ANGGOTA KELOMPOK :
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan paling berarti dar
perilaku seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap individa melakukan
proses kom kasi. Sering kali, komunikasi yang tidak tepat menimbulkan
perbedaan pandangan atau salah paham. Setiap individu perlu memahami
konsep dan proses komunikasi untuk meningkatkan hubungan antar manusia
dani mencegah kesalahpahaman yang mungkin terjadi.
B. TUJUAN UMUM
1. Untuk mengetahui pengertian teknik- teknik komunikasi terapeutik
2. Mempelajari komunikasi terapeutik agar mencapai tujuan yang diharapkan
C. TUJUAN KHUSUS
1.Memahami dan mempelajari teknik – teknik komunikasi terapeutik
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. KOMUNIKASI TERAPEUTIK
2
merasa kenyataan dirinya mendekati ideal akan merasa rendah diri, (Taylor, Lilis
dan La Mone dalam Suryani 2005:14) Dalam kasus seperti ini, peran dokter
adalah membimbing klien dalam membuat tujuan yang realistis dan
meningkatkan Lemampuan klien memenuhi kebutuhan dirinya.(Structures, n.d.;
Walansendow et al., 2017)
1. Mendengarkan (listening)
2. Bertanya
3. Membagi Persepsi
4. Mengulangi (restating)
5. Klarifikasi (clarification)
6. Refleksi (reflection)
7. Memfokuskan (focusing)
8. Diam (silence)
9. Memberi Informasi (informing)
10. Menyimpulkan (summerizing) Cara Pandang (reframing)
11. Mengubah
12. Eksplorasi
13. Mengidentifikasi Tema
14. Humor
15. Memberikan Pujian (Walansendow et al., 2017,p.5)
3
a. Mendengarkan dengan penuh perhatian (listening)
Mendengarkan dengan penuh perhatian merupakan upaya untuk
mengerti seluruh pesan verbal dan nonverbal yang sedang dikomunikasikan.
Keterampilan mendengarkan dengan penuh perhatian dapat ditunjukkan
dengan sikap berikut.
1. Pandang klien ketika sedang bicara.
2. Pertahankan kontak mata yang memancarkan keinginan untuk
mendengarkan.
3. Hindarkan gerakan yang tidak perlu.
4. Komunikasi dalam Keperawatan
5. Anggukkan kepala jika klien membicarakan hal penting atau
memerlukan umpan balik.
6. Condongkan tubuh ke arah lawan bicara.
4
memberikan makna bahwa perawat memberikan umpan balik sehingga klien
mengetahui bahwa pesannya dimengerti dan mengharapkan komunikasi
berlanjut.
Contoh:
K : “Saya tidak nafsu makan, seharian saya belum makan.”
P : “Bapak mengalami gangguan untuk makan?”
e. Klarifikasi (clarification)
Teknik ini dilakukan jika perawat ingin memperjelas maksud
ungkapan klien. Teknik ini digunakan jika perawat tidak mengerti, tidak jelas,
atau tidak mendengar apa yang dibicarakan klien. Perawat perlu
mengklarifikasi untuk menyamakan persepsi dengan klien.
Contoh, “Coba jelaskan kembali apa yang Bapak maksud dengan kegagalan
hidup? ”
f. Memfokuskan (focusing)
Metode ini dilakukan dengan tujuan membatasi bahan pembicaraan
sehingga lebih spesifik dan dimengerti. Perawat tidak seharusnya memutus
pembicaraan klien ketika menyampaikan masalah yang penting, kecuali jika
pembicaraan berlanjut tanpa informasi yang baru. Perawat membantu klien
membicarakan topik yang telah dipilih dan penting.
Contoh:
Klien : “Ya, beginilah nasib wanita yang teraniaya seperti saya. Tapi, saya
pikir untuk apa saya pikirkan sakit ini?”
g. Merefleksikan (reflecting/feedback)
Perawat perlu memberikan umpan balik kepada klien dengan
menyatakan hasil pengamatannya sehingga dapat diketahui apakah pesan
diterima dengan benar. Perawat menguraikan kesan yang ditimbulkan oleh
syarat nonverbal klien. Menyampaikan hasil pengamatan perawat sering
membuat klien berkomunikasi lebih jelas tanpa harus bertambah
memfokuskan atau mengklarifikasi pesan.
Contoh: “Ibu tampak sedih.” “ Apakah Ibu merasa tidak senang apabila Ibu
….”
5
h. Memberi informasi (informing)
Memberikan informasi merupakan teknik yang digunakan dalam
rangka menyampaikan informasi-informasi penting melalui pendidikan
kesehatan. Apabila ada informasi yang ditutupi oleh dokter, perawat perlu
mengklarifikasi alasannya. Setelah informasi disampaikan, perawat
memfasilitasi klien untuk membuat keputusan.
i. Diam (silence)
Diam memberikan kesempatan kepada perawat dan klien untuk
mengorganisasi pikirannya. Penggunaan metode diam memerlukan
keterampilan dan ketetapan waktu. Diam memungkinkan klien untuk
berkomunikasi terhadap dirinya sendiri, mengorganisasi pikirannya, dan
memproses informasi. Bagi perawat, diam berarti memberikan kesempatan
klien untuk berpikir dan berpendapat/berbicara.
6
l. Menawarkan diri
Klien mungkin belum siap untuk berkomunikasi secara verbal dengan
orang lain atau klien tidak mampu untuk membuat dirinya dimengerti. Sering
kali perawat hanya menawarkan kehadirannya, rasa tertarik, dan teknik
komunikasi ini harus dilakukan tanpa pamrih.
Contoh:
“Saya ingin Anda merasa tenang dan nyaman.”
o. Refleksi
Refleksi menganjurkan klien untuk mengemukakan serta menerima
ide dan perasaannya sebagai bagian dari dirinya sendiri.
Contoh:
“Bagaimana menurutmu?” atau “Bagaimana perasaanmu?”
Dengan teknik ini , dapat diindikasikan bahwa pendapat klien adalah
berharga.
p. Humor Humor yang dimaksud adalah humor yang efektif. Humor ini
bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi.
Perawat harus hati-hati dalam menggunakan teknik ini karena
ketidaktepatan penggunaan waktu dapat menyinggung perasaan klien yang
7
berakibat pada ketidakpercayaan klien kepada perawat.( 運 動 器 分 科 会 ,
n.d.,p.38-41)
8
1. Tehnik Asertif
Asertif adalah sikap yang dapat menerima, memahami pasangan
bicara dengan menunjukkan sikap peduli, sabar untuk mendengarkan dan
memperhatikan ketika pasangan bicara agar maksud komunikasi atau
pembicaraan dapat dimengerti. Asertif merupakan pelaksanaan dan etika
berkomunikasi. Sikap ini akan sangat membantu petugas kesehatan untuk
menjaga hubungan yang terapeutik dengan klien lansia.
2. Responsif
Reaksi petugas kesehatan terhadap fenomena yang terjadi pada klien
merupakan bentuk perhatian petugas kepada klien. Ketika perawat
mengetahui adanya perubahan sikap atau kebiasaan klien sekecil apapun
hendaknya segera menanyakan atau klarifikasi tentang perubahan tersebut,
misalnya dengan mengajukan pertanyaan, ”apa yang sedang bapak/ibu
fikirkan saat ini? apa yang bisa saya bantu?”. Berespon berarti bersikap aktif,
tidak menunggu permintaan bantuan dari klien. Sikap aktif dari petugas
kesehatan ini akan menciptakan perasaan tenang bagi klien.
3. Fokus
Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap konsisten terhadap
materi komunikasi yang di inginkan. Ketika klien mengungkapkan penryataan-
pernyataan yang diluar materi yang diinginkan, maka perawat hendaknya
mengarahkan maksud pembicaraan. Upaya ini perlu diperhatikan karena
umumnya klien lansia senang menceritakan hal-hal yang mungkin tidak
relevan untuk kepentingan petugas kesehatan.
4. Supportif
Perubahan yang terjadi pada lansia, baik pada aspek fisik maupun
psikis secara bertahap meyebabkan emosi klien relatif menjadi labil.
