Site of Action
Sifat pokok makluk hidup adalah dapat terangsang: Kemampuan sel-sel tertentu untuk
bereaksi terhadap rangasangan fisik/kimiawi dengan reaksi yang spesifik atau disebut
sebagai EKSITASI.
Mekanisme Rangsangan
Ketika terjadi rangsangan fisik atau kimia maka akan mendorong terjadinya
perubahan potensial membran. Akibat perbedaan potensial antara bagian yang
terangsang dengan bagian lainnya yang belum terangsang, maka akan terjadi
aliran listrik local yang diteruskan melalui satu Nodus Ranvier ke Nodus Ranvier
lain (lihat video untuk lebih jelasnya).
Mekanisme Rangsangan
Mengapa rangsangan perlu diteruskan? Untuk memastikan tubuh memiliki reaksi yang
tepat (sistem motorik -> menjauhi sumber panas, menunjukan ada nyeri akibat luka,
dll).
Informasi yang diteruskan ini akan terus sepanjang akson. Dari akson, rangsangan
akan diteruskan ke sel saraf, sel otot, atau sel kelenjar untuk menimbulkan efek
motorik. Tempat pertemuan ini disebut sebagai SINAPS.
SINAPS
Untuk memudahkan pemahaman, sinaps (atau biasa
disebut celah sinaps/cleft) dapat dibedakan menjadi
presinaps dan postsinaps. Ketika suatu rangsangan
sampai pada presinaps, ia akan melepaskan
neurotransmitter ke postsinaps)
Sel di otak “berkomunikasi” satu sama lain
menggunakan neurotransmitter yang merespon sinyal
listrik yang dilepaskan ke sinaps.
Neurotransmitter
Untuk lebih lengkapnya
silakan cari fungsi dan efek
masing-masing
neurotransmitter pada tubuh.
Namun yang paling
berdampak dalam tindakan
anestesi umum adalah…..
Jenis-Jenis Neurotransmitter
Neurotransmitter bebas mengikat reseptor saluran ion
untuk mengontrol aliran ion. Kontrol aktivitas listrik sel
oleh saluran ion terkait erat dengan aksi fisiologis
anestesi dan berbagai pola respons perilaku
terhadapnya. Di antara saluran ion, GABAA, glisin,
asetilkolin nikotinat, dan reseptor N-metil-D-aspartat
(NMDA) menunjukkan kepekaan terhadap anestesi
umum. Beberapa anestesi volatile juga bekerja pada
saluran kalium dan saluran gerbang tegangan (natrium,
kalsium).
Neurotransmitter-
Obat Anestesi Umum
Efek Pengontrolan Gerbang Ion
Oleh Neurotransmitter di Otak
Reseptor GABAA
GABA merupakan neurotransmitter mayoritas pada otak mamalia,
sebanyak satu pertiga dari total sinaps yang ada merupakan GABA-
ergic. Sebagian besar inhibisi dimediasi reseptor GABAA, yang
merupakan gerbang ion yang dapat ditembus ligand chloride.
Reseptor GABAA
Obat anestesi umum meningkatkan aksi neurotransmitter
GABA pada reseptor GABAA. Selain itu, beberapa anestesi
telah terbukti mengurangi desensitisasi reseptor GABAA Pada
konsentrasi yang lebih tinggi, anestesi secara langsung
mengaktifkan reseptor GABAA tanpa bantuan GABA.