6
Pemeriksaan kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan
TRH memastikan diagnosis keadaan dan
lokalisasi masalah di tingkat susunan saraf
pusat atau kelenjar tiroid.
Tiroid scan untuk mengetahui posisi,ukuran
dan fungsi kelenjar tiroid
USG : untuk mengetahui ukuran dan komposisi
dari kelenjar tiroid,apakah massa atau nodule.
EKG : untuk menilai kerja jantung, mengetahui
adanya takikardi, atrial fibrilasi, dan perubahan
gelombang P dan T
7
8
Persiapan fisik secara khusus (-), spesimen
darah vena 5 – 10 cc
Nilai normal :
Iodium bebas : 0,1 – 0,3 mg/dl
T3 : 0,8 – 2,0 ng/ml
T4 : 4,8 – 12,7 ug/dl
Tes darah : bila kadar Thyroxine
Stimulating Hormone (TSH) melebihi 20
mikro-unit per liter, berarti pasien
terkena hipertiroid (normal: 1-5 mikro-
unit per liter)
1. Eksoftalmus
Eksoftalmus terjadi karena adanya
penimbunan karbohidrat kompleks yg
menahan air dibelakang mata.
Retensi cairan ini mendorong bola mata ke
depan sehingga bola mata nampak menonjol
keluar rongga orbita.
2. Stroma tiroid (tirotoksikosis)
Pada periode akut pasien mengalami demam
tinggi, takikardia berat, delirium, dehidrasi,
dan iritabilitas yg ekstrem.
11
Tujuan pengobatan : untuk membawa tingkat
hormon tiroid ke keadaan normal,shg
mencegah komplikasi jangka panjang dan
mengurangi gejala tidak nyaman.
1. Obat-obatan anti tiroid (OAT)
Prophylthiouracil (PTU)
Methimozole(Tapazole)
Beta-adrenergic reseptor, seperti propanolol
dapat diberikan untuk mengontrol aktivitas
saraf simpatik.
12
13
2. Radioiod terapi
Radioaktif iodine 131, secara bertahap akan
menghancurkan sel-sel yg membentuk kelenjar
tiroid namun tidak akan menghentikan produksi
hormin tiroid
3. Surgical
Pembedahan&pengangkatan total/parsial
(Tiroidektomi).
Operasi efektif dilakukan pada pasien dg
penyakit graves
Efek samping : gangguan suara dan