Anda di halaman 1dari 62

PEMERIKSAAN

FISIK
ABDOMEN
RIZKY MEUTHIA PRATIWI M.KEP
MK KEP DASAR SMT 2, TA 2021/2022
◦ Rongga abdomen biasanya dibagi menjadi 4 kuadran dan 9 kuadran
(1) Kuadran kanan atas/ Right Upper Quadrant (RUQ), (2) Kuadran kanan bawah/
Right Lower Quadrant (RLQ), (3) Kuadran kiri atas/Left Upper Quadrant (LUQ), (4)
Kuadran kiri bawah/Left Lower Quadrant (LLQ), dan Garis Tengah/Midline yang terdiri
dari epigastrik, periumbilikal, dan suprapubik.
Tinjauan dan gejala spesifik
◦ Gejala penyakit abdomen yg paling sering ditemukan adalah
A. NYERI
B. MUAL DAN MUNTAH
C. PERUBAHAN BUANG AIR BESAR
D. IKTERUS
E. DISTENSI ABDOMEN
F. MASSA
G. PRURITIS (GATAL)
NYERI
◦ Nyeri mungkin merupakan gejala terpenting penyakit abdomen
◦ Meski neoplasia abdomen mungkin tidak nyeri, kebanyakan penyakit abdomen bermanifestasi sbg nyeri
◦ Nyeri dapat disebabkan oleh iritasi mukosa, spasme otot polos, iritasi peritoneum, pembengkakan atau perangsangan
saraf scr langsung
◦ Pasien dgn nyeri abdomen hrs di diagnosis dan diberi terapi dgn cepat
◦ Dapat di tanyakan dengan pertanyaan sebagai berikut
1. Dimana nyeri nya ?
2. Lokasi? Apakah berubah nyerinya daripada di awal ?
3. Apakah nyerinya menjalar?
4. Berapa lama nyeri nya berlangsung?
5. Apa nyerinya berulang ? Terus menerus ?
6. Nyeri timbul mendadak ?
7. Dapatkah mendeskripsikan nyeri nya ? Seperti di tusuk, nyeri seperti terbakar ?
8. Apa ada penyebab nyeri semakin buruk, atau membuat semakin baik ?
9. Apa nyeri disertai mual, muntah , berkeringat, konstipasi, diare, BAB berdarah, distensi abdomen, demam, menggigil ?
10. Apa pernah Riwayat batu ginjal ? Batu empedu ?
11. Kapan haid terakhir bila pasien nya wanita
Perhatikan utk nyeri
1. Apa yg sedang dilakukan pasien saat nyeri timbul
2. Nyeri hebat dan mendadak, membangunkan pasien dari tidur -> perforasi akut, peradangan, batu dalam saluran
empedu atau ginjal
3. Menentukan lokasi nyeri pada waktu permulaan, sifat dan penyebarannya
4. Nyeri yg timbul dari usus halus biasanya dirasakan di area umbilicus dan epigastrium-> nyeri karena
apendiksitis akut
5. Sifat nyeri = Nyeri tukak lambung yg mengalami perforasi / penyebaran sering di lukiskan “ panas seperti
terbakar, aneurisma disekta “robekan”, ostruksi usus “ dijepit”, pielonefritis “ rasa seperti nyeri tumpul, kolik bilier
atau renal “ nyeri kram , menjepit”
6. Nyeri alih = melukiskan nyeri yg berasal dari organ dalam tetapi dilukiskan oleh pasiennyeri di perut, dada,
bahu, rahang atau area lain yg dipasok oleh saraf limfatik
7. Waktu terjadinya atau faktor2 yg memperberat nyeri atau memperingan gejala misalnya saat makan atau
defekasi
8. Nyeri epigastrium periodic yang terjadi ½ sampai 1 jam setelah makan adalah klasik tukak peptic pada lambung
9. Pasien dgn tukak peptic duodenal menderita nyeri 2-3 jam setelah makan atau sblm jdwl berikutnya, makanan
cenderung mengurangi nyeri , terutama pada tukak duodenal
Mual dan Muntah
◦ Muntah : Biasanya disebabkan oleh iritasi kuat pada peritoneum yg disebabkan oleh
1. Perforasi organ abdomen
2. Obstruksi duktus bilier, ureter atau usus
3. Toksin
◦ TIdak semua keadaan darurat abdomen menyebabkan muntah
◦ perdarahan intraperitoneal dapat terjadi tanpa muntah
◦ Jika pasien mengeluh mual/muntah tanyakan hal ini
1. Sudah berapa lama mual/muntah ?
2. Apa warna yg dimuntahkan?
3. Bau nya ?
4. Berapa sering atau brp kali muntah ?
5. Apa muntah berkaitan dgn makan ? jika ya, brp jarak waktu muntah dengan makan ?
6. Apa merasa mual tanpa muntah ?
7. Apa mual atau muntah berkaitan dengan nyeri perut ? konstipasi ? diare ? hilang selera makan ? perubahan warna tinja ?
perubahan warna urin ? demam ? nyeri dada ?
8. Apa ada pengaruh pada pendengaran ? telinga berdenging ? kapan haid terakhir ?
◦ Pada apendisitis = Nyeri biasanya terjadi beberapa jam sebelum muntah
◦ Gastritis akut = memuntahkan isi lambung
◦ Kolik bilier = muntah yg mengandung empedu, biasanya berwarna kuning kehijauan
◦ Obstruksi usus = sering dijumpai pasien memuntahkan bahan yg berbau empedu diikuti dengan
cairan berbau tinja
Perubahan buang air besar

