Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN RESUME

ANALISIS TEKNIK-TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Diajukan untuk memenuhin salah satu tugas mata kuliah Komunikasi Efektif

KELOMPOK :
Muhamad Pathu Rohman (201FI03001)
Indri Lidya Nugraha (201FI0004)
Aprillyan Harsy Putra (201FI03017)
Togi Riki Rikardo Sijabat (201FI03024)
Muhammad Fatwa Ramadhan (201FI03032)

PROGRAM SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
BANDUNG, 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya pada kita semua sehingga saya bisa menyelesaikan Laporan Resume
analisis teknik – teknik komunikasi teurapetik dengan baik dan lancar, untuk melengkapi
nilai Mata Kuliah Komunikasi Efektif, dan mengembangkan kemampuan menulis.
Kami menyadari meskipun segala upaya telah penulis lakukan dalam penyusunan
laporan ini, namun pastilah ada kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kami berharap kepada semua pihak yang sekiranya membaca laporan ini dapat
memberikan saran agar di kemudian hari kami dapat menyempurnakan laporan ini.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebanyak – banyaknya kepada yang terhormat:
1. Fikri Mourly W, S.Kep., M.KM., selaku Ketua Prodi Sarjana Terapan
Keperawatan Anestesiologi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bhakti Kencana
Bandung.
2. Alfi Fauzia Hakim, S.I.KOM., M.I.Kom selaku Pengampu mata kuliah
Komunikasi Efektif yang telah membimbing dalam penulisan Laporan analisis
tahap – tahap komunikasi teurapetik yang telah banyak memberikan masukan dan
bimbingan selama ini.
3. Mahasiswa semester III Tahun Akademik 2021/2021 yang telah bekerjasama
dengan baik selama menyusun Resume ini.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Resume analisis
tahap – tahap komunikasi teurapetik ini. Semoga segala bantuan dan dukungan
yang diberikan kepada kami, mendapat imbalan yang berlipat dari Allah
Subhanahu Wata’ala, amin.

Bandung, 11 November 2021


BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan antar
manusia. Komunikasi melibatkan perilaku dan memungkinkan individu untuk berhubungan
dengan orang lain dan dunia sekitarnya. Komunikasi berjalan karena manusia membutuhkan
satu dengan lainnya. Everet M.Rogers dan Lawrence Kincaid menyatakan komunikasi
merupakan suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan
pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian
yang mendalam.
Dalam dunia kesehatan yakni di dunia keperawatan terdapat komunikasi yang disebut
dengan komunikasi terapeutik. Komunikasi ini sangat berbeda dengan komunikasi pada
umumnya. Karena komunikasi ini merupakan sebuah komunikasi yang direncanakan secara
sadar dan kegiatannya bertujuan untuk kesembuhan pasien.2 Terapeutik sendiri merupakan
seni dari penyembuhan pasien.3 Sehingga orang yang terapeutik ini, berarti orang tersebut
mampu mengkomunikasikan perasaan, perbuatan, ide, ekspresi yang mampu memfasilitasi
kesembuhan pasien.
Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling
memberikan pengertian antar pasien dan perawat. Perawat menggunakan komunikasi
interpersonalnya (komunikasi antar individu) untuk mengembangkan hubungan dengan
klien yang akan menghasilkan pemahaman tentang klien sebagai manusia yang utuh.
Hubungan semacam ini yang bersifat terapeutik yang akan meningkatkan iklim psikologi
yang kondusif dan memfasilitasi perubahan dan perkembangan diri pasien.
Fungsi komunikasi terapeutik ini sendiri yakni mendorong dan mengajarkan kerja
sama antara perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien. Perawat berusaha
mengungkapkan perasaan, mengidentifikasi dan mengkaji masalah serta mengevaluasi
tindakan yang dilakukan dalam perawatan (Purwanto, 1994).
2. Tujuan
Laporan ini bertujuan untuk mengetahui teknik-teknik komunikasi terapeutik yang
dilakukan oleh perawat pada saat melakukan komunikasi teurapetik dengan klien
3. Waktu Pelaksanaan
Senin, 15 November 2021
BAB II

TINJAUAN TEORI

TEKNIK – TEKNIK KOMUNIKASI TEURAPETIK

1. Mendengarkan dengan penuh perhatian

Perawat berusaha mengerti klien dengan cara mendengarkan apa yang disampaikan
klien.

2. Menunjukan Penerimaan

Bersedia untuk mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan keraguan atau


ketidaksetujuan.

3. Menanyakan Pertanyaan Terkait

Pertaanyaan dikaitkan dengan topik yang dibicarakan. dan gunakan kata-kata yang
sesuai dengan konteks sosial budaya klien. Contoh: "Tadi Anda mengatakan memiliki
2 orang saudara, siapa yang Anda rasa paling dekat dengan Anda?"

4. Pertanyaan Terbuka ( ope- ended question)

Pertanyaan yang memerlukan jawaban yang luas.