Perubahan ini perlu di sikapi dengan menjaga kestabilan emosi klien lansia,
misalnya dengan mengiyakan, senyum dan mengangguk kepala ketika lansia
mengungkapkan perasaannya sebagai sikap hormat dan menghargai selama
lansia berbicara. Sikap ini dapat menumbuhkan kepercayaan diri klien lansia
sehingga lansia tidak merasa menjadi beban bagi keluarganya, dengan
demikian diharapkan klien termotivasi untuk mandiri dan berkarya sesuai
kemampuanya. Selama memberi dukungan baik secara materiil maupun
moril, petugas kesehatan jangan sampai terkesan menggurui atau mengajari
klien karena ini dapat merendahkan kepercayaan klien kepada perawat atau
9
petugas kesehatan lainnyaUngkapan-ungkapan yang bisa memberi motivasi,
meningkatkan keperacayaan diri klien tanpa terkesan menggurui atau
mengajari misalnya:
”saya yakin bapak/ibu lebih berpengalaman dari saya, untuk itu kami
yakin bapak/ibu mampu melaksanakan......... dan bila diperlukan kami siap
membantu ”
5. Klarifikasi
Dengan berbagai perubahan yang terjadi pada lansia, sering proses
komunikasi tidak berlangsung dengan lancar. Klarifikasi dengan cara
mengajukan pertanyaan ulang dan memberi penjelasan lebih dari satu kali
perlu dilakukan oleh perawat agar maksud pembicaraan kita dapat diterima
dan dipersepsikan sama oleh klien. ”Bapak/ibu bisa menerima apa yang saya
sampaikan tadi? Bisa minta tolong bapak/ibu untuk menjelaskan kembali apa
yang saya sampaikan tadi?
Menawarkan Perawat tersedia, secara fisik dan “Aku akan duduk denganmu
diri emosional Menunjukkan kesediaan/niat sebentar.”
perawat untuk membantu Kehadiran
"Lanjutkan."
perawat meyakinkan; mungkin meminta
"Uh huh." Mengangguk
klien untuk melanjutkan Menunjukkan
kepala
perhatian dan minat perawat
Bukaan yang Dorong klien untuk memilih topik diskusi "Apa yang ingin kamu
luas katakan?"
Menunjukkan rasa hormat terhadap
pikiran klien "Bisakah Anda memberi tahu
saya lebih banyak tentang
Menekankan pentingnya kebutuhan klien
10
itu?"
“Bagaimana keadaannya?”
Kesunyian Memberi klien waktu untuk berefleksi Duduk dengan tenang dan
amati perilaku klien
Dorong klien untuk mengekspresikan diri
Gunakan kontak mata yang
Menunjukkan minat pada apa yang klien
sesuai
katakan
perilaku menghadiri
perilaku menghadiri
Kendalikan
Meningkatkan pemahaman perawat
ketidaknyamanannya sendiri
tentang periode pesan klien Membantu
saat tenang
menyusun dan mempercepat interaksi
atau jeda percakapan
Menyampaikan rasa hormat dan
penerimaan
Teknik
Refleksi Berfokus pada isi pesan dan perasaan Klien: “Apakah menurut Anda
klien saya harus memberi tahu
dokter bahwa saya berhenti
ekspresi lebih lanjut Mengkomunikasikan
Mengulangi kata-kata
minat perawat Memberi tahu klien bahwa
terakhir klien untuk meminta
perawat mendengarkan secara aktif
meminum obatku?”
Perawat: “Bagaimana
pendapat Anda tentang itu?”
11
Tapi obatnya membuatku
Pengakuan
Memfokuskan
12
memperluas ide dengan . . .” "Kamu bilang
kamu merasa sangat mual."
Mengarahkan percakapan ke topik
utama
Verbalisasi Upaya untuk mendeteksi arti sebenarnya Klien: “Berapa biaya rontgen
dari pesan verbal ini?” Perawat: "Anda khawatir
tersirat
dengan tagihan medis
Sebuah Anda?"
Melakukan Perawat meminta perhatian pada “Kamu terlihat sedih hari ini.”
pengamatan perilaku yang menunjukkan perasaan "Kau pincang seolah-olah
kakimu sakit."
mengklarifikasi Membuat makna pesan klien jelas Klien: “Setiap kali saya
Mencegah perawat membuat asumsi berbicara dengan dokter
tentang pesan klien saya, saya merasa kesal.”
Perawat: "Katakan apa yang
Anda maksud dengan kesal."
13
Teknik
Perawat:
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
15
Pada setiap fase dalam proses perawatan, perawat harus menggunakan
teknikteknik komunikasi terapeutik dan menggunakan Strategi Pelaksanaan
komunikasi meliputi fase-fase berhubungan terapeutik perawat-klien mulai
dengan fase praorientasi yang dilanjutkan dengan fase orientasi, kerja, dan
terminasi.
DAFTAR PUSTAKA
17