• Masalah sebelumnya
1. Trauma Kepala
2. Pembedahan kepala, rahang/muka
3. Sakit Kepala
4. Infeksi
5. Nyeri tekan pada sinus
B. Palpasi kepala leher
• Palpasi kelenjar tiroid
• Apakah ada pembesaran kelenjar thyroid? Sarankan pasien untuk menelan
sambil mengamati gerak naik tiroid, palpasi tiroid dan minta pasien untuk
menelan, lakukan secara anterior (menekan leher tiroid ke arah samping),
berdiri di belakang pasien kemudian lakukan palpasi cara posterior (kedua
tangan menyentuh ke arah tengah tiroid)
• Meraba nadi karotis pasien = pasien menoleh ke salah satu sisi, lihat leher
meraba nadi di sebelah tiroid, gunakan 3 jari carilah nadi karotis dengan
tekanan denyut yang besar = normal denyut nadi teraba kuat
Gejala Hipertiroid
a. Umum = menyukai dingin, berat badan turun tapi nafsu makan baik
b. Mata = penonjolan bola mata, kelopak mata bengkak, penglihatan
ganda, motilitas menurun
c. Leher = goiter
d. Jantung = palpitasi, edema perifer
e. Gastrointestinal = peristaltik meningkat
f. Genitourinaria = poliuria, penurunan fertilitas
g. Neuromuskular = kelelahan, kelemahan, gemetar
h. Emosi = Nervous, Iritabilitas
i.Dermatologi = rambut rontok, banyak berkeringat, perubahan tekstur
kulit, perubahan
pigmentasi
• Hipertiroidisme adalah penyakit tiroid yang terjadi ketika kelenjar tiroid
menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan dalam tubuh. Penyakit gondok
adalah pembengkakan kelenjar tiroid yang terlihat sebagai benjolan di leher.
Nodul tiroid adalah benjolan padat atau berisi air yang terbentuk dalam
kelenjar tiroid.
• Hormon tiroid berperan besar dalam mengatur berbagai fungsi anggota tubuh.
• Yodium adalah salah satu komponen penting dari bagian hormon tiroid, yakni
tiroksin (T4) dan triiodothyronine (T3). Kecukupannya harus terpenuhi dalam
makanan yang dikonsumsi setiap hari. Yodium dapat ditemukan pada makanan
seperti ikan, telur, kacang-kacangan, daging, roti, produk susu, rumput laut,
juga garam meja beryodium.
• Jika asupan yodium yang tidak cukup, ini bisa menyebabkan produksi hormon
tiroid yang tidak cukup, sehingga mengakibatkan gejala kekurangan yodium
yang berasal dari kekurangan hormon tiroid.
• Kekurangan asupan yodium menyebabkan penurunan produksi hormon tiroid
di dalam tubuh hingga menyebabkan penyakit hipotiroid dan penyakit gondok.
• Gondok atau struma disebabkan oleh kelainan atau
gangguan pada kelenjar tiroid.
• Dalam tubuh, kelenjar tiroid bertugas untuk mengatur
sistem metabolisme dan keseimbangan hormon.
• Jenis kelainan pada kelenjar tiroid yang sering menjadi
pemicu terjadinya gondok adalah hipotiroid (menurunnya
aktivitas kelenjar tiroid) dan hipertiroid (meningkat atau
terlalu aktifnya aktivitas kelenjar tiroid).
• Di sisi lain, gondongan (mumps) adalah pembengkakan
pada kelenjar liur, atau kelenjar parotis, yang disebabkan
oleh adanya infeksi virus.
Bagaimana Cara Membedakannya?
• Gondok dan Gondongan memiliki beberapa
perbedaan gejala lain yang membedakan kedua
penyakit ini.
• Pada gondok, pembengkakan yang terjadi
biasanya tidak menimbulkan rasa nyeri.
• Gejala lain yang muncul pun tergantung pada
gangguan tiroid apa yang menjadi penyebabnya,
entah itu hipotiroid atau hipertiroid.
Pada kondisi hipotiroid, gejala dapat berupa:
1. Lemas.
2. Kenaikan berat badan dengan nafsu makan yang menurun.
3. Tidak tahan angin.
4. Kulit kering dan rambut rontok.
5. Perasaan mengantuk yang terus-menerus.
6. Sembelit (susah buang air besar).
7. Emosi tidak stabil dan sering lupa.
8. Fungsi penglihatan dan pendengaran menurun.
Sedangkan pada gondongan, pembengkakan pada leher biasanya terasa nyeri dan terasa
panas akibat proses peradangan. Gejala-gejala lainnya antara lain:
1. Demam.
2. Lemas.
3. Sakit kepala.
4. Nyeri pada telinga yang tambah parah saat mengunyah atau bicara.
5. Bengkak pada daerah sudut rahang.
Berbeda dengan gondok, gejala gondongan biasanya akan hilang dan pulih sepenuhnya
dalam waktu satu minggu. Meskipun demikian, penanganan medis tetaplah diperlukan,
tetapi hanya untuk membantu meredakan gejala.
Gondok dan gondongan hanyalah dua di antara sekian banyak penyakit yang dapat
menyebabkan pembengkakan atau benjolan pada area leher. Beberapa contoh penyakit lain
yang dapat menyebabkan kondisi ini adalah pembengkakan kelenjar getah bening, kista,
tumor, atau abses (penumpukan nanah).
• Palpasi kelenjar limfe = Apakah ada kelenjar getah
bening/lymph/limfe yang membesar atau tidak, perabaan
dilakukan merata, bisa dilihat alur garis pada gambar di bawah ini.
Pemeriksaan Mata
• Data Riwayat Keperawatan
- Adakah riwayat penyakit DM
- Apakah pernah mengalami pengobatan mata
- Apakah menggunakan lensa mata
- Adakah gangguan mata kabut/katarak
- Presepsi terhadap warna => Indikasi buta warna
ALAT = Senter, opthalmoskop, snellen chart, buku
ishihara
PEMERIKSAAN MATA
• Bila Pasien sama sekali tidak bisa melihat huruf di chartnya dari atas, akan
dilakukan pemeriksaan lanjutan, yaitu hitung jari hingga lambaian tangan.
• Pemeriksaan hitung jari dimulai dari jarak 6 meter terlebih dahulu.
Pemeriksa mengacungkan jari diposisikan lurus dari pandangan pasien,
kemudian pasien diminta untuk memberitahu pemeriksa berapa jumlah
jari yang diacungkan. Bila pasien dapat menyebutkan jumlah jari dengan
benar, skornya adalah 6/60 .
• Bila pasien masih tidak bisa melihat, maju 1 meter. Bila masih tidak bisa,
maju 1 meter lagi, dan begitu seterusnya hingga jarak antara pemeriksa
dan pasien hanya 1 meter. Skornya secara berurutan menjadi 4/60, 3/60,
2/60 dan 1/60.
• Bila setelah pemeriksaan hitung jari dari jarak 1 meter pasien masih tidak
bisa menyebut dengan benar, dilakukan pemeriksaan lambaian tangan.
• Pemeriksaan lambaian tangan dilakukan dari jarak 1 meter dan
dilakukan dengan cara dokter melambaikan tangannya dari kea
rah tertentu kemudian meminta pasien untuk memberitahu ke
arah mana gerakan tangannya. Bila pasien bisa menyebut dengan
benar, skornya menjadi 1/300