5. Mengulangi Ucapan Klien Dengan Menggunakan Kata-kata Sendiri

Ini menunjukkan perawat memberikan umpan balik bahwa ia mengerti apa yang
disampaikan klien dan berharap komunikasi dilanjutkan.

6. Mengklarifikasi

Terjadi saat perawat berusaha untuk menjealaskan dalam kata-kata, ide atau pikiran
(implisit maupun eksplisit) yang tidak jelas dikatakan oleh klien. Contoh: "Apa yang
Anda maksudkan dengan.....?"

7. Memfokuskan

Bertujuan untuk membatasi bahan pembicaraan sehingga percakapan menjadi lebih


spesifik dan dimengerti. Usahakan untuk tidak memutus pembicaraan ketika klien
menyampaikan masalah yang penting.
8. Menyatakan Hasil Observasi

Menyatakan hasil pengamatannya (observasi) terhadap pesan-pesan nonverbal yang


ditunjukkan klien, sebagai umpan balik yang diberikan perawat terhadap pesan yang
disampaikan klien, apakah pesannya diterima dengan baik atau tidak.

9. Menawarkan Informasi ( Informing)

Memberikan tambahan informasi yang merupakan tindakan penyuluhan kesehatan


untuk klien.. Teknik ini bertujuan memberikan informasi dan fakta untuk pendidikan
kesehatan bagi klien.

10. Diam

Memberikan kesempatan kepada perawat dan klien untuk mengorganisir pikirannya.


Diam sangat berguna terutama pada saat klien harus mengambil keputusan. Diam juga
menunjukkan kesediaan untuk memanti orang lain agar punya

kesempatan berpikir.

11. Meringkas

Meringkas adalah pengulangan ide utama telah dikomunikasikan secara singkat. Ini
membantu mengingat topik yang telah dibahas sebelum meneruskan pembicaraan.

12. Memberikan Penghargaan

Penghargaan jangan sampai menjadi beban bagi klien, jangan sampai klien menjadi
berusaha keras dan melakukan segalanya untuk mendapatkan pujian. Teknik ini juga
tidak dimaksudkan untuk menyatakan bahwa yang ini bagus yang sebaliknya buruk.
Jadi, cukup pujian yang wajar saja untuk membuat pasien merasa senang dan
diperhatikan.

13. Menawarkan Diri

Perawat menyediakan diri tanpa respon bersyarat atau respon yang diharapkan.
Contoh: "Saya akan duduk menemanimu selama 15 menit."

14. Memberikan Kesempatan pada Klien Untuk Memulai Pembicaraan

Memberikan kesempatan kepada klien untuk berinisiatif dalam memilih topik


pembicaraan. Contoh: "Adakah sesuatu yang ingin Anda bicarakan?"

15. Menganjurkan Untuk Meneruskan Pembicaraan

Memberikan kesempatan kepada klien untuk mengarahkan hamper seluruh


pembicaraan. Seperti merespon dengan kata "terus", "kemudian", atau "coba ceritakan
kepada saya tentang hal tersebut"

16. Menempatkan Kejadian Secara Berurutan

Dapat membantu perawat dan klien untuk melihat suatu kejadian dalam suatu
perspektif, dan membantu menemukan pola dari kejadian tersebut, sehingga bisa
memprediksi kejadian berikutnya sebagai akibat dari kejadian sebelumnya.

17. Memberikan Kesempatan kepada Klien Untuk Menguraikan persoalannya

Perawat harus melihat segala sesuatunya dari perspektif klien agar dapat mengerti
klien. Klien harus merasa bebas untuk menguraikan persepsinya.

18. Refleksi

Memberikan kesempatan kepada klien untuk mengemukakan dan menerima ide dan
perasaannya sebagai bagian dari dirinya sendiri. Dengan demikian perawat
mengindikasikan bahwa pendapat klien adlaah berharga, dan klien mempunyai hak
untuk mengemukakan pendapatnya, membuat keputusan, dan memikirkan dirinya
sendiri.

19. Mengidentifikasi Tema

Mengidentifikasi latar belakang masalah yang dialami klien yang muncul selama
percakapan. Gunanya untuk meningkatkan pengertian dan mengeksplorasi masalah
yang penting.

20. Assertive

Kemampuan dengan secara meyakinkan dan nyaman mengekspresikan pikiran dan


perasaan diri dengan tetap menghargai orang lain. Kemampuan asertif: berbicara
jelas, mampu menghadapi manipulasi pihak lain tanpa menyakiti hatinya, melindungi
diri dari kritik. Contoh:
Klien: "Perawat, sup ini tidak enak dan dingin. Saya tidak mau makan."

Perawat: "Sangat mengecewakan ya? Anda dapat mengganti yang lebih hangat atau
mengganti dengan makanan lain. Mana yang lebih Anda suka?"

