberapa setting , lebih mudah menerima pelayanan kesehatan pre-natal dari
dokter wanita dan bidan . Hal ini menunjukkan bahwa budaya Timur masih kental dengan hal –
hal yang dianggap tabu.
Dalam tahun – tahun terakhir ini , makin ditekankan pentingknya pengaruh kultur terhadap
pelayanan perawatan . Perawatan Transkultural merupakan bidang yang relative baru ; ia
berfokus pada studi perbandingan nilai – nilai dan praktik budaya tentang kesehatan dan
hubungannya dengan perawatannya . Leininger ( 1991 ) mengatakan bahwa transcultural nursing
merupakan suatu area kajian ilmiah yang berkaitan dengan perbedaan maupun kesamaan nilai –
nilai budaya ( nilai budaya yang berbeda ras , yang mempengaruhi pada seseorang perawat saat
melakukan asuhan keperawatan kepada pasien. Perawatan transkultural adalah berkaitan dengan
praktik budaya yang ditujukan untuk pemujaan dan pengobatan rakyat (tradisional) . Caring
practices adalah kegiatan perlindungan dan bantuan yang berkaitan dengan kesehatan.
Menurut Dr. Madelini Leininger , studi praktik pelayanan kesehatan transkultural adalah
berfungsi untuk meningkatkan pemahaman atas tingkah laku manusia dalam kaitan dengan
kesehatannya . Dengan mengidentifikasi praktik kesehatan dalam berbagai budaya ( kultur ) ,
baik di masa lampau maupun zaman sekarang akan terkumpul persamaan – persamaan . Lininger
berpendapat , kombinasi pengetahuan tentang pola praktik transkultural dengan kemajuan
teknologi dapat menyebabkan makin sempurnanya pelayanan perawatan dan kesehatan orang
banyak dan berbagai kultur.
Berbagai
• Faktor herediter • Trauma
jenis • Isolasi atau kesepian • Pengangguran depresi
• konflik Keluarga • Kesulitan penyelesaian
• Stres • Nyeri
memerlukan cara yang berbeda dalam jenis pengobatannya. Untuk depresi ringan, dapat
dianjurkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu. Dalam kasus depresi parah, dianjurkan
untuk mengkonsumsi obat dan psikoterapi. Salah satu pendekatan yang muncul menjadi lebih
umum untuk segala bentuk depresi adalah manajemen diri. Manajemen diri mengacu pada
strategi orang menggunakan untuk berurusan dengan kondisi mereka. Dimana seseorang
melibatkan tindakan, sikap atau tujuan dalam mengambil atau membuat keputusan untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan.
Pengobatan terhadap penyakit kronik yang telah dilakukan di masyarakat saat ini amat
beragam. Tidak dapat dipungkiri bahwa sistem pengobatan tradisional juga merupakan sub unsur
kebudayaan masyarakat sederhana yang telah dijadikan sebagai salah satu cara pengobatan.
Pengobatan inilah yang juga menjadi aplikasi dari transkultural dalam mengobati suatu penyakit
kronik. Pengobatan tradisional ini dilakukan berdasarkan budaya yang telah diwariskan turun-
temurun. Beberapa contohnya adalah sebagai berikut:
1. Masyarakat negeri Pangean lebih memilih menggunakan ramuan dukun untuk
menyembuhkan penyakit TBC, yaitu daun waru yang diremas dan airnya dimasak sebanyak
setengah gelas.
2. Masyarakat di Papua percaya bahwa penyakit malaria dapat disembuhkan dengan cara minta
ampun kepada penguasa hutan lalu memetik daun untuk dibuat ramuan untuk diminum dan
dioleskan ke seluruh tubuh.
3. Masyarakat Jawa memakan pisang emas bersamaan dengan kutu kepala (Jawa: tuma) tiga kali
sehari untuk pengobatan penyakit kuning.
Pengobatan tradisional yang sering dipakai berupa pemanfaatan bahan-bahan herbal. Herba
sambiloto menjadi sebuah contoh yang khasiatnya dipercaya oleh masyarakat dapat mengobati
penyakit-penyakit kronik, seperti hepatitis, radang paru (pneumonia), radang saluran nafas
(bronchitis), radang ginjal (pielonefritis), radang telinga tengah (OMA), radang usus buntu,
kencing nanah (gonore), kencing manis (diabetes melitus). Daun lidah budaya dan tanaman pare
juga dijadikan sebagai pengobatan herbal. Tumbuhan tersebut berkhasiat menyebuhkan diabetes
melitus.
Tidak hanya di Indonesia, di luar negeri pun masih ada negara yang meyakini bahwa
pengobatan medis bukan satu-satunya cara mengobati penyakit kronik. Misalnya, di Afrika,
penduduk Afrika masih memiliki keyakinan tradisional tentang kesehatan dan penyakit. Mereka
menganggap bahwa obat-obatan tradisional sudah cukup untuk mengganti produk yag akan
dibeli, bahkan mereka menggunakan dukun sebagai penyembuh tradisional. Hal seperti ini juga
terjadi di Amerika, Eropa, dan Asia.
Para ahli antropologi menaruh perhatian pada ciri-ciri psikologis shaman. Shaman adalah
seorang yang tidak stabil dan sering mengalami delusi, dan mungkin ia adalah seorang wadam
atau homoseksual.namun apabila ketidakstabilan jiwanya secara budaya diarahkan pada bentuk-
bentuk konstruktif, maka individu tersebut dibedakan dari orang-orang lain yang mungkin
menunjukkan tingkahlaku serupa, namun digolongkan sebagai abnormal oleh para warga
masyarakatnya dan merupakan subyek dari upacara-upacara penyembuhan. Dalam pengobatan,
shaman biasanya berada dalam keadaan kesurupan (tidak sadar), dimana mereka berhubungan
dengan roh pembinanya untuk mendiagnosis penyakit. para penganut paham kebudayaan
relativisme yang ekstrim menggunakan contoh shamanisme sebagai hambatan utama dalam
arguentasi mereka bahwa apa yang disebut penyakit jiwa adalah sesuatu yang bersifat
kebudayaan.
Dalam banyak masyarakat non-Barat, orang yang menunjukkan tingkahlaku abnormal
tetapi tidak bersifat galak maka sering diberi kebebasan gerak dalam masyarakat mereka,
kebutuhan mereka dipenuhi oleh anggota keluarga mereka. Namun, jika mereka mengganggu,
mereka akan dibawa ke sutu temapt di semak-semak untuk ikuci di kamrnya. Sebuah pintu
khusus (2 x 2 kaki) dibuat dalam rumah, cukup untuk meyodorkan makanan saja bagi mereka
dan sebuah pintu keluar untuk keluar masuk komunitinya.
Usaha-usaha untuk membandingkan tipe-tipe gangguan jiwa secara lintas-budaya umumnya
tidak berhasil, sebagian disebabkan oleh kesulitan-kesulitan pada tahapan penelitian untuk
membongkar apa yang diperkirakan sebagai gejala primer dari gejala sekunder. Misalnya, gejala-
gejala primer yaitu yang menjadi dasar bagi depresi. Muncul lebih dulu dan merupakan inti dari
gangguan. Gejala-gejala sekunder dilihat sebagai reaksi individu terhadap penyakitya ; gejala-
gejala tersebut berkembang karena ia berusaha untuk menyesuaikan diri dengan tingkahlakunya
yang berubah.
b.Analisis kasus
Ditinjau dari keadaan fisik :
- Kegemukan
- Kadar gula darah di atas normal
Ditinjau dari pola hidup :
- Kurang aktivitas fisik
- Banyak mengkonsumsi makanan mengandung gula
c. Peran perawat
o Memberi interferensi berupa konsultasi, penyuluhan komunitas dan pasien,bantuan
dalam menjaga pola makan dan melakukan implementasi independent dari dokter berupa
pemberian obat dan aturan pemakaian.
o Memberikan pelayanan kesehatan selama medikasi di rumah sakit dan menjaga kondisi
kesehatan pasien agar tidak menurun bahkan meningkatkan kondisi kesehatannya.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga , kelompok dan
masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang
optimal. Keperwatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral
pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara
komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit
mencakup siklus hidup manusia.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental, keterbatasan
pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-
hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya
pelayanan kesehatan utama (Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai
kemampuan hidup sehat dan produktif.
3.2 SARAN
Dalam penyusunan kurikulum pendidikan perawatan seyogyanya memasukkan unsur caring
dalam setiap mata kuliah. Penekanan pada humansitik, kepedulian dan kepercayaan, komitmen
membantu orang lain dan berbagai unsur caring yang lain harus sudah dibangun sejak perawat
dalam masa pendidikan. Selain itu perlu dilakukan sosialisasi konsep caring pada perawat guna
memberikan pemahaman yang mendalam tentang apa yang harus dilakukan perawat agar
bersikap caring dalam setiap kontak dengan pasien. Indikator-indikator caring harus dikenal dan
diaplikasikan dalam perawatan serta dievaluasi secara terus menerus.
DAFTAR PUSTAKA
http://andaners.wordpress.com/2009/04/28/konsep-keperawatan-komunitas/
Watson, Jean. (2004). Theory of human Caring. Http: //www2.uchse.edu/son/caring
Meidiana Dwidiyanti. 2008. Keperawatan Dasar. Semarang. Hasani
http://usfinit-engky.blogspot.com/2011/12/makalah-konsep-caring.html
http://teguhyudi-teguhyudi.blogspot.com/2011/07/aplikasi-konsep-caring-dalam-praktek.html
No.2. Makalah Sistem Pelayanan Kesehatan
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sistem pelayanan kesehatan merupakan suatu yang sangat penting di dalam dunia kesehatan
melalui sistem ini diharapkan kualitas kesehatan khususnya di Indonesia. Melalui sistem ini
tujuan pembangunan kesehatan dapat tercapai dengan cara efektif dan tepat sasaran.
Keberhasilan sistem pelayanan kesehatan tergantung dari berbagai komponen yang masuk dalam
pelayanan kesehatan diantaranya perawat, dokter, atau tim kesehatan lain yang saling
menunjang.
Definisi pelayanan kesehatan menurut Prof. Dr. Soekitjo Notoatmojo pelayanan kesehatan
adalah sebuah subsistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan prefentif
(pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat.
Sistem ini akan memberikan kualitas pelayanan kesehatan yang efektif dengan melihat nilai-nilai
yang ada di masyarakat di harapkan perawat dapat memberikan pelayanan dengan kualitas yang
bagus.
Dalam mempelajari system, maka terlebih dahulu harus memahami teori tentang
system akan memudahkan dalam memecahkan persoalan yang ada da;lam system. Sistem
tersebut terdiri dari subsistem yang membentuk sebuah system yang antara yang satu dengan
yang lainnya harus saling mempengaruhi.
Dalam teori system disebutkan bahwa system itu terbentuk dari subsistem yang saling
berhubungan dan saling mempengaruhi. Bagian tersebut terdiri dari input, proses, output,
dampak, umpan balik dan lingkungan yang semuanya saling berhubungan dan saling
mempengaruhi.
<!--[if !supportLists]-->1.2 <!--[endif]--> Rumusan Masalah
<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Bagaimana teori dari sistem pelayanan kesehatan?
<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Bagaimana tingkat pelayanan kesehatan dari sistem
pelayanan kesehatan?
<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Apa saja lembaga pelayanan kesehatan?
<!--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Bagaimana lingkup sistem pelayanan kesehatan?
<!--[if !supportLists]-->5. <!--[endif]-->Apakah faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan?
<!--[if !supportLists]-->1.3 <!--[endif]--> Tujuan
<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Mengetahui sistem-sistem dari pelayanan kesehatan
<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Mengetahui tingkatan pelayanan kesehatan dari sistem
pelayanan kesehatan
<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Mengetahui beberapa lembaga yang terkait dengan
pelayanan kesehatan
<!--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Mengetahui ruang lingkup dari sistem pelayanan kesehatan
<!--[if !supportLists]-->5. <!--[endif]-->Mengetahui faktor yang mempengaruhi pelayanan
kesehatan
BAB II
ISI
2.1 Definisi Sistem Pelayanan Kesehatan
Defini dari sistem pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep dimana konsep ini memberikan
layanan kesehatan kepada masyarakat. Definisi pelayanan kesehatan menurut Prof. Dr. Soekitjo
Notoatmojo pelayanan kesehatan adalah sebuah subsistem pelayanan kesehatan yang tujuan
utamanya adalah pelayanan prefentif (pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan
sasaran masyarakat. Dan menurut Level dan Loomba pelayanan kesehatan adalah upaya yang
diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam waktu organisasi dalam memelihara
dan menigkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan.
2.8 VISI
Visi dan Misi ini akan diwujudkan melalui 6 Rencana Strategi Tahun 2010 – 2014, yaitu:
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa sistem pelayanan kesehatan adalah sebuah
konsep dimana konsep ini memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat.Sistem pelayanan
kesehatan juga memiliki beberapa teori seperti input, proses, output, dampak, umpan balik dan
lingkungan.Selain itu sistem pelayanan kesehatan memiliki beberapa tingkatan seperti promosi
kesehatan, perlindungan khusus, diagnosa dini dan pengobatan segera, pembatasan cacat, dan
rehabilitas.
Dalam sistem pelayanan kesehatan terdapat beberapa lembaga yang terkait seperti rawat
jalan, institusi, hospice, community based agency dalam rangka meningkatkan status kesehatan.
Sistem pelayanan kesehatan terbagi atas beberapa lingkup yang berbeda yaitu pelayanan
kesehatan tingkat pertama,pelayanan kesehatan tingkat kedua, dan pelayanan kesehatan tingkat
ketiga, subsistem pelayanan kesehatan tersebut memiliki tujuan masing-masing dengan tidak
meninggalkan tujuan umum dari pelayanan kesehatan. Adapula pelayanan keperawatan
merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan dasar dan pelayanan
rujukan, tetapi tidak segalanya tercapai sasaran akan tetapi membutuhkan suatu proses untuk
mengetahui masalah yang ditimbulkannya pelaksanaan pelayanan kuga akan lebih berkembang
atau sebaliknya akan terhambat karena dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ilmu
pengetahuan dan teknologi baru, pergeseran nilai masyarakat, aspek legal dan etik, ekonomi dan
politik.
3.2 Saran
Dalam sistem pelayanan kesehatan perlu terus di tingkatkannya mutu serta kualitas dari
pelayanan kesehatan agar sistem pelayanan ini dapat berjalan dengan efektif, itu semua dapat
dilakukan dengan melihat nilai-nilai yang ada di masyarakat, dan di harapkan perawat dapat
memberikan pelayanan dengan kualitas yang bagus dan baik
DAFTAR PUSTAKA
Alimul Hidayat, A. Aziz. 2008. Pengantar Kosep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
No.3. Makalah Sejarah Perkembangan Keperawatan
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menurut kelompok kami, merawat orang sakit merupakan salah satu sifat kemanusiaan yang
terdapat dalam diri manusia. Politik, agama, serta keadaan masyarakat selama ini memainkan
perananan dalam timbulnya pekerjaan keperawatan.
Di dunia ini, setiap orang pasti pernah merasakan sakit. Bukan hanya, dokter saja yang
mampu mengobati, dokter juga pastinya membutuhkan rekan kerja yang dapat membantunya
,yang dapat mengerti tentang masalah medis. Perawatan bagi individu yang sehat ataupun sakit,
dari segala umur, latar belakang, budaya ,emosi, psikologis, intelektual, social, dan kebutuhan
rohani.
Pada masalah lalu, pasang surut keperawatan selalu berkaitan dengan peperangan, serta
kemakmuran. Perkembangan keperawatan di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi social ekonomi
yaitu pada saat penjajahan Belanda, Inggris, dan Jepang. Pada umumnya pelayanan orang-orang
sakit tersebut dipandang sebagai suatu tindakan amal.
3. Tujuan
4. Tujuan Umum
Makalah ini bertujuan untuk memperkenalkan aspek-aspek umum tentang berkembangnya
kesehatan di Dunia.
3. Tujuan Khusus
Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan minat pembaca untuk mengetahui lebih luas lagi
tentang perkembangan keperawatan di Dunia dan di Indonesia.
BAB II
A.Definisi Keperawatan
Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan
keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan
keperawatan (UU Kesehatan No. 23, 1992).
Menurut Effendy (1995), perawatan adalah pelayanan essensial yang diberikan oleh perawat
terhadap individu, keluarga dan masyarakat. Pelayanan yang diberikan adalah upaya mencapai
derajat kesehatan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang dimiliki dalam menjalankan
kegiatan di bidang promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses
keperawatan.
Merawat mempunyai suatu posisi sentral. Merawat merupakan suatu kegiatan dalam
ruang lingkup yang luas yang dapat menyangkut diri kita sendiri, menyangkut sesuatu yang lain
dan menyangkut lingkungan. Jika kita merawat sesuatu, kita menginginkan hasil yang dicapai
akan memuaskan. Jadi kita akan selalu berusaha untuk mencapai sesuatu keseimbangan antara
keinginan kita dan hasil yang akan diperoleh.
Merawat orang sama tuanya dengan keberadaan umat manusia. Oleh karena itu
perkembangan keperawatan, termasuk yang kita ketahui saat ini, tidak dapat dipisahkan dan
sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan peradaban manusia. Kepercayaan
terhadap animisme, penyebaran agama-agama besar dunia serta kondisi sosial ekonomi
masyarakat.
Pada masa sebelum masehi perawatan belum begitu berkembang, disebabkan masyarakat
lebih mempercayai dukun untuk mengobati dan merawat penyakit. Dukun dianggap lebih
mampu untuk mencari, mengetahui, dan mengatasi roh yang masuk ke tubuh orang sakit.
Demikian juga di Mesir yang bangsanya masih menyembah Dewa Iris agar dapat disembuhkan
dari penyakit. Sementara itu bangsa Cina menganggap penyakit disebabkan oleh setan atau
makhluk halus dan akan bertambah parah jika orang lain menyentuh orang sakit tersebut.
Kemajuan pradaban manusia dimulai ketika manusia mengenal agama. Penyebaran agama
sangat mempengaruhi perkembangan peradaban manusia, sehingga berdampak positif terhadap
perkembangan keperawatan.
Pada permulaan Masehi, Agama Kristen mulai berkembang. Pada masa itu, keperawatan
mengalami kemajuan yang berarti, seiring dengan kepesatan perkembangan Agama Kristen. Ini
dapat di lihat pada masa pemerintahan Lord Constantine, yang mendirikan Xenodhoeum atau
hospes (latin), yaitu tempat penampungan orang yang membutuhkan pertolongan terutama bagi
orang-orang sakit yang memerlukan pertolongan dan perawatan.
Pada pertengahan Abad VI Masehi, Agama Islam mulai berkembang. Pengaruh Agama Islam
terhadap perkembangan keperawatan tidak terlepas dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW
menyebarkan Agama Islam. Memasuki Abad VII Masehi Agama Islam tersebar ke berbagai
pelosok Negara. Pada masa itu di Jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti: ilmu
pasti, ilmu kimia, hygiene dan obat-obatan. Prinsip-prinsip dasar perawatan kesehatan seperti
pentingnya menjaga kebersihan makanan, air dan lingkungan berkembang secara pesat. Tokoh
keperawatan yang terkenal dari dunia Arab pada masa tersebut adalah “Rafida”.\
Perkembangan keperawatan di Inggris sangat penting untuk kita pahami, karena Inggris
melalui Florence Nightingle telah membuka jalan bagi kemajuan dan perkembangan
keperawatan yang kemudian diikuti oleh negara-negara lain.
Florence Nightingle, lahir dari keluarga kaya dan terhormat pada tahun 1820 di Flronce (Italia).
Setahun setelah kelahirannya, keluarga Florence kembali ke Inggris. Di Inggris Florence
mendapatkan pendidikan sekolah yang baik sehingga ia mampu menguasai bahasa Perancis,
Jerman, dan Italia. Pada usia 31 tahun Florence mengikuti kursus pendidikan perawat di
Keiserwerth (Italia) dan Liefdezuster di Paris, dan setelah pendidikan ia kembali ke Inggris.
Pada saat Perang Krim (Crimean War) terjadi di Turki tahun 1854, Florence bersama 38
suster lainnya di kirim ke Turki. Berkat usaha Florence dan teman-teman, telah terjadi perubahan
pada bidang hygiene dan keperawatan dengan indikator angka kematian turun sampai 2%.
Kontribusi Florence Nightingle bagi perkembangan keperawatan adalah menegaskan bahwa
nutrisi merupakan satu bagian penting dari asuhan keperawatan, meyakinkan bahwa okupasional
dan rekreasi merupakan suatu terapi bagi orang sakit, mengidentifikasi kebutuhan personal klien
dan peran perawat untuk memenuhinya, menetapkan standar manajemen rumah sakit,
mengembangkan suatu standar okupasi bagi klien wanita, mengembangkan pendidikan
keperawatan, menetapkan 2 (dua) komponen keperawatan, yaitu: kesehatan dan penyakit.
Meyakinkan bahwa keperawatan berdiri sendiri dan berbeda dan berbeda dengan profesi
kedokteran dan menekankan kebutuhan pendidikan berlanjut bagi perawat.
4. Penyebaran Keperawatan di Dunia
5. a) Mesir
Bangsa mesir pada zaman purba telah menyembah banyak dewa. Dewa yang terkenal antara
lain Isis. Mereka beranggapan bahwa dewa ini menaruh minat terhadap orang sakit dan
memberikan pertolongan pada waktu si sakit sedang tidur. Didirikanlah kuil yang merupakan
rumah sakit pertama di mesir. Ilmu ketabiban terutama ilmu bedah telah dikenal oleh bangsa
mesir zaman purba (± 4800 SM). Dalam menjalankan tugasnya sebagai tabib ia menggunakan
bidai (spalk), alat-alat pembalut, ia mempunyai pengetahuan tentang anatomi, Hygienr umum
serta tentang obat-obatan. Didalam buku-buku tertulis dalam kitab Papyrus didalamnya memuat
kurang lebih 700 macam resep obat-obatan dari Mesir.
Ilmu pengetahuan tentang anatomi dan obat-obat ramuan telah diketahui oleh bangsa Babylon
sejak beberapa abad SM. Pada salah satu tulisan yang menyatakan bahwa pada 680 SM orang
telah mengetahui cara menahan darah yang keluar dari hidung dan merawat jerawant pada muka.
Bangsa Babylon menyembah dewa oleh karena itu perawatan atau pengobatan berdasarkan
kepercayaan tersebut.
c ) Yahudikuno
Ilmu pengetahuan bangsa Yahudi banyak di peroleh dari bangsa Mesir. Misalnya : cara-
cara memberi pengobatan orang yang terkenal adalah Musa. Ia juga dikenal sebagai seorang ahli
hygiene. Dibawah pimpinannya bangsa Yahgudi memajukan minatnya yang besar terhadap
kebersihan umum dan kebersihan diri. Undang-undang kesehatan bangsa Yahudi menjadi dasar
bagi hygiene modern dimana cara-cara dan peraturannya sesuai dengan bakteriologi zaman
sekarang, misalnya :
4) Memberitahukan kepada yang berwajib bila ada penyakit yang berbahaya, sehingga
Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, perawat berasal dari penduduk pribumi yang
disebut “velpleger” dengan dibantu “zieken oppaser” sebagai penjaga orang sakit. Mereka
bekerja pada rumah sakit Binnen Hospital di Jakarta yang didirikan tahun 1799.
