Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KELOMPOK I2

KOMUNIKASI TERAPEUTIK KEPERAWATAN


(TEKNIK – TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK)

ANGGOTA KELOMPOK :

1. Meilani Putri W 202101047


2. Dewi Mazroatut T 202101066

STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO


TAHUN 2022-2023
KATA PENGANTAR

Syukur alhamndulilah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah pengantar
Komunikasi Terapeutik Keperawatan dengan judul “TEKNIK – TEKNIK
KOMUNIKASI TERAPEUTIK”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kririk
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahwa kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberukan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Mojokerto, 30 maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................i


DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .................................................................................. 1
B. Tujuan Umum ................................................................................... 1
C. Tujuan Khusus ...................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Komunikasi Terapeutik ..................................................................... 2
B. Teknik-Teknik Komunikasi Terapeutik .............................................. 3
C. Berikut Ini Teknik Komunikasi Yang Secara Khusus Yang Harus
Anda Terapkan Saat Berkomunikasi Dengan Orang Dewasa........... 8
D. Teknik Komunikasi Pada Lansia ....................................................... 8
BAB III PENUTUP
Kesimpulan...................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA 17

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan paling berarti dar
perilaku seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap individa melakukan
proses kom kasi. Sering kali, komunikasi yang tidak tepat menimbulkan
perbedaan pandangan atau salah paham. Setiap individu perlu memahami
konsep dan proses komunikasi untuk meningkatkan hubungan antar manusia
dani mencegah kesalahpahaman yang mungkin terjadi.

Salah satu hubungan antar manusia yang memprioritaskan hubungan


yang baik antara komunikator dan komunikan adalah hubungan dokter dan
pasien. Pada zaman modern, hubungan ini disebut transaksi terapeutik atau
kontrak terapeutik antara tenaga kesehatan dengan pasien Hubungan
kerjasama yang baik antara dokter dengan pasien tidak terlepas dari peran
komunikasi itu sendiri Komunikasi yang diberikan bukanlah komunikasi sosial
biasa, melainkan komunikasi terapeutik yang merupakan komunikasi antara
dokter dengan pasien yang dilakukan secara sadar, selain itu bertujuan untuk
kesembuhan pasien, (Yulifah dan Yuswanto, 2009:20).

B. TUJUAN UMUM
1. Untuk mengetahui pengertian teknik- teknik komunikasi terapeutik
2. Mempelajari komunikasi terapeutik agar mencapai tujuan yang diharapkan

C. TUJUAN KHUSUS
1.Memahami dan mempelajari teknik – teknik komunikasi terapeutik

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Suryani (2005:12), menyebutkan komunikasi terapeutik adalah


komunikasi yang dilakukan untuk tujuan terapi; kemampuan atau keterampilan
tenaga medis untuk membantu klien beradaptasi terhadap stress, mengatasi
gangguan sikologis, dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain
Komunikasi Terapeutik termasuk pada komunikasi interpersonal yaitu komunikasi
antara orang-orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya
menangkap reaksi orang lain secara langsung baik verbal maupun nonverbal,
komunikasi terapeutik juga memberikan pengertian sebagai komunikasi yang
direncanakan sadar dan bertujuan serta kegiatannya difokuskan untuk
kesembuhan pasien yang dilakukan oleh tehaga keschatan lainnya,
(Walansendow et al., 2017,p.31)

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi interpersonal antara perawat


dan klien yang dilakukan secara sadar ketika perawat dan klien saling
memengaruhi dan memperoleh pengalaman bersama yang bertujuan untuk
membantu mengatasi masalah klien serta memperbaiki pengalaman emosional
klien yang pada akhirnya untuk mencapai kesembuhan klien (Walansendow et
al., 2017,p.31)

Komunikasi terapeutik bertujuan untuk mengembangkan pribadi klien


kearah yang lebih positif atau adaptif dan diarahkan pada pertumbuhan klien
yang meliputi: Pertama, realisasi diri, penerimaan diri, dan peningkatan
penghormatan diri Melalui komunikasi terapeutik diharapkan terjadi perubahan
dalam diri klien Klien yang sebelumnya tidak bisa menerima diri apa adanya atau
merasa rendah din setelah berkomunikasi terapeutik dengan dokter akan mampu
menerima keadaan dirinya Kedua, kemampuan membina hubungan
interpersonal yang tidak superficial dan saling bergantung dengan orang lain
Melalui kommunikasi terapeutik, klien belajar bagaimana menerima dan diterima
orang lain. Ketiga, peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan
kebutuhan serta mencapai tujuan yang realistis Terkadang klien menetapkan
ideal diri atau tujuan yang terlalu tinggi tanpa mengukur kemampuannya.
Misalnya seorang klien gangguan jiwa yang berpendidikan hanya sampai SMP
mengatakan bahwa setelah pulang dia ingin bekerja di Bank. Hal ini tentu tidak
mungkin tercapai dan akan berdampak pada harga diri klien. Individu yang