◦ Bila ada pasien diare tanyakan hal ini


1. Berapa lama menderita diare ?
2. Berapa kali BAB ?
3. Apa diare muncul tiba2 ?
4. Apa diare nya timbul setelah makan ? bila ya, apa yg anda makan ?
5. Bagaimana konsistensi tinja ? cair? lembek ? berdarah ? berbau busuk ?
6. Apa diare disertai nyeri perut ? hilang selera makan ? mual ? muntah ?
Infeksi akut atau Toksin = Diare yg timbul setelah makan
Tinja cair sering menandakan proses peradangan usus
◦ Pasien dgn diare kronis bisa ditanyakan hal2 ini
1. Berapa lama diare ? berapa kali ?
2. Apa diare diselingi konstipasi ?
3. Apa ada darah dalam tinja ?
4. Konsistensi encer ?
5. Warna tinja ?
6. Apa diare terjadi sesudah makan ?
7. Bila tidak makan, apa masih diare?
8. Apa diare disertai nyeri perut ? distensi abdomen ? hilang selera makan ? mual ? muntah ?
9. Apa ada perubahan berat badan ?
10. Apa mengganggu selera makan ?
11. Apa diare memburuk pada waktu tertentu dalam 1 hari ?
◦ Pasien dengan keluhan konstipasi
1. Berapa lama konstipasinya ?
2. Berapa sering BAB ?
3. Bagaimana ukuran ? warna tinja ?
4. Apa tinja bercampur darah ?
5. Apa sering buang gas ?
6. Apa ada perubahan berat badan ?
7. Apa mempengaruhi selera makan ?
◦ Peningkatan berat badan mungkin menunjukan berkurangnya metabolisme yang dijumpai pada
hipotiroidisme
◦ Perubahan warna pada tinja itu penting = tinja yg berwarna seperti tanah lempung menunjukan tidak
ada nya emped, hal ini disebabkan oleh ostruksi aliran empedu dari kantong empedu
Perdarahan Rektum
◦ Perdarahan bermanifestasi sbg darah segar ; darah bercampur tinja atau tinja menghitam
◦ Darah merah segar melalui rektum -> hematokezia -> dapat terjadi pada tumor kolon, penyakit
divertikulum atau kolitis ulseratif -> kondisi ini sering disebut BRBPR (bright red blood per rectum)
◦ Darah yg bercampur tinja dapat disebabkan oleh
a. Kolitis ulseratif
b. penyakit divertikulum
c. Tumor
d. Hemoroid
◦ Pasien dengan keluhan perdarahan rektum
1. Sudah berapa lama ada darah dalam tinja ? atau darah menetes saat BAB ?
2. Apa darah bercampur tinja ?
3. Apa ada garis darah di permukaan tinja?
4. Apa ada perubahan BAB ?
5. Apa ada rasa ingin BAB tapi tidak bisa ?
◦ Penyakit yang berkaitan dengan perdarahan rektum
1. Tenemus = Mengejan yg nyeri, terus menerus dan tidak efektif mengeluarkan tinja -> bisa di disebabkan
oleh peradangan atau tumor pada bagian distal rektum atau anus
2. Melena = Tinja hitam yg disebabkan oleh perdarahan di atas bagian pertama duedenum dengan
pencernaan parsial pada hemoglobin. Bisa diajukan pertanyaan
a. Apakah tinja berwarna hitam ?
b. Sudah berapa lama ?
c. Apa ada keluhan lain seperti nyeri kepala, mual, muntah , diare, nyeri perut, berkeringat ?
* Nyeri kepala, mual dan diaforesis dijumpai pada perdarahan saluran cerna yang cepat dan hipotensi
Ikterus
◦ Ikterus (kuning) -> waspada ada penyakit parenkim hati atau obstruksi terhadap aliran empedu ->
berkurangnya ekskresi bilirubin terkonjugasi ke dalam empedu, disebabkan oleh obstruksi billier
intrahepatik, dikenal sbg ikterus medik
◦ Bisa ditanyakan pertanyaan
1. Berapa lama menderita ikterus ?
2. Apa ikterus timbul dengan cepat ?
