DI RUANGAN ICU
DI SUSUN
OLEH
Puji syukur penyusun sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas Makalah yang berjudul
“Komunikasi Terapeutik pada Klien di Ruangan ICU” yang disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
3.1 Simpulan.............................................................................................................9
3.2 Saran...................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Hubungan antara perawat dan klien yang terapeutik bisa terwujud dengan adanya
interaksi yang terapeutik antar keduanya, interaksi tersebut harus dilakukan sesuai dengan
tahapan – tahapan baku interaksi terapeutik perawat klien, tahapan itu adalah tahap pre
orientasi, tahap orientasi, tahap kerja dan tahap terminasi .
Hal ini yang menjadi banyak perdebatan sebagaian kalangan ada yang berpendapat
dia adalah pasien tidak sadar mengapa kita harus berbicara, sedangkan sebagian lagi
berpendapat walau dia tidak sadar dia juga masih memiliki rasa atau masih mengatahui
apa yang kita perbuat, maka kita harus berkomunikasi walau sebagian orang beranggapan
janggal. Padahal, Pada pasien tidak sadar ini, pada dasarnya pasien tidak responsif,
mereka masih dapat menerima rangsangan.Pendengaran dianggap sebagai sensasi terakhir
yang hilang dengan ketidaksadaran dan yang menjadi pertama berfungsi. Faktor ini
akan menjadi pertimbangan mengapa perawat tetap harus berkomunikasi pada klien tidak
sadar sekali pun.
1
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengertian komunikasi
2. Mengetahui pengertian komunikasi terapeutik
3. Mengetahui contoh kasus komunikasi terapeutik pada klien di ICU
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
pasien, serta mengkaji apa yang diharapkan dari komunikasi yang akan
dilakukan bersama antara petugas dan klien.Tugas petugas pada fase ini
adalah menentukan alasan klien minta pertolongan, kemudian membina rasa
percaya, penerimaan dan komunikasi terbuka. Merumuskan kontrak bersama
klien, mengeksplorasi pikiran, perasaan dan perbuatan klien sangat penting
dilakukan petugas pada tahap orientasi ini.Dengan demikian petugas dapat
mengidentifikasi masalah klien, dan selanjutnya merumuskan tujuan dengan
klien.
3. Fase kerja / lanjutan
Pada fase kerja ini petugas perlu meningkatkan interaksi dan mengembangkan
faktor fungsional dari komunikasi terapeutik yang dilakukan. Meningkatkan
interaksi sosial dengan cara meningkatkan sikap penerimaan satu sama lain
untuk mengatasi kecemasan, atau dengan menggunakan teknik komunikasi
terapeutik sebagai cara pemecahan dan dalam mengembangkan hubungan
kerja sama. Mengembangkan atau meningkatkan faktor fungsional
komunikasi terapeutik dengan melanjutkan pengkajian dan evaluasi masalah
yang ada, meningkatkan komunikasi pasien dan mengurangi ketergantungan
pasien pada petugas, dan mempertahankan tujuan yang telah disepakati dan
mengambil tindakan berdasarkan masalah yang ada.Tugas petugas pada fase
kerja ini adalah mengeksplorasi stressor yang terjadi pada klien dengan tepat.
Petugas juga perlu mendorong perkembangan kesadaran diri klien dan
pemakaian mekanisme koping yang konstruktif, dan mengarahkan atau
mengatasi penolakan perilaku adaptif.
4. Fase Terminasi
4
merasa sunyi, menolak dan depresi.Diskusikan perasaan-perasaan tentang
terminasi.Pada fase terminasi tugas petugas adalah menciptakan realitas
perpisahan. Petugas juga dapat membicarakan proses terapi dan pencapaian
tujuan. Saling mengeksplorasi perasaan bersama klien tentang penolakan
dan kehilangan, sedih, marah dan perilaku lain, yang mungkin terjadi pada
fase ini.
5
terapeutik dengan pasien ketika mau melakukan sesuatu tindakan atau bahkan suatu
intervensi.
Hal ini yang menjadi banyak perdebatan sebagaian kalangan ada yang berpendapat
dia adalah pasien tidak sadar mengapa kita harus berbicara, sedangkan sebagian lagi
berpendapat walau dia tidak sadar dia juga masih memiliki rasa atau masih mengatahui
apa yang kita perbuat, maka kita harus berkomunikasi walau sebagian orang beranggapan
janggal. Maka dari itu kita sebagai perawat diajarkan komunikasi terapeutik untuk
menghargai perasaan pasien serta berperilaku baik terhadap pasien sekalipun dia berada
dalam keadaan yang tidak sadar atau sedang koma.
Kasus :
Seorang pasien bernama Tn. A (30 tahun) mengalami koma selama enam bulan. Sekarang
Tn. A dirawat di RS dr. Soebandi dan ditempatkan di ruang ICU. Sebelumnya Tn. A
pernah dirawat di Rs X dalam keadaan koma. Perawat pun melakukan tindakan :
1. Tahap Pra-interaksi
Mempersiapkan :
Topik : Pemberian obat melalui injeksi IV pada pasien koma.
Subtopik : Menyembuhkan pasien.
Waktu : 5 menit.
6
Karakteristik Klien :
Nama : Tn. A.
Umur : 30 tahun.
2. Tahap Orientasi
7
(Lalu perawat masuk ke ruang ICU, kemudian mempersiapkan alat untuk injeksi)
Perawat : Selamat pagi Bapak, perkenalkan saya perawat Sinta yang akan
merawat bapak hari ini. Bapak hari ini saya akan memberikan obat melalui
injeksi IV. (sambil menyentuh pasien)
a. Tahap Kerja
b. Tahap Terminasi
Perawat : Kondisi kakak Ibu stabil, akan tetapi masih belum ada perkembangan
yang menunjukkan tanda-tanda sadar. Ibu tetap sabar, banyak berdoa untuk
kesembuhan Tn.A. Kalau Ibu tidak pantang menyerah, pasti akan membawa
dampak positif pada kesehatan Tn. A.
Keluarga : Baik Ners, saya ingin kakak saya segera sadar dan bisa berkumpul
dengan keluarga lagi.
Perawat : Kalau begitu saya permisi dulu ya Bu? Kalau Ibu membutuhkan
bantuan saya atau perawat yang lain, silahkan datang ke nursestation ya? Semoga
Tn. A cepat sembuh.
Keluarga : Amin, terimakasih Ners.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Komunikasi yang dilakukan kepada pasien yang dalam kondisi gawat darurat yaitu
dengan komunikasi seperti komunikasi terapiotik lain, tetapi dalam hal ini yang lebih di
utamakan dalam mengatasi gawat darurat adalah tindakan yang akan diberikan kepada
pasien harus lebih cepat dan tepat. Perawat diajarkan komunikasi terapeutik untuk
menghargai perasaan pasien serta berperilaku baik terhadap pasien sekalipun dia berada
dalam keadaan yang tidak sadar atau sedang koma.
Tahap komunikasi dengan pasien tidak sadar terbagi menjadi tahap prainteraksi,
orientasi, tahap kerja dan tahap terminasi.
3.2 Saran
Penulis banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya penulisan makalah ini.
9
10
DAFTAR PUSTAKA
http://elista-sunshine.blogspot.com/2012/01/komunikasi-terapeutik-pada
lansia.html
11