Anda di halaman 1dari 120

NEUROFISIOLOGI

Dr. Nurhidayati
STIKES Mataram
JARINGAN SARAF

KOORDINASI & INTEGRASI AKTIVITAS TUBUH

SISTEM SARAF

ANATOMI FUNGSIONAL

SISTEM SARAF TEPI SISTEM SARAF PUSAT SOMATIS OTONOM

• SARAF TEPI • MEDULA SPINALIS


• GANGLION • SEREBRUM
• TERMINASI S SARAF • SEREBELUM
FUNGSIONAL

SOMATIS OTONOM

MOTORIK SENSORIK MOTORIK SENSORIK

VISERO VISERO
SOMATO SOMATO
MOTORIK SENSORIK
MOTORIK SENSORIK

• EKSTEROSEPTOR • ENTROSEPTOR
• PROPRIOSEPTOR
SIFAT-SIFAT DASAR “NS”:
 Iritabilitas
 Konductivitas

Makhluk hidup  integrasi terhadap lingkungan

Sistem Saraf Manusia:


 Alat penerima = reseptor

 Afferen = sensoris

 Efferen = motoris

 Effector = kelenjar, otot


Sistem Saraf Pusat
Cerebrum, Cerebellum & Medulla
Spinalis

Bagian Bagian
Aferen Sistem Saraf Perifer Eferen

Saraf Motorik Saraf Motorik


Somatik Otonom

Parasimpat Simpatis
is

Otot Otot Polos


Somatik Viseral Rangka Otot Jantung

Organ RESEPTOR Kelenjar

Organ EFEKTOR
ANATOMI SISTEM SARAF

 KOMPONEN SELULER PADA SISTEM


SARAF:
 Neuron = sel saraf

 Neuroglia = glia = jaringan penunjang


Neuron:

 Suatu neuron:
* Soma/perikaryon.
* Setruktur didalamnya.
* Tonjolan protoplasma: dendrit,
dan axon.
 Bagian-bagian yang lebih detail
dipelajari pada histologi.
Pembagian Morfologi Neuron:

1. Ukuran Perikaryon
 Besar, Sedang, Kecil
 Variasinya: 4-120 mikron

2. Susunan tonjolan protoplasma:


a) Unipolar;
b) bipolar;
c) Multipolar (Type I dan Type II)
Gambar 2:
KOMPONEN SEL SYARAF (Neuron)

Neuron terdiri
atas :
 Dendrit

 Badan Sel
(soma)
 Axon
NEUROGLIA
Astroglia

Oligodendroglia

Mikroglia

Ependym

Sel Satelit

Sel Schwan
SYNAPSIS
 Tempat sambungan antara neuron;
impuls ditransmisikan dari membran
presinap ke membran post sinap.
 Sinap biasanya muncul antara axon
dengan axon, atau dendrit atau soma.
 Gambar ini tentang cara kerja
neurotransmitter eksitasi.
Synapsis
 Umum/Luas:
 Neuron-neuron;
 Neuro-Alat efektor;
 Antara serat otot.

 SSP/CNS : Interneuronal atau


Neuron-neuron.

+ 3 TYPE :*Interneuronal.
*Neuromuskular.
*Neuroglandular.
Gambar 5.
VARIASI DAN FUNGSI NEURON
Receptor Membran Pascasinaps

