Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Komunikasi Fasilitatif”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini dapat diselesaikan berkat


bimbingan dan bantuan sejumlah pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Dosen Pengampu Komunikasi Sri Widiyati
2. Kedua Orang Tua yang selalu memberikan motivasi kepada kami
3. Teman-teman yang telah memberikan dukungan

Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan.Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangunakan sangat kami harapkan. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat.

Semarang, 9 September 2017

Tim Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL.................................................................................... 1

KATA PENGANTAR..................................................................................... 2

DAFTAR ISI.................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................
4
1.1. Latar Belakang Masalah.............................................................. 4
1.2. Rumusan Masalah....................................................................... 4
1.3. Tujuan Penulisan........................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………..

1.4 Pengertian Berpikir.................................................................... 5

1.5 Konsep Berpikir......................................................................... 5

1.6 Konsep Penalaran...................................................................... 5

1.7 Membuat Keputusan dan Pemecahan Masalah......................... 6

BAB III PENUTUP...................................................................................

1.8 Kesimpulan……………………………………….................. 8

1.9 Saran……………………….................................................... 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting. Bukan hanya dalam
kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara umum. Komunikasi
merupakan hal yang esensial dalam kehidupan kita. Kita semua berinteraksi dengan sesama
dengan cara melakukan komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang
sederhana sampai yang kompleks, dan teknologi kini telah merubah cara manusia
berkomunikasi secara drastis.

Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka, melainkan bentuk dari
apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang membenarkan hati, sikap badan,
ungkapan minat, sikap dan perasaan yang sama. Diterimanya pengertian yang sama adalah
merupakan kunci dalam komunikasi. Komunikasi merupakan fasilitatif praktek keperawatan.
Perawat dalam 24 jam prakteknya selalu berhubungan dengan klien dan relasi kerja apakah
itu perawat-klien, perawat-keluarga, perawat-perawat dan perawat-dokter serta perawat
dengan petugas kesehatan lain. Sehingga seorang perawat sudah seharusnya menyadari
bahwa setiap perilaku merupakan komunikasi baik verbal maupun nonverba

Saat ini perkembangan keperawatan di Indonesia telah mengalami perubahan yang


sangat pesat menuju perkembangan keperawatan sebagai profesi. Proses ini merupakan proses
perubahan yang sangat mendasar dan konsepsional, yang mencakup seluruh aspek
keperawatan baik aspek pendidikan, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta kehidupan keprofesian dalam keperawatan.

Perkembangan keperawatan menuju keperawatan profesi dipengaruhi oleh sebagai


perkembangan keperawatan profesional seperti: adanya tekanan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi keperawatan. Oleh sebab itu jaminan pelayanan keperawatan yang
berkualitas hanya dapat diperoleh dari tenaga keperawatan yang profesional. Dalam konsep
profesi terkait erat tiga nilai sosial yaitu: pengetahuan yang mendalam dan sistematis,
keterampilan teknis dan kiat yang diperoleh melalui latihan yang lama dan teliti, dan
pelayanan/angsuran kepada yang memerlukan berdasarkan ilmu pengetahuan dan
keterampilan teknis tersebut dengan berpedoman pada filsafat moral yang diyakini, yaitu etika
profesi serta konsep-konsep dalam berkomunikasi.

B.  Rumusan Masalah
            Untuk memudahkan proses penjabaran dan penjelasan, makalah ini memiliki beberapa
rumusan masalah, yaitu :
1. Apa pengertian dari komunikasi?
2. Bagaimana proses komunikasi?
3. Apa saja yang menjadi hambatan komunikasi?
4. Apa saja jenis-jenis komunikasi?
5. Mengapa komunikasi menjadi inti kepemimpinan?

1.3 Tujuan Penulisan


            Tujuan penulisan makalah ilmiah ini adalah untuk mengetahui komunikasi fasilitatif pada
perawat. Di samping itu, makalah ini ditulis sebagai tugas kelompok pada mata kuliah
Komunikasi .

BAB II
PEMBAHASAN
Komunikasi Fasilitatif

Teori komunikasi berhubungan dengan praktik keperawatan jiwa untuk tiga alasan utama.

1. Komunikasi merupakan alat untuk membina hubungan terapeutik karena komunikasi


mencakup penyampaian informasi dan pertukaran pikiran dan perasaan.

2. Komunikasi adalah cara yang digunakan untuk mempengaruhi prilaku orla lain. Oleh karena
itu,

komunikasi sangat penting untuk mencapai keberhasilan intervensi keperawatan karena proses
keperawatan ditujukan untuk meningkatkan perubahan perilaku adaptif.