3. Ada nyeri perut ? hilang selera makan ? mual ? muntah ? menggigil ? demam ? gatal ? penurunan BB
4. Apakah pernah ada riwayat berpergian ?
5. Apa pernah sakit kuning sblm ini ?
6. Apa warna tinja ?
◦ Penyakit yg berkaitan dengan Ikterus
1. Hepatitis Virus = berkaitan dengan hilangnya selera makan, mual, muntah
2. Hepatitis A = mempunyai penularan fekal-oral dengan masa inkubasi 2-6 minggu
3. Hepatitis B = ditularkan melalui darah dengan masa inkubasi 1-6 bulan
◦ Setiap kontak dengan individu yg menderita hepatitis menyebabkan seseorang risiko tinggi utk menderita
Hepatitis virus
◦ Ikterus obstruktif (itra maupun ekstrahepatik) = Berkembang secara lambat, tinja berwarna tepung dan
urin coklat kehitaman
Distensi Abdomen
◦ Distensi abdomen bisa berkaitan dgn peningkatan gas di dalam saluran cerna atau ada asites
◦ Peningkatan gas dapat disebabkan oleh malabsorbsi, kolon iritabel atau penelanan udara (aerofagia)
◦ Asites dapat disebabkan oleh sirosis, gagal jantung kongstif, hipertensi portal, peritonitis atau neoplasia
◦ Pertanyaan yg bisa diajukan
1. Sudah berapa lama mengetahui perut membesar ?
2. Apakah distensinya intermitten ?
3. Apakah berkaitan dengan makan ?
4. Apa ada muntah ? hilang selera makan? penurunan berat badan ?
◦ Distensi gas yg berkaitan dengan makan bersifat intermitten dan hilang dengan flatus atau bersendawa
◦ Pasien dengan asites memiliki lingkaran perut secara tidak kentara yg terlihat pada bertambahnya ukuran
lingkar pinggang secara progresif
Massa
◦ Massa pada abdomen kemungkinan neoplasma
atau hernia
◦ Bila ada massa abdomen yg berdenyut = curiga
aneurisma aorta
◦ Hernia abdominalis adalah tonjolan dari kavum
peritoneum dan isi peritoneum masuk kedalam
tonjolan ini
◦ Lokasi hernia = inguinalis, femoralis,
umbilikalis atau interna (tergantung lokasinya)
◦ Keluhan = benjolan, nyeri atau tidak
Pruritus
◦ Pruritus atau gatal adalah suatu gejala yg lazim dijumpai
◦ Bisa merupakan gejala gangguan kulit, manifestasi penyakit ginjal atau hati kronis
◦ Pada lansia, pruritus bisa terjadi karena kulit kering
◦ Pruritus ani adalah gatal setempat pada kulit anus, keadaan ini mempunyai banyak penyebab termasuk
fistula, fisura, psoarisis, parasit, higiene yg buruk dan diabetes
◦ Gatal hebat mungkin berkaitan dengan limfoma atau penyakit hodgkin dan juga keganasan pada saluran
cerna
PEMERIKSAAN FISIK
◦ Alat yg digunakan
1. Stetoskop
2. Sarung tangan
3. Lubrikan
4. Tisu
◦ Posisi pasien berbaring, lengan di sisi tubuh, tungkai lurus
◦ PASIEN RILEKS, BERBARING DAN MEMBUKA PERUT
◦ DI BUKA MULAI DARI PX SAMPAI SIMPISIS PUBIS
◦ PERSIAPAN = CUCI TANGAN, PRIVASI PASIEN
◦ Pemeriksaan meliputi
1. Inpeksi
2. Auskultasi
3. Perkusi
4. Palpasi
◦ 1. PERKENALAN, NAMA CEK ID PASIEN
◦ TUJUAN = MELAKUKAN PEMERIKSAAN PADA PERUT / ABDOMEN
◦ APAKAH ADA GG ATAU TIDAK MISAL ADA NYERI, BILA ADA NYERI SUDAH BERAPA LAMA?
TERUS MENERUS ATAU JARANG2 ? SAKITNYA MENJALAR KE PUNGGUNG KE BAHU ?
SAKITNYA BARUSAN ATAU SUDAH LAMA ? APA ADA MOMENT TERTENTU SAAAT
SAKITNYA MUNCUL ? APA ADA KELUHAN LAIN SELAIN NYERI ? APA ADA KEMBUNG,
MUNTAH ? BILA ADA BRP KALI MISAL ADA MUNTAH, APA? APA ADA PERDARAHAN ? ADA