2
merasa kenyataan dirinya mendekati ideal akan merasa rendah diri, (Taylor, Lilis
dan La Mone dalam Suryani 2005:14) Dalam kasus seperti ini, peran dokter
adalah membimbing klien dalam membuat tujuan yang realistis dan
meningkatkan Lemampuan klien memenuhi kebutuhan dirinya.(Structures, n.d.;
Walansendow et al., 2017)

Dalam anggapi respons yang disampaikan klien, dokter perlu memahami


te komunikasi terapeutik Menurut Kamus Bahasa Indonesia (2003-287) tektuk
adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan
suatu metode. Dalam hal ini seorang dokter harus mampu mengimplementasikan
komunikasi terapeutik kepada pasiennya. Teknik komunikasi terapeutik sebagai
berikut

1. Mendengarkan (listening)
2. Bertanya
3. Membagi Persepsi
4. Mengulangi (restating)
5. Klarifikasi (clarification)
6. Refleksi (reflection)
7. Memfokuskan (focusing)
8. Diam (silence)
9. Memberi Informasi (informing)
10. Menyimpulkan (summerizing) Cara Pandang (reframing)
11. Mengubah
12. Eksplorasi
13. Mengidentifikasi Tema
14. Humor
15. Memberikan Pujian (Walansendow et al., 2017,p.5)

B. TEKNIK-TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Supaya komunikasi yang kita lakukan dapat mencapai tujuan yang


diharapkan, seorang perawat harus menguasai teknik-teknik berkomunikasi agar
terapeutik dan menggunakannya secara efektif pada saat berinteraksi dengan
klien. Berikut ini teknik komunikasi Stuart & Sundeen (1998) yang
dikombinasikan dengan pendapat ahli lainnya, selanjutnya coba praktikkan
bersama teman Anda dan mintalah teman Anda memberikan penilaian.(運動器分
科会, n.d.,p.7)

3
a. Mendengarkan dengan penuh perhatian (listening)
Mendengarkan dengan penuh perhatian merupakan upaya untuk
mengerti seluruh pesan verbal dan nonverbal yang sedang dikomunikasikan.
Keterampilan mendengarkan dengan penuh perhatian dapat ditunjukkan
dengan sikap berikut.
1. Pandang klien ketika sedang bicara.
2. Pertahankan kontak mata yang memancarkan keinginan untuk
mendengarkan.
3. Hindarkan gerakan yang tidak perlu.
4. Komunikasi dalam Keperawatan
5. Anggukkan kepala jika klien membicarakan hal penting atau
memerlukan umpan balik.
6. Condongkan tubuh ke arah lawan bicara.

b. Menunjukkan penerimaan (accepting)


Menunjukkan penerimaan (accepting) Menerima tidak berarti
menyetujui. Menerima berarti bersedia untuk mendengarkan orang lain,
tanpa menunjukkan keraguan atau tidak setuju. Tentu saja sebagai perawat
kita tidak harus menerima semua perilaku klien. Perawat sebaiknya
menghindarkan ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang menunjukkan tidak
setuju, seperti mengerutkan kening atau menggelengkan kepala seakan
tidak percaya. Sikap perawat yang menunjukkan penerimaan dapat
diidentifikasi seperti perilaku berikut.
1. Mendengarkan tanpa memutuskan pembicaraan.
2. Memberikan umpan balik verbal yang menampakkan pengertian.
3. Memastikan bahwa isyarat nonverbal cocok dengan komunikasi verbal.
4. Menghindarkan untuk berdebat, menghindarkan mengekspresikan
keraguan, atau menghindari untuk mengubah pikiran klien.
5. Perawat dapat menganggukan kepalanya atau berkata “ya” atau “saya
mengerti apa yang bapak-ibu inginkan”.

c. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan


Tujuan perawat bertanya adalah untuk mendapatkan informasi yang
spesifik mengenai klien. Paling baik jika pertanyaan dikaitkan dengan topik
yang dibicarakan dan gunakan kata-kata dalam konteks sosial budaya klien.

d. Mengulang (restating/repeating) Maksud mengulang adalah teknik


mengulang kembali ucapan klien dengan bahasa perawat. Teknik ini dapat

4
memberikan makna bahwa perawat memberikan umpan balik sehingga klien
mengetahui bahwa pesannya dimengerti dan mengharapkan komunikasi
berlanjut.
Contoh:
K : “Saya tidak nafsu makan, seharian saya belum makan.”
P : “Bapak mengalami gangguan untuk makan?”

e. Klarifikasi (clarification)
Teknik ini dilakukan jika perawat ingin memperjelas maksud
ungkapan klien. Teknik ini digunakan jika perawat tidak mengerti, tidak jelas,
atau tidak mendengar apa yang dibicarakan klien. Perawat perlu
mengklarifikasi untuk menyamakan persepsi dengan klien.

Contoh, “Coba jelaskan kembali apa yang Bapak maksud dengan kegagalan
hidup? ”

f. Memfokuskan (focusing)
Metode ini dilakukan dengan tujuan membatasi bahan pembicaraan
sehingga lebih spesifik dan dimengerti. Perawat tidak seharusnya memutus
pembicaraan klien ketika menyampaikan masalah yang penting, kecuali jika
pembicaraan berlanjut tanpa informasi yang baru. Perawat membantu klien
membicarakan topik yang telah dipilih dan penting.
Contoh:
Klien : “Ya, beginilah nasib wanita yang teraniaya seperti saya. Tapi, saya
pikir untuk apa saya pikirkan sakit ini?”

Perawat : “Coba ceritakan bagaimana perasaan ibu sebagai wanita.”

g. Merefleksikan (reflecting/feedback)
Perawat perlu memberikan umpan balik kepada klien dengan
menyatakan hasil pengamatannya sehingga dapat diketahui apakah pesan
diterima dengan benar. Perawat menguraikan kesan yang ditimbulkan oleh
syarat nonverbal klien. Menyampaikan hasil pengamatan perawat sering
membuat klien berkomunikasi lebih jelas tanpa harus bertambah
memfokuskan atau mengklarifikasi pesan.

Contoh: “Ibu tampak sedih.” “ Apakah Ibu merasa tidak senang apabila Ibu
….”

5
h. Memberi informasi (informing)
Memberikan informasi merupakan teknik yang digunakan dalam
rangka menyampaikan informasi-informasi penting melalui pendidikan
kesehatan. Apabila ada informasi yang ditutupi oleh dokter, perawat perlu
mengklarifikasi alasannya. Setelah informasi disampaikan, perawat
memfasilitasi klien untuk membuat keputusan.

i. Diam (silence)
Diam memberikan kesempatan kepada perawat dan klien untuk
mengorganisasi pikirannya. Penggunaan metode diam memerlukan
keterampilan dan ketetapan waktu. Diam memungkinkan klien untuk
berkomunikasi terhadap dirinya sendiri, mengorganisasi pikirannya, dan
memproses informasi. Bagi perawat, diam berarti memberikan kesempatan
klien untuk berpikir dan berpendapat/berbicara.

j. Identifikasi tema (theme identification)


Identifikasi tema adalah menyimpulkan ide pokok/utama yang telah
dikomunikasikan secara singkat. Metode ini bermanfaat untuk membantu
topik yang telah dibahas sebelum meneruskan pada pembicaraan
berikutnya. Teknik ini penting dilakukan sebelum melanjutkan pembicaraan
dengan topik yang berkaitan.
Contoh:
“Saya paham terhadap masalah Ibu. Ibu merasa bahwa anak-
anak dewasa dan semua telah meninggalkan Ibu sendirian di rumah.
Terkait masalah ini, apa rencana yang akan Ibu lakukan untuk mengatasi
masalah?”

k. Memberikan penghargaan (reward)


Menunjukkan perubahan yang terjadi pada klien adalah upaya untuk
menghargai klien. Penghargaan tersebut jangan sampai menjadi beban bagi
klien yang berakibat klien melakukan segala upaya untuk mendapatkan
pujian.
Contoh:
“Saya perhatikan Ibu sudah lebih segar dan sehat.” “Selamat, ya.
Semoga Ibu dapat segera sembuh” (reward).

6
l. Menawarkan diri
Klien mungkin belum siap untuk berkomunikasi secara verbal dengan
orang lain atau klien tidak mampu untuk membuat dirinya dimengerti. Sering
kali perawat hanya menawarkan kehadirannya, rasa tertarik, dan teknik
komunikasi ini harus dilakukan tanpa pamrih.
Contoh:
“Saya ingin Anda merasa tenang dan nyaman.”

m. Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan


Memberi kesempatan pada klien untuk berinisiatif dalam memilih
topik pembicaraan. Perawat dapat berperan dalam menstimulasi klien untuk
mengambil inisiatif dalam membuka pembicaraan.
Contoh:
“Adakah sesuatu yang ingin Ibu bicarakan?” “Apakah yang
sedang Ibu pikirkan?” “Dari mana Ibu ingin mulai pembicaraan ini?”

n. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan


Hal ini merupakan teknik mendengarkan yang aktif, yaitu perawat
menganjurkan atau mengarahkan pasien untuk terus bercerita. Teknik ini
mengindikasikan bahwa perawat sedang mengikuti apa yang sedang
dibicarakan klien dan tertarik dengan apa yang akan dibicarakan
selanjutnya.
Contoh:
“… lanjutkan Ibu ….” “… dan kemudian …? “Ceritakan kepada
saya tentang itu

o. Refleksi
Refleksi menganjurkan klien untuk mengemukakan serta menerima
ide dan perasaannya sebagai bagian dari dirinya sendiri.
Contoh:
“Bagaimana menurutmu?” atau “Bagaimana perasaanmu?”
Dengan teknik ini , dapat diindikasikan bahwa pendapat klien adalah
berharga.

p. Humor Humor yang dimaksud adalah humor yang efektif. Humor ini
bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi.
Perawat harus hati-hati dalam menggunakan teknik ini karena
ketidaktepatan penggunaan waktu dapat menyinggung perasaan klien yang

7
berakibat pada ketidakpercayaan klien kepada perawat.( 運 動 器 分 科 会 ,
n.d.,p.38-41)

teknik komunikasi terapeutik yang penting digunakan perawat menurut


Mundakir (2006) adalah asertif, responsif, fokus, supportif, klarifikasi,
sabar, dan ikhlas. Pada pasien lanjut usia, di samping karakteristik
psikologis yang harus dikenali, perawat juga harus memperhatikan
perubahan-perubahan fisik, psikologis atau sosial yang terjadi sebagai
dampak proses menua. Penurunan pendengaran, penglihatan dan daya
ingat akan sangat mempengaruhi komunikasi, dan hal ini harus
diperhatikan oleh perawat. (運動器分科会, n.d.,p.141)

C. BERIKUT INI TEKNIK KOMUNIKASI YANG SECARA KHUSUS YANG


HARUS ANDA TERAPKAN SAAT BERKOMUNIKASI DENGAN ORANG
DEWASA.
a. Penyampaian pesan langsung kepada penerima tanpa perantara.
Dengan penyampaian langsung, klien akan lebih mudah untuk menerima
penjelasan yang disampaikan. Penggunaan telepon atau media
komunikasi lain, misalnya tulisan akan dapat menimbulkan salah persepsi
karena tidak ada feedback untuk mengevaluasi secara langsung.
b. Saling memengaruhi dan dipengaruhi, maksudnya komunikasi antara
perawat dan pasien dewasa harus ada keseimbangan dan tidak boleh
ada yang mendominasi. Perawat jangan selalu mendominasi peran
sehingga klien ditempatkan dalam keadaan yang selalu patuh. Teknik ini
menekankan pada hubungan saling membantu a (helping-relationship).
c. Melakukan komunikasi secara timbal balik secara langsung, maksudnya
komunikasi timbal balik dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya
salah persepsi. Hubungan dan komunikasi secara timbal balik ini
menunjukkan pentingnya arti hubungan perawat-klien.
d. Komunikasi secara berkesinambungan, tidak statis dan bersifat dinamis.

D. TEKNIK KOMUNIKASI PADA LANSIA


Untuk dapat melaksanakan komunikasi yang efektif kepada lansia, selain
pemahaman yang memadahi tentang karakteristik lansia, petugas kesehatan/
perawat juga harus mempunyai tehnik-tehnik khusus agar komunikasi yang
dilakukan dapat berlangsung lancar dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Beberapa tehnik komunikasi yang dapat diterapkan antara lain:

8
1. Tehnik Asertif
Asertif adalah sikap yang dapat menerima, memahami pasangan
bicara dengan menunjukkan sikap peduli, sabar untuk mendengarkan dan
memperhatikan ketika pasangan bicara agar maksud komunikasi atau
pembicaraan dapat dimengerti. Asertif merupakan pelaksanaan dan etika
berkomunikasi. Sikap ini akan sangat membantu petugas kesehatan untuk
menjaga hubungan yang terapeutik dengan klien lansia.

2. Responsif
Reaksi petugas kesehatan terhadap fenomena yang terjadi pada klien
merupakan bentuk perhatian petugas kepada klien. Ketika perawat
mengetahui adanya perubahan sikap atau kebiasaan klien sekecil apapun
hendaknya segera menanyakan atau klarifikasi tentang perubahan tersebut,
misalnya dengan mengajukan pertanyaan, ”apa yang sedang bapak/ibu
fikirkan saat ini? apa yang bisa saya bantu?”. Berespon berarti bersikap aktif,
tidak menunggu permintaan bantuan dari klien. Sikap aktif dari petugas
kesehatan ini akan menciptakan perasaan tenang bagi klien.

3. Fokus
Sikap ini merupakan upaya perawat untuk tetap konsisten terhadap
materi komunikasi yang di inginkan. Ketika klien mengungkapkan penryataan-
pernyataan yang diluar materi yang diinginkan, maka perawat hendaknya
mengarahkan maksud pembicaraan. Upaya ini perlu diperhatikan karena
umumnya klien lansia senang menceritakan hal-hal yang mungkin tidak
relevan untuk kepentingan petugas kesehatan.

4. Supportif
Perubahan yang terjadi pada lansia, baik pada aspek fisik maupun
psikis secara bertahap meyebabkan emosi klien relatif menjadi labil.
Perubahan ini perlu di sikapi dengan menjaga kestabilan emosi klien lansia,
misalnya dengan mengiyakan, senyum dan mengangguk kepala ketika lansia
mengungkapkan perasaannya sebagai sikap hormat dan menghargai selama
lansia berbicara. Sikap ini dapat menumbuhkan kepercayaan diri klien lansia
sehingga lansia tidak merasa menjadi beban bagi keluarganya, dengan
demikian diharapkan klien termotivasi untuk mandiri dan berkarya sesuai
kemampuanya. Selama memberi dukungan baik secara materiil maupun
moril, petugas kesehatan jangan sampai terkesan menggurui atau mengajari
klien karena ini dapat merendahkan kepercayaan klien kepada perawat atau

9
petugas kesehatan lainnyaUngkapan-ungkapan yang bisa memberi motivasi,
meningkatkan keperacayaan diri klien tanpa terkesan menggurui atau
mengajari misalnya:
”saya yakin bapak/ibu lebih berpengalaman dari saya, untuk itu kami
yakin bapak/ibu mampu melaksanakan......... dan bila diperlukan kami siap
membantu ”

5. Klarifikasi
Dengan berbagai perubahan yang terjadi pada lansia, sering proses
komunikasi tidak berlangsung dengan lancar. Klarifikasi dengan cara
mengajukan pertanyaan ulang dan memberi penjelasan lebih dari satu kali
perlu dilakukan oleh perawat agar maksud pembicaraan kita dapat diterima
dan dipersepsikan sama oleh klien. ”Bapak/ibu bisa menerima apa yang saya
sampaikan tadi? Bisa minta tolong bapak/ibu untuk menjelaskan kembali apa
yang saya sampaikan tadi?