 Reseptor Eksitasi  Reseptor Inhibisi


 Saluran Na terbuka  Pembukaan saluran ion
 Penekanan hantaran chlorida
saluran ion Cl / K  Peningkatan hantaran ion K –
 Merangsang aktivitas sel / ion K difusi keluar sel
metabolisme Meningkatkan  Aktivasi enzim reseptor –
jumlah reseptor met. sel dihambat –
mb.eksitasi / menurunkan meningkatkan reseptor
reseptor mb.inhibisi inhibisi / menurunkan jumlah
reseptor eksitasi
Neurotransmitter:
 Zat yang menghubungkan
presynaptik postsynaptik.
 Zat yang membawa pesan pertama.
 Zat yang membawa pesan kedua
disebut: AMP siklik.
 Penelitiannya sangat pesat akhir-akhir
ini.
 Banyak penyakit neurologi, psikiatri
yang disebabkan kelainan zat ini.
NEUROTRANSMITER
 TRANSMITER MOLEKUL KECIL YANG BEKERJA
CEPAT
KLAS I : ASETILKOLIN (Ach)
KLAS II : AMINA
NOREPINEFRIN
EPINEFRIN
DOPAMIN
SEROTONIN
HISTAMIN
KLAS III: ASAM AMINO
GABA
GLISIN
GLUTAMAT
ASPARTAT
KLAS IV: OKSIDA NITRAT (NO)
 NEUROPEPTIDA, TRANSMITER YANG
BEKERJA LAMBAT

A. HYPOTHALAMIC RELEASING HORMONE


THYROTROPIN - RH
LUTENEIZING - RH
SOMATOSTATIN (GH – IF)

B. PEPTIDA HIPOFISE
ACTH, BETHA ENDORFIN, ALPHA MSH, PROLACTIN, LH,
THYROTROPIN, GH, VASOPRESIN, OKSITOSIN

C. PEPTIDA YG BEKERJA PADA USUS DAN OTAK


LEUSIN ENKEFALIN, METHIONIN ENKEFALIN, SUBSTANSI P,
GASTRIN, KOLESISTOKININ, POLIPEPTIDA VASOAKTIF
INTESTINUM (VIP),NEUROTENSIN, INSULIN, GLUKAGON

D. DARI JARINGAN LAIN


ANGIOTENSIN II, BRADIKININ, KARNOSIN, KALCITONIN
RESEPTOR
Reseptor:
 Reseptor: struktur sensorik yang mendeteksi adanya
perubahan lingkungan internal atau yang menerima
rangsang /stimulus tertentu
 Reseptor dapat berupa:
 Neuron (biasanya berupa dendrit)
 Sel khusus dari jaringan lain (misalnya sel Merkel di
epidermis)
 Reseptor neurotransmitter (mikroskopis, bagian dari mebran
sel, sitoplasma atau dalam inti sel)
 Receptor tergantung macam rangsangan / stimulus
 Macam rangsangan/stimulus antara lain:
 Extroceptive
 Proprioceptive
 Visceral
KLASIFIKASI
RESEPTOR

1. MEKANORESEPTOR
2. TERMORESEPTOR
3. NOCISEPTOR
4. RESEPTOR
ELEKTROMAGNETIK
5. KEMORESEPTOR
Extroceptive:

 Nyeri  Free nerve ending.


 Raba spesifik/halus  Meissner
corpusculum
 Suhu dingin  Corpusculum Krause
 Suhu panas  Corpusculum Ruffini.
 Raba umum  Corpusculum Merkel.
 Tekanan  Corpusculum Pacini,
Golgi Mazzoni
Proprioceptive:
 Regang/stretch otot skelet:
 Akhiran anulospiral dan racemosa (flower
spray) pada kumparan otot;
 percabangan akhir serat-serat aferen
sekitar otot.

 Regang dan lain-lain pada capsula


articularis:
 Percabangan akhir serat-serat aferen
sekitar sendi.
Visceral:
 Perubahan tekanan darah arterial:
 sinus caroticus dan aorticus sebagai baroreceptor.
 Perubahan kadar CO2:
 Glomus caroticum et aorticum sebagai chemoreceptor
 Rangsangan ischemia, distensi, kontraksi otot
polos berlebihan dll:
 serat aferen visceral yang berakhir di dalam viscera
yang bersangkutan
RESEPTOR SENSORIK OTOT
 KUMPARAN OTOT (MUSCLE SPINDLE)
 Memberi informasi tentang panjang otot
(respons statik) & kecepatan perubahan
panjang otot (respons dinamik)