KELUHAN LAIN SELAIN DI AREA PERUT ? MISAL DEMAM ? BAB NYA BGMN ? BAK ?
◦ RIWAYAT SAKIT SEBELUMYA
◦ KEBIASAAN MAKAN, MINUM, MISAL SUKA PEDAS, MINUM ALKOHOL
◦ RIWAYAT KELUARGA, APA ADA YG SAKIT MISALKAN KANKER LAMBUNG
◦ MAKA DILAKUKAN PEMERIKSAAN, BERSEDIA ?
◦ POSISI PASIEN SAMBIL TIDUR
◦ APAKAH ADA YG INGIN DITANYAKAN
INSPEKSI
◦ Evaluasi penampilan umum
◦ AREA PERUT, BAGI MENJADI 4 KUADRAN (KUADRAN KANAN ATAS, KIRI ATAS, KANAN BAWAH, KIRI BAWAH) dan BAGI
MENJADI 9 REGIO
◦ GERAKAN DI AREA ABDOMEN, GERAKAN PERNAFASAN, APAKAH ADA LUKA, WARNA KULIT, BEKAS LUKA, DISTRIBUSI
RAMBUT, APAKAH AREA UMBILIKAL, APAKAH ADA HERNIA, APAKAH ADA PULSASI PADA AORTA, KESIMETRISAN NYA
KANAN KIRI,ATAS BAWAH
1. Pasien dengan kolik ginjal atau empedu terlihat menggeliat di tempat tidur, tidak bisa menemukan posisi yg nyaman
2 Pasien peritonitis akan diam di tempat tidur, gerak sedikit akan terasa nyeri
3. Pasien yg pucat dan berkeringat mungkin menderita syok awal karena pankreatitis atau perforasi tukak lambung
◦ Menentukan frekuensi pernapasan
Pernapasan meningkat pada pasien dengan peritonitis generalisata, perdarahan intraabdomen atau obstruksi usus
◦ Inspeksi kulit
1. Periksa kulit dan sklera apa ada ikterus
2. Apakah ada spider angioma ? penyakit ini bisa dijumpai pada pasien sirosis alkoholik, tetapi tidak spesifik krn juga dijumpai pada kehamilan dan
penyakit vaskular kolagen
◦ Inspeksi abdomen
1. Kontur abdomen harus diperiksa
2. Apakah ada asites?
3. Ketidaksimterisan ? massa? distensi ? atau gelombang peristaltik
4. Apakah ada stria dan parut ?
5. Stria perak adalah tanda peregangan yg konsisten dengan penurunan berat bedan
6. Stria ungu/merah muda = tanda klasik berlebihan pada adrenokortikal, penyakit cushing
7. Apakah umbilikus mengalami eversi ? iya -> tanda peningkatan tekanan abdominal, biasanya krn asites
atau massa yg besar, atau ada nya hernia umbilikal
8. Tanda Grey Turner = Apakah ada ekimosis pada abdomen atau pinggul ? Ekimosis masif -> pankreatitis
hemoragik atau strangulasi usus
9. Tanda cullen = umbilikus kebiruan yang disebabkan oleh hemoperitoneum krn ebrbagai sebab
◦ Inspeksi Hernia
1. Minta pasien berbaring dan batuk, sementara
diperiksa area inguinal, umbilikal dan femoral
2. Batuk dapat menimbulkan nyeri yg terbatas pada
daerah tertentu
Lokasi bedah perut yg kerap dijumpai
Auskultasi
Auskultasi bunyi usus dapat memberikan informasi mengenai gerakan udara dan cairan didalam saluran cerna
1. Pemeriksaan bunyi usus
- Pasien berbaring terlentang
- Auskultasi abdomen dilakukan dengan meletakkan diafragma stetoskop diatas mid-abdomen sementara
pemeriksa mendengarkan bunyi usus
- Bunyi usus normal timbul kira2 tiap 5-10 detik dan bernada tinggi
- Hitung berapa kali dengar peristaltik usus selama 1-2 menit
- Normalnya 5-35x/menit dewasa, anak2 5-15x/menit
2. Bila dalam 2 menit tidak terdengar = tidak ada bunyi usus -> ileus paralitik yg disebabkan iritasi peritoneum
difus
3. Pada obstruksi usus akut -> ada nada denting tinggi yang disebut borborigmi -> hiperperistaltik
Perkusi
◦ Perkusi di pakai utk memperlihatkan adanya distensi gas, cairan atau massa padat