21. Saran

Memberikan alternatif ide untuk pemecahan masalah. Tepat dipakai pada tahap kerja,
dan tidak tepat pada tahap awal hubungan.

22. Humor

Humor adalah hal yang penting dalam membantu penyembuhan pasien, kaena tertawa
mengurangi ketegangan dan rasa sakit akibat stres, sehingga meningkatkan
keberhasilan asuhan keperawatan.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Link Video Yang Dijadikan Analisis

https://youtu.be/rWPjZ-9hh94

B. Penjelasan Tekhnik-Tekhnik Komunikasi Terapetik Yang Ada Dalam Video.

Dalam video tersebut kami hanya mendapati 9 teknik komunikasi terapetik


saja, yang diantaranya adalah mendengarkan dengan penuh perhatian, menunjukan
penerimaan, menanyakan pertanyaan terkait, memfokuskan, diam, memberikan
penghargaan, memberikan kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan, saran
dan humor.

1. Mendengarkan dengan penuh perhatian

Dalam video tersebut diperlihatkan bahwa perawat lebih banyak berbicara dan
menjelaskan tentang tata tertib ruangan kepada klien. jadi Teknik mendengarkan
dengan pebuh perhatian kurang diaplikasikan dalam video tersebut.

2. Menunjukkan penerimaan

Dalam video tersebut sudah jelas si perawat sangat menunjukkan sekali penerimaan
kepada klien.

3. Menanyakan pertanyaan Terkait

Di video tersebut diperlihatkan dalam menit 03.03 perawat mengajukan pertanyaan


terkait dengan topik yang sedang dibicarakan.

4. Memfokuskan

Di video itu juga sangat jelas terlihat dimana perawat sangat spesifik memfokuskan
dan memberikan penjelasan tentang tata tertib ruangan dan rumah sakit .

5. Diam

Dalam video tersebut diperlihatkan bahwa perawat lebih banyak berbicara dan
menjelaskan tentang tata tertib ruangan kepada klien. jadi Teknik Diam ini lebih
berlaku untuk si kliennya dimana si klien memberikan kesempatan kepada perawat
untuk mengorganisir fikirannya.

6. Memberikan penghargaan

Dalam video tersebut diperlihatkan juga dalam fase terminasi dimana perawat
memberikan penghargaan kepada klien pada saat evaluasi objektiv.

7. Memberikan kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan

Dalam video tersebut diperlihatkan juga dalam fase terminasi dimana perawat
memberikan kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan pada saat
apresiasi dan penguatan.

8. Saran

Di video tersebut dalam menit 02.44 diperlihatkan seorang perawat menyarankan


klien untuk membaca tata tertib ruangan dan rumah sakit lainnya di lembar bolak
balik yang sudah disediakan.

9. Humor

Dalam video tersebut tidak ada Teknik humor, namun perawat lebih cenderung
bersikap ramah, tersenyum dan bersifat hangat. Sehingga mengurangi ketegangan dan
rasa sakit akibat stress juga dapat meningkatkan keberhasilan asuhan keperawatan.

Selain dari ke Sembilan Teknik yang sudah disebutkan tadi, sisanya tidak kami
temukan, mungkin karena dalam video tersebut tujuan perawat bukan ingin mengidentifikasi
masalah . tetapi ingin mencoba menjelaskan tentang tata tertib yang ada ruangan dan Rumah
Sakit. Jadi kebanyakan perawat yang berbicara dan menjelaskan sedangkan klien hanya
mendengarkan dan memberikan respon sedikit saja.
BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan
a. Kemampuan menerapkan teknik komunikasi terapeutik memerlukan latihan
dan kepekaan serta ketajaman perasaan, karena komunikasi terjadi tidak dalam
kemampuan tetapi dalam dimensi nilai, waktu dan ruang yang turut
mempengaruhi keberhasilan komunikasi yang terlihat melalui dampak
terapeutiknya bagi klien dan juga kepuasan bagi perawat.
b. Kemampuan menerapkan teknik komunikasi terapeutik memerlukan latihan
dan kepekaan serta ketajaman perasaan, karena komunikasi terjadi tidak dalam
kemampuan tetapi dalam dimensi nilai, waktu dan ruang yang turut
mempengaruhi keberhasilan komunikasi yang terlihat melalui dampak
terapeutiknya bagi klien dan juga kepuasan bagi perawat.
c. Dalam video tersebut hampir secara keseluruhan tahapannya sudah mencakup
dan sesuai dengan materi yang telah diajarkan.
2. Saran
a. Dalam melayani klien hendaknya perawat selalu berkomunikasi dengan klien
untuk mendapatkan persetujuan tindakan yang akan di lakukan.
b. Dalam berkomunikasi dengan klien hendaknya perawat menggunakan bahasa
yang mudah di mengerti oleh klien sehingga tidak terjadi kesalahpahaman
komunikasi.
c. Dalam menjalankan profesinya hendaknya perawat selalu memegang teguh
etika keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai