Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke khadirat Allah Swt. atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah kelompok ini. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini yang tentunya jauh dari kesempurnaan. Karena itu kelompok kami
selalu membuka diri untuk setiap saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
karya kami selanjutnya.
Terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagi pihak. Untuk itu kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu,baik secara langsung ataupun
tidak langsung.
Akhirnya semoga sumbangan amal bakti semua pihak tersebut mendapat balasan yang
setimpal dari- Nya. Dan semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan kelompok kami
khususnya dan masyarakat pecinta ilmu pengetahuan pada umumnya.

Tasikmalaya, Februari 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 1
C. Tujuan Makalah..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Analisa Diri dan Sikap Komunikasi Terapeutik.................................... 3
B. Analisa Proses Interaksi......................................................................... 7
C. Tahapan Analisa Proses Interaksi.......................................................... 8
D. Format Analisa Proses Interaksi............................................................ 8
E. Strategi Komunikasi & Percakapan....................................................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 23
B. Saran ..................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan antar
manusia. Pada profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih bermakna karena merupakan
metoda utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan. Pengalaman ilmu untuk
menolong sesama memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang besar.
Untuk itu perawat memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang
mencakup ketrampilan intelektual, tehnical dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku
“caring” atau kasih sayang / cinta dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Perawat yang memiliki ketrampilan berkomunikasi secara terapeutik tidak saja akan
mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan klien, mencegah terjadinya masalah legal,
memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan dan meningkatkan citra
profesi keperawatan serta citra rumah sakit, tetapi yang paling penting adalah mengamalkan
ilmunya untuk memberikan pertolongan terhadap sesama manusia.
Dalam tulisan ini akan dibahas tentang pengertian komunikasi termasuk “therapeutic
use of self” dan “helping relationship” untuk praktek keperawatan, sikap dan tehnik serta
dimensi hubungan dari komunikasi terapeutik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana analisa diri dan sikap komunikasi terapeutik
2. Bagaimana analisa proses interaksi
3. Sebutkan tahapan analisa proses interaksi
4. Jelaskan format analisa proses interaksi
5. Bagaimana strategi komunikasi & percakapan

1
C. Tujuan Makalah
1. Membekali perawat pada saat akan melekukan tindakan kepada pasien
2. Agar perawat dan pasien terjalin komunikasi yang baik
3. Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta
dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal
yang diperlukan.
4. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan
mempertahankan kekuatan egonya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Analisa Diri dan Sikap Komunikasi Terapeutik


Dalam melakukan proses keperawatan, perawat perlu memiliki kemampuan
berkomunikasi yang efektif dan bertujuan. Perawat perlu memahami mengenai komunikasi
terpeutik. Komunikasi terapeutik adalah suatu interaksi interpersonal antara perawat dan
klien yang selama interaksi berlangsung perawat berfokus pada kebutuhan klien untuk
peningkatan pertukaran informasi yang efektif antara perawat dan klien (Sheila L Videbeck,
2008)
Dalam melakukan komunikasi terapeutik perawat sebelumnya perlu memahami tentang
analisa diri. Analisa diri pada perawat adalah proses stimulasi untuk menentukan
keberhasilan setiap tindakan yang dilakukan oleh perawat. Analisa diri dilakukan oleh
perawat yang sehari-harinya berhubungan langsung dengan klien. Dalam masalah ini
ketidakmampuan dalam berkomunikasi dengan efektif mempengaruhi kemampuan klien
untuk mengekspresikan kebutruhan atau bereaksi dengan lingkungan.  Analisa diri terbagi 6
aspek diantaranya kesadaran diri, klarifikasi nilai, ekplorasi keadaan, role model,
altruisme( efektif dalam membantu), etik dan tanggung jawab (Mustikasari, 2009). Suatu alat
yang bermanfaat dalam mempelajari lebih banyak tentang diri sendiri ialah jendela Johari
(Luft, 1970. Dikutip dari Sheilla L Vedebeck, 2008). Empat area yang di evaluasi adalah :
a. Kuadaran I      : Pribadi yang umum, terbuka : Individu mengetahui kualitas dirinya
sendiri  dan orang lain   juga mengetahuinya.
b. Kuadran II      : Pribadi yang buta/tidak sadar : Kualitas hanya diketahui oleh orang lain.
c. Kuadaran III   : Pribadi yang tersembunyi/tersendiri : Kualitas hanya diketahui oleh diri
sendiri
d. Kuadran IV      : Tidak diketahui: Kuadran kosong yang menunjukkan kualitas yang
sampai saat ini tidak  diketahui oleh diri sendiri dan orang lain.

3
Teknik dalam berkomunikasi terapeutik meliputi :
a.       Mendengarkan secara aktif
Memusatkan perhatian secara verbal dan nonverbal yang disampaikan klien.
Menggunakan rasio 2;1 (2 telinga:1 mulut). Menurut Crouch 2002 dalam Potter&Perry
2009.Mendengarkan secara aktif menggunakan akronim SOLER (Sitting facing the
client, Observe and open posture, Learn toward the client, Establish and maintain
intermitten, eye contact, Rilex)
b.      Berbagi hasil observasi dengan klien
Berbagi hasil observasi berbeda dengan asumsi. Saat berbagi observasi, perawat
menggunakan bahasa yang lebih halus dan tidak menyinggung perasaan klien.
Contoh. Ketika klien tampak tidak rapih, perawat tidak langsung menyimpulkan bahwa
dia malas menjalani harinya, perawat menggunakan kata –kata yang lebih halus seperti
“anda tampak lelah”, “Anda tampak berbeda hari ini”, atau “saya lihat anda belum makan
apapun hari ini, apa yang anda rasakan”
c.       Berbagi emphatik
Kemampuan untuk memahami dan menerima realita seseorang,merasakan perasaan
dengan tepat.
Contoh. Perawat berkata pada klien yang marah dan menderita gangguan mobilisasi
ringan pasca stroke “pasti sulit rasanya mengetahui apa yang anda inginkan tetapi tidak
dapat melakukannya”
d.      Berbagi harapan.
Contoh. Perawat berkata kepada klien yang murung tentang prognosisnya yang buruk
“saya yakin anda akan menemukan jalan untuk menghdapi situasi ini, karena saya
melihat keberanian dan kreativitas anda sebelumnya”.
e.       Berbagi perasaan
Perawat membantu klien mengekspresikan emosi dengan melakukan opservasi,
mengetahui perasaan, mendorong komunikasi, mengijinkan pengekspresian perasaan
“negatif”, dan member contoh ekspresi emosional diri yang sehat
Contoh. Perawat bertanya pada pasien yang sedang murung

4
f.       Berbagi menggunakan sentuhan
Sentuhan menyampaikan pesan seperti perhatian, dukungan, dorongan,kelembutan, dan
perhatian pribadi
Contoh. Sentuhan kenyamanan misalnya memang bahu klien.
g.      Diam
Sikap diam berguna saat individu berhadapan dengan keputusan yang membutuhkan
banyak pertimbangan.
Contoh. Keheningan akan membantu klien mencapai keyakinan yang dibutuhkan untuk
berbagi keputusan dalam menolak suatu tindakan medis.
h.      Mengklarifikasikan
Tujuannya untuk memastikan telah terbentuknya pemahaman klien.
contoh. “saya kurang mengerti maksud ‘lebih sakit dari biasanya’ apa yang terasa
berbeda bagi anda?”
i.       Fokus
      Fokus diperlukan untuk memfokuskan perhatian dari unsur penting suatu pesan.
Perawat menggunakan tehnik pemfokusan untuk membimbing arah percakapan kebidang
yang penting, misalnya “kita telah membahas banyak tentang obat anda, tetapi mari kita
lihat masalah yang anda hadapi untuk mengkonsumsinya tepat waktu”.
j.        Para frase
Menyatakan kembali suatu pesan dengan lebih singkat dan menggunakan kata-kata si
penerima. Jika makna suatu pesan menjadi menyimpang setelah dilakukan paraphrase,
maka komunikasi akan menjadi tidak efektif.
Contoh. Seorang klien berkata, saya telah mengalami kelebihan berat badan sejak lama
dan tidak pernah ada masalah. Saya tidak paham kenapa saya harus menjalani diet.
Parafrase kalimat ini kedalam bentuk, “anda tidak perduli terhadap berat badan anda”
merupakan cara yang salah. Akan lebih baik anda berkata, “Anda kurang yakin untuk
menjalani diet karena anda selama ini tetap sehat”.
k.      Mengajukan pertanyaan yang relevan
Pertanyaan terbuka akan memberikan kesempatan bagi klien untuk memimpin
percakapan dan memberikan informasi penting tentang suatu topik.
Contoh. “ Apa masalah terbesar anda saat ini?”.