◦ TUJUAN NYA MENGETAHUI SUARA DI ABDOMEN

◦ SECARA UMUM SUARA NYA ADALAH TIMPANI

◦ Pada pemeriksaan normal, biasanya hny ukuran dan lokasi hati, limpa yg dapat di tentukan

1. Perkusi Abdomen

- Pasien berbaring terlentang

- Keempat kuadran abdomen di perkusi

- Bunyi normal abdomen adalah suara tympani -> ada gas didalam lambung dan usus

- Daerah suprapubis mungkin redup pada perkusi jika kandung kemih distensi atau pd wanita uterus nya membesar

SELURUH REGIO ABDOMEN

SECARA NORMAL -> TIMPANI

BILA REDUP -> ADA PROSES PEMADATAN / MASSA

PERKUSI DI SELURUH ABDOMEN PASIEN

KANDUNG KEMIH/VESICA URINARIA -> PERKUSI PEKAK / BAWAH UMBILIKAL

PEMBESARAN HATI = HATI DI DAERAH HIPOKONDRIUM KANAN, BILA MEMBESAR BISA MENCAPAI UMBILIKAL -> PEKAK, BISA MENGUKUR DENGAN PERKUSI

2. Perkusi Hati

PERKUSI PADA HEPAR = PERKUSI DI AREA MIDCLAVIKULA, ICS4, KUADRAN KANAN ATAS, ATAS KE BAWAH, SUARA REDUP/DULNESS, REDUP KE TIMPANI, KaLAU DI PARU, DIA
RESONAN/SONOR, JADI BISA MENENTUKAN BATAS NYA

- Batas hati diperkusi di garis midclavikula kanan, dimulai dari pertengahan dada

- Perkusi dilakukan di dada dari atas ke bawah, bunyi resonan dada menjadi redup ketika mencapai hati

- Bila di lanjutkan sampai bawah, dari redup akan menjadi timpani karena perkusi diatas kolon

- Batas atas dan bawah hati tidak boleh lebih dari 10cm

- Distensi kolon pada kuadran atas dapat mengaburkan redup hati di bagian bawah, oleh karena itu pemeriksa dapat menaksir terlalu rendah ukuran hati
◦ Perkusi limpa
◦ PERKUSI PADA LIMPA = DARI SUARA TIMPANI KE REDUP, LETAKNYA ADA DI KIRI ATAS
- Meski pengukuran limpa sulit utk diperkusi, namun tetap harus diusahakan
- Ruang traube adalah daerah gelembung udara lambung pada kuadran atas kiri
- Tepat disebelah lateral ruang Traube ada derah redup yg berkaitan dengan adanya limpa
- Daerah ini kira2 terletak pada iga ke sepuluh, disebelah posterior garis mid-aksila
◦ PERKUSI PADA GINJAL
- POSISI PASIEN DUDUK, KEPALKAN TANGAN DI AREA KANAN KIRI, COSTAE BAWAH,
NYERI ATAU TIDAK
- PERKUSI UTK MENENTUKAN APAKAH ADA ASITES/TIDAK = PERKUSI DARI MEDIAL KE
LATERAL / TENGAH KE SAMPING, BILA ASITES AKAN TERJADI PERUBAHAN SUARA DARI
TIMPANI KE REDUP, BIASANYA CAIRAN NYA DI PINGGIR MENGIKUTI GRAVITASI
- BILA MENEMUKAN SUARA REDUP, PASIEN NYA SURUH MIRING -> DARI REDUP KE
TIMPANI, SUARANYA BERUBAH
- CARA KE 2 UTK PEMERIKSAAN ASITES = TANGAN PASIEN DIMINTA UTK DITENGAH,
RABA DAN TEKAN PINGGIRAN PERUT, AKAN MERASAKAN ADANYA GERAKAN CAIRAN
◦ Asites
- Pada pasien yg diduga asites, lakukan suatu tes perkusi khusus utk redup yg berpindah (shifting dullness)
- Pasien bisa berbaring terlentang, pemeriksa menentukan batas timpani ke redup
- Tes gelombang cairan (fluid wave)
 Tangan pemeriksa atau tangan pasien di letakkan di tengah abdomen.
 Penekanan dinding abdomen akan menghentikan transmisi impuls oleh jaringan adiposa subkutan.
 Pemeriksa kemudian mengetuk salah satu pinggang sementara mempalpasi sisi lainya
Adanya gelombang cairan = asites
◦ PEMERIKSAAN SHIFTING DULLNES = CAIRAN ASITES YG SEDANG
1. PEKAK YG BERPINDAH
2. LAKUKAN PERKUSI MULAI DARI PUNCAK ABDOMEN KE LATERAL
3. PUNCAK ABDOMEN AKAN TIMPANI, KE LATERAL KETEMU DAERAH YG
REDUP/PEKAK, DITANDAI DENGAN TANGAN KEMUDIAN PASIEN MIRING KE SISI
BERLAWANAN, TANGAN TIDAK BOLEH LEPAS, LAKUKAN PERKUSI LAGI, NAH DARI
REDUP KE TIMPANI, SHIFTING DULLNESNYA POSITIF (CAIRAN NYA BERPINDAH),
LAKUKAN DI SISI SEBALIKNYA -> ARTINYA PASIEN INI DIDALAM RONGGA ABDOMEN
TERDAPAT ASITES/ CAIRAN BEBAS
◦ PEMERIKSAAN UNDULASI =
1. MEMBUTUHKAN BANTUAN PEMERIKSA LAIN
2. TANGAN PEMERIKSA BERADA DI LATERAL TUBUH PASIEN KIRI DAN KANAN,
PEMERIKSA KEDUA BERADA DI ATAS PERUT PASIEN, TANGAN PEMERIKSA YANG DI
SISI MELAKUKAN PENDORONGAN, MAKA CAIRAN AKAN BERGELOMBANG DAN
PINDAH KE TENGAH, AKAN DIRASAKAN OLEH PEMERIKSA KE 2
Palpasi

◦ Palpasi ringan
◦ Palpasi dalam
◦ Palpasi hati
◦ Palpasi limpa
◦ Palpasi ginjal
1. Palpasi ringan
- Palpasi ringan dipakai utk menemukan nyeri tekan dan daerah spasme otot / rigiditas
- Seluruh abdomen harus di palpasi secara sistematis dengan menggunakan rata tangan bukan ujung jari
- Jari tangan harus disatukan dan hindari gerakan menusuk tiba-tiba
- Tangan harus diangkat, bukan di geser
- Selama ekspirasi, muskulus rektus biasanya rileks dan lunak, bila ada sedikit perubahan bisa dikatakan
rigiditas.
- Rigiditas = spasma involunter otot2 perut dan menunjukan iritasi peritoneum
- Pada pasien yg mengeluh nyeri perut, palpasi harus hati2
2. Palpasi dalam
- Dipakai utk menentukan ukuran organ dan adanya massa abdomen abnormal
- Pada palpasi dalam,bagian datar kanan diletakkan diatas abdomen dan tangan kiri diletakkan diatas tangan
kanan, ujung jari tangan kiri mmberikan tekanan sedangkan tangan kanan meraba
- Tekanan abdomen harus diberikan ringan tapi terus menerus
- Tangan yg melakukan palpasi hrs hangat, karna tangan dingin bisa menimbulkan spasme otot volunter yg
disebut guarding
- Setiap daerah nyeri tekan hrs diperhatikan
 Menyingkirkan kemungkinan nyeri lepas
- Pada pasien dengan nyeri perut, harus ditentukan apakah ada nyeri lepas (rebound tenderness)
- Nyeri lepas adalah tanda iritasi peritoneum dan dapat dibangkitkan dengan mempalpasi dalam dan perlahan di
daerah perut menjauhi daerah yg diduga mengalami peradangan setempat
- Pasien akan merasakan nyeri ketika penekanan di lepas
3. Palpasi Hati
DENGAN UJUNG JARI, SAMAKAN SUHU TANGAN PEMERIKSA DENGAN SUHU PASIEN, TANGAN
KITA DIGOSOK2 AGAR HANGAT
◦ PEMFIS SUPERFISIAL INI BERTUJUAN UTK MENENTUKAN APAKAH ADA NYERI, MASSA -> RABA
SELURUH REGIO ABDOMEN
◦ PEMERIKSAAN HEPAR/HATI = BERADA DI DAERAH TORAKS BAWAH, LETAKKAN DI
MIDCLAVIKULA, LETAK HEPAR DI KANAN. ATAS ICS 4, ICS 5 TERDENGAR REDUP, APKAAH ADA
PEMBESARAN HEPAR, DENGAN MENENTUKAN DIBAWAH PX UKUR KE ARAH UMBILIKAL KIRA2
BERAPA JARI, BERAPA JARI DIBAWAH PX, BILA MEMBESAR KEBAWAH / ARKUS COSTA RUM
KIRA2 BERAPA JARI
A. Teknik palpasi atas bawah
◦ Letakkan tangan kiri di bawah diantara iga kedua belas dan krista iliaka, disebelah lateral muskulus
paraspinosus, tangan kanan diletakkan di kuadran kanan atas sejajar
◦ Pasien diminta untuk menarik napas dalam ketika pemeriksa menekan kedalam dan ke atas dengan
tangan kanan dan menarik ke atas dengan tangan kiri
◦ Tepi hati normal mempunyai batas keras dan teratur dengan permukaan yg halus
◦ Pembesaran hati disebabkan oleh kongesti vaskular, hepatitis, neoplasma atau sirosis
B. Teknik metode kaitan
◦ Pemeriksa berdiri di dekat kepala pasien dan meletakkan kedua tangan bersama dibawah
margo kosta kanan dan daerah redup
◦ Pemeriksa menekan ke dalam dan keatas sambil mengkaitkan di sekitar tepi hati ketika pasien
ambil nafas dalam
HASIl ? TENTUKAN BAGAIMANA PERMUKAAN DARI HEPAR, APA RATA ATAU BERBENJOL,
PINGGIRNYA TUMPUL ATAU TAJAM, KONSISTENSI APAKAH KERAS SEPERTI MERABA
LUTUT, APAKAH LUNAK ATAU PADAT, APAKAH ADA NYERI BILA KITA MEMEGANG HEPAR