3. Komunikasi adalah hubungan itu sendiri, tanpa komunikasi, hubungan terapeutik perawat-
pasien tidak mungkin tercapai.

Komunikasi Fasilitatif
Terdiri dari perilaku verbal, perilaku nonverbal, analisis masalah dan
teknik terapeutik.
ASPEK-ASPEK ANALISA KESADARAN DIRI PERAWAT

A.    Kesadaran Diri
            Helper yang efektif adalah mampu menjawab pertanyaan, siapa saya?
Perawat adalah orang yang care akan kebutuhan pasien baik biologi, psikologik dan
sosiokultural dengan melihat rata-rata penampilan yang dimilikinya. Perawat belajar tentang
kecemasan, kemarahan, kesedihan dan kegembiraan dalam membantu pasien terhadap
kontinyu sehat dan sakit.
            Banyak pendapat yang mengatakan bahwa perawat perlu menjawab
pertanyaan “siapa saya”. Perawat harus dapat mengkaji perasaan, reaksi dan perilakunya
secara pribadi maupun sebagai pemberi perawatan. Kesadaran diri akan membuat perawat
menerima perbedaan dan keunikan klien.
          Campbell (1980) mendefenisikan kesadaran diri menurut model keperawatan
secara holistik meliputi komponen psikologik, fisik, lingkungan dan pilosopi :
1.      Komponen psikologi
Termasuk pengetahuan, emosi, motivasi, konsep diri dan personaliti.
2.      Komponen fisik
Adalah pengetahuan tentang fisiologi personal dan umum, juga termasuk sensasi
tubuh, gambaran diri dan potensial fisik.
3.      Komponen lingkungan
Berisi tentang lingkungan sosiokultural, hubungan dengan orang lain, dan
pengetahuan tentang hubungan antara manusia dan alam.
4.      Komponen pilosopi
Adalah perasaan tentang makna kehidupan. Pilosopi diri berupa tentang
kehidupan dan kematian baik yang disadari maupun tidak disadaritermasuk
kemampuan superior, tetapi juga meliputi tanggung jawab terhadap perilaku
baik secara etik dan nyata.

          Kesemua komponen merupakan model yang dapat digunakan untuk


meningkatkan kesadaran diri dan perkembangan diri perawat dan pasien untuk mengerti
akan dirinya.
Kesadaran diri dan perkembangan diri perawat perlu ditingkatkan agar penggunaan diri
secara terapeutik dapat lebih efektif. Johari Window (Stuart dan Sunden. 1987, h.98)
menggambarkan tentang perilaku, pikiran, perasaan seseorang melalui gambar berikut:

1 2

Diketahui oleh diri sendiri dan Hanya diketahui oleh orang


orang lain lain

3 4

Hanya diketahui oleh diri Tidak diketahui oleh siapapun


sendiri

Kuadran 1 adalah kuadran yang terdiri dari perilaku, pikiran dan perasaan yang
diketahui oleh individu dan orang lain disekitarnya. Kuadran 2 sering disebut kuadran buta
karena hanya diketahui oleh orang lain. Kuadran 3 disebut rahasia karena hanya diketahui
oleh individu. Ada 3 prinsip yang dapat diambil dari Johari Window yaitu :
1.      Perubahan satu kuadran akan mempengaruhi kuadran yang lain.
2.      Jika kuadran 1 yang paling kecil, berarti komunikasinya buruk atau kesadaran
dirinya kurang.
3.      Kuadran 1 paling besar pada individu yang mempunyai kesadaran diri yang
tinggi.
Kesadaran diri dapat ditingkatkan melalui tiga cara (Stuart dan Sundeen, 1987,h.98 –
99) yaitu :
1.      Mempelajari diri sendiri. Proses eksplorasi diri sendiri, tentang pikiran,
perasaan, perilaku, termasuk pengalaman yang menyenangkan, hubungan
hubungan interpersonal dan kebutuhan pribadi. Caranya meningkatkan
pengetahuan diri, diperlukan dengan belajar tentang diri sendiri. Individu perlu
menampilkan keikhlasan dalam menampilkan emosinya, identifikasi kebutuhan
dan kemampuan personal, dan penampilan bentuk tubuh terhadap kebebasan,
kegembiraan, dan spontan. Yang termasuk penampilan personal meliputi
pikiran, perasaan, memori dan rangsangan.
2.      Belajar dari orang lain. Belajar dan mendengar orang lain. Pengetahuan
tentang diri tidak bisa diketahui oleh diri sendiri. Juga berhubungan dengan
orang lain, individu mempelajari diri sendiri, juga belajar untuk mendengar
secara aktif dan terbuka menerima umpan balik dari orang lain. Kesediaan dan
keterbukaan menerima umpan balik orang lain akan meningkatkan pengetahuan
tentang diri sendiri.  Aspek yang negatif memberi kesadaran bagi individu untuk
memperbaikinya sehingga individu akan selalu berkembang setiap menerima
umpan balik.
3.      Membuka diri. Keterbukaan merupakan salah satu kriteria kepribadian yang
sehat. Untuk ini harus ada teman intim yang dapat dipercaya tempat
menceritakan hal yang merupakan rahasia.