 GOLGI TENDON
 Memberi informasi tentang tegangan otot dan
kecepatan perubahan tegangan otot
FUNGSI SISTEM SARAF

MENGATUR AKTIVITAS TUBUH


( KOORDINASI DAN INTEGRASI
BERBAGAI SISTEM DALAM
TUBUH)
KONDUKSI DAN IMPULS
 Neuron dapat
terstimulasi dan
menghantarkan impuls
oleh karena ada
potensial membran
istirahat, dng kata lain
terdapat keseimbangan
ion antara di dalam dan
di luar sel.
 Hal ini digambarkan
dengan voltmeter.
Munculnya potensial membran
istirahat

 Membran terpolarisasi
atau menghasilkan
potensial membran
istirahat
 Disebut istirahat karena
membran dalam keadaan
tidak terstimulasi atau
istirahat.
Faktor apa yang mempengaruhi
adanya potensial membran?

 Dua ion yang bertanggung jawab yaitu: sodium


(Na+) and potassium (K+)
 Adanya SODIUM - POTASSIUM PUMP ,
menyebabkan konsentrasi NA tinggi di luar sel dan
K tinggi di dalam sel.
POTENTIAL ACTION

 Merupakan perubahan potensial yang


sangat cepat pada sel saraf yang
terstimulasi.
 Dimana PMI yang awalnya – 70 mV
menjadi positif 30 mV dalam beberapa
milidetik.
Stimulus ambang dan potensial
 Potensial aksi hanya terjadi bila membran
terstimulasi (depolarisasi) shg sal Na terbuka
komplit. Stimulus minimum yang diperlukan
untuk menghasilkan potensial aksi dsb dng
stimulus ambang.
 Seberapun kecilnya stimulus itu akan
menyebabkan sal.Na terbuka menyebabkan ion
positif masuk).
 Bila potensial membran mencapai potensial
ambang (kira-kira 5 - 15 mV lebih negatif dari
potensial istirahat), semua sal. Na terbuka. Na
masuk dengan cepat dan terjadi depolarisasi.
All-or-None Law

 Potensial aksi akan muncul


maksimal atau tidak sama sekali.
Dengan kata lain tidak ada istilah
potensial parsial/sebagian atau
potensial aksi tidak akan terjadi bila
potensial ambang tidak tercapai.
Refractory periods

 ABSOLUTE
 Setelah potensial aksi, bila ada stimuluis
kedua tidak akan menimbulkan potensial
aksi yang baru. Bagaimanapun kuatnya
stimuluis itu.
 Terjadi pada saat saluran na terbuka.
 RELATIVE

 Potensial aksi yang baru dapat muncul


bila ada stimulus yang melebihi
potensial ambang.
 Terjadi pada saat saluran K terbuka.
 Sel saraf relatif lebih sensitif pada saat
akhir periode refrakter dibandingkan
denag pada sawal periode refrakter.
TAHAP-TAHAP POTENSIAL AKSI
RANGSANG
 MEKANIK
 SUHU
 LISTRIK
 KIMIA

PROSES

TRANSDUKSI RESEPTOR

RESPONS
Perubahan Kegiatan Listrik Membran Reseptor

Penghantaran Kegiatan Listrik ke Pusat Saraf


Konduksi impuls

 Impuls adalah gerakan potensial


aksi sepanjang sel saraf

 Proses ini berjalan dengan


sendirinya dan gerakan ini disebut
dengan impuls.
Kecepatan konduksi

 Impuls berjalan dengan kecepatan


rata-rata 1 to 120 meter per detik
 Kecepatan konduksi dipengaruhi
oleh:
 diameter saraf
 suhu
 Ada tidaknya selubung myelin
Neuron yang bermyelin mengkonduksikan
impuls lebih cepat daripada yang tidak
bermyelin
Saltatory Conduction

 Bagian dari neuron yang tidak


diselubungi oleh myelin disebut nodus
ranvier.
 Potensial aksi hanya terjadi pada nodus
ranvier sehingga impuls loncat dari satu
nodus ke nodus berikutnya.
 Impuls yang lompat ini disebut
saltatory conduction.
Saltatory Conduction