6. Sabar dan Ikhlas


Seperti diketahui sebelumnya bahwa klien lansia umumnya mengalami
perubahan-perubahan yang terkadang merepotkan dan kekanak-kanakan.
Perubahan ini bila tidak disikapi dengan sabar dan ikhlas dapat menimbulkan
perasaan jengkel bagi perawat sehingga komunikasi yang dilakukan tidak
terapeutik, solutif, namun dapat berakibat komunikasi berlangsung emosional
dan menimbulkan kerusakan hubungan antara klien dengan petugas
keshatan.(วันชัย วัฒนศัพท์, 2546,P.190-192)
Teknik Keterangan Contoh

Menawarkan Perawat tersedia, secara fisik dan “Aku akan duduk denganmu
diri emosional Menunjukkan kesediaan/niat sebentar.”
perawat untuk membantu Kehadiran
"Lanjutkan."
perawat meyakinkan; mungkin meminta
"Uh huh." Mengangguk
klien untuk melanjutkan Menunjukkan
kepala
perhatian dan minat perawat

Bukaan yang Dorong klien untuk memilih topik diskusi "Apa yang ingin kamu
luas katakan?"
Menunjukkan rasa hormat terhadap
pikiran klien "Bisakah Anda memberi tahu
saya lebih banyak tentang
Menekankan pentingnya kebutuhan klien

10
itu?"

“Bagaimana keadaannya?”

Kesunyian Memberi klien waktu untuk berefleksi Duduk dengan tenang dan
amati perilaku klien
Dorong klien untuk mengekspresikan diri
Gunakan kontak mata yang
Menunjukkan minat pada apa yang klien
sesuai
katakan
perilaku menghadiri
perilaku menghadiri
Kendalikan
Meningkatkan pemahaman perawat
ketidaknyamanannya sendiri
tentang periode pesan klien Membantu
saat tenang
menyusun dan mempercepat interaksi
atau jeda percakapan
Menyampaikan rasa hormat dan
penerimaan

Teknik

Terbuka Kalimat yang belum selesai yang "Ceritakan tentang rasa


mendorong klien untuk melanjutkan sakitmu?" alih-alih "Apakah
komentar
Anda kesakitan?"
Pertanyaan yang tidak bisa dijawab
Belum selesai
dengan jawaban satu kata "Ceritakan tentang keluarga
Anda" daripada "Berapa
Memungkinkan klien untuk memutuskan
banyak anak yang Anda
konten apa yang relevan
miliki?"
"Memberi tahu

Refleksi Berfokus pada isi pesan dan perasaan Klien: “Apakah menurut Anda
klien saya harus memberi tahu
dokter bahwa saya berhenti
ekspresi lebih lanjut Mengkomunikasikan
Mengulangi kata-kata
minat perawat Memberi tahu klien bahwa
terakhir klien untuk meminta
perawat mendengarkan secara aktif
meminum obatku?”

Perawat: “Bagaimana
pendapat Anda tentang itu?”

Klien: “Saya mungkin harus.

11
Tapi obatnya membuatku

sangat berlinang air mata


dan gelisah.”

Mengulang Mengulangi atau memparafrasekan Klien: “Saya memberi tahu


kembali gagasan utama klien dokter bahwa saya memiliki
masalah dengan ini
Menunjukkan perawat mendengarkan
klien obat, tapi dia tidak
mendengarkanku!”
Mendorong dialog lebih lanjut
Perawat: "Sepertinya Anda
Memberi klien kesempatan untuk
cukup marah padanya."
menjelaskan atau menguraikan
Klien: “Saya tidak bisa tidur
nyenyak lagi.” Perawat:
“Anda mengalami masalah
tidur?”

Menjelajahi Upaya untuk mengembangkan secara "Ceritakan lebih banyak


lebih rinci bidang yang menjadi perhatian tentang bagaimana perasaan
klien Anda ketika Anda tidak
minum obat."
Mengidentifikasi pola atau tema
"Bisakah Anda ceritakan
tentang salah satu saat Anda
merasa sangat sedih?"

Pengakuan

Pengakuan Perawat menunjukkan isyarat yang “Saya perhatikan bahwa


diamati kepada klien Anda menjadi malu
ketika . . .” "Saya melihat
bahwa Anda memiliki
beberapa foto bayi baru."

Memfokuskan

Memfokuskan Pertanyaan atau pernyataan yang “Kamu menyebutkan bahwa


membantu klien mengembangkan atau kamu memiliki masalah

12
memperluas ide dengan . . .” "Kamu bilang
kamu merasa sangat mual."
Mengarahkan percakapan ke topik
utama

mengarahkan Komentar yang memperoleh informasi Klien: “Mereka mengatakan


spesifik dari klien Digunakan untuk kepada saya bahwa saya
mengumpulkan data pengkajian, bukan perlu menemui spesialis.”
untuk memuaskan rasa ingin tahu
Perawat: “Apa yang
perawat
membuat mereka
mengatakan itu kepada
Anda?” atau

"Kapan kamu diberitahu ini?"


atau “Di mana Anda ketika
mereka memberi tahu
Anda?” atau “Bagaimana
perasaan Anda melihat
dokter lain?”

Verbalisasi Upaya untuk mendeteksi arti sebenarnya Klien: “Berapa biaya rontgen
dari pesan verbal ini?” Perawat: "Anda khawatir
tersirat
dengan tagihan medis
Sebuah Anda?"

Melakukan Perawat meminta perhatian pada “Kamu terlihat sedih hari ini.”
pengamatan perilaku yang menunjukkan perasaan "Kau pincang seolah-olah
kakimu sakit."

mengklarifikasi Membuat makna pesan klien jelas Klien: “Setiap kali saya
Mencegah perawat membuat asumsi berbicara dengan dokter
tentang pesan klien saya, saya merasa kesal.”
Perawat: "Katakan apa yang
Anda maksud dengan kesal."

Klien: “Mereka bilang saya


bisa dipulangkan besok.”
Perawat: "Siapa yang
memberitahumu ini?"

13
Teknik

Menghadapi Respon verbal perawat terhadap Klien: “Saya sangat marah


ketidaksesuaian antara kata-kata dan padanya” (mengatakan
tindakan klien sambil tersenyum). Perawat:
“Kamu bilang kamu marah,
Dorong klien untuk mengenali area
tapi kamu tersenyum.” Klien:
potensial untuk perubahan
“Saya tidak pernah tahu
Membatasi gejala mana yang harus saya
bayar

perhatian untuk. Saya pikir


mungkin saya hanya seorang
hipokondria.”

Perawat: “Anda mengatakan


bahwa Anda tidak yakin
gejala mana yang penting,
namun Anda tahu kapan
harus datang ke klinik untuk
meminta bantuan.”

Perawat:

Batasi Menyatakan harapan untuk perilaku yang Perawat: "Sepertinya Anda


pengaturan sesuai Menetapkan parameter perilaku merasa tidak yakin
bagaimana harus bersikap
sekarang."

Klien: “Apa maksudmu?”


Perawat: “Nah, Anda
mengajukan banyak
pertanyaan pribadi kepada
saya. Alasan Anda berada di
sini adalah karena Anda
memiliki beberapa masalah
kesehatan. Bagaimana saya
bisa membantu Anda
memberi tahu saya dengan
lebih jelas apa yang
membawa Anda ke sini ke
14
klinik?”

Teknik Komunikasi Terapeutik (DeLaune & Ladner, 2013,p202.)

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

15
Pada setiap fase dalam proses perawatan, perawat harus menggunakan
teknikteknik komunikasi terapeutik dan menggunakan Strategi Pelaksanaan
komunikasi meliputi fase-fase berhubungan terapeutik perawat-klien mulai
dengan fase praorientasi yang dilanjutkan dengan fase orientasi, kerja, dan
terminasi.

DAFTAR PUSTAKA

DeLaune, S. C., & Ladner, P. K. (2013). Fundamentals of Nursing: Standards &


Practice Fourth Edition. In Journal of Chemical Information and Modeling (Vol.
16
53, Issue 9).

Structures, M. B. (n.d.). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康


関連指標に関する共分散構造分析Title.

Walansendow, V. L., Pinontoaan, O. R., Rompas, S. S., Studi, P., Keperawatan,


I., Kedokteran, F., & Ratulangi, U. S. (2017). 15828-31731-1-Sm. 5.

วันชัย วัฒนศัพท์. (2546). No Titleการมีสว่ นร่วมกับการพัฒนาองค์กร บรรยายในการ


สัมมนานายจ ้างและลูกจ ้างภาครัฐวิสาหกิจ เรือ
่ ง ระบบทวิภาคีกับการแก ้ไขปั ญหาแรงงานใน
รัฐวิสาหกิจ: กอรัฐวิสาหกิจสัมพันธ์ กรมสวัสดิการและคุ ้มครองแรงงาน กระทรวงแรงงาน. 1–
246.

運動器分科会. (n.d.). No Title超高齢社会における運動器の健康‫بیبیب‬. In ‫ثبثبثب‬: Vol.


‫( ث ققثق‬Issue ‫)ثق ثقثقثق‬.

17

Anda mungkin juga menyukai