 Kemungkinan nyeri pada hati ?
 Nyeri tekan hati diperiksa palpasi
 Proses peradangan yang menyerang hati atau kantong empedu akan menyebabkan nyeri tekan
 Nyeri timbul selama inspirasi dan pasien tiba2 menghentikan usaha inspirasi, hal ini disebut tanda
murphy dan mengarah pada kolesistitis akut
 Pada waktu inspirasi, kandung empedu yang meradang turun menyentuh tangan yang melakukan palpasi
-> timbul nyeri -> pernapasan terhenti
4. Palpasi Limpa
A. Pasien berbaring terlentang dengan pemeriksa pada sisi kanan pasien
◦ Pemeriksa meletakkan tangan kirinya diatas dada pasien d mengangkat iga kiri
pasien
◦ Tangan kanan diletakkan mendatar di bawah margo kosta kiri dan menekan ke
dalam dan ke atas ke arah garis aksila anterior
◦ Pasien diminta menarik nafas dalam ketika pemeriksa menekan kedalam dengan
tangan nya
◦ Pemeriksa harus berusaha meraba ujung limpa ketika turun selama inspirasi
◦ Ujung limpa yg membesar akan mengangkat jari2 tangan kanan ke atas
B. Pasien berbaring ke sisi kanan
◦ Pemeriksa meletakkan tangan kirinya pada kosta kiri, tangan kanan melakukan
palpasi pada kuadran kiri atas
◦ Limpa membesar secara diagonal didalam abdomen dari kuadran kiri atas ke arah
umbilikus maka dari itu tangan kanan selalu melakukan palpasi dari dekat
umbilikus da bergerak ke kuadran kiri atas
Hasil ?
1. Pemebesaran limpa dapat disebabkan hiperplasia, kongesti, infeksi,
2. Splenomegali
C. Garis Sufner
- PEMFIS LIMPA = DAERAH HIPOKONDRIUM KIRI, BILA
LIMPA MEMBESAR MAKA BISA DIUKUR
PEMBESARANNYA DENGAN GARIS SUFNER, INI DI
TARIK DARI ARCUS COSTARUM KE UMBILIKUS
(S4)LALU KE SIAS KANAN (MIRING)
- PALPASI LIMPA = MULAI DARI TANGAN KANAN
PEMERIKSA DI SAIS KANAN, KIRI DI BAWAH DARI
IGA 11-12, PX DIMIRINGKAN KE ARAH PEMERIKSA,
LAKUKAN PENEKANAN ABDOMEN, PASIEN DIMINTA
INPIRASI-> SEARAH GARIS SUFNER-> BILA TANGAN
BISA MASUK KE BAWAH IGA BERARTI TIDAK ADA
PEMBESARAN DARI LIMPA-> BILA ADA DIUKUR
GARIS SUFNERNYA, BILA MENEMUKAN INSISURA
LIENALIS
5. Palpasi Ginjal
◦ Palpasi ginjal kanan dilakukan dengan palpasi dalam dibawah margo kosta kanan
◦ Pemeriksa berdiri di sisi kanan pasien dan meletakkan tangan kirinya di belakang pinggul kanan pasien
◦ Prosedur yg sama dipakai utk ginjal kiri
A. Nyeri tekan pada ginjal
◦ Pasien posisi duduk
◦ Pemeriksa mengepalkan tinjunya dan dengan lembut memukul daerah diatas sudut kostovertebral di kedua
sisi
◦ Pasien dengan pielonefritis biasanya merasakan nyeri hebat
B. Pemeriksaan Ballotement
PEMERIKSAAN GINJAL = DENGAN CARA PEMERIKSAAN BALLOTEMENT, TANGAN
PEMERIKSA BERADA DI BAWAH PINGGANG PASIEN LALU PASIEN AGAK DIANGKAT SEDIKIT,
TANGAN SEBELAH KANAN BERADA DI ABDOMEN PASIEN, LAKUKAN PENEKANAN, TANGAN
KIRI MENDORONG KE ATAS, APABILA ADA LENTINGAN DARI BENDA KE TANGAN YANG
DIBELAKANG ATAU SEBALIKNYA NAMANYA BALLOTEMENT POSITIF (PEMEBSARAN
GINJAL), SECARA NORMAL GINJAL TIDAK TERABA -> BALLOTEMENT GINJAL NEGATIF
- PALPASI DI ABDOMEN = PALPASI RINGAN DI AREA PERUT, NYERI ATAU TIDAK
- PALPASI PADA HEPAR = JARI AGAK MENEKUK, TANGAN KIRI ADA DI BAWAH, TANGAN