 Karena impulsnya loncat melewati myelin,


maka impuls berjalan lebih cepat pada
neuron yang bermyelin dari pada yang
tidak bermyelin
KELELAHAN / FATIGUE
 Rangsang beruntun dengan kecepatan
tinggi (keadaan eksitasi diatas nilai
ambang eksitasi) pada sinaps eksitasi -
Neurotransmiter habis terpakai

 Faktor:
1. Banyak reseptor membran menjadi tidak aktif
2. Lambatnya difusi ion dengan kadar abnormal -
inhibisi
SENSASI NYERI DAN SUHU

 MAKNA RASA NYERI – Peringatan


bahwa ada kerusakan jaringan
 MACAM RASA NYERI DAN
KUALITASNYA
- NYERI CEPAT : tajam,tertusuk,
akut, elektrik
- NYERI LAMBAT: terbakar,
lambat,pegal, berdenyut, mual,
kronik
Sistim Saraf
Dapat dibagi menjadi:

I. Susunan Saraf Perifer/ Peripheral


Nerve System

II. Susunan Saraf Pusat/ SSP/ Central


Nerve System
I. Susunan Saraf Perifer/
Systema Nervosum Periphericum

 Nervi Cranialis
 Nervi Spinalis/Nervi Segmentales

Berdasarkan sifatnya :
 Sistem Saraf Visceral/ ANS
(Autonomic Sistim Saraf) :
 Sympathicus dan
 Parasympathicus
II. Susunan Saraf Pusat/SSP/CNS:

A. Encephalon/ Otak
Dalam cavum Cranium

B. Medulla Spinalis
Dalam Canalis vertebralis
Batang Otak / Truncus Encephalicus /
Brainstem:

 Mesencephalon
 Pons
 Medulla oblongata

 Istilah ini sering digunakan di klinik,


terdapat pusat-pusat vital antara lain:
pusat respirasi, cardiovascular.
Gambar 1:
Medulla Spinalis:

 Pars cervicalis (C1-8)


 Pars Thoracalis (Th 1-12)
 Pars Lumbalis (L1-5)
 Pars Sacralis (S1-5)
 Pars Coccygeus (Co 1)
 JUMLAHNYA 31 SEGMEN
Pars Coccigeus
DAERAH UTAMA FUNGSI
SSP
Sistem Saraf Pusat
 Merupakan organ kompleks: jaringan
saraf, pembuluh darah, jaringan ikat
pelindung & pendukung
 Fungsi: mengintegrasi, memproses,
dan mengkoordinasi data sensorik
dengan perintah motorik
Sistem Saraf Tepi
 Meliputi semua jaringan saraf di luar SSP
 Fungsi: menerima rangsang, menghantarkan
informasi sensorik, dan membawa perintah
motorik ke jaringan dan sistem perifer
 Berkas akson (serat saraf): membawa informasi
sensorik dan perintah motorik
 Setiap berkas saraf berhubungan dengan
pembuluh darah dan jaringan Ikat  saraf tepi
(nerves)
 Nervus yang keluar dari otak  saraf/nervus
kranial
 Nervus yang keluar dari medula spinalis 
saraf/nervus spinal
 Nervus cranial dan Nervus spinal
menghubungkan otak dan medulla spinalis
dengan reseptor dan organ efektor
 Secara fungsional sistem saraf perifer terbagi
menjadi sistem aferen dan sistem eferen.
a) Saraf aferen (sensorik) mentransmisi
informasi dari reseptor sensorik ke SSP
b) Saraf eferen (motorik) mentransmisi
informasi dari SSP ke otot dan kelenjar
 Sistem eferen dari sistem saraf perifer
memiliki dua (2) subdivisi :
 Divisi somatic (volunter) / SARAF SOMATIK
 berkaitan dengan perubahan di
lingkungan eksternal dan pembentukan
respons motorik volunteer pada otot
rangka.
 Divisi otonom (involunter) / SARAF OTONOM
 mengendalikan seluruh respon involunter
pada otot polos, otot jantung dan kelenjar
dengan cara mentransmisi impuls saraf
melalui dua jalur
 Saraf simpatis berasal dari area
torakal dan lumbal pada medulla
spinalis
 Saraf parasimpatis berasal dari
area otak dan sacral pada medulla
spinalis
 Sebagian besar organ internal di
bawah kendali otonom memiliki
inervasi simpatis dan parasimpatis.
Sistem Saraf Pusat
Cerebrum, Cerebellum & Medulla
Spinalis

Bagian Bagian
Aferen Sistem Saraf Perifer Eferen

Saraf Motorik Saraf Motorik


Somatik Otonom

Parasimpat Simpatis
is

Otot Otot Polos


Somatik Viseral Rangka Otot Jantung

Organ RESEPTOR Kelenjar

Organ EFEKTOR
Simpatis

Parasimpatis
DAERAH UTAMA FUNGSI SSP
 TINGKAT MEDULA SPINALIS
GERAKAN MELANGKAH DAN BERJALAN, R.REGANG, R.
SIKAP TUBUH (POSTURAL REFLEX)

 TINGKAT OTAK BAGIAN BAWAH


(TK.SUBKORTIKAL )
AKTIVITAS BAWAH SADAR , R.PERNAFASAN,
KARDIOVASKULAR, KESEIMBANGAN, REFLEKS UNTUK
MAKAN, JILATAN BIBIR, POLA EMOSI, MARAH, AGRESIF,
AKTIVITAS SEKSUAL,REAKSI NYERI, REAKSI THD RASA
SENANG.

 TINGKAT OTAK BAGIAN ATAS ( TK.KORTEKS )


GUDANG MEMORI YG. SANGAT BESAR DAN HARUS
BEKERJASAMA DG.TK. YG LEBIH BAWAH – BERPIKIR,
AKTIVITAS MOTORIK SADAR / VOLUNTER
Bagian dari otak
1. Myelencephalon, terdapat medulla
2. Metencephalon, terdiri dari pons dan
cerebellum
3. Mesencephalon, terdiri dari midbrain
(tectum and tegmentum)
4. Diencephalon, terdiri dari thalamus and
hypothalamus
5. Telencephalon, terdiri dari cerebrum
(cerebral cortex, basal ganglia, &
medullary body)
Struktur otak
A. Medulla (disebut juga medulla oblongata)
1. Lanjutan dari spinal cord
2. Terdiri dr dari traktus ascnden dan descenden
yang menghubungkan spinal cord & brain
3. Terdapat 3 vital centers:
1. Cardio inhibitory center, yg mengatur
heart rate
2. respiratory center, yg mengatur irama
pernafasan
3. vasomoter center, yg mengatur diameter
pembuluh darah
4. Asal dari 5 nervus cranialis
VIII/vestibulocochlear, IX/glossopharyngeal, X/
vagus, XI/ accessory, & XII/hypoglossal)
B. Pons
1. Jempatan penghubung antara spinal cord dng
otak & bagian-bagiannya
2. Asal dari 4 nervus cranialis (V or trigeminal,
VI or abducens, VII or facial, & VIII or
vestibulocochlear)
3. Terdapat area pneumotaxic center
(respiratory center)

C. Batang otak
1. Korpora quadrigemina - visual reflex &
stasiun relay informasi auditorius.
2. Asal dari 2 nervus cranialis (III or
oculomotor & IV or trochlear)
D. Talamus
Stasiun relay impuls sensorik

E. Hypothalamus
1. Kontrol SSO
2. Menghubungkan antara Sistim Saraf &
endocrine system
3. Kontrol temperatur tubuh
4. Regulasi makan
5. Pusat haus
6. bagian dari sistim limbik (emosi dan agresi)

F. Cerebelum
Berfungsi koordinasi, mempertahankan postur
dan keseimbangan
SEREBELUM
 BERPERAN DALAM:
 TIMING, SEQUENCING, & MONITORING
GERAKAN OTOT
 KEHALUSAN SAAT TERJADI PERUBAHAN
GERAKAN
 INTENSITAS KONTRAKSI OTOT
 KONTROL KONTRAKSI OTOT AGONIS-
ANTAGONIS
SEREBELUM
 MENERIMA 2 JENIS SINYAL: INPUT &
OUTPUT
 AREA FUNGSIONAL TERDIRI DARI:
 VERMIS
 ZONA INTERMEDIATE HEMISFER SEREBELI
 ZONA LATERAL HEMISFER SEREBELI
 LOBUS FLOKULONODULAR
SEREBELUM
SEREBELUM

 UNIT FUNGSIONAL:

 SEL PURKINYE

 NUKLEUS-NUKLEUS YANG TERLETAK

PROFUNDUS
SEREBELUM
SEREBELUM
SEREBELUM
Susunan saraf otonom

Fungsi SSO:
1. SS Simpatis
Menyiapkan tubuh terhadap aktivitas fisik
yang berhubungan stress. Respon ini sering
disebut dengan 'fight-or-flight' response

2. SS Parasimpatis
Meregulasi fungsi tubuh seperti pencernaan
dan menormalkan fungsi tubuh setelah 'flight-
or-flight' response ('rest & digest')
CORTEX CEREBRI

 Fungsi intelektual otak


 Proses Belajar dan Mengingat
PIKIRAN, KESADARAN DAN
INGATAN

 PIKIRAN
 Teori Holistik: Hasil dari pola
perangsangan berbagai bagian SS
pada saat bersamaan dan dalam
urutan yg.pasti dimana mungkin
terutama yg. melibatkan cortex
cerebri, thalamus, sistem limbik dan
bagian atas formatio reticularis
Kesadaran Manusia

a. Kesiapsiagaan yg. tertuju dan teratur


b. Kapasitas abstraksi
c. Kemampuan menceriterakan kejadian
d. Merencanakan dan untuk menarik
hubungan baru dari pengamatan
e. Kesiapsiagaan diri sendiri
f. Harga diri
 BELAJAR
 Akuisisi pengetahuan atau ketrampilan sebagai
konsekuensi dari pengalaman, instruksi atau
keduanya

 PELATIHAN “ TRAINING ”
 Proses sistematis yg.dilakukan berulang ulang
……..dst.

 INGATAN
 Simpanan pengetahuan, ilmu dan teknologi
untuk sewaktu waktu dipanggil kembali
 Jejak Ingatan “memory traces” – hasil
perubahan penjalaran sinaptik sebagai akibat
aktivitas neuron sebelumnya
Memori

 KLASIFIKASI
1) INGATAN JANGKA PENDEK

2) INGATAN JANGKA MENENGAH

3) INGATAN JANGKA PANJANG


INFORMASI YG.BARU
DIPEROLEH

Biasanya lenyap secara Penggalian kembali


permanen secara cepat
SIMPANAN INGATAN
JANGKA PENDEK

TIDAK MAMPU MENCARI &


MENGGALI KONSOLIDASI MEMBACA
KEMBALI
* LUPA * MENGINGAT

SIMPANAN INGATAN
JANGKA PANJANG
Biasanya hanya sementara Penggalian kembali yg.lebih
waktu tidak bisa mengakses lambat, kecuali ingatan yg
simpanan sepenuhnya telah mendarah
daging cepat diperoleh kembali
INGATAN JANGKA PENDEK

 Berlangsung beberapa detik atau


paling lama beberapa menit
 Mekanisme
 Penjalaran sinyal pada sirkuit
reverbrasi
 Fascilitasi dan inhibisi presinaptik
 Potensiasi sinaptik – saluran ion Ca
terbuka  exocytosis 
neurotransmiter
INGATAN JANGKA MENENGAH

 Berlangsung: menit – minggu


 Mekanisme
 Perubahan fisik, kimia atau
keduanya yg. bersifat sementara
 Terjadi pada ujung prasinaptik atau
mb. pascasinaptik
INGATAN JANGKA PANJANG

 Berlangsung bertahun – tahun atau


seumur hidup
 Sebagai hasil perubahan struktur
pada sinaps
- Peningkatan jumlah tempat
pelepasan vesikel sinaptik
- Peningkatan jumlah vesikel
transmiter
- Peningkatan jumlah ujung
presinaptik
AKTIVITAS OTAK - TIDUR

 AKTIVITAS OTAK sebagai akibat


eksitasi atau inhibisi
- Tidur
- Keadaan siaga
- Perangsangan ekstrem
- macam suasana hati: gembira,
depresi, takut
TIDUR

 TIPE TIDUR

1. TIDUR GELOMBANG LAMBAT

2. TIDUR PARADOKSAL (REM SLEEP)


TIDUR GELOMBANG LAMBAT

 Berlangsung dalam 4 stadium. Pada awal


tidur, seseorang berpindah dari tidur ringan
stadium 1 ke tidur stadium 4 selama
periode 30 – 45 menit kemudian berbalik
kembali melalui stadium yg sama dalam
periode yg sama pula.Pada akhir setiap
siklus tidur tdp episode tidur REM yg
berlangsung 10 – 15 menit
TIDUR GELOMBANG LAMBAT
 Karakteristik

 EEG – gelombang kian lambat dg.amplitudo bertambah


besar
 Aktivitas motorik – dijumpai tonus otot, sering
berubah posisi
 Denyut jantung, pernafasan, tekanan darah –
penurunan ringan
 Kecepatan metabolisme, fungsi vegetatif – turun (10 –
30%)
 Bermimpi – jarang (aktivitas mental tidak ada ), mimpi
tak dapat diingat lagi
 Tk.keadaan bangun (arousal) – mudah dibangunkan
 Persentase waktu tidur – 80%
 Karakteristik lain – memiliki 4 stadium, berbicara,
jalan saat tidur, mimpi buruk terjadi pada stadium 3
dan 4
Gangguan tidur

 Narkolepsi – serangan tidur yg


singkat (10 – 30 menit) yg tidak
dapat ditahan beberapa kali sehari /
jatuh tertidur selagi melakukan
aktivitas

 Insomnia
REM SLEEP
 Tidur paradoksal dianggap tidur paling dalam karena sulit
dibangunkan / tidur yg paling ringan karena mudah terbangun
sendiri

 Karakteristik
- EEG – serupa EEG orang terjaga atau
waspada
- Aktivitas motorik – inhibisi tonus otot secara mendadak tidak ada
gerakan
- Denyut jantung, tekanan darah,pernafasan – tidak teratur
- Mimpi – sering (perpanjangan pikiran saat terjaga, teringat
kembali
saat terjaga
- Tk. Keadaan bangun (arousal) – sulit dibangunkan, mudah
terbangun sendiri
- Persentase waktu tidur – 20 %
- Karakteristik lain – gerakan mata cepat
ALIRAN DARAH CEREBRAL(CBF), CAIRAN
CEREBROSPINAL(CSF/LCS), METABOLISME OTAK

 ALIRAN DARAH CEREBRAL


 Normal : 50 – 65 ml /menit /100 gram otak
700 – 900 ml/menit / seluruh otak
15 % cardiac output
 Pengaturan aliran darah cerebral – Metabolisme
jaringan cerebral
 Autoregulasi CBF – tekanan 60 – 140 mmHg
 Cerebrovascular accident (stroke)
- pembuluh darah rupture/ pecah
- pembuluh darah tersumbat oleh arteriosclrotic
plaque
PENGATURAN METABOLIK TERHADAP ALIRAN
DARAH

 KELEBIHAN CO2,  Penurunan O2


H+ ---- Penurunan
---- vasodelatasi PO2
– aliran darah < 30 mmHg
meningkat (normal
PO2 35 – 40
mmHg)– aliran
darah cerebral
mulai meningkat
CAIRAN CEREBROSPINAL
 Fungsi untuk melindungi otak
- benturan pada kepala – contrecoup
 Pembentukan, aliran, dan absorpsi CSF
Setiap hari dibentuk 500 ml
- 2/3 plexus choroideus dari 4 ventricel
- sekresi permukaan ependim ventricel dan
mb.arachnoid
- pembuluh darah -- ruang perivascular – otak
 Plexus choroideus – ventriculus lateralis – ventriculus III
– aquaductus Sylvius – ventriculus IV – foramen Luscha,
Magendi –ruang subarachnoideus –viliarachnoid – vena
sagitalis, sinus venosus
REFLEKS

 YAITU Reaksi-reaksi yang bersifat


otomatik dan tidak berubah-ubah yang
tidak melibatkan pusat fungsional yang
lebih tinggi

 Kesatuan anatomik SS:Neuron

 Kesatuan fungsional: lengkungan


refleks/reflex
MACAM-MACAM REFLEX
 Jenis refleks : r.eksteroseptif, r.proprioseptif,
r.visceroseptif, r.interoseptif
 Responnya: r.sekretorik, r. motorik
 Pusat refleks: r.cortical, r.bulbar, r.spinal
 Jumlah sinaps dalam lengkung refleks:
r. polisinaptik, r.monosinaptik
 Congenital / acquired: sucking r.,grasping r.,
r.fleksor, r.ekstensor
 Pathologis / Fisiologis : r.Babinski dan
variannya.
 Cara menimbulkan : tapping pada tendon, otot,
stimulus nyeri/yg. menyakitkan
Lengkung refleks
YAITU Jalur saraf yang dilewati impuls sewaktu
terjadi refleks.
Komponen refleks antara lain:

1.Receptor - berespon thd stimulus


2.Afferent pathway (sensory neuron) -
transmisikan impulse ke spinal cord
3.Central Sistim Saraf – proses imformasi
yang terjadi di spinal cord
4.Efferent pathway (motor neuron) -
transmisikan impuls ke luar spinal cord
5.Effector – otot atau kelenjar yang menerima
impuls dari motor neuron & membawa respon
Gambar 9.
GAMBAR 43 : LENGKUNG REFLEKS (REFLEX ARC)
Satu Motor Unit:
 Satu axon.
 Sejumlah serat otot yang dilayani.

 Motor unitnya kecil (3-6) untuk


otot pergerakkannya rumit:
Linguae, larynx, orbitalis occuli, otot
kecil pada manus/hands.
 Sebaliknya:lower limbs motor
unitnya > 100.
Efektor dan Alat Efektor:

 Efektor: Percabangan akhir serat-


serat eferen.

 Alat efektor: Otot skelet, otot polos,


otot jantung,glandulae.

 Alat efektor inilah yang sering


disebut efektor/effector saja.
Arti Klinis Reflex:

 Reflex rutin dilakukan, dan


mempunyai arti penting.

 Membantu menegakkan diagnosis


dan lokalisasi patologis/lesi.

 Pemeriksaan reflex anda dapatkan


dari fisiologi.
Lesi tr. Corticospinalis:

1. Upper Motor Neuron Lesi


Lesi mengenai jalur dari cortex
MS atau Nucleus motoris nervi
craniales.

2. Lower Motor Neuron Lesi


Lesi dari MS/cornu ventralis
nervous perifer.
Tanda-tanda UMN lesi:

 Paresis atau paralysis spastik.


 Hypertoni spastik.
 Hyperreflexi.
 Hilangnya reflex superficial.
 Atrofi yang pelan/lambat.
 Reflex Babinski positip.
 Klonus.
Tanda-tanda LMN Lesi:
 Flaccid paralysis.

 Hypotoni.

 Hyporeflexi.

 Atrofi dengan Cepat, oleh karena


denervasi.

Anda mungkin juga menyukai