Proses peningkatan kesadaran diri sering menyakitkan dan tidak mudah khususnya jika
ditemukan konflik dengan ideal diri. Tetapi merupakan tantangan untuk berubah dan
tumbuh.
B.     Klarifikasi Nilai
Perawat harus mampu menjawab, apa yang penting untuk saya? Kesadaran membantu
perawat untuk sayang dan tidak menjauhi pasien dan membantu sesuai dengan
kebutuhannya.
Walaupun hubungan perawat – klien merupakan hubungan timbal balik, tetapi
kebutuhan klien selalu di utamakan. Perawat sebaiknya mempunyai sumber kepuasan dan
rasa aman yang cukup, sehingga tidak menggunakan klien untuk kepuasan dan
keamanannya.
Jika perawat mempunyai konflik, ketidakpuasan, sebaiknya perawat menyadari dan
mengklarifikasi agar tidak mempengaruhi keberhasilan hubungan perawat – klien.
Dengan menyadari sistem nilai yang dimiliki perawat, misalnya kepercayaan, seksual,
ikatan keluarga, perawat akan siap mengidentifikasi situasi yang bertentangan dengan
sistem nilai yang dimiliki.

C.     Eksplorasi Perasaan


Perawat perlu terbuka dan sadar terhadap perasaannya, dan mengontrolnya agar ia dapat
menggunakan dirinya secara terapeutik (Stuart dan Sundeen, 1987,h.102).
Jika perawat terbuka pada perasaannya maka ia mendapatkan dua informasi penting
yaitu bagaimana responnya pada klien dan bagaimana penampilannya pada klien. Sewaktu
berbicara dengan klien, perawat harus menyadari responnya dan mengontrol
penampilannya.

D.    Kemampuan Menjadi Model (Role Model)


Perawat yang mempunyai masalah pribadi, seperti ketergantungan obat, hubungan
interpersonal yang terganggu, akan mempengaruhi hubungannya dengan klien (Stuart dan
Sundeen, 1987, h.102)
Perawat mungkin menolak dan mengatakan ia dapat memisahkan hubungan profesional
dengan kehidupan pribadi. Hal ini tidak mungkin pada asuhan kesehatan jiwa karena
perawat memakai dirinya secara terapeutik dalam menolong klien.
Perawat yang efektif adalah perawat yang dapat memenuhi dan memuaskan kehidupan
pribadi serta tidak didominasi oleh konflik, distres atau pengingkaran dan memperlihatkan
perkembangan serta adaptasi yang sehat. Perawat diharapkan bertanggung jawab atas
perilakunya, sadar akan kelemahan dan kekurangannya.

Ciri perawat yang dapat menjadi role model


1.      Puas akan hidupnya
2.      Tidak didominasi oleh stres
3.      Mampu kembangkan kemampuan
4.      Adaptif

E.    Altruisme
Perawat harus dapat menjawab, mengapa kamu ingin menolong orang lain? helper yang
baik harus interes dengan orang lain dan siap menolong dengan cara mencintai dari manusia
tersebut. Secara benar bahwa seseorang selama hidupnya membutuhkan kepuasan dan
penyelesaian dari kerja yang dilakukan. Tujuannya mempertahankan keseimbangan antara
kedua kebutuhan tersebut.
Altruisme adalah perhatian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa memperhatikan diri
sendiri

 Efektif “helper”
o Interes pada orang lain
o Membantu dengan tulus dan cinta kasih
o Perhatian terhadap kesejahteraan orang lain

Altruisme lebih menitikkan pada kesejahteraan orang lain. Tidak diartikan secara
altruistik diri juga tidak menampilkan kompensasi yang adekuat dan pengulangan atau
pengingkaran secara praktis atau pengorbanan diri.
Akhirnya, altruisme juga dapat diasumsikan sebagai bentuk perubahan sosial yang
dibuat untuk manusia dalam bentuk kebutuhan akan kesejahteraan. Salah satu tujuannya
adalah semua profesional harus dapat membantu orang lain dalam pemberian pelayanan dan
mengembangkan kemampuan sosial. Secara legitimasi diperlukan peran perawat dalam
melakukan pekerjaannya untuk mengadakan perubahan struktur yang besar dan proses
perubahan sosial dalam meningkatkan kesehatan individu dan kemampuan dirinya.

F.    Etik dan Tanggung Jawab


          Keyakinan diri pada seseorang dan masyarakat dapat memberikan berupa
kesadaran akan petunjuk untuk melakukan tindakan. Kode untuk perawat umumnya
menampilkan penguatan nilai hubungan perawat-klien dan tanggung jawab dan pemberian
pelayanan yang merupakan rujukan untuk semua perawat dalam memberikan penguatan
untuk kesejahteraan pasien dan tanggung jawab sosial. Pilihan etik bertanggung jawab
dalam menentukan pertanggung jawaban, risiko, komitmen dan keadilan.

            Hubungan perawat dengan etik adalah kebutuhan akan tanggung jawab untuk merubah
perilaku. Dimana harus diketahui batasan dan kekuatan dan kemampuan yang dimiliki. Juga
dilakukan oleh anggota tim kesehatan, perawat yang setiap waktu siap untuk menggali
pengetahuan dan kemampuan dalam menolong orang lain; sumber-sumber yang digunakan
guna dipertanggung jawabkan.

Anda mungkin juga menyukai