Pada masa VOC berkuasa, Gubernur Jendral Inggris Raffles (1812-1816), telah memiliki
semboyan “Kesehatan adalah milik manusia” Pada saat itu Raffles telah melakukan pencacaran
umum, membenahi cara perawatan pasien dengan gangguan jiwa serta memperhatikan kesehatan
dan perawatan tahanan.
Setelah pemerintah kolonial kembali ke tangan Belanda, di Jakarta pada tahun 1819 didirikan
beberapa rumah sakit. Salah satunya adalah rumah sakit Sadsverband yang berlokasi di Glodok-
Jakarta Barat. Pada tahun 1919 rumah sakat tersebut dipindahkan ke Salemba dan sekarang
dengan nama RS. Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Dalam kurun waktu 1816-1942 telah berdiri beberapa rumah sakit swasta milik misionaris
katolik dan zending protestan seperti: RS. Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Cikini-Jakarta Pusat,
RS. St. Carolos Salemba-Jakarta Pusat. RS. St Bromeus di Bandung dan RS. Elizabeth di
Semarang. Bahkan pada tahun 1906 di RS. PGI dan tahun 1912 di RSCM telah
menyelenggarakan pendidikan juru rawat. Namun kedatangan Jepang (1942-1945) menyebabkan
perkembangan keperawatan mengalami kemunduran.
4. Sejarah Perkembangan Keperawatan Setelah Kemerdekaan
5. a)Periode1945-1962
Tahun 1945 s/d 1950 merupakan masa transisi pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Perkembangan keperawatan pun masih jalan di tempat. Ini dapat dilihat dari
pengembanagan tenaga keperawatan yang masih menggunakan system pendidikan yang telah
ada, yaitu perawat lulusan pendidikan Belanda (MULO + 3 tahun pendidikan), untuk ijazah A
(perawat umum) dan ijazah B untuk perawat jiwa. Terdapat pula pendidikan perawat dengan
dasar (SR + 4 tahun pendidikan) yang lulusannya disebut mantri juru rawat.
Baru kemudian tahun 1953 dibuka sekolah pengatur rawat dengan tujuan menghasilkan
tenaga perawat yang lebih berkualitas. Pada tahun 1955, dibuka Sekolah Djuru Kesehatan (SDK)
dengan pendidikan SR ditambah pendidikan satu tahun dan sekolah pengamat kesehatan sebagai
pengembangan SDK, ditambah pendidikan lagi selama satu tahun.
Pada tahun 1962 telah dibuka Akademi Keperawatan dengan pendidikan dasar umum SMA yang
bertempat di Jakarta, di RS. Cipto Mangunkusumo. Sekarang dikenal dengan nama Akper
Depkes di Jl. Kimia No. 17 Jakarta Pusat.
Walupun sudah ada pendidikan tinggi namun pola pengembangan pendidikan keperawatan
belum tampak, ini ditinjau dari kelembagaan organisasi di rumah sakit. Kemudian juga ditinjau
dari masih berorientasinya perawat pada keterampilan tindakan dan belum dikenalkannya konsep
kurikulum keperawatan. Konsep-konsep perkembangan keperawatan belum jelas, dan bentuk
kegiatan keperawatan masih berorientasi pada keterampilan prosedural yang lebih dikemas
dengan perpanjangan dari pelayanan medis.
3. b)Periode1963-1983
Periode ini masih belum banyak perkembangan dalam bidang keperawatan. Pada tahun 1972
tepatnya tanggal 17 April lahirlah organisasi profesi dengan nama Persatuan Perawat
Nasional Indonesia (PPNI) di Jakarta. Ini merupakan suatau langkah maju dalam
perkembangan keperawatan. Namun baru mulai tahun 1983 organisasi profesi ini terlibat
penuh dalam pembenahan keperawatan melalui kerjasama dengan CHS, Depkes dan
organisasi lainnya.
Pada tahun 1985, resmi dibukanya pendidikan S1 keperawatan dengan nama Progran Studi Ilmu
Keperawatan (PSIK) di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesi di Jakarta. Sejak saat itulah
PSIK-UI telah menghasilkan tenaga keperawatan tingkat sarjana sehingga pada tahun 1992
dikeluarkannya UU No. 23 tentang kesehatan yang mengakui tenaga keperawatan sebagai
profesi.
Pada tahun 1996 dibukanya PSIK di Universitas Padjajaran Bandung. Pada tahun 1997
PSIK-UI berubah statusnya menjadi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI),
dan untuk meningkatkan kualitas lulusan, pada tahun 1998 kurikulum pendidikan Ners disyahkan
dan digunakan. Selanjutnya juga pada tahun 1999 kurikulum D-III keperawatan mulai dibenahi
dan mulai digunakan pada tahun 2000 sampai dengan sekarang.
2. a) Wawasan Keilmuan
Pada tingkat pendidikan akademi, penggunaan kurikulum D III keperawatan 1999, merupakan
wujud dari pembenahan kualitas lulusan keperawatan. Wujud ini dapat dilihat dengan adanya:
4. Mata Kuliah Umum (MKU), yaitu : Pendidikan agama, Pancasila.
5. Mata Kuliah Dasar Keahliah (MKDK), yaitu: Anatomi, Fisiologi.
Demikian juga halnya dengan tingkat pendidikan S1 Keperawatan, yaitu dengan berlakunya
kurikulum Ners pada tahun 1998.Sementara itu di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia (FIK-UI) telah dibuka S2 Keperawatan untuk Studi Manajemen Keperawatan,
Keperawatan Maternitas dan Keperawatan Komunitas. Dan selanjutnya akan dibuka Studi S2
Keperwatan Jiwa dan Keperawatan Medikal Bedah.
Dapat disimpulkan bahwa saat ini perkembangan keperawatan diarahkan kepada profesionalisme
dengan spesialisasi bidang keperawatan.
2. b) Orientasi Pendidikan
2. c) Kerangka Konsep
Berpikir ilmiah pembiasaan sikap dan tingkah laku profesional, belajar aktif, pendidikan di
lingkungan masyrakat serta penguasaan iptek keperawatan merupakan karakteristik dari
pendidikan profesional keperawatan.
Perubahan adat pelayanan dari fokasional menjadi perawat dengan fokus asuhan keperawatan
dengan peran prefentif dan promotif tanpa melupakan peran kreatif dan rehabilitatif harus
didukung dengan peningkatan sumber daya manusia dibidang keperawatan. Sehingga pada
pelaksaan pemberian sumber keperawatan dapat terjadinya pelayanan yang efisien, efektif, serta
berkualitas. Selanjtunya, saat ini jug atelah berkembangan berbagai model prektis keperawatan
profesional, seperti :
Praktik keperawatan di rumah sakit kesehatan.
Praktik keperawatan di rumah (home caffe)
Praktik keperawatan perorangan, yaitu melalui keputusan Kepmenkes No. 647 tahun
2000, yang kemudian di revisi menjadi Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang Registrasi
dan Praktik Keperawatan.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Keperawatan merupakan sebuah ilmu dan profesi yang memberikan pelayanan kesehatan
guna untuk meningkatkan kesehatan bagi masyarakat. Keperawatan sudah ada sejak manusia itu
ada dan hingga saat ini Profesi keperawatan berkembang dengan pesat. Sejarah perkembangan
keperawatan di Indonesia tidak hanya berlangsung di tatanan praktik, dalam hal ini layanan
keperawatan, tetapi juga di dunia pendidikan keperawatan. pendidikan keperawatan memberi
pengaruh yang besar terhadap kualitas layanan keperawatan. Karenanya, perawat harus terus
meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya melalui pendidikan keperawatan yang
berkelanjutan.
B.SARAN
Dari kesimpulan yang ada maka kita sebagai perawat atau calon perawat harus terus
meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya melalui pendidikan keperawatan yang
berkelanjutan, sehingga kita tidak mengalami ketertinggalan dari keperawatan internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat A. Aziz Alimul. (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Eds 2. Salemba Medika:
Jakarta
Stevens, P.J.M, et al. (1999) Ilmu keperawatan. Jilid I, Ed. 2. EGC: Jakarta
No. 4. Makalah Falsafah Keperawatan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai-nilai yang menjadi pedoman untuk mencapai
suatu tujuan dan di pakai sebagai pandangan hidup.
Falsafah keperawatan Merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia dan esensi
keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktek keperawatan. Hakekat manusia
yang di maksud disini adalah manusia sebagai makhluk biologis,psikologis,sosial,dan
spiritual,sedangkan esensinya adalah falsafah keperawatan
2.1 RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu falsafa?
2. Falsafa keperawatan
3. Falsafa menurut para ahli
4. Perawat sebagai profesi
2.2 TUJUAN MASALH
1. Mengetahui apa itu falsafa
2. Mengetahui apa itu falsafah keperawatan
3. Mengatahui falsafa keperawatan menurut para ahli
4. Mengetahui perawat sebagai profesi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN FALSAFAH.
Falsafah adalah keyakinan terhadap nilai-nilai yang menjadi pedoman untuk mencapai
suatu tujuan dan di pakai sebagai pandangan hidup.
Falsafah keperawatan Merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia dan esensi
keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktek keperawatan. Hakekat manusia
yang di maksud disini adalah manusia sebagai makhluk biologis,psikologis,sosial,dan
spiritual,sedangkan esensinya adalah falsafah keperawatan yang meliputi:
1.memandang bahwa pasien sebagai manusia yang utuh (holistik)yang harus di penuhui segala
kebutuhannya baik kebutuhan biologis,psikologis,sosial dan spiritual yang di berikan secara
komprehensif dan tidak bisa di lakukan secara sepihak atau sebagian dari kebutuhannya
2.bentuk pelayanan keperawatan yang di berikan harus secara langsung dengan memperhatikan
aspek kemanusiaan
3.setiap orang berhak mendapatkan perawatan tanpa memandang perbedaan
suku,kepercayaan,status sosial,agama,dan ekonomi
4.pelayanan keperwatan tersebut merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan
mengingat perawat bekerja dalam lingkup tim kesehatan bukan sendiri-sendiri
5.mitra yang selalu aktif dalam pelayanan kesehatan,bukan seorang penerima jasa yang aktif
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Falsafah keperawatan adalah keyakinan perawat terhadap nilai-nilai keperawatan yang
menjadi pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan, kepada individu, keluarga, kelompok,
maupun masyarakat. Keyakinan ini terhadap nilai keperawatan harus menjadi pegangan setiap
perawat. Flsafah keperawatan menjadi landasan bagi perawat dalam menjalankan profesinya.
Esensi falsafah keperawatan yaitu memandangh pasien sebagai mahluk yang holistik, yang harus
dipenuhi segala kebutuhannya, secara biologis, phisikologis, sosial, dan spiritual yang diberikan
secara komprehensif.
3.1 SARAN
Sebagai seorang perawat kita harus mengetahui apa itu falsafah keperawatan yang
menjadi dasar sebuah profesi keperawatan.
Bagi perawat diharpkan mampu memehami dan menerapkan falsafah keperawatan dalam praktik
lapangan bagi.
Daftar Pustaka
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC.
Kozier, Erb, Berman, & Snyder. 2011. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses,
dan Praktik, ed. 7, vol. 1. Jakarta : EGC
No. 5. Makalah Keperawatan Sebagai Profesi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan merupakan profesi yang membantu dan memberikan pelayanan yang
berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan individu. Keperawatan juga diartikan sebagai
konsekuensi penting bagi individu yang menerima pelayanan, profesi ini memenuhi kebutuhan
yang tidak dapat dipenuhi oleh seseorang, keluarga atau kelompok di komunitas. (Committee on
Education American Nurses Association (ANA), 1965).
WHO Expert Committee on Nursing dalam Aditama (2000) mengatakan bahwa,
pelayanan keperawatan adalah gabungan dari ilmu kesehatan dan seni melayani/memberi asuhan
(care), suatu gabungan humanistik dari ilmu pengetahuan, filosofi keperawatan, kegiatan klinik,
komunikasi dan ilmu sosial.
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan
biopsikososial dan spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan
masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia.
(Lokakarya Nasional, 1983).
Profesi berasal dari kata profession yang berarti suatu pekerjaan yang membutuhkan
dukungan body of knowledge sebagai dasar bagi perkembangan teori yang sistematis meghadapi
banyak tantangan baru, dan karena itu membutuhkan pendidikan dan pelatihan yang cukup lama,
memiliki kode etik orientasi utamanya adalah melayani (alturism).
Profesi adalah suatu pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat dan bukan
untuk kepentingan golongan atau kelompok tertentu. Profesi sangat mementingkan kesejahteraan
orang lain, dalam konteks bahasan ini konsumen sebagai penerima jasa pelayanan keperawatan
profesional. Menurut Webster, profesi adalah pekerjaan yang memerlukan pendidikan yang lama
dan menyangkut keterampilan intelektual.
Kelly dan Joel (1995) menjelaskan, “Profesional sebagai suatu karakter, spirit atau metode
profesional yang mencakup pendidikan dan kegiatan di berbagai kelompok okupasi yang
anggotanya berkeinginan menjadi profesional”. Profesional merupakan suatu proses yang
dinamis untuk memenuhi atau mengubah karakteristik kearah suatu profesi.
Sejak abad yang lalu keperawatan telah megalami perubahan yang drastis, selain itu juga
telah mengikuti perundang-undangan dan mendapatkan penghargaan sebagai profesi penuh.
Hugnes E.C (1963) mengatakan bahwa, “Profesi adalah seorang ahli, mereka mengetahui lebih
baik tentang sesuatu hal dari orang lain, serta mengetahui lebih baik daripada kliennya tentang
apa yang terjadi pada klien”. Dalam konsep profesi ada tiga nilai penting yang perlu dipahami
yakni:
1. Pengetahuan yang mendalam dan sistimatik.
2. Keterampilan teknis dan kiat yang diperoleh melalui latihan yang lama.
3. Pelayanan asuhan kepada yang memerlukan berdasarkan ilmu pengetahuan, keterampilan teknis
dan pedoman serta falsafah moral yang diyakini (etika profesi).
Menurut Hood L.J dan Leddy S.K (2006), “Perawat profesional akan menggunakan
pendekatan holistik dalam menemukan kebutuhan kesehatan bagi klien yang dirawatnya, hal ini
sesuai dengan pernyataan kebijakan yang disampaikan oleh American Nurses Association (1995),
ada empat ciri praktik profesional yang harus dilakukan oleh perawat, yaitu:
1. Perawat menggunakan fokus orientasi pada masalah dengan memperhatikan rangkaian seluruh
respon manusia terhadap kesehatan dan penyakitnya.
2. Perawat terintegrasi dalam tenaga kesehatan yang menggunakan pengetahuannya untuk
membantu mencapai tujuan pasien dengan mengumpulkan data subjektif maupun objektif pasien
dan memahaminya baik secara individual atau secara berkelompok.
3. Perawat mengaplikasikan ilmu pengetahuannya untuk menentukan diagnosa dan melakukan
treatment respon manusia.
4. Perawat melakukan asuhan keperawatan dengan melakukan hubungan terapeutik dengan pasien
untuk memfasilitasi kesehatan dan penyembuhan.
Ada tiga istilah penting yang berhubungan dengan profesi, yaitu profesionalisme,
profesionalisasi, dan profesi.
1. Profesionalisme
Merujuk pada karakter profesional, semangat atau metode. Merupakan suatu sifat resmi, cara
hidup yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya. Profesionalisme keperawatan telah ada sejak
zaman Florence Nightingale (1820-1910).
2. Profesionalisasi
Profesionalisasi adalah suatu proses untuk menjadikan profesional dengan cara memenuhi
beberapa kriteria yang telah ditentukan/disepakati.
3. Profesi
Jika dilihat di dalam kamus, sama dengan pekerjaan yang menghendaki pendidikan yang lebih
luas atau memiliki ilmu pengetahuan yang spesial, keterampilan serta dipersiapkan dengan cara
yang baik.
Dunia profesi keperawatan terus bergerak. Hampir dua dekade profesi ini menyerukan
perubahan paradigma. Perawat yang semula tugasnya hanyalah semata-mata menjalankan
perintah dokter kini berupaya meningkatkan perannya sebagai mitra kerja dokter seperti yang
sudah dilakukan di negara-negara maju.
Sebagai sebuah profesi yang masih berusaha menunjukkan jati diri, profesi keperawatan
dihadapkan pada banyak tantangan. Tantangan ini bukan hanya dari eksternal tapi juga dari
internal profesi ini sendiri.
3. Didukung oleh badan ilmu yang sesuai dengan bidangnya (antalogi), jelas wilayah kerja
keilmuannya (Epistomologi), dan aplikasinya (Axiologi).
4. Profesi diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang terencana, terus-menerus dan
bertahap.
3. Pekerjaan profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara legal melalui perundang-
undangan.
5. Peraturan dan ketentuan yang mengatur hidup dan kehidupan profesi (standar pendidikan
dan pelatihan, standar pelayanan, dan kode etik) serta pengawasan terhadap pelaksanaan
peraturan-peraturan tersebut dilakukan sendiri oleh warga profesi (Winsley, 1964).
Kriteria Profesi
8. Pembinaan iptek.
Keperawatan sebagai profesi merupakan salah satu pekerjaan dimana dalam menentukan
tindakannya didasarkan pada ilmu pengetahuan serta memiliki keterampilan yang jelas dalam
keahliannya.
Dengan adanya perkembangan keperawatan dari kegiatan yang sifatnya rutin yang
menjadi pemenuhan kebutuhan berdasarkan ilmu, membawa suatu perubahan yang sangat besar
dalam dunia keperawatan karena pelayanan yang semula hanya berdasarkan pada insting dan
pengalaman menjadi pelayanan keperawatan profesional berdasarkan ilmu dan teknologi
keperawatan yang selalu berubah sesuai dengan kemajuan zaman. Perawatan sebagai profesi
mempunyai karakteristik sebagai berikut:
3.2 Saran
Penyusun berharap agar semua perawat dapat meningkatkan kualitas kerjanya dan mampu
menjadi seseorang yang profesional dalam bidangnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sumijatun. 2010. Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional. Jakarta: Trans Info Media
Pro-Health. 2009. Keperawatan Sebagai Suatu Profesi.
(http://stikeskabmalang.wordpress.com/2009/09/17/keperawatan-sebagai-suatu-profesi-3/
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang. Hampir dua dekade profesi ini menyerukan
perubahan paradigma. Perawat yang semula tugasnya hanyalah semata – mata menjalankan
perintah dokter kini berupaya meningkatkan perannya sebagai mitra kerja dokter seperti yang
sudah dilakukan di negara – negara maju. Perawat dianggap sebagai salah satu profesi kesehatan
yang harus dilibatkan dalam pencapaian tujuan pembangunan kesehatan baik di dunia maupun di
Indonesia.
Sebagai sebuah profesi yang masih berusaha menunjukkan jati diri, profesi keperawatan
dihadapkan pada banyak tantangan. Tantangan ini bukan hanya dari eksternal tapi juga dari
internal profesi ini sendiri. Untuk itu perawat dituntut memiliki skill yang memadai untuk
menjadi seorang perawat profesional.
Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan menuntut
perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang. Saat ini perawat
memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit, juga memandang klien secara komprehensif.
B. Tujuan
Tujuan Umum : Adapaun tujuan penulisan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui dan
memahami perawat sebagai peran dan fungsi perawat profesional.
Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui dan memahami pengertian dari perwata sebagai profesi
2. Mengetahui dan memahami pengertian perawat profesional
3. Mengetahui dan memahami peran profesional
4. Mengetahui dan memahami fungsi perawat profesional.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Perawat adalah mereka yang memiliki keamampuan dan kewenangan melakukan tindakan
keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan.
Seseorang dikatakan perawat profesional jika memiliki ilmu pengetahuan, ketrampilan
keperawatan profesional serta memliki sikap profesional sesuai kode etik profesi.
Seseorang dikatakan perawat profesional jika memiliki ilmu pengetahuan ketrampilan
keperawatan profesional serta memiliki sikap profesional sesuai kode etik profesi.
Hal ini mencerminkan manfaa pendidikan sepanjang hidup. Dalam hal keperawatan profesional,
lulusan perlu melanjutkan pendidikan untuk mempertahankan dan memperluas tingkat
kompetensi mereka agar memenuhi kreteria profesional, mengantisipasi peran perawat pada
masa yang akan datang, dan memperluas ilmu pengetahuan profesional.
4. Otonomi
Hak menentukan diri sebagai profesi yang berarti para perawat haus memiliki kebebasan untuk
menggunakan pengetahuan dan ketrampilan mereka guna kemajuan manusia dan otoritas serta
kemampuan untuk melihat bahwa layanan keperawatan diberikan secara aman dan efektif.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang meliputi aspek bio-psilo-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan
kepada individu, keluarga atau masyarakat yang sehat maupun sakit yang mencangkup siklus
hidup manusia. Keperawatan dapat dipandang sebagai suatu profesi karena mempunyai body of
knowledge, pendidikan berbasis keahlian pada jenjang pendidikan tinggi, memberikan pelayanan
kepada masyarakat melalui praktik dalam bidang profesi, memiliki perhimpunan atau organisasi
profesi, memberlakukan kode etik keperawatan, otonomi dan motivasi bersifat altruistik.
Untuk menunjang keperawatan professional maka di perlukan Peningkatan kualitas
organisasi profesi keperawatan dengan berbagai cara, pendekatan serta kiat kiat yang lebih
difokuskan pada kemampuan perawat untuk memberikan asuhan keperawatan secara
komprehensif dengan sentuhan seni dalam arti menggunakan kiat – kiat tertentu dalam upaya
memberikan kenyaman dan kepuasan pada klien.
B. Saran
Kami sadar bahwa penyusunan makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Untuk terakhir kalinya kami berharap
pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi perawat sehingga
dapat meningkatkan kualitas kerja dan mampu menjadi perawat profesional dibidangnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ns. Asmadi, S.Kep. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Kuswanto, S.Kep. M.Kes. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Buku
Kedokteran EGC. Jakarta
Blais, Kathleen Koening, Jonice S. Hayes, dkk. 2007. Praktik Keperawatan Profesional. Widya
Medika. Jakarta
H. Zaidin Ali, SKM, MM. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Widya Medika. Jakarta
http://kti-akbid.blogspot.com/2011/03/makalah-peran-dan-fungsi-perawat.html
http://nizaraharja92.blogspot.com