5
Pertanyaan dengan focus digunakan jika dibutuhkan informasi spesifik pada bidang
tertentu misalnya “Bagaimana pengaruh rasa nyeri tersebut pada kehidupan anda
dirumah? ”.
Pertanyaan tertutup menghasilkan respon Ya, tidak, atau jawaban satu kata. Contoh.
“Berapa kali dalam sehari anda menggunakan obat anti nyeri?”, berikan kesempatan
untuk menjawab pertanyaan terbuka secara lengkap sebelum memberikan pertanyaan
lain. Pertanyaan tertutup berguna pada saat pengkajian, tetapi kurang bermanfaat selama
interaksi terapeutik.
l.        Menyimpulkan
Memberikan kepuasan pada akhir percakapan dan sangat berguna pada fase terminasi
dari hubungan perawat dan klien. Menyimpulkan adalah tinjauan singkat dari aspek
penting suatu interaksi.
Contoh: pada seorang perawat manejer yang bekerja dengan tenaga kerja yang tidak
puas. “Anda telah memberitahu alasan anda tidak mnyukai pekerjaan ini. Kami telah
menemukan beberapa cara untuk memperbaiki situasi dan anda telah setuju untuk
mencobanya. Tolong beritahu saya jika cara tersebut berguna bagi anda.”
m.    Membuka diri
Teknik membuka diri merupakan pengalaman pribadi yang nyata tentang diri sendiri
yang diberikan secara sengaja kepada pihak lain. Ini menunjukkan bahwa perawat
memahami pengalaman klien dan memperlihatkan bahwa pengalaman klien tidak hanya
dialami sendiri.
Contoh: hal yang menyedihkan itu juga pernah saya alami. Saya bertemu dengan pusat
konseling dan hal itu sangat membantu. Bagaimana pendapat anda tentang menemui
pihak konseling?”.
n.      Konfrontasi
Tehnik ini meningkatkan kesadaran diri klien dan membantu klien mengenali
pertumbuhan dan mengatasi masalah penting.
Contoh: “Anda bilang Anda telah memutuskan tindakan yang akan diambil, tetapi Anda
masih berbicara banyak tentang pilihan Anda?”.

6
B. Analisa Proses Interaksi
1. Pengertian
Komunikasi terapeutik terjadi antara dua individu, perawat dan klien, dan
menggambarkan kepribadian masing-masing individu.
Analisa proses interaksi (API) (the interactional process analysis) merupakan alat kerja
yang dipakai perawat (mahasiswa) untuk memahami interaksi yang terjadi antara
perawat dan klien.
a. Tujuan Analisa Proses Interaksi
1. Meningkatkan kemampuan mendengar
2. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi
3. Memberi dasar belajar artinya berupa alat untuk mengkaji kemampuan
perawat (mahasiswa) dalam berinteraksi dengan klien, dan data bagi CI /
supervisor / pembimbing untuk memberi arahan
4. Meningkatkan kepekaan perawat terhadap kebutuhan klien, serta
mempermudah perkembangan dan perubahan pendekatan perawat
5. Membantu perawat merencanakan tindakan keperawatan
b. Komponen Analisa Proses Interaksi
1. Komunikasi verbal dan non verbal perawat dan klien
2. Analisa dan identifikasi perasaan perawat serta kemungkinan komunikasi
yang dapat dilakukan perawat
3. Analisa dan identifikasi persepsi perawat terhadap emosi dan komunikasi
klien
4. Analisa makna dan rasional dari komunikasi
5. Kesan / evaluasi terhadap efektifitas dari komunikasi berdasarkan data 1
sampai dengan 4
6. Rencana lanjutan tindakan keperawatan
Pencatatan dan pelaporan merupakan alat komunikasi antar tim keperawatan dan
tim kesehatan.

7
Aspek yang penting dicatat dan dilaporkan dalam keperawatan jiwa adalah pola
perilaku dan hubungan interpersonal perawat-klien.Ada 3 macam catatan :
1.      Catatan perkembangan (proses keperawatan)
2.      Catatan hubungan perawat-klien
3.      Catatan resume
Catatan hubungan P-K adalah interaksi yang terjadi selama perawat berhubung
individual klien, kelompok klien, pada terapi modalitas keperawatan.Catatan hubungan
P-K secara verbal dapat berupa :
1.      Video tape; tape recording
2.      Catatan secara garis besar
3.      Catatan interaksi
Analisa proses interaksi merupakan alat kerja yang dipakai perawat (mahasiswa) untuk
memahami interaksi yang terjadi antara perawat dan klien.Semua pasien dapat
dilakukan Analisa Proses Interaksi.

C. Tahapan Analisa Proses Interaksi


1. Tahap awal (orientasi), meliputi pertanyaan terbuka yang digunakan perawat untuk
mendorong klien memilih topik dan identifikasi kalian.
2. Tahap pertengahan (kerja), menggambarkan penggunaan teknik komunikasi terapeutik
terfokus untuk memperoleh gambaran komprehensif tentang situasi dan pikiran,
perasaan, kebutuhan dan hubungan yang terkait.
3. Tahap akhir, meliputi tahap terminasi sementara atau terminasi akhir dalam hubungan
perawat dan klien.

D. Format Analisa Proses Interaksi


Inisial Klien                                    :
Status Interaksi Perawat-Klien      :
Lingkungan                                    :
Deskripsi Klien                               :
Tujuan (Berorientasi pada Klien)   :
Nama Mahasiswa/Perawat             :

8
Tanggal                                           :
Waktu                                             :
Ruang                                             :
Komunikasi Komunikasi Non Analisa berpusat Analisa berpusat
Rasional
Verbal Verbal pada perawat pada klien
P P ………………… P ……………. ………
………………… K ……………….. K …………………
K K ………................ K …………………
………………… P ………………..
.. P ……………..
P P ……………….. P ………… ………..
………………. K ………………. K ………………
Dst …………….

Keterangan :
1.    Inisial klien : tulis inisial bukan nama lengkap
2.    Status interaksi : pertemuan ke berapa dan fase berhubungan
3.    Lingkungan :
·         Tempat interaksi
·         Situasi tempat interaksi
·         Posisi mahasiwa dan klien
4.    Deskripsi klien : penampilan umum klien.
5.    Tujuan :
·         Tujuan yang akan dicapai dalam interaksi selama 20-30 menit
·         Tujuan ini berpusat pada klien
·         Tujuan terkait dengan proses keperawatan klien
6.    Komunikasi verbal : ucapan verbal perawat dan klien
7.    Komunikasi non verbal : non verbal klien dan perawat pada saat bicara atau saat mendengar

9
8.    Analisa berpusat pada perawat :
Pusatkan analisa proses yang berhubungan dengan komponen sebagai berikut :
a.       Perasaan sendiri
Perawat waspada tentang respon perasaan sendiri & menunjukkan peningkatan
kemampuan untuk menjelaskan riwayat / latar belakang dan analisa, apa dan mengapa
perasaan itu muncul.
b.      Tingkah laku non verbal
Cari / kenali, diskusikan dan analisa tingkah laku non verbal diri sendiri
c.       Isi pembicaraan yang muncul dan terselubung
Cari / kenali, bedakan dan diskusikan teknik komunikasi yang digunakan
d.      Tujuan interaksi
·      Perawat berperan sebagai apa ? dan pasien sebagai apa ?
·      Apa anggapan perawat tentang kejadian yang telah terjadi ?
·      Bagaimana seharusnya mereka berinteraksi ?
·      Bagaimana proses ?
9.    Analisa berpusat pada klien :
Pusatkan analisa proses interaksi pada komponen sebagai berikut :
a.         Tingkah laku non verbal
Cari / kenali, diskusikan dan analisa tingkah laku non verbal klien
b.        Isi pembicaraan yang muncul dan terselubung (latent)
Cari / kenali, bedakan dan diskusikan
c.         Perasaan klien
Temukan / cari arti tingkah laku klien, identifikasi dan diskusikan keadaan perasaan klien,
bagaimana perasaan klien dipengaruhi oleh perawat
d.        Kebutuhan klien
Cari kebutuhan klien dengan menggunakan data dari interkasi yang baru terjadi, interaksi
sebelumnya, riwayat klien dari teori.
10.    Alasan Teori (Rasional)
Sintesa dan terapan teori pada interpersonal : berikan alasan teoritis intervensi anda atau
intervensi lain dan tunjukkan peningkatan kemampuan dalam mendiskusikan tingkah laku
klien dalam rangka teori psikodinamika, teori adaptasi, setiap teori-teori lain yang dikenal.

10
ANALISA PROSES INTERAKSI PASIEN DENGAN DISTRES SPIRITUAL

Nama Klien                : Ny S


Status interaksi            : Fase perkenalan
Pertemuan ke              : 1
Kondisi klien               : Penampilan  terlihat kurang rapi,pakaian bersih,rambut panjang di ikat  
                                     kebelakang,ekspresi wajah tampak murung dan cemas.
Kondisi lingkungan     : Klien duduk di tempat tidur berhadapan dengan perawat yang duduk
dikursi samping   tempat tidur pasien.
Tujuan                          : Klien dapat memahami penyebab kecemasannya dan  dapat melakukan
kegiatan  ibadah yang masih bisa klien lakukan.
Nama mahasiswa       :
Waktu interaksi           : Pukul 09.00 -09.15 wib
Tanggal                         :
Ruang                            :
Komunikasi Komunikasi non verbal
Analisa Analisa Rasional
verbal berfokus berfokus pada
pada perawat klien
P  : Selamat P : memandang ny S dan P : Merasa K : Merasa  Salam adalah
pagi bu tersenyum tenang dan senang ada kalimat
K : Tersenyum siap untuk perawat yang pembuka
memulai datang dalammemulai
interaksi suatu
dengan klien percakapan dan
juga merupakan
satu cara
membina
hubungan saling
percaya.

11
K : Pagi suster K : Tersenyum  P : Merasa K : Merasa
P : Memandang ny S senang atas tenang
dan tersenyum tanggapan
Ny S
P :Saya suster P :badan condong kea  P : merasa K : merasa Memperkenalka
ade rah klien,memandang tenang dan senang perawat n diri dapat
kurniah,biasany klien sambil tersenyum siap untuk memperkenalka memperkuat
a dipanggil dan mengulurkan membina n dirinya hubungan saling
suster ade,ibu tangan. hubungan percaya antara
sukanya di K :tersenyum, saling perawat dank
panggil apa? memandang perawat percaya lien.
dan menerima jabatan  dengan klien
tangan pe rawat.
K : panggil saja K:tersenyum,memandan P : merasa K : merasa
saya bu S , g perawat dan menerima merasa senang
suster jabatan tangan perawat. senang atas
P: tersenyumdan kontak respon klien
mata yang mau
menerima
perkenalan
perawat.
P : bagaimana P :tersenyum dan kontak P : ingin K : masih Pertanyaan
perasaan ibu mata. menggali tampak terbuka 
hari ini? K : wajah berubah perasaan ny murungtapi klienmember
menunjukan kesedihan s tentang apa memperhatikan kesempatan
ynag apa yang pada klien untuk
dirasakannya diucapkan mengungkapkan
. perawat,kontak perasaannya.
mata.
K : saya merasa K ; wajah tampak P: ingin K : menunjukan
sedih dengan sedih,mata berkaca- menunjukan kesedihan

12
penyakit yang kaca. pada klien tentang penyakit
saya P :kontak mata,tangan bahwa yang klien
alami,suster . menyentuh tangan klien perawat care alami.
untuk menunjukan dengan yang
dukungan. dirasakan
klien.
P : ibu s tampak P :memandang  P : K : Menunjukan Mengatakan
murung dan klien,kontak mat menunjukan kesedihan hasil observasi
cemas,apa K: wajah tampak hasil  tentang penyakit adalah teknik
sebenarnya sedih,mata berkaca- observasi yang klien alami komunikasi
yang ibu kaca. untuk yang dapat
rasakan menggali digunakan untuk
perasaan mengggali
klien lebih perasaan klien
dalam lebih dalam.

K : saya sedih K : menundukan P : menunjukan  K : masih


dengan penyakit kepala,mata keseriusan untuk menunjukan
yang saya berkaca-kaca,nada mendengarkan kesedihan dan
alami,Allah suara rendah . keluhan klien dan menyalahkan
sepertinya tidak P : menggengam ingin Tuhan
sayang sama saya tangan kontak memberikan
memberi cobaan mata,memandang dukungan.
seberat ini klien.
P : bagaimana P :memandang P : merasa tenang K : merasa Kontrak
kalau pagi ini kita ibuS,kontak mata. untukmembantu tertarik dengan waktu,tempat
berbincang- K : mengangkat klien ajakan dan topic akan
bincang tentang kepala dan mengungkapkan perawat,dan mengarahkan
perasaaan ibu? memandang perasaannya. merasa perawat pembicaraan
mungkin sekitar perawat. peduli dengan terfokus pada
15 menit ?ibu perassannya. tujuan yang

13
maunya kita hendak dicapai.
ngobrol dimana?
K : boleh K : mengangkat P : merasa K : merasa
suster,tempatnya kepala dan senang atas senang perawat
disini saja yah. memandang respon yang mau
perawat ditnjukan ibu S mendengarkan
P : memandang keluhannya.
ibu S dan kontak
mata
P : Baik bu,jadi P : duduk P : merasa tenang K : merasa siap Pertanyaan
sebenarnya apa menghadap menghadapi ibu untuk bercerita terbuka
yang ibu rasakan klien ,memandang S pada perawat. memungkinkan
klien dan klien ntuk
tersenyum. menceritakan
K : duduk perasaannya
ditempat tidur secara
menghadap mendalam.
perawat,kontak
mata .
 K : saya merasa K : memandang P : merasa K : merasa
Allah tidak adil perawat dan  senang  ibu S senang bisa
dan tidak sayang  kontak mata. mau bercerita menceritakan
sama saya ,saya  P : memandang masalahnya ke
sudahberusaha ibu S, perawat dengan
hidup sehat tapi harapan akan
tetap dikasih sakit memdapat
berat bantuan untuk
menyelesaikan
masalahnya.
P : oh jadi P : menatap ibu S P : menunjukan K :  merasa Klarifikasi
menurut ibu dan kontak mata. keseriusan senang perawat adalah teknik

14
Allah tidak adil K : memandang mendengarkan menyimak komunikasi
dan sayang sama perawat berusaha keluhan ibu S keluhannya. yang digunakan
ibu,maukah ibu meyakinkan dan berusaha untuk
menyebutkan pendapatnya. mengklarifikasi menyamakan
pendapat ibu untuk persepsi antara
tentang ag ama meyakinkan perawat dan kl
yang ibu anut pemahaman
selama ini? perawat .
K : saya K : memandang P : menunjukan K : merasa
seorangmuslim perawat dan ketenangan yakin untuk
dan beragama kontak mendengarkan menceritakan
islam,tadinya mata,tampak keluhan ibu pendapatnya
saya selalu keraguan dari S,tidak pada perawat.
percaya agama nada suara yang menyanggah atau
saya yang terbaik diucapkan ibu S. membenarkan.
tapi dengan sakit P : memandang
ini ,saya merasa dan tersenyum
ragu dengan pada ibu S
agama saya.Allah
memberi saya
sakit yang
beratdan saya
merasa tidak
sanggup
menanggungnya

15
P :menurut ibu, P : memandang P : merasa tenang  K : tampak Mengkaji
apakah agama ibu S dan untuk menggali bersemangat pendapat ibu S
yang ibu anut menyentuh perasaan ibu S tentang
masih membawa tangannya. agamanya
ketenangan dan K : memandang
kedamaian dalam perawat dan
hidup ibu? kontak mata

K : sebenarnya P : merasa tenang K : tampak


sih dalam lubuk mendengarkan bersemangat
hati saya K : nada suara keluhan ibu s
terdalam,saya terdengar ragu,
masih percaya memandang
agama saya. perawat dan wajah
masih tampak
cemas.
P : mengangguk-
anggukan kepala.

P :oh, jadi menurut ibu P : memandang P : mencoba K : menyimak Klarifikasi


agama yang ibu yakini dan kontak mata mengklarifikasi pertanyaan merupakan
masih membawa dengan ibu S. ucapan ibu S. perawat teknik
kedamaian dihati ibu? K : dengan komunikasi
Lalu kegiatan ibadah mengangguk- sungguh- untuk
apa saja yang masih angukan sungguh. menyamakan
bisa ibu kerjakan kepala,sambil persepsii antara
dengan kondisi sakit sesekali perawat dank
ibu ini? Misalnya memamdang lien.
shalat atau dzikir? perawat.
K : bila merasa sakit P : P : menyimak K : merasa
sekali waktu memandang,dan perkataan ibu S bersemangat

16
kemoterapi saya masih mengangukan dengan harapan menceritakan
suka berdzikir kepala. dapat masalahnya.
menyebut nama Allah. K : memandang menemukan
dan kontak mata jalan keluar
dengan perawat. untuk masalah
ibu S.
P :Baik bu, bagus P : memandang P : merasa K : Reinforment
sekali ibu s masih ibu S sambil senang klien tampaksenang positif  membuat
melakukan dzikir tersenyum dan dapat atas tanggapan seseorang
ketika ibu merasakan mengajungkan menyebutkan perawat. senang sehingga
sakit karena jempol. kegiatan ibadah tingkah laku
kemoterapi.Bagaimana K : memandang yang masih bisa tersebut dapat
perasaan ibu setelah perawat dan klien lakukan. diulangi.
melaksanakan dzkir? tersenyum juga.
K : saya merasa lebih K : memandang P : merasa K: merasa
tenang sih suster,sakit dan kontak tenang lebih rileks
yang saya rasakan mata. dan tenang
rasanya berkurang. P : memandang
ibu S,dan
tersenyum.
P : bagaimana P : menyentuh P : K : merasa Mengeksploitasi
perasaan ibu setelah tangan klien dan mempersiapkan senang setelah sejauh mana
kita berbincang- tersenyum. diri untuk bercerita pada perasaan klien
bincang? K : memandang mengakhiri perawat. setelah
perawat perbincangan. berbincang-
bincang.
K : saya merasa lebih K : ekspresi P : merasa K : merasa
lega suster. wajah lebih senang karena senang
cerah,tersenyum ibu S merasa
dan memandang lebih baik
perawat. setelah

17
P : tersenyum berbincang-
dan memandang bincang dengan
ibu S. perawat.
P : nah ibu S untuk P : memandang P : merasa perlu K : merasa Menegaskan
selanjutnya bila ibu ibu S dan kontak untuk senang kembali
merasa cemas atau mata. menegaskan menemukan tindakan yang
sakit terutama waktu K : tersenyum kegiatan yang kegiatan dapat dilakukan
kemoterapi ibu dapat dan memandang dapat dilakukan ibadah yang ibu S.
berdzikir,jangan lupa perawat. ibu S. ternyata
yah bu bermanfaat.
P :sampai disini dulu P : memandang P : merasa K : merasa Kontrak yang
perbincangan kita yah ibu tenang tenang dan akan datang
bu, bagaimana kalau S,mengulurkan mengakhiri setuju dengan akan menjadi
nanti siang waktu tangan untuk interaksi kontrak yang lanjutan dari
dhuhur suster kesini pamitan sementara dan dibuat perawat interaksi
lagi untuk sementara membuat untuk perawat dan
membicarakan cara dengan ibu S. kontrak pertemuan klien.
ibadah yang lain yaitu K : tersenyum selanjutnya. selanjutnya.
sholat,bagaimana ibu dan menerima
setuju?suter pamit jabatan tangan
dulu.assalamualaikum suster.

18
E. Strategi Komunikasi & Percakapan
Komunikasi terapeutik (Dewit, 2005) merupakan komunikasi yang berfokus pada
kebutuhan klien dimana komunikasi ini meningkatkan pemahaman perawat klien.
Sedangkan menurut (Potter & Perry, 2009) merupakan konsep spesifik yang mendorong
ekspresi perasaan dan ide serta menyampaikan penerimaan dan penghargaan. Dalam
proses komunikasi terapeutik dengan klien harus melalui 4 fase, yaitu: fase prainteraksi,
fase orientasi, fase kerja, dan fase terminasi.
a. Fase Prainteraksi
Fase ini terjadi sebelum perawat bertemu dengan klien. Dalam hal ini perawat
mengumpulkan informasi tentang klien dari status rekam medis klien, catatan
perawat, atau diskusi antar perawat lainnya yang merawat klien.
Dalam tahapan ini perawat mengeksplorasi perasaan, fantasi, dan kekuatannya,
menilik dirinya dengan cara mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya.
Sehingga kesadaran dan kesiapan perawat untuk melakukan komunikasi dengan
klien dapat dipertanggungjawabkan. Setelah hal ini dilakukan perawat merancang
strategi untuk pertemuan pertama dengan klien, tahap ini dilakukan untuk
mengurangi kecemasan. Strategi komunikasi yang harus dilakukan perawat dalam
tahapan ini adalah:
1) Mengeksplorasi perasaan, mendefinisikan harapan, dan mengidentifikasi
kecemasan
2) Menganalisis kekuatan dan kelemahan fisik
3) Mengumpulkan data dan informasi
4) Merencanakan pertemuan pertama dengan bersikap positif dan menghindari
prasangka buruk terhadap klien dipertemuan pertama
b.      Fase Orientasi
Fase ini dimulai saat perawat dan klien bertemu pertama kalinya dan sangat
menentukan bagaimana hubungan perawat dengan klien. Selama pertemuan pertama
perawat dan klien saling mengkaji satu sama lain, sehingga mereka dapat membuat
kesimpulan dan penilaian atas tingkah laku masing-masing. Pada fase ini membina
rasa saling percaya (bina trust) sangat diutamakan guna kelancaran komunikasi.
Berikut adalah strategi komunikasi yang dapat digunakan oleh perawat pada fase
ini,yaitu:
1) Membina saling percaya
2) Menetapkan kontrak (waktu, tempat, dan topic pembicaraan)
19
3) Mengeksplorasi pikiran, perasaan, dan perbuatan serta mengidentifikasi
masalah klien yang umumnya dilakukan dengan menggunakan tekhnik
komunikasi (pertanyaan terbuka)
4) Merumuskan tujuan interaksi dengan klien
5) Menjaga privasi/kerahasiaan klien.
c.       Fase Kerja
Pada fase ini terjalin kerjasama antara perawat dan klien dalam mengekspresikan
perasaan dan mendiskusikan masalah yang telah ditemukan pada fase orientasi.
Pada fase ini perawat mendorong ekspresi terbuka perasaan klien dengan sabar dan
penuh pemahaman. Empati dan penghargaan perawat akan membantu menelusuri
perasaan dan pikiran klien yang sesungguhnya. Strategi yang dapat diterapkan pada
fase ini adalah:
1) Berhadapan dengan lawan bicara
2) Sikap tubuh terbuka, menunjukkan bahwa perawat bersedia untuk mendukung
terciptanya komunikasi
3) Menunduk/memposisikan tubuh ke arah/lebih dekat dengan lawan bicara
4) Pertahankan kontak mata sejajar dan natural
5) Bersikap tenang
d.      Fase Terminasi
Fase ini merupakan fase akhir pertemuan antara perawat dengan klien.  Fase
terminasi dibagi menjadi dua yaitu fase terminasi sementara dan fase terminasi
akhir. Fase terminasi sementara terjadi saat berakhirnya masa kerja perawat (shift),
sementara fase terminasi akhir terjadi saat akhir masa rawat klien. Dalam fase  ini
ada beberapa tugas perawat yang harus dilakukan, yaitu:
1) Mengevaluasi pencapaian tujuan dari interaksi yang telah dilaksanakan
(evaluasi objektif).
2) Melakukan evaluasi subjektif dengan cara menanyakan klien setelah
berinteraksi dengan perawat.
3) Menyepakati tindak lanjut terhadap interaksi yang telah dilakukan.
4) Merencanakan kontrak salanjutny (waktu, tempat, dan topik).

20
Contoh Aplikasi
1. Fase Pra Interaksi
a. Mengeksplorasi perasaan, mendefinsikan harapan dan mengidentifikasi
kecemasan. Contohnya “perasaan saya sebelum menghadapi pasien Tn.
T, saya merasa cemas karena ini pertemuan pertama dengan pasien yang
memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi dibidang kesehatan, saya
khawatir saya melakukan kesalahaan dalam berkomunikasi dan dalam
melakukan intervensi. Saya berharap mampu melakukan interaksi yang
baik dengan pasien sebagai perawat professional, membina hubungan
saling  percaya dan mampu melakukan intervensi berdasarkan prosedur
sesuai dengan ilmu keperawatan. Saya berusaha mengatasi kecemasan
dan kekuatiran tersebut dengan relaksasi dan teknik nafas dalam,
mengingat kembali teori yang berkaitan dengan penyakit dan kondisi
pasien, meyakinkan diri bahwa saya bisa menghadapi pasien Tn. T.
b. Menganalisis kekuatan dan kelemahan fisik
Contohnya “Saya sudah menguasai teori-teori tentang komunikasi dan
teori terkait penyakit pasien Tn.T, cara membina trust dengan pasien,
namun saya merasa belum percaya diri untuk menghadapi pasien. Saya
berharap dengan penguasaan teori akan mengurangi rasa tidak percaya
diri saya.
c. Mengumpulkan data dan informasi dari catatan perawat, status rekam
medis atau hasil diskusi dengan perawat lainnya yang merawat klien
sebelumnya.
d. Merencanakan pertemuan pertama dengan bersikap positif dan
menghindari prasangka buruk pada pertemuan pertama
Contoh: “pada saat saya bertemu pasien pada pertemuan peratama, saya
akan bersikap ramah, tersenyum, bersikap terbuka dan saya akan
menganggap klien sebagai orang yang memerlukan bantuan
keperawatan 
2. Fase Orientasi
Contoh: “selamat siang bapak perkenalkan nama saya Aris, pagi ini saya akan
merawat bapak dari pukul 07.00 sampai pukul 14.00 WIB. Kalu boleh saya tahu
nama bapak siapa? Dan senang dipanggil apa? Apa yang bapak rasakan pagi
ini? Bagaimana tidurnya semalam? Pagi ini program bapak adalah control gula
21
darah dengan menggunakan alat ini, waktunya sekitar 5 menit dengan cara
mengambil sample darah kira-kira satu tetes dari ujung jari bapak. Mungkin
rasanya sedikit tidak nyaman. Bagaimana apakah bapak setuju? Baiklah saya
akan menyiapkan alatnya terlebih dahulu.
3. Fase Kerja
Contoh: “Baiklah bapak sesuai kesepakatan kita tadi bahwa saya akan
mengambil sample untuk mengukur kadar gula darah bapak, sebelum saya
lakukan apakah ada hal yang ditanyakan?
Kemudian lakukan intervensi sesuai rencana dan standar prosedur.
4. Fase Terminasi
“Hasil gula darah bapak pagi ini adalah 120 mg/dL”
‘Bagaimana perasaan bapak setelah dilakukan tindakan ini?”
“Baiklah setelah bapak sarapan pagi, sekitar pukul 08.00 saya akan kembali ke
kamar bapak untuk memberikan obat untuk bapak.
“Baiklah bapak, apabila memerlukan bantuan saya, bapak bisa memanggil saya
berada di ruangperawat.”
“Selamat Pagi”

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kemampuan menerapkan teknik komunikasi terapeutik memerlukan latihan dan
kepekaan serta ketajaman perasaan, karena komunikasi terjadi tidak dalam
kemampuan tetapi dalam dimensi nilai, waktu dan ruang yang turut mempengaruhi
keberhasilan komunikasi yang terlihat melalui dampak terapeutiknya bagi klien dan
juga kepuasan bagi perawat.
2. Komunikasi juga akan memberikan dampak terapeutik bila dalam penggunaanya
diperhatikan sikap dan tehnik komunikasi terapeutik. Hal lain yang cukup penting
diperhatikan adalah dimensi hubungan. Dimensi ini merupakan factor penunjang yang
sangat berpengaruh dalam mengembangkan kemampuan berhubungan terapeutik.

B. Saran
1. Dalam melayani klien hendaknya perawat selalu berkomunikasi dengan klien untuk
mendapatkan persetujuan tindakan yang akan di lakukan.
2. Dalam berkomunikasi dengan klien hendaknya perawat menggunakan bahasa yang
mudah di mengerti oleh klien sehingga tidak terjadi kesalahpahaman komunikasi.
3. Dalam menjalankan profesinya hendaknya perawat selalu memegang teguh etika
keperawatan.
a.

23
DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry .(2009). Fundamental Keperawatan. Buku 1.(Edisi 7). Edisi Terjemahan.
Jakarta: Salemba Medika

Potter & Perry.(2005). Fundamental of Nursing. Mouriss: Mosby

Videbeck. L.S.(2008).Buku Ajar Keperawatan Jiwa.  Edisi Terjemahan. Jakarta : EGC

Dewit, Susan C. (2005). Fundamental Concep And Skills For Nursing. Canada:Saunders

Azizah, Lilik . (2011). Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta : Graha
Ilmu

24

Anda mungkin juga menyukai