KANAN MENEKAN HEPAR
- PALPASI LIEN = SAMA DENGAN HEPAR CARANYA
- PALPASI PADA GINJAL = PASIEN NYA SURUH TARIK NAFAS, MENYENTUH AGAK
BELAKANG
- PERIKSA KANDUNG KEMIH / VESICA URINARIA, DIBAWAH UMBILIKUS = KOSONG /
TIDAK
- PALPASI APDA AORTA = PADA PX BAGIAN KIRI DIRABA, APAKAH ADA PULSASI ATAU
TIDAK
PEMERIKSAAN NYERI PADA KASUS KOLESISTITIS AKUT
◦ PADA KASUS INI PASIEN AKAN NYERI DI
DAERAH MORPHY SIGN
◦ CARI TITIK POTONG ANTARA PINGGIR
MUSKULUS REKTUS ABDOMINIS DNEGAN
PINGGIR DARI ARKUS COSTARUM
KEMUDIAN LAKUKAN PENEKANAN PADA
1 JARI, MINTA PASIEN UTK TARIK NAFAS
DALAM, REAKSI PASIEN MERASA NAFAS
TERTAHAN DAN SAKIT/NYERI -> MORPHY
SIGN NYA POSITIF
PEMERIKSAAN APENDIKSITIS / USUS BUNTU
1. ROVSING SIGN
◦ USUS BUNTU BERADA DI DAERAH MC BURNEY, BERADA DI ANTARA UMBILIKAL DAN SIAS, TARIK
GARIS, TEPATNYA DI 1/3 DISTAL
◦ PASIEN AKAN MENGELUH NYERI DI KANAN BAWAH
◦ PASIEN DIMINTA BATUK (DUNPHY’S SIGN), PASIEN BISA MENUNJUK DENGAN 1 JARI
◦ UNTUK MENENTUKAN NYERI PADA APENDIK, BISA MELAKUKAN PEMERIKSAAN ROFSING SIGN ->
PEMERIKSAAN NYERI LAKUKAN DI DAERAH KONTRA LATERAR / SEBELAH KIRI PASIEN SEJAJAR
DENGAN AREA MAC BURNEY, LAKUKAN PENEKANAN KEMUDIAN DI LEPAS -> BILA PASIEN
MERASAKAN NYERI DI MAC BURNEY -> ROFSING SIGN POSITIF
◦ PEMERIKSAAN NYERI TEKAN DI AREA MAC BURNEY -> TEKAN DAN DILEPAS TIBA2 -> NYERI LEPAS
POSITIF/ BLUMBERG’S SIGN / NYERI REBOUND
2. PSOAS SIGN
LETAKKAN TANGAN PEMERIKSAA DI LUTUT PASIEN, ANGKAT KAKI PASIEN, BILA NYERI -> PSOAS
SIGN POSITIF
3. OBTURATOR SIGN
TEKUK PASIEN MENGARAH KE PERUT, PUTAR KE DALAM -> NYERI -> OBTURATOR SIGN POSITIF
◦Sign of Appendicitis
◦—Rovsing’s sign
◦        Positif jika dilakukan palpasi dengan tekanan pada kuadran kiri bawah dan timbul nyeri pada sisi kanan.
◦—Psoas sign atau Obraztsova’s sign
◦        Pasien dibaringkan pada sisi kiri, kemudian dilakukan ekstensi dari panggul kanan. Positif jika timbul
nyeri pada kanan bawah.
◦—Obturator sign
◦        Pada pasien dilakukan fleksi panggul dan dilakukan rotasi internal pada panggul. Positif jika timbul nyeri
pada hipogastrium atau vagina.
◦—Dunphy’s sign
◦        Pertambahan nyeri pada testis kanan bawah dengan batuk
◦—Ten Horn sign
◦        Nyeri yang timbul saat dilakukan traksi lembut pada korda spermatic kanan
◦—Kocher (Kosher)’s sign
◦        Nyeri pada awalnya pada daerah epigastrium atau sekitar pusat, kemudian berpindah ke kuadran kanan
bawah.
◦ 
◦ —Sitkovskiy (Rosenstein)’s sign
◦         Nyeri yang semakin bertambah pada perut kuadran kanan bawah saat pasien dibaringkan
pada sisi kiri
◦ —Bartomier-Michelson’s sign
◦         Nyeri yang semakin bertambah pada kuadran kanan bawah pada pasien dibaringkan pada
sisi kiri dibandingkan dengan posisi terlentang
◦ —Aure-Rozanova’s sign
◦         Bertambahnya nyeri dengan jari pada petit triangle kanan (akan positif Shchetkin-
Bloomberg’s sign)
◦ —Blumberg sign
◦         Disebut juga dengan nyeri lepas. Palpasi pada kuadran kanan bawah kemudian dilepaskan
tiba-tiba
◦ SELESAI
